bab v skala pengukuran - · pdf filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.proses...

24
62 Bab V Skala Pengukuran KOMPETENSI DASAR: Setelah menyelesaikan materi ajar ini mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan skala pengukuran, pengertian,tipe skala pengukuran,karakteristik masing-masing skala pengukuran, pengukuran yang baik, menjelaskan perbedaan masing-masing skala pengukuran komparasi. PENDAHULUAN egitu masalah penelitian telah dirumuskan dan desain penelitian telah dipilih untuk memecahkan masalah, tugas peneliti selanjutnya adalah memilih teknik pengukuran (measurement) dan mendesain instrumen penelitian. Teknik pengukuran pada dasarnya membicarakan mengenai aturan dan prosedur yang digunakan untuk menjembatani antara apa yang ada dalam dunia konsep dengan apa yang terjadi di dunia nyata. Misalnya, jika peneliti ingin mengukur kepuasan kerja karyawan Perumka, teknik pengukuran akan berusaha meyakinkan bahwa tingkat kepuasan kerja benar-benar dapat diukur dengan skala pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. Desain instrumen dapat didefinisikan sebagai penyusunan instrumen pengumpulan data (biasanya berupa kuesioner) untuk mendapatkan data yang dibutuhkan guna memecahkan masalah penelitian. KOMPETENSI DASAR Setelah menyelesaikan materi ajar ini mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan skala pengukuran, pengertian,tipe skala pengukuran,karakteristik masing-masing skala pengukuran, pengukuran yang baik, menjelaskan tentang perbedaan masing-masing skala pengukuran komparasi. INDIKATOR Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan skala pengukuran, pengertian 2. Menjelaskan tipe skala pengukuran B

Upload: tranlien

Post on 06-Feb-2018

265 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab V Skala Pengukuran - · PDF filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. ... produk yang diukur dengan tingkat

62

Bab V

Skala Pengukuran

KOMPETENSI DASAR: Setelah menyelesaikan

materi ajar ini mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan skala pengukuran, pengertian,tipe skala pengukuran,karakteristik masing-masing

skala pengukuran, pengukuran yang baik, menjelaskan perbedaan masing-masing skala pengukuran komparasi.

PENDAHULUAN

egitu masalah penelitian telah dirumuskan dan desain penelitian telah

dipilih untuk memecahkan masalah, tugas peneliti selanjutnya adalah

memilih teknik pengukuran (measurement) dan mendesain instrumen

penelitian. Teknik pengukuran pada dasarnya membicarakan mengenai aturan dan

prosedur yang digunakan untuk menjembatani antara apa yang ada dalam dunia

konsep dengan apa yang terjadi di dunia nyata. Misalnya, jika peneliti ingin

mengukur kepuasan kerja karyawan Perumka, teknik pengukuran akan berusaha

meyakinkan bahwa tingkat kepuasan kerja benar-benar dapat diukur dengan skala

pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen.

Desain instrumen dapat didefinisikan sebagai penyusunan instrumen

pengumpulan data (biasanya berupa kuesioner) untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan guna memecahkan masalah penelitian.

KOMPETENSI DASAR

Setelah menyelesaikan materi ajar ini mahasiswa dapat memahami dan

menjelaskan skala pengukuran, pengertian,tipe skala pengukuran,karakteristik

masing-masing skala pengukuran, pengukuran yang baik, menjelaskan tentang

perbedaan masing-masing skala pengukuran komparasi.

INDIKATOR

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu:

1. Menjelaskan skala pengukuran, pengertian

2. Menjelaskan tipe skala pengukuran

B

Page 2: Bab V Skala Pengukuran - · PDF filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. ... produk yang diukur dengan tingkat

63

3. Menjelaskan karakteristik masing-masing skala pengukuran

4. Menjelaskan perbedaan masing-masing skala pengukuran komparasi

5. Menjelaskan tabulasi data uji data validitas dan reliabilitas

PENYAJIAN MATERI

5.1 Pengukuran Data: Scale & Measurement

Untuk memahami perbedaan antara measurement dan scaling, maka perlu

diilustrasikan bahwa keduanya ibarat dua komponen utama yaitu Scale dan

score-measures. Scale adalah alat penimbang tersebut, yang digunakan untuk

menimbang badan. Sedangkan measurement adalah cara alat penimbang badan

tersebut menyatakan berat badan yang ditimbang. Scale di atas menghasilkan

angka 1 – 120 kg. Angka 1 – 120 kg adalah measures atau scores yang didapat

karena menggunakan scale tersebut.

Dengan demikian yang dimaksud dengan scale adalah alat pengukur data atau

konkritnya jenis pertanyaan sepertin apa yang digunakan untuk menghasilkan

data. Terdapat jenis pertanyaan atau scale yang bila digunakan akan menghasilkan

data nominal, sedangkan scale yang lain akan menghasilkan data ordinal dan

seterusnya yaitu data interval dan data rasio. Karena jenis jawaban yang diperoleh

berbeda, maka scale yang digunakan pun memiliki nama yang berbeda yaitu

nominal scale, ordinal scale, interval scale dan ratio scale seperti yang diuraikan

berikut ini.

5.2 Jenis Pengukur Data (Scales & Scale Types)

Secara umum dikenal empat jenis pengukur data (scales) sebagai berikut:

1. Pengukur data Nominal (Nominal Scales)

2. Pengukur data Ordinal (Ordinal Scales)

3. Pengukur data Interval (Interval Scales)

4. Pengukur data Rasio (Ratio Scales)

Page 3: Bab V Skala Pengukuran - · PDF filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. ... produk yang diukur dengan tingkat

64

5.2.1 Pengukur Data Nominal (Nominal Scales)

Pengukur data nominal adalah sebuah pengukur data yang menghasilkan

“Nomen” yaitu nama atau tanda. Dengan demikian, bila kita ingin mengetahui

nama atau benda dari sesuatu, maka pengukur data yang digunakan adalah

pengukur data nominal.

Misalnya peneliti ingin mengetahu nama tempat tinggal seseorang, ia lalu

bertanya dimanakah saudara bertempat tinggal? Karena yang ditanyai adalah

penduduk kota Semarang, maka jawaban yang diberikan terhadap pengukur data

ini adalah salah satu dari lima alternatif berikut ini:

Semarang Selatan

Semarang Utara

Semarang Timur

Semarang Barat

Semarang Tengah

Untuk memudahkan mengelola data tersebut, si peneliti lalu menggunakan

“measurement” tertentu untuk memberi tanda pada jawaban yang diterima,

misalnya:

Bila menjawab Semarang Selatan, diberi tanda =1

Bila menjawab Semarang Utara, diberi tanda =2

Bila menjawab Semarang Tinur, diberi tanda =3

Bila menjawab Semarang Barat, diberi tanda =4

Bila menjawab Semarang Tengah, diberi tanda =5

Dengan demikian Scales yang digunakan adalah “dimana tempat tinggal

saudara?” Dapat diduga bahwa jawabannya pastilah sebuah nama atau tanda, oleh

karena itu scale ini disebut “Nominal Scale”. Sedangkan measurement yang

digunakan adalah 1, 2, 3, 4, 5 sebagai sebuah angka yang mewakili nama atau

tanda dari jawaban yang diperoleh. Skala nominal yang menghasilkan

measurement tertentu, hanya berguna untuk menghitung frekuensi.

Kita dapat mengembangkan sebuah skala yang digunakan untuk mengindikasikan

preferensi seseorang atas warna atas warna biru, merah, hijau, dan kuning. Bila

Page 4: Bab V Skala Pengukuran - · PDF filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. ... produk yang diukur dengan tingkat

65

hal demikian yang ingin diketahui maka scale yang dikembangkan adalah sebagai

berikut:

Apa warna kesenangan dari keempat warna yang disajikan berikut ini:

1 = Biru

2 = Merah

3 = Hijau

4 = Kuning

Hasil akhir yang didapat diketahui hanyalah menghitung frekuensi yaitu

………% menyukai warna biru

………% menyukai warna merah

………% menyukai warna hijau

………% menyukai warna kuning

Nominal Scale dapat disusun menggunakan beberapa teknik sebagai berikut:

(1) Pilihan Ganda (Multiple Choice)

Salah satu cara yang paling sering digunakan untuk mendapatkan “a

nominally scaled measure” atau angka ukuran berskala nominal adalah dengan

meminta respoden memberikan satu jawaban dari beberapa alternatif jawaban

yang disediakan. Bentuk umum dari cara ini adalah contoh berikut:

Contoh lainnya adalah sebagai berikut:

Nampak bahwa scale ini menghasilkan measurement berupa nama (Nomen,

Nominal) tertentu yang ingin diketahui oleh peneliti, tetapi untuk

Di Semarang bagian manakah Bapak/Ibu bertempat tinggal ?

Timur Barat Selatan Utara Tengah

(-1) (-2) (-3) (-4) (-5)

Apa Merk teh botol yang Bapak/ibu beli terakhir

Sipp Sosro Indoteh Merk Lain

(=1) (=2) (=3) (=4)

Page 5: Bab V Skala Pengukuran - · PDF filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. ... produk yang diukur dengan tingkat

63

memudahkan analisisnya, diberi label berbentuk angka 1, 2, 3, dst sebagai

measurementnya.

(2) Ya-Tidak- Model Binari

Pada teknik ini scale yang digunakan akan menghasilkan measurement yang

terdiri dari hanya dua kemungkinan nilai. Contoh penggunaan scale ini adalah

sebagai berikut ini:

5.2.2 Pengukur Data Ordinal (Ordinal Scale)

Pengukur data ordinal akan menunjukan data sesuai dengan sebuah orde atau

urutan tertentu. Teknik-teknik yang dapat dikembangkan untuk menggunakan

ordinal scale dan menghasilkan data yang “ordinally scaled” adalah sebagai

berikut:

1) Forced Ranking

Teknik ini adalah teknik yang paling lazim digunakan untuk menghasilkan data

yang ukurannya bersifat ordinal.

2) Semantic Scale

Semantic scale akan menghasilkan respons terhadap sebuah stimulasi yang

disajikan dalam bentuk kategori semantik, yang menyatakan sebuah tingkatan

sifat atau keterangan tertentu, seperti contoh berikut ini:

Apakah bapak/ibu memiliki mobil sedan ?

Ya Tidak

(1) (2)

Apakah bapak/ibu suka minuman temulawak

Sangat tidak suka sangat suka

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jelaskan bagaimana kesukaan bapa/ibu pada Temulawak ..........................................

Page 6: Bab V Skala Pengukuran - · PDF filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. ... produk yang diukur dengan tingkat

64

3) Summated (Likert) Scale

Skala liket adalah sebuah eksistensi dari skala semantik. Perbedaaan utamanya

adalah pertama, skala ini menggunakan lebih dari 1 item pertanyaan, dimana

beberapa pertanyaan digunakan untuk menjelaskan sebuah konstruk, lalu

jawabannya dijumlahkan. Oleh karena itu disebut summated scale. Kedua, skala

ini dikalibrasi dengan cara jawaban yang netral diberi kode "0". Contoh berikut

menunjukkan pengembangan ordinal scale untuk mengetahui sikap responden atas

minuman temulawak melali pertanyaan dengan jawaban (X) sebagai berikut.

Jawaban dari scale diatas bila dijumlahkan = 0+1+2= +3, yang mengindikasikan

sikap yang positif terhadap temulawak.

5.3 Pengukur Data Interval (Interval Scale)

Bila skala nominal dan skala ordinal disebut nonmetric scale, maka skala interval

dan skala ratio disebut sebagai metric scale. Skala interval adalah alat pengukur

data yang dapat menghasilkan data yang memiliki rentang nilai yang mempunyai

makna, walaupun nilai absolutnya kurang bermakna. Skala ini menghasilkan

measurement yang memungkinkan perhitungan rata-rata, deviasi standar, uji

statistik parameter, korelasi dan sebagai berikut.

1) Bipolar Adjective

Skala ini merupakan penyempurnaan dari semantic scale dengan harapan agar

respons yang dihasilkan dapat merupakan "intervally scaled data". Caranya

adalah dengan memberikan hanya dua kategori ekstrim misalnya sebagai berikut:

Apakah bapak/ibu suka minuman temulawak

Sangat tidak suka sangat suka

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jelaskan bagaimana kesukaan bapa/ibu pada Temulawak ..........................................

Page 7: Bab V Skala Pengukuran - · PDF filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. ... produk yang diukur dengan tingkat

65

2) Agree Disagree Scale

Skala ini merupakan salah satu bentuk lain dari bipolar adjective, dengan

mengembangkan pertanyaan yang menghasilkan jawaban setuju tidak setuju

dalam berbagai rentang nilai. Contohnya adalah sebagai berikut:

3) Continuous Scale

Salah satu teknik pengukur data untuk menghasilkan data interval adalah dengan

menggunakan continuous scale sebagai berikut.

Responden akan memberikan jawabannya pada garis yang ditentukan dan

setelah itu peneliti mengukur ( perusahaan riset umumnya menggunakan

optical scale) posisi yang dipilih oleh responden.

4) Equal With Interval

Cara lain untuk menghasilkan intervally scaled data adalah dengan menanyakan

responden mengenai kedalam kategori mana pandangan mereka dapat diletakkan.

Contoh berikut ini adalah skala ordinal:

Temulawak adalah minuman alamiah yang menyehatkan tubuh

Sangat tidak setuju Sangat setuju

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jelaskan bagaimana ia menyehatkan tubuh dan rasa apa yang bapa/ibu rasakan waktu meminum

Temulawak......................................................................................................

Mohon bapak/ibu memberikan ranking preferensi terhadap 5 merek berikut ini . Berikan

angka 1 untuk yang paling diminati , 2 untuk yang paling diminati berikutnya hingga angka 5

untuk yang paling tidak diminati dari lima merk ini saja

Sipp.............................

Sosro...........................

Indoteh.......................

Tehkita.......................

Teh Tang....................

Page 8: Bab V Skala Pengukuran - · PDF filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. ... produk yang diukur dengan tingkat

66

5.4 Pengukur Data Rasio (Ratio Scale)

Data yang dihasilkan melalui sebuah skala ratio adalah yang paling dikehendaki.

Skala ratio adalah pengukur data yang menghasilkan data yang memeiliki makna

nol, dimana hasil pengukuran yang bernilai 0 menunjukkan mengenai tiadanya

nilai atau makna. Skala rasio adalah skala interval yang memiliki nilai nol yang

bermakna nol atau ketiadaan. Bila seseorang mengatakan uang di dompetnya

adalah sebanyak nol rupiah, artinya benar benar di dompetnya tidak ada uang.

Sedangkan bila yang satu mempunyai uang sebanyak Rp. 500, sedangkan yang

lainnya sebanyak Rp.1000, artinya yang terakhir ini mempunyai uang dua kali

lebih banyak dair yang memiliki hanya Rp.500.

SCALE WORDING

Pada bagian berikut ini disajikan beberapa pedoman dalam menyiapkan

scale yang digunakan untuk penelitian manajemen. Pada dasarnya terdapat dua

macam teknik untuk menyusun kalimat sebuah scale yaitu:

Scale dengan Pertanyaan (Question Type). Pada jenis ini, data diperoleh

dengan mengajukan pertanyaan, dan responden akan member jawaban

sesuai dengan perrtanyaan yang ditangkapnya dan jawaban yang dirasakan

cocok dengan apa yang ditanyakan

Scale dengan Pernyataan (Statement Type). Pada jenis ini, data diperoleh

dengan menyajikan pertanyaan-pertanyaan untuk ditanggapi oleh

responden. Jawaban yang diperoleh adalah penilaian responden atas

pertanyaan yang disajikan sesuai dengan apa yang dipersepsikan atau

dipikirkan atau dirasakan oleh responden.

Proses penyiapan pertanyaan adalah seperti yang digambarkan di bawah ini:

PROSES PENGUKURAN

Proses pengukuran dapat digambarkan sebagai sederet tahap yang saling berkaitan

yang dimulai dari: (1) mengisolasi kejadian empiris; (2) mengembangkan konsep

kepentingan (concept of interest); (3) Mendefinisikan konsep secara konstitutif

Page 9: Bab V Skala Pengukuran - · PDF filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. ... produk yang diukur dengan tingkat

67

dan operasional; (4) Mengembangkan skala pengukuran; (5) Mengevaluasi skala

berdasarkan reliabilitas dan validitasnya; (6) Penggunaan skala (lihat Gambar

9.3)

Proses pengukuran dimulai dari mengisolasi kejadian emiris untuk kepentingan

pengukuran. Aktivitas ini merupaan konsekuensi langsung dari masalah

identifikasi dan formulasi. Intinya, kejadian empiris dirangkum dalam bentuk

konsep/konstruksi yang berkaitan dengan masalah penelitian. Konsep adalah

abstraksi ide yang digeneralisasi dari fakta tertentu.

Tahapan selanjutnya adalah mendefinisikan konsep yang telah diidentifikasi.

Dalam taraf ini dibedakan definisi konsitutif (constitutive definitions) dan definisi

konsep operasional (operational definitions). Definisi kontitutif mendefinisikan

konsep dengan konsep lain senhingga melandasi konsep kepentingan. Jika suatu

konsep telah didefinisikan secara konstitutif dan benar, berarti konsep tersebut

telah siap untuk dibedakan dengan konsep lain. Begitu juga definisi konstitutif

telah ditetapkan, maka konsep operasional harus dinyatakan karena definisi

operasioanl akan merefleksikan dengan tepat esensi definisi konstitutif. Definisi

operasional memperinci aturan pemetaan dan alat dimana variabel akan diukur

dalam kenyataan. Definisi ini menyatakan prosedur yang harus diikuti oleh

peneliti dalam memberikan angka terhadap konsep yang diukur.

Sampai taraf ini proses pengukuran nampaknya amat jelas. Namun dalam praktek

biasanya peneliri akan berhadapan dengan berbagai teori yang mendasari definisi

konstitutuf dan operasional. Misalnya, tentang konsep kinerja pekerjaan (job

performance). Konsep ini dapat diartikan sebagai hasil sukses atau tidak sukses

dari suatu tugas; namun peneliti lain barangkali mengartikan kinerja pekerjaan

sebagai reaksi karyawan terhadap konsekuensi menyelesaikan pekerjaan tertentu.

Disini, peneliti dan manajer harus menyetujui esensi konsep (definisi konstitutuf)

untuk meyakinkan kedua belah pihak mempunyai persepsi yang sama mengenai

kinerja pekerjaan. Setelah tercapai kesepakatan mengenai definisi konseptual dari

suatu konsep, peneliti harus memilih beberapa alternatif definisi operasi. Sebagai

contoh, bila definisi konstitutuf dari kinerja pekerjaan adalah tingkat dimana

Page 10: Bab V Skala Pengukuran - · PDF filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. ... produk yang diukur dengan tingkat

68

seorang karyawan mampu menyelesaikan tugas-tugasnya pada jabatan tertentu,

maka konsep ini dapat dioperasonalkan menjadi beberapa alternatif, seperti:

proporsi hari kerja dimana si karyawan tidak absen, kuantitas produksi, kualitas

produk yang diukur dengan tingkat kesalahan, atau bahkan tingkat

keterlambatan/kecerobohan. Setelah definisi dinyatajan dengan tepat, angka dapat

dilakukan. Tujuan utamanya, adalah agar sifat-sifat angka tesebut seiring dengan

sifat-sifat kejadian yang ingin diukur. Tugas ini dicapai oleh peneliti dengan: (1)

memahami betul hakekat kejadian empiris yang diukur; (2) menerjemahkan

pengetahuan ini dalam pemilihan dan penyusunan skala pengukuran yang

mencerminkan sifat-sifat sama. Skala pengukuran (measurement scale) dapat

didefinisikan sebagai suatu alat yang digunakan untuk memberikan angka

terhadap objek/kejadian empiris.

SKALA PENGUKURAN

Skala pengukuran amat bervariasi. Skala yang sederhana (simple scales) adalah

satu skala yang digunakan untuk mengukur beberapa karakteristik. Misalnya:

“Apakah Anda laki-laki atau perempuan?” Skala yang kompleks adalah skala

yang beragam yang digunakan untuk mengukur beberapa karakteristik. Misalnya,

bagaimana tanggapan anda tentang pemberantasan penyakit AIDS di ompleks

lokasi pelacuran: Sangat tidak setuju, Tidak setuju, Tidak peduli, Setuju, Sangat

setuju.

Kendati kompleksitas dan variasi alat pengukuran amat beragam, semua skala

mempunyai ciri-ciri setidaknya satu dari empat tingkat pengukuran, yaitu:

nominal, ordinal, interval, dan rasio. Setelah variabel yang menjadi perhatian

diidentifikasi dan didefinisikan secara konseptual, suatu jenis skala harus dipilih.

Pemilihan skala amat tergantung dari ciri-ciri yang mendasari konsep dan

antisipasi peneliti terhadap penggunaan variabel yang digunakan dalam tahap

analisis data. Dengan kata lain, untuk memilih skala yang sesuai, peneliti harus

memilih peralatan yang dapat mengukur swcara tepat dan konsisten apa yang

harus diukur untuk mencapai tujuan penelitian. Proses ini disebut evaluasi

Page 11: Bab V Skala Pengukuran - · PDF filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. ... produk yang diukur dengan tingkat

69

mengenai skala pengukuran. Dalam mengevaluasi skala pengukuran, harus

diperhatikan dua hal: (1) validitas; (2) reabilitas.

Validitas

Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya

dilakaukan dan mengukur apa pyang seharusnya diukur. Bila skala pengukuran

tidak valid maka ia tidak berrmanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau

melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Secra konseptual, dibedakan 3 mcam

jenis validitas (Sekaran, 2000: 207-8), yaitu validitas isi (content validity),

validitas yang berkaitan dengan kriteria (criterion-related validity), validitas

konstruk (construct validity).

Validitas isi (Content Validity)

Validitas isi memastikan bahwa ukuran telah cukup memasukkan sejumlah item

yang representatif dalam menyusun sebuah konsep. Semakin besar skala item

dalam mewakili semesta konsep yang diukur, maka semakin besar validitas isi.

Dengan kata lain, valiuditas isi adalah sebuah fingsi yang menunjukkan seberapa

baik dimensi dan elemen sebuah konsep digambarkan. Face validity

dipertimbangkan oleh sebagian ahli sebagai dasar dan indeks yang sangat

minimum bagi validitas isi. Face validity menunjukan bahwa seolah-olah sebuah

item mengukur sebuah konsep. Sebagian peneliti tidak menganggap face validity

sebagai komponen validitas isi yang valid.

Validitas yang berkaitan dengan kriteria (Criterion-related Validity)

Validitas yang berkaitan dengan kriteria terjadi ketika sebuah ukuran

membedakan individual pada kriteria yang akan diperkirakan. Hal ini dapat

dilakukan dengan menetapkan concurrent validity atau predictive validity.

Concurrent validity terjadi ketika skala yang ditetapkan dapat membedakan

individual yang telah diketahui berbeda, sehingga, skor untu masing-masing

instrumen harus berbeda.

Page 12: Bab V Skala Pengukuran - · PDF filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. ... produk yang diukur dengan tingkat

70

Gambar 5.1 Menguji Kebaikan ukuran: Bentuk Reabilitas dan Validitas

Sumber: Sekaran (2000:205)

Kebaikan (Goodness

data)

Reabilitas

(Akurasi ukuran)

Stabilitas

Konsistensi

Validitas (apakah

kita mengukur hal

yang benar)

Test-retest reliability

Paralel-form

reliability

Interitem consistency

reliability

Split-half

Validitas logis (isi) Validitas yang berkaitan dengan

kriteria

Congruent validity (konstruk)

Face validity

Prediktif Concurent Convergent Diskriminan

Sebagai contoh, jika ukuran etika kerja dikembangkan dan diterapkan pada

sekelompok masyarakat yang hidup dari jaminan sosial, maka skala harus

membedakan kelompok yang antusias dalam memperoleh pekerjaan dan

kelompok yang tidak bersedia untuk bekerja walaupun ditawari pekerjaan. Bagi

kelompok yang memiliki nilai etika kerja yang tinggi akan berusaha memperoleh

pekerjaan sesegera mungkin. Sebaliknya, kelompok dengan nilai etika yang

rendah akan memanfaatkan setiap kesempatan untuk tetap mendapatkan jaminan

sosial tanpa harus bekerja. Jika kedua jenis kelompok tersebut memiliki skor yang

sama dalam skala etika kerja, maka pengujiannya bukan merupakan pengukuran

etika kerja, tetapi pasti hal lain.

Predictive validity menunjukan kemampuan sebuah instrumen pengukuran dalam

membedakan individu dalam kriteria masa depan. Sebagai contoh, uji kecerdasan

Page 13: Bab V Skala Pengukuran - · PDF filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. ... produk yang diukur dengan tingkat

71

atau uji kemampuan dilakukan pada para pekerja pada saat seleksi penerimaan

diharapkan mampu untuk membedakan setiap indivual dalam kinerjanya di masa

mendatang. Pekerja dengan hasil tes yang tinggi diharapkan memiliki hasil kinerja

yang tinggi dalam melakukan pekerjaannya, dan sebaliknya.

Tabel 5.2 Empat Tingkat Pengukuran

Validitas konstruk (Construct Validity)

Validitas konstruk membuktikan seberapa bagus hasil yang diperoleh dari

penggunaan ukuran sesuai dengan teori dimana pengujian dirancang. Hal ini

dinilai dengan convergent validity dan discriminant validity. Convergent validity

Tingkat Deskripsi Dasar Operasi

Empiris

Jenis

Penggunaan

Jenis Statistik

Deskriptif Inferensi

Nominal Penggunaan

angka untuk

mengidentifikasi

objek, individu,

kejadian, atau

kelompok

Penentuan

persamaan

atau

ketidaksamaan

Klasifikasi Persentase nonparametrik

Ordinal Selain untuk

identifikasi,

angka memberi

informasi

tentang jumlah

karakteristik

yang dimiliki

suatu kejadian,

objek, dan lain-

lain secara

relatif

Penentuan

lebih besar

atau lebih

kecil

Rangking/

skoring

Median

(rata-rata

dan

varians)

Nonparametrik

(parametrik)

Interval Memiliki semua

sifat-sifat skala

nominal dan

ordinal serta

interval antara

dua titik yang

sama

Penentuan

persamaan

interval

Ukuran yang

lebih disukai

untuk

konsep/

konstruksi

yang

kompleks

Rata-rata

varians

Parametrik

Rasio Menggabungkan

semua sifat-sifat

skala, nominal,

ordinal, dan

interval, serta

memasukkan

titik nol

Penentuan

persamaan

rasio

Bila tersedia

instrumen

yang tepat

Rata-rata

geometrik

(rata-rata

harmonik)

Parametrik

Page 14: Bab V Skala Pengukuran - · PDF filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. ... produk yang diukur dengan tingkat

72

terjadi ketika skor yang dihasilkan oleh dua buah instrumen yang mengukur

konsep yang sama memiliki korelasi yang tinggi. Discriminant validity terjadi

ketika berdasarkan teori, dua buah variabel diperkirakan tidakberkorelasi, dan

skor pengukuran yang dihasilkan juga menunjukkan tidak berkorelasi secara

empiris.

Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan konstitensi dan stabilitas dari suatu skor (skala

pengukuran). Reliabilitas berbeda dengan validitas karena yang pertama

memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, sedang yang kedua lebih

memperhatikan masalah ketepatan. Dengan demikian, reliabilitas mencakup dua

hal utama, yaitu: stabilitas ukuran dan konstitensi internal ukuran (Sekaran, 2000:

205-7).

Stabilitas ukuran menunjukkan kemampuan sebuah ukuran untuk tetap stabil

atau tidak rentan terhadap perubahan situasi apapun. Kestabilan ukuran dapat

membuktikan kebaikan (goodness) sebuah ukuran dalam mengukur sebuah

konsep. Terdapat dua jenis stabilitas, yaitu test-retest relibility dan reliabilitas

bentukparalel (paralel-form reliability). Kedua jenis uji stabilitas tersebut akan

dibahas di bawah ini.

Test-retest relliability, yaitu koefisien reliabilitas yang diperoleh dari

pengulangan pengukuran konsep yang sama dalam dua kali kesempatan. Yaitu

ketika kuisioner yang berisi item-item untuk mengukur konsep yang sama

diberikan kepada responden pada saat itni dan diberikan kembali pada responden

yang sama dalam waktu yang berbeda (misalnya, 2 minggu – 6 bulan). Kemudian

korelasi antar skor yang diperoleh dari responden yang sama dengan dua waktu

berbeda inilah yang disebut dengan koefisien test-retest. Semakin tinggi koefisien,

semakin baik test-retest reliability, sehingga semakin stabil sebuiah ukuran untu

waktu yang berbeda.

Page 15: Bab V Skala Pengukuran - · PDF filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. ... produk yang diukur dengan tingkat

73

Reliabilitas bentuk paralel (parelel-form reliability), terjadi ketika respon dari

dua pengukuran yang sebanding dalam menyusun konstruk yang sama memiliki

korelasi yang tinggi. Kedua bentuk pengukuran memiliki item yang serupa dan

format respon yang sama dengan sedikit perubahan dalam penyusunan kalimat

dan urutan pertanyaan. Yang ingin diketahui disini adalah kesalahan variabilitas

(error variability) yang disebabkan oleh adanya perbedaan dalam penyusunan

kalimat dan urutan pertanyaan. Jika dua bentuk pengukuran yang sebanding

memiliki korelasi yang tinggi (katakan 0,8 atau lebih, maka dapat dipercaya

(reliable) dengan kesalahan varian minimal karena faktor penyusun kalimat dan

urutan pertanyaan.

Konsistensi Internal Ukuran

Konsistensi internal ukuran merupakan indikasi homogenitas item-item yang ada

dalam ukuran yang menyusun konstruk. Dengan kata lain, item-item yang ada

harus “sama” dan harus mampu mengukur konsep yang sama secara independen,

sedemikian rupa sehingga responden seragam dalam mengartikan setiap item. Hal

ini dapat dilihat dengan mengamati apakah item dan subset item dalam instrumen

pengukurr memiliki korelasi yang tinggi. Konsistensi ukuran dapat diamati

melalui reliabilitas konsistensi antar item (interitem consistency reliability) dan

split-half reliability.

Reliabilitas konsistensi antar item adalah konsistensi jawaban responden untuk

semua item dalam ukuran. Ketika sebuah item merupakan ukuran yang

independen untuk dua buah konsep yang sama, maka item-item tersebut akan

salaing berkorelasi.

Split half reliability menunjukkan korelasi antara dua bagian instrumen.

Estimasi split-half reliability akan berbeda, tergantung pada bagaimana item-item

dalam ukuran dibagi kedalam dua bagian.

MENYUSUN KUISIONER (DAFTAR PERTANYAAN)

Langkah awal dalam menyusun desain instrumen adalah membuat juisioner,

yaitu daftar pertanyaan-pertanyaan yang disusun secara tertulis. Kuisioner ini

Page 16: Bab V Skala Pengukuran - · PDF filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. ... produk yang diukur dengan tingkat

74

bertujuan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban para responden.

Dalam menyusun kuisioner, peneliti harus memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Apakah pertanyaan itu perlu?

Pertanyaan harus ditanyakan hanya apabila diperlukan untuk

menjawab masalah penelitian. Pertanyaan yang tidak perlu hanya akan

membingungkan responden.

Validitas Deskripsi

Content validity Apakah ukuran telah cukup mengukur sebuah

konsep?

Face validity Apakah “ahli” mengesahkan bahwa instrumen telah

mengukur apa yang seharusnya diukur?

Criterion-related

validity

Apakah ukuran dibedakan sehingga dapat

membantu dalam memprediksi variabel kriteria?

Concurrent validity Apakah ukuran dibedakan sehingga dapat

membantu dalam memprediksi variabel kriteria saat

ini?

Predictive validity Apakah ukuran dibedakan untuk membantu

memprediksi kriteria masa depan?

Construct validity Apakah instrumen yang ada sesuai dengan konsep

teori?

Convergent validity Apakah kedua instrumen dalam mengukur konsep

berkolerasi tinggi?

Discriminant validity Apakah ukuran memiliki korelasi yang rendah

dengan variabel yang seharusnya tidak berhubungan

dengan variabel?

Sumber: sekaran (2000: 209)

2. Bagaimana pertanyaan itu sebaiknya diajukan?

Ada setidaknya dua alasan pentingnya hal ini. Pertama, bisa saja

terjadi responden yang berbeda mempunyai persepsi berbeda saat

mengartikan kata yang sama dan setiap responden mempunyai kerangka

pengalaman yang berbeda saa membaca dan menginterprestasikan

pertanyaan. Oleh karena itu, pertanyaan-pertanyaan harus disusun secara

cermat dan diujicobakan agar sesuai dengan yang dimaksud oleh peneliti.

Tabel 5.3 Jenis-jenis Validitas

Page 17: Bab V Skala Pengukuran - · PDF filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. ... produk yang diukur dengan tingkat

75

Alasan kedua berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang

sensitif atau besar kemungkinan menyinggung responmden. Misalnya,

pertanyaan tentang umur, penghasilan, kebijakan perusahaan. Oleh karena

itu, di sarankan agar responden diberiitahu bagaimana dataa ini akan

digunakan disertai janji bahwa anonimitas responden akan tetap dijaga

kerahasiaannya.

3. Apakah bentuk pertanyaannya terbuka ataukah tertutup?

Keputusan untuk menggunakan pertanyaan terbuka (open-ended

questions) atau pertanyaan tertutup (closed-ended uestions) amat

tergantung dari seberapa jauh si peneliti memahami maslah penelitian.

Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang memberikan kebebasan

kepada responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan

jalan pikirannya. Keuntungan utama menggunakan jenis pertanyaan ini

adalah bahwa responden dapat mengatakan apa yang mereka inginkan

tanpa dibatasi oleh pendapat yang telah disusun oleh peneliti. Peneliti

sering menggunakan pertanyaan terbuka dalam tahapan awal

penelitiannya untuk meyakinkan bahwa kuisioner yang lebih terstruktur

dikemudian hari dapat menagkap seluruh perasaan dan pendapat

responden. Selain itu, jenis pertanyaan terbuka lebih sering digunakan

dalam penelitian yang bersifat eksploratif. Hanya saja, jenis pertanyaan

terbuka akan lebih sulit dianalisis, sulit dalam pemberian kode (dalam

analisis data), dan kurang efisien.

Di lain pihak, pertanyaan tertutup adalah pertanyaan dimana

jawaban-jawabannya telah dibatasi oleh peneliti sehingga menutup

kemungkinan bagi responden untuk menjawab panjang lebar sesuai

dengan jalan pikirannya. Dengan demikian, keuntungan utama

menggunakan pertanyaan tertutup adalah mudah dalam pengkodean, tidak

memerlukan banyak waktu saat menganalisis, dan lebih efisien dalam

menanganinya dibanding jenis pertanyaan terbuka.

Page 18: Bab V Skala Pengukuran - · PDF filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. ... produk yang diukur dengan tingkat

76

4. Bagaimana seharusnya pertanyaan itu dirumuskan?

Pegangan yang harus diingat adalah menjaga agar pertanyaan dirumuskan

semudah mungkin. Sedapat mungkin dihindari menggunakan frase atau

istilah yang menimbulkan persepsi ganda atau membingungkan.

Pertanyaan-pertanyaan yang spesifik lebih dianjurkan dibanding

pertanyaan bersifat umum. Pertanyaan bermakna ganda (double-bareled

questions) harus dihindari karena akan membingungkan responden.

Sontoh pertanyaan bermakna ganda adalah: “bagaimana tanggapan Anda

terhadap harga tiket kereta api dan pelayanan petugas?”. Pertanyaan

semacam ini jelas akan mengundang dua macam jawaban.

5. Bagaimana format jawaban disusun?

Ini berkaitan dengan beberapa pertanyaan penting berikut: apa alternatif

jawaban yang akan digunakan: dikotomi atau pilihan berganda?

Bagaimana ururtan alternatif jawaban disusun? Bagaimana cara

mengatasi/mengantisipasi jawaban „tidak tahu”, “tidak ada jawaban”, dan

“jawaban netral”?

6. Apa teknik skala yang sebaiknya digunakan?

Ada dua teknik skala utama yang sering digunakan: pertama, rating scales

(skala penilaian), dimana dievaluasi suatu dimensi orang, objek, atau

fenomena pada suatu titik dalam suatu rentang/kategori. Jenis skala ini

dibagi menjadi:

(a) Graphic rating scales, dimana responden menunjukkan perasaannya

dalam skala grafik, misalnya: Dalam skala 0 hingga 100 (0=sangat

jelek, 50=netral, 100=yang paling baik), tolong tunjukkan penilaian

Anda mengenai film yang baru saja Anda tonton. Nilai Anda

________.

(b) Itemized rating scales, dimana dipilih suatu kategori dalam bentuk

berurutan, misalnya: Apakah Anda tertarik membeli sepeda motor

Suzuki? Pilihan Anda:

□ Sangat tertarik, □ Tertarik, □Tidak tertarik.

(c) Comparative raing scales, dimana orang, objek, atau fenomena lain

dinilai dalam suatu standar orang, objek, atau fenomena lain. Salah

Page 19: Bab V Skala Pengukuran - · PDF filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. ... produk yang diukur dengan tingkat

77

bentuk skala ini adalah dikenal dengan nama skala rank-order,

misalnya: “Rangkinglah mobil-mobil berikut menurut urutan yang

Aanda sukai; beri nilai 1 untuk yang paling Anda sukai, nilai 2 untuk

selanjutnya, nilai 3 untuk berikutnya, dst.”

_______ Toyota Corolla _______ Grand Civic

_______ Suzuki Esteem _______ Daihatsu Classy

Jenis skala yang kedua adalah attitude scales, yaitu suatu kumpulan alat

pengukuran yang mengukur tanggapan individu terhadap suatu objek atau

fenomena. Jenis skala ini dibagi menjadi:

(a) Likert scale, dimana responden menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju

mengenai berbagai pertanyaan mengenai perilaku, objek, orang, atau

kejadian. Biasanya skala yang diajukan terdiri atas 5 atau 7 titik. Skala-

skala ini nantinya dijumlahkan untuk mendapatkan gambaran mengenai

perilaku. Sebagai contoh: “Saya senang membaca buku”. Pilihan:

Sangat tidak setuju Tidak setuju Netral Setuju Sangat

setuju

1 2 3 4 5

(b) Semantic differential, diamana responden menilai perilaku onjek

denganskala 5 atau 7 titik dari dua kutub kata difat atau frase. Pemilihan

kata sifat atau frase berdasarkan perilaku objek, orang, atau kejadian.

Contoh: “Nilailah hamburger jenis BigMac dalam dimensi berikut ini”:

Manis : __ : __ : __ : __ : __ : __ : __ : Asin

Tidak Enak : __ : __ : __ : __ : __ : __ : __ : Enak

Murah : __ : __ : __ : __ : __ : __ : __ : Mahal

Menyusun kuisioner dimulai begitu kita mengembangkan daftar

pertanyaan investigasi dan memutuskan proses pengumpulan data yang

digunakan. Dalam pertanyaan investigatif harus disusun pertanyaan pengukuran

dengan mempertimbangkan kandungan subjek (subject content), pemilihan kata

untuk tiap-tiap pertanyaa, dan strategi respon (response strategy). Peneliti harus

Page 20: Bab V Skala Pengukuran - · PDF filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. ... produk yang diukur dengan tingkat

78

dapat menyusun pertanyaan pengukuran menurut topik dan jenis pertanyaan,

sehingga terpenuhi kondisi-kondisi sebagai berikut:

Mendorong responden untuk memberikan respon yang akurat.

Mendorong responden dalam memberikan informasi yang lengkap.

Mencegah responden tidak menjawab pertanyaan spesifik yang diajukan.

Mencegah responden agar tidak menghentikan partisipasinya.

Meninggalkan responden dengan sifat baik.

Hal-hal yang dilakukan dalam membentuk dan menyeleksi pertanyaan

pegukuran dirangkum dalam Gambar 5.2.

Pertanyaaan

Administrasi

Pertanyaan Target Pertanyaan

Klasifikasi

Identitas responden

Desain instrumen

Identitas responden

Kondisi wawancara

Lokasi wawancara

Identitas

pewawancara

Identitas responden

Identitas responden

Identitas responden

Identitas responden

Identitas responden

Identitas responden

Identitas responden

Pertanyaan

pengukuran

Pertanyaan tes

pendahuluan

Gambar 5.2 Proses Penyusunan dan Penyeleksian Pertanyaan Pengukuran

Page 21: Bab V Skala Pengukuran - · PDF filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. ... produk yang diukur dengan tingkat

79

DESAIN INSTRUMEN

Hubungan antara proses pengukuran dan desain instrumen dapat dilihat pada

Gambar 9.3. Proses menyusun desain instrumen pada dasarnya adalah suatu seni.

Kendati demikian dua hal utama yang harus diperhatikan dalam desain instrumen

adalah sebagai berikut:

1. Urutan Skala dan Layout

Penyajian dan organisasi instrumen pengumpulan data amat menentukan

dalam sukses tidaknya penelitian. Isu sentral pada tahap ini adalah urutan

skala dan penyajian alat pengukuran dalam bentuk yang menarik dan

mudah dimengerti. Beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan adalah:

Kuisioner sebaiknya dimulai dengan pertanyaan yang sederhana

dan menarik.

Mengisolasi kejadian empiris

Mengembangan konsep

berkepentingan

Mengevaluasi skala berdasarkan

reliabilitas dan validitas

Mengembangkan/menyusun

skala pengukuran

Mendefinisikan konsep secara

konstitutif dan opersional

Menggunakan skala

PENYUSUNAN SKALA DAN DESAIN INSTRUMEN

Mengajukan pertanyaan/ membuat

kuisioner

- Perlu

- Bagaimana diajukan?

- Pertanyaan terbuka atau tertutup?

- Bagaimana dirumuskan?

Format jawaban

- Alternatif jawaban?

- Urutan jawaban?

- Cara mengatasi jawaban “tidak tahu”,

“tak ada jawaban”, dan “netral” ?

Urutan dan layout pertanyaan

Uji coba dan koreksi

DESAIN INSTRUMEN

Mengalir dari masalah dan tujuan

penelitian

Isolasi dan definisi konsep-konsep utama

yang diukur untuk menjawab pertanyaan

penelitian

PROSES PENGUKURAN INSTRUMEN PENGUKURAN

Gambar 5.3 Hubungan Antara Proses Pengukuran dan Desain Instrumen

Page 22: Bab V Skala Pengukuran - · PDF filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. ... produk yang diukur dengan tingkat

80

Tulislah petunjuk mengisi dengan jelas dan mudah dibaca. Bila

terdapat perubahan jenis skala dalam instrumen pengukuran, maka

diperlukan instruksi transisi yang memberitahu responden bahwa

ada perubahan format jawaban.

Informasi yang bersifat sensitif (misal: penghasilan) dan

klasifikasi (umur, jenis kelamin, ukuran rumah tangga, dan lain-

lain) sebaiknya ditanyakan belakangan.

Susunlah tata letak (layout) kuisioner sedemikian rupa sehingga

mudah dibaca dan mengikuti alir proses wawancara.

2. Pratest dan Perbaikan

Setelah instrumen disusun dalam bentuk draft, maka pratest (uji coba

sebelum penelitian yang sebenarnya dilakukan) sebaiknya dilakukan pada

sejumlah responden yang sama dengan responden penelitian yang

sebenarnya. Pratest seringkali dapat mengidentifikasi masalah-maslah

dalam penyusunan kata-kata, format kuisioner, dan lain-lain yang amat

berpengaruh terhadap validitas penemuan dari penelitian tersebut. Bila

masalah-masalah tersebut ditemui, peneliti dapat membuat perubahan-

perubahan seperlunya agar dapat memperoleh data dengan kualitas yang

tinggi.

Singkatnya, proses penyusunan skala dan desain instrumen merupakan

suatu seni karena memerlukan banyak kesabaran dan pengalaman dalam

menyusun instrumen pengumpulan data yang dapat dipercaya dan valid.

Stanley Payne, dalam buku The Art of Questions (1979), memberikan

pedoman yang harus diingat dalam menyusun desain instrumen dan skala

yang baik:

1. Pahami betul masalah penelitian sebelum menyusun skala pengukuran.

2. Susunlah pertanyaan sehingga mudah dimengerti oleh responden.

3. Kaitkan jenis pertanyaan (terbuka, dikotomi, multikotomi) denga

tingkat pemahaman responden (jika pendapat kurang jelas gunakan

pertanyaan terbuka; jika pendapat sudah jelas gunakan beberapa

alternatif pertanyaan tertutup/pilihan berganda).

Page 23: Bab V Skala Pengukuran - · PDF filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. ... produk yang diukur dengan tingkat

81

4. Pertimbangkan semua asumsi/anggapan secara implisit dalam

pertanyaan.

5. Pilihlah pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dengan tepat

untutk menjawab pertanyaan penelitian. Namun selalu dipertanyakan

apakah pertanyaan terbuka adalah cara yang terbaik untuk memperoleh

jawaban.

6. Untuk pertanyaan-pertanyaan yang bersifat dikotomi dan pilihan

berganda, usahakan agar jawabannya tidak berkaitan satu sama lain.

Jika hal ini tidak mungkin, berikan jawaban yang dapat merangkum

dua atau lebih jawaban.

7. Buatlah cara untuk mengatasi jawaban “Tidak tahu” dan “Netral

(Tidak berpendapat”) dalam skala pengukuran.

8. Hindari pertanyaan bermakna ganda dimana dua atau lebih masalah

ditanyakan dalam pertanyaan yang sama. Usahakan hanya satu maslah

yang ditanyakan dalam suatu pertanyaan.

9. Susunlah instruksi secukupnya, mudah dibaca, dan dapat dimengerti

oleh responden.

10. Jangan memandang rendah responden.

11. Gunakan tata bahasa yang baik dalam mengajukan pertanyaan, namun

juga jangan terlalu formal.

12. Hindari pertanyaan-pertanyaan yang panjang dan kompleks. Buatlah

pertanyaan sesederhana mungkin.

13. Gunakan kata-kata yang mudah dalam menyampaikan apa yang anda

ingin sampaikan.

14. Hindari jargon/istilah khusus yang kurang dipahami oleh konsumen.

15. Gunakan contoh-contoh secara hati-hati dalam mengajukan

pertanyaan.

16. Garis bawahi kata-kata penting yang perlu ditekankan.

17. Hilangkan pertanyaan dan jawaban yang berulang-ulang dan tidak

perlu.

18. Tahanlah pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah yang sulit serta

sensitif hingga akhir bagian dari kuisioner.

Page 24: Bab V Skala Pengukuran - · PDF filememilih teknik pengukuran ... pengukuran tertentu.Proses pengukuran amat berkaitan dengan desain instrumen. ... produk yang diukur dengan tingkat

82

19. Perhatikan waktu dan privacy responden.

20. Lakukan pratest sebelum mengumpulkan data yang sebenarnya.

21. Jangan lupa katakan terima kasih pada akhir pertanyaan.

LATIHAN/TUGAS/PERCOBAAN

1. Jelaskan tipe-tipe skala dalam pengukuran!

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengukuran!

3. Apakah yang dimaksud dengan uji validitas dan reliabilitas?

4. Jelaskan urutan pengujian validitas dan reliabilitas!

PUSTAKA RUJUKAN

1. Burhan Bungin, 2010. Metodologi Penelitian Sosial; Format-faormat

Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press.

2. Haris Herdiansyah,2010. Metode Penelitian Kualitatif. Salemba

Humanika. Jakarta.

3. Emzir, 2010. Analisis Data: Metode Penelitian Kualitatif. Rajawali

Pers.

4. Sofian Effendi, 2012. Metode Penelitian Survei. LP3ES.

5. Anselm Strauss & Juliet Corbin. 2003. Dasar-Dasar Penelitian

Kualitatif: Tatalangkah dan Teknik-teknik Teorisasi Data. Pustaka

Pelajar.

6. Nur Indriantoro & Bambang Supomo.2002. Metodologi Penelitian Bisnis.

BPFE. Yogjakarta.

7. Donald R. Cooper, Pamela S. Schindler.2006. Business Research

Methods. Mc Graw Hill.

8. Sugiyono. 2007.Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

9. Uma Sekaran, 2003. Research Methods For Business. John Wiley &

Sons. Inc.

10. Kuncoro, Mudrajad, 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi.

Penerbit Erlangga, Jakarta

11. Augusty, Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro