diajukan untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar ...repositori.uin-alauddin.ac.id/6910/1/wiwik...
TRANSCRIPT
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DI AJAR MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN OBSERVATION LEARNING DENGAN
RESOURCE BASED LEARNING PADA MATA
PELAJARAN BIOLOGI KELAS X
SMA MUHAMMADIYAH
LEMPANGANG
KAB. GOWA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Prodi Pendidikan Biologi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar
Oleh
WIWIK WIDIYARTI
NIM. 20403110106
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2014
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Wiwik Widiyarti
NIM : 20403110106
Tempat/Tgl. Lahir : Limbung/14, Februari 1992
Fakultas/Program : Tarbiyiah/Pend. Biologi
Alamat : Limbung
Judul : “Perbandingan Hasil Belajar Siswa Melalaui Model
Pembelajaran Observation Learning Dengan Resource Based Learning Pada Mata
Pelajaran Biologi Kelas X SMA Muhammadiyah Lempangang Kab. Gowa”.
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini
benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan
duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka
skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hokum.
Makassar, 10 Juli 2014
Penyusun
Wiwik Widiyarti
NIM. 20403110106
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing penulisan skripsi saudara Wiwik Widiyarti, NIM:
20403110106, Mahasiswa Jurusan Tadris Program Studi Pendidikan Biologi pada
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, setelah dengan seksama
meneliti dan mengoreksi skripsi yang bersangkutan dengan judul “Perbandingan
Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Observation Learning dengan
Resource Based Learning Pada Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah
Lempangang Kabupaten Gowa” memandang bahwa skripsi tersebut telah
memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat disetujui dan diajukan ke sidang
Munaqasyah.
Demikian persetujuan ini diberikan untuk proses selanjutnya.
Makassar, 10 Juli 2014
Pembimbing I Pembimbing II Dr. Ilyas Ismail, M.Pd., M.Si Dr. Sitti Mania, S.Ag., MAg.
Nip. 19620107 199403 1 002 Nip.19731212 200003 2 001
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil’Alamin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Rab
yang Maha pengasih tapi tidak pilih kasih, Maha penyayang yang tidak pilih sayang
penggerak yang tidak bergerak, atas segala limpahan rahmat dan petunjuk-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa kita
curah kepada Rasulullah Muhammad SAW , dan para sahabatnya, tabi’ tabiin serta
orang-orang yang senantiasa ikhlas berjuang di jalanNya. Segala usaha dan upaya
telah dilakukan oleh penulis dalam rangka menyelesaikan skripsi ini dengan
semaksimal mungkin. Namun, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak
luput dari berbagai kekurangan.
Melalui tulisan ini, penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada keluarga terutama orang tuaku tercinta Ayahanda dan ibundaku tersayang
Muhammad Hatta dan Ibuku St. Nasiah yang telah memberikan kasih sayang, jerih
payah, cucuran keringat, dan doa yang tidak putus-putusnya buat penulis, sungguh
semua itu tak mampu penulis gantikan, serta saudara-saudariku tersayang atas segala
dukungan, semangat, pengorbanan, kepercayaan, pengertian dan segala doanya
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik. Semoga Allah SWT selalu
merahmati kita semua dan menghimpun kita dalam hidayahNya.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada:.
1. Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing H.T, M.S. selaku rektor UIN Alauddin
Makassar, Dr. H. Salehuddin, M.Ag. selaku dekan dekan Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Alauddin Makassar beserta seluruh stafnya atas segala
pelayanan yang diberikan kepada penulis.
2. Dr. Misykat Malik Ibrahim, M.Si Si selaku ketua Program Studi Pendidikan
Biologi dan Jamilah, M. Si selaku sekretaris serta stafnya atas izin, pelayanan,
kesempatan dan fasilitas yang diberikan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
3. Dr. Ilyas Ismail, M.Pd., M.Si. selaku pembimbing I dan Dr. Sitti Mania,
S.Ag., M.Ag. selaku pembimbing II yang dengan sabar membimbing penulis
hingga menyelesaikan skripsi ini.
4. Dosen-dosen yang telah mendidik dan mengajar hingga penulis dapat
menambah ilmu dan wawasan.
5. Drs. Arsul. Arifin. K, S.Pd selaku kepala sekolah dan Nikmawati, S.Pd
selaku guru mata pelajaran beserta seluruh staf, guru- guru, siswa kelas atas
segala bantuan yang telah diberikan selama penulis melakukan penelitian.
6. Seluruh rekan-rekan mahasiswa pendidikan biologi angkatan 2010 khususnya
biologi kelas 5,6 yang telah memberikan kebersamaan dan keceriaan kepada
penulis selama di bangku perkuliahan, teristimewa buat semua angkatan 2010.
Atas segala bantuan dan dukungan seluruh pihak penulis ucapkan
jazakumullahu khairan, semoga Allah membalas semua kebaikan kalian dengan yang
lebih baik dan semoga menjadi amal shaleh dan mendapatkan pahala dari Allah
Subhanah Wata’ala.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan karya selanjutnya. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, Amin.
Limbung, 11 Juli 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………… ……………. ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ……………………………………….. iii
PENGESAHAN SKRIPSI …………………………………………………….... iv
KATA PENGANTAR …………………………………………… ……………. v
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. vii
DAFTAR TABEL ……………………………………………….……………… ix
ABSTRAK ………………………………………………………………………. xi
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………... 1
A. Latar Belakang ………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………. 8
C. Hipotesis ………………………………………………………............... 9
D. Definisi Operasional Variabel …………………………………………... 10
E. Tujuan Penelitian …………………………………………….………….. 11
F. Manfaat Penelitian ………………………………………………………. 12
BAB II TINJAUAN TEORITIS …………………………………. .…............. 13
A. Hasil Belajar Biologi ................................................................................ 13
B. Model Pembelajaran Observation Learning..........………….……............ 25
a. Definisi Model Pembelajaran Observation Learning ……….…….... 25
b. Proses Pelaksanaan Observation Learning …............………….…... 27
c. Manfaat Model Pembelajaran Observation Learning .....….……..… 27
C. Model Pembelajaran Resource Based Learning ...................................... 28
a. Definisi Model Pembelajaran Resource Based Learning .................. 28
b. Proses Pelaksanaan Model Pembelajaran Resource Based Learning ..... 30
c. Manfaat Model Pembelajaran Resource Based Learning ........... 31
D. Materi Ajar (Ekosistem)……………………………………………… 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………… ….. 58
A. Jenis dan Desain Penelitian …………………….…………….………... 58
B. Populasi dan Sampel Penelitian ……………………………………….. 58
C. Instrumen Penelitian …………………………………………................ 60
D. Prosedur Pengumpulan Data ………………………………………….... 62
E. Teknik Analisis Data …………………………………………………... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …..………………… 65
A. Hasil Belajar Siswa .......……………………………….......................... 66
B. Perbandingan Hasil Belajar Siswa …………………………….............. 77
C. Pembahasan …………………………………………………………… 80
D. Hasil Observasi Siswa Dan Guru……………………………………… 82
BAB V PENUTUP …………………………………………………………… 83
A. Kesimpulan ……………………………………………………………. 83
B. Implikasi........................……………………………………………….. 84
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 85
DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………………….. 87
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Hal
2.1 Kategori Hasil Belajar
3.1 Teknik Kategorisasi Standar Berdasarkan Ketetapan
Departemen Pendidikan Nasional
4.1 Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ekosistem Dengan Penerapan Model
Pembelajaran Observation Learning Kelas X SMA Muhammadiyah
Lempangang
4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ekosistem
Setelah Penerapan Model Pembelajaran Observation Learning Siswa
Kelas X SMA Muhammadiyah Lempangang
4.3 Tabel Untuk Menghitung Rata-rata dan Standar Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Ekosistem Dengan Menerapkan Model Pembelajaran
Observation Learning Pada Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah
Lempangang
4.4 Kategori Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Materi Ekosistem Setelah
Penerapan Model Pembelajaran Observation Learning Pada Siswa
Kelas X SMA Muhammadiyah Lempangang
4.5 Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ekosistem Dengan Penerapan Model
Pembelajaran Resource Based Learning Siswa Kelas X SMA
Muhammadiyah Lempangang
4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ekosistem
Setelah Penerapan Model Pembelajaran Resource Based Learning
Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Lempangang
4.7 Tabel Untuk Menghitung Rata-Rata Standar Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Ekosistem Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Resource
Based Learning Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Lempangang
4.8 Kategori Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Materi Ekosistem Setelah
Penerapan Model Pembelajaran Resource Based Learning Siswa
Kelas X SMA Muhammadiyah Lempangang
ABSTRAK
N a m a : Wiwik Widiyarti
N I M : 20403110106
J u d u l : Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang di Ajar melalui Model
Pembelajaran Observation Learning dan Model Pembelajaran
Resource Based Learning Pada Mata Pelajaran Biologi Kelas X
IPA SMA Muhammadiyah Lempangang Kabupaten Gowa.
Skripsi ini membahas tentang perbandingan hasil belajar siswa yand
diajar melalui model pembelajaran observation learning dan model pembelajaran
resource based learning. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimanakah hasil belajar siswa sesudah penerapan model pembelajaran
observation learning pada mata pelajaran biologi kelas X SMA Muhammadiyah
Lempangang, bagaimanakah hasil belajar siswa sesudah penerapan model
pembelajaran resource based learning pada mata pelajaran biologi kelas X SMA
Muhammadiyah Lempangang, dan adakah perbedaan hasil belajar siswa antara
yang di ajar melalui model pembelajaran observation learning dan model
pembelajaran resource based learning siswa kelas X SMA Muhammadiyah
Lempangang..
Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen. Pada penelitian ini,
peneliti mengambil sampel 1 kelas, yaitu kelas X IPA yang siswanya berjumlah
42 orang. Kelas tersebut dibagi menjadi 2 kelompok besar, kelompok yang
pertama diberikan perlakuan model pembelajaran observation learning dan
kelompok yang kedua diberikan perlakuan model pembelajaran resource based
learning, siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran observation
learning dan model pembelajaran resource based learning diberikan tes dengan
soal yang sama. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif dan analisis inferensial.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, untuk siswa yang diberikan
perlakuan model pembelajaran observation learning didapatkan hasil yaitu nilai
rata-rata sebesar 77 dari skor maksimal 100, dari 17 siswa. Sementara untuk siswa
yang diberikan perlakuan model pembelajaran resource based learning didapatkan
hasil yaitu nilai rata-rata sebesar 67,3 dari skor maksimal 100, dari 15 siswa.
berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan uji t diperoleh nilai sebesar 7,47.
Jika dibandingkan dengan nilai t tabel yang besarnya 1,5 maka dapat dinyatakan
bahwa tt 0 = 7,47 > 1,5. Hal ini menunjukkan bahwa H0 pada penelitian ini
ditolak. Berdasarkan hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
hasil belajar biologi antara model pembelajaran observation learning dan model
pembelajaran resource based learning siswa kelas X SMA Muhammadiyah
Lempangang.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan dalam memilih dan
membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan
berusaha mengembangkan potensi individu agar mampu berdiri sendiri. Dengan itu,
individu perlu diberi berbagai kemampuan dalam pengembangan beberapa hal,
seperti: konsep, prinsip, kreativitas, tanggung jawab dan keterampilan. Dengan kata
lain, perlu mengalami perkembangan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Pendidikan adalah proses sosialisasi untuk mencapai kompetensi pribadi, sosial
sebagai dasar untuk mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan kapasitas yang
dimilikinya. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat
hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan
bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Pendidikan memegang peranan
dalam menjamin kelangsungan kehidupan suatu bangsa, karena pendidikan
merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya
manusia.
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan
bangsa. Berbagai kajian di berbagai negara menunjukkan adanya hubungan yang kuat
antara tingkat pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa. Pendidikan yang
mampu menfasilitasi perkembangan bangsa adalah pendidikan yang merata, bermutu
2
dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Di Indonesia diharapkan mampu
menciptakan seorang pendidik yang domokratis-religius yang berjiwa mandiri,
bermartabat, menjunjung tinggi harkat kemanusiaan dan menekankan keunggulan
masyarakat di berbagai bidang sehingga tercapai kemajuan dan kemakmuran. Saat ini
berbagai cara sudah dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan Indonesia,
mulai dari pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan
kompetensi guru melalui penataran, pengadaan sertifikasi guru sampai pada
perubahan dan pengembangan kurikulum.
Berkaitan dengan usaha yang menyiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas, pemerintah Republik Indonesia telah memberikan perhatian yang cukup
besar terhadap dunia pendidikan dengan berusaha keras untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional. Langkah konkritnya adalah dengan disusunnya UU No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Bab II pasal 3 dinyatakan
bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.1
Pendidikan suatu bangsa berusaha untuk mencapai kemajuan-kemajuan dalam
berbagai bidang kehidupannya, baik dalam bidang ekonomi, sosial, politik, ilmu
pengetahuan, teknologi dan dalam bidang-bidang kehidupan budaya lainnya. Melalui
1UU Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), h. 7.
3
proses pendidikan pula, suatu bangsa berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
yang direncanakan. Proses pendidikan yang diselenggarakan dan melaksanakan suatu
bangsa dalam upaya menumbuhkan dan mengembangkan watak atau kepribadian
bangsa, memajukan kehidupan bangsa dalam berbagai bidang kehidupannya, serta
mencapai tujuan nasional bangsa yang bersangkutan, itulah yang disebut dengan
sistem pendidikan nasional. Biasanya pendidikan nasional tumbuh dan berkembang
dari sejarah bangsa yang bersangkutan, dipengaruhi oleh berbagai faktor dan sumber
daya serta potensi-potensi yang ada dikalangan bangsa itu di samping faktor-faktor
luar.
Fenomena yang ada pada saat ini, banyak metode atau model pembelajaran
yang digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah, dan berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan sebelum turun kelapangan saya sebagai peneliti
melakukan wawancara atau tanya jawab kepada guru bidang studi biologi bahwa
disekolah tersebut masih menggunakan metode pembelajaran konvensional seperti
metode diskusi, ceramah dan metode lain, sehingga saya berinisiatip atau
berkeinginan untuk menerapkan sebuah model pembelajaran yaitu model
pembelajaran Resource Based Learning dan model pembelajaran Observation
Learning sebagai perbandingan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi.
Karena pada dasarnya model pembelajaran Observation Learning merupakan model
pembelajaran yang cara pelaksanaanya adalah belajar dengan mengamati dan meniru
dengan orang lain, jadi siswa dituntut untuk mengamati obyek yang ada di sekitarnya
agar mereka dapat mengetahui obyek yang diamatinya. Contohnya yaitu praktek
4
mikroteaching, dimana setelah siswa mengamati guru mengajar selanjutnya siswa
tersebut mempraktekan apa yang telah diamatinya. Jadi model pembelajaran ini
menuntut guru siswa saling bekerja sama. Sedangkan salah satu model pembelajaran
yang bisa menghadapkan murid dengan suatu atau sejumlah sumber belajar secara
individual atau kelompok yang bertalian dengan itu model pembelajaran ini
merupakan model pembelajaran yang bentuk belajar yang langsung , model
pembelajaran ini juga tidak menuntut guru sebagai sumber belajar satu-satunya,tetapi
murid dapat belajar dalam kelas, dalam laboratorium , dalam perpustakaan,
dalam”ruang sumber belajar khusus” bahkan diluar sekolah. Jadi model pembelajaran
ini menuntut siswa untuk aktif belajar siswa dengan memanfaatkan sumber belajar
selain guru dan model pembelajaran tersebut model pembelajaran Resource Based
Learning.2
Secara umum model pembelajaran mempunyai pengertian suatu garis-garis
besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Dihubungkan dengan belajar mengajar, model bisa diartikan sebagai pola-pola umum
kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan.
Guru sebagai tenaga pengajar yang membimbing siswa secara langsung di
kelas dan pihak sekolah sebagai fasilitator dalam penyelenggaraan proses
pembelajaran, senantiasa mengevaluasi sejauh mana hasil yang telah dicapai
2Hamzah B. Uno. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Cet. III; Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), h. 194
5
sehubungan dengan permasalahan mencari, merumuskan dan proses berpikir siswa
dalam hal mata pelajaran biologi kelas X SMA. Sehingga dianggap masih perlu
untuk melakukan pengkajian secara sistematik tentang bagaimana perbedaan hasil
belajar biologi yang menggunakan model pembelajaran Resource Based Learning
dan model pembelajaran Observation Learning sebagai sumber peningkatan belajar
siswa dalam pembelajaran biologi sehingga pencapaian tujuan pendidikan dapat
terwujud sesuai dengan apa yang diinginkan. Tentunya hal ini dapat diketahui dengan
tinggi rendahnya hasil belajar siswa setelah diajar dengan mengefektifkan gaya
belajar siswa dalam proses pembelajaran.
Membahas tentang bagaimana meningkatkan kemampuan berpikir atau daya
serap siswa dan bagaimana peran siswa dalam mencari dan merumuskan sendiri
materi pelajaran, dalam kaitannya dengan hasil belajar, salah satu metode mengajar
yang cukup efektif untuk memberikan pemahaman dalam meningkatkan daya
berpikir siswa, mencari dan merumuskan sendiri materi pelajaran yang di berikan
adalah dengan menggunakan model pembelajaran Resource Based Learning dan
model pembelajaran Observation Learning pada pokok bahasan .
Belajar berdasarkan sumber ( Resourse Based Learning ) ialah segala bentuk
belajar yang langsung menghadapkan murid dengan suatu atau sejumlah sumber
belajar secara individual atau kelompok yang bertalian dengan itu. Dalam “Resourse
Based Learning” guru bukan merupakan sumber belajar satu-satunya. Murid dapat
belajar dalam kelas, dalam laboratorium, dalam perpustakaan, dalam “ruang sumber
6
belajar khusus” bahkan di luar sekolah.Jadi model pembelajaran ini menuntut siswa
untuk aktif belajar dengan memanfaatkan semua sumber belajar selain guru.3
Berdasarkan observasi peneliti di SMA Muhammadiyah Lempangang
Kabupaten Gowa khususnya pada kelas X, ketuntasan belajar siswa masih rendah
dan kebanyakan siswa remedial karena tidak mencapai nilai ketuntasan yang telah
ditetapkan oleh guru.
Setelah dilakukan wawancara terhadap siswa dan guru, maka penulis
memperoleh informasi bahwa model pembelajaran yang diterapkan di sekolah
tersebut tidak menuntut keaktifan baik siswa maupun guru tersebut. Model
pembelajaran yang diterapkan sangatlah vakum sehingga pengetahuan siswa pada
mata pelajaran biologi minim.
Setelah melakukan observasi di SMA Muhammadiyah Lempangang Kab.
Gowa, pada kelas X kondisi dikelas tersebut hasil belajarnya sangat kurang dan
sekolah tersebut merupakan sekolah yang baru 2 tahun menghasilkan alumni
sehingga sangat penting peneliti untuk menerapkan model pembelajaran tersebut.
Dengan demikian penulis menggunakan dua model pembelajaran yaitu
observation learning dimana guru dan siswa dituntut untuk aktif serta resource based
learning dimana siswa dituntut aktif dan belajar dengan memanfaatkan semua sumber
belajar. Serta membandingkan hasil belajar biologi melalui dua model pembelajaran
di atas pada kelas X SMA Muhammadiyah Lempangang Kab. Gowa.
3Nasution. Berbagai Pendekatan dalam dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Cet. XIV;
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h. 18.
7
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi kelas X SMA
Muhammadiyah Lempangang Kab. Gowa dengan menggunakan model
pembelajaran observation learning?
2. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi kelas X SMA
Muhammadiyah Lempangang Kab. Gowa dengan menggunakan model
pembelajaran resource based learning?
3. Adakah perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi kelas X
SMA Muhammadiyah Lempangang Kab. Gowa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran observation learning dengan yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran resource based learning?
C. Hipotesis
Salah satu keunggulan dari observation learning adalah dapat memotivasi
siswa dalam belajar. Dalam hal ini Bandura memberikan keterangan bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran observation learning, siswa termotivasi untuk
belajar dan pada akhirnya mendapat hasil prestasi yang baik.4
Penelitian yang dilakukan oleh khusnul khotimah menunjukkan bahwa
dengan melaksanakan pembelajaran berdasarkan sumber/resource based learning
4Hamzah B Uno. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Cet. III; Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), h. 194
8
secara efektif, mengalami peningkatan penguasaan mereka terhadap materi zakat. Hal
ini dapat dilihat dari cara mengerjakan soal post test, nilai ujian serta sikap dan
antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran agama.5
Sebagai dasar landasan dalam pelaksanaan penelitian, maka hipotesis yang
diajukan adalah: Terdapat perbedaan hasil belajar Biologi dengan menggunakan
model pembelajaran observation learning dengan resource based learning pada
siswa kelas X SMA Muhammadiyah Lempangang kab. Gowa.
D. Definisi operasional variabel
Pengertian operasional variabel dimaksudkan untuk memberikan gambaran
yang jelas tentang variabel-variabel yang diperhatikan. Pengertian operasional
variabel penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran observation learning
Observation learning adalah belajar dengan mengamati dan meniru orang lain
(learning by observation and imitation of others). Jadi siswa dituntut untuk
mengamati obyek yang ada disekitarnya agar mereka dapat mengetahui obyek yang
diamatinya. Contohnya yaitu praktek yang dilakukan di pekarangan kelas untuk
mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem, dimana setelah siswa
5Khusnul Khotimah. 2009. Implementasi Pembelajaran Berbasis Sumber (Resource Based
learning) dalam Meningkatkan PenguasaanSiswa Terhadap Materi ZakatMadrasah Aliyah Negeri
(MAN) Sidoarjo Kelas X-X. (Skripsi, Jurusan Pendidikan Islam , Program studi S1. Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Malang)
9
mengamati guru mengajar selanjutnya siswa tersebut memperaktekkan apa yang telah
diamatinya.
2. Model pembelajaran Resource Based Learning
Resource based learning adalah bentuk belajar yang langsung menghadapkan
murid dengan suatu atau sejumlah sumber belajar secara individual atau kelompok,
dengan segala kegiatan yang bertalian dengan hal itu. Jadi tidak dengan cara
konvensional di mana guru hanya menyampaikan materi kepada peserta didik.
Kemudian peserta didik mencari pengetahuan dari berbagai sumber belajar yang ada.
Berbeda dengan Observation Learning dimana guru bukan merupakan sumber
belajar satu satunya. Belajar bisa dilaksanakan di dalam kelas dan dilaksanakan di
luar kelas.
3. Hasil belajar Biologi
Hasil belajar biologi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor yang
menunjukkan tingkat penguasaan dan pemahaman siswa X di SMA Muhammadiyah
Lempangang dalam pelajaran biologi setelah mengikuti proses belajar mengajar.
E. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi kelas X
SMA Muhammadiyah Lempangang Kab. Gowa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran Observation Learning.
10
2. Untuk mengetahui hasil belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi kelas X SMA
Muhammadiyah Lempangang Kab. Gowa yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran Resource Based Learning.
3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi
kelas X SMA Muhammadiyah Lempangang Kab. Gowa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran Observation Learning dengan yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran Resource Based Learning.
F. Manfaat penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat yang berarti
sebagai berikut:
1. Bagi Guru
- Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi guru bidang studi Biologi di
SMA Muhammadiyah Lempangang tentang suatu bentuk pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar dalam upaya peningkatan prestasi belajar
biologi siswa.
- Sebagai bahan masukan bagi para pendidik dalam memilih bentuk
pembelajaran yang lebih bervariasi yang dapat memperbaiki dan
meningkatkan sistem pembelajaran di kelas, sehingga permasalahan-
permasalahan yang dihadapi guru dan siswa dapat terselesaikan.
11
2. Bagi Siswa
Dapat dijadikan sebagai pengalaman bagi siswa mengenai adanya kebebasan
dalam belajar secara aktif dan kreatif sesuai dengan perkembangan berpikirnya.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan konstribusi bagi peningkatan proses
belajar mengajar di sekolah.
4. Bagi Pembaca
Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti-peneliti selanjutnya di bidang yang
sama, serta bahan pertimbangan bagi yang berminat mengembangkan hasil penelitian
ini.
12
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Hasil Belajar Biologi
1. Pengertian Belajar
Definisi tentang belajar berbeda-beda menurut teori belajar yang dianut orang.
Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil latihan atau
pengalaman interaksi antar individu dengan lingkungannya.
Chaplin dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua
macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi: Belajar adalah perolehan perubahan
tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan pengalaman. Rumusan yang
keduaadalah: Belajar ialah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya
latihan khusus.1
Kata belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian untuk ilmu. Dalam
bahasa sederhana kata belajar dimaknai sebagai menuju kearah yang lebih baik
dengan cara sistematis. Bruner mengemukakan proses belajar yang terdiri atas tiga
tahapan, yaitu tahapan informasi, transfortasi dan evaluasi.2
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diketahui bahwa, belajar berarti
usaha mengubah tingkah laku, jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada
individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan
1MuhibbinSyah, Psikologi Belajar, Chaplin dalam Dictionary of Psychology (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013), h. 65.
2Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2013), h. 4.
13
penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga berbentuk kecakapan, sikap, pengertian
harga diri minat, watak dan penyesuaian diri.3
Selanjutnya dalam perspektif keagamaan pun (dalam hal ini Islam), belajar
merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuai
dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Belajar merupakan kegiatan
yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
menyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.4
Belajar dapat didefenisikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang
bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan
tingkah laku, sikap kebiasaan, ilmu, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
Dari pengertian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan yaitu:
a. Belajar adalah suatu usaha. Perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh,
dengan sistematis.
b. Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku,
misalnya seseorang anak kecil yang tadinya sebelum memasuki sekolah bertingkah
laku manja, egois, cengeng dan sebagainya.5
Belajar merupakan aktivitas yang berproses sudah tentu didalamnya terjadi
perubahan-perubahan yang bertahap, perubahan-perubahan tersebut timbul melalui
3Abdurrahman, Pengelolaan Pengajaran (Ujung Pandang : IAIN Alauddin, 2013), h. 98.
4 MuhibbinSyah, Psikologi Belajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 62.
5Dalyono M, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka cipta, 2013), h. 49.
14
fase-fase yang antara satu dengan lainnya bertalian secara berurutan dan fungsional,
dalam proses belajar siswa menempuh 3 episode/ tahap:
1) Fase Informasi (Tahap penerimaan materi)
2) Fase transformasi (Tahap pengubahan materi)
3) Fase Evaluasi (Tahap penilaian materi)6
Menurut uraian di atas sudah dijelaskan bagaimana defenisi dari belajar
tersebut seperti apa,itulah sebabnya mengapa terlebih dahulu kita harus mengetahui
bagaimana pengertian belajar itu sebelum melakukan penelitian. Kemudian terlepas
dari semua itu belajar juga sangat penting untuk diketahui karena tanpa belajar maka
tidak akan ada hasil belajar,seperti yang akan dibahas selanjutnya.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar berasal dari dua kata hasil dan belajar. Hasil sendiri artinya
sesuatu yang diadakan, atau juga akibat dari sesuatu, sedangkan belajar adalah
perubahan tingkah laku, atau berusaha memperoleh suatu kepandaian.
Istilah hasil belajar tersebut tersusun dari dua kata yakni dari kata hasil dan
belajar. “Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hasil diartikan sebagai sesuatu
yang telah dicapai dari apa yang dilakukan atau apa yang telah dikerjakan
sebelumnya”.7
6 MuhibbinSyah, Psikologi Belajar, Chaplin dalam Dictionary of Psychology (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 109.
7 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi V (Cet I; Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2010), h. 22.
15
Hasil belajar tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan
kegiatan belajar. Kenyataan menunjukkan bahwa untuk mendapatkan hasil belajar
yang baik tidak semudah yang dibayangkan tetapi harus didukungoleh sebuah
kemauan dan minat dalam belajar serta program pengajaran yang baik.
Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku
pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti
menjadi mengerti. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek
seperti pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan apresiasi dan sebagainya.8
Pengertian tentang hasil belajar yang dimaksud oleh peneliti adalah hasil
belajar yang diperoleh seorang siswa dalam mata pelajaran tertentu dengan
menggunakan tes sebagai alat ukur keberhasilan siswa, atau dapat dikatakan bahwa
hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
3. Hasil Belajar Biologi
Dengan mempelajari biologi, seseorang dapat mengetahui tentang lingkungan,
tumbuhan, hewan, tubuh manusia dan sistem yang menjalankan proses kehidupan.
Biologi merupakan ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang kehidupan.9
“Setelah mengetahui bagaimana defenisi dari belajar, hasil belajar, dan
selanjutnya hasil belajar biologi itu sendiri bagaimana, jika disandingkan hasil belajar
biologi itu merupakan kemampuan belajar yang dicapai pada mata pelajaran biologi
yang dimana biologi itu sendiri merupakan ilmu yang mempelajari tentang makhluk
8Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar( Jakarta: PT Bumi aksara, 2001), h. 30.
9Tati Suryati, Biologi 2 SMA Kelas X dan XI (Cet. I; Bandung: Quadra, 2007), h. 8.
16
hidup, jadi kaitannya dengan hasil belajar dan hasil belajar biologi sangat erat,
karena hasil belajar biologi di sini terkhususnya akan dikaitkan dengan mata pelajaran
biologi itu sendiri.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Perubahan tingkah laku dan perubahan itu tergantung dari sifat dan kondisi
lingkungan serta pengalaman yang diperoleh. Dalam proses belajar perubahan
tingkah laku tidak terjadi sepenuhnya, hal ini dimungkinkan karena adanya faktor
yang tidak mendukung. Semakin banyak faktor yang mendukung dari faktor belajar
akan semakin terjadi perubahan yang diharapkan, dan semakin kurang faktor yang
mendukungnya akan semakin sulit pula terjadi perubahan tingkah laku, dengan
demikian maka dalam proses belajar mengajar diperlukan beberapa perangkat agar
dapat terjadi perubahan tingkah laku yang diharapkan. Oleh karena itu perlu diketahui
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar dan hasil belajar seseorang.
Perkembangan pribadi manusia merupakan hasil dari proses kerja sama
antara hereditas (pembawaan) dan environment (lingkungan), tapi pribadi itu
merupakan perpaduan antara konvergensi dari faktor-faktor internal dan potensi-
potensi yang ada dalam diri manusia dan faktor-faktor eksternal (lingkungan)
termasuk pendidikan.10
Bertolak dari pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa secara
garis besarnya ada dua faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar
10
Wasty Sumanto dkk, Psikologi Pendidikan (Bandung: Bumi Aksara, 1987), h. 87.
17
siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal, untuk lebih jelasnya kedua faktor
tersebut diatas akan diuraikan sebagai berikut:
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah keadaan atau kondisi jasmani dan rohani peserta didik,
faktor ini meliputi dua aspek yakni aspek fisiologi dan aspek psikologi.11
Faktor
internal ini berkaitan dengan kesehatan jasmani dan rohani, di bawah ini akan
diuraikan beberapa faktor yang berkaitan dengan faktor internal:
1) Faktor fisiologi
Dari teori sistematik Behaviour yang dikutip oleh Clark C. Hull
mengemukakan teorinya yaitu bahwa suatu kebutuhan jasmani terdorong oleh motif,
tujuan, inspirasi dan ambisi harus ada pada seseorang yang belajar.12
a) Faktor kesehatan
Kesehatan seseorang sangat berpengaruh terhadap kondisi belajarnya siswa
yang kurang sehat, keadaan fisiknya lemah, gangguan kesehatan lainnya, tidak dapat
berkonsentrasi dalam belajarnya sehingga hal ini biasa mengakibatkan materi sukar
diterima dengan baik, contohnya seperti akibat kelesuhan dan kebosanan ini
mengakibatkan manusia kehilangan minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu.
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu,
selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk, jika
11
MuhibbinSyah,Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2004), h. 145.
12Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Clark C. Hull dalam Sistematik Behavior
(Bandung: PT Rosdakarya, 2003), h. 97.
18
badan lemah kurang darah atau gangguan-gangguan lain. Dengan demikian agar
sesorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap
terjamin dengan cara itu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, tidur,
makan, olah raga dan rekreasi.
b) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang
sempurna mengenai tubuh/badan.Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar.13
.
Jadi cacat tubuh merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kurang baiknya
dalam mengikuti proses belajar, biasanya mempengaruhi minat belajar.
2) Faktor psikologi
Teori John Lockc” berpikir itu tidak lain dari pada jalannya tanggapan yang
disukai oleh hukum asosiatif.14
Dari teori di atas tentang faktor psikologis, yang dapat
mempengaruhi kualitas dan kuantitas yang diperoleh dari hasil pembelajaran siswa.
Di bawah ini akan dijelaskan beberapa bagian yang terdapat dalam faktor psikologi
adalah sebagai berikut:
a) Intelegensi
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik
untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dari lingkungan dengan cara yang
13
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT BinaAksara,
2010), h. 55. 14
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Teori John Lock dalam Hukum Asosiatif
(Bandung: PT Rosdakarya, 2003), h. 44.
19
tepat. Jadi intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga
kualitas organ-organ tubuh lainnya.15
Intelegensi atau kemampuan intelektual besar pengaruhnya terhadap
kemajuan belajar.Ini berarti kemampuan intelegensi siswa semakin tinggi maka
semakin besar pengaruhnya meraih kesuksesan.
b) Perhatian
Perhatian merupakan pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu objek
pelajaran atau dapat dikatakan sebagian banyak sedikitnya kesadaran yang
aktivitasnya belajar.16
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun
semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk
mendapat hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap
bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka
timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.17
. Jadi untuk mendapatkan
hasil belajar yang baik dari siswa, kita harus terlebih dahulu memperhatikan
bagaimna perhatian siswa tersebut dalam mengikuti proses pembelajaran.
15
MuhibbinSyah,Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2004), h. 147.
16Sardiman A M, Interaksi dan motivasi belajar mengajar (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007), h. 45. 17
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT BinaAksara,
2010), h. 56.
20
c) Bakat Siswa
Bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Hal ini dapat dilihat dari
kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada
upaya pendidikan latihan. Bakat dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi
belajar dalam bidang studi tersebut.
Bakat siswa dapat mempengaruhi prestasi belajarnya, siswa yang memiliki
bakat tertentu kemudian menyadari bakatnya, maka siswa tersebut akan menjadi
cerdas dan berprestasi.
d) Minat Siswa
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keingginan yang
besar terhadap sesuatu hingga dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar
siswa dalam bidang studi tertentu.18
Minat dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, seorang siswa memiliki minat
yang tinggi terhadap suatu pelajaran akan memusatkan perhatian secara intensif
terhadap pelajaran tertentu.
18
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT BinaAksara,
2010), h. 57.
21
e) Motivasi Siswa
Motivasi merupakan keadaan internal organisme, baik manusia maupun
hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi dapat dibedakan menjadi
2 bagian yaitu:
1) Motivasi ekstrinsik, merupakan motif-motif yang aktif dan berfungsi karena
adanya rangsangan dari luar. Dan merupakan hal atau keadaan yang datang dari
luar siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan tindakan belajar
2) Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidak
perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu. Dan merupakan hal atau keadaan yang berasal dari
dalam siswa yang dapat mendorongngnya untuk melakukan tindakan belajar.19
Dari uraian di atas, dipahami bahwa motivasi merupakan sesuatu dorongan
yang dapat mempengaruhi kecerdasan dan prestasi seseorang.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar diri seseorang
yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dalam kelas atau pun di luar
kelas sebagai faktor yang berasal dari luar diri dapat digolongkan menjadi dua
19
Sardiman A M, Interaksi dan motivasi belajar mengajar (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007), h. 89-90.
22
golongan yaitu faktor sosial dan non sosial.20
Di bawah ini akan diuraikan beberapa
faktor-faktor yang berkaitan dengan faktor eksternal:
1) Cara orang tua mendidik
Kemauan anak untuk belajar tidak terlepas dari bagaimana cara orang tua
mendidiknya, sebab keluarga sebagai lembaga pendidikan yang pertama dan utama
sangat memegang peranan penting.
Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang
sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan
untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, Negara dan dunia.21
Melihat kenyataan di atas, dapatlah dipahami betapa pentingnya peranan
keluarga dalam pendidikan anaknya. Karena cara orang tua mendidik anak-anak akan
berpengaruh terhadap belajarnya.
2) Relasi antara anggota keluarga
Relasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan
anaknya hubungan ini harus diciptakan dengan suasana yang harmonispenuh
perhatian dalam keluarga sangat menentukan kesuksesaan anak itu sendiri.22
. Jadi
relasi antara anggota keluarga misalnya orang tua harus mengetahui lebih dalam
tentang anak-anak mereka memberikan pengajaran yang baik dan bekerja sama
20
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 234. 21
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT BinaAksara,
2010), h. 61. 22
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT BinaAksara,
2010), h. 62.
23
dengan pihak guru sehingga guru tidak terlalu susah untuk membuat siswa mengerti
pelajaran.
3) Suasana rumah tangga
Selain faktor yang telah disebutkan sebelumnya di atas, suasana rumah yang
gaduh atau pun tenang dan lain-lain sangat mempengaruhi ketenangan anak untuk
belajar. Oleh karena itu perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan harmonis.
Sehingga anak bisa senang belajar dan kerasa tinggal dirumah.23
Selanjutnya agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana
yang tenang dan tentram. Di dalam suasana rumah yang tenang dan tentram selain
anak kerasa/betah tinggal dirumah, anak juga dapat belajar dengan baik.
4) Guru
Guru juga faktor utama dalam hasil belajar siswa dan termasuk factor.
Eksternal. Dimana guru sangat berperan penting dalam keaktifan siswa belajar
sehingga mendapatkan hasil yang baik. Guru juga dapat menjadi orang tua kedua
ketika siswa bearda diluar terutama disekolah. Oleh karena itu guru hrus menciptakan
suasana belajar yang kondusif.
23
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT BinaAksara,
2010), h. 63.
24
5) Keadaan ekonomi keluarga
Kondisi ekonomi juga merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan
belajar anak, hal ini erat kaitannya dengan fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam
belajar, fasilitas belajar ini akan terpenuhi jika didukung oleh ekonomi yang cukup.24
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak-anak yang
sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya misalnya: pakaian,
perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperi buku,
alat tulis menulis, ruangan belajar, meja, kursi dan lain-lain.
Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ini perlu diketahui karena
seorang peneliti harus mengetahui terlebih dahulu faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi hasil belajar, sehingga data yang diperoleh lebih akurat.
C. Hakekat Belajar Mengajar
Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha
secara aktif untuk mencapainya. Keaktivan anak didik di sini tidak hanya dituntut dari
segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Jika hanya fisik anak yang aktif, tetapi
pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran
tidak tercapai. Padahal belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di
dalam dirinya setelah melakukan aktivitas belajar.
Kegiatan mengajar bagi seorang guru menghendaki hadirnya sejumlah anak
didik. Sedangkan belajar tidak selamanya memerlukan kehadiran seorang guru.
24
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT BinaAksara,
2010), h. 63.
25
Cukup banyak aktivitas yang dilakukan oleh seseorang guru di luar dari keterlibatan
guru. Mengajar merupakan kegiatan yang mutlak memerlukan keterlibatan individu
anak didik. Hal ini perlu guru menyadari agar tidak terjadi kesalahan tafsir terhadap
kegiatan pengajaran. Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakekatnya
adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi. Lingkungan yang berada
di sekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik
melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan
bimbingan/bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar 25
D. Model Pembelajaran
Model merupakan kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman
dalam melakukan kegiatan. Istilah Model Pembelajaran (model of teaching)
sebagaimana dijelaskan Toeti dan Sarifudin, Model pembelajaran didefinisikan
sebagai suatu kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan
berfungsi sebagi pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Juga menjelaskan
tentang model pembelajaran, yaitu sebagai landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologi pendidikan dan belajar, yang dirancang berdasarkan proses
25
http://aksiguru.org/2013/06/12/pengertian-definisi-hasil-belajar.html
26
analisis yang diarahkan pada implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat
operasional di depan kelas26
.
Model pembelajaran mengambarkan keseluruhan urutan alur atau langkah-
langkah yang pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran. Dalam
model pembelajaran ditunjukkan secara jelas kegiatan-kegiatan apa yang perlu
dilakukan oleh guru atau siswa, bagaimana urutan kegiatan-kegiatan tersebut, dan
tugas-tugas khusus apa yang perlu dilakukan oleh siswa. Model pembelajaran
merupakan aktualisasi dari model belajar, yang hakekatnya membantu para siswa
memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk
mengekspresikan dirinya, dan juga mengajar cara-cara bagaimana mereka belajar.
Proses belajar mengajar tidak hanya memiliki makna deskriptif dan kekinian, akan
tetapi juga bermakna prospektif dan berorentasi masa depan. Penggunaan model
pembelajaran memungkinkan guru dapat mencapai tujuan tertentu dan berorentasi
pada jangka panjang 27
.
B. Model pembelajaran observation learning
a. Definisi model pembelajaran observation learning
Istilah observation learning ini sinonim dengan learning thougt imitation
(belajar melalui peniruan). Imitasi adalah peniruan (pengkopian) perilaku, yaitu
26
http://belajar.org/2013/06/15/keterkaitan/antara/bahasa/dan/pikiran.html 27
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT BinaAksara,
2010), h. 194.
27
meniru perilaku seseorang, dimana perilaku orang yang ditiru tersebut merupakan
suatu pola.28
Bandura dan Walters menjelaskan tiga perbedaan efek imitasi (three effect
of imitation) yaitu
a. Eliciting effect, yaitu efek yang mendatangkan respons meskipun tidak sama
dengan model. Tetapi berkaitan erat dengan model tersebut.
b. Inhibitory/disinhibitory yaitu hasil dari pengamatan terhadap model yang
mendapat reward atau punishment dari perilaku yang menyimpang.
c. Modeling effect yaitu pengaruh yang menyangkut penguasaan respons baru.
Observation learning atau biasa disebut metode observasi adalah salah satu
strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli
dalam rangka membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan proses
belajar. Dengan metode observasi siswa akan merasa tertantang mengeksplorasi rasa
keingin tahuannya tentang fenomena dan rahasia alam yang senantiasa menantang.
Metode observasi mengedepankan pengamatan langsung kepada obyek yang
akan dipelajari. Sehingga siswa mendapatkan fakta berbentuk data yang obyektif
yang kemudian di analisa sesuai tingkat perkembangan siswa. Item yang dianalisa
siswa kemudian digunakan sebagai bahan penyusunan evaluasi bagi siswa.
28
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT BinaAksara,
2010), h. 194.
28
Menurut Bandura ada lima hal yang dapat dipelajari seseorang melalui
pengamatan terhadap observation learning yaitu:29
1. Pengamat dapat mempelajari keterampilan kognitif, afektif, atau psikomotor
yang baru, dengan cara memperhatikan ( attention ).
2. Pengamatan terhadap model dapat melemahkan atau menguatkan berbagai
halangan untuk pengamat melakukan perilaku yang sama.
3. Para model dapat pula bertindak sebagai penganjur umum (social prompts) atau
pendorong bagi para pengamat.
4. Dengan memerhatikan model, pengamat dapat belajar bagaimana memanfaatkan
lingkungan sekitar serta benda-benda yang ada di dalamnya.
5. Melihat model mengekspresikan reaksi-reaksi emosional dapat membangkitkan
rangsangan pengamat untuk mengekspresikan reaksi emosional yang sama.
b. Proses pelaksanaan observartion learning
Menurut Ziegler, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses
pembelajaran dengan pengamatan terhadap model yaitu sebagai berikut:30
29
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Bandura dalam Observattion
Learning (Jakarta: PT BinaAksara, 2010), h. 65.
30 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Ziegler dalam Observaion
Learning (Jakarta: PT BinaAksara, 2010), h. 67.
29
a. Memberikan perhatian (Attention).
Seorang guru harus memberikan perhatian kepada siswanya agar apa yang dia
sampaikan dapat diperhatikan oleh siswa. Sehingga menghasilkan dampak yang
dapat ditangkap oleh pancaindra.
b. Model yang menarik (Attractive Model).
Penerapan teori kognitif sosial dalam proses pembelajaran di sekolah, untuk
mendapatkan perhatian siswa pada proses pembelajaran dari model, para gurus
ebaiknya mengusahakan penekanan bagian terpenting dari perilaku yang akan
dipelajari dalam memusatkan perhatian siswa.
c. Menyimpan dalam ingatan (Retention)
d. Proses Produksi (Production)
Adapun proses berlangsungnya Observation Learning terjadi pada proses
duatahap yaitu proses akuisisi (mendapatkan sesuatu perilaku) dan proses
performance, yaitu dapat atau tidak dapat menampilkan perilaku yang telah
diamati.
c. Manfaat model pembelajaran observation learning
Observation learning atau metode observasi sangat bermanfaat bagi
pemenuhan rasa ingin tahu siswa. Sehingga proses pembelajaran memiliki
kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi siswa menemukan fakta bahwa
ada hubungan antara obyek yang dianalisa dengan materi pembelajaran yang
dibawakan guru.Hal tersebut jarang terjadi pada pola pembelajaran konvensional.
Dalam pola pembelajaran konvensional sering guru menyampaikan materi yang
30
terkadang siswa mampu mengerjakannya akan tetapi tidak tahu bahwa apa yang
dikerjakannya tersebut berguna baginya dalam mewujudkan kompetensi dirinya.
Metode observasi membantu proses perkembangan kognitif siswa yang terangsang
melakukan adaptasi kognitif. Proses adaptasi kognitif berupa akomodasi dan
asimilasi. Manfaat yang lain adalah dalam rangka menanamkan rasa cinta kepada
lingkungan dan alam.
C. Model pembelajaran Resource Based Learning
a. Definisi Model Pembelajaran Resource Based Learning
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan dimana seseorang dengan sengaja
diubah dan di control dengan maksud agar dapat bertingkah laku atau bereaksi sesuai
kondisi tertentu. Sedangkan salah seorang ahli berpendapat bahwa pembelajaran
merupakan upaya membelajarkan siswa.31
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa pembelajaran adalah upaya
membelajarkan siswa melalui kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan
model pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan berdasarkan
kondisi pembelajaran yang ada.Kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan
model pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru sebelum
melakukan kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran berkaitan dengan bagaimana (how to) membelajarkan siswa,
atau bagaimana membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan terdorong oleh
31
Sutiah, Buku Ajar, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Malang: Universitas Negeri Malang,
2010), h.8.
31
kemauannya untuk mempelajari apa (what to) yang harus dipelajari siswa
(kurikulum). Kegiatan pembelajaran sering kali dikatakan sebagai upaya guru
membelajarjan siswa, dalam arti membuat siswa mau belajar, dapat belajar, tertarik
untuk belajar, dan senang atau betah belajar.
Belajar berbasis beraneka sumber telah menjadi pradigma belajar. Untuk
mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) tidak ada cara yang paling tepat
selain belajar dan belajar. Menurut teori Behaviorisme belajar adalah perubahan
tingkah laku. Belajar adalah pembuka dari tidak tahu menjadi tahu dari
pahammenjadi paham, dari kurang trampil menjadi mahir, dengan kata lain terjadi
perubahan mental dalam diri seseorang.32
Pembelajaran Berdasar Sumber (Resource Based Learning) adalah strategi
pembelajaran dimana siswa membangun pemahamannya melalui interaksi dengan
berbagai sumber belajar baik cetak, non-cetak, maupun orang. Jadi, Resource Based
Learning sangat terkait erat dengan pendekatan konstruktifistik, metode belajar
peemcahan masalah (problem-based learning, inquiry learning, atau pembelajaran
berbasis proyek (project-based learning).33
. Jadi model pembelajaran Resource Based
Learning merupakan bagian dari metode kooperatif learning dengan pendekatan
konstruktifisik.
32
Http://Teknologipendidikan-Unimed.Net/Wpcontent/Uploads/Tugas-Tik.Doc (10 Juni 2013)
33 Zumhaldi, Tugas Matakuliah TIK, Pembelajaran berabasis sumber dan pembelajaran
berbasis multimedia/(http://www.centralischool.ca/~bestpractice/resource/index.html) (10 November
2013
32
b. Proses Pelaksanaan Model Pembelajaran Resource Based Learning
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan Resource Based
Learning yaitu:
a. Pengetahuan yang ada. Ini mengenai pengetahuan guru tentang latar belakang
murid dan pengetahuan murid tentang bahan pelajaran
b. Tujuan pembelajaran. Guru harus merumuskan dengan jelas tujuan apa yang
ingin dicapai dengan pelajaran tersebut.
c. Memilih metodologi. Metode pengajaran banyak ditentukan oleh tujuan.
d. Koleksi dan penyediaan bahan. Bahan yang diperlukan oleh semua murid harus
disediakan sebelumnya dan sumber-sumber lain di luar sekolah perlu diselidiki
agar dapat dimanfaatkan bila diperlukan.
e. Penyediaan tempat. Ruangan harus sesuai yang diperlukan karena dalam
pembelajaran memerlukan fasilitas dan bantuan team guru, pembagian dalam
berbagai kelompok, dan kegiatan yang berbagai ragam.34
c. Manfaat Model Pembelajaran Resource Based Learning
Ada pun tujuan model pembelajaran resource based learning adalah :
a. Merangsang daya penalaran dan kreativitas siswa sesuai dengan kemampuan dan
kecepatannya masing-masing karena berhubungan langsung dengan berbagai
sumber informasi dalam pembelajaran.
34
Sutiah, Buku Ajar, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Malang: Universitas Negeri Malang,
2010), h. 30-31.
33
b. Meningkatkan motivasi, keaktifan dan mengembangakan rasa percaya diri siswa
dalam belajar.
c. Memberikan kesempatan proses bersosialisasi kepada siswa untuk mendapatkan
dan memperkaya pengetahuan dengan menggunakan alat, nara sumber atau
tempat.
d. Meningkatkan perkembangan siswa dalam berbahasa melalaui komunikasi
dengan mereka tentang hal-hal yang berhubungan dengan sumber belajar.35
.
Reosurce Based Learning dapat meningkatkan pengetahuan siswa lewat
memanfaatkan berbagai sumber belajar yang ada seperti buku-buku yang ada di
perpustakaan
Resource Based Learning adalah cara belajar yang bermacam-macam bentuk
dan segi-seginya. Metode ini dapat singkat atau panjang, berlangsung selama satu
jam pelajaran atau selama setengah semester dengan pertemuan dua kali seminggu
selama satu atau dua jam, dapat diarahkan oleh guru atau barpusat pada kegiatan
murid, dapat mengenai satu mata pelajaran tertentu atau melibatkan berbagai
disiplin, dapat bersifat individual atau klasikal, dapat menggunakan alat audio-visual
yang diamati secara individual atau diperlihatkan kepada seluruh kelas.36
Adapun
alasan peneliti membandingkan model pembelajaran observation learning dengan
35
Sutiah, Buku Ajar, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Malang: Universitas Negeri Malang,
2010), h. 29.
36Sutiah, Buku Ajar, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Malang: Universitas Negeri Malang,
2010), h. 29.
34
resource based learning karena memiliki keunggulan tersendiri. Untuk model
pembelajaran observation learning mempunyai keunggulan yaitu :
1) Menyajikan media obyek secara nyata tanpa manipulasi
2) Mudah pelaksanaannya
3) Siswa akan merasa senang dan tertantang
4) Siswa akan memiliki motivasi dalam belajar37
Sedangkan untuk model pembelajaran resource based learning mempunyai
keunggulan sebagai berikut :
1) Resource based learning ini berisi banyak jenis-jenis sumber sehingga guru
dapat memperhatikan perbedaan yang ada pada peserta didik.
2) Resource based learning merupakan suatu keseluruhan hingga dapat membantu
siswa untuk memperoleh gambaran keseluruhan dari suatu disiplin ilmu.
3) Resource based learning dapat menarik minat siswa untuk belajar, karena dalam
resource based learning menggunakan berbagai metode yang tidak hanya
melayani siswa audio-visual tetapi juga kinestetis.
4) Resource based learning menunjukkan cara-cara belajar yang bermakna bagi
murid, sebab belajar bukan hanya untuk belajar akan tetapi mempersiapkan untuk
hidup selanjutnya.
5) Resource based learning dapat digunakan dalam banyak situasi dan bersifat
fleksibel baik isi maupun prosedur mengajar.
37
http://baliteacher.blogspot.com/karakteristik-metode-observasi.html (7 November 2013)
35
D. Materi Ekosistem
a. Ekologi
Ekologi, pertama kali disampaikan oleh Ernest Haeckel ( zoologiwan Jerman,
1834-1914), berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu oikos yang
artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi
antara makhluk hidup dan lingkungannya, kita mempelajari makhluk hidup sebagai
kesatuan atau sistem dengan lingkungannya,
Ekologi adalah cabang ilmu biologi yangbanyak memanfaatkan informasi dari
berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk
pembahasannya. Penerapan ekologi di bidang pertanian dan perkebunan di antaranya
adalah penggunaan kontrol biologi untuk pengendalian populasi hama guna
meningkatkan produktivitas.
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Lingkungan
hidup meliputi Komponen Biotik dan Komponen Abiotik. Komponen biotik meliputi
berbagai jenis makhluk hidup mulai yang bersel satu (uni seluler) sampai makhluk
hidup bersel banyak (multi seluler) yang dapat dilihat langsung oleh kita. Komponen
abiotik meliputi iklim, cahaya, batuan, air, tanah, dan kelembaban. Ini semua disebut
faktor fisik. Selain faktor fisik, ada faktor kimia, seperti salinitas (kadar garam),
tingkat keasaman, dan kandungan mineral.
36
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan
menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Di
dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu
melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup
dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini
menimbulkan keserasian hidup di dalam suatu ekosistem.
b. Lingkungan
Lingkungan suatu organisme adalah segala sesuatu diluar organisme, yang
menjadi kondisi atau persyaratan organisme untuk hidup, lingkungan makhluk hidup
( organisme dibagi menjadi 2 :
1. Lingkungan abiotik ( benda mati / Fisik )
2. Lingkungan Biotik ( Maklhuk Hidup )
A. Lingkungan abiotik ( benda mati / Fisik )
Lingkungan abiotik meliputi segala sesuatu yang tidak secara langsung terkait
pada keberadaan organisme tertentu antara lain :
1. Sinar Matahari: Jika tidak ada, tidak akan ada kehidupan
2. Air: ±70% Struktur penyusun makhluk hidup. fungsi: untuk reaksi kimia pada
tubuh yg disebut juga metabolisme dan juga untuk menjaga suhu tubuh tetap
stabil.
37
3. Senyawa organik: karbohidrat, lemak dan protein. senyawa organik harus
memiliki unsur C, H, O. khusus untuk protein, harus memiliki C, H, O, N.
4. Udara: ±80% udara bebas adalah Nitrogen (N). fungsi N: membentuk protein
bagi tubuh. N bisa didapat dari atmosfer langsung, tetapi harus dirubah ke
dalam bentuk N2 . Proses pengubahan N menjadi N2 dinamakan Proses
Biogeokimia. sisanya, udara bebas adalah Oksigen (O2). fungsi O2: untuk
respirasi. tetapi untuk respirasi yang tidak menggunakan O2
dinamakanRespirasi anaerob.
5. Tanah: sebagai substrat bagi tumbuhan dan sebagai tempat tinggal bagi
hewan.
6. Suhu: mempengaruhi reaksi kimia. jika suhu tinggi, zat/unsur yang
direaksikan lebih cepat bereaksi karena dalam suhu yang tinggi terdapat zat
katalis yang berfungsi untuk mempercepat reaksi kimia. dalam tubuh
manusia, terdapat zat katalis yang disebutbiokatalisator yang
berbentuk enzim. suhu yang tinggi juga dapat mengakibatkan enzim rusak.
sedangkan suhu rendah menyebabkan melambatnya kinerja enzim.
7. Mineral: membantu proses reaksi kimia
8. Kelembaban udara: kandungan air di udara
9. PH: derajat keasaman suatu zat. ukuran PH: 0-14. PH 0-7 mengindikasikan
zat tersebut asam. PH 7 mengindikasikan zat tersebut normal. PH 7-14
mengindikasikan zat tersebut basa.
B. Lingkungan Biotik ( Maklhuk Hidup )
38
Lingkungan Biotik adalah lingkungan yang meliputi semua makhluk hidup di
bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai
produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai
decomposer, juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu,
populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk
hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi
membentuk suatu sistemyang menunjukkan kesatuan. Secara lebih terperinci,
tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai berikut :
a. Individu
Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing,
sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam
mempertahankan hidup, seti jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang
kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri
terhadap musuh alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah
tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus seperti : duri, sayap, kantung,
atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti membuat
sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur dan
tingkah laku demikian disebut adaptasi
b. Populasi
Kumpulan individu sejenis yang hidup padasuatu daerah dan waktu tertentu
disebut populasi
39
c. Komunitas
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu
dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan
dengan individu dan populasi.
d. Ekosistem
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini
menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun
ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan
omnivora), dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme). Dalam komunitas, semua
organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling
berhubungan melalui keragaman interaksinya.
e. Biosfer
Seluruh ekosistem di dunia disebut biosfer. Dalam biosfer, setiap makhluk hidup
menempati lingkungan yang cocok untuk hidupnya. Lingkungan atau tempat yang
cocok untuk kehidupannya disebut habitat. Dalam biologi kita sering membedakan
istilah habitat untuk makhluk hidup mikro, seperti jamur dan bakteri, yaitu disebut
substrat. Dua spesies makhluk hidup dapat menempati habitat yang sama, tetapi tetap
memiliki relung (nisia) berbeda. Nisia adalah status fungsional suatu organisme
dalam ekosistem. Dalam nisianya, organisme tersebut dapat berperan aktif,
sedangkan organisme lain yang sama habitatnya tidak dapat berperan aktif. Sebagai
contoh marilah kita lihat pembagian nisia di hutan hujan tropis.
40
C. Komponen dalam Ekosistem
1. Aliran Energi
Aliran energi dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai berikut :
a. Energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi matahari, tetapi tidak semuanya
dapat digunakan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Hanya sekitar
setengahnya dari rata-rata sinar matahari yang sampai pada tumbuhan diabsorpsi
oleh mekanisme fotosintesis, dan juga hanya sebagian kecil, sekitar 1-5 %, yang
diubah menjadi makanan (energi kimia). Sisanya keluar dari sistem berupa panas,
dan energi yang diubah menjadi makanan oleh tumbuhan dipakai lagi untuk
proses respirasi yang juga sebagai keluaran dari sistem.
b. Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan mungkin dilakukan melalui rantai
makanan dan jaring-jaring makanan melalui herbivora dan detrivora. Seperti telah
diungkapkan sebelumnya, terjadinya kehilangan sejumlah energi diantara
tingkatan trofik, maka aliran energi berkurang atau menurun ke arah tahapan
berikutnya dari rantai makanan. Biasanya herbivora menyimpan sekitar 10 %
energi yang dikandung tumbuhan, demikian pula karnivora menyimpan sekitar 10
% energi yang dikandung mangsanya.
1. Apabila materi tumbuhan tidak dikonsumsi, maka akan disimpan dalam sistem,
diteruskan ke pengurai, atau diekspor dari sistem sebagai materi organik.
41
2. Organisme-organisme pada setiap tingkat konsumen dan juga pada setiap
tingkat pengurai memanfaatkan sebagian energi untuk pernafasannya, sehingga
terlepaskan sejumlah panas keluar dari system
3. Dikarenakan ekosistem adalah suatu sistem terbuka, maka beberapa materi
organik mungkin dikeluarkan menyeberang batas dari sistem. Misalnya akibat
pergerakan sejumlah hewan ke wilayah, ekosistem lain, atau akibat aliran air
sejumlah gulma air keluar dari sistem terbawa arus.
Gambar 10. 1. Aliran energi dalam ekosistem
1. Rantai Makanan dan Jaring Jaring Makanan. adalah pengalihan energi dari
sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan organisme yang makan dan yang
dimakan
42
Gambar 10. 2. Rantai Makanan
Apabila antara rantai makanan yang satu dengan yang lainnya terdapat hubungan (ada
komponen yang sama), maka beberapa rantai makanan akan membentuk jaring-jaring
makanan.
Berikut ini contoh jaring-jaring makanan :
Gambar 10. 3. jaring-jaring makanan
43
D. Interaksi Antar Komponen
Interaksi antar komponen ekologi dapatmerupakan interaksi antar organisme, antar
populasi, dan antar komunitas.
1. Interaksi antar organisme
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap
individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis,
baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain.
Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita.Interaksi antar organisme dalam
komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antarorganisme
dapat dikategorikan sebagai berikut.
a. Netral
Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama
yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut
netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
b. Predasi
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan
ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator
44
juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan
mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.
c. Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah
satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari
hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya.contoh : Plasmodium dengan
manusia, Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.
d. Komensalisme
Komensalisme merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda
spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu
spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan
pohon yang ditumpanginya.
e. Mutualisme
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies
yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang
hidup pada bintil akar kacang-kacangan.
45
2. Interaksi Antar populasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara
langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antar populasi
adalah sebagai berikut.
a. Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu
menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya,
di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena
tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah
alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat
menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
b. Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat
kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang
diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di
padang rumput.
3. Interaksi Antar Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang
sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan
sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi,
46
belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang,
zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah
terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan
peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut. Interaksi antarkomunitas
cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan
makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur
karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.
4. Interaksi Antar komponen Biotik dengan Abiotik
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem.
Hubunganantara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran
energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga
struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi. Dengan
adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan
keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini
merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka
akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai
keseimbangan baru.
47
A. Contoh Dari Faktor Abiotik dan Peranannya
a. Cahaya Matahari.
Peranan : Sebagai sumber energi bagi tumbuhan yang diperlukan dalam
proses fotosintesis, memberikan rasa hangat untuk semua makhluk.
b. Udara.
Peranan : Untuk bernapas bagi semua makhluk hidup, dan untuk proses
fotosintesis pada tumbuhan.
c. Suhu.
Peranan : Suhu dapat memberikan pengaruh baik secara langsung maupun
tidak langsung. Menurut Rai dkk (1998) suhu dapat berperan langsung hampir
pada setiap fungsi dari tumbuhan dengan mengontrol laju proses-proses kimia
dalam tumbuhan tersebut, sedangkan berperan tidak langsung dengan
mempengaruhi faktor-faktor lainnya terutama suplai air. Suhu akan
mempengaruhi laju evaporasi dan menyebabkan tidak saja keefektifan hujan
tetapi juga laju kehilangan air dari organisme.
48
d. Air.
Peranan : Sebagai media pelarut zat-zat yang dibutuhkan dalam tubuh
makhluk hidup, sebagai media pengangkut dalam tubuh makhluk hidup. Dan
sebagai habitat bagi makhluk hidup, seperti : danau, sungai, dan laut.
e. Tanah.
Peranan : Sebagai tempat hidup berbagai makhluk hidup dalam suatu
ekosistem, di dalam tanah terdapat zat hara yang merupakan mineral penting
untuk mempertahankan proses di dalam tubuh, terutama bagi tumbuhan.
B. Komponen-Komponen Biotik dan Peranannya
a. Produsen.
Peranan : Menyediakan makanan/sumber makanan bagi konsumen tingkat I.
b. Konsumen.
Peranan : Sebagai penyeimbang populasi dalam lingkungan.
c. Dekomposer/Pengurai.
Peranan : Menguraikan sisa-sisa mahluk hidup yang sudah mati.
C. Contoh Interaksi Antara Faktor Biotik dan Abiotik
1. Curah hujan dan suhu mempengaruhi jenis tumbuhan yang hidup di suatu tempat
2. Cacing tanah menyebabkan struktur tanahnya menjadi berongga, sehingga tanah
menjadi gembur.
49
3. Penghijauan menyebabkan kandungan oksigen di udara cukup banyak, sehingga
kualitas udara menjadi baik.
D. Contoh Bentuk Interaksi Individu dalam Populasi yang Bersifat Menguntungkan
dan Contoh dari Kompetisi
Contoh Bentuk Interaksi Individu dalam Populasi yang Bersifat
Menguntungkan
1. Simbiosis Mutualisme
Misalnya : Hubungan antara jamur dan alga. Jamur mendapat karbohidrat dari
alga sedangkan alga mendapat air atau terlindung dari kekeringan. Hubungan
ini juga bersifat mutlak, artinya apabila tidak bersimbiosi, alga dan jamur tidak
akan membentuk lumut kerak (lichines).
2. Protokooperasi.
Misalnya : Kupu-kupu dengan bunga, kerbau dengan burung jalak.
Contoh Kompetisi
1. Persaingan antara populasi singa dengan harimau yang memperebutkan
makanan.
2. Persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
Bentuk interaksi antar populasi dalam komunitas beserta contohnya
Interaksi antar populasi dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung. Contoh
interaksi antarpopulasi adalah :
50
1. Kompetisi
Kompetisi merupakan interaksi yang memiliki kepentingan yang sama
sehingga terjadi persaingan antarpopulasi. Misalnya, persaingan antara
populasi singa dengan harimau yang memperebutkan makanan.
2. Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu
menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain.
Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain
karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada
mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur
Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri tertentu.
Contoh interaksi antar komunitas
Misalnya : Komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh
bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan
gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton,
fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi
interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan
peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut.
E. Keseimbangan Ekosistem
Ekosistem terbentuk dari komponen hidup dan tak hidup di suatu tempat yang
berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur.Keteraturan itu terjadi oleh
51
adanya siklus materi dan aliran energi yang terkendalikan oleh arus informasi antar
komponen dalam ekosistem. Masing-masing komponen memiliki fungsi yang
berbeda- berbeda. Selama masing-masing komponen itu melakukan fungsinya dan
bekerja sama dengan baik, keteraturan ekosistem itupun terjaga. Keteraturan itu
menunjukkan bahwa ekosistem berada dalam keseimbangan tertentu.
F. Komponen Ekosistem
Berdasarkan fungsinya suatu ekosistem terdiri dari dua komponen yaitu (1)
komponen autotrophik ( autos = sendiri, trophikhos = menyediakan makanan) artinya
organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makannya sendiri berupa
bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan sinar matahari dan klorofil (2)
komponen heterotrophik ( hetero = berbeda, lain) artinya organisme yang hanya
mampu memanfaatkan bahan oraganik sebagai makannya dan bahan tersebut
disintesis dan disediakan oleh organisme lain Berdasarkan komponen penyusunnya,
komponen ekosistem dapat dibedakan menjadi empat (4) komponen yaitu :
1. Komponen autotrof (Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan).
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan
sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi
seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen,
contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
2. Komponen heterotrof (Heteros = berbeda, trophikos = makanan).Heterotrof
merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai
52
makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang
tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
3. Bahan tak hidup (abiotik) Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia
yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan
medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan
tempat hidup.
4. Pengurai (dekomposer) Pengurai adalah organisme heterotrof yang
menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik
kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut
dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali
oleh produsen. Contoh pengurai ini adalah bakteri dan jamur. termasuk dalam
kelompok tersebut adalah perombak dan detritifor. Perombak adalah
Organisme yang mampu merombak bahan organik kompleks, dan menyerap
sebagian hasil perombakannya. Organisme ini mampu menghasilkan enzim
pencerna bangkai atau bahan organik buangan lainnya. Detritifor adalah
organisme pemakan detritus (yaitu fragmen, hancuran, remukan, bagian-
bagian lembut dari bahan yang sudah terurai).
Kualitas dan kuantitas komponen dalam suatu ekosistem berbeda-beda. Jika
susunan komponen biotik dan abiotiknya berbeda maka interaksi yang terjadi antar
komponen akan berubah, karena itulah setiap ekosistem mempunyai penampilan
yang tidak sama. Perbedaan ini akan terlihat pada ciri keseutuhan ekosistem, baik
53
menyangkut proses pengambilan dan perpindahan energi, pendauran materi maupun
produktivitasnya. Kombinasi organisme dan unsur lingkungan dalam sebuah
ekosistem selalu menunjukkan penampilan yang khas. Kondisi inilah yang mungkin
melahirkan tipe ekosistem yang beraneka ragam.
G. Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan
ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan
ekosistem air Laut. Para ahli ekologi umumnya membagi tipe ekosistem di bumi
menjadi tiga ekosistem utama yaitu ekosistem darat (terrestrial ecosystem),
ekosistem perairan (aquatic ecosystem) dan ekosistem buatan.
a. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.
Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan
menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
1. Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang
berbatasan dengan padang rumput.
54
Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun).
Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi,
sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu
antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun
berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun
seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta
mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain
rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
Gambar 10.16. Bioma Gurun
b. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi
cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang
terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua
55
filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada
umumnya telah beradaptasi.
1. Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari
beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi.
Gambar 10.23. Berbagai Organisme
Air Tawar berdasarkan Cara Hidupnya
Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah
yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah
fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau
juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin
memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.
56
c. Ekosistem Air Laut ( Ekosistem Bahari )
Merupakan bagian terluas (kira-kira 70 %) di muka bumi. Beberapa
karakteristik Ekosistem bahari antara lain, Salinitasnya tinggi terutama di daerah
tropika, semakin jauh dari khatulistiwa salinitas berkurang. Salinitas di permukaan
laut dan pada kedalaman yang berbeda bervariasi. Memiliki kadar mineralnya
tinggi, dengan ion clorida merupakan ion yang terbanyak. Pengaruh faktor iklim dan
cuaca kurang begitu nampak dengan suhu permukan air laut di daerah tropic berkisar
antara 25 oc – 30
oc, makin ke arah kutub suhu menurun sampai 0
oc. Adanya aliran
air laut dipengaruhi oleh adanya angin dan perputaran bumi.
d. Ekosistem laut dalam
Bagian lautan terdalam mempunyai suatu lingkungan yang khas dan
diperlukan adaptasi yang luar biasa untuk memungkinkan kehidupan disini. Keadaan
di kedalaman ini dingin, gelap dan sunyi. Disini tidak terdapat produsen. Makanan
untuk organisme hidup berasal dari bahan organi yang mengendap dari bagian atas,
sehingga jumlahnya relative sedikit sekli. Adaptasi yang memungkinkan kehidupan
di bawah tekanan di kedalaman mengakibatkan jika terjadi perpindahan ke lapisan
atas maka organisme ini tidak dapat hidup. Keanekaragaman dan jumlah organisme
biasanya kurang dengan bertambah dalamnya lautan. Dalam kegelapan abadi
57
sebagian besar hewan berwarna hitam atau merah tua dan mempunyai mata yang
sangat peka.
Gambar 10.26. Organisme penghuni
ekosistem laut dalam
Di kedalaman lautan kebanyakan hewan dapat membuat cahaya dalam tubuhnya
atau serung dinamakan Bioluminisens( yunani: bios + lumon = cahaya). Apakah
manfaat bioluminisense bagi organisme ? Selain sebagai identitas organisme,
kemampuan ini juga menjadikan organisme laut dalam dapat memikat mangsanya
dan membantu organisme dalam menghindarkan diri dari tanda bahaya. Beberapa
contoh organisme penghuni ekosistem laut dalam dapat dilihat pada gambar 10.26
e. Ekosistem Buatan
58
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang sengaja diadakan dengan maksud
menyenangkan pembuatannya. Hal ini banyak terjadi akibat perkembangan
teknologi. Beberapa contoh diantaranya ialah :
1. Ekosistem Danau
Umumnya air danau merupakan air tawar. Sebagai salah satu ekosistem air
tawar yang dibuat oleh manusia, umumnya memiliki karakteristik antara lain.
salinitasnya rendah bahkan lebih rendah dari organisme yang hidup didalamnya,
dipengaruhi oleh iklim dan cuaca
59
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen Pre-
Experimental Designs (nondesigns), dikatakan pre-eksperimental designs, karena
desain ini belum merupakan eksperimen sngguh-sungguh. Mengapa?, karena masih
terdapata variabel luar yang ikut berepengaruh terhadap terbentuknya variabel
dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan
semata-mata dipengaruhi oleh variabel indenpenden. Hal ini dapat terjadi karena
tidak adanya variabel control, dan sampel tidak dipilih secara random1 .
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Intact-Group
Comparison, pada desain ini terdapat satu kelmpok yang digunakan untuk
penelitian, tetapi dibagi dua, yaitu stengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi
perlakuan model observation Learning) dan setengahnya untuk kelompok yan diberi
perlakuan resource based learning2 . Yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan
1 Sugiyono, Metodologi penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 74.
2 Sugiyono, Metodologi penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 75.
60
secara mendetail antara hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran
observation learning dan model pembelajaran resource based learning.3
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Dalam suatu penelitian, ada objek yang diteliti untuk memperoleh data yang
dibutuhkan. Objek tersebut adalah populasi, yaitu seluruh elemen yang menjadi objek
penelitian. Dengan kata lain, data secara menyeluruh terhadap elemen yang menjadi
objek penelitian, tanpa terkecuali 4
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya .5
Populasi juga merupakan totalitas yang mungkin, hasil menghitung ataupun
pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua
anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Selain
itu, populasi juga didefinisikan sebagai keseluruhan aspek tertentu dari ciri,
fenomena, atau konsep yang menjadi pusat perhatian 6.
Berdasarkan uraian di atas dapatlah diketahui bahwa populasi merupakan
keseluruhan objek yang menjadi sasaran penelitian. Dengan demikian, yang menjadi
4 Sudijono, Statistik Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 28.
5 Sugiyono, Metodologi penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 117.
6Arif Tiro, Dasar-Dasar Statistika (Makassar: State Universitas of Makassar Press, 2000), h.
3.
61
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas X IPA SMA
Muhammadiyah Lempangang yang berjumlah 42 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sejumlah anggota yang diambil dari suatu populasi. Besarnya
sampel ditentukan oleh banyaknya data atau observasi dalam sampel itu. Oleh karena
itu, sampel diplih harus mewakili populasi7. Selain itu, sampel juga didefinisikan
sebagai penelitian sebagian kecil saja dari seluruh elemen yang menjadi objek
penelitian8.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis mengambil sebagian sampel untuk
mewakili populasi yang ada untuk mempermudah dalam memperoleh data yang
kongkrit dan relevan dari sampel yang ada. Menurut Suharsimi Arikunto bahwa
apabila populasi di atas 100, maka dapat dimbil sampel 15%, 20%, dan 30% dari
populasi.
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa X IPA yang
berjumlah 42 orang , yang dibagi menjadi 2 kelompok besar. Satu kelompok terdiri
dari 21 siswa dan satu kelompok lainnya terdiri dari 21 siswa. Satu kelompok akan
diberi perlakuan model pembelajaran observation learning dan satu kelompok yang
lainnya akan diberi perlakuan model pembelajaran resource based learning.
7 Arif Tiro, Dasar-Dasar Statistika (Makassar: State Universitas of Makassar Press, 2000),
h. 3.
8 Sudijono, Statistik Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h. 29.
62
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu
pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu, yang menjadi pertimbangan
peneliti mengambil sampel tersebut, karena kelas X IPA termasuk kelas yang
memiliki tingkat kemampuan akademik yang rendah.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh atau
mengumpulkan data. Dengan demikian, instrumen penelitian harus relevan dengan
masalah dan aspek yang akan diteliti, agar memperoleh data yang akurat, karena
instrumen penelitian termasuk sebagai alternatif untuk menjawab problema yang
terdapat pada penelitian sekaligus untuk menguji kebenaran suatu hipotesis.
Keberhasilan suatu penelitian banyak ditentukan oleh instrumen, maka
instrumen penelitian merupakan seperangkat alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mendapatkan data atau informasi sehubungan dengan masalah yang diteliti. 9
Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam
mengumpulkan data. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Tes
Menurut Sukmadinata bahwa “tes hasil belajar kadang-kadang disebut juga tes
prestasi belajar, mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu
9 Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
h. 5.
63
tertentu”.10
Indikator hasil belajar siswa diperoleh pada penelitian ini yaitu dengan cara
menggunakan tes pada akhir proses penerapan model pembelajaran. Tes yang diberikan
dalam bentuk soal pilihan ganda berjumlah 20 butir..
2. Lembar observasi
Proses observasi dilaksanakan terhadap pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi guru dan siswa.
a. Lembar Observasi Guru
Pada lembar observasi ini, guru bidang studi Biologi di SMA Muhammadiyah
Lempangang akan mengamati peneliti, apakah peneliti menerapkan model
pembelajaran Observation Learning dan model pembelajaran Resource Based
Learning sesuai dengan langkah-langkah yang dirumuskan.
b. Lembar Observasi Siswa
Dalam tahap ini peneliti bertindak sebagai observer, peneliti akan mengamati
respon yang diberikan siswa selama kedua model pembelajaran ini diterapkan.
Selama proses pembelajaran berlangsung, dilakukan pengamatan tentang :
Kesungguhan murid mengikuti kegiatan pembelajaran berupa perhatian murid
dalam menyimak materi pelajaran yang disajikan.
Kerjasama murid yang diperlihatkan murid dalam kelompoknya.
Rasa percaya diri yang diperlihatkan murid dalam proses pembelajaran
Antusias siswa dalam bersaing pada proses pembelajaran.
10
Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
h. 223.
64
Cara siswa memecahkan suatu masalah atau soal-soal yang berkaitan dengan
materi pelajaran.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data adalah langkah yang ditempuh seseorang untuk
memperoleh data yang dibutuhkan.Adapun prosedur pengumpulan data yang
dilakukan yaitu :
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini penulis mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan
penelitian lapangan yang akan dilakukan, baik masalah penyusunan maupun
penetapan instrument penelitian, kelengkapan persuratan yang diperlukan, silabus,
rancangan perangkat pembelajaran (terlampir).
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini penulis mengumpulkan data dengan cara sebagai berikut :
a. Memberikan perlakuan observation learning. Hal-hal yang perlu diperhatikan
oleh guru dalam memberikan perlakuan observation learning yaitu:
1) Memberikan perhatian (attention), dimana guru memberikan perhatian kepada
siswa agar apa yang dia sampaikan dapat diperhatikan oleh siswa. sehingga dapat
menghasilkan dampak yang dapat ditangkap oleh pancaindera.
2) Attractive model, untuk mendapatkan perhatian siswa pada proses pembelajaran
dari model, guru sebaiknya mengusahakan penekanan bagian terpenting dari
perilaku yang akan dipelajari dalam memusatkan perhatian siswa.
3) Menyimpan dalam ingatan (retention)
65
4) Proses produksi (Production)
b. memberikan perlakuan model pembelajaran resource based learning. Langkah-
langkah yang harus dilakukan:
1) Pengetahuan yang ada. Ini mengenai pengetahuan guru tentang latar belakang
murid dan pengetahuan murid tentang bahan pelajaran
2) Tujuan pembelajaran. Guru harus merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin
dicapai dengan pelajaran tersebut.
3) Memilih metodologi. Metode pengajaran banyak ditentukan oleh tujuan.
4) Koleksi dan penyediaan bahan. Bahan yang diperlukan oleh semua murid harus
disediakan sebelumnya dan sumber-sumber lain di luar sekolah perlu diselidiki
agar dapat dimanfaatkan bila diperlukan.
5) Penyediaan tempat. Ruangan harus sesuai yang diperlukan karena dalam
pembelajaran memerlukan fasilitas dan bantuan team guru, pembagian dalam
berbagai kelompok, dan kegiatan yang berbagai ragam
3. Tahap observasi
Teknik observasi digunakan untuk mengamati secara langsung aktivitas siswa
dan guru selama proses pembelajaran berlangsung di kelas. Dalam penelitian ini
peneliti bertindak sebagai guru, sementara guru di biologi yang bersangkutan
bertindak sebagai observer. Tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk memperoleh
data berupa tindakan guru dalam mengarahkan dan mengontrol siswa serta tindakan
siswa dalam pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Observation
Learning dan model pembelajaran Resource Based Learning.
66
4. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi adalah pemberian tes formatif pada siswa pada setiap akhir proses
penerapan model pembelajaran. Evaluasi dilaksanakan pada akhir proses penerapan
model pembelajaran Observation Learning dan pada akhir proses pembelajaran
Resource Based Learning.
E. Teknik Analisis Data
a. Teknik analisis data
1. Analisis Deskriptif
Data yang terkumpul di analisis dengan menggunakan teknik analisis
deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data tentang hasil pengamatan dianalisis
secara kualitatif. Data hasil belajar murid dianalisis secara deskriptif yakni
menghitung skor rata-rata, standar deviasi, median, nilai tertinggi, dan nilai
terendah. Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan
sajian grafik atau histogram. Kategori hasil belajar dengan menggunakan teknik
kategorisasi skala lima berdasarkan standar yang ditetapkan Departemen
Pendidikan Nasional adalah :11
11
Depdiknas, Pedoman Umum Sistem Pengujian Hasil Belajar Kegiatan Belajar.
(Http:www.google.com, 2013)
67
Tabel 3.1. Teknik Kategorisasi Standar Berdasarkan Ketetapan Departemen
Pendidikan Nasional
Skor Kategori
0,0-3,4 Sangat rendah
3,5-5,4 Rendah
5,5-6,4 Sedang
6,5-8,4 Tinggi
8,5-10,0 Sangat tinggi
1. Analisis Inferensial
Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
Dengan rumus sebagai berikut:
√( )
( )
(
)
12
Keterangan:
t = Harga t
x = Mean
S = Standar deviasi
n = Banyaknya subjek
12
Sugiyono. Buku Metodologi Penelitian Pendidikan, h. 273
68
d. Penentuan Taraf Signifikan
α = 0,05 n = sehingga:
ttabel = …..
e. Pengujian Hipotesis
H0 = ditolak jika, -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel
H1 = diterima jika, thitung > ttabel atau –thitung < -ttabel
69
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini, akan dibahas hasil penelitian secara rinci dengan pendekatan
analisis statistik. Adapun analisis yang digunakan dalam penelitin ini yaitu analisis
deskriptif dan analisis inferensial.
Analisis deskriptif merupakan analisis statistik yang tingkat pekerjaannya
mencakup cara-cara menghimpun, menyusun atau mengatur, mengolah, menyajikan,
dan menganalisis data angka, agar dapat memberikan gambaran yang teratur, ringkas,
dan jelas mengenai suatu gejala, peristiwa, atau keadaan. Dengan kata lain, statistik
deskriptif merupakan statistik yang memiliki tugas mengorganisasi dan menganalisis
data agar dapat memberikan gambaran secara teratur, ringkas, dan jelas, mengenai
sesuatu gejala, peristiwa atau keadaan, sehingga dapat ditarik pengertian atau makna
tertentu 1
Analisis inferensial merupakan statistik yang menyediakan aturan atau cara
yang dapat dipergunakan sebagai alat dalam rangka mencoba menarik kesimpulan
yang bersifat umum, dari sekumpulan data yang telah disusun dan diolah. Selain itu,
statistik inferensial juga menyediakan aturan tertentu dalam rangka penarikan
kesimpulan (conclusion), penyusunan atau pembuatan ramalan (prediction),
1 Sudijono, Statistik Pendidikan (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006), h. 4.
70
penaksiran (estimation), dan sebagainya. Dengan demikian statistik inferensial
sifatnya lebih mendalam dan merupakan tindak lanjut dari statistik dekriptif 2.
Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk menjawab rumusan
masalah yang pertama dan kedua yaitu hasil belajar siswa setelah penerapan model
pembelajaran observation learning dan model pembelajaraan resource based
learning siswa SMA Muhammadiyah Lempangang. Sedangkan analisis inferensial
digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga yaitu perbedaan hasil
belajar siswa antara model pembelajaran observation learning dan model
pembelajaran resource based learning . Selain itu, analisis inferensial juga digunakan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya apakah diterima atau
ditolak.
A. Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem dengan Penerapan Model
Pembelajaran Observation Learning Siswa Kelas X IPA SMA
Muhammadiyah Lempangang Kab. Gowa
Di bawah ini merupakan tabel hasil belajar siswa yang di ajar dengan
menggunakan model pembelajaran observation learning kelas X SMA Muhamadiyah
Lempangang Kab. Gowa sebagai berikut:
2Sudijono, Statistik Pendidikan (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006), h. 5.
71
Tabel 4.1: Nilai hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem dengan Penerapan
Model Pembelajaran Observation Learning Siswa Kelas X IPA SMA
Muhammadiyah Lempangang Kab. Gowa
No Nama Siswa Nilai
1 H a r w a n 80
2 Musdalifah 75
3 Musliadi 80
4 Nisrayanti 80
5 Nurannisa 80
6 Nurul Imani 75
7 Nur Rahmi 75
8 Sugiarti Ka'ani 80
9 Zulkifli 80
10 Syahrul 78
11 Muh. Irwandi Ar. 75
12 Nur Astri 80
13 Abd. Rahman 83
14 St. Nurhaliza 80
15 Tasmir 70
16 Nurfaidah 70
17 Abd. Rifai 70
18 Andrian -
19 Nur Aslin Asri -
20 Rahman -
21 Yasrib Prasetyo Nadib -
Sumber: Data Hasil Penelitian Siswa kelas X IPA SMA Muhammadiyah
Lempangang tahun 2014
Dari tabel 4.1 dapat dilihat hasil belajar siswa pada saat diberikan perlakuan
model pembelaran Observation Learning, Maka untuk mengetahui rata-rata hasil
72
belajar siswa pada penerapan model pembelajaran Observation Learning dilakukan
perhitungan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menghitung rentang kelas, yaitu data terbesar dikurangi dengan data terkecil.
R = Xt – Xr
= 83 – 70
R = 13
Ket: R = Rentang kelas
Xt = Skor tertinggi
Xr = Skor terendah
2. Menentukan banyak kelas interval dengan rumus:
K = 1 + (3,3) log n
= 1 + (3,3) log 17
= 1 + (3,3) (1,23)
= 1 + 4,059
K = 5,059 dibulatkan menjadi 5
Ket: K = Banyaknya kelas
n = Jumlah siswa
3. Menentukan panjang kelas interval dengan rumus:
p = 2,6 dibulatkan menjadi 3
73
Ket: p = panjang kelas interval
R = Range (jangkauan)
K = Banyaknya kelas
4. Membuat tabel frekuensi
Di bawah ini merupakan tabel distribusi frekuensi hasil belajar siswa setelah
penerapan model pembelajaran observation learning. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2: Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem
Setelah Penerapan Model Pembelajaran Observation Learning Siswa
Kelas X IPA Muhammadiyah Lempangang Kab. Gowa
Interval Frekuensi
70 – 72 3
73 – 75 4
76 – 78 1
79 – 81 8
82- 84 1
Jumlah 17
Sumber: Data Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa setelah penerapan model
pembelajaran observation learning kelas X SMA Muhammadiyah
Lempangang Kab. Gowa tahun 2014
Di bawah ini merupakan tabel nilai rata-rata dan standar deviasi hasil belajar
siswa setelah penerapan model pembelajaran observation learning. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
74
Tabel 4.3: Tabel untuk Menghitung Rata-rata dan Standar Deviasi Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Ekosistem dengan Menerapkan Model
Pembelajaran Observation Learning Siswa Kelas X IPA SMA
Muhammadiyah Lempangang Kab. Gowa
Interval Frekuensi
(fi)
Titik
tengah
(xi)
fi .xi
70 – 72 3 71 213
77
-6 36 108
73 – 75 4 74 296 -3 9 36
76 – 78 1 77 77 0 0 0
79 – 81 8 80 640 3 9 72
82- 84 1 83 83 6 36 36
Jumlah 17 1309 0 90 252
a. Menghitung rata-rata dengan rumus:
∑
∑
77
Ket: _
X = rata-rata
f = frekuensi
x = titik tengah
b. Menghitung Standar Deviasi
∑
75
√
c. Menghitung Standar Deviasi (SD)
Dari perhitungan di atas, kita dapat mengetahui bahwa rata-rata skor yang
diperoleh siswa setelah diberikan tes adalah 77 dari skor maksimal 100 dengan nilai
variansi sebesar 3,96. Nilai variansi menunjukkan bahwa data yang telah diperoleh
sudah berdistribusi normal dengan alasan nilainya lebih kecil jika dibandingkan
dengan nilai rata-rata yang diperoleh. Adapun jika dikategorikan pada pedoman
Depdikbud, maka hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4: Kategori Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Materi Ekosistem Setelah
Penerapan Model Pembelajaran Observation Learning Siswa Kelas X
IPA SMA Muhammadiyah Lempangang Kab. Gowa
Interval Frekuensi Persentase(%) Kategori
0 – 34 0 0 Sangat rendah
35 – 54 0 0 Rendah
55 – 64 0 0 Sedang
65 – 84 17 100 Tinggi
85 – 100 0 0 Sangat Tinggi
Jumlah 17 100
76
Berdasarkan pengategorian hasil belajar kognitif siswa pada tabel 4.4, maka
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada materi ekosistem dengan
penerapan model pembelajaran Observation Learning dikategorikan tinggi. Hal ini
dapat diperhatikan pada nilai persentase yang terbesar yang ditunjukkan pada
kategori tinggi sebesar 100% dari 17 siswa.
B. Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem dengan Penerapan Model
Pembelajaran Resource Based Learning Siswa Kelas X IPA SMA
Muhammadiyah Lempangang Kab. Gowa
Di bawah ini merupakan tabel hasil belajar siswa yang di ajar dengan
menggunakan model pembelajaran Resource Based Learning kelas X SMA
Muhamadiyah Lempangang Kab. Gowa sebagai berikut:
Tabel 4.5: Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem dengan Penerapan Model
Pembelajaran Resource Based Learning Siswa Kelas X IPA SMA
Muhammadiyah Lempangang Kab. Gowa
No Nama Siswa Nilai
1 F a j r i a t i 65
2 Nasrawati B. 70
3 Sri Yulianti 65
4 Zulfahmi 65
5 Muh. Syaifullah 70
6 Nurdianti 70
7 Fitri Handayani 65
8 Syahrullah 70
9 Supriadi 70
10 Herman 65
77
11 S a h r u l 66
12 Muh. Ilham Ilahi 70
13 Ainul Zarkasi 65
14 Syamsurya 70
15 Muh. Rezki 65
16 Achsan Ahmad Zakir -
17 Suwandi -
18 Riswan Kurniawan -
19 S a s m i t a -
20 Mifta Farid -
21 Sasmita Shasya -
Sumber: Data Hasil Penelitian Siswa kelas X IPA SMA Muhammadiyah
Lempangang Tahun 2014
Dari tabel 4.5 dapat dilihat hasil belajar siswa pada saat diberikan perlakuan
model pembelajaran resource based learning . Maka untuk mengetahui rata-rata
hasil belajar siswa pada penerapan model pembelajaran resource based learning
dilakukan perhitungan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menghitung rentang kelas, yaitu data terbesar dikurangi dengan data terkecil.
R = Xt – Xr
= 70 – 65
R = 5
Ket: R = Rentang kelas
Xt = Skor tertinggi
Xr = Skor terendah
78
2. Menentukan banyak kelas interval dengan rumus:
K = 1 + (3,3) log n
= 1 + (3,3) log 15
= 1 + (3,3) (1,17)
= 1 + 3,861
K = 4,861dibulatkan menjadi 5
Ket: K = Banyaknya kelas
n = Jumlah siswa
3. Menentukan panjang kelas interval dengan rumus:
p = 1
Ket: p = panjang kelas interval
R = Range (jangkauan)
K = Banyaknya kelas
4. Membuat tabel frekuensi
Di bawah ini merupakan tabel distribusi frekuensi hasil belajar siswa
setelah penerapan model pembelajaran resource based learning. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
79
Tabel 4.6: Frekuensi Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem dengan
Penerapan Model Pembelajaran Resource Based Learning Siswa
Kelas X IPA SMA Muhammadiyah Lempangang Kab. Gowa
Interval Frekuensi
65 – 66 8
67 – 68 0
69 – 70 7
71 – 72 0
73 – 74 0
Jumlah 15
Sumber: Data Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa setelah penerapan model
pembelajaran resource based learning kelas X SMA Muhammadiyah
Lempangang Kab. Gowa tahun 2014
Di bawah ini merupakan tabel nilai rata-rata dan standar deviasi hasil belajar
siswa setelah penerapan model pembelajaran resource based learning. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7: Tabel untuk Menghitung Rata-rata dan Standar Hasil Belajar Siswa
pada Materi Ekosistem dengan Penerapan Model Pembelajaran
Resource Based Learning Siswa Kelas X IPA SMA Muhammadiyah
Lempangang
Interval Frekuensi
(fi)
Titik
tengah
(xi)
fi .xi
65 - 66 8 65,5 524
67,
3
-1,8 3,24 25,92
67 – 68 0 67,5 0 0,2 0,04 0
69 – 70 7 69,5 486,5 2,2 4,84 33,88
71 - 72 0 71,5 0 4,2 17,64 0
73 - 74 0 73,5 0 6,2 38,44 0
Jumlah 15 1010,
5 11 64,2 59,8
80
d. Menghitung rata-rata dengan rumus:
∑
∑
67,3
Ket: _
X = rata-rata
f = frekuensi
x = titik tengah
e. Menghitung Standar Deviasi
∑
√
f. Menghitung Standar Deviasi (SD)
81
Dari perhitungan di atas, kita dapat mengetahui bahwa rata-rata skor yang
diperoleh siswa setelah diberikan tes adalah 67,3 dari skor maksimal 100 dengan
nilai variansi sebesar 2,06. Nilai variansi menunjukkan bahwa data yang telah
diperoleh sudah berdistribusi normal dengan alasan nilainya lebih kecil jika
dibandingkan dengan nilai rata-rata yang diperoleh. Adapun jika dikategorikan pada
pedoman Depdikbud, maka hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8: Kategori Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem dengan
Penerapan Model Pembelajaran Resource Based Learning Siswa
Kelas X IPA SMA Muhammadiyah Lempangang Kab. Gowa
Interval Frekuensi Persentase(%) Kategori
0 – 34 0 0 Sangat rendah
35 – 54 0 0 Rendah
55 – 64 0 0 Sedang
65 – 84 15 100 Tinggi
85 – 100 0 0 Sangat Tinggi
Jumlah 15 100
Berdasarkan pengategorian hasil belajar kognitif siswa pada tabel 4.8, maka
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada materi ekosistem dengan
penerapan model pembelajaran resource based learning dikategorikan tinggi. Hal ini
dapat diperhatikan pada nilai persentase yang terbesar yang ditunjukkan pada
kategori tinggi sebesar 100% dari 15 siswa.
82
C. Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem antara yang di
ajar dengan Model Pembelajaran Observation Learning dan Model
Pembelajaran Resource Based Learning Di Kelas X IPA SMA
Muhammadiyah Lempangang
Pada bagian ini, penulis menggunakan analisis inferensial (komparatif) untuk
mengolah data yang diperoleh dalam penelitian sehingga akan diketahui perbedaan
hasil belajar siswa pada materi ekosistem antara model pembelajaran Observation
Learning dan model pembelajaraan Resource Based Learning siswa kelas X IPA
SMA Muhammadiyah Lempangang. Dengan kata lain, peneliti menggunakan t-test
sebagai uji statistik. Adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:
1. Uji Signifikansi (Uji-t)
Prosedur pengujian hipotesis:
a) menentukan formulasi hipotesis:
0 0
0
:
:
H
H
b) menentukan taraf nyata dan nilai t tabel
α = 5% = 0.05
dk = n1 + n2 -2
dk = 17 + 15 – 2 = 30
t0,05(30) = 1,5
c) menentukan kriteria pengujian
H0 = ditolak jika, -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel
83
H1 = diterima jika, thitung > ttabel atau –thitung < -ttabel
2. Menentukan nilai t hitung dengan rumus sebagai berikut:
√
(
)
√
(
)
√ (
)
√
t = 7,47
3. Membuat kesimpulan dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel.
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai t hitung sebesar
7,47 dan nilai t tabel yang diperoleh adalah sebesar 1,5. Dari hasil ini maka dapat
ditentukan bahwa tt 0 = 7,47 > 1,5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 0H
ditolak.
84
to= 7,47 H1
Grafik 4.1: Uji Hipotesis
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa H1 > H0, sehingga peneliti dapat
menyimpulkan bahwa hipotesis dalam penelititan ini diterima karena adanya
perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran observation learning dan model
pembelajaran resource based learning siswa kelas X SMA Muhammadiyah
Lempangang.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, untuk siswa yang diberikan
perlakuan model pembelajaran observation learning didapatkan hasil yaitu nilai rata-
rata sebesar 77 dari skor maksimal 100. Jika dikategorikan dalam pedoman tentang
kategori hasil kognitif siswa maka dapat ditunjukkan bahwa terdapat 0% siswa
berkemampuan sangat rendah, rendah dan sedang, sementara terdapat 100% siswa
yang berkemampuan tinggi. Dari hasil ini maka dapat dinyatakan bahwa hasil belajar
H1
H0
tt= 1,5
0
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan H0 Daerah Penolakan H0
85
siswa tergolong tinggi. Hal ini dapat diperhatikan pada nilai persentase yang terbesar
yang ditunjukkan pada kategori tinggi sebesar 100% dari 17 siswa.
berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, untuk siswa yang diberikan
perlakuan model pembelajaran resource based learning didapatkan hasil yaitu nilai
rata-rata sebesar 67,3 dari skor maksimal 100. jika dikategorikan dalam pedoman
tentang kategori hasil kognitif siswa maka dapat ditunjukkan bahwa terdapat 0%
siswa berkemampuan sangat rendah, rendah dan sedang, sementara terdapat 100%
siswa yang berkemampuan tinggi. dari hasil ini maka dapat dinyatakan bahwa hasil
belajar siswa tergolong tinggi. hal ini dapat diperhatikan pada nilai persentase yang
terbesar yang ditunjukkan pada kategori tinggi sebesar 100% dari 15 siswa.
Jika dilihat berdasarkan persentase pedoman tentang kategori hasil kognitif
siswa menurut Depdikbud ( Bab 3 : 40), tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara
kedua model pembelajaran tersebut, Namun jika dilihat secara spesifik dan secara
mendetail ( nilai rata-rata dan rincian nilai masing-masing siswa) dapat dilihat bahwa
hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran observation learning lebih
tinggi daripada model pembelajaran resource based learning. hal itu menandakan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara model pembelajaran
observation learning dan model pembelajaran resource based learning.
Dalam model pembelajaran observation learning siswa lebih mengutamakan
kemampuan siswa berpikir sendiri dan memecahkan suatu masalah secara sendiri
sedangkan dalam model pembelajaran resource based learning siswa hanya dituntut
untuk mengerjakan dan menyelesaikan sebuah Lembar Kerja Siswa (LKS). Pada saat
86
tahap evaluasi dengan soal-soal yang baru dan sama untuk setiap model
pembelajaran, ternyata di dapatkan hasil, bahwa nilai rata-rata siswa untuk kelompok
model pembelajaran observation learning lebih tinggi yaitu 77 dan model
pembelajaran resource based learning 67,3. menurut penulis penyebab model
pembelajaran observation learning lebih tinggi karena model tesebut lebih
mengutamakan kemampuan siswa untuk bepikir sendiri dan memecahkan masalah
sendiri, sehingga ketika ada soal-soal yang baru, para siswa kelompok observation
learning dengan mudah menyelesaikan soal tersebut dikarenakan mereka sudah
menguasai konsep dasar pada materi tersebut.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan uji t diperoleh nilai sebesar 7,47.
Jika dibandingkan dengan nilai t tabel yang besarnya 1,5 maka dapat dinyatakan
bahwa tt 0 = 7,47 > 1,5. Hal ini menunjukkan bahwa H0 pada penelitian ini
ditolak. Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar
biologi antara model pembelajaran observation learning dan model pembelajaran
resource based learning siswa kelas X IPA SMA Muhammadiyah Lempangang,
dengan kata lain hipotesis dalam penelitian ini diterima. Karena dari hipotesis yang di
bahas pada bab sebelumnya sebagai dasar landasan dalam melakukan penelitian ini
membuktikan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar karena dilihat dari angka, nilai
atau skor yang di dapatkan menunjukkan perbedaan. Meskipun pada dasarnya sama-
sama menunjukkan angka yang tinggi yang mencapai taraf keberhasilan tingkat hasil
belajar siswa.
88
BAB V
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data tentang perbandingan hasil belajar Siswa
antara model pembelajaran Observation learning dan model pembelajaran Resource
Based Learning siswa kelas X IPA SMA Muhammadiyah Lempangang maka dapat
disimpulkan:
1. Hasil belajar biologi siswa dengan menerapkan model pembelajaran
Observation Learning pada materi Ekosistem dikategorikan tinggi. Hal ini
ditunjukkan pada rata-rata nilai yang diperoleh sebesar77 dan pedoman
Depdikbud tentang kategori hasil kognitif siswa yang menunjukkan persentase
yang terbesar ditunjukkan pada kategori tinggi yaitu sebesar 100%dari 17
siswa.
2. Hasil belajar biologi siswa dengan menerapkan model pembelajaran Resource
Based Learning pada materi Ekosistem dikategorikan tinggi. Hal ini
ditunjukkan pada rata-rata nilai yang diperolehsebesar 67,3 dan pedoman
Depdikbud tentang kategori hasil kognitif siswa yang menunjukkan persentase
yang terbesar ditunjukkan pada kategori tinggi yaitu sebesar 100% dari 15
siswa.
3. Model pembelajaran Observation Learning lebih tinggi karena model
pembelajaran Observation Learning lebih mengutamakan kemampuan siswa
untuk bepikir sendiri dan memecahkan masalah sendiri.
89
B. ImplikasiPenelitian
Sehubungan dengan hasil yang telah dikemukakan dalam penelitian ini, maka
saran yang diajukan oleh penulis yaitu sebagai berikut:
1. Pembelajaran biologi dengan merujuk kedua model pembelajaran yang
digunakan oleh peneliti layak untuk dipertimbangkan.
2. Model pembelajaran observation learning sebaiknya digunakan oleh guru
bidang studi biologi di sekolah yang bersangkutan, agar siswa tidak jenuh
dengan model pembelajaran yang monoton.
3. Dalam pengumpulan data penelitian, peneliti harus bekerja sama dengan
pihak-pihak tertentu yang sesuaidengan sasaran penelitian seperti sekolah,
kepala sekolah, guru-guru bidang studi serta yang paling utama adalah siswa
yang menjadi objek penelitian.
69
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur penelitian .Jakarta: Bumi aksara,2002.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Bumi
Aksara,1987.
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta, 2007
Depdiknas. 2010. Pedoman Umum sistem pengujian hasil belajar kegiatan belajar.
(Http://www.google.com)
Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi V. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2010
Depdikbud RI. 2013Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet. I; Jakarta: Balai Pustaka
Haling, Abdul. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Makassar : Badan Penerbit
Universitas Negeri Makassar.
http://eprints.uny.ac.id/3668/2013/10/karakteristik-metode-observasi.html
http://baliteacher.blogspot.com/2013/10/karakteristik-metode-observasi.html
http://teknologi pendidikan-unimed.net/wpcontent/ uploads/2013/12/tugas-tik.doc
Khotimah, Khusnul. Implementasi Pembelajaran Berbasis Sumber (Resource Based
learning) dalam Meningkatkan Penguasaan Siswa Terhadap Materi Zakat
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sidoarjo Kelas X-X. (Skripsi, Jurusan
Pendidikan Islam , Program studi S1. Fakultas Tarbiyah Universitas Islam
Negeri Malang), 2009.
Kunandar. Guru professional, implementasi kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan sukses dalam sertifikasi guru. Jakarta : PT Grafindo Persada.
Nasution. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta: Bumi
Aksara, 1992.
Purwanto. Psikologi Pendidikan. Cet. II. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1996.
Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
70
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta, 2010.
Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. cet ke VII Bandung:
Rosdakarya, 2005.
Sudjana, Nana. 2007. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sudjana, Nana,dkk. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sudjana, Nana, dkk. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2009.
Sugiyono. 2009. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. ( Cet XIII; Bandung:
CV. Alfabeta, 2011)
Suherman, Erman. Strategi Pembelajaran Biologi Kontemporer. Bandung:JICA-
IMSTEP, 2010.
Sutiah. Buku Ajar,Teori Belajar dan Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri
Malang, 2010.
Tiro, Arif. Dasar-dasar Statistik.Cet. II. Makassar: State University of Makassar
Press, 2010.
Tamsil, Wawancara di SMA Muhammadiyah Lempangang, tanggal 06 November
2013
Uno, Hamzah B. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2010.
Zumhaldi.Tugas Matakuliah TIK, Pembelajaran berabasis sumber dan
pembelajaranberbasismultimedia(http://www.centralischool.ca/~bestpractic
e/resource/index.html)
TABEL 14. DATA HASIL OBSERVASI SISWA SELAMA PROSES BELAJAR MENGAJAR
BERLANGSUNG PADA KELOMPOK (OBSERVATION LEARNING) DAN KELOMPOK (RESOURCE BASED LEARNING)
No Aspek Indikator
Kelompok
Observation
learning
Resource
based
learning
1 Rasa ingin tahu a. Mengajukan pertanyaan 5 5
b. Mengajukan gagasan dalam memecahkan masalah 3 4
2 Keberanian a. Berani mengemukakan pendapat 4 5
b. Berani mempertahankan pendapat 3 5
c. Berani mengakui kesalahan dalam mengemukakan
pendapat 5 4
3 Sifat menghargai a. Menghargai pendapat orang lain 5 4
b. Santun dalam mengemukakan pendapat 3 4
c. Tidak menjatuhkan orang lain ketika berdiskusi 5 3
4
Rasa hormat dan
perhatian a. memperhatikan pelajaran 5 4
b. menghormati guru dan siswa lain 4 4
5 Tekun a. Tekun dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan 3 4
b. mengerjakan tugas tanpa bantuan orang lain 4 4
Jumlah 49 50
rata-rata 4.083333333 4.16666667
Keterangan : 5 = sangat baik
4 = baik
3 = cukup baik
2 = kurang
1 = sangat kurang
DATA HASIL OBSERVASI SISWA SELAMA PROSES BELAJAR MENGAJAR
BERLANGSUNG PADA KELOMPOK (Observation Learning)
NO KOMPONEN YANG DIAMATI PERTEMUAN x % I II III
1. Siswa yang hadir pada saat pembelajaran
2. Siswa yang bertanya materi pelajaran yang belum
dimengerti
3. Siswa yang menyelesaikan soal yang diberikan
sebelumnya
4. Siswa yang bekerja aktif pada saat melakukan
pengamatan
5. Siswa yang aktif pada saat persentasi hasil
pengamatan
6. Mengerjakan soal pada LKS
DATA HASIL OBSERVASI SISWA SELAMA PROSES BELAJAR MENGAJAR
BERLANGSUNG PADA KELOMPOK (Resource Based Learning)
NO KOMPONEN YANG DIAMATI PERTEMUAN x %
I II III
1. Siswa yang hadir pada saat pembelajaran
2. Siswa yang bertanya materi pelajaran yang belum
dimengerti
3. Siswa yang menyelesaikan soal pada LKS
4. Siswa yang aktif membaca di perpustakaan
5. Siswa yang aktif memeberi pertanyaan serta
menjawab pertanyaan ketika berlangsungnya diskusi
kelompok
6. Siswa tekun dalam berdiskusi
HASIL TES UJI COBA
Siswa Nomor Soal skor
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Fitri Ramadani 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 7
Ma`Ruf Marsuki 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 5
Syahrul 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 5
Reski Auliah
Rhamadani 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 17
Nurfadillah Amalia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
Nur Hasanah Putri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 17
Sutmiana 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 17
Wahyudi Rahman 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 8
Nur Ainun Azizah 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 5
Muhammad Fajar 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 5
Arifuddin 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 14
Arina Saadah Azra 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 9
Yenni Kurniasari 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 4
Hasliana 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 13
Nur Syamsi Bahar 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 14
Hasriani 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 13
Miftahul jannah 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 8
Nurfadillah 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 8
Munawwarah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 4
Rif`atul Mahfudah 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 10
Adi Darmawansyah 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6
Kasmawati 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 5
Jumlah 10 14 12 13 5 15 4 11 16 12 15 16 12 14 11 16 1 1 5 11
HASIL TEST SISWA KELAS X KELOMPOK OBSERVATION LEARNING
NAMA SISWA
NOMOR SOAL SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
HARWAN 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 16
MUSDALIFAH 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 14
MUSLIADI 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 15
NISRAYANTI 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 13
NURANNISA 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 12
NURUL IMANI 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 13
NUR RAHMI 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 11
SUGUARTI KA’ANI 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 7
ZULKIFLI 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 15
SYAHRUL 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 11
MUH IRWANI AR. 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 10
NUR ASTRI 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 13
ABD RAHMAN 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 9
ST NURHALIZAH 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12
TASMIR 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 9
NURFAIDAH 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 7
ABD. RIFAI 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 9
ANDRIAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NUR ASLIN ASRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RAHMAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
YASRIB PRASETYO
NADIB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 15 13 11 14 15 16 17 7 15 15 14 14 17 13 16 15 13 14 4 17
HASIL TEST KELAS X KELOMPOK RESOURCE BASED LEARNING
NAMA SISWA NOMOR SOAL
JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
FAJRIATI 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 15 65
NASRAWTI B 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 19 70
SRI YULIANTI 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 15 65
ZULFAHMI 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 15 65
MUH. SYAIFULLAH 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 19 70
NURDIANTI 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 19 70
FITRI HANDAYANI 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 15 65
SYAHRULLAH 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 19 70
SUPRIADI 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 19 70
HERMAN 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 15 65
SYAHRUL 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 18 66
MUH. ILHAM ILAHI 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 18 70
AINUL ZARKASI 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 15 65
SYAMSURYA 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 19 70
MUH. REZKI 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 17 65
ACHSAN AHMAD ZAKIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUWANDI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RISWAN KURNIAWAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SASMITA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
MIFTA FARID 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SASMITA SHASYA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 15 12 12 11 13 14 14 11 12 15 10 11 11 9 12 13 11 15 11 10
Output Analisis Deskriptif
Statistics
Kelas_Kontrol Kelas_Eksperimen
N Valid 34 34
Missing 0 0
Mean 51.32 62.21
Std. Error of Mean 2.927 2.849
Median 55.00 65.00
Mode 60 65
Std. Deviation 17.070 16.615
Variance 291.377 276.047
Range 75 60
Minimum 10 30
Maximum 85 90
Sum 1745 2115
Uji Hipotesis
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Equal variances assumed .030 .864 -2.479 65 .016 -10.085 4.068 -18.209 -1.961
Equal variances not
assumed
-2.479 64.924 .016 -10.085 4.068 -18.209 -1.960
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item 1 9.27 22.970 .415 .872
Item 2 9.09 23.134 .397 .872
Item 3 9.18 23.108 .385 .873
Item 4 9.14 22.790 .460 .870
Item 5 9.50 22.548 .620 .865
Item 6 9.05 22.712 .510 .868
Item 7 9.55 22.355 .735 .862
Item 8 9.23 22.089 .604 .865
Item 9 9.00 23.238 .412 .872
Item 10 9.18 23.108 .385 .873
Item 11 9.05 22.903 .466 .870
Item 12 9.00 23.333 .389 .872
Item 13 9.18 22.918 .426 .872
Item 14 9.09 22.848 .460 .870
Item 15 9.23 22.755 .458 .870
Item 16 9.00 22.952 .480 .869
Item 17 9.68 24.323 .422 .873
Item 18 9.68 24.323 .422 .873
Item 19 9.50 22.357 .669 .863
Item 20 9.23 22.089 .604 .865
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.875 20
KISI-KISI SOAL INSTRUMEN PENELITIAN
TES HASIL BELAJAR
Sekolah : SMA Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Kelas/ Semester : X / II Bentuksoal : PilihanGanda
Mata Pelajaran : BIOLOGI Jumlah Soal : 20 Butir
Pokok Bahasan : EKOSISTEM
Standar Kompetensi : Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energy serta peranan
manusia dalam keseimbangan ekosistem
KompetensiDasar Materi pokok Indikator Nomor soal Skor
1. Mendeskripsikan peran komponen
ekosistem dalam aliran energy dan
daur biogeo kimia serta
pemanfaatan komponen ekosistem
bagi kehidupan
2. Menjelaskan keterkaitan antara
kegiatan manusia dengan masalah
perusakan pencemaran lingkungan
Komponen
penyususn ekosistem
Membedakan penggunaanistilah-
istilah habitat, relung, individu,
populasi, komunitas, ekosistem, factor
biotik, dan factor abiotik
Mengaitkan hubungan antaratipe-tipe
ekosistem dengan kondis lingkungan
biotik dengan abiotic
Membandingkan piramida ekologi
Mengatasi masalah lingkungan
dengan menggunakan rantai makanan
Menjelaskan aliran energy dan
1
2
3,4,5,
6,7
1
1
3
2
dan pelestarian lingkungan
3. Menganalisis jenis-jenis limbah dan
daur ulang limbah
4. Membuat produksi daur ulang
limbah
Interaksi antar
komponen ekosistem
Aliran energy dan
daur biogeokimial
Kerusakan
lingkungan dan
upaya pelestariannya
Limbah dan daur
ulang limbah
membuat skema daur biogeokimia
Mendata upaya manusia dalam
mengatasi masalah lingkungan akibat
kegiatan manusia
Mendata limbah-limbah organic yang
dapat dimanfaatkan tanpadan dengan
proses daur ulang
Mengusulkan alternative pemnafaatan
dunia hewan bagi perkembangan
sains, teknologi, dan lingkungan pada
masyarakat
8,9
10,11,12
13,14,15
16,17,18
19,20
2
3
3
3
2
Skor total =
62
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Wiwik Wididyarti lahir di Limbung pada tanggal 14
Februari 1992 merupakan pertama dari tiga bersaudara.
Anak dari pasangan Muh. Hatta dan St. Nasiah. Awal
Jenjang pendidikan penulis dimulai pada tahun 1999 yaitu
Sekolah Dasar di SDN Bontomaero II.
Pada tahun 2004 melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Sinjai Selatan, dan selesai
tahun 2007, pada tahun yang bersamaan penulis melanjutkan pendidikan di SMA
Tarbiyah Takalar dan selesai pada tahun 2010. Selanjutnya melanjutkan
pendidikan program S1 Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Alauddin Makassar.
Selama terdaftar sebagai mahasiswa, penulis aktif pada kegiatan organisasi
intra dan ekstra kampus yaitu sebagai berikut:
1. Pengurus LKM Biologi 2011-2012
2. Anggota HMJ Pendidikan Biologi tahun 2012-2013
3. Anggota Green House Pendidikan Biologi 2011-2012