dinamika hubungan bilateral indonesia dan …

77
DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN AUSTRALIA DALAM PENANDATANGANAN KERJASAMA INDONESIA-AUSTRALIA COMPREHENSIVE ECONOMY PARTNESHIP AGREEMENT (IA-CEPA) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Oleh Krisdayanti Liling 4517023007 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS BOSOWA 2020

Upload: others

Post on 13-Nov-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

i

DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN AUSTRALIA

DALAM PENANDATANGANAN KERJASAMA INDONESIA-AUSTRALIA

COMPREHENSIVE ECONOMY PARTNESHIP AGREEMENT (IA-CEPA)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik

Oleh

Krisdayanti Liling

4517023007

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS BOSOWA

2020

Page 2: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

ii

Page 3: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan Ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

karunia yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN

AUSTRALIA DALAM PENANDATANGANAN KERJASAMA IA-CEPA

(Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement).

Skripsi ini dibuat penulis untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.Ip) pada jurusan Ilmu Hubungan

Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Bosowa Makassar.

Dalam tulisan ini penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari

kata sempurna, terdapat banyak kekurangan baik dalam cara penulisan maupun

dalam pembahasan skripsi. Hal ini disebabkan karena mengingat penulis hanyalah

manusia yang memiliki keterbatasan. Dengan ini penulis menerima kritik dan

saran yang membangun untuk menjadikan tulisan ini lebih baik lagi.

Dalam mengerjakan skripsi ini, penulis selalu mendapat semangat , bimbingan

dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu penulis menucapkan terimakasih

yang tak terhingga kepada yang terhormat Bapak Arief Wicaksono S.Ip., M.A dan

Ibu Beche Bt Mamma S.Ip., M.A selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing dan mengarahkan penulis

dalam penulisan skripsi ini. Selain pembimbing, penulis juga mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Kedua orang Tua yang telah mendoakan dan membiayai penulis hingga

penulisan skripsi ini selesai. Kiranya Tuhan Yesus melindungi dan

memberikan kesehatan kepada Mama dan Papa’ dan keluarga penulis.

2. Saudara saya yang tak henti-Nya memberikan dukungan dalam

penyelesaian skripsi saya, Daud Bondon, Darius Bondon, Daniel Rama’,

Dorcelina Dalle S.H , dan Darmiati Sa’dan Amd,kep (selaku kakak )

Dawita Rama dan Petronela Angel (selaku adik ) Matius Sanda’, Rudi

Hartono, Faustina Nurmila, Melinda Amd,Kep , dan Yustina karimba

S.E (selaku kakak ipar) Lethisya Aurelia Elisabeth Tirta, Leonel Justin

Nataniel, Levia Caterinee Queensha, Zadriel Sanda’ dan Aldwin Hartono

(selaku keponakan).

3. Paman, Tante, Sepupu serta keluarga besar penulis yang selalu

memberikan dukungan dan doanya.

4. Yth. Bapak Arief Wicaksono, S.Ip., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bosowa Makassar.

5. Yth. Bapak Zulkhair Burhan, S.Ip., M.A selaku Ketua Prodi Jurusan Ilmu

Hubungan Internasional Universitas Bosowa Makassar.

Page 4: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

iv

6. Yth. Bapak Asy’ari Mukrim, S.Ip., M.A selaku Dosen Jurusan Ilmu

Hubungan Internasional

7. Yth. Bapak Ahmad Tariqhul, S.Ip., M.A selaku Dosen Jurusan Ilmu

Hubungan Internasional

8. Yth. Ibu Beche Bt. Mamma, S.Ip., M.A selaku Dosen Jurusan Ilmu

Hubungan Internasional

9. Yth. Ibu Finaliyah Hasan, S.Ip., M.A selaku Dosen Jurusan Ilmu

Hubungan Internasional

10. Yth. Ibu Fivi Elvira, S.Ip., M.A selaku Dosen Jurusan Ilmu Hubungan

Internasional

11. Yth. Bapak budi dan Ibu Mega selaku staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bosowa Makassar.

12. Saudara Seperhimpunan penulis PMKRI Cab. Makassar yang selalu

memberikan semangat untuk menyelesaikan skirpsi.

13. Sahabat penulis, Nanda, Nisa, Angeloo yang selalu memberi semangat.

14. Teman-teman ujian; Puput, Eby, Ian, Wahyu, Ajmain, Ardy, Yudho,

Winda, Regit, dan Jessy yang juga selalu memberi dukungan.

15. Teman-teman seangkatan dari AIROS yang memberi semangat, serta

seluruh orang yang berperan yang tidak sempat saya sebutkan satu per

satu.

16. Terakhir, Yulius Aryanto Mukkun yang tak pernah kenal lelah selalu

memberi dukungan dan menolong penulis dalam menyelesaiakan skripsi

ini.

Makassar, 06 Maret 2021

Penulis

Page 5: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Batasan Dan Rumusan Masalah .............................................................. 5

C. Tiujuan Dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 5

D. Kerangka Konseptual.............................................................................. 6

E. Metode Penelitian ................................................................................... 12

F. Rancangan Sitematika Pembahasan ....................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 14

BAB III GAMBARAN UMUM..................................................................... 20

A. Putaran Perundingan IA-CEPA .............................................................. 20

B. Perundingan IA-CEPA Pertama Tahun 2010 ......................................... 21

C. Perundingan IA-CEPA Kedua Tahun 2013 ............................................ 26

D. Perundingan IA-CEPA Putaran Ke 3-12 ................................................ 27

E. Perundingan IA-CEPA Putaran Keempat Tahun 2016 .......................... 28

F. Perundingan IA-CEPA Putaran Kelima Tahun 2016 ............................ 29

G. PUTARAN 6 SAMPAI DENAN PUTARAN 12 ................................. 30

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 37

A. Dinamika Hubungan Pemerintah Indonesia Dan Australia

Dalam Penandatanganan IA-CEPA ....................................................... 35

B. Kepentingan Nasional Indonesia dan Australia Dalam Penandatangan

Kerjasama IA-CEPA ............................................................................. 43

C. Dua Belas Putaran IA-CEPA .................................................................. 54

BAB V KESIMULAN DAN SARAN............................................................ 65

A. Kesimpulan ............................................................................................. 65

B. Saran ....................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68

Page 6: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

vi

ABSTRAK

Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti bagaimana dinamika hubungan

bilateral Indonesia dan Australia dalam mencapai kesepakan kerjasama IA-CEPA

(Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement). Dalam

hal ini penulis menggunakan konsep kepentingan nasional.Kepentingan Nasional

merupakan seperangkat tujuan yang dimiliki oleh Negara untuk memaksimalkan

potensi Negara untuk mendapatkan hasil maksimal. Indonesia dan Australia

merupakan dua negara yang sudah lama menjalin hubungan bilateral sejak Tahun

1940-an. Namun dalam kerjasama khususnya di bidang ekonomi kedua Negara

dapat di katatakan tidak begitu baik, Sehingga kedua Negara membentuk mitra

kerja yaitu IA-CEPA guna mempererat hubungan bilateral terkhusus dalam

kerjasama ekonomi.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, terjadinya ketegangan politik yang

mengakibatkan adanya perbedaan dalam prioritas kepentingan masing-masing

Negara yang dimana membuat peendatangan IA-CEPA mengalami keterlambatan

dalam mengambil keputusan.

Kata kunci: Penandatanganan kerjasama IA-CEPA, Hubungan Bilateral.

Page 7: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia dan Australia merupakan dua negara yang sudah lama menjalin

hubungan bilateral. Hubungan bilateral kedua negara sudah dimulai dan

diterapkan sejak tahun 1940-an. Namun Hubungan Indonesia – Australia dalam

bidang perdagangan tidak begitu harmonis. Dengan mmpertimbangkan posisi

geografis yang strategis, hubungan dagang seharusnya menjadi prioritas utama

di dalam hubungan kerjasama internasional di antar kedua negara. Namun yang

terjadi adalah kerjasama perdagangan diantara kedua negaraa membutuhkan

waktu yang lama sebelum kedua negara bersepakat untuk meningkattkan

nilai perdagangannya melalui kerangka kerjasama Indonesia-Australia

Comprehensive Economoic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Sebelum kerangka kerja IA-CEPA sendiri dinegosiasikan, kedua

negara telah menjalin hubungan kerjasama perdagangan melalui kerangka

perjanjian (ASEAN – Australia and New Zealand Free Trade Agreement)

AANZFTA yang telah disepakati sejak tahun 2010, dalam hall ini negosiasi

kerangka kerjasama IA-CEPA mengikuti acuan yang telah disepakati dalam

AANZFTA. Dengan begitu, dalam pelaksanaanya anggota negara ASEAN

yang akan melakukan negosiasi bilateral dengan Australia ataupun New Zealand

harus mengacu pada perundingan AANZFTA .Walaupun kedua negara telah

tergabung dalam kerangka kerja AANZFTA, hal terhsebut tidak memberikan

dampak yang signifikan mengenai hubungan perdagangan kedua negara.

Page 8: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

2

Dapat dilihat dibawah ini bahwa nilai investasi dan perdagangan Indonesia

mengalam pasang surut. Dijelaskan bahwa angka tertingi investasi Australia

pada tahun 2011 senilai 743,6 juta US$ dan perdagangan Indonesia – Australia

pada tahun 2012 mencapai 10,8 milliar US$. (Kementrian perdagangan

Indonesia, 2016).

Investasi paling rendah Australia ke Indonesia psada tahun 2018

senilai 4,1 milliar US$ dan perdagangan paling rendah senilai 89,7 juta US$ pada

tahun 2011. Awal mula terbentuknya IA-CEPA pada tahun 2005 Indonesia dan

Australia sepakat untuk membahas kerjasama perekonomian kedua negara

melalui Joint Declaration Comprehensive Partnership.

Pembahasan berlanjut pada tahap joint Feasibility Study yang

diselenggarakan pada tahun 2007 dengan melibatkan ppihak pemerintah, swasta,

dan akademis guna mengkaji serta menganalisis peluang dan hambatan –

hambatan yang akan terjadi. Setelah pembahasan mengenai analisis selesai,

Indonesia – Australia yang diwakilkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono

(Presiden Indonesia) dan Julia Gillard (Perdana Menteri Australia) sepakat untuk

meluncurkan negosiasi pada tahun 2010.

Poin kedua yaitu kemitraan, maksudnya adalah negosiasi IA-CEPA bukan

hanya membahas tentang barang, jasa dan investasi, lebih dari itu terdapat

Vocational Education Training, Higher Educational and Health sector. Poin

ketiga adalah saling menguntungkan, yang mana dari negosiasi ini

diharapkan menjdi perjanjian yang menghasilkan keuntungan yang

berimbang dan dapat diimplementasikan dalam jangka panjang (Perdagangan,

Momentum baru kemitraan Indonesia Australia (IA-CEPA), 2018).

Page 9: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

3

Terdapat poin – poin penting yang menjadi acuan utama bagi kedua

negara dalam membahas kerangka negosiasi IA-CEPA. Adapu cakupan utama

yang tertuang dalam IA-CEPA adalah sebagai berikut, terdapat tiga poin

utama yang menjadi acuan negosiasi IA-CEPA. Pertama yaitu

momentum, yang dimaksud momentum adalah negosiasi ini merupkan

momentum bagi kedua negara untuk meningkatkan perekonomian dan berperan

dalam Global Value Chain. Dalam kerangka kerja IA-CEPA yang luas,

membutuhkan analisis mendetail serta kajian yang luas, yang mana hal

tersebut berpengaruh terhadap lamanya negosiasi tersebut dilangsungkan.

Sampai proses negosiasi tersebut selesai secara teknis, semenjak peluncuran IA-

CEPA telah mengadakan putaran sebanyak 12 kali selama delapan tahun (2010-

2018).

Beberapa peristiwa politik terjadi selama proses negosiasi peandatangan

IA-CEPA yaitu eksekusi mati Sembilan (9) orang pengedar Narkoba yang berasal

dari Australia atau yang di kenali dengan Duo Bali Nine. Peristiwa ini menjadi

salah satu penyebabkan meningkatnya ketegangan hubungan di antara Australia

dan Indonesia, disaat yang bersamaan juga berdampak kepada hubungan

perdaganga yg terjalin di antara kedua negara pada masa pemerintahan President

Joko Widodo. Eksekusi mati Duo Bali Nine saat itu tidak hanya menggemparkan

masyarakat di Australia melainkan menjadi perbincangan hangat di kancah

internasional. Para pengedar narkoba tersebut ditangkap saat berada di Bandara

Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Pada bulan September 2005, Kejaksaan Tinggi Bali

memutuskan kesembilan warga negara Australia dikenakan tuduhan kepemilikan

Page 10: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

4

dan perdagangan heroin dgan ancaman maksimal adalah hukuman mati.

Kemudian di tahun 2014, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa dirinya tidak

akan memberikan grasi kepada terpidana kejahatan narkotika (CCN, 2015).

Perlakuan Indonesia terhadap Bali Nine tersebut tidak dpt diterima oleh

Australia. Oleh karena itu, setelah Indonesia menarik duta besarnya pada tahun

2013 silam, Australia menyusul menarik Duta Besar Australia untuk Indonesia di

bulan April 2015. Tidak hanya menarik duta besarnya, Perdana Menteri Australia,

Tony Abbott menyatakan bahwa negaranya akan menurunkan bantuan asing

Australia ke Indonesia. Australia sendiri adalah negara pemberi bantuan asing

terbesar ke dua di Indonesia setelah Jepang. Selain itu, di kalangan masyarakat

Australia terdapat pula upaya pemboikotan destinasi wisata favorit ke wilayah di

Indonesia meskipun pada akhirnya hal tersebut tidak terlalu berdampak signifikan

kepada para wisatawan Australia ke Indonesia (Lisbet, 2015).

Menurut penulis hal ini menarik di teliti karena, seperti yang tertera pada

buku dan jurnal yang penulis baca (Dugi, 2016)yang membahas tentang negosiasi

dalam penandatangan IA-CEPA, dan (Rindu, 2016)yang membahas tentang

bagaimana hubungan bilateral kedua Negara dapat terjalin) jadi judul ini belum

pernah di teliti sebelumnya, mengingat bahwa Indonesia dan Australia sudah

menjalin hubungan kerjasama dari tahun 1940, namun apa apa yang menjadi

landasan sehingga penandatanganan IA-CEPA itu sendiri berlansung cukup lama

dalam kurun waktu kurang lebih 10 Tahun dan melakukan 12 kali pertemuan.

Sehingga penulis mengangkat judul tersebut.

Page 11: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

5

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti paparkan di atas, IA-

CEPA merupakan sebuah kerjasama A ekonomi yang di lakukan oleh

Indonesia denganN Australia. Dalam kesepakatan IA-CEPA ini terjadi proses

negosiasi yang cukup panjang sejak 2010 hingga 2018. Hal ini menjadikan

topik ini sangat menarik untuk diangkat peneliti yang terkait dengan dinamika

yang terjadi dengan pemerintah Indonesia dan Australia untuk mencapai

kesepakatan IA-CEPA. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti akan berfokus

untuk melihat bagaimana strategi Indonesia untuk mencapai kesepakatan

tersebut.

2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka saya mengambil rumusan

masalah yang akan dibahas dalam penelitian yaitu: Bagaimana Dinamika

pemerintah Indonesia dan Australia untuk mencapai kesepakatan IA-

CEPA?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah di tetapkan maka penulisan ini

memiliki tujuan yaitu menganalisis dan mengetahui dinamika yang terjadi

dalam penandatanganan IA-CEPA pada tanggal 31 Agustus 2018

Page 12: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

6

2. Kegunaan Penelitian

a. Tulisan ini diharapkan memberikan informasi tentang dinamika

penandatangan IA-CEPA.

b. Penulisan ini di harapkan bisa menjadi referensi bagi para pelajar yang

sedang mengkaji tentng Hubungan Diplomatik Indonesia-Australia.

c. Memberikan wawasan bagi penstudi Hubungan Internasional yang

melakukan penelitian.

d. Tulisan ini diharapkan bisa di gunakan penulis sebagai syarat untuk

menyelesaikan Studi Strata Satu ( S-1 ) dalam program Studi Hubungan

Internasional, fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Bosowa Makassar.

D. Kerangka Konseptual

Untuk melihat kepentingan suatu negara di dalam kerja sama internasional

yang bersifat bilateral, penulis akan melihat menggunakan salah satu konsep

kepentingan nasional untuk membantu penulis menganalisis kerja sama IA-CEPA

menurut Hans J. Morgenthau.

Kepentingan nasional adalah seperangkat tujuan yang dimiliki oleh negara

untuk memaksimalkan potensi negara untuk mendapatkan hasil maksimal.

Terdapat empat kepentingan dasar yang merupakan kepentingan nasional suatu

negara, yatiu kepentingan tanah air, kepentingan kesejahteraan ekonomi, katanan

dunia, dan kromosi nilai-nilai.

Kepentingan tanah air terkait dengan cara negara untuk dapat melindungi

kedaulatan negaranya dari gangguan yang bersifat internal maupun eksternal.

Page 13: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

7

Kepentingan ekonomi terkait dengan cara negara untuk dapat membantu

meningkatkan perekonomian di negara tersebut.

Kepentingan tatanan dunia adalah usaha negara untuk menciptakan suatu

perdamaian antar negara di dunia. Kemudian kepentingan promosi nilai-nilai lebih

berkaitan dengan cara negara menunjukkan kepada masyarakat internasional

mengenai nilai-nilai yang dianut oleh negaranya. Kepentingan nasional yang

menjadi tujuan dari suatu negara dapat diimplementasikan melalui kebijakan luar

negeri.

Oleh karena itu, kepentingan nasional dengan kebijakan luar negeri tidak

dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Proses dan dinamika-dinamika yang

terjadi pada saat pengambilan keputusan kebijakan luar negeri itu lah yang pada

akhirnya menuntun negara untuk menentukan pilihan yang tepat. Suatu negara

dapat menghasilkan kebijakan yang berbeda terkait dengan suatu kasus tergantung

dari proses pengambilan keputusannya. Jika kita memahami bagaimana keputusan

tersebut diambil, maka kita akan lebih memahami suatu bias, persepsi, maupun

motivasi atau niat dari negara tersebut. (Morgenthau, 1952)

Pemimpin dari suatu negara memutuskan untuk berperang, membuat

aliansi, menjalin kerja sama dengan negara lain bahkan melakukan ratifikasi atas

suatu perjanjian internasional terkait lingkungan misalnya akan melewati proses

dalam pengambilan keputusan kebijakan luar negeri terlebih dahulu. Dalam

mengeluarkan keputusan kebijakan luar negeri, suatu negara memiliki

kepentingan nasional yang menjadi dasar atau pedoman untuk memilih kebijakan

yang tepat.

Page 14: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

8

1. Kepentingan Nasional Indonesia

Dalam meningkatkan perekonomiannya, Indonesia bekerja sama

dengan berbagai negara disekitarnya. Kerjasama tersebut berbentuk

multilateral yaitu ASEAN atau AANZFTA maupun berbentuk bilateral seperti

Indonesia dengan Australia membentuk IA-CEPA. Perundingan kerja sama

berbasis ekonomi antara Indonesia dan Australia yang disebut IA-CEPA ini,

sempat terhenti akibat adanya konflik politik yang terjadi antara tahun 2013

hingga 2016. Kemudian di tahun 2016, Australia mengunjungi Indonesia

dengan agenda mengajak Indonesia untuk mengaktifkan kembali perundingan

kerja sama IA-CEPA.Indonesia memiliki dua pilihan berbeda, yakni menerima

untuk mengaktifkan perundingan kerja sama seperti yang diminta oleh

Australia atau menolak untuk mengaktifkan perundingan kerja sama tersebut.

Dalam menentukan pilihannya sebagai bentuk suatu kebijakan luar negeri,

terdapat tiga hal penting yang menjadi faktor penentu pilihan mana yang

kemudian akan dipilih oleh negara, yakni tujuan, pilihan atau alternatif yang

tersedia, dan konsekuensi. (Pusat Kebijakan Kerjasama Perdagangan

Internasional Badan Pengkajian, 2016).

Indonesia harus memperhitungkan kerugian dan keuntungannya dari

masing-masing pilihan tersebut. Kemudian menganalisis pilihan mana yang

memberikan keuntungan paling banyak untuk negara serta pilihan mana yang

dapat mengakomodir kepentingan nasional. (Pusat Kebijakan Kerjasama

Perdagangan Internasional Badan Pengkajian, 2016).

Page 15: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

9

Dalam perihal ini, Indonesia di tahun 2005 sepakat untuk menjalin

suatu kerja sama ekonomi bersama dengan negara tetangganya, Australia

namun di tahun 2013 perundingan kerja sama tersebut terhenti. Di tahun 2013

hingga 2016, PDB Indonesia memang meningkat namun tidak signifikan.

Selain itu, di tahun 2016, rasio perdagangan terhadap PDB Indonesia juga

paling kecil apabila dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN padahal

luas wilayah Indonesia paling besar diantara negara ASEAN lainnya. Di tahun

yang sama pula, ekspor kelapa sawit Indonesia sedang menurun dan pasarnya

cenderung stagnan.

2. Kepentingan nasional Australia

Normalisasi hubungan dengan Indonesia setelah terjadinya konflik pada

tahun 2013-2015, Australia mencapai surplus perdagangan dengan

meningkatnya nilai ekspor, memperoleh produk dan jasa impor unggul dengan

biaya yang lebih murah.Total perdagangan dua arah barang dan jasa dengan

Indonesia bernilai $17,6 miliar, menjadikan Indonesia sebagai mitra dagang

terbesar ke-14 Austraalia. Hal ini merupakan bentuk dari keunggulan atau

keuntungan yang di dapat melalui kesepakatan IA-CEPA yang memberikan

peluang bisnis baik bagi Indonesia maupun Australia untuk memperluas dan

juga mendiversifikasi kemitraan ekonomi ini. (DFAT D. , 2019)

Melalui IA-CEPA, Investor Australia akan mendapatkan kemudahan

untuk berinvestasi di sector jasa keuangan, agribisnis, pariwisata,

pertambangan, rumah sakit, infrastruktur dan pendidikan. Indonesia tidak akan

dapat membatasi tingkat kepemilikan Australia atau mengharuskan

Page 16: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

10

kepemilikan divestasi di bawah persentase yang disepakati (dengan

pengecualian terbatas). Sebagai salah satu ekonomi dengan pertumbuhan

tercepat di Indo-Pasifik, Indonesia menghadirkan peluang signifikan bagi

bisnis Australia. Hasil akses pasar pada layanan dan investasi akan

memberikan peningkatan kepastian bagi bisnis Australia dan penyedia layanan

pasar di Indonesia, termasuk tingkat kepemilikan Australia yang terjamin.

(Keuntungan IA-CEPA bagi Australia, 2019)

Meningkatkan akses ke pasar layanan masing-masing dan mengatasi

hambatan untuk meningkatkan investasi Australia di Indonesia dan investasi

Indonesia di Australia. Berdasarkan beberapa perkiraan, Indonesia akan

menjadi ekonomi terbesar kelima di dunia pada tahun 2030, dan IA-CEPA

memastikan bahwa Australia berada pada posisi yang tepat untuk

memperdalam kerja sama ekonomi dan berbagi dalam pertumbuhan ekonomi

Indonesia. Sebagai mitra strategis dan dua ekonomi terbesar di Asia Tenggara,

perjanjian ini juga melengkapi dan mendukung kepentingan bersama antara

Indonesia dengan Australia dalam membina kawasan yang aman dan makmur.

IA-CEPA juga berisi tentang seperangkat aturan modern berkualitas tinggi

yang mengatur perlakuan layanan dan investasi sebagai aturan modern tentang

perdagangan digital. Kewajiban diimbangi dengan perlindungan yang kuat

untuk menjaga hak Australiauntuk mengatur kepentingan umum. Kerjasama

ekonomi di bawah IA-CEPA akan membantu dalam implementasi perjanjian,

mendukung fasilitasi perdagangan dan menyediakan jalur untuk liberalisasi di

masa depan. (DFAT D. , 2019)

Page 17: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

11

Program kebijakan luar negeri Indonesia di tahun 2016 mengikuti

program kebijakan yang telah dibuat di tahun 2015 yakni setelah Joko Widodo

resmi menjabat sebagai Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia dimana

program tersebut akan berjalan selama masa jabatannya tahun 2014-2019.

Salah satu sector yang termasuk kedalam pilar utama program

kebijakan luar negerinya adalah diplomasi ekonomi. Adanya diplomasi

ekonomi di sektor perdagangan, investasi, pariwisata, maupun pembentukan

kerja sama-kerja sama ekonomi ini berperan penting untuk dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia. Dalam rangka peningkatan

diplomasi ekonomi, berdasarkan dari laporan rencana strategis Kementerian

Luar Negeri tahun 2015-2019 terdapat 12 strategi yang diantaranya adalah:

(Rindu, 2016)

a. Memperkuat diplomasi ekonomi pada forum bilateral, regional, maupun

global untuk menopang kemandirian ekonomi nasional.

b. Memperluas pasar bagi produk maupun jasa Indonesia di sektor investasi

serta pariwisata.

c. Memperkuat diplomasi Indonesia ke negara dengan prospek pasar yang

baik.

d. Mendorong adanya kerja sama perdagangan dan investasi yang sifatnya

seimbang dan berkelanjutan.

e. Merumuskan kebijakan-kebijakan dalam berbagai kerja sama ekonomi

seperti Free Trade Agreement (FTA) atau Comprehensive Economic

Partnership (CEPA) sesuai dengan kepentingan nasional Indonesia.

Page 18: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

12

Dalam kasus IA-CEPA penulis mengklasifikasikan sebagai berikut (1)

konflik yang terjadi antara Indonesia dan Australia; (2) mengakibatkan

Penandatanganan IA-CEPA terhenti; (3) Dinamika yang berdampak terhadap

penandatanganan IACEPA berjalan sangat lama.

Berbeda dengan penelitian-penelitian yang di lakukan sebelumnya, hal

yang membedakan penelitian ini adalah pengunaan konsep kepentingan nasional.

Dengan mengklasifikasikan menjadi tiga bagian tersebut mempermudah penulis

dalam menganalisis kasus Dinamika yang terjadi dalam penandatangan IA-CEPA

yang memakan waktu lama daripada perjanjian perdagangan Australia pada

umumnya. (2018)

E. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tipe

penelitian deskriptif prediktif.

2. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan dua sumber data yaitu

data Primer dan Sekunder.

a. Data Primer

Data ini akan penulis peroleh dari buku, jurnal dan website serta

orang-orang yang memiliki pengetahuan lebih tentang objek penelitian.

b. Data Sekunder

Data ini akan penulis peroleh dari hasil bacaan penulis dari jurnal

akademik, buku yang berkaitan dengan tema yang penulis teliti, website-

Page 19: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

13

website yang terkait dengan tema penelitian yaitu dinamika hubungan

bilateral Indonesia-australia dalam penandatanganan IA-CEPA

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, telaah pustaka dilakukan dengan cara menelusuri

berbagai literatur seperti buku teks, buku elektronik, jurnal online, skripsi

dalam bentuk elektronik serta artikel maupun laporan tentang kerjasama ini.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisi yang akan digunakan oleh penulisn adalah analisis data

kualitatif dimana permasalahan digambarkan berdasarkan fakta-fakta dan

kemudian dikorelasikan dengan data yang lain sehingga bisa ditarik sebuah

kesimpulan. Teknik analisis yang dilakukan secara kualitatif ini juga memiliki

tujuan untuk memberi penjelasan secara sistematis, faktual telaah untuk

mendalami studi permasalahan yang akan dijawab.

F. Rancangan Sistematika Pembahasan

Penelitian ini akan terbagi dalam lima (5) bab, sebagai berikut, pada bab

pertama (1) penulis akan memaparkan latar belakang, identifikasi masalah,

metode penelitian, teknik pengumpulan data, serta sistematika pembahasan; pada

bab kedua (2) penulis akan menjelaskan tentang bagaimana Dinamika hubungan

bilateral Indonesia-Australia dalam penandatanganan Indonesia-Australia

Comprehensive Economy Partnership Agreement ( IA-CEPA ). Apa yang

mendorong terjalinnya Kerjasama Indonesia-Australia. pada bab ketiga (3) akan

berbicara tentang faktor-faktor yang membuat kerjasama ini berhasil; pada bab

keempat (4) akan membahas terkait judul yang saya teliti, pada bab terakhir yaitu

bab kelima (5) akan memberikan kesimpulan tentang analisa dan bacaan tersebut.

Page 20: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Setiap negara memerlukan politik luar negeri untuk melakukan interaksi

dengan negara lain di dalam sistem internasional. Kebijakan luar negeri sendiri

merupakan alat bagi negara untuk memenuhi kepentingan nasional serta sebagai

suatu strategi sebuah negara untuk mendapatkan keuntungan di dalam lingkup

internasional (Perwita & Yani, 2005).

Penulis meneliti tentang bagiamana Implikasi kemitraan bilateral kedua

negara mempengaruhi perdangangan bebas kehadiran IA-CEPA ini untuk

memperkuat dan memperluas ruang perdagangan, investasi, dan kerjasama

ekonomi antara Australia dan Indonesia. Perjanjian IA-CEPA ini merupakan suatu

kesempatan untuk menciptakan langkah perubahan dalam hubungan Indonesia

dan Australia karena kedua negara akan memasuki suatu tahapan kerjasama dan

hubungan baik yang belum ada sebelumnya. Dapat dilihat Perbedaan penulis

melalui Jurnal diatas lebih menliti mengenai Implikasi Perjanjian Kemitraan

Ekonomi Kopmerhensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) Terhadap perdagangan

Luar Negeri Indonesia. (Andriani, 2017) Sedangkan penulis sekarang lebih

menitikberatkan terhadap bagaimana Dinamika yang terjadi dalam penandatangan

IA-CEPA.

Terkait dengan hubungan yang terjalin antara Indonesia dan Australia,

menurut penulis dalam mengelola suatu hubungan strategis yang tidak menentu di

dalam kawasan Australia dan Indonesia membutuhkan hubungan yang kuat dan

rasa kepercayaan yang tinggi. Tumbuhnya kepercayaan juga akan memberikan

Page 21: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

15

alasan rasional yang mendasari penilaian umum lain dari hubungan tersebut.

Ikatan dan kepercayaan yang melekat dibutuhkan agar suatu hubungan dapat

bertahan dengan lama meskipun terjadi peristiwa yang sifatnya sensitif. (Sian,

2019)

Terkait dengan kerja sama IA-CEPA itu sendiri, terdapat beberapa

mahasiswa(i) yang pernah menulis skripsi dengan topik IA-CEPA, salah satunya

mahasiswi Universitas Parahyangan. Di dalam skripsinya, Mar memiliki rumusan

masalah apa saja yang terjadi dalam penyelesaian perundingan IA-CEPA dalam

kurun waktu perundingan putaran pertama hingga putaran ke sembilan?

menggunakan teori Neoliberalisme untuk dapat menjawab rumusan masalahnya

tersebut yang terjadi selama proses perundingan kerja sama IA-CEPA, hal

tersebut sangat berbeda dengan rumusan masalah yang penulis miliki serta teori

atau konsep yang juga digunakan. Namun, skripsi Mar dapat membantu penulis

untuk mengetahui hambatan dalam perundingan kerja sama IA-CEPA yang dapat

menghambat kepentingan dari pihak Indonesia itu sendiri. (Marutus, 2019)

Sama halnya dengan Vinsensio hanya melihat harmonisasi hubungan

kedua negara tidak secara menyeluruhdan hanya melihat dari kehangatan kedua

pimpinan negara saat ini. (Dugi, 2016), sedangkan Andriani hanya melihat dari

faktor yang mencakup IA-CEPA saja, Dalam hal ini, penulis melihat bahwa

negosiasi IA-CEPA ini bukan hanya membicarakan mengenai harmonisasi kedua

negara ataupun regional bagi setiap kawasan, penulis melihat lebih jauh bahwa

negosiasi IA-CEPA ini merupakan perjanjian yang dibentuk oleh kedua pihak

yang memiliki kekuatan di kawasan Asia Pasifik, terkhusus dengan posisinya

Page 22: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

16

yang dipengaruhi oleh Tiongkok dan Amerika Serikat. Dengan begitu bukan

bagaimana kedua negara ini dapat memaksimalkan kesejahteraan ekonomi

melalui kerangka IA-CEPA, akan tetapi bagaimana kedua negara ini dapat

membuat poros baru dalam mengimbangi perekonomian global yang pengaruhi

oleh Tiongkok dan Amerika Serikat. (Andriani, 2017)

Bagaimana kedua negara yaitu Indonesia-Australia memulai hubungan

kerjasama bilateral melalui bidang ekspor impor daging sebelumnya Indonesia

merupakan negara tetangga yang penting bagi Australia. hal ini disebabkan karena

Indonesia merupakan salah satu negara yang berperan penting dalam ASEAN

sehingga dengan posisinya yang dekat dengan Australia secara geografis dapat

menjembatani perdagangan Australia dengan negara-negara ASEAN. Dapat

dilihat perbedaan dengan penelitian yang penulis lakuakan, dimulai dari judul dan

tema di atas pada judul skripsi diatas lebih meneliti mengenai kerjasama Ekspor

Impor daging Sapi Indonesia-Australia melalui System Country Based yang

diterapkan Indonesia dalam hal Impor sesuai dengan dengan UU. No 18 2009

menjadi landasan Indonesia untuk memilih negara asal impor sapi ataupun daging

sapi dan letak geografis yang strategis. (Rindu, 2016)

Program Swasebada yang diterapkan oleh kementerian Pertanian Republik

Indonesia meskipun program tersebut tidak begitu signifikan dan terlalu

maksimal sedangkan penulis lebih menitikberatkan kepada Kerjasama Kerangka

baru IA-CEPA melalui peningkatan Food Security dalam Read Meat dan Cattle

Partnership sebagai perjanjian yang lebih diperbaharui.

Page 23: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

17

Hubungan bilateral adalah jenis hubungan yang melibatkan dua pihak.

Biasanya digunakan untuk menyebut hubungan yang melibatkan hanya dua

negara, khususnya suatu hubungan politik, budaya dan ekonomi di antara 2

Negara. Kebanyakan hubungan internasional dilakukan secara bilateral. Misalnya

perjanjian politik-ekonomi, pertukaran tumpang, dan kunjungan antarnegara.

Alternatif dari hubungan bilateral adalah hubungan multilateral; yang melibatkan

banyak negara, dan unilateral. (Kemendag, 2016).

Hubungan bilateral atau multilateral juga berlaku untuk Negara yang

bekerjasama dengan sebuah Organisasi besar dunia dalam berbagai bidang.

contoh: Spt Indonesia dengan PBB dan lain sebagainya. Tidak menutup

kemungkinan dimasa mendatang akan terjalin hubungan-hubungan baru dengan

berbagai negara.Dalam proses hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia

memiliki berbagai proses dinamika untuk menunjang kerjasama dalam hal

Ekonomi.

IA-CEPA merupakan perdagangan bebas bilateral, investasi, visa pelatihan

kerja, arbitrasi antara investor, perdagangan elektronik, dan perlindungan

hak kekayaan intelektual. Dalam perjanjian IA-CEPA, semua produk yang

diekspor dari suatu Negara ke Negara lainya akan bebas bea masuk, dan hampir

semua produk yang diimpor suatu Negara ke Negara lainya akan dibebaskan bea

masuk. Perusahaan-perusahaan disuatu Negara yang telah bekerjasama

diperbolehkan untuk memegang mayoritas saham perusahaan-perusahaan di

Negara lainnya yang telah melakukan hubungan kerjasama tersebut dan bergerak

di sektor telekomunikasi, transportasi, kesehatan dan energy. (Ramandisah, 2018)

Page 24: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

18

Analisis Strategi Posisi Runding dalam Memperkuat Kerjasama Indonesia-

Australia Comperehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), oleh

Pusat Kebijakan Kerjasama Perdagangan Internasional Badan Pengkajian dan

Pengembangan Kementerian Perdagangan tahun 2016. Jurnal ini fokus pada

dampak kebijakan Non Tarif Measure Australia terhadap ekspor produk

Indonesia. Hasil analisis ini memberikan rekomendasi strategi posisi runding

dalam negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-

Australia (IA-CEPA) berupa Potential Request-Offer dalam perdagangan barang

serta produk yang terkait dengan peningkatan kapasitas dalam memenuhi standard

Sanitary dan Phitosanitary (SPS) di Australia. Analisis ini juga memberikan

rekomendasi terkait Early Outcome pada kerangka IA-CEPA. (Pusat Kebijakan

Kerjasama Perdagangan Internasional Badan Pengkajian dan Pengembangan

Perdagangan, 2016)

Sementara itu, untuk sektor industri atau manufaktur, Indonesia dapat

mengakses bahan baku dasar atau penolong produksi yang lebih murah dan

berkualitas untuk kemudian diekspor ke negara ketiga.“Salah satu fokus

kemitraan di bawah IA-CEPA adalah sektor pendidikan dan kesehatan. Kemitraan

kedua negara diharapkan mendorong peningkatan kualitas, daya saing, maupun

pelayanan melalui investasi Australia di kedua sektor ini. Selain itu, sesuai arahan

Presiden Joko Widodo, fokus dari kabinet ini adalah meningkatkan ketrampilan

tenaga kerja Indonesia sehingga mendukung proses industrialisasi, dalam hal ini

kedua negara bermitra dalam hal pengembangan sekolah kejuruan di Indonesia.

(Assyaur, 2019).

Page 25: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

19

Salah satu contoh kemitraan dalam pendidikan kejuruan adalah

pekerja Indonesia diberikan kesempatan untuk mengikuti program magang

khusus. Hal ini dibuat berdasarkan kebutuhan sektor industri dan ekonomi

Indonesia yang berkaitan langsung dengan investasi Australia di sektor

pendidikan kejuruan. Terdapat juga program pertukaran tenaga kerja

antarperusahaan kedua negara agar terjadi alih pengetahuan.

Dalam rangka memastikan manfaat IA-CEPA agar bisa dinikmati oleh

pelaku usaha secara maksimal, maka kedua negara akan membuat program

kerja sama ekonomi guna meningkatkan kapasitas dan daya saing Indonesia

khususnya di bidang pangan, hortikultura, industri kreatif, pariwisata, dan

kesehatan. Kerja sama ekonomi ini terbagi dalam jangka pendek, menengah,

dan panjang. Setelah penandatangan IA-CEPA ini proses selanjutnya adalah

legal scrubing untuk memastikan konsistensi hukum dan penerjemahan

(bahasa Inggris dan Indonesia). Setelah kedua proses tersebut selesai maka

tahapan selanjutnya adalah melalui proses domestik (ratifikasi) di kedua

negara, barulah perjanjian IA-CEPA dapat berlaku secara resmi. (momentum

baru kemitraan indionesia australia (IA-CEPA), 2018).

Page 26: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

20

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Putaran Perundingan IA- CEPA

Indonesia dan Australia telah menjalin banyak kerjasama internasional,

salah satunya adalah kerja sama IA-CEPA. Pembentukan kerja sama IA-CEPA ini

sebagai bentuk integrasi perekonomian Indonesia maupun Australia secara

bilateral dan juga regional. Tujuan kerja sama ini yakni untuk membentuk pondasi

yang kokoh di berbagai sektor seperti keamanan, lingkungan, pendidikan, hingga

isu-isu transnasional dan pada nantinya diharapkan dapat menciptakan iklim yang

kondusif untuk pengembangan bisnis dan investasi di kedua negara.

Hal tersebut mengakibatkan pelaku usaha dan investor selalu ikut andil

selama perundingan berlangsung sebagai pihak yang memberikan masukan dan

pilihan-pilihan alternatif kepada pemerintah. Kerja sama IA-CEPA ini dipandang

bukanlah sebagai FTA biasa melainkan kearah kemitraan yang bersifat lebih

komprehensif. Kemitraan antara Indonesia dan Australia ini diarahkan untuk

dapat menjadi economic powerhouse yang merupakan kolaborasi dari kekuatan

ekonomi untuk menjadi pendorong produktivitas sehingga dapat meningkatkan

volume dasar ke pasar negara lainnya. (kemendag, Fact Sheet Indonesia-Australia

Comprehensive Economic Partnership Agreement, 2018).

Selanjutnya manfaat dari adanya IA-CEPA secara keseluruhan yaitu:

1. Memperluas akses pasar dan meningkatkan daya saing bagi produk-produk

pertanian, perikanan, industri, dan kehutanan.

Page 27: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

21

2. Memperluas pasar serta meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia

agar berstandar internasional

3. Meningkatkan investasi dua arah antara Indonesia dan Australia. Indonesia

menjadi tujuan bagi investor Australia sedangkan investor Indonesia akan

dipermudah untuk menanamkan modalnya di Australia.

4. Meningkatkan kerja sama yang lebih luas untuk mengoptimalkan

pemanfaatan perjanjian.

Pada bulan April 2005, kepala negara Indonesia maupun Australia sama

sama sepakat terhadap pembentukan Joint Declaration of Comprehensive

Partnership. Kedua pihak menyadari bahwa hubungan antara Indonesia maupun

Australia telah terjalin sejak lama dan banyak juga kerja sama-kerja sama yang

berjalan positif diantara keduanya. Selain itu, komoditas perdagangan ekspor-

impor antara kedua negara juga cukup luas seperti tekstil, produk otomotif, hasil

pertanian, hasil peternakan, hingga kedatangan wisatawan yang juga berperan

dalam peningkatan pendapatan kedua Negara. (Yani, 2005)

Kemudian di tahun 2007 kedua negara melakukan studi kelayakan terkait

dengan Free Trade Agreement. Studi kelayakan tersebut berfungsi untuk

mengevaluasi probabilitas dilaksanakannya negosiasi yang bersifat bilateral

sehingga isi dari studi kelayakan ini adalah analisis manfaat serta dampak bagi

Indonesia maupun Australia mengenai pelaksanaan suatu perjanjian bilateral.

Pertimbangan implikasi, nilai dari suatu perjanjian bilateral dalam mengatasi

masalah perdagangan kedua negara, hingga preferensi kegiatan-kegiatan yang

Komoditas Ekspor Indonesia-Australia 2005 All Products Capital Goods

Page 28: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

22

Consumer Goods Intermediate Goods Raw Materials Animal Komoditas Impor

Indonesia-Australia All Products Capital Goods Consumer Goods Intermediate

Goods Raw Materials Animal dapat dilakukan oleh kedua negara untuk

memaksimalkan manfaat dan meminimalisir biaya yang ditimbulkan dari FTA

juga dibahas di dalam studi kelayakan ini.

Studi kelayakan ini tidak hanya melibatkan pemerintah Indonesia dan

Australia, melainkan turut melibatkan para pelaku bisnis karena sektor investasi

juga akan dibahas di dalam kerja sama kedua negara. Pada akhirnya, studi

kelayakan FTA selesai di tahun 2009. Hasilnya yakni skema FTA yang

komprehensif akan memberikan manfaat ekonomi bagi kedua negara,

mempercepat dan memperdalam tingkat integrasi ekonomi Australia dan

Indonesia dimana kedua negara ini merupakan negara dengan perekonomian besar

khususnya di wilayah Asia Pasifik. Setelah studi kelayakan telah dilaksanakan,

kedua negara langsung memulai perundingan untuk mendiskusikan terkait dengan

segala perihal di bidang ekonomi yang akan diatur dalam kerja sama ini.

(Michael, 2018)

Perundingan IA-CEPA secara resmi dapat dimulai pada tahun 2010,

putaran pertama perundingan di tahun 2012, serta putaran kedua di tahun 2013.

Pada tahun 2013 hingga 2016, perundingan IACEPA diberhentikan. Namun, di

tahun 2016, perundingan tersebut direaktivasi dan memasuki perundingan ketiga,

keempat, kelima, dan keenam langsung dilaksanakan disepanjang tahun 2016.

Selama perundingan dari tahun 2010-2013, perundingan telah berjalan sebanyak

tiga kali. Perundingan pertama, kedua negara sepakat untuk membentuk suatu

Page 29: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

23

kerja sama yang sifatnya komprehensif dan komersial dan fokus pada panduan

dasar untuk melaksanakan perjanjian selanjutnya serta susunan negosiasi.

Kemudian di pertemuan kedua yang merupakan negosiasi pertama, mulai

mempertimbangkan position paper yang diajukan oleh Indonesia-Australia

Business Partnership Group (IABPG) yang salah satunya adalah mengadakan

proyek percobaan pertukaran keterampilan tenaga kerja serta kerja sama di bidang

pertanian. (Momentum baru kemitraan Indonesia Australia (IA-CEPA), 2018)

Di perundingan pertama juga, kedua pihak mempublikasikan dokumen

yang telah disepakati pada putaran pertama sebagai bentuk transparansi publik.

Perundingan putaran kedua yang dilaksanakan saat pertemuan ketiga, yaitu tepat

saat kedua negara sepakat untuk melanjutkan kembali kerja sama IA-CEPA

perihal yang langsung menjadi kesepakatan kedua pihak adalah terkait dengan

keamanan makanan dan standar makanan yang akan diekspor oleh Indonesia ke

Australia. Putaran selanjutnya fokus pada pembahasan kembali kesepakatan awal

IACEPA seperti laporan dari IABPG, pertukaran keterampilan tenaga kerja,

peningkatan pendidikan, pelatihan, dan terkait dengan keamanan dan standar

makanan. Hasil dari perundingan keempat adalah kedua negara menyetujui untuk

adanya keterlibatan para pelaku usaha di berbagai sektor secara langsung guna

untuk memperluas informasi serta dapat memberikan pertimbangan yang efektif.

(Momentum baru kemitraan Indonesia Australia (IA-CEPA), 2018)

B. Perundingan IA-CEPA Pertama Tahun 2010

Pada bulan November 2010, di Jakarta, kepala negara Indonesia dan

Australia bertemu dan menyetujui kerja sama IA-CEPA. Pada pertemuan ini juga

Page 30: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

24

mereka setuju bahwa IA-CEPA akan mengatur mengenai kerja sama ekonomi dan

perdagangan hingga perihal terkait investasi dengan tujuan adanya kontribusi

yang lebih besar dan aktif lagi dari kedua pihak untuk membangun suatu

kemitraan yang tingkatannya lebih tinggi dan saling menguntungkan satu sama

lain. Oleh karena itu, pada pertemuan ini juga menghasilkan suatu panduan yang

berisi prinsipprinsip dan objektif di dalam negosiasi IA-CEPA selanjutnya, yakni

(DFAT, 2019)

1. Negosiasi akan ditujukan untuk kemajuan bersama, mempercepat

pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan meningkatkan standar hidup.

2. Kedua negara akan melakukan negosiasi dengan cara yang positif dan

dengan pemahaman yang setara.

3. Negosiasi yang akan terjadi berdasarkan Laporan pada tahun 2009

mengenai studi kelayakan kerja sama FTA antara Indonesia dan Australia,

position paper dari pihak Indonesia-Australia Business Partnership Group

(IABPG) tahun 2012, serta hasil yang dicapai dalam kesepakatan ASEAN-

Australia-New Zealand Free Trade Area (AANZFTA).

4. Kedua negara mengakui bahwa untuk mencapai suatu keuntungan

bersama, maka ruang lingkup IA-CEPA akan bersifat komprehensif dan

tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan perekonomian, melainkan

untuk memfasilitasi arus barang, investasi dan jasa, dengan mengurangi

hambatan perdagangan (tarif, non tarif, dan perihal lintas batas lainnya),

menangani langkah-langkah investasi yang berefek menghambat, serta

meningkatkan kerjasma teknis lainnya di sektor tertentu yang

diidentifikasikan dapat menjadi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.

Page 31: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

25

5. Lingkup dan cakupan negosiasi akan sebagai berikut: a) Kerja sama

ekonomi b) Perdagangan Barang c). Perdagangan Jasa d). Investasi e).

Perpindahan Masyarakat f). Isu-isu lain seperti hak kekayaan intelektual,

lingkungan, pengadaan pemerintah, dan isu lain yang relevan dengan

realitas bisnis g) Ketentuan kelembagaan dan kerangka kerja seperti

transparansi, ketentuan kelembagaan, prosedur penyelesaian sengketa,

ketentuan umum dan pengecualian, serta ketentuan penutup.

6. Karena adanya perbedaan tingkat pertumbuhan ekonomi antar kedua

negara, maka IA-CEPA harus dapat mencakup ketentuan fleksibilitas yang

akan mempertimbangkan isu-isu pembangunan sehingga keseluruhan

IACEPA adalah berorientasi pada pembangunan.

7. Dalam komitmen IA-CEPA, termasuk pembagian kerangka waktu harus

ditandatangani pada tahap awal negosiasi.

8. Terminologi AI-CEPA akan ditinjau secara berkala sehingga memudahkan

revisi ketentuan dalam perjanjian dengan memperhitungkan perkembangan

yang terjadi di kedua negara.

9. IA-CEPA akan tetap konsisten dengan perjanjian WTO (World Trade

Organization), termasuk GATT (General Agreement on Tariffs and Trade)

pasal XXIV dan GATS (General Agreement on Trade in Services) pasal

V. Negosiasi IA-CEPA juga akan berusaha untuk mencapai hasil yang

komprehensif dan seimbang melalui negosiasi parallel di semua bidang

negosiasi.

Page 32: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

26

10. Negosiasi dalam aspek kerja sama ekonomi akan dilakukan bersamaan

dengan negosiasi pada ketentuan lain dalam rangka mengakomodasi

masukan yang berasal dari negosiasi dari aspek lainnya.

11. IA-CEPA Pre-Agreement Facility, didirikan guna mendukung

perundingan IA-CEPA. IA-CEPA PAF akan mendanai kegiatan kerja

sama ekonomi yang telah disepakati bersama yang dilakukan selama

negosiasi oleh kedua pihak. (DFAT, Indonesia-Australia Comprehensive

Economic Partnership Agreement, 2019)

C. Perundingan IA-CEPA Kedua Tahun 2013

Perundingan IA-CEPA yang kedua dilaksanakan pada 29-31 Juli 2013.

Ketua delegasi dari Australia dikepalai oleh Departemen Urusan Luar Negeri dan

Perdagangan sedangkan dari Indonesia dikepalai oleh Menteri Perdagangan,

Direktorat Jendral Kerja sama Perdagangan Internasional. Di dalam putaran ini,

kedua pihak saling memberikan dukungan lebih lanjut terkait dengan perdagangan

bilateral serta kerja sama di bidang investasi yang telah dibicarakan oleh para

kepala negara di kegiatan Indonesia-Australia Annual Leaders Meeting pada

bulan Juli 2013.

Selain itu, mereka juga mulai menganalisis pergerakan aktivitas

perdagangan antar negara untuk melihat hambatan-hambatan apa saja yang

mungkin terjadi di dalam hubungan perdagangan bilateral. Negosiasi yang

berjalan dalam putaran ini lebih memfokuskan negosiasi mengenai kerja sama

ekonomi dan keterlibatan dari para pemangku kepentingan seperti pelaku bisnis.

Setelah itu, pada putaran kedua juga kembali membicarakan dan

Page 33: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

27

mempertimbangkan rekomendasi-rekomendasi yang dibuat oleh kedua

pemerintah yang tertuang di dalam Indonesia-Australia Business Partnership

Group (IA-BPG) Position Paper serta melakukan pemeriksaan kembali pada

proyek pertukaran kecakapan pilot dan kerja sama di sektor pertanian yang telah

diajukan lebih dulu oleh IA-BPG. Persetujuan terkait publikasi dokumen panduan

dalam negosiasi IA-CEPA yang telah dirumuskan pada pertemuan pertama dan

perundingan pertama juga disahkan dalam putaran kedua ini. Hal tersebut

diberikan agar adanya transparansi dan sebagai dokumen petunjuk utama dalam

melakukan negosiasi-negosiasi di putaran selanjutnya. (Prihatini, 2017)

1. Hubungan Bilateral Indonesia-Australia Semasa Penonaktifkan IA-CEPA

Tahun 2013-2016

Setelah adanya ketegangan politik yang terjadi diantara kedua belah

pihak, tercatat dari mulai tahun 2013, perundingan maupun segala bentuk

negosiasi mengenai kerja sama IA-CEPA terhenti.

2. Perundingan IA-CEPA Pasca Diaktifkannya Kembali pada Tahun 2016

D. Perundingan IA-CEPA Putaran Ketiga Tahun 2016

Pada putaran ketiga ini, Indonesia mengharapkan bentuk dari kerja sama

IA-CEPA ini harus saling memberikan manfaat untuk keduanya, peraturannya

harus saling menguntungkan, dan early outcomes yang menjadi hasil dari

perjanjian ini dapat dicapai secara realistis dan benar-benar dapat

terimplementasikan dengan baik. Agenda utama yang didiskusikan dalam putaran

ketiga sebagai diskusi pertama yang dilakukan tepat setelah dinonaktifkannya

perundingan IA-CEPA sejak tahun 2013 silam yaitu mendiskusikan terkait

Page 34: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

28

dengan perkembangan dari early outcomes yang telah dijanjikan dari awal

pembentukan IA-CEPA serta mendiskusikan isu utama dalam perjanjian ini

sendiri seperti perdagangan barang, jasa, hingga investasi. Dalam diskusi ini tidak

hanya melibatkan pihak pemerintah melainkan juga melibatkan grup-grup

pemangku kepentingan lainnya (Kementrian Perdagangan Indonesia, 2016)

E. Perundingan IA-CEPA Putaran Keempat Tahun 2016

Perundingan yang dilakukan antara Indonesia dan Australia pada putaran

keempat atau bisa disebut sebagai perundingan kedua setelah diaktifkannya

kembali perundingan IA-CEPA pada bulan Maret 2016 ini membicarakan terkait

dengan perdagangan jasa, investasi, e-commerce, kebijakan, dan juga ketentuan

dalam kerangka kerja sama ini. Oleh karena itu, banyak pihak yang terlibat di

dalam negosiasi putaran ini yaitu delegasi Australia dipimpin oleh DFAT dan

perwakilan dari kementerian bagian lain seperti industri, inovasi dan sains,

sumber daya air dan pertanian, kesehatan, pendidikan dan pelatihan, dan lain-lain.

Sedangkan dari pihak Indonesia dipimpin oleh Kementerian Perdagangan dan

perwakilan dari kementerian maupun agensi bagian lainnya seperti luar negeri,

pertanian, keuangan, BKPM, BPOM, OJK, KPPU, dan Bank Indonesia (Indonesia

Country Brief, 2016)

Negosiasi yang berlangsung pada putaran keempat turut mendiskusikan

mengenai hasil awal (early outcomes) dalam IA-CEPA, seperti laporan IA-BPG,

hasil ternak dan daging segar, memorandum of understanding (MoU) atau kontrak

kerja sama di bidang jasa keuangan yaitu antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dengan Australian Centre for Financial Studies (ACFS), pendidikan serta

Page 35: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

29

pelatihan kejuruan, standarisasi obat-obatan dan makanan, dan lain sebagainya.

Bagi Indonesia, IA-CEPA merupakan salah satu harapan Indonesia untuk

meningkatkan kinerja perdagangan nasionalnya (Kementrian Perdagangan

Indonesia, 2016)

F. Perundingan IA-CEPA Putaran Kelima Tahun 2016

Di dalam perundingan putaran kelima IA-CEPA yang dihadiri oleh

delegasi dari Australia yaitu DFAT, departemen edukasi dan pelatiham industri,

sumber daya air pertanian, industri, serta imigrasi dan perlindungan perbatasan

serta delegasi Indonesia yang diwakilkan oleh Kementerian Pedagangan,

pertanian, komunikasi, informasi dan teknologi, ESDM, BAPPENAS, BSN,

kementerian luar negeri, dan lain sebagainya. Pihak Indonesia mengusulkan untuk

adanya kerja sama yang lebih erat dan intensif lagi di bidang vokasional

mengingat daya saing tenaga kerja di Indonesia masih rendah dan perlu untuk

ditingkatkan agar dapat bersaing dengan negara-negara lainnya khususnya di Asia

Pasifik. Indonesia juga memiliki potensi yang besar di bidang sumber daya

manusia mengingat Indonesia menduduki peringkat lima teratas dengan penduduk

terbanyak di dunia dengan jumlah usia produktif yang tinggi. Area kerja sama

bidang vokasionalnya antara lain di bidang pendidikan, industri pertanian,

kehutanan, kesehatan, pariwisata, serta tenaga kerja. Selain menerima usulan dari

Indonesia terkait peningkatan kerja sama vokasional, di putaran kelima juga

membahas akses pasar di bidang perdagangan barang dan jasa serta pembahasan

lebih mendalam pada draft teks IACEPA secara keseluruhan (Analisis strategi

posisi runding dalam memperkuat kerjasama IA-CEPA, 2016)

Page 36: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

30

G. PUTARAN 6 SAMPAI DENAN PUTARAN 12

Putaran ke enam yang dilaksanakan pada tanggal 20-24 Februari 2017 di

Canberra, Australia. Pada perundingan kerja sama IA CEPA ke enam ini, delegasi

Indonesia dipimpin langsung oleh Ketua Tim Perunding IA CEPA Deddy Saleh,

sedangkan Delegasi Australia dipimpin oleh Trudy Witbreuk. Menurut penuturan

Deddy Saleh kedua negara sedang membahas modalitas VET (vocation and

Education Training) tersebut. Menurut Dedy, Indonesia membutuhkan lebih

banyak sumber daya manusia yang berkualitas dengan kapasitas dan standar yang

tinggi sehingga dapat memberikan jasa dan keahlian terbaiknya. Dengan

demikian, SDM Indonesia akan bersaing secara global. Indonesia mengusulkan

kerja sama VET pada beberapa sektor, yaitu pendidikan, pertanian, industri,

kesehatan, pariwisata dan hospitality dengan jenjang pendidikan setingkat Sekolah

Menengah Kejuruan dan Diploma.

Putaran ke tujuh yang diadakan di Jakarta, 24 Mei 2017 - Indonesia dan

Australia kembali melakukan perundingan Indonesia - Australia Comprehensive

Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Kedua negara sepakat

menyelesaikan perundingan di tahun 2017. Dalam perundingan ini Delegasi

Indonesia dipimpin oleh Deddy Saleh, sementara Delegasi Australia dipimpin

oleh Trudy Witbreuk. Isu-isu utama IA-CEPA yang dibahas adalah perdagangan

barang (termasuk ketentuan asal barang, prosedur kepabeanan, dan fasilitasi

perdagangan, hambatan teknis perdagangan, sanitari dan phitosanitari),

perdagangan jasa (termasuk jasa keuangan, pergerakan perseorangan, jasa

keuangan, telekomunikasi), investasi, perdagangan elektronik, persaingan usaha,

Page 37: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

31

dan ketentuan kerangka kelembagaan. (kemendag, Kementrian Perdagangan

Indonesia, 2016)

Putaran ke delapan yang di laksanakan pada 31 Juli - 4 Agustus 2017, di

Canberra, Australia. Isu-isu utama IA-CEPA yang dibahas adalah mengenai

perdagangan barang (termasuk ketentuan asal barang, prosedur kepabeanan,

fasilitasi perdagangan, hambatan teknis perdagangan, serta sanitasi dan

fitosanitasi), perdagangan jasa (termasuk jasa keuangan, pergerakan perseorangan,

jasa keuangan, telekomunikasi), investasi, perdagangan elektronik, dan ketentuan

kerangka kelembagaan.

Masih dalam rangkaian perundingan, Kamis 3 agustus diadakan business

luncheon dengan para anggota Indonesia-Australia Business Partnership Group

(IA-BPG) yang merupakan perwakilan kedua negara. Pertemuan ini dimaksudkan

memberikan perkembangan terkini IA-CEPA dan meminta masukan dari sektor

bisnis kedua negara. Kemudian adanya pertemuan Business Forum dan

networking reception yang diselenggarakan oleh Australia-Indonesia Business

Council (AIBC).

Forum bisnis ini merupakan salah satu upaya kedua delegasi untuk

melibatkan sektor swasta sejak awal. Tujuannya adalah mendapatkan masukan

konstruktif dan memahami peluang-peluang yang muncul dari perjanjian IA-

CEPA di masa depan, sekaligus mengantisipasi tantangan yang akan dihadapi.

Pada putaran ke sembilan Delegasi Indonesia dan Australia menyelesaikan

perundingan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership

Agreement (IA-CEPA) yang berlangsung sejak 2 - 6 Oktober 2017, di Jakarta.

Page 38: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

32

Pada perundingan putaran kali ini Delegasi Indonesia dipimpin oleh Deddy Saleh,

sementara Delegasi Australia dipimpin oleh Trudy Witbreuk.

Sejumlah isu utama yang menjadi perhatian dalam putaran ke-9 adalah

perdagangan barang (termasuk ketentuan asal barang, prosedur kepabeanan,

fasilitasi perdagangan, hambatan teknis perdagangan, serta sanitasi dan

fitosanitasi), perdagangan jasa (termasuk jasa keuangan, pergerakan perseorangan,

jasa keuangan, dan telekomunikasi), investasi, perdagangan elektronik, dan

ketentuan kerangka kelembagaan.

Putaran ke sembilan ini merupakan kelanjutan perundingan putaran ke

delapan yang berlangsung di Canberra pada 31 Juli-4 Agustus 2017. Deddy

mengatakan, Australia meminta agar tarif bea masuk untuk sapi bakalan,

dihapuskan saja. Apabila disepakati, kedua negara akan menjalankan kerjasama

dengan konsep economic powerhouse.

Perundingan putaran ke sepuluh, Selain sapi, Australia meminta bea

masuk nol persen untuk sejumlah komoditas, termasuk susu skim. Di tanah air,

susu skim diolah menjadi susu kental manis yang selanjutnya diekspor ke

sejumlah negara lain di Asia. (perdagangan, Kementrian Perdaganagn, 2018)

Memasuki Perundingan Indonesia - Australia Comprehensive Partnership

Agreement (IA-CEPA) putaran ke-10 berakhir dengan hasil signifikan. Kedua

negara kini selangkah lebih dekat menuju kemitraan strategis. Perundingan yang

berlangsung pada tanggal 13-17 November 2017 ini merupakan tahap finalisasi

sebelum memasuki putaran akhir. Di putaran ke- 10 ini, tim delegasi berupaya

secara maksimal mencari titik keseimbangan dari berbagai kepentingan yang

Page 39: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

33

diperjuangkan, khususnya terkait pengembangan potensi ekonomi kedua negara

tersebut. Beranjak dari keinginan itu, kedua juru runding sepakat mengadakan

perundingan satu putaran lagi di awal Desember 2017 guna mencapai hasil

perundingan yang memuaskan kedua belah pihak. (Kementrian Perdaganagn,

2018).

Putaran ke-11 Perundingan Indonesia-Australia Comprehensive Economic

Partnership Agreement (IA-CEPA) dilaksanakan di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, 4-

8 Desember 2017. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Deddy Saleh didampingi

Direktur Perundingan Bilateral, Ni Made Ayu Marthini. Hasil dalam perundingan

putaran ke-11 ini membahas mengenai akses pasar barang jasa dan investasi, serta

kerja sama ekonomi juga teks-teks perjanjian yang belum disepakati, pada putaran

ke-11 tim perunding telah mencapai batas mandatnya sehingga perlu meminta

arahan ke tingkat pejabat yang lebih tinggi (Menteri dan Wapres). Jefrey

Zhakariya. Kepala Seksi Pasifik Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

Pesan E-mail kepada penulis, pada 12 November 2019 (Zhakariya, 2019).

Pada putaran terakhir perundingan IA-CEPA yang ke 12 diselenggarakan

di Jakarta tanggal 14-16 Agustus 2018. Direktur Perundingan Perdagangan

Bilateral, Ni Made Ayu Marthini, didampingi oleh Kepala Pusat Pengkajian

Perdagangan Luar Negeri (Djatmiko Bris Witjaksono), dan Kepala Pusat

Pengkajian Perdagangan Internasional (Sri Nastiti Budianti) memimpin delegasi

RI pada pertemuan dengan delegasi Australia untuk membahas hal-hal prioritas

terkait perdagangan barang dan kerja sama ekonomi guna penyelesaian

perundingan Indonesia- Australia Comprehensive Economic Partnership

Agreement (IA-CEPA).

Page 40: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

34

Delegasi RI diperkuat oleh Kementerian dan Lembaga terkait, yaitu

Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian,

Kementerian Pertanian, dan Bappenas. Sedangkan, delegasi Australia dipimpin

oleh Andew Martin dari Department of Foreign Affairs and Trade Australia. Pada

putaran ke-12, secara umum yang di bahas mengenai isu yang telah . (Michael,

2018).

Page 41: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

35

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Dinamika Hubungan Pemerintah Indonesia dan Australia Dalam

Penandatangan IA-CEPA

Indonesia dan Australia Merupakan bagian dari Benua Asia yang terdiri

dari berbagai pulau dan membentuk sebuah negara dengan jumlah penduduk

ratusan juta orang. Sedangkan Australia merupakan benua yang berbentuk

pulau yang memiliki wilayah yang luas dan terletak diantara Samudra Hindia

dan Samudra Pasifik, serta diapit oleh kepulauan Asia Tenggara dan daratan

Kutub Selatan. Indonesia dan Australia merupakan dua negara yang sudah

lama menjalin hubungan bilateral , kedua negara seringkali digambarkan seperti

roller coaster yakni naik secara perlahan namun turun dengan sangat tajam

menjadi bagian dari sejarah hubungan kedua negara. Terkadang hubungan

antar kedua negara ini terlihat sangat bersahabat , kooperatif , dan saling

mendukung. Namun pada periode lainnya hubungan keduanya mendadak

berubah menjadi penuh ketegangan, memanas, saling curiga, dan kurang

bersahabat. (Yasmin, 2019)

Kondisi ini disebabkan oleh berbagai perbedaan mencolok diantara kedua

negara dan bangsa bertetangga, yang terkait dengan kebudayaan, tingkat

kemajuan pembangunan, orientasi politik dan ekonomi yang

mengakibatkan adanya perbedaan dalam prioritas kepentingan masing masing

negara. Meskipun Indonesia kurang memiliki bobot perekonomian seperti Cina

dan kekuatan aliansi keamanan seperti Amerika Serikat, namun karena

Page 42: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

36

kedekatan strategis Indonesia akan selalu menjadi salah satu hubungan yang

paling penting bagi Australia. Tidak ada dua negara tetangga yang lebih

berbeda secara budayadari Australia dan juga Indonesia, ini menghadirkan

tantangan yang signifikan bagi hubungan keduanya,mengharuskan serangkaian

kompromi untuk tetap diupayakan terutama dalam memahami norma dan

kebiasaan-kebiasaan masing-masing negara. Keduanya pun telah melakukan

banyak hal untuk menjaga stabilitas kedua negara. Tidak jarang karakter

hubungan kedua negara ini berubah sangat cepat dalam beberapa periode.

(Assyaur, 2019)

1. Hubungan Bilateral Indonesia – Australia Era Orde Baru

Masa pemerintahan Orde Baru di Indonesia merupakan suatu

masa berkembangnya hubungan antara Indonesia dengan Australia.

Munculnya pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto disambut

baik oleh kalangan politisi Australia. Australia segera mengakui

kepemimpinan Orde Baru, karena Indonesia memperlihatkan sikap anti-

komunis yang keras dan menjalankan kebijakan luar negeri yang pro-

Barat.Berbeda dengan Soekarno politik luar negeri Soeharto dinilai oleh

pihak Australia cenderung lebih agresif. Pada era Soeharto ini Australia

segera bergabung dalam konsorsium lembaga keuangan internasional yaitu

Inter-Govermental Group on Indonesia (IGGI) pada tahun 1967, sebagai

kelompok negara-negara donor yang dibentuk khusus untuk membantu

pembangunan ekonomi Indonesia yang tengah melakukan stabilisasi. Pada

tahun 1968, dibentuk Cultural Agreement yang membantu program

Page 43: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

37

pertukaran bersama di bidang budaya dan pendidikan. Selain itu, nampak

kedua pemimpin negara saling mengadakan kunjungan balasan pada

tahun 1970-an. Untuk membangun kembali hubungan yang baik.

(Andriani, 2017)

Menteri Luar Negeri Australia membuat dua kunjungan ke Indonesia

yaitu pada tahun 1966 dan 1967. Australia juga memberi bantuan ekonomi

kepada Indonesia. Bantuan Australia terus berlanjut dan alirannya

semakin meningkat. Pada bulan Desember 1970 Menteri Luar Negeri

Australia William McMahon, pada kunjungannya kepada Menteri

Perdagangan Indonesia Dr. Soemitro Djojohadikusumo, mengumumkan

dukungan bantuan sipil untuk proyek Indonesia yang bernilai lebih dari

$ 11 juta. Sejak awal 1970-an, Indonesia telah menjadi tujuan utama

wisata bagi masyarakat Australia. Dan sebaliknya, Australia telah

menjadi sumber wisatawan yang penting bagi Indonesia. Bali merupakan

provinsi yang paling dikenal. Pada masa kepemimpinan Soeharto

Australia mulai tertarik mengunjungi daerah-daerah lain di Indonesia.

Semakin banyak yang mulai mengunjungi kota-kota lain di Indonesia,

seperti Jakarta, Medan, Yogyakarta, Surabaya, Ujung Pandang dan

Kupang, selain Denpasar.

Kepariwisataan telah menjadi cara yang penting untuk meningkatkan

pengetahuan orang Australia tentang bahasa dan budaya Indonesia. Pada

tahun 1992, kedua negara juga berhasil membuat Forum Menteri

Indonesia-Australia. Melalui forum ini diharapkan kedua negara dapat

Page 44: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

38

meningkatkan kerjasama dibidang pangan dan pertanian, perdagangan,

industri dan investasi.Selain itu, dari kunjungan PM Paul Keating ke

Indonesia, RI- Australia menandatangani kesepakatan dibidang ekonomi

yaitu perjanjian pajak berganda yang membagi hak pajak kedua negara

dalam kegiatan ekspor dan impor. Perjanjian tersebut mengenai

pembebasan suatu barang yang diberikan satu negara untuk barangnya dan

jangan sampai satu komponen barang dikenakan pajak ganda. Selain itu,

Australia juga rutin memberikan bantuan kepada Indonesia sebesar 100

juta dollar Australia untuk pembangunan Kawasan Indonesia Timur.

(Zhakariya, 2019)

2. Hubungan Bilateral Indonesia – Australia Era Megawati

Soekarnoputri

Pada tanggal 12 agustus 2001 Perdana Menteri John Howard

datang berkuunjung ke Indonesia untuk memenuhi undangan dari

Presiden Indonesia Megawati Soekarnoputri. Kunjungan ini menghasilkan

sebuah kesepakatan bersama antara Indonesia dengan Australia

yang ditandatangani pada tanggal 13 Agustus 2001. Komunike bersama

itu memuat 15 poin kesepakatan antara Indonesia dan Australia. Oktober

2002 hubungan bilateral kedua negara sedikit banyak terbantu dengan

berbagai isu pertahanan dan keamanan. Salah satunya yakni peristiwa

terorisme di Bali, semakin membuka Indonesia dengan ajakan Australia

memperbaiki hubungan bilateral.

Pemerintah Indonesia dan Australia menyepakati Memorandum

of Understanding (MoU) on Combating International Terrorism.

Page 45: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

39

Pemerintah Australia kemudian membentuk Joint Counter-Terrorism

Intelligence Unit yaitu dengan mengirim petugas untuk membantu

penyelidikan para pelaku pemboman di Bali Salah satu cara untuk

mencapai tujuan nasional negara Austaralia menjalin kerjasama ekonomi

dengan Indonesia, Australia menghendaki Indonesia cukup mapan dalam

bidang ekonomi. Pada tahun 2003 hingga tahun 2004, Proyek-proyek

penanaman modal luar negeri yang telah disetujui oleh Pemerintah

Indonesia dari Australia sebanyak 72 proyek dengan nilai investasi 606,6

Juta US$. Sejak tahun 1967 hingga 2004, proyek-proyek penanaman

modal luar negeri yang disetujui Pemerintah Indonesia dari Australia

sebanyak 665 proyek dengan nilai investasi 12.293,1 Juta US$.Pada masa

Megawati Soekarnoputri, Australia rutin memberikan bantuan ekonomi

setiap tahunnya. (Lisbet, Dinamika Hubungan bilateral indonesia australia

pasca hukuman mati chan dan sukirman, 2015)

Indonesia merupakan negara penerima bantuan ekonomi terbesar

Australia di banding negara Asia Timur lainnya. Pada tahun 2001-2002,

Indonesia total menerima bantuan ekonomi dari Australia sebesar 121,5

juta dolar US$. Setiap bantuan ekonomi yang diberikan Australia, tujuan

utamanya selalu menginginkan Indonesia yang tetap utuh, makmur dan

membangun demokrasi yang baik. Kemampuan Indonesia dalam

meningkatkan perkembangan ekonomi, reformasi, perkembangan serta

kestabilan ekonomi Indonesia menjadi perhatian tersendiri bagi Australia.

Page 46: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

40

3. Hubungan Bilateral Indonesia – Australia Era Soesilo Bambang

Yudhoyono

Terbongkarnya kasus penyadapan terhadap Presiden SBY, Ibu negara,

dan sejumlah menteri oleh intelijen Australia membuat hubungan

antara Indonesia dan Australia mengalami ketegangan dan

menyebabkan perundingan IA-CEPA sempat tertunda. Hal ini merupakan

salah satu alas an mengapa kesepakatan IA-CEPA berlangsung cukup

lama. Setelah sempat memanas karena terbongkarnya skandal penyadapan

Australia atas para pejabata tinggi Indonesia, kedua negara berangsur

pulih. Di Pulau Dewata Bali 28 Agustus 2014, Australia besedia

menandatangani suatu perjanjian khusus yang diminta oleh Indonesia.

Nama resmi perjanjian itu adalah Tata Perilaku/ Code of Conduct

(COC) dalam rangka implementasi perjanjian kerangka kerjasama

keamanan kedua negara. Ketegangan antara Indonesia dengan Australia

mengenai skandal penyadapan ini tidak mengganggu hubungan ekonomi

antara kedua negara. Menteri Luar Negeri Julie Bishop menjelaskan

tidak ada hubungan sama sekali antara masalah tersebut dengan kegiatan

ekonomi kedua negara, bisnis orang Indonesia tetap berjalan normal

demikian juga sebalikya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor non

migas Indonesia ke Australia pada Januari-Maret 2014 mencapai

US$1,02 miliar. Melonjak 53,69% dibandingkan dengan US$664,1 juta

pada periode yang sama tahun Terbongkarnya kasus penyadapan terhadap

Page 47: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

41

Presiden SBY, Ibu negara, dan sejumlah menteri oleh intelijen Australia

membuat hubungan antara Indonesia dan Australia mengalami

ketegangan dan menyebabkan perundingan IA-CEPA sempat tertunda.

Hal ini merupakan salah satu alas an mengapa kesepakatan IA-CEPA

berlangsung cukup lama.

Setelah sempat memanas karena terbongkarnya skandal

penyadapan Australia atas para pejabata tinggi Indonesia, kedua negara

berangsur pulih. Di Pulau Dewata Bali 28 Agustus 2014, Australia

besedia menandatangani suatu perjanjian khusus yang diminta oleh

Indonesia. Nama resmi perjanjian itu adalah Tata Perilaku/ Code of

Conduct (COC) dalam rangka implementasi perjanjian kerangka

kerjasama keamanan kedua negara.Ketegangan antara Indonesia dengan

Australia mengenai skandal penyadapan ini tidak mengganggu

hubungan ekonomi antara kedua negara. Menteri Luar Negeri Julie

Bishop menjelaskan tidak ada hubungan sama sekali antara masalah

tersebut dengan kegiatan ekonomi kedua negara, bisnis orang Indonesia

tetap berjalan normal demikian juga sebalikya. Berdasarkan data Badan

Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor non migas Indonesia ke Australia

pada Januari-Maret 2014 mencapai US$1,02 miliar. Melonjak 53,69%

dibandingkan dengan US$664,1 juta pada periode yang sama tahun

4. Hubungan Bilateral Indonesia – Australia Era Joko Widodo

Mengingat kerjasama ekonomi yang telah terkena dampak

ketegangan sebelumnya, upaya peningkatan kerjasama ekonomi menjadi

Page 48: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

42

hal yang wajar dilakukan oleh Australia. Pada tahun 2013-2015 saat

konflik sedang terjadi, perkembangan kerjasama perdagangan Australia-

Indonesia cenderung stabil. Total jumlah perdagangan dua arah pada tahun

2014 naik sekitar 15,664 juta A$ saat masa normalisasi hubungan kedua

negara, namun kembali turun sekitar 15,046 juta A$ pada tahun 2015.

Konflik Bali Nine berpengaruh pada pemberian bantuan Australia untuk

Indonesia. Menteri luar negeri Australia Julie Bishop, menyatakan bahwa

Australia akan mengurangi anggaran dana asing tahunan untuk Indonesia.

Pemotongan dana bantuan tersebut dari sekitar 605 juta A$ menjadi 600

juta A$ untuk berbagai program ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan

pembangunan Indonesia. Walau dana yang dipangkas tidak terlalu jauh

dari perkiraan awal, hal tersebut dapat menimbulkan prasangka bahwa

potongan bantuan merupakan balasan Australia atas eksekusi mati

duo Bali Nine karena Presiden Joko Widodo menolak usulan grasi

yang diajukan para tersangka.

Bali Nine merupakan sebutan khusus bagi sembilan orang pengedar

narkoba yang tertangkap di Bandara Ngurah Rai Bali pada 17 April

2005.Hubungan bilateral kedua negara sudah mulai membaik kembali

ditandai dengan kembalinya duta besar Australia Paul Grigson ke Jakarta

pada 8 Juni 2015. Kembalinya Paul Grigson ke Jakarta merupakan salah

satu bentuk upaya Australia untuk menormalisasi kembali hubungan

kedua negara. (Lisbet, 2015)

Setelah hubungan kedua negara kembali membaik, Steven Barraclogh

selaku Minister Counsellor Australia melalui Konferensi Bisnis

Page 49: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

43

Indonesia-Australia 2015 membahas pelaksanaan IA- CEPA untuk

meningkatkan kerjasama ekonomi kedua negara. IA-CEPA dapat menjadi

sarana yang tepat untuk meningkatkan kerjasama ekonomi karena sifatnya

yang komprehensif. Upaya perbaikan hubungan diplomatik kembali

dilakukan oleh pemerintah Australia.

Pada November 2015, Perdana Menteri Australia Malcolm

Turnbull yang menggantikan posisi Tonny Abbot sebagai Perdana

Menteri sebelumnya berkunjung ke Indonesia menemui Presiden

Joko Widodo. Dalam kunjungan tersebut PM Malcolm Turnbull

menyampaikan keinginan untuk mengaktifkan kembali perundingan IA-

CEPA. Hal tersebut membuahkan hasil yang positif bagi Australia

karena pada 2-4 Mei 2016 Indonesia menyetujui mengaktifkan kembali

perundingan IA-CEPA dalam bentuk putaran ketiga di Yogyakarta. (BBC,

2015)

B. KEPENTINGAN NASIONAL INDONESIA DALAM

PENANDATANGANAN KERJASAMA IA-CEPA

Dalam kerangka model aktor rasional, negara merupakan satu-satunya

actor utama yang berperan dalam mengeluarkan suatu kebijakan sebagai bentuk

untuk mencapai kepentingan negara. Salah satu bentuk kebijakan luar negeri

adalah membentuk suatu kerja sama dengan negara lain. Sebelum kerja sama

terbentuk, pihak yang terlibat di dalamnya harus melakukan perundingan terlebih

dahulu untuk saling menyelaraskan kepentingan di dalam kerja sama sehingga

keuntungan dari kerja sama bisa didapatkan oleh kedua belah pihak.

Page 50: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

44

Di dalam proses menjalankan suatu perundingan di dalam kerja sama,

terdapat perhitungan kerugian dan keuntungan negara. Sebagai aktor yang

rasional, negara menginginkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan

kerugian yang ditanggung sekecilkecilnya serta kerja sama tersebut dapat

mengakomodir kepentingan nasional negara. Hal tersebut sejalan dengan yang

telah penulis jelaskan sebelumnya.Di dalam kasus ini, negara Indonesia

merupakan negara berdaulat yang rasional yang dimana memiliki kepentingan

nasional. Wilayah Indonesia pun sangat luas, paling luas di wilayah Asia

Tenggara dan berbatasan dengan benua Pasifik (Australia dan Selandia Baru).

Dalam meningkatkan perekonomiannya, Indonesia bekerja sama dengan berbagai

negara disekitarnya. Kerja sama tersebut berbentuk multilateral yaitu ASEAN

atau AANZFTA maupun berbentuk bilateral seperti Indonesia dengan Australia

membentuk IA-CEPA. (Allizon, 1971)

Perundingan kerja sama berbasis ekonomi antara Indonesia dan Australia

yang disebut IA-CEPA ini, sempat terhenti akibat adanya konflik politik yang

terjadi antara tahun 2013 hingga 2016. Kemudian di tahun 2016, Australia

mengunjungi Indonesia dengan agenda mengajak Indonesia untuk mengaktifkan

kembali perundingan kerja sama IA-CEPA. Indonesia memiliki dua pilihan

berbeda, yakni menerima untuk mengaktifkan perundingan kerja sama seperti

yang diminta oleh Australia atau menolak untuk mengaktifkan perundingan kerja

sama tersebut.

Dalam menentukan pilihannya sebagai bentuk suatu kebijakan luar negeri,

terdapat tiga hal penting yang menjadi faktor penentu pilihan mana yang

Page 51: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

45

kemudian akan dipilih oleh negara, yakni tujuan, pilihan atau alternatif yang

tersedia, dan konsekuensi. Indonesia harus memperhitungkan kerugian dan

keuntungannya dari masing-masing pilihan tersebut. Kemudian menganalisis

pilihan mana yang memberikan keuntungan paling banyak untuk negara serta

pilihan mana yang dapat mengakomodir kepentingan-kepentingan nasional.

Konsekuensi dari model actor rasional adalah negara harus memilih salah

satu dari pilihan-pilihan tersebut atau dapat dikatakan bahwa negara tidak akan

berada ditengah-tengah pilihan. Dikarenakan negara harus memilih salah satu dari

tiap pilihan yang ada, maka negara juga harus menanggung kerugian yang akan

ditimbulkan apabila memilih pilihan tersebut. Faktor penting lainnya adalah

tujuan negara. Ketersediaan alternatif atau pilihan, memilih pilihan tersebut,

hingga menanggung konsekuensi yang ada bertumpu pada dasar yakni

kepentingan nasional yang menjadi tujuan yang ingin diraih oleh negara. Salah

satu elemen dasar dari kepentingan nasional menurut Morgenthau adalah

kepentingan kesejahteraan ekonomi.

Hal tersebut kemudian dapat terealisasikan melalui politik luar negeri

Indonesia yang bersifat bebas aktif yakni Indonesia akan bebas dalam menjalin

kerja sama dengan negara manapun dan akan aktif berpartisipasi di panggung

internasional maupun global. Dalam perihal ini, Indonesia di tahun 2005 sepakat

untuk menjalin suatu kerja sama ekonomi bersama dengan negara tetangganya,

Australia namun di tahun 2013 perundingan kerja sama tersebut terhenti. Di tahun

2013 hingga 2016, PDB Indonesia memang meningkat namun tidak signifikan.

Selain itu, di tahun 2016, rasio perdagangan terhadap PDB Indonesia juga paling

Page 52: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

46

kecil apabila dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN padahal luas wilayah

Indonesia paling besar diantara negara ASEAN lainnya. (Harnas, 2017)

Di tahun yang sama pula, ekspor kelapa sawit Indonesia sedang menurun

dan pasarnya pun cenderung stagnan. Meskipun neraca perdagangan Indonesia di

tahun 2016 mengalami surplus sebesar 8.78 miliar US$ meningkat dari tahun

2015 yang surplusnya $7.67 miliar namun nilai total ekspor di tahun 2016 masih

lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut menunjukan

perekonomian Indonesia belum sepenuhnya baik karena masih adanya

ketimpangan ekspor dan impor. (Istiqamah, 2014)

Apabila perekonomian Indonesia belum baik, maka investor juga tidak

berani untuk melakukan investasi besar-besaran di Indonesia. Hal ini kemudian

berdampak pada proses pembangunan di Indonesia yang melambat. Padahal, di

tahun 2016, Presiden Joko Widodo sedang massif melakukan pembangunan

khususnya infrastruktur di Indonesia seperti pembangunan MRT, LRT, jalan

bebas hambatan di Pulau Sumatera dan sepanjang Pulau Jawa, dan

pembangunanpembangunan lainnya yang juga membutuhkan dana investasi dari

luar (FDI). Asumsi-asumsi rasional tersebut dibangun sejalan dengan tipe asumsi

rasional yang dikemukakan oleh Allizon,yakni purposive actions dimana

Indonesia menginginkan adanya peningkatan pada pertumbuhan ekonomi

sehingga tindakan yang mungkin dilakukan adalah meningkatkan aktivitas

perdagangan khususnya ekspor ke negara Australia, mendapatkan pasar baru

untuk ekspor produk unggulan Indonesia dan meningkatkan aliran investasi di

Indonesia. (Allizon, 1971)

Page 53: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

47

Kemudian poin kedua adalah consistent preferences yaitu negara

menunjukkan kecenderungan yang konsisten. Pada hal ini, preferensi Indonesia

lebih cenderung kepada perihal ekonomi selain itu di tahun 2016 juga pilar utama

kebijakan luar negerinya adalah diplomasi ekonomi guna mendorong

pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia. Oleh karena itu, perilaku-perilaku yang

seringkali dilakukan adalah mendorong adanya kerja sama di bidang perdagangan

maupun investasi serta membentuk kebijakan dalam berbagai kerja sama ekonomi

yang bersifat bilateral maupun multilateral.

Poin terakhir adalah utility maximation, setelah perilaku dilakukan secara

konsisten dan bertujuan untuk mencapai kepentingan nasional, negara akan

memilih pilihan yang paling menguntungkan dan tidak banyak mencelakai

kepentingan negara sehingga Indonesia sebagai aktor rasional akan memilih untuk

mengaktifkan perundingan IA-CEPA bersama dengan Australia. (Mariyah, 2005).

Oleh karena itu, kepentingan nasional Indonesia dalam mengaktifkan

kembali IA-CEPA adalah kepentingan peningkatan ekonomi nasional yakni

dengan adanya IA-CEPA kembali akan berdampak positif pada tingkat

perekonomian di Indonesia dan memperbaiki hubungannya dengan Australia. Jika

dilihat dari perihal-perihal yang diajukan oleh pihak Indonesia di perundingan

seperti dukungan dalam pembuatan kerja sama investasi yang apik, analisis

hambatan pada perdagangan barang dan jasa dan solusinya, serta adanya

peningkatan pelatihan pada sumber daya manusia di Indonesia. Pelatihan sumber

daya manusia merupakan suatu investasi jangka panjang untuk meningkatkan

Page 54: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

48

kualitas SDM menjadi berdaya saing dengan negara lain setidaknya di wilayah

ASEAN.

Di tahun 2016 pula Indonesia mulai menggencarkan untuk penerapan

diplomasi ekonomi di dalam program kebijakan luar negerinya. Salah satu strategi

diplomasi ekonomi itu sendiri adalah memperkuat diplomasi Indonesia ke Negara

lain dengan prospek pasar yang baik. Indonesia telah melakukan diplomasi

dengan Australia di dalam IA-CEPA dengan prospek Australia dapat menjadi

pasar ekspor baru Indonesia di sektor industri minyak kelapa sawit sehingga

ekspor pada neraca perdagangan akan terus surplus. (Chauvel, 2005).

Jadi, setelah Australia mengunjungi dan mengajak Indonesia untuk

mengaktifkan IA-CEPA kembali, pilihan Indonesia adalah mengaktifkan kembali

atau tidak mengaktifkan perundingan kerja sama IA-CEPA ini. Dilihat dari

keuntungan dan kerugian dari masing-masing pilihan, Indonesia lebih banyak

diuntungkan apabila mengaktifkan kembali perundingan IA-CEPA karena banyak

sekali peluang-peluang bersifat ekonomi yang dapat dimanfaatkan Indonesia

dalam kerja sama IA-CEPA. Meskipun begitu, terdapat kerugian yang ditanggung

oleh negara sebagai suatu konsekuensi dari memilih suatu pilihan. Kerugian yang

mungkin terjadi adalah masuknya daging sapi dan produk pertanian lainnya secara

massif ke pasar Indonesia. Disini Indonesia harus berhati-hati untuk mengatur

impor yang masuk karena kembali lagi ke tujuan utama yang menjadi kepentingan

nasional Indonesia di dalam kerja sama IA-CEPA adalah kesejahteraan ekonomi

dengan memperbaiki pertumbuhan perekonomian serta neraca perdagangan

Indonesia. (Chrismonita, 2020).

Page 55: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

49

Meningkatkan nilai ekspor dibanding impor yang juga berguna untuk

mengurangi tingkat ketergantungan Indonesia terhadap suatu komoditas impor.

Namun, meskipun kepentingan utamanya adalah kepentingan ekonomi, terdapat

pula kepentingan tersirat di dalamnya yakni kepentingan politik. Dukungan politik

dari pihak luar atas beberapa isu tertentu di Indonesia diperlukan pula oleh

Indonesia agar bisa mempermudah untuk mencapai tujuannya.

1. Keuntungan dan Kerugian Indonesia dalam Mengaktifkan Kembali

Perundingan Kerja Sama IA-CEPA 2016

Kerja sama IA-CEPA merupakan kerja sama di bidang ekonomi yang

dibentuk antara pihak Indonesia dan Australia pada tahun 2005. Awal

pembentukan kerja sama ini ditujukan untuk membentuk suatu pondasi kerja

sama di sector ekonomi, pendidikan, dan isu lain yang bersifat transnasional

sehingga dapat menciptakan iklim yang baik untuk pengembangan bisnis dan

investasi di Indonesia maupun Australia serta mempererat hubungan bilateral

antara Indonesia dan Australia itu sendiri. Beberapa sektor utama dalam kerja

sama ini adalah pariwisata, ketersediaan makanan, dan pengembangan

sumber daya manusia. Pada tahun 2010 hingga 2013, perundingan mengenai

kerja sama IA-CEPA mulai berjalan.

Namun, pada tahun 2013 terdapat isu penyadapan pemerintah

Australia kepada pemerintah Indonesia. Isu tersebut menghilangkan

kepercayaan pemerintah Indonesia ke pemerintah Australia sehingga

Indonesia memutuskan untuk menonaktifkan perundingan kerja sama IA-

CEPA yang telah berjalan sebanyak dua kali pada saat itu. Kemudian, di

Page 56: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

50

tahun 2016 dimana Australia mengunjungi Indonesia dalam rangka

memperbaiki hubungan antar kedua dan mengajak Indonesia untuk

melanjutkan perundingan kerja sama IA-CEPA yang sempat terhenti selama

tiga tahun. Pemerintah Indonesia memiliki pilihan untuk menyetujui

pengaktifan perundingan kerja sama IA-CEPA atau tetap menunda

pengaktifan perundingan kerja sama tersebut. Suatu kerja sama yang dibentuk

oleh negara pasti didasari dari adanya keuntungan yang ingin didapatkan oleh

negara tersebut. Begitu pula dalam mengaktifkan perundingan kerja sama

yang telah sempat berjalan sebelumnya dimana kerja sama tersebut harus

dapat mengakomodir tujuan dan memberikan keuntungan bagi negara.

Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Kerja sama IA-CEPA yang merupakan kerja sama ekonomi berfokus

pada kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan volume perekonomian

diantaranya adalah kegiatan ekspor-impor yang akan dilakukan oleh

Indonesia maupun Australia. Kegiatan ekspor-impor Indonesia menyumbang

sebanyak 36 persen dari keseluruhan PDB yang diperoleh di tahun 2016

(ASEAN Statistics Report, 2016).

Menurut (Asbiantari, 2016) kegiatan ekspor-impor suatu negaraadalah

perihal yang penting untuk mendongkrak perekonomian negara tersebut.

Apabila Indonesia memutuskan untuk mengaktifkan kembali perundingan

kerja sama ini, maka kegiatan ekspor Indonesia ke Australia akan meningkat.

Komoditas-komoditas ekspor dan impor Indonesia diklasifikasi menjadi dua

sector yakni migas dan non-migas. Berdasarkan data Kementerian

Page 57: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

51

Perdagangan (2016) yang didapatkan, ekspor dari Indonesia ke Australia

didominasi oleh sektor non migas sebanyak 2.671 juta US$ sedangkan sektor

migas sebesar 8 juta US$.

Di Indonesia sendiri, ekspor Indonesia di sektor migas tahun 2016

sebesar 9% dari total ekspor secara keseluruhan sedangkan ekspor non-migas

sebanyak 91%. Komoditas utama yang diekspor dengan jumlah besar oleh

Indonesia ke Australia meliputi minyak mentah, minyak olahan, hasil

tambang (baja, besi, alumunium), kayu, pupuk, karet, serta bahan-bahan

kimia pembunuh hama tanaman.

Menurut data dari Kementerian Perindustrian (2016), ekspor industri

bahan kimia dan barang dari bahan kimia berperan sebesar 9%, industri

logam dasar (baja, besi dan alumunium) sebesar 8%, industri karet dan barang

dari karet sebesar 6% serta industri kayu dan barang dari kayu dan gabus

sebesar 3% dari total ekspor hasil industri. Sedangkan terkait dengan

komoditas impor Indonesia dari Australia, meliputi gandum, hewan hidup,

gula dan madu, daging, produk olahan susu, dan batu bara. Total impor

Indonesia di sektor non migas tahun 2016 yakni 86% lebih besar daripada

sektor migas di angka 14%. Produk-produk impor utama dari Australia lebih

mengarah kepada sektor pertanian, industri makanan, dan industry produk

dari batu bara dan pengilangan minyak bumi. Total impor Indonesia di sektor

pertanian tahun 2016 sebanyak 5%, industri makanan 9%, dan industry

produk dari batu bara dan pengilangan minyak bumi sebesar 0.10. Rasio

perdagangan ekspor-impor Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)

Page 58: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

52

di tahun 2016 adalah 36% dimana PDB Indonesia mencapai 932,3 miliar US$

dan total perdagangan 335 miliar US$. Angka rasio perdagangan terhadap

PDB sebesar 36% merupakan angka paling rendah apabila dibandingkan

dengan rasio perdagangan terhadap PDB negara-negara di Asia Tenggara

lainnya seperti Myanmar, Filipina, dan Laos. Myanmar mencapai 51%, Laos

58%, dan Filipina 65%. Rasio Ekspor-Impor Negara-Negara ASEAN

Terhadap PDB Masing-Masing Negara Tahun 2016. Rasio antara volume

ekspor-impor terhadap PDB yang rendah membuat ekonomi domestik tidak

berpengaruh secara signifikan pada saat ekonomi global membaik.

Namun, apabila perekonomian global memburuk, maka akan terkena

dampaknya. Oleh karena itu, Indonesia harus meningkatkan kegiatan

perdagangannya yakni ekspor-impor untuk meningkatkan pertumbuhan

perekonomian Indonesia sendiri. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ari Ginting yang menjelaskan bahwasanya peningkatan

ekspor suatu negara akan mendorong pertumbuhan ekonomi negara tersebut

secara signifikan dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Apabila

ekspor meningkat sebanyak 1 persen, maka akan meningkatkan pertumbuhan

6 persen dan apabila ekspor menurun 1 persen, maka akan menurunkan

pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen pula (Astuti&Ayuningtyas, 2018).

Sedangkan impor tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi namun apabila volume impor lebih besar daripada

ekspor maka neraca perdagangan akan defisit sehingga pertumbuhan ekonomi

akan negatif. Hal tersebut menyatakan bahwa untukmendorong pertumbuhan

Page 59: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

53

ekonomi Indonesia, maka Indonesia harus meningkatkan jumlah ekspornya

(Salomo&Hutabarat, 2007 & Haryati&Hidayat 2014).

Langkah yang dapat diambil oleh Indonesia untuk meningkatkan

ekspornya menurut Hutabarat (2017) adalah sebagai berikut:

a. Menyederhanakan sistem administrasi ekspor melalui Indonesia

National Single Window (INSW)

b. Meningkatkan riset dan mengembangkan hasil produk Indonesia

c. Meningkatkan sarana dan prasarana infrastruktur

d. Menstabilkan nilai tukar rupiah

e. Meningkatkan penyelesaian masalah tenaga kerja

f. Melakukan eksplorasi ekspor pasar yang baru (Kontan, 2017).

Dalam melakukan eksplorasi ekspor pasar yang baru, produk yang akan

diekspor juga harus memiliki keunggulan dibandingkan produk sejenis di negara

tujuan pasar ekspor baru (Ahmed at.al.2013).

Kerugian di sektor ekspor yang ditanggung oleh Indonesia apabila tidak

mengaktifkan IA-CEPA adalah tidak adanya sektor yang membantu peningkatan

PDB Indonesia serta produk-produk Indonesia juga akan sulit masuk ke Australia

karena masih adanya penerapan tariff ekspor. Jika perundingan IA-CEPA

diaktifkan kembali, Indonesia dapat mengajukan peniadaan tariff ekspor untuk

produk Indonesia ke Australia dan meningkatkan kualitas produknya untuk

diekspor ke Australia dengan harga yang murah dikarenakan tidak adanya tariff

ekspor serta tidak memerlukan biaya logistik yang besar sebab letak geografis

yang berdekatan.

Page 60: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

54

2. Kepentingan Nasional Australia Dalam Penandatanganan Kerjasama IA-

CEPA

Melalui IA-CEPA, Investor Australia akan mendapatkan kemudahan

untuk berinvestasi0 di sector jasa keuangan, agribisnis, pariwisata, pertambangan,

rumah sakit, infrastruktur1 dan pendidikan. Indonesia tidak akan dapat membatasi

tingkat kepemilikan1 Australia atau mengharuskan kepemilikan divestasi di

bawah persentase yang. disepakati (dengan pengecualian terbatas). Sebagai salah

satu ekonomi dengan .pertumbuhan tercepat di Indo-Pasifik, Indonesia

menghadirkan peluang signifikan bagi bisnis Australia. Hasil akses pasar pada

layanan dan investasi 1akan memberikan peningkatan kepastian bagi bisnis

Australia dan 1penyedia layanan pasar di Indonesia, termasuk tingkat kepemilikan

Australia yang terjamin.1

C. DUA-BELAS PUTARAN IA-CEPA

IA-CEPA merupakan perjanjian dagang bilateral ke-5 yang ditandatangani

Indonesia dalam tiga tahun terakhir, setelah Indonesia-Chile CEPA (Desember

2017), Preferensi unilateral Indonesia-Palestina (Desember 2017), pengkajian

ulang perjanjian perdagangan preferensial Indonesia-Pakistan (Januari 2018), dan

Indonesia-EFTA CEPA (Desember 2018). Sebagai salah satu bentuk perjanjian

kerjasama, IA-CEPA melaksanakan perundingan yang akan disepakati oleh

Australia dan Indonesia. Perundingan IA-CEPA telah dilaksanakan hingga

putaran kedua pada tahun 2013. Putaran pertama negosiasi IA-CEPA yang telah

dilaksanakan pada 26-27 September 2012 di Jakarta, Indonesia dan ditutup pada

tanggal 26-27 Maret 2013.

Page 61: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

55

Pada putaran pertama ini, para delegasi sepakat untuk menegaskan

kembali komitmen Australia-Indonesia mengenai kesepakatan yang bersifat

komprehensif dan bermakna komersial. Selain itu kedua belah pihak saling

memberikan informasi mengenai tantangan yang akan dihadapi untuk menjalin

hubungan perdagangan dan investasi bilateral. Pada tanggal 26-27 Maret 2012,

IA-CEPA dilaksanakan di Jakarta. Untuk menjalankan negosiasi, pihak yang

terlibat di dalamnya tidak hanya negara. Indonesia– Australia Business

Partnership Group (IA-BPG) menjadi aktor yang penting dalam perjanjian

tersebut.

Pada pertemuan tersebut para pihak yang bersangkutan

mempertimbangkan position paper yang di ajukan oleh IA-BPG. Dalam position

paper IA-BPG mengusulkan adanya proyek percobaan seperti Diet Sehat untuk

meningkatkan konsumsi daging merah di Australia dan konsumsi buah tropis di

Australia, serta peningkatan Tenaga Kerja Terampil untuk pengembangan

keterampilan di Indonesia dan juga di Australia. Pada putaran pertama ini

Indonesia dan Australia mencapai kesepakatan tentang prinsip panduan tujuan dan

susunan negosiasi, fokus terhadap dasar yang akan menjadi panduan dalam

pelaksanaan perjanjian yang akan datang.

Selanjutnya, putaran kedua negosiasi IA-CEPA dilaksanakan pada tanggal

29 hingga 31 Juli 2013, di Canberra, Australia. Pada putaran kedua ini, Australia

dan Indonesia berfokus terhadap kelanjutan dari kerjasama ekonomi serta

keterlibatan pemangku kepentingan dalam perjanjian ini. Putaran kedua

melajutkan pertimbangan position paper dari IA-BPG yang salah satunya

Page 62: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

56

mengusulkan adanya proyek percobaan diet sehat dan pertukaran keterampilan

tenaga kerja dan kerjasama pertanian. Selain itu, pada putaran kedua negosiasi IA-

CEPA kedua negara sepakat untuk mempublikasikan secara terbuka dokumen

prinsip panduan tujuan dan susunan negosiasi. Dokumen tersebut telah disepakati

dalam putaran negosiasi pertama. Hal ini membuktikan salah satu bentuk

transparansi terhadap publik oleh kedua negara dalam melaksanakan kesepakatan

IA-CEPA.

Negosiasi IA-CEPA putaran ke tiga kembali dilakukan pada tahun 2016.

Putaran ketiga dilaksanakan di Yogyakarta, Indonesia pada tanggal 2-4 Mei 2016.

Dalam negosiasi tersebut, kepala negosiator kembali mengingatkan prioritas IA-

CEPA dengan mewujudkan suatu program kerja yang segera direaliasikan. Para

negosiator dari Australia dan Indonesia kembali merembukkan mengenai masa

depan perdagangan barang jasa, investasi, hingga adanya peningkatan fokus

terhadap isu kebijakan e-commerce dan persaingan perdagangan lintas sektor.

Pada negosiasi ini, IA-BPG melakukan konsultasi dengan industry Australia dan

Indonesia serta DFAT (Department of Foreign Affairs and Trade) untuk meminta

saran dari individu maupun pelaku ekonomi yang tertarik dalam memberikan

informasi dalam negosiasi IA-CEPA putaran selanjutnya untuk memperluas

informasi dan pertimbangan yang efekti untuk di tentukan para pemangku

kepentingan.

Pertimbangan yang akan dinegosiasikan akan menjadi dasar dari

terbentuknya suatu aturan yang mengikat dari kedua negara dalam suatu

kerjasama. Maka kontribusi dari para pelaku ekonomi di kedua negara baik

Page 63: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

57

individu maupun kelompok menjadi hal yang baik untuk hasil perjanjian

IACEPA. Kedua pihak juga akan menyusun struktur chapter Trade in Goods dan

pembahasan tindak lanjut mengenai early Outcome yang terkait perdagangan

barang yaitu dalam kesepakatan awal yang pertama adalah Food Safety

Cooperation Forum (FSCF). FSCF adalah kesepakatan dimana Australia

membantu Indonesia untuk menyesuaikan dan mematuhi ketentuan SPS di pasar

ekspor dan menerapkan serta mengembangkan ketentuan SPS di negara Indonesia

melalui FSCF dengan meningkatkan kapasitas untuk mengembangkan dan

menerapkan ketentuan SPS. Dengan dimasukkannya agenda Indonesian Food

Innovation Center dalam kerangka kerjasama bilateral yang komprehensif.

Kesepakatan awal yang kedua adalah Mutual Recognition on Food Standard.

Program ini akan membuat Indonesia menerapkan standar yang sangat tinggi

untuk produk makanan yang akan dieskpor ke Australia.Ini merupakan keinginan

dari pihak Australia karena mereka yang menerapkan standar yang sangat tinggi

terhadap produkOyang01dikonsumsinya. 1

Putaran 1keempat 1dilaksanakan 1pada 23-26 Agustus 2016 di Sydney,

Australia. Dalam negosiasi putaran keempat, IA-CEPA focus terhadap isu

perdagangan barang, perdagangan jasa (termasuk jasa keuangan dan

telekomunikasi), investasi, 1e-commerce, kebijakan 1persaingan, serta ketentuan

lembaga dan 1kerangka kerja. Putaran 1keempat 1memperlihatkan 1peningkatan

terhadap 1isu-isu 1selain 1ekspor- impor 1barang dan 1jasa. Hasil 1perundingan

keempat adalah 1Indonesia-Australia 1sepakat 1dalam melibatkan 1para pelaku

1usaha secara aktif selama perundingan 1berlangsung.Selain itu 1Australia-

Page 64: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

58

Indonesia sepakat mendorong kerja sama di 1berbagai sektor, termasuk

pendidikan, tenaga kerja, keuangan, pertanian, inovasi 1pengolahan makanan,

1pariwisata, 1 dan infrastruktur seperti yang telah 1dipaparkan di paragraf1

sebelumnya. Hal ini semakin memudahkan para pelaku1 usaha untuk mengambil

manfaatOdariOadanyaOIA-CEPA. 1

Perundingan 1ke lima IA-CEPA 1dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat,

31 Oktober-4 November 2016. Pada 1perundingan ke-5 ini, kedua1 Negara

menyatakan sangat optimis dapat menghasilkan1 kemajuan yang1 signifikan.

Indonesia 1mengusulkan 1kerja sama terkait bidang vokasional. Kedua Negara

juga telah membahas akses 1pasar di bidang 1perdaganga barang dan jasa serta

pembahasan 1lebih 1mendalam 1seluruh draf teks IA-CEPA. 1

Perundingan ini merupakan1 kelanjutan dari1 perundingan ke-4 1yang

dilaksanakan pada 23-26 Agustus 20161 di Sydney, 1Australia. Isu utama1

IACEPA yang dibahas dalam1 Perundingan1 ke-5 ini antara lain1 Trade in

Goods, 1Rules of Origin, Custom Procedures and Trade Facilitation, 1 Sanitary

and Phytosanitary, Technical Barriers to Trade, Trade in Services, Professional

Services, Financial Services, Telecommunication, 1Investment, 1E-Commerce,

1Competition Policy, dan Institutional and Framework 1Provisions Perundingan

1IA-CEPA Putaran Ke-5 diselenggarakan1 di Hotel Papandayan, Bandung pada1

tanggal 31 Oktober1- 4 November 12016 dengan dihadiri oleh 114 Delega1si

Indonesia dan 38 Delegasi Australia. 1

Putaran ke enam yang dilaksanakan pada 1tanggal 20-24 Februari 2017

1di Canberra, Australia. Pada perundingan kerja sama IA CEPA1 ke enam

Page 65: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

59

ini,Delegasi Indonesia dipimpin langsung oleh Ketua Tim Perunding 1IA CEPA

Deddy Saleh, sedangkan Delegasi Australia dipimpin 1oleh Trudy Witbreuk.

1Menurut penuturan Deddy Saleh kedua negara 11sedang membahas modalitas

1VET (vocation and Education Training) tersebut. 1Menurut Dedy, 1Indonesia

membutuhkan lebih banyak sumber daya 1manusia yang 1berkualitas dengan

kapasitas dan standar yang tinggi sehingga dapat memberikan 1jasa dan keahlian

terbaiknya. Dengan demikian, SDM 1Indonesia akan 1bersaing secara1 global.

Indonesia 1mengusulkan kerja sama VET 1pada beberapa 1sektor, yaitu

1pendidikan, 1pertanian, industri, kesehatan, pariwisata 1dan 1hospitality dengan1

jenjang pendidikan setingkat Sekolah Menengah Kejuruan dan Diploma. 1

Putaran ke tujuh yang 1diadakan di Jakarta, 24 Mei 2017 - Indonesia 1dan

Australia kembali melakukan 1perundingan Indonesia -Australia1Comprehensive

Economi Partnership Agreement (IA-CEPA). Kedua 1Negara sepakat

menyelesaikan perundingan di tahun 2017. Dalam 1perundingan ini Delegasi

Indonesia dipimpin oleh Deddy Saleh, 1Delegasi Australia dipimpin oleh Trudy

Witbreuk. Isu-isu utama IA-CEPA yang dibahas adalah perdagangan barang

(termasuk ketentuan asal barang, prosedur kepabeanan, dan fasilitasi perdagangan,

hambatan teknis perdagangan, sanitari dan phitosanitari), perdagangan jasa

(termasuk jasa keuangan, pergerakan perseorangan, jasa keuangan,

telekomunikasi), investasi, perdagangan elektronik, persaingan usaha, dan

ketentuan kerangka kelembagaan.

Putaran ke delapan yang di laksanakan pada 31 Juli - 4 Agustus 2017, di

Canberra, Australia. Isu-isu utama IA-CEPA yang dibahas adalah

Page 66: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

60

mengenaiperdagangan1 barang 1 (termasuk ketentuan asal barang, 1prosedur

kepabeanan, fasilitasi perdagangan, 1hambatan teknis perdagangan, 1serta sanitasi

dan fitosanitasi), perdagangan 1jasa (termasuk jasa 1keuangan, pergerakan

perseorangan, jasa keuangan, telekomunikasi), 1investasi, perdagangan elektronik,

dan ketentuan kerangka 1kelembagaan. Masih dalam rangkaian 1perundingan,

Kamis 3 agustus diadakan business 1luncheon dengan para 1anggota Indonesia-

Australia Business 1Partnership Group (IA-BPG) yang 1merupakan perwakilan

kedua 1negara. Pertemuan ini 1dimaksudkan memberikan 1perkembangan terkini

IA-CEPA dan 1meminta masukan dari sektor bisnis kedua 1negara. Kemudian

adanya pertemuan 1Business Forum dan networking 1reception yang

diselenggarakan 1oleh Australia-Indonesia Business 1Council (AIBC). Forum

bisnis ini 1merupakan salah satu upaya kedua 1delegasi untuk melibatkan 1sektor

swasta sejak awal. Tujuannya adalah mendapatkan masukan konstruktif dan1

memahami1 peluang-peluang yang muncul dari perjanjian IA-CEPA di masa

depan, sekaligus mengantisipasi tantangan 1yang akan dihadapi. 1

Pada putaran ke sembilan 1Delegasi Indonesia dan 1Australia

menyelesaikan perundingan Indonesia-Australia Comprehensive Economic

Partnership Agreement (IA-CEPA) 1yang berlangsung 1sejak 2-6 Oktober 2017,

diJakarta. Pada perundingan putaran kali ini Delegasi 1Indonesia 1dipimpin oleh

Deddy Saleh, sementara1 Delegasi Australia 1dipimpin1 oleh Trudy Witbreuk.

1Sejumlah isu utama1 yang menjadi perhatian 1dalam putaran ke-9 1adalah

perdagangan barang (termasuk1 ketentuan asal barang, prosedur 1kepabeanan,

fasilitasi 1perdagangan, 1hambatan teknis perdagangan, serta sanitasi dan1

Page 67: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

61

fitosanitasi), perdagangan jasa 1 (termasuk jasa keuangan, pergerakan

perseorangan, 1jasa keuangan, dan telekomunikasi), investasi, 1perdagangan

elektronik, dan 1ketentuan kerangka 1kelembagaan. Putaran ke sembilan ini

1merupakan kelanjutan perundingan putaran ke delapan1 yang berlangsung di

Canberra 1pada 31 Juli-4 1Agustus 2017. Deddymengatakan, 1 Australia

meminta1 agar tarif bea masuk 1untuk sapi bakalan, dihapuskan saja. Apabila

disepakati, 1 kedua negara1 akan1 menjalankan kerjasama1 dengan konsep

economic powerhouse. 1Selain sapi, Australia meminta 1bea masuk nol persen

untuk 1sejumlah komoditas, termasuk susu skim. Di tanah air, susu skim diolah

menjadi 1susu kental manis yang selanjutnya diekspor ke sejumlah negara lain di

Asia. 1

Memasuki 1Perundingan Indonesia-Australia Comprehensive1 Partnership

Agreement (IA-CEPA) putaran ke-10 berakhir dengan hasil signifikan. Kedua

negara kini selangkah lebih dekat menuju kemitraan strategis. Perundingan yang

berlangsung 1pada 1tanggal 13-17 November 2017 ini1 merupakan tahap

finalisasi sebelum 1memasuki 1putaran 1akhir. 1Di putaran ke- 10 ini, 1tim

delegasi berupaya secara maksimal1 mencari 1titik keseimbangan dari berbagai1

kepentingan yang diperjuangkan, khususnya terkait1 pengembangan1 potensi

ekonomi1 kedua negara tersebut. Beranjak1 dari1 keinginan1 itu, kedua juru

runding1 sepakat mengadakan perundingan satu putaran lagi di awal Desember

2017 guna mencapai hasil perundingan0yang1memuaskan1kedua1belah1pihak.1

Putaran ke-11 Perundingan Indonesia-Australia Comprehensive Economic

Partnership Agreement (IA-CEPA) dilaksanakan di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, 4-

Page 68: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

62

8 Desember 2017. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Deddy Saleh didampingi

Direktur Perundingan Bilateral, Ni Made Ayu Marthini. Hasil dalam perundingan

putaran ke-11 ini membahas mengenai akses pasar barang jasa dan investasi, serta

kerja sama ekonomi juga .teks-teks .perjanjian. yang belum disepakati, pada

putaran ke-11 tim perunding telah mencapai. batas. mandatnya sehingga perlu

meminta arahan ke tingkat pejabat yang lebih tinggi (Menteri dan Wapres). .

Pada putaran terakhir perundingan IA-CEPA yang ke 12 diselenggarakan

di Jakarta tanggal 14-16. Agustus 2018. Direktur. Perundingan Perdagangan.

Bilateral, Ni Made .Ayu Marthini, didampingi oleh. Kepala Pusat Pengkajian

Perdagangan Luar Negeri. (Djatmiko Bris Witjaksono), dan Kepala Pusat

Pengkajian Perdagangan. Internasional . (Sri Nastiti. Budianti) memimpin

delegasi.RI pada pertemuan dengan .delegasi Australia untuk membahas hal-hal

prioritas. terkait perdagangan barang dan kerja sama ekonomi guna penyelesaian.

perundingan Indonesia-Australia Comprehensive .Economic Partnership

Agreement (IA-CEPA) .

Delegasi RI diperkuat oleh Kementerian dan Lembaga terkait, yaitu

Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian,

Kementerian Pertanian, dan .Bappenas. Sedangkan, delegasiAustralia dipimpin

oleh Andew Martin dari Department of Foreign Affairs. and Trade Australia.

Pada putaran ke-12, secara umu yang di bahas. mengenai isu yang telah di bahas

pada putaran ke 11. Tim perundingan sudah. mendapatkan mandat arahan

sehingga. walaupun tidak semua isu perundingan dapat diselesaikan. dalam

putaran ke-12, namun penyelesaian perundingan sudah terlihat dan dapat.

diselesaikan di pertemuan ketua perunding. .

Page 69: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

63

Setelah melakukan. perundingan selama delapan tahun. IA-CEPA dapat

ditandatangani pada tahun. ke Sembilan. Penandatanganan perjanjian kemitraan

ekonomi komprehensif. kedua negara (IA-CEPA) ini. dilaksanakan di Jakarta,

Senin 4 februari. 2019. Penandatanganan. kesepakatan ini dilakukan oleh Menteri

Perdagangan RI Enggartiasto. Lukita dan Menteri. Perdagangan, Pariwisata, dan

Investasi Australia, Simon .Birmingham, serta disaksikan angsung oleh Wakil

Presiden RI, Jusuf Kalla, di hadapan. para pelaku usaha, wakil pemerintah, dan

beberapa perwakilan undangan lainnya. .

Dalam sambutan kedua Menteri Perdagangan menegaskan, bahwa IA-

CEPA memiliki semangat saling menguntungkan bagi kedua negara. Setelah

proses penandatanganan IA-CEPA, selanjutnya. adalah ratifikasi oleh Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR). Setelah. ratifikasi selesai, maka dilakukannya

pertukaran naskah perjanjian melalui nota diplomatik .untuk menginformasikan

seluruh persyaratan. pemberlakuan persetujuan tersebut telah dilaksanakan. Maka

setelah itu IA-CEPA dapat di publikasikan secara resmi isinya secara. luas dan

dimanfaatkan oleh semua pihak. .

Page 70: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

64

Tabel : Neraca Perdagangan Dengan Negara Mitra Dagang Negara

Tujuan

Ekspor Australia Tahun 2014 – 2019

Uraian 2014 2015 2016 2017 2018 red (%) 1418

Jan s/d Agust

Perub. (%) 19/18

2018 2019

TOTAL

PERDAGANGAN 10.595.876,1 8.518.102,1 8.469.727,8 8.533.310,8 8.645.167,3 -3,97 5.701.187,7 5.118.243,9 - 10,22

MIGAS -408.558,8 815,030,7 1,270,007,8 1.547.615,6 1.321.512,1 4,82 857,088 583,986,4 -31,86

NON MIGAS 9.187.317 7.667.071,4 7.199.765,0 6.985.695,3 7.323.655,2 -5.32 4.844.099,3 4.534.257,5 -6,40

EKSPOR 4.948.373,7 3.702.307,6 3.208.918,0 2.524.361,6 2.819.625,8 -14,0 1.895.571,6 1.525.672,3 -19,52

MIGAS 1.251.831,1 707.665,2 538.276,0 582.659,4 656.706,2 -13,80 441.794.0 106.534,5 -75,89

NON MIGAS 3.696.542,7 2.994.642,3 2.670.642,1 1.941.702,2 2.162.919,6 -13,97 1.453.877,7 1.419.137,8 -2,39

IMPOR 5.647.502,4 4.815.794,5 5.260.854,8 6.008.949,2 5.825.541,5 2,87 3.805.516,1 1.525.672.3 -19,52

MIGAS 156.727,7 143.365,4 731.731,8 964.956,2 664.805,8 16,55 415.294,4 477.452,0 14,97

NON MIGAS 5.490.774,6 4.672.429,1 4.529.123,0 5.043.993,0 5.160.735,7 -0,47 3.390.221,7 3.115.119,7 -8,11

NERACA

PERDAGANGAN -699.128,6 -1.113.487,0 -2.051.936,7 -3.484.587,6 -3.005.915,7 50,05 -1.909.844,5 -2.066.899,3 -8,22

MIGAS 1.095.103,4 564.299,8 -193.455,8 -382.296,8 -8.099,6 26.499,5 -370.917,5 -1.499,7

(Sumber : Statistik Kemendag)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perdagangan Indonesia dengan

Australia selama masa perintahan Joko Widodo tidak mengalami dampak

dari dinamika politik yang terjadi.

Page 71: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kerja sama ekonomi yang dibentuk tahun 2005 oleh Indonesia dan

Australia bernama IA-CEPA sempat dinonaktifkan perundingannya di tahun 2013

dikarenakan adanya dinamika politik yakni pemerintah Australia melakukan

penyadapan terhadap pemerintah Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

Kemudian di tahun. 2016, Perdana Menteri .Australia yang baru, Malcolm

Turnbull, melakukan kunjungan kenegaraaan .ke Indonesia bertemu dengan

Presiden Indonesia menjabat pada saat itu, Joko. Widodo. Pada saat pertemuan

tersebut, Australia mengajak pihak Indonesia. untuk mengaktifkan kembali

perundingan kerja sama ekonomi IA-CEPA. yang sempat terhenti pada tahun

2013. Dalam mengeluarkan suatu. keputusan, negara akan bertindak secara

rasional dengan mempertimbangkan keuntungan maksimal yang akan didapat,

konsekuensi yang ditanggung serta .yang utama adalah sesuai dengan tujuan

negara yaitu kepentingan nasional.

Berdasarkan analisis yang peneliti paparkan trerdapat dinamika yang

terjadi dalam proses penandatangan kerjsama IA-CEPA sehingga

penandatanganan kerjasama ini berlangsung lama yaitu:

1. Eksekusi mati Sembilan (9) orang pengedar Narkoba yang berasal dari

Australia atau yang di kenali dengan1 Duo Bali Nine. Peristiwa ini

menjadi salah satu penyebabkanq meningkatnya ketegangan hubungan di

antara Australia dan Indonesia, disaat yang q bersamaan juga berdampak

Page 72: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

66

kepada hubungan perdagangan yang terjalin di antara kedua negara pada

masa pemerintahan President Joko Widodo. q Eksekusi mati Duo Bali q

Nine saat itu tidak hanya menggemparkan masyarakat di q Australia

melainkan menjadi q perbincangan hangat di kancah internasional. Para

pengedar q narkoba tersebut ditangkap .saat berada di Bandara Ngurah

Rai, Denpasar, Bali. q q

2. Terjadi penyadapan di istana Negara yang membuat hubungan kedua

Negara kembali menegang sehingga perundingan IA-CEPA beberapa kali

terhenti.

3. Di lakukan perundingan sebnyak 12 kali untuk mencapai kesepakatan

Kerjasama IA-CEPA.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitan dari penulis dan pemarapan kesimpulan di

atas, maka sebagai tindak lanjut 1dari hasil penelitian penulis terkait dengan

“Dinamika hubungan bilateral1 Indonesia & Australia dalam penandatangan

Kerjasama IA-CEPA”, 1maka saran dari peneliti adalah pemerintah Indonesia

harus dapat mengimbangi1 antara impor produk dari Australia dengan produk

lokal yang ada di Indonesia serta pemerintah juga harus melindungi para petani

lokal menghadapi produk-produk impor dari Australia yang akan membanjiri

pasar Indonesia. Dikarenakan kepentingan nasional Indonesia adalah

kesejahteraan ekonomi, maka Indonesia1 harus dapat meningkatkan kualitas

produksi maupun SDM agar1 volume ekspor juga dapat meningkat secara

Page 73: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

67

signifikan serta mengatur impor dari 1Australia agar neraca perdagangan

Indonesia-Australia tidak defiisit.1

Penulis juga memberikan rekomendasi kepada peneliti selanjutnya yang

tertarik dengan topik kerja. sama IA-CEPA untuk penelitian di tahun-tahun

berikutnya agar dapat meneliti lebih rinci dengan objek penelitian yang lebih luas.

Peneliti juga mengharapkan 1penelitian selanjutnya dapat lebih

komprehensif dengan 1melampirkan referensi-referensi lain dari berbagai sumber

seperti jurnal penelitian, jurnal skripsi, dan buku. Peneliti merekomendasikan

untuk adanya penelitian 1lebih lanjut terkait dengan hasil dari kerja sama IA-

CEPA dan sejauh mana kepentingan nasional di bidang kesejahteraan 1ekonomi

dapat diakomodir oleh kerja sama IA-CEPA setelah kerja sama ini diratifikasi dan

dijalankan oleh kedua belah pihak.1

Page 74: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

68

DAFTAR PUSTAKA

Allizon. (1971). Essence Of Decision : Explaining The Cuban Missile Crises.

Boston : Little, Brown And Company.

Amstutz. (1998). International Conflict And Cooperation : An Intriduction To

Word Politics. Mc Graw Hill.

Andriani Yeti & Andre. (2017). Iplikasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi

Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) Terhadap Perdagangan

Luar Negeri Indonesia. Andalas Journal Of International Studies. 6

Assyaur, M. R. (2019) Studi Kasus Negosiasi Comprehensive Economic

Partnership Agreement.

Astuti &Ayuningtsya. (2018). Pengaruh Ekspor Impor Terhadap Perekonomian

Indonesia.

Chrismonita.(2020,O106).Https://Library.Universitaspertamina.Ac.Id./Xmlui/Ha/

123456789/942.

DFAT,D.(2019,Maret24).AboutiaCepaHttps://Dfat.Gov.Au/Trade/Agreements/N

otyetinforce/Iacepa/Pages/Indonesia-Australia-Comprehensive-Economic

Partnership-Agreement.Aspx.

DFAT. (2019) Bab. Hubungan Antara Australia Dan Indonesia. Diakses Melalui

Http://Draf.Gov.Au/Aboutus/Publications/People-To-People/ Geografi

Autralia/Bab 1 1/Index.Html Pada November 2019 Pukul 19:15 Wib..

Dugi, V. M. (2016). Memperkokoh Hubungan Indonesia - Australia Global

&Strategis, 311-324..

Harnas. (2017). IA-CEPA, Ri-Autralia Sulit Selaraskan Kepentingan.

DipetikOktober29,2019,DariHariannasional.Com:Http://Harnas.Co/2017/1

0/02/Ia-Cepa-Ri Australia-Sulit-Selaraskankepentingan.

Ika, A. (2013, Maret 2). Kompas.Com Putaran Ke-6 Ia IA-CEPA, Indonesia

FokusPada Kerja Sama Vakasi(2016). Laporan Kementrian Perdagangan

Indonesia "PerkembanganPerdagangan Australia-Indonesia 2015" ,4.

Page 75: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

69

Istiqamah, N. S. (2014) Kerjasama Australia-Indonesia Dalam Bidang Ekxpor

Impor Daging Sapi

Kemendag. (2016). Dinamika Hubungan Bilateral Indonesia Dan Australia Pasca

Hukuman Mati Sukirman.

Kemendag. (2018), Fact Sheet Indonesia-Australia Comprehensive Economic

Partnership Agreement.

Kemendag, D. (2018, Agustus 31). IA-CEPA. Momentum Baru Kementriaan

Indonesia-Australia.

Lisbet, (2015), P3di Sekjen Dpri-Ri. Dinamika Hubungan Bilateral Indonesia-

Australiapasca Hukuman Mati Chan Dan Sukumaran.

Mariyah, C. (2005). Tantangan Terhadap Hubungan BilateralIndonesiaaustralia.

Jakarta.

Marutus, S. (2019). Strategi Indonesia Untuk Mencapai Kesepakatan IA-CEPA

Michael, R. (2018). Negosiasi Panjang Perjanjian Dagang Ri-Australia Akhirnya

Rampung. Jakarta: Katadata.Co.Id.

Morgenthau, M. H. (1952). Another Great Debate. The National Interest Of The

United States. The American Politica Science Review. Pp 961-988.

Perdagangan , K. (2016). Analisis Strategi Posisi Runding Dalam Memperkuat

Kerjasama IA-CEPA

Perdagangan, K. (2016). Pusat Kebijakan Kerjasama Perdagangan Internasional

Badan Pengkajian Dan Pengembangan Perdagangan. Laporan

AkhirAnalisis Strategi Posisi Runding Dalam Memprkuat Kerjasama IA-

CEPA'7-8

Perdagangan, K. (2018, Agustus 31). Momentum Baru Kementrian Indonesia

Australia (IA-CEPA).

Prihatini, R. (2017, Desember 20). Indonesia-Australia Masih Butu Bahas

IACEPA.Dipetikoktober28,2019,Darikantor.Co.Id:Https://Nasional.Kontn

.Co.Id/News/Indonesia-Australia-Masih-Buntu-Bahasia Cepat.

Page 76: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

70

Pujayanti, A. (2014). P3di Sekjen Dpr-Ri. Isu Pencari Suaka Dalam Hubungan

Bilateral Autralia-Indonesia, 7.

Ramandisyah, M. (2018). Sripsi. Kepentingan Australia Dalam MembukaKembali

Perjanjian IA-CEPA. Universitas Lampung, -

Rinduk, K. (2016). Analisis Kepentingan Indonesia Dalam Mengaktifkan

Kembali Perundingan Kerjasama IA-CEPA.

Samuel, F. (2013). Ketegangan Australia-Indonesia Kembali Mengaktifkan

Perundingan IA-CEPA.

Sian, T . (2019). Bonded But Not Embedded: Trust In Australia-Indonesia

Relations.Synder, R. D. (1965). Persfktif Politik Luar Negeri.

Sholihah, M. 2019. Strategi Indonesia Untuk Mencapai Kesepakatan IA-CEPA.

Tuwo, A. G. (2017). 3 Insiden Yang Panaskan Hubungan Indonesia-Australia.

Waluyo, A. (2013, November 20). Presiden Hentikan Sementara Kerja Sama

Dengan Australia. Dipetik Oktober 21, 2019, Dari Voa

Indonesia:Https://Www.Voaindonesia.Com/A/PresidenHentikanSementar

a-KerjaSamadengan-Australia/1793799.Html .

Yasmin, P. A. (2019, Maret 4) Perjalanan 9 Tahun Negosiasi Perdagangan Bebas

Indonesia-Australia.

Zhakariya, J. (2019, November 12). Kementrian Perdagangan Republik Indonesia.

Page 77: DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN …

71

WEBSITE

BBC News. 2013, November 10. BIN: Australia menyadap Indonesia sejak

2007., dari BBC News:

https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2013/11/131120_bin_sad

ap_australia

Chauvel, R. 2005. Indonesia-Australia Tantangan dan Kesempatan dalam

hubungan politik bilateral. jakarta.

CNBCIndonesia. 2019, Maret 7. Waspada! Impor Komoditas Pangan Australia

Bakal Makin Deras. Dipetik Oktober 15, 2019, dari CNBC:

https://www.cnbcindonesia.com/news/20190307195417-4-

59397/waspada-impor-komoditas-pangan-australia-bakal-makin-deras

Detik.com. 2015, Februari 15. Protes Eksekusi Mati Bali Nine, Australia

Sungguh Rendahkan Demokrasi RI. Dipetik November 2, 2019, dari Detik

News:

https://news.detik.com/berita/2833630/protes-eksekusi-mati-balinine-

australia-sungguh-rendahkan-demokrasi-ri

Kemlu Indonesia. 2016. Indonesia dan Australia sepakat Reaktivasi IA-CEPA.

Dipetik Oktober 23, 2019, dari Kemlu:

http://www.kemlu.go.id/canberra/id/arsip/siaran-pers/Pages/