perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pengaruh .../pengaruh... · pendahuluan laporan keuangan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), POLITICAL COST
DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE
YANG DIUKUR DENGAN UKURAN DEWAN KOMISARIS
TERHADAP KONSERVATISMA AKUNTANSI
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
BAYU WILANTORO
NIM. F 0303025
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
(QS. 94:5-6)
Percaya dan yakin pada diri sendiri, hanya itu resep paling manjur untuk
menaklukkan kehidupan.
(Johann Wolfgang van Goethe)
Bukan kebenaran yang menjadikan manusia istimewa, tapi manusia lah yang
seharusnya menjadikan kebenaran lebih bermakna.
(Konfucius)
Jangan tanya kapan, tapi keajaiban akan datang menghampiri orang yang selalu
melakukan yang terbaik, buat dirinya sendiri maupun orang lain.
(Helen Keller)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PERSEMBAHAN
Penulis mempersembahkan karya kecil ini kepada :
Allah SWT
Ayah Ibu
Keluarga Besarku
Sahabat-sahabatku
Almamaterku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala kuasa-Nya atas segala
berkat, rahmat, petunjuk, dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH INVESTMENT
OPPORTUNITY SET (IOS), POLITICAL COST, DAN MEKANISME
CORPORATE GOVERNANCE YANG DIUKUR DENGAN UKURAN
DEWAN KOMISARIS TERHADAP KONSERVATISMA AKUNTANSI”
sebagai syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini cukup banyak
hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi, namun berkat dukungan, bantuan
serta bimbingan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Untuk itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. DR. Bambang Sutopo, M.Com., Ak. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Jaka Winarna, M.Si, Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku pembimbing yang
telah berkenan meluangkan waktu dan pikiran sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Bapak Drs. Eko Arief Sudaryono, M.Si, Ak. selaku dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan dukungan dan pengarahan selama masa
sudi penulis di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta,
khususnya dosen-dosen jurusan akuntansi. Terimakasih untuk ilmu yang telah
diberikan.
5. Seluruh karyawan dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
6. Pak Timin, terima kasih atas bantuannya.
7. Ayah dan Ibu yang senantiasa memberikan doa dan dukungan selama ini.
8. Shinta Dwihastari, karena dia saya mempunyai semangat lagi untuk
menyelesaikan kuliah.
9. Sahabat-sahabat terbaikku yang selalu memberikan saya semangat untuk terus
berdiri ketika jatuh.
10. Keluarga besar saya.
11. Seluruh teman-teman seperjuangan di Fakultas Ekonomi.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Surakarta, Agustus 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
MOTTO ...........................................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ..............................................................
ABSTRAKSI`.................................................................................................
ABSTRACT ....................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………….
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
x
xi
xii
1
A Latar Belakang ……………………………………………………….. 1
B Perumusan Masalah …………………………………………………...... 11
C Tujuan Penelitian ……………………………………………………… 12
D Manfaat Penelitian …………………………………………………….. 12
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………….. 14
A Konservatisma Akuntansi .....………………………………................... 14
B Investment Opportunity Set (IOS) ............................................................. 20
C Political Cost ............................................................................................. 24
D Mekanisme Corporate Governance .......................................................... 27
E Kerangka Teoritis....................................................................................... 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III. METODA PENELITIAN ................................................................ 31
A Jenis Penelitian ........................................................................................ 31
B Data, Populasi dan Sampel ....................................................................... 31
C Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran ……............................... 32
D Analisis Data ……………………………………………….................... 35
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .…………………….. . 37
A Hasil Pengumpulan Data …………….………………………………….. 37
B Statistik Deskriptif …………...…………………………………………. 38
C Pengujian Hipotesis …………………………………………………….. 39
D Pembahasan...........…………………………………………………......... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………… 46
A Kesimpulan……………………………………………………………… 46
B
C
Keterbatasan ..............................................................................................
Implikasi dan Saran.…………………………………………...................
47
48
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 49
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
TABEL
IV. 1 Deskripsi Perusahaan Sampel ………………………………………... 37
1V. 2 Statistik Deskriptif ………………………………………………...... 38
IV. 3 Menilai Model Fit …………………………………………………… 40
IV. 4 Nagelkerke R-Square .....……………………………………………. 41
IV. 5 Omnibus Test ..........................………………………………………. 41
IV. 6 Nilai t ....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
42
Gambar 2. 1 Kerangka Teoritis .........……………………………................... 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), POLITICAL COST
DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE YANG DIUKUR DENGAN
UKURAN DEWAN KOMISARIS
TERHADAP KONSERVATISMA AKUNTANSI
Bayu Wilantoro
NIM. F 0303025
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Investment Opportunity
Set (IOS), political cost, dan mekanisme corporate governance yang diukur dengan
ukuran dewan komisaris terhadap konservatisma akuntansi.
Hipotesis pertama sampai ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah
terdapat pengaruh positif antara Investment Opportunity Set (IOS), political cost, dan
mekanisme corporate governance yang diukur dengan ukuran dewan komisaris
terhadap konservatisma akuntansi. Konservatisma dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan market to book ratio. Sampel dalam peneltian ini adalah perusahaan
yang terdaftar setiap tahun dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun
2005 sampai dengan tahun 2008. Data dikumpulkan dari laporan keuangan
perusahaan dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang dipublikasikan
dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008. Pengambilan sampel dilakukan dengan
purposive sampling. Dengan menggunakan metode pengambilan sampel bersasaran,
dapat diperoleh 72 observasi dari 18 perusahaan yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini. Metode statistik yang digunakan adalah regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh
positif terhadap konservatisma akuntansi; political cost berpengaruh positif terhadap
konservatisma akuntansi; dan mekanisme corporate governance yang diukur dengan
ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap konservatisma akuntansi yang
diproksi dengan market to book ratio.
Kata kunci : konservatisma akuntansi; Investment Opportunity Set (IOS); political
cost; mekanisme corporate governance.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), POLITICAL COST
AND CORPORATE GOVERNANCE MECHANISM WHICH IS MEASURED BY
BOARD COMMISSIONER SIZE
TO ACCOUNTING CONSERVATISM
Bayu Wilantoro
NIM. F 0303025
The objective of this research is to examine the influence of Investment
Opportunity Set (IOS), political cost, and corporate governance mechanism which is
measured by board commissioner size toward accounting conservatism which is
proxied with market to book ratio.
The first up to third hypothesis which were presented by researcher are there
are positive influence between Investment Opportunity Set (IOS), political cost, and
corporate governance mechanism which measured by board commissioner size to
accounting conservatism. Accounting conservatism were proxied with market to book
ratio. The sample of this research is all of public companies which listed every year in
LQ-45 in Indonesian Stock Exchange (ISE). This research data were collected from
financial statement of public companies, and Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) that published from 2005-2008. Purposive sampling method was used to
determine research sample. From this method, we have collected 72 observations
from 18 public companies. The statistical method applied was logistic regression.
The research result shows that Investment Opportunity Set (IOS) have a
positive influence to conservatism; political cost have a positive influence to
conservatism; and corporate governance mechanism which is measured by board
commissioner size have a negative influence to conservatism which is proxied with
market to book ratio.
Key words : conservatism; Investment Opportunity Set (IOS), political cost, and
corporate governance mechanism.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan dapat membantu
investor, kreditor, dan pemakai eksternal lainnya dalam membuat keputusan yang
bersifat finansial. Dalam upaya membangun pondasi bagi akuntansi dan pelaporan
keuangan, profesi akuntansi telah mengidentifikasi sekelompok tujuan dari
pelaporan keuangan. Pertama, menyediakan informasi yang berguna bagi investor,
kreditor potensial, dan para pemakai eksternal lainnya dalam pengambilan
keputusan investasi, kredit, dan keputusan serupa secara rasional. Kedua,
menyediakan informasi mengenai prospek arus kas untuk membantu investor dan
kreditor dalam menilai arus kas masa depan perusahaan. Tujuan yang terakhir
adalah memberikan informasi mengenai sumber daya perusahaan, klaim terhadap
sumber daya tersebut, dan pengaruh dari transaksi, kejadian, serta situasi yang
mengubah sumber daya perusahaan, dan klaim pihak lain terhadap sumber daya
tersebut.
Laporan keuangan digunakan oleh para investor dalam melakukan
keputusan ekonomi berdasarkan informasi yang diperoleh dari laporan keuangan
tersebut yang secara umum tercermin dalam tindakan pelaku pasar yang disebut
dengan reaksi pasar. Reaksi pasar dipicu oleh berbagai hal, salah satunya adalah
pengumuman yang berhubungan dengan laba. Informasi laba sebagaimana
dinyatakan dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) Nomor 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
merupakan unsur utama dalam laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak-
pihak yang menggunakannya karena memiliki nilai prediktif (FASB, 1980) dalam
(Boediono, 2005). Bagi pemegang saham dan atau investor, laba berarti
peningkatan nilai ekonomis (wealth) yang akan diterima, melalui pembagian
dividen. Di sisi lain, laba juga digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja
manajemen perusahaan selama periode tertentu yang pada umumnya menjadi
perhatian para kreditur terutama dalam menaksir kinerja atas pertanggungjawaban
manajer dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka, serta
dapat dipergunakan untuk memperkirakan prospeknya di masa depan.
Walaupun informasi yang dihasilkan dalam laporan keuangan melalui
proses akuntansi diyakini kalangan profesi akuntansi memberikan manfaat yang
sangat signifikan bagi pengambilan keputusan investasi, hal ini tidak dengan
sendirinya menjadikan akuntansi sebagai sumber informasi yang handal bagi
investor (Dewi, 2003).
Konservatisma merupakan salah satu proses akuntansi untuk menghasilkan
angka-angka dalam laporan keuangan. Konservatisma adalah reaksi yang hati-hati
menghadapi ketidakpastian yang melekat dalam perusahaan untuk mencoba
memastikan bahwa ketidakpastian dan risiko yang inheren dalam lingkungan
bisnis sudah cukup dipertimbangkan. Konservatisma merupakan prinsip yang
penting dalam laporan keuangan yang dimaksudkan agar pengakuan dan
pengukuran aktiva serta laba dilakukan dengan penuh kehati-hatian oleh karena
aktivitas ekonomi dan bisnis dilingkupi ketidakpastian (Widya, 2005). Secara
intuitif prinsip konservatisma bermanfaat karena dapat digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
memprediksi kondisi masa yang akan datang sesuai dengan tujuan pelaporan
keuangan (Mayangsari dan Wilopo, 2002). Pemilihan metoda akuntansi yang
konservatis tidak terlepas dari kepentingan manajemen untuk memaksimalisasi
kepentingannya dengan mengorbankan kesejaheteraan pemegang sahamnya, atau
yang biasa disebut dengan problem keagenan, seperti yang tersaji dalam teori
agensi (agency theory) (Jensen dan Meckling, 1976).
Teori agensi (agency theory) berkaitan dengan hubungan principal dan
agent dengan adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian perusahaan.
Jensen (1976) dalam Faradillah (2010) menyatakan bahwa dalam agency theory,
pemegang saham dan manajer akan selalu berusaha untuk melindungi kepentingan
masing-masing. Konflik keagenan terjadi karena adanya persebaran kepemilikan
dan pengendalian di mana manajer dan pemegang saham adalah orang yang
berbeda. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham berkepentingan atas
tingkat pengembalian investasinya. Pemegang saham mendelegasikan tugas dan
wewenang kepada manajemen untuk mengelola sumber daya perusahaan. Sebagai
pengelola perusahaan, manajer berada dalam perusahaan. Manajemen memiliki
informasi yang lebih banyak berkaitan dengan kondisi keuangan perusahaan jika
dibandingkan dengan pemegang saham yang berada di luar perusahaan. Untuk
mengurangi timbulnya konflik keagenan, manajemen memberikan sinyal kepada
investor dengan menerbitkan laporan keuangan. Laporan keuangan memberikan
gambaran kepada investor tentang kinerja manajemen dalam mengelola sumber
daya ekonomi perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Watts (2003) menyatakan bahwa konservatisma laporan keuangan telah
dihipotesiskan untuk memfasilitasi kontrak yang efisien antara pemegang saham
dan manajer dalam masalah keagenan. Konservatisma menjadi topik yang cukup
kontroversial dan mengundang banyak perdebatan. Konservatisma adalah metoda
akuntansi yang lebih cepat dalam mengakui rugi atau berita buruk (bad news)
daripada mengakui berita baik (good news).
Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer
perusahaan dan pemegang saham. Penunjukan manajer oleh pemegang saham
untuk mengelola perusahaan dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah
dikarenakan tujuan perusahaan berbenturan dengan tujuan pribadi manajer. Pihak
pemilik dapat membatasi divergensi kepentingannya dengan memberikan tingkat
insentif yang layak kepada manajer dan harus bersedia mengeluarkan biaya
pengawasan atau monitoring cost untuk mencegah hazard dari manajer. Biaya-
biaya tersebut disebut biaya keagenan atau agency cost. Ada beberapa pendekatan
yang dapat dilakukan untuk mengurangi agency cost, diantaranya adalah dengan
meningkatkan kepemilikan dari dalam (insider ownership) atau kepemilikan
manajerial, menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Putri (2006) penambahan
kepemilikan manajerial memiliki keuntungan untuk mensejajarkan kepentingan
manajer dan pemegang saham.
Lafond dan Rouchowdhury (2007) menyatakan bahwa dalam masalah
keagenan, manajer memiliki insentif untuk menunda pengakuan kerugian karena
hal ini dapat berdampak pada pelaporan laba. Manajer melakukan atau mengambil
keuntungan pribadi dengan penundaan pengakuan kerugian ini, karena manajer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
ingin mendapatkan bonus atau prestis sebagai manajer perusahaan besar. Masalah
keagenan muncul ketika kepentingan antara pemegang saham dan manajer tidak
sejalan. Semakin besar kepemilikan manajerial menujukkan kekuasaan manajer
yang semakin besar. Manajer memiliki kecenderungan untuk berfokus pada
informasi tentang kinerja saat ini dan bukan kinerja masa depan perusahaan.
Horison yang terbatas dapat membuat manajer menyatakan laba saat ini secara
overstate yang menjadikan terjadinya transfer untuk kepentingan pribadi yang
tentunya bertentangan dengan peran utama manajer yaitu mengelola perusahaan
secara efisien dan menciptakan nilai (wealth) bagi pemegang saham.
Konservatisma akuntansi diharapkan dapat berperan dalam masalah ini dan
menjadikan kepentingan antara manajer dan pemegang saham kembali sejalan.
Pada kenyataannya, terdapat pro dan kontra seputar penerapan prinsip
konservatisma. Di kalangan para peneliti, konservatisma akuntansi masih
dianggap sebagai prinsip yang kontroversial. Di satu sisi, konservatisma akuntansi
dianggap sebagai kendala yang akan mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Di
sisi lain, konservatisma akuntansi bermanfaat untuk menghindari perilaku
oportunistik manajer berkaitan dengan kontrak-kontrak yang menggunakan
laporan keuangan sebagai media kontrak (Watts, 2003).
Lasdi (2008) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
penerapan konservatisma adalah aspek pengontrakan. Penjelasan pengontrakan
untuk konservatisma akuntansi diskresioner didasarkan pada teori keagenan.
Menurut teori keagenan, manajer (agents), terikat dengan tindakan oportunistik
untuk memaksimalkan kesejahteraannya sendiri dengan mengorbankan pemegang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
saham, debtholders, dan pihak pengontrak (principals) lainnya. Dengan
ekspektasi rasional, pihak-pihak dalam hubungan kontrak melindungi harga bagi
dirinya sendiri dengan menggabungkan sifat oportunistik manajer ketika
menetapkan bentuk dan persyaratan hubungan agent-principal. Watts (2003)
menyatakan bahwa konservatisma akuntansi timbul sebagai mekanisma
pengontrakan yang efisien. Manajer berkomitmen untuk melaporkan secara
konservatif karena laporan tersebut mengurangi kos keagenan.
Watts (2003a) dalam Fala (2007) menjelaskan bahwa konservatisma
merupakan prinsip yang paling mempengaruhi penilaian dalam akuntansi. Karena
itu konservatisma sampai saat ini masih tetap memiliki peran penting dalam
praktek akuntansi. Konservatisma merupakan prinsip akuntansi yang jika
diterapkan akan menghasilkan angka-angka laba dan aset cenderung rendah, serta
angka-angka biaya dan utang cenderung tinggi. Kecenderungan itu terjadi karena
konservatisma menganut prinsip memperlambat pengakuan pendapatan serta
mempercepat pengakuan biaya. Akibatnya, laba yang dilaporkan cenderung
terlalu rendah (understatement). Pendapat ini dipicu juga oleh definisi akuntansi
yang mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan untung lebih
lambat, menilai aktiva dengan nilai yang terendah, dan kewajiban nilai yang
tertinggi (Basu, 1997). Masalah konservatisma merupakan masalah penting bagi
investor, dan menurut Givoly dan Hayn (2002) terdapat indikasi kecenderungan
peningkatan konservatisma secara global. Di Indonesia, penelitian yang dilakukan
Widya (2005) dengan menggunakan model asumsian terhadap perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
manufaktur di Indonesia menyatakan bahwa pada umumnya perusahaan di
Indonesia memilih akuntansi konservatif.
Banyak penelitian empiris akuntansi telah dilakukan untuk berusaha
menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan memilih akuntansi
konservatif. Penelitian Qiang (2003) membuktikan bahwa terdapat peningkatan
kecenderungan perusahaan di Amerika untuk menerapkan konservatisma
akuntansi secara sukarela. Qiang (2003) dalam penelitiannya menemukan bahwa
penentu self-imposed conservatism adalah kepemilikan manajerial (ownership
equity), debt covenant, corporate governance, dan kos politik ( political cost).
Dari penelitian tersebut Qiang (2003) menyimpulkan bahwa corporate
governance dan kos politik (political cost) berpengaruh terhadap konservatisma
akuntansi.
Rouchowdhury dan Watts (2006) dalam Lafond dan Rouchowdhury
(2007) memberikan gambaran tentang hubungan antara Investment Opportunity
Set (IOS) dan konservatisma akuntansi. Akuntansi secara tradisional tidak
merespon perubahan nilai pertumbuhan dan aktiva tak berwujud perusahaan.
Akuisisi dan perubahan nilai akibat penurunan nilai dari aktiva biasanya tidak
dicatat kecuali secara eksternal diperoleh dan dapat diverifikasi (seperti goodwill
manajer dan akuisisi). Konsekuensinya apabila terjadi penurunan nilai aset yang
tidak dicatat, maka perusahaan tidak dapat mengakuinya. Hal ini mengarahkan
perusahaan pada tingkat konservatisma yang rendah terutama ketika nilai
perusahaan dipengaruhi oleh nilai pertumbuhan dan nilai aktiva tidak berwujud
perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Lafond dan Rouchowdhury (2007) menyatakan terjadinya konflik antara
pemegang saham dan manajer yang secara potensial terjadi karena adanya
Investment Opportunity Set (IOS). Investment Opportunity Set (IOS)
mempengaruhi nilai perusahaan karena berkaitan dengan aspek tingkat
pertumbuhan perusahaaan. Kebijakan investasi yang tepat akan berdampak pada
peningkatan nilai perusahaan yang berarti ada potensi untuk peningkatan
kesejahteraan pemegang saham. Namun demikian manajer terkadang memiliki
orientasi negatif dengan melakukan investasi dengan Net Present Value (NPV)
negatif yang terkadang merugikan perusahaan. Untuk menghindari perilaku
manajer yang melakukan tindakan oportunistik dalam melakukan investasinya
maka pemegang saham menghendaki perusahaan untuk menerapkan akuntansi
yang konservatif.
Al Najjar dan Belkaoui (2001) menemukan bahwa perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan yang tinggi juga memiliki motivasi untuk meminimalkan
laba di mana hal tersebut merupakan indikasi adanya penerapan prinsip
konservatisma akuntansi. Tingkat pertumbuhan yang tinggi dan pesat ditandai
dengan tingginya set kesempatan investasi, yang akan tercermin dalam tingginya
tingkat profitabilitas perusahaan.
Selain dipengaruhi oleh adanya indikasi minimalisasi laba, adanya
penerapan konservatisma juga dipengaruhi oleh kos politik (political cost). Qiang
(2003) melakukan penelitian terhadap perusahaan-perusahaan bermasalah dengan
menggunakan proksi ukuran perusahaan dalam pengukuran kos politik (political
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
cost) mengambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kos
politik (political cost) terhadap pilihan akuntansi konservatif.
Dalam situasi di mana pihak ketiga (pemerintah dan pajak) menggunakan
informasi berbasis akuntansi, atau informasi yang berhubungan dengan angka-
angka akuntansi, maka perusahaan tersebut mempunyai insentif untuk mengelola
angka-angka tesebut karena pengaruh potensial dari kebijakan pengungkapannya
terhadap pihak ketiga. Kos politik (political cost) timbul dari konflik kepentingan
antara perusahaan (manajer) dengan pemerintah sebagai kepanjangan tangan
masyarakat yang memiliki wewenang untuk melakukan pengalihan kekayaan dari
perusahaan kepada masyarakat sesuai peraturan yang berlaku. Sementara proses
pengalihan kekayaan biasanya didasarkan pada informasi akuntansi, seperti laba
perusahaan atau informasi lainnya. Hal inilah yang mendorong perusahaan untuk
menerapkan konservatisma akuntansi. Manajer mempunyai kecenderungan untuk
mengecilkan laba yang dilaporkan untuk mengurangi biaya politik yang potensial
(Watts dan Zimmerman, 1986).
Corporate governance merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi perusahaan dalam menerapkan konservatisma akuntansi.
Corporate governance merupakan suatu mekanisme yang dapat mengendalikan
(mengatur) perilaku stakeholders, dengan demikian mekanisme corporate
governance dapat mempengaruhi pilihan manajemen dalam menerapkaan prinsip
akuntansi yang terkait dengan konservatisma akuntansi (Fala, 2007). Pernyataan
tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Qiang (2003). Dalam
penelitiannya Qiang (2003) mengambil kesimpulan bahwa semakin kuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
corporate governance suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut cenderung
memilih metoda akuntansi yang menurunkan atau cenderung konservatis. Arifin
(2005) menggunakan suatu matrik yang dibentuk dengan komite audit dan
komisaris independen sebagai ukuran corporate governance. Arifin (2005)
mengambil kesimpulan bahwa mekanisme corporate governance mempengaruhi
konservatisma akuntansi.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Faradillah (2010) yang menguji pengaruh kepemilikan manajerial dan Investment
Opportunity Set (IOS) terhadap konservatisma akuntansi. Dalam penelitian
Faradillah (2010), variabel kepemilikan manajerial diukur dengan persentase
kepemilikan saham oleh direksi dan dewan komisaris. Penelitian yang dilakukan
Faradillah (2010) menggunakan leverage, size, dan profitabilitas sebagai variabel
kontrol. Leverage digunakan sebagai kontrol karena semakin tinggi tingkat
leverage maka semakin besar kemungkinan konflik yang akan muncul antara
pemegang saham dan pemegang obligasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi
permintaan kontraktual terhadap akuntansi yang konservatif (Ahmad dan
Duellman, 2007). Ukuran (size) perusahaan dalam penelitian Faradillah (2010)
diukur dengan total aktiva perusahaan, dan profitabilitas perusahaan diukur
dengan rumus Return on Asset (ROA). Penelitian yang dilakukan oleh Faradillah
(2010) menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2006-2008.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, selain variabel
Investment Opportunity Set (IOS), penelitian ini juga akan menguji dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
memasukkan dua variabel independen lainnya yang diduga akan berpengaruh
terhadap konservatisma, yaitu kos politik (political cost), dan mekanisme
corporate governance. Variabel kos politik (political cost) diukur dengan ukuran
(size) perusahaan yang diukur dengan market capitalization. Ukuran (size)
perusahaan akan mempengaruhi tingkat kos politik yang dihadapi perusahaan
sehingga akan mempengaruhi penggunaan akuntansi yang konservatis (Watts dan
Zimmerman, 1990). Sedangkan mekanisme corporate governance diukur dengan
menggunakan ukuran dewan komisaris. Penelitian ini menggunakan pendekatan
market to book ratio mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Givoly dan
Hayn (2000). Sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45 yaitu perusahaan yang tercatat paling
aktif setiap tahun dalam melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2005-2008.
Atas dasar uraian di atas maka penulis akan melakukan penelitan dengan
judul “PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), POLITICAL
COST, DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE YANG DIUKUR
DENGAN UKURAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP KONSERVATISMA
AKUNTANSI”
B. Perumusan Masalah
1. Apakah Investment Opportunity Set (IOS) mempengaruhi konservatisma
akuntansi?
2. Apakah Political Cost mempengaruhi konservatisma akuntansi?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
3. Apakah mekanisme Corporate Governance yang diproksikan dengan variabel
ukuran dewan komisaris mempengaruhi konservatisma akuntansi?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh
Investment Opportunity Set (IOS), Political Cost, dan mekanisme Corporate
Governance yang diukur dengan menggunakan ukuran dewan komisaris terhadap
Konservatisma Akuntansi
D. Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada penelitian
akuntansi berbasis pasar modal di Indonesia, khususnya mengenai faktor apa
saja yang dapat mempengaruhi konservatisma akuntansi dalam laporan
keuangan perusahaan.
2. Bagi kalangan praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman tentang signfikansi atau manfaat konservatisma akuntansi dalam
laporan keuangan.
3. Bagi regulator yang mengeluarkan kebijakan untuk kepentingan publik, hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan pertimbangan
dalam penetapan standar yang berkaitan dengan konservatisma akuntansi
dalam laporan keuangan.
4. Bagi akademisi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan
literatur dalam bidang akuntansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
5. Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada investor bahwa
penerapan akuntansi bermanfaat untuk mengurangi perilaku oportunistik
manajer. Konservatisma juga dapat menjadi mekanisme untuk mencegah
perilaku manajer yang mentransfer kekayaan perusahaan untuk kepentingan
personal. Mengakui pengaruh relatif dari insentif manajerial yang berbeda
untuk pelaporan konservatif akan berguna bagi partisipan pasar modal dalam
membuat keputusan investasi yang tepat berdasar rasio-rasio keuangan
perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konservatisma Akuntansi
Konservatisma secara tradisional didefinisikan sebagai antisipasi terhadap
semua rugi tetapi tidak mengantisipasi laba (Watts, 2002). Pengantisipasian rugi
berarti pengakuan rugi sebelum suatu verifikasi secara hukum dapat dilakukan,
dan hal yang sebaliknya dilakukan terhadap laba. Konservatisma akuntansi
merupakan asimetri dalam permintaan verifikasi terhadap laba dan rugi.
Interpretasi tersebut berarti bahwa semakin besar perbedaan tingkat verifikasi
yang diminta terhadap laba dibandingkan terhadap rugi, maka semakin tinggi
tingkat konservatisma akuntansi. Akibat perlakuan yang asimetrik terhadap
verifikasi laba dan rugi dalam konservatisma akuntansi adalah understatement
yang persisten terjadi terhadap nilai aktiva bersih. Pembuat peraturan pasar
modal, penyusun standar, dan kalangan akademisi mengkritik konservatisma
akuntansi karena konservatisma akuntansi menyebabkan understatement terhadap
laba dalam periode kini yang dapat mengarahkan pada overstatement terhadap
laba dalam periode-periode berikutnya yang disebabkan oleh understatement
terhadap biaya pada periode tersebut (Watts, 2002).
Konservatisma akuntansi dari sudut pandang manajemen atau penyusun
laporan keuangan didefinisikan sebagai metoda akuntansi berterima umum yang
melaporkan aktiva dengan nilai terendah, kewajiban dengan nilai tertinggi,
menunda pengakuan pendapatan, serta mempercepat pengakuan biaya. Definisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
ini menunjukkan bahwa akuntansi konservatif tidak saja berkaitan dengan
pemilihan metoda akuntansi, tetapi juga estimasi yang mengakibatkan nilai buku
aktiva menjadi lebih rendah (Watts, 1986; Wolk, 2000; Penman dan Zhang,
2000). Definisi konservatisma yang lebih deskriptif adalah memilih prinsip
akuntansi yang mengarah pada minimalisasi laba kumulatif yang dilaporkan yaitu
mengakui pendapatan lebih rendah, mengakui biaya lebih cepat, menilai aset
dengan nilai yang lebih rendah, dan menilai kewajiban dengan nilai yang lebih
tinggi (Dewi, 2003).
Perbedaan interpretasi terhadap konservatisma dalam praktik akuntansi
disebabkan ketidakjelasan dalam mendefinisikan konservatisma. Basu (1997)
mendefinisikan konservatisma sebagai praktik akuntansi yang mengurangi laba
(dan menurunkan aktiva bersih) dalam merespon kabar buruk (bad news), tetapi
tidak menaikkan laba (dan tidak menaikkan aktiva bersih) dalam merespon kabar
baik (good news). Perbedaan pengakuan terhadap kedua informasi laba
menyebabkan asymmetric timeliness karena perbedaan bad news dan good news.
Dengan menginterpretasikan konservatisma akuntansi sebagai kecenderungan
akuntan menggunakan tingkat verifikasi yang lebih tinggi dalam mengakui good
news sebagai keuntungan dibandingkan dalam mengakui bad news sebagai
kerugian, maka Basu (1997) memprediksi terdapat sensitifitas laba terhadap bad
news dan good news. Basu (1997) menyimpulkan dalam perioda tahun 1963-
1990 terdapat fenomena konservatisma laba dalam pelaporan keuangan yang
diukur dari perbedaan sensitifitas laba terhadap bad news dan good news maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
perbedaan timeliness (ketepatan waktu) laba dalam mencerminkan bad news dan
good news.
Watts (2003) menguraikan ada empat hal yang menjadi penjelas tentang
pilihan perusahaan dalam menerapkan akuntansi konservatif.
1. Contracting Explanation
Konservatisma merupakan upaya untuk membentuk mekanisme kontrak yang
efisien antara perusahaan dan berbagai pihak eksternal. Atas dasar penjelasan
kontrak, konservatisma akuntansi dapat digunakan untuk menghindari moral
hazard yang disebabkan oleh pihak-pihak yang mempunyai informasi
asimetris, pembayaran asimetris, horison waktu yang terbatas, dan tanggung
jawab yang terbatas. Moral hazard adalah suatu tipe asimetri informasi di
mana satu orang atau lebih pelaku bisnis dapat mengamati kegiatan-kegiatan
dibandingkan dengan pihak lain. Masalah moral hazard ini terjadi karena
pihak-pihak di luar perusahaan (investor) mendelegasikan tugas dan
kewenangannya kepada manajer tetapi investor tidak dapat sepenuhnya
memantau manajer dalam melaksanakan pendelegasian tersebut. Dengan
penerapan akuntansi yang konservatif maka apa yang disajikan dalam laporan
keuangan adalah situasi terburuk bagi perusahaan karena bad news diakui
terlebih dahulu daripada good news, sehingga keputusan ekonomi yang dibuat
oleh pemakai laporan keuangan tidak overestimate (Kiryanto dan Suprianto,
2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2. Litigation terhadap perusahaan
Risiko litigasi berkaitan dengan posisi kreditor dan investor sebagai pihak
eksternal. Investor dan kreditor adalah pihak yang memperoleh perlindungan
hukum. Risiko potensial terjadinya litigasi dipicu oleh potensi yang melekat
pada perusahaan berkaitan dengan tidak terpenuhinya kepentingan investor
dan kreditor. Dalam rangka memperjuangkan hak-haknya, investor dapat saja
melakukan litigasi atau tuntutan hukum terhadap manajemen perusahaan.
Investor dapat saja melakukan tuntutan hukum karena informasi yang tersaji
dalam laporan keuangan disajikan secara overstate. Untuk menghindari
harapan yang berlebih dari pemakai laporan keuangan tentang kondisi
keuangan perusahaan, maka perusahaan menerapkan akuntansi yang
konservatif. Peningkatan risiko litigasi akan diikuti dengan peningkatan
penerapan konservatisma. Hal ini penting untuk mengurangi adanya risiko
litigasi bagi perusahaan.
3. Taxation
Penerapan akuntansi konservatif dilakukan dalam upaya memperkecil pajak
penghasilan perusahaan. Manajemen perusahaan dapat memilih metoda-
metoda yang cenderung konservatif dalam rangka menekan biaya pajak
sepanjang diperbolehkan oleh Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
berlaku. Di Indonesia peraturan perpajakan mewajibkan dilakukannya
rekonsiliasi fiskal dengan tujuan mencocokkan antara laba akuntansi dan laba
fiskal. Ada peraturan yang diperbolehkan dalam standar akuntansi namun
tidak diperbolehkan dalam perpajakan, seperti biaya sumbangan yang tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
boleh dibebankan dan harus dikoreksi. Meskipun demikian aspek perpajakan
tetap menjadi pertimbangan pilihan manajemen perusahaan untuk menerapkan
akuntansi konservatif.
4. Regulation
Regulator membuat serangkaian insenstif bagi pelaporan keuangan agar
laporan keuangan disusun secara konservatif. Negara-negara dengan regulasi
tinggi memiliki tingkat konservatisma yang lebih tinggi daripada negara-
negara dengan tingkat regulator rendah. Menurut Lo (2005) Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) IAI tahun 2001 lebih memposisikan pada akuntansi netral,
tidak pada akuntansi konservatif atau liberal. Manajemen diberi beberapa
pilihan untuk menyelenggarakan akuntansi konservatif atau optimis/liberal.
Sampai saat ini masih terjadi pertentangan mengenai manfaat konservatisma
dalam laporan keuangan. Sebagian peneliti berpendapat bahwa laba yang
dihasilkan dari metoda yang konservatif kurang berkualitas, tidak relevan, dan
tidak bermanfaat, sedangkan sebagian lainnya berpendapat sebaliknya. Peneliti
yang memiliki pandangan kedua menganggap bahwa laba konservatif, yang
disusun menggunakan prinsip akuntansi yang konservatif mencerminkan laba
minimal yang dapat diperoleh oleh perusahaan, sehingga laba yang disusun
dengan metoda konservatif tidak merupakan laba yang “dibesar-besarkan”
nilainya, sehingga dianggap sebagai laba yang berkualitas.
Banyak pihak yang mendukung konservatisma dalam praktek akuntansi.
Givoly dan Hayn (2000) menunjukkan terjadi peningkatan konservatisma di
Amerika Serikat. Akuntansi konservatif akan menguntungkan dalam kontrak-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
kontrak antara pihak-pihak dalam perusahaan maupun dengan luar perusahaan.
Konservatisma dapat membatasi tindakan manajer untuk membesar-besarkan
laba serta memanfaatkan informasi yang asimetri (asymmetric information)
ketika menghadapi klaim atas aktiva perusahaan.
Penelitian Ahmed et. al (2000) membuktikan bahwa konservatisma dapat
berperan mengurangi konflik yang terjadi antara manajemen dan pemegang
saham akibat kebijakan dividen yang diterapkan perusahaan. Untuk
menghindari konflik, manajemen cenderung menggunakan akuntansi yang
lebih konservatif.
Penelitian mengenai manfaat konservatisma telah dilakukan di Indonesia.
Mayangsari dan Wilopo (2002) dalam penelitiannya menguji kegunaan prinsip
konservatisma, membuktikan bahwa konservatisma memiliki value relevance,
sehingga laporan keuangan yang menerapkan prinsip konservatisma dapat
mencerminkan nilai pasar perusahaan. Widya (2005) melakukan penelitian
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konservatisma perusahaan di
Indonesia dengan menggunakan tiga proksi pengukuran konservatisma yang
digunakan Watts (2003). Fala (2007) menggunakan ukuran alternatif yang
digunakan oleh Lo (2005) menemukan bahwa investor menerima sinyal
tentang penerapan konservatisma akuntansi dalam perusahaan dan menilai
lebih dengan memberikan premium tinggi bagi harga saham perusahaan
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Penelitian ini menggunakan pendekatan market to book ratio dalam
mengukur konservatisma akuntansi. Market to book ratio atau price to book value
ratio didasarkan pada definisi akuntansi konservatif yang berorientasi pada
neraca seperti dalam penelitian Givoly dan Hayn (2000). Penggunaan market to
book ratio sebagai pengukuran konservatisma akuntansi didasarkan pada fakta
bahwa konservatisma pada akhirnya dicerminkan dalam understatement aktiva
dan overstatement utang. Market to book ratio menangkap penilaian pasar
terhadap aktiva bersih perusahaan relatif terhadap nilai buku yang tercatat,
memberikan suatu indikasi understatement aktiva dan overstatement utang. Rasio
nilai pasar terhadap nilai buku memberikan penilaian akhir dan mungkin yang
paling menyeluruh atas status saham perusahaan. Rasio ini mengikhtisarkan
pandangan investor tentang perusahaan secara keseluruhan, manajemennya,
labanya, likuiditasnya, dan prospek masa depan perusahaan (Walsh, 2003). Oleh
karenanya dengan melihat rasio ini dapat dilihat reaksi pasar atas sinyal positif
dari perusahaan tentang adanya penerapan konservatisma akuntansi yang
diberikan melalui laporan keuangan.
B. Investment Opportunity Set (IOS)
Investment Opportunity Set (IOS) menurut Myers (1977) merupakan
kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi di
masa yang akan datang dengan net present value (NPV) positif. Menurut Gaver
dan Gaver (1993), IOS merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung
pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
datang, yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan
akan menghasilkan return yang lebih besar. Komponen nilai perusahaan yang
merupakan hasil dari pilihan-pilihan untuk melakukan investasi di masa yang
akan datang merupakan IOS (Myers, 1977; Smith dan Watts, 1992).
Pagalung (2003) menyatakan bahwa Investment Opportunity Set (IOS)
merupakan sekumpulan keputusan investasi dalam bentuk aktiva yang dimiliki
dan opsi investasi masa depan, di mana nilai Investment Opportunity Set (IOS) itu
sendiri mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan yang memiliki sejumlah
kesempatan investasi, baik berwujud (tangible) maupun tidak berwujud
(intangible) yang cukup prospektif akan memberikan gambaran kepada
masyarakat bahwa perusahaan tersebut memiliki kesempatan bertumbuh yang
lebih baik jika dibandingkan dengan perusahaan yang sedikit memiliki
kesempatan investasi.
Chow et. al (2006) dalam Faradillah (2010) menyatakan bahwa nilai suatu
perusahaan dapat diukur dengan Investment Opportunity Set (IOS). Dalam hal ini
konsep nilai perusahaan adalah suatu kombinasi aktiva yang dimiliki (asset in
place) dan kesempatan bertumbuh (growth opportunity). Pada tahapan siklus
kehidupan perusahaan, proporsi kedua komponen itu juga berbeda. Pertumbuhan
perusahaan yang dapat mengukur nilai perusahaan merupakan suatu harapan
yang diinginkan, baik oleh pihak internal perusahaan, yaitu manajemen maupun
eksternal perusahaan seperti investor dan kreditor. Pertumbuhan ini diharapkan
dapat memberikan aspek yang positif bagi perusahaan seperti adanya suatu
kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Adam dan Goyal (2007) menyatakan bahwa Investment Opportunity Set
(IOS) memiliki peran yang penting dalam kebijakan keuangan perusahaan.
Kebijakan Investment Opportunity Set (IOS) akan berdampak pada aspek
keuangan perusahaan seperti struktur modal perusahan, kontrak utang, kebijakan
dividen, kontrak kompensasi dan kebijakan akuntansi perusahan.
Lafond dan Rouchowdhury (2007) menyatakan bahwa Investment
Opportunity Set (IOS) merupakan faktor umum yang mempengaruhi hubungan
antara kepemilikan manajerial dan assymetric timeliness dari laba sebagai proksi
dari konservatisma. Konservatisma merupakan salah satu upaya yang dilakukan
untuk mengurangi adanya konflik keagenan antara manajer dan pemegang saham
yang sangat potensial dipengaruhi oleh keputusan investasi. Pada kondisi
perusahaan di mana nilai perusahaan dipengaruhi oleh pertumbuhan dan aktiva
tidak berwujud akan menjadikan asosiasi yang negatif antara Investment
Opportunity Set (IOS) dengan kepemilikan manajerial dan konservatisma
akuntansi. Peran konservatisma sebagai upaya untuk mengatasi masalah
keagenan antara manajer dan pemegang saham akan dipengaruhi oleh variasi
manajer dalam kecenderungan untuk menetapkan Investment Opportunity Set
(IOS) secara konstan.
Ahmed dan Duellman (2007) menunjukkan bahwa ada hubungan negatif
antara kepemilikan manajerial dengan kebijakan akuntansi konservatif
perusahaan. Selain itu hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang positif antara kepemilikan oleh pihak eksternal terhadap
kebijakan akuntansi konservatif perusahaan setelah dikontrol dengan jenis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
industri, ukuran (size) perusahaan, leverage dan growth opportunities. Hal
tersebut membuat sebuah kesimpulan akan peran konservatisma dalam konflik
keagenan antara manajer dan pemegang saham akan sangat mungkin dipengaruhi
oleh efek dari Investment Opportunity Set (IOS). Investment Opportunity Set
(IOS) menyentuh kepentingan keduanya baik manajer dan pemegang saham.
Rouchowdhury dan Watts (2006) dalam Lafond dan Rouchowdhury
(2007) memberikan gambaran tentang hubungan antara Investment Opportunity
Set (IOS) dan konservatisma akuntansi. Akuntansi secara tradisional tidak
merespon perubahan nilai pertumbuhan dan aktiva tidak berwujud perusahaan.
Akuisisi dan perubahan nilai turunan dari aktiva biasanya tidak dicatat kecuali
secara eksternal diperoleh dan dapat diverifikasi. Konsekuensinya bila terjadi
penurunan nilai karena aset yang tidak dicatat maka nilainya akan tidak diakui.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa Investment Opportunity Set (IOS) yang
semakin besar akan rawan dengan adanya penurunan nilai aktiva terutama aktiva
tidak berwujud yang tidak diakui. Hal ini menjadikan asosiasi yang negatif
antara Investment Opportunity Set (IOS) dengan konservatisma akuntansi.
Pendapat yang berbeda disampaikan oleh Givoly and Hayn (2000) yang
menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan (growth opportunities) dapat
berpengaruh positif terhadap konservatisma akuntansi apabila pendekatan
konservatisma yang digunakan adalah market to book ratio. Perusahaan yang
memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi dianggap oleh pasar memiliki prospek
yang menguntungkan di masa depan. Hal ini membuat pasar bereaksi positif
terhadap harga saham perusahaan yang membuat harga saham naik. Pergerakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
harga saham ini akan meningkatkan nilai perusahaan yang berarti akan semakin
besar pula rasio market to book perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis pertama dapat dinyatakan
sebagai berikut.
H1 : Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh positif terhadap
konservatisma akuntansi.
C. Political Cost
Salah satu hal yang dapat memicu manajer untuk melakukan rekayasa
penurunan laba adalah keinginan untuk meminimalkan risiko politik (Scott,
2003). Rekayasa dengan tujuan untuk meminimalkan risiko politik dikenal
dengan istilah political cost hypothesis. Hipotesis political cost menyatakan
bahwa perusahaan yang berhadapan dengan biaya politik cenderung untuk
melakukan rekayasa penurunan laba dengan tujuan meminimalkan biaya politik
yang harus mereka tanggung (Scott, 2003).
Kos politik timbul dari konflik kepentingan antara perusahaan (manajer)
dengan pemerintah sebagai kepanjangan tangan masyarakat yang memiliki
wewenang untuk melakukan pengalihan kekayaan dari perusahaan kepada
masyarakat sesuai peraturan yang berlaku (peraturan perpajakan maupun
peraturan lainnya).
Kos politik mencakup semua biaya (transfer kekayaan) yang harus
ditanggung oleh perusahaan terkait dengan tindakan-tindakan politis seperti
antitrust, regulasi, subsidi pemerintah, pajak, tarif, tuntutan buruh, dan lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
sebagainya. Sementara proses pengalihan kekayaan biasanya didasarkan
informasi akuntansi, seperti laba perusahaan atau informasi akuntansi lainnya.
Sehubungan dengan adanya biaya monitoring terhadap pembuatan dan
penyelenggaraan aturan, keputusan regulasi ingin memperbaiki angka akuntansi.
Hipotesis political cost memprediksikan bahwa manajer ingin mengecilkan laba
untuk mengurangi biaya politik yang potensial (Watts dan Zimmerman, 1986).
Hipotesis political cost juga menyatakan bahwa perusahaan besar cenderung
menggunakan metode yang dapat mengurangi laba periodik dibandingkan dengan
perusahaan kecil (Kiryanto dan Supriyanto, 2006).
Na’im dan Hartono (1996) mengevaluasi 50 perusahaan untuk menguji
apakah manajer perusahaan di Amerika Serikat yang mendapat ancaman denda
karena melakukan praktik yang ilegal merekayasa laba dengan tujuan untuk
meminimalkan denda. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis political cost.
Han dan Wang (1998) mengevaluasi 76 perusahaan dalam industri
minyak pada tahun 1990. Pada tahun 1990, invasi Irak ke Kuwait memicu
kenaikan harga minyak dan gasoline. Biaya politik yang dihadapi industri minyak
terkait dengan kenaikan harga tersebut adalah kemungkinan timbulnya regulasi
untuk mengendalikan tingkat harga minyak atau kemungkinan peningkatan pajak
atas keuntungan yang tak terduga yang sedang dinikmati oleh industri minyak di
Amerika Serikat pada saat itu. Hasil penelitian Han dan Wang (1998)
membuktikan bahwa petrolium refining firm melakukan rekayasa penurunan
akrual untuk mengurangi besarnya laba selama masa krisis teluk 1990.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Inti dari hipotesis political cost adalah keinginan perusahaan untuk
meminimalkan transfer kekayaan dari perusahaan ke pihak lain atau keinginan
untuk memaksimalkan transfer kekayaan yang dapat dinikmati oleh perusahaan
merupakan salah satu pemicu manajer untuk melakukan rekayasa laba.
Foster (1986) menyatakan laba yang tinggi menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam membayar tambahan pajak, sehingga dapat diharapkan
manajer memiliki motivasi memilih kebijakan dan prosedur akuntansi yang dapat
menurunkan laba untuk meminimalkan kos politik, dan penerapan metoda
akuntansi konservatif akan dapat menjadi pilihan para manajer dalam mengelola
perusahaan.
Widya (2005) dalam penelitiannya memproksikan kos politik dengan
ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan dapat berhubungan dengan konservatisma
akuntansi. Perusahaan yang berukuran besar biasanya lebih diawasi oleh
pemerintah dan masyarakat. Jika perusahaan berukuran besar mempunyai laba
tinggi secara relatif permanen, maka pemerintah dapat terdorong untuk
menaikkan pajak dan meminta layanan publik yang lebih tinggi kepada
perusahaan (Lo, 2005). Oleh karena itu, perusahaan berukuran besar akan
cenderung melaporkan laba rendah dengan menyelenggarakan akuntansi
konservatif.
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis kedua dapat dinyatakan sebagai
berikut.
H2 : Political Cost berpengaruh positif terhadap konservatisma akuntansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
D. Mekanisme Corporate Governance
Corporate governance adalah suatu sistem tata kelola yang
diselenggarakan dengan mempertimbangkan semua faktor yang mempengaruhi
proses institusional, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi regulator
(Turnbull, 1997). Mayangsari (2003) dalam`penelitiannya menyatakan bahwa
mekanisme corporate governance merupakan cara bagaimana supplier keuangan
perusahaan melakukan kontrol terhadap manajer yang meliputi mekanisme
internal seperti : struktur dewan direksi, kepemilikan manajerial, komisaris
independen, dan kompensasi eksekutif. Serta mekanisme eksternal seperti : pasar
untuk kontrol perusahaan, kepemilikan institusional, dan tingkat pendanaan
dengan hutang.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menyelidiki pengaruh tingkat
implementasi corporate governance terhadap konservatisma laporan keuangan.
Qiang (2003) dalam penelitiannya menggunakan empat variabel corporate
governance (board size, percentage outsiders shareholding, block holder on
board, dan CEO on board) mengambil kesimpulan bahwa semakin kuat
corporate governance suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut cenderung
memilih metoda akuntansi yang menurunkan laba.
Fala (2007) menguji pengaruh konservatisma akuntansi terhadap penilaian
ekuitas perusahaan yang dimoderasi oleh good corporate governance. Fala
(2007) menggunakan variabel jumlah dewan komisaris dan kepemilikan
manajerial sebagai mekanisme corporate governance. Dari hasil penelitian
tersebut ditemukan bahwa jumlah dewan komisaris merupakan variabel yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dapat menginteraksi hubungan antara konservatisma akuntansi dengan nilai
perusahaan meskipun pengaruhnya negatif. Sebaliknya, kepemilikan manajerial
bukan merupakan pemoderasi yang dapat menginteraksi hubungan konservatisma
akuntansi dengan nilai perusahaan.
Arifin (2005) dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi akuntansi konservatif menggunakan komite audit dan komisaris
independen untuk mengetahui apakah variabel corporate governance dapat
mempengaruhi konservatisma akuntansi. Arifin (2005) menggunakan suatu
matrik yang dibentuk dengan menggunakan variabel komite audit dan komisaris
independen untuk mengukur penerapan mekanisme corporate governance dalam
suatu perusahaan, mengambil kesimpulan bahwa corporate governance
berpengaruh terhadap akuntansi.
Penelitian ini menggunakan variabel ukuran dewan komisaris sebagai
ukuran dari mekanisme corporate governance untuk mengetahui apakah
corporate governance tersebut mempengaruhi konservatisma akuntansi. Jensen
(1993) merupakan yang pertama menyimpulkan bahwa ukuran dewan komisaris
merupakan bagian dari mekanisme corporate governance. Hal ini diperkuat oleh
pendapat Allen dan Gale (2000) dalam Fala (2007) yang menegaskan bahwa
ukuran dewan komisaris merupakan mekanisme corporate governance yang
penting. Fala (2007) menyatakan semakin besar ukuran dewan komisaris, fungsi
service dan kontrol akan semakin baik karena akan semakin banyak keahlian
dalam memberikan pertimbangan yang bernilai dalam strategi dan
penyelenggaraan perusahaan, termasuk mengatur perilaku manajer dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
penerapan akuntansi konservatif. Fungsi service dan kontrol dewan komisaris
sebagai mekanisme corporate governance ini dapat dilihat sebagai sinyal kepada
investor bahwa perusahaan telah dikelola sebagaimana mestinya. Diantara
berbagai faktor yang dapat mendorong terciptanya pengelolaan perusahaan yang
efektif, dewan komisaris (struktur pengelolaan) merupakan faktor utama yang
mempengaruhi perilaku manajer dalam pengelolaan perusahaan termasuk dalam
penerapan kebijakan konservatisma akuntansi. Karena corporate governance
merupakan suatu mekanisme yang dapat mengendalikan (mengatur) perilaku
stakeholder, dengan demikian corporate governance diharapkan dapat
mempengaruhi pilihan manajemen dalam menerapkan prinsip akuntansi yang
terkait dengan konservatisma akuntansi.
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis ketiga dapat dinyatakan sebagai
berikut.
H3 : Mekanisme corporate governance yang diukur dengan ukuran dewan
komisaris berpengaruh positif terhadap konservatisma akuntansi.
E. Kerangka Teoritis
Penelitian ini memiliki empat variabel, yaitu: tiga variabel independen dan
satu variabel dependen. Variabel independen yang digunakan adalah Investment
Opportunity Set (IOS), political cost, dan mekanisme corporate governance yang
diukur dengan ukuran dewan komisaris. Adapun variabel dependen yang
digunakan adalah konservatisma akuntansi yang diukur dengan market to book
ratio.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Gambar 2.1 Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), political cost, dan
mekanisme corporate governance yang diukur dengan ukuran dewan
komisaris terhadap konservatisma akuntansi
Variabel independen : Investment Opportunity Set (IOS),
Political Cost dan
Mekanisme Corporate Governance.
Variabel dependen : Konservatisma Akuntansi
Political Cost Konservatisma :
market to book ratio
Mekanisme
Corporate
Governance :
Ukuran Dewan
Komisaris
Investment
Opportunity Set
(IOS)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
METODA PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk dalam kategori empiris. Melalui penelitian ini
penulis akan mencoba memberikan bukti mengenai pengaruh Investment
Opportunity Set (IOS), political cost, dan mekanisme corporate governance yang
diukur dengan ukuran dewan komisaris terhadap konservatisma akuntansi.
B. Data, Populasi dan Sampel
Metoda pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
pengumpulan data sekunder seluruh perusahaan yang terdaftar dan aktif di Bursa
Efek Indonesia (BEI) dengan sampel perusahaan yang termasuk dalam daftar LQ-
45 yaitu perusahaan yang tercatat melakukan transaksi paling aktif setiap tahun di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan data sekunder dari
laporan keuangan perusahaan pada tahun 2005-2008 diambil dengan metoda
purposive sampling. Dengan metoda purposive sampling, sampel dipilih atas
dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria sebagai berikut :
a. Perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45 dan mempublikasikan laporan
keuangan auditan secara lengkap dari tahun 2005-2008.
b. Perusahaan yang terdaftar setiap tahun dalam LQ-45 pada perioda
2005-2008.
c. Tidak de-listing selama tahun 2005-2008.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
d. Perioda laporan keuangan berakhir setiap 31 Desember.
e. Menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah.
f. Memiliki data yang lengkap sesuai dengan kebutuhan penulis.
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
1. Variabel dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah konservatisma akuntansi.
Konservatisma adalah reaksi yang hati-hati (prudent reaction) menghadapi
ketidakpastian yang melekat dalam perusahaan untuk mencoba memastikan
bahwa ketidakpastian dan risiko yang inheren dalam lingkungan bisnis sudah
cukup dipertimbangkan (Dewi, 2003). Penelitian ini menggunakan pendekatan
market to book ratio dalam menghitung konservatisma akuntansi mengacu
pada penelitian Givoly dan Hayn (2000). Pengukuran dengan menggunakan
market to book ratio mencerminkan nilai pasar aktiva relatif terhadap nilai
buku aktiva perusahaan. Rasio yang bernilai lebih dari 1, mengindikasikan
penerapan akuntansi yang konservatif karena perusahaan mencatat nilai
perusahaan lebih rendah dari nilai pasarnya.
MTB = BV
Price
Keterangan :
MTB : Market to Book Ratio.
Price : Harga saham per lembar tahun t.
BV : Nilai buku ekuitas per lembar saham tahun t.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2. Variabel independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Investment Opportunity Set
(IOS), political cost, dan mekanisme corporate governance.
a. Investment Opportunity Set (IOS)
Investment Opportunity Set (IOS) merupakan variabel yang menunjukkan
keputusan investasi perusahaan. Keputusan investasi tersebut dapat dilihat
dari aspek growth opportunities yaitu keputusan investasi dengan basis
aktiva tetap perusahaan yaitu penambahan atau pengurangan aktiva tetap
perusahaan. Investment Opportunity Set (IOS) dinotasikan dengan rumus:
IOS = Aset Total
tetapaktivabuku Nilai- tetapaktivabuku Nilai 1-tt
Langkah selanjutnya adalah dengan membentuk variabel dummy IOS
(DIOS), penulis memberikan kode (1) untuk perusahaan yang tumbuh,
atau IOS positif, dan (0) untuk perusahaan yang tidak tumbuh, atau
IOS negatif (Jati, 2003).
b. Political cost
Kos politik timbul dari konflik kepentingan antara perusahaan (manajer)
dengan pemerintah sebagai kepanjangan tangan masyarakat yang memiliki
wewenang untuk melakukan pengalihan kekayaan dari perusahaan kepada
masyarakat sesuai peraturan yang berlaku (peraturan perpajakan maupun
peraturan lainnya). Sementara proses pengalihan kekayaan biasanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
didasarkan pada informasi akuntansi, seperti laba perusahaan atau
informasi akuntansi lainnya.
Dalam penelitian ini kos politik (political cost) diproksikan dengan ukuran
perusahaan. Ukuran perusahaan dapat berhubungan dengan tingkat
konservatisma akuntansi. Perusahaan yang berukuran besar biasanya akan
lebih diawasi oleh pemerintah dan masyarakat. Jika perusahaan berukuran
besar mempunyai laba tinggi secara relatif permanen, maka pemerintah
dapat terdorong untuk memungut pajak yang lebih tinggi dan meminta
layanan publik yang lebih baik pula kepada perusahaan. Oleh karena itu,
perusahaan yang berukuran besar cenderung melaporkan laba rendah
secara relatif permanen dengan menyelenggarakan akuntansi konservatif.
Ukuran perusahaan diukur dengan market capitalization yaitu jumlah
saham beredar dikalikan dengan harga penutupan akhir tahun kemudian
hasilnya di-log agar nilai tidak terlalu besar untuk masuk ke persamaan.
c. Mekanisme corporate governance
Corporate governance adalah suatu sistem tata kelola yang
diselenggarakan dengan mempertimbangkan semua faktor yang
mempengaruhi proses institusional, termasuk faktor-faktor yang
mempengaruhi regulator. Semakin kuat corporate governance dalam suatu
perusahaan maka perusahaan tersebut akan lebih cenderung memilih
strategi akuntansi konservatif (Qiang, 2003). Dalam penelitian ini
menggunakan ukuran dewan komisaris sebagai bentuk penerapan
mekanisme corporate governance. Dewan komisaris merupakan faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
utama yang mempengaruhi perilaku manajer dalam pengelolaan
perusahaan termasuk dalam penerapan kebijakan konservatisma akuntansi
Fala (2007).
D. Analisis Data
1. Analisis deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran tentang distribusi
data dalam penelitian ini. Statistik deskriptif meliputi mean, minimum,
maximum serta standar deviasi yang bertujuan mengetahui distribusi data yang
menjadi sampel penelitian.
2. Uji asumsi klasik
Dalam pengujian ini tidak dilakukan uji normalitas, homoskedastisitas,
autokorelasi maupun multikolinearitas. Pengujian asumsi klasik dalam model
regresi logistik tidak perlu dilakukan, karena asumsi multivariate normal
distribution tidak dapat dipenuhi, hal ini disebabkan karena variabel bebas
merupakan campuran antara variabel metrik dan kategorikal (non-metrik)
(Ghozali, 2005).
3. Uji hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan regresi logistik dengan persamaan
regresi :
DKON = α + DIOS + PC + UDK + e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Keterangan Notasi :
α = Konstanta.
DKON = Dummy Konservatisma Akuntansi.
DIOS = Dummy Investment Opportunity Set .
PC = Political Cost.
UDK = Ukuran Dewan Komisaris.
- = Koefisien Regresi.
e = error term
Analisa yang akan dilakukan atas model penelitian ini adalah dengan
analisis secara keseluruhan untuk mengetahui apakah variabel independen
Investment Opportunity Set (IOS), political cost, dan mekanisme corporate
governance yang diukur dengan menggunakan ukuran dewan komisaris dapat
mempengaruhi variabel dependen konservatisma yang diukur dengan
menggunakan pendekatan market to book ratio.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data dari laporan keuangan perusahaan yang
terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan pada bab sebelumnya, maka diperoleh sampel penelitian dengan
rincian sebagai berikut :
Tabel IV. 1
Hasil Pengambilan Sampel
Sumber : Hasil Sampling
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 18 perusahaan dengan kriteria seperti yang telah
dikemukakan diatas yang meliputi 72 observasi untuk perioda pengamatan tahun
2005-2008. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan bantuan
software SPSS 15.0 for windows.
Kriteria Sampel Jumlah
Perusahaan terdaftar dalam LQ-45 di BEI tahun 2005-2008 180
Perusahaan terdaftar dalam LQ-45 berturut-turut tiap tahun
selama perioda 2005-2008
18
Perusahaan yang dijadikan sampel 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
B. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan pengujian statistik secara umum yang
bertujuan untuk melihat distribusi data dari variabel yang digunakan dalam
penelitian ini. Statistik deskriptif dalam penelitian ini disajikan untuk memberikan
informasi mengenai karakteristik variabel penelitian meliputi nilai-nilai minimum,
maksimum, rata-rata (mean), dan deviasi standar.
Tabel IV. 2
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DKON 72 0 1 .86 .348
DIOS 72 0 1 .81 .399
LNPC 72 27.60 32.95 30.3416 1.19396
UDK 72 3 12 6.69 2.360
Valid N (listwise)
72
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Keterangan :
DKON = Dummy Konservatisma Akuntansi
DIOS = Dummy Investment Opportunity Set
LNPC = Political Cost
UDK = Ukuran Dewan Komisaris
Hasil statistik deskriptif pada tabel IV.2 menunjukkan variabel dummy
konservatisma akuntansi yang diukur dengan market to book ratio memiliki nilai
minimum sebesar 0 dengan nilai maksimum 1. Nilai rata-rata konservatisma
akuntansi sebesar 0.86 dengan standar deviasi sebesar 0.34.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Variabel dummy Investment Opportunity Set (IOS) memiliki nilai
minimum sebesar 0 dengan nilai maksimum 1. Nilai rata-rata Investment
Opportunity Set (IOS) sebesar 0.81 dengan standar deviasi sebesar 0.39.
Variabel political cost memiliki nilai minimum sebesar 27.60 dengan nilai
maksimum 32.95. Nilai rata-rata political cost sebesar 30.34 dengan standar
deviasi sebesar 1.19.
Variabel mekanisme corporate governance yang diukur dengan
menggunakan ukuran dewan komisaris memiliki nilai minimum sebesar 3 dengan
nilai maksimum 12. Nilai rata-rata mekanisme corporate governance yang diukur
dengan ukuran dewan komisaris sebesar 6.69 dengan standar deviasi sebesar 2.36.
C. Pengujian Hipotesis
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Investment Opportunity
Set (IOS), political cost, dan mekanisme corporate governance yang diukur
dengan ukuran dewan komisaris terhadap konservatisma akuntansi pada
perusahaan yang setiap tahun terdaftar dalam LQ-45 pada perioda 2005-2008.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi logistik antara
variabel independen (dummy konservatisma akuntansi) dengan tiga variabel
dependen yaitu dummy Investment Opportunity Set (IOS), political cost, dan
mekanisme corporate governance. Variabel konservatisma akuntansi diukur
dengan menggunakan market to book ratio. Tingkat signifikansi yang digunakan
adalah 5%. Uji hipotesis dalam penelitian ini meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
1. Menilai Model Fit
Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data. Statistik yang
digunakan berdasarkan fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah
probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input.
Untuk menganalisa hal ini, L ditransformasikan menjadi -2LogL.
Tabel IV.3
Iteration Historya,b,c,d
50.192 -13.853 .090 .524 -.100
42.617 -29.858 .149 1.100 -.233
40.939 -41.075 .184 1.507 -.330
40.821 -44.770 .201 1.641 -.362
40.820 -45.104 .203 1.653 -.365
40.820 -45.106 .203 1.653 -.365
40.820 -45.106 .203 1.653 -.365
Iterat ion
1
2
3
4
5
6
7
Step
1
-2 Log
likelihood Constant DIOS LNPC UDK
Coeff icients
Method: Entera.
Constant is included in the model.b.
Initial -2 Log Likelihood: 58.024c.
Estimat ion terminated at iteration number 7 because parameter estimates
changed by less than .001.
d.
Sumber : Hasil Olah Data
Dari output SPSS diatas diketahui bahwa nilai -2LogL untuk model dan
konstanta dengan variabel Investment Opportunity Set (IOS), political cost,
dan mekanisme corporate governance yang diukur dengan menggunakan
ukuran dewan komisaris tidak signifikan pada tingkat signifikansi 5%, yang
berarti model fit dengan data (Ghozali, 2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2. Nagelkerke R- Square
Hasil pengujian untuk Nagelkerke R- Square tersaji pada tabel berikut ini.
Tabel IV.4
Model Summary
a Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than .001.
Sumber : Hasil Olah Data
Cox-Snell dan Nagelkerke R memiliki analogi sama dengan nilai R-square
pada regresi linier. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai Nagelkerke
R- Square sebesar 0.384. hal tersebut berarti 38.4% perubahan konservatisma
akuntansi dipengaruhi oleh dummy Investment Opportunity Set (IOS), political
cost, dan mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan ukuran
dewan komisaris. Sisanya sebesar 61.6% dijelaskan oleh faktor lain diluar
model penelitian ini.
3. Omnibus Test
Hasil uji Omnibus Test tersaji pada tabel berikut ini.
Tabel IV.5
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 17.203 3 .001
Block 17.203 3 .001
Model 17.203 3 .001
Sumber : Hasil Olah Data
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1 40.820(a) .213 .384
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Omnibus test dapat dianalogikan seperti nilai F pada pengujian regresi linier.
Hasil Omnibus test diperoleh koefisien Chi-Square sebesar 17.203 dengan
tingkat nilai p sebesar 0.001. Pengujian memberikan hasil yang signifikan
sehingga dapat disimpulkan bahwa Investment Opportunity Set (IOS),
political cost, dan mekanisme corporate governance berpengaruh bersama-
sama terhadap konservatisma akuntansi.
4. Nilai t
Nilai t regresi pada logistik regresi tersaji pada tabel variables in equation.
Nilai Wald pada tabel dapat dianalogikan sebagai t hitung, sedangkan kolom B
merupakan koefisien regresi dan konstanta. Hasil uji t regresi logistik tersaji
pada tabel berikut ini.
Tabel IV.6
Variables in the Equation
.203 .915 .049 1 .824 1.225 .204 7.361
1.653 .501 10.878 1 .001 5.223 1.956 13.951
-.365 .197 3.435 1 .064 .694 .472 1.021
-45.106 14.072 10.274 1 .001 .000
DIOS
LNPC
UDK
Constant
Step
1a
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
95.0% C.I. for EXP(B)
Variable(s) entered on step 1: DIOS, LNPC, UDK.a.
Sumber : Hasil Olah Data
Hasil nilai t logistik regresi menunjukkan bahwa variabel dummy Investment
Opportunity Set (IOS) memiliki koefisien regresi sebesar 0.203 dengan nilai p
sebesar 0.824. Dari tabel diatas, hasil pengujian regresi logistik menunjukkan
bahwa koefisien regresi untuk variabel dummy Investment Opportunity Set
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
(IOS) adalah positif, tetapi secara statistik tidak signifikan pada tingkat
signifikansi 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa Investment Opportunity Set
(IOS) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap konservatisma akuntansi.
Akan tetapi hasil ini mendukung hipotesis pertama, atau hipotesis pertama
diterima. Artinya bahwa Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh positif
terhadap konservatisma akuntansi.
Variabel political cost memiliki koefisien regresi sebesar 1.653 dengan
nilai p sebesar 0.001. Dari tabel diatas, hasil pengujian regresi logistik
menunjukkan bahwa koefisien regresi untuk variabel political cost adalah
positif, secara statistik signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Maka dapat
disimpulkan bahwa political cost berpengaruh positif dan signifikan terhadap
konservatisma akuntansi. Hasil ini mendukung hipotesis kedua, atau hipotesis
kedua diterima.
Mekanisme corporate governance dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan ukuran dewan komisaris. Dari tabel diatas, hasil pengujian
regresi menunjukkan bahwa koefisien regresi untuk variabel dewan komisaris
adalah negatif dan secara statistik tidak signifikan pada tingkat signifikansi
5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mekanisme corporate governance
yang diukur dengan menggunakan ukuran dewan komisaris berpengaruh
negatif terhadap konservatisma akuntansi. Hasil ini tidak mendukung hipotesis
ketiga, atau hipotesis ketiga ditolak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
D. Pembahasan
Dari hasil pengujian diatas, diketahui beberapa kesimpulan. Pertama,
Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh positif terhadap konservatisma
akuntansi. Hasil ini mendukung hasil penelitian Lafond dan Rouchowdhury
(2007) yang menunjukkan bahwa Investment Opportunity Set (IOS) berasosiasi
dalam hubungan antara assymetric timeliness sebagai proksi konservatisma. Hasil
penelitian ini menunjukkan koefisien regresi positif, hal tersebut mengindikasikan
bahwa semakin besar Investment Opportunity Set (IOS) maka akan semakin besar
market to book ratio sebagai proksi konservatisma. Givoly dan Hayn (2000)
menyatakan bahwa pengaruh positif antara Investment Opportunity Set (IOS) dan
market to book ratio sebagai proksi konservatisma terjadi karena pasar bereaksi
positif terhadap pertumbuhan perusahaan, sehingga harga saham meningkat ketika
pertumbuhan perusahaan tinggi.
Kedua, political cost berpengaruh positif terhadap konservatisma
akuntansi. Perusahaan yang berukuran besar biasanya lebih diawasi oleh
pemerintah dan masyarakat. Jika perusahaan berukuran besar mempunyai laba
tinggi secara relatif permanen, maka pemerintah dapat terdorong untuk menaikkan
pajak dan meminta layanan publik yang lebih tinggi kepada perusahaan (Lo,
2005). Sehingga semakin besar political cost dikeluarkan oleh perusahaan, maka
perusahaan tersebut semakin cenderung untuk memilih strategi akuntansi yang
lebih konservatif. Hasil tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan
Qiang (2003) dan Widya (2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Ketiga, mekanisme corporate governance yang diukur dengan
menggunakan ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap
konservatisma akuntansi. Artinya hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Fala (2007), yang menyatakan semakin banyak jumlah dewan
komisaris, maka fungsi service dan kontrol akan semakin baik karena akan
semakin banyak keahlian dalam memberikan pertimbangan yang bernilai dalam
strategi dan penyelenggaraan perusahaan, sehingga mampu mengatur perilaku
manajer dalam penerapan akuntansi konservatif. Namun, hasil pengujian ini
mendukung penelitian yang dilakukan Yermack (1996), Beasley (1996), dan
Jensen (1993). Dewan komisaris yang berukuran kecil akan lebih efektif dalam
melakukan tindakan pengawasan dibandingkan dewan komisaris berukuran besar.
Ukuran dewan komisaris yang besar dianggap kurang efektif dalam menjalankan
fungsinya karena sulit dalam komunikasi, koordinasi serta pembuatan keputusan,
termasuk mempengaruhi perilaku manajer dalam pengelolaan perusahaan untuk
menerapkan akuntansi konservatif. Penulis menduga hal tersebut merupakan salah
satu alasan mengapa hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Fala (2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai
pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), political cost, dan mekanisme
corporate governance yang diukur dengan ukuran dewan komisaris terhadap
konservatisma akuntansi. Penelitian ini dilakukan terhadap 18 perusahaan yang
setiap tahun terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) perioda
pengamatan tahun 2005-2008. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan persamaan regresi logistik dengan bantuan SPSS 15.0 for Windows.
Berdasarkan uraian pada analisis data dan pembahasan diatas, maka dapat
disimpulkan beberapa hal seperti berikut ini :
1. Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh positif terhadap konservatisma
akuntansi. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Faradillah
(2010) dan Givoly dan Hayn (2000).
2. Political cost berpengaruh positif terhadap konservatisma akuntansi. Semakin
besar political cost yang dikeluarkan oleh perusahaan maka perusahaan
semakin cenderung memilih strategi akuntansi yang lebih konservatif. Hasil
ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Qiang (2003) dan Widya
(2005).
3. Mekanisme corporate governance yang diukur dengan menggunakan ukuran
dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap konservatisma akuntansi. Hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
ini tidak konsisten dengan penelitian Fala (2007) yang menyatakan semakin
banyak jumlah dewan komisaris, maka perusahaan cenderung konservatis.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Yermack (1996),
Beasley (1996), dan Jensen (1993). Ukuran dewan komisaris yang besar
dianggap kurang efektif dalam menjalankan fungsinya karena sulit dalam
komunikasi, koordinasi serta pembuatan keputusan, termasuk
mempengaruhi perilaku manajer dalam pengelolaan perusahaan untuk
menerapkan akuntansi konservatif.
B. Keterbatasan
Dalam penelitian ini penulis mengakui mempunyai banyak keterbatasan-
keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain:
1. Penelitian ini hanya mengambil perioda pengamatan selama empat tahun,
sehingga kurang dapat memperdalam analisis.
2. Penelitian ini hanya dibatasi pada perusahaan yang terdaftar setiap tahunnya
dalam LQ-45 pada perioda yang telah ditentukan.
3. Penelitian ini tidak menguji semua variabel yang diduga akan berpengaruh
terhadap konservatisma akuntansi.
4. Penelitian ini tidak menguji semua variabel yang termasuk dalam mekanisme
corporate governance. Variabel yang digunakan untuk mengukur
implementasi corporate governance dalam penelitian ini adalah ukuran
dewan komisaris.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
C. Implikasi dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan para pemakai laporan
keuangan memperoleh tambahan informasi terkait dengan konservatisma laporan
keuangan perusahaan, selain itu dengan adanya penerapan corporate governance
yang baik diharapkan perusahaan menghasilkan kualitas laporan keuangan yang
baik pula. Berdasarkan keterbatasan-keterbatasan yang dikemukakan di atas, hasil
penelitian ini diharapkan dapat mendorong pengembangan penelitian-penelitian
selanjutnya mengenai konservatisma akuntansi. Penelitian di masa yang akan
datang diharapkan dapat memperbaiki keterbatasan-keterbatasan penelitian ini.
Hal-hal yang mungkin menjadi pertimbangan untuk penelitian yang akan
datang adalah sebagai berikut :
1. Untuk lebih memperluas dan memperdalam analisis yang dilakukan,
penelitian selanjutnya disarankan untuk mengambil periode waktu yang
lebih panjang.
2. Penelitian berikutnya perlu mempertimbangkan sampel yang lebih
representatif dan diseleksi secara random.
3. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan pengukuran variabel corporate
governance yang lain seperti komite audit, komposisi dewan komisaris dan
kepemilikan institusional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
DAFTAR PUSTAKA
Adam, Tim dan Vidhan K. Goyal. 2007. “The Investment Opportunity Set And Its
Proxy Variables”. www.ssrn.com
Ahmed, Anwer S. dan Scott Duellman. 2007. ”Accounting Conservatism and Board
of Director Characteristics: An Empirical Analysis". www.ssrn.com
Arifin, Taufiq. 2005. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konservatisma
Akuntansi. Skripsi S1 Jurusan Akuntansi”. Tidak dipublikasikan. Fakultas
Ekonomi UNS. Surakarta.
Basu, Sudipta. 1997. “The Conservatism Principle and the Asymmetric Timeliness of
Earnings”. Journal of Accounting and Economics 24: 3-37.
Beasley, Mark S. 1996. “An Empirical Analysis of the Relation Between the Board of
Director Composition and Financial Statement Fraud”. The Accounting
Review. Vol. 17. No. 4, Oktober, hal. 443-465.
Beiner, S., W. Drobetz,. F. Schmid., H. Zimmermann. 2003. “Is Board Size an
Independent Corporate Governance Mechanism?”. www. unibaz. com
Boediono, Gideon S.B. 2005. “Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance dan Dampak Manajemen Laba Dengan Menggunakan Analisis
Jalur”. Simposium Nasional Akuntansi 8. Solo : 172-194.
Dewi, Ratna A.A.A. 2003. “Pengaruh Konservatisma Laporan Keuangan terhadap
Earning Response Coefficient”. Simposium Nasional Akuntansi 6. Surabaya.
Fala, Dwiyana A.S. 2007. “Pengaruh Konservatisma Akuntansi Terhadap Penilaian
Ekuitas Perusahaan Dimoderasi Oleh Good Corporate Governance”.
Simposium Nasional Akuntansi 10. Makassar.
Faradillah. 2010. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Investment Opportunity Set
(IOS) terhadap Konservatisma Akuntansi”. Skripsi S1 Jurusan Akuntansi.
Tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi UNS. Surakarta.
Foster, George. 1986. “Financial Statement Analysis 2nd
Edition”. Prentice Hall.
International.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Gaver, Jennifer J. dan Kenneth M. Gaver. 1993. “Additional Evidence on The
Association between The Investment Opportunity Set and Corporate
Financing, Divedend, and Compensation Policies”. Journal of Accounting and
Economics. 125-160.
Ghozali, Imam. 2005. ”Analisis Multivariat dengan Program SPSS”. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro: Semarang.
Givoly, Dan dan Carla Hayn. 2000. “The Changing Time Series Properties of
Earnings, Cash flow and Accruals: Has Financial Reporting Become More
Conservative?” Journal of Accounting and Economics 29 (2000) 287-3.
Givoly, Dan dan Carla Hayn. 2002. “Rising Conservatism, Implication for Financial
Analysis”. AIMR (January/February) : 56-74.
Han, Jerry C. Y. dan Shing-Wu Wang. 1998. “Political Costs and Earning
Management of Oil Companies During The 1990 Persian Gulf Crisis”. The
Acounting Review.
Jati, I Ketut. 2003. “Relevansi Nilai Dividend Yield dan Price Earnings Ratio dengan
Moderasi Investment Opportunity Set (IOS) dalam Penilaian Harga Saham”.
Simposium Nasional Akuntansi: Ikatan Akuntan Indonesia.
Jensen, M. C. 1993. ”The Modern Industrial Revolution, Exit, and the Failure of
Internal Control System”. Journal of Finance. Vol. 48. July. hal. 831-880.
Jensen, M. C. dan William Meckling. 1976. ”Theory of The Firm: Managerial
Behaviour, Agency Cost, and Ownership Structure”. Journal of Financial
Economics 3. 305-360.
Juanda, Ahmad. 2007. “Pengaruh Risiko Litigasi Dan Tipe Strategi Terhadap
Hubungan Antara Konflik Kepentingan Dan Konservatisma Akuntansi”.
Simposium Nasional Akuntansi 10: Ikatan Akuntan Indonesia.
Kiryanto, dan Edy Suprianto. 2006. ”Pengaruh Moderasi Size Terhadap Hubungan
Laba Konservatisma dengan Neraca Konservatisma”. Simposium Nasional
Akuntansi 9: Ikatan Akuntansi Indonesia.
Lafond, Ryan dan Sugata Rouchowdhury. 2007. “Managerial Ownership and
Accounting Conservatism”. www.ssrn.com
Lafond, Ryan and Ross L. Watts. 2007. “The Information Role of Conservatism”.
www.ssrn.com
Lasdi, Ludovicus. 2008. “Determinan Konservatisma Akuntansi”. The 2nd National
Conference UKWMS Surabaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Lestari, Holydia. 2004. “Pengaruh Kebijakan Utang, Kebijakan Dividen, Risiko dan
Profitabilitas Perusahaan terhadap Set Kesempatan Investasi”. Simposium
Nasional Akuntansi 7: Ikatan Akuntansi Indonesia.
Lo, Eko Widodo. 2005. ”Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan Terhadap
Konservatisma Akuntansi”. Simposium Nasional Akuntansi 8. Solo.
Mayangsari, Sekar dan Wilopo. 2002. “Konservatisme Akuntansi, Value Relevance
dan Discretionary Accruals: Implikasi Empiris Model Feltham-Ohlson
(1996)”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 5. Hal. 291-310.
Mayangsari, Sekar. 2003. “Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, Serta
Mekanisme Corporate Governance Terhadap Integritas Laporan Keuangan”.
Simposium Nasional Akuntansi 6. Surabaya.
Myers, Stewart C. 1977. ”Determinant of Corporate Borrowing”. Journal of Financial
Economics. 147-175.
Pagalung, Gagaring. 2003. “Pengaruh Kombinasi Keunggulan dan Keterbatasan
Perusahaan Terhadap Set Kesempatan Investasi (IOS)”. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia. Vol. 6 No. 3.
Penman, S dan Xiao-Jun Zhang. 1999. “Accounting Conservatism, The Quality of
Earnings and Stock Returns”. The Accounting Review 77 (2).
Putri, Imanda F. 2006. “Analisis Persamaan Simultan Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang dan Kebjakan Dividen
dalam Perspektif Teori Keagenan”. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang.
Qiang, Xingrong. 2003. “The Economic Determinants of Self-imposed Accounting
Conservatism”. Dissertation. State University of New York at Buffalo.
(January). : 1-41. www.ssrn.com
Saputro, Julianto A. dan Lilis Setiawati. “Kesempatan Bertumbuh dan Manajemen
Laba : Uji Hipotesis Political Cost”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.
Volume 7. No. 2. Hal. 251-263.
Scott, William. R. 2003. “Financial Accounting Theory”. Third Edition. Pearson
Education Canada Inc. Toronto, Ohio.
Smith, C. dan R. L. Watts. 1992. “The Investment Opportunity Set and Corporate
Financing, Dividend, and Compensation Policies”. Journal of Financial
Economics. Vol. 32. No. 3. 263-292.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Turnbull. 1997. “Corporate Governance: Its Scope, Concern, and Theories”.
Corporate Governance: Scholarly Research and Theory Papers. Vol. 5. No. 4.
October.
Walsh, Ciaran. 2003. ”Key Management Ratios: Rasio-rasio Manajemen Penting
Penggerak dan Pengendali Bisnis”. Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Wardhani, Ratna. 2008. “Tingkat Konservatisme Akuntansi Di Indonesia Dan
Hubungannya Dengan Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu Mekanisme
Corporate Governance”. Simposium Nasional Akuntansi 11: Ikatan Akuntan
Indonesia.
Watts, Ross L. dan Jerold L. Zimmerman. 1986. “Positive Accounting Theory”.
Prentice Hall International., Inc. USA.
Watts, Ross L. dan Jerold L. Zimmerman. 1990. “Positive Accounting Theory: A Ten
Year Prespective”. The Accounting Review Vol. 65.No.1 . P131-156.
Watts, Ross L. 2002. “Conservatism in Accounting”. Financial Research and Policy.
Working Paper No. FR 02-21.
Watts, Ross L. 2003a. “Conservatism in Accounting Part I: Explanations and
Implications”. Working Paper. University of Rochester.
Watts, Ross L. 2003. “Conservatism in Accounting Part II: Evidence and Research
Opportunities”. www.ssrn.com
Widya. 2005. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan Terhadap
Akuntansi Konservatif”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Volume 8. No. 2.
Hal. 138-157.
Wolk, Harry dan Michael G. Tearney. 2000. “Accounting Theory: A Conceptual and
Institutional Approach 5th
edition”. South-Western College Publishing.
Yermack, D. 1996. “Higher Market Valuation of Companies With A Small Board of
Directors”. Journal of Financial Economics 40, 185-211.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LAMPIRAN 1
DAFTAR NAMA PERUSAHAAN YANG DIJADIKAN SAMPEL
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 AALI Astra Agro Lestari
2 ANTM Aneka Tambang
3 ASII Astra International
4 BLTA Berlian Laju Tanker
5 BUMI Bumi Resources
6 ENRG Energi Mega Persada
7 INCO International Nickel Indonesia
8 INDF Indofood Sukses Makmur
9 INKP Indah Kiat Pulp&Paper
10 ISAT Indosat
11 LSIP PP London Sumatera
12 MEDC Medco Energi International
13 PGAS Perusahaan Gas Negara
14 PTBA Bukit Asam
15 SMCB Holcim Indonesia
16 TLKM Telkom Indonesia
17 UNSP Bakrie Sumatera Plantations
18 UNTR United Tractors
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LAMPIRAN 2
STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DKON 72 0 1 .86 .348
DIOS 72 0 1 .81 .399
LNPC 72 27.60 32.95 30.3416 1.19396
UDK 72 3 12 6.69 2.360
Valid N (listwise) 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LAMPIRAN 3
UJI LOGISTIK REGRESI
doere: : retnE: 1:kcnlB
Iteration Historya,b,c,d
50.192 -13.853 .090 .524 -.100
42.617 -29.858 .149 1.100 -.233
40.939 -41.075 .184 1.507 -.330
40.821 -44.770 .201 1.641 -.362
40.820 -45.104 .203 1.653 -.365
40.820 -45.106 .203 1.653 -.365
40.820 -45.106 .203 1.653 -.365
Iterat ion
1
2
3
4
5
6
7
Step
1
-2 Log
likelihood Constant DIOS LNPC UDK
Coeff icients
Method: Entera.
Constant is included in the model.b.
Initial -2 Log Likelihood: 58.024c.
Estimat ion terminated at iteration number 7 because parameter estimates
changed by less than .001.
d.
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 17.203 3 .001
Block 17.203 3 .001
Model 17.203 3 .001
Model Summary
Step -2 Log
likelihood Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1 40.820(a) .213 .384
a Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than .001.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LAMPIRAN 3 LANJUTAN
UJI LOGISTIK REGRESI
Classification Table(a)
Observed Predicted
DKON Percentage
Correct
optimis konservatif optimis
Step 1 DKON optimis 5 5 50.0
konservatif 1 61 98.4
Overall Percentage 91.7
a The cut value is .500
Variables in the Equation
.203 .915 .049 1 .824 1.225 .204 7.361
1.653 .501 10.878 1 .001 5.223 1.956 13.951
-.365 .197 3.435 1 .064 .694 .472 1.021
-45.106 14.072 10.274 1 .001 .000
DIOS
LNPC
UDK
Constant
Step
1a
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
95.0% C.I. for EXP(B)
Variable(s) entered on step 1: DIOS, LNPC, UDK.a.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
NO KODE NAMA PERUSAHAAN HARGA PASAR NILAI BUKU MTB AKTIVA TETAP t AKTIVA TETAP t-1 TOTAL AKTIVA IOS UDK KAPITALISASI PASAR
1 AALI ASTRA AGRO LESTARI 4,900 1,665 2.942942943 1,294,715,000,000 1,063,592,000,000 3,191,715,000,000 0.07241342 8 7,716,251,000,000
2 ANTM ANEKA TAMBANG 3,575 1,588 2.251259446 3,825,459,000,000 2,692,859,000,000 6,402,714,000,000 0.17689374 5 6,819,999,000,000
3 ASII ASTRA INTERNATIONAL 10,200 4,741 2.151444843 11,495,558,000,000 8,548,140,000,000 46,985,862,000,000 0.06272989 10 41,293,224,200,000
4 BLTA BERLIAN LAJU TANKER 1,040 483 2.15320911 5,184,774,000,000 2,912,405,000,000 7,908,587,000,000 0.28732933 3 4,323,503,000,000
5 BUMI BUMI RESOURCES 760 95 8 4,431,071,000,000 3,649,359,000,000 16,446,361,000,000 0.047531 8 14,747,040,000,000
6 ENRG ENERGI MEGA PERSADA 750 68 11.02941176 5,542,000,000 1,153,000,000 5,059,201,000,000 0.00086753 4 7,118,584,000,000
7 INCO INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA 13,150 12,768 1.029918546 11,591,707,000,000 9,688,524,000,000 16,159,976,000,000 0.1177714 10 13,066,285,000,000
8 INDF INDOFOOD SUKSES MAKMUR 910 456 1.995614035 6,055,277,000,000 6,013,390,000,000 14,786,084,000,000 0.00283287 6 8,594,212,000,000
9 INKP INDAH KIAT PULP&PAPER 1,080 3,671 0.294197766 35,219,390,000,000 33,720,790,000,000 51,617,367,000,000 0.02903286 6 5,908,662,000,000
10 ISAT INDOSAT 5,550 2,673 2.076318743 21,564,781,000,000 17,243,176,000,000 32,787,133,000,000 0.13180796 9 29,721,657,000,000
11 LSIP PP LONDON SUMATERA 2,950 1,027 2.872444012 826,530,000,000 466,379,000,000 2,602,173,000,000 0.13840394 6 3,230,926,000,000
12 MEDC MEDCO ENERGI INTERNASIONAL 3,375 1,578 2.13878327 3,165,192,000,000 2,544,525,000,000 15,182,460,000,000 0.04088053 5 11,247,024,000,000
13 PGAS PERUSAHAAN GAS NEGARA 6,900 936 7.371794872 7,109,108,000,000 6,067,674,000,000 12,574,761,000,000 0.08281939 5 30,953,088,000,000
14 PTBA BUKIT ASAM 1,800 891 2.02020202 444,205,000,000 484,502,000,000 2,839,690,000,000 -0.0141906 6 4,147,437,000,000
15 SMCB HOLCIM INDONESIA 475 240 1.979166667 6,085,542,000,000 6,394,031,000,000 7,324,210,000,000 -0.0421191 6 3,639,878,000,000
16 TLKM TELEKOMUNIKASI INDONESIA 5,900 1,155 5.108225108 46,192,648,000,000 40,071,226,000,000 62,171,044,000,000 0.09846098 5 118,943,996,000,000
17 UNSP BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS 415 211 1.966824645 269,229,000,000 313,949,000,000 1,244,909,000,000 -0.0359223 4 967,365,000,000
18 UNTR UNITED TRACTORS 3,675 1,441 2.550312283 4,307,775,000,000 2,367,251,000,000 10,633,839,000,000 0.18248574 7 10,479,663,000,000
DATA TAHUN 2005
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
NO KODE NAMA PERUSAHAAN HARGA PASAR NILAI BUKU MTB AKTIVA TETAP t AKTIVA TETAP t-1 TOTAL AKTIVA IOS UDK KAPITALISASI PASAR
1 AALI ASTRA AGRO LESTARI 12,600 1,745 7.220630372 1,544,653,000,000 1,294,715,000,000 3,496,955,000,000 0.07147304 6 19,841,787,000,000
2 ANTM ANEKA TAMBANG 8,000 2,244 3.565062389 3,346,303,000,000 3,825,459,000,000 7,290,906,000,000 -0.0657197 5 15,261,536,000,000
3 ASII ASTRA INTERNATIONAL 15,700 5,527 2.840600688 13,030,347,000,000 11,495,558,000,000 57,929,290,000,000 0.02649418 10 63,559,178,000,000
4 BLTA BERLIAN LAJU TANKER 1,740 753 2.310756972 5,903,932,000,000 5,184,774,000,000 8,205,956,000,000 0.08763854 3 7,234,176,000,000
5 BUMI BUMI RESOURCES 900 167 5.389221557 6,335,859,000,000 4,431,071,000,000 22,684,662,000,000 0.0839681 8 17,463,600,000,000
6 ENRG ENERGI MEGA PERSADA 520 127 4.094488189 6,502,000,000 5,542,000,000 9,883,392,000,000 0.0000971 3 7,488,423,000,000
7 INCO INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA 31,000 15,297 2.026541152 10,926,468,000,000 11,591,707,000,000 19,157,656,000,000 -0.0347244 11 30,802,650,000,000
8 INDF INDOFOOD SUKSES MAKMUR 1,350 522 2.586206897 6,463,898,000,000 6,055,277,000,000 16,267,483,000,000 0.02511888 10 12,749,655,000,000
9 INKP INDAH KIAT PULP&PAPER 940 3,062 0.306988896 34,343,343,000,000 35,219,390,000,000 47,646,020,000,000 -0.0183866 11 5,142,724,000,000
10 ISAT INDOSAT 6,750 2,798 2.412437455 24,963,030,000,000 21,564,781,000,000 34,228,658,000,000 0.09928081 9 36,679,051,000,000
11 LSIP PP LONDON INDONESIA 6,600 1,229 5.370219691 882,595,000,000 826,530,000,000 2,985,212,000,000 0.01878091 6 7,228,513,000,000
12 MEDC MEDCO ENERGI INTERNASIONAL 3,550 1,558 2.278562259 4,237,543,000,000 3,165,192,000,000 16,620,285,000,000 0.06452061 5 11,830,203,000,000
13 PGAS PERUSAHAAN GAS NEGARA 11,600 1,229 9.438567941 13,029,450,000,000 7,109,108,000,000 15,113,902,000,000 0.39171499 6 52,628,798,000,000
14 PTBA BUKIT ASAM 3,525 996 3.539156627 403,254,000,000 444,205,000,000 3,107,734,000,000 -0.0131771 6 8,122,065,000,000
15 SMCB HOLCIM INDONESIA 670 274 2.445255474 5,906,379,000,000 6,085,542,000,000 7,065,846,000,000 -0.0253562 6 5,134,143,000,000
16 TLKM TELEKOMUNIKASI INDONESIA 10,100 1,392 7.255747126 55,232,692,000,000 46,192,648,000,000 75,135,745,000,000 0.12031616 5 203,615,993,000,000
17 UNSP BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS 970 276 3.514492754 340,382,280,000 269,229,000,000 1,783,001,195,000 0.03990647 4 2,261,070,000,000
18 UNTR UNITED TRACTORS 6,550 1,613 4.060756355 5,191,454,000,000 4,307,775,000,000 11,247,846,000,000 0.07856429 7 18,678,040,000,000
DATA TAHUN 2006
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
NO KODE NAMA PERUSAHAAN HARGA PASAR NILAI BUKU MTB AKTIVA TETAP t AKTIVA TETAP t-1 TOTAL AKTIVA IOS UDK KAPITALISASI PASAR
1 AALI ASTRA AGRO LESTARI 28,000 2,579 10.85692129 1,755,574,000,000 1,544,653,000,000 5,352,986,000,000 0.03940249 8 44,092,860,000,000
2 ANTM ANEKA TAMBANG 4,475 4,594 0.974096648 3,022,622,000,000 3,346,303,000,000 12,037,917,000,000 -0.0268885 4 42,684,607,000,000
3 ASII ASTRA INTERNATIONAL 27,300 6,660 4.099099099 14,127,390,000,000 13,030,347,000,000 63,519,598,000,000 0.01727094 12 110,520,100,000,000
4 BLTA BERLIAN LAJU TANKER 2,650 797 3.324968632 15,810,719,000,000 5,903,932,000,000 20,668,625,000,000 0.47931524 4 11,021,378,000,000
5 BUMI BUMI RESOURCES 6,000 545 11.00917431 6,292,810,000,000 6,335,859,000,000 26,556,109,000,000 -0.0016211 8 116,424,000,000,000
6 ENRG ENERGI MEGA PERSADA 1,490 233 6.394849785 6,650,000,000 6,502,000,000 9,378,194,000,000 0.0000158 4 21,547,212,000,000
7 INCO INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA 96,520 12,604 7.657886385 11,720,005,000,000 10,926,468,000,000 17,775,499,000,000 0.04464218 10 95,637,260,000,000
8 INDF INDOFOOD SUKSES MAKMUR 2,575 755 3.410596026 8,079,455,000,000 6,463,898,000,000 29,527,466,000,000 0.0547137 10 24,318,787,000,000
9 INKP INDAH KIAT PULP&PAPER 840 3,353 0.250521921 37,659,803,000,000 34,343,343,000,000 51,689,503,000,000 0.06416119 11 4,595,626,000,000
10 ISAT INDOSAT 8,650 3,045 2.840722496 30,572,773,000,000 24,963,030,000,000 45,305,086,000,000 0.12382148 10 47,003,525,000,000
11 LSIP PP LONDON SUMATERA 10,650 1,697 6.27578079 1,108,134,000,000 882,595,000,000 3,938,140,000,000 0.05727044 5 14,532,700,000,000
12 MEDC MEDCO ENERGI INTERNASIONAL 5,150 1,526 3.374836173 4,771,745,000,000 4,237,543,000,000 20,227,590,000,000 0.02640957 5 17,162,125,000,000
13 PGAS PERUSAHAAN GAS NEGARA 15,350 1,389 11.05111591 16,446,173,000,000 13,029,450,000,000 20,348,341,000,000 0.16791162 5 69,687,247,000,000
14 PTBA BUKIT ASAM 12,000 1,215 9.87654321 360,571,000,000 403,254,000,000 3,928,071,000,000 -0.0108661 6 27,649,582,000,000
15 SMCB HOLCIM INDONESIA 1,750 295 5.93220339 5,671,804,000,000 5,906,379,000,000 7,208,250,000,000 -0.0325426 6 13,410,075,000,000
16 TLKM TELEKOMUNIKASI INDONESIA 10,150 1,674 6.063321386 61,168,983,000,000 55,232,692,000,000 82,058,760,000,000 0.07234195 5 204,623,993,000,000
17 UNSP BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS 2,275 630 3.611111111 741,089,000,000 340,382,280,000 4,310,904,000,000 0.0929519 4 8,617,416,000,000
18 UNTR UNITED TRACTORS 10,900 2,011 5.420188961 5,527,058,000,000 5,191,454,000,000 13,002,619,000,000 0.02581049 8 31,082,539,000,000
DATA TAHUN 2007
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
NO KODE NAMA PERUSAHAAN HARGA PASAR NILAI BUKU MTB AKTIVA TETAP t AKTIVA TETAP t-1 TOTAL AKTIVA IOS UDK KAPITALISASI PASAR
1 AALI ASTRA AGRO LESTARI 9,800 3,274 2.993280391 2,001,772,000,000 1,755,574,000,000 6,519,791,000,000 0.03776164 7 15,432,501,000,000
2 ANTM ANEKA TAMBANG 1,090 845 1.289940828 2,890,477,780,000 3,022,622,000,000 10,245,040,780,000 -0.0128984 5 10,396,921,000,000
3 ASII ASTRA INTERNATIONAL 10,550 8,172 1.290993637 18,742,000,000,000 14,127,390,000,000 80,740,000,000,000 0.05715395 10 42,710,149,000,000
4 BLTA BERLIAN LAJU TANKER 580 1,285 0.451361868 20,657,220,000,000 15,810,719,000,000 24,976,324,000,000 0.19404381 4 2,661,783,000,000
5 BUMI BUMI RESOURCES 910 890 1.02247191 3,052,853,000,000 6,292,810,000,000 58,253,000,000,000 -0.0556187 8 17,657,640,000,000
6 ENRG ENERGI MEGA PERSADA 84 256 0.328125 1,873,000,000 6,650,000,000 12,626,623,000,000 -0.0003783 5 1,209,668,000,000
7 INCO INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA 1,930 1,672 1.15430622 14,630,536,000,000 11,720,005,000,000 20,176,295,000,000 0.14425498 10 19,177,134,000,000
8 INDF INDOFOOD SUKSES MAKMUR 930 968 0.960743802 9,586,545,000,000 8,079,455,000,000 39,594,264,000,000 0.03806334 10 8,165,797,000,000
9 INKP INDAH KIAT PULP&PAPER 740 4,304 0.171933086 47,725,347,000,000 37,659,803,000,000 65,349,184,000,000 0.15402708 9 4,048,527,000,000
10 ISAT INDOSAT 5,750 3,204 1.79463171 38,394,073,000,000 30,572,773,000,000 51,693,323,000,000 0.15130194 10 31,245,118,000,000
11 LSIP PP LONDON SUMATERA 2,925 2,343 1.248399488 1,377,634,000,000 1,108,134,000,000 4,921,310,000,000 0.05476184 6 3,991,375,000,000
12 MEDC MEDCO ENERGI INTERNASIONAL 1,870 2,416 0.774006623 1,723,710,000,000 4,771,745,000,000 21,683,449,000,000 -0.1405697 5 6,231,684,000,000
13 PGAS PERUSAHAAN GAS NEGARA 1,860 308 6.038961039 17,613,479,000,000 16,446,173,000,000 25,550,580,000,000 0.04568609 5 42,718,966,000,000
14 PTBA BUKIT ASAM 6,900 1,735 3.976945245 383,932,000,000 360,571,000,000 6,106,392,000,000 0.00382566 5 15,898,510,000,000
15 SMCB HOLCIM INDONESIA 4,175 331 12.61329305 5,831,892,000,000 5,671,804,000,000 8,208,985,000,000 0.01950156 7 24,764,096,000,000
16 TLKM TELEKOMUNIKASI INDONESIA 6,900 1,702 4.054054054 71,006,244,000,000 61,168,983,000,000 91,256,250,000,000 0.10779822 5 139,103,995,000,000
17 UNSP BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS 260 652 0.398773006 743,286,000,000 741,089,000,000 4,700,319,000,000 0.00046742 4 984,879,000,000
18 UNTR UNITED TRACTORS 4,400 3,346 1.315002989 9,505,248,000,000 5,527,058,000,000 22,847,721,000,000 0.17411758 8 14,638,260,000,000
DATA TAHUN 2008