dini_i21112076_a2

2
Nama : Nur Has Dini Oktapiani NIM : I21112076 Pentingnya Pengetahuan Imunologi sebagai Pedoman Terapi ARV(Antiretroviral) pada ODHA(Orang Dengan HIV/AIDS) Reaksi imunologis merupakan mekanisme yang berkaitan dengan pertahanan host terhadap suatu antigen seluler ataupun non seluler. Respon imun seseorang terhadap unsur-unsur patogen sangat bergantung pada kemampuan sistem imun untuk mengenal molekul-molekul asing atau antigen yang terdapat pada permukaan unsur patogen dan kemampuan untuk melakukan reaksi yang tepat untuk menyingkirkan antigen. Imunologi adalah cabang ilmu biomedis yang berkaitan dengan respons organisme terhadap penolakan antigenic, pengenalan diri sendiri dan bukan dirinya,serta semua efek biologis, serologis dan kimia fisika fenomena imun. Lingkungan disekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur patogen misalnya bakteri, virus, jamur, protozoa dan parasit yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia. Infeksi yang terjadi pada manusia normal umumnya singkat dan jarang meninggalkan kerusakan permanen. Hal ini disebabkan tubuh manusia memiliki suatu sistem yaitu sistem imun yang melindungi tubuh terhadap unsur-unsur patogen 1 . Sistem imun dibagi atas dua jenis, yaitu sistem imun kongenital atau nonspesifik dan sistem imun didapat atau adaptif atau spesifik. Mekanisme pertahanan tubuh oleh sistem imun kongenital bersifat spontan, tidak spesifik, dan tidak berubah baik secara kualitas maupun kuantitas bahkan setelah paparan berulang dengan patogen yang sama. Sedangkan sistem imun didapat muncul setelah proses mengenal oleh limfosit (clonal selection), yang tergantung pada paparan terhadap patogen sebelumnya. Adanya sistem imun kongenital memungkinkan respon imun dini untuk melindungi tubuh selama 4-5 hari, yang merupakan waktu yang diperlukan untuk mengaktivasai limfosit (imunitas didapat)2. Sistem imun spesifik terbagi atas humoral dan selular, sel T berperan pada sistem imun spesifik selular. Sel T terdiri atas beberapa subset sel yaitu CD4 + dan CD8 +3 . Hal yang sudah tidak asing lagi yang bekaitan dengan sitem kekebalan tubuh ialah infeksi HIV(Human Immunodeficiency Virus). HIV merupakan retrovirus bersifat limfotropik khas yang menginfeksi sel-sel dari sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak sel darah putih spesifik yang disebut limfosit T-helper atau limfosit pembawa faktor T4 (CD4). Virus ini diklasifikasikan dalam famili Retroviridae, subfamili Lentiviridae, genus Lentivirus. Dasar utama terinfeksinya HIV adalah berkurangnya jenis Limfosit T helper yang mengandung marker CD4 (Sel T4). Limfosit T4 adalah pusat dan sel utama yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam menginduksi fungsi imunologik. Menurun atau menghilangnya sistem imunitas seluler, terjadi karena virus HIV menginfeksi sel yang berperan membentuk antibodi pada sistem kekebalan tersebut, yaitu sel Limfosit T4. Setelah virus HIV mengikatkan diri pada molekul CD4, virus masuk ke dalam target 4 .

Upload: nurhasdinioktapiani

Post on 07-Dec-2015

223 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dini_I21112076_A2

Nama : Nur Has Dini Oktapiani

NIM : I21112076

Pentingnya Pengetahuan Imunologi sebagai Pedoman Terapi ARV(Antiretroviral) pada ODHA(Orang Dengan HIV/AIDS)

Reaksi imunologis merupakan mekanisme yang berkaitan dengan pertahanan host terhadap suatu antigen seluler ataupun non seluler. Respon imun seseorang terhadap unsur-unsur patogen sangat bergantung pada kemampuan sistem imun untuk mengenal molekul-molekul asing atau antigen yang terdapat pada permukaan unsur patogen dan kemampuan untuk melakukan reaksi yang tepat untuk menyingkirkan antigen. Imunologi adalah cabang ilmu biomedis yang berkaitan dengan respons organisme terhadap penolakan antigenic, pengenalan diri sendiri dan bukan dirinya,serta semua efek biologis, serologis dan kimia fisika fenomena imun. Lingkungan disekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur patogen misalnya bakteri, virus, jamur, protozoa dan parasit yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia. Infeksi yang terjadi pada manusia normal umumnya singkat dan jarang meninggalkan kerusakan permanen. Hal ini disebabkan tubuh manusia memiliki suatu sistem yaitu sistem imun yang melindungi tubuh terhadap unsur-unsur patogen1.

Sistem imun dibagi atas dua jenis, yaitu sistem imun kongenital atau nonspesifik dan sistem imun didapat atau adaptif atau spesifik. Mekanisme pertahanan tubuh oleh sistem imun kongenital bersifat spontan, tidak spesifik, dan tidak berubah baik secara kualitas maupun kuantitas bahkan setelah paparan berulang dengan patogen yang sama. Sedangkan sistem imun didapat muncul setelah proses mengenal oleh limfosit (clonal selection), yang tergantung pada paparan terhadap patogen sebelumnya. Adanya sistem imun kongenital memungkinkan respon imun dini untuk melindungi tubuh selama 4-5 hari, yang merupakan waktu yang diperlukan untuk mengaktivasai limfosit (imunitas didapat)2. Sistem imun spesifik terbagi atas humoral dan selular, sel T berperan pada sistem imun spesifik selular. Sel T terdiri atas beberapa subset sel yaitu CD4+ dan CD8+3.

Hal yang sudah tidak asing lagi yang bekaitan dengan sitem kekebalan tubuh ialah infeksi HIV(Human Immunodeficiency Virus). HIV merupakan retrovirus bersifat limfotropik khas yang menginfeksi sel-sel dari sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak sel darah putih spesifik yang disebut limfosit T-helper atau limfosit pembawa faktor T4 (CD4). Virus ini diklasifikasikan dalam famili Retroviridae, subfamili Lentiviridae, genus Lentivirus. Dasar utama terinfeksinya HIV adalah berkurangnya jenis Limfosit T helper yang mengandung marker CD4 (Sel T4). Limfosit T4 adalah pusat dan sel utama yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam menginduksi fungsi imunologik. Menurun atau menghilangnya sistem imunitas seluler, terjadi karena virus HIV menginfeksi sel yang berperan membentuk antibodi pada sistem kekebalan tersebut, yaitu sel Limfosit T4. Setelah virus HIV mengikatkan diri pada molekul CD4, virus masuk ke dalam target4.

Antiretroviral merupakan suatu revolusi dalam perawatan ODHA. Terapi dengan antiretroviral atau disingkat ARV telah menyebabkan penurunan angka kematian dan kesakitan bagi ODHA. Manfaat terapi antiretroviral adalah sebagai berikut; menurunkan morbiditas dan mortalitas, pasien dengan ARV tetap produktif, memulihkan sistem kekebalan tubuh sehingga kebutuhan profilaksis infeksi oportunistik berkurang atau tidak perlu lagi, mengurangi penularan karena viral load menjadi rendah atau tidak terdeteksi, namun ODHA dengan viral load tidak terdeteksi, namun harus dipandang tetap menular, mengurangi biaya rawat inap dan terjadinya yatim piatu, serta mendorong ODHA untuk meminta tes HIV atau mengungkapkan status HIV-nya secara sukarela5. Terapi pengobatan ODHA ini tentunya mengacu pada aspek imunologi.

ARV ditemukan pada tahun 1996 dan mendorong suatu evolusi dalam perawatan penderita HIV/AIDS. Replikasi HIV sangat cepat dan terus-menerus sejak awal infeksi, sedikitnya terbentuk 10 miliar virus setiap hari. Namun karena waktu paruh virus bebas (virion) sangat singkat maka sebagian besar virus akan mati. Penurunan CD4 menunjukkan tingkat kerusakan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Pemeriksaan CD4 ini berguna untuk memulai, mengontrol dan mengubah regimen ARV yang diberikan6.

Menurut WHO waktu diberikannya ART dibagi dalam dua kategori, apakah ada perhitungan CD4. Penghitungan TLC dapat digunakan sebagai pengganti hitung CD4, meskipun hal ini dianggap kurang bermakna pada pasien asimptomatis. Stadium IV menurut kriteria WHO (AIDS) tanpa memandang hitung CD4, stadium III menurut kriteria WHO dengan CD4 < 350 sel/ mm3, stadium I-II menurut kriteria WHO dengan CD4 ≤ 200 sel/mm3. Sedangkan stadium IV dan III menurut WHO tanpa memandang TLC, stadium II dengan TLC ≤ 1200 sel/mm3.

Page 2: Dini_I21112076_A2

DAFTAR PUSTAKA

1. Harti, Sri Agnes. Imunologi Dasar dan Imunologi Klinis. Yogyakarta. Graha Ilmu. 20132. Flachsmann. Echinacea purpurea Nonclonal Immuno Strategies and its modulations. Phyto

Novum. 2001.3. Baratawidjaja, Karen. Imunologi Dasar. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 20134. Kumar and Mitchell. Basic Pathology 8th Edition. Jakarta: EGC. 20075. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Orang

Dengan HIV/AIDS (ODHA). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 20066. Murtiastutik, D. Buku Ajar Infeksi Menular Seksual Edisi 1. Surabaya : Airlangga University

press. 2008