diare rtf revisi

Download diare rtf revisi

If you can't read please download the document

Upload: sucimy

Post on 17-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nurse

TRANSCRIPT

22

BAB IPENDAHULUAN

Latar BelakangPenyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita terbesar di dunia. Diare seringkali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahun. Di Indonesia sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya. Penyakit diare di negara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan.

Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan dikarenakan masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik maupun rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, dan masih banyak faktor penyebab munculnya penyakit diare tersebut. Kebersihan lingkungan merupakan suatu yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan pada umumnya. Banyaknya penyakit-penyakit lingkungan yang menyerang masyarakat karena kurang bersihnya lingkungan disekitar ataupun kebiasaan yang buruk yang mencemari lingkungan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan penyakit yang dibawa oleh kotoran yang ada di lingkungan bebas tersebut baik secara langsung ataupun tidak langsung yaitu melalui perantara. Penyakit diare merupakan suatu penyakit yang telah dikenal sejak jaman Hippocrates. Sampai saat ini, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama masyarakat Indonesia.

TujuanUntuk mengetahui definisi diareUntuk mengetahui etiologi diareUntuk mengetahui manifestasi klinik diareUntuk mengetahui klasifikasi diareUntuk mengetahui patofisiologi diareUntuk mengatahui WOC DiareUntuk mengetahui prognosis dan komplikasi diareUntuk mengetahui penatalaksanaan diareUntuk mengetahui pemeriksaan penunjang diareUntuk mengetahui terapi diare

BAB IILANDASAN TEORITIS

Definisi DiareDiare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair. (Suriadi,Rita Yuliani, 2001).

Diare didefinisikan sebagai buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) (Depkes RI Ditjen PPM dan PLP, 2002).Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal ditandai dengan peningkatan volume, keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonates lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir darah .

Etiologi DiareProses terjadinya diare dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:

Faktor infeksi

Proses ini diawali adanya mikroorganisme yang masuk kedalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorpsi cairan dan elektrolit , terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit pada dinding usus. Selanjutnya terjadi peningkatan aktivitas tonus otot usus, absorbsi aktif Na dari rumen usus menurun dan sekresi aktif Na, Cl, air dari mukosa usus ke lumen usus meningkat. Peningkatan isi lumen usus menyebabkan terjadinya hiperperistaltik dan menimbulkan diare.Pada diare akut :Diare infeksius dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit. Transmisi biasanya melalui jalur fekal-oral. Rotavirus dan Norwalk merupakan agen potagen viral tersering. Salmonella,Shigella, Yersinia, Campilobacter, dan E.coli patogenik merupakan bakteri patogen tersering. Giardia lamblia, Crytosporidium, dan Entamoeba histolytica merupakan parasit patogen utama.Pada diare kronis :Walaupun gastroenteritis infeksiosa terjadi secara akut, agen penyebab tertentu dapat menyebabkan diare yang berkepanjangan. Giardia lamblia merupakan penyebab infeksius yang sering menimbulkan diare kronis, walaupun ditemukan juga infeksi kronis akibat Salmonella, Campylobacter, Clostridium difficile, Yersina dan virus virus tertentu.

Faktor malabsorpsi

Merupakan kegagalan dalam melakukan absorpsi. Diawali dengan defisiensi enzim yaitu enzim laktose yang menyebabkan terjadinya malabsorbsi laktosa, insufisiensi lipase dan pankreas yang menyebabkan malabsorbsi lemak dan abeta lipoproteinemia yang menyebabkan malabsorbsi protein. Malabsorpsi menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat selanjutnya terjadi pergeseran air dan elektrolit dalam rongga usus yang merangsang peristaltik dan menyebabkan hiperperistaltik dan terjadilah diare.

Faktor makanan

Dapat terjadi apabila memakan makananan basi, beracun, & alergi . Pada makanan yang beracun, toksin tidak dapat diserap lalu toksin akan merusak vili usus, karena terjadi kerusakan pada vili usus maka tubuh mensekresi Na dan air dari mukosa usus ke lumen usus sehingga terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit usus. Terjadi hiperperistaltik yang menyebabkan kesempatan usus menyerap makanan menurun dan terjadilah diare.Faktor makanan bisa terjadi karena sensitivitas terhadap protein susu dan kedelai. Merupakan alergi gastrointestinal terhadap makanan yang menyebabkan cidera mukosa.

Faktor psikologis

Seperti rasa takut dan cemas yang dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltik usus yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan, kemampuan usus menyerap makanan menurun menyebabkan terjadinya diare

Maniestasi Klinik DiareGejala dan tanda :

Gejala umum

Berak cair atau lembek dan sering adalah gejala khas diareMuntah, biasanya menyertai diare pada gastroenteritis akutDemam, dapat mendahului atau tidak mendahului gejala diareGejala dehidrasi, yaitu mata cekung, ketegangan kulit menurun, apatis, bahkan gelisah

Gejala spesifik

Vibrio cholera : diare hebat, warna tinja seperti cucian beras dan berbau amisDisenteriform : tinja berlendir dan berdarah

Pada Neonatus dan BayiFrekuensi BAB pada bayi lebih dari 3/hari dan pada neonates lebih dari 4/hari, bentuk cair pada BAB nya kadang-kadang disertai lendir dan darah, nafsu makan menurun, warnanya lama-kelamaan kehijauan karena bercampur empedu, muntah, rasa haus, malaise, adanya lecet pada daerah sekitar anus, feses bersifat banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diserap oleh usus, adanya tanda dehidrasi (dehidrasi ringan apabila kehilangan 2-5% dari berat badan atau rata-rata 25 ml/kg bb, dehidrasi sedang apabila kehilangan caairan 5-8% dari berat badan atau rata-rata 75 ml/kg bb dan dehidrasi berat apabila kehilangan cairan 8-10% dari berat badan atau rata-rata 125 ml/kg bb), kemudian dapat terjadi diuresis yang berkurang (olguria sampai dengan anuria) atau sampai dengan terjadi asidosis metabolic seperti tampak pucat dengan pernapasan kusmaul.

Manifestasi yang membedakan diare inflamasi dan noninflamasiManifestasiDiare inflamasiDiare noninflamasiKarakter tijnaBiasanya volume sedikit, mengandung darah dan pus Volume banyak, cair, tanpa pus atau darah PatologiInflamasi mukosa kolon atau ileum distalUsus halus proksimalMekanisme diareInflamasi mukosa mengganggu absorpsi cairan dan kemungkinan efek sekretagog dari produk inflamasiDiare sekretori/osmotik yang diinduksi oleh enterotoksin atau mekanisme lainnya. Tidak ada inflamassi mukosaKemungkinan patogenShigella, Salmonella, Campylobacter, E. Coli O157, EIEC, Clostridium Difficile, Yersinia Enterocolitica, E. HystoliticaKolera, ETEC, EPEC, keracunan makanan tipe toksin, Rotavirus, Adenovirus, NLV, Cryprosporidia, Giardia.EIEC, Enteroinvasive E.Coli, EPEC, Enteropathogenic E.Coli, ETEC, Enterotoxigenic E.Coli, NLV, Norwalk-Like Virus

Klasifikasi DiareAda beberapa jenis diare, yaitu:

Diare cair akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang dari 7 hari) dengan pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang sering dan tanpa darah, mungkin disertai muntah dan panas. Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare.Disentri, yaitu diare yang disertai darah dengan atau tanpa lendir dalam tinjanya. Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kerusakan mukosa usus karena bakteri invasif.Diare persisten (kronis), yaitu diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung lebih dari 14 hari. Episode ini dapat dimulai sebagai diare cair atau disentri. Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.Diare dengan masalah lain. Anak yang menderita diare (diare akut dan persisten) mungkin juga disertai dengan penyakit lain seperti demam, gangguan gizi, atau penyakit lainnya. Tatalaksana penderita diare ini berdasarkan acuan baku diare dan tergantung juga pada penyakit yang menyertainya.

Menurut pedoman MTBS (2000), diare dapat dikrlompokkan menjadi :Diare akut : terbagi atas diare dengan dehidrasi berat, diare dengan dehidrasi sedang, diare dengan dehidrasi ringanDiare persisten : jika diare berlangsung 14 hari atau lebih. Terbagi atas diare persiten dengan dehidrasi dan persiten tanpa dehidrasiDisentri : jika diare berlangsung disertai dengan darah

Pedoman MTBS tentang klasifikasi diareTanda dan gejala yang tampakKlasifikasiTerdapat 2 atau lebih tanda dan gejala berikut : - Letargi atau tdk sadarMata cekungTdk bisa minum atau malas minumCubitan kulit perut kembalinya sangat lambat

Diare dengan dehidrasi beratTerdapat 2 atau lebih tanda dan gejala berikut : - Gelisah, rewel atau mudah marahMata cekungHausCubitan kulit perut kembalinya lambat

Diare dengan dehidrasi ringan atau sedangTidak cukup tanda- tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau ringan/sedangDiare tanpa dehidrasiDiare selama 14 hari atau lebih disertai dengan dehidrasiDiare persisten beratDiare selama 14 hari atau lebih tanpa disertai dengan dehidrasiDiare persistenTerdapat darah dalam tinja (berak campur darah)Disentri

Patofisiologi Diare Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula. Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

WOCTerlampir

Prognosis dan Komplikasi DiareDiare yang berkpanjangan dapat menyebabkan :

Dehidrasi (kekurangan cairan)

Tergantung dari persentase cairan tubuh yang hilang. Derajat dehidrasi akibat diare dibedakan menjadi tiga, yaitu :Tanpa dehidrasi, biasanya anak merasa normal, tidak rewel, masih bisa bermain seperti biasa. Umumnya karena diarenya tidak berat, anak masih mau makan dan minum seperti biasa.Dehidrasi ringan atau sedang, menyebabkan anak rewel atau gelisah, mata sedikit cekung, turgor kulit masih kembali dengan cepat jika dicubit.Dehidrasi berat, anak apatis (kesadaran berkabut), mata cekung, pada cubitan kulit turgor kembali lambat, napas cepat, anak terlihat lemah.

Gangguan sirkulasi

Pada diare akut , kehilangan cairan dapat terjadi dalam waktu yang singkat. Jika kehilangan cairan ini lebih dari 10% berat badan, pasien dapat mengalami syok atau presyok yang disebabkan oleh berkurangnya volume darah (Hipovolemia).

Gangguan asam-basa (Asidosis)

Hal ini terjadi akibat kehilangan caran elektrolit (bikarbonat) dari dalam tubuh. Sebagai kompensasinya tubuh akan bernapas cepat untuk membantu meningkatkan pH arteri.Hipoglikemia (kadar gula darah rendah)

Hipoglikemia sering terjadi pada anak yang sebelumnya mengalami malnutrisi (kurang gizi). Hipogikemia dapat mengakibatkan koma. Penyebab yang pasti belum diketahui, kemungkinan karna cairan ekstraseluler menjadi hipotonik dan air masuk kedalam cairan intraseluler sehingga terjadi edema otak yang mengakibatkan koma.Gangguan gizi

Gangguan ini terjadi karena asupan makanan yang kurang dan output yang berlebihan. Hal ini akan bertambah berat bila pemberian makanan dihentikan, serta sebelumnya penderita sudah mengalami kekurangan gizi (malnutrisi)

Penatalaksanaan diarePengobatan MedisDasar pengobatan diare adalah:

a.Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.

1)Cairan per oral

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.

2)Cairan parentral

Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian sebagai berikut:Untuk anak umur 1 bulan-2 tahun berat badan 3-10 kg1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).

7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).

16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit

Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.

Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kgKebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1 %.

Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts). Untuk bayi berat badan lahir rendahKebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1 %).

b.Pengobatan dietetik

Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan:Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh

Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)

Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.

c.Obat-obatan

Prinsip pengobatan diare ialah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain :a) Asetosal dosis 25 mg/kg BB/hari.b) Khlorpromazin dosis 0,5-1 mg/kg BB/hari.

Keperawatan Asuhan Keperawatan :

Pengkajian Identitas Anak

Nama, umur, tempat/ tanggal lahir, alamat/ No telp, tingkat pendidikan dll.

Riwayat Kesehatan Dahulu

Riwayat kelahiran ; Panjang Lahir, Berat Badan Lahir Rendah

Riwayat Nutrisi ; Mal Nutrisi, KEP, Pola Makan dan Minum, Tipe Susu Formula

Riwayat diare ; Berulang, Penyebab

Pola Pertumbuhan

Riwayat Otitis media dan atau infeksi lainnya

Memakan makanan yang tidak bersih

Kurangnya persnal higiene (tidak mencuci tangan sebelum makan, tempat bermain yang kotor)

Pernah menderita OMA, tonsilitis/ tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis

Malabsorbsi karbohidrat (misalnya : intoleransi laktosa), lemak dan protein

Alergi terhadap makanan tertentu

Riwayat Kesehatan Sekarang

Riwayat Diare : Frekuensi, PenyebabRiwayat Tinja : Jumlah, warna, bau, konsistensi, waktu BABKaji Intake dan Output BAB > 3x sehari dengan konsistensi encerAnak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan meningkat, nafsu makan berkurangTinja makin cair disertai lendir atau darah. Warna tinja berubah jadi hijau karena bercampur dengan empeduDaerah disekitar anus lecet karena sering defekasiMuntah bisa terjadi sebelum dan sesudah diareGejala dehidrasi mulai tampak jika pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolitDiuresis : terjadi oliguria ( 6 th), pengukuran axilla (