dimensi sosial budaya kesehatan

10
DIMENSI SOSIAL BUDAYA KESEHATAN Manusia hidup dan dibesarkan dalam ligkungan sosial tetentu.secara sosiologis, individu merupakan representasi dikehidupan lingkungan sosialnya.segala yang terjadi di lingkungan sosialnya di amati, di pelajari, dan kemungkinan di intregasikan dan di internalisasi sebagai bagian dari kehidupannya sendiri. Setiap individu memiliki identitas sesuai lingkungan sosialnya. Apa yang di lakukan, gagasannya, perasaannya merupakan hasil pembentukan lingkungan sosialnya. Lingkungan sosial secara nyata juga mempengaruhi perilaku sehat dan sakit. Peran sehat dan sakit juga berkaitan dengan nilai sosialnya.individu akan berperan seht atau sakit. Diantara factor lingkungan sosial yang sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan mental adalah stratifikasi sosial, pekerjaan, keluarga, budaya, perubahan sosial, stressor psikososial. A. STRATIFIKASI SOSIAL Masyarakat kita terbagi menjadi keelompok tertentu diantaranya jenis kelamin,usia, tingkat pendidikan, status sosial. Di tinjau dari status sosial banyak pendekatan yang di gunakan untuk melakukan klasifikasi..secara umum klasifikasi status sosial itu dikelompokan atas stratanya yang dikelompokan atas; strata tinggi, menengah, rendah. 1. Kelas Sosial Ekonomi dan Revalensi Gangguan Mental Setiap kelas sosial itu memiliki cara hidup dan interaksi sosial tersendiri termasuk dalam soal mempersepsikan dan menangani segala persoalan kehidupanya. Gangguan mental merupakan salah sau malah di masyarakat yang memperoleh perhatian dari para ahli untuk

Upload: asry-distya

Post on 30-Jun-2015

452 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: DIMENSI SOSIAL BUDAYA KESEHATAN

DIMENSI SOSIAL BUDAYA KESEHATAN

Manusia hidup dan dibesarkan dalam ligkungan sosial tetentu.secara sosiologis,

individu merupakan representasi dikehidupan lingkungan sosialnya.segala yang  terjadi di

lingkungan sosialnya di amati, di pelajari, dan kemungkinan di intregasikan dan di internalisasi

sebagai bagian dari kehidupannya sendiri. Setiap individu memiliki identitas sesuai lingkungan

sosialnya. Apa yang di lakukan, gagasannya, perasaannya merupakan hasil pembentukan

lingkungan sosialnya.

Lingkungan sosial secara nyata juga mempengaruhi perilaku sehat dan sakit. Peran

sehat dan sakit juga berkaitan dengan nilai sosialnya.individu akan berperan seht atau sakit.

Diantara factor lingkungan sosial yang sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan mental

adalah stratifikasi sosial, pekerjaan, keluarga, budaya, perubahan sosial, stressor psikososial. 

A.     STRATIFIKASI SOSIAL

Masyarakat kita terbagi menjadi keelompok tertentu diantaranya jenis kelamin,usia,

tingkat pendidikan, status sosial. Di tinjau dari status sosial banyak pendekatan yang di gunakan

untuk melakukan klasifikasi..secara umum klasifikasi status sosial itu dikelompokan atas

stratanya yang dikelompokan atas; strata tinggi, menengah, rendah.

1. Kelas Sosial Ekonomi dan Revalensi Gangguan Mental

Setiap kelas sosial itu memiliki cara hidup dan interaksi sosial tersendiri termasuk

dalam soal mempersepsikan dan menangani segala persoalan kehidupanya. Gangguan mental

merupakan salah sau malah di masyarakat yang memperoleh perhatian dari para ahli untuk

dikaji dari aspek strata sosial masyarakatnya. Berdasarkan penelitian dikrtahui bahwa

stratifikasi sosial yang ada di masyarakat ternyata berhubungan dengan jenis ganngguan

mentalnya. Terdapat distribusi gangguan mental secara berbeda antara kelompok masyarakat

yang berada pada strata sosialyang tinggidengan strata sosial yang rendah. Dalam berbagai

study dipahami bahwa keelompok kelas sosial rendaah lebih besar prevelansi gangguan

psikiatrinya disbanding dengan kelomopk sosial tinggi.

2.      Status Sosial Ekonomi dan Pola Gangguan    

Status sosial ekonomi juga berkaitan dengan pola gangguan psikiatrik. Berdasarkan

penelitian Holingshead diketahui bahwa masyarakat  kelas sosial rendah diketahui tingginya

prevelansi psikotik, sedangkan prevelansi neurotic lebih banyak pada kelompok kelas.

Kesimpulan itu tidak berlakku untuk psikotik jenis drepesi karena prevelasinya lebih banyak

terjadi pada kelompok masyarakat kelas sosial yang tinggi.

Page 2: DIMENSI SOSIAL BUDAYA KESEHATAN

Penelitiaan yang lebih spesifik, yaitu insidendi skizofenia dalam kaitanya dengan status

sosial dilkukn oleh Dunham, memberikan kesimpulannya yang mendukung kesimpulan

Holingshead itu. Jika dikaitkan denganjenis gangguan yang di alami, secara jelas dikemukakan

oleh Dunham ini adalah:

1.       Gangguan neurosisdan depresif lebih banyak dialami oleh kelompok sosial ekonomi tinggi dan

sedikit dari kelompok sosial ekonomi rendah.

2.       Sakit mental ( psikosis ) sebaliknya, prevalensinya lebih banyak dialami oleh kelompok soial

ekonomi rendah dan tidak banyak dialami oleh kelompok sosial ekonomi tinggi.

3.       Seleksi sosial lawan sebab sosial

      Ada dua hipotesa yang menjelaskan fenomena ini sebagaimana dikemukakan 

Dohrenwend,  yaitu hipotesis seleksi dan hipotesis sebab sosial.

a.      Hipotesis seleksi sosial

Hipotesis seleksi sosial menjelaskan bahwa seseoran yang mengalami gangguan mental

membuat diaa menjadi miskin. Yan terjadi adalah peluncuran kebawah dari stsatus sosial tinggi

ke status sosial  yang rendah. Yang meyebabkan seseorang mengalami gangguan mental

menurut teori teori seleksi sosial ini karena factor psikologis, genetic, konstiusi.

Pertama: orang yang mengalami gangguan mental akan terjadi penurunan kemampuan

kerja dan sosial, sehigga tida mampu berkompeteensi dalam mempertahankan hidpnya.

Merekayang sembuh keskitannya ika bekerja akan ditempatkan pada posisi yang sesuai yaitu

status pekerjaan yang dibawahnya sehingga penghasilan menurun dan mmbuat dia berstatus

sosial rendah. Kedua orang yang mengalami gangguan metal secara aktif akan mecari

lingkungan sosial yang sesuai untuk menerima kondisinya.

b.      hipotesis sebab sosial

       Hipotesis sebab sosial menjelaskan bahwa orangyang  miskin memang memiliki

kecenderungan untuk sakit mental. Masyarakat dari kelas sosial ekonomi rendah, menurut

hipotesis ini, lebh rentan jatuh sakit karena dua kemungkinan :

1.       sifat kecenderungan personal ang dimilikinya sepeti; perasaan tidak berdaya dan kurang

pengendaliantrhadap dirinya sendiri.

2.       kondisi sosialnya seperti kekurangan memperoleh doronggan dari orang lain.  

Dunham adalah pihak yang tidak menyepakati factor ekonomi sebagai penyebab

gangguan psikiatris khususnya skizofrenia. Berdasarkan study nya dia mengemukakan

kemiskinan merupakan tdak selalu menimbulkan sakit mental. Yang terjadi sebaliknya bahwa

orang yangmenderita skizofrenia memang menunjukkan kelas sosial ekonomi yang rendah,

bukan orang yang berstatus sosial ekonomi rendah menjaadi skizofrenia. Namun demikian

Page 3: DIMENSI SOSIAL BUDAYA KESEHATAN

Dunham menetapkan secara pasti apakah hipotesis yang pertama lebih kuat dibandingkan

dengan hipotesis kedua yang menyangkut  hubungan status sosial ekonomi dengan gejala

gangguan mental tidak dapat dipastikan.     

B.     INTERAKSI SOSIAL 

Interaksi sosial baanyak dikaji dalam kaitanya dengan gangguan mental. Ada dua

pandangan interksi sosial ini. Pertama, teori psikodinamik mengemukakan bahwa orang yang

mengalami gangguan emosional dapat berakibatkan pada pengurangan interaksi sosial,hal ini

dapat diketahui dari perlaku regresi sebagai akibat dari adanya sakit mental. Kedua, bahwa

rendahnya interaksi sossiaal itulah yang menimbulkan adanya gangguan mental.

Faris dan Dunham berpandangan bahwa interaksi kualitas sosial sangat mempengaruhi

kesehatan mental. Lingkungan kehidupan, setidaknya soal tempat tinggal berhubungan dengan

problem kesehatan mental ini.  Tempat tinggal dapat memberi peluang untuk meningkatkan

hubungan interpersonal sementara pola tempat tinggal tertentu dapat mengambat dan

menimbulkan kesulitan untuk hubungan interpersonal selain itu mereka juga berpandangan

bahwa tempat  tinggal yang tersolasi dari kehidupan hubungan interpersonal diyakini dapat

meningkatkan insidesi psikosis, schizophrenia.

Hal ini secara sosial terisolasi. Tempat tinggal yang terisolasi secara sosial tidak hanya

karena jarak yang jauh satu dengan yang lain tetapi menyangkut apakah tempat tinggal itu

sendiri memberi suasana yang mampu menciptakan hubungan  interpersonal atau tidak.

Clausen dan Kohn mengemukakan bahwa  ada empat macam tempat tinggal yang dipandang

menimbulkan pengalaman terisolasi secara sosial sebaggai berikut:

1.       hidup di dalam tempat tinggal yang menghasilkan  atau menibulkan isolasi sosial karena

tempat tinggal itu terus menerus berubah.

2.       hidup adalah wilayah kelompok etnis lain

3.       hidup dalam masyarakat di lingkungan kumuh, keturunan asing yang kasar,atau dimasyarakat

yang kopettif yang berakibat isolasi sosial, khususnyabagi orang sensitf, suka mengalah

ataumalu malu

4.       dalam lingkungan keas sosil rendah, umumnya kurrang asertif pada anak. Jika tidak menjalin

hubungan degan yang lainnya maa dia  akan  terisolasi secara sosial. 

C.      KELUARGA

Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya dengan

seseorang. Keluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal, bernteraksi atau dengan

katalain dibentuknya nilai nilai, pola pikir, dan kebiasaannya. Keluarga juga berfungsi sebagai

seleksi segenap budaya luar dan medasi hubungan anak dengan lingkunganya. Keluarga yang

Page 4: DIMENSI SOSIAL BUDAYA KESEHATAN

lengkap dan funngsional serta mampu membentuk homeostasis akan dapat meningkatkan

kesehatan mental para anggota  keuargnya, dan kemungkinan dapat meningkatkan ketahanan

para anggota keluarganya dari adanya gangguan mental dan ketidakstabilan emosional para

anggotanya.

Dalam pandangan psikodinamik keluarga merupakan ligkungan sosial yang secara

langsung mempengaruhi individu. Keluarga merupakan ligkungan mikrosistem, yang

menentukan kepribadian dan kesehtan mental anak, keluarga lebih dekat hubungannya dengan

anak dibandingkan dengan masyarrakat luas karena itu dapat digambarkan hubungan ketiga

unit itu sebagai anak keluarga dan masyarakat, artinya masyarakat menentukan keluarga dan

keluarga menentukan individu. Banyak sekali kondisi keluarga yang justru menjadi hazard begi

setiap anggota keluarganya dan tentunya berisiko bagi terganggunya anggotanya. Kondisi

keluuarga yang menjadi hazard antara lain:

1. perceraian dan perpisahan

Dikarenakanberbagai sebab antara anak dan orang tua menjadi factor yang sangat

berpengaruh terhadap pembentukan perilaku dan kepribadian anak.kesimpulannya bawaa

percerian atau perpisahan dapat berakibat buruk pada prkembngan kepribadin ank.

2. keluarga yang tidak profesional

Keluarga yang tidak berfungsi menuju pada keadaan keluarga tetap utuh,terdiri dari

kedua orng tua dan anak anaknya. Mereka masihmenetp di satu rumah , jadi strukturnya tidak

mengalami perubahan. Hanya fungsinya yang tidak dapat berjalan. Faktor fungsi keluarga ini

menjadi lebih penting daripada perceraian dan perpisahan, bagian ini jauh lebih berakibat

buruk pada perkembangan anak.

3. perlakuan dan pengasuhan

                Perlakuan orang tua pada anak berkaitan dengan apa yang dilakukan ortu atau anggota

keuarga lain kepadaanak. Apakah dibiarkan diperlakuan secara kasar atau dimanfaatkan secara

salah atau diperlakukan secara penuh toleransi dan menciptakan iklim yang sehat. Semuanya

mempengaruhi perkembangan pada anak dan juga mungkin berpengaruh pada anggota

keluarganya secara keseluruhan. Kondisi keluarga yang tidak kondusif akan berakibat gangguan

mental bagi anak di antaranya gangguan tingkah laku, kecemasan, mbang dan beberapa

gangguan jiwa lainnya.

D.     PERUBAHAN SOSIAL

Page 5: DIMENSI SOSIAL BUDAYA KESEHATAN

Perubahan sosial selalu terjadi di lingkungan kita. Tidak ada suatu masyarakat yang

tidak mengalami prubahan sosial, termasuk di masyarakat yang terasingpun. Perbahan sosial

itu dapat berlangsung dengan sangat cepat dan ada pula perubahan yang sangat lambat. Dalam

masyarakat modern perubahan sosial itu sangat mencolok, dan terjadi di berbagai bidang

kehidupan. Terjadinya industrialisasi,kemajuan media komunikasi, perubahan sistam ekonomi,

system sosial dan politik yang terus berlansung menimbuan perubahan sosial. Di negara maju

perubahan itu secar nyata dirasakan sejak terjadinya revolusi industru pada abad pertengahan.

Di negara berkembang  seperti Indonesia, perubahan sosial terjadi sejak orde

pembangunan yang di tunjukkan dengan pembangunan industri secara besar besaran yang

diikuti oleh banyaknya urbanisasi dengan segala konsekuensinya termasuk bergesernya pola

keluarga dan pengasuhan, interaksi sosial , perubahan nilai nilai sosial masyarakatnya.

Tentunya, perubahan sosial ini akan berlangsung dan akan terjadi secara cepat. Dampak positif

dari perubahan sosial bagi masyarakat industrialisasi dapat meningkatkan status sosial karena

mereka dapat memanfaatkan pembangunan industri sebagai lapangan pekerjan baru dan

kemungkinan mereka terdorong untuk meningkatkan pendidikanya sehingga dapat

memperoleh pekerjaan yang diinginkan industry itu.

Selain itu adapula dampak negatifnya yaitu perubahan itu membawa aplikasi terhadap

berbagai aspek kehidpn lain seperti adanya aturan dan nilai baru dan berdampak bagi

perubahan aturn dan nilai dan struktur sosial itu tidak di kehendaki  oleh masyarakatnya.

Karena itu perubahan sosial itu dapat menjadi tantangan dan dapat pla menjadi hambatan baagi

masyarakat untuk menyesuaikan diri. Sehubungan dengan perubahan sosial ini terdapat dua

kemungkinan yang dapat terjadi. Perubahan sosial dapat menimbulkan kepuasan bagi

masyarakatnya karena sesuai dengan  yang diharapkan dan dapat meningkatkan keutuhan

masyarakatnya, dan hal ini sekaligus meningkatkan kesehatan mental.

Namun di sisi lain, dapat pula berakibat masyarakatnya mengalami  kegagalan dalam

penyesuaian terhadap perubahan itu akibatnya mereka memanifestasikan kegagalan

penyesuaian itu dalam bentuk yang patologis, misalnya tidak terpenuhinya tuntutan politik,

suatu kelompok masyarakat melakukan tindak pengrusakan dan penjarahan.

1.      Perubahan jangka panjang

Perubahan sosial yang bersifat jangka panjang merupakan perubahan perubahan yang

terjadi akibat industrialisasi, perubahanmedia komunikasi dari yang tradisional ke system

modern, kemajuan di bidang teknologi dan perubahan system ekonomi. Dalam kesehatan

mental disadari bahwa perubahan sosial yang jangka panjang itu juga ada pengaruhnya. Karena

perilaku sosialnya dipengaruhi dipengaruhi maka aspek kesehatan mental kita pun turut

dipengaruhi.

Page 6: DIMENSI SOSIAL BUDAYA KESEHATAN

2.      Migrasi: Sebagai Dampak Masyarakat Industri

Industrialisasi selalu menimbulkan migrasi. Dalam migrasi itu, tidak selalu terjadi

proses penyesuaian dengan kehidupan di lingkungan yang baru. Migrasi, tidak hanya pindah

secara fisik bagi individu, sekaligus terjadinya suatu perubahan sosial. Karena terjadi migrasi,

maka mereka harus meninggalkan sistem keluarganya dan menjalankan pola keluarga baru.

Dalam penelitian konvensional yang menyangkut hubungan migrasi dengan kesehatan

mental, ditemukan terdapat pengaruh migrasi terhadap keseahtan mental. Dilihat dari angka

insidensi masuk rumah sakit, orang - orang migrant lebih banyak mengalami ganbgguan mental

migrasi dibandingkan dengan penduduk aslinya. Demikian juga perbandingan angka insidensi

pada anak - anak mereka yang masuk rumah sakit, gangguan mental lebih banyak dialami oleh

anak - anak dari kalangan pendatang ketimbang penduduk asli. Hal itu menunjukkan bahwa

migrasi itu pada dasranya memepengaruhi kesehatan mental.

3.      Kondisi Krisis

Kondisi krisis banyak terjadi di masyarakat, diantaranya perang, bencana, atau

peristiwa yang dapat menimbulkan krisis bagi masyarakat seperti krisis ekonomi. Sama halnya

dengan kondisi krisis yang lain, tampaknya krisis itu tidak berpengaruh pada gangguan

psikosis, tetapi pengaruhnya kepada gangguan neurosis. Seperti halnya krisis moneter dan

ekonomi yang terjadi di Indonesia, dalam kurun satu tahun angka masuk rumah sakit jiwa

karena psikotik relatif stabil, tetapi gangguan non psikotik meningkat sangat tajam seperti

tingkah laku antisocial termasuk juga perilaku deviasi soaial untuk perilaku agresivitas dan

kriminalitas.

E.      SOSIAL BUDAYA

Hubungan kebudayaan dengan kesehatan mental dikemukakan oleh Wallace, 1963 yang

meliputi tiga hal, yaitu:

1.       Kebudayaan yang mendukung dan menghambatkesehatan mental.

2.       Kebudayaan memberi peran tertentu terhadap penderita gangguan mental

3.       Berbagi bentuk gangguan mental karena faktor cultural

4.       Upaya peningkatan dan pencegahan gangguan mental dalam telaah budaya

Dalam kaitannya dengan kesehatan mental, kebudayaan ada yang memberikan

dukungan bagi peningkatan kesehatan mental dan sebagian lagi justru sensitif bagi angka

insiden dan lamanya gangguan kesehatan mental. Salah satu contoh gangguan mental karena

faktor budaya adalah amok. Amak ini adalah psikosis yang ditandai oleh tindakan yang secara

tiba - tiba mengamuk, berteriak, merusak, dan dapat pula membunuh. Gangguan ini disebabkan

Page 7: DIMENSI SOSIAL BUDAYA KESEHATAN

oleh faktor yang membatasi remaja dan orang dewasa mengekspresiksan emosi - agresinya

dengan menanamkan rasa malu.

F.      STRESSOR PSIKOSOSIAL LAIN

Ilfeld (1977) menjelaskan situasi dan kondisi peran sosial sehari - hari dapat menjadi

sebagi masalah atau sesuatu yang tidak dikehendaki, dan karena itu dapat berfungsi sebagai

stressor sosial. Meskipun kekuatan pengaruhnya terhadap kondisi mental stressor sosial itu

kuat atau lemah ada kontribusinya.

Faktor sosial lain dapat menghambat kesehatan mental seseorang, di antaranya konflik

dalam hubungan sosial, perkawinan, meninggalnya keluarga dekat. Stressor psikososial ini

secara umum menimbulkan efek negatif bagi orang yang mengalaminya. Namun demikian

tentang variasi stressor psikososial ini akan berbeda untuk setiap masyrakat, bergantung

kepada kondisi sosial masyarakatnya.

G.     KESIMPULAN

Faktor sosial budaya turut memepengaruhi kesehatan mental masyarakatnya. Terdapat

sejumlah aspek sosial budaya yang mempengaruhi kesehatan mental masyarakat, di antaranya

adalah: stratifikasi sosial yang ada di masyarakat, interaksi sosial, sistem dalam keluarga,

perubahan - perubahan sosial seperti migrasi, perubahan jangka panjang, dan kondisi krisis.

Kebudayaan yang ada di masyarakat dapat pula mempengaruhi kesehatan mental

masyarakatnya.