perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pengaruh gaya ... · perpustakaan.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KUALITAS SUMBER DAYA
MANUSIA, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP IMPLEMENTASI
ANGGARAN BERBASIS KINERJA
(Studi pada BLU Universitas Sebelas Maret Surakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh :
YENI WULANDARI
NIM. F0309101
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
Skripsi dengan judul:
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KUALITAS SUMBER DAYA
MANUSIA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP IMPLEMENTASI
ANGGARAN BERBASIS KINERJA
( Studi pada BLU Universitas Sebelas Maret Surakarta)
Telah disetujui dan diterima oleh pembimbing untuk diajukan kepada tim penguji
skripsi.
Surakarta, Februari 2013
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
Lulus Kurniasih, S.E., M.S., Ak
NIP.19800531 200501 2015
HALAMAN PENGESAHAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Akuntansi.
Surakarta, ………….…………… 2013
Tim Penguji Skripsi
1. Prof. Dr. Rahmawati, M.Si., Ak. ( )
NIP. 19680401 199303 2001 Ketua
2. Anas Wibawa, S.E., M.Si., Ak. ( )
NIP. 1973021 52000121 1001 Sekretaris
3. Lulus Kurniasih, S.E., M.S., Ak. ( )
NIP.19800531 200501 2015 Pembimbing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan karya kecil saya ini untuk:
Keluarga tercinta yang tiada pernah putus untuk selalu
mendoakan, menyayangi dan mengasihi.
Bapak Supriyadi dan Ibu Ida Ernawati yang telah memberikan
pengorbanan yang luar biasa dalam mendidik dan membesarkan
saya selama ini.
Mas Wahyu dan Adek cantikku Riska yang selalu setia
mendukung dan mendoakan.
Keluarga kedua saya, Geng “Kriuk” yang tiada lelah memberikan
semangat, dukungan dan doanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
HALAMAN MOTTO
“ Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
( QS. Ali ‘Imran : 189)
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong agama
Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu”.
(QS. Muhammad: 7 )
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka
apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah
bekerja keras (untuk urusan yang lain).
Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap”.
(QS. Al-Insyiroh: 5-8)
Kesuksesan bukan hanya diperoleh karena adanya
“kemampuan diri” untuk sukses tetapi “kemauan diri” untuk
sukses adalah lawan yang harus kita taklukan untuk
mencapainya.
(penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat, nikmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ini yang merupakan tugas akhir dalam persyaratan untuk
menyelesaikan program S1 pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi,
Universitas Sebelas Maret.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, ada beberapa hambatan yang
penulis dihadapi, namun penulis memperoleh banyak sekali petunjuk,
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. Wisnu Untoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret.
2. Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan S1 Akuntansi
Reguler Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang telah banyak
memberikan bantuan dan pengarahan dalam menentukan responden
penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
3. Lulus Kurniasih, S.E., M.S., Ak selaku pembimbing akademik dan
pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
dengan penuh kesabaran di sela kesibukan yang padat, sehingga
membantu penulis untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
4. Prof. Dr. Rahmawati, M.Si., Ak dan Anas Wibawa, S.E., M.Si., Ak selaku
tim penguji skripsi yang telah memberikan evaluasi terhadap karya kecil
saya, sehingga bisa menjadi perbaikan yang berarti bagi karya ini.
5. Orang tua tercinta Bapak Supriyadi dan Ibu Ida Ernawati. Terima kasih
atas segala pengorbanan, kasih sayang yang luar biasa dan doa yang tiada
pernah putus, sehingga saya bisa seperti sekarang. InsyaAllah saya akan
selalu memberikan yang terbaik untuk Bapak dan Ibu.
6. Mas Wahyu dan adekku Riska, semoga kita senantiasa bisa menjadi
orang-orang yang sukses dan bisa memberikan yang terbaik untuk kedua
orang tua kita.
7. Tim “ABK Lovers” Sari Nugraeni dan Sri Agustina, terima kasih atas
kesabaran dan perjuangan yang luar biasa dalam mendampingi
penyebaran dan penarikan kuesioner dalam penelitian ini. Kenangan
bersama kalian tidak akan pernah terlupa hehe….
8. Teruntuk MasQ yang TOP banget, teman berantemku sekaligus sahabat
yang paling sering ngalah untukku. Terima kasih untuk dukungan, doa,
nasihat dan semangat yang tak pernah putus untukku. Semoga kita bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
mendapatkan kesuksesan yang kita inginkan. Terima kasih juga untuk
hadiah bukunya yang sangat bermanfaat.
9. Segenap dosen FE UNS. Terima kasih atas ilmu, teladan dan kesabaran
dalam memberikan wawasan baru untuk saya.
10. Geng “Kriuk” Suratmi, Yulia Sandra Nur Fitriana dan Sari Nugraeni.
Terima kasih atas persaudaraan, keluarga baru, doa, semangat dan
dukungan yang luar biasa yang telah kalian berikan. Kalian telah
menambah warna dalam hidupku. Semoga kita menjadi orang-orang yang
sukses di masa depan. Tetap sehat, tetap ingat, tetap semangat dan tetap
menebar manfaat dimanapun kita berada. Aamiin.
11. Sahabat-sahabatku akuntansi yang telah menjadi “nano-nano (rame
rasanya)” Phaul (Ulva), Vivi, Vika, Sari, Sandra, Widi, Novita, Tina,
Dhea, Rachel, Retnia, Lia, Mifta, Laila, Novi, Vito, dan Jokowi. Terima
kasih atas persahabatan yang luar biasa, nasihat dan bantuan selama
kuliah. Semoga kita semua sukses.
12. Komunitas KEI 2009 yang tetap berjuang sampai akhir kepengurusan
2012, Retnia Wulandari, Arrozi Abdullah, Suratmi, Yulia Sandra Nur
Fitriana, Ngatijo Dan Sari Nugraeni. Terima kasih atas pengalaman,
prestasi, kedewasaan yang telah kalian berikan kepadaku. Canda tawa,
susah, senang dan persahabatan yang tulus yang telah kalian berikan akan
senantiasa melekat di hati ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
13. Teman-teman seperjuangan, akuntansi 2009 terima kasih atas
persahabatan, motivasi, bantuan dan kenangan terindah yang kalian
berikan selama mengarungi perjuangan perkuliahan.
14. Keluargaku di KEI FE UNS pejuang ekonomi islam, terima kasih atas
ukhuwah, persaudaraan, persahabatan dan pelajaran berharga yang telah
kalian berikan kepada saya.
15. Alumni keluarga HRD periode 2011 dan 2012 KEI FE UNS Bang
Maman, Mbak Maya, Mas Noveri, Dek Fahri, Dek Hafidh Wahyu, Dek
Sheilla, Dek Ni’ma, Dek Arief, Dek Labib, Dek Bachtiar, Dek Wintari,
Aulia, Dwianita, Annisa, Wulan, Deshinta, Ar Rozi, Dek Hayu, Dek Suci,
Dek Arifin, Dek Nanda, Dek Eri, Dek Heni, Dek Soffi, Dek Suci, Dek
Febri, Dek Aga, Dek Laksmi Dan Dek Rona. Terima kasih untuk
pengalaman, kebersamaan dan pembelajaran yang telah kalian berikan
kepada mbak ya. Semoga kalian sukses dalam semua aktivitas terkhusus
studinya dan selalu menjadi orang-orang yang senantiasa menebar
manfaat dimanapun kalian berada. Bagi pejuang-pejuang HRD mbak titip
KEI ya hehe..
16. Sesepuh KEI FE UNS Mbak Retna, Mbak Riesa, Mbak Dewi Ut, Mbak
Maya, Mbak Dewi Lis, Mbak Lisa, Mbak Isna, Beph Wilis, Mbak Rena,
Mbak Ojul, Mbak Amel, Mbak Dila, Mbak Putri, Mbak Tika, Pres Arif,
Bang Maman, Bang Rizal, Om Lestyo, Mas Hafid, Bang Ipul Amri, Mas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
Adhib. Terima kasih untuk sharing ilmunya dan wejangan-wejangan yang
sangat berharga dan bermanfaat. Kenangan bersama kakak-kakakku
tercinta dan doa yang takkan pernah terputus yang akan menautkan hati-
hati kita dan mempererat ukhuwah diantara kita.
17. Teman-teman Kos Cahya, Dek Debi, Dek Wulan, Dek Erlana, Dek Subuh,
Dek Rima, Mbak Indri, Mbak Santi, Mbak Utik, Mbak Risti yang telah
setia menemani saat-saat menyepi di kos, canda tawa, persahabatan, dan
persaudaraan yang takkan pernah terlupa.
18. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa penulis sebutkan satu
per satu.
19. Pembaca yang budiman.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan dari skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, 1 Februari 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………..………………….. i
HALAMAN PESETUJUAN PEMBIMBING …………………….….……….......... ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………………. iv
HALAMAN MOTTO …………………………………………...…………..……… v
KATA PENGANTAR …………………………………………………..………….. vi
DAFTAR ISI …………………………………………………………….…………. xi
DAFTAR TABEL …………………………………...……………………….…… xiv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………........ xvi
ABSTRAK …………………………………………………..…………………… xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………….. 1
B. Perumusan Masalah ……………………………………………………….. 6
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………………….. 6
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………………… 6
E. Sistematika Penulisan ……………………………………………………... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori …………………………………………………………… 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
1. Teori Kepemimpinan ……………………………………………… 9
2. Konsep Gaya Kepemimpinan ……………………………………... 9
3. Konsep Sumber Daya Manusia …………………………………… 17.
4. Konsep Komitmen Organisasi …………………………………….. 18
5. Konsep Anggaran ………………………………………………….. 20
6. Konsep Anggaran Berbasis Kinerja ……………………………….. 21
B. Penelitian Terdahulu Dan Pengembangan Hipotesis ……………………... 23
1. Gaya Kepemimpinan ………………………………………………. 27
2. Sumber Daya Manusia …………………………………………….. 28
3. Komitmen Organisasi ……………………………………………… 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling …………………………………… 32
B. Pengukuran Variabel ………………………………………………………. 33
C. Instrumen Penelitian ……………………………………………………….. 36
D. Sumber Data ……………………………………………………………….. 36
E. Metode Pengumpulan Data …………………………………...…………… 36
F. Metode Analisis Data ……………………………………………………… 37
1. Uji Instrumen Data …………………………………………………….. 37
2. Uji Asumsi Klasik ………………………………………………...…… 38
3. Uji Hipotesis ………………………………………………………….... 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Profil Objek Penelitian ……………………………………………………. 43
B. Deskripsi Data ……………………………………………………………... 44
C. Uji Instrumen Penelitian …………………………………………………… 47
D. Uji Asumsi Klasik ………………………………………………………...... 53
E. Uji Hipotesis ……………………………………………………………….. 58
F. Pembahasan ……………………………………………………………....... 62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………… 70
B. Keterbatasan ……………………………………………………………….. 71
C. Saran ……………………………………………………………………...... 72
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 73
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 Sampel dan pengembalian kuisioner …………………………………. 45
Tabel IV.2 Karakteristik Responden berdasarkan jabatan ………………………... 45
Tabel IV.3 karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dan lama
menjabat ……………………………………………………………………...…… 46
Tabel IV.4 Hasil Uji Validitas pada Variabel Gaya Kepemimpinan …………..…. 48
Tabel IV.5 Hasil Uji Validitas pada Variabel Kualitas SDM ………………….…. 49
Tabel IV.6 Hasil Uji Validitas pada Variabel Komitmen Organisasi …………….. 50
Tabel IV.7 Hasil Uji Validitas Pada Variabel Implementasi Anggaran Berbasis … 51
Tabel IV.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel ………………………………...………. 52
Tabel IV.9 Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov ………………………………… 53
Tabel IV.10 Hasil Uji Multikolinieritas ……………………...…………………….. 54
Tabel IV.11 Hasil Uji Durbin-Watson ……...…………………………….…...…… 56
Tabel IV.12 Uji Glejser ………………………………………………………...….. 57
Tabel IV.13 Uji Koefisien Determinasi …………………………………………… 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
Tabel IV.14 Tabel Uji Signifikansi Simultan …………………………………...…. 61
Tabel IV.15 Hasil Pengujian Hipotesis ………………………………………...….. 62
Tabel IV.16 Persepsi Responden Terhadap Komitmen Organisasi ………...……... 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ………………………………………… 26
Gambar IV.1 Grafik Scatterplots Uji Heteroskedastisitas ………………………… 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KUALITAS SUMBER DAYA
MANUSIA, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP IMPLEMENTASI
ANGGARAN BERBASIS KINERJA
(Studi pada BLU Universitas Sebelas Maret Surakarta)
YENI WULANDARI
NIM. F0309101
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris terkait pengaruh gaya kepemimpinan, kualitas sumber daya manusia dan komitmen organisasi terhadap implementasi anggaran berbasis kinerja. Untuk tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan data primer. Data diambil dengan memberikan kuisioner kepada pegawai administrasi pada masing-masing unit kerja di BLU Universitas Sebelas Maret Surakarta. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan, kualitas sumber daya manusia dan komitmen organisasi. Pengujian data yang dilakukan meliputi uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Hasil pengujian asumsi klasik menunjukkan bahwa data tersebut telah bebas dari asumsi klasik. Dalam pengujian dengan analis regresi, uji statistik F menunjukkan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap implementasi anggaran berbasis kinerja. Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan yang menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif signifikan pada tingkat 10%, kualitas sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan pada tingkat 5% dan komitmen organisasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap implementasi anggaran berbasis kinerja. Kata kunci: gaya kepemimpinan, anggaran berbasis kinerja, kualitas sumber daya manusia, komitmen organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
THE IMPACT OF LEADERSHIP STYLE, QUALITY HUMAN RESOURCES,
AND ORGANIZATIONAL COMMITMENT ON PERFORMANCE BASED
BUDGETING IMPLEMENTATION
(Studies at BLU Sebelas Maret University Surakarta)
YENI WULANDARI
NIM. F0309101
ABSTRACT
The purpose of this study was to obtain empirical evidence related to the impact of leadership style, the quality of human resources and organizational commitment to the implementation of performance based budgeting. According to this purpose, this research used primary data. Data retrieved by giving questionnaires to administrative officers in each unit in BLU Sebelas Maret University Surakarta. Independent variables used in this research is the style of leadership, quality of human resources and organizational commitment. Tests conducted on the test data consisting of classical assumption normality test, multicollinearity, autocorrelation test, and test heteroscedasticity. The test results showed the classical assumption that the data are free from classical assumptions. In regression testing with analysts, statistical test F shows the independent variables jointly impact the implementation of performance based budgeting. In conclusion this study shows that the style of leadership that positively influence significant at the 10%, the quality of human resources is a significant positive effect on the level of 5% and organizational commitment influence a positive is not significant to the implementation of performance based budgeting. Keywords: leadership style, performance based budgeting, the quality of human resources, organizational commitment.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Organisasi sektor publik merupakan entitas yang meliputi
lingkungan yang kompleks. Lingkungan kompleks ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya faktor ekonomi, politik, kultur, dan
demografi. Inefisiensi, pemborosan, sumber kebocoran dana dan insitusi
yang selalu merugi yang sering terjadi di sektor publik terkadang menjadi
penyebab organisasi sektor publik mendapat penilaian negatif dari
beberapa pihak.
Terkait dengan kewajiban utama sektor publik sebagai entitas yang
menghasilkan barang dan pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan
serta hak publik, tuntutan dari masyarakat untuk dilakukannya transparasi
dan akuntabilitas publik oleh lembaga-lembaga sektor publikpun semakin
tinggi. Tidak terkecuali universitas yang merupakan salah satu lembaga
sektor publik yang dituntut untuk melakukan hal yang sama. Tuntutan ini
muncul agar organisasi sektor publik memperhatikan kualitas dan konsep
value for money dalam melaksanakan aktivitasnya sehingga tiga elemen
utama dalam pelaksanaan aktivitas meliputi ekonomis, efisiensi dan
efektivitas dapat diterapkan.
Penilaian kelayakan praktik manajemen yang mencakup perbaikan
sistem manajemen, sistem akuntansi keuangan, perencanaan keuangan dan
pembangunan, sistem pengawasan dan pemeriksaan, serta berbagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
implikasi finansial atas kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah
menjadi perhatian utama (Mardiasmo, 2002).
Terkhusus pada perencanaan keuangan, sistem penganggaran
sektor publik telah menjadi instrumen kebijakan yang digunakan untuk
mencapai tujuan organisasi. Dalam lembaga sektor publik perencanaan
anggaran secara langsung dapat merefleksikan arah dan tujuan pelayanan
yang diharapkan. Sehingga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
oleh suatu organisasi, maka diperlukan sistem penganggaran yang tepat.
Perlu diterapkannya sistem penganggaran untuk menilai, mengukur dan
mengevaluasi efisiensi, efektivitas, dan ekonomis suatu rencana anggaran
yang berorientasi pada kinerja, tidak lagi hanya berorientasi pada input
yang ada.
Sistem penganggaran yang harusnya diterapkan adalah sistem
penganggaran berbasis kinerja. Anggaran berbasis kinerja akan lebih
terfokus pada output dan outcome yang ingin dicapai oleh suatu organisasi
daripada hanya berorientasi sebatas input yang ada. Dengan diterapkannya
sistem penganggaran berbasis kinerja pada instansi sektor publik
khususnya universitas, maka diharapkan tingkat efisiensi, efektivitas, dan
ekonomis sebagai konsekuensi diterapkannya anggaran tersebut akan
tercapai selaras dengan tujuan organisasi.
Dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan RI No. 102/2008
tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL Tahun 2009
(Widyantoro, 2009), penerapan penganggaran berbasis kinerja yang efektif
membutuhkan pra-kondisi sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
a. Telah tercipta sebuah lingkungan atau kondisi yang mendukung dan
berorientasi pada pencapaian kinerja.
b. Sistem kontrol yang efektif, memerlukan mekanisme akuntabilitas
masing-masing pimpinan kementrian/lembaga (managerial
accountability).
c. Telah tersedia sistem dan metode akuntansi yang handal sebelum
diterapkannya sistem keuangan yang terintegrasi (integrated financial
management system).
d. Telah terbentuk sebuah mekanisme pengalokasian sumber daya yang
berorientasi pada output.
e. Telah berjalannya sistem audit keuangan yang efektif sebelum audit
kinerja (performance audit) dilakukan.
Menurut Kawedar, et al. (2008) dalam Izzaty (2011) kondisi yang
harus disiapkan sebagai faktor pemicu keberhasilan implementasi
penggunaan anggaran berbasis kinerja, yaitu:
1. Kepemimpinan dan komitmen dari seluruh komponen organisasi.
2. Fokus penyempurnaan administrasi secara terus menerus.
3. Sumber daya yang cukup untuk usaha penyempurnaan tersebut (uang,
waktu dan orang).
4. Penghargaan (reward) dan sanksi (punishment) yang jelas.
5. Keinginan yang kuat untuk berhasil.
Untuk mengetahui seberapa efektifnya implementasi penggunaan
anggaran berbasis kinerja maka kelima faktor pemicu keberhasilan
implementasi di atas juga harus dapat dipenuhi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Oleh karena itu, diperlukan juga banyak penelitian yang nantinya
bisa diarahkan untuk mengevaluasi faktor-faktor utama yang terkait
dengan keberhasilan implementasi anggaran berbasis kinerja. Dalam
penelitian ini, peneliti mencoba mengambil tiga faktor dari lima faktor
pemicu keberhasilan implementasi anggaran berbasis kinerja di atas, yaitu
kepemimpinan, komitmen organisasi dan sumber daya manusia. Dengan
alasan bahwa ketiga faktor ini akan mampu memicu ketiga faktor yang
lain untuk mencapai keberhasilan implementasi. Ketika gaya
kepemimpinan diterapkan secara tepat, kualitas sumber daya manusia
sebagai pelaksana anggaran terpenuhi dengan baik dan komitmen
organisasi masing-masing individu dalam organisasi itu tinggi, maka fokus
penyempurnaan administrasi secara terus menerus, adanya penghargaan
dan sanksi yang jelas serta keinginan yang kuat untuk berhasil sebagai
dampak langsung juga akan terpicu, karena kelima faktor tersebut saling
terkait dan saling mempengaruhi. Ketika semua faktor pemicu
keberhasilan implementasi terpenuhi maka efektivitas dari anggaran
berbasis kinerjapun terpenuhi. Dengan alasan tersebut, maka peneliti
mengambil judul penelitian “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kualitas
Sumber Daya Manusia dan Komitmen Organisasi terhadap Implementasi
Anggaran Berbasis Kinerja (Studi pada BLU Universitas Sebelas Maret
Surakarta)”. Penelitian yang peneliti lakukan ini merujuk pada penelitian
Izzaty (2011). Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan dengan
penelitian ini antara lain:
1. Objek yang peneliti teliti adalah Badan Layanan Umum (BLU) UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Dalam penelitian Izzaty (2011) melibatkan 1 variabel dependen
(efektivitas anggaran berbasis kinerja) dan 2 variabel independen (gaya
kepemimpinan dan SDM) sedangkan peneliti menambahkan variabel
komitmen organisasi sebagai variabel independen dalam penelitian.
Peneliti memilih BLU UNS sebagai objek dalam penelitian karena
UNS merupakan universitas yang masih tergolong muda dalam penerapan
sistem penganggaran berbasis kinerja yaitu dimulai pada tahun 2009,
seiring dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No.
52 tahun 2009 pada tanggal 26 Februari 2009. Sebagai universitas pemula,
untuk mencapai kestabilan dalam penerapan sistem penganggaran baru
diperlukan banyak faktor yang perlu dikaji dan dijadikan pertimbangan.
Hal ini yang menarik bagi peneliti untuk menjadikan BLU UNS menjadi
objek dalam penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti menambahkan variabel komitmen
organisasi sebagai variabel independen dengan tujuan untuk mendapatkan
variasi hasil penelitian karena penelitian sebelumnya menganggap bahwa
komitmen organisasi dalam diri seseorang muncul sebagai akibat dari gaya
kepemimpinan dan kualitas sumber daya manusia yang baik. Sedangkan
menurut pendapat peneliti, komitmen organisasi seseorang itu muncul
selaras dengan kepemimpinan yang baik dan kualitas sumber daya
manusia yang tinggi, sehingga harus diteliti dengan memposisikan
komitmen organisasi sebagai variabel independen dan tidak hanya melihat
komitmen organisasi sebagai akibat tetapi sebagai variabel yang berperan
dalam mempengaruhi variabel lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah gaya kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap
implementasi anggaran berbasis kinerja?
2. Apakah sumber daya manusia memiliki pengaruh terhadap
implementasi anggaran berbasis kinerja?
3. Apakah komitmen organisasi memiliki pengaruh terhadap
implementasi anggaran berbasis kinerja?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menemukan bukti
empiris pengaruh gaya kepemimpinan, kualitas sumber daya manusia dan
komitmen organisasi terhadap implementasi anggaran berbasis kinerja
pada Badan Layanan Umum (BLU) Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Universitas Sebelas Maret
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
berharga mengenai faktor-faktor utama pendukung implementasi
anggaran berbasis kinerja dan dapat digunakan untuk mengevaluasi
kinerja karyawan pada Universitas Sebelas Maret dengan berbasis
kinerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
E. Sistematika Laporan
Penelitian ini terdiri atas lima bagian. Bab I adalah pendahuluan,
yang berisi tentang latar belakang masalah, menjelaskan mengenai
perumusan masalah, tujuan serta manfaat penelitian.
Bab II adalah tinjauan pustaka, yang berisi tentang teori-teori dan
penelitian terdahulu yang melandasi penelitian ini. Teori yang terkait
dengan penelitian ini adalah teori X dan Y, konsep mengenai gaya
kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang pemimpin, konsep sumber
daya manusia, konsep mengenai komitmen organisasi, anggaran serta
anggaran berbasis kinerja dan implementasinya. Penelitian terdahulu
terkait dengan pengaruh gaya kepemimpinan, manajemen sumber daya
manusia dan komitmen organisasi terhadap implementasi anggaran
berbasis kinerja serta teori dan permasalahan yang ada akan membentuk
kerangka pemikiran dari penelitian ini.
Bab III adalah metode penelitian, yang menjelaskan tentang
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian, metode pengumpulan
data, jenis data, dan metode analisis data.
Bab IV adalah hasil dan pembahasan berisi paparan utama dari
penelitian yang mencakup deskripsi objek penelitian dan analisis data,
serta pembahasan mengenai pengaruh gaya kepemimpinan, kualitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
sumber daya manusia (SDM) dan komitmen organisasi terhadap
implementasi anggaran berbasis kinerja.
Bab V adalah penutup yang memaparkan kesimpulan peneliti
yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Selain itu, juga
disertakan keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Kepemimpinan
Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGegor dalam Lubis
(2010). Pandangannya mengenai manusia menyimpulkan bahwa
manusia memiliki dasar negatif yang diberi tanda sebagai teori X dan
yang lain positif yang ditandai dengan teori Y. Setelah memandang
cara manajer menangani karyawan, McGregor menyimpulkan bahwa
pandangan seorang manajer mengenai kodrat manusia didasarkan
pada suatu pengelompokan pengandaian-pengandaian tertentu dan
manajer cenderung membentuk perilakunya terhadap bawahannya
menurut pengandaian-pengandaian tersebut.
2. Konsep Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses mempengaruhi
orang lain untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi yang
relevan (Frank dan Patrick, 1995). Kepemimpinan merupakan sesuatu
yang vital yang dapat menghidupkan suatu organisasi sehingga
kepemimpinan menjadi variabel penting dalam membentuk
keefektifan organisasi. Kepemimpinan sangat erat kaitannya dengan
subjek yang terkait secara langsung yaitu seorang pemimpin. Seorang
pemimpin diharuskan mampu membaca dan bertindak sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
situasi yang dibutuhkan. Hal inilah yang menjadi dasar bahwa kualitas
kepemimpinan yang penting dalam satu situasi mungkin berbeda
dengan kualitas penting dalam situasi yang lain (Laabs, 2000).
Kepemimpinan tidak muncul dalam kevakuman. Ada 3
variabel penting yang harus dihadapi setiap pemimpin: (1) Orang yang
dipimpin, (2) Tugas yang dijalankan oleh orang-orang tersebut, (3)
Lingkungan tempat orang dan tugas tersebut berada. Ketiga variabel
ini berbeda setiap situasi, sehingga apa yang diperlukan dan
diharapkan dari seorang pemimpin juga berbeda pada setiap situasi.
Ketika seorang pemimpin mampu menempatkan diri sesuai dengan
situasi yang dibutuhkan maka ia akan mampu menciptakan kelompok
yang efektif
Para pemimpin dari kelompok yang efektif mempunyai empat
ciri utama, yaitu:
1) Mereka memberikan arahan dan arti bagi orang-orang yang mereka
pimpin.
2) Mereka menumbuhkan kepercayaan.
3) Mereka mendorong tindakan dan pengambilan risiko.
4) Mereka memberikan harapan. Dengan cara yang nyata atau
simbolis mereka menekankan bahwa kesuksesan akan dapat diraih
(Bennis, 1997)
Keempat ciri di atas dapat kita lihat melalui gaya
kepemimpinan yang tepat yang diambil oleh seorang pemimpin.
Menurut John, et al. (2007: 200-215) terkait dengan gaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
kepemimpinan terdapat beberapa model kepemimpinan sebagai
berikut:
a. Model Kontingensi kepemimpinan dari Fiedler (1967)
Model ini dikembangkan oleh Fieldler (1967) dan
memberikan postulat bahwa kinerja kelompok bergantung pada
interaksi antara gaya kepemimpinan dan keuntungan situasional
(situational favorableness). Gaya kepemimpinan ini diukur dengan
Least Preferred Co-Worker Scale (LPC), sebuah instrumen yang
dikembangkan Fieldler yang mengukur tingkat perasaan positif
atau negatif yang dimiliki seseorang terhadap orang lain yang
paling tidak dipilih untuk bekerjasama. Nilai yang rendah dalam
LPC dianggap sebagai gaya kepemimpinan yang task-oriented
(berorientasi tugas) yaitu gaya yang mengontrol dan terstruktur.
Nilai yang tinggi diasosiasikan dengan gaya kepemimpinan yang
relationship oriented (berorientasi hubungan) yaitu gaya yang pasif
dan memiliki kepedulian.
Fieldler (1967) menyatakan bahwa ada tiga faktor yang
menentukan seberapa efektif tingkat keuntungan situasional yang
dimiliki seorang pemimpin, yaitu:
1) Hubungan pemimpin-pengikut, yang menunjukkan tingkat
kepercayaan, keyakinan dan rasa hormat yang dimiliki
pengikut terhadap pemimpin mereka.
2) Struktur tugas, yang menunjukkan sejauh mana tugas yang
dilakukan para pengikut terstruktur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
3) Position power yang menunjukkan kekuatan yang dimiliki oleh
posisi pemimpin.
b. Model kepemimpinan Vroom-Jago (1988)
Vroom dan Yetton (1973) membuat model normatif yang
dapat digunakan pemimpin untuk mengambil keputusan. Istilah
normatif ini menunjukkan bahwa model ini memberikan norma
dan petunjuk yang dapat digunakan oleh para pemimpin dalam
situasi pengambilan keputusan.
Vroom dan Jago (1988) memaparkan tiga komponen dalam
model ini yaitu:
1) Spesifikasi dari kriteria yang digunakan untuk menilai
keefektifan dari keputusan.
2) Adanya kerangka untuk menggambarkan perilaku atau gaya
pemimpin yang spesifik.
3) Variabel diagnostik utama yang menggambarkan aspek penting
dari situasi pemimpin.
Dari ketiga komponen dalam model ini, Vroom-Jago
membagi gaya kepemimpinan yang berbeda sesuai dengan masing-
masing situasi individual dan kelompok menjadi empat gaya, yaitu:
1) Otokratik, pemimpin mengambil keputusan tanpa input dari
bawahan atau pemimpin mengumpulkan input dari bawahan
dan mengambil keputusan sendiri.
2) Konsultatif, bawahan memberikan beberapa input tetapi
pemimpin yang mengambil keputusan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3) Kelompok, kelompok mengambil keputusan dan pemimpin
hanyalah salah satu dari kelompok.
4) Delegasi, pemimpin memberikan tanggung jawab kepada
bawahan.
c. Model kepemimpinan jalur-tujuan (Path-Goal Leadership Model)
Menurut model ini, pemimpin menjadi efektif karena efek
positif yang mereka berikan terhadap motivasi pengikut, kinerja
dan kepuasan. Teori ini disebut path-goal karena terfokus pada
bagaimana pemimpin mempengaruhi persepsi dari pengikutnya
tentang tujuan pekerjaan, tujuan pengembangan diri, dan jalur yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan (House, 1971)
Dalam teori ini menyebutkan adanya empat gaya perilaku
spesifik dari seorang pemimpin (direktif, suportif, dan berorientasi
pencapaian) dan tiga sikap bawahan (kepuasaan kerja, penerimaan
terhadap pemimpin dan harapan mengenai hubungan antara usaha-
kinerja-imbalan) (House dan Dessler, 1974).
d. Model kepemimpinan situasional Hersey-Blanchard (1969)
Model kepemimpinan situasional memberi penekanan lebih
pada pengikut dan tingkat kematangan mereka. Para pemimpin
harus bisa menilai dengan tepat atau menilai secara intuitif tingkat
kematangan dari pengikut mereka dan menggunakan gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kematangan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Hersey dan Blanchard (1969) menggunakan penelitian
OSU (Ohio State University) kemudian mengembangkan 4 gaya
kepemimpinan yang bisa dipakai oleh para manajer:
1) Telling-menyuruh, pemimpin menetapkan peran yang
diperlukan untuk melakukan tugas dan memerintahkan para
pengikutnya apa, dimana, bagaimana, dan kapan melakukan
tugas tersebut.
2) Selling-menjual, pemimpin memberikan instruksi terstruktur,
tetapi juga bersikap suportif.
3) Participating-berpartisipasi, pemimpin dan para pengikutnya
bersama-sama memutuskan bagaimana cara terbaik
menyelesaikan tugas yang berkualitas.
4) Delegating-delegasi, pemimpin tidak banyak memberikan
arahan yang jelas dan spesifik ataupun dukungan pribadi
kepada para pengikut.
e. Kepemimpinan transaksional dan transformasional
Kepemimpinan merupakan sebuah proses timbal balik.
Pengikut diberi imbalan oleh pemimpin ketika mereka mencapai
sebuah tujuan yang ditetapkan dan pemimpin membantu pengikut
mencapai tujuan tersebut. Terkait dengan peran seorang pemimpin
dalam melaksanakan tugasnya maka terdapat dua klasifikasi
kepemimpinan secara umum:
1) Kepemimpinan transaksional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Peran timbal balik dari pemimpin disebut dengan peran
transaksional. Pemimpin transaksional membantu pengikutnya
untuk mengidentifikasi apa yang harus dilakukan untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Dalam membantu pengikut
mengidentifikasi apa yang harus dilakukan, pemimpin harus
mempertimbangkan konsep diri dan self esteem dari orang
tersebut. Pendekatan transaksional mempertimbangkan konsep
diri menggunakan konsep path-goal sebagai bagian dari
penjelasan dan framework-nya.
Dalam menggunakan gaya transaksional, pemimpin
berpegang pada kebijakan kontijen dan manajemen dengan
pengecualian. Penelitian menunjukkan ketika reinforcement
bersifat kontijen, para pengikut akan memperlihatkan kinerja
dan kepuasan (Francis, et al., 1997). Para pengikut akan
percaya bahwa mencapai target akan memberikan imbalan
yang mereka inginkan. Dalam manajemen pengecualian,
pemimpin tidak melibatkan diri kecuali target tidak bisa
dicapai.
2) Kepemimpinan transformasional
Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang
memotivasi para pengikutnya untuk bekerja mencapai sebuah
tujuan, bukan untuk kepentingan pribadi jangka pendek, dan
untuk mencapai prestasi dan aktualisasi diri, bukan demi
perasaan aman (Bass, 1990)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Perkembangan faktor kepemimpinan transformasional
dihasilkan dari penelitian oleh Bass (1990). Ia mengidentifikasi
lima faktor (tiga faktor pertama diaplikasikan pada
transformasional dan dua faktor terakhir pada kepemimpinan
transaksional). Kelimanya adalah sebagai berikut:
a) Karisma
Pemimpin mampu menanamkan rasa kebernilaian,
hormat dan bangga serta mengartikulasikan visi.
b) Perhatian individual
Pemimpin memperhatikan kebutuhan dari para
pengikut dan memberikan proyek yang bermakna sehingga
para pengikut akan tumbuh secara pribadi.
c) Stimulasi intelektual
Pemimpin membantu para pengikut untuk berfikir
ulang dengan cara rasional bagaimana cara menganalisis
situasi. Dia mendorong para pengikut untuk menjadi
kreatif.
d) Imbalan yang kontijen
Pemimpin menginformasikan kepada para pengikut
apa yang harus mereka lakukan agar menerima imbalan
yang mereka inginkan.
e) Manajemen dengan pengecualian
Pemimpin membiarkan para pengikut mengerjakan
tugasnya dan tidak melakukan intervensi kecuali jika tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
yang ditetapkan tidak dicapai dengan waktu dan biaya yang
wajar.
3. Konsep Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah orang-orang yang bersedia
dengan siap, memiliki keinginan kuat untuk mampu berkontribusi
dalam suatu tujuan organisasi (Whether dan Davis, 1996 dalam Izzaty,
2011). Paradigma sumber daya manusia bukan lagi sebagai pelengkap
organisasi melainkan sebagai aset yang harus dikelola secara optimal
demi terwujudnya tujuan organisasi (Arifianti, 2011). Dari pernyataan
tersebut diketahui bahwa secara langsung sumber daya manusia ini
memegang peranan penting dalam implementasi anggaran berbasis
kinerja
Dalam proses menetapkan indikator kinerja, organisasi harus
memiliki kemampuan melakukan forecasting untuk menyesuaikan
sumber daya organisasi dengan output dan outcome yang akan
dicapai. Untuk melakukan hal itu, diperlukan sumber daya manusia
atau personel yang terlatih dalam merencanakan indikator dan target
kinerja, sehingga dapat diukur (Sihaloho dan Halim, 2005). Personalia
merupakan faktor kunci bagi suksesnya sebuah proses modernisasi
publik (Widyantoro, 2009). Sehingga dalam hal yang berkaitan dengan
sumber daya manusia dibutuhkan juga kualitas yang tinggi dalam hal
keahlian dan keterampilan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Sumber daya manusia yang berkualitas tinggi adalah sumber
daya manusia yang mampu menciptakan bukan saja nilai komparatif,
tetapi juga nilai kompetitif-generatif-inovatif dengan menggunakan
energi tertinggi seperti intelligence, creativity, dan imagination,
tidak lagi semata-mata menggunakan energi kasar seperti bahan
mentah, lahan, air, tenaga otot, dan sebagainya (Ndraha,1997:12 dalam
Izzaty, 2011).
4. Konsep Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana
seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-
tujuannya, serta berniat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam
organisasi itu. Komitmen organisasi juga merupakan nilai personal
yang kadang-kadang mengacu pada sikap loyal pada perusahaan atau
komitmen pada perusahaan. Seringkali komitmen organisasi diartikan
secara individu dan berhubungan dengan keterlibatan orang tersebut
pada organisasi tersebut (Lubis, 2010: 35).
Robinson (1996) mengemukakan bahwa komitmen karyawan
pada suatu organisasi merupakan salah satu sikap yang mencerminkan
perasaan suka atau tidak suka seorang karyawan terhadap organisasi
tempat dia bekerja. Tiga karakteristik yang berhubungan dengan
komitmen organisasi menurut Cheringon (1996) adalah:
1) Keyakinan dan penerimaan yang kuat terhadap nilai dan tujuan
organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
2) Kemauan untuk sekuat tenaga melakukan yang diperlukan untuk
kepentingan organisasi.
3) Keinginan yang kuat untuk menjaga keunggulan dalam organisasi.
Sementara, Aranya, et al. (1980) mendefinisikan komitmen
organisasi sebagai:
1) Suatu kepercayaan dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan serta
nilai-nilai dari organisasi dan atau profesi.
2) Suatu kemauan untuk melakukan usaha yang sungguh-sungguh
guna kepentingan organisasi dan atau profesi.
3) Suatu keinginan untuk memelihara keanggotaan dalam organsisasi
dan atau profesi.
Mowday, et al. (1982) mengemukakan bahwa komitmen
organisasi terbangun apabila masing-masing individu mengembangkan
tiga sikap yang saling berhubungan terhadap organisasi dan atau
profesi yang antara lain adalah:
1) Identifikasi, yaitu pemahaman atau penghayatan terhadap tujuan
organisasi.
2) Keterlibatan, yaitu perasaan terlibat dalam suatu pekerjaan atau
perasaan bahwa pekerjaan tersebut adalah menyenangkan.
3) Loyalitas, perasaan bahwa organisasi adalah tempatnya bekerja dan
tinggal.
Meyer dan Allen (1991, 1997) mengemukakan tiga komponen
mengenai komitmen organisasi antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
1) Komitmen afektif terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian
dari organisasi karena adanya ikatan emosional atau psikologis
terhadap organisasi.
2) Komitmen kontinu muncul apabila karyawan tetap bertahan pada
suatu organisasi karena membutuhkan gaji dan keuntungan-
keuntungan lain, atau karena karyawan tersebut tidak menemukan
pekerjaan lain. Dengan kata lain, karyawan tersebut tinggal di
organisasi itu karena dia membutuhkan organisasi itu.
3) Komitmen normatif timbul dari nilai-nilai diri karyawan.
Karyawan bertahan menjadi anggota suatu organisasi karena
memiliki kesadaran bahwa komitmen terhadap organisasi
merupakan hal yang memang seharusnya dilakukan. Jadi karyawan
tersebut tinggal di organisasi itu karena dia merasa berkewajiban
untuk itu.
5. Konsep Anggaran
Anggaran adalah rencana terperinci tentang pemerolehan dan
penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya selama
suatu periode waktu tertentu. Anggaran menunjukkan rencana masa
depan suatu organisasi yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif yang
formal dan terperinci (Garrison, et al., 2006). Untuk menghasilkan
anggaran yang tepat sasaran maka diperlukan juga aktivitas
penganggaran yang tepat pula. Dalam konsep penganggaran
tradisional, dasar pembentukan anggaran biasanya didasarkan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
input yang ada tanpa memperhatikan output pelaksanaan anggaran
tersebut. Hal ini yang memicu tidak terwujudnya 3E (efisiensi,
efektivitas dan ekonomis) dalam anggaran.
Selain dasar penganggaran, menurut Garison, et al. (2006: 6)
dipaparkan beberapa manfaat penganggaran secara umum sebagai
berikut:
a. Anggaran merupakan alat komunikasi dari rencana manajemen
kepada seluruh organisasi.
b. Anggaran memaksa manajer untuk memikirkan dan merencanakan
masa depan.
c. Proses penganggaran merupakan alat alokasi sumber daya pada
berbagai bagian dari organisasi agar dapat digunakan seefektif
mungkin.
d. Proses penganggaran dapat mengungkap adanya potensi masalah
sebelum masalah itu terjadi.
e. Anggaran mengoordinasikan aktivitas seluruh organisasi dengan
dengan cara mengintegrasikan rencana dari berbagai bagian.
f. Anggaran menentukan tujuan dan sasaran yang dapat dijadikan
tolok ukur untuk mengevaluasi kinerja selanjutnya.
6. Konsep Anggaran berbasis Kinerja
Banyaknya kelemahan yang ada dalam pengganggaran
tradisional mendorong sektor publik untuk beralih ke sistem
penganggaran baru yang lebih baik. Dengan tuntutan transparasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
tingkat akuntabilitas yang tinggi dari masyarakat. Organisasi sektor
publik harus mampu menerapkan sistem penganggaran yang dapat
memenuhi tuntutan masyarakat tersebut. Hal ini dikarenakan anggaran
sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan
dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai uang
publik (Mardiasmo, 2002).
Penganggaran berbasis kinerja merupakan pendekatan yang
tepat untuk diterapkan pada organisasi sektor publik. Penganggaran
berbasis kinerja memiliki penekanan utama pada proses penyusunan
anggaran yang dasar pembentukkannya lebih menitik beratkan pada
output atau prestasi kerja yang akan dicapai. Ketika sasaran utama dari
penganggaran adalah output yang akan dicapai maka diharapkan
anggaran yang terbentuk akan mengarah pada 3E (efisien, efektivitas
dan ekonomis) pada pelaksanaan atau implementasi anggaran tersebut.
Terdapat beberapa karakteristik penyusunan anggaran yang
didasarkan pada kinerja. Hatry (1999) dalam Asmoko (2006)
menjelaskan beberapa karakteristik kunci dalam PBK diantaranya:
a. Pengeluaran anggaran didasarkan pada outcome yang ingin
dicapai, dimana outcome merupakan dampak suatu program atau
kegiatan terhadap masyarakat.
b. Adanya hubungan antara masukan (input) dengan keluaran
(output) dan outcome yang diinginkan.
c. Adanya peranan indikator efisiensi dalam proses penyusunan
anggaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
d. Adanya penyusunan target kinerja dalam anggaran.
B. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis
Penelitian terdahulu yang meneliti tentang anggaran berbasis
kinerja masih jarang dilakukan. Beberapa penelitian yang terkait dengan
anggaran sektor publik, Widyantoro (2009) dalam kajian fenomenologis
tentang implementasi anggaran berbasis kinerja menyatakan bahwa untuk
mencapai keberhasilan dalam implementasi anggaran berbasis kinerja,
diperlukan beberapa komponen utama yaitu kepemimpinan, komitmen
serta adanya sumber daya (personal) yang cukup baik. Selain itu,
Wahyudi (2008) yang mencoba meneliti peningkatan kinerja berbasis
partisipasi dalam penyusunan anggaran, komitmen organisasi dan
pengaruhnya terhadap kesenjangan anggaran, menghasilkan kesimpulan
bahwa partisipasi penyusunan anggaran secara umum menyatakan bahwa
makin tinggi partisipasi penyusunan anggaran maka makin rendah
tingkat kesenjangan angggaran dan komitmen organisasi berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap kesenjangan anggaran. Hal ini
menunjukkan bahwa komitmen yang tinggi menjadikan individu peduli
dengan nasib organisasi dan berusaha menjadikan organisasi ke arah yang
lebih baik. Sehingga dengan adanya komitmen yang tinggi kemungkinan
terjadinya kesenjangan anggaran dapat dihindari. Sebaliknya, individu
dengan komitmen rendah akan mementingkan dirinya sendiri atau
kelompoknya. Penelitian yang dilakukan oleh Priyatno (2003)
menunjukkan hasil yang serupa bahwa adanya pengaruh positif partisipasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
anggaran terhadap komitmen organisasi dengan menggunakan kultur
organisasional sebagai variabel moderating. Zeyn (2011) melakukan
penelitian untuk menguji pengaruh good governance dan komitmen
organisasi terhadap akuntabilitas keuangan dengan mengambil sampel
penelitian SKPD kota Bandung, menghasilkan kesimpulan bahwa
komitmen organisasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap
akuntabilitas keuangan dan berdampak pada peningkatan kinerja
pemerintahan. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen organisasi yang
tinggi berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah. Komitmen
organisasi dapat merupakan alat bantu psikologis dalam menjalankan
organisasinya untuk pencapaian sasaran yang diharapkan. Semakin baik
komitmen organisasi akan mendorong keberhasilan akuntabilitas publik
termasuk akuntabilitas keuangan.
Sutarmo (2012) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh
partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dengan gaya
kepemimpinan sebagai variabel pemoderasi. Objek dalam penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur yang berada di kotamadya Solo dan
sekitarnya. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan partisipasi anggaran
berpengaruh secara positif terhadap kinerja manajerial dan gaya
kepemimpinan berpengaruh positif terhadap partisipasi anggaran dan
kinerja manajerial. Penelitian yang dilakukan oleh Kriswati (2002) juga
menunjukkan adanya keterkaitan yang positif antara gaya kepemimpinan
dan komitmen dalam organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Penelitian yang dilakukan oleh Izzaty (2011) terkait dengan
pengaruh gaya kepemimpinan dan kualitas sumber daya manusia tehadap
penerapan anggaran berbasis kinerja menghasilkan kesimpulan adanya
pengaruh positif signifikan kedua variabel tersebut terhadap penerapan
Anggaran Berbasis Kinerja. Dalam penelitian Sihaloho dan Halim (2005)
juga memasukkan sumber daya (personal) sebagai aspek rasional dalam
mempengaruhi kinerja pemerintah daerah dan menunjukkan hasil positif.
Selain itu penelitian yang berkaitan dengan sumber daya manusia sebagai
aspek rasional juga dilakukan oleh Suhardjanto dan Cahya (2008) dan
menunjukkan hubungan positif sumber daya manusia dalam implementasi
anggaran berbasis kinerja pada pemerintah kota Surakarta.
Sebagian besar penelitian yang telah dilakukan masih berkutat
pada masalah partisipasi anggaran dan kinerja manajerial, sedangkan
untuk penelitian yang terfokus pada implementasi anggaran berbasis
kinerja dengan menggunakan ketiga faktor (gaya kepemimpinan, kualitas
sumber daya manusia dan komitmen organisasi) secara bersamaan belum
dilakukan. Penelitian ini mencoba menguji pengaruh ketiga faktor tersebut
terhadap implementasi anggaran berbasis kinerja khususnya di lingkungan
BLU Universitas Sebelas Maret Surakarta sehingga mendapatkan variasi
hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Beberapa faktor pemicu keberhasilan dalam implementasi
anggaran berbasis kinerja adalah faktor kepemimpinan, sumber daya
manusia sebagai pemegang peran utama dan komitmen dalam organisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
dari tiap-tiap komponen yang terlibat baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Kepemimpinan menjadi faktor kunci keberhasilan organisasi dalam
pencapaian tujuan. Ketika mampu tercipta keadaan yang kondusif dalam
sebuah organisasi maka organisasi tersebut berpeluang besar mamperoleh
kesuksesan dalam pencapaian tujuannya. Sedangkan peran sumber daya
manusia dalam hal ini adalah sebagai subjek pelaku yang mampu
bekerjasama mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah
organisasi, sehingga dengan kualitas sumber daya manusia yang baik
maka kinerja organisasi akan berjalan sesuai dengan tujuan. Untuk
mencapai tujuan sebuah organisasi, selain dari segi kepemimpinan yang
kondusif, kualitas sumber daya manusia yang baik, diperlukan juga
komitmen organisasi dari tiap-tiap pihak yang terkait sehingga tercapai
keselarasan tujuan yang telah ditetapkan. Secara diagramatis kerangka
pemikiran teoritis dapat dilihat pada sebagai berikut:
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar II.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Komitmen Organisasi (X3)
Sumber daya manusia (X2)
Gaya kepemimpinan (X1)
Anggaran berbasis kinerja
(Y)
H1 (+)
H2 (+)
H3 (+)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, dapat diketahui bahwa
penelitian ini terjadi secara satu arah untuk menjelaskan pengaruh gaya
kepemimpinan, sumber daya manusia dan komitmen organisasi terhadap
anggaran berbasis kinerja.
1. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan juga mempengaruhi lingkungan
perencanaan organisasi. Teori X dari McGregor dalam Lubis (2010)
menjelaskan gaya kepemimpinan yang otoriter dan dikendalikan secara
ketat, dimana kebutuhan akan efisiensi dan pengendalian mengharuskan
pendekatan manajerial tersebut untuk berurusan dengan bawahannya.
Teori X mengimplikasikan bahwa anggaran akan disusun oleh manajemen
puncak dan dikenakan pada manajemen tingkat bawah. Dengan demikian
dalam gaya kepemimpinan otoriter, anggaran dipandang sebagai alat
pengendalian manajemen yang didesain untuk memastikan kepatuhan
karyawan terhadap harapan dari manajemen puncak. Hal ini
memungkinkan manajemen untuk mempertahankan tanggung jawab atas
pengendalian biaya.
Sebaliknya Teori Y dari McGregor dalam Lubis (2010) dan gaya
kepemimpinan demokratis mendorong tingkat keterlibatan dan partisipasi
karyawan dalam penentuan tujuan dan pengambilan keputusan. Gaya
kepemimpinan demokratis memungkinkan fleksibilitas dalam penyusunan
anggaran dan memberikan peluang kepada karyawan untuk terlibat dalam
perancangan arah organisasi, mengekspresikan ide-ide mereka tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
bagaimana perusahaan sebaiknya beroperasi dan memanfaatkan bakat
mereka secara efektif.
Selain teori di atas, hasil penelitian yang dilakukan Sutarmo (2012)
untuk menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial
dengan gaya kepemimpinan sebagai variabel pemoderasi menghasilkan
kesimpulan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh secara positif
terhadap kinerja manajerial dan gaya kepemimpinan berpengaruh positif
terhadap partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Penelitian yang
dilakukan oleh Izzaty (2011) juga menghasilkan kesimpulan serupa,
terkait dengan pengaruh gaya kepemimpinan dan kualitas sumber daya
manusia tehadap penerapan anggaran berbasis kinerja, bahwa terdapat
hubungan positif signifikan kedua variabel tersebut terhadap penerapan
anggaran berbasis kinerja.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H1: Gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap implementasi
anggaran berbasis kinerja.
2. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan komponen penting dalam
penyusunan dan pelaksanaan anggaran karena sumber daya manusia
selalu terkait mulai dari penetapan sasaran hingga evaluasi. Sumber daya
manusia memiliki fungsi penting dalam penentuan indikator kinerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Kualitas sumber daya manusia untuk ikut serta dalam pencapaian
tujuan organisasi ditentukan oleh faktor pendidikan dan pengalaman
kerja. Pendidikan merupakan proses pengembangan pemahaman mengenai
pengetahuan dan pengembangan kemampuan mental mengenai
pemecahan masalah. Perilaku dalam pengambilan keputusan
mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap tujuan perusahaan,
karena pendidikan juga memberikan arah mengenai sikap atau perilaku
seseorang di dalam perusahaan. Sedangkan pengalaman kerja seseorang
menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang pernah dilakukan seseorang dan
memberikan peluang yang besar bagi seseorang untuk melakukan
pekerjaan yang lebih baik. Semakin luas pengalaman kerja seseorang,
semakin terampil dia melakukan pekerjaan dan semakin sempurna
pola berpikir dan sikap dalam bertindak dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan (Puspaningsih, 2002 dalam Izzaty, 2011).
Salah satu manfaat utama penggunaan kompetensi dalam
organisasi adalah menggerakkan sumber daya manusia kearah target yang
ingin dicapai organisasi. Disamping itu, kompetensi akan mendorong
karyawan untuk mendapatkan dan menerapkan skill dan knowledge
sesuai kebutuhan pekerjaan, karena hal ini merupakan instrumen bagi
pencapaian targetnya. Untuk itu sistem pengembangan sumber daya
manusia dalam organisasi haruslah berdasarkan kompetensi. Sistemnya
harus terintegrasi mulai dari rekruitmen, penempatan orang, performance
appraisal, sistem kompensasi dan pengembangan karir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Penelitian yang dilakukan oleh Suhardjanto dan Cahya (2008)
menunjukkan hubungan positif sumber daya manusia dalam implementasi
anggaran berbasis kinerja pada pemerintah kota Surakarta. Selain itu
dalam penelitian Sihaloho dan Halim (2005) juga memasukkan sumber
daya (personal) sebagai aspek rasional dalam mempengaruhi kinerja
pemerintah daerah dan menunjukkan hasil positif.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H2: Kualitas sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap
implementasi anggaran berbasis kinerja.
3. Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi berkaitan dengan kemauan yang kuat dalam
diri individu untuk mencapai sebuah tujuan organisasi. Ketika komitmen
organisasi tinggi maka rasa memiliki terhadap organisasi itu tinggi
sehingga kontribusi untuk mampu mencapai keselarasan tujuan antara
tujuan masing-masing individu dan tujuan organisasi akan terwujud.
Penelitian Sumarno (2005) yang meneliti pengaruh komitmen
organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap hubungan antara partisipasi
anggaran dan kinerja manajerial menghasilkan kesimpulan bahwa
pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan kinerja manajerial dan
partisipasi anggaran adalah positif dan signifikan. Wahyudi (2008) juga
mencoba melakukan penelitian tentang peningkatan kinerja berbasis
partisipasi dalam penyusunan anggaran, komitmen organisasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
pengaruhnya terhadap kesenjangan anggaran. Penelitian ini menghasilkan
kesimpulan bahwa partisipasi penyusunan anggaran secara umum
menyatakan bahwa makin tinggi partisipasi penyusunan anggaran
maka makin rendah tingkat kesenjangan anggaran dan komitmen
organisasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kesenjangan
anggaran. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen yang tinggi menjadikan
individu peduli dengan nasib organisasi dan berusaha menjadikan
organisasi ke arah yang lebih baik. Sehingga dengan adanya komitmen
yang tinggi kemungkinan terjadinya kesenjangan anggaran dapat
dihindari. Zeyn (2011) juga melakukan penelitian untuk menguji pengaruh
good governance dan komitmen organisasi terhadap akuntabilitas
keuangan dengan mengambil sampel penelitian SKPD kota Bandung,
menghasilkan kesimpulan bahwa komitmen organisasi memiliki pengaruh
positif signifikan terhadap akuntabilitas keuangan dan berdampak pada
peningkatan kinerja pemerintahan. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen
organisasi yang tinggi berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah.
Komitmen organisasi dapat merupakan alat bantu psikologis dalam
menjalankan organisasinya untuk pencapaian sasaran yang diharapkan.
Semakin baik komitmen organisasi akan mendorong keberhasilan
akuntabilitas publik termasuk akuntabilitas keuangan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H3: Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap implementasi
anggaran berbasis kinerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Jenis penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing)
yaitu menjelaskan sifat hubungan-hubungan tertentu atau menetapkan
perbedaan-perbedaan antara dua faktor (kelompok) independen atau lebih
dalam sebuah situasi (Sekaran, 2006 dalam Listiani, 2011). Penelitian ini
berusaha menjelaskan pengaruh gaya kepemimpinan, kualitas sumber daya
manusia dan komitmen organisasi terhadap implementasi anggaran berbasis
kinerja.
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai administrasi yang
bekerja di lingkungan BLU Universitas Sebelas Maret yang berjumlah 836
orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan
metode purposive sampling, yaitu hanya pada pegawai yang terkait dengan
implementasi anggaran berbasis kinerja, mulai dari penyusunan hingga
pertanggungjawaban anggaran. Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah
pegawai BLU Universitas Sebelas Maret yang terkait dengan implementasi
anggaran berbasis kinerja, yaitu terdiri dari kepala bagian Tata Usaha
(TU) dan kepala subbagian keuangan di lingkup fakultas dan pascasarjana,
staf administrasi bagian keuangan fakultas dan pascasarjana, kepala Unit
Pelaksana Teknis (UPT), Kepala lembaga, serta kepala bagian keuangan
Biro Administrasi Umum dan Keuangan serta para kepala subbagiannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Dalam penelitian ini Pembantu Dekan II dan Pembantu Rektor II
tidak dijadikan sampel karena termasuk dalam unsur pimpinan yang dinilai,
karena penilaian variabel gaya kepemimpinan, responden diminta untuk
menilai pemimpin dalam unit kerjanya masing-masing, sehingga pemimpin
tidak dapat menilai dirinya sendiri. Sampel yang diambil dalam
penelitian ini memiliki kapasitas yang memadai sebagai pihak yang memiliki
peran secara langsung dalam pelaksanaan atau operasional penerapan
anggaran, sehingga telah memadai sebagai dasar untuk pengambilan
kesimpulan dalam penelitian ini.
B. Pengukuran Variabel
Menurut Sekaran dan Bougie (2010), variabel merupakan suatu yang
memiliki nilai yang dapat berbeda atau berubah. Nilai ini dapat berbeda
dalam waktu yang sama untuk orang/objek yang sama atau dapat juga
berbeda pada waktu yang sama untuk objek yang berbeda.
Penelitian ini menggunakan dua variabel utama yaitu, variabel
dependen dan independen. Adapun definisi variabel tersebut dapat dijelaskan
di bawah ini:
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi
variabel lain baik secara negatif maupun positif (Sekaran dan Bougie,
2010). Variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
a. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah tingkat hubungan seseorang
dengan rekan kerjanya, dengan siapa paling tidak dia suka bekerja
(Fieldler dan Chammers, 1984 dalam Sutarmo, 2012). Variabel ini
diukur dengan menggunakan skala Likert 5 poin (1= Sangat Tidak
Setuju (STS), 2= Tidak Setuju (TS), 3= Netral (N), 4 = Setuju (S), 5=
Sangat Setuju (SS)) yang terdiri atas 20 item pernyataan. Instrumen
yang digunakan untuk mengukur variabel ini berdasarkan beberapa
ciri-ciri yang dinyatakan oleh Alwi (2010) dalam Izzaty (2011), yang
terdiri dari 11 pernyataan positif gaya kepemimpinan berorientasi
tugas (structure) dan 9 pernyataan negatif gaya kepemimpinan
berorientasi hubungan (consideration).
b. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah orang-orang yang bersedia
dengan siap, memiliki keinginan kuat untuk mampu berkontribusi
dalam suatu tujuan organisasi (Whether dan Davis, 1996 dalam Izzaty,
2011). Variabel ini diukur dengan skala Likert 5 poin (1 = Sangat
Tidak Setuju (STS), 2 = Tidak Setuju (TS), 3 = Netral (N), 4 = Setuju
(S), 5 = Sangat Setuju (SS)) yang terdiri atas 34 pernyataan. Instrumen
yang digunakan untuk mengukur variabel ini berdasarkan indikator
pengembangan kualitas sumber daya manusia yang dikemukakan oleh
Soeprapto (2005) dalam Izzaty (2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
c. Komitmen Organisasi.
Komitmen organisasi adalah tingkat kepercayaan dan
penerimaan tenaga kerja terhadap tujuan organisasi dan keinginan
untuk tetap berada dalam organisasi tersebut (Mathis dan Jackson,
2001 dalam Laili, 2012). Item pengukuran komitmen organisasi
memakai The Organizational Commitment Questionaire (OCQ)
Mowday, et, al pada Yuwono (1999) dalam Priyatno (2003) sejumlah
9 item pernyataan dengan 5 skala linkert (1= Sangat Tidak Setuju, 2=
Tidak Setuju, 3= Netral, 4= Setuju, 5= Sangat Setuju)
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang menjadi fokus utama
dalam penelitian (Sekaran dan Bougie, 2010). Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah implementasi anggaran berbasis kinerja.
Implementasi anggaran berbasis kinerja adalah tahap penggunaan
kinerja dalam proses penganggaran untuk memberikan dampak pada
tingkat hasil program yang ditetapkan (Asmadewa, 2006 dalam Cahya,
2011). Variabel ini diukur dengan skala Likert 5 poin yang terdiri atas 20
item pernyataan. Adapun indikator yang digunakan dalam pengukuran
variabel ini berdasarkan prinsip-prinsip penganggaran yang tertuang dalam
pedoman penyusunan anggaran berbasis kinerja menurut BPKP (2005)
dalam Izzaty (2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
C. Instrumen Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei
dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer sehingga
peneliti menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data tersebut.
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diambil dari pengolahan kuesioner
yang terkumpul dari pihak-pihak yang terkait dengan implementasi anggaran
berbasis kinerja mulai dari penyusunan hingga pertanggungjawaban
anggaran.
E. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei yaitu dengan
menggunakan media kuesioner yang disebar kepada pihak-pihak terkait yang
menjadi sampel dalam penelitian ini, kemudian memberi waktu mereka
untuk mengisi dan mengumpulkannya kembali. Pemberian waktu untuk
mengumpulkan kembali kuesioner adalah 1 minggu setelah pihak-pihak yang
terkait menerima kuesioner tersebut.
Metode survei dipilih dalam penelitian ini karena metode survei dapat
mengumpulkan informasi secara langsung dari responden sehingga dapat
menambah validitas hasil dalam penelitian ini. Selain itu dengan metode
survei, responden diijinkan untuk tidak mencantumkan nama sehingga
mereka dapat lebih tersembunyi dalam memberikan jawaban (Brownell, 1995
dalam Burney dan Swanson, 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
F. Metode Analisis Data
1. Uji Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel konstruk atau variabel yang
tidak dapat diukur secara langsung, tetapi dibentuk dari indikator-
indikator yang diamati (Ghozali, 2009 dalam Listiani, 2011) menjelaskan
bahwa bahwa kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen
tersebut dapat dianalisis menggunakan pengujian validitas dan reliabilitas
untuk menguji apakah data yang digunakan valid dan reliabel.
Untuk penelitian yang menggunakan metode survei dengan
menggunakan media kuesioner perlu melakukan pengujian ini (Sekaran
dan Bougie, 2010). Pengujian ini meliputi dua hal:
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menentukan valid atau tidaknya
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pernyataan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut (Ghozali, 2006: 49). Penelitian ini menguji validitas
dengan melakukan uji korelasi bivariate antara masing-masing skor
indikator (skor item pernyataan) dengan skor konstruk (skor total) atau
lebih dikenal dengan uji korelasi “Pearson Product Moment”.
Dikatakan valid jika r hitung > r Tabel (Ghozali, 2006)
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas sebenarnya alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisoner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2006). Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Menurut Sekaran (2006)
dalam Listiani (2011) klasifikasi nilai Cronbach’s Alpha, sebagai
berikut:
§ Nilai Cronbach’s Alpha: 0,80-1,0 = reliabilitas baik.
§ Nilai Cronbach’s Alpha: 0,60-0,79 = reliabilitas dapat diterima.
§ Nilai Cronbach’s Alpha ≤ 0,60 = reliabilitas buruk.
Sedangkan menurut Nunnally (1960) dalam Ghozali (2006: 46)
suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach’s Alpha > 0,60.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk memastikan bahwa hasil
penelitian adalah valid dengan data yang digunakan secara teori adalah
tidak bias, konsisten, dan penaksiran koefisien regresinya efisien
(Listiani, 2011).
Pengujian asumsi klasik terdiri dari beberapa macam pengujian
sebagai berikut:
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2006: 147). Pengujian normalitas data dalam penelitian ini
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, dengan membandingkan nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
p value dengan tingkat signifikansi 5%. Jika p value > 5%, maka data
berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel bebas (Ghozali, 2006: 95). Jika terjadi korelasi antar variabel
independen maka dikatakan terjadi problem multikolineraritas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam model
regresi, akan dilihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF) dengan alat bantu program SPSS 16.0. Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama
dengan nilai VIF tinggi (karena VIF= 1/ tolerance). Nilai cutoff yang
dipakai adalah tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Jika
tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang
dari 0,10 dan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF
lebih dari 10, maka tidak terjadi problem multikolinieritas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
kesalahan penggangu tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi (Ghozali, 2006: 99).
Untuk menguji autokorelasi, peneliti menggunakan uji
Durbin-Watson digunakan untuk melihat bahwa dalam model regresi
dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen (du < d < 4-
du). Hipotesis yang akan diuji:
H0: tidak ada autokorelasi (r = 0)
H1: ada autolorelasi (r ≠ 0)
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas terjadi apabila
tidak adanya kesamaan deviasi standar nilai variabel dependen pada
setiap variabel independen. Bila terjadi gejala heteroskedastisitas
akan menimbulkan akibat varians koefisien regresi menjadi minimum
dan confidence interval melebar sehingga hasil uji signifikansi
statistik tidak valid lagi (Ghozali, 2006: 125).
Metode yang digunakan untuk menguji heteroskedastisitas
adalah dengan melihat grafik scatterplot. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastistas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas. Metode lain yang digunakan untuk menguji
ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan uji Glejser.
Apabila koefisien beta dari persamaan regresi signifikan secara
statistik, maka dapat disimpulkan terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Hipotesis
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian dan pengajuan
hipotesis dari penelitian, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan
metode analisis regresi berganda antara variabel dependen. Koefisien
regresi diperoleh dari hasil regresi yang ditunjukkan oleh output yang
dinamakan coefficient atau nilai beta. Koefisien tiap regresi digunakan
untuk menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Besarnya koefisien tiap regresi diperoleh dari persamaan
regresi sebagai berikut:
Dimana:
ABK = Variabel Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja
a = Konstanta
b₁, b₂, b3 = Koefisien Regresi
GY = Variabel Gaya Kepemimpinan
ABK= a + b1GY + b2SDM + b3KMT + e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
SDM = Variabel Kualitas Sumber Daya Manusia
KMT Variabel Komitmen Organisasi
e = Error Term
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Profil Objek Penelitian
Universitas Sebelas Maret (UNS) merupakan universitas negeri
yang berada di kota Surakarta (Solo). UNS terletak di jalan Ir. Sutami 36
A Kentingan Surakarta. UNS merupakan salah satu lembaga pendidikan
yang berperan dalam penyelenggaraan pendidikan bagi para mahasiswa.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No. 52 tahun 2009
pada tanggal 26 Februari 2009, UNS telah resmi menjadi Badan Layanan
Umum (BLU) yang berarti bahwa secara keseluruhan setiap unit kerja di
UNS harus menerapkan anggaran berbasis kinerja sebagai
konsekuensinya.
Untuk menyelenggarakan program pendidikan yang berkualitas,
UNS didukung oleh 1.551 dosen, dimana 305 dosen berpendidikan S-3, 43
dosen berpendidikan spesialis, 1.121 berpendidikan S-2, 20 dosen
berpendidikan dokter, dan 62 dosen berpendidikan S-1. UNS juga
didukung oleh 1.032 tenaga administrasi yang cukup professional.
Keseluruhan sumber daya manusia tersebur yang menggerakkan roda
organisasi menuju terwujudnya visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan.
Sampai saat ini UNS telah memiliki sembilan fakultas dan satu
program pascasarjana, yang menawarkan 131 program studi, yaitu: 24
prodi pada program diploma, 56 prodi pada program S-1, 30 prodi pada
program S-2, 9 prodi pada program S-3, dan 12 prodi program pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
dokter spesialis. Semuanya ditunjang dengan fasilitas yang memadai:
laboratorium yang bersertifikasi, laboratorium bahasa dengan fasilitas Self
Access Centre, dan perpustakaan yang dikelola secara computerise dan
berbasis teknologi informasi modern seperti teleconference maupun web
base learning. Sampai dengan semester Agustus-Januari Tahun Akademik
2012/2013, jumlah mahasiswa terdaftar adalah 35.562 orang, dengan total
alumni UNS telah mencapai 131.315 alumni yang tersebar ke seluruh
Indonesia dan mulai banyak menempati posisi penting di masyarakat.
B. Deskripsi Data
Responden dalam penelitian ini adalah pegawai administrasi yang
bekerja di lingkungan BLU Universitas Sebelas Maret dan terkait dengan
implementasi anggaran berbasis kinerja, mulai dari penyusunan hingga
pertanggungjawaban anggaran. Responden terdiri dari kepala bagian Tata
Usaha (TU) dan kepala subbagian keuangan di lingkup fakultas dan
pascasarjana, staf administrasi bagian keuangan fakultas dan pascasarjana,
kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT), Kepala lembaga, serta kepala
bagian keuangan Biro Administrasi Umum dan Keuangan serta para
kepala subbagiannya.
Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner
kepada responden. Waktu yang diperlukan dalam penyebaran kuesioner
ini adalah kurang lebih 3 minggu. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 93
buah. Dari 93 buah kuesioner yang disebar, sebanyak 78 buah atau
sebanyak 83,87% kembali. Namun dari jumlah kuesioner yang kembali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
hanya 71 buah atau sebanyak 76,34% yang dapat diolah. Hal tersebut
karena responden tidak secara lengkap menjawab pernyataan-pernyataan
dalam kuesioner.
Tabel IV.1
Sampel dan pengembalian kuesioner
Keterangan Jumlah
Kuesioner yang disebarkan 93
Kuesioner yang kembali 78
Kuesioner yang tidak dapat diolah 7
Kuesioner yang dapat diolah 71
Persentase tingkat pengembalian kuesioner 83,87%
Persentase tingkat pengolahan kuesioner 76,34%
Sumber: data primer diolah, 2012
Dari tabel IV.1 di atas dapat dilihat bahwa tidak semua
kuesioner yang kembali dapat diolah. Terdapat 7 buah kuesioner atau
sebanyak 8,97% tidak dapat diolah dan ada 15 buah kuesioner atau
sebanyak 15,79% tidak kembali.
Tabel IV.2
Karakteristik Responden berdasarkan jabatan
Jabatan Jumlah Persentase
Kepala Biro AUK 1 1,41%
Kabag. Keuangan 1 1,41%
Kasubbag. Keuangan dan Kepegawaian 14 19,72%
Kepala Lembaga 2 2,82%
Kepala UPT 5 7,04%
Kepala TU 10 14,08%
Staf administrasi bag. Keuangan 38 53,52%
Total 71 100%
Sumber: data primer diolah, 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Dari tabel IV.2 di atas dapat dilihat bahwa dari 71 total
responden yang ada, sebagian besar terdiri dari kepala masing-masing
unit kerja dan beberapa responden adalah staf administrasi bagian
keuangan.
Tabel IV.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
dan Lama Menjabat
Jabatan Tingkat
Pendidikan
Jumlah
(Orang)
Lama
Menjabat
(Tahun)
Kepala TU S-2
S-1
4
3
1-5
4-7
Kasubbag Keuangan dan
Kepegawaian
S-2
S-1
2
3
2-3
1-12
Staf administrasi bag.
Keuangan
S-2
S-1
D-3
SMA
1
9
19
3
9
>3
2-16
<4
Kepala UPT S-2 3 1-6
Tidak Mencantumkan 27
Total 71
Sumber: data primer diolah, 2012
Dari tabel IV.3 di atas dapat dilihat rata-rata responden yang
menjabat sebagai kepala pada unit kerja masing-masing di BLU UNS
memiliki tingkat pendidikan minimal S-1 dan telah menjabat minimal
1 tahun. Sedangkan untuk staf administrasi bagian keuangan masih ada
beberapa yang memiliki tingkat pendidikan SMA dan rata-rata telah
menjabat minimal 1 tahun di bidang keuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
C. Uji Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel konstruk atau variabel yang
tidak dapat diukur secara langsung, tetapi dibentuk dari indikator-indikator
yang diamati (Ghozali, 2009 dalam Listiani, 2011) menjelaskan bahwa
bahwa kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen tersebut
dapat dianalisis menggunakan pengujian validitas dan reliabilitas untuk
menguji apakah data yang digunakan valid dan reliabel.
Kuesioner dalam penelitian ini terdapat 9 item pernyataan yang
negatif, yaitu pernyataan nomor 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 18, dan 20 dalam
variabel gaya kepemimpinan. Dengan melihat item pernyataan lain yang
positif, maka dalam pengolahan data, kesembilan pernyataan tersebut
harus diubah ke dalam bentuk positif agar terjadi kekonsistenan. Untuk itu,
jawaban skala nilai dari responden dalam pernyataan tersebut harus
dibalik, yaitu 1 menjadi 5, 2 menjadi 4 dan seterusnya. Hal yang sama juga
dilakukan untuk pengujian lain dalam penelitian ini.
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menentukan valid atau tidaknya
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pernyataan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut (Ghozali, 2006: 49). Penelitian ini menguji validitas
dengan melakukan uji korelasi bivariate antara masing-masing skor
indikator (skor item pernyataan) dengan skor konstruk (skor total).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tabel IV.4
Hasil Uji Validitas pada Variabel Gaya Kepemimpinan
Konstruk Item
Pernyataan
Nilai
Signifikansi
Keterangan
Gaya 1 0,000 Valid
Kepemimpinan 2 0,000 Valid
3 0,000 Valid
4 0,000 Valid
5 0,000 Valid
6 0,000 Valid
7 0,000 Valid
8 0,000 Valid
9 0,000 Valid
10 0,000 Valid
11 0,012 Valid
12 0,000 Valid
13 0,005 Valid
14 0,000 Valid
15 0,001 Valid
16 0,024 Valid
17 0,000 Valid
18 0,000 Valid
19 0,203 Tidak Valid
20 0,000 Valid
Sumber: data primer diolah, 2012
Dari tabel IV.4 di atas dapat dilihat bahwa terdapat satu item
pernyataan yang tidak valid dari konstruk gaya kepemimpinan, yaitu
item nomor 19. Sementara itu, item-item yang lain telah memenuhi
syarat validitas dengan nilai signifikansi <0,05. Untuk pengujian
selanjutnya item yang tidak valid dihilangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel IV.5
Hasil Uji Validitas pada Variabel Kualitas SDM
Konstruk Item
Pernyataan
Nilai
Signifikansi
Keterangan
Kualitas SDM 1 0,000 Valid
2 0,000 Valid
3 0,000 Valid
4 0,000 Valid
5 0,000 Valid
6 0,002 Valid
7 0,156 Tidak Valid
8 0,001 Valid
9 0,003 Valid
10 0,196 Tidak Valid
11 0,018 Valid
12 0,000 Valid
13 0,000 Valid
14 0,001 Valid
15 0,000 Valid
16 0,136 Tidak Valid
17 0,007 Valid
18 0,023 Valid
19 0,000 Valid
20 0,006 Valid
21 0,000 Valid
22 0,299 Tidak Valid
23 0,044 Valid
24 0,122 Tidak Valid
25 0.000 Valid
26 0.006 Valid
27 0,000 Valid
28 0,000 Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
29 0,000 Valid
30 0,000 Valid
31 0,000 Valid
32 0,000 Valid
33 0,000 Valid
34 0,001 Valid
Sumber: data primer diolah, 2012
Dari tabel IV.5 di atas dapat dilihat bahwa terdapat 5 item
pernyataan yang tidak valid dari konstruk kualitas sumber daya
manusia, yaitu item nomor 7, 10, 16, 22, dan 24. Sementara itu, item-
item yang lain telah memenuhi syarat validitas dengan nilai
signifikansi <0,05. Untuk pengujian selanjutnya item yang tidak valid
dihilangkan.
Tabel IV.6
Hasil Uji Validitas pada Variabel Komitmen Organisasi
Konstruk Item
Pernyataan
Nilai
Signifikansi
Keterangan
Komitmen 1 0,000 Valid
Organisasi 2 0,000 Valid
3 0,000 Valid
4 0,000 Valid
5 0,000 Valid
6 0,000 Valid
7 0,000 Valid
8 0,000 Valid
9 0,000 Valid
Sumber: data primer diolah, 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Dari Tabel IV.6 di atas dapat dilihat bahwa semua item
pernyataan dari konstruk komitmen organisasi telah memenuhi syarat
validitas dengan nilai signifikansi <0,05.
Tabel IV.7
Hasil Uji Validitas Pada Variabel Implementasi Anggaran Berbasis
Kinerja
Konstruk Item
Pernyataan
Nilai
Signifikansi
Keterangan
Implementasi 1 0,000 Valid
Anggaran 2 0,000 Valid
Berbasis 3 0,000 Valid
Kinerja 4 0,000 Valid
5 0,000 Valid
6 0,000 Valid
7 0,000 Valid
8 0,000 Valid
9 0,000 Valid
10 0,000 Valid
11 0,000 Valid
12 0,000 Valid
13 0,000 Valid
14 0,000 Valid
15 0,000 Valid
16 0,000 Valid
17 0,000 Valid
18 0,000 Valid
19 0,000 Valid
20 0,000 Valid
Sumber: data primer diolah, 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Dari Tabel IV.7 di atas dapat dilihat bahwa semua item
pernyataan dari konstruk implementasi anggaran berbasis kinerja telah
memenuhi syarat validitas dengan nilai signifikansi <0,05.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisoner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2006: 45).
Tabel IV.8
Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Konstruk Jumlah item
pernyataan
Cronbach
Alpha
Gaya Kepemimpinan 19 0,833
Kualitas SDM 29 0,859
Komitmen Organisasi 9 0,853
Implementasi Anggaran Berbasis
Kinerja
20 0,876
Sumber: data primer diolah, 2012
Hasil uji reliabilitas yang ditunjukkan oleh tabel IV.8 di atas
menunjukkan nilai Cronbach Alpha pada variabel gaya kepemimpinan,
kualitas SDM, komitmen organisasi dan implementasi anggaran
berbasis kinerja lebih dari 0,8, hal ini menunjukkan reliabilitas masing-
masing variabel baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
D. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2006: 147). Pengujian normalitas data dalam penelitian ini
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, dengan membandingkan nilai
p value dengan tingkat signifikansi 5%. Jika p value > 5%, maka data
berdistribusi normal. Hasil pengujian tersebut sebagai berikut:
Tabel IV.9
Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov
Unstandarized
Residual
N 71
Normal parameters8 Mean .0000000
Std. Deviation 4.72972798
Most Extreme Differences Absolute .088
Positive .045
Negative -.088
Kolmogorov-Smirnov Z .744
Asymp. Sig. (2-tailed) .637
Sumber: data primer diolah, 2012
Nilai Kolmogorov-Smirnov pada tabel IV.9 di atas adalah 0,637
dengan signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
data berdistribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel bebas (Ghozali, 2006: 95). Jika terjadi korelasi antar variabel
independen maka dikatakan terjadi problem multikolinieritas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam model
regresi, akan dilihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF) dengan alat bantu program SPSS 16. Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama
dengan nilai VIF tinggi (karena VIF= 1/ tolerance). Nilai cutoff yang
dipakai adalah tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Jika
tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang
dari 0,10 dan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF
lebih dari 10, maka tidak terjadi problem multikolinieritas. Hasil uji
multikolinieritas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel IV.10 Hasil Uji Multikolinieritas
Konstruk Tolerance VIF Keterangan
Gaya
kepemimpinan
.711 1,406 Tidak terjadi
multikolinieritas
Kualitas SDM .658 1,519 Tidak terjadi
multikolinieritas
Komitmen
organisasi
.913 1,095 Tidak terjadi
multikolinieritas
Sumber: data primer diolah, 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Dari tabel IV.9 di atas dapat dilihat bahwa nilai Tolerance pada
variabel independen berada di atas 0,10 dan nilai VIF di bawah 10. Hal
tersebut menunjukkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi korelasi
antar variabel independen.
3. Uji Autokerelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena
kesalahan penggangu tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi (Ghozali, 2006: 99).
Untuk menguji autokorelasi, peneliti menggunakan uji Durbin-
Watson digunakan untuk melihat bahwa dalam model regresi dan tidak
ada variabel lag di antara variabel independen (du< dw< 4-du).
Hipotesis yang akan diuji:
H0: tidak ada autokorelasi (r = 0)
H1: ada autolorelasi (r ≠ 0)
Hasil uji Autokorelasi dapat dilihat pada Tabel IV.11 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel IV.11
Hasil Uji Durbin-Wason
N 71
Variabel independen 3
Nilai Durbin-Watson 1,713
Batas bawah (dl) 1,528
Batas atas (du) 1,704
4-du 2,296
Sumber: data primer diolah, 2012
Dari tabel IV.11 di atas dapat dilihat bahwa nilai DW 1,713
lebih besar dari batas atas (du) 1,704 dan kurang dari 4-du, maka dapat
disimpulkan bahwa kita tidak bisa menolak H0 yang menyatakan
bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif atau dapat
disimpulkan tidak ada autokorelasi.
4. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas terjadi apabila
tidak adanya kesamaan deviasi standar nilai variabel dependen pada
setiap variabel independen. Bila terjadi gejala heteroskedastisitas
akan menimbulkan akibat varians koefisien regresi menjadi minimum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
dan confidence interval melebar sehingga hasil uji signifikansi
statistik tidak valid lagi (Ghozali, 2006: 125).
Metode yang digunakan untuk menguji heteroskedastisitas
adalah dengan melihat grafik scatterplot. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastistas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik
yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas. Metode lain yang digunakan untuk menguji
ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan uji Glejser.
Apabila koefisien beta dari persamaan regresi signifikan secara
statistik, maka dapat disimpulkan terjadi heteroskedastisitas. Hasil
pengujian dengan uji Glejser dan uji grafik plot dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel IV.12
Uji Glejser
Unstandarized coefficients
Standardized coefficients
Model B Std.Error Beta T Sig.
1 (Constant) 1.798E-14 8.412 .000 1.000 GY .000 .089 .000 .000 1.000
SDM .000 .076 .000 .000 1.000 KMT .000 .143 .000 .000 1.000
Sumber: data primer diolah, 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Dari tabel IV.12 di atas dapat dilihat bahwa koefisien
parameter untuk variabel independen tidak ada yang signifikan, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada
model regresi. Hal ini konsisten dengan hasil grafik scatterplots
seperti gambar IV.1 di bawah ini:
Gambar IV.1
Grafik Scatterplots Uji Heteroskedastisitas
Dari gambar IV.1 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada pola
yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y. hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
E. Uji Hipotesis
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian dan pengajuan
hipotesis dari penelitian, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
metode analisis regresi berganda antara variabel dependen. Koefisien
regresi diperoleh dari hasil regresi yang ditunjukkan oleh output yang
dinamakan coefficient atau nilai beta. Koefisien tiap regresi digunakan
untuk menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Besarnya koefisien tiap regresi diperoleh dari persamaan regresi
sebagai berikut:
Dimana:
ABK = Variabel Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja
a = Konstanta
b₁, b₂, b3 = Koefisien regresi
GY = Variabel Gaya Kepemimpinan
SDM = Variabel Kualitas Sumber Daya manusia
KMT = Variabel Komitmen Organisasi
e = Error Term
1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel
dependen. Nilai (R2) yang kecil menunjukkan vaiabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2006). Karena adanya
ABK= a + b1GY + b2SDM + b3KMT + e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
kelemahan pada pengggunaan koefisien determinasi yaitu bias
terhadap jumlah variabel independen, maka dalam penelitian ini
menggunakan nilai Adjusted R2 untuk mengevaluasi model regresi.
Untuk melihat hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel IV.13
Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .775a .601 .583 4.834
Sumber: data primer diolah, 2012
Nilai Adjusted R2 pada tabel di atas adalah 0,583, hal ini berarti
58,3% variabel implementasi anggaran berbasis kinerja dapat
dijelaskan oleh ketiga variabel independen gaya kepemimpinan,
kualitas SDM, dan komitmen organisasi.
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini
digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai
berikut:
a. Quick look: Apabila nilai F lebih besar dari 4 (α = 5%), dan
b. Menggunakan probability value (sig) atas F hitung. Apabila
probability value (sig) dalam hasil pengujian lebih kecil dari 0,05
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
maka dapat dinyatakan bahwa koefisien regresi variabel
independen tidak sama dengan nol atau dapat disimpulkan bahwa
seluruh variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap
variabel dependen.
Untuk melihat hasil Uji Signifikansi Simultan dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel IV.14
Tabel Uji Signifikansi Simultan
Model Sum of square Df Mean Square F Sig
1 Regression 2355.993 3 785.331 33.601 .000a
Residual 1565.923 67
Total 3921.915 70 23.372
Sumber: data primer diolah, 2012
Berdasarkan tabel IV.14 di atas dapat dilihat nilai F hitung sebesar
33,601 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas lebih kecil dari
0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
implementasi anggaran berbasis kinerja atau dapat dikatakan bahwa gaya
kepemimpinan, kualitas SDM dan komitmen organisasi secara bersama-
sama berhubungan positif dengan implementasi anggaran berbasis kinerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Tabel IV.15
Hasil Pengujian Hipotesis
Unstandaridized
Coefficients
Standaridized
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -8.579 -8.412
GY .167 .089 .171 1.868 .066*
SDM .537 .076 .669 7.032 .000**
KMT .009 .143 .005 .066 .948
Sumber: data primer diolah, 2012
Dari tabel IV.15 di atas dapat dilihat, berdasarkan unstandardized
beta coefficients diperoleh hasil bahwa (*) variabel gaya kepemimpinan
(GY) dalam model regresi signifikan pada derajat kepercayaan (α) 10%
dan (**) variabel kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam model
regresi signifikan pada derajat kepercayaan (α) 5%. Sedangkan untuk
variabel komitmen organisasi (KMT) tidak signifikan. Sehingga dari
ketiga variabel independen tersebut diperoleh persamaan sistematis
sebagai berikut:
F. Pembahasan
1. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap implementasi anggaran
berbasis kinerja.
Pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini menyatakan
bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap implementasi
anggaran berbasis kinerja. Hasil analisis regresi berganda
ABK = -8,579 + 0,167 GY + 0,537SDM + 0,009KMT + e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
menunjukkan bahwa variabel bebas gaya kepemimpinan memiliki
koefisien regresi dengan tanda positif sebesar 0,167. Hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
implementasi anggaran berbasis kinerja adalah positif. Nilai t-hitung
sebesar 1,868 lebih besar dibandingkan t-tabel dengan derajat
kebebasan (df) sebesar 1,296 serta nilai signifikansi sebesar 0,066
lebih kecil daripada derajat kepercayaan (α) 0,10 menyatakan bahwa
gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan pada tingkat kepercayaan
(α) 0,10. Dalam penelitian ini, hasil regresi berganda menyatakan
adanya pengaruh yang positif dan signifikan gaya kepemimpinan
terhadap implementasi anggaran berbasis kinerja, maka dengan
demikian, hipotesis pertama (H1) diterima.
Gaya kepemimpinan menuntut seorang manajer untuk mampu
mengambil tindakan yang tepat dalam sebuah organisasi. Penerapan
gaya kepemimpinan yang tepat akan mengarahkan sebuah organisasi
untuk mencapai tujuannya dan menciptakan lingkungan organisasi
yang kondusif. Sikap karismatik seorang manajer mampu membuat
para stafnya memiliki rasa bangga dan menghargai manajer dalam
organisasi tersebut. Selain itu sikap perhatian terhadap staf, stimulasi
intelektual yang mampu mendorong staf untuk berfikir kreatif dalam
segala situasi dalam organisasi, adanya imbalan kontinjen terhadap
prestasi para staf, dan tidak terlalu banyak melakukan intervensi
terhadap staf dalam mengendalikan tugas menentukan keberhasilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
manajer dalam mempengaruhi para staf untuk membentuk keselarasan
tujuan dalam organisasi.
Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ketika
tujuan suatu organisasi dikaitkan dengan pencapaian efektivitas
implementasi anggaran berbasis kinerja, maka sikap yang tepat dalam
aplikasi gaya kepemimpinan akan mempengaruhinya. Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Izzaty (2011) yang
menemukan adanya pengaruh positif signifikan dari gaya
kepemimpinan terhadap penerapan anggaran berbasis kinerja. Selain
itu, hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sutarmo (2012) yang menemukan adanya pengaruh positif gaya
kepemimpinan terhadap partisipasi anggaran.
2. Pengaruh kualitas sumber daya manusia terhadap implementasi
anggaran berbasis kinerja.
Pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini menyatakan
bahwa kualitas sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap
implementasi anggaran berbasis kinerja. Hal ini terlihat dalam hasil
pengujian regresi berganda, variabel sumber daya manusia memiliki
koefisien regresi dengan tanda positif yaitu sebesar 0,537. Hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh kualitas sumber daya manusia terhadap
implementasi anggaran berbasis kinerja adalah positif. Nilai t-hitung
sebesar 7,032 lebih besar dibandingkan t-tabel dengan derajat
kebebasan (df) sebesar 1,9949 serta nilai signifikansi sebesar 0,000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
lebih kecil daripada derajat kepercayaan (α) 0,05 menyatakan bahwa
kualitas sumber daya manusia berpengaruh signifikan. Dalam
penelitian ini hasil regresi berganda menyatakan adanya pengaruh
yang positif dan signifikan dari kualitas sumber daya manusia terhadap
implementasi anggaran berbasis kinerja, maka dengan demikian,
hipotesis kedua (H2) diterima.
Sumber daya manusia merupakan komponen penting dalam
penyusunan dan pelaksanaan anggaran karena sumber daya manusia
selalu terkait mulai dari penetapan sasaran hingga evaluasi. Sumber
daya manusia juga memiliki fungsi penting dalam penentuan indikator
kinerja. Oleh sebab itu, kualitas sumber daya manusia yang tinggi akan
mampu diarahkan untuk pencapaian efektivitas implementasi anggaran
berbasis kinerja. Kualitas sumber daya manusia dapat ditinjau dari
latar pendidikan yang memadai dalam penganggaran, tingkat
kedisiplinan, tingkat tanggung jawab, dan pengalaman yang ia miliki.
Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi kualitas sumber daya manusia sebagai pelaksana dalam
implementasi anggaran berbasis kinerja, maka efektivitas
implementasi anggaran tersebut akan tercapai.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Suhardjanto dan Cahya (2008) yang menunjukkan hubungan
positif sumber daya manusia dalam implementasi anggaran berbasis
kinerja pada pemerintah kota Surakarta. Selain itu dalam penelitian
Sihaloho dan Halim (2005) juga memasukkan sumber daya (personal)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
sebagai aspek rasional dalam mempengaruhi kinerja pemerintah
daerah dan menunjukkan hasil positif dan signifikan.
3. Pengaruh komitmen organisasi terhadap implementasi anggaran
berbasis kinerja.
Pengujian hipotesis ketiga dalam penelitian ini menyatakan
bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap
implementasi anggaran berbasis kinerja. Hal ini terlihat dalam hasil
pengujian regresi berganda, variabel komitmen organisasi memiliki
koefisien regresi dengan tanda positif yaitu sebesar 0,009. Hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh komitmen organisasi terhadap
implementasi anggaran berbasis kinerja adalah positif. Nilai t-hitung
sebesar 0,66 lebih kecil dibandingkan t-tabel dengan derajat kebebasan
(df) sebesar 1,9949 serta nilai signifikansi sebesar 0,948 lebih besar
daripada derajat kepercayaan (α) 0,05 Nilai signifikansi sebesar 0,948
menyatakan bahwa komitmen organisasi memiliki pengaruh tidak
signifikan. Dalam penelitian ini hasil regresi berganda menyatakan
adanya pengaruh positif tidak signifikan komitmen organisasi terhadap
implementasi anggaran berbasis kinerja, maka dengan demikian,
hipotesis ketiga (H3) ditolak.
Komitmen organisasi berkaitan dengan kemauan yang kuat
dalam diri individu untuk mencapai sebuah tujuan organisasi. Ketika
tujuan organisasi dikaitkan dengan efektivitas implementasi anggaran
berbasis kinerja maka komitmen organisasi yang tinggi dalam diri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
seseorang sebagai pelaku dalam anggaran berbasis kinerja akan
meningkatkan efektivitas implementasi anggaran tersebut. Kondisi
berkebalikan juga bisa terjadi ketika komitmen organisasi tersebut
cenderung rendah.
Hasil penelitian ini tidak selaras dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sumarno (2005) yang menghasilkan kesimpulan bahwa
pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan kinerja manajerial
dan partisipasi anggaran adalah positif dan signifikan. Selain itu, hasil
penelitian Wahyudi (2008) menghasilkan kesimpulan bahwa
komitmen organisasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kesenjangan anggaran. Hasil penelitian yang tidak sesuai mungkin
disebabkan perbedaan kecenderungan responden dalam menjawab
kuesioner/faktor sampel yang berbeda dan jumlah sampel yang
berbeda dalam penelitian/data yang dianalisis kecil (Wentzel, 2002;
Chong dan Chong, 2002 dalam Damayanti, 2007). Hasil persepsi
responden dalam menjawab kuesioner yang berkaitan dengan
komitmen organisasi dapat dilihat pada tabel IV.16 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Tabel IV.16
Persepsi Responden Terhadap Komitmen Organisasi
No. Item penilaian Jumlah jawaban responden
STS
(1)
TS
(2)
N
(3)
S
(4)
SS
(5)
1 Saya ingin bekerja melebihi apa yang diminta demi kemajuan instansi
0 7 22 39 3
2 Saya sering bercerita kepada teman-teman kehebatan kantor dimana saya bekerja
3 14 31 22 1
3 Saya akan menerima hampir semua tugas yang diberikan agar saya dapat terus bekerja disini
1 13 29 26 2
4 Saya merasa nilai-nilai diri saya selaras atau sesuai dengan nilai-nilai yang ada di instansi ini.
0 1 30 38 2
5 Saya merasa bangga menceritakan kepada teman-teman bahwa saya sepenuhnya merupakan bagian dari instansi ini.
2 11 21 29 8
6 Instansi ini sangatlah memberi inspirasi bagi saya untuk berprestasi
0 0 26 43 2
7 Saya sungguh merasa senang karena saya telah memilih instansi ini sebagai tempat bekerja dibanding yang diperoleh teman-teman lain.
0 0 18 45 8
8 Saya sangat peduli akan nasib instansi ini
0 0 15 51 5
9 Menurut pendapat saya instansi ini adalah tempat terbaik untuk bekerja
0 1 20 45 5
Sumber: data primer diolah, 2012
Dari tabel IV.15 di atas dapat dilihat bahwa dari 9 pernyataan
komitmen organisasi yang diajukan kepada 71 orang responden masih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
ada beberapa orang yang memberikan jawaban tidak setuju maupun
sangat tidak setuju.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
BAB V
PENUTUP
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya
kepemimpinan, kualitas sumber daya manusia dan komitmen organisasi
terhadap implementasi anggaran berbasis kinerja. Bab ini menjelaskan
kesimpulan, keterbatasan dan saran yang dapat peneliti sampaikan atas
penelitian ini.
A. KESIMPULAN
Hasil pengujian empiris menunjukkan bahwa:
1. Gaya kepemimpinan seorang manajer atau pemimpin dalam suatu
organisasi berpengaruh positif signifikan pada tingkat 10% terhadap
implementasi anggaran berbasis kinerja. Gaya kepemimpinan yang
ditunjukkan degan sikap karismatik, perhatian terhadap staf, stimulasi
intelektual yang mendorong kreativitas staf, imbalan kontijen dan
intervensi yang tidak berlebihan yang diterapkan oleh seorang
pemimpin dalam penerapan anggaran berbasis kinerja akan
meningkatkan efektivitas penerapan anggaran tersebut.
2. Kualitas sumber daya manusia yang ditinjau dari latar belakang
pendidikan dan pengalaman kerja dalam bidang penganggaran
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap implementasi anggaran
berbasis kinerja dalam suatu organisasi. Sumber daya manusia sangat
berkaitan erat dalam proses penyusunan dan pelaksanaan anggaran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
sehingga sumber daya manusia yang berkualitas tinggi akan
meningkatkan efektivitas dalam implementasi anggaran berbasis
kinerja.
3. Komitmen organisasi dalam diri masing-masing individu memiliki
pengaruh positif tidak signifikan terhadap implementasi anggaran
berbasis kinerja. Komitmen organisasi terkait dengan kemauan yang
kuat dalam diri masing-masing individu untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan dalam organisasi. Ketika komitmen organisasi masing-
masing individu yang terlibat dalam sistem penganggaran berbasis
kinerja tinggi maka efektivitas implementasi anggaran tersebut akan
tercapai. Kondisi sebaliknya juga akan mempengaruhi efektivitas
implementasi anggaran berbasis kinerja ketika komitmen organisasi
diri masing-masing individu dalam organisasi rendah.
B. KETERBATASAN
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini menggunakan asumsi bahwa setiap unit kerja di BLU
UNS telah mengimplementasikan anggaran berbasis kinerja
sepenuhnya.
2. Waktu penyebaran kuesioner mendekati akhir tutup anggaran,
sehingga banyak responden yang tidak bisa ditemui secara langsung
dan peneliti tidak bisa melakukan interview kepada responden.
3. Pengambilan sampel dalam penelitian belum melibatkan keseluruhan
Biro di BLU UNS yang pada dasarnya juga mengambil peran besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
dalam implementasi anggaran berbasis kinerja, peneliti hanya
mengambil sampel Biro Administrasi dan Keuangan dalam penelitian.
C. SARAN
Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, maka saran yang
peneliti berikan adalah sebagai berikut:
1. Penelitian berikutnya sebaiknya tidak menggunakan asumsi bahwa
semua sampel telah mengimplementasikan anggaran kinerja pada unit
kerja masing-masing. Sebaiknya melakukan identifikasi awal untuk
menentukan unit kerja mana saja yang telah mengimplementasikan
anggaran berbasis kinerja sepenuhnya sehingga dapat memperoleh
sampel yang tepat dalam penelitian.
2. Penelitian berikutnya sebaiknya memilih waktu penyebaran kuesioner
yang tidak mendekati akhir tutup anggaran masing-masing unit kerja
sehingga para responden bisa meluangkan waktu dan peneliti dapat
melakukan interview kepada responden untuk memperkuat hasil dalam
penelitian.
3. Seharusnya tidak hanya Biro Administrasi dan Keuangan yang
dijadikan sampel dalam penelitian tetapi juga Biro Administrasi
Akademik, Biro Kemahasiswaan dan Biro Administrasi Perencanaan
dan Sistem Informasi untuk menambah validitas dan reliabilitas hasil
penelitian.