diajuka n untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh ... · pengukuran akan mengendap di dasar...
TRANSCRIPT
TUGAS AKHIR
MONITORING KEKERUHAN AIR
PADA SISTEM MONITORING KUALITAS AIR KOLAM IKAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro
Oleh :
INDRA WIJAYA
NIM : 105114003
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
TUGAS AKHIR
MONITORING KEKERUHAN AIR
PADA SISTEM MONITORING KUALITAS AIR KOLAM IKAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro
Oleh :
INDRA WIJAYA
NIM : 105114003
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
FINAL PROJECT
WATER TURBIDITY MONITORING
ON MONITORING SYSTEM OF WATER FISH POND QUALITY
Presented as partial fulfillment of the requirements
To obtain the sarjana teknik degree
In electrical engineering study program
INDRA WIJAYA
NIM : 105114003
ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan
dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 14 Agustus 2014
Indra Wijaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP
Karya ini kupersembahkan untuk.....
ALLAH SWT yang telah setia menemani dalam suka dan duka
Bapak Alpa Edison yang selalu mendukung dengan semua doa
dan kata-kata
Ibu Suminar yang penuh perhatian dan selalu mendoakan
anaknya ini
Saudariku Suci Apsari yang selalu memberikan nasehat,
pengalaman dan dukungan
Saudaraku Aris Prana Setya yang selalu mendukung dengan
semua kata-kata dan perhatian moral
Saudariku Nadya Muflihasari dengan tingkah lucu selalu
menghibur kakaknya ini
Saudariku Nidya Muflihasari yang selalu serius dan pemalu
tapi selalu mendukung keluarga
Elektro ’10, teman seperjuangan yang selalu saling menopang
satu sama lain
Demastiana Saputri, pacar yang bisa menjadi teman ataupun
saudara yang telah membantu, menemani dalam pembuatan
karya ini dan terutama telah membagikan info mengenai
judul ini
Dan semua pihak yang mendukung...
TERIMA KASIH SEMUA.........
SUKSES ITU SUSAH
TAPI LEBIH SUSAH LAGI JIKA TIDAK SUKSES
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Indra Wijaya
Nomor Mahasiswa : 105114003
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
MONITORING KEKERUHAN AIR
PADA SISTEM MONITORING KUALITAS AIR KOLAM IKAN
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 14 Agustus 2014
Indra Wijaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
INTISARI
Ikan adalah salah satu jenis makhluk hidup yang berada pada ekosistem air, baik itu
air laut maupun air tawar. Air yang menjadi habitat ikan harus memiliki kualitas yang
sesuai dengan kebutuhan ikan tersebut. Untuk memenuhi kualitas air kolam ikan, maka
penulis bermaksud membuat alat ukur untuk salah satu unsur fisika, yaitu kekeruhan. Alat
ini digunakan untuk memonitor langsung air kolam ikan, sehingga bisa diketahui layak
atau tidaknya air kolam ikan tersebut dari aspek kekeruhan.
Alat ukur kekeruhan ini menggunakan sumber cahaya laser warna merah sebagai
pemancar dan menggunakan sensor cahaya fototransistor sebagai penerima cahaya laser.
Pengukuran kekeruhan dilakukan dengan mengisi air di antara pemancar cahaya dan
penerima cahaya. Hasil pengukuran berupa nilai kekeruhan dalam satuan NTU dan kondisi
aman atau tidak aman akan ditampilkan di LCD.
Alat ukur kekeruhan ini bekerja dengan baik, sudah dapat membedakan kekeruhan,
namun hasil yang didapat masih mengalami error yang cukup besar karena pada saat
pengukuran pergerakan partikel pada air cukup berpengaruh serta semakin lama, tanah sisa
pengukuran akan mengendap di dasar tempat pengukuran. Hal tersebut yang menyebabkan
pengukuran yang dilakukan mendapatkan hasil yang berbeda dengan hasil pengukuran di
laboratorium. Error yang cukup besar ketika air semakin jernih, error ini bernilai lebih
dari 50%. Pada saat air dalam keadaan keruh, error lebih kecil yaitu bernilai 0,1% sampai
12,3%.
Kata kunci: alat ukur kekeruhan, laser, fototransistor, kekeruhan, kolam ikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Fish is one kind of ecosystem the living creatures which are in the waters both
seawater and fresh water. Water as a habitat of fish shall possess the qualities in
accordance with the needs of the fish. To meet water quality fish ponds, the writer intends
to make a measuring instrument for one of the elements of physics, namely turbidity. This
tool is used to monitor water fish pond directly, so it can be known is worth or whether the
fish pond from the water aspects of the turbidity.
This tool using red laser as the transmitter and fototransistor as the receiver of the
laser light. Turbidity measurement is done by filling in the water between the transmitter
and the receiver light. Results of measurements of turbidity values in units NTU and the
safe or unsafe condition will be displayed on the LCD.
This turbidity measuring instrument works well, it can distinguish turbidity, but the
results obtained are still having considerable error because at the time of the measurement
there are movement of particles in the water quite influential and then as well as the longer,
the remaining land measurement settles in the bottom of the measurements place. The
thing that causes the measurement get different results with the results of the
measurements in the laboratory. Large error when water more clear, error will be more
than 50%. At the time, water in the state of being turbid error smaller that is worth 0,1 % to
12,3 %
Keyword : turbidity measuring instrument, laser, fototransistor, turbidity, fish pond.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena telah memberikan
berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis
menyadari bahwa keberhasilan menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ketua Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. B. Wuri Harini, S.T., M.T., dosen pembimbing yang dengan penuh pengertian dan
ketulusan hati memberi bimbingan, kritik, saran, serta motivasi dalam penulisan
skripsi ini.
4. Ir. Tjendro, M.Kom dan Ir. Th. Prima Ari Setiyani, M.T., dosen penguji yang telah
memberikan masukan, bimbingan, dan saran dalam merevisi skripsi ini.
5. Kedua orang tua tercinta, Alpa Edison dan Suminar atas perhatian, kasih sayang,
dukungan dan doa yang tiada henti.
6. Kakak dan adik saya, Suci Apsari, Aris Prana Setya, Nadya Muflihasari dan Nidya
Muflihasari serta seluruh keluarga atas dukungan, doa, cinta, perhatian, kasih sayang
yang begitu besar kepada penulis.
7. Staff sekretariat Teknik Elektro, yang dengan sabar dan ramah telah memberikan
kemudahan dalam berbagai urusan sehingga penulis tidak menghadapi rintangan
yang berarti.
8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 Teknik Elektro dan semua teman yang
mendukung saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas semua dukungan yang
telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih mengalami kesulitan
dan tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan, kritik dan
saran yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik. Dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat sebagaimana mestinya.
Penulis
Indra Wijaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP............................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................... vii
INTISARI .................................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ............................................................................................... 3
1.4. Metodologi Penelitian ...................................................................................... 3
BAB II DASAR TEORI
2.1. Air Kolam Ikan .................................................................................................. 5
2.2. Kekeruhan ......................................................................................................... 6
2.3. Metode Turbidimetri ......................................................................................... 7
2.4. Metode Spektrofotometri ................................................................................... 7
2.5. Turbidimeter ...................................................................................................... 9
2.6. Fototransistor ..................................................................................................... 10
2.7. LCD (Liquid Crystal Display) ........................................................................... 11
2.8. Mikrokontroler ATMega32 ............................................................................... 12
2.8.1. Arsitektur dan Konfigurasi pin ATMega32............................................ 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.9. ADC (Analog to Digital Converter) ................................................................. 13
2.10. Laser ................................................................................................................. 14
2.11. LED (Light-Emitting Diode) ............................................................................ 15
2.12. Regresi Linier ................................................................................................... 17
2.13. Voltage Regulators ........................................................................................... 19
BAB III PERANCANGAN PENELITIAN
3.1. Studi Awal ......................................................................................................... 22
3.2. Arsitektur Sistem ............................................................................................... 26
3.2.1. Penjelasan Sitem...................................................................................... 27
3.2.2. Proses Pengukuran .................................................................................. 27
3.3. Perhitungan ADC .............................................................................................. 28
3.4. Perancangan Hardware .................................................................................... 29
3.4.1. Perancangan Mekanik ............................................................................ 29
3.4.2. Perancangan Sensor Cahaya ................................................................... 32
3.4.3. Perancangan LCD Character ................................................................. 33
3.4.4. Perancangan Input-Output Sistem Mikrokontroler ATMega32 ............. 33
3.4.5. Perancangan Catu Daya .......................................................................... 35
3.4.6. Perancangan LED Indikator ................................................................... 37
3.5. Perancangan Software....................................................................................... 38
3.5.1. Flowchart Utama .................................................................................... 38
3.5.2. Flowchart Perhitungan Tanpa Ada Air .................................................. 39
3.5.3. Flowchart Perhitungan Saat Ada Air ..................................................... 40
3.5.4. Flowchart Perhitungan Nilai Kekeruhan ................................................ 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambar Fisik Hardware ................................................................................... 42
4.1.1. Mekanik Tempat Pengukuran ................................................................ 42
4.1.2. Mekanik Kotak Sistem .......................................................................... 43
4.1.3. Sussistem Elektronik ............................................................................. 45
4.2. Pengujian Alat .................................................................................................. 47
4.2.1. Pengujian Nilai Kekeruhan .................................................................... 47
4.2.2. Pengujian Sistem Kekeruhan ................................................................. 58
4.3. Pengujian Hardware ......................................................................................... 60
4.3.1. Pengujian Sistem Mikrokontroler .......................................................... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.3.2. Pengujian Rangkaian Sensor Cahaya .................................................... 61
4.3.3. Pengujian Rangkaian Catu Daya ........................................................... 62
4.4. Pengujian Software ........................................................................................... 62
4.4.1. Pengujian Program Pengukuran Kekeruhan Air ................................... 62
4.5. Pengujian ADC ................................................................................................. 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 69
5.2. Saran ................................................................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 70
LAMPIRAN
LAMPIRAN A Data Hasil Pengukuran Kekeruhan BBTKL PP Yogyakarta ............... L1
LAMPIRAN B Listing Program Mikrokontroler ........................................................... L3
LAMPIRAN C Rangkaian Keseluruhan Perancangan Alat Ukur Kekeruhan ............... L11
LAMPIRAN D Hasil Pengukuran Tegangan Awal ....................................................... L12
LAMPIRAN E Hasil Pengukuran Tegangan Akhir ....................................................... L14
LAMPIRAN F Hasil Perhitungan Absorban ................................................................. L16
LAMPIRAN G Hasil Perhitungan Kekeruhan ............................................................... L19
LAMPIRAN H Hasil Alat dalam Satuan NTU .............................................................. L21
LAMPIRAN I Hasil Pengujian Sistem Kekeruhan ....................................................... L23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Diagram Blok Perancangan ................................................................... 4
Gambar 2.1. Spektrum Optik ..................................................................................... 8
Gambar 2.2. Turbidimeter .......................................................................................... 9
Gambar 2.3. Prinsip Kerja Turbidimeter .................................................................... 9
Gambar 2.4. Rangkaian Fototransistor ....................................................................... 10
Gambar 2.5. LCD 2x16 .............................................................................................. 11
Gambar 2.6. Konfigurasi Pin ATMega32 .................................................................. 12
Gambar 2.7. Blok Diagram ADC ............................................................................... 13
Gambar 2.8. Laser ...................................................................................................... 15
Gambar 2.9. LED ....................................................................................................... 16
Gambar 2.10. Rangkaian LED ..................................................................................... 17
Gambar 2.11. Pendekatan Linier yang Bersinggungan dengan Fungsi Tidak Linier .. 17
Gambar 2.12. Kurva Regresi Linier dengan Variasi Nilai Slope b .............................. 19
Gambar 2.13. Kaki IC 78xx ......................................................................................... 19
Gambar 2.14. Rangkaian Regulator Tegangan ............................................................ 20
Gambar 3.1. Proses Studi Awal dengan LED ............................................................ 22
Gambar 3.2. Grafik Absorban Kekeruhan Air dengan Variasi Warna Cahaya .......... 24
Gambar 3.3. Hasil Uji Kekeruhan Air oleh BBTKL PP Yogyakarta ......................... 25
Gambar 3.4. Arsitektur Umum ................................................................................... 26
Gambar 3.5. Kubus Pengukuran Tampak Samping ................................................... 29
Gambar 3.6. Kubus Pengukuran Tampak Depan ....................................................... 29
Gambar 3.7. Kubus Pengukuran Tampak Atas .......................................................... 30
Gambar 3.8. Kotak Sistem Tampak Samping ............................................................ 30
Gambar 3.9. Kotak Sistem Tampak Samping ............................................................ 31
Gambar 3.10. Kotak Sistem Tampak Dalam ................................................................ 31
Gambar 3.11. Rangkaian Sensor Cahaya ..................................................................... 32
Gambar 3.12. Rangkaian LCD Character .................................................................... 33
Gambar 3.13. Port Input dan Port Output yang Akan Dirancang................................ 34
Gambar 3.14. Rangkaian Catu Daya ............................................................................ 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 3.15. Rangkaian LED Indikator ...................................................................... 38
Gambar 3.16. Flowchart utama .................................................................................... 39
Gambar 3.17. Flowchart Perhitungan Tanpa Air ......................................................... 40
Gambar 3.18. Flowchart Perhitungan Saat Ada Air .................................................... 41
Gambar 3.19. Flowchart Perhitungan Nilai Kekeruhan ............................................... 41
Gambar 4.1. Tempat Pengukuran Tampak Atas ........................................................ 42
Gambar 4.2. Tempat Pengukuran Tampak Samping.................................................. 43
Gambar 4.3. Kotak Sistem Tampak Dalam ................................................................ 43
Gambar 4.4. Kotak Sistem Tampak Atas ................................................................... 44
Gambar 4.5. Kotak Sistem Tampak Samping ............................................................ 44
Gambar 4.6. Kotak Sistem Tampak Belakang ........................................................... 44
Gambar 4.7. Rangkaian Sensor Cahaya ..................................................................... 45
Gambar 4.8. Rangkaian Sistem Mikrokontroler, Catu Daya, LCD character dan
LED Indikator ........................................................................................ 46
Gambar 4.9. Nilai Kekeruhan Turbidimeter .............................................................. 48
Gambar 4.10. Nilai Kekeruhan Turbidimeter Acuan ................................................... 49
Gambar 4.11. Sampel Pengukuran Kekeruhan............................................................. 49
Gambar 4.12. Tegangan Awal ...................................................................................... 50
Gambar 4.13. Tegangan Akhir ..................................................................................... 51
Gambar 4.14. Hasil Absorban ...................................................................................... 52
Gambar 4.15. Hasil Absorban 1 ................................................................................... 53
Gambar 4.16. Hasil Absorban 2 ................................................................................... 53
Gambar 4.17. Hasil Absorban 3 ................................................................................... 53
Gambar 4.18. Hasil Absorban 4 ................................................................................... 54
Gambar 4.19. Hasil Perhitungan Kekeruhan ................................................................ 55
Gambar 4.20. Perbandingan Nilai Kekeruhan Lab dan Alat ........................................ 55
Gambar 4.21. Perbandingan Nilai Kekeruhan Lab dan Alat 1 ..................................... 56
Gambar 4.22. Perbandingan Nilai Kekeruhan Lab dan Alat 2 ..................................... 56
Gambar 4.23. Hasil Pengujian Rangkaian Sistem Mikrokontroler .............................. 61
Gambar 4.24. Tampilan LED dan LCD Ketika Air Belum Setinggi Sensor ............... 64
Gambar 4.25. Tampilan LED dan LCD Ketika Air Sudah Setinggi Sensor ................ 65
Gambar 4.26. Rangkaian Pengujian ADC .................................................................... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Standar Kualitas Air Kolam ....................................................................... 5
Tabel 2.2. Spektrum Cahaya ....................................................................................... 8
Tabel 2.3. Fungsi Pin LCD 2x16 ................................................................................. 11
Tabel 2.4. Jenis-jenis IC Regulator 78xx .................................................................... 19
Tabel 3.1. Data Hasil Studi Awal ................................................................................ 23
Tabel 3.2. Hasil Uji Kekeruhan Air oleh BBTKL PP Yogyakarta ............................. 25
Tabel 3.3. Konfigurasi Port Mikrokontroler ............................................................... 34
Tabel 4.1. Nilai Kekeruhan Turbidimeter ................................................................... 47
Tabel 4.2. Nilai Kekeruhan Turbidimeter Acuan ........................................................ 48
Tabel 4.3. Persamaan Kekeruhan ................................................................................ 54
Tabel 4.4. Persamaan Kalibrasi ................................................................................... 57
Tabel 4.5. Data Hasil Kalibrasi ................................................................................... 57
Tabel 4.6. Hasil Pengukuran Sistem Kekeruhan ......................................................... 59
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Rangkaian Sensor Cahaya ............................................... 61
Tabel 4.8. Hasil Pengujian Rangkaian Catu Daya ...................................................... 62
Tabel 4.9. Hasil Pengujian Tegangan ADC ................................................................ 67
Tabel 4.10. Hasil Pengujian Nilai ADC ........................................................................ 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikan adalah salah satu jenis makhluk hidup yang berada pada ekosistem air, baik itu
air laut maupun air tawar. Air yang menjadi habitat ikan harus memiliki kualitas yang
sesuai dengan kebutuhan ikan tersebut.
Analisis kualitas air mencakup unsur fisika, kimia, dan biologi. Unsur fisika berupa
sifat-sifat fisika air seperti suhu, kekeruhan, kekentalan, cahaya, suara, getaran serta berat
jenis. Unsur kimia berupa sifat-sifat kimiawi air seperti pH, kadar oksigen terlarut,
karbondioksida terlarut, alkalinitas dan lain-lain. Unsur biologi berupa sifat-sifat biologi
seperti keadaan organismenya, pemakai dan pengurai. Ketiga unsur pokok tersebut
tergantung pada sumber alam pokok yaitu sinar matahari dan iklim[1].
Di Indonesia, tidak sedikit masyarakat yang bermata pencaharian budidaya ikan.
Mata pencaharian ini cukup menjanjikan, namun sulit untuk dilakukan. Perubahan kualitas
air dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan ikan. Perubahan kualitas air ini akan
lebih ekstrem jika terjadi bencana alam, misalnya gunung meletus, banjir dan sebagainya.
Berdasarkan paparan di atas, penulis ingin membuat alat ukur untuk salah satu
unsur fisika, yaitu kekeruhan. Alat ini digunakan untuk memonitor langsung air kolam
ikan, sehingga bisa diketahui layak atau tidaknya air kolam ikan tersebut dari aspek
kekeruhan. Alat ini nantinya akan digabung dengan beberapa alat ukur lain untuk
memonitor kualitas air kolam ikan dari berbagai aspek. Alat ini menggunakan metode
turbidimetri dan metode spektrofotometri.
Metode turbidimetri yaitu metode analisis yang didasarkan pada pengukuran
kekeruhan dari suatu larutan akibat adanya partikel padat dalam larutan. Turbidimetri
adalah analisa yang berdasarkan hamburan cahaya. Hamburan cahaya terjadi akibat adanya
partikel yang terdapat dalam larutan. Partikel ini menghamburkan cahaya ke segala arah
yang mengenainya[2].
Hamburan yang terukur pada metode turbidimetri adalah hamburan yang
diteruskan membentuk sudut 180 , sedangkan hamburan yang membentu ,
hamburannya terdeteksi menggunakan metode nefelometri[3].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Metode spektrofotometri yaitu metode analisis yang didasarkan pada pengukuran
serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg
spesifik.[4]
Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai pengukuran kekeruhan.
Penelitian yang dilakukan oleh Yefri Hen rizon yang berj l “Rancang Bangun Alat
Ukur Tingkat Kekeruhan Zat Cair Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Menggunakan
Sensor Fototransistor dan Penampil LCD[5]” menggunakan metode nefelometri dan
output hanya berupa nilai kekeruhan air. Penelitian yang dilakukan oleh Nike Ika Nuzula
yang berj l “Perancangan dan Pembuatan Alat Ukur Kekeruhan Air Berbasis
Mikrokontroler ATMEGA 8535[6]” menggunakan sensor fotodioda, sumber cahaya berupa
LED serta metode yang digunakan adalah metode nefelometri. Penelitian yang dilakukan
oleh Filemon J. Gin ing, yang berj l “Perancangan Alat Ukur Kekeruhan Air
Menggunakan Light Dependent Resistor Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535[7]”
menggunakan sensor LDR dan sumber cahaya LED. Penelitian yang dilakukan oleh
B.W ri Harini, yang berj l “Aplikasi Metode Spektrofotometri Untuk Pengukuran
Kekeruhan Air pada Sistem Monitoring Kualitas Air[8]” mengg na an metode
spektrofotometri. Sedangkan alat yang akan penulis buat menggunakan metode
turbidimetri dan metode spektrofotometri serta menggunakan sensor fototransistor dengan
keluaran berupa nilai kekeruhan air dan keputusan layak atau tidaknya air tersebut sebagai
air kolam ikan. Karena kekeruhan bukan terkait dengan warna, maka untuk menentukan
warna sumber cahaya dilakukan dengan cara percobaan. Setelah didapatkan warna sumber
cahaya yang sesuai, dilakukan pengukuran sampel. Pengukuran sampel juga dilakukan
dengan alat ukur turbidimeter, sehingga keluaran alat ukur yang dibuat penulis, yang
berupa tegangan dapat disesuaikan dengan keluaran alat ukur turbidimeter. Data yang
didapatkan dibandingkan dengan standar kualitas air kolam ikan. Jika tidak sesuai, maka
akan ada peringatan di LCD. Data ini juga menjadi masukan untuk sistem monitoring
kualitas air kolam ikan.
1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu sistem yang dapat mengukur
tingkat kekeruhan air kolam ikan, sehingga bisa menjadi salah satu indikator dalam sistem
monitoring kualitas air kolam ikan. Manfaat dari penelitian ini adalah membantu para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pembudidaya ikan dalam menjaga kualitas air kolam ikan yang dimiliki, sehingga
perkembangan ikan akan lebih maksimal.
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Alat yang akan dibuat merupakan bagian dari sistem monitoring kualitas air kolam
ikan.
b. Air yang digunakan sebagai sampel adalah air tawar.
c. Sensor yang digunakan adalah fototransistor.
d. Menggunakan mikrokontroler ATMega32.
e. Sumber cahaya menggunakan laser warna merah.
f. Menggunakan LCD character 2x16 untuk menampilkan hasil pengukuran.
g. Keluaran alat ukur ditampilkan di LCD dalam satuan NTU (Nephelometric
Turbidity Units).
h. Data NTU disusun menjadi format data yang sesuai dengan sistem monitoring.
i. Sistem pengukuran dilakukan dengan metode turbidimetri dan metode
spektrofotometri.
j. Sistem pengukuran dilakukan dengan cara memasukkan air pada temtap yang
berada di antara sensor dan sumber cahaya.
k. Kekeruhan air yang diukur adalah kekeruhan air terhadap tanah.
l. Rentang pengukuran dilakukan dari 0-500 NTU.
1.4. Metodologi Penelitian
Langkah-langkah dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan bahan-bahan referensi berupa buku-buku dan artikel serta referensi
dari internet berupa jurnal-jurnal.
b. Studi kasus terhadap alat yang telah dibuat sebelumnya. Tahap ini dilakukan guna
memahami prinsip kerja dari alat yang telah dibuat sebelumnya.
c. Perancangan sistem hardware dan software. Tahap ini bertujuan untuk mencari dan
menentukan nilai-nilai komponen suatu sistem yang akan dibuat dengan
mempertimbangkan faktor-faktor permasalahan dan kebutuhan yang telah
ditentukan. Terlebih dulu dilakukan studi awal untuk menentukan warna sumber
cahaya yang akan digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
d. Pembuatan sistem hardware dan software. Berdasarkan Gambar 1.1, pengukuran
kekeruhan berada pada garis putus-putus. Mikrokontroler bekerja dengan input
nilai keluaran sensor. Mikrokontroler mengolah data tersebut dan keluaran
mikrokontroler akan ditampilkan di LCD character dan juga akan dikirim ke
akusisi data secara serial.
Gambar 1.1. Diagram Blok Perancangan
e. Proses pengambilan data. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara
mengambil data yang dikeluarkan oleh sensor fototransistor berupa tegangan.
Setelah itu, mikrokontroler akan mengolah data melalui ADC agar diperoleh data
digital sehingga dapat diolah oleh mikrokontroler.
f. Analisa dan penyimpulan hasil percobaan dapat dilakukan dengan cara
membandingkan data yang tampil di LCD dengan data hasil perancangan. Data
juga dibandingkan dengan alat turbidimeter. Penyimpulan hasil perancangan
dilakukan dengan menghitung persentase error yang terjadi.
AKUSISI
DATA
SISTEM
KONTROL
PC
Pengguna
Air
sampel
PH
DO
KEKERUHAN
KONDUKTIVITAS
SUHU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Air Kolam Ikan[9]
Air kolam ikan adalah air yang digunakan untuk budidaya ikan yang berada di
kolam. Kolam tersebut adalah lahan yang dibuat untuk menampung air dalam jumlah
tertentu sehingga dapat digunakan untuk pemeliharaan ikan dan atau hewan air lain.
Berdasarkan pengertian teknis, kolam merupakan suatu perairan buatan yang luasnya
terbatas dan sengaja dibuat manusia agar mudah dikelola dalam hal pengaturan air, jenis
hewan budidaya dan target produksinya. Kolam selain sebagai media hidup ikan juga harus
dapat berfungsi sebagai sumber makanan alami bagi ikan, artinya kolam harus berpotensi
untuk dapat menumbuhkan makanan alami.
Untuk memenuhi fungsi sebagai media tempat berkembang ikan, air harus
memenuhi beberapa standar kualitas tertentu. Standar itu meliputi unsur fisika berupa sifat-
sifat fisika air seperti suhu, kekeruhan, kekentalan, cahaya, suara, getaran serta berat jenis.
Unsur kimia berupa sifat-sifat kimiawi air seperti pH, kadar oksigen terlarut,
karbondioksida terlarut, alkalinitas dan lain-lain. Unsur biologi berupa sifat-sifat biologi
seperti keadaan organisme, pemakai dan pengurai. Beberapa standar kualitas air kolam bisa
ditunjukkan pada Tabel 2.1. yang mencakup suhu, keasaman, oksigen terlarut, kekeruhan
dan konduktivitas.
Tabel 2.1. Standar Kualitas Air Kolam[9][10][11]
Unsur Nilai
Suhu 2 - C
Keasaman 6,7-8,6
Oksigen Terlarut 5-6 ppm
Kekeruhan 25-400 NTU
Konduktivitas 0-5000 µS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2.2. Kekeruhan[12]
Kekeruhan adalah jumlah dari butir-butir zat yang tergenang dalan air. Bahan yang
menyebabkan air menjadi keruh:
a. Tanah liat
b. Endapan (lumpur)
c. Zat organik dan bukan organik yang terbagi dalam butir-butir halus
d. Campuran warna organik yang bisa dilarutkan
e. Plankton
f. Jasad renik (mahluk hidup yang sangat kecil).
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyak
cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air.
Kekeruhan disebabkan oleh ada atau tidak bahan organik dan anorganik yang tersuspensi
dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan anorganik dan organik yang
berupa plankton dan mikroorganisme lain.
Kekeruhan dinyatakan dalam satuan turbiditas, yang setara dengan 1mg/liter SiO2.
Peralatan yang pertama kali digunakan untuk mengukur turbiditas atau kekeruhan adalah
Jackson Candler Turbidimeter, yang dikalibrasi dengan menggunakan silika. Kemudian,
Jackson Candler Turbidimeter dijadikan sebagai alat baku atau standar bagi pengukuran
kekeruhan. Satu unit turbiditas Jackson Candler Turbidimeter dinyatakan dengan satuan 1
JTU. Pengukuran kekeruhan dengan menggunakan Jackson Candler Turbidimeter bersifat
visual, yaitu membandingkan air sampel dengan standar.
Selain dengan menggunakan Jackson Candler Turbidimeter, kekeruhan sering
diukur dengan metode Nephelometric. Pada metode ini, sumber cahaya dilewatkan pada
sampel dan intensitas cahaya yang dipantulkan oleh bahan-bahan penyebab kekeruhan dan
diukur dengan menggunakan suspensi polimer formazin sebagai larutan standar. Satuan
kekeruhan yang diukur dengan menggunakan metode Nephelometric adalah NTU
(Nephelometric Tubidity Unit). Berdasarkan Tabel 2.1, standar kekeruhan air pada kolam
ikan yaitu 25 NTU sampai 400 NTU. Jika nilai kekeruhan air kurang dari 25 NTU, maka
akan mengganggu pertumbuhan karena air kurang nutrisi dan pakan alami. Jika nilai
kekeruhan lebih dari 400 NTU, maka partikel-partikel kekeruhan akan masuk ke insang
sehingga akan mengganggu pernapasan ikan[13].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2.3. Metode Tubidimetri [14]
Metode turbidimetri yaitu metode analisis yang didasarkan pada pengukuran
kekeruhan dari suatu larutan akibat adanya partikel padat dalam larutan. Turbidimetri
adalah analisa yang berdasarkan hamburan cahaya. Hamburan cahaya terjadi akibat adanya
partikel yang terdapat dalam larutan. Partikel ini menghamburkan cahaya ke segala arah
yang mengenainya. Hamburan yang terukur pada metode turbidimetri adal
, sedangkan h ,
hamburannya terdeteksi menggunakan metode nefelometri. Pengukuran intensitas cahaya
yang dihamburkan adalah dasar dari analisis turbidimetri. Intensitas cahaya bergantung
pada banyak dan ukuran partikel dalam suspensi. Intensitas cahaya yang dihamburkan
dapat dibuat persamaan:
(2.1)
Dengan
S = turbidan
Po = intensitas cahaya datang
Pt = intensitas cahaya yang dihamburkan
Metode turbidimetri dapat digunakan untuk pengukuran kekeruhan, namun
endapan harus sangat halus.
2.4. Metode Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang
gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan
detektor fototube. Dalam analisis cara spektrofotometri terdapat tiga daerah panjang
gelombang elektromagnetik yang digunakan, yaitu daerah UV (200-400 nm), daerah
Visible (400-800 nm), daerah Inframerah (800-3000 nm)[15].
Daerah yang digunakan penulis ada pada daerah visible yaitu 400-800 nm. Pada
Gambar 2.1. bisa dilihat spektrum cahaya pada daerah visible. Meskipun spektrum optik
adalah spektrum yang kontinu sehingga tidak ada batas yang jelas antara satu warna
dengan warna lainnya, namun bisa dilihat pada Tabel 2.2. untuk batas tiap warna spektrum
cahaya serta warna komplementer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Gambar 2.1. Spektrum Optik[16]
Tabel 2.2. Spektrum Cahaya[17]
Panjang gelombang (nm) Warna Warna komplementer
400-435 Ungu Hijau kekuningan
435-480 Biru Kuning
480-490 Biru kehijauan Jingga
490-500 Hijau kebiruan Merah
500-560 Hijau Ungu kemerahan
560-580 Hijau kekuningan Ungu
580-595 Kuning Biru
595-610 Jingga Biru kehijauan
610-800 Merah Hijau kebiruan
Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hukum Lambert-Beer, bila cahaya
monokromatik, melalui suatu media, maka sebagian cahaya tersebut diserap, sebagian
dipantulkan, dan sebagian lagi dipancarkan. Transmitans adalah perbandingan intensitas
cahaya yang ditransmisikan (I) ketika melewati sampel dengan intensitas cahaya mula-
mula sebelum melewati sampel (Io) melalui konsentrasi c dan sepanjang b. Dari hubungan
tersebut didapatkan persamaan:[18][19]
(2.2)
di mana
(2.3)
maka,
(2.4)
dengan
A = absorban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
€ = absorptivitas molar merupakan konstanta yang tergantung pada jenis molekul dan
panjang gelombang.
b = panjang lintasan
c = konsentrasi
Persyaratan hukum Lambert-Beer antara lain: radiasi yang digunakan harus
monokromatik, energi radiasi yang diabsorpsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi
kimia, sampel (larutan) yang mengabsorpsi harus homogen, tidak terjadi flouresensi atau
phosphoresensi, dan indeks refraksi tidak berpengaruh terhadap konsentrasi, jadi larutan
harus pekat (tidak encer).
2.5. Turbidimeter
Alat yang digunakan untuk proses pengukuran kekeruhan adalah turbidimeter.
Gambar 2.2. menunjukkan salah satu jenis turbidimeter. Prinsip umum dari alat
turbidimeter adalah sinar yang datang mengenai suatu partikel ada yang diteruskan dan ada
yang dipantulkan, maka sinar yang diteruskan digunakan sebagai dasar pengukuran.
Prinsip kerja turbidimeter dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.2. Turbidimeter [20]
Gambar 2.3. Prinsip Kerja Turbidimeter[20]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2.6. Fototransistor [21]
Fototransistor merupakan jenis transistor bipolar yang menggunakan kontak
(junction) base-collector untuk menerima atau mendeteksi cahaya dengan gain internal
yang dapat menghasilkan arus listrik. Fototransistor ini akan mengubah energi cahaya
menjadi arus listrik dengan sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan fotodioda, tetapi
dengan waktu respon yang secara umum akan lebih lambat daripada fotodioda. Hal ini
terjadi karena transistor jenis ini mempunyai kaki basis terbuka untuk menangkap sinar,
dan elektron yang ditimbulkan oleh foton cahaya pada junction ini diinjeksikan di bagian
basis dan diperkuat di bagian kolektornya.
Pada fototransistor yang menggunakan rangkaian aktif tinggi, jika kaki basis
mendapat sinar, akan timbul tegangan pada basis dan akan menyebabkan transistor berada
pada daerah jenuh (saturasi). Akibatnya tegangan pada kaki kolektor akan sama dengan
sumber (Vout=Vcc). Sebaliknya jika kaki basis tidak mendapat sinar, tidak cukup
tegangan untuk membuat transistor jenuh, akibatnya semua arus akan sama dengan ground
(Vout=0V).
Gambar 2.4. Rangkaian Fototransistor
Pada rangkaian Gambar 2.4. merupakan rangkaian fototransistor aktif tinggi.
Ketika intensitas cahaya masuk ke kaki basis, akan akan menghasilkan arus pada
fototransistor, sehingga untuk menentukan resistor berdasarkan gambar tersebut
menggunakan persamaan[22]:
(2.5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2.7. LCD (Liquid Crystal Display)[23]
LCD adalah suatu display dari bahan cairan kristal yang diopersikan menggunakan
sistem dot matriks. LCD banyak digunakan sebagai display dari alat-alat elektronika
seperti kalkulator, multitester digital, jam digital, dan sebagainya. LCD yang digunakan
adalah LCD 2x16, lebar display 2 baris 16 kolom, yang mempunyai 16 pin konektor. LCD
2x16 ditunjukkan pada Gambar 2.5. dan fungsi pin LCD 2x16 pada Tabel 2.3.
Gambar 2.5. LCD 2x16[24]
Tabel 2.3. Fungsi Pin LCD 2x16[23]
Pin Nama Pin Fungsi
1 Vss Ground Voltage
2 Vcc 5V
3 Vee Contrast Voltage
Register Select
0 = Instruction Register
1 = Data Register
Read/Write
0 = Write Mode
1= Read Mode
Enable
0 = Start to latch data to LCD character
1 = Disable
7 DB0 Data bit ke-0 (LSB)
8 DB1 Data bit ke-1
9 DB2 Data bit ke-2
10 DB3 Data bit ke-3
11 DB4 Data bit ke-4
12 DB5 Data bit ke-5
13 DB6 Data bit ke-6
14 DB7 Data bit ke-7 (MSB)
15 BPL Black Plane Light
16 GND Ground Voltage
4 RS
R/W5
6 E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2.8. Mikrokontroler ATMega32L
2.8.1. Arsitektur dan Konfigurasi Pin ATMega32L [25]
Mikrokontroler merupakan suatu device yang didalamnya sudah terintegrasi dengan
I/O Port, RAM, ROM, sehingga dapat digunakan untuk berbagai keperluan kontrol.
Mikrokontroler 8-bit yang dikembangkan oleh Atmel dengan arsitektur RISC (Reduced
Instruction Set Computer) sehingga dapat mencapai throughput eksekusi instruksi 1 MIPS
(Million Instruction Per Second). Mikrokontroler AVR dapat dikelompokkan menjadi 4
kelas yaitu kelas ATtiny, kelas AT90xx, keluarga ATmega, dan kelas AT86RFxx. Pada
dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, speed,
operasi tegangan, dan fungsinya, sedangkan dari segi arsitektur dan instruksi yang
digunakan bisa dikatakan hampir sama. Gambar 2.6. menunjukkan konfigurasi pin
ATMega32.
Gambar 2.6. Konfigurasi Pin ATMega32 [26]
Konfigurasi pin ATMega32L dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pin 1 sampai 8 (Port B) merupakan port parallel 8 bit dua arah (bidirectional),
yang dapat digunakan untuk general purpose dan special feature.
b. Pin 9 (reset) jika terdapat minimum pulse pada saat active low.
c. Pin 10 (VCC) dihubungkan ke Vcc (2,7 – 5,5 Volt).
d. Pin 11 dan 31 (GND) dihubungkan ke Vss atau ground.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
e. Pin 12 (XTAL 2) adalah pin masukkan ke rangkaian osilator internal. Sebuah
osilator kristal atau sumber osilator luar dapat digunakan.
f. Pin 13 (XTAL 1) adalah pin keluaran ke rangkaian osilator internal. Pin ini dipakai
bila menggunakan osilator kristal.
g. Pin 14 sampai 21 (Port D) adalah 8-bit dua arah (bi-directional I/O) port dengan
internal pull-up resistors) digunakan untuk general purpose dan special feature.
h. Pin 22 sampai 29 (Port C) adalah 8-bit dua arah (bi-directional I/O) port dengan
internal pull-up resistors digunakan untuk general purpose dan special feature.
i. Pin 30 adalah Avcc pin penyuplai daya untuk port A dan A/D converter dan
dihubungkan ke Vcc. Jika ADC digunakan maka pin ini dihubungkan ke Vcc.
j. Pin 32 adalah A REF pin yang berfungsi sebagai referensi untuk pin analog jika
A/D Converter digunakan.
k. Pin 33 sampai 40 (Port A) adalah 8-bit dua arah (bi-directional I/O) port dengan
internal pull-up resistors digunakan untuk general purpose.
2.9. ADC (Analog to Digital Converter) [25]
ADC pada AVR Atmega32 merupakan ADC 10-bit tipe Successive Approximation,
yang terhubung ke sebuah multiplekser analog yang akan memilih satu dari delapan kanal.
Terdapat 8 kanal ADC masing-masing selebar 10-bit. ADC dapat digunakan dengan
memberikan masukan tegangan pada port ADC yaitu port A. Gambar 2.7. menunjukkan
Blok diagram ADC.
Gambar 2.7. Blok Diagram ADC [27]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Fitur yang dimiliki ADC adalah sebagai berikut :
1. Resolusi mencapai 10-bit.
2. 0.5 LSB Integral Non-linearity.
3. Akurasi mencapai ± 2 LSB.
4. Waktu konversi mencapai 13 – 260 µs.
5. 8 saluran ADC yang dapat digunakan secara bergantian.
6. Optional Left Adjustment untuk pembacaan hasil ADC.
7. 0 – VCC Range input ADC.
8. Disediakan 2.65V tegangan referensi internal ADC.
9. Metode konversi kontinyu (free running) atau mode konversi tunggal (single
conversion).
10. Interupsi ADC complete.
11. Sleep Mode Noise canceler.
ADC memiliki dua jenis mode yang dapat digunakan yaitu single conversion dan
free running. Pada mode single conversion pengguna harus mengaktifkan setiap kali ADC
akan digunakan. Pada mode free running pengguna cukup sekali mengaktifkan, sehingga
ADC akan terus mengkonversi tanpa henti.
ADC mempunyai rangkaian untuk mengambil sampel dan hold (menahan)
tegangan masukan ADC, sehingga dalam keadaan konstan selama proses konversi. ADC
mempunyai catu daya yang terpisah yaitu pin AVcc – AGND. AVcc tidak boleh berbeda
± 0,3V dari Vcc. Sinyal masukan ADC tidak boleh melebihi tegangan referensi. Nilai
digital sinyal masukan untuk resolusi 10-bit:
(2.6)
maka
(2.7)
2.10. Laser [28]
Laser adalah suatu alat yang memancarkan gelombang elektromagnetik melewati
suatu proses yang dinamakan emisi terstimulasi. Istilah laser merupakan singkatan dari
light amplification by stimulated emission of radiation. Gambar 2.8. menunjukkan contoh
laser. Berkas laser umumnya sangat koheren, yang mengandung arti bahwa cahaya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dipancarkan tidak menyebar dan rentang frekuensinya sempit (monochromatic light). Laser
merupakan bagian khusus dari sumber cahaya. Sebagian besar sumber cahaya, emisinya
tidak koheren, spektrum frekuensinya lebar, dan fasenya bervariasi terhadap waktu dan
posisi. Daerah kerja laser tidak terbatas pada spektrum cahaya tampak saja tetapi dapat
bekerja pada daerah frekuensi yang luas. Oleh karena itu, laser dapat berupa laser infrared,
laser ultra violet, laser X-ray, atau laser visible.
Laser dikatakan baik jika frekuensi atau panjang gelombang yang dipancarkan
bersifat tunggal. Daya laser dapat dibuat bervariasi dari mulai nano watt untuk laser
kontinu sampai jutaan watt untuk laser pulsa. Secara umum suatu laser terdiri dari media
penguat berkas cahaya, sumber energi pemompa dan resonator optik. Media penguat
adalah suatu bahan yang mempunyai sifat dapat meningkatkan intensitas cahaya dengan
cara emisi terstimulasi. Proses memasukkan energi sebagai syarat untuk terjadinya
penguatan daya dinamakan dengan memompa. Energi yang dipompakan dapat berupa arus
listrik atau berkas cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda. Resonator optik,
secara sederhana terdiri dari susunan cermin yang dipasang berhadapan sehingga berkas
cahaya dapat bergerak bolak balik.
Gambar 2.8. Laser [29]
2.11. LED (Light Emitting Diode) [30]
LED merupakan dioda semikonduktor yang memancarkan cahaya karena
mekanisme emisi spontan. LED mengubah besaran arus menjadi besaran intensitas cahaya
dan karakteristik arus/daya pancar optik memiliki fungsi yang linear. Daya keluaran optik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
LED adalah -33 dBm s/d -10 dBm. LED memiliki lebar spektral (spectral width) 30 – 50
nm pada panjang gelombang 850 nm dan 50 – 150 nm pada panjang gelombang 1300 nm.
LED memiliki 2 kutub yaitu anoda dan katoda seperti tampak pada Gambar 2.9.
LED akan menyala bila ada arus listrik mengalir dari anoda menuju katoda. Pemasangan
kutub LED tidak boleh terbalik karena apabila terbalik kutubnya, LED tersebut tidak akan
menyala. LED memiliki karakteristik berbeda-beda menurut warna yang dihasilkan.
Semakin tinggi arus yang mengalir pada LED, semakin terang pula cahaya yang
dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa besarnya arus yang diperbolehkan 10mA –
20mA dan pada tegangan 1,6V – 3,5 V menurut karakter warna yang dihasilkan. Apabila
arus yang mengalir lebih dari 20 mA maka LED akan terbakar, sehingga agar LED tidak
terbakar perlu digunakan resistor sebagai penghambat arus.
Gambar 2.9. LED
Tegangan kerja/jatuh tegangan pada sebuah LED menurut warna yang dihasilkan:
1. Infra merah : 1,6 V
2. Merah : 1,8 V – 2,1 V
3. Oranye : 2,2 V
4. Kuning : 2,4 V
5. Hijau : 2,6 V
6. Biru : 3,0 V – 3,5 V
7. Putih : 3,0 – 3,6 V
8. Ultraviolet : 3,5 V
Berdasarkan hukum Ohm dapat diketahui bahwa:
(2.8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dengan V adalah tegangan, I adalah arus dan R adalah hambatan. Apabila ingin mencari
nilai resistor, maka:
(2.9)
(2.10)
dengan Vs adalah tegangan sumber dan Vd adalah tegangan kerja LED. Gambar 2.10
menunjukkan rangkaian LED dengan resistor.
Gambar 2.10. Rangkaian LED
2.12. Regresi Linier
Pendekatan linear adalah garis lurus melewati titik [x,f(x)] dengan kemiringan
df/dx. Garis ini bersinggungan antara f(x) dan x. Lebar pendekatan linear akan akurat
tergantung pada fungsi. Beberapa fungsi lebih melengkung daripada yang lain dan dengan
demikian memiliki pendekatan linear lebih akurat akurat. Gambar 2.11 menunjukkan
pendekatan linier yang bersinggungan dengan fungsi tidak linier.
Gambar 2.11. Pendekatan Linier yang Bersinggungan dengan Fungsi Tidak Linier
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Merupakan hal yang penting untuk mengetahui bahwa yang mempengaruhi
parameter dari alih fungsi dari sebuah sistem linier adalah kemiringan, bukan nilai fungsi
itu sendiri. Bisa dilihat pada Gambar 2.11 bahwa garis yang tidak bersinggungan dengan
garis linier memiliki error yang lebih tinggi[31].
Secara garis besar, regresi merupakan suatu metode statistik yang biasa digunakan
untuk mencari persamaan kurva linear. Terdapat dua rumus utama dalam penentuan garis
singgung linear ini yaitu[32]:
1. Pencarian slope b
Dalam hal ini rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
(2.11)
Berdasarkan rumus di atas dapat diterangkan bahwa untuk mencari besarnya nilai
slope b maka diperlukan beberapa nilai variabel diantaranya variabel N sebagai banyak
data, variabel xi sebagai deretan data pada sumbu x dan variabel yi sebagai deretan data
pada sumbu y.
2. Pencarian besar intercept a
Rumus umum yang digunakan untuk mencari besar nilai intercept a adalah sebagai
berikut:
(2.12)
dengan merupakan rata-rata dari deretan data pada sumbu y dan merupakan
rata-rata dari deretan data pada sumbu x.
Sehingga persamaan least squares regression line dapat dicari dengan persamaan
berikut:
(2.13)
dengan a merupakan konstanta intercept, b merupakan slope, merupakan variabel terikat,
merupakan variabel bebas. Lambang digunakan untuk membedakan antara nilai
ramalan yang dihasilkan garis regresi dengan nilai data y yang sesungguhnya untuk nilai x
tertentu.
Nilai slope b dapat bernilai positif atau negatif seperti dilihat pada Gambar 2.12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Gambar 2.12. Kurva Regresi Linier dengan Variasi Nilai Slope b [33]
2.13. Voltage Regulators
IC secara luas dapat digunakan sebagai regulator tegangan. Unit regulator IC
mengandung rangkaian sumber referensi, penguat komparator, perangkat pengendali dan
perlindungan beban lebih. Keluaran unit regulator IC bisa berupa tegangan tetap positif,
tegangan tetap negatif atau tegangan variabel [22].
Tegangan tetap positif dapat menggunakn IC dengan seri 78xx. IC seri ini
menghasilkan keluaran dari +5 sampai +24. Gambar 2.13. menunjukkan kaki dari IC 78xx,
dan Tabel 2.4. menunjukkan jenis-jenis IC regulator 78xx.
Gambar 2.13. Kaki IC 78xx [34]
Tabel 2.4. Jenis-jenis IC Regulator 78xx [22]
IC part Tegangan keluaran
(V)
Tegangan masukan
minimum (V)
7805 +5 7,3
7806 +6 8,3
7808 +8 10,5
7810 +10 12,5
7812 +12 14,6
7815 +15 17,7
7818 +18 21,0
7824 +24 27,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gambar 2.14 memperlihatkan IC 7812 yang terhubung untuk menghasilkan
tegangan regulasi +12 volt. Tegangan masukan Vi difilter oleh kapasitor C1 dan
dihubungkan ke terminal IN IC. Terminal OUT IC menghasilkan tegangan regulasi +12
volt yang difilter oleh kapasitor C2. Terminal IC yang ketiga dihubungkan ke ground
(GND).
Gambar 2.14. Rangkaian Regulator Tegangan +12 V [22]
Perhitungan nilai kapasitor C1 menggunakan persamaan:[22]
(2.14)
dengan
C = kapasitor dalam Farad
= arus beban dalam Ampere
f = frekuensi dalam Hz
= tegangan ripple rms dalam volt
Di mana nilai dapat dicari dengan menggunakan persamaan:[22]
` (2.15)
dengan ( − ) adalah tegangan ripple peak to peak yang merupakan selisih antara
tegangan masukan regulator dengan tegangan masukan minimum IC regulator yang
digunakan atau dapat dirumuskan sebagai berikut:[22]
(2.16)
dengan:
= tegangan masukkan regulator dalam volt
= tegangan masukkan minimum IC regulator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Apabila tegangan masukan regulator berasal dari tegangan AC yang kemudian
disearahkan menggunakan dioda, nilai dicari menggunakan persamaan:[22]
(2.17)
dengan merupakan nilai tegangan AC yang sudah diturunkan menggunakan
trafo step-down (volt) dan adanya nilai 1,4 karena menggunakan dioda sebagai penyearah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
BAB III
RANCANGAN PENELITIAN
3.1. Studi Awal
Karena kekeruhan tidak terkait dengan warna, maka untuk menentukan warna
cahaya yang akan digunakan, dilakukan studi awal terlebih dahulu. Studi awal ini
menggunakan sumber cahaya berupa LED dengan warna yang bervariasi. Proses studi ini
dilakukan dengan cara memasukkan air ke dalam kuvet, kemudian kuvet diletakkan di
antara sumber cahaya LED dan sensor fototransistor. Data yang didapatkan berupa
tegangan keluaran fototransistor. Untuk percobaan selanjutnya, air di dalam kuvet
ditambahkan dengan tanah sebanyak 1 sendok makan, kemudian diukur tegangan keluaran
sensor sampai banyaknya tanah melebihi tinggi dari posisi LED dan sensor fototransistor.
Begitu juga seterusnya dengan warna sumber cahaya yang berbeda. Tegangan keluaran
yang diambil adalah tegangan pertama kali saat kuvet diletakkan, karena tanah yang
membuat keruh tersebut lama kelamaan akan mengendap, sehingga tegangan akan kembali
normal. Gambar 3.1. menunjukkan proses pengujian dengan sumber cahaya LED berwarna
merah. Data studi awal ini bisa dilihat pada Tabel 3.1. dan Gambar 3.2.
Gambar 3.1. Proses Studi Awal dengan LED
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Tabel 3.1. Data Hasil Studi Awal
LED Percobaan Keluaran (V) Ket
BIRU
Tanpa kuvet 4.73
Kuvet tanpa air 4.73
Kuvet dengan air 4.72
1x tambah tanah 0.2609
2x tambah tanah 0.17
3x tambah tanah 0.1686
4x tambah tanah 0.1302
5x tambah tanah 0.0927 Endapan tanah setinggi sensor
Merah
Tanpa kuvet 4.72
Kuvet tanpa air 4.72
Kuvet dengan air 4.32
1x tambah tanah 0.2304
2x tambah tanah 0.2003
3x tambah tanah 0.1756
4x tambah tanah 0.1402
5x tambah tanah 0.0901 Endapan tanah setinggi sensor
Kuning
Tanpa kuvet 2.854
Kuvet tanpa air 2.854
Kuvet dengan air 0.607
1x tambah tanah 0.1245
2x tambah tanah 0.1163
3x tambah tanah 0.1135
4x tambah tanah 0.0993
5x tambah tanah 0.0887 Endapan tanah setinggi sensor
PUTIH
Tanpa kuvet 4.71
Kuvet tanpa air 4.71
Kuvet dengan air 4.69
1x tambah tanah 0.3036
2x tambah tanah 0.1304
3x tambah tanah 0.1257
4x tambah tanah 0.1264
5x tambah tanah 0.1242 Endapan tanah setinggi sensor
HIJAU
Tanpa kuvet 2.466
Kuvet tanpa air 2.467
Kuvet dengan air 2.432
1x tambah tanah 0.1435
2x tambah tanah 0.1257
3x tambah tanah 0.1184
4x tambah tanah 0.0968
5x tambah tanah 0.0953 Endapan tanah setinggi sensor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Gambar 3.2. Grafik Absorban Kekeruhan Air dengan Variasi Warna Cahaya
Keterangan data:
VCC = 4.88V
Sensor aktif tinggi
Ukuran kuvet 1cmx1cmx5cm
Jarak LED dan sensor 5cm
dengan:
Absorban = serapan cahaya
= tegangan sensor kondisi kuvet tanpa air
= tegangan sensor kondisi kuvet dengan tambahan tanah
Berdasarkan Gambar 3.2, didapatkan bahwa warna merah, putih dan biru
merupakan warna yang sensitif untuk pengukuran kekeruhan. Namun karena warna merah
memiliki tingkat linieritas paling tinggi yaitu 0,9809, maka dipilihlah warna merah dengan
sumber cahaya berupa laser. Pemilihan laser berdasarkan penelitian sebelumnya, bahwa
y = 0,0376x + 4,4527 R² = 0,9031
y = 0,0341x + 4,4505 R² = 0,9809
y = 0,0089x + 2,719 R² = 0,9591
y = 0,0363x + 4,4391 R² = 0,5252
y = 0,0125x + 2,3135 R² = 0,9497
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
0 1 2 3 4 5 6
Ab
sorb
an
Kondisi Ke
LED BIRU
LED MERAH
LED KUNING
LED PUTIH
LED HIJAU
Linear (LED BIRU)
Linear (LED MERAH)
Linear (LED KUNING)
Linear (LED PUTIH)
Linear (LED HIJAU)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
hasil pengukuran dengan menggunakan laser mempunyai tingkat error yang lebih kecil
daripada pengukuran dengan menggunakan sumber cahaya LED [35].
Pada perancangan ini, penulis telah melakukan uji sampel air untuk mengukur nilai
kekeruhan air pada Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
(BBTKL PP) Yogyakarta. Pengujian ini digunakan sebagai pembanding dengan alat ukur
kekeruhan yang akan dibuat penulis. Hasil pengujian ini bisa dilihat pada Tabel 3.2 dan
Gambar 3.3 serta selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A.1.
Tabel 3.2. Hasil Uji Kekeruhan Air oleh BBTKL PP Yogyakarta
No Sampel Air Hasil Uji (NTU)
1 Air Sumur Kode A 5
2 Air Sumur Kode B 553
3 Air Sumur Kode C 773
4 Air Sumur Kode D 1208
5 Air Sumur Kode E 1920
Gambar 3.3. Hasil Uji Kekeruhan Air oleh BBTKL PP Yogyakarta
Keterangan:
1. Air Sumur Kode A adalah air kran yang didapatkan dari Kampus III Universitas
Sanata Dharma, sebanyak 300mL.
2. Air Sumur Kode B adalah air kran yang didapatkan dari Kampus III Universitas
Sanata Dharma, sebanyak 300mL dan dicampur dengan tanah sebanyak 5 gram.
y = 24,559x + 228,72 R² = 0,9545
0
500
1000
1500
2000
2500
0 20 40 60 80
Nila
i Ke
keru
han
(N
TU)
Banyak tanah (gram)
Nilai Kekeruhan
Nilai Kekeruhan
Linear (Nilai Kekeruhan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3. Air Sumur Kode C adalah air kran yang didapatkan dari Kampus III Universitas
Sanata Dharma, sebanyak 300mL dan dicampur dengan tanah sebanyak 20 gram.
4. Air Sumur Kode D adalah air kran yang didapatkan dari Kampus III Universitas
Sanata Dharma, sebanyak 300mL dan dicampur dengan tanah sebanyak 40 gram.
5. Air Sumur Kode E adalah air kran yang didapatkan dari Kampus III Universitas
Sanata Dharma, sebanyak 300mL dan dicampur dengan tanah sebanyak 70 gram.
Hasil dari pengujian kekeruhan ini digunakan sebagai acuan untuk pengukuran
selanjutnya. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut didapatkan bahwa pengukuran
selanjutnya hanya berkisar pada kondisi dicampur tanah sebanyak 5 gram karena nilai yang
dihasilkan masih berkisar dengan standar kekeruhan pada Tabel 2.1. Untuk itu akan
dilakukan pengujian lagi dengan sampel yang dicampur tanah berkisar antara 0-5 gram.
3.2. Arsitektur Sistem
Perancangan alat ukur kekeruhan ini dibagi menjadi dua yaitu hardware dan
software. Perancangan hardware terdiri dari mekanik, rangkaian sensor cahaya, minimum
sistem untuk mikrokontroler ATMega32, rangkaian regulator dan LCD character.
Perancangan software berhubungan dengan program yang akan digunakan untuk
menjalankan sistem monitoring kekeruhan air ini. Arsitektur umum dari sistem ini
ditunjukkan oleh Gambar 3.4. Garis putus-putus menunjukkan sistem yang akan dibuat
oleh penulis.
Gambar 3.4. Arsitektur Umum
Sumber cahaya
Sampel air
Sensor cahaya
fototransistor
Mikrokontroler
LCD character
Sistem
monitoring
Sistem
Kontrol
PC
Pengguna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
3.2.1. Penjelasan Sistem
Sistem terdiri dari dua kubus yang terbuat dari acrilyc. Kubus yang pertama berisi
sensor cahaya fototransistor dan yang lainnya berisi sumber cahaya laser. Sumber cahaya
dan sensor cahaya diatur agar saling berhadapan dan garis lurus.
Pada saat sistem pengukur kekeruhan dinyalakan, maka sumber cahaya akan
memancarkan cahaya ke arah sensor cahaya. Sensor cahaya ini akan mengeluarkan output
tegangan, tergantung dengan intensitas cahaya yang diterima. Output tegangan sensor
tersebut kemudian masuk ke ADC mikrokontroler. Terdapat dua data yang diukur secara
langsung, yaitu data tegangan keluaran sensor saat tanpa air dan data tegangan keluaran
sensor saat ada air. Data-data hasil pengukuran berupa nilai output tegangan pengukuran
yang pertama dan kedua, nilai absorban (y), nilai kekeruhan air (x) dalam NTU dan
keputusan layak atau tidaknya digunakan sebagai air kolam ikan akan ditampilkan pada
LCD character.
3.2.2. Proses Pengukuran
Proses pengukuran ini dilakukan dalam enam tahap yaitu:
1. Pengukuran tanpa adanya air
Pada saat alat dinyalakan, sistem akan aktif dan melakukan pengukuran
tegangan yang pertama dengan kondisi tidak ada air di antara sumber cahaya
dan fototransistor. Tahap ini berfungsi untuk mendapatkan nilai tegangan
fototransistor yang terbesar.
2. Pengukuran dengan adanya air
Ketika air dimasukkan dan berada di antara sumber cahaya dan fototransistor,
sistem akan melakukan pengukuran tegangan yang kedua.
3. Perhitungan absorban (y)
Perhitungan absorban didapatkan dengan pengurangan antara tegangan yang
pertama dengan yang kedua.
4. Perhitungan kekeruhan (x)
Setelah mendapatkan nilai y dan sudah ada nilai b dan a dari persamaan linier
warna merah, maka untuk mencari nilai x bisa menggunakan persamaan 2.13:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
5. Kalibrasi nilai x menjadi NTU
Proses pengkalibrasisan ini digunakan untuk mencari besarnya nilai kekeruhan
menurut besaran yang sebenarnya. Proses ini dilakukan dengan cara
memasukkan nilai x ke persamaan garis linier dan nilai NTU sebagai nilai y.
Nilai NTU didapatkan berdasarkan pengukuran di Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) Yogyakarta.
6. Penentuan layak atau tidaknya air untuk kolam ikan
Dari nilai kekeruhan yang didapat dari langkah nomor 5, maka dibandingkan
dengan standar air kolam ikan yaitu 25-400 NTU. Jika tidak sesuai rentang,
maka tidak aman. Jika sesuai, maka dinyatakan aman.
3.3. Perhitungan ADC
Pada perancangan tugas akhir ini, digunakan ADC mikrokontroler ATMega32 yang
memiliki 8 kanal. ADC mikrokontroler ATMega32 terletak di PortA.0 sampai dengan
PortA.7 dengan tegangan masukan dari pin AVCC sebesar 5V dan tegangan referensi
( ) dari pin AREF sebesar 5V. Resolusi yang digunakan pada perancangan tugas akhir
ini adalah 10 bit.
Contoh perhitungan nilai digital dengan resolusi 10 bit sebagai berikut:
Tegangan masukan dari sensor sebesar 5V, tegangan referensi sebesar 5V. Berdasarkan
persamaan 2.6, maka nilai digital yang didapat adalah sebagai berikut:
Contoh perhitungan dengan resolusi 10 bit sebagai berikut:
Jika nilai digital sebesar 600, tegangan referensi sebesar 5V. Berdasarkan persamaan 2.7,
maka nilai tegangan ( ) yang akan dihasilkan adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Nilai digital tersebut yang diolah oleh mikrokontroler, kemudian diubah menjadi
tegangan sesuai dengan persamaan 2.7. Nilai tegangan tadi dihtung agar kemudian
mendapatkan nilai kekeruhan dengan standar NTU.
3.4. Perancangan Hardware
3.4.1. Perancangan Mekanik
Perancangan hardware dibagi menjadi dua, yaitu kubus tempat pengukuran dan
kotak sistem. Kubus tempat pengukuran terbuat dari acrilyc berukuran 7,5x4,5x12 cm ntuk
meletakkan laser dan 4,5x4,5x12 cm untuk meletakkan sensor fototransistor. Jarak antar
kubus laser dan sensor fototransistor adalah 3 cm. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada
Gambar 3.5,Gambar 3.6 dan Gambar 3.7. Minimum sistem, catu daya dan LCD character
diletakkan di sebuah kotak yang terbuat dari acrilyc dengan ukuran 13x13x13 cm. Agar
lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 3.8, Gambar 3.9, Gambar 3.10.
Gambar 3.5. Kubus Pengukuran Tampak Samping
7,5 cm
4,5
cm12
cm
4,5 cm 4,5 cm12 cm
3 cm
Gambar 3.6. Kubus Pengukuran Tampak Depan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
LASER FOTOTRANSISTOR
Gambar 3.7. Kubus Pengukuran Tampak Atas
Gambar 3.8. Kotak Sistem Tampak Samping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Gambar 3.9. Kotak Sistem Tampak Samping
Gambar 3.10. Kotak Sistem Tampak Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3.4.2. Perancangan Sensor Cahaya
Pada perancangan ini digunakan fototransistor tipe ST-1KL3B sebagai sensor
cahaya. Fototransistor ini memiliki kesensitifan untuk menangkap panjang gelombang dari
rentang 500-1050 nm [36]. Rentang ini sudah sesuai untuk panjang gelombang warna
merah yaitu 610-800 [17].
Prinsip kerja rangkaian sensor cahaya ini adalah aktif tinggi yaitu apabila cahaya
langsung mengenai fototransistor tanpa ada halangan, tegangan keluaran akan sama dengan
Vcc. Sebaliknya, jika cahaya tidak mengenai fototransistor, tegangan keluaran akan sama
dengan 0 volt. Tegangan yang diperlukan untuk mengaktifkan rangkaian ini adalah sebesar
+5 volt. Rangkaian sensor cahaya ditunjukkan pada Gambar 3.11.
Gambar 3.11. Rangkaian Sensor Cahaya
Pada Gambar 3.11 nilai RE ditentukan berdasarkan persamaan 2.5. Nilai dan
didapatkan dari datasheet [35] berdasarkan intensitas cahaya yang masuk pada kaki
basis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
3.4.3. Perancangan LCD Character
LCD character akan digunakan untuk menampilkan nilai pengukuran output
tegangan yang pertama dan kedua, nilai absorban, nilai kekeruhan air dan keputusan layak
atau tidaknya digunakan sebagai air kolam ikan . LCD yang digunakan adalah LCD 2x16.
LCD ini memungkinkan pemrogram untuk mengoperasikan komunikasi data secara 8 bit
atau 4 bit. Jika menggunakan jalur data 4 bit, akan ada 7 jalur data (3 untuk jalur kontrol
dan 4 untuk jalur data). Jika menggunakan jalur data 8 bit, akan ada 11 jalur data (3 untuk
jalur kontrol dan 8 untuk jalur data). Tiga jalur kontrol ke LCD ini adalah EN (Enable), RS
(Register Select), dan R/W (Read/Write).
Rangkaian LCD character mode 4 bit ditunjukkan pada Gambar 3.12. Tegangan
yang diperlukan untuk mengaktifkan rangkaian ini adalah sebesar +5 volt. Pengaturan
kontras LCD character menggunakan resistor variabel sebesar 10 kΩ.
Gambar 3.12. Rangkaian LCD Character
3.4.4. Perancangan Input-Ouput Sistem Mikrokontroler ATMega32
Mikrokontroler ATMega32 memiliki empat port yang masing-masing memiliki
delapan pin. Berdasarkan arsitektur sistem pada Gambar 3.13, dapat ditentukan port input
dan port output seperti pada Tabel 3.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel 3.3. Konfigurasi Port Mikrokontroler
FUNGSI Hardware Port yang digunakan
INPUT Output sensor PORTA.0
Penerima serial PORTD.0
OUTPUT
LCD character PORTC.0-PORTC.7
Laser PORTB.0
Pengirim serial PORTD.1
Kontrol komunikasi PORTD.2
Pada Gambar 3.13. terdapat tombol push-button yang berfungsi untuk mereset
keadaan mikrokontroler. Sistem pada mikrokontroler akan mereset bila pin reset mendapat
logika 0. Pin reset dihubungkan dengan resistor (R1) yang terhubung ke VCC dan
kapasitor (C3) yang terhubung ke ground.
Gambar 3.13. Port Input dan Port Output yang Akan Dirancang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3.4.5. Perancangan Catu Daya
Rangkaian catu daya memperoleh sumber tegangan dari jala-jala listrik PLN.
Tegangan AC 220 volt harus diturunkan terlebih dahulu melalui trafo 1 A. Penurunan
tegangan menjadi sekitar 15 volt. Tegangan AC tersebut kemudian disearahkan oleh dioda
bridge, sehingga menghasilkan gelombang penuh. Rangkaian catu daya yang digunakan
menghasilkan tegangan catu sebesar +12 dan +5 volt. Catu daya digunakan untuk
memberikan suplai tegangan ke seluruh sistem hardware alat.
IC regulator yang digunakan untuk menghasilkan tegangan keluaran +12 dan +5
volt adalah IC 7812 dan 7805. Rangkaian catu daya yang digunakan bisa dilihat pada
Gambar 3.14.
Nilai kapasitor C1 dihitung dengan menggunakan persamaan 2.14, dengan
sebesar 1 A dan frekuensi 50 Hz. Nilai dihitung menggunakan persamaan 2.15,
( − ) dihitung mengggunakan persamaan 2.16, dan dihitung menggunakan
persamaan 2.17. Berikut perhitungan yang dilakukan untuk mencari nilai kapasitor C1.
a. LM7812
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
b. LM7805
Kapasitor C1 1924 µF dan kapasitor C2 799 μF tidak ada di pasaran, sehingga
digunakan kapasitor C1 2200 μF dan kapasitor C2 1000 µF. Nilai kapasitor C1 dan C2
merupakan nilai kapasitor minimum yang dibutuhkan oleh rangkaian regulator yang akan
dirancang, sehingga digunakan kapasitor yang lebih besar. Semakin besar nilai kapasitansi
C, nilai tegangan ripple juga akan semakin kecil. Nilai kapasitor C3 dan C4 adalah 0,1µF
diperoleh dari datasheet [32].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Gambar 3.14. Rangkaian Catu Daya
3.4.6. Perangcangan LED Indikator
Pada perancangan tugas akhir ini juga akan ditambahkan rangkaian LED sebagai
indikator kerja mikrokontroler. LED indikator ini sudah aktif saat mikrokontroler sudah
menerima tegangan masukkan sebesar 5 volt.
Tegangan yang diperlukan untuk mengaktifkan rangkaian ini adalah sebesar +5
volt. Perhitungan nilai resistor yang digunakan adalah sebagai berikut:
Warna LED yang digunakan adalah biru yang mempunyai tegangan kerja sebesar +3,0-3,5
volt dan arus yang diperbolehkan antara 10mA – 20mA. Persamaan 2.10. akan digunakan
untuk menentukan nilai resistor, sehingga
Resistor 200 Ω digunakan pada rangkaian LED indikator. Rangkaian LED
indikator ini bisa dilihat pada Gambar 3.15. Prinsip kerja rangkaian ini adalah, jika
minimum sistem sudah mendapatkan tegangan masukkan +5 volt, maka LED akan
menyala. Tegangan masukkan ini juga akan menjadi sumber tegangan untuk rangkaian
minimum sistem, laser, sensor dan LCD character.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Gambar 3.15. Rangkaian LED Indikator
3.5. Perancangan Software
Pada perancangan software ini dibuat flowchart terlebih dahulu untuk
mempermudah dalam listing program. Program yang sudah jadi kemudian compile
sehingga menjadi *.HEX. Hasil compile tersebut yang akan dimasukkan ke dalam
mikrokontroler.
3.5.1. Flowchart Utama
Pada flowchart ini berisikan tentang program utama dari alat pengukur kekeruhan
ini. Gambar 3.16 menunjukkan flowchart program utama. Program ini dimulai dengan
menginisialisasikan mikrokontroler, seperti ADC, LCD, USART, Timer, nilai a serta nilai
b. Langkah selanjutnya masuk ke subrutin perhitungan tanpa ada air. Kemudian terdapat
delay yang berfungsi untuk menunggu pengisian air. Lamanya delay berdasarkan hasil
percobaan. Setelah delay, terdapat subrutin pengukuran saat ada air dan subrutin
penghitungan nilai kekeruhan. Data NTU sebelum dikirim dibandingkan dengan 5, jika
lebih besar dari 5, maka data tersebut adalah data NTU, jika 5 atau kurang dari 5, maka
data tersebut masih data dari pengukuran dengan air. Nilai 5 NTU didapatkan dari Tabel
3.2, dengan asumsi air sampel bukan merupakan air kran murni. Jika mikrokontroler
menerima karakter “D” berarti UDR = “D”, maka mikrokontroler akan menyediakan data
dengan format “H”; NTU;”#”. Hasil NTU ditampilkan di LCD. Nilai NTU dibandingkan
dengan standar kekeruhan yang terdapat pada Tabel 2.1. Jika tidak sesuai, maka tidak
aman. Jika sesuai dengan standar, maka aman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3.5.2. Flowchart Perhitungan Tanpa Air
Pada flowchart ini berisikan tentang program perhitungan nilai tegangan awal.
Tegangan awal ini didapatkan dari tegangan keluaran sensor tanpa adanya air. Tegangan
awal ini akan disimpan menjadi variabel y1. Proses perhitungan ini dilakukan
menggunakan perulangan, sehingga nilai yang didapat adalah nilai rata-rata saat tanpa air.
Nilai y1 ini kemudian ditampilkan di LCD. Gambar 3.17. menunjukkan flowchart
perhitungan tanpa air.
Gambar 3.16. Flowchart Utama
Y
T
A
Y
T
Apakah
NTU<5?
Y
T
Apakah UDR
= “D” ?
Menyediakan
format data=
“H”;NTU;”#”
Tampilkan
NTU di LCD
Apakah
25≤NTU≤400
Tampilkan
“AMAN”
di LCD
Tampilkan
“TIDAK
AMAN” di LCD
Selesai
Inisialisasi Mikrokontroler:
ADC,LCD,USART,Timer,
delay, nilai a dan b
A
Apakah Delay=0?
T
Y
Mulai
Delay=Delay-1
Pengukuran tanpa
air
Pengukuran saat ada
air
Penghitungan nilai
kekeruhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3.5.3. Flowchart Perhitungan Saat Ada Air
Pada flowchart ini berisikan tentang program perhitungan tegangan saat ada air.
Proses ini dilakukan setelah delay yang berfungsi untuk menunggu air setinggi sensor.
Perhitungan tegangan ini tidak menggunakan timer karena nilai yang didapat haruslah nilai
saat air beriak atau saat air masuk pertama kali. Nilai tegangan ini kemudian disimpan
manjadi variavel y2. Nilai y2 kemudian ditampilkan di LCD. Gambar 3.18. menunjukkan
flowchart perhitungan saat ada air.
3.5.4. Flowchart Perhitungan Nilai Kekeruhan
Pada flowchart ini berisikan tentang program perhitungan nilai kekeruhan
berdasarkan nilai-nilai yang sudah didapat dan dimasukkan ke program. Langkah pertama
adalah menghitung nilai absorban yang didapat dari selisih y1 dan y2. Nilai absorban
kemudian digunakan untuk menghitung nilai kekeruhan. Nilai kekeruhan ini kemudian
dikalibrasikan menjadi nilai NTU. Gambar 3.19 menunjukkan flowchart perhitungan nilai
kekeruhan.
Gambar 3.17. Flowchart Perhitungan Tanpa Air
Ukur tegangan keluaran sensor
saat tanpa air
Tegangan
sensor saat
tanpa air
Tampilkan
y1 di LCD
Mulai
Selesai
Apakah
Perulangan
selesai?
Y
T
Tegangan keluaran sensor
dirata-rata dan hasilnya
disimpan sebagai variabel y1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Gambar 3.18. Flowchart Perhitungan Saat Ada Air
Gambar 3.19. Flowchart Perhitungan Nilai Kekeruhan
Ukur tegangan keluaran sensor
saat tanpa air dan simpan
sebagai variabel y2
Tegangan
sensor saat
ada air
Tampilkan
y2 di LCD
Mulai
Selesai
Menghitung nilai absorban
(y=y1-y2)
Menghitung nilai kekeruhan(x)
Mengkalibrasi nilai kekeruhan
dengan satuan standar (NTU)
Mulai
Selesai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi gambar fisik hardware yang dibuat, pembahasan tentang perbagian
hardware, hasil pengujian rangkaian, hasil pengambilan data, pembahasan tentang data
yang diperoleh, dan pembahasan tentang program yang digunakan di mikrokontroler. Data
yang akan dibahas terdiri dari data hasil pengukuran kekeruhan dan pengujian tiap bagian
hardware. Hasil pengujian berupa data-data yang diperoleh dapat memperlihatkan bahwa
hardware atau software yang dirancang telah bekerja dengan baik atau tidak. Berdasarkan
data-data tersebut dapat dilakukan analisis terhadap proses kerja alat yang kemudian dapat
digunakan untuk menarik kesimpulan akhir.
4.1. Gambar Fisik Hardware
Subsistem alat dibagi menjadi dua bagian. Pertama bagian mekanik alat dan kedua
bagian subsistem elektronik alat.
4.1.1. Mekanik Tempat Pengukuran
Tempat pengukuran dibuat berbeda dengan Gambar 3.6. Hal ini dikarenakan
rancangan yang dibuat pada Gambar 3.6 belum memperhitungkan keefektifan dalam
pengukuran, sehingga pada pembuatan tempat pengukuran terjadi pengecilan tempat laser
serta penutupan semua sisi tempat pengukuran. Tempat pengukuran ditutup agar air yang
diukur hanya air yang terdapat di antara laser dan sensor. Gambar hasil perancangan
tempat pengukuran dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.
Gambar 4.1. Tempat Pengukuran Tampak Atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Keterangan Gambar 4.1:
1. Tempat laser
2. Tempat air
3. Tempat sensor fototransistor
Gambar 4.2. Tempat Pengukuran Tampak Samping
4.1.2. Mekanik Kotak Sistem
Perancangan yang dibuat sedikit berbeda dengan Gambar 3.10. Hal ini dikarenakan
kotak sistem yang dibuat belum memperhitungkan besar komponen elektronik, sehingga
pada pembuatan mekanik kotak sistem hanya dibuat 1 lantai dan mendapat tambahan
tombol reset serta LED indikator pada bagian atas. Gambar hasil perancangan kotak sistem
dapat dilihat pada Gambar 4.3, Gambar 4.4, Gambar 4.5 dan Gambar 4.6.
Gambar 4.3. Kotak Sistem Tampak Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Keterangan Gambar 4.3:
1. Trafo 1 A
2. Rangkaian Catu Daya
3. Rangkaian Sistem Mikrokontroler dan LCD
4. Kipas DC 12 V
Gambar 4.4. Kotak Sistem Tampak Atas
Gambar 4.5. Kotak Sistem Tampak Samping
Gambar 4.6. Kotak Sistem Tampak Belakang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Keterangan Gambar 4.4, Gambar 4.5 dan Gambar 4.6:
1. LCD penampil
2. LED berwarna merah sebagai indikator pengukuran
3. Tombol reset
4. LED berwarna biru sebagai indikator on/off
5. Saklar AC
6. Port AC
7. Port komunikasi
8. Port laser
9. Port sensor
4.1.3. Subsistem Elektronik
Subsistem elektronik alat terdiri atas rangkaian sensor cahaya, rangkaian sistem
mikrokontroler, LCD character, LED indikator, dan catu daya. Penulis membuat rangkaian
sistem mikrokontroler, LCD character, catu daya dan beberapa rangkaian LED indikator
dalam 1 PCB.
Rangkaian sensor cahaya yang dibuat berbeda dengan yang sudah dirancang pada
Gambar 3.11. Gambar 3.11 memperlihatkan bahwa resistor yang digunakan dibuat sebesar
10 KΩ, namun pada rangkaian yang dibuat menggunakan resistor variabel sebesar 10kΩ
dan disusun seri dengan resistor 1kΩ. Hal ini digunakan untuk mengatur sensitifitas
fototransistor. Rangkaian sensor cahaya ditunjukkan oleh Gambar 4.7.
\
Gambar 4.7. Rangkaian Sensor Cahaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Rangkaian sistem mikrokontroler, LCD character, LED indikator dan catu daya
dapat dilihat pada Gambar 4.8.
Gambar 4.8. Rangkaian Sistem Mikrokontroler, Catu Daya, LCD Character dan
LED Indikator
Keterangan Gambar 4.8:
1. Input Trafo 1A
2. Ground
3. Input DC
4. Output +5V
5. Port untuk downloader
6. Port komunikasi
7. Port A.0-A.7
8. Port B.0-B.7
9. Port D.0-D.7
10. Port untuk LCD character
11. Output +12V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
4.2. Pengujian Alat
4.2.1. Pengujian Nilai Kekeruhan
Pengujian nilai kekeruhan ini dilakukan untuk mengukur dan membandingkan nilai
kekeruhan yang diukur oleh alat ukur yang dibuat dengan nilai kekeruhan yang diukur oleh
turbidimeter. Nilai kekeruhan yang diukur oleh turbidimeter dapat dilihat pada Tabel 4.1
dan Gambar 4.9. Sampel yang digunakan berupa air kran yang didapatkan dari Kampus III
Universitas Sanata Dharma sebanyak 300 mL dicampur dengan tanah. Nilai kekeruhan ini
masih dalam rentang standar kekeruhan air kolam yang terdapat pada Tabel 2.1 yaitu 25-
400 NTU. Pengukuran dilakukan dengan tanah maksimal 3 gram. Hal ini berdasarkan
pengujian pada Tabel 3.2 yang hasilnya mendekati standar kualitas kekeruhan pada Tabel
2.1. Nilai kekeruhan dapat dilihat pada Lampiran A.2. Berdasarkan pada hasil pengujian
pada Tabel 3.2, maka dilakukan pengujian sampel dengan campuran tanah sebanyak 0-3
gram.
Tabel 4.1. Nilai Kekeruhan Turbidimeter
No Banyaknya tanah (gram) Nilai Kekeruhan (NTU)
1 0 5
2 0,2 47
3 0,4 111
4 0,6 142
5 0,8 221
6 1 358
7 1,2 316
8 1,4 393
9 1,6 425
10 1,8 579
11 2 534
12 2,2 455
13 2,4 774
14 2,6 681
15 2,8 689
16 3 733
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 4.9. Nilai Kekeruhan Turbidimeter
Berdasarkan Tabel 4.1 dan Gambar 4.9 dapat dilihat bahwa pada pengujian terdapat
data yang tidak bisa dianggap sebagai acuan, karena nilainya yang tidak linier dengan nilai
yang lainnya. Dengan menghilangkan nilai yang tidak bisa dianggap sebagai acuan
tersebut, maka nilai yang bisa dianggap sebagai acuan terlihat pada Tabel 4.2 dan Gambar
4.10.
Tabel 4.2. Nilai Kekeruhan Turbidimeter Acuan
No Banyaknya Tanah (gram) Nilai Kekeruhan (NTU)
1 0 5
2 0,2 47
3 0,4 111
4 0,6 142
5 0,8 221
6 1,2 316
7 1,4 393
8 1,6 425
9 2 534
10 2,6 681
11 2,8 689
12 3 733
y = 254,14x + 22,728 R² = 0,9362
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
0 1 2 3 4
Nila
i Ke
keru
han
(N
TU)
Banyaknya tanah (gram)
Nilai Kekeruhan
Linear (Nilai Kekeruhan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Gambar 4.10. Nilai Kekeruhan Turbidimeter Acuan
Pada Gambar 4.10, terlihat bahwa nilai kekeruhan sudah linier. Untuk selanjutnya
sampel yang akan digunakan adalah sampel yang sesuai dengan Tabel 4.2. Gambar 4.11
menunjukkan sampel yang digunakan untuk pengukuran kekeruhan.
Gambar 4.11. Sampel Pengukuran Kekeruhan
A. Cara Penggunaan Alat
Cara menggunakan alat ukur kekeruhan air ini dimulai dengan menekan saklar
ON/OFF. Setelah tombol ditekan, mikrokontroler akan melakukan inisialisasi pada port-
port yang digunakan dan LED indikator warna biru akan menyala. Pada awalnya akan
muncul nilai tegangan awal dan ketika muncul tulisan “MASUKKAN AIR”, maka air
dimasukkan pada tempat pengukuran. LED indikator warna merah akan menyala
menandakan sistem mikrokontroler sedang mengukur tegangan keluaran sensor ketika ada
air. Setelah selesai pengukuran tegangan pada saat ada air, maka akan muncul nilai
y = 249,89x + 12,408 R² = 0,9944
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
0 1 2 3 4
Nila
i Ke
keru
han
(N
TU)
Banyaknya tanah (gram)
Nilai Kekeruhan
Linear (Nilai Kekeruhan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
absorban, kekeruhan dan status air. Jika ingin melakukan pengukuran kembali, sebaiknya
dilakukan pada saat air sudah tidak ada lagi di tempat pengukuran.
B. Proses Pengukuran
Proses pengukuran yang dilakukan sama dengan yang dirancang pada bab III.
Proses pengukuran diawali dengan pengukuran tegangan keluaran sensor saat tanpa
halangan (tanpa ada air). Kemudian pengukuran pada saat ada air dan dihitung selisihnya
untuk menjadi nilai absorban. Selanjutnya pencarian nilai kekeruhan dan pengkalibrasian
nilai kekeruhan dengan satuan kekeruhan yang sebenarnya (NTU).
Pengukuran dilakukan sebanyak 15 kali dan menggunakan larutan yang berbeda-
beda sesuai dengan larutan acuan pada Tabel 4.2. Proses pengukuran dilakukan dengan
cara menjalankan program yang telah dibuat sesuai dengan perancangan.
1. Pengukuran Tegangan Awal
Pengukuran tegangan awal dilakukan untuk menentukan nilai y1. Pengukuran
dilakukan dengan cara mengukur tegangan keluaran sensor saat tanpa ada
halangan air. Laser menembakkan cahaya warna merah, kemudian cahaya
diterima oleh sensor. Tegangan keluaran sensor dikirim ke mikrokontroler dan
ditampilkan di LCD. Setiap sampel dilakukan pengukuran sebanyak 15 kali.
Hasil pengukuran selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran D. Hasil
pengukuran tegangan awal ditunjukkan pada Gambar 4.12.
Gambar 4.12. Tegangan Awal
4,82
4,825
4,83
4,835
4,84
4,845
4,85
4,855
4,86
4,865
4,87
0 1 2 3 4
Tega
nga
n K
elu
aran
(V
)
Banyak tanah (gram)
Tegangan Awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Dalam pengukuran tegangan awal ini tidak ada halangan air, sehingga sampel
apapun tidak berpengaruh dengan keluaran. Berdasarkan Gambar 4.12
ditunjukkan bahwa tegangan saat tanpa ada halangan air belum stabil. Hal ini
dikarenakan adanya cahaya yang masuk mempengaruhi pengukuran tiap
sampel. Perbedaan yang terdapat dalam pengujian hanya berkisar 0,04V. Untuk
mengurangi dampak ketidakstabilan itu, maka setiap melakukan pengukuran
selalu mengukur tegangan awal.
2. Pengukuran Tegangan Akhir
Pengukuran tegangan akhir dilakukan untuk menentukan nilai y2. Pengukuran
dilakukan dengan cara mengukur tegangan keluaran sensor saat ada halangan
air. Laser menembakkan cahaya warna merah, kemudian cahaya diterima oleh
sensor. Tegangan keluaran sensor dikirim ke mikrokontroler. Tegangan ini
diambil beberapa kali dan kemudian dirata-rata. Nilai rata-rata tersebut
ditampilkan di LCD. Setiap sampel dilakukan pengukuran sebanyak 15 kali.
Hasil pengukuran dapat dilihat pada Lampiran E. Hasil pengukuran tegangan
awal ditunjukkan pada Gambar 4.13.
Gambar 4.13. Tegangan Akhir
Berdasarkan Gambar 4.13 dilihat bahwa semakin banyak tanah, maka tegangan
keluaran sensor akan semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa alat ukur
sudah bisa membedakan tingkat kekeruhan.
0
1
2
3
4
5
6
0 1 2 3 4
Tega
nga
n K
elu
aran
(V
)
Banyaknya tanah (gram)
Tegangan Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
3. Perhitungan Absorban
Perhitungan absorban ini dilakukan untuk mencari nilai y. Perhitungan
dilakukan dengan mencari selisih antara tegangan awal dan tegangan akhir. Jika
hasil absorban negatif, maka nilai absorban dianggap 0. Nilai absorban negatif
dikarenakan nilai tegangan akhir yang lebih besar dari nilai tegangan awal.
Tegangan akhir tersebut lebih besar dikarenakan pada saat pengukuran, air yang
diukur terlalu beriak. Air yang beriak tersebut menyebabkan cahaya laser tidak
lurus. Hasil absorban ini kemudian menjadi acuan untuk penentuan nilai
selanjutnya. Gambar 4.14 menunjukkan hasil absorban yang didapatkan.
Gambar 4.14. Hasil Absorban
Pengukuran dilakukan sebanyak 15 kali. Data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran F. Berdasarkan Gambar 4.14 nilai absorban yang didapatkan tidak
linier. Hal ini dikarenakan ketidakstabilan nilai tegangan awal dan akhir yang
didapatkan. Karena tidak linier ini, maka nilai absorban dibagi menjadi 4 daerah
kerja. Daerah kerja tersebut bisa dilihat pada Gambar 4.15, Gambar 4.16,
Gambar 4.17 dan Gambar 4.18.
y = 1,9223x - 0,113 R² = 0,8617
-1
0
1
2
3
4
5
6
0 1 2 3 4
Ab
sorb
an
Banyaknya tanah (gram)
Nilai Absorban
Absorban
Linear (Absorban)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Gambar 4.15. Hasil Absorban 1
Gambar 4.16. Hasil Absorban 2
Gambar 4.17. Hasil Absorban 3
y = 0,1016x - 0,0059 R² = 0,9223
-0,02
0
0,02
0,04
0,06
0,08
0 0,2 0,4 0,6 0,8
Ab
sorb
an
Banyaknya tanah (gram)
Nilai Absorban
Absorban
Linear (Absorban)
y = 5,4996x - 3,3859 R² = 0,9865
-0,5
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
0 0,5 1 1,5
Ab
sorb
an
Banyaknya tanah (gram)
Nilai Absorban
Absorban
Linear (Absorban)
y = 2,01x + 0,8687 R² = 0,9991
0
1
2
3
4
5
0 0,5 1 1,5 2
Ab
aso
rban
Banyaknya tanah (gram)
Nilai Absorban
Absorban
Linear (Absorban)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Gambar 4.18. Hasil Absorban 4
Keterangan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3. Persamaan Kekeruhan
Absorban (y) Persamaan
0 < y ≤ 0,062133 y=0,1016x-0,0059
0,062133 < y ≤ 3,287733 y=5,4996x-3,3859
3,287733 < y ≤ 4,09175 y=2,01+0,8687
y > 4,09175 y=0,4999x+3,3418
Pada Tabel 4.3 nilai persamaan tersebut digunakan sebagai acuan untuk proses
selanjutnya.
4. Perhitungan Kekeruhan
Perhitungan kekeruhan digunakan untuk mencari nilai x. Perhitungan digunakan
dengan menggunakan persamaan 2.13. Nilai a dan b ditentukan sesuai dengan
Tabel 4.3. Setiap nilai absorban, memiliki persamaan dengan nilai a dan nilai b
yang berbeda-beda. Gambar 4.19 menunjukkan hasil yang didapatkan dari
perhitungan kekeruhan.
y = 0,4999x + 3,3418 R² = 0,9643
4
4,2
4,4
4,6
4,8
5
0 1 2 3 4
Ab
sorb
an
Banyaknya tanah (gram)
Nilai Absorban
Absorban
Linear (Absorban)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Gambar 4.19. Hasil Perhitungan Kekeruhan
Berdasarkan Gambar 4.19 dilihat bahwa nilai kekeruhan yang diukur oleh alat
ukur sudah cukup stabil. Pengukuran dilakukan sebanyak 15 kali dengan nilai a
dan nilai b ditentukan dengan persamaan Tabel 4.3. Data kekeruhan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran G. Nilai kekeruhan ini sebagai acuan
untuk pengkalibrasian nilai kekeruhan dengan satuan yang sebenarnya. Data
kekeruhan dibandingkan dengan nilai kekeruhan pada Tabel 4.2. Kemudian
persamaannya akan menjadi acuan untuk pengkalibrasian. Gambar 4.20
menunjukkan data kekeruhan dibandingkan dengan nilai kekeruhan sebenarnya.
Gambar 4.20. Perbandingan Nilai Kekeruhan Lab dan Alat
y = 0,9563x + 0,3709 R² = 0,9419
0,0000
0,5000
1,0000
1,5000
2,0000
2,5000
3,0000
3,5000
0 1 2 3 4
Ke
keru
han
Banyaknya tanah (gram)
Kekeruhan
Kekeruhan
Linear (Kekeruhan)
y = 249,45x - 64,424 R² = 0,9622
-100
0
100
200
300
400
500
600
700
800
0,0000 1,0000 2,0000 3,0000 4,0000
Nla
i Ke
keru
han
Lab
(N
TU)
Nilai Kekeruhan Alat
Kurva Kalibrasi Lab dan Alat
Kekeruhan
Linear (Kekeruhan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Dikarenakan untuk meminimalisir error yang terjadi, maka nilai perbandingan
pada Gambar 4.20 dibagi menjadi 2 daerah kerja. Pembagian daerah kerja
tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.21 dan Gambar 4.22.
Gambar 4.21. Perbandingan Nilai Kekeruhan Lab dan Alat 1
Gambar 4.22. Perbandingan Nilai Kekeruhan Lab dan Alat 2
Keterangan untuk pembagian daerah kerja dapat dilihat pada Tabel 4.4
y = 197,49x - 20,346 R² = 0,9813
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
0,0000 1,0000 2,0000 3,0000
Nila
i Ke
keru
han
Lab
(N
TU)
Nilai Kekeruhan Alat
Kurva Kalibrasi Lab dan Alat
Kekeruhan
Linear (Kekeruhan)
y = 597,46x - 1001,2 R² = 0,9841
0
100
200
300
400
500
600
700
800
2,2000 2,4000 2,6000 2,8000 3,0000
Nila
i Ke
keru
han
Lab
(N
TU)
Nilai Kekeruhan Alat
Kurva Kalibrasi Lab dan Alat
Kekeruhan
Linear (Kekeruhan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 4.4. Persamaan Kalibrasi
Kekeruhan Alat (x) Persamaan
0,1489 < x ≤ 2,4081 y=197,49x-20,346
x > 2,4081 y=597,46x-1001,2
Pada Tabel 4.4 nilai persamaan tersebut digunakan sebagai acuan untuk proses
selanjutnya.
5. Kalibrasi nilai x menjadi NTU
Proses kalibrasi ini digunakan untuk mencari nilai kekeruhan dengan satuan
NTU. Data kalibrasi ini didapatkan dengan memasukkan persamaan-persamaan
yang terdapat pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4. Data tersebut kemudian
dibandingkan dengan data pada Tabel 4.2. Pengukuran dilakukan sebanyak 15
kali. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran H. Error dihitung dengan
persamaan 4.1. Data tersebut diuji status keamananya dari aspek kekeruhan
sesuai dengan Tabel 2.1. Tabel 4.5 menunjukkan data hasil kalibrasi dan
pengujian status keamanannya.
(4.1)
Tabel 4.5. Data Hasil Kalibrasi
Kondisi Alat (NTU) Lab (NTU) Error Error (%) Status
0 21 5 3,20000 320,000 TIDAK AMAN
0 25 5 4,082275 408,2275 AMAN
0,2 77 47 0,648871 64,88705 AMAN
0,4 106 111 0,047722 4,77224 AMAN
0,6 176 142 0,240293 24,02928 AMAN
0,8 231 221 0,044339 4,433889 AMAN
1,2 398 316 0,260306 26,03061 AMAN
1,4 410 393 0,04287 4,28696 TIDAK AMAN
1,6 441 425 0,036602 3,660175 TIDAK AMAN
2 600 534 0,123666 12,36658 TIDAK AMAN
2,6 682 681 0,001814 0,181421 TIDAK AMAN
2,8 684 689 0,00782 0,781977 TIDAK AMAN
3 703 733 0,040583 4,05827 TIDAK AMAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Berdasarkan Tabel 4.5. didapatkan bahwa error rata-rata yang didapatkan lebih
dari 50% ketika air semakin jernih. Pada saat kondisi air 0,4 sampai 1,2 error
yang didapatkan mencapai 26%. Ketika air semakin keruh error yang
didapatkan berkisar 0,1% sampai 12,3%. Error terjadi karena banyak faktor.
Pertama, air yang diukur, tidak sama dengan yang diuji di laboratorium. Air
yang diuji hanya dikondisikan sama. Kedua, adanya cahaya yang masih
berpengaruh dari luar. Ketiga, ketika dilakukan pengukuran sisa dari tanah air
yang diukur sebelumnya masih mengendap di bawah. Keempat, umur laser
tidak bertahan lama, menurut pengalaman penulis, umur laser efektif adalah
berkisar 10 jam. Ketika laser tidak efektif lagi, maka pengukuran tidak valid
lagi. Dalam pengukuran ini juga dicari status layak atau tidaknya air sebagai air
kolam ikan. Pada Tabel 2.1 didapatkan bahwa standar kekeruhan air kolam
ikan adalah 25-400 NTU. Ketika air berasa dalam batas tersebut, maka air
dinyatakan aman sebagai air kolam ikan dan sebaliknya. Dalam pengujiannya
status yang didapatkan sesuai dengan teori.
4.2.2. Pengujian Sistem Kekeruhan
Pengujian sistem kekeruhan ini dilakukan untuk mengukur nilai kekeruhan air
secara terus menerus. Persamaan yang digunakan untuk pengukuran ini masih
menggunakan persamaan yang ada pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4. Yang ditampilkan pada
LCD character hanya nilai kekeruhan dan status aman atau tidak aman air.
A. Cara Penggunaan Alat
Cara menggunakan alat ukur kekeruhan ini dimulai dengan menekan saklar
ON/OFF. Setelah ditekan, mikrokontroler akan melakukan inisialisasi pada port-port yang
digunakan dan LED indikator warna biru akan menyala. Pada awalnya akan muncul nilai
tegangan awal dan ketika muncul tulisan “MASUKKAN AIR”, maka air dimasukkan pada
tempat pengukuran. LED indikator warna merah akan menyala menandakan sistem
mikrokontroler sedang mengukur tegangan keluaran sensor ketika ada air. Setelah selesai
pengukuran, maka akan tampil nilai kekeruhan dan status aman atau tidak aman. Hasil
pengukuran ini akan tampil secara terus menerus karena air yang diukur lebih banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
B. Proses Pengukuran
Proses pengukuran yang dilakukan sama dengan yang dirancang pada bab III.
Perbedaan dengan sub bab sebelumnya adalah pengukuran yang berkelanjutan.
Pengukuran ini menjadi acuan untuk sistem kendali air kolam ikan sehingga air yang
diukur juga berkelanjutan. Jadi pengukuran yang dilakukan menggunakan air yang cukup
banyak.
Pengukuran dilakukan menggunakan air dan tanah yang jumlahnya 3 kali lebih
banyak dari air sampel yang ada pada Tabel 4.1. Proses pengukuran dilakukan dengan cara
menjalankan program yang telah dibuat sesuai dengan pereancangan. Hasil pengujian
dapat dilihat pada Tabel 4.6. Nilai keluaran dibandingkan dengan nilai pada Tabel 4.5.
Error dihitung dengan persamaan 4.1.
Tabel 4.6. Hasil Pengukuran Sistem Kekeruhan
Kondisi Hasil Awal
(NTU)
Hasil Baru
(NTU) Error Error (%)
A 25 23 0,08 8
B 398 391 0,0176 1,76
C 600 601 0,00167 0,167
D 703 700 0,004267 0,4267
Keterangan:
Kondisi A : Air sebanyak 3 30mL dan tanah sebanyak 3 0gram
Kondisi B : Air sebanyak 3 30mL dan tanah sebanyak 3 1,2gram
Kondisi C : Air sebanyak 3 30mL dan tanah sebanyak 3 2gram
Kondisi D : Air sebanyak 3 30mL dan tanah sebanyak 3 3gram
Hasil awal merupakan hasil yang didapat ketika pengujian nilai kekeruhan. Hasil
awal ini dapat dilihat pada Tabel 4.5. Nilai yang diambil adalah nilai pada kondisi-kondisi
tertentu. Hasil akhir merupakan nilai dari hasil pengukuran secara terus-menerus. Nilai ini
didapat dengan sampel yang dibuat sebanyak 3 kali dari sebelumnya. Sampel ini dibuat
lebih banyak agar pada saat pengukuran air tidak cepat habis. Pada saat satu kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
pengukuran, nilai kekeruhan yang diukur terdapat 8 kali perulangan. Hasil pengukuran
lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran I.
Berdasarkan Tabel 4.6 didapatkan bahwa error yang didapatkan masih cukup
besar. Perbedaan nilai kekeruhan ini dikarenakan banyaknya tanah yang tersebar tidak
merata ketika diukur.
4.4. Pengujian Hardware
4.3.1. Pengujian Sistem Mikrokontroler
Pengujian rangkaian sistem mikrokontroler ini dilakukan untuk mengetahui
mikrokontroler sudah bekerja dengan baik atau tidak. Pengujian dilakukan dengan
membuat program untuk menampilkan tulisan pada LCD character dan men-download
program tersebut pada mikrokontroler AVR ATMega8535. PORTC dijadikan sebagai
output untuk menampilkan tulisan ke LCD character. Program yang dituliskan pada
software dengan bahasa C adalah sebagai berikut:
#include <mega32.h>
#include <stdio.h>
#include <delay.h>
#include <stdlib.h>
#include <math.h>
char buf[16];
// Alphanumeric LCD Module functions
#include <alcd.h>
void main(void)
// Declare your local variables here
// RS - PORTC Bit 0
// RD - PORTC Bit 1
// EN - PORTC Bit 2
// D4 - PORTC Bit 4
// D5 - PORTC Bit 5
// D6 - PORTC Bit 6
// D7 - PORTC Bit 7
// Characters/line: 16
lcd_init(16);
while (1)
// Place your code here
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Hasil pengujian ditunjukkan pada Gambar 4.23.
Gambar 4.23. Hasil Pengujian Rangkaian Sistem Mikrokontroler
Berdasarkan Gambar 4.23 tampak bahwa rangkaian sistem mikrokontroler dapat
bekerja dengan baik karena rangkaian ini dapat menampilkan tulisan pada LCD character
sesuai dengan yang dituliskan pada program.
4.3.2. Pengujian Rangkaian Sensor Cahaya
Prinsip kerja rangkaian ini adalah aktif tinggi, yaitu apabila cahaya langsung
mengenai sensor tanpa ada halangan, maka tegangan keluaran akan sama dengan .
Sebaliknya, jika cahaya tidak mengenai sensor, maka tegangan keluaran akan sama dengan
0V. Berdasarkan hal tersebut, pengujian sensor cahaya dilakukan dengan cara mengukur
tegangan keluaran sensor ketika sensor mendeteksi dan tidak mendeteksi adanya benda.
Tegangan keluaran sensor dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Rangkaian Sensor Cahaya
Pengukuran Sensor Terhalang Sensor Tidak Terhalang
1 0,010 4,856
2 0,010 4,855
3 0,010 4,855
4 0,010 4,855
5 0,010 4,854
lcd_gotoxy(3,0);
lcd_putsf("ALAT UKUR");
lcd_gotoxy(3,1);
lcd_putsf("KEKERUHAN");
delay_ms(1000);
lcd_clear();
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Berdasarkan Tabel 4.7, dapat diketahui bahwa rangkaian sensor cahaya telah
bekerja dengan baik. Hal ini dibuktikan oleh hasil keluaran sensor ketika cahaya terhalang
dan tidak terhalang.
4.2.3. Pengujian Rangkaian Catu Daya
Pengujian rangkaian catu daya ini bertujuan untuk mengetahui tegangan keluaran
yang dihasilkan dan rangkaian sudah bekerja dengan baik atau belum. Pengujian dilakukan
dengan cara mengukur tegangan keluaran pada pin out IC LM7812 dan LM7805,
kemudian dibandingkan dengan nilai tegangan pada datasheet. Hasil pengujian rangkaian
catu daya ditunjukkan pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Hasil Pengujian Rangkaian Catu Daya
Titik Uji Data Pengamatan Datasheet
LM7812 12,14 11,5 – 12,5
LM7805 4,974 4,8V – 5,2V
Berdasarkan Tabel 4.8, tampak bahwa rangkaian catu daya dapat bekerja dengan
baik karena nilai tegangan keluaran masing-masing pin out IC berada pada rentang
tegangan keluaran IC dalam datasheet.
4.3. Pengujian Software
Pengujian software ini bertujuan untuk memastikan program yang telah dibuat
dapat bekerja sesuai dengan yang telah direncanakan pada bab III. Setelah nilai kekeruhan
tertampil di LCD character, proses pengukuran kekeruhan akan kembali ke awal proses
pengukuran lagi.
4.4.1. Pengujian Program Pengukuran Kekeruhan Air
Program untuk pengukuran kekeruhan air berisi program untuk memberitahu user
memasukkan air yang akan diukur. Tampilan setiap proses awal pengukuran akan
ditampilkan di LCD character. Pada perancangan ini ditambahkan LED indikator warna
merah yang menandakan bahwa air sudah setinggi sensor. Gambar tampilan proses
pengukuran ditunjukkan pada Gambar 4.24 dan Gambar 4.25. Program di bawah adalah
program untuk pengukuran kekeruhan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
#include <mega32a.h>
#include <stdio.h>
#include <delay.h>
#include <stdlib.h>
char buf[16];
float sensor;
int x;
float rata,hasil,bener,benar,betul;
float cek,tes;
float Y1,Y2,absorban,v1,v2;
float kekeruhan;
float keruhan;
float absorb;
float nilai_absorban,halah,ntunya,ntu2;
// Alphanumeric LCD Module functions
#include <alcd.h>
#define ADC_VREF_TYPE 0x40
// Read the AD conversion result
unsigned int read_adc(unsigned char adc_input)
ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);
// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage
delay_us(10);
// Start the AD conversion
ADCSRA|=0x40;
// Wait for the AD conversion to complete
while ((ADCSRA & 0x10)==0);
ADCSRA|=0x10;
return ADCW;
ukur (void)
goto ADC_pertama;
ADC_pertama:
lcd_clear();
sensor=read_adc(0);
v1=((float)sensor*4.95/1024);
bener=v1;
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("Tegangan awal =");
lcd_gotoxy(0,1);
ftoa(bener,4,buf);
lcd_puts(buf);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Gambar 4.24. Tampilan LED dan LCD Ketika Air Belum Setinggi Sensor
lcd_putsf(“ V”);
delay_ms(3000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf(“Masukkan Air”);
cek=0;
tes=0;
for (x=1;x<800;x++)
sensor=read_adc(0);
cek=((float)sensor*4.95/1024);
tes=cek+tes;
rata=tes/x;
benar=rata-0.02;
if ((bener-benar)>= 0.1)
PORTB=0xFF; //Mengaktifkan LED merah
;
delay_ms(1);
PORTB=0xFF; //Mengaktifkan LED merah
void main (void)
// Characters/line: 16
lcd_init(16);
while (1)
ukur();
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Gambar 4.25. Tampilan LED dan LCD Ketika Air Sudah Setinggi Sensor
4.4. Pengujian ADC
Pengujian ADC ini bertujuan untuk mengetahui tegangan keluaran sensor yang
dikonversi oleh ADC mikrokontroler sudah sesuai atau belum. Pengujian dilakukan
dengan membuat program untuk mengkonversi nilai tegangan analog menjadi data digital,
kemudian menampilkan hasil konversi ke LCD character dan men-download program
tersebut pada mikrokontroler AVR ATMega32. Nilai tegangan analog berasal dari
potensiometer 50 kΩ yang diukur menggunakan multimeter digital dan dihubungkan ke
ADC channel 0 (PORTA.0). Tegangan referensi ADC adalah sebesar 4,94V. LCD
character dihubungkan ke PORTC. Rangkaian pengujian ADC ditunjukkan pada Gambar
4.26.
Gambar 4.26. Rangkaian Pengujian ADC
Program yang ditulisakan pada software adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
#include <mega32.h>
#include <stdio.h>
#include <delay.h>
#include <stdlib.h>
char buf[16];
float sensor;
float tegangan;
// Alphanumeric LCD Module functions
#include <alcd.h>
#define ADC_VREF_TYPE 0x40
unsigned int read_adc(unsigned char adc_input)
ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);
// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage
delay_us(10);
// Start the AD conversion
ADCSRA|=0x40;
while ((ADCSRA & 0x10)==0);
ADCSRA|=0x10;
return ADCW;
void main(void)
lcd_init(16);
while (1)
lcd_clear();
sensor=read_adc(0);
tegangan=((float)sensor*4.94/1023);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("Teg =");
ftoa(tegangan,2,buf);
lcd_puts(buf);
lcd_putsf(" V");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("ADC = ");
ftoa(sensor,0,buf);
lcd_puts(buf);
delay_ms(200);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Kemudian hasil konversi tegangan dibandingkan dengan nilai pada multimeter
sedangkan nilai ADC dibandingkan dengan perhitungan manual. Perhitungan nilai ADC
secara manual menggunakan Persamaan 2.6 dengan tegangan referensi sebesar +4,94 V.
Nilai error tegangan dihitung dengan persamaan 4.1 dan error pada nilai ADC dihitung
dengan menggunakan persamaan 4.2. Hasil pengujian ADC ditunjukkan pada Tabel 4.9
dan Tabel 4.10.
(4.2)
Berdasarkan hasil pengujian, data nilai error yang terdapat pada Tabel 4.9 dan
Tabel 4.10 cukup kecil dan jika dirata-rata, error yang didapatkan sebesar 0,29% dan
0,21%, sehingga dapat disimpulkan bahwa tegangan keluaran sensor yang dikonversi oleh
ADC mikrokontroler sudah sesuai.
Tabel 4.9. Hasil Pengujian Tegangan ADC
No Tegangan Multimeter (V) Tegangan pada LCD (V) Error (%)
1 0,508 0,51 0,39
2 1,003 1,00 0,30
3 1,495 1,50 0,33
4 2,026 2,03 0,20
5 2,497 2,50 0,12
6 3,034 3,04 0,20
7 3,508 3,53 0,63
8 4,04 4,05 0,25
9 4,51 4,52 0,22
Rata-rata error 0,29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 4.10. Hasil Pengujian Nilai ADC
No Tegangan
Multimeter (V)
Hasil Konversi Error (%)
Digital LCD Konversi Multi
1 0,508 105 105 0,19
2 1,003 208 208 0,14
3 1,495 311 310 0,45
4 2,026 420 420 0,11
5 2,497 518 517 0,18
6 3,034 629 628 0,11
7 3,508 728 726 0,21
8 4,04 839 837 0,28
9 4,51 936 934 0,22
Rata-rata error 0,21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan analisis terhadap data yang diperoleh dari hasil penelitian alat ukur
kekeruhan air, maka dapat disimpulkan :
1. Alat ukur kekeruhan air dapat menjalankan semua proses pengukuran dengan
berbagai sampel yang memiliki kandungan tanah yang berbeda-beda.
2. Alat ukur kekeruhan ini memiliki kelemahan yaitu kurang sensitif ketika air
semakin jernih. Ketika air jernih, error yang didapatkan lebih dari 50%.
3. Pada saat air semakin keruh atau dalam kondisi yang tidak aman, error yang
didapatkan berkisar 0,1% sampai 12,3%.
4. Pengukuran sangat dipengaruhi oleh kondisi air pada saat pengukuran. Dengan
kondisi yang sulit untuk selalu sama, maka didapatkan error yang cukup besar.
5. Alat ukur kekeruhan air sudah dapat menentukan batas aman atau tidak amannya
berdasarkan standar kualitas air kolam ikan.
5.2 SARAN
Alat ukur kekeruhan air ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga perlu
pengembangan lebih lanjut. Saran bagi pengembangan alat ukur ini selanjutnya
meliputi:
1. Pengukuran kekeruhan dilakukan dengan meminimalisir cahaya dari luar.
2. Penggunaan sumber cahaya menggunakan sumber cahaya yang fokus, bukan
sumber cahaya yang menyebar. Sebaiknya digunakan laser yang cahayanya fokus.
3. Tempat air yang digunakan sebagai tempat pengukuran harus dibersihkan secara
berkala. Hal ini dilakukan agar sisa-sisa tanah yang mengendap bisa berkurang dan
membuat hasil pengukuran memiliki error yang lebih kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
DAFTAR PUSTAKA
[1] Jaya, R., Hubungan Parameter Kulaitas Air Dalam Budidaya Ikan,
http://www.academia.edu/3250891/HUBUNGAN_PARAMETER_KUALITAS_
AIR_DALAM_BUDIDAYA_IKAN, diakses tanggal 25 April 2013
[2] http://alamkun1.blogspot.com/, diakses tanggal 23 Agustus 2013
[3] http://imaani44.wordpress.com/2013/01/08/laporan-turbidimetri/, diakses tanggal
23 Agustus 2013
[4] http://wanibesak.wordpress.com/tag/prinsip-kerja-spektrofotometer/, diakses
tanggal 23 Agustus 2013
[5] Hendrizon, Y., Wildian, Rancang Bangun Alat Ukur Tingkat Kekeruhan Zat Cair
Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Menggunakan Sensor Fototransistor Dan
Penampil LCD, Jurnal Fisika Unand Vol. 1, No. 1, Oktober 2012 ISSN 2302 8491,
http://jurnalsainunand.com/FilesJurnal/8088809472.%20Yefri%20Hendrizon.pdf ,
diakses tanggal 20 Agustus 2013
[6] Nuzula, N.I., Perancangan dan Pembuatan Alat Ukur Kekeruhan Air Berbasis
Mikrokontroler Atmega 8535, http://digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate-
11001130003254/26401, diakses tanggal 20 Agustus 2013
[7] Ginting, F.J., Allo, E.K., Mamahit, D.J., Tulung, N.M., Perancangan Alat Ukur
Kekeruhan Air Menggunakan Light Dependent Resistor Berbasis Mikrokontroler
Atmega 8535, http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/elekdankom/article/view/894,
diakses tanggal 20 Agustus 2013
[8] Harini, B.W., “Aplikasi Metode Spektrofotometri Untuk Pengukuran Kekeruhan Air
pada Sistem Monitoring Kualitas Air”, 2013, Seminar RITEKTRA, September
2013
[9] Haryadi, S., Dedi., Sutarmanto,R., 1995, Pembenihan Ikan Air Tawar, Yogyakarta:
Kanisius
[10] Cahyono, B., 2001, Budidaya Ikan di Perairan Umum, Yogyakarta: Kanisius
[11] Susanto, H., 2010, Kolam Ikan + Ragam Pilihan dan Cara Membuat, Jakarta:
Penebar Swadaya
[12] Kekeruhan Air, http://lelykesehatan.wordpress.com/2011/03/19/kekeruhan-air/,
diakses tanggal 28 April 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
[13] http://belilele.com/penyebab-kegagalan-budidaya-lele-phyton-sangkuriang.htm,
diakses tanggal 20 Januari 2014
[14] Ismono, 1983, Cara-Cara Optic dalam Analisa Kimia, Bandung: Departemen
Kimia ITB
[15] Kopkar, 1990, Konsep Dasar Kimia Analisa, Jakarta: UI Press
[16] http://blogs.cas.suffolk.edu/jillmartelli/2011/10/10/105-lab/ , diakses tanggal 23
Oktober 2013
[17] http://rakhmiami.wordpress.com/2012/06/15/spektrofotometri-uv-vis/, diakses
tanggal 23 Oktober 2013
[18] Skoog, D.A., Leary, J.L, 1992, Principles of Instrumental Analysis. Fort Worth:
Saunders College Publishing.
[19] Harris, D.C., 1999, Quantitative Chemical Analysis. New York: W.H. Freeman and
Company.
[20] -----, 1998, Data Sheet HI 93114 Turbidity and Chlorine Measurements, Hanna
Instruments
[21] http://elektronika-dasar.web.id/komponen/sensor-tranducer/sensor-photo-
transistor/, diakses tanggal 23 Oktober 2013
[22] Boylestad, R., Nashelsky, Louis., 1996, Electronic Devices and Circuit Theory
sixth edition, New Jersey : Prentice Hall
[23] Ary, H., dkk, 2008, Pemrograman Bahasa C Untuk Mikrokontroler ATMega8535,
Yogyakarta: Andi
[24] http://www.gravitech.us/16chbllcdwib.html, diakses tanggal 23 Oktober 2013
[25] Winoto, A., 2008, Mikrokontroler AVR Atmega8/32/16/8535 dan pemrograman
dengan Bahasa C pada WinAVR, Bandung : Informatika.
[26] -----, 2011, Data Sheet Mikrokontroler Atmega 32(L), Atmel
[27] http://www.scienceprog.com/ATmega8 adc, diakses 20 Oktober 2013
[28] Hidayat, S., 2009, Prinsip Dasar Laser Polimer Hibrid, UNPAD PRESS
[29] http://www.laserfest.org/lasers/pictures.cfm, diakses tanggal 24 Oktober 2013
[30] http://rasapas.wordpress.com/2011/03/04/8/, diakses tanggal 24 Oktober 2013
[31] Corripio, A.B.,1997, Principles and Practice of Automatic Process Control. New
York: John Wiley & Sons, Inc.
[32] http://www.jonathansarwono.info/regresi/regresi.htm/, diakses tanggal 24 Oktober
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
[33] http://blog.ub.ac.id/andhikawijayanto/2012/05/25/regresi-resume/, diakses tanggal
24 Oktober 2013
[34] -----, 2006, LM78XX / LM78XXA 3-Terminal 1 A Positive Voltage Regulator,
Fairchild Semiconductor
[35] Harini, B.W., “Perbandingan Kinerja Empat Metode Prototipe Alat Ukur Kadar
Curcuminoid pada Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica)”, 2012, Seminar RETII
ke-7, Desember 2012
[36] -----, Phototransistors ST-1KL3B, Kodenshi Corp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L1
LAMPIRAN A
Data Hasil Pengukuran Kekeruhan BBTKL PP Yogyakarta
1. Hasil Pengukuran sebagai Studi Awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L2
2. Hasil Pengukuran sebagai Pembanding
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L3
LAMPIRAN B
Listing Program Mikrikontroler
/*****************************************************
This program was produced by the
CodeWizardAVR V2.05.0 Professional
Automatic Program Generator
© Copyright 1998-2010 Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l.
http://www.hpinfotech.com
Project : ALAT UKUR KERERUHAN AIR
Version : LAST
Date : 6/23/2014
Author : INDRA WIJAYA
Company : UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Comments:
ATMega 32 yang baru
Chip type : ATmega32A
Program type : Application
AVR Core Clock frequency: 11.059200 MHz
Memory model : Small
External RAM size : 0
Data Stack size : 512
*****************************************************/
#include <mega32a.h>
#include <delay.h>
#include <stdio.h>
#include <stdlib.h>
#include <math.h>
char buf[16];
float sensor;
int x;
float rata,hasil,bener,benar,betul;
float cek,tes;
float Y1,Y2,absorban,v1,v2;
float kekeruhan;
float keruhan;
float absorb;
float nilai_absorban,ntunya,ntu2;
// Alphanumeric LCD Module functions
#include <alcd.h>
#define ADC_VREF_TYPE 0x40
// Read the AD conversion result
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L4
unsigned int read_adc(unsigned char adc_input)
ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);
// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage
delay_us(10);
// Start the AD conversion
ADCSRA|=0x40;
// Wait for the AD conversion to complete
while ((ADCSRA & 0x10)==0);
ADCSRA|=0x10;
return ADCW;
// Declare your global variables here
void main(void)
// Declare your local variables here
PORTA=0x00;
DDRA=0x00;
PORTB=0x00;
DDRB=0xFF;
PORTC=0x00;
DDRC=0xFF;
PORTD=0x00;
DDRD=0x00;
// Timer/Counter 0 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 0 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC0 output: Disconnected
TCCR0=0x00;
TCNT0=0x00;
OCR0=0x00;
// Timer/Counter 1 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer1 Stopped
// Mode: Normal top=0xFFFF
// OC1A output: Discon.
// OC1B output: Discon.
// Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge
// Timer1 Overflow Interrupt: Off
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L5
// Input Capture Interrupt: Off
// Compare A Match Interrupt: Off
// Compare B Match Interrupt: Off
TCCR1A=0x00;
TCCR1B=0x00;
TCNT1H=0x00;
TCNT1L=0x00;
ICR1H=0x00;
ICR1L=0x00;
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;
// Timer/Counter 2 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer2 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC2 output: Disconnected
ASSR=0x00;
TCCR2=0x00;
TCNT2=0x00;
OCR2=0x00;
// External Interrupt(s) initialization
// INT0: Off
// INT1: Off
// INT2: Off
MCUCR=0x00;
MCUCSR=0x00;
// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization
TIMSK=0x00;
// USART initialization
// USART disabled
UCSRB=0x00;
// Analog Comparator initialization
// Analog Comparator: Off
// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off
ACSR=0x80;
SFIOR=0x00;
// ADC initialization
// ADC Clock frequency: 691.200 kHz
// ADC Voltage Reference: AVCC pin
ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff;
ADCSRA=0x84;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L6
// SPI initialization
// SPI disabled
SPCR=0x00;
// TWI initialization
// TWI disabled
TWCR=0x00;
// Alphanumeric LCD initialization
// Connections specified in the
// Project|Configure|C Compiler|Libraries|Alphanumeric LCD menu:
// RS - PORTC Bit 0
// RD - PORTC Bit 1
// EN - PORTC Bit 2
// D4 - PORTC Bit 4
// D5 - PORTC Bit 5
// D6 - PORTC Bit 6
// D7 - PORTC Bit 7
// Characters/line: 16
lcd_init(16);
lcd_gotoxy(3,0);
lcd_putsf("ALAT UKUR");
lcd_gotoxy(3,1);
lcd_putsf("KEKERUHAN");
delay_ms(4000);
lcd_clear();
lcd_gotoxy(2,0);
lcd_putsf("INDRA WIJAYA");
lcd_gotoxy(4,1);
lcd_putsf("105114003");
delay_ms(4000);
lcd_clear();
//ADC PERTAMA
sensor=read_adc(0);
v1=((float)sensor*4.95/1024);
bener=v1;
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("Tegangan awal =");
lcd_gotoxy(0,1);
ftoa(bener,4,buf);
lcd_puts(buf);
lcd_putsf(" V");
delay_ms(4000);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L7
while (1)
// Place your code here
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("Masukkan Air");
ukur:
cek=0;
tes=0;
for (x=1;x<5000;x++)
sensor=read_adc(0);
cek=((float)sensor*4.95/1024);
tes=cek+tes;
rata=tes/x;
benar=rata-0.02;
if ((bener-benar)>= 0.1)
goto ADC_kedua;
;
delay_ms(1);
goto ADC_kedua;
//ADC KEDUA
ADC_kedua:
PORTB=0xFF;
hasil=0;
rata=0;
for (x=1;x<5000;x++)
sensor=read_adc(0);
hasil=sensor+hasil;
delay_ms(1);
rata=hasil/x;
v2=((float)rata*4.95/1024);
betul=v2;
goto serapan;
//ABSORBAN
serapan:
Y1=bener;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L8
Y2=betul;
nilai_absorban=Y1-Y2;
if(nilai_absorban<0)
absorban=0;
else
absorban=nilai_absorban;
;
goto kekeruhan_alat;
//KEKERUHAN ALAT
kekeruhan_alat:
absorb=absorban;
if (absorb <= 0.062133)
kekeruhan=((absorb+0.0059)/0.1016);
if(kekeruhan<0)
keruhan=0;
else
keruhan=kekeruhan;
;
else if ((absorb > 0.062133) && (absorb <= 3.287733))
kekeruhan=((absorb+3.3859)/5.4996);
if(kekeruhan<0)
keruhan=0;
else
keruhan=kekeruhan;
;
else if ((absorb > 3.287733) && (absorb <= 4.09175))
kekeruhan=((absorb-0.8687)/2.01);
if(kekeruhan<0)
keruhan=0;
else
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L9
keruhan=kekeruhan;
;
else
kekeruhan=((absorb-3.3418)/0.4999);
if(kekeruhan<0)
keruhan=0;
else
keruhan=kekeruhan;
;
;
goto nilai_ntu;
//NILAI NTU
nilai_ntu:
if (keruhan <=2.4081)
ntunya=((197.49*keruhan)-20.346);
if(ntunya<=0)
ntu2=0;
else
ntu2=ntunya;
;
else
ntunya=((597.46*keruhan)- 1001.2);
if(ntunya<=0)
ntu2=0;
else
ntu2=ntunya;
;
;
goto status;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L10
//STATUS
status:
if ((ntu2 >= 25) && (ntu2 <= 400))
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("Keruhan =");
ftoa(ntu2,0,buf);
lcd_puts(buf);
lcd_putsf(" NTU");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("AMAN");
delay_ms(1000);
else
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("Keruhan =");
ftoa(ntu2,0,buf);
lcd_puts(buf);
lcd_putsf(" NTU");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("TIDAK AMAN");
delay_ms(1000);
;
goto ukur;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L11
LAMPIRAN C
Rangkaian Keseluruhan Perancangan Alat Ukur Kekeruhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L12
LAMPIRAN D
Pengukuran Tegangan Awal
Kondisi Pengukuran Ke- (V)
1 2 3 4 5
0 4,8678 4,8582 4,8344 4,8582 4,8457
0,2 4,8533 4,8050 4,8001 4,8678 4,8437
0,4 4,8195 4,8388 4,8630 4,8485 4,8291
0,6 4,8582 4,8437 4,8340 4,8630 4,8437
0,8 4,8582 4,8485 4,8388 4,8437 4,8533
1,2 4,8243 4,8340 4,8437 4,8437 4,8437
1,4 4,8146 4,8243 4,8340 4,8533 4,8485
1,6 4,8388 4,7856 4,8416 4,8437 4,8437
2 4,8388 4,8582 4,8437 4,7035 4,8243
2,6 4,8485 4,8485 4,8388 4,8727 4,8775
2,8 4,8533 4,8291 4,8291 4,8582 4,8678
3 4,8582 4,8582 4,8485 4,8727 4,8630
Kondisi Pengukuran Ke- (V)
6 7 8 9 10
0 4,8785 4,8582 4,8678 4,8457 4,8785
0,2 4,8194 4,8678 4,8194 4,8437 4,8533
0,4 4,8727 4,8380 4,8483 4,8720 4,8195
0,6 4,8533 4,8582 4,8340 4,8437 4,8437
0,8 4,8533 4,8470 4,8430 4,8530 4,8570
1,2 4,8437 4,8425 4,8437 4,8376 4,8243
1,4 4,8340 4,8485 4,8340 4,8340 4,8243
1,6 4,8533 4,8388 4,7856 4,8416 4,8388
2 4,8727 4,8727 4,7035 4,8243 4,8243
2,6 4,8630 4,8388 4,8485 4,8761 4,8630
2,8 4,8678 4,8291 4,8582 4,8678 4,8533
3 4,8872 4,8582 4,8485 4,8630 4,8582
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L13
Kondisi Pengukuran Ke- (V)
11 12 13 14 15
0 4,8582 4,8582 4,8344 4,8582 4,8550
0,2 4,8050 4,8437 4,8411 4,8050 4,8050
0,4 4,8625 4,8291 4,8291 4,8720 4,8380
0,6 4,8630 4,8533 4,8437 4,8630 4,8437
0,8 4,8380 4,8530 4,8470 4,8530 4,8530
1,2 4,8340 4,8425 4,8378 4,8437 4,8437
1,4 4,8146 4,8340 4,8485 4,8270 4,8485
1,6 4,8388 4,8515 4,8388 4,8388 4,8388
2 4,8243 4,8582 4,8399 4,8252 4,8388
2,6 4,8485 4,8347 4,8761 4,8630 4,8758
2,8 4,8291 4,8678 4,8509 4,8509 4,8509
3 4,8727 4,8872 4,8646 4,8646 4,8646
Kondisi Rata-rata (V)
0 4,8571
0,2 4,8316
0,4 4,8453
0,6 4,8493
0,8 4,8493
1,2 4,8389
1,4 4,8348
1,6 4,8345
2 4,8235
2,6 4,8582
2,8 4,8509
3 4,8646
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L14
LAMPIRAN E
Pengukuran Tegangan Akhir
Kondisi Pengukuran Ke- (V)
1 2 3 4 5
0 4,8775 4,8666 4,8612 4,8702 4,8623
0,2 4,8424 4,8230 4,7749 4,8643 4,8330
0,4 4,8060 4,8137 4,8376 4,8159 4,7907
0,6 4,8111 4,7942 4,7681 4,7936 4,7821
0,8 4,7751 4,7612 4,7414 4,0704 3,4724
1,2 2,9563 2,1560 1,6060 0,6846 1,0726
1,4 1,9317 1,7722 1,4247 0,6155 0,7345
1,6 1,1337 1,0562 0,7218 0,5173 0,6666
2 0,8062 0,6358 0,5345 0,2125 0,3181
2,6 0,2494 0,2773 0,2269 0,0697 0,0620
2,8 0,1258 0,1412 0,2050 0,0428 0,0368
3 0,1496 0,1193 0,1639 0,0305 0,0292
Kondisi Pengukuran Ke- (V)
6 7 8 9 10
0 4,8679 4,8623 4,8612 4,8775 4,8666
0,2 4,8109 4,7749 4,8330 4,8109 4,8424
0,4 4,8487 4,7907 4,8137 4,8060 4,8487
0,6 4,7740 4,7740 4,7821 4,7942 4,8111
0,8 2,5275 2,5275 3,4724 4,7751 4,7612
1,2 0,8309 1,0726 0,6846 1,6060 0,8309
1,4 0,7182 1,1995 1,1993 1,1994 1,1996
1,6 0,3605 0,6666 0,7218 1,0562 1,1337
2 0,1255 0,2125 0,1255 0,3181 0,6358
2,6 0,0448 0,0697 0,0620 0,0448 0,2773
2,8 0,0387 0,0428 0,2050 0,1412 0,1258
3 0,0407 0,1639 0,1496 0,1193 0,0407
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L15
Kondisi Pengukuran Ke- (V)
11 12 13 14 15
0 4,8702 4,8679 4,8679 4,8676 4,8676
0,2 4,8230 4,8643 4,8248 4,8248 4,8248
0,4 4,8137 4,8159 4,8188 4,8188 4,8188
0,6 4,7936 4,7681 4,7872 4,7872 4,7872
0,8 4,7414 4,0704 4,0580 4,0580 4,0580
1,2 2,9563 2,1560 1,5511 1,5511 1,5511
1,4 1,1995 1,1995 1,1997 1,1995 1,1995
1,6 0,5173 0,3605 0,7427 0,7427 0,7427
2 0,5345 0,8062 0,4388 0,4388 0,4388
2,6 0,2494 0,2269 0,1550 0,1550 0,1550
2,8 0,0368 0,0387 0,0984 0,0984 0,0984
3 0,0305 0,0292 0,0889 0,0889 0,0889
Kondisi Rata-rata (V)
0 4,8676
0,2 4,8248
0,4 4,8188
0,6 4,7872
0,8 4,0580
1,2 1,5511
1,4 1,1995
1,6 0,7427
2 0,4388
2,6 0,1550
2,8 0,0984
3 0,0889
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L16
LAMPIRAN F
Perhitungan Absorban
Kondisi Pengukuran 1 (V) Pengukuran 2 (V) Pengukuran 3 (V)
Awal Akhir Abs Awal Akhir Abs Awal Akhir Abs
0 4,8678 4,8775 0,0000 4,8582 4,8666 0,0000 4,8344 4,8612 0,0000
0,2 4,8533 4,8424 0,0109 4,8050 4,8230 0,0000 4,8001 4,7749 0,0252
0,4 4,8195 4,8060 0,0135 4,8388 4,8137 0,0251 4,8630 4,8376 0,0254
0,6 4,8582 4,8111 0,0471 4,8437 4,7942 0,0495 4,8340 4,7681 0,0659
0,8 4,8582 4,7751 0,0831 4,8485 4,7612 0,0873 4,8388 4,7414 0,0974
1,2 4,8243 2,9563 1,8680 4,8340 2,1560 2,6780 4,8437 1,6060 3,2376
1,4 4,8146 1,9317 2,8830 4,8243 1,7722 3,2521 4,8340 1,4247 3,4093
1,6 4,8388 1,1337 3,7051 4,7856 1,0562 3,7294 4,8416 0,7218 4,1198
2 4,8388 0,8062 4,0326 4,8582 0,6358 4,2230 4,8437 0,5345 4,3091
2,6 4,8485 0,2494 4,5991 4,8485 0,2773 4,5712 4,8388 0,2269 4,6119
2,8 4,8533 0,1258 4,7275 4,8291 0,1412 4,6879 4,8291 0,2050 4,6241
3 4,8582 0,1496 4,7086 4,8582 0,1193 4,7388 4,8485 0,1639 4,6845
Kondisi Pengukuran 4 (V) Pengukuran 5 (V) Pengukuran 6 (V)
Awal Akhir Abs Awal Akhir Abs Awal Akhir Abs
0 4,8582 4,8702 0 4,8457 4,8623 0 4,8582 4,8679 0
0,2 4,8678 4,8643 0,0035 4,8437 4,8330 0,0107 4,8194 4,8109 0,0085
0,4 4,8485 4,8159 0,0326 4,8291 4,7918 0,0373 4,8533 4,8255 0,0278
0,6 4,8630 4,7936 0,0694 4,8437 4,7821 0,0616 4,8533 4,7740 0,0793
0,8 4,8437 4,0704 0,7733 4,8533 3,4724 1,3809 4,8533 2,6771 2,1762
1,2 4,8437 0,6846 4,1590 4,8437 1,0726 3,7711 4,8437 0,8309 4,0127
1,4 4,8533 0,6155 4,2378 4,8485 0,7345 4,1139 4,8340 0,7182 4,1158
1,6 4,8437 0,5173 4,3263 4,8437 0,6666 4,1771 4,8533 0,3605 4,4928
2 4,7035 0,2125 4,4888 4,8243 0,3181 4,5062 4,8727 0,1255 4,7472
2,6 4,8727 0,0697 4,8030 4,8775 0,0620 4,8154 4,8630 0,0448 4,8182
2,8 4,8582 0,0428 4,8154 4,8678 0,0368 4,8310 4,8678 0,0387 4,8291
3 4,8727 0,0305 4,8421 4,8630 0,0292 4,8337 4,8872 0,0407 4,8465
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L17
Kondisi Pengukuran 7 (V) Pengukuran 8 (V) Pengukuran 9 (V)
Awal Akhir Abs Awal Akhir Abs Awal Akhir Abs
0 4,8534 4,8623 0 4,8550 4,8676 0 4,8582 4,8623 0
0,2 4,8194 4,8109 0,0085 4,805 4,823 0 4,8001 4,7749 0,0252
0,4 4,8291 4,7907 0,0385 4,8437 4,8214 0,0223 4,8727 4,8487 0,0240
0,6 4,8582 4,8050 0,0532 4,8437 4,7821 0,0616 4,8437 4,7900 0,0537
0,8 4,8533 2,6575 2,1958 4,8582 3,5256 1,3326 4,8388 4,7414 0,0974
1,2 4,8340 2,0260 2,8088 4,8437 1,0726 3,7711 4,8437 1,5039 3,3398
1,4 4,8243 1,7722 3,2521 4,8340 1,4247 3,4093 4,8533 0,6155 4,2378
1,6 4,8437 0,6666 4,1771 4,8416 0,7218 4,1198 4,8388 1,1337 3,7051
2 4,8388 0,8062 4,0326 4,8437 0,5345 4,3091 4,8727 0,1255 4,7472
2,6 4,8485 0,2773 4,5712 4,8630 0,0448 4,8182 4,8727 0,0697 4,8030
2,8 4,8678 0,0368 4,8310 4,8533 0,1258 4,7275 4,8533 0,1258 4,7275
3 4,8872 0,0407 4,8465 4,8485 0,1639 4,6845 4,8582 0,1193 4,7388
Kondisi Pengukuran 10 (V) Pengukuran 11 (V) Pengukuran 12 (V)
Awal Akhir Abs Awal Akhir Abs Awal Akhir Abs
0 4,8582 4,8702 0 4,8344 4,8612 0,0000 4,8550 4,8612 0
0,2 4,8678 4,8643 0,0035 4,7933 4,7749 0,0184 4,8050 4,8230 0
0,4 4,8437 4,8205 0,0232 4,8388 4,8137 0,0251 4,8388 4,8137 0,0251
0,6 4,8533 4,7740 0,0793 4,8582 4,7975 0,0607 4,8340 4,7681 0,0659
0,8 4,8485 4,7612 0,0873 4,8485 3,6251 1,2234 4,8388 4,7414 0,0974
1,2 4,8437 0,7550 4,0887 4,8485 1,7962 3,0523 4,8437 0,9816 3,8621
1,4 4,8340 0,7182 4,1158 4,8437 1,1750 3,6687 4,8243 1,7722 3,2521
1,6 4,7856 1,0562 3,7294 4,8437 0,5173 4,3263 4,8437 0,6636 4,1801
2 4,8388 0,8062 4,0326 4,8582 0,2842 4,5740 4,8437 0,3549 4,4888
2,6 4,8485 0,2494 4,5991 4,8582 0,1695 4,6887 4,8485 0,0833 4,7652
2,8 4,8388 0,0527 4,7861 4,8482 0,1059 4,7523 4,8678 0,0387 4,8291
3 4,8630 0,0292 4,8337 4,8582 0,1056 4,7526 4,8582 0,0220 4,8362
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L18
Kondisi Pengukuran 13 (V) Pengukuran 14 (V) Pengukuran 15 (V)
Awal Akhir Abs Awal Akhir Abs Awal Akhir Abs
0 4,8678 4,8775 0 4,8457 4,8666 0 4,8457 4,8612 0
0,2 4,8533 4,8424 0,0109 4,8533 4,8424 0,0109 4,8437 4,8330 0,0107
0,4 4,8630 4,8376 0,0254 4,8630 4,8376 0,0254 4,8485 4,8213 0,0272
0,6 4,8340 4,7681 0,0659 4,8437 4,7942 0,0495 4,8630 4,7936 0,0694
0,8 4,8533 3,4724 1,3809 4,8582 4,7751 0,0831 4,8437 4,0704 0,7733
1,2 4,8437 2,0772 2,7665 4,8582 2,0750 2,7832 4,8437 1,7272 3,1165
1,4 4,8437 1,1750 3,6687 4,8340 1,4247 3,4093 4,8485 0,8432 4,0053
1,6 4,8388 0,8627 3,9761 4,8416 0,7218 4,1198 4,8533 0,3605 4,4928
2 4,8437 0,5345 4,3091 4,8582 0,3973 4,4609 4,8243 0,3181 4,5062
2,6 4,8485 0,1936 4,6549 4,8775 0,0620 4,8154 4,8388 0,2269 4,6119
2,8 4,8582 0,0644 4,7983 4,8291 0,2050 4,6241 4,8388 0,1420 4,6968
3 4,8727 0,0305 4,8421 4,8582 0,1193 4,7388 4,8582 0,1496 4,7086
Kondisi Rata-rata (V)
0 0
0,2 0,0098
0,4 0,0265
0,6 0,0621
0,8 0,7913
1,2 3,2877
1,4 3,6687
1,6 4,0918
2 4,3845
2,6 4,7031
2,8 4,7525
3 4,7757
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L19
LAMPIRAN G
Perhitungan Kekeruhan
Kondisi Pengukuran Ke- (V)
1 2 3 4 5
0 0,2126 0,1171 0,1171 0,2082 0,1822
0,2 0,4458 0,4081 0,4530 0,4321 0,4523
0,4 0,6281 0,6290 0,6298 0,6173 0,6321
0,6 0,8804 0,8909 0,8910 0,8748 0,8863
0,8 1,0555 1,0561 1,1048 1,0893 1,0928
1,2 1,6827 1,7253 1,7105 1,6887 1,7087
1,4 1,8082 2,0514 1,9676 1,9238 1,9347
1,6 2,4689 2,4023 2,3531 2,4882 2,3897
2 2,5333 2,5623 2,5205 2,5526 2,5542
2,6 2,8130 2,8190 2,8142 2,8126 2,8420
2,8 2,8666 2,8592 2,8586 2,8672 2,8654
3 2,8930 2,8828 2,8644 2,8831 2,8822
Kondisi Pengukuran Ke- (V)
6 7 8 9 10
0 0,1061 0,1863 0,1828 0,1123 0,1126
0,2 0,4244 0,4532 0,4598 0,4329 0,4355
0,4 0,6113 0,6332 0,6113 0,6334 0,6329
0,6 0,8721 0,8889 0,8815 0,8871 0,8832
0,8 1,0443 1,0884 1,0573 1,0693 1,0573
1,2 1,6883 1,6785 1,7100 1,7129 1,7062
1,4 1,9475 1,9243 1,9746 1,9417 1,9843
1,6 2,3888 2,2800 2,4012 2,4098 2,4298
2 2,4331 2,4883 2,5099 2,5432 2,5848
2,6 2,8312 2,8125 2,8123 2,8184 2,8177
2,8 2,8898 2,8466 2,8648 2,8548 2,8653
3 2,8812 2,8831 2,8814 2,8811 2,8771
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L20
Kondisi Pengukuran Ke- (V)
11 12 13 14 15
0 0,1285 0,1321 0,1369 0,1468 0,1512
0,2 0,4129 0,4311 0,4336 0,4339 0,4254
0,4 0,6224 0,6335 0,6421 0,6422 0,6366
0,6 0,8921 0,8922 0,8988 0,8975 0,8948
0,8 1,0857 1,0721 1,0731 1,0722 1,0632
1,2 1,7554 1,7067 1,7088 1,7034 1,7062
1,4 1,9484 1,9831 1,9213 1,9123 1,9129
1,6 2,4239 2,4221 2,4124 2,4223 2,4289
2 2,5742 2,5772 2,5623 2,5431 2,5421
2,6 2,7892 2,7984 2,8124 2,8189 2,8186
2,8 2,8542 2,8566 2,8534 2,8518 2,8667
3 2,8812 2,8766 2,8812 2,8798 2,8714
Kondisi Rata-rata (V)
0 0,1489
0,2 0,4356
0,4 0,6290
0,6 0,8874
0,8 1,0721
1,2 1,7062
1,4 1,9424
1,6 2,4081
2 2,5387
2,6 2,8154
2,8 2,8614
3 2,8800
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L21
LAMPIRAN H
Hasil Alat dalam Satuan NTU
Kondisi Pengukuran ke- (NTU)
1 2 3 4 5
0 41 23 23 31 13
0,2 69 70 76 84 70
0,4 105 105 106 105 105
0,6 181 184 180 172 168
0,8 255 252 262 199 208
1,2 433 423 422 368 369
1,4 404 407 410 413 414
1,6 413 480 465 415 438
2 643 636 620 561 565
2,6 678 680 691 670 687
2,8 700 667 658 690 706
3 701 711 701 694 705
Kondisi Pengukuran ke- (NTU)
6 7 8 9 10
0 21 22 27 25 27
0,2 96 80 80 75 77
0,4 108 106 110 111 109
0,6 172 175 174 177 178
0,8 209 230 231 220 225
1,2 375 398 397 395 393
1,4 411 412 408 414 406
1,6 432 432 433 448 439
2 576 589 595 598 603
2,6 687 680 681 679 678
2,8 681 685 683 683 684
3 708 702 701 703 705
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L22
Kondisi Pengukuran ke- (NTU)
11 12 13 14 15
0 28 22 25 25 24
0,2 74 79 80 75 77
0,4 105 103 101 106 106
0,6 175 174 179 177 175
0,8 238 239 231 233 231
1,2 395 397 398 402 402
1,4 411 409 408 412 410
1,6 438 440 445 446 447
2 604 598 602 604 602
2,6 683 684 682 682 683
2,8 682 686 681 683 685
3 703 704 705 704 705
Kondisi Rata-rata
0 25
0,2 77
0,4 106
0,6 176
0,8 231
1,2 398
1,4 410
1,6 441
2 600
2,6 682
2,8 684
3 703
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L23
LAMPIRAN I
Pengujian Sistem Kekeruhan
Kondisi Pengukuran ke- (NTU)
Rata-rata (NTU) 1 2 3 4 5 6 7 8
A 26 28 21 20 21 21 21 22 23
B 392 394 390 389 390 394 392 390 391
C 598 589 604 603 605 603 604 601 601
D 700 701 704 702 704 704 703 703 703
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI