dicari pemimpin berkarakter qur_ani.doc

10
Dicari! Pemimpin Berkarakter Qur’ani; Sosok Amanat, Idaman Umat (Meneladani Kepemimpinan Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin sebagai Sosok Pemimpin Berkarakter Qur’ani) Segala macam cara mulai dilakukan sejumlah partai politik untuk menggaet massa di ajang pemilihan legislatif musim ini. Salah satunya yang dilakukan Partai Hanura. Bermodal lagu yang bakal dijadikan ringtone, partai ini pun optimis dapat meraih kemenangan di Pilpres 2014 mendatang. Peserta pemilu yang lain pun tidak tinggal diam untuk menghadapi para pesaingnya. Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie mengatakan untuk merespons tajamnya persaingan politik, Golkar mengubah manajeman dan gaya kampanye partai. Golkar akan meninggalkan gaya manajemen dan kampanye konvensional yang dinilai sudah tidak pas lagi. Politisi yang akrab disapa Ical ini menjelaskan, dalam manajemen gaya barunya, Golkar memakai panduan ideologi dan basis akademik. Bahkan, pendekatan politik telah direvitalisasi dengan merubah gaya kampanye konvensional menjadi kampanye permanen. (VIVAnews.com) Berbagai upaya, bermacam cara serta gaya kampanye dilakukan masing-masing partai untuk bisa mendapatkan kursi kekuasaan di Pemerintahan. Misalnya, belajar kepada sosok yang dinilai berhasil mengambil hati rakyat, seperti Joko Widodo.

Upload: denni-indiarto

Post on 13-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dicari Pemimpin Berkarakter Qur_ani.doc

Dicari! Pemimpin Berkarakter Qur’ani; Sosok Amanat, Idaman Umat

(Meneladani Kepemimpinan Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin sebagai Sosok Pemimpin Berkarakter Qur’ani)

Segala macam cara mulai dilakukan sejumlah partai politik untuk menggaet

massa di ajang pemilihan legislatif musim ini. Salah satunya yang dilakukan Partai

Hanura. Bermodal lagu yang bakal dijadikan ringtone, partai ini pun optimis dapat

meraih kemenangan di Pilpres 2014 mendatang. Peserta pemilu yang lain pun tidak

tinggal diam untuk menghadapi para pesaingnya.

Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie mengatakan untuk merespons

tajamnya persaingan politik, Golkar mengubah manajeman dan gaya kampanye partai.

Golkar akan meninggalkan gaya manajemen dan kampanye konvensional yang dinilai

sudah tidak pas lagi. Politisi yang akrab disapa Ical ini menjelaskan, dalam manajemen

gaya barunya, Golkar memakai panduan ideologi dan basis akademik. Bahkan,

pendekatan politik telah direvitalisasi dengan merubah gaya kampanye konvensional

menjadi kampanye permanen. (VIVAnews.com)

Berbagai upaya, bermacam cara serta gaya kampanye dilakukan masing-masing

partai untuk bisa mendapatkan kursi kekuasaan di Pemerintahan. Misalnya, belajar

kepada sosok yang dinilai berhasil mengambil hati rakyat, seperti Joko Widodo.

Cara berkampanye pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta,

Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama, dianggap telah memberikan warga contoh

baru dalam menjaring suara calon pemilih. Cara jitu ini layak diikuti oleh kalangan elite

partai politik atau calon presiden dalam Pemilihan Umum 2014. Koordinator Nasional

Komite Pemilih Indonesia Jeirry Sumampow mengatakan, cara kampanye dari Jokowi

dan Basuki atau Ahok itu telah menjadi kunci kemenangan kandidat yang diajukkan

oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerakan Indonesia Raya

tersebut. Cara kampanye itu berbeda dari cara-cara dari figur ataupun elite partai politik

sebelumnya. (Kompas.com)

Sementara itu, ketika cara sehat dinilai tetap kurang memberikan hasil yang

signifikan, para peserta pemilu tidak segan menggunakan cara kampanye yang tidak

sehat, yang dikenal dengan istilah kampanye hitam (black campaign) dan kampanye

negatif. Kampanye hitam yaitu menggunakan argumentasi yang tidak didasari pada

fakta dan realitas. Sedangkan kampanye negatif politisi menggunakan strategi

menyerang dengan didasari fakta dan realitas.

Page 2: Dicari Pemimpin Berkarakter Qur_ani.doc

Kampanye hitam akan menghiasai kampanye Pilpres dan Pileg 2014. Isu SARA

dan korupsi akan menjadi bahan utama kampanye hitam. Direktur Eksekutif Lingkar

Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti memperkirakan, intensitas kampanye

hitam semakin tinggi setahun menjelang pemilu. Mulai tahun ini, kata dia, politisi dan

tim sukses mulai menerapkan kampanye hitam sebagai strategi menjatuhkan lawan

politik di Pemilu 2014. Ray membeberkan, kampanye hitam akan semakin intens terjadi

secara terbuka setelah partai politik menggumumkan Daftar Caleg Sementara (DCS)

bulan April mendatang. Setelah keluar DCS, para politisi yang menjadi caleg parpol

untuk kursi DPR dan DPRD akan mempersiapkan diri bersaing secara langsung di

daerah pemilihan (dapil). (http://www.rmol.co)

Itulah fakta calon pemimpin umat saat ini. Berlomba-lomba mempromosikan

diri untuk menduduki jabatan penguasa, mengumbar janji-janji manis merayu rakyat,

memberi uang suap untuk memperbanyak massa, saling serang dan menjatuhkan demi

memperebutkan kursi kekuasaan. Mereka ingin menjadi pemimpin di lembaga

pemerintahan bukan karena keinginan menjalankan amanah memberikan pelayanan

terhadap umat, namun ingin mengejar harta berlimpah, kedudukan, prestice, sebagai

asset dan mempermudah akses untuk mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya.

Uang, uang dan uang adalah tujuan mereka. Sehingga meskipun terpampang tulisan-

tulisan besar jargon mereka di baliho, spanduk atau papan kampanye yang menjanjikan

kesejahteraan umat, namun faktanya umat masih berada dalam kubangan problem yang

tak kunjung usai.

Kemiskinan, kemaksiatan, korupsi dan segala bentuk kejahatan masih merajalela

mewarnai kehidupan umat saat ini. Kondisi keterpurukan ini tentu saja sangat

berlawanan dengan kondisi pada masa kehidupan Rasulullah SAW dan para Khulafaur

Rasyidin. Kehidupan yang aman, nyaman serta teduh dengan naungan Islam.

Bagaimana sosok kepemimpinan beliau-beliau dalam urusan politik pemerintahan

sehingga menciptakan kondisi umat yang benar-benar tercukupi kebutuhannya dan

terselesaikan segala problematikanya? Karena makna politik itu sendiri adalah

pelayanan terhadap umat, sebuah amanat besar yang akan dimintai pertanggungjawaban

di akhirat kelak, dan bukan sekedar kekuasaan yang banyak diperebutkan orang

sekarang, maka seorang pemimpin umat harus memenuhi syarat agar bisa menjalankan

Page 3: Dicari Pemimpin Berkarakter Qur_ani.doc

amanat, memberikan pelayanan maksimal terhadap umat dan

mempertanggungjawabkannya kepada Allah SWT.

Mencari Sosok Pemimpin Qur’ani

Pemimpin umat adalah orang yang mewakili umat dalam urusan pemerintahan

(kekuasaan) serta dalam menerapkan hukum-hukum syara’. Islam telah menjadikan

kekuasaan tersebut menjadi milik umat. Dalam hal ini berarti umat mewakilkan kepada

seseorang untuk melaksanakan urusan tersebut sebagai wakilnya. Bahkan, Allah juga

telah mewajibkan kepada umat untuk menerapkan hukum Islam secara keseluruhan.

Pemimpin berkarakter Qur’ani berarti memberikan pelayanan kepada umat serta

menjalankan amanatnya tersebut berdasarkan tuntunan Al Qur’an.

Seorang pemimpin umat yang berkarakter Qur’ani harus memenuhi tujuh syarat

agar dapat melaksanakan kewajibannya dalam melayani umat. Tujuh syarat tersebut

adalah syarat sahnya pengangkatan seorang pemimpin umat (syurutul in’iqad). Apabila

salah satu dari ketujuh syarat tersebut tidak terpenuhi, maka jabatan pemimpin umat

tidak dapat diberikan.

Pertama, muslim. Sebagaimana tercantum dalam firman Allah, “Dan Allah

sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-

orang mukmin.” (QS. An Nisa’:141). Kedua, laki-laki. Hal ini berdasarkan pada hadist

yang diriwayatkan oleh Abi Bakrah, “ Sungguh Allah SWT telah memberiku manfaat

dari kata-kata yang pernah kudengar dari Rasulullah SAW, pada saat perang Jamal,

setelah semula hampir saja aku mengikuti tentara Jamal (yang dipimpin Aisyah dengan

mengendarai unta) dan berperang di pihak mereka.” Lalu ia melanjutkan: “ketika

sampai berita kepada Rasulullah SAW, bahwa bangsa Persia telah mengangkat putri

Kisra sebagai ratu, maka beliau bersabda: “ Tidak akan pernah beruntung suatu kaum

yang menyerahkan kekuasaan (pemerintahan) mereka kepada seorang wanita.”

Ketiga, baligh. Berdasarkan riwayat dari Imam Abu Dawud dari Ali bin Abi

Thalib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Telah diangkat pena (tidak dibebankan

hukum) atas tiga orang : Anak kecil hingga mencapai akil baligh. Orang yang tidur

hingga bangun. Dan orang gila sampai akalnya kembali”.

Keempat, berakal. Berdasarkan sabda tersebut, tidak sah pula orang gila menjadi

pemimpin umat. Kelima, adil, yaitu orang yang konsisten dalam menjalankan agamanya

(bertakwa kepada Allah SWT). Sebagaimana firmannya, “ Hendaknya menjadi saksi

Page 4: Dicari Pemimpin Berkarakter Qur_ani.doc

dua orang yang adil dari kamu sekalian.” (QS. At Thalaq: 2). Kedudukan pemimpin

umat tentu lebih tinggi dari seorang saksi. Karena itu, tentu lebih utama dia memiliki

syarat adil.

Keenam, merdeka. Seorang hamba sahaya tidak sah menjadi pemimpin umat,

karena dia adalah milik tuannya sehingga tidak berhak untuk mengatur umat, bahkan

terhadap dirinya sendiri. Ketujuh, mampu melaksanakan amanat mengemban urusan

umat berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah. Di samping ketujuh syarat ini, seorang

pemimpin umat hendaknya mengikuti sifat-sifat yang dimiliki oleh Sang teladan para

pemimpin umat, Rasulullah SAW, yaitu tabligh (menyampaikan), amanah (dapat

dipercaya), fathanah (cerdas) dan shiddiq (benar).

Sosok Teladan Pemimpin Qur’ani; Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin..

Telah kita ketahui bersama betapa luar biasa sosok kepemimpinan Rasulullah

SAW dalam melayani dan membimbing umatnya untuk senantiasa berjalan dalam

koridor syariat-Nya. Menyelesaikan segala problematika umat dengan solusi Islam.

Bahkan menjelang wafatnya, beliau masih memikirkan nasib umatnya. “Ummati,

ummati, ummati..” Sepeninggal beliau, kepemimpinan dilanjutkan oleh para Khulafaur

Rasyidin.

Khulafaur Rasyidin terdiri dari kata Khulafa’ dan Al Rasyidin, kata Khulafa’

mengandung pengertian: cerdik, pandai dan pengganti. Sedangkan kata, Al Rasyidin

mengandung pengertian: lurus, benar dan mendapat petunjuk. Pengertian Khulafaur

Rasyidin adalah “Pengganti yang cerdik dan benar serta para pemimpin pengganti

Rasulullah dalam urusan kehidupan kaum muslimin, yang sangat adil dan bijaksana,

pandai dan cerdik, dan dalam menjalankan tugasnya senantiasa pada jalur yang benar

serta mendapatkan hidayah dari Allah SWT.”

Para Khulafaur Rasyidin terdiri dari empat orang sahabat Rasulullah yaitu Abu

Bakar ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Dalam

pemerintahannya mereka berjuang untuk agama Islam. Mereka tidak pernah

memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadinya atau untuk mengeruk harta.

Mereka adalah pemimpin yang amanat dalam melayani urusan umat. Mereka mau

menerima dan mengemban kekuasaan, bukan untuk mengharapkan sesuatu  yang akan

menguntungkan pribadinya, namun semata-mata karena pengabdiannya terhadap Islam

dan mencari keridhaan Allah SWT.

Page 5: Dicari Pemimpin Berkarakter Qur_ani.doc

Kepemimpinan Abu Bakar Ash Shiddiq

Abu Bakar Ash Shiddiq dibaiat oleh umat untuk menjadi pemimpin pengganti

Rasulullah yang pertama. Pada awalnya Abu bakar sendiri merasa keberatan, kemudian

Umar ibn Khattab memegang tangan Abu bakar sebagai tanda pembaiatan  dan diikuti

oleh sahabat Abu Ubaidillah, setelah kedua sahabat selesai maka diikuti oleh seluruh

sahabat baik kaum Muhajirin maupun Anshor.

Kemudian beliau berpidato, “Wahai Manusia! saya telah diangkat untuk

mengandalikan urusanmu padahal aku bukanlah orang terbaik diantara kamu, maka

jikalau aku menjalankan tugasku dengan baik maka ikutilah aku, tetapi jika aku berbuat

salah, maka luruskanlah! orang yang kamu pandang kuat saya pandang lemah,

sehingga aku dapat mengambil hak darinya, sedang orang yang kau pandang lemah

aku pandang kuat, sehingga aku dapat mengambalikan hak kepadanya. Hendaklah

kamu taat kepadaku selama aku taat kepada Allah dan RasulNya., tetapi bilamana aku

tidak mentaati Allah dan rasulNya, kamu tidak perlu mentaatiku.” (H.Munawir

Sjadzali, M.A.1993:25 )

Umar bin Khattab

Beliau seorang yang adil dan jujur. Pada masa pemerintahannya negara menjadi

aman. Beliau mengangkat dewan hakim dan badan permusyawaratan para sahabat.

Beliau mengadakan perbaikan jalan umum, memberi santunan anak yatim, orang tua

dan wanita menyusui. Khalifah Umar bahkan menggendong gandum sendiri untuk

diberikan kepada keluarga miskin yang tengah kelaparan. Beliau juga berhasil

menaklukkan beberapa Negara ke dalam Islam seperti Damaskus, Persia dan Mesir,

juga membebaskan Baitul Maqdis.

Ustman bin Affan

Mengetahui visi dan misi Ustman bin Affan dalam melanjutkan

kepemimpinannya, dapat dilihat dari isi pidato beliau setelah dilantik atau dibai’at

menjadi pemimpin ketiga negara Madinah, sebagai berikut. “Sesungguhnya kamu

sekalian berada dalam  negeri yang tidak kekal dan dalam pemerintahan yang selalu

berganti. Maka bergegaslah kamu berbuat baik menurut kemampuan kamu untuk

menyongsong waktu akhir kamu. Maka sampailah waktunya untuk saya berkhidmat

kepada kamu setiap saat. Ingatlah sesungguhnya dunia ini diliputi kepalsuan maka

janganlah kamu dipermainkan kehidupan dunia dan janganlah kepalsuan

Page 6: Dicari Pemimpin Berkarakter Qur_ani.doc

mempermainkan kamu terhadap Allah. Beriktibarlah kamu dengan orang yang telah

lalu, kemudian bersungguh-sungguhlah dan jangan melupakannya, karena

sesungguhnya masa ini tidak akan melupakan kamu. Dimanakah di dunia ini terdapat

pemerintahan yang bertahan lama? Jauhkanlah dunia sebagaimana Allah

memerintahkannya, tuntutlah akhirat. Sesungguhnya Allah telah memberikannya

sebagai tempat yang lebih baik bagi kamu. Allah berfirman, ‘Dan berilah

perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalah sebagai air hujan

yang kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di

muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh

angin. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (Q.S AL-Kahfi : 45)”

Khatimah

Menjadi seorang pemimpin umat berkarakter Qur’ani merupakan sebuah amanah besar

dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Berkecimpung dalam urusan pemerintahan

atau berpolitik hakikatnya adalah memberikan pelayanan kepada umat. Bukan sekedar kontrak

sosial dengan masyarakat, apalagi kedudukan atau jabatan prestice. Sosok pemimpin

berkarakter Qur’ani yang amanat telah dicontohkan Rasulullah serta Khulafaur Rasyidin dalam

mengemban tugas sebagai pelayan umat. Mereka juga tidak pernah meminta jabatan tersebut,

namun memang diminta atau dibaiat oleh umat.

Rasulullah berkata kepada Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau

menuntut suatu jabatan. Sesungguhnya jika diberi karena ambisimu maka kamu akan

menanggung seluruh bebannya. Tetapi jika ditugaskan tanpa ambisimu maka kamu

akan ditolong mengatasinya”. (HR al-Bukhari dan Muslim)

Semoga suatu saat kita benar-benar memiliki seorang pemimpin berkarakter

Qur’ani yang amanat, yang menjabat untuk melayani umat, mengajak mereka untuk taat

pada syariat agar selamat dunia akhirat. Wallahu a’lam bisshowab