laporan biologi perikanan-penentuan umur ikan

23
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN PENENTUAN UMUR IKAN SB 091521 RAFIKA LAILIYATUL KURNIA SARI NRP 1509 100 011 Kelompok 5 Asisten Dyah Eka W. PROGRAM STUDI BIOLOGI Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

Upload: budii-zulkifli-masud

Post on 10-Aug-2015

909 views

Category:

Documents


58 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Biologi Perikanan-Penentuan Umur Ikan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN

PENENTUAN UMUR IKAN

SB 091521

RAFIKA LAILIYATUL KURNIA SARI

NRP 1509 100 011

Kelompok 5

Asisten

Dyah Eka W.

PROGRAM STUDI BIOLOGI

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya 2011

Page 2: Laporan Biologi Perikanan-Penentuan Umur Ikan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biologi Perikanan merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari seluk

beluk dan cara pertumbuhan ikan. Biologi perikanan itu sendiri terbagi lagi menjadi dua bagian

yakni biologi ikan dan dinamika populasi ikan.Biologi ikan khusus mempelajari tentang kehidupan

ikan-ikan yang berupa pertumbuhan ikan, tentang bagaimana ikan-ikan dalam suatu populasi

melakukan pemijahan, tumbuh dan makan. Dinamika populasi ikan khusus mempelajari perubahan

populasi ikan, tentang bagaimana kecepatan populasi ikan tumbuh, mati dan memperbanyak

keturunan. Dalam melakukan penilitian biologi perikanan yang perlu diperhatikan adalah keadaan

hidrografik menyangkut faktor fisika, kimia dan biologi dalam wilayah perikanan tersebut seperti

mengetahui bagaimana ikan-ikan dalam populasi itu memijah, bagaimana kecepatan populasi itu

tumbuh, mati dan memperbanyak serta bagaimana ikan tersebut makan yang merupakan ilmu yang

sangat penting dalam kegiatan pelestarian stok ikan.

Penentuan umur ikan merupakan sesuatu yang sangat penting terutama untuk menunjang

keperluan penelitian di bidang Biologi perikanan. Data umur yang dihubungkan dengan panjang

dan berat ikan dapat memberikan informasi mengenai komposisi populasi, umur ikan pada saat

gonadnya masak pertama kali, lama hidup mortalitas, pertumbuhan dan reproduksi.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara-cara menentukan umur ikan dan

mengetahui tanda tahunan pada squama ikan.

1.3 Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi pada praktikum ini adalah bagaimana cara menentukan umur ikan dan

bagaimana mengetahui tanda tahunan pada squama ikan

Page 3: Laporan Biologi Perikanan-Penentuan Umur Ikan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan dorang (Parastromateus niger)

Ikan ini mempunyai bentuk tubuh yang pipih dimana lebar tubuh ikan

relative lebih kecil dari tinggi badannya yang menurut Jeffri (2010)

Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap lingkungan

hidupnya atau merupakan pola tingkah laku yang khusus. Bentuk tubuh

ikan, bentuk luar ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva

sampai dewasa misal dari bentuk bilateral simetris pada saat masih larva berubah menjadi asimetris

pada saat dewasa. Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap lingkungan hidupnya atau

merupakan pola tingkah laku yang khusus. Secara umum, Moyle & Cech (1988) mengkatergorikan

ikan kedalam enam kelompok yaitu roverpredator (predator aktif), lie-in-wait predator (predator tak

aktif), surface-oriented fish (ikan pelagik), bottom fish (ikan demersal), ikan bertubuh besar, dan ikan

semacam belut. memungkinkan untuk mudah bergerak diantara tumbuh-tumbuhan air dan areal yang

sempit. Tubuh yang pipih memudahkan ikan tersebut menghindari tentakel beracun dari predator dan

masuk kedalam celah-celah karang atau di bawah vegetasi air (jeffri, 2010).

2.2 Ikan Tawes (Barbonymus sp.)

Bentuk badan agak panjang dan pipih dengan punggung

meninggi,kepala kecil, moncung meruncing, mulut kecil terletak

pada ujung hidung, sungut sangat kecil atau rudimenter. Di bawah

garis rusuk terdapat sisik 5½ buah dan 3-3½ buah diantara garis

rusuk dan permulaan sirip perut. Garis rusuknya sempurna berjumlah antara 29-31 buah. Badan

berwarna keperakan agak gelap di bagian punggung. Pada moncong terdapat tonjolan-tonjolan yang

sangat kecil. Sirip punggung dan sirip ekor berwarna abu-abu atau kekuningan, sirip dada berwarna

kuning dan sirip dubur berwarna oranye terang. Sirip dubur mempunyai 6½ jari-jari bercabang

(Kottelat, et al., 1993; Weber and Beaufort, 1916).

2.3 Ikan Kerapu (Epinephelus aerolatus)

Mempunyai bentuk badan yang pipih memanjang dan agak membulat (Direktorat Jendral

Sudirman Perikanan Deperteman Pertanian, 1979). Mulut lebar dan di dalamnya terdapat gigi kecil

yang runcing (Kordi, 2001). Direktorat Jendral Perikanan Depertemen Pertanian (1979), menjelaskan

bahwa rahan bawah dan atas dilengkapi dengan gigi yang berderet 2 baris lancip dan kuat. Kerapu

Page 4: Laporan Biologi Perikanan-Penentuan Umur Ikan

macan (Epinephelus fuscoguttatus) mempunyai jari-jari sirip yang keras pada sirip punggung 11 buah,

sirip dubur 3 buah, sirip dada 1 buah dan sirip perut 1 buah. Jari-jari sirip yang lemah pada sirip

puggung terdapat 15-16 buah, sirip dubur 8 buah, sirip dada 17 buah dan sirip perut 5 buah. Kerapu

macan (Epinephelus fuscoguttatus) memiliki warna seperti sawo matang dengan tubuh bagian verikal

agak putih. Pada permukaan tubuh terdapat 4-6 pita vertical berwarna gelap serta terdapat noda

berwarna merah seperti warna sawo (Kordi 2001).

2.3 Penentuan Usia Ikan

Umur ikan adalah lama hidup suatu ikan mulai dari menetasnya telur hingga dia dewasa.

Penentuan usia ikan dapat dilihatt pada bagian-bagian tubuh yang keras. Bagian-bagian tubuh yang

keras  untuk  pembacaan  umur  suatuindividu  ikan  tersebut  menurut  (Lagler  et  aldalam Pulungan,

2006) yaitu sisik kunci, tulang vertebrae, tulang operculum, pangkal duri sirip dada, dan tulang otholit.

Penentuan umur suatu individu ikan dapatdilakukan melalui baberapa cara yaitu- Cara

langsung, cara ini hanya dapat dilakukanpada individu spesies ikan budidaya- Cara tidak langsung

yaitu pada individu spesiesikan  yang  masih  hidup  diperairan  alami. Penentuan umur ikan secara

tidak langsung dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu:

a. Metode frekuensi panjang (metoda peterson) yaitu melalui pengukuran panjang ikan, metoda ini

biasanya diterapkan pada individu-individu spesies ikan yang hidup di daerah tropis (Pulungan,

2006). Ikan mempunyai satu umur tersendiri membentuk suatu distribusi normal. Sektor panjang

rata-ratanya, bila frekuensi panjang tersebut digambarkan dengan grafik akan membentuk beberapa

puncak. Puncak inilah yang dipakai tanda kelompok umur ikan. Untuk ikan yang lain masa

pemijahan  panjang  menyebabkan terdapat pertumpuan ukur dari umur yang berbeda

(Effendie,1997).

b. Denganmempelajari tanda-tanda tahunan (Annulus)  atau  harian  (Sirkulus)  pada bagian-bagian

tubuh yang keras, seperti sisik.  Dari bermacam-macam hanya sisik cicloid dan ctenoid yang dapat

digunakan untuk menentukan umur ikan.

Page 5: Laporan Biologi Perikanan-Penentuan Umur Ikan

Gambar 1. Garis-garis annulus menunjukkan pertumbuhan ikan

Metode Peterson

Metode Peterson yaitu dengan menggunakan frekuensi panjang ikan. Anggapan yang

dipakai dalam metode ini adalah bahwa ikan satu umur mempunyai tendensi membentuk

distribusi normal sekitar panjang rata-ratanya. Metode Peterson cocok diterapkan untuk ikan-

ikan yang hidup didaerah dengan 2 musim dengan masa pemijahan yang pendek dan tidak

berumur panjang. Bila frekuensi panjang tersebut digambarkan dengan grafik akan

membentuk beberapa puncak (Effendie, 2002). Rumus Peterson adalah sebagai berikut :

N = dugaan populasi

M = jumlah ikan yang ditandai pada permulaan studi

C = jumlah ikan yang ditangkap selama studi

R = jumlah ikan bertanda yang tertangkap kembali dari C

(Manda, 2009)

2.4 Sisik 

Sisik sering diistilahkan sebagai rangka dermis karena sisik dibuat dari lapisan dermis. Pada

beberapa ikan sisiknya berubah menjadi keras karena bahan yang dikandungnya, sehingga sisik

tersebut menjadi semacam rangka luar (Iqbal, 2008). Ikan yang bersisik keras terutama ditemukan pada

ikan-ikan yang masih primitive. Sedangkan pada ikan modern kekerasan sisiknya sudah tereduksi

menjadi sangat fleksibel. Disamping ikan-ikanyang bersisik, juga banyak terdapat ikan yang sama

sekali tidak bersisik misalnya ikan-ikan yang termaksud kedalam sub ordo Siluroidea (Ikan jambal

Pangasius pangasius, lele Clarias batrachus, dan belut sawah Fluta alba) sebagai suatu kompensasi,

sebagaimana yang telah dikemukakan, mereka mempunyai lender yang lebih tebal sehingga badannya

menjadi lebih licin (Iqbal , 2008).

Berdasarkan  bentuk  dan  bahan  yangterkandung  di  dalamnya,  sisik  ikan

dapatdibedakan  menjadi  lima  jenis,  yaitu Placoid,Cosmoid, ganoid, Cycloid dan Ctenoid.

a) Sisik placoid

Hanya  terdapat  pada  ikan  bertulang  rawan (Chondrichthyes).

Contohnya adalah ikan Selachimorpha dan Manta birostris

(Iqbal,2008).

.

Page 6: Laporan Biologi Perikanan-Penentuan Umur Ikan

Gambar. sisik placoid

b) Sisik Cosmoid

Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan

ikan  primitive  yang  sudah  punah  dari

kelompok Crossopterygii dan Dipnoi. Tipe sisik

ini ditemukan pada jenisikan Latimeria

chalumnae dan Ikan coelacanth.

c) Sisik Ganoid

Jenis  sisik  ini  dimiliki  oleh  ikan-ikan Lepidosteus (Holostei)

Dan Scaphyrynchus (Chondrostei). Contoh ikan dari sisik ini antara lain

Polypterus,  Lepisostidae,Acipenceridae dan Polyodontidae.

Gambar. Sisik Ganoid

d) Sisik Cycloid dan Ctenoid

Sisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei,  yang  masing masing

terdapat  pada golongan  ikan  berjari-jari lemah (Malacoptrerygii) dan

golongan  ikan berjari-jari  keras (Acanthopterygii).

Gambar. Sisik cycloid dan ctenoid

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Page 7: Laporan Biologi Perikanan-Penentuan Umur Ikan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain pinset, kaca pembesar, gelas benda, gelas

penutup, mikroskop binokuler, sikat, overhead-microprojector, alat tulis dan penggaris.

3.1.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain alcohol dan squama ikan.

3.2 Cara kerja

Langkah awal yang dilakukan adalah mengambil squama dengan menggunakan pinset. Setelah

itu squama dibersihkan dengan menggunakan sikat dan dimasukkan ke dalam amplop serta diberi

catatan secukupnya. Kemudian jika akan melakukan pengamatan, squama yang berada di dalam

amplop diletakkan di atas gelas benda dan ditetesi dengan alcohol, kemudian ditutup dengan

mnggunakan kaca penutup. Setelah itu squama diamati dengan menggunakan kaca pembesar atau

mikroskop cahaya atau mikroskop binokuler dengan perbesaran lemah. Jika squama cukup besar, maka

pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan microprojector atau overhead-projector.

Squama yang didapat dari hasil pengamatan digambar secara lengkap dengan tanda tahunannya.

Kemudian jumlah annuli dihitung yang hamper bermpitan, specimen ditentukan umurnya.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Analisa Data

Page 8: Laporan Biologi Perikanan-Penentuan Umur Ikan

4.1.1 Data Pengamatan

No Perlakuan Pengamatan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Squama kunci diambil dengan menggunakan pinset

Squama diambil sebanyak 3 buah ditempat yang sesuai

dengan squama yang diketahui

Squama dibersihkan dan dimasukkan ke dalam amplop

serta diberi catatan seperlunya

Squama diambil dari dalam amplop, dalam praktikum

tidak ditetesi dengan alcohol, dan ditutup dengan gelas

penutup, sehingga tipe squama terlihat

Squama diamati dengan menggunakan mikroskop

Jumlah annuli atau circulii yang hampir berhimpitan

dihitung

Squama tampak kering dan tipis

namun masih basah

Squama kunci pada ikan bersquama

squama cycloid terletak tiga baris di

sebelah anterior pinnae dorsalis dan

di sebelah dorsal linea lateralis,

sedangkan Squama kunci pada ikan

bersquama ctenoid terletak tepat di

bagian ujung pinnae pectoralis yang

mengarah ke cauda

Squama masih tampak basah,

catatan digunakan untuk

mempermudah mengingat bagian

squama yang diambil

Squama sudah terlihat kering karena

efek dari penyimpanan dalam

amplop.

Terlihat sisik dari ikan tersebut.

Sisik ikan yang di dapat antara lain:

sisik Cycloid dan Ctenoid

Jumlah annuli atau circulii belum

dapat ditentukan, oleh karena itu

umur ikan belum dapat ditentukan

Page 9: Laporan Biologi Perikanan-Penentuan Umur Ikan

7. Dilakukan pengukuran pada panjang total tubuh ikan Panjang total tubuh ikan dorang 1

atau Parastromateus nigeradalah 20

cm. ikan dorang 2 adalah 21 cm,

ikan tawes 1 adalah 20,7 cm dan

ikan tawes 2 adalah 18,5 cm

4.1.2 Pengamatan Sisik

Page 10: Laporan Biologi Perikanan-Penentuan Umur Ikan

3. Ikan Kerapu (Epinephelus aerolatus) Keterangan

a. Ctenii

b. Focus

c. Posterior field

d. Circuli

e. Primary radii

f. Anterior fieldc

h

f

No Ikan Keterangan

1 Ikan Dorang (Parastromateus niger) Tipe sisik : Cycloid

Keterangan gambar:

a. Lateral fiels

b. Circuli

c. Radii

d. Anterior field

e. Posterior field

f. Focus

g. Secondary radii

2 Ikan Tawes (barbonymus gonionotus)

Tipe sisik : Cycloid

Keterangan gambar:

a. Lateral fiels

b. Circuli

c. Radii

d. Anterior field

e. Posterior field

f. Focus

g. Secondary radii

a

b

de f

g

g

dafe

cb

Page 11: Laporan Biologi Perikanan-Penentuan Umur Ikan

g. Secondary field

h. Lateral field

Tipe sisik : Ctenoid

4.2 Pembahasan

Praktikum dengan judul Penentuan Umur Ikan ini bertujuan untuk mengetahui cara-cara

menentukan umur ikan dann mengetahui tanda tahunan pada squama ikan. Ikan yang digunakan dalam

percobaan ini adalah ikan dorang (Parastromateus niger), ikan kerapu bebek (Ephinephelus aerolatus),

dan ikan tawes (Barbonymus gonionotus).

Langkah pertama pada praktikum ini adalah mengambil squama dengan pinset secara hati-hati

kemudian dibersihkan dengan sikat, sebelumnya ikan diukur panjangnya dengan menggunakan

meteran atau penggaris karena menurut Effendie (1997) Data umur ikan yang dihubungkan dengan

data panjang tubuh ikan dapat memberikan keterangan tentang umur pada waktu ikan pertama kali

matang kelamin, lama hidup, mortalitas, pertumbuhan dan reproduksi pada ikan. menentukan umur

ikan. Kemudian squama diletakkan di dalam amplop selama beberapa hari untuk proses pengeringan

pada sisik. Untuk memulai pengamatan, sisik diambil dari dalam amplop dan diletakkan di atas kaca

objek dan ditutup dengan kaca penutup agar focus saat pengamatan. Pengamatan sisik ini

menggunakan bantuan mikroskop. Hal ini dikarenakan ukuran sisik ikan yang relative kecil sehingga

sisik yang melekat pada tubuhnya berukuran kecil pula.sehingga untuk melihat annuli atau circulii

pada sisik ikan dibutuhkan alat bantu pengelihatan salah satunya adalah mikroskop ini. Sisik ikan yang

didapat untuk ikan dorang dan ikan tawes adalah tipe cycloid sedangkan untuk ikan kerapu adalah

ctenoid. Sisik cycloid merupakan sisik yang kecil, tipis atau ringan. Sisik cycloid berbentuk bulat,

pinggiran sisik halus sedangkan untuk ikan Kerapu mempunyai sisik stenoid yang mempunyai bentuk

seperti cycloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar (Randall, 1986). Selain itu Wahyuningsih

(2006) juga menyatakan bahwa perbedaan antara tipe sisik cycloid dengan ctenoid adalah terletak pada

bagian posterior, yaitu pinggiran sisik. Sisik cycloid berbentuk bulat, pinggiran sisik halus dan rata

sementara sisik ctenoid mempunyai bentuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar dan

adanya duri-duri halus (ctenii).

Pada akhirnya umur dari ikan tidak dapat diamati karena beberapa sebab yaitu karena circulus-

circulus pada squama terlalu banyak dan circuli tidak terlihat. penentuan umur ikan dengan

menggunakan metode tanda tahunan (squama) biasa digunakan pada ikan yang berada di daerah

subtropis. Karena ikan-ikan yang hidup di daerah subtropis sangat dipengaruhi oleh suhu

abde g

Page 12: Laporan Biologi Perikanan-Penentuan Umur Ikan

lingkungannya, dimana pada musim dingin pertumbuhan tubuh ikan hampir terhenti atau lambat sama

sekali, sehingga jarak antara circulus satu dengan yang lainnya menjadi sempit sekali, kadang malah

tampak seperti berhimpitan. Hal ini mempengaruhi pertumbuhan pada sisik, vertebrae, tulang,

operculum, duri sirip dan tulang otolith yang menyebabkan terbentuknya susunan sirkulasi yang sangat

rapat dan akhirnya membentuk annulus. Tanda tahunan terjadi karena adanya kelambatan pertumbuhan

yang disebabkan oleh musim dingin atau kekurangan makanan atau faktor lain (effendie, 1997), karena

Indonesia merupakan Negara yang hanya punya 2 musim dan beriklim tropism aka pembentukan dari

circulii atau annuli tidak terlalu jelas.

Pada sisik ikan baik cycloid maupun ctenoid terdapat bagian yang bernama focus. Fokus

merupakan titik awal perkembangan sisik dan biasanya berkedudukan di tengah-tengah sisik. Di

daerah empat musim, sisik dapat digunakan untuk menentukan umur ikan. Circulus selalu bertambah

selama ikan hidup. Pada musim dingin pertumbuhan ikan sangat lambat dan jarak antara circulus satu

dengan yang lainnya menjadi sempit sekali, kadang malah tampak seperti berhimpitan. Circulus yang

berhimpitan ini dinamakan annulus yang terjadi setahu sekali. Annulus ini digunakan untuk

menentukan umur ikan. Bagian yang jelas untuk menentukan umur ikan ialah pada bagian anteriornya.

Sedangakn ctenii hanya terdapat pada sisik ctenoid. Bagian-bagian sisik cycloid pada dasarnya sama

dengan sisik stenoid, kecuali bagian posterior sisik stenoid dilengkapi dengan ctenii (semacam gerigi

kecil).

Operculum merupakan penutup insnag. Kelebihan metode penentuan ikan dengan

menggunakan operculum adalah bahwa tanda – tanda tahunan yang terdapat pada operculum

dapat dilhat oleh mata secara langsung tanpa menggunakan alat optik, selain itu waktu yang

diperlukan dalam pengamatan jauh lebih pendek jikan dibandingkan dengan metode lain.

Namun, kekurangan dari metode ini adalah bagi ikan – ikan yang sudah tua, hal ini

dikarenakan selain operculummnya sudah tebal tanda tahunanannya juga kurang jelas

(Effendie, 1992).

Pada penentuan umur ikan sering terjadi kesalahan, campana (2004) menyatakan

banyak struktur kalsifikasi menghasilkan kenaikan pertumbuhan periodik berguna untuk

penentuan usia di dasar tahunan atau harian. Namun, penentuan umur selalu disertai oleh

sumber-sumber berbagai kesalahan, beberapa di antaranya mungkin memiliki dampak yang

serius pada perhitungan struktur usia. Tinjauan ini menyoroti metode terbaik yang tersedia

untuk memastikan keakuratan penuaan dan penuaan penuaan akurat mengukur baik untuk

mendukung produksi berskala besar atau proyek penelitian dalam skala kecil. Termasuk dalam

Page 13: Laporan Biologi Perikanan-Penentuan Umur Ikan

kajian ini adalah gambaran penting dari metode yang digunakan untuk memulai dan

melaksanakan program yang tepat dan dikendalikan penuaan, termasuk (namun tidak terbatas

pada) validasi metode penuaan. Menekankan perbedaan antara validasi periodisitas usia dan

peningkatan absolut, seperti pentingnya menentukan usia pada pembentukan kenaikan

pertama. Dua tindakan utama akurasi, persentase kesalahan rata-rata dan koefisien variasi,

menunjukkan bahwa mereka secara fungsional setara, dan menyediakan faktor konversi yang

berkaitan keduanya. Menggunakan pemantauan pengendalian mutu, kesalahan penuaan mudah

terdeteksi dan koleksi Referensi dihitung adalah kunci untuk mengontrol kualitas dan

pengurangan biaya. Meskipun tingkat tertentu adalah penuaan yang tak terelakkan dari

kesalahan acak, kesalahan seperti itu sering dapat diperbaiki setelah fakta menggunakan

statistik ('digital sharpening') metode.

Penentuan umur ikan dengan menggunakan metode sisik didasarkan pada tiga hal.

Pertama, bahwa jumlah sisik ikan tidak berubah dan tetap identitasnya selama hidup. Kedua,

pertumbuhan tahunan pada sisik ikan sebanding dengan pertambahan panjang ikan selama

hidupnya. Dan ketiga, hanya satu annulus yang terbentuk pada tiap tahun. Dari bermacam-

macam sisik, sisik yang dapat digunakan dalam penentuan umur ikan adalah sisik cycloid dan

ctenoid. Seiring dengan pertumbuhan ikan, tumbuhlah lingkaran-lingkaran pada sisik yang

dinamakan circulus (jamaknya circuli). Mula-mula circulus tumbuh atau diletakkan pada

bagian depan kemudian disekeliling sisik. Pada musim dingin, pertumbuhan ikan berjalan

lambat atau mungkin terhenti, maka penambahan circulus menjadi sangat berdekatan satu

dengan yang lainnya. Kerapatan letak circulus ini terjadi satu kali setahun menjadi tanda

tahunan pada titik itu. Biasanya annulus terlihat jelas pada bagian depan sisik. Pada bagian

atas atau bawah sisik ketika musim dingin tidak ada circuli sehingga terlihat seperti ada

peletakan circuli yang terlewat. Ketiadaan circuli pada bagian inilah menjadi tanda yang

paling dapat dipercaya sebagai tanda tahunan. Apabila musim dingin telah selesai, suhu

perairan pada musim semin menjadi bertambah tinggi sehingga menyebabkan pertumbuhan

ikan menjadi lebih cepat daripada musim dingin. Jadi setelah terjadi kekosongan peletakan

circuli pada musim dingin, kemudian terdapat circuli baru. Dengan menghitung jumlah circuli

yang rapat pada bagian depan sisik atau ketiadaan circuli pada bagian atas atau bawah yang

terjadi satu kali satu tahun (annulus), kita dapat menghitung umur ikan tersebut. Namun,

sering juga ditemukan annulus palsu yang disebabkan oleh gangguan yang menimpa ikan

Page 14: Laporan Biologi Perikanan-Penentuan Umur Ikan

tersebut, misalnya kekurangan makanan dan suhu yang tidak sesuai, sehinga menghambat

pertumbuhan ikan, lalu akan tercatat pada sisik dengan kelambatan peletakkan circuli. Hal ini

menyebabkan kesukaran dan menyebabkan kesalahan interpretasi dalam menghitung umur

ikan. annulus palsu biasanya banyak terdapat pada sisik cycloid. Selain, annulus palsu pada

ikan, terdapat pula sisik palsu. Tanda-tanda kelainan sisik palsu dari sisik kunci adalah fokus

sisik palsu lebih besar. Dalam daerah fokus tadi tidak terdapat circulus atau circuli, sehingga

tampak licin. Bagian luar dari yang lebar mempunyai tanda-tanda sama dengan sisik kunci.

Sisik palsu tidak dapat digunakan sebagai alat penentu umur ikan, karena sisik palsu terbentuk

sebagai pengganti sisik yang tanggal. Pada bagian sisik yang tanggal, mula-mula akan

dibentuk satu lapisan dari material sisik sebagai penutup (inilah yang menyebabkan fokus

menjadi lebar), kemudian baru terjadi perletakkan circulus seperti pada sisik lain. Kelebihan

dari metode ini adalah caranya cukup mudah dan membutuhakn waktu yang tidak lama untuk

menentukan umur ikan, sedangkan kekurangannya adalah metode ini hanya dapat ditentukan

pada ikan yang memupnyai sisik cycloid dan ctenoid (Effendie, 2002).

Page 15: Laporan Biologi Perikanan-Penentuan Umur Ikan

KESIMPULAN

Praktikum penentuan umur ikan dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan umur

ikan dapat menggunakan beberapa metode yaitu tanda tahunan dan metode frekuensi panjang.

Metode yang sering digunakan untuk menentukan umur ikan adalah metode dengan

menggunakan tanda tahunan seperti sisik (squama), karena lebih muda digunakan dari pada

yang lainnya, khususnya untuk menentukan umur ikan di daerah sub-tropis karena pada

musim dingin terjadi perlambatan pertumbuhan. Tanda tahunan pada squama ikan dapat

diketahui berdasarkan adanya annulus (tanda tahunan) yang berupa garis circulus yang rapat

atau hampir berhimpitan dan bergaris lebih tebal daripada tanda harian pada squama ikan yang

berupa garis-garis halus yang melingkar (circulus). Tipe squama pada ikan dorang

(Parastromateus niger) dan ikan tawes (Barbonymus gonionotus) yaitu squma cycloid.

Sedangkan tipe squama pada ikan kerapu (Epinephelus aerolatus) adalah squama cycloid.

Page 16: Laporan Biologi Perikanan-Penentuan Umur Ikan

DAFTAR PUSTAKA

Campana, S.E. Accuracy, precision and quality control on age determination, including a

review of the use abuse of validation methods. Jurnal of fish Biology (2001) 59, 197-

242

Iqbal, Burhanuddin. 2008. Ikhtiologi. PT. Yayasan Citra Emulsi. Makassar.

Jeffri. 2010. Manajemen Perikanan (http://www. jeffri022.student.umm.ac.id). Diakses

tanggal 23 Nopember 2011

Kottelat, et al., 1993; Weber and Beaufort, 1916

Kordi, M. Gufron H. Dan K. 2001. Pembesaran Kerapu Bebek di Keramba Jaring Apung.

Kanisius. Yogyakarta.

Pulungan, C. P., et al. 2006. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Univesitas Riau: Pekanbaru