diere

15
REFARAT TATA LAKSANA DIARE DENGAN DEHIDRASI SEDANG Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Prof.Dr.W.Z. Johannes Kupang Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana I. PENDAHULUAN Diare akut adalah perubahan pola defekasi yaitu frekuensi buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali per hari disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari 2 minggu. 1 Diare merupakan salah satu masalah kesehatan serius di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Insidens diare cukup tinggi bahkan merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian tertinggi pada anak, terutama usia dibawah 5 tahun. Data Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% untuk golongan usia 1-4 tahun. 1,2 Berdasarkan survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2011, proporsi terbesar penderita diare pada balita adalah kelompok umur 6 – 11 bulan yaitu Referat Tata Laksana Diare Dengan Dehidrasi Sedang 1

Upload: rexy-nunuhitu

Post on 05-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bhh

TRANSCRIPT

REFARATTATA LAKSANA DIARE DENGAN DEHIDRASI SEDANGBagian Ilmu Kesehatan Anak

RSUD Prof.Dr.W.Z. Johannes Kupang

Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana

I. PENDAHULUAN

Diare akut adalah perubahan pola defekasi yaitu frekuensi buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali per hari disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari 2 minggu.1Diare merupakan salah satu masalah kesehatan serius di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Insidens diare cukup tinggi bahkan merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian tertinggi pada anak, terutama usia dibawah 5 tahun. Data Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% untuk golongan usia 1-4 tahun.1,2 Berdasarkan survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2011, proporsi terbesar penderita diare pada balita adalah kelompok umur 6 11 bulan yaitu sebesar 21,65% lalu kelompok umur 12-17 bulan sebesar 14,43%, kelompok umur 24-29 bulan sebesar 12,37%.Penyebab diare adalah multifaktorial dan sebagian besar disebabkan oleh infeksi dan saat ini sekitar 25 jenis mikroorganisme yang telah diidentifikasi dapat menyebabkan diare pada bayi dan anak. Penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya adalah golongan virus, bakteri dan parasit.2Penanganan yang cepat dan tepat akan penyakit ini dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat diare. Hal yang membahayakan dari diare akut ialah kehilangan cairan yang banyak akibat buang air besar secara terus-menerus disertai intake cairan yang tidak adekuat. Hal ini dapat menyebabkan kondisi dehidrasi ringan hingga berat bahkan shock . World Health Organization (WHO) dalam penanganan diare merekomendasikan Cairan Rehidrasi Oral (CRO) dan zinc sebagai penanganan dalam penyakit diare akut.1,3 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melalui pedoman pelayan medis menyatakan bahwa prinsip tatalaksana diare akut ialah Lintas Diare yang terdiri atas (1) Cairan, (2) Seng, (3) Nutrisi (4) Antibiotik yang tepat, (5) Edukasi. Penanganan cairan pada diare akut terbagi atas diare akut tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan sedang, dan dehidrasi berat.1 II. TINJAUAN PUSTAKADiare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali per hari disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari 2 minggu.

Etiologi

Penyebab diare dapat bermacam-macam dan pada bayi dan anak paling sering disebabkan oleh infeksi virus, bakteri maupun parasit.

Tabel 1. Mikroorganisme penyebab diare2BakteriVirusParasit

AeromonasAstrovirusBalantidium coli

Bacillus cereusCalcivirusBlastocystis homonis

Campylobacter jejuniEnteric adenovirusEntamoeba histolytica

Clostridium perfringensRotavirusGiardia lamblia

Eschericia coliNorwalk virusIsospora belli

Plesionmonas shigeloidesHerpes simpleks virusSrongyloides stercoralis

Salmonella typhiiCytomegalovirusTrichuris trichiura

Shigella

Staphylococcus aureus

Vibrio cholera

Yersinia enterocolitica

Berdasarkan anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik dapat ditentukan bentuk klinis diare yang terjadi pada pasien. Jenis mikroba yang menyebabkan diare masing-masing dapat memberikan gambaran klinis yang berbeda-beda. Seperti umumnya penyebab bakteri akan memberikan gejala seperti adanya lendir, darah dan demam. Sedangkan pada penyebab virus menunjukkan perubahan konsistensi tinja menjadi cair dan jarang ditemukan adanya lendir dan darah, selain itu demam tidak khas pada infeksi virus.2

Manifestasi KlinisTerdapat berbagai jenis diare berdasarkan gejala klinis maupun etiologi. Berikut ini adalah bentuk klinis diare menurut buku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit :

Tabel 2. Bentuk Klinis Diare4DiagnosaDidasarkan pada Keadaan

Diare cair akutDiare lebih dari 3 kali sehari berlangsung kurang dari 14 hari

Tidak mengandung darah

KoleraDiare air cucian beras yang sering dan banyak dan cepat menimbulkan dehidrasi berat atau

Diare dengan dehidrasi berat selama terjadi kolera

Diare dengan hasil kultur tinja positif untuk V. cholera

DisentriDiare berdarah

Diare persistenDiare berlangsung selama 14 hari atau lebih

Diare dengan gizi burukDiare jenis apapun yang disertai tanda gizi buruk

Diare terkait antibiotikMendapat pengobatan antibiotik oral spektrum luas

InvaginasiDominan darah dan lendir dalam tinja

Massa intraabdominal (abdominal mass)

Tangisan keras dan kepucatan pada bayi

Menurut IDAI, penilaian derajat dehidrasi WHO dilakukan sesuai dengan kriteria berikut :

Tabel Klasifikasi Dehidrasi1,3,4KlasifikasiTanda-tanda atau gejalaPengobatan

Dehidrasi beratTerdapat dua atau lebih dari tanda di bawah iniLetargi / tidak sadarMata Cekung

Tidak bisa minum atau malas minumCubitan kulit kembali lambatBeri cairan untuk diare dengan dehidrasi berat (Rencana terapi C)

Dehidrasi ringan sedangTerdapat dua atau lebih tanda di bawah ini

Rewel, gelisah

Mata Cekung

Minum dengan lahap, haus

Cubitan kulit kembali lambatBeri anak cairan dan makanan untuk dehidrasi ringan (Rencana Terapi B)

Setelah rehidrasi, nasihati ibu untuk penanganan di rumah dan kapan kembali segera

Kunjungan ulang dalam waktu 5 hari jika tidak membaik

Tanpa dehidrasiTidak terdapat cukup tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi ringan atau beratBeri cairan dan makanan untuk menangani diare di rumah (rencana terapi A)

Nasihati ibu kapan kembali segera

Kunjungan ulang dalam waktu 5 hari jika tidak membaik

Keterangan : Tanda Utama :

Keadaan Umum : gelisah/ cengeng atau lemah/letargi/koma

Rasa haus

Turgor kulit abdomen menurun

Tanda Tambahan :

Ubun-ubun besar cekung

Mata cekung

Air mata berkurang

Mukosa bibir, mulut, dan lidah keringGejala klinis lain yang dapat terjadi pada anak dengan diare akut yakni napas cepat dan dalam, kembung, dan kejang.Pemeriksaaan Penunjang Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut kecuali apabila dicurigai ada intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis dan infeksi bakteri. Pada pemeriksaan tinja hal yang dinilai secara makroskopis (konsistensi, warna, lendir, darah, bau), mikroskopis (leukosit, eritrosit, parasit, bakteri), kimia (pH, clinitest, elektrolit: Na, K, HCO3) dan kultur feses. Analisis gas darah dan elektrolit bila secara klinis dicurigai adanya gangguan asam basa dan elektrolitPenanganan

Salah satu prinsip penanganan diare akut ialah rehidrasi. Hal ini karena pada diare terjadi pengeluaran cairan yang berlebihan melalui tinja pasien yang cair. Kehilangan cairan yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi.

Berdasarkan IDAI dan WHO mengenai rekomendasi penanganan pasien anak dengan diare, prinsipnya ialah Lintas Diare (Cairan, Nutrisi, Seng, Antibiotik yang tepat, Edukasi).

1. Cairan

Diare tanpa dehidrasi

Prinsip tatalaksana diare akut tanpa dehidrasi di rumah adalah beri cairan lebih banyak dari biasanya. Tatalaksana berdasarkan Rencana Terapi A yakni :

Teruskan ASI lebih sering dan lebih lama Anak yang mendapat ASI eksklusif, beri oralit atau air matang sebagai tambahan Anak yang tidak mendapat ASI eksklusif, beri susu yang biasa diminum dan oralit ataucairan rumah tangga sebagai tambahan (kuah sayur, air tajin, air matang, dsb) Beri Oralit sampai diare berhenti. Bila muntah, tunggu 10 menit dan dilanjutkan sedikit demi sedikit.- Umur < 1 tahun diberi 50-100 ml setiap kali berak- Umur > 1 tahun diberi 100-200 ml setiap kali berak. Anak harus diberi 6 bungkus oralit (200 ml) di rumah bila:- Telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C.- Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan jika diare memburuk. Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Diare dengan dehidrasi ringan-sedang.Tatalaksana diare dengan dehidrasi ringan sedang berdasarkan Rencana Terapi B yakni : - Jumlah oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama yakni 75 ml/kgBB Bila BB tidak diketahui berikan oralit sesuai tabel di bawah ini:

Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah. Bujuk ibu untuk meneruskan ASI.

Untuk bayi < 6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga 100-200 ml air masak selama masa ini. Untuk anak > 6 bulan, tunda pemberian makan selama 3 jam kecuali ASI dan oralit Rehidrasi parenteral ( intravena ) diberikan bila anak muntah setiap diberi minum walaupun telah diberikan dengan cara sedikit demi sedikit atau melalui pipa nasogastrik. Cairan intravena yang diberikan ialah Ringer Laktat atau KaEN 3B atau NaCl dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan berat badan. Status hidrasi dievaluasi secara berkala. BB 3-10 kg : 200 ml/kgBB/hari

BB 10-15 kg : 175 ml/kgBB/hari

BB > 15 kg : 135 ml/kgBB/hari Diare dengan dehidrasi beratTataksana diare dengan dehidrasi berat yakni Rencana Terapi C :

Nutrisi

ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai umur tetap diberikan untuk mencegah kehilangan berat badan dan sebagai pengganti nutrisi yang hilang, Makanan diberikan sedikit-sedikit dan sering, rendah serat dan diberikan buah-buahan terutama pisang karena mengandung kalium. Nafsu makan yang baik menandakan fase kesembuhan. Zinc

Pada diare akut, berdasarkan WHO dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan zinc. Prinsip pemberian zinc ialah diberikan selama 10-14 hari walaupun anak telah tidak mengalami diare dengan dosis :3,4 Umur < 6 bulan : 10 mg per hari

Umur > 6 bulan : 20 mg per hari

Zinc merupakan mikronutirien esensial yang merupakan elemen dari banyak metallo-enzim dan bekerja sebagai koenzim pada berbagai sistem enzim. Zinc berperan dalam menjaga stabilitas dinding sel, serta memiliki peran penting dalam fungsi imunitas seluler. Saluran pencernaan juga berfungsi sebagai barier non spesisfik terhadap kuman penyakit melalui sekresi mucus dan dinding usus. Pada diare, zinc berpengaruh langsung terhadap system gastrointestinal atau melalui imunitas.5Zinc berperan dalam menjaga integritas mukosa usus melalui fungsinya dalam regenerasi sel dan stabilitas membran sel serta meningkatkan imunitas pasien. Oleh karena itu umumnya zinc diberikan selama 10-14 hari, karena diharapkan terjadi perbaikan oleh regenerasi sel dan dinding usus sehingga tidak terjadi diare berulang atau diare persisten.3,5Probiotik

Saat ini penanganan diare melalui rekomendasi WHO maupun IDAI yang dikenal sebagai lintas diare (Cairan, Nutrisi, Seng, Antibiotik yang tepat, Edukasi) tidak memasukkan probiotik ke dalamnya. Namun dalam praktiknya, penggunaan probiotik cukup luas dalam praktiknya. Probiotik sendiri terbagi menjadi probiotik yang terdiri atas mikroorganisme hidup (live probiotics) dan probiotik yang tersterilisasi (tyndallized probiotics).3,6,7

Penelitian menunjukkan bahwa probiotik berguna sebagai pengganti flora normal pada host. Saat ini probiotik diyakini berguna dalam memperpendek durasi penyakit diare. Efek probiotik termasuk dalam mekanisme yang berbeda seperti antagonis langsung terhadap mikroorganisme patogen melalui competitive inhibition pada adesi epithelium usus dan toksin spesifik, nutrisi, produksi mukus intestinal, dan molekul antimikroba yang menciptakan lingkungan yang tidak disukai oleh mikroba patogen.6,7Antibiotik

Antibiotik diberikan bila ada indikasi seperti pada disentri dan kolera. Pemberian antibiotic yang tidak rasional dapat mengganggu keseimbangan flora usus sehingga dapat memperpanjang lama diare dan Clostridium difficile akan tumbuh yang menyebabkan diare sulit disembuhkan. Selain itu, pemberian antibiotik yang tidak rasional dapat mempercepat resistensi kuman terhadap antibiotik.Antibiotik pada kasus diare diberikan pada kasus diare berdarah dan kolera yang dibuktikan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Edukasi

Orang tua diberi pengetahuan cara menyiapkan oralit dengan benar di rumah, tetap memberikan ASI/ makanan pada anak, menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk mencegah penularan, imunisasi, memasak makanan dan minuman hingga matang sebelum dikonsumsi.

Orang tua perlu mengetahu informasi mengenai tanda-tanda pasien perlu segera dibawa ke pelayanan kesehatan seperti demam, tinja berdarah, makan atau minum sedikit, sangat haus, diare memberat, atau belum membaik dalam 3 hari.

PrognosisPrognosis dari penyakit diare akut umunya dipengaruhi oleh jenis dan penyebab diare. Diare yang disebabkan oleh vibrio cholera umumnya berat dengan tingkat kematian cukup tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, dkk. Diare Akut. Dalam: Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Badan Penerbit IDAI. 2011: 58-62

2. Farthing M, Lindberg G, dkk. World Gastroenterology Organisation practice guideline : Acute Diarrhea. World Gastroenterology Organisation. 2008: 1-25

3. World Health Organization. WHO Recommendation on the management of diarrhea and pneumonia in HIV-infected infants and children : Integrated Management of Childhood Illness. WHO Library Cataloguieng in Publication. 2010 : 1-20

4. World Health Organization. Buku Saku : Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Department of Child and Adolescent Health and Development. 2009. 131-56

5. Poerwati E. Zinc Supplementation in Children with Acute Diarrhea of Invasive Bacterial and Non-bacterial Infection. Dalam : The Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology and Digestive Endoscopy. Department of Child Health, Faculty of Medicine of University Of Indonesia. 2012: 70-3

6. Indriyani A, Juffrie M, Setyati A. Effects of Live versus Heat-kiled Probiotics on Acute Diarrhea in Young Children. Dalam : Paeditricia Indonesiana Vol 52. 2012: 249-54

7. Fanny K.M, Damayanti W, Juffrie M. Effect of Adding Tyndallized Probiotics to the World Health Organization Standard Therapy for Acute Diarrhea in Chidren. Dalam : Paeditricia Indonesiana Vol.52. 2012 : 91-4

Referat Tata Laksana Diare Dengan Dehidrasi Sedang 1