diktat biologi perikanan

22
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki potensi dalam bidang  perikanan. Tetapi sampai saat ini belum dapat dimanfaatkan seca ra optimal , kira - kira baru sekitar 33,3%. Sumberdaya perikanan yang cukup besar memberikan sumbangan yang cukup besar pula terhadap pendapatan negara maupun bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam penciptaan lapangan kerja. Potensi sumberdaya ini masih belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga masih memungkinkan untuk dapat dikembangkan di masa yang akan datang. Biologi Perikanan adalah studi mengenai ikan sebagai sumberdaya yang dapat di panen oleh manusia, yang mencakup biologi ikan dimana penekanannya terhadap spesies penting sebagai sumberdaya. Tujuan Biologi Perikanan adalah agar orang yang mempelajarinya mengerti dan memahami sumberdaya perikanan serta bagaimana pemanfaatan sumberdaya tersebut secara optimum dan membuat rekomendasi dalam pemanfaatan serta perbaikannya (Effendie, 2002). Jadi aplikasi pengetahuan biologi perikanan sebagai alat pengelolaan perikanan, dimana pengelolaan perikanan itu akan berhubungan dengan sumberdaya masyarakat. Oleh karena itu selain harus mengetahui dan memahami biologi  perikanan pengelola perikanan itu harus membekali diri dengan pengetahuan lainnya yang berhubungan dengan ekonomi, keteknikan, sosiologi, pemerintahan dan lain sebagainya (Effendie, 2002). Biologi perikanan mencakup biologi ikan, di mana penekanannya terhadap spesies penting sebagai sumberdaya. Orang yang mempelajari biologi ikan sebaiknya berminat terhadap semua aspek biologi ikan. Aspek-aspek biologi ikan yang paling banyak berhubungan dengan populasi-populasi serta faktor-faktor yang mengontrolnya, membatasi atau mengembangkan populasi. Kecepatan  pertumbuhan dan waktu mencapai ukuran rata-rata dari berbagai macam ikan; fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan, dan pola reproduksi, umur pada waktu mencapai kematangan gonad dan nisbah kelamin; kecepatan survival dan mortalitas pada tahap-tahap daur hidup; distribusi ekologi, pergerakan dan ruaya;

Upload: jaka-s

Post on 07-Jan-2016

69 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Petunjuk praktikum biologiperikanan

TRANSCRIPT

Page 1: Diktat Biologi Perikanan

7/17/2019 Diktat Biologi Perikanan

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-biologi-perikanan 1/22

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki potensi dalam bidang

 perikanan. Tetapi sampai saat ini belum dapat dimanfaatkan secara optimal, kira-

kira baru sekitar 33,3%. Sumberdaya perikanan yang cukup besar memberikan

sumbangan yang cukup besar pula terhadap pendapatan negara maupun bagi

kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam penciptaan lapangan kerja. Potensi

sumberdaya ini masih belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga masih

memungkinkan untuk dapat dikembangkan di masa yang akan datang.

Biologi Perikanan adalah studi mengenai ikan sebagai sumberdaya yang

dapat di panen oleh manusia, yang mencakup biologi ikan dimana penekanannya

terhadap spesies penting sebagai sumberdaya. Tujuan Biologi Perikanan adalah

agar orang yang mempelajarinya mengerti dan memahami sumberdaya perikanan

serta bagaimana pemanfaatan sumberdaya tersebut secara optimum dan membuat

rekomendasi dalam pemanfaatan serta perbaikannya (Effendie, 2002). Jadi

aplikasi pengetahuan biologi perikanan sebagai alat pengelolaan perikanan,

dimana pengelolaan perikanan itu akan berhubungan dengan sumberdaya

masyarakat. Oleh karena itu selain harus mengetahui dan memahami biologi

 perikanan pengelola perikanan itu harus membekali diri dengan pengetahuan

lainnya yang berhubungan dengan ekonomi, keteknikan, sosiologi, pemerintahan

dan lain sebagainya (Effendie, 2002).

Biologi perikanan mencakup biologi ikan, di mana penekanannya terhadap

spesies penting sebagai sumberdaya. Orang yang mempelajari biologi ikan

sebaiknya berminat terhadap semua aspek biologi ikan. Aspek-aspek biologi ikan

yang paling banyak berhubungan dengan populasi-populasi serta faktor-faktor

yang mengontrolnya, membatasi atau mengembangkan populasi. Kecepatan

 pertumbuhan dan waktu mencapai ukuran rata-rata dari berbagai macam ikan;

fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan, dan pola reproduksi, umur pada

waktu mencapai kematangan gonad dan nisbah kelamin; kecepatan survival dan

mortalitas pada tahap-tahap daur hidup; distribusi ekologi, pergerakan dan ruaya;

Page 2: Diktat Biologi Perikanan

7/17/2019 Diktat Biologi Perikanan

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-biologi-perikanan 2/22

2

 pengaruh penangkapan ikan terhadap jumlah populasi, reproduksi, pertumbuhan

dan distribusi ukuran; tingkah laku ikan dalam waktu 24 jam atau dari musim ke

musim; interaksi-interaksi terhadap spesies lain dan bagaimana spesies lain

mempengaruhi produksi spesies yang paling di senangi (Effendie, 2002).

Ketersedian sumberdaya perairan yang luas dan sumberdaya manusia yang

 berlimpah merupakan modal dasar untuk meningkatkan dan mengembangkan

 perikanan di Indonesia. Untuk itu Biologi Perikanan akan memberikan peranan

 penting dalam mengupayakan tercapainya tujuan itu. Dengan memahami teori-

teori yang ada dalam Biologi Perikanan selanjutnya diaplikasikan ke lapangan

diharapkan pemanfatan sumberdaya perikanan dapat mencapai optimal dengan

tetap menjaga keseimbangan dan kelestarian perairan di Indonesia (Evy, 2001).

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum Biologi Perikanan ini adalah :

1.  Dapat melakukan analisis morfometri pada ikan sampel sehingga dapat

diketahui korelasi antara beberapa parameter bagian tubuh dari satu jenis ikan.

2. 

Dapat melakukan identifikasi individu ikan.

3. 

Mengetahui cara memperoleh indeks kematangan gonad, tingkat kematangan

gonad, dan menghitung nilai fekunditas dari suatu individu.

4. 

Dapat menganalisis pola kebiasaan makan dari suatu spesies ikan.

5.  Dapat mengukur diameter telur ikan.

Page 3: Diktat Biologi Perikanan

7/17/2019 Diktat Biologi Perikanan

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-biologi-perikanan 3/22

3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.  Morfometri Ikan

Morfometri ikan merupakan ukuran dalam satuan panjang dan

 perbandingan ukuran bagian-bagian tubuh ikan. Prinsip analisa morfometri ini

adalah mengetahui bentuk luar, lebar mulut dan tinggi badan, panjang, berat ikan

dan dikorelasikan dengan beberapa parameter bagian tubuh tertentu pada satu

 jenis ikan.

2.2.  Seksualitas Ikan

Sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara

langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu ovarium dan pembuluh

 pada ikan betina, dan pada ikan jantan testis dengan pembuluhnya. Sifat seksual

sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan

 betina. Apabila spesies ikan mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk

membedakan jantan dan betina, maka spesies itu mempunyai seksual dimorfisme

(Effendie, 2002). 

Dalam sistem reproduksi ikan, kelenjar gonad memiliki peran yang sangat

 penting. Untuk ikan kelamin betina, gonad disebut ovarium. Sedangkan untuk

ikan kelamin jantan disebut testes. Pada ikan betina bentuk ovarium umumnya

memanjang dan agak bulat. Letak ovarium ikan ada yang melekat langsung

 pada dinding rongga tubuh sebelah dorsal dan ada pula yang menggantung

 pada rongga tubuh. Luas rongga tubuh pada ikan yang digunakan untuk

 perletakan ovarium sangat beragam. Hal ini berkaitan dengan tingkat

 perkembangan kelamin ikan (Murtidjo, 2001). 

2.3.  Indeks Kematangan Gonad

Indeks Kematangan Gonad (IKG) adalah suatu nilai dalam persen sebagai

 perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan. Ketika ikan dewasa secara

seksual, produksi seks akan matang dan kegiatan reproduksi nakan berlangsung.

Banyak faktor yang mempengaruhi peristiwa ini yaitu faktor internal yang berasal

3

Page 4: Diktat Biologi Perikanan

7/17/2019 Diktat Biologi Perikanan

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-biologi-perikanan 4/22

4

dari diri ikan, yaitu meliputi jenis ikan dan hereditasnya, makanan dan faktor

fisiologi yang hakekatnya sangat sulit dipisahkan dari hereditasnya. Sedangkan

faktor eksternal adalah lamanya penyinaran, suhu dan naiknya permukaan air pada

musim penghujan. Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian

dari reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Selama itu sebagian besar hasil

metabolisme tertuju kepada perkembangan gonad. Dalam individu telur terdapat

 proses yang dinamakan vitellogenesis yaitu terjadinya pengendapan kuning telur

tiap-tiap individu telur. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan

dalam gonad (Effendi, 2002).

2.4. 

Tingkat Kematangan Gonad

Kematangan gonad ikan terjadi sesaat ikan akan memijah. Pada saat

tersebut, gonad akan mengalami pertambahan berat hingga mencapai maksimum

dan kemudian akan mengalami penurunan berat setelah terjadi pemijahan. Selama

 proses reproduks i berlangsung, energi yang dihasilkan digunakan un tuk

 perkembangan gonadnya.

Untuk mengetahui tingkat kematangan gonad ikan dapat dilakukan

melalui dua (2) cara, yaitu secara histologi dan secara morfologi :

1.  Secara histologi,

Pengamatan dilakukan di laboratorlum. Dari cara ini dapat diketahui

anatomi perkembangan gonad lebih jelas dan mendetail.

2.  Secara morphology,

Pengamatan dilakukan di laboratorlum dan dapat pula di lapangan. Dasar

yang dipakai untuk cara ini adalah bentuk, ukuran panjang dan berat,

warna, dan perkembangan nisi gonad yang dapat dilihat (Effendie,2002).Dasar yang dipakai untuk menentukan tingkat kematangan gonad dengan

cara morfologi ialah bentuk, ukuran panjang dan berat, warna dan perkembangan

nisi gonad yang dapat dilihat. Perkembangan gonad ikan betina lebih banyak

diperhatikan dari pada ikan jantan karena perkembangan diameter telur

yang terdapat dalam gonad lebih mudah dilihat daripada sperma yang terdapat

dalam testes (Effendie, 2002).

Pembagian tahapan kematangan gonad menurun Kesteven dan Nikolsky.

Page 5: Diktat Biologi Perikanan

7/17/2019 Diktat Biologi Perikanan

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-biologi-perikanan 5/22

5

Kesteven Nikolsky

 Dara

Organ seksual sangat kecil

 berdekatan dengan tulang

 punggung. Testes dan ovarium

transparan dan tidak berwarna

sampai abu-abu. Telur tidal terlihat

dengan mata biasa.

  Belum masak

Individu muda belum berhasrat

dalam reproduksi, gonad sangat

kecil.

 Dara berkembang

Testes clan ovarium jernih, abu-

abu sampai merah. Panjangnya

leih sedikit dari panjang rongga

 bawah. Telur satu persatu dapat

dilihat denaan kaca pembesar.

  Tahap istirahat

Produksi seksual belum mulai

 berkembang, gonad kecil

ukurannya, telur belum dapat

dibedakan dengan mata biasa.

 Perkembangan I

Testes dan ovarium bentuknya

 bulat telur, kemerah-merahan

dengan pembuluh darah

kapiler. Telur dapat dilihat

dengan mata biasa seperti

serbuk putih.

  Pemasakan

Telur-telur dapat dibedakan oleh

mata biasa. Pertambahan berat

gonad dengan cepat sedang

 berjalan, testes berubah dari

transparan ke Marna merah muda.

 Perkembangan II

Testes putih kemerah-merahan.

Tidak ada pati jantan atau sperma

kalau bagian pert di tekan.

Ovarium berwarna kemerah-

merahan. Telur dapat jelas di

 bedakan, bentuknya bulat telurnya:

Ovarium mengisi kira-kira 2/3

ruang bawah.

  Masak

Produksi seksual masak, gonad

mencapai berat yang maksimum

tetapi produk seksual tersebut

 belum keluar bila perutnya di

urut/di tekan.

 Bunting   Reproduksi

Page 6: Diktat Biologi Perikanan

7/17/2019 Diktat Biologi Perikanan

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-biologi-perikanan 6/22

6

Organ seksual mengisi ruang

 bawah. Testes warnanya putih,

telur berbentuk bulat. Beberapa

telur tampak bening dan juga

sudah ada yang masak.

Produk seksual akan keluar bila

 perut ditekan secara perlahan. Berat

gonad turun dengan cepat dari awal

 pemijahan sampai selesai.

 Mijah

Telur atau sperma keluar

dengan sedikit ditekan.

Kebanyakan telurnya berwarna

 jernih dengan beberapa yang

 berbentuk bulat telur ovarium.

  Kondisi salin

Kondisi seksual telah

dikeluarkan, lubang pelepasan

kemerahmerahan, gonad seperti

kantung kemis, ovarium berisi

 beberapa telur sisa dan testes berisi

sperma sisa.

 Mijah salin

Belum kosong sama sekali.

Tidak ada telur yang berbentuk

 bulat telur.

  Tahap istirahat

Produksi seksual telah dilepaskan,

lubang pelepasan tidak kemerah-

merahan, gonad bentuknya kecil,

telur belum dapat dibedakan oleh

mata biasa

 Salin ( spent )

Testes dan telur kosong dan

 berwarna merah. Beberapa telur

dalam keadaan sedang dihisap

kembali.

 Putih salin

Testes dan ovarium jernih, abu-abu

sampai merah

2.5.  Fekunditas

Fekunditas adalah jumlah telur yang telah masak dalam suatu ovari

sebelum dikeluarkan pada waktu memijah. Ada berbagai mecam fekunditas yaitu

fekunditas individu, fekunditas relative, fekunditas mutual atau fekunditas total.

Page 7: Diktat Biologi Perikanan

7/17/2019 Diktat Biologi Perikanan

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-biologi-perikanan 7/22

7

Fekunditas individu akan sukar diterapkan untuk ikan-ikan yang mengadakan

 pemijahan beberapa kali dalam setahun, karena mengandung telur dari berbagai

tingkat. Sedangkan fekunditas relatif adalah jumlah telur per satuan berat atau

 panjang ikan. Dari fekunditas secara tidak langsung dapat menaksir jumlah

anak ikan yang akan dihasilkan akan menentukan pula jumlah ikan dalam kelas

umur yang bersangkutan. Selain fekunditas mutual dan fekunditas relating,

 beberapa peneliti memberi beberapa macam-macam fekunditas lainnya, yaitu

fekunditas dengan panjang, fekunditas dengan berat, fekunditas dengan umur,

fekunditas dengan berganda, fekunditas memijah berganda, fekunditas dengan

ukuran telur, fekunditas dengan ras, fekunditas dan populasi (Effendie, 2002). 

Potensi induk ikan dalam pemijahan sangat penting untuk diketahui

terutama yang berkaitan dengan jumlah telur yang dikandung individu ikan. Pada

umumnya ,terdapat hubungan antara fekunditas, ukuran berat, panjang, usia dan

ukuran butir telur. Semakin berat atau panjang tubuh ikan dan semakin tua

usianya, maka fekunditasnya makin tinggi. Selain itu, ikan memiliki kebiasaan

tidak menjaga telurnya, umumnya memberikan petunjuk bahwa fekunditas tinggi.

Sebaliknya, ikan yang mempunyai kebiasaan menjaga telurnya setelah memijah

memiliki fekunditas rendah (Murtidjo, 2001).

Makin kecil ukuran telur yang dipijahkan, umumnya makin tinggi

fekunditasnya. Bagi ikan yang memiliki sepasang ovarium, kemungkinan besar

terdapat perbedaan jumlah telur yang terdapat pada ovarium sebelah kiri dan

sebelah kanan. Adapun fekunditas ikan dapat dihitung dengan beberapa cara yaitu

metode jumlah, metode volumetric, metode gravimetric, dan metode Von Bayer  

(Effendie, 2001).

Faktor-faktor yang mempengaruhi fekunditas serta hal-hal lain yang

 berhubungan, sebagai berikut :

1. Sampai umur tertentu fekunditas akan bertambah kemudian menurun lagi,

fekunditas relatif menurun sebelum terjadi penurunan fekunditas

mutlaknya.

2. Fekunditas mutlak atau relating wring   terjadi kecil-kecil pada ikan atau

kelas umur yang jumlah banyak, terjadi untuk spesies yang mempunyai

 perbedaan di antara kelompok ukuran.

Page 8: Diktat Biologi Perikanan

7/17/2019 Diktat Biologi Perikanan

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-biologi-perikanan 8/22

8

3. Pengaturan fekunditas terbanyak dalam berespon terhadap persediaan

makanan berhubungan dengan telur yang dihasilkan oleh ikan yang cepat

 pertumbuhannya, lebih gemuk dan lebih besar.

4. 

Ikan yang bentuknya kecil dengan kematangan gonad lebih awal serta

fekunditas tinggi mungkin disebabkan oleh kandungan makanan dan predator

dalam jumlah besar.

5. Perbedaan fekunditasnya di antara populasi species yang hidup pada kondisi

kelangsungan yang berbeda-beda, bentuk migran fekunditas lebih besar.

6. Fekunditas disesuaikan secara otomatis melalu metabolismenya yang

mengadakan reaksi terhadap perubahan persediaan makanan dan

menghasilkan perubahan dalam pertumbuhan.

7. Fekunditas bertambah dalam mengadakan respon terhadap perbaikan

makanan melalul kematangan gonad yang terjadi lebih awal, menambahkan

kematangan individu pada individual yang lebih gemuk dan mengurangi

antara siklus pemijahan (Effendie, 2002).

2.6.  Jenis dan kebiasaan makan

Ikan seperti halnya dengan makhluk hidup lainnya membutuhkan

nutrien untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhannya. Nutrien yang

dibutuhkan dalam hal ini adalah berupa protein, lemak, karbohidrat, mineral,

dan vitamin. Sebagai organisms heterotrof, nutrien yang dibutuhkan tersebut

umumnya dari makanan (Tim Iktiologi,1989).

Di perairan makanan untuk ikan sudah tersedia yaitu berupa makanan alami,

yang banyak sekali ragamnya baik dari golongan hewan (Zooplankton,

invertebrata, vertebrat), tumbuhan (phytoplankton, tumbuhan air) dan

organisme lain (detritus). Organisme yang dapat menjadi makanan ikan

tersebut sangat bervariasi tergantung kepada atrophic level  (Amri, 2003).

Alat-alat pencernaan makanan secara berturut-turut dari awal makanan

masuk ke mulut dapat dikemukakan sebagai berikut : mulut, rongga mulut,

 pharynx, esophagus, lambung, pylorus, usus, dan, anus. Dalam beberapa hal

terdapat adaptasi alat-alat tersebut terhadap makanan dan kebiasaan makannya.

Faktor-faktor yang merangsang ikan untuk makan yaitu faktor internal yang

Page 9: Diktat Biologi Perikanan

7/17/2019 Diktat Biologi Perikanan

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-biologi-perikanan 9/22

9

meliputi musim, waktu makan, intensitas cahaya, saat dan jenis makanan terakhir

dan suhu. Faktor panca indera meliputi rasa, bau, penglihatan, sentuhan, sister

garis rusuk.

Cara makan

(Cahyono, 2001)

Kebiasaan makan

(Effendie, 2002)

Jenis makan

(Djarijah, 1995)

  Golongan predator   Ikan monophagus

Ikan yang hanya

mengkonsumsi satu

macam makanan.

  Herbivora

Ikan pemakan

tumbuh-tumbuhan

yang berbentuk

mikroorganisme

seperti

 phytoplankton.

Contoh ikan

herbivora adalah

 bandeng.

  Golongan greezer     Ikan stenophagus

Ikan yang

mengkonsumsi

macam makanan yang

terbatas.

  Karnivora

Ikan pemakan daging,

yang terdiri dari dua

 jenis yaitu carnivore

 biasa dan predator.

Contoh ikan

 predator adalah lele

dan gabus.

  Golongan penyaring   Ikan euryphagus

Ikan yang dietnya

 bermacam-macam

atau campuran

  Omnivora

Ikan yang

mengkonsumsi

makanan nabati dan

hewani. Contohnya

mujair.

  Golongan penghisap    Planktonophagh 

Ikan-ikan pemakan

Page 10: Diktat Biologi Perikanan

7/17/2019 Diktat Biologi Perikanan

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-biologi-perikanan 10/22

10

 plankton. ikan ini

memakan berbagai

 jenis plankton baik

dari golongan

zooplankton maupun

 phytoplankton.

  Golongan parasit

2.7.  Telur

Rasio pembuahan sering digunakan sebagai parameter untuk mendeteksi

kualitas telur. Penggabungan gamet biasanya disertai dengan pengaktifan telur.

Selama fertilisasi dan pengaktifan, telur-telur ikan teleostei mengalami reaksi

kortikal. Kortikal alveoli melebur, melepaskan cairan koloid, dan selanjutnya

memulai pembentukan ruang periviteline (Kjorsvik et al., 1990 dalam  Utiah,

2006). Kortikal alveoli muncul setelah terjadinya fertilisasi dan reaksi kortikal

yang tidak lengkap menunjukkan kualitas telur yang jelek. Beberapa hal yang

mempengaruhi pembuahan adalah berat telur ketika terjadi pembengkakan oleh

air, pH cairan ovari, dan konsentrasi protein (Lahnsteiner et al ., 2001).

Telur yang belum dibuahi bagian luarnya dilapisi oleh selaput yang

dinamakan selaput kapsul atau khorion. Di bawah khorion terdapat selaput yang

kedua dinamakan selaput vitelin. Selaput yang mengelilingi plasma telur

dinamakan selaput plasma. Ketiga selaput ini semuanya menempel satu sama lain

dan tidak terdapat ruang diantaranya. Ukuran telur dapat dinyatakan dalam banyak

cara. Diameter tunggal yang biasa digunakan, tetapi diameter terpanjang juga

kadang-kadang digunakan. Selain itu panjang telur dan lebar telur juga digunakan.

Ukuran-ukuran telur yang lain mencakup volume telur, bobot basah dan bobot

kering. Dari segi energetika istilah terbaik untuk ukuran telur adalah kandungan

energi per telur atau joule per telur. Kalori telur menunjukkan jumlah energi yang

tersedia bagi embrio untuk berkembangan.

Ukuran telur berkorelasi dengan ukuran larva. Larva yang besar lebih

tahan tanpa pakan dibandingkan dengan larva berukuran kecil yang dipijahkan

Page 11: Diktat Biologi Perikanan

7/17/2019 Diktat Biologi Perikanan

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-biologi-perikanan 11/22

11

dari telur kecil. Hubungan positif antara ukuran larva dan ukuran telur telah

dilaporkan untuk Salmo salar, Onchorhynchus mykiss, Onchorhynchus keta, dan

Clupea harengus (Kamler, 1992 dalam  Anonim 2010). Hasil evaluasi biokimia

kualitas telur sebelum fertilisasi mungkin dapat digunakan. Material yang

diperlukan selama perkembangan secara umum dapat dibagi menjadi 1)

diperlukan secara langsung untuk sintesis jaringan embrionik, dan 2) digunakan

untuk energi metabolisme (Tang dan Affandi, 2000 dalam Anonim, 2010).

Kadar protein, lipid dan karbohidrat berkorelasi positif terhadap

kelangsungan hidup larva. Protein merupakan komponen dominan kuning telur,

sedangkan jumlah dan komposisinya menentukan besar kecilnya ukuran telur

(Kamler, 1992 dalam  Utiah, 2006). Kondisi pematangan induk akan

mempengaruhi kandungan kimia telur. Pada kebanyakan spesies non-mamalia,

oosit mencapai ukuran akhir selama vitellogenesis dan memulai tahap pematangan

serta ovulasi bila ada stimulasi hormonal yang mencukupi (Carnevali, et al., 2006

dalam Anonim, 2010). Namun seperti pada kebanyakan vertebrata, oosit ikan

teleost yang sudah mencapai pertumbuhan akhir belum dapat dibuahi dan harus

mencapai tahap akhir penyelesaian pembelahan meiotik dan perubahan struktur

oosit. Proses tersebut meliputi GVBD ( germinal vesicle breakdown), kondensasi

kromosom, pembentukan spindel meiotik pertama, pelepasan polar bodi pertama

(Nagahama, 1987 dalam  Anonim, 2010) dan pembentukan microphyle sebagai

saluran masuknya sperma ketika terjadi fertilisasi (Thomas, et al ., 2002 dalam 

Anonim, 2010).

Page 12: Diktat Biologi Perikanan

7/17/2019 Diktat Biologi Perikanan

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-biologi-perikanan 12/22

12

BAB 3

MATERI DAN METODE

3.1. 

Waktu dan Tempat

Praktikum Biologi Perikanan ini akan dilaksanakan di Laboratorium Dasar

Perikanan, Program Studi Budidaya Perairan dan Teknologi Hasil Perikanan

Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Indralaya, Setiap hari …., mulai bulan

Oktober-November 2015 pukul 14.30-16.00 WIB.

3.2.  Materi Praktikum

Materi/ parameter yang akan diamati dalam praktikum ini mencakup :

a.  Analisis Morfometri

 b. 

Membedakan jenis kelamin ikan jantan dan betina (seksualitas ikan)

c.  Analisis Tingkat Kematangan Gonad (TKG)

d.  Analisis Indeks Kematangan Gonad (IKG)

e.  Perhitungan fekunditas ikan

f. 

Analisis kebiasaan makan ikan

g. 

Perhitungan diameter telur

3.3.  Cara Kerja

3.3.1.  Analisa Morfometri

Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

a. 

Identifikasi masing-masing jenis ikan sampel,

 b.  Ukur berat ikan, panjang total, panjang standar, lebar mulut dan tinggi badan

c. 

Tuliskan data/hasil pengamatan dalam tabel/lembar kerjad.  Hitung korelasi panjang dan berat

Log W = Log a + b Log L

12

Page 13: Diktat Biologi Perikanan

7/17/2019 Diktat Biologi Perikanan

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-biologi-perikanan 13/22

13

3.3.2.  Membedakan jenis kelamin jantan dan betina (seksualitas ikan) 

Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

  Jika seksualitas telah diketahui pasti atau terlihat dari luar :

a. 

Amati perbedaan ikan jantan dan ikan betina berdasarkan parameter-

 parameter berikut ini :

Bentuk tubuh

-  Ekor

-  Sirip dada

Sirip punggung

-  Sirip perut

Warna tubuh

Bentuk kepala

 b.  Menuliskan data/hasil pengamatan dalam tabel/lembar kerja.

  Jika seksualitasnya belum diketahui, maka dilakukan analisa melalui jaringan

gonad :

a.  Bedah ikan

 b.  Ambil gonadnya

c. 

Letakkan di atas gelas objek

d.  Cincang dengan scalpel sampai halus

e.  Teteskan dengan larutan acetocarmin (1 tetes)

f. 

Tutup dengan coverglass

g.  Amati di bawah mikroskop

h.  Menuliskan data/hasil pengamatan dalam tabel/ lembar kerja

3.3.3.  Tingkat kematangan Gonad (TKG)

Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

a.  Ikan yang sudah diperoleh nilai IKG-nya disiapkan untuk diamati, baik dengan

mata biasa maupun dengan kaca pembesar

 b.  Pengamatan terhadap gonad ikan meliputi

Ukuran ikan jantan :

-  Bentuk testes

Besar kecilnya testes

Page 14: Diktat Biologi Perikanan

7/17/2019 Diktat Biologi Perikanan

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-biologi-perikanan 14/22

14

-  Warna testes

-  Pengisian testes dalam rongga tubuh

-  Keluar tidaknya testes dalam tubuh ikan (dalam keadaan segar)

Ukuran ikan betina :

-  Bentuk ovarium

-  Besar kecilnya ovarium

Pengisian ovarium dalam rongga perut

-  Warna ovarium

-  Warna telur

c. 

Ditentukan klasifikasi kematangan gonad dengan melihat kunci kematangan

gonad menurut Kesteven dan Nikolsky

3.3.4.  Indeks kematangan Gonad (IKG)

Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

a.  Membersihkan tubuh ikan dari segala kotoran dan keringkan dengan kertas

tissu

 b. 

Menimbang berat ikan beserta gonadnya (Bt)

c. 

Membedah ikan pada bagian perutnya dan keluarkan gonad dengan hati-hati,

 jangan sampai pecah

d. 

Keringkan gonad tersebut dengan kertas tissu dan timbang (Bg)

e.  Menentukan IKG dengan persamaan sebagai berikut

IKG = Bg x 100%

Bt

Keterangan :

IKG : Indeks kematangan gonad (%)Bg : Berat gonad (g)

Bt : Berat total (g)

3.3.5.  Fekunditas

Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

a.  Gonad yang telah diambil dari tubuh ikan dan telah dibersihkan, ditimbang

 beratnya dengan menggunakan timbangan digital

Page 15: Diktat Biologi Perikanan

7/17/2019 Diktat Biologi Perikanan

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-biologi-perikanan 15/22

15

 b.  Gonad diambil, kemudian potong gonad menjadi empat bagian dan ambil

sebagian gonad pada bagian pangkal, tengah dan ujung gonad untuk

 pengamatan selanjutnya, sehingga diharapkan seluruh bentuk dan ukuran telur

terwakili

c.  Sebagian telur yang telah diambil tersebut ditimbang beratnya

d.  Setelah ditimbang, gonad diencerkan dengan air sebanyak 100 cc dan aduk

hingga homogen, dimana tidak ada lagi telur yang mengelompok

e.  Setelah homogen, hitung telur dari ikan sampel.

f.  Fekunditas ikan dianalisis menggunakan metode gravimetric

Keterangan :

F : Fekunditas (butir)

G : Berat gonad (g)

Q : Berat gonad sampel (g)

 N : Jumlah telur pada gonad sampel (butir)

3.3.6.  Penentuan Kebiasaan Makan

Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

a.  Ikan dibedah

 b. 

Ambil ususnya jangan sampai pecah atau putus. Jika ikan mempunyai

lambung, angkat dari bagian perutnya

c.  Ambil usus atau lambung dengan hati-hati kemudian keluarkan isinya dengan

membedahnya. Kemudian usus atau lambung tersebut diukur volumenya tanpa

isi

d.  Pisahkan jenis usus yang berukuran besar ataupun kecil, identifikasi jenisnya

dan jika mungkin ukur volumenya sesuai prosedur

e.  Aduk hingga homogen dan ambil dengan pipet, tuangkan ke kaca objek dan

amati di bawah mikroskop

f.  Pilihlah organisme sejenis ke dalam tumpukan-tumpukan (fitoplankton,

zooplankton, tumbuhan, hewan, detritus, ikan, serangga, dan lain-lain)

Page 16: Diktat Biologi Perikanan

7/17/2019 Diktat Biologi Perikanan

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-biologi-perikanan 16/22

16

g.  Tumpukan-tumpukan tersebut dinyatakan dalam persen (%)

3.3.7.  Penghitungan Diameter Telur

Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

a.  Ambil telur (± 50 butir) dari tiga bagian : posterior, median dan anterior dari

gonad

 b. 

Masukkan dalam petridisk  

c.  Tambahkan aquadest sampai telur terendam

d.  Pisahkan telur secara manual dengan bantuan spatula

e. 

Amati di bawah mikroskop okuler dan sudah ditera dengan micrometer

objektif terlebih dahulu

Page 17: Diktat Biologi Perikanan

7/17/2019 Diktat Biologi Perikanan

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-biologi-perikanan 17/22

17

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, Moch. Rismunandar. 1985. Perikanan Darat . Sinar Baru. Bandung.Amri, Khairul. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif . Agromedia Pustaka.

Jakarta

Anonim. 2010. Fertilisasi. (http : // www.singkil.webs.com/fertilisasi.htm) 

(diakses tanggal 14 Oktober 2011).

Cahyono, Bambang. 2001. Budidaya Ikan Air Tawar. Kanisius. Yogyakarta.

Djaridjah, Abbas Siregar. 1995. Pakan Ikan Alami. Kanisius. Yogyakarta.

Effendie, MI. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.

Evy, Ratna. 2001. Usaha Perikanan di Indonesia. Mutiara Sumber Widya.

Jakarta.

Lahnsteiner, F., B. Urbanyi, A. Horvarth, and T. Weismann. 2001.  Bio-markers

 for egg quality determination in cyprinid fish. Aquaculture, 195:331-352.

Murtidjo, Bambang Agus. 2001. Beberapa Metode Pembenihan Ikan air Tawar .

Kanisius. Jakarta.

Susanto, Heru. 1992.  Budidaya Ikan di Pekarangan. PT Penebar Swadaya.Jakarta.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan 1 dan 2. Bina Cipta.

Bogor.

Utiah, A. 2006. Penampilan Reproduksi Induk Ikan Baung ( Hemibagrus nemurus

 Blkr) dengan Pemberian Pakan Buatan yang Ditambahkan Asam Lemak

n-6 dan n-3 dan dengan Implantasi Estradiol-17α dan Tiroksin. Disertasi.

Institut Pertanian Bogor.

Page 18: Diktat Biologi Perikanan

7/17/2019 Diktat Biologi Perikanan

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-biologi-perikanan 18/22

18

PENUNTUN PRAKTIKUM

BIOLOGI PERIKANAN

Oleh :

TIM BIOPER  

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

DAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015

Page 19: Diktat Biologi Perikanan

7/17/2019 Diktat Biologi Perikanan

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-biologi-perikanan 19/22

19

IDENTITAS PEMILIK

 Nama : ……………………………………………… 

 NIM : ……………………………………………… 

Program Studi : ……………………………………………… 

Tempat/ Tanggal Lahir : ……………………………………………… 

Alamat Lengkap : ……………………………………………… 

……………………………………………… 

……………………………………………… 

 Nama Orangtua ……………..…...(Ayah) .……………....(Ibu) Hobbi : ……………………………………………… 

Motto Hidup : ……………………………………………… 

……………………………………………… 

Pesan dan Kesan : ……………………………………………… 

……………………………………………… 

……………………………………………… 

……………………………………………… 

Indralaya, September 2015

Praktikan,

(………...........……………..) 

 NIM…………………..........

Foto

3 x 4

Page 20: Diktat Biologi Perikanan

7/17/2019 Diktat Biologi Perikanan

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-biologi-perikanan 20/22

20

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. 

Praktikan harus mengikuti seluruh kegiatan praktikum dari awal sampai akhir,

untuk dapat mengikuti ujian akhir praktikum (UAP). Tidak ada ujian susulan.

2. 

Praktikan telah berada di Laboratorium Bersama Perikanan 10 menit sebelum

 praktikum dan telah mengenakan jas lab sebelum masuk ke dalam

laboratorium

3.  Praktikan harus mengikuti responsi pada wal dan akhir praktikum. Jika nilai

dibawah 75 maka akan dikenakan sanksi

4. 

Praktikan diperbolehkan meninggalkan laboratorium praktikum apabila sudahdiberi izin oleh dosen/asisten pendamping.

5.  Selama praktikum berlangsung, praktikan diwajibkan selalu menjaga

kebersihan, ketertiban dan kenyamanan laboratorium.

6.  Praktikan diperbolehkan meninggalkan laboratorium setelah selesai praktikum

apabila laboratorium sudah bersih.

7.  Praktikan dilarang membuang sampah ditempat yang bukan semestinya.

8.  Setiap praktikum, praktikan harus membawa alat dan bahan yang diperlukan.

9. 

Praktikan yang tidak mentaati peraturan baik yang tertulis maupun yang tidak

tertulis akan diberi sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan.

10. Selesai praktikum, praktikan wajib melaporkan hasil praktikum dalam bentuk

laporan sementara.

Page 21: Diktat Biologi Perikanan

7/17/2019 Diktat Biologi Perikanan

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-biologi-perikanan 21/22

21

KETENTUAN FORMAT

LAPORAN TETAP

Ketentuan umum pembuatan laporan resmi Praktikum Mata kuliah Biologi

Perikanan, adalah sebagai berikut :

1.  Cover berwarna biru laut

2. 

Menggunakan huruf Time New Roman Font 12, kertas A4

3.  Margin pengetikan : 3atas, 4 kiri, 3 kanan, 3 bawah

4. 

Dijilid soft cover

5.  Laporan perkelompok, Konsultasi dengan asisten minimal 3 kali

6.  Format Laporan disusun sebagai berikut :

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. 

Latar Belakang (minimal 1 lembar)

1.2.  Tujuan dan Kegunaan

1.2.1. 

Tujuan

1.2.2.  Kegunaan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

(masing-masing ikan sesuai dengan praktikum)2.1.  Sistematika dan Morfologi Ikan

2.2.  Analisa Morfometri Ikan

2.3.  Seksualitas Ikan

2.4.  Tingkat Kematangan Gonad

2.5.  Indeks Kematangan Gonad

2.6.  Fekunditas

2.7.  Feeding Habits

2.8.  Diameter Telur

Bab 3 PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. 

Tempat dan Waktu

3.2. 

Bahan dan Metoda3.3.

 

Cara Kerja

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.  Hasil

4.2.  Pembahasan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan

5.2  Saran

DAFTAR PUSTAKA (Daftar pustaka untuk referensi minimal dari tahun 2000)

LAMPIRAN

Page 22: Diktat Biologi Perikanan

7/17/2019 Diktat Biologi Perikanan

http://slidepdf.com/reader/full/diktat-biologi-perikanan 22/22

22

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan

 berkah dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga segala aktifitas kita dalam

menuntut dan menyebarkan ilmu pengetahuan duniawi maupun akherat selalu

dibimbing-Nya. Selawat dan salam selalu tercurahkan kepada nabiullah

rasullullah Muhammad SAW, sang tauladan yang telah memberikan arahan

kehidupan yang benar sehingga Ummat yang mengikuti jejaknya dapat selamat

fiddun ya wal akherat.

Buku Petunjuk Praktikum Biologi Perikanan ini disusun dengan maksud

untuk membantu Mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan dan Teknologi

Hasil Perikanan Fakultas Pertanian Unsri, yang mengambil Matakuliah Biologi

Perikanan. Dengan adanya buku petunjuk ini diharapkan mahasiswa mempunyai

 pedoman untuk melaksanakan praktikum. Selain membaca buku ini, mahasiswa

diharapkan mencari buku-buku penunjang lain yang berhubungan dengan materi

yang dipraktikumkan.

Penyusun menyadari buku penuntun ini, masih belum sempurna, oleh karena

itu kritik dan saran demi penyempurnan buku ini dimasa akan mendatang sangat

dihargai. Akhir kata penyusun berharap buku ini dapat bermanfaat bagi

mahasiswa yang akan melakukan praktikum.

Indralaya, September 2015

Penyusun