biologi perikanan

25
BIOLOGI PERIKANAN 1. Biologi ikan Tujuan utama untuk kemajuan ilmu pengetahuan mengenai ikan. Merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dari segi murni, misalnya dari segi morfologi, anatomi, fisiologi, taksonomi, genetika, evolusi, dan ekologinya. 2. Biologi perikanan Memiliki tujuan untuk melindungi sumberdaya perikanan sehingga manusia dapat memanfaatkannya secara optimal, berkelanjutan, dan selalu memperhatikan aspek kelestariannya. Merupakan ilmu yang mendasarkan diri pada biologi ikan dan ilmu-ilmu lainnya kemudian dipadu dan diterapkan untuk pemanfaatan dan pengelolaan perikanan. 3. Overfishing Gejala-gejala overfishing: Produktivitas hasil tangkapan menurun Terjadi booming spesies tertentu Penurunan ukuran hasil penangkapan Grafik penangkapan dalam satuan waktu berbentuk fluktuasi atau tidak menentu Penurunan produksi secara nyata 4. Perikanan Mempunyai beberapa batasan: Segi ekonomi, perikanan sebagai suatu usaha manusia dalam memanfaatkan perairan, baik hewani maupun 1

Upload: fadlyhasan

Post on 01-Jul-2015

2.158 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: BIOLOGI PERIKANAN

BIOLOGI PERIKANAN

1. Biologi ikan

Tujuan utama untuk kemajuan ilmu pengetahuan mengenai ikan.

Merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dari segi murni, misalnya dari

segi morfologi, anatomi, fisiologi, taksonomi, genetika, evolusi, dan ekologinya.

2. Biologi perikanan

Memiliki tujuan untuk melindungi sumberdaya perikanan sehingga manusia dapat

memanfaatkannya secara optimal, berkelanjutan, dan selalu memperhatikan aspek

kelestariannya.

Merupakan ilmu yang mendasarkan diri pada biologi ikan dan ilmu-ilmu lainnya

kemudian dipadu dan diterapkan untuk pemanfaatan dan pengelolaan perikanan.

3. Overfishing

Gejala-gejala overfishing:

Produktivitas hasil tangkapan menurun

Terjadi booming spesies tertentu

Penurunan ukuran hasil penangkapan

Grafik penangkapan dalam satuan waktu berbentuk fluktuasi atau tidak

menentu

Penurunan produksi secara nyata

4. Perikanan

Mempunyai beberapa batasan:

Segi ekonomi, perikanan sebagai suatu usaha manusia dalam memanfaatkan

perairan, baik hewani maupun nabati, dengan tujuan mendapat keuntungan

sebesar-besarnya.

Segi perikanan: - Undang-undang RI Nomor 9 Tahun 1985

- Undang-undang RI Nomor 31 Tahun 2004

5. Jenis Ikan (Berdasar UU)

Pisces (ikan bersirip)

Crustacea (udang, rajungan, kepiting, dan sebangsanya)

Mollusca (kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, dan sebangsanya)

Coelenterata (ubur-ubur dan sebangsanya)

Echinodermata (bintang laut, teripang, bulu babi, dan sebangsanya)

Amphibia (kodok dan sebangsanya)

1

Page 2: BIOLOGI PERIKANAN

Reptilia (buaya, penyu, kura-kura, biawak, dan sebangsanya)

Mamalia (paus, lumba-lumba, pesut, duyung, dan sebangsanya)

Algae (rumput laut dan tumbuh-tumbuhan lain yang hidup di dalam air)

Biota perairan lainnya yang ada kaitannya dengan jenis-jenis tersebut di atas

6. Sumberdaya Perairan

Sumberdaya perairan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam dengan berdasar

salinitas, ukuran kedalaman, kecepatan aliran airnya, dan lain-lain.

a. Perairan Tawar

Air diam (leutic): danau, waduk, rawa, kolam, reservoir.

Air mengalir (lotic): sungai

b. Air Payau

Pencampuran antara air tawar dari hulu dengan air asin dari lautan

Salinitas perairan sangat bervariasi

Daerah payau yang sudah dekat dengan laut disebut daerah estuari atau kuala

Menampung berbagai nutrien

Habitat yang baik untuk ikan

c. Perairan Asin (Laut)

Habitat pantai

Kedalaman perairan < 200 m

Daerah perikanan tradisional

Kondisi perairan yang belum tercemar, hampir sama dengan daerah kuala

Kaya akan nutrien dan sangat produktif

Habitat lautan

Kedalaman > 200 m

Miskin kandungan nutrien

Sinar matahari tidak tembus ke daerah tersebut

Perikanan di laut terbuka

7. Manusia

Keberhasilan pemanfaatan dan pengelolaan SDI sangat tergantung pada manusia

Manusia memanfaatkan perairan untuk berbagai macam kebutuhan

Segi ekonomi, sosial, maupun politik dapat melampaui bahkan mungkin berlawanan

dengan rencana kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan

2

Page 3: BIOLOGI PERIKANAN

PENGELOLAAN PERIKANAN BERBASIS BIOLOGI

1. Taksonomi dan identifikasi

Taksonomi : ilmu yang mempelajari teori, prinsip, prosedur, dan peraturan-peraturan

klasifikasi

Klasifikasi : identifikasi, penamaan, dan pengelompokkan organisme ke dalam suatu

sistem formal berdasar pada persamaan seperti anatomi internal dan eksternal, fungsi

fisiologis, keturunan, atau sejarah evolusi

Jumlah ikan sangat banyak dengan berbagai jenis, bentuk, dan perkembangan

filogeni, klasifikasi sering mengalami kesulitan

- Filogeni : perkembangan jenis, genus, atau kelompok dari waktu ke waktu

- Ontogeni : perkembangan dari suatu individu mulai telur yang dibuahi hingga

dewasa

2. Ciri yang umum dalam taksonomi ikan : perbedaan bentuk (morfologi)

Kuantitatif : morfometri dapat diukur (panjang tubuh, jumlah jari-jari sirip, dan lain-

lain)

Kualitatif : warna dan bentuk tubuh

3. Bukan morfologi

Perilaku fisiologi : sulit pemakaiannya, namun tetap mugnkin digunakan. Contohnya

perbedaan laju pernafasan berhasil dipakai untuk mengenali populasi ikan gobi

Sitologi : melihat ciri-ciri khas bentuk dan ukuran kromosom dapat dipakai untuk

mengenali spesies yang berbeda

Biokimia : secara langsung dapat digunakan untuk menggambarkan jarak antara

taksa secara genetik

Distribusi

4. Distribusi dan persyaratan habitat

Berdasar derajat pemencaran

Sedentary species : jenis yang menetap (tiram,kupang laut, dan lain-lain)

Resident species : jenis ikan yang berpindah tempat tapi lebih menyukai membatasi

diri pada tempat yang sempit. Beberapa spesies sering melakukan gerak terbatas

yang mungkin sebagai akibat dari adanya gejala alam, misalnya:

- Gerak harian : gerakan pada siang hari secara vertikal

- Gerak pasang surut : gerakan menuju pantai pada waktu pasang dan kembali ke

laut mengikuti surut

3

Page 4: BIOLOGI PERIKANAN

- Gerak pencar acak : gerak pencaran atau sedikit perpindahan yang tidak bertujuan

tertentu

- Gerak musiman : perpindahan yang tidak jauh dan dilakukan musiman

Development migrants : jenis yang berpindah tempat untuk pertumbuhan atau

perkembangan hidupnya. Jarak yang ditempuh dapat dekat atau jauh tergantung

spesiesnya.

Annual migrant : jenis ikan yang melakukan pindah tahunan, berpindah tempat tiap

tahun dengan berbagai tujuan.

5. Habitat dan persyaratannya

Habitat : tempat hidup suatu organisme

Digolongkan menjadi dua golongan besar : air laut dan air tawar (dan payau)

6. Habitat air laut dalam

Abyssal (4000 – 6000 m)

Bathypelagic (1000 – 4000 m)

Archibenthic

7. Penggolongan ikan pada perairan dangkal

Benthic/Demersal (10 – 250 m). Contoh : ikan kakap, kerapu, bawal, udang)

Oceanic, ikan yang menyukai hidup di dekat permukaan air laut, sangat jarang

mendekati daratan. Contoh: ikan mola-mola

Pelagic, golongan ikan yang hidup di lingkungan laut tetapi tidak hidup di dasar laut.

Contoh: ikan pedang, tenggiri, tongkol, dan lain-lain.

Benthopelagic, ikan yang mampu hidup di daerah bentik maupun pelagik tergantung

musim atau kondisi lain (misal perubahan salinitas). Contoh: ikan hiu

Coastal, ikan ini tidak pernah jauh dari pantai tetapi jarang sekali masuk ke daerah

payau. Contoh: jenis ikan trout

Ikan kuala (estuarine), ikan yang hidup di daerah muara sungai, tempat pertemuan

air sungai dengan air laut

8. Penggolongan ikan bermigrasi

Katadrom : ikan yang menghuni daerah perairan asin sampai air tawar (pemijahan

memerlukan air asin). Contoh: sidat, belanak, udang galah

Anadrom : ikan yang melakukan perjalanan naik dari laut ke arah hulu sungai untuk

melakukan pemijahan. Contoh: salmon

4

Page 5: BIOLOGI PERIKANAN

9. Penggolongan ikan yang hidup di air tawar

Lacustrine, golongan ikan yang hidupnya menetap di perairan diam (tambakan,

sepat, dan nilem).

Fluvial, golongan ikan yang hidupnya di air mengalir. Contoh: karper, mujahir.

Adfluvial, golongan ikan yang hidupnya memerlukan air tenang, tetapi untuk

memijahnya mencari air mengalir.

10. Persyaratan habitat

Faktor pembatas: dapat berupa fisik, khemis, atau biologis

Suhu

Salinitas

Oksigen

5

Page 6: BIOLOGI PERIKANAN

FOOD AND FEEDING HABITS

Makan merupakan hal yang sangat penting bagi organisme. Energi yang dihasilkan

berfungsi untuk :

Gerak

Pemeliharaan

Reproduksi

Proses pencernaan

Pertumbuhan

Food habits : berkaitan dengan kualitas dan kuantitas pakan yang dimakan

Feeding habits : berkaitan dengan cara ikan makan, menyangkut tempat dan waktu

makan

Besarnya populasi ikan dalam perairan ditentukan dari pakan yang tersedia. Faktor yang

mempengaruhi yaitu : kualitas dan kuantitas pakan yang tersedia, ketersediaan pakan,

waktu pengambilan pakan, suhu, cahaya, ruang, dan luas permukaan.

1. Pengaruh bentuk tubuh

Ikan perenang aktif dengan pakan organisme yang bergerak : berbentuk fusiform

dengan penampang agak membulat, sirip pektoral panjang, dan sirip ekor bercagak.

Ikan yang tidak berenang aktif : bentuk tubuh datar di tengah, sirip pektoral lebar,

dan ekornya membulat.

Morfologi bagian dalam : berkaitan dengan perilaku makan dan jenis pakan

- Bentuk, jumlah, dan letak gigi

- Bentuk dan ukuran “gill raker”

- Panjang usus, lambung, dan jumlah pyloric caeca

Ikan tidak selalu memakan jenis pakan yang sama dalam perjalanan hidupnya

2. Cara mendapatkan pakan

Pemburu : aktif mengejar mangsa, perenang cepat, bentuk tubuh fusiform. Contoh:

hiu.

Perayap : perenang lambat, bertubuh memanjang. Contoh: barakuda.

Penghadang : menangkap mangsanya dengan cepat dari persembunyiannya. Contoh:

ikan karang.

Penyaring : pakan disaring dari air melalui gill raker, lambung biasanya cukup

panjang. Contoh: paus.

Pemilih : memilih mangsa berukuran kecil dari badan air atau substrat.

6

Page 7: BIOLOGI PERIKANAN

3. Tersedianya pakan yang cukup

Pertumbuhan ikan baik

Kematangan gonad dicapai tepat waktu

Fekunditas cukup tinggi, ukuran telur dan ukuran ikan dari satu tetasan relatif lebih

seragam

Mengurangi pemangsaan terhadap ikan yang lebih kecil (pada ikan pemangsa)

4. Rantai pakan

Grazing food chain

Algae – organisme pemakan tumbuhan – organisme pemakan daging

Detritus food chain

Sisa bahan yang mati (detritus) – jasad renik – pemakan – pemangsa

5. Kebiasaan pakan (Food habits)

Kebiasaan pakan adalah pakan yang biasa dimakan oleh ikan, berupa pakan yang ada di

lingkungannya, dan dalam bentuk alami

6. Berdasar food habits

Herbivorous

Carnivorous

Omnivorous

Detritivorous, insektivorous, dan piscivorous

7. Faktor yang mempengaruhi jenis maupun jumlah pakan ikan

Siklus harian

Perubahan musim

Ukuran dan jenis ikan

Kecepatan proses pencernaan

Kondisi setempat

7

Page 8: BIOLOGI PERIKANAN

UMUR IKAN

1. Ukuran dan umur ikan

Ukuran dan umur ikan sangat bervariasi

- Jenis dengan ukuran kecil

- Jenis dengan ukuran besar

Umur maksimum bervariasi untuk setiap spesies, bervariasi antara bulan dan tahun

Umur ikan dapat diduga melalui berbagai cara antara lain dengan metode:

- Distribusi frekuensi panjang

Metode frekuensi distribusi panjang (Metode Petersen)

- Metode pendugaan bagian tubuh

o Membaca tanda tahunan pada organ keras ikan seperti sisik,tulang

operculum, tulang punggung, dan jari-jari keras sirip punggung

o Pendugaan umur dengan cara ini memberikan hasil yang lebih baik

untuk ikan air dingin

o Penebalan organ yang terjadi pada musim dingin menjadi petunjuk

jelas sebagai tanda tahunan

- Pemberian tanda secara tagging dan marking

o Tagging: pembubuhan benda asing pada bagian tertentu tubuh ikan

o Marking: pembubuhan tanda pada tubuh ikan tanpa memasukkan

benda asing

2. Penentuan umur ikan dengan sisik

Berdasar pada 3 hal:

Jumlah sisik tidak berubah dan tetap, identitasnya seumur hidup

Pertumbuhan tahunan pada sisik ikan sebanding dengan pertumbuhan panjang

ikan selama hidupnya

Hanya 1 annulus yang dibentuk pada tiap tahun

3. Penentuan umur dengan bagian tubuh lain

Tulang operculum

Batu telinga

Vertebra

Jari-jari keras sirip punggung

Penentuan umur ikan dengan cara-cara di atas akan baik untuk ikan di daerah empat musim –

terjadi perlambatan pertumbuhan.

8

Page 9: BIOLOGI PERIKANAN

PERTUMBUHAN

1. Pertumbuhan

Pertumbuhan: pertambahan ukuran panjang dan/atau berat

Pertumbuhan individu: pertambahan jaringan akibat pembelahan sel secara mitosis,

terjadi apabila ada input energi dan asama amino (protein) dari pakan

Pertumbuhan populasi: pertambahan jumlah individu

Pakan (energi) yang masuk ke dalan tubuh ikan akan digunakan untuk:

- Membentuk sel-sel baru

- Menggantikan sel-sel yang rusak

- Metabolisme dasar

- Perkembangan gonade

- Pergerakan (berenang, mempertahankan teritorial, dan lain-lain)

Pakan akan mengakibatkan pertambahan ukuran berat dan panjang ikan

Hubungan antara pakan dengan pertumbuhan:

I = M + G + EKeterangan: I (intake) = pakan yang masuk

M (metabolism) = metabolisme

G (growth) = pertumbuhan

E (excretion) = eksresi

2. Manfaat studi pertumbuhan

Data mengenai pertumbuhan berguna untuk menjelaskan sejarah ikan secara umum

Data panjang dan berat, menjadi landasan dalam penelitian, pengelolaan, dan

pemanfaatan

Jumlah dan ukuran ikan yang tersedia menentukan potensinya dalam menyediakan

manfaat untuk kepentingan perikanan komersial atau rekreasional

Data panjang dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengestimasi umur.

Data berat dapat digunakan sebagai cara untuk mengetahui standing crop, produksi

pada perairan umum seperti halnya hatchery atau laboratorium.

Ikan menunjukkan berbagai keragaman (intraspesies dan interspesies) dalam hal

pertumbuhan

Populasi yang sama dari satu tetasan induk menunjukkan adanya variasi yang cukup

banyak

9

Page 10: BIOLOGI PERIKANAN

Ketelitian diperlukan dalam menyimpulkan data yang berasal dari sumberdaya

dengan populasi lain di tempat lain atau populasi yang sama pada waktu yang

berlainan.

3. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

Faktor luar : pakan, suhu perairan, intensitas cahaya, salinitas, turbiditas,

lingkungan

Faktor dalam : umur, keturunan, jenis kelamin, penyakit

Pertumbuhan mengalami kelambatan saat ikan menjelang dewasa. Banyak energi

untuk perkembangan gonadenya.

4. Menghitung pertumbuhan

Pertumbuhan tidak sama dengan laju/kecepatan pertumbuhan

Pertumbuhan: perubahan panjang atau berat yang diperhitungkan dalam jangka

waktu tertentu

Laju pertumbuhan: pertumbuhan yang kecepatannya dihitung per satuan waktu (hari,

bulan, tahun)

Pertumbuhan mutlak berbasis berat

Wt – Wo Keterangan: Wt = berat akhir periode

Wo = berat awal periode

Pertumbuhan relatif: perubahan berat antar dua jangka waktu relatif terhadap berat

awalnya

(Wt – Wo) Keterangan: Wt = berat pada akhir periode

Wo Wo = berat pada awal periode

Laju pertumbuhan mutlak: perubahan berat dalam satu periode tertentu

Wt – Wo Keterangan: Wt = berat pada akhir periode

t1 – to Wo = berat pada awal periode

t1 = akhir periode

t2 = awal periode

Laju pertumbuhan relatif

Wt – Wo Keterangan: Wt = berat pada akhir periode

Wo (t1 – to) Wo = berat pada awal periode

t1 = akhir periode

t2 = awal periode

10

Page 11: BIOLOGI PERIKANAN

Laju pertumbuhan spesifik

G = ln Wt – ln Wo Keterangan: Wt = berat pada akhir periode

ΔT Wo = berat pada awal periode

ΔT = selisih periode

5. Hubungan Panjang – Berat Ikan

Hubungan panjang dan berat ikan ditunjukkan dalam persamaan:

W = a L b Keterangan: W = berat ikan, L = panjang ikan

a = konstanta, b = eksponen

Harga b biasanya berkisar antara 2 – 4

Nilai b = 3, pertumbuhan ikan simetri atau isometri (asumsi bahwa semua bagian

tubuh ikan tumbuh dengan laju yang sama)

Nilai b tidak sama dengan 3, ikan tumbuh secara alometri

b < 3, pertambahan panjang ikan lebih cepat dari pertambahan beratnya

b > 3, pertambahan berat ikan lebih cepat dari pertambahan panjangnya

6. Faktor kondisi

Digunakan sebagai penunjuk kondisi, keadaan, atau kegemukan pada ikan atau

populasi ikan

Memerlukan data panjang dan berat ikan

Persamaan umum faktor kondisi:

K = berat/panjang3 x bilangan pengali

K = berat (g)/panjang3 (mm) x 10 5

K = berat (g)/panjang3 (mm) x 10 2

Faktor kondisi relatif

Kn = W Keterangan: W = berat

a L b L = panjang

a dan b = parameter

Berat relatif

Wr = W Keterangan: W = berat

Ws Ws = berat standar

Ws = a’ L b’

a dan b = parameter

Nilai K tidak boleh dipakai untuk membandingkan antara spesies ikan yang

berlainan

11

Page 12: BIOLOGI PERIKANAN

Tidak boleh membandingkan nilai K ikan atau grup ikan dengan panjang yang

berbeda nyata

Nilai K dapat menggambarkan:

- Ikan yang panjang, kurus

- Ikan yang pendek, tebal, gemuk

Nila K dari suatu populasi ikan secara bulanan dalam tempo setahun lebih dapat

digunakan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada perairan, misalnya

bertambahnya anggota populasi yang terlalu padat atau sedikit, ketersediaan pakan,

perubahan kualitas air, dan lain-lain.

12

Page 13: BIOLOGI PERIKANAN

REPRODUKSI

1. Pengertian/Definisi

Reproduksi/perkembangan (seksual):

- Pertambahan individu baru sebagai hasil peleburan sperma induk jantan dan telur

dari induk betina

- Terjadi pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya

Reproduksi/perkembangan (aseksual):

- Hermaprodit: mempunyai jaringan ovarium dan jaringan testis pada satu individu

o Hermaprodit sinkroni. Contoh: Hepatus hepatus

o Hermaprodit protandri. Contoh: Kakap (Lates calcarifer)

o Hermaprodit protogini. Contoh: Belut (Monopterus albus)

- Gonokhorisme: kondisi seksual berganda, pada tahap juvenil gonad tidak

mempunyai jaringan yang jelas status jantan dan betina. Contoh: Sidar (Anguilla

anguilla)

2. Ciri seksual

Primer: ovarium (betina), testis (jantan)

Sekunder

- Sexual dimorphis : perbedaan morfologi

- Sexual dichromatism : perbedaan warna

- Tanda-tanda khusus lain:

o Permanen: ada sebelum, selama, dan setelah pemijahan

o Sementara: hanya muncul pada waktu musim pemijahan saja

3. Maturity stage dan spawning stage

Maturity stage (tingkat kematangan gonad)

- Tingkat atau taraf yang menunjukkan berapa lama lagi (waktu) terjadi

pemijahan

- Tingkat kematangan lanjut bisa diprediksi

Spawning stage (stadium peneluran)

Saat pertama kali induk akan siap bertelur/membuahi

Vitellogenesis: terjadinya pengendapan kuning telur pada tiap-tiap individu telur -

terjadinya perubahan dalam gonad

Pertambahan berat gonad – saat matang gonad/siap memijah

- Betina 10 – 25 % dari berat tubuh13

Page 14: BIOLOGI PERIKANAN

- Jantan 5 – 10 % dari berat tubuh

Tiap spesies – ukuran yang berbeda – saat pertama kali mencapai kematangan gonad

4. Faktor yang mempengaruhi kematangan gonad

Ketersediaan pakan

Suhu perairan

Lintang sebaran (berdasarkan letak geografis)

5. Gonado somatic index (GSI)

Indeks Gonadosomatik dikenal juga sebagai koefisien kematangan

Digunakan sebagai pendekatan untuk mengetahui perkembangan atau kematangan

gonad

GSI = Berat Gonad X 100%

Berat Tubuh + Berat Gonad

6. Tahap reproduksi

Tahap 1 Perkembangan oosit

Tahap 2 Vitellogenesis

Tahap 3 Pematangan oosit

Tahap 4 Pemijahan

Tahap 5 Pemulihan

Tahap 2 Vitellogenesis

7. Perkembangan seksual

Ovipar (bertelur)

Vivipar (beranak)

Ovovivipar (bertelur dan beranak)

8. Siklus reproduksi

Tingkah laku reproduksi – siklus yang berkala dan teratur

Beberapa spesies ikan – reproduksi hanya terjadi satu kali dalam hidupnya (Big bang

spawner)

- Salmon (Oncorhynchus sp.)

- Lamprey laut (Petromyzon marinus)

Sebagian besar ikan – siklus reproduksi tahunan, dimulai saat pertama kali mencapai

matang gonad dan akan berulang terus menerus sampai mati

Beberapa ikan bereproduksi lebih dari satu kali dalam setahun

- Ikan seribu (Lebistes reticulatus) – 4 minggu sekali

14

Page 15: BIOLOGI PERIKANAN

- Tilapia sp. – lebih dari 2 - 3 kali setahun

9. Strategi reproduksi

Synchronous

Semua telur dipijah dan induk ikan mati.

Contoh: Salmon

Group Synchronous

Pemijahan berkali-kali dan pemijah musiman

Contoh: pada beberapa spesies ikan

Asynchronous

Berulang kali dan pemijahan setiap hari

Contoh: Medaka

10. Pemijahan

Ikan memerlukan habitat tertentu untuk berlangsungnya pemijahan

Fitofil

Litofil

Psamofil

Pelagofil

Ostrakofil

Litipelagofil

11. Faktor yang mempengaruhi pemijahan

Suhu

Musim

Keadaan lingkungan

12. Fekunditas

Fekunditas: jumlah telur yang dihasilkan oleh seekor betina

Kesuburan : jumlah keturunan yang mampu bertahan hidup dari seekor individu

Kesuburan < Fekunditas

Fekunditas menunjukkan keragaman:

- Genetik

- Ukuran (panjang dan berat)

- Umur ikan

- Musim

- Sediaan pakan di masa-masa sebelumnya

15

Page 16: BIOLOGI PERIKANAN

13. Pengeluaran telur

Isochronal: telur dikeluarkan secara serentak/sekaligus (ikan subtropis)

Heterochronal: telur dikeluarkan secara bertahap tetapi masih dalam satu musim

peneluran (ikan tropis), terjadi berbagai tingkat kematangan gonade

14. Hubungan fekunditas dengan berat

F = a W b Keterangan: W = berat ikan

Transformasi logaritma

log F = log a + b log W

15. Cara penghitungan telur

Langsung – telur dihitung satu demi satu

Gravimetri – menimbang seluruh ovari ikan dan sampel telur lalu menghitung

jumlahnya

Volumetri – prinsip sama dengan cara gravimetri, hanya berat diganti dengan

volume

Pemindahan air

16. Perhitungan telur dengan metode gravimetri

X : x = G : g Keterangan: X = jumlah total telur

x = rerata jumlah telur pada berat tertentu

G = berat kering angin seluruh telur

g = rerata berat kering angin sebagian telur dihitung

17. Tingkah laku pemijahan ikan

Fase pra pemijahan: aktivitas mencari makan, ruaya, pembuatan sarang, sekresi

feromon (pengenalan lawan jenis mencari pasangan), dan gerakan rayuan

Fase pemijahan: sentuhan bagian-bagian tubuh, gerakan eksotik dengan

menggetarkan seluruh bagian tubuh, pembelitan tubuh, dll

Fase pasca pemijahan: penyempurnaan penutupan sarang, penjagaan sarang

18. Pemijahan

Pemijahan – biasanya didahului oleh gerakan atau perilaku tertentu antara induk

jantan dengan betina

Gerakan atau behavior ini bervariasi – mengadakan kontak tubuh/hanya berenang

berdekatan antara si jantan dan betina

19. Pembuahan/Fertilisasi

16

Page 17: BIOLOGI PERIKANAN

Pengertian secara sederhana: bersatu/bertemunya sperma dengan telur, yang diikuti

oleh perkembangan zigot

Pembuahan terjadi apabila induk jantan maupun betina sudah siap pijah

Untuk jenis ikan tertentu terjadinya pematangan gonad dan pembuahan perlu

rangsangan dari luar

Pembuahan alami: pemijahan terjadi karena rangsangan faktor alam

- Internal fertilization

- External fertilization

Pembuahan buatan

- Kering

- Basah

Pembuahan secara kering dan basah prinsipnya sama

- Tanpa dan atau dengan bantuan air

- Sperma dari ikan jantan dan telur dari si betina diletakkan pada suatu tempat,

dicampur dengan bantuan pengaduk lemas seperti bulu ayam

- Campuran dipindahkan ke bak penetasan sampai menetas

20. Hipofisasi

Dilakukan karena beberapa ikan belum dapat berpijah hanya dengan rangsangan

alami

Perangsang yang dipakai berupa hypofisa ikan karper atau hypofisa ikan sejenis

dengan ikan yang dipijahkan

Hypofisa ikan karper dapat digunakan pada semua ikan (donor universal)

Hypofisa terletak di bawah otak sebelah depan yang disebut diencephalon, kelenjar

ini terdapat di dalam lekukan tulang (sela tursica)

Kelenjar ini pada bagian lobur anteriornya akan menghasilkan hormon

Gonadotrophin, berfungsi untuk mengatur aktivitas ovarium

21. Sintasan larva

Critical period: saat peka bagi larva

Tataran larva yang terhanyut arus

Sediaan kuning telur telah habis – harus menemukan pakan yang sesuai dengan

bukaan mulutnya

Mendapatkan tempat/habitat yang menguntungkan

Kemampuan organisme untuk menahan lapar tidak sama

17

Page 18: BIOLOGI PERIKANAN

Sintasan dan pertumbuhan larva ikan dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik,

meliputi pemangsaan, “density dependent factors”, kerapatan atau kelimpahan

pakan, arus, suhu, kualitas air, dan sebagainya

Sediaan pakan – cukup, waktu tepat setelah kuning telur habis – sintasan larva tinggi

Sediaan pakan – tidak sesuai dan kurang – larva akan kelaparan, kemampuan renang

menurun, dan kepekaan terhadap penyakit/infeksi, peracun, kandungan oksigen

rendah, dan pemangsaan meningkat

18