direktorat pembinaan kursus dan kelembagaan … · 96 direktorat pembinaan kursus dan kelembagaan...

2
96 DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS M enghindari kejaran aparat Tramtib sepertinya sudah menjadi kebiasaan rutin yang dialami Suryanto sehari- hari. Bila sedang beruntung Suryanto bisa lolos dari kejaran aparat Tramtib. Tapi kalau sedang apes tidak jarang pula ia ditangkap aparat. Kalau sudah begitu ia akan dimasukkan ke panti sosial yang kemudian menjadi rumah penampungannya. Namun semingu kemudian dia bisa terbebas lagi. Tidak sekali ini saja Suryanto melakoni keluar masuk tempat penampungan. Sudah seringakali ia keluar masuk panti sosial. Suryanto merupakan salah satu dari sekian banyak anak yang biasa mengais rezeki di perempatan Matraman, Jakarta Timur. Kehidupan tidak menentu itu dilakoni Suryanto sejak umur sembilan tahun. Kalau tidak mengamen di perempatan, Suyanto biasanya mengamen di gerbong kereta api. Sebenarnya ada keingina Suryanto untuk sekolah, tapi apa daya tidak memiliki biaya. Akibatnya tidak ada pilihan bagi Suryanto untuk menjalani kehidupan anak jalanan. “ Dengan ngamen saya bisa punya uang untuk makan,” ungkap Jefri, sapaan akrab Suryanto. Namun sejak tahun 200 kehidupan bebas menjadi anak jalanan ia tinggalkan. Apalgi setelah dia bergabung di Rumah Singgah Bina Mandiri (RSBM) di kawasan Bukti Duri Jakarta Selatan. Berbeda dengan tempat penampungan lain, justru tinggal di RSBM ini dia merasa betah tinggal disana. Sebab di rumah singgah itu ia bisa Pengamen Yang Jadi Teknisi Komputer Suryanto Alumnus Kursus Rumah Singgah Bina Mandiri Jak Sel. dengan keterampilannya meng-operasikan computer tersebut, Suyanto bisa melupakan masa lalulunya yang kelam saat masih sering dikejar-kejar tramtib

Upload: phungdang

Post on 22-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN … · 96 DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS M enghindari kejaran aparat Tramtib sepertinya sudah menjadi

96 DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

Menghindari kejaran aparat Tramtib sepertinya sudah menjadi kebiasaan rutin yang dialami Suryanto sehari-

hari. Bila sedang beruntung Suryanto bisa lolos dari kejaran aparat Tramtib. Tapi kalau sedang apes tidak jarang pula ia ditangkap aparat. Kalau sudah begitu ia akan dimasukkan ke panti sosial yang kemudian menjadi rumah penampungannya. Namun semingu kemudian dia bisa terbebas lagi. Tidak sekali ini saja Suryanto melakoni keluar masuk tempat penampungan. Sudah seringakali ia keluar masuk panti sosial.

Suryanto merupakan salah satu dari sekian banyak anak yang biasa mengais rezeki di perempatan Matraman, Jakarta Timur. Kehidupan tidak menentu itu dilakoni Suryanto sejak umur sembilan tahun. Kalau tidak mengamen di perempatan, Suyanto biasanya mengamen di gerbong kereta api. Sebenarnya ada keingina Suryanto untuk sekolah, tapi apa daya tidak memiliki biaya. Akibatnya tidak ada pilihan bagi Suryanto untuk menjalani kehidupan anak jalanan. “ Dengan ngamen saya bisa punya uang untuk makan,” ungkap Jefri, sapaan akrab Suryanto.

Namun sejak tahun 200 kehidupan bebas menjadi anak jalanan ia tinggalkan. Apalgi setelah dia bergabung di Rumah Singgah Bina Mandiri (RSBM) di kawasan Bukti Duri Jakarta Selatan. Berbeda dengan tempat penampungan lain, justru tinggal di RSBM ini dia merasa betah tinggal disana. Sebab di rumah singgah itu ia bisa

PengamenYang Jadi Teknisi Komputer

Suryanto Alumnus Kursus Rumah Singgah Bina Mandiri Jak Sel.

dengan keterampilannya meng-operasikan

computer tersebut, Suyanto bisa

melupakan masa lalulunya yang

kelam saat masih sering dikejar-kejar

tramtib

Page 2: DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN … · 96 DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS M enghindari kejaran aparat Tramtib sepertinya sudah menjadi

KISAH SUKSES PESERTA DIDIK / ALUMNI

LEMBAGA KURSUSINDONESIA tahun 2009 97

melanjutkan sekolahnya. “Alhmadulillah semua biaya sekolah ditanggung rumah singgah, tugas kami hanya belajar dan belajar untuk menuntut ilmu, “ paparnya.

Kini sudah delapan tahun lebih ia tinggal di rumah singgah tersebut. Hampir setiap hari waktunya dihabiskan untuk tinggal di rumah singgah. Jika pagi ikut seklah formal, pulang sekolah mengikuti kegiatan ketermpilan yang diajarkan di rumah singgah. “Bagi saya sih engga ada bosannya menghuni rumah singgah. Asyik, banyak teman. Apalagi diberikan berbagai kegiatan keterampilan,” ucap pengamen jalanan asal solo, Jawa Tengah ini.

Alhasil dengan ketekunannya dalam belajar Jefri berhasil menyelesaikan sekolahnya hingga SMA. Selain itu, dari kegiatan lainya di rumah singgah, ia juga mahir mengoperasikan computer, dan membuat disain grafisl “Awalnya nyalain computer aja nggak tahu gimana. “Lihat barangnya aja belum pernah,” akunya sambil tersenyum malu.

Setelah setiap hari belajar keterampilan komputer akhirnya Suryanto dapat menguasai berbagai program seperti photoshop, corel draw, pagemaker,

dll. Dengan ketrampilan yang ia miliki itu kini Suryanto bisa melayani berbagai order desain, baik untuk spanduk maupun

baliho dan standing banner. Sudah banyak pula order yang di terimanya. Bahkan hampir setiap

hari ia selalu disibukkan dengan mendesai berbagai pesanan. “Saat ini kalau hanya rekayasa photo digital di kompter juga bisa, “ jelas Suryanto bangga.

Kini dengan keterampilannya meng-operasikan computer tersebut, Suyanto bisa melupakan masa lalulunya yang kelam saat masih sering dikejar-kejar tramtib. Dia juga berharap teman-teman di jalan bisa mengikuti jejaknya, belajar memiliki ketrampilan. Dengan

keterampilan itu bisa digunakan untuk hidup mandiri.