diagnosa komunitas sukorame

71
DIAGNOSA KOMUNITAS KELURAHAN SUKORAME KOTA KEDIRI Singgih Adi Saputra 201020401011118 Ni Komang Sri Wersita Dewi 201020401011185 Ginanjar Prawira Utama 201120401011083

Upload: galangrangga

Post on 11-Aug-2015

72 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

diagonsa

TRANSCRIPT

Page 1: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

DIAGNOSA KOMUNITASKELURAHAN SUKORAME

KOTA KEDIRI

Singgih Adi Saputra 201020401011118Ni Komang Sri Wersita Dewi 201020401011185Ginanjar Prawira Utama 201120401011083

Page 2: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

BAB 1PENDAHULUAN

Diagnosa komunitas

• proses mengidentifikasi permasalahan, faktor penyebab masalah dan sumber daya terkait secara sistematis dengan menggunakan pendekatan metode ilmiah.

Sebagai dasar dalam menetapkan permasalahan dan strategi pemecahan secara adekuat yang dapat diterapkan dalam berbagai disiplin dan ruang lingkup.

Page 3: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

Millenium Development Goals (MDG’s)

----------------------------------------

Tujuan Pembangunan Millennium

Upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan

manusia melalui komitmen bersama antara 189 negara

anggota PBB

8 (delapan) tujuan pembangunan

8 (delapan) tujuan pembangunan

Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan

Mencapai pendidikan dasar untuk semua

Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

Me ↓ angka kematian anak

Me ↑ kesehatan ibu

Memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya

Kelestarian lingkungan hidup

Serta membangun kemitraan global dalam pembangunan.

Page 4: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

• Suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara

• Terpadu dan saling mendukung • perwujudan kesejahteraan umum seperti yang

dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945

Sistem Kesehatan Nasional

Terselenggaranya pembangunan kesehatan

Untuk Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Page 5: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

Puskesmas

Unit pelaksana pembangunan kesehatan yang mandiri

dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kota yang menyelenggarakan upaya kesehatan

wilayah kerja satu kecamatan

Page 6: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

Program wajib puskesmas

Promosi Kesehatan

Kesehatan Lingkungan

KIA- Keluarga Berencana

Perbaikan Gizi Masyarakat

Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

Pengobatan.

Page 7: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

Pengamatan serta evaluasi setiap tahunnya.

Kelurahan Sukoramedi kecamatan Mojoroto Kediri

Termasuk wilayah kerja Puskemas Sukorame

Pelayanan yang prima

Bermutu &Memuaskan

Page 8: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

BAB 2DATA PEMANTAUAN WILAYAH

Data Geografi

• Kelurahan Sukorame dibawahi oleh kecamatan Mojoroto. • Termasuk wilayah Puskesmas Sukorame. • 1 km dari ibu kota kecamatan dan +2 km dari pusat kota Kediri. • Luas wilayah kelurahan Sukorame 430 Ha.

Batas Kelurahan Sukorame

• Sebelah Utara : Kelurahan Bujel• Sebelah Timur : Kelurahan Mojoroto • Sebelah Selatan : Kelurahan Pojok• Sebelah Barat : Kelurahan Pojok

Page 9: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

Demografi/Kependudukan Usia LAKI - LAKI PEREMPUAN

0 - 1 tahun 30  Orang 39  Orang

1 - 5 tahun 153  Orang 154  Orang

5 - 7 tahun 255  Orang 342  Orang

7 - 18 tahun 551  Orang 551  Orang

18 - 56 tahun 2.178  Orang 2.500  Orang

> 56 tahun 500  Orang 305  Orang

JUMLAH 3.586 Orang 3.588 Orang

0 - 1 tahun 1 - 5 tahun 5 - 7 tahun 7 - 18 tahun 18 - 56 tahun

> 56 tahun0

500

1000

1500

2000

2500

3000

30153

255

551

2178

500

39154

342

551

2500

305

Laki-laki

Perempuan

Uraian Jumlah

Jumlah Laki-laki 3.586  

Jumlah Perempuan 3.588  

Jumlah Penduduk 7.174  

Jumlah Kepala Keluarga 2.316  

Page 10: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

Keadaan daerah Kelurahan Sukorame

• PemerintahanNo. Jabatan Jumlah

1. Kepala Lurah 1

2. Sekretaris Lurah 1

3. Kepala Seksi Pemerintahan 1

4. Kepala Seksi Pembangunan 1

5. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat -

6. Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat 1

7. Kepala Seksi Umum -

8. Kepala Seksi Keuangan -

9. Jumlah staf pemerintahan Desa/Kelurahan 6

10. Jumlah RT 3611. Jumlah RW 10

JUMLAH 57

SEKERTARIS KELURAHAN

SEKSI PEMERINTAHAN SEKSI PEMBANGUNAN SEKSI SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

RAKYAT

SEKSI KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN

LURAH

Page 11: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

No. Agama Jumlah (orang)

1. Islam 51742. Kristen Protestan 10003. Kristen Katolik 9854. Hindu 155. Budha -6. Lain-lain -

72%

14%14%

Prosentase Penduduk berdasarkan Agama

IslamKristen ProtestanKristen KatolikHinduBudha

Page 12: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

Distribusi Penduduk Kelurahan Sukorame Berdasarkan Pendidikan

1%

3%

15%

3%

3%

52%

1%1%1%

16%

4% Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK

Usia 3-6 tahun yang sedang TK/play group

Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah

Tamatan SD sederajat

Tamatan SLTP sederajat

Tamatan SLTA sederajat

Tamatan D1

Tamatan D2

Tamatan D3

Tamatan S1

Tamatan S2

Page 13: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Sukorame

No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah1. Petani 962. Pegawai negeri sipil 17853. pengrajin industri rumah tangga 1784. Pedagang keliling 545. Montir 206. Dokter swasta 47. Bidan swasta 68. Perawat swasta 29. TNI 33610. POLRI 33511. Pensiunan PNS/TNI/POLRI 28212. Pengusaha kecil menengah 5013. Notaris 414. Jasa pengobatan alternatif 1 15 Dosen swasta 4 16. Karyawan perusahaan swasta 168217. Karyawan perusahaan pemerintahan 2718. Sopir 2 19. Tukang becak 20 20. Tukang cukur 6 21. Tukang batu/kayu 30

Jumlah mata pencaharian pokok 2.845

Page 14: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

Fasilitas dan tenaga kerja yang terdapat di Kelurahan Sukorame

No Fasilitas Kesehatan Jumlah (Buah)

1. Rumah Sakit Umum Daerah 0

2. Rumah Sakit Swasta 0

3. Rumah Sakit TNI dan Polri 0

4. Rumah Bersalin / Balai Pengobatan 0

5. Puskesmas 1

6. Puskesmas Pembantu 0

7. Puskesmas Keliling 0

8. Polindes 0

9. Poskeskel 0

10. Posyandu 10

11. Apotik 0

12. Tempat Praktek Dokter 0

13. Poliklinik / balai pengobatan 0

14. Klinik IMS 0

No Tenaga Kesehatan Jumlah (Orang)

1. Dokter Umum 3

2. Dokter Gigi 0

3. Dokter Spesialis 2

4. Paramedis 0

5. Dukun terlatih 1

6. Bidan Kelurahan 3

7. Kader kesehatan yang aktif 0

Page 15: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

10 penyakit terbanyakNO. Daftar penyakit ICD JUMLAH %

ISPA J.06.9 13390 39,4Rheumatoid Arthritis yang lain M.06 6835 20,2Hipertensi I.10 4557 13,5Gastritis K.29.7 2323 6,9Pulpitis K.04.0 1813 5,3Diabetes Mellitus E.14 1679 5,0Dermatitis Kontak Alergi L.23 1005 3,0Hipotensi I.95.9 918 2,7Gangren Pulpa K.04.1 720 2,1Sakit kepala lainnya G.44 627 1,9

39.40%

20.20%

13.50%

6.90%

5.30%5.00%

3.00% 2.70% 2.10% 1.90%

J.06.9M.06I.10K.29.7K.04.0E.14L.23I.95.9

28,8%

15,2%

14,6%

Page 16: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

Gambaran hasil pemantauan Gizi di Posyandu Kelurahan Sukorame

Target Pencapaian Kesenjangan

K/S

D/S

N/D

N/S

BGM

100

85

85

85

< 4

100 %

33 %

18%

47%

0,45%

-

-12

-67

- 38

+3,55

K/S = cakupan kegiatanN/D = keberhasilan penimbanganN/S = kenaikan berat badanD/S = partisipasi masyarakat

S : Jumlah semua balita di Kelurahan sukorameK: Balita yang memiliki KMSD: Balita yang datang ke PosyanduN: Balita yang datang ke Posyandu dan BB meningkatBGM: Bawah Garis Merah

Page 17: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

Prasarana Air minumNo. Uraian Jumlah

1 Sumur gali 38

2 Sumur pompa 30

3 PAM 1000

4 Hidran Umum 0

5 Depot isi ulang 500

6 Pipa 1700

1%

36%

1%

61%

Penggunaan Air Bersih

Sumur galiPDAM/PAMSumur pompaPipa

Page 18: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

Kepemilikan Jamban

Kepemilikan Jamban Jumlah KK Persentase

Menggunakan jamban 2.216 100%

Tidak memiliki jamban 0 0%

Menggunakan MCK umum 0 0%

Page 19: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

PRASARANA DAN SARANA KEBERSIHANUraian-4.13 Keterangan (Ada/Tidak) Keterangan (%)

Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Tidak   0   0%

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tidak   0   0%

Alat Penghancur Sampah Tidak   0   0%

Jumlah Gerobak Sampah Ada   10   4,5%

Jumlah Tong Sampah Ada   200   93%Jumlah Truk Pengangkut Sampah Tidak   0   0%

Jumlah Satgas Kebersihan Ada   1   0,5%

Jumlah anggota Satgas Kebersihan Ada   5   2,3%

Jumlah Pemulung Tidak   0   0%Tempat Pengelolaan Sampah Tidak   0   0%

Pengelolaan Sampah Lingkungan/RT Tidak   0 0%

Pengelola Sampah Lainnya Tidak   0 0%

Jumlah 216 100%

Page 20: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

Sanitasi Penduduk Kelurahan Sukorame

No Jenis Kegiatan Target Realisasi Kesenjangan

N % N % - +

1. Cakupan air bersih 2214 80 2768 100% - 20

2. Cakupan penggunaan

jamban

1489 70 2216 96% - 26

3. Jumlah TPS - 80 0 0% 80% -

Page 21: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

BAB III

ANALISA DATA KESEHATAN DAN NON KESEHATAN

Page 22: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

LEMBAR KERJA I

ANALISA DATAINDIKATOR DERAJAT KESEHATAN

LEMBAR KERJA I

NO. Jenis Kegiatan Target Realisasi Kesenjangan

N % N % - +

I IMR 0 0 1 0 - -

II MMR 0 0 0 0 - -

III ISPA

a. ISPA Pneumonia 17 70% 31 127% - 57%

a. ISPA Bukan Pneumonia - - 9639 - - -

Page 23: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

1. Kesehatan IbuNO. Jenis Kegiatan Target Realisasi Kesenjangan

a. Bumil N % N % - +

1. K1 113 96% 108 95,98% 0,02% -

1. K4 113 96% 107 94,69% 1,31% -

1. Resti ditemukan Nakes 22 20% 30 26.55% - 6,55%

1. Resti ditemukan masy. 22 20% 18 15,93% 4,07% -

1. Bumil resti dirujuk - - - - - -

6. Tablet Fe 113 100% 113 100% - -

b. Ibu bersalin

1. Ditolong NaKes 113 96% 104 92% 4%

c. Bufas

1. Bufas yang mendapat

pelayanan nifas

108 95% 113 97% - 2%

Page 24: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

2. Kesehatan AnakNO. Jenis Kegiatan Target Realisasi Kesenjangan

N % N % - +

- KN2 102 97% 91 89,22

%

7,78% -

- Kunjungan bayi 102 90% 85 83,3% 6,7% -

- ASI eksklusif 57 80% 25 35% 45% -

- BBLR - - - - - -

- Neonatus resti 3 15% 18 120% - 102%

- Rujukan neonatus

resti

- - - - - -

Page 25: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

3. ImunisasiNO

.

Jenis Kegiatan Target Realisasi Kesenjangan

N % N % - +

- BCG 102 95% 97 90.3% 4.7% -

- Polio 1 102 95% 103 95.9% - 0.9%

- Polio 2 102 90% 106 93.5% - 3.5%

- Polio 3 102 90% 109 96.1% - 6.1%

- Polio 4 102 90% 109 96.1% - 6.1%

- DPT-HB combo1 102 90% 109 96.1% - 6.1%

- DPT-HB combo2 102 95% 108 100.5% - 5.5%

- DPT-HB combo3 102 95% 108 100.5% - 5.5%

- Campak 102 90% 103 90.8% - 0.8%

Page 26: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

4. Keluarga Berencana

NO. Jenis Kegiatan Target Realisasi Kesenjangan

N % N % - +

- Cakupan peserta KB aktif774 70% 776 70,4%

- 0,4%

- Cakupan peserta KB Baru- - 166 100%

- -

5. GIZI

NO. Jenis Kegiatan Target Realisasi Kesenjangan

N % N % - +

- K/S 6923 100% 6923 100% - -

- D/S 5831 85% 2287 33% 52% -

- N/S 5525 85% 3222 47% 38% -

- N/D 5236 85% 1232 18% 67% -

- BGM - < 4% 32 0,45% - 3,55%

Page 27: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

BAB 4

PERMASALAHAN KESEHATAN KOMUNITAS

Page 28: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

LEMBAR KERJA 2RESUME PERMASALAHAN

No PERMASALAHAN KOMENTAR

KESEHATAN IBU DAN ANAK ( KIA)

1. Bumil K1 terdapat 95,98% dari

target 96% (kesenjangan -0,02%)

1) Faktor lingkungan/Environment

Kurangnya kesadaran dan rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya

kunjungan ANC sejak dini selama kehamilan.

2) Faktor perilaku / Life styles

Terlalu sibuk dengan pekerjaan dirumah sehingga tidak bisa meluangkan waktu untuk

berkunjung ke Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan ANC.

Banyak yang tidak sadar kalau sedang hamil.

Kurangnya pengetahuan bumil tentang jadwal ANC

3) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services

Kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam melakukan upaya penyuluhan tentang

pentingnya pemeriksaan kesehatan ibu dan janin selama kehamilan karena kurang

tercukupinya SDM dan wilayah yang luas.

Kurang Tersedianya sarana & prasaran kesehatan yang baik akan memudahkan

masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas

4) Psicobiology

Berkurangnya minat pada ibu hamil yang cenderung lebih memilih untuk berdiam diri

di rumah atau melakukan pekerjaan rumahnya dan merasa tidak perlu memeriksakan

kehamilan karena tidak merasa ada yang perlu dkhwatirkan

Page 29: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

2. Bumil K4 terdapat

94,69% dari target

96% (kesenjangan -

1,31%%)

1) Faktor lingkungan/Environment

Masih rendahnya pengetahuan masyarakat akan

pentingnya memenuhi minimal kunjungan ANC

sebanyak 4x selama kehamilan.

1) Faktor perilaku / Life styles

Kurangnya kesadaran masyarakat khususnya ibu-

ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan secara

rutin, dimana sebagian besar dikarenakan oleh

waktu serta pekerjaan.

1) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services

Kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam

melakukan upaya penyuluhan tentang pentingnya

pemeriksaan kesehatan ibu dan janin selama

kehamilan karena kurang tercukupinya SDM dan

wilayah yang luas.

Page 30: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

3. Bumil resti ditemukan

masyarakat terdapat

15,93% dari target 20%

(kesenjangan -4,07%)

1) Faktor lingkungan/Environment

Masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang resiko tinggi

pada bumil

1) Faktor perilaku / Life styles

Kurangnya perhatian masyarakat pada bumil risiko tinggi.

Kurangnya perhatian bumil pada resiko tinggi dalam

kehamilannya, dalam hal pemeriksaan kehamilannya secara

berkala.

1) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services

Kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam melakukan upaya

penyuluhan tentang pentingnya deteksi dini pada bumil risiko

tinggi.

1) Psicobiologi

Berkurangnya minat pada ibu hamil yang cenderung lebih

memilih untuk berdiam diri di rumah atau melakukan pekerjaan

rumahnya dan merasa tidak perlu memeriksakan kehamilan

karena tidak merasa ada yang perlu dkhwatirkan.

Page 31: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

4. Ibu bersalin ditolong

tenaga kesehatan

terdapat 92% dari

target 96%

( kesenjangan -4%)

1) Faktor lingkungan/Environment

Kurangnya Kesadaran warga duntuk melakukan

persalinan secara aman.

Akses yang kurang memadai untuk menjangkau

tenaga kesehatan

1) Perilaku / Lifestyle

Kurangnya kesadaran bumil untuk melakukan

persalinan di tenaga kesehatan

Kepercayaan turun-temurun dari keluarga untuk

melakukan persalinan di dukun bayi

Anggapan bahwa biaya persalinan di Pelayanan

Kesehatan mahal

1) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services

Kurang tersedianya tenaga kesehatan pada di

kelurahan setempat, sehingga tidak semua ibu

hamil melakukan persalinan di tenaga kesehatan.

Page 32: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

KESEHATAN ANAK

1. KN2 sebesar

89,22% dari

target 97%

(kesenjangan -

7,78%)

1) Faktor Perilaku

Kurangnya Kesadaran warga untuk

melakukan kunjungan bayi

Anggapan bahwa biaya persalinan di

Pelayanan Kesehatan mahal.

1) Faktor pelayanan kesehatan / Medical

care services

Kurangnya promosi mengenai layanan

Jampersal ke masyarakat.

Makin banyaknya pusat pelayanan

swasta.

Page 33: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

2. Kunjungan bayi

sebesar 83,3% dari

target 90%

(kesenjangan -6,7%)

1) Faktor lingkungan/Environment

Kebiasaan warga yang memeriksakan bayinya ke

tenaga kesehatan setempat.

Kurangnya perhatian orang tua pada kesehatan

bayinya.

Anggapan bahwa biaya persalinan di Pelayanan

Kesehatan mahal.

2) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services

Kurangnya promosi mengenai jaminan kesehatan

ke masyarakat.

Makin banyaknya pusat pelayanan swasta.

Tidak semua warga memiliki jaminan kesehatan

sehingga tidak semua warga memeriksakan

kesehatan bayinya ke pelayanan kesehatan.

Page 34: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

3. ASI ekslusif sebesar 35%

dari target 80%

( kesenjangan -45%)

1) Faktor lingkungan/Environment

Pengetahuan yang kurang tentang pentingnya ASI pada bayi.

Kurangnya keterampilan ibu-ibu dalam menyusui bayinya

sehingga ibu-ibu cenderung lebih suka memberikan susu

formula.

Bayi yang tidak mau diberi ASI sehingga ibu bayi memilih untuk

memberikan susu formula.

1) Psicobiologi

Ibu yang tidak dapat memberikan ASInya karena produksi ASI

yang kurang

Ibu yang mempunyai kepercayaan jika menyusui dapat merubah

bentuk tubuh sehingga si ibu cenderung takut untuk menyusui.

3) Health service

Kurangnya penyuluhan tentang pentingnya ASI bagi

pertumbuhan bayi.

Kurangnya penyuluhan tentang cara menyusui yang benar dan

cara perawatan payudara.

Page 35: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

IMUNISASI

BCG sebesar 90.3%

dengan target 95%

(kesenjangan -4,7%)

1) Faktor Perilaku

Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya imunisasi bagi anak.

Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai jadwal imunisasi

sehingga cenderung anak dibawa untuk imunisasi tidak sesuai

jadwal dan akhirnya tidak mendapat imunisasi yang semestinya.

Kurangnya waktu orang tua yang tersedia untuk membawa anaknya

ke posyandu untuk imunisasi.

1) Faktor Lingkungan

Adanya suatu kepercayaan yang menganggap bahwa imunisasi itu

haram.

Anggapan bahwa biaya imunisasi di Pelayanan Kesehatan mahal.

1) Psicobiology

Ketakutan masyarakan akan adanya kejadian pasca imunisasi.

1) Health Service

Kurangnya penyuluhan tenaga kesehatan tentang pentingnya

imunisasi untuk anak.

 

Page 36: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

GIZI

D/S (partisipasi

masyarakat)

sebesar 33% dari

target 85%

(kesenjangan -52%)

1) Faktor Lingkungan

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya

kegiatan Posyandu bagi anak

Kurangnya minat warga akan adanya kegiatan Posyandu

anak.

Kurangnya pengetahuan warga tentang jadwal

penyelenggaraan Posyandu.

Anggapan bahwa biaya di Pelayanan Kesehatan mahal.

1) Factor Perilaku/Lifestyle

Kurangnya waktu orang tua yang tersedia untuk membawa

anaknya ke Posyandu.

1) Health Service / Pelayanan Kesehatan

Kurangnya penyuluhan tenaga kesehatan tentang

pentingnya mengikuti kegiatan Posyandu.

 

Page 37: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

2. N/S (kenaikan berat

badan) sebesar 47%

dengan target 85%

(kesenjangan -38%)

1) Faktor Lingkungan

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya asupan

gizi bagi anak.

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pola makan yang

baik bagi anak.

Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membawa anaknya ke

Posyandu untuk dilakukan penimbangan rutin.

Keadaan ekonomi keluarga yang tidak mendukung terhadap gizi

anak.

1) Faktor Perilaku/Lifestyle

Kurangnya waktu orangtua untuk memperhatikan asupan gizi

anak

Kebiasan masyarakat untuk memberikan PASI sebelum

waktunya, misalnya pisang

1) Faktor Health Service / Pelayanan Kesehatan

Kurangnya penyuluhan tenaga kesehatan tentang pentingnya gizi

dan penimbangan rutin di Posyandu.

Kurangnya survey lapangan secara langsung dan berkala dalam

upaya peningkatan gizi anak.

Page 38: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

3. N/D ( keberhasilan

penimbangan) sebesar

18% dari target 85%

(kesenjangan -67%)

1) Faktor lingkungan

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya

penimbangan secara rutin bagi anak.

Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai status gizi anak.

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pola makan yang

baik bagi anak.

Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membawa anaknya ke

Posyandu untuk dilakukan penimbangan rutin.

Keadaan ekonomi keluarga yang tidak mendukung terhadap gizi

anak.

1) Faktor Perilaku/Lifestyle

Kebiasan masyarakat untuk memberikan PASI sebelum waktunya,

misalnya pisang

1) Faktor Health Service / Pelayanan Kesehatan

Kurangnya penyuluhan tenaga kesehatan tentang pentingnya gizi

dan penimbangan rutin di Posyandu.

Kurangnya survey lapangan secara langsung dan berkala dalam

upaya peningkatan gizi anak.

Page 39: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

No PERMASALAHAN KOMENTAR

1. Penyakit ISPA sebagai salah

satu penyakit terbanyak di

Kelurahan Sukorame

1) Faktor lingkungan/Environment

Hal ini terkait dengan lingkungan yaitu

Lingkungan makro: berupa lingkungan yang bersinggungan dengan

akses jalan raya padat kendaraan.

Lingkungan meso: Lingkungan Perumahan yang padat penduduk,

sehingga ventilasi udara kurang baik akibatnya memudahkan penularan

penyakit.

Lingkungan mikro: satu rumah dihuni oleh banyak orang serta ventilasi

yang kurang memudahkan penularan penyakit dalam keluarga.

Hal ini juga terkait dengan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat,

sehingga kesadaran akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) masih kurang.

1) Faktor perilaku / Life styles

Kebiasaan masyarakat yang cenderung suka merokok. Membuang ludah

di sembarang tempat. Batuk dan bersin tidak ditutup. Kebiasaan cuci

tangan dan higine diri sendiri kurang diperhatikan.

1) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services

Kurangnya penyuluhan dari Puskesmas mengenai pentingnya menjaga

kebersihan untuk mencegah terjadinya penyakit, terutama penyakit

ISPA.

Page 40: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

No PERMASALAHAN KOMENTAR

SANITASI LINGKUNGAN

1 Sarana TPS didapatkan 0%

dari target 80% dengan

kesenjangan -80%

1) Faktor lingkungan/Environment

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menjaga

kebersihan lingkungan serta penyakit yang dapat ditimbulkan.

Hal ini juga terkait dengan lingkungan perumahan penduduk yang

terlalu padat dan daerah pemukiman yang dekat dengan sungai.

Minimnya kepemilikan tempat pembuangan sampah dikarenakan

sosial ekonomi yang rendah.

Kurangnya pengetahuan tentang pemisahan antara sampah kering dan

sampah basah.

1) Faktor perilaku / Life styles

Kebiasaan masyarakat yang suka membuang sampah sembarangan di

sekitar rumah ataupun di sungai.

1) Faktor pelayanan kesehatan / Medical care services

Kurangnya keaktifan tenaga dan kader kesehatan dalam melakukan

upaya penyuluhan tentang kebersihan lingkungan bagi masyarakat.

Kurangnya keatifan tenaga dan kader kesehatan untuk memberikan

pelatihan membuat tempat sampah dari barang bekas.

Page 41: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

LEMBAR KERJA 3RESUME FAKTOR PENDUKUNG

NO FAKTOR PENDUKUNG KOMENTAR

ISPA Pneumonia

1.

2.

3.

Jumlah dokter umum 3, bidan

Kelurahan 3 orang

Jumlah Posyandu 10 buah di

kelurahan Sukorame.

Banyaknya kegiatan organisasi

sosial yang dilakukan di kelurahan

Sukorame.

Jumlah tenaga kesehatan sudah

mencukupi dan cukup terlatih.

Kegiatan organisasi sosial dapat

digunakan sebagai media promotif

untuk meningkatkan pemahaman

masyarakat tentang ISPA.

Dengan adanya posyandu bisa

menjadi sarana deteksi dini kasus

ISPA.

Page 42: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

K I A

1. Jumlah dokter umum 3, bidan

Kelurahan 3 orang

Tenaga kesehatan yang cukup mampu

mendukung dalam meningkatkan

pelayanan kesehatan dibidang KIA.

Lokasi Puskesmas induk dekat sehingga

ikut mendukung pencapaian program

KIA di Kelurahan Sukorame.

Masyarakat ikut berperan aktif dalam

mensukseskan program KIA di

Kelurahan Sukorame yang dilaksanakan

oleh puskesmas

Sarana-sarana yang ada dan tersedia bisa

digunakan sebagai metode penyuluhan

yang cukup efektif.

2. Jumlah Posyandu 10 buah dan di

kelurahan Sukorame.

3. Sarana transportasi yang baik.

Page 43: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

IMUNISASI

1.

2.

3.

Jumlah dokter umum 3, bidan

Kelurahan 3 orang.

Jumlah Posyandu 10 buah di

Kelurahan Sukorame.

Sarana pendidikan yang cukup

Tenaga kesehatan sudah mencukupi

dan cukup terlatih

Kegiatan organisasi sosial dan

keagamaan dapat digunakan

sebagai media promotif untuk

program kesehatan contoh:

imunisasi

Makin meningkatnya pengetahuan

masyarakat Tentang imunisasi

untuk mencegah penyakit di

kemudian hari.

Dapat digunakan sebagai sarana

imunisasi anak sekolah

Page 44: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

ISPA Bukan Pneumonia

1.

2.

3.

5.

Sarana pendidikan yang cukup

Adanya kegiatan keagamaan dan organisasi sosial

seperti pengajian, PKK, dll

Petugas puskesmas yang terlatih dan berpengalaman

dalam kesehatan lingkungan

Cakupan penggunaan air besih yang cukup tinggi.

Dengan cukupnya sarana pendidikan tentunya anak akan

diajarkan perilaku hidup sehat dan bersih, beberapa

pengetahuan tentang penyakit, pengobatan serta cara

pencegahan penularannya terutama penyakit diare.

Kegiatan organisasi sosial dan keagamaan dapat digunakan

sebagai media promotif untuk program pemberantasan

penyakit menular. Hal ini memberikan kemudahan dalam

pemberian penyuluhan maupun follow up dari kegiatan

yang akan dilakukan.

Adanya sarana - sarana dari Puskesmas yang bisa

digunakan sebagai media untuk memberikan penyuluhan

tentang P2P sehingga bisa lebih efektif.

Dengan transportasi yang memadai mempermudah

mencapai sarana kesehatan (puskesmas) dengan cepat dan

mendapatkan pelayanan kesehatan.

Tingginya penggunaan air bersih mendukung pelaksanaan

PHBS.

Page 45: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

SANITASI DAN PERUMAHAN

1.

2.

3

4

Banyaknya kegiatan keagamaan dan

organisasi yang dilakukan di

kelurahan Sukorame

Jumlah dokter umum 3, bidan

Kelurahan 3 orang.

Realisasi cakupan penggunaan air

bersih yang melebihi target.

Mayoritas rumah warga sudah

permanen.

Kegiatan keagamaan dan organisasi

sosial dapat digunakan sebagai

media promotif untuk pengenalan

program SToP dan penggunaan air

bersih

Dokter umum, bidan Kelurahan,

kader dan tokoh masyarakat bisa

memberikan contoh kepada

masyarakat terlebih dahulu.

Dengan banyaknya warga yang

memiliki rumah permanen, kualitas

kesehatan dapat semakin meningkat.

Page 46: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

LEMBAR KERJA 4PENILAIAN PRIORITAS PERMASALAHAN

• Permasalahan / health issue: KIA– KIA: Terdapat kesenjangan pada pencapaian program kerja K1, K4,

bumil risti ditemukan masyarakat dan ibu bersalin ditolong tenaga kesehatan.

Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal

Magnitude 5

Keseriusan 6

Feasibility 5

Lain

Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 16

Page 47: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

Permasalahan / health issue: Kesehatan anakKesehatan Anak: Terdapat kesenjangan pada pencapaian program kerja KN2, kunjungan bayi, dan ASI ekslusif.

Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal

Magnitude 5

Keseriusan 5

Feasibility 5

Lain

Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 15

Page 48: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

Permasalahan / health issue: ImunisasiImunisasi: Terdapat kesenjangan pada pencapaian program kerja imunisasi BCG

Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal

Magnitude 4

Keseriusan 5

Feasibility 5

Lain

Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 14

Page 49: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

Permasalahan / health issue: GiziGizi: Terdapat kesenjangan pada pencapaian program kerja D/S (partisipasi masyarakat), N/S (kenaikan berat badan), dan N/D ( keberhasilan penimbangan).

Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal

Magnitude 6

Keseriusan 6

Feasibility 5

Lain

Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 17

Page 50: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

Permasalahan / helath issue ISPA bukan Pneumonia sebagai penyakit infeksi terbanyak

Kriteria 6 5 4 3 2 1 Subtotal

Magnitude 6

Keseriusan 6

Feasibility 5 5

Lain

Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal) 17

Page 51: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

DAFTAR PRIORITAS PERMASALAHAN KELURAHAN SUKORAME

NO PERMASALAHAN INDEKS PRIORITAS

1 ISPA BUKAN PNEUMONIA 17

2 GIZI 17

3 KIA 16

4 Kesehatan Anak 15

5 Imunisasi 14

Page 52: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

LEMBAR KERJA 4PERMASALAHAN KESEHATAN, FAKTOR RESIKO, SUMBER DAYA

ISPA BUKAN PNEUMONIA

1. Tingginya penyakit

(ISPA Bukan

Pneumonia) di

Kelurahan Sukorame

Hal ini terkait dengan lingkungan di Kelurahan

Sukorame yang berupa lingkungan yang

bersinggungan dengan akses jalan raya padat

kendaraan.

Lingkungan Perumahan yang padat penduduk,

sehingga ventilasi udara kurang baik akibatnya

memudahkan penularan penyakit.

satu rumah dihuni oleh banyak orang serta ventilasi

yang kurang memudahkan penularan penyakit dalam

keluarga.

Hal ini juga terkait dengan rendahnya tingkat

pendidikan masyarakat, sehingga kesadaran akan

pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

masih kurang.

Kurangnya penyuluhan kepada masyarakan mengenai

pentingnya menjaga kebersihan untuk mencegah

terjadinya penyakit, terutama penyakit ISPA

Pneumonia.

1) Tenaga kesehatan cukup

2) Penyuluhan PHBS sudah

berjalan dengan baik

Page 53: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

KIA

2. Pencapaian program kerja

K1, K4, ditemukan Nakes,

Bufas yang mendapat

pelayanan nifas, ASI

eksklusif di Kelurahan

Sukorame

o Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat

terutama ibu-ibu hamil normal dan ibu hamil dengan

resiko tinggi mengenai pentingnya

o kunjungan ANC sejak dini selama kehamilan

o minimal kunjungan ANC sebanyak 4x selama

kehamilan

o pemeriksaan ANC rutin

o resiko komplikasi bagi bumil resti

o pemeriksaan bayi setelah lahir

o perawatan setalah nifas

o Kurang aktifnya nakes (karena faktor kurangnya SDM

dan luasnya wilayah) dalam melakukan upaya

penyuluhan tentang pentingnya

o kunjungan ANC sejak dini selama kehamilan

o minimal kunjungan ANC sebanyak 4x selama

kehamilan

o pemeriksaan ANC rutin

o resiko komplikasi bagi bumil resti

o pemeriksaan bayi setelah lahir

o perawatan nifas

1. tenaga kesehatan yang

cukup

2. penyuluhan sudah

dilakukan secara berkala di

posyandu

Page 54: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

GIZI

3. D/S (partisipasi

masyarakat) sebesar

33% dari target 85%

(kesenjangan -52%)

N/S (kenaikan berat

badan) sebesar 47%

dengan target 85%

(kesenjangan -38%)

N/D ( keberhasilan

penimbangan) sebesar

18% dari target 85%

(kesenjangan -67%)

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang

pentingnya kegiatan Posyandu bagi anak

Kurangnya minat warga akan adanya kegiatan

Posyandu anak.

Kurangnya pengetahuan warga tentang jadwal

penyelenggaraan Posyandu.

Anggapan bahwa biaya di Pelayanan

Kesehatan mahal.

Kurangnya waktu orangtua untuk

memperhatikan asupan gizi anak

Kebiasan masyarakat untuk memberikan PASI

sebelum waktunya, misalnya pisang

Kurangnya penyuluhan tenaga kesehatan

tentang pentingnya gizi dan penimbangan

rutin di Posyandu.

Kurangnya survey lapangan secara langsung

dan berkala dalam upaya peningkatan gizi

anak.

1. Petugas kesehatan

yang sdah cukup dan

telah aktif memberikan

penyuluhan

Page 55: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

ASI

ASI ekslusif

sebesar 35%

dari target 80%

( kesenjangan -

45%)

Pengetahuan yang kurang

tentang pentingnya ASI pada

bayi.

Kurangnya keterampilan ibu-

ibu dalam menyusui bayinya

sehingga ibu-ibu cenderung

lebih suka memberikan susu

formula.

Bayi yang tidak mau diberi ASI

sehingga ibu bayi memilih

untuk memberikan susu

formula.

1. tenaga kesehatan

yang cukup

2. penyuluhan

dilakukan secara

berkala di

posyandu.

3. Kegiatan organisasi

sosial dan

keagamaan dapat

digunakan sebagai

media promotif

Page 56: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

IMUNISASI

BCG sebesar 90.3%

dengan target 95%

(kesenjangan -4,7%)

Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya

imunisasi bagi anak.

Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai

jadwal imunisasi sehingga cenderung anak

dibawa untuk imunisasi tidak sesuai jadwal

dan akhirnya tidak mendapat imunisasi yang

semestinya.

Kurangnya waktu orang tua yang tersedia

untuk membawa anaknya ke posyandu untuk

imunisasi.

Adanya suatu kepercayaan yang menganggap

bahwa imunisasi itu haram.

Kurangnya penyuluhan tenaga kesehatan

tentang pentingnya imunisasi untuk anak.

Ketakutan masyarakan akan adanya kejadian

pasca imunisasi.

Anggapan bahwa biaya imunisasi di Pelayanan

Kesehatan mahal.

Jumlah nakes mencukupi dan

cukup terlatih

Kegiatan organisasi sosial

dan keagamaan dapat

digunakan sebagai media

promotif untuk program

kesehatan contoh: imunisasi

Page 57: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

LEMBAR KERJA 5PENILAIAN KETEPATAN INTERVENSI

• Permasalahan / health issue– ISPA Bukan PneumoniaNO Strategi / Intervensi P E A R L

1 Penyuluhan pada masyarakat tentang

pentingnya kebersihan/ Higiene personal dan

lingkungan serta pentingnya rutin untuk

berobat dan pemeriksaan kesehatan

Y N Y Y Y

2 Meningkatkan jumlah kader kesehatan dan

rutin melaksanakan kegiatan kader yang telah

ada

Y N Y N Y

Page 58: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

KIA : Kesenjangan pada program KIANO Strategi / Intervensi P E A R L

1 Penyuluhan terhadap masyarakat terutama ibu-ibu hamil normal dan ibu hamil

dengan resiko tinggi mengenai pentingnya

o kunjungan ANC (ANC dini, minimal ANC, ANC rutin, resiko komplikasi

bagi bumil resti dan pemeriksaan bayi setelah lahir

Y N Y Y Y

2 Meningkatkan kinerja kader yang telah ada dengan cara memotivasi agar lebih

aktif memberikan penyuluhan kepada masyarakat dalam segala kesempatan

serta mengadakan pelatihan, penyuluhan rutin dan pemberian penghargaan

untuk kader

Y N Y Y Y

3 Meningkatkan peranan aktif tokoh masyarakat agar memotivasi masyarakat

terutama ibu-ibu agar mau melakukan pemeriksaan kehamilan demi kesehatan

bayi di dalam kandungan dan melakukan kunjungan bayi

Y N Y Y Y

4 Meningkatkan kunjungan Nakes ke rumah ibu hamil yang belum mengikuti

ANC

Y N Y Y Y

Page 59: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

GIZI : Kesenjangan pada program giziNO Strategi / Intervensi P E A R L

1 Penyuluhan terhadap masyarakat terutama tentang

pentingnya gizi untuk anak terutama untuk tumbuh

kembang anak

Y N Y Y Y

2 Meningkatkan kinerja kader yang telah ada dengan

cara memotivasi agar lebih aktif memberikan

penyuluhan kepada masyarakat dalam segala

kesempatan serta mengadakan pelatihan, penyuluhan

rutin dan pemberian penghargaan untuk kader

Y N Y Y Y

3 Meningkatkan peranan aktif tokoh masyarakat agar

memotivasi masyarakat agar mau melakukan

pemeriksaan gizi agar gizi anak lebih termonitor

Y N Y Y Y

Page 60: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

IMUNISASI: Kesenjangan pada program imunisasi

NO Strategi / Intervensi P E A R L

1 Penyuluhan terhadap masyarakat terutama

tentang imunisasi untuk melindungi anak dari

penyakit

Y N Y Y Y

2 Meningkatkan kinerja kader yang telah ada

dengan cara memotivasi agar lebih aktif

memberikan penyuluhan kepada masyarakat

dalam segala kesempatan serta mengadakan

pelatihan, penyuluhan rutin dan pemberian

penghargaan untuk kader

Y N Y Y Y

Page 61: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

ASI: Kesenjangan pada program ASINO Strategi / Intervensi P E A R L

1 Penyuluhan terhadap masyarakat terutama

terhadap ibu menyusui tentang pentingnya

inisiasi asi sejak dini

Y N Y Y Y

2 Meningkatkan kinerja kader yang telah ada

dengan cara memotivasi agar lebih aktif

memberikan penyuluhan kepada masyarakat

dalam segala kesempatan serta mengadakan

pelatihan, penyuluhan rutin dan pemberian

penghargaan untuk kader

Y N Y Y Y

Page 62: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

Lembar Kerja 6RENCANA KERJA DAN RENCANA EVALUASI

• Permasalahan : Kesenjangan pada ISPA Non Pneumonia di Kelurahan Sukorame• Tujuan Jangka panjang : Menurunnya angka kesakitan pada pasien ISPA Non Pneumoni• Tujuan Jangka Pendek: Terlaksananya program kesehatan di Kelurahan Sukorame

No Strategi Intervensi Setting dan metode Target

Populasi

Peran dan tanggung

jawabSumber daya Evaluasi

1. Penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya kebersihan/ Higiene personal dan lingkungan

Setting PKM/ polindes/ posyandumelakukan penyuluhan terhadap Masyarakat Kelurahan Sukorame

Semua Masyarakat

Nakes: penyuluhan

PuskesmasNakes

Menurunnya angka kesakitan akibat ISPA Non Pneumonia

2. Perekrutan kader Setting : tempat kerjaMetode : pembinaan kader

Organisasi Kemasyarakatan ibu-ibu PKK

Kader : pro aktif dalam mengatasi dan mencegah penyakit ISPADi kelurahan

puskesmasNakes

Menurunnya angka kesakitan akibat ISPA

3. Pemasangan pamflet dan poster di tempat umum

Setting : tempat umum, pusat keramaian Metode : poster dan pamflet

Masyarakat umum

Nakes : menyusun dan menyebarkan Kader : menyebarkan

Nakes Kader SaranaDana

Page 63: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

Permasalahan : kesenjangan pada Cakupan KIA di Kelurahan SukorameTujuan jangka panjang : Meningkatnya Cakupan KIA sesuai targetTujuan Jangka Pendek :Terlaksananya program Cakupan KIA di Kelurahan Sukorame

No Strategi intervensi Setting dan Metode Target populasi Peran dan tanggung jawab

Sumber daya Evaluasi

1 Penyuluhan terhadap masyarakat terutama ibu-ibu hamil normal dan ibu hamil dengan resiko tinggi mengenai pentingnya kunjungan ANC (ANC dini, minimal ANC, ANC rutin, resiko komplikasi bagi bumil resti dan pemeriksaan bayi setelah lahir

Setting : PKM//posyandumelakukan penyuluhan terhadap semua ibu hamil

Semua ibu yang hamil dan wanita yang baru menikah

Nakes : penyuluhan PuskesmasNakesPosyandu

Tercapainya semua progam K1, K4, Resti ditemukan nakes, Resti ditemukan masyarakat, Ibu bersalin di tolong nakes, Bufas yang mendapat pelayanan nifas, KN2 dan Kunjungan bayi

2 Perekrutan kader Setting : tempat kerja/posyanduMetode : pembinaan kader

Organisasi masyarakat ibu-ibu PKK

- Nakes: pembinaan kader- PKM menyiapkan sarana prasarana pemeriksaan

PKM Nakes

Tercapainya semua progam K1, K4, Resti ditemukan nakes, Resti ditemukan masyarakat, Ibu bersalin di tolong nakes, Bufas yang mendapat pelayanan nifas, KN2 dan Kunjungan bayi

Page 64: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

3 Peran aktif tokoh

masyarakat

Setting : pertemuan

warga

Metode : memberikan

pesan khusus

Masyarakat umum Nakes : menciptakan

hubungan yang baik

dengan tokoh

masyarakat

Tokoh masyarakat :

memberikan pesan pada

anggota masyarakat

Nakes

Tokoh masyarakat

Peningkatan

kesadaran

masyarakat akan

pentingnya KIA

melalui peningkatan

jumlah kunjungan ke

posyandu

4 Meningkatkan

kunjungan Nakes ke

rumah ibu hamil yang

belum mengikuti ANC

Setting: rumah ibu hamil

Metode : me-ngerahkan

kader kesehatan yang

sudah di rekrut di

Kelurahan untuk

mendata ibu-ibu hamil

di tiap Kelurahan yang

belum mengikuti ANC

serta melakukan

kunjungan rumah untuk

memberikan pengertian

agar ibu tersebut mau

memeriksakan

kehamilannya di

Puskesmas.

Ibu hamil di

kelurahan

Sukorame yang

belum mengikuti

ANC (>50%)

Puskesmas :

Penanggung jawab

progam Bidan

Kelurahan :

Penanggung-jawab

di tingkat Kelurahan.

Kader

kesehatan :

Pelaksana kunjungan

rumah

Bidan Kelurahan

Kader yang sudah

ikut pembinaan

Kelurahan

Anggaran dana

> 50% ibu

hamil yang

belum ANC

telah

dikunjungi

(Data

kunjungan

rumah)

> 90% ibu

hamil yang

termasuk

kunjungan

rumah

melakukan

ANC di

Puskesmas

Page 65: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

5 Penyuluhan

tentang

pentingnya

persalinan di

nakes

Setting :

PKM//posyandu

melakukan

penyuluhan

terhadap semua

ibu ibu terutama

ibu hamil

PKM :Semu

a ibu-ibu

yang datang

untuk

mendapatka

n pelayanan

ANC

Posyandu :

Ibu-ibu yang

mengantar

anaknya

untuk

kegiatan

posyandu

Nakes :

Penyuluhan

Puskesmas

Nakes

Posyandu

Tercapainya

jumlah ibu-

ibu hamil

yang

melakukan

persalinan di

Nakes sesuai

target

Page 66: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

Permasalahan: kesenjangan pada Cakupan ASI Eksklusif di Kelurahan SukorameTujuan jangka panjang: Meningkatnya Cakupan ASI Eksklusif sesuai targetTujuan Jangka Pendek:Terlaksananya program Cakupan ASI Eksklusif di Kelurahan Sukorame

No Strategi

intervensi

Setting dan

Metode

Target

populasi

Peran dan

tanggung jawab

Sumber daya Evaluasi

1 Penyuluhan

terhadap

masyarakat

terutama ibu-

ibu sedang

menyusui,

masa nifas dan

ibu-ibu yang

sudah

menikah.

Setting :

PKM//posyand

u

melakukan

penyuluhan

terhadap semua

masyarakat

yang

berkunjung

untuk

mendapatkan

pelayanan

Semua ibu

yang hamil

dan wanita

yang baru

menikah

Nakes :

penyuluhan

Puskesmas

Nakes

Posyandu

Tercapainya

semua

progam ASI

Eksklusif

sesuai target

Page 67: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

Permasalahan: kesenjangan pada Cakupan Imunisasi di Kelurahan SukorameTujuan jangka panjang: Meningkatnya Cakupan Imunisasi sesuai targetTujuan Jangka Pendek:Terlaksananya Peningkatan cakupan Imunisasi di Kelurahan Sukorame

No Strategi

intervensi

Setting dan

Metode

Target

populasi

Peran dan

tanggung jawab

Sumber daya Evaluasi

1 Penyuluhan

terhadap

masyarakat

terutama ibu-

ibu.

Setting :

PKM//posyand

u melakukan

penyuluhan

terhadap semua

pengunjung

yang dating

untuk

mendapatkan

pelayanan

Semua

anak-anak

dan balita

Nakes :

penyuluhan

Pelayanan

Imunisasi

Pendataan

imunisasi

Puskesmas

Nakes

Posyandu

Jumlah

balita atau

anak yang

mendapatka

n imunisasi

sesuai target

Menurunny

a jumlah

morbiditas

pada anak

dan balita

Page 68: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

Permasalahan: kesenjangan pada Cakupan GIZI di Kelurahan SukorameTujuan jangka panjang: Meningkatnya Cakupan GIZI sesuai targetTujuan Jangka Pendek:Terlaksananya Peningkatan cakupan GIZI di Kelurahan Sukorame

No Strategi intervensi Setting dan Metode Target

populasi

Peran dan

tanggung jawab

Sumber daya Evaluasi

1 Penyuluhan

terhadap

masyarakat

terutama ibu-ibu.

Setting :

PKM//posyandu

melakukan

penyuluhan

terhadap semua

pengunjung yang

dating untuk

mendapatkan

pelayanan

Semua

masyarakat

kelurahan

sukorame

terutama ibu-

ibu

Nakes :

penyuluhan

Puskesmas

Nakes

Posyandu

Jumlah balita

atau anak yang

ditimbang ke

Posyandu sesuai

target

Tercapainya

peningkatan

berat badan

anak sesuai

target.

Jumlah anak

atau balita yang

termasuk BGM

Page 69: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

No Strategi

intervensi

Setting dan

Metode

Target

populasi

Peran dan

tanggung jawab

Sumber daya Evaluasi

1 Penyuluhan

terhadap

masyarakat

terutama

kepala keluarga

dan tokoh

masyarakat

Setting :

pertemuan

warga

Metode :

memberikan

pesan khusus

Seluruh

warga

kelurahan

sukorame

terutama

kepala

keluarga

dan Tokoh

masyarakat

Nakes :

penyuluhan dan

menciptakan

hubungan yang

baik dengan

tokoh

masyarakat

Tokoh

masyarakat :

memberikan

pesan pada

anggota

masyarakat

Nakes

Tokoh

masyarakat

Tercapainya

sarana dan

prasarana

sanitasi

sesuai target

Permasalahan: kesenjangan pada Sarana dan Prasarana SanitasiTujuan jangka panjang: Meningkatnya Sarana dan Prasarana Sanirasi sesuai targetTujuan Jangka Pendek:Terlaksananya program Cakupan sarana dan prasarana sanitasi di Kelurahan Sukorame

Page 70: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

BAB 6KESIMPULAN DAN SARAN

• 6.1 Kesimpulan• Berdasarkan laporan diagnosa komunitas Kelurahan Sukoame yang mengacu

pada profil Kelurahan Sukorame tahun 2011 dapat disimpulkan bahwa prioritas permasalahan Kelurahan Sukorame yang paling utama adalah masalah ISPA bukan pneumonia, gizi, KIA, dan kesehatan anak, dan imunisasi.

• Tingginya angka kejadian ISPA Pneumonia dan bukan pnemonia berhubungan dengan SDM yang kurang, perilaku hidup yang kurang sehat, dan sanitasi di Kelurahan Sukorame yang masih kurang.

• Tingginya permasalahan pada gizi berhubungan dengan Sumber Daya Manusia, kurangnya wawasan masyarakat tentang pentingnya gizi, dan pembinaan nakes pada kelurahan Sukorame.

• Tingginya permasalahan pada KIA, kesehatan anak, dan imunisasi berhubungan dengan SDM, dan kurangnya promosi kesehatan di Kelurahan Sukorame.

Page 71: DIAGNOSA KOMUNITAS sukorame

Saran

• Pencatatan tentang data penduduk desa secara rutin dan menyeluruh sehingga didadapatkan data yang akurat untuk intervensi permasalahan yang tepat sasaran.

• Adanya koordinasi dan pelaporan data dari pihak desa ke pihak kecamatan sehingga tidak ada perbedaan antara data yang didapatkan dari Kelurahan dan Kecamatan.

• Nakes/kader aktif dalam melakukan penyuluhan sehingga bisa mengurangi masalah kesehatan yang ada.

• Diperlukan peran aktif tokoh masyarakat sehingga bisa mempengaruhi warga untuk menciptakan perilaku hidup sehat.