diksi.docx
DESCRIPTION
Pengertian DiksiTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari memiliki karakter berbeda-beda
sehingga penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan identitas
suatu masyarakat. Dan tidak semua orang yang menduduki status sosial yang tinggi
mempergunakan gaya yang sama dalam aktivitas bahasanya. Sebagai makhluk sosial kita
tidak bisa terlepas dari berkomunikasi dengan sesama dalam setiap aktivitas. Faktor
terpenting dalam berkomunikasi adalah bahasa.
Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai ketika seseorang berkomunikasi
dengan pihak lain tetapi pihak lawan bicara sulit menangkap informasi dari pembicara
dikarenakan pemilihan bahasa yang kurang tepat bahkan sering kita jumpai sampai terjadi
bakuhantam dikarenakan salah paham atau kata yang digunakan rancu. Pemilihan bahasa
yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi.
Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah sampai
tertinggi adalah kata, frase, klausa, kalimat. Ketika anda menulis dan berbicara, kata adalah
kunci pokok dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari itu kata-kata dalam bahasa
Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapat dimengerti
dengan baik. Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi harus dipahami dalam konteks
alinea dan wacana. Tidak dibenarkan menggunakan kata-kata dengan sesuka hati, tetapi harus
mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Ketika membuat sebuah karangan kita dituntut memilih kata yang tepat dan selaras
dalam pengunaannya agar pembaca dan juga penulis mudah memahami maksud yang
diutarakan. Dalam hal ini pemahaman tentang diksi sangat berperan penting untuk tujuan
tersebut. Ketepatan diksi dalam membuat suatu tulisan atau karangan tidak dapat diabaikan
demi menghasilkan tulisan yang mudah dimengerti.
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata pengarang dalam mengggambarkan “cerita”
pengarang. Walaupun dapat diartikan begitu, diksi tidak hanya pilih-memilih kata saja atau
mengungkapkan gagasan pengarang, tetapi juga meliputi gaya bahasa, ungkapan-ungkapan.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan bagian dari diksi tentang kata ilmiah, kata
populer, kata jargon, serta pilihan kata dan penggunaannya, agar nantinya dalam
berkomunikasi tidak terjadi salah paham dikarenakan pemilihan kata atau gaya bahasa yang
kurang tepat dan dapat tercapai tujuan dari berkomunikasi tersebut. Selain itu pemilihan kata
dalam bahasa yang tepat dapat merefleksikan tingkah laku sosial dari orang-orang yang
mempergunakannya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1.2.1 Kata ilmiah, kata populer, kata jargon dan slang
1.2.2 Pilihan kata dan penggunaannya.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 mengetahui pengertian Kata ilmiah, kata populer, kata jargon dan slang
1.3.2 mengetahui tata cara pemilihan kata dan penggunaanya.
BAB II
ISI
2.1 Kata Ilmiah, Kata Populer, Kata Jargon dan Slang
2.1.1 Kata Ilmiah dan Kata Populer
Kosakata terbesar adalah sebuah bahasa terdiri dari kata-kata yang umum dipakai
oleh semua lapisan masyarakat, baik yang terpelajar maupun orang biasa atau rakyat jelata.
Kata itulah yang merupakan tulang punggung dari setiap bahasa. Kata-kata itu yang selalu
dipakai dalam komunikasi sehari-hari untuk semua lapisan masyarakat. Dan kata-kata seperti
itu biasa disebut kata-kata populer.
Disamping kata populer ada pula sejumlah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar,
terutama dalam tulisan ilmiah. Kata seperti ini disebut kata ilmiah. Perbedaan antara kedua
jenis kelompok kata ini dapat dijelaskan secara sederhana dengan mempertentangkan
pasangan yang secara kasar dianggap mempunyai makna yang sama, seperti contoh-contoh
berikut:
Kata Ilmiah
tunakarya
finis/final
kapitulasi
argumentasi
menganalisa
anarki
depresi
indeks
konservatif
Kata Populer
gelandangan
akhir
penyerahan
pembuktian
menguraikan
kekacaukan
kemunduran
penunjuk
kolot
Perlu kita ketahui bahwa kategori kata ilmiah dan kata populer itu setiap saat dapat
bergeser dari kategori yang satu ke kategori yang lain. Sebuah kata asing mula-mula dipakai
oleh golongan terpelajar, oleh karena sering dipakai dan lambat laun meresap kelapisan
bawah dan akhirnya berubah statusnya menjadi kata populer.
2.1.2 Jargon
Istilah jargon mempunyai beberapa pengertian, diantaranya kata-kata teknis yang
dipergunakan secara terbatas dalam bidang ilmu, profesi atau kelompok tertentu. Kata-kata
ini kerap kali merupakan kata sandi atau kode rahasia untuk kalangan teretntu (dokter,
militer, perkumpulan rahasia). Oleh karena jargon itu merupakan bahasa yang khusus sekali,
maka tidak akan banyak artinya bila dipakai untuk sasaran yang umum. Sebab itu hindarilah
sejauh mungkin unsur jargon dalam sebuah tulisan umum.
2.1.3 Slang
Kata-kata slang adalah semacam kata percakapan yang tinggi atau murni. Kata-kata
slang adalah kata nonbaku, yang informal yang disusun secara khas atau kata-kata biasa yang
diubah atau kata-kata kiasan yang khas. Kata-kata ini bersifat sementara. Kalau sudah terasa
usang, hilang atau menjadi kata-kata biasa seperti yang terdapat di Jakarta: rapi jail, oh
ketemu lagi, asoy, dan sebagainya.
2.2 Pilihan Kata dan Penggunaannya
2.2.1 Kata dari dan daripada
Menurut keterangan Kusno B.S. (1990: 80-82) ada enam fungsi kata depan dari, yakni
sebagai berikut:
a). Untuk menyatakan keterangan tempat asal sesuatu atau menyatakan asal sesuatu dibuat.
Contoh: Saya naik kereta api dari Surabaya.
Kursi itu terbuat dari kayu jati.
b). Untuk menyatakan keterangan sebab.
Contoh: Persoalan itu timbul dari peristiwa seminggu yang lalu.
Dari peristiwa G 30 S/ PKI, lahirlah Hari Kesaktian Pancasila.
c). Untuk menyatakan bahwa sesuatu merupakan anggota dari suatu kelompok.
Contoh: Itu baru salah satu dari sekian kebaikan yang biasa mereka lakukan.
Seorang dari mereka telah di tahan seminggu yang lalu.
d). Kata tergantung + dari membentuk ungkapan tetap.
Contoh: Berhasil tidaknya studi saudara tergantung dari Saudara sendiri.
Berkembang tidaknya industri kecil di daerah itu, banyak tergantung dari
subsidi pemerintah.
e). Untuk menyatakan kekhususan atau pembatasan suatu hal.
Contoh : Dari pihak pengantin wanita tidak ada masalah.
Anak itu sedang sakit dilihat dari sinar matanya.
f). Untuk menyatakan alasan (dari = berdasarkan)
Contoh : Dari bukti-bukti yang dikemukakan, anak itu memang bersalah.
Buku ini ditulis dari pengalamannya selama di Australia.
Dalam kehidupan berbahasa sering pula dijumpai pemakaian kata depan dari untuk
menyatakan milik (dalam hubungan posesif). Kalau dalam bahasa Belanda misalnya: “het
huis van mijn oom” tidak perlu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “ Rumah
dari paman saya”. Hubungan posesif dalam bahasa Indonesia tidak dinyatakan dengan kata
dari.
Contoh : Sepeda dari* adik saya sudah hilang.
Anak dari* kambing itu dua.
Kesimpulan dari* diskusi itu sudah dirumuskan.
Pemakaian kata dari pada contoh-contoh kalimat dia atas salah, sebab dalam bahasa
Indonesia, kata yang menyatakan pemilik dapat berhubungan langsung dengan sesuatu yang
dimilikinya. Jadi, pemakaian kata dari dalam ketiga kalimat di atas tidak perlu, hanya bersifat
redudansi (mubazir) saja.
Ada pula pemakaian kata dari yang menyatakan milik yang kalau dihilangkan akan
menimbulkan keraguan arti kalimat.
Contoh : Ayah dari ibu saya sudah tua.
Teriak yang demikian kerasnya dari anak itu mengejutkan orang-orang di sekitarnya.
Jika kata dari dalam kedua kalimat di atas dihilangkan maka arti kalimat itu menjadi
kurang jelas. Oleh karena itu kata dari harus kita gunakan. Selanjutnya, kata depan majemuk
daripada berasal dari kata depan dari dan pada, menurut EYD harus ditulis serangkai. Kata
daripada hanya menpunyai satu fungsi, yaitu untuk menyatakan suatu perbandingan.
Contoh : Daripada terus mengantuk seperti ini, lebih baik kita pulang saja.
Kalau kurang sehat, lebih baik duduk daripada berdiri.
Dari pengamatan terhadap pemakaian bahasa Indonesia, dapat dikatakan bahwa kata
depan daripada dan dari sering digunakan secara tidak tepat. Perhatikan contoh berikut :
Contoh :
Dokter ahli mempelajari pola daripada* alergi si penderita.
Hasil daripada* pembangunan sekarang diharapkan dapat dinikmati seluruh rakyat
Indonesia.
Sebagian daripada* hasil hutangnya sudah dibayarnya.
Dua orang daripada* regu pencinta alam itu, dikabarkan hilang.
Pada zaman dulu harga rempah-rempah sama mahalnya daripada* emas.
Semua itu tergantung daripada* sarana yang ada.
Lagu itu dikirim dari* Murni untuk Asni di Tanjung Karang.
Anak dari* tetangga saya hari Senin ini akan dilantik menjadi dokter.
Ibu dari* anak itu sering sakit.
Dari* tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah penumpang sudah meningkat.
Pemakaian kata depan daripada dalam kalimat (1) dan (2) tidak dapat dipergunakan
dan harus dihilangkan, karena kata-kata tersebut merusak hubungan kata dan juga bersifat
redudansi. Kata daripada dalam kalimat (3) dan (4) seharusnya diganti dengan kata dari. Kata
daripada dalam kalimat (5) seharusnya diganti dengan kata dengan, dan kata daripada dalam
kalimat (6) diganti dengan kata dari. Kata dari dalam kalimat (7) seharusnya diganti dengan
kata oleh. Pemakaian kata depan dari pada kalimat (8) dan (9) di atas juga tidak tepat, tidak
lazim digunakan untuk menyatakan pertalian milik (posesif) dan sebaiknya dihilangkan saja.
Demikian juga pemakaian kata dari pada kalimat (10) harus dihilangkan karena frase “tabel
2” dalam kalimat itu adalah subyek kalimat.
2.2.2 Kata Pada dan Kepada
Ada empat macam fungsi kata depan pada dalam bahasa Indonesia
a). Sebagai pengantar keterangan untuk orang, binatang atau benda abstark.
Contoh : Buku catatan saya ada pada Aminah.
Taiji hanya terdapat pada ayam jantan.
b). Sebagai pengantar keterangan waktu
Contoh : Pada hari Minggu banyak orang pergi ke Berastagi.
Saya pernah berjumpa dengan dia pada suatu sore.
c). Bersama-sama dengan kata tertentu membentuk suatu ungkapan.
Contoh : Pada prinsipnya saya menyetujui usul itu.
Pada hakekatnya setiap orang mempunyai kodrat yang sama.
d). Dipakai bersama-sama dengan kata bergantung menjadi bergantung pada (tergantung
dari).
Contoh : Semua ini bergantung pada kemampuan saudara.
Boleh atau tidak buku itu dipinjam, bergantung pada yang punya.
Dalam pemakaiannya kata depan pada sering digunakan kurang tepat, seperti:
Tolong ambilkan buku saya pada*Laci meja itu.
Kata depan pada dalam kalimat diatas sebaiknya diganti dengan kata depan di.
Selanjutnya, kata depan kepada biasanya dipakai sebagai berikut:
a). Untuk mengantar objek yang tak langsung (objek yang berkepentingan) dalam suatu
kalimat.
Contoh : Hal itu sudah dikatakannya kepada saya.
Hadiah itu diberikan Bapak Kepala Sekolah kepada juara kelas.
b). Untuk mengantarkan objek dalam kalimat predikatnya berupa adjektiv. Dalam hal ini
kata kepada= terhadap atau akan.
Contoh : Pedagang yang di depan rumah kami itu sangat baik kepada tetangganya.
Dalam struktur kalimat tertentu yang berpredikat kata kerja aktif transitif dan bersufik
–kan (melakukan pekerjaan untuk orang lain), kata depan kepada tidak boleh digunakan
untuk mengantar obyek penyerta atau obyek berkepentingan.
Contoh : Kakak membuatkan ayah segelas air putih.
Kakak membuatkan kepada* ayah segelas air putih.
Dalam contoh kalimat-kalimat di atas, sufiks –kan secara implisit sudah menyatakan kepada
atau untuk.
Dalam pemakaian bahasa, sering pula dijumpai penyimpangan pemakaian kata depan kepada,
yakni dipakai untuk mengantar subyek dalam kalimat, sehingga kalimat itu tidak efektif.
Contoh : Kepada* generasi muda diharap berperan serta dalam pembangunan.
Generasi muda diharapkan berperan serta dalam pembangunan.
2.2.3 Kata di dan ke
Kata di bersifat ambivalen, artinya mempunyai dua kemungkinan fungsi dalam
bahasa Indonesia yaitu di sebagai kata depan dan di- sebagai prefiks. Sebagai prefiks, di-
merupakan morfem terikat secara morfologis, dan harus ditulis serangkai dengan kata atau
morfem yang mengikutinya, dan biasanya berfungsi sebagai pembentuk kata kerja pasif.
Sedangkan di sebagi kata depan merupakan morfem yang terikat secara sintaksi, artinya
morfem itu baru mempunyai arti yang pasti apabila dihubungkan dengan morfem lain
sehingga membentuk frase atau kalimat. Kata depan di harus ditulis secara terpisah dengan
kata yang mengikuginya, dan berfungsi sebagai kata yang menyatakan keterangan tempat
atau keterangan waktu atau tak tentu.
Secara singkat,prefiks di- bersama kata yang mengikutinya menjadi kata kerja dan dapat
menjawab pertanyaan diapakan? Sedangkan kata depan di bersama kata yang mengikutinya
menunjuk tempat/arah, atau keterangan waktu, dan biasanya dapat menjawab pertanyaan di
mana atau kapan? Jadi, prefiks di- dan kata depan di masing-masing mempunyai fungsi dan
arti yang berbeda.
Fungsi kata depan di adalah sebagai berikut:
a). Untuk menyatakan keterangan tempat, baik tertentu maupun tak tentu.
Contoh : Orang tuanya sedang berada di luar kota
Permata itu sudah lama disimpannya di suatu tempat.
b). Untuk menyatakan keterangan waktu tak tentu.
Contoh : Percayalah, Saudara akan bertemu lagi di suatu saat nanti.
Di saat usianya sudah lanjut, orang itu semakin tekun beribadah.
c). Bersama kata lain membentuk kata tanya yang berhubungan dengan tempat
Contoh : Di mana Saudara simpan buku itu?
Di sinikah rumah Pak Amran?
Pemakaian kata lain depan di yang salah sering dijumpai dalam kalimat seperti berikut:
Kunci lokal ini ada di* Pak Hasan.
Di* perusahaan swasta itu masih memerlukan tenaga kerja.
Kata depan di dalam kalimat pertama di atas harus diganti dengan pada dan kalimat
kedua kata depan di harus dihilangkan atau predikat itu diubah menjadi bentuk kata kerja
pasif.
Perbaikan kedua kalimat itu menjadi:
Kunci lokal ini ada pada Pak Hasan.
Perusahaan swasta itu masih memerlukan tenaga kerja.
Atau;
Di Perusahaan swasta itu masih diperlukan tenaga kerja.
Selanjutnya, kata ke juga bersifat ambivalen, yaitu mempunyai dua fungsi yaitu
sebagai prefiks dan sebagai kata depan. Sebagai prefiks, ke ditulis bersambung/serangkai
dengan kata yang megikutinya dan sebagai kata depan ke ditulis terpisah dengan kata yang
mengikutinya.
Sebagai prefiks, ke- dengan atau tanpa sufiks berfungsi sebagai pembentuk kata
benda, seperti: kekasih, ketua, kehendak, keadilan,kebenaran, dan kesulitan. Prefiks ke- juga
dapat berfungsi sebagai pembentuk kata kerja. Ini merupakan akibat pengaruh bahasa Jawa.
Contoh : ketubruk, kejatuhan, kesakitan, dan keberatan.
Sebagai kata depan , ke berfungsi untuk :
a). Menyatakan keterangan tempat tujuan.
Contoh : ke rumah
ke luar negeri
ke suatu tempat
b). Bersama-sama kata mana, kata depan ke membentuk kata bantu tanya.
Contoh : Ke mana Saudara tadi?
Ke mana mereka akan pergi?
Bentuk penulisan kata depan ke yang sering salah adalah sebagai berikut :
Kesini* ……………………. seharusnya : ke sini
Kemana* …………………… seharusnya : ke mana
Bentuk penulisan kata depan ke yang lain, yang menyatakan tempat terjadinya atau
tempat beradanya sesuatu, sering juga salah, seperti :
Ibu mendudukkan adik ke* kursi.
Kepala sekolah menempelkan pengunguman ke* dinding.
Kata depan ke dalam kedua contoh kalimat di atas harus diganti dengan kata depan
di, karena lebih menunjukkan tempat beradanya (lokatif) daripada tujuannya.
2.2.4 Kata dan dan dengan
Kata dan dalam kalimat berfungsi untuk menyatakan penggabungan, sedangkan kata
dengan berfungsi untuk menyatakan kesetaraan. Pemakaian kedua kata itu jelas berbeda
dalam suatu kalimat.
Contoh : a). Ayah dan adik pergi ke Medan kemarin.
b). Ayah pergi ke Medan dengan adik kemarin.
Dalam kalimat (a), hubungan ayah dan adik adalah hubungan penggabungan,
sedangkan hubungan ayah dan adik dalam kalimat (b) adalah hubungan kesetaraan . Kedua
kata itu, dan dan dengan tidak dapat bervariasi satu dengan yang lain. Secara fungsional dan
dipakai untuk menyatakan hubungan penggabungan.
Contoh : Sisa uangnya dibelikannya sepatu dan keperluan sekolah.
Sebagai mahasiswa kita harus kritis, kreatif, ulet, dan bertanggung jawab.
Dalam pemakaian bahasa sering pula kita jumpai kata penghubung dan yang tidak
berfungsi apa-apa atau bersifat redudansi, seperti :
Contoh : Dan* akhirnya, dia pun pergi meninggalkan kedua orang tuanya.
Dan* mereka tidak tahu lagi, kepada siapa harus mengadu.
Selanjutnya, fungsi dan arti yang didukung kata penghubung dengan adalah sebagai
berikut :
a). Untuk menyatakan keterangan alat.
Contoh : Ibu memotong kue dengan pisau.
Adik memukul anjing itu dengan tongkat.
b). Untuk menyatakan keterangan kuatitatif.
Contoh : Anak itu belajar dengan sungguh-sungguh.
Gunung itu meletus dengan dahsyatnya.
c). Untuk menyatakan keterangan cara.
Contoh : Ia membiayai studinya dengan berjualan Koran.
Ia menyelesaikan PR – nya dengan tergesa-gesa.
d). Untuk menyatakan keselarasan dua hal atau lebih.
Contoh : Harga barang-barang sudah mulai naik sesuai dengan kenaikan harga BBM.
Apa yang dikatakannya cocok benar dengan isi surat kabar itu.
e). Bersama-sama kata tertentu membentuk ungkapan tetap dan berfungsi untuk
memperjelas hubungan.
f). Untuk menyatakan batas waktu tertentu.
Contoh : Peraturan itu berlaku sampai dengan hari ini.
Mereka bekerja dari jam 08.00 sampai dengan 14.00
Dalam pemakaian bahasa sering pula dijumpai bentuk penyimpangan atau kesalahan
seperti :
Bersama dengan * surat ini saya mengirimkan foto.
Dia sangat baik dengan* tetangganya.
Kata penghubung dengan dalam kalimat pertama lebih tepat dihilangkan, dan kata
penghubung dengan pada kalimat kedua lebih tepat diganti dengan kata depan kepada.
2.2.5 Kata antar dan antara
Kedua kata ini mempunyai kemiripan bentuk dan makna, namun fungsinya berbeda,
sehingga keduanya tidak dapat bervariasi secara bebas. Kata antara dipakai apabila diikuti
oleh dua obyek atau dua hal, dan biasanya dikombinasikan dengan kata dengan, kadang-
kadang didahului oleh kata depan di ( di antara).
Contoh : Tidak ada masalah antara saya dengan dia.
Harus ada perasaan saling menghormati antara (di antara) guru dengan
murid.
Kata antar sebagai kata tugas diikuti oleh suatu objek atau hal yang bermakna jamak
dan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh : Terjadi perkelahian antar pelajar di kota Medan
Khusus untuk kata antara masih mempunyai beberapa fungsi lain, yakni sebagai berikut:
a). Untuk menyatakan pemilihan
Contoh : Kamu harus memilih antara apel dan jeruk
b). Untuk menyatakan jangka waktu atau ukuran jarak
Contoh : Ayah akan sampai di Medan antara pukul 08.00 sampai pukul 14.00
c). Dipakai dalam arti kira-kira atau sekitar
Contoh : Biaya yang habis dalam perjalanan kali ini antara Rp 5.000.000,00
Beberapa contoh pemakaian kata antar dan antara dalam kalimat yang sering salah
atau menyimpang, sebagai berikut:
1. Dia tidak mengikuti kuliah antara* semingguan.
Akhiran –an dalam kalimat ini berarti kira-kira atau antara. Jadi kalimat antara tidak
boleh lagi menggunakan akhiran –an.
2. Pembangunan sekolah itu menelan biaya kira-kira antara* sepuluh juta rupiah.
Kira-kira memiliki makna yang sama dengan antara, jadi kalimat diatas sudah
mengandung hiperkorek dan harus dihilangkan salah satu kata itu.
3. Tidak perlu ada sikap mencurigai antarmanusia* yang satu dengan yang lain.
Kata antar harus diganti dengan kata antara, oleh karena antaramanusia = antara manusia
yang satu dengan manusia yang lain.
2.2.6 Kata suatu dan sesuatu
Kata suatu adalah kata ganti tak tentu yang sifat ketaktentuannya terletak pada jenis
benda atau hal yang digantikan. Dalam pemakaian kata suatu harus diikuti oleh kata benda
atau hal yang digantikan secara umum. Benda atau hal yang mengikuti kata suatu itu adalah
hal atau benda yang belum diketahui jenisnya secara pasti.
Contoh : Rudi akan bertemu dengan kekasihnya di suatu tempat kelak.
Kata ganti tak tentu sesuatu adalah kata untuk menyatakan barang atau hal yang tidak
tentu, yang pemakaiannya tidak dapat langsung diikuti nomina. Kata ganti sesuatu sifat
ketidaktentuannya terletak pada benda atau hal yang digantikannya, bukan pada jenis benda
atau jenis yang digantikannya seperti dalam kata ganti suatu.
Contoh : Ayah berjanji akan memberikan sesuatu pada hari ulang tahunnya.
Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa kata ganti sesuatu tanpa bantuan kata lain dapat
menduduki fungsi objek dalam kalimat.
Selanjutnya, kalau kita ingin menambahkan keterangan mengenai benda atau hal yang
digantikan oleh sesuatu, maka keterangan itu harus berupa anak kalimat perluasan kata ganti
tak tentu itu sendiri, dan secara bersama-sama menduduki fungsi objek atau subjek dalam
kalimat.
Contoh : Ayah berjanji akan memberikan sesuatu yang diimpikan Tina pada hari ulang
tahunnya.
Dalam kehidupan berbahasa, sering juga kata ganti tak tentu sesuatu dipakai sebagai
kata ganti tak tentu suatu, sehingga menimbulkan kesalahan.
Contoh : Orang itu memikirkan sesuatu* masalah.
Polisi sedang menyelidiki sesuatu* kasus.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Diksi atau pilihan kata berkaitan dengan kata mana yang dipakai untuk
menyampaikan suatu gagasan, memilih kelompok kata-kata atau menggunakan
ungkapan yang tepat, dan gaya yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
2. Diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal karang – mengarang, hal tulis
– menulis, serta tutur sapa. Diksi yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh
penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu.
3. Dalam memilih kata – kata , ada dua persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu
persyaratan ketepatan dan kesesuaian. Tepat , artinya kata – kata yang dipilih itu
dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diungkapkan. Persyaratan
kesesuaian menuntut kecocokan antara kata – kata yang dipakai dengan kesempatan
dan keadaan pembaca.
4. Untuk memenuhi persyaratan ketepatan dan kesesuaian dalam pemilihan kata, perlu
diperhatikan (a) kaidah kelompok kata / frase, (b) kaidah makna, (c) kaidah
lingkungan sosial, (d) kaidah karang – mengarang .
3.2 Saran
Kita sebagai orang Indonesia harus mengerti tentang tata kebahasaan yang sesuai
dengan EYD terutama tentang pilihan kata.
DAFTAR PUSTAKA
Barus, Sanggup (dkk.). 2012 . BAHASA INDONESIA Pengembang Kepribadian . Medan :
Universitas Negeri Medan.
Keraf, Gorys. 1996. DIKSI DAN GAYA BAHASA. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Widjono, Hs. 2005 . BAHASA INDONESIA Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
http//kata-slag-jargon-dan-idiom.htm