digesti dan absorbsi, cara makan, evolusi saluran cerna

Upload: ridha-wahyuni

Post on 30-Oct-2015

464 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Sistem Pencernaan makanan

Untuk dapat hidup, mahluk hidup memerlukan makanan. Makanan tersebut dicerna di dalam tubuh untuk menghasilkan energi melalui suatu proses yang disebut dengan proses pencernaan. Proses pencernaan adalah proses pemecahan makanan dari molekul besar (komplek) menjadi molekul yang lebih kecil (sederhana) agar dengan mudah dapat diserap oleh darah. Sebagian besar hewan memakan organisme lain, mati atau hidup, utuh atau secara sepotong-sepotong yang digunakan sebagai sumber energi dan molekul-molekul organik untuk merakit molekul-molekul, sel-sel dan jaringan-jaringan baru (Campbell, 2010). Secara umum berdasarkan jenis makanannya hewan digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu Herbivora, termasuk gorila, sapi, kelinci dan banyak keong, memakan organisme autotrof (tumbuhan, alga, ganggang). Karnivora seperti hiu, burung elang, laba-laba dan ular, memakan hewan lain. Omnivora secara reguler mengkonsumsi hewan dan juga tumbuhan atau alga. Hewan omnivora meliputi kecoak, burung gagak, rakun, dan manusia, yang berkembang sebagai pemburu, pemakan bangkai, dan pengumpul makanan. Istilah herbivora, karnivora dan omnivora menggambarkan jenis makanan yang umum dimakan oleh seekor hewan dan adaptasi yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan dan mengolah makanan tersebut. Akan tetapi, sebagian besar hewan adalah oportunistik, yang memakan makanan yang berada di luar kategori makanan utamanya ketika makanan yang biasa tidak tersedia. Sebagai contoh, babi dan rusa, yang termasuk ke dalam kelompok herbivora, kadang-kadang bisa memakan hewan kecil atau telur burung bersama-sama dengan rumput dan tumbuhan lain. Sebagian besar karnivora mendapatkan beberapa nutrien dari bahan tumbuhan yang masih berada dalam saluran pencernaan mangsa yang mereka makan. Semua hewan juga mengkonsumsi beberapa bakteri bersama-sama dengan jenis makanan lain. Pengolahan makanan pada hewan dapat dibagi menjadi empat tahap berbeda yaitu ingesti (tindakan memakan), digesti (pencernaan), absorpsi (penyerapan) dan eliminasi (pembuangan) (Campbell, 2010).a. Ingesti (Penelanan)Ingesti (Penelanan) adalah tahapan pertama pengolahan makanan yaitu akivitas memakan atau memasukkan makanan ke dalam mulut. Makanan dapat ditelan dalam banyak betuk baik cair maupun padat. Karena bervariasinya sumber-sumber makanan maka strategi untuk mengekstrak sumber daya dari makanan juga sangat berbeda di antara spesies-spesies hewan.b. Digesti (Pencernaan)Digesti merupakan proses penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan yang terjadi dalam saluran pencernaan, yaitu agar dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut suatu rangkaian proses mekanis dan kimia yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Fungsi utama pencernaan adalah memecah molekul kompleks dan molekul besar dalam makanan sehingga molekul itu dapat diserap dan digunakan oleh tubuh. Penguraian komponen kompleks menjadi komponen sederhana disebut hidrolisis. Meskipun hidrolisis itu merupakan suatu reaksi eksotermik, tetapi jumlah energi yang dilepaskan hanya sedikit, agar reaksi penguraian dapat berlangsung dengan cepat maka harus dikatalis oleh enzim. Kebanyakan hewan, mulai dari spon sampai manusia secara umum mempunyai jenis enzim yang sama.c. Absorbsi (Penyerapan)Setelah dicerna zat makanan yang kecil diserap oleh sel-sel saluran pencernaan secara difusi atau transfor aktif. Molekul-molekul yang berbeda, meskipun sama dalam ukuran dan struktur seperti gula sederhana fruktosa, galaktosa dan glukosa mempunyai jalur sendiri-sendiri (Villee et al, 1984)d. Eliminasi (Pembuangan)Eliminasi adalah keluarnya bahan makanan yang tidak tercerna dari saluran pencernaan.

Evolusi Saluran Pencernaan HewanSaluran pencernaan pada hewan berbeda-beda dalam berbagai jenis, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. 1. Pada hewan protozoa (paramaecium dan amoeba) alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara intraselular. Hasil pencernaan diserap dari vakuola. Semua zat sisa makanan yang tidak diperlukan oleh tubuh dikeluarkan dari badan. Zat makanan yang diabsorbsi masuk ke dalam sel secara difusi. 2. Pada hewan primitif seperti cacing pipih yang kecil Makrostomum, saluran pencernaannya hanya merupakan suatu kantung sederhana dengan suatu lubang yaitu mulut. 3. Hewan air tawar yang panjangnya kurang dari 1 mm yang berenang atau merayap di atas kotoran dalam kolam mempunyai mulut yang terletak di bagian ventral bersambung dengan saluran bersilium, faring, yang bermuara ke dalam kantong yang sederhana yang disebut dengan usus. Cacing ini memakan hewan kecil yang lain yang ditelan secara utuh, jika mangsa itu sampai di kantung usus, sel-sel tertentu menghasilkan enzim yang masuk ke dalam kantung dan mencernanya secara ekstraseluler. Mangsa itu kemudian hancur dan partikel yang terjadi dibungkus oleh sel-sel usus lain sehingga pencernaan itu dituntaskan secara intraseluler. Zat makanan yang tidak diperlukan oleh tubuh dikeluarkan melalui mulut. 4. Planaria mempunyai kantung ususnya bercabang-cabang sehingga memudahkan absorbsi zat makanan ke berbagai bagian tubuh. Planaria juga mempunyai tabung faring yang berotot yang dapat dijulurkan ke luar dari mulut masuk ke dalam tubuh mangsanya atau ke dalam sisa-sisa hewan yang telah mati dan isi dari mangsanya itu di hisap ke dalam usus planaria. 5. Hidra, anemon laut dan koral mempunyai rongga usus dengan hanya satu lubang. Hewan-hewan tersebut memakan hewan kecil lain yang setelah ditelan seluruhnya, pertama-tama dicerna secara ekstraseluler dan kemudian secara intraseluler.Perbedaan ukuran antara hewan-hewan di atas menunjukkan bahwa evolusi rongga usus memungkinkan pemanfaatan massa makanan yang lebih besar serta membenarkan bahwa pencernaan makanan meskipun hanya sebagian dilakukan secara ekstraseluler. Mekanisme Makan HewanMakanan hewan diperoleh melalui berbagai mekanisme, meskipun diet dan kebiasaan makan yang sama terjadi pada golongan hewan yang berbeda, tetapi proses makannya tidak identik. Mekanisme hewan memperoleh makanan sangat beragam, tetapi semuanya digolongkan ke dalam empat kelompok utama yaitu :1. Pemakan suspensiPemakan suspensi (suspension feeder) yang menyaring partikel-partikel makanan kecil dari air. Remis dan tiram, misalnya, menggunakan insangnya untuk menjerat potongan-potongan kecil, yang kemudian disapu bersama-sama dengan suatu lapisan tipis mukus ke mulut oleh silia yang berdenyut atau bergerak. Paus baleen, hewan terbesar diantara semua hewan yang pernah hidup, juga pemakan suspensi. Mereka berenang dengan mulut ternganga, yang menapis jutaan hewan kecil dari volume air yang begitu besar, yang dipaksa masuk melalui lempengan serupa saringan yang bertaut dengan rahangnya.

Gambar 1. Hewan pemakan suspensi: seekor paus baleen. Paus berpunggung bengkok dan paus baleen lainnya menggunakan lempengan seperti sisir yang menggantung pada rahang atas (baleen) untuk menyaring invertebrata kecil dari volume air yang sangat besar. Paus itu membuka mulutnya dan mengisi kantung mulut yang digelembungkannya dengan air, kemudian menutupnya dan mengkontraksikan kantung itu. Hal tersebut akan memaksa air keluar dari mulut melalui baleen tersebut, dan mulut paus tersebut kini penuh dengan makanan yang terjerat.(Campbell, 2010)2. Pemakan substrat Pemakan substrat (substrate-feeder) adalah hewan yang hidup di dalam atau pada makanannya. Hewan ini makan sambil menggali saluran membuat jalan di dalam makanannya. Contohnya adalah penggali daun, yang merupakan larva berbagai serangga yang membuat terowongan melalui bagian dalam daun. Memakan sambil membuat jalannya dan meninggalkan jejak feses. Beberapa pemakan substrat yang lain adalah belatung (larva lalat), yang meliang ke dalam daging hewan.

Gambar 2. hewan pemakan substrat: seekor penggali daun. Larva ngengat memakan daun sambil menggali jalannya melalui mesofil daun ek, meninggalkan jejak feses hitam di belakangnya. (Campbell, 2010)

3. Pemakan cairan Pemakan cairan (fluid-feeder) memperoleh makanannya dengan cara menyedot cairan yang kaya nutrien dari inang hidup. Nyamuk dan lintah menyedot darah dari hewan. Afid merupakan pemakan cairan yang menyadap getah floem tumbuhan. Karena hewan pemakan cairan ini membahayakan inangnya, maka mereka dianggap sebagi parasit. Sebaliknya, burung kolibri dan lebah menguntungkan tumbuhan inangnya, dengan memindahkan serbuk sari ketika mereka berpindah dari satu bunga ke bunga lain untuk mencari nektar.

Gambar 12. Hewan pemakan cairan: seekor nyamuk. Parasit ini telah menusuk kulit manusia inangnya dengan bagian mulut yang berbentuk seperti jarum yang bersaluran dan mengisi saluran pencernaannya dengan darah (SEM yang diwarnai) (Campbell, 2010).4. Pemakan potongan besar Pemakan potongan besar (bulk-feder) yang memakan potongan-potongan makanan dalam ukuran yang relatif besar. Adaptasinya berupa anggota tubuh seperti tentakel, sepit, kuku, gigi taring beracun, dan rahang dan geligi yang membunuh mangsanya atau memotong-motong daging atau tumbuhan.

Gambar 3. Hewan pemakan potongan besar : seekor ular piton. Sebagian besar hewan menelan potongan makanan yang relatif besar, meskipun jarang sekali yang sebesar mangsa dalam gambar ini. Dalam pemandangan yang menakjubkan ini, seekor ular piton batu sedang memulai menelan seekor gazelle (sejenis antelop dari genus Gazella sp). Ular itu akan menghabiskan waktu dua menggu atau lebih berdiam di tempat yang sepi untuk mencerna makanannya. (Campbell, 2010).

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Reece dan Mitchell. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Erlangga : JakartaVillee, A. C., Walker & Barner. 1984. Zoologi Umum. Erlangga : Jakarta