digdo aji r g9911112052

16
RESPONSI SEORANG WANITA USIA 51 TAHUN DENGAN DENGAN SELULITIS Oleh : Digdo Aji Raharjo G9911112052 Pembimbing : Dr. dr. Indah julianto, Sp.KK KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

Upload: fahmi-wahyu-rakhmanda

Post on 17-Feb-2015

57 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Digdo Aji R G9911112052

RESPONSI

SEORANG WANITA USIA 51 TAHUN DENGAN

DENGAN SELULITIS

Oleh :

Digdo Aji Raharjo

G9911112052

Pembimbing :

Dr. dr. Indah julianto, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI

SURAKARTA

2012

Page 2: Digdo Aji R G9911112052

STATUS RESPONSI

ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

Pembimbing : Dr. dr. Indah julianto, Sp. KK

Nama Mahasiswa : Digdo Aji Raharjo

NIM : G9911112052

SELULITIS

A. DEFINISI

Selulitis adalah infeksi dermis dan jaringan subkutan, sangat nyeri,

eritema, dengan karakterisik hangat, edema, dan batas tidak tegas. Umumnya

timbul di sekitar kulit yang luka, seperti luka operasi, trauma, infeksi tinea,

atau ulserasi1.

B. EPIDEMIOLOGI

Selulitis biasanya terjadi pada anak-anak dan orang tua. Penyakit ini

mengenai kedua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan sama banyak1.

C. ETIOLOGI

Penyebab selulitis antara lain Streptococcus grup B, Haemophylus

influenza, Pneumokokus, Staphylococcus aereus dan Streptococcus grup A.

Meskipun ada beberapa bakteri yang dapat menyebabkab selulitis, penyebab

yang paling sering dijumpai adalah Staphylococcus dan Streptococcus2.

Selulitis terjadi saat bakteri tersebut masuk melalui kulit yang bercelah

terutama celah antara selaput jari kaki, pergelangan kaki, dan tumit, kulit

terbuka, bekas sayatan pembedahan (lymphadenectomy, mastectomy,

postvenectomy). Walaupun selulitis dapat terjadi di kulit bagian manapun,

lokasi paling sering terjadi adalah di kaki, khususnya di kulit daerah tulang

kering dan punggung kaki. Pada anak-anak usia di bawah 6 tahun, bakteri

Hemophilus influenzae dapat menyebabkan selulitis, khususnya di daerah

wajah dan lengan4.

2

Page 3: Digdo Aji R G9911112052

Ada beberapa faktor yang memperparah resiko dari perkembangan

selulitis, antara lain :

1.      Usia

Semakin tua usia, kefektifan sistem sirkulasi dalam menghantarkan darah

berkurang pada bagian tubuh tertentu. Sehingga abrasi kulit potensi

mengalami infeksi seperti selulitis pada bagian yang sirkulasi darahnya

memprihatinka.

2.      Melemahnya sistem immun (Immunodeficiency)

Dengan sistem immune yang melemah maka semakin mempermudah

terjadinya infeksi. Contoh pada penderita leukemia lymphotik kronis dan

infeksi HIV. Penggunaan obat pelemah immun (bagi orang yang baru

transplantasi organ) juga mempermudah infeksi.

3.      Diabetes mellitus

Tidak hanya gula darah meningkat dalam darah namun juga mengurangi

sistem immun tubuh dan menambah resiko terinfeksi. Diabetes

mengurangi sirkulasi darah pada ekstremitas bawah dan potensial

membuat luka pada kaki dan menjadi jalan masuk bagi bakteri

penginfeksi.

4.      Cacar dan ruam saraf

Karena penyakit ini menimbulkan luka terbuka yang dapat menjadi jalan

masuk bakteri penginfeksi.

5.      Pembangkakan kronis pada lengan dan tungkai (lymphedema)

Pembengkakan jaringan membuat kulit terbuka dan menjadi jalan masuk

bagi bakteri penginfeksi.

6.      Infeksi jamur kronis pada telapak atau jari kaki

Infeksi jamur kaki juga dapat membuka celah kulit sehingga menambah

resiko bakteri penginfeksi masuk

7.      Penggunaan steroid kronik

Contohnya penggunaan corticosteroid.

8.      Gigitan & sengat serangga, hewan, atau gigitan manusia

9.      Penyalahgunaan obat dan alkohol

3

Page 4: Digdo Aji R G9911112052

Mengurangi sistem immun sehingga mempermudah bakteri penginfeksi

berkembang.

10.  Malnutrisi

Sedangkan lingkungan tropis, panas, banyak debu dan kotoran,

mempermudah timbulnya penyakit ini.

D. PATOGENESIS

Bakteri pathogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi

pada permukaan kulit atau menimbulkan peradangan. Stafilokokus aureus

memproduksi koagulase yang mengkatalisis perubahan fibrinogen menjadi

fibrin dan dapat membantu organism ini untuk membentuk barisan

perlindungan. Bakteri ini juga memiliki reseptor terhadap permukaan sel

pejamu dan protein matriks (misalnya fibronektin, kolagen) yang membantu

organisme itu melekat. Bakteri ini memproduksi enzim litik ekstraseluler

(misalnya lipase), yang memecah jaringan pejamu dan membantu invasi.

Beberapa strain memproduksi eksotoksin poten, yangh menyebakan sindrom

syok toksik. Enterotoksin juga dapat diproduksi, yang menyebabkan diare5.

Streptococcus pyogenes membawa antigen karbohidrat grup Adan

dikelilingi oleh antigen protein M, yang mencegah fagositosis yang dilakukan

oleh leukosit. Antibodi terhadap protein M tertentu bersifat melindungi

terhadap infeksi lanjut dari jenis M yang sama. Bakteri ini dapat memproduksi

beberapa toksin: contohnya toksin eritrogenik yang berhubungan dengan

demamskarlet, dan eksotoksin pirogenik streptokokus A, B, dan C. Organisme

ini melekat ke sel; melalui reseptor fibronektin. Bakteri ini dapat menginvasi

dan bertahan hidup di dalam sel5.

E. GEJALA KLINIS

Riwayat penyakit ini biasanya didahului oleh lesi-lesi sebelumnya, seperti

ulkus statis, luka tusuk, sesudah satu atau dua hari timbul eritem local dan rasa

sakit1.

Gejala sistemik yang dialami adalah malaise, demam, dan menggigil.

Eritem pada tempat infeksi cepat bertambah merah dan menjalar. Rasa sakit

setempat terasa sekali1.

4

Page 5: Digdo Aji R G9911112052

Lesi pada daerah kulit yang terkena merupakan infiltrate edematous yang

teraba panas, merah dan luas. Pinggir lesi tidak menimbul dan berbatas tegas.

Terdapat limfadenopati setempat yang disertai limfangitis yang menjalar ke a

rah proksimal. Vesikula permukaan dapat terjadi dan mudah pecah. Abses

lokal dapat terbentuk dengan nekrosis kulit di atasnya. Selulitis yang terdapat

di kulit kepala ditandai oleh beberapa nodula kecil dan abses. Proses ini

biasanya kronik dengan kecenderungan membentuk terowongan kulit.

Biasanya penyakit ini terjadi pada dewasa muda dan sering disertai jerawat

atau hidradenitis supurativa. Selulitis perianal yang terdapat pada anak

merupakan proses yang sakit karena terjadi edem di sekitar anus, yang

konsistensinya lunak. Penyebab biasanya streptokok grup A1.

F. PEMBANTU DIAGNOSIS

1.     Pemeriksaan Laboratorium

a.     CBC (Complete Blood Count), menunjukkan kenaikan jumlah leukosit.

Sehingga mengindikasikan adanya infeksi bakteri.

b.     Kultur darah, dilaksanakan bila infeksi tergeneralisasi telah diduga.

c.     Mengkultur dan membuat apusan Gram, dilakukan secara terbatas

pada daerah penampakan luka namun sangat membantu pada area abses

atau terdapat bula.

2.     Pemeriksaan Imaging

a.     Plain-film Radiography, tidak diperlukan pada kasus yang tidak

lengkap (seperti kriteria yang telah disebutkan)

b.     CT (Computed Tomography)

Baik Plain-film Radiography maupun CT keduanya dapat digunakan saat

tata klinis menyarankan subjucent osteomyelitis.

c.     MRI (Magnetic Resonance Imaging), Sangat membantu pada

diagnosis infeksi selulitis akut yang parah, mengidentifikasi pyomyositis,

necrotizing fascitiis, dan infeksi selulitis dengan atau tanpa pembentukan

abses pada subkutaneus.

5

Page 6: Digdo Aji R G9911112052

G. DIAGNOSIS

Diagnosis terutama didasarkan pada munculan fisik lesi. Perbedaan

utama antara erysipelas dengan selulitis adalah terletak pada sifat pinggir lesi.

Tepi berbatas tegas dan menimbul terdapat pada erysipelas, tepi yang tidak

jelas dan berangsur-angsur sama dengan kulit yang tidak terkena terdapat pada

selulitis1.

H. DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding yang terutama ialah erisipelas2.

I. PENATALAKSANAAN

Istirahat, tungkai bawah dan kaki yang diserang ditinggikan (elevasi),

tingginya sedikit lebih tinggi daripada letak kor. Pengobatan sistemik adalah

antibiotic, topical diberikan kompres terbuka dengan larutan antiseptik2.

J. PROGNOSIS

Prognosis penyakit ini umumnya baik tergantung pada faktor

predisposisi dan beratnya penyakit1.

6

Page 7: Digdo Aji R G9911112052

DAFTAR PUSTAKA

1. Siregar R. S., 2005. Selulitis in Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. EGC. pp : 82-84.

2. Djuanda A., 2002. Selulitis In Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketiga. (Djuanda A., Hamzah M., Aisah S. Eds). Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. pp : 359-361.

3. Wolff K., Johnson R.A., Suurmond D, 2007.Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology, 5th ed. New York: McGraw-Hill, 2007.

4. Herchline T.E., 2011. Cellulitis. http://emedicine.medscape.com/article/214222-overview (24 Mei 2012).

5. Swartz M.N., 2004. Cellulitis. N Engl J Med 2004; 350:904-912. http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMcp031807 (24 Mei 2012).

7

Page 8: Digdo Aji R G9911112052

STATUS PENDERITA

A. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Ny. Muryatmi

Umur : 51 th

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Balong RT 4/8 Sudiroprajan Jebres

Tanggal Pemeriksaan: 21 Mei 2012

No. RM : 01129631

B. ANAMNESIS

1. Keluhan Utama

Nyeri dan bengkak pada kaki kanan

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Kurang lebih 2 minggu yang lalu pasien terjatuh saat akan naik

taksi, kulit kaki kanan timbul bercak kemerahan lebih kurang 1 minggu

yang lalu. Pasien mulai merasakan nyeri pada kaki kanan terutama jika

berjalan. Lebih kurang 3 hari yang lalu kaki menjadi bengkak, merah dan

timbul luka mengeluarkan cairan bening. Lebih kurang 1 hari yang lalu

pasien mengeluh seluruh badan terasa panas dan lemas. Nafsu makan

menurun dan pusing.

3. Riwayat Penyakit Dahulu:

Riwayat keluhan serupa : disangkal

Riwayat alergi makanan : disangkal

Riwayat alergi obat : disangkal

Riwayat DM : disangkal

Riwayat HT : (+)

Riwayat asma : disangkal

8

Page 9: Digdo Aji R G9911112052

Riwayat bersin-bersin pagi hari : disangkal

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat keluhan serupa : disangkal

Riwayat alergi makanan : disangkal

Riwayat alergi obat : disangkal

Riwayat DM : disangkal

Riwayat asma : disangkal

Riwayat bersin-bersin pagi hari : disangkal

C. PEMERIKSAAN FISIK

1. Status Generalis

a. Keadaan Umum : baik, compos mentis, gizi kesan cukup

Tanda Vital : Tekanan darah : 150/80 mmHg

Respiration rate : 17x/menit

Nadi : 88x/menit

Suhu : 39,5 °C

b. Kepala : dalam batas normal

c. Mata : dalam batas normal

d. Hidung : dalam batas normal

e. Mulut : dalam batas normal

f. Leher : dalam batas normal

g. Punggung : dalam batas normal

h. Dada : dalam batas normal

i. Abdomen : dalam batas normal

j. Gluteus dan anogenital : dalam batas normal

k. Ekstremitas atas : dalam batas normal

l. Ekstremitas bawah : lihat status dermatologis

2. Status Dermatologis

R. cruris dextra : tampak patch eritema konfluens dengan nanah.

9

Page 10: Digdo Aji R G9911112052

F. DIAGNOSIS BANDING

Selulitis

Erisipelas

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan gram : PMN 20-30 / LPB,gram coccus (+) 30-50/LPB

H. DIAGNOSIS

Selulitis a/r cruris dextra

I. TERAPI

Cefadroxil 2 x 500 mg

Paracetamol 500mg x 3

Nonflamin 2 x 1

Kompres NaCl 0,9 % 2 x 15 ‘

Bactroban cream 2 dd ue

J. PROGNOSIS

Ad vitam : baik

Ad sanam : baik

Ad fungsionam : baik

Ad kosmetikam : baik

10

Page 11: Digdo Aji R G9911112052

Gambar 1. Foto Pasien

Gambar 2. Pengecatan Gram

11