perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id upaya...

67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user UPAYA EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA KARANGANYAR DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN TAHUN 2004 - 2008 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan Oleh : Dewi Malviani F3407027 PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: others

Post on 31-Dec-2019

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

UPAYA EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK KANTOR PELAYANAN

PAJAK (KPP) PRATAMA KARANGANYAR DALAM RANGKA

MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN

TAHUN 2004 - 2008

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan

Oleh :

Dewi Malviani F3407027

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRACT

UPAYA EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK KANTOR PELAYANAN

PAJAK (KPP) PRATAMA KARANGANYAR DALAM RANGKA

MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN

TAHUN 2004 - 2008

Dewi Malviani

F3407027

The purpose of this research is to know the effort and the results of

extending the tax payers by Karanganyar District Tax Office in order to increase tax revenue

The step of this research is done by comparing between theory and practices occurred in the field in terms of tax revenue

The result of the research are based on survey results revealed that the realization of income tax revenue in KPP Karanganyar set by the Government of Karanganyar District experienced an increase in its budget each year. The increase was not only within its target for the year 2004 but until in 2008 has been amended its tax revenue.

The conclusion of this research are the extensive efforts undertaken by the Tax Office (KPP) Karanganyar city, we can conclude that basically extending the efforts undertaken by the Tax Office (KPP) Karanganyar city consists of 3 (three) attempts, namely extensive efforts through data collection or sweeping, effort extending through socialization or education and effort extending through the MoU or cooperation with related government agencies.

Based on the result of research, the researcher give some suggestion For KPP Karanganyar, should continue to conduct extensive efforts, because the results are then registered taxpayers has increased so that the government increase taxes in the sector also increased. Extensive efforts undertaken, among others, is to perform data collection on a regular basis, where the data is known of the potential that taxpayers could still be improved.

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Hari kemarin adalah pengalaman,hari esok adalah

tantangan, hari ini adalah kenyataan yang harus diisi

dengan penuh harapan, kegembiraan dan keberanian.

(Khalil Gibbran)

PERSEMBAHAN :

Sebuah karya kecil ini aku persembahkan teruntuk :

1. Bapak dan Ibu tercinta

2. Saudaraku tersayang

3. Almamater

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur tercurah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas

berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga Laporan Tugas Akhir dengan judul

Upaya Ekstensifikasi Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Karanganyar Dalam Rangka Meningkatkan Penerimaan Pajak Penghasilan

Tahun 2004 – 2008 ini dapat diselesaikan dengan baik.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah

memberikan bantuanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini :

1. Kedua orang tua atas doa, dukungan, dan kasih sayang yang selalu diberikan.

2. Drs. Santoso T.H, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan selama penulis menyelesaikan laporan ini.

3. Dosen program Diloma III Perpajakan Universitas Sebelas Maret Surakarta,

yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

4. Bapak Joko Martono, selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Karanganyar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melaksanakan Magang Kerja di Kantor Pajak Pratama Karanganyar.

5. Staf, karyawan, dan karyawati Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar,

yang telah banyak memeberikan arahan dan bimbingan selama penulis

mengikuti Magang Kerja.

6. Rekan-rekan Program Diploma III Perpajakan Universitas Sebelas Maret

Surakarta Angkatan 2007

7. Rekan-rekan kelompok Magang Kerja di KPP Pratama Karanganyar

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

8. Semua pihak tak terkecuali yang telah membantu sehingga penulis mampu

menyelesaikan Laporan Magang Kerja ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan tidak

lepas dari segala kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis harapkan

saran dan kritik yang bersifat mambangun dari ambaca yang budiman.

Akhirnya, penulis harapkan agar nantinya aporan ini dapat bermanfaat bagi

siapapun yang memmbacanya.

Surakarta, Juli 2010 Penulis

Dewi Malviani

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

ABSTRAKSI ................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4

C. Tujuan ........................................................................................ 4

D. Manfaat ...................................................................................... 4

E. Metode Penelitian ...................................................................... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 8

A. Pengertian Pajak ........................................................................ 8

B. Fungsi Pajak .............................................................................. 10

C. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ......................................... 12

D. Pajak Penghasilan ...................................................................... 15

E. Pajak Penghasilan ...................................................................... 20

F. Ekstensifikasi Pajak ................................................................... 28

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

BAB III. PEMBAHASAN ............................................................................. 32

A. Gambaran Objek Penelitian ....................................................... 32

B. Upaya Ekstensifikasi Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak

Kabupaten Karanganyar dalam Rangka Meningkatkan

Penerimaan Pajak ...................................................................... 40

C. Upaya Ekstensifikasi Pajak dalam Rangka Meningkatkan

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Karanganyar ................... 51

BAB IV. PENUTUP ..................................................................................... 53

A. Kesimpulan ................................................................................ 53

B. Saran ......................................................................................... 54

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR TABEL

TABEL III.1. Wajib Pajak Terdaftar, Wajib Pajak Efektif, Wajib Pajak Non Efektif Tahun 2004 s/d 2008 ............................................................ 49 III.2. Target dan Realisasi Penerimaan PPh Tahun 2004 s/d 2008……... 51

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR GAMBAR III.1. Struktur Organisasi KPP Pratama Karanganyar ..................................... 34

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

UPAYA EKSTENSIFIKASI WAJIB PAJAK KANTOR PELAYANAN

PAJAK (KPP) PRATAMA KARANGANYAR DALAM RANGKA

MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN

TAHUN 2004 - 2008

Dewi Malviani

F3407027

The purpose of this research is to know the effort and the results of

extending the tax payers by Karanganyar District Tax Office in order to increase tax revenue

The step of this research is done by comparing between theory and practices occurred in the field in terms of tax revenue

The result of the research are based on survey results revealed that the realization of income tax revenue in KPP Karanganyar set by the Government of Karanganyar District experienced an increase in its budget each year. The increase was not only within its target for the year 2004 but until in 2008 has been amended its tax revenue.

The conclusion of this research are the extensive efforts undertaken by the Tax Office (KPP) Karanganyar city, we can conclude that basically extending the efforts undertaken by the Tax Office (KPP) Karanganyar city consists of 3 (three) attempts, namely extensive efforts through data collection or sweeping, effort extending through socialization or education and effort extending through the MoU or cooperation with related government agencies.

Based on the result of research, the researcher give some suggestion For KPP Karanganyar, should continue to conduct extensive efforts, because the results are then registered taxpayers has increased so that the government increase taxes in the sector also increased. Extensive efforts undertaken, among others, is to perform data collection on a regular basis, where the data is known of the potential that taxpayers could still be improved. Keyword: ekstensification, tax payer.

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pajak adalah salah satu sumber penerimaan negara yang mempunyai

kedudukan yang sangat penting dan strategis. Salah satu faktor yang

mempengaruhi pencapaian target penerimaan pajak yang optimal adalah

tingkat kepatuhan dan kesadaran Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban

perpajakannya, dalam hal ini adalah kepatuhan dan kesadaran untuk

mendaftarkan diri menjadi Wajib Pajak dan memperoleh Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP).

Negara bisa maju apabila pajaknya juga maju. Dengan membayar pajak

secara teratur dan benar. Itu semua tidak akan terjadi apabila kesadaran

Masyarakat dalam membayar pajak masih kurang, Tantangan terbesar saat ini

adalah menumbuhkan kesadaran membayar pajak. Selama ini pelaksanaan

kewajiban Wajib Pajak dilakukan dengan prinsip menghitung, melapor dan

membayar sendiri kewajiban pajaknya, yang memberikan kepercayaan dan

tanggung jawab yang lebih besar kepada Wajib Pajak untuk menghitung,

menyetor, dan melaporkan kewajiban pajaknya, sehingga diharapkan dapat

meningkatkan kesadaran Wajib Pajak. Melalui kegiatan ekstensifikasi yang

bertujuan untuk Penambahan Wajib Pajak dengan cara Pemberian NPWP

dengan memperhatikan asas domisili, sedangkan pemenuhan kewajiban

perpajakan timbul sebagai akibat pemberian NPWP tetap mengacu pada

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

prinsip self assessment. dan tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan diharapkan kepatuhan Wajib Pajak

khususnya Wajib Pajak Orang Pribadi akan meningkat sehingga pendapatan

terhadap kas Negara pun akan meningkat.

Tingkat kepatuhan sehubungan dengan pendaftaran NPWP tergolong

masih rendah, ternyata masih banyak penduduk yang sebenarnya telah

memenuhi kriteria sebagai Wajib Pajak dan wajib mendaftarkan diri untuk

memperoleh NPWP tetapi belum melaksanakan kewajibannya untuk

mendaftarkan diri, hal tersebut salah satunya disebabkan karena sulitnya

memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak sehinga banyak penduduk yang malas

mendaftarkan diri untuk menjadi NPWP.

Hal ini menjadi perhatian serius oleh Dirjen Pajak bahwa dalam rangka

meningkatkan pencapaian target penerimaan pajak maka Dirjen Pajak

memandang perlu untuk membuat kebijakan dalam rangka penerimaan pajak,

salah satunya adalah dengan melakukan upaya jemput bola kepada wajib

pajak dengan mendatangi warga yang ingin memperoleh NPWP secara

kolektif.

Besarnya tuntutan pemerintah kepada Direktorat Jenderal Pajak dalam

menghimpun dana masyarakat melalui sektor pajak membuat sejumlah

program baru dalam sistem pelayanan perpajakan di Indonesia diterapkan.

Program baru itu salah satunya adalah program ekstensifikasi yang lebih

mengedepankan sistem jemput bola dan pro aktif dalam menggalang

masyarakat wajib pajak. Program ekstensifikasi merupakan satu solusi

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Direktorat Jenderal Pajak dalam menggalang masyarakat untuk memperoleh

Nomor Pokok Wajib Pajak yang jumlahnya saat ini dinilai masih sangat

minim.

Direktorat Jenderal Pajak melihat program lama yang lebih menuntut

masyarakat pro aktif datang ke kantor pelayanan pajak (KPP) dengan

bermodalkan KTP guna mendaftarkan NPWPnya sudah tidak efektif lagi.

Alasannya, masyarakat memiliki kendala waktu untuk datang ke KPP

sehingga kerap menunda atau lupa mendaftarkan NPWP yang menjadi

kewajiban setiap warga negara. Sedikitnya jumlah wajib pajak terdaftar

mengakibatkan belum maksimalnya penerimaan dari sektor perpajakan.

Direktorat Jenderal Pajak kemudian melakukan upaya jemput bola kepada

masyarakat baik itu karyawan maupun non karyawan. Dengan cara ini

masyarakat dapat mengajukan NPWP secara kolektif yang dikoordinir oleh

perusahaan tempat mereka bekerja.

Ekstensifikasi wajib pajak memfokuskan pada peningkatan kesadaran

masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dan memfokuskan

pada penambahan jumlah wajib pajak terdaftar dan perluasan objek pajak

dalam administrasi dirjen pajak, kemudian dari hasil pelaksanaan kegiatan

ekstensifikasi ini digunakan sebagai dasar untuk peningkatan penerimaan

pajak.

Ruang lingkup dari kegiatan ekstensifikasi wajib pajak ini adalah

menitikberatkan pada kesadaran dan peningkatan jumlah wajib pajak yang

dapat diwujudkan dalam bentuk peningkatan jumlah NPWP (Nomor Pokok

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Wajib Pajak) dan perluasan obyek pajak serta masyarakat (wajib pajak) yang

berpenghasilan di atas PTKP.

Adanya upaya dari pemerintah dalam hal ini adalah Dirjen Pajak dalam

rangka meningkatkan penerimaan pajak melalui memberikan kemudahan

dalam prosedur pendaftaran NPWP, maka penulis mencoba untuk

mengidentifikasi penelitian ini pada UPAYA EKSTENSIFIKASI WAJIB

PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA

KARANGANYAR DALAM RANGKA MENINGKATKAN

PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN TAHUN 2004-2008.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil upaya

ekstensifikasi wajib pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar

dalam rangka meningkatkan penerimaan pajak penghasilan ?

C. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui upaya dan hasil ekstensifikasi

wajib pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar dalam rangka

meningkatkan penerimaan pajak penghasilan.

D. Manfaat

1. Bagi KPP Karanganyar

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Manfaat yang dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil

evaluasi dari upaya ekstensifikasi wajib pajak serta sebagai bahan

masukan bagi pemerintah khususnya KPP Kabupaten Karanganyar dalam

upaya mensosialisasikan pajak terhadap masyarakat terutama melalui

ekstensifikasi wajib pajak.

2. Bagi Penulis

a. Dapat mengetahui tentang arti pentingnya upaya ekstensifikasi pajak

dalam rangka meningkatkan penerimaan di sektor pajak.

b. Sebagai sarana kegiatan penelitian di bidang perpajakan.

3. Bagi Pembaca

a. Sebagai bahan informasi dan referensi tentang kegiatan ekstensifikasi.

b. Sebagai bahan acuan untuk pembuatan penelitian di masa mendatang.

E. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini

memberikan gambaran kepada khalayak mengenai upaya ekstensifikasi

wajib pajak yang dilakukan oleh KPP Kabupaten Karanganyar dalam

rangka meningkatkan jumlah NPWP guna meningkatkan penerimaan

pendapatan sektor pajak.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah di Kantor Pelayanan Pajak Kabupaten

Karanganyar.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

3. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian

yaitu di KPP Kabupaten Karanganyar dalam hal ini adalah penerimaan

sektor pajak.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung yaitu

melalui buku-buku ataupun literatur yang berhubungan dengan

penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu laporan tertulis dari suatu peristiwa yang

isinya terdiri dari penjelasan terhadap peristiwa itu dan ditulis dengan

sengaja untuk menyimpan atau merumuskan keterangan mengenai

peristiwa tersebut (Sutrisno Hadi, 2004 : 22). Dalam penelitian ini

metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data mengenai

upaya dan hasil ekstensifikasi dari KPP Kabupaten Karanganyar.

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpul data dengan jalan

mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut

dilakukan dengan dialog secara lisan. Sumadi Suryabrata (2001 : 18)

menjelaskan bahwa “Metode yang mendasarkan diri kepada laporan

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

verbal (verbal report) dimana terdapat hubungan langsung antara si

penyelidik dan subyek yang diselidiki“

5. Teknik Pembahasan

Teknik pembahasan dalam penelitian ini adalah teknik pembahasan

deskriptif yaitu teknik untuk membuat gambaran atau deskripsi secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai suatu objek yang diteliti.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pajak

Pajak adalah iuran wajib yang dipungut oleh pemerintah dari

masyarakat (wajib pajak) untuk menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya

pembangunan tanpa balas jasa yang dapat ditunjuk secara langsung.

Dr. Soeparman Soemahamidjaja mendefinisikan pajak yaitu iuran

wajib, berupa uang atau barang, yang dipunggut oleh penguasa berdasarkan

norma-norma hukum, guna untuk menutup biaya produksi barang-barang dan

jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejateraan umum (Erly Suandy, 2005 :

10).

Prof. DR. Rachmat Sumitro, SH mendefinisikan pajak yaitu Iuran

rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang

langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar

pengeluaran umum (Mardiasmo, 2006 : 1).

Dari definisi di atas terlihat bahwa pajak harus berdasarkan Undang-

undang yang disusun dan dibahas bersama antara pemerintah dan DPR

sehingga pajak merupakan ketentuan berdasarkan kehendak rakyat, bukan

kehendak penguasa semata. Pembayar pajak tidak akan mendapat imbalan

langsung. Manfaat dari pajak akan dirasakan oleh seluruh masyarakat baik

yang membayar pajak maupun yang tidak membayar pajak.

8

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 menyatakan definisi pajak yaitu

kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan

yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara

bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Definisi versi UU KUP ini nyaris hampir sama dengan definisi

Rochmat Soemitro. Kata-kata “iuran” diganti dengan kata “kontribusi” yang

nadanya lebih bersifat positif karena mengandung makna partisipasi

masyarakat. Kemudian ada tambahan “bagi sebesar-besar kemakmuran

rakyat” yang membuat kata pajak lebih bernilai positif karena untuk tujuan

kemakmuran rakyat melalui penyediaan barang dan jasa publik seperti

pertahanan, keamanan, pendidikan, kesehatan, jalan raya, dan fasilitas umum

lainnya.

Berdasarkan pengertian pajak tersebut maka terdapat ciri-ciri Pajak

yang terdapat dalam pengertian pajak antara lain sebagai berikut : (Early

Suandy, 2005 : 11-12)

a. Pajak dipungut oleh negara, baik oleh pemerintah pusat maupun oleh

pemerintah daerah berdasarkan atas undang-undang serta aturan

pelaksanaannya.

b. Pemungutan pajak mengisyaratkan adanya alih dana (sumber daya) dari

sektor swasta (wajib pajak membayar pajak) ke sektor negara (pemungut

pajak/administrator pajak).

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

c. Pemungutan pajak diperuntukan bagi keperluan pembiayaan umum

pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin

maupun pembangunan.

d. Tidak dapat ditunjukan adanya imbalan (kontraprestasi) individual oleh

pemerintah terhadap pembayaran pajak yang dilakukan oleh para wajib

pajak.

e. Berfungsi sebagai budgeter atau mengisi kas negara/anggaran negara yang

diperlukan untuk menutup pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan,

pajak juga berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan

kebijakan negara dalam lapangan ekonomi dan sosial (fungsi mengatur /

regulatif)

B. Fungsi Pajak

Sebenarnya, dari definisi pajak di atas sudah tergambarkan fungsi dari

pajak yaitu untuk menyediakan barang-barang dan jasa-jasa publik. Namun

demikian, dalam literatur-literatur perpajakan, dikenal dua macam fungsi

pajak yaitu fungsi penerimaan (budgetair) dan fungsi mengatur (regulair). Hal

ini sesuai dengan pendapat dari Mardiasmo (2006 : 1-2) tentang fungsi pajak

yaitu :

1. Fungsi budgetair

Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

pengeluaran-pengeluarannya. Saat ini sekitar 70% APBN Indonesia

dibiayai oleh pajak. Dua pajak penyumbang penerimaan terbesar adalah

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Dengan

demikian, dua jenis pajak ini lebih memiliki fungsi penerimaan

(budgetair) ketimbang fungsi mengatur.

2. Fungsi mengatur (regulerend)

Pajak sebagai alat untuk mengatur dan melaksanakan kebijaksanaan

pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Dalam fungsi ini, pajak

mengarahkan perilaku sekelompok warga negara agar bertindak sesuai

yang diinginkan. Contoh, agar masyarakat Indonesia mendapatkan minyak

goreng yang murah, maka terhadap ekspor CPO akan dikenakan pajak

ekspor yang tinggi. Contoh lain, agar masyarakat tidak mengkonsumsi

minuman beralkohol, maka terhadap jenis barang seperti ini dikenakan

PPnBM yang tinggi. Jenis pajak yang biasanya digunakan sebagai

instrumen mengatur ini adalah Pajak Ekspor, Bea Masuk dan PPnBM.

Kalau ditelusuri lebih jauh, ada satu lagi fungsi pajak yang harus kita catat.

Fungsi tersebut adalah fungsi distribusi kekayaan di mana kelompok yang

lebih mampu akan membayar pajak lebih banyak sementara kelompok

yang kurang mampu akan mendapatkan manfaat lebih banyak

dibandingkan dengan pajak yang dia bayar. Bahkan untuk kelompok

tertentu, seperti penerima BLT, penerima subsidi BBM, dan penerima

subsidi pupuk, mungkin dia tidak membayar pajak tapi dia mendapatkan

manfaat langsung dari pajak.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

C. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor Pokok Wajib pajak adalah nomor yang diberikan kepada wajib

pajak sebagai sarana administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai

tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melakasanakan hak dan

kewajiban perpajakan. (Anastasia Diana dan Lilis Setiawati, 2004 :4).

Wajib pajak yang telah terdaftar akan memperoleh Nomor pokok wajib

pajak (NPWP) NPWP terdiri dari 15 digit, yaitu 9 digit pertama merupakan

kode wajib pajak dan 6 berikutnya merupakan Administrasi perpajakan.

Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak memiliki

surat pengukuhan pengusaha kena pajak yang berisi identitas dan kewajiban

perpajakan pengusaha kena pajak

1. Jangka waktu pendaftaran pelaporan kegiatan usaha

Wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau perkerjaan

bebas serta Wajib pajak badan wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh

Nomor Pokok Wajib Pajak paling lambat 1 bulan setelah usaha dijalankan.

Wajib pajak wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai usaha

kena pajak sebelum melakukan penyerahan Barang dan atau jasa kena

pajak. Saat usaha mulai dijalankan adalah pendirian atau saat mulai

dilakukan (mana yang lebih dulu terjadi).

Wajib pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau

perkerjaan bebas, apabila sudah 1 bulan memperoleh penghasilan yang

jumlahnya melebihi penghasilan tidak kena pajak setahun, wajib

mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak paling

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

lambat pada akhir bulan berikutnya.Wajib pajak mendaftarkan diri untuk

memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak ke kantor pelayanan pajak yang

wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib

pajak. Wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha

dibeberapa tempat juga wajib mendaftarkan diri ke kantor pelayanan

pajak tempat dimana semua kegiatan wajib pajak dilakukan.

Wajib pajak pengusaha kecil yang memilih sebagai pengusaha kena

pajak, wajib mengajukan pernyataan tertulis untuk dikukuhkan sebagai

Pengusaha kena pajak, sedangkan wajib pajak pengusaha kecil yang tidak

memilih pengusaha kena pajak, tetapi dengan suatu masa pajak dalam

suatu tahun buku seluruh nilai peredaran bruto telah melampaui batasan

yang ditentukan pengusaha kecil, wajib melaporkan usahanya untuk

dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak paling lambat akhir masa pajak

berikutnya.

Wajib pajak yang semestinya mendaftarkan diri untuk mendapatkan

NPWP, tetapi tidak melaksanakan kewajiban tersebut akan diberikan

Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau pengukuhan pengusaha Kena Pajak

secara jabatan. Apabila tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak

berada dalam dua atau lebih wilayah kerja kantor pelayanan pajak,

Direktur pajak dapat menetapkan kantor palayana pajak tempat wajib

pajak tersebut mendaftar.

2. Tata cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak Serta

Pelaporan dan Pengukuhan pengusaha kena pajak

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

(Anastasia Diana dan Lilik Setyawati, 2005 : 5) menunjukkan mengenai

tata cara pengukuhan dan pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak adalah

sebagai berikut:

a. Wajib pajak atau orang yang diberi kuasa khusus yang mendaftarkan

diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dan pengusaha

yang melaporkan kegiatan usaha untuk dikukuhkan sebagai pengusaha

kena pajak wajib mengisi, menandatangani, dan menyampaikan

formulir pendaftaran ke Kantor Pelayanan Pajak.

b. Berdasarkan formuir pendaftaran tersebut, Kantor Pelayanan Pajak

menertibkan Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak dan surat keterangan

terdaftar dan atau surat pengukuhan Surat Kena Pajak

c. Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan kartu Nomor Pokok Wajib Pajak

dan surat keterangan terdaftar paling lama hari kerja berikutnya setelah

permohonan pendaftaran berserta persyaratannya diterima secara

lengkap.

d. Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan surat pengukuhan pengusaha

kena pajak paling lama tiga hari berikutnya setelah pelaporan berserta

persyaratannya diterima secara lengkap.

e. Dalam hal wajib pajak melakukan pendaftaran sekaligus melaporkan

usahanya untuk dikukuhkan pengusaha kena pajak, maka kartu nomor

pokok wajib pajak, surat keterangan terdaftar, dan surat pengusaha

kena pajak diterbitkan secara bersama paling lama 3 hari kerja

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

berikutnya setelah permohonan pendaftar dan pelaporan beserta

persyaratannya diterima secara lengkap.

D. Pajak Penghasilan

Undang-undang No 7 Tahun 1984 tentang Pajak penghasilan (PPh)

berlaku sejak 1 Januari 1984. Undang-undang ini telah beberapa kali

mengalami perubahan dan terakhir kali diubah dengan undang-undang No 17

Tahun 2000.

Undang-undang pajak Pajak penghasilan (PPh) mengatur pajak atas

penghasialan (laba) yang diterima atau diperoleh pribadi ataupun badan .

Undang-undang PPh mengatur subjek pajak, objak pajak, serta cara

menghitung dan cara melunasi pajak yang terutang. Undang-undang PPh juga

lebih memberikan fasilitas serta keringan bagi Wajib pajak dalam

melaksanakan kewajiban perpajakan.

Undang-undang PPh menganut asas materiil artinya, penentuan

mengenai pajak yang terutang tidak tergantung kepada surat ketetapan pajak.

1. Subjek Pajak Dan Wajib Pajak

Pajak Penghasilan dikenakan terhadap subjek Pajak atas penghasilan yang

diterima atau diperolehnya dalam tahun Pajak.Yang meliputi subjek pajak

ialah :

a. Orang pribadi dan warisan yang belum terbagi sebagai kesatuan

menggantikan yang berhak.

b. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya, BUMN/BUMD dengan

nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial

politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, dan bentuk badan

lainnya.

c. Bentuk Usaha Tetap (BUT).

Subjek Pajak dapat dibedakan menjadi:

a. Subjek Dalam Negeri yang terdiri dari:

1) Subjek Pajak Orang pribadi, yaitu:

a) Orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di indonesia

lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari (tidak harus

berturut-turut) dalam jangka 12 (dua belas) bulan atau,

b) Orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di indonesia

dan mempunyai niat bertempat tinggal di Indonesia

2) Subjek Badan Pajak, yaitu:

Badan Pajak yang didirikan atau bertempat kedudukan di

Indonesia.

3) Subjek Pajak Warisan, Yaitu:

Warisan yang belum dibagi sebagai satu kesatuan, menggantikan

yang berhak.

b. Subjek Pajak Luar Negeri yang terdiri dari:

1) Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau

berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh

tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas ) bulan yang :

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

a) Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk

usaha tetap di Indonesia.

b) Dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia

bukan dari menjalakan usaha atau melakukan kegiatan melalui

bentuk usaha tetap di Indonesia.

2) Subjek Pajak Badan, yaitu :

Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di

Indonesia.

a) Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk

usaha tetap di Indonesia

b) Dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia

bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan

melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

Subjek Pajak Dalam Negeri menjadi Wajib Pajak apabila telah

menerima atau memperoleh penghasilan. Sedangkan Subjek Pajak Luar

Negeri sekaligus menjadi Wajib Pajak, sehubung dengan penghasilan yang

diterima dari sumber penghasilan dari sumber penghasilan di Indonesia

atau di peroleh melalui bentuk usaha tetap di Indonesia. Dengan kata lain

Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang telah memenuhi

kewajiban subjektif dan objektif.

Perbedaan Wajib Pajak dalam Negeri dan Wajib Pajak Luar

Negeri, antar lain adalah :

Wajib Pajak dalam negeri Wajib pajak luar negeri Dikenakan Pajak atas penghasilan Dikenakan pajak hanya atas

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

baik yang di terima atau diperoleh dari indonesia dan dari luar Indonesia.

penghasilan yang berasal dari sumber penghasilan di indonesia

Dikenakan Pajak berdasarkan penghasilan netto

Dikenakan pajak berdasarkan penghasilan bruto

Tarif pajak yang digunakan adalah tarif umum (Tarif UU PPh pasal 17)

Tarif pajak yang digunakan adalah tarif sepadan (tarif UU PPh pasal 26)

Wajib menyampaikan SPT Tidak wajib menyampaikan SPT

2. Objek Pajak

Yang meliputi objek pajak adalah penghasilan. Penghasilan yaitu setiap

tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib

Pajak, yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat

dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak yang

bersangkutan, dengan nama dan bentuk apapun. Yang termasuk dalam

pengertiaan penghasilan usaha:

a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan perkerjaan atau jasa yang

diterima atau termasuk gaji, upah, honorarium, komisi, bonus,

gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali

ditentukan lain dalam undang-undang ini.

b. Hadiah dari undian atau perkerjaan atau kegiatan, dan penghargaan.

c. Laba usaha

d. Keuntungan karna penjualan atau karena pengalian harta termasuk.

a. Keuntungan karena pengalian harta kepada perseroan, persekutuan,

dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

b. Keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan dan badan lainnya

karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu atau anggota.

c. Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,

d. Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau

sumbangan, kecuali akan diberikan kepada keluarga sedarah dalam

garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau badan

pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil ternasuk koperasi

yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada

hubungan dengan usaha, perkerjaan, kepemilikan, atau penguasaan

antara pihak-pihak yang bersangkutan

e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai

biaya.

f. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan lain karena jaminan

pengembalian utang.

g. Dividen, dengan nama dan bentuk apapun, termasuk dividen dari

perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil

usaha koperasi.

h. Royalti.

i. Sewa dan penghasilan lain sehubung dengan penggunaan harta.

j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.

k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah

tertentu yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

l. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.

n. Premi asuransi.

o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggota yang

terdiri dari Wajib pajak yang menjalankan usaha atau perkerjaan bebas.

p. Tambahan kekayaan netto yang berasal dari penghasilan yang belum

dikenakan pajak.

Penghasilan tersebut dapat dikelompokan menjadi:

a. Penghasilan dari perkerjaan dalam hubungan kerja dan perkerjaan

bebas, seperti gaji, honorium, penghasilan dari praktik dokter, notaris,

aktuaris, akuntan, pengacara dan lain sebagainya.

b. Penghasilan dari usaha atau kegiatan.

c. Penghasilan dari modal atau penggunaan harta, seperti sewa, bunga,

deviden, royalti, keuntungan dari penjualan harta yang tidak

digunakan,dan sebagainya.

d. Pengasilan lain-lain, yaitu pengasilan yang tidak dapat diklarifikasikan

dalam salah satu dari tiga kelompok penghasilan diatas seperti:

1) Keuntungan karena pembebasan utang.

2) Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing.

3) Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.

4) Hadiah undian

Bagi Wajib Dalam Negeri, yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan

baik yang beraasal dari Indonesia atau pun dari luar Indonesia. Sedangkan

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Wajib Pajak Luar Negeri, yang menjadi objek pajak hanya penghasilan

yang berasal dari Indonesia saja.

E. Pajak Penghasilan Pasal 21

Pajak Penghasilan sehubungan dengan perkaerjaan, jasa, dan kegiatan

yang dilakukan oleh Wajib Pajak Dalam Negeri orang Pribadi yang disingkat

PPh pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorium,

tunjangan, dan pembayaran dengan nama dan dalam bentuk apapun

sehubungan dengan perkerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan orang pribadi.

1. Pengertian Dasar

Pengertian dasar dalam PPh Pasal 21 adalah sebagai berikut:

a. Honorium adalah imbalan atau jasa, jabatan, atau kegiatan yang

dilakukan.

b. Hadiah atau penghargaan perlombaan adalah hadiah atau penghargaan

yang diberikan melalui suatu perlombanan atau ketangkasan.

c. Magang adalah aktivitas untuk memperoleh pengalaman dan atau

keterampilan dan atau keahlian sehubungan dengan perkerjaan yang

akan dilakukan.

d. Bea Siswa adalah pembayaran pada pegawai tetap, tidak tetap, dan

calon pegawai yang ditugaskan oleh pemberi kerja untuk mengikuti

progam pendidikan yang ditetapkan oleh pemberi kerja yang terikat

dengan kontrak atau perjanjian kerja atau pembayaran yang dilakukan

oleh suatu institusi kepada orang pribadi yang tidak mempunyai ikatan

kontrak atau perjanjian kerja untuk mengikuti suatu progam pendidikan.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

e. Kegiatan adalah keikutsertaan dalam suatu rangkaian tindakan,

termasuk mengikuti rapat, sidang, seminar, lokakarya (workshop),

pendidikan, pertunjukan,dan olahraga.

f. Kegiatan multilevel marketing atau direct selling adalah suatu sistem

penjualan secara langsung kepada konsumen yang dilakukan secara

berantai oleh orang per orang sebagai distributor perusahaan multilevel

marketing atau direct selling.

g. Zakat adalah harta yang wajib disisikan oleh seorang muslim atau

badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama

untuk diberikan kepada berhak menerimanya.

2. Wajib Pajak Penghasilan Pasal 21

Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah orang pribadi,

seperti:

a. Pegawai Negeri Sipil (PNS) PNS adalah PNS-Pusat, PNS-Daerah dan

PNS lainnya yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah sebagaimana

diatur dalam undang-undang Nomor 8 Tahun 1974.

b. Pegawai. Pegawai adalah setiap orang pribadi yang melakukan

perkerjaan berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik tertulis

atau pun tidak tertulis, termasuk yang melakukan perkerjaan dalam

jabatan negeri atau badan usaha milik negara atau badan usaha milik

daerah.

c. Pegawai Tetap. Pegawai Tetap adalah orang pribadi yang bekerja pada

pemberi kerja yang menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

tertentu secara berkala, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota

dewan pengawas yang secara teratur terus-menerus ikut mengelola

kegiatan perusahaan secara langsung. Pegawai tetap mencakup Pejabat

Negara, Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI/POLRI, pejabat negara

lainnya, pegawai Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik

Daerah, dan anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang

merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama.

d. Pegawai dengan status Wajib Pajak Luar Negeri. Pegawai dengan status

Wajib Pajak Luar Negeri adalah orang yang tidak bertempat tinggal di

Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam

jangkan waktu 12 bulan yang menerima atau memperoleh gaji,

honorium, dan atau imbalan lain sehubungan dengan perkerjaan, jasa,

dan kegiatan.

e. Tenaga Lepas. Tenaga Lepas adalah orang pribadi yang bekerja pada

pemberi kerja yang hanya menerima imbalan apabila orang pribadi

yang bersangkutan bekerja. Tenaga lepas mencakup pegawai tidak

tetap, pemagang, calon pegawai, dan distributor perusahaan multilevel

marketing atau direct selling atau kegiatan sejenis lainnya.

f. Penerima Pensiun. Penerima pensiun adalah orang pribadi atau ahli

warisnya yang menerima atau memperoleh imbalan untuk pekerjaan

yang dilakukan masa lalu, termasuk orang pribadi atau ahli warisnya

yang menerima Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

g. Penerima honorarium. Penerima honorarium adalah orang pribadi yang

menerima atau memperoleh imbalan sehubungan dengan jasa, jabatan,

atau kegiatan yang dilakukan.

h. Penerima upah. Penerima Upah adalah orang pribadi yang menerima

upah harian, upah mingguan, upah borongan, atau upah satuan. Upah

harian adalah upah yang terutang atau dibayarkan atas dasar jumlah hari

kerja. Upah mingguan adalah upah yang terutang atau dibayarkan

secara mingguan. Upah borongan adalah upah yang terutang atau

dibayarkan atas atas dasar penyelesaian pekerjaan tertentu. Upah satuan

adalah upah yang terutang atau dibayarkan atas dasarnya banyaknya

satuan produk yang dihasilkan.

i. Orang Pribadi lainnya yang menerima atau memperoleh penghasilan

sehubungan dengan perkerjan atau jabatan, jasa, dan kegiatan dari

Pemotongan Pajak.

3. Bukan Wajib Pajak Penghasilan Pasal 21

Yang tidak termasuk dalam pengertian penerimaan penghasilan adalah:

a. Pejabat perwakilan diplomat dan konsulat atau pejabat lain negara

asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang

bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat

bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau

memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau perkerjaan tersebut,

serta negara bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

b. Pejabat perwakilan organisasi internasional dengan syarat bukan

warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan

atau perkerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.

4. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21

Pemotongan PPh Pasal 21, yang selanjutnya disingkat Pemotong Pajak

ialah:

a. Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan, baik

merupakan pusat maupun cabang, perwakilan atau unit, atau bentuk

usaha tetap yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan

pembayaran lain dengan nama apapun, sebagai imbalan sehubungan

dengan perkerjaan atau jasa yang dilakukan oleh pegawai atau bukan

pegawai. Pengertian pemberi kerja termasuk juga badan atau organisasi

internasional yang tidak dikecualikan sebagai Pemotong Pajak.

b. Bendaharawan pemerintah (termasuk pada bendaharawan Pemerintahan

Pusat, Pemerintahan Daerah, instasi atau lembaga Pemerintah, lembaga-

lembaga negara lainnya, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar

negeri) yang membayarkan gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan

pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan perkerjaan

atau jabatan, jasa, dan kegiatan.

c. Dana pensiun, Badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja, dan

badan-badan lain yang membayar uang pesiun dan Tabungan Hari Tua

atau Jaminan Hari Tua.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

d. Perusahaan, badan, dan bentuk usaha tetap yang membayar honorarium

atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan

atau jasa, termasuk jasa tenaga ahli dengan status Wajib pajak dalam

negeri yang melakukan perkerjaan bebas dan bertindak untuk dan atas

namanya sendiri, bukan untuk dan atas nama persekutuannya.

e. Yayasan (termasuk yayasan dibidang kesejahteraan, rumah sakit,

pendidikan, kesenian, olahraga, dan kebudayaan), lembaga, kepanitiaan,

asosiasi, perkumpulan, organisasi massa, organisasi sosial politik, dan

organisasi lainnya dalam bentuk apapun dalam segala bidang kegiatan

sebagai pembayar gaji, upah, honorarium, atau imbalan dengan nama

apapun sehubungan dengan perkerjaan, jasa, dan kegiatan yang

dilakukan oleh orang pribadi.

f. Perusahaan, badan, dan bentuk usaha tetap yang membayarkan

honorarium atau imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatihan, dan

pemagangan.

g. Penyelenggaraan kegiatan (termasuk badan pemerintah, organisasi

termasuk organisasi internasional, perkumpulan, orang pribadi serta

lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan) yang membayar

honorarium, hadiah, atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada

Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri berkenaan dengan suatu

kegiatan.

5. Objek Pajak Penghasilan Pasal 21

Penghasilan yang dipotong dalam PPh pasal 21 adalah:

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara teratur berupa gaji,

uang pensiun bulanan, upah, honorarium (termasuk honorarium anggota

dewan komisaris atau anggota dewan pengawas), premi bulanan, uang

lembur, uang sokongan, uang tunggu, uang ganti rugi, tunjangan istri,

tunjangan anak, tunjangan kemahalan, tunjangan jabatan, tunjangan

khusus, tunjangan transport, tunjangan pajak, tunjangan iuran pensiun,

tunjangan pendidikan anak, bea siswa, premi asuransi yang dibayar

pemberi kerja, dan penghasilan teratur lainnya dengan nama apapun;

b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara tidak teratur berupa

jasa produksi, gratifikasi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya, tunjangan

tahun baru, bonus, premi tahunan, penghasilan sejenis lainnya yang

bersifat tidak tetap;

c. Upah harian, upah mingguan, upah satuan, dan upah borongan;

d. Uang tebusan pensiun, uang pesangon, uang Tabungan Hari Tua,

Jaminan Hari Tua, dan pembayaran lain sejenisnya;

e. Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan

bentuk apapun, komisi, bea siswa, dan pembayaran lain sebagai

imbalan sehubungan dengan perkerjaan, jasa, dan kegiatan yang

dilakukan oleh Wajib Pajak dalam Negeri

f. Gaji, gaji kehormatan, dan tunjangan-tunjangan lain yang terkait

dengan gaji yang diterima oleh pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil

serta uang pensiun dan tunjangan-tunjangan lain yang sifatnya terkait

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dengan uang pensiun yang diterima oleh pensiunan termasuk janda atau

duda dan atau anak-anaknya;

g. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan nama

apapun yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak atau Wajib Pajak yang

di kenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final dan yang dikenakan

Pajak Penghasilan berdasarkan norma pengitungan khusus (deemed

profit).

f. Bukan Objek Pajak Penghasilan Pasal 21

Tidak termasuk dalam pengertian penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21

adalah:

a. Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asuransi

kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa,

b. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali natura dan

kenikmatan dalam bntuk apapun yang diberikan oleh bukan wajib

pajak atau Wajib Pajak Penghasialan yang bersifat final dan dikenakan

Pajak Penghasilan berdasarkan norma perhitungan khusus (deened

profit),

c. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang

pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan Iuran Jaminan

Hari Tua kepada badan penyelenggara Jamsostek yang dibayar oleh

pemberi kerja,

d. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmaatan lainnya dengan

nama apapun yang diberikan oleh pemerintah,

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

e. Kenikmatan berupa Pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja, dan

f. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau

dari lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah.

F. Ekstensifikasi Pajak

Berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE -

06/PJ.9/2001 tentang Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Dan

Intensifikasi Pajak Direktur Jenderal Pajak yang bertujuan dalam rangka

meningkatkan jumlah Wajib Pajak terdaftar dan mengoptimalkan penerimaan

pajak, dipandang perlu untuk menegaskan hal-hal yang berkaitan dengan

pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak dan intensifikasi Pajak Penghasilan

(PPh) Pasal 25, PPh Pasal 21, dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Ekstensifikasi pajak yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak

diharapkan dapat meningkatkan jumlah Wajib Pajak di mana kegiatan

ekstensifikasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memberikan Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP) kepada Wajib Pajak Orang Pribadi yang berstatus

sebagai pengurus, komisaris, pemegang saham/pemilik dan pegawai, maupun

Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan/atau memiliki

tempat usaha di pusat perdagangan dan/atau pertokoan di mana Kegiatan

Ekstensifikasi ini dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama melalui

Seksi Ekstensifikasi Perpajakan. Dasar Peraturannya adalah :

a. Per-16/PJ/2007 tentang Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak Orang

Pribadi yang berstatus sebagai pengurus, komisaris, pemegang

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

saham/pemilik dan pegawai melalui pemberi kerja/bendaharawan

pemerintah.

b. Per-116/PJ/2007 tentang Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi

melalui Pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunan, sebagaimana telah

dirubah melalui Per-32/PJ/2008.

c. Per-35/PJ/2008 tentang Kewajiban Pemilikan Nomor Pojok Wajib Pajak

dalam rangka pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan.

Ekstensifikasi Wajib Pajak adalah kegiatan yang berkaitan dengan

penambahan jumlah Wajib Pajak terdaftar dan perluasan objek pajak dalam

administrasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Latar belakang dilakukan

ekstensifikasi, dengan melihat perbandingan jumlah penduduk Indonesia yang

mencapai 220 juta orang, dibandingkan jumlah WP yang masih rendah, belum

mencapai 10% dari jumlah kepala keluarga. (Suara Merdeka On Line, 2007).

Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah wajib pajak di Indonesia

masih terlalu rendah, sehingga perlu upaya untuk meningkatkannya. Kendala

yang dihadapi dalam melakukan ekstensifikasi secara umum dilatarbelakangi

kondisi bangsa Indonesia. Antara lain sikap calon WP yang belum sepenuhnya

sadar pajak. Walaupun merasa dirinya sudah memenuhi syarat, namun

berupaya menghindari kewajiban mendaftarkan diri sebagai wajib pajak.

Keadaan umum di masyarakat pun kurang mendukung peningkatan

kesadaran membayar pajak. Sikap maupun persepsi sebagian masyarakat

masih belum berubah terhadap pajak, baik dalam pemungutan maupun

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

penggunaannya. Selain itu, peranan pihak ketiga kurang membantu upaya

ekstensifikasi, misalnya dalam penyediaan data perpajakan.

Berbagai upaya yang telah maupun sedang dilakukan untuk menambah

jumlah WP, antara lain penyuluhan kepada masyarakat melalui media masa,

seminar, maupun penataran. Selain itu, kerja sama dengan pihak ketiga, seperti

perbankan, yaitu persyaratan memiliki NPWP dalam mengajukan kredit

dengan jumlah tertentu. Kerja sama dengan instansi pemerintah, berupa

kewajiban ber-NPWP bagi peserta tender, lelang, prakualifikasi, pengurusan

dokumen.

Pencantuman di Undang-undang KUP Baru (berlaku mulai 1 Januari

2008) tentang kewajiban pihak ketiga untuk menyerahkan data perpajakan,

dengan pemberian sanksi bagi pihak yang menolaknya. Data perpajakan ini,

selain berguna untuk meningkatkan jumlah penerimaan pajak (intensifikasi),

juga dapat menambah jumlah WP (ekstensifikasi). Ketentuan yang tercantum

dalam UU KUP baru ini, di antaranya ada pada Pasal 35A (ayat 1). Setiap

instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain, wajib memberikan data

dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan kepada Direktorat Jenderal

Pajak yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah dengan

memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2)

Undang-undang KUP ( perihal rahasia jabatan), dalam hal data dan informasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mencukupi, Direktorat Jenderal

Pajak berwenang menghimpun data dan informasi untuk kepentingan

penerimaan negara yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat

(2). Pihak-pihak yang tidak memenuhi ketentuan ini yang dilakukan dengan

sengaja dapat dijatuhi pidana perpajakan.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian

1. Sejarah KPP Pratama Karanganyar

KPP Pratama Karanganyar merupakan pecahan dari KPP Surakarta

berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor : 55/PMK.01/2007

tanggal 31 Mei 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan

Nomor : 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi

Ertikal Direktorat Jendral Pajak, diberitahukan bahwa kode wilayah KPP

Pratama Karanganyar yang sebelumnya 526 (KPP Surakarta) menjadi 528,

misalnya NPWP Nomor : 01.000.000.0-526.000 yang semula kode

wilayah KPP Surakarta berhubung berada di wilayah KPP Pratama

Karanganyar maka otomatis NPWP berubah menjadi nomor :

01.000.000.0-528.000. Pada awal berdirinya, KPP Pratama Karanganyar

menggunakan nama kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan

Surakarta.

Sehubungan digunakannya kantor tersebut sebagai kantor wilayah

DJP Jawa Tengah II pada bulan Januari 2007 maka untuk sementara waktu

kegiatan operasional KPP Pratama Karanganyar dipindahkan ke ex Kantor

Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (Karikpa) Surakarta. Pada akhir bulan

Desember 2007 KPP Pratama Karanganyar pindah dari ex Karikpa

Surakarta ke Gedung Megaria Jalan Raya Palur karena banjir bandang

33

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

sungai Bengawan Solo yang mengakibatkan sebagian besar dokumen

hanyut terbawa air banjir.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi di KPP Pratama Karanganyar terdiri dari Kepala

Kantor, Bendaharawan, Subbag Umum, seksi Pelayanan, Seksi

pengolahan Data dan Informasi, Seksi Ekstensifikasi, Seksi Penagihan,

Seksi pemeriksaan, Seksi Waskon I, seksi Waskon II, Seksi Waskon III,

Kantor Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) wilayah Sragen,

dan kelompok Jabatan fungisional Pemeriksa. Setelah modernisasi

Perpajakan, sruktur Organisasi yang terdapat di KPP Pratama Karanganyar

sebagaimana yang terdapat pada KPP Pratama lainnya dapat dilihat pada

gambar II1.1.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

3. Deskripsi Jabatan

a. Sub Bagian Umum

1) Penerimaan, pemrosesan, penatausahaan, dokumen masuk KPP.

2) Penyampaian dokumen di KPP.

3) Penyusunan RKAKL < laporan berkala KPP, laporan tahunan,

laporan/daftar realisasi anggaran belanja.

4) Penerimaan inventaris dari rekaan/pihak lain.

5) Penutupan buku kas umum, dan lain-lain.

b. Seksi pengolahan data dan informasi

1) Pemrosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi PDI.

2) Penatausahaan alat keterangan.

3) Penyusunan rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak,

perkembangan ekonomi, dan keuangan.

4) Pembentukan dan pemanfaatan bank data.

5) Pembuatan dan penyampaian SPh kirim.

6) Penatausahaan penerimaan PBB Non-Elektrronik.

7) Pembuatan Laporan Penerimaan PBB/BPHTB.

8) Penyelesaian bagi hasil penerimaan PBB.

c. Seksi Pelayanan

1) Penatausahaan surat, dokumen, dan laporan WP pada TPT

2) Pendaftaran NPWP dan pengukuhan PKP serta penghapusan

NPWP dan pencabutan PKP.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

3) Perubahan identitas WP.

4) Pemindahan WP dan PKP di KPP lama dan KPP baru.

5) Penerimaan dan pengolahan SPT Tahunan dan Masa.

6) Permohonan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT

Tahunan PPh.

7) Penenerbitan Surat Teguran untuk SPT Masa PPN.

8) Penerbitan Surat Teguran untuk SPT Tahunan PPh.

9) Penelitian hasil keluaran SPPT/STTS/DHKP/DHR.

10) Permohonanan pencetakan salinan SPPT/SKP/STP.

11) Peminjaman atau pengiriman berkas.

12) Permohonan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang US

Dollar.

13) Pemberitahuan penggunaan Norma Penghitungan.

14) Penerbitan SKP.

15) Penatausahaan dokumen masuk di pelayanan dan dokumen WP.

16) Penyisihan anak berkas WP yang masa/tahun pajaknya lebih dari

10 tahun (kadaluwarsa).

d. Seksi Pemeriksaan

1) Pemrosesan dan penataushaaan dokumen masuk di seksi

pemeriksaan.

2) Penyelesaian SPT tahunan PPh lebih bayar.

3) Penyelesaian permohonan pengembalian kelebihan pembayaran

pajak penjualan atas barang mewah.(PPh BM)

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

4) Penyelesaian permohonan pengembalian kelebihan pembayaran

pajak pertambahan nilai (PPN) untuk selain WP patuh.

5) Penyelesaian usulan pemeriksaan.

6) Penyelesaian usulan pemeriksaan bukti permulaan.

7) Pengamatan oleh KPP.

8) Pemeriksaan kantor dan lapangan.

9) Penatausahaan laporan hasil pemeriksaan dan nota hitung.

e. Seksi Ekstensifikasi

1) Pemrosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi

ekstensifikasi.

2) Pendaftaran Objek Pajak baru dengan penelitian kantor dan

lapangan.

3) Penerbitan himbauan ber-NPWP.

4) Pencarian data potensi perpajakan.

5) Pelaksanaan Penilaian individual objek PBB.

6) Pembuatan DBKB.

7) Pembentukan /Penyempurnanan ZNT/NIR.

8) Pemeliharaan data objek dan Subjek PBB.

9) Penyelesaian mutasi sebagaian dan atau seluruhnya objek dan

subjek PBB.

10) Penyelesaian permohonan penundaan pengembalian SPOP.

11) Penyelesaian permohonan surat keterangan NJOP.

12) Penerbitan daftar nominative usulan SP3 SPL ekstensifikasi.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

f. Seksi Pengawasan dan Kosultasi

1) Pemrosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi

pengawasan dan konsultasi.

2) Penerbitan SPMKP, SPMIB, SKBKBN/SKBKBT/STB, SKP PBB,

teguran pengembalian SPOP, surat himbauan SPT.

3) Penerbitan SPMKP/SPMIB pengganti karena kadaluwarso.

4) Penerbitan SPMKP/SPMIB yang rusak/salah (yang sudah atau

belum diterbitkan)

5) Penyelesaian permohonan WP.

6) Pembuatan SPMKP/SPMIB yang hilang.

7) Penyelesaian pemindahbukuan dan pemindahbukuan ke KPP lain.

8) Penyelesaian pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT secara jabatan.

9) Pelaksanaan putusan gugatan/banding.

10) Penyelesaian penghitungan lebih bayar.

11) Penentuan kembali tanggal jatuh tempo pembayaran PBB.

12) Pemberian bimbingan kepada WP.

13) Menjawab surat yang berkaitan dengan konsultasi teknis

perpajakan bagi WP.

14) Layanan permintaan perubahan metode penilaian persediaan.

15) Penetapan WP patuh.

16) Pemutakhiran profil WP.

17) Pelaksanaan Ekualisasi.

18) Pengusulan PKP fiktif.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

19) Penatausahaan SK pembetulan dari seksi pengawasan dan

konsultasi.

20) Penatausahaan SKK/PB/pengurangan atau pembatalan ketetapan

pajak dan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi di

seksi pengawasn dan konsultasi.

21) Penyusunan estimasi penerimaan pajak ber-NPWP.

22) Pelaksanaan penelitian dan analisis kepatuhan material WP.

g. Seksi Penagihan

1) Membuat surat teguran dan surat paksa.

2) Menerbitkan surat sita.

3) Membuat laporan surat paksa.

4) Membuat berita acara pelaksanaan sita.

5) Melaksanakan lelang.

6) Menerima dan mentatausahakan daftar pengantar SPT/SKP/PBk

dari seksi pelayanan dan kemudian merekamnya.

7) Mentatausahakan surat masuk dan surat keluar.

8) Melakukan konfirmasi data tunggakan pajak.

9) Mencetak surat teguran.

10) Melakukan validasi tunggakan awal wajib pajak.

11) Mentatausahakan kartu pengawasan tunggakan pajak dan STP/SKP

ketetapan wajib pajak.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

B. Upaya Ekstensifikasi Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Pratama Karanganyar dalam Rangka Meningkatkan Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP)

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada

wajib pajak sebagai suatu sarana dalam administrasi perpajakan yang

digunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam

melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan. NPWP inilah yang menjadi

target utama dari upaya ekstensifikasi yang bertujuan untuk menambah jumlah

wajib pajak terdaftar.

Ekstensifikasi pajak yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak

diakui diharapkan dapat meningkatkan jumlah Wajib Pajak di mana kegiatan

ekstensifikasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memberikan Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP) kepada Wajib Pajak Orang Pribadi yang berstatus

sebagai pengurus, komisaris, pemegang saham/pemilik dan pegawai, maupun

Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan/atau memiliki

tempat usaha di pusat perdagangan dan/atau pertokoan di mana Kegiatan

Ekstensifikasi ini dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama melalui

Seksi Ekstensifikasi Perpajakan.

Berdasarkan dari wawancara dan survei ke Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Pratama Karanganyar, penulis memperoleh informasi mengenai upaya

ekstensifikasi wajib pajak yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Pratama Karanganyar. Pengertian kegiatan atau upaya eksitensifikasi wajib

pajak menurut seksi Ekstensifikasi di kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Karanganyar adalah kegiatan atau upaya untuk menambah jumlah wajib pajak

atau wajib pajak baru.

Adapun yang melakukan atau yang berwenang melakukan upaya atau

kegiatan ekstensifikasi wajib pajak di lapangan adalah seksi atau bagian

Ekstensifikasi dan tetap bertanggung jawab kepada kepala kantor pelayanan

pajak. Menurut seksi atau bagian Ekstensifikasi, upaya atau kegiatan

ekstensifikasi tersebut mempunyai pengaruh terhadap jumlah wajib pajak

terdaftar atau jumlah Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang semakin

meningkat dan akhirnya menurut seksi Ekstensifikasi tersebut mampu

meningkatkan jumlah pendapatan pajak. Namun tambahnya, bahwa jumlah

NPWP tidak terlalu dominan terhadap peningkatan jumlah pendapatan pajak

adalah kesadaran dari wajib pajak itu sendiri.

Dalam melakukan upaya ekstensifikasi wajib pajak, Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) Pratama Karanganyar mempunyai beberapa progam, yaitu:

1. Progam Rutin

Progam ini terdiri dari:

a. Progam upaya ekstensifikasi wajib pajak melalui MoU.

Progam ini dilakukan oleh Kantor wilayah (KanWil) Jawa Bagian

Tengah berkerjasama dengan instasi-instasi pemerintah bersama dengan

pemerintah kota (PemKot). Kerjasama ini tidak memiliki jangka waktu

karena merupakan bagian dari sistem atau mekanisme perpajakan

sehingga kerjasama ini memberikan kemudahan akses data bagi Kanwil

maupun KPP terhadap instansi-instansi tersebut.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

b. Progam upaya ekstensifikasi melalui penyuluhan, sosialisasi, dan

pendataan/penyisiran

Progam ini dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Karanganyar secara rutin minimal 3 (tiga) kali dalam sebulan. Progam

ini dilakukan berdasarkan potensi dan wilayah kerja masing-masing

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di Karanganyar

2. Progam tidak rutin

Progam ini terdiri dari:

a. Progam khusus

Progam ini merupakan progam di luar progam rutin atau yang telah

ditetapkan. Program ini dapat berawal dari Kantor wilayah (KanWil)

maupun dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Sejak beredarnya Edaran

yang menghimbau pelaksanaan eksentensifikasi wajib pajak, KanWil

maupun KPP Pratama Karanganyar telah melakukan banyak progam-

progam khusus yang terkait dengan pelaksanan ekstensifikasi wajib

pajak. Misalnya seminar-seminar, diskusi, duta pajak, dan lain-lain.

b. Permintan dari wajib pajak

Progam ini dilakukan berdasarkan permintaan dari wajib pajak baik

kepada KanWil maupun KPP Pratama Karanganyar untuk melakukan

sosialisasi dan penyuluhan yang merupakan bagian dari pelaksanaan

kegiatan ekstensifikasi wajib pajak. Kegiatan ini sering dilakukan

minimal terdapat 1 (satu) permintaan dalam sebulan.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Dalam melakukan kegiatan ekstensifikasi wajib pajak, Kantor

pelayanan Pajak (KPP) Pratama Karanganyar atau Ekstensifikasi memiliki

prosedur yang harus dilakukan terkait dengan upaya ekstensifikasi tersebut

Adapun prosedur di dalam kegiatan ekstensifikasi yang dilakukan oleh KPP

Pratama Karanganyar tersebut antara lain adalah :

1. Ekstensifikasi Wajib Pajak KPP di Karanganyar Melalui Pendataan atau

Penyisiran

Pendataan atau penyisiran ini merupakan salah satu dari upaya

ekstensifikasi wajib pajak yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Karanganyar dengan cara melakukan pencarian data baik melalui

data internal maupun eksternal atau langsung penyisiran di lapangan

Data-data yang diperoleh dari pihak eksternal adalah berasal dari

kerjasama dari pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Karanganyar dengan

instansi pemerintah lainnya untuk mendapatkan calon-calon wajib pajak

potensial seperti kerjasama dengan Pemda, Imigrasi, Telkom, dan lain-

lain. Kemudian dari data-data tersebut akan diketahui wajib pajak yang

potensial atau yang belum memiliki NPWP sehingga dapat diberikan surat

himbauan resmi atau langsung mendatangi wajib pajak. Sedangkan proses

pendataan itu sendiri didasarkan pada prosedur standar yang dikeluarkan

pemerintah yang tertera dalam prosedur kerja.

Penyisiran dilakukan oleh petugas Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Pratama Karanganyar adalah dengan cara terjun secara langsung ke

lapangan untuk mencari wajib pajak potensial atau yang belum memiliki

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

NPWP. Kegiatan penyisiran dilakukan secara door to door sehingga

diharapkan wajib pajak yang didatangi oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Karanganyar tidak dapat menghindar apabila wajib pajak tersebut belum

memiliki NPWP. Namun upaya penyisiran melalui door to door ini

banyak mengalami kesulitan terutama untuk bertemu secara langsung

dengan wajib pajak karena petugas Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Pratama Karanganyar hanya dapat melakukan penyisiran pada jam-jam

kerja dan pada jam-jam kerja tersebut, banyak wajib pajak juga melakukan

aktifitas kerja di tempat kerjanya masing-masing sehingga sulit menemui

secara langsung, kecuali wajib pajak yang memiliki usaha atau toko ini

labih mudah ditemui karena sebagian besar mereka beraktifitas di tempat

tersebut atau bahkan mereka tinggal di tempat usaha mereka (Rumah Toko

– ruko)

2. Ekstensifikasi Wajib Pajak KPP di Karanganyar Melalui Sosialisasi atau

Penyuluhan

Kegiatan atau upaya ekstensifikasi wajib pajak juga dapat

dilakukan melalaui sosialisasi atau penyuluhan yaitu kegiatan yang

dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Karanganyar dengan

melakukan pengenalan, konsultasi, dan pemberian informasi atau

keterangan mengenai perpajakan khususnya yang berkaitan dengan

kegiatan ekstensifikasi yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah wajib

pajak terdaftar atau jumlah Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Kegiatan penyuluhan berupa konsultasi dapat membantu wajib

pajak menyelesaikan permasalahan perpajakannya, sedangkan kegiatan

penyuluhannya dapat juga membantu seksi Ekstensifikasi dalam

melakukan kegiatan ekstensifikasinya karena sumbangan data yang

diberikan atas penyuluhan. Kegiatan penyuluhan selain memberikan

konsultasi juga memberikan data pada seksi Ekstensifikasi berupa

pengamatan potensi perpajakan, pembuatan monografi pajak sehingga

dengan data tersebut kegiatan ekstensifikasi wajib pajak dapat efektif dan

efisien.

Kegiatan sosialisasi juga cukup menunjang penambahan jumlah

wajib pajak terdaftar atau jumlah Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Kegiatan sosialisasi tersebut dapat berupa:

a. Pengenalan mengenai perpajakan khususnya NPWP melalui media-

media baik elektronik (TV, radio, internet) maupun media cetak (koran,

majalah, tabloid, spanduk) serta pengenalan perpajakan melalui iklan

layanan masyarakat.

b. Pengenalan perpajakan melalui progam-progam dari kantor Pelayanan

Pajak (KPP) atau bahkan progam dari Dirjen Pajak seperti pameran

pajak, seminar pajak, diskusi pajak, progam duta pajak.

c. Kerjasama dengan instansi-instansi lain baik dari pemerintah maupun

swasta untuk membantu penghasilan mengenai perpajakan, kerjasama

dengan instasi dapat berupa kerjasama dengan pihak perguruan tinggi

dengan memberikan konsultasi secara langsung ke perguruan tinggi

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

untuk memberikan studi mengenai perpajakan pada Kantor Pelayanan

Pajak (KPP), juga melayani pihak-pihak tertentu seperti perguruan

tinggi, sekolah, swasta, maupun pemerintah untuk melakukan training

langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) untuk mengetahui seluk

beluk perpajakan dengan tetap melakukan ijin dengan Kantor Wilayah

(KanWil) Pajak setempat. Kegiatan sosialisasi juga dilakukan pada

wilayah terkecil yaitu desa dengan cara memasukkan agenda

pengenalan atau sosialisasi pajak pada rapat-rapat lurah atau kepala

desa, sehingga progam sosialisasi dapat merata disemua lapisan

masyarakat.

3. Ekstensifikasi Wajib Pajak KPP di Karanganyar Melalui Nota

Kesepakatan (MoU) atau Kerjasama Dengan Instansi-Instansi

Upaya yang juga dapat dilakukan Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Pratama Karanganyar untuk melakukan ekstensifikasi wajib

pajak dalam rangka menjaring wajib pajak baru adalah nota

kesepakatan (MoU) atau kerjasama dengan instansi-instansi lainnya

khususnya instansi pemerintah, maka data-data wajib pajak potensial

lebih mudah untuk diperoleh sehingga meringankan petugas pajak

dalam melakukan ekstensifikasi. Nota kesepakatan (MoU) inilah yang

paling gencar dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Karanganyar karena selain menghemat biaya, langkah ini juga dinilai

efisien dan efektif dalam menjaring NPWP baru.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Sebagian besar nota kesepakatan (MoU) atau kerjasama

dilakukan dengan instansi pemerintah seperti Pemda, Telkom, PLN,

Bank, kantor PBB, dan lain-lain. Kerjasama itu dilakukan agar instansi-

instansi tersebut memberikan data-data wajib pajak yang potensial.

Adapun contoh nota kesepakatan (MoU) atau kerjasama yang dilakukan

oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Karanganyar instansi lainnya, yaitu

meliputi:

1) Dengan pihak bank, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Karanganyar sepakat pemohon kredit dengan plafon Rp 50 juta ke

atas atau penambahan kredit hingga total kredit mencapai plafon Rp

50 juta ke atas diwajibkan untuk memiliki NPWP bagi yang belum

memiliki dan melampirkan fotocopy kartu NPWP bagi yang sudah

memiliki.

2) Dengan pihak Telkom, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Karanganyar sepakat untuk mewajibkan bagi pelanggan telepon

untuk mencantumkan NPWP. Telkom akan memberikan data wajib

pajak yang belum mencamtumkan NPWP kepada Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) Pratama Karanganyar supaya ditindaklanjuti. Biasanya

data tersebut didasarkan pada pelanggan Telkom dengan rata-rata

Rp300.000,00 atau lebih.

3) Dengan pihak PLN, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Karanganyar juga sepakat untuk mewajibkan bagi pelanggan PLN

untuk mencantumkan NPWP. PLN mewajibkan pelanggan baru

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

listrik rumah untuk mencantumkan NPWP di dalam kolom NPWP

pada pernyataan kontrak penyambungan. Serta PLN juga

memberikan data wajib pajak potensial dengan dasar data pelanggan

dengan listrik rumah tinggal berdaya 6.600 watt atau lebih.

4) Dengan pihak kantor PBB, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Karanganyar memanfatakan kerjasamanya dengan pihak kantor

PBB untuk mencari data wajib pajak yang potensial, misalnya

dengan data pemilik tanah atau bangunan dengan Nilai Jual Objek

Pajak (NJOP) Rp1.000.000.000,00 atau lebih.

5) Dengan pihak dinas pemberi Surat Izin Usaha (SIUP), Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Karanganyar sepakat untuk

mewajibkan bagi seseorang yang ingin mendirikan usaha atau

mengurus Surat Izin Usaha (SIUP) untuk memiliki dan

mencamtumkan NPWP-nya.

6) Dengan pihak-pihak lainnya seperti pemilik telepon seluler pasca

bayar di luar Telkom untuk wajib mencantumkan NPWP, dengan

pihak asuransi untuk mewajibkan pemegang polis asuransi memiliki

dan mencantumkan NPWP. Dengan pihak developer untuk

mewajibkan mencantumkan NPWP bagi wajib pajak yang membeli,

memiliki dan menyewa rumah, apartemen, maupun pemilik kost.

Pemegang saham juga harus mencantumkan NPWP serta pihak

instansi-instansi pemerintah dan swasta lainnya.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Berikut ini adalah data mengenai jumlah Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP) dan pertumbuhan jumlah Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Karanganyar dari tahun

2004-2008.

Tabel III.1

Wajib Pajak terdaftar, Wajib Pajak efektif, Wajib Pajak non efektif tahun 2004 s/d 2008

Tahun WP

Terdaftar WP

Efektif WP Non Efektif

Persentase WP Efektif

2004 16.463 15.271 1.192 92,7% 2005 18.454 17.236 1.218 93,3% 2006 20.712 19.469 1.243 93,9% 2007 29.764 29.454 310 98,9% 2008 30.815 30.517 298 99,0%

Sumber : KPP Pratama Karanganyar, 2010

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa wajib pajak terdaftar

yang ada di KPP Pratama Karanganyar mengalami peningkatan setiap

tahunnya. Hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh upaya

ekstensifikasi terhadap jumlah NPWP. Selain itu, wajib pajak efektif

juga mengalami peningkatan setiap tahunnya meskipun prosentase WP

efektifnya belum mencapai 100% dari WP terdaftar. Hal ini disebabkan

karena masih ada wajib pajak yang tidak melakukan pemenuhan

kewajiban perpajakannya (WP non efektif).

Wajib pajak non efektif adalah wajib pajak yang tidak melakukan

pemenuhan kewajiban perpajakannya selama 2 tahun berturut-turut

baik berupa pambayaran maupun penyampaian Surat Pemberitahuan

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Masa (SPT) dan/atau Surat Pembaritahuan Tahunan (SPT Tahunan)

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,

yang nantinya dapat diaktifkan kembali.

Saat ini di KPP Pratama Karanganyar banyak Wajib Pajak yang

telah terdaftar, namun tidak pernah memenuhi kewajiban

perpajakannya. Salah satu penyebab Wajib Pajak yang telah terdaftar

namun tidak memenuhi kewajiban perpajakannya adalah karena usaha

dari Wajib Pajak yang sudah tidak aktif lagi, perusahaan yang sudah

dibubarkan, orang pribadi yang telah meninggal dunia, wajib pajak

yang tidak diketahui lagi alamatnya, bendahara pemerintah yang tidak

lagi melakukan kegiatan pembayaran, Wajib Pajak orang pribadi yang

berada atau bertempat tinggal atau bekerja di luar negeri lebih dari 183

hari dalam jangka waktu 12 bulan.

Di lain pihak wajib pajak non efektif di KPP Karanganyar

mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena wajib pajak tersebut

melakukan penghapusan NPWP. Penghapusan NPWP dapat dilakukan

apabila wajib pajak mengajukan permohonan penghapusan NPWP

dengan disertai akta kematian bagi wajib pajak orang pribadi yang

meninggal dunia, akta pembubaran bagi wajib pajak badan yang tidak

lagi melakukan kegiatan usaha, bukti pelunasan utang pajak jika masih

ada utang pajak, surat kuasa jika diwakili oleh kuasanya, dan identitas

dari pemegang kuasa.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

C. Upaya Ekstensifikasi Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Pratama Karanganyar dalam Rangka Meningkatkan Penerimaan Pajak

Berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE -

06/PJ.9/2001 tentang Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Dan

Intensifikasi Pajak Direktur Jenderal Pajak yang bertujuan rangka

meningkatkan jumlah Wajib Pajak terdaftar dan mengoptimalkan penerimaan

pajak, dipandang perlu untuk menegaskan hal-hal yang berkaitan dengan

pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak dan intensifikasi Pajak Penghasilan

(PPh) Pasal 25, PPh Pasal 21, dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Berikut ini adalah data mengenai penerimaan pajak penghasilan di Kantor

Pelayanan pajak (KPP) Pratama Karanganyar dari tahun 2004 s/d 2008.

Tabel III.2 Target dan Realisasi Penerimaan PPh Tahun 2004 s/d 2008

Tahun Target Realisasi Pencapaian 2004 142.221.883.392,00 103.172.996.847,00 72,54% 2005 177.777.354.240,00 137.563.995.796,00 77,38% 2006 222.221.692.800,00 176.364.097.175,0 79,36% 2007 246.912.992.000,00 209.957.258.542,00 85,03% 2008 308.641.240.000,00 269.175.972.490,00 87,21%

Sumber : KPP Pratama Karanganyar, 2010 Berdasarkan pada tersebut dapat dijelaskan bahwa realisasi penerimaan

PPh di KPP Pratama Karanganyar yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten

Karanganyar mengalami fluktuasi pada setiap tahun anggarannya. Peningkatan

tersebut tidak hanya di dalam targetnya saja tetapi selama tahun 2004 sampai

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

dengan tahun 2008 telah mengalami realisasi penerimaan pajaknya, yaitu

pada tahun 2004 target penerimaan yang ditetapkan adalah sebesar

Rp142.221.883.392,00 sedangkan realisasi penerimaan sebesar

Rp103.172.996.847,00 atau sebesar 72,54% dari target telah terpenuhi, begitu

juga untuk tahun-tahun yang lain mengalami prosentase kenaikan penerimaan

sektor PPh.

Hal itu tidak terlepas dari upaya ekstensifikasi perpajakan yang

dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Karanganyar, di mana

dengan upaya ekstensifikasi tersebut telah mampu menarik wajib pajak baru

untuk lebih aktif di dalam membayarkan pajaknya.

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskrepsi data mengenai upaya ekstensifikasi yang

dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) kota Karanganyar, dapat

disimpulkan bahwa pada dasarnya upaya ekstensifikasi yang dilakukan oleh

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) kota Karanganyar terdiri dari 3 (tiga) upaya

yaitu:

1. Upaya ekstensifikasi melalui pendataan atau penyisiran

Upaya ini merupakan salah satu dari upaya ekstensifikasi wajib pajak yang

dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Karanganyar dengan cara

melakukan pencarian data baik melalui data internal maupun eksternal

atau langsung penyisiran di lapangan.

2. Upaya ekstensifikasi melalui sosialisasi atau penyuluhan

Upaya ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) Karanganyar dengan melakukan kegiatan pengenalan,

konsultasi, dan pemberian informasi atau keterangan mengenai perpajakan

khususnya yang berkaitan dengan kegiatan ekstensifikasi yang bertujuan

untuk meningkatkan jumlah wajib pajak terdaftar atau jumlah Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP).

3. Upaya ekstensifikasi melalui MoU atau kerjasama dengan instansi-instansi

terkait.

54

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya-ekstensifikasi-wajib...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user vii 8. Semua pihak tak terkecuali yang telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Upaya ini dibuat dengan tujuan memudahkan Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Pratama Karanganyar dalam melaksanakan kegiatan ekstensifikasi

menjaring wajib pajak baru karena terbentuknya nota kesepakatan (MoU)

maka data-data wajib pajak potensial lebih mudah untuk diperoleh

sehingga meringankan petugas pajak dalam melakukan ekstensifikasi.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan antara lain adalah :

1. Bagi KPP Pratama Karanganyar, hendaknya terus melakukan upaya

ekstensifikasi, karena dari hasil tersebut maka wajib pajak terdaftar

mengalami peningkatan sehingga penerimaan pemerintah di sektor pajak

juga mengalami kenaikan. Salah satu upaya ekstensifikasi yang dilakukan

adalah melalui pendataan secara berkala, di mana dengan pendataan

tersebut diketahui potensi wajib pajak yang masih bisa ditingkatkan.

2. Bagi wajib pajak hendaknya berupaya terus meningkatkan kepatuhan

didalam pembayaran pajak, karena pada dasarnya pajak yang dibayarkan

oleh wajib pajak akan digunakan kembali bagi kesejahteraan wajib pajak

itu sendiri, misalnya dengan pembayaran pajak tepat waktu, atau bagi

wajib pajak non efektif dapat kembali menjadi efektif dengan jalan

mengisi SPT Tahunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan, yang nantinya dapat diaktifkan kembali.