dewan perwakilan rakyat republik indonesia … · andika pandu puragabaya, s.psi, m.si, ... dan...

31
1 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KOMISI I DPR RI Tahun Sidang : 2018-2019 Masa Persidangan : III Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR RI dengan Dewas LPP RRI dan Dirut LPP RRI Hari, Tanggal : Selasa, 22 Januari 2019 Pukul : 14.40 WIB -17.11 WIB Sifat Rapat : Terbuka Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II Lt. 1, Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270 Ketua Rapat : Ir. Bambang Wuryanto, M.BA., Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara : 1. Evaluasi Pencapaian Kinerja LPP RRI Tahun 2018; 2. Rencana Kerja LPP RRI Tahun 2019; 3. Realisasi Anggaran LPP RRI Tahun 2018; 4. Tindak lanjut hasil Pemeriksaan/Temuan BPK T.A. 2018; 5. Isu-isu actual lainnya. Hadir : PIMPINAN: 1. Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari (F-PKS) 2. Ir. Bambang Wuryanto, M.BA. (F-PDI Perjuangan) 3. Asril Hamzah Tanjung, S.IP. (F-Gerindra) 4. H.A. Hanafi Rais, S.IP., M.PP. (F-PAN) ANGGOTA: FRAKSI PDI-PERJUANGAN (F-PDIP) 5. Ir. Rudianto Tjen 6. Dr. Effendi MS Simbolon, MIPol. 7. Charles Honoris 8. Andreas Hugo Pareira 9. Junico BP Siahaan 10. Drs. Ahmad Basarah, MH FRAKSI PARTAI GOLKAR (F-PG) 11. Meutya Viada Hafid 12. Bobby Adhityo Rizaldi, S.E., Ak., M.B.A., C.F.E. FRAKSI PARTAI GERINDRA (F-GERINDRA) 13. H. Ahmad Muzani 14. Martin Hutabarat 15. H. Biem Triani Benjamin, B.Sc., M.M. 16. Rachel Maryam Sayidina 17. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc.

Upload: doanthu

Post on 28-Jul-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT KOMISI I DPR RI

Tahun Sidang : 2018-2019 Masa Persidangan : III

Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR RI dengan Dewas LPP RRI dan Dirut LPP RRI

Hari, Tanggal : Selasa, 22 Januari 2019 Pukul : 14.40 WIB -17.11 WIB Sifat Rapat : Terbuka

Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II Lt. 1, Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270

Ketua Rapat : Ir. Bambang Wuryanto, M.BA., Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara : : 1. Evaluasi Pencapaian Kinerja LPP RRI Tahun 2018;

2. Rencana Kerja LPP RRI Tahun 2019; 3. Realisasi Anggaran LPP RRI Tahun 2018; 4. Tindak lanjut hasil Pemeriksaan/Temuan BPK T.A. 2018; 5. Isu-isu actual lainnya.

Hadir : PIMPINAN: 1. Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari (F-PKS) 2. Ir. Bambang Wuryanto, M.BA. (F-PDI Perjuangan) 3. Asril Hamzah Tanjung, S.IP. (F-Gerindra) 4. H.A. Hanafi Rais, S.IP., M.PP. (F-PAN)

ANGGOTA: FRAKSI PDI-PERJUANGAN (F-PDIP) 5. Ir. Rudianto Tjen 6. Dr. Effendi MS Simbolon, MIPol. 7. Charles Honoris 8. Andreas Hugo Pareira 9. Junico BP Siahaan 10. Drs. Ahmad Basarah, MH

FRAKSI PARTAI GOLKAR (F-PG) 11. Meutya Viada Hafid 12. Bobby Adhityo Rizaldi, S.E., Ak., M.B.A., C.F.E.

FRAKSI PARTAI GERINDRA (F-GERINDRA) 13. H. Ahmad Muzani 14. Martin Hutabarat 15. H. Biem Triani Benjamin, B.Sc., M.M. 16. Rachel Maryam Sayidina 17. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc.

2

FRAKSI PARTAI DEMOKRAT (F-PD) 18. Dr. Sjarifuddin Hasan, S.E., M.M., M.B.A. 19. KRMT Roy Suryo Notodiprojo

FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL (F-PAN) 20. Zulkifli Hasan, S.E., M.M. 21. Budi Youyastri

FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (F-PKB) 22. Drs. H.A. Muhamin Iskandar, M.Si. 23. Arvin Hakim Thoha

FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (F-PKS) 24. Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, M.A. 25. Dr. H. Jazuli Juwaini, Lc., M.A. 26. H. Sukamta, Ph.D.

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (F-PPP) 27. Dra. Hj. Lena Maryana 28. H. Syaifullah Tamliha, S.Pi., M.S.

FRAKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT (F-NASDEM) 29. Prof. Dr. Bachtiar Aly, M.A. 30. Mayjen TNI (Purn) Supiadin Aries Saputra 31. Prananda Surya Paloh

FRAKSI PARTAI HATI NURANI RAKYAT (F-HANURA) 32. Drs. Timbul P. Manurung

Anggota yang Izin : 1. Ir. H. Satya Widya Yudha, M.E., M.Sc. (F-PG)

2. Dr. Evita Nursanty, M.Sc. (F-PDI PERJUANGAN) 3. Yadi Srimulyadi (F-PDI PERJUANGAN) 4. Dave Akbarshah Fikarno, M.E. (F-PG) 5. Bambang Atmanto Wiyogo, S.E. (F-PG) 6. Venny Devianti, S. Sos. (F-PG) 7. H. Andi Rio Idris Padjalangi, S.H., M.Kn. (F-PG) 8. Dr. Jerry Sambuaga (F-PG) 9. Andika Pandu Puragabaya, S.Psi, M.Si, M.Sc. (F-

GERINDRA) 10. Elnino M. Husein Mohi, S.T., M.Si. (F-GERINDRA) 11. Teuku Riefky Harsya, B.Sc., M.T. (F-PD) 12. H. Darizal Basir (F-PD) 13. Ir. Hari Kartana, M.M. (F-PD) 14. Ir. Alimin Abdullah (F-PAN) 15. H.M. Syafrudin, S.T., M.M. (F-PAN) 16. Drs. H.M. Syaiful Bahri Anshori, M.P. (F-PKB) 17. Drs. H. Taufiq R. Abdullah (F-PKB) 18. Moh. Arwani Thomafi (F-PPP) 19. H. M. Ali Umri, S.H., M.Kn. (F-NASDEM)

Undangan

: 1. Ketua Dewas LPP RRI, Mistam, M.Si. 2. Direktur Utama LPP RRI, Mohammad Rohanudin. 3. Anggota Dewas LPP RRI, Hasto Kuncoro, S.H. 4. Anggota Dewas LPP RRI, Dr. Frederik Ndolu. 5. Anggota Dewas LPP RRI, Tantri Relatami, S.Sos.

3

6. Anggota Dewas LPP RRI, Dra. Dwi Hernuningsih, M.Si. 7. Direktur SDM dan Umum LPP RRI, Nurhanudin. 8. Direktur Keuangan LPP RRI, Hari Sudaryanto. 9. Direktur Program dan Umum LPP RRI, Soleman Yusuf. 10. Direktur TMB LPP RRI, Rahadian Gingging MK. 11. Direktur LPU LPP RRI, Godlief Richard Poyk. Beserta Jajaran.

4

Jalannya Rapat:

KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.):

Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Selamat sore, salam sejahtera bagi kita semua. Om Swastiastu. Yang terhormat, rekan-rekan Anggota Dewan; dan juga Dewas LPP RRI, begitu juga Direksi LPP RRI beserta seluruh jajarannya.

Sore hari ini kita akan rapat, saya ucapkan selamat datang kepada Ketua Dewas LPP RRI,

Pak Drs. Mistam, yang didampingi oleh, sekalian kenal Pak ya walaupun sudah kenal, Pak Hasto Kuncoro sebagai Anggota Dewas, Pak Frederick, kemudian Ibu Tantri Relatami, begitu juga Ibu Dwi Hernuningsih.

Kemudian hadir disini juga Bapak Rohanudin sebagai Dirut LPP RRI, Bapak Nurhanudin Direktur SDM, Bapak Sulaiman Yusuf, Bapak Hari Sudaryanto Direktur Keuangan, Bapak Raden Ginggih, Bapak Richard Poyk Direktur LPU.

Terima kasih. Hari ini kita akan rapat, Selasa 22 Januari 2019. Berdasarkan informasi dari sekretariat,

ini mohon ijin, Bapak/Ibu sekalian, kawan-kawan di Komisi I banyak yang kena mabuk dapil sehingga pusing banyak yang ke dapil, takut tidak kembali kesini. Tetapi atas korum fraksi ini terpenuhi fraksi, jadi rapat bisa kita jalani.

Jadi rapat kita jalani ya, kita buka ya? Terbuka atau tertutup? Terbuka ya. Oke, ini permintaan mitra terbuka, jadi rapat kita buka dengan mengucapkan bismillaah, dan rapat dalam posisi terbuka.

KETOK PALU : 1 KALI

(Rapat di buka pukul: 14.40 WIB) Rapat hari ini kita akan melakukan agenda rapat kita, yaitu Evaluasi Pencapaian Kinerja

LPP RRI Tahun 2018, kemudian Rencana LPP RRI Tahun 2019, Realisasi Anggaran Tahun 2018. Kemudian tentu saja sebagai fungsi pengawasan atas laporan BPK kita juga akan bahas progress penyelesaian laporan BPK. Kemudian beserta isu-isu aktual yang lain.

Perlu saya sampaikan di dalam forum ini bahwa Komisi I DPR RI pada tanggal 18 Januari 2019 telah menerima surat dari LPP RRI mengenai laporan situasi Implementasi BAST, yaitu Berita Acara Serah Terima Tanah RRI Cimanggis. Dalam surat tersebut dijelaskan perkembangan pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia di tanah RRI Cimanggis yang telah terjadi pelanggaran BAST BMN, dan perusakan infrastruktur berupa fiber line, pemancar siaran, yang dilakukan oleh pekerjan kontraktor c.q Kemenag RI sehingga mengganggu kegiatan operasional siaran LPP RRI.

Selain itu berdasarkan penilaian tim teknis RRI, tanah yang direncanakan sebagai pengganti pemancar RRI Cimanggis, yaitu lahan di Balaraja Citayeum dan Sawangan kurang. Itu yang secara teknis, ini nanti mohon untuk dijelaskan perkembangannya. Disini kita juga kita sudah punya catatannya rapat-rapat sebelumnya.

Kemudian selanjutnya kami persilakan Ketua Dewan Pengawas LPP RRI untuk memberikan sambutannya, dan dilanjutkan Dirut LPP RRI untuk memberikan penjelasan terkait dengan agenda RDP kita pada hari ini. Kemudian dilanjutkan pendalaman, dan terakhir kesimpulan dan penutup.

Tadi sudah ada pesan dari kawan-kawan agar jangan lama-lama. Jadi ini ‘ikan sepat ikan gabus, lebih cepat lebih bagus’. Langsung saja saya persilakan Pak Dewas untuk memberikan selaku pengarah/penanggungjawab yang memilih ini untuk memberikan laporannya.

Terima kasih.

5

KETUA DEWAS LPP RRI (MISTAM, M.SI.): Terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Selamat sore dan salam sejahtera untuk kita semuanya. Pimpinan Sidang dan Anggota Sidang Komisi I DPR RI yang kami hormati, yang kami banggakan; Kolega Dewan Pengawas, Jajaran Direksi serta Peserta Sidang hari ini yang kami hormati.

Puji syukur kehadlirat Tuhan Yang Maha Kuasa pada kesempatan yang bahagia ini kita

bisa ber-muajahah bersilaturahmi dalam rangka penjelasan Dewan Pengawas dan Dirut LPP RRI terkait Evaluasi Pencapaian Kinerja LPP RRI Tahun 2018, Rencana Kerja LPP RRI Tahun 2019, Realisasi Anggaran LPP RRI Tahun 2018, Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/Temuan BPK Tahun Anggaran 2018, dan isu-isu aktual lainnya.

Mohon ijin, Pimpinan Sidang, sebetulnya akan kami sampaikan disini Laporan Kinerja Dewan Pengawas, namun tadi di warning oleh Pimpinan Sidang kalau hari ini lebih cepat kenapa tidak kita percepat sidangnya. Tetapi laporan Dewan Pengawas sudah berada di Pimpinan Sidang dan Anggota Sidang yang kami hormati. Tentu saja kaitannya dengan laporan Dewan Pengawas ini bisa di baca, karena ini merupakan payung kebijakan daripada operasional direksi yang dalam hal ini nanti akan dipaparkan oleh Direktur Utama. Jadi ini kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan oleh Dewan Pengawas dan langkah-langkah pengawasan yang telah dilakukan Dewan Pengawas, serta program kerja yang akan dilakukan oleh Dewan Pengawas nanti kedepannya tahun ini 2019 apa-apa saja sudah kami tuangkan dalam Laporan Dewan Pengawas. Ini semuanya nanti bisa tercermin daripada implementasi kebijakan Dewan Pengawas ini dari program-program yang telah dilaksanakan oleh jajaran direksi dan program-program yang akan dilaksanakan oleh jajaran Direksi Radio Republik Indonesia. Jadi kami menyadari bahwa forum yang terhormat ini mempersingkat waktunya.

Untuk itu lebih detail daripada implementasi kebijakan Dewan Pengawas Radio Republik Indonesia akan disampaikan oleh Direktur Utama LPP RRI. Kepada Bapak Direktur Utama, Bapak M. Rohanudin, silakan. DIREKTUR UTAMA LPP RRI (MOHAMMAD ROHANUDIN):

Bismillaahirrohmaanirrohiim. Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Bapak Pimpinan Sidang dan para Anggota Komisi I; Bapak-bapak dan Ibu yang kami hormati.

Kami akan to the point tentang progress report Radio Republik Indonesia pada tahun 2018.

Tahun 2018 adalah tahun yang menggembirakan bagi Radio Republik Indonesia, karena setelah jatuh bangun di tahun 2017 memperjuangkan reputasi Radio Republik Indonesia telah membuahkan hasil yang cukup menggembirakan. Walaupun dengan keterbatasan anggaran RRI terus menajamkan tekadnya menjadi lembaga penyiaran publik yang diakui, dipercaya, dan memberi nilai tambah kepada masyarakat karena prestasinya. Inilah beberapa progress report Radio Republik Indonesia dalam kaleidoskop RRI 2018.

RRI secara terus menerus berupaya meningkatkan performa dan reputasi RRI demi meningkatkan kepercayaan publik, baik di tingkat nasional maupun internasional. Inilah penghargaan yang diperoleh RRI di tingkat internasional, RRI memperoleh penghargaan untuk keduakalinya sebagai aplikasi terbaik berbasis IT untuk aplikasi RRI Play. AB Award untuk kategori best radio future on disaster dan audio developing broadcaster excelent award di bidang digital new media.

6

Di tingkat nasional RRI bertaburan mendapatkan penghargaan KPI Award dengan kategori future online, Pertamina Award dengan kategori future online, Adinegoro Award dengan kategori radio future, juara pertama jurnalistik Adinegoro Award dengan kategori Radio dan Siber diperoleh oleh Radio Republik Indonesia Surabaya.

Penghargaan di tingkat nasional, RRI memperoleh Adam Malik Award, Pro3, Jaringan Berita Nasional 88,8 megahertz, memperoleh Adam Malik Award kategori media radio terbaik dari Kementerian Luar Negeri, satu-satunya radio penyiaran berjaringan terbesar di Indonesia mengudara 24 jam dengan kekuatan 223 stasiun relay di seluruh Indonesia, dan 37 diantaranya berada di wilayah 3T.

Nelson melaporkan setiap tahun pendengar Pro3 mengalami peningkatan signifikan, meninggalkan radio informasi lain di Indonesia. Kuartal keempat pada tahun 2018 pendengar Pro3 naik signifikan kembali, sampai dengan 130 persen di banding periode sebelumnya, ini terjadi justru pada saat trend pendengar radio lainnya mengalami penurunan rata-rata 2 persen.

RRI mendapat kepercayaan dari Kementerian Pertahanan RI sebagai media kampanye Bela Indonesiaku melalui perannya dalam Konser Kebangsaan Bela Indonesiaku. Tampil dihadapan 15 ribu penonton bulan September 2018 dengan kolaborasi tarian kolosal Bali dan gelar penyanyi-penyanyi papan atas Indonesia di Orkestra kan maestro musisi Dwiki Dharmawan, malam itu suara dan gemuruh Konkser Kebangsaan Bela Indonesiaku melayang di udara Bali dan menyebar ke seantero dunia lewat RRI.net. Prestasi itulah kemudian membawa Radio Republik Indonesia mendapat penghargaan tertinggi dari Kemhan sebagai Radio Bela Negara.

Selain beberapa penghargaan tadi di tahun 2018, Radio Republik Indonesia juga mendapat penghargaan lebih dari 20 penghargaan yang di raih karena prestasi Radio Republik Indonesia. Ada KPI Award dan ada KPU Award, KPID, yang ada sekitar 15 stasiun yang memperoleh KPID Award, dan Batam Business School dan sebagainya. Inilah sebuah penghormatan yang diperoleh oleh Radio Republik Indonesia atas kinerja daripada RRI.

Penghargaan yang lain tentang Akuntabilitas Tata Kelola RRI. Satuan Pengawasan Internal, Satker Mitra Kerja KPPN Jakarta I terbaik dalam capaian frekuensi upload data recon pada aplikasi e-recon tahun anggaran 2018. RRI Surakarta peraih peringkat pertama penilaian kinerja pelaksanaan anggaran terbaik, kinerja pagu di atas 5 miliar rupiah. Peringkat ke-6 satuan berkinerja terbaik wilayah kerja KPPN Surakarta semester pertama 2018. RRI Fakfak peringkat ke-3 kinerja pelaksanaan anggaran semester satu tahun 2018. RRI Surabaya peringkat ke-5 kinerja pelaksanaan anggaran semester satu tahun anggaran 2018 tingkat kementerian/lembaga di Provinsi Jawa Timur. RUU Purwokerto terbaik pertama kategori satker dengan pengajuan SPM gaji induk yang dilakukan pada awal waktu tahun 2018. RRI Tolitoli juara ke-3 peringkat IKPA lingkup KPPN Tolitoli. RRI Takengon mendapatkan penghargaan peringkat ke-3 kategori satker non madrasah bobot konsor fee lebih besar 60 persen dengan nilai 97,87 persen satuan kerja peringkat terbaik kinerja pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran periode semester satu tahun anggaran 2018.

Untuk penghargaan sebagai peringkat terbaik dalam akuntabilitas tata kelola lembaga ini RRI Surakarta, RRI Singaraja, RRI Takengon, RRI Purwokerto, dan RRI Samarinda. Dan penghargaan lain tentang akuntabilitas tata kelola ini ada RRI Ambon, Lhokseumawe, RRI Samarinda, RRI Nabire, RRI Bandung, RRI Medan.

Inilah penilaian tahun 2018 terhadap Radio Republik Indonesia. Desember 2018 RRI berhasil meningkatkan motoritas Sistem Pengendalian Internal (SPIP) dan kapabilitas Aparat Pengawasan Internal (APIP) di level kedua pada tahun 2017 menjadi level ketiga tahun 2018. Sesuai hasil penilaian BPKP yang ditetapkan melalui Surat Nomor SP1669/D4/02/2018 tanggal 26 Desember 2018 tentang laporan hasil validasi atas penilaian mandiri kapabilitas APIP level ketiga pada LPP RRI, dan sebagainya.

RRI dalam laporan harta kekayaan penyelenggara negara di lingkungan RRI mendapatkan nilai 100 persen dari KPK.

Anggaran RRI pada tahun 2018, penyerapan anggaran tahun 2017 mencapai 89,9 persen, dan pada tahun 2018 penyerapan anggaran mencapai 94,44 persen.

Inilah evaluasi kinerja anggaran (EK). Nilai EK Radio Republik Indonesia masuk dalam 10 besar KL tertinggi peringkat ke-8 per 15 Januari 2019. Alokasi pagu anggaran RRI tahun 2018 958 miliar 68 juta lebih, dan naik 3 persen pada tahun 2019 994 miliar 120 juta rupiah lebih.

7

Survei pendengar. Indonesia Survey and Strategy dan Nelsom memberikan laporan positif terhadap kinerja siaran Radio Republik Indonesia. Dua lembaga survei tersebut memposisikan sebagai satu-satunya radio berpendengar terbesar di Indonesia. Litbang Kompas merilis Radio Republik Indonesia masih terbesar karena banyak keberpihakan pendengar pada siaran Radio Republik Indonesia. Maka pada tahun 2018 adalah tahun menggembirakan bagi RRI, maka RRI harus menjaga stabilitas keberpihakan pendengar itu di tengah-tengah persaingan media penyiaran yang lebih bertumbuh.

Inilah capaian kinerja RRI. Pada tahun 2018 Radio Republik Indonesia menyelenggarakan pekan Tilawatil Qur’an besar-besaran yang diselenggarakan di Kabupaten Sumenep. Ini yang terbesar di banding penyelenggaraan-penyelenggara sebelumnya sejak tahun 1945.

Pesta bola. FIFA World Cup tahun 2018 untuk yang pertamakalinya RRI mendapat kepercayan sebagai penyelenggara atau pemegang hak siaran bola dunia untuk siaran radio satu-satunya di Indonesia. Penunjukkan FIFA itu karena selain RRI memiliki jaringan dan pendengar terbesar, sekaligus karena keberpihakan siaran lembaga penyiaran publik Radio Republik Indonesia kepada kelompok disabilitas. RRI mengkreasi siaran di sepanjang musim pertandingan. Ada pertandingan bola di 65 satker di seluruh Indonesia. Gemuruhnya menyebar dan mendapat apresiasi dari Voice of America yang merilis RRI sukses memainkan peran radio sebagai pembangkit imajinasi pendengar.

Radio Aktif Bencana. Baik Voice of America maupun Kompas merilis bahwa Radio Republik Indonesia adalah satu-satunya radio yang proaktif menyiarkan peristiwa pasca tsunami Palu, Donggala, dan Sigi, menyiarkan berita orang hilang, bantuan listrik dan dapur umum. Termasuk bekerjasama dengan LSM yang membuat kemah-kemah, musholla-musholla, sekolah-sekolah darurat untuk masyarakat korban gempa di Mataram.

Tahun 2018 Radio Republik Indonesia kembali bangkit merilis tiga lagu representasi dari hasil juara-juara bintang radio. Harapannya adalah RRI kembali kepada kejayaan masa lalu bahwa para penyanyi tenar tumbuh dan lahir dari kreatifitas dan karya tarik suara orang-orang Radio Republik Indonesia.

Tanggal 7 Oktober 2018 bekerjasama dengan lembaga pengumpul dana terpercaya ACT menyelenggarakan konser amal di Auditorium Abdurrahman Shaleh Radio Republik Indonesia Jakarta. Dalam tempo 2 jam RRI berhasil mengumpulkan dana 1,1 miliar. Dana tersebut disalurkan kepada para korban gempa tsunami Palu, Sigi, dan Donggala, termasuk korban gempa di Mataram.

Inilah perkembangan terakir daripada jangkauan siaran Radio Republik Indonesia. Di Indonesia ada 514 kabupaten, yang terjangkau sudah mencapai 412 kabupaten, bersisa 102 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, dengan kekuatan pemancar 917 kilowatt. Dan sisa yang diharapkan adalah 129 kilowatt, diharapkan pada tahun 2020 sudah terjangkau semuanya.

Peningkatan power pemancar LPP RRI dan pembangunan relay baru terdepan, terpencil, dan terluar. Yang warna hijau ini adalah penambahan power dari power-power yang tanggung, dari 4-5 kilowatt menjadi 10 kilowatt. Sedangkan pada tahun 2018 RRI menambah, yang warna merah adalah pemancar-pemancar relay baru, yaitu di Tanjung Balai Karimun, di Moa, di Morotai, dan Tarempang.

Inilah komentar pasukan gerakan Garuda PBB di Sudan dan Libanon. Mereka mengikuti perkembangan Indonesia terbaru melalui RRI.net pada aplikasi RRI Play. Sekali di udara tetap di udara.

Tindak lanjut temuan BPK pada tahun 2018. BPK belum melakukan pemeriksaan atas realisasi anggaran tahun 2018. Pada tahun 2018 BPK telah mengeluarkan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan LK RRI tahun 2017 sebanyak 43 rekomendasi dan TGR sebesar 1 miliar 350 juta rupiah lebih. Berdasarkan hasil pembahasan RRI dengan BPK pada tanggal 9 dan tanggal 17 Oktober 2018, dari total temuan atas LK RRI tahun 2017 sebanyak 43 rekomendasi, telah selesai atau ditindaklanjuti sebanyak 42 rekomendasi, dan 1 rekomendasi masih dalam proses, atau dengan tingkat capaian 98 persen atas penyelesaian rekomendasi dan 100 persen atas penyelesaian TGR.

Program strategis di tahun 2019. Liputan khusus pilpres dan pileg 2019, serta quick report program disaster prevention radio tanggap bencana, disaster prevention, kentongan, kerjasama dengan NHK Bosai, liputan haji, liputan arus mudik lebaran melalui program lebaran bersama

8

Radio Republik Indonesia, siaran pedesaan, dan program untuk wilayah 3T Bintang Radio Nasional. Dan tahun ini RRI mencanangkan tahun peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Kita juga menyelenggarakan PTQ, konser kebangsaan, kerjasama program budaya dan pariwisata dengan public relation departemen radio Thailand, kerjasama program bermokun, titian muhibah dengan RTM Malaysia, kerjasama dengan PPI dunia untuk koresponden Indonesia di Malaysia, Mesir, dan Hongkong. Kerjasama dengan radio bernama yang akan merilis siaran luar negeri voice of Indonesia, liputan misa natal, live RRI.net dari Vatikan.

Inilah program pertama pada awal tahun, RRI menyelenggarakan sebagai host debat calon presiden dan cawapres pada tahun 2019. Untuk yang pertamakalinya Radio Republik Indonesia menjadi host debat capres dan cawapres 2019. Ini pertamakali pula tampilnya radio di forum live debat kandidat yang sebelumnya di dominasi oleh pertelevisian. RRI di pilih setelah dikenalnya RRI.net generasi digitalisasi radio visual RRI yang baru di soft launching persis hari jadi RRI ke 73 11 September 2018. Maka debat calon presiden dan wakil presiden penyebaran penyiarannya paling lengkap di sepanjang pemilu di Indonesia, karena Radio Republik Indonesia hadir di seluruh platform, mulai dari RRI Radio, RRI TV atau RRI.net, RRI.live.ad, RRI.live.portal, RRI.co.id. Menghadirkan RRI sama saja dengan memberikan hak masyarakat pendengar fanatik radio termasuk kelompok disabilitas mendengarkan visi dan misi calon pimpinan negara di negeri kita.

Jumlah pendengar radio di Indonesia cukup besar, kurang lebih 75 juta pendengar radio. Termasuk mereka di pedesaan, di wilayah-wilayah terpencil, di perbatasan, dimana televisi dan online masih langka, hanya dilayani oleh Radio Republik Indonesia.

RRI juga menyelenggarakan nonton bareng di 97 satker di seluruh Indonesia. RRI menyelenggarakan nonton bareng di seluruh RRI di seluruh Indonesia, suatu upaya memberikan pendidikan politik kepada seluruh masyarakat Indonesia. Inilah gambar-gambar suasana di RRI di daerah, semua RRI menyelenggarakan untuk nonton bareng untuk menyaksikan debat capres dan calon wakil presiden.

Sebagai host bersama TVRI, Kompas TV, dan RTV, RRI hadir memberi warna penyiaran debat capres/cawapres berkarakter radio, di buka dengan voice over oleh penyiar senior RRI. Penampilan malam itu memberikan warna radio hadir. RRI juga menghadirkan juara bintang radio Indonesia dan Asian, penyanyi debutan bintang radio RRI berkarakter ke-Indonesia-an, Dor Kaswaroy, penyanyi dari Papua menyandungkan lagu berjudul Rindu dan Rumah Kita menjadikan penutupan debat mencair menyatukan dua kubu yang bersilangan dan berseberangan, dan dinamis. Sekali lagi, itu adalah Dor Kaswaroy dari Papua penyanyi bintang radio dan Asean yang diselenggarakan oleh Radio Republik Indonesia.

Inilah grafik pergerakan peningkatan automasi google analitik, pengakses RRI Play, lonjakannya dari hari-hari biasa 8 sampai 80 persen, 8 sampai 10 kali lipat dari pengakses reguler riset tiap hari.

Rencana pengembangan layanan siaran RRI.net, RRI di 3T. Pada tahun 2018 RRI telah membangun stasiun relay, ada 11 stasiun relay, kemudian stasiun produksi 4. Kemudian pada tahun 2019 RRI merencanakan 11 stasiun relay, stasiun produksi 4, dan stasiun penyiaran 5. Mudah-mudahan ini bisa tercapai bahwa pada tahun 2018 RRI telah melampaui target daripada yang diinginkan sebelumnya.

Isu aktual di tahun 2019. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, dan PP Nomor 49 Tahun 2018 tentang Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja. Status PNS RRI sebagai PNS Kementerian Kominfo yang diperbantukan di LPP RRI, karena pejabat pembina kepegawaiannya adalah Menkominfo. Kami berharap bantuan dan perkenan Komisi I DPR RI agar RRI dapat diberi kewenangan sebagai pejabat pembina kepegawaian PPPK yang mengelola PNS secara mandiri, tidak lagi berada di bawah Kementerian Kominfo. Status PNS RRI tidak lagi sebagai PNS Kominfo yang diperbantukan di LPP RRI, akan tetapi statusnya diharapkan sebagai PNS LPP Radio Republik Indonesia.

Isu sentral yang kedua tentang aset RRI Cimanggis. Sejak sebelum kemerdekaan, Radio Republik Indonesia menjaga kehormatan negara. Pada agresi kedua semua peralatan pemancar RRI di bombardir oleh para preman bengis Belanda. Ketika mengisi kemerdekaan, Radio Republik Indonesia terus mengeksplor keberpihakannya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

9

Para pendiri RRI atas permintaan Presiden Soekarno mendirikan voice of Indonesia atau siaran luar negeri sebagai alat diplomasi citra Indonesia di mata internasional. Akhirnya pada tahun 1974 Presiden Soeharto merealisasikan gagasan Presiden Soekarno meresmikan pendirian gedung dan pemancar besar berkekuatan 250 kilowatt, lebih besar dari pemancar sebelumnya. Sampai hari ini RRI mengudara dengan 8 bahasa asing dan 1 bahasa Indonesia sebagai kelanjutan dari cita-cita Radio Rimba Raya Bener Meriah Aceh dengan takeline ‘dari sini Indonesia masih ada’.

RRI telah memberikan 142 hektar tanah Cimanggis melalui proses penandatanganan BAST. Namun demikian Departemen Agama telah melakukan pembangunan Universitas Islam Internasional, sementara Pemerintah sama sekali belum merealisasikan lahan pengganti dan merelokasi RRI ke tempat yang baru. Selain itu telah terjadi pengrusakan fasilitas pemancar Cimanggis dan mengakibatkan siaran voice of Indonesia tidak mengudara, berarti Kementerian Agama telah melanggar kesepakatan BAST sesuai dengan Pasal 3 dan 6 yang menyebutkan:

Pasal 3

Pihak kedua Kemenag membiayai seluruh biaya yang timbul akibat pemecahan sertifikat

yang diserahterimakan dari pihak pertama.

Pasal 6 Untuk menjamin keberlangsungan operasional Radio Republik Indonesia, pihak kedua

dalam penggunaan tanah sebagaimana di maksud pada Pasal 1, khususnya di lokasi tanah yang masih berdiri gedung, bangunan, dan peralatan serta prasarana lainnya dilakukan setelah pihak pertama melakukan proses pemindahan dan/atau pembangunan gedung, bangunan, dan peralatan serta prasarana lain secara bertahap di tempat yang baru’.

Inilah gambar stripline, fiderline, yang dihancurkan. Ini disangkanya mungkin memean.

Memean itu adalah tempat jemuran. Padahal itu sebenarnya sebuah alat sekitar 3 meter yang diatasnya berisi fiderline yang berimpendansi 300 ohm untuk di lempar ke tempat yang jauh, lebih dari 200 meter. Dan itu kawatnya tembaga, dan itu di buat oleh konsultan Jepang. Dan RRI tidak membuat itu, karena Indonesia belum memiliki kemampuan yang sama seperti itu. Alat ini disangkanya sawah, di buldoser dan hancurlah seperti ini. Ini buktinya, ini alat-alat yang masuk ke tempat Cimanggis.

Perkembangan terkini terkait dengan Cimanggis. Atas pengrusakan peralatan RRI tersebut, RRI menyampaikan surat kepada Menteri Agama RI, dan tembusannya disampaikan kepada Menkminfo dan Komisi I DPR RI. Pada hari Jum’at tanggal 11 Januari 2019 pukul 09.30 WIB yang di inisiasi oleh Menkominfo melakukan pertemuan di rumah dinas Menkominfo antara RRI, Kementerian Agama, dan instansi terkait.

Catatan pada pertemuan silaturahim di mediasi oleh Menkominfo: Yang pertama, Pemerintah dalam hal ini DJKM segera menyediakan lahan atau tanah

pengganti bagi RRI sesuai dengan kebutuhan RRI. RRI tetap berada di lahan atau di areal lokasi pembangunan OEII, RRI berdampingan dengan OEII agar sinergitas RRI dengan OEII dapat terintegrasi. Pendirian tower dilengkapi dengan teknologi transmitter modern sesuai dengan kebutuhan operasional. Terutama tower yang dulu kita menggunakan tower ada di tempat-tempat yang jauh dengan arah tertentu yang ditentukan, kita akan nanti minta sebuah tower yang sangat efisien. Dia hanya berputar sehingga efisiensi tanah yang dipakai itu bisa membaik, dan teknologi itu yang sudah digunakan sekarang dalam modernisasi teknologi transmitter di dunia.

Perkembangan terkini terkait dengan Cimanggis. Tindak lanjut BAST, pihak DJKN telah menyediakan 4 lokasi, di Citayeum, Balaraja, Cibening, dan Kabupaten Bogor. Keempat lahan yang disediakan Pemerintah, dalam hal ini DJKN, setelah dilakukan pengecekan tidak memenuhi syarat-syarat teknik maupun syarat-syarat yuridis. Atau belum memiliki dokumen status kepemilikan. Ini penilaian dari DJKN, dan telah disampaikan dalam rapat tim RRI bersama dengan DJKN pada tanggal 14 Januari 2019 di RRI Jakarta.

10

Saran. Untuk mengantisipasi pengrusakan yang meluas atas pemancar dan peralatan RRI akibat pembangunan Universitas Islam Internasional di Cimanggis, Radio Republik Indonesia meminta bantuan Komisi I DPR RI agar pembangunan dihentikan sementara sambil menunggu kesepakatan antara Kemenag RI dan lembaga penyiaran publik Radio Republik Indonesia.

Berkaitan dengan kasus lahan RRI Cimanggis, Dewan Pengawas telah berkirim surat kepada Presiden dan Komisi I DPR RI yang isinya melaporkan situasi implementasi BAST tanah RRI Cimanggis tanggal 18 Januari 2019.

Inilah sumpah Triprasetya Radio Republik Indonesia sebagai titian atau pedoman angkasawan/angkasawati Radio Republik Indonesia bekerja dalam keadaan apapun. Yang kita dengarkan dan kita tonton bersama itu adalah rumpah dan ikrar RRI yang dibacakan pada 11 September 1945, dan setiap 11 September Hari Radio dibacakan oleh RRI di seluruh Indonesia, dan sejak penghancuran alat-alat RRI semua RRI di seluruh Indonesia diwajibkan setiap warta berita menyiarkan sumpah Triprasetya Radio Republik Indonesia.

Terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. KETUA DEWAS LPP RRI (MISTAM, M.SI.):

Terima kasih kepada Saudara Direktur Utama Radio Republik Indonesia.

Pimpinan Sidang dan Anggota Sidang yang kami hormati, Dewan Pengawas tentu saja memberikan apresiasi kepada Direktur Utama dan jajaran all

direksi yang telah melaksanakan program yang sesuai dengan guidance kebijakan Dewan Pengawas. Namun Dewan Pengawas dan kami semuanya yang ada di depan ini sangat menyadari masih banyak kekurangan disana-sini. Untuk lebih sempurnanya apa yang telah kami lakukan selama ini mohon arahan dari Pimpinan Sidang dan Anggota Sidang yang kami hormati.

Terima kasih.

KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.): Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Ketua Dewas, Pak Mistam, dan juga Bapak

Dirut LPP RRI, Pak Rohanudin, beserta seluruh jajaran tentu saja yang tentu membantu persiapannya, terima kasih.

Tiba saatnya kita saat ini untuk pendalaman. Kita mulai dari sisi kanan dulu, Bapak Roy Suryo. Berikutnya siap-siap Ibu Marlena.

F-PD (KRMT ROY SURYO NOTODIPROJO):

Terima kasih.

Pimpinan dan seluruh Anggota Komisi I DPR yang saya hormati. Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Salam sejahtera untuk kita semuanya. Om Swastiastu. Jajaran Dewan Pengawas RRI dan Direktur Utama RRI, Pak Rohanudin dan seluruh jajarannya,

Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Tapi untuk yang pertama ijinkanlah saya menyampaikan empati yang mendalam terhadap permasalahan yang dialami dan barusan disampaikan oleh RRI terhadap aset di Cimanggis. Saya kira apa yang disampaikan Pak Rohanudin barusan itu memang tidak salah kalimatnya yang tadi seolah-olah salah tadi itu. Saya

11

mengerti maksud Bapak, memang Bapak ingin cerita bahwa sekarang di bombardir di Cimanggis itu, dan saya setuju itu. Jadi ada baiknya, Ketua dan rekan-rekan Komisi I, kita serius membela ini. Karena ini memang tidak bisa diabaikan, aset dari RRI ini tidak bisa dilepaskan dari perjuangan bangsa Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak akan utuh tanpa kehadiran RRI beberapa hari sesudahnya. Setelah 17 Agustus 1945, 11 September 1945 RRI lahir, dan saat itu pulalah kalau kita lihat sejarah Pak Yusuf Ronipuro dan perjalanannya ini benar-benar tidak bisa dilepaskan. Dan setuju, Pak Rohanudin, kami tergerak. Dan kita harus, mungkin maaf ya kalau saya bilang ‘marah’ atas kelakuan yang terjadi.

Jadi artinya, Pimpinan, ini saya kira serius kita perlu untuk kemudian mendesak agar pembangunan di lahan itu bisa dihentikan sementara. Meskipun ini isunya sebenarnya agak kritis, agak krusial, karena berhadapan dengan label keagamaan, jadi ini juga perlu hati-hati. Marah boleh tetapi tidak boleh emosi, sehingga tetap berjiwa besar, tetap berjiwa baik, dan itu kita dukung bersama. Insya Alloh kita akan bersama-sama RRI dalam hal ini.

Karena apa yang tadi Bapak sampaikan betul, meskipun RRI harus bergerak juga dengan segala kemajuannya, tadi yang Bapak sampaikan pembuatan antenna versi baru. Dalam dunia amatir radio kita juga kenal ada rotary dipole yang kemudian kita bisa arahkan kemana kita akan menembak arah pancaran, itu memang benar sekali dan itu saya kira setuju menggunakan teknologi yang seefisien mungkin. Tetapi aset yang lama itu tidak bisa di abaikan begitu saja, karena RRI tetap harus siaran di gelombang shortwave di samping di frekuensi modulation yang ada.

Termasuk juga kalau di Jogja itu misalnya aset yang ada di Seturan, itu juga harus dipertahankan, karena itu jangan sampai kemudian nasibnya sama seperti Cimanggis. Tower RRI itu kalau yang lama-lama itukan memang membutuhkan lahan yang sangat luas, long wire antenanya, berbeda dengan teknologi sekarang.

Itu yang pertama, Pimpinan, jadi ini harus serius kita. Kalau perlu mungkin besok satu gerakan Komisi I berkunjung meninjau ke Cimanggis saya kira itu sangat baik, karena Kamis kita akan kunker. Kamis kebetulan kita akan ketemu di Bali, dan di Kalimantan. Jadi menurut saya waktunya agak mepet. Tapi saya kira karena suratnya masuk tanggal 18 Januari saya kira mungkin usulan kalau memang dimungkinkan. Tidak perlu semua, yang bisa kita berangkat kesana.

Yang kedua, ijinkanlah saya menyampaikan beberapa hal. Mohon maaf kalau nanti ada kritik. Seperti kemarin saya juga menyampaikan kritik ke TVRI. Saya lebih baik bicara to the point, tetapi lebih baik mengkritik dengan tegas daripada seolah-olah membuai-buai memberikan sanjungan tetapi malah membikin kita tertidur.

Yang pertama adalah RRI Play. RRI Play selamat, ini salah satu hal yang disukai oleh generasi milenial, karena di gadget kita dengan mudah/dengan cepat dimana saja, kapan saja, bisa mengakses. Tapi kalau boleh, ini mungkin usulan agak pribadi dan subyektif, kalau di TVRI ada saran/ada rencana untuk mengganti logo tanggal 12 Maret yang akan datang, kalau boleh, Pak Rohanudin, Dewas, logo RRI Play tidak mencerminkan RRI nya. Bukan jadul. Itu logonya logo RRI Play nya. RRI Play ini logonya modern. Karena maksud pembuat logo saya tahu dia menonjolkan IP nya, jadi RRI IP (IP itu Internet Protokol). Terus Lay. Radio Republik Indonesia itu jangan di pisah. RRI harus tetap RRI. Jangan kemudian dipisahkan I nya menjadi P nya. Jadi ini pembuatnya saya tahu maksudnya, dia orang mengerti IT pasti, karena dia memisahkan kata ‘IP’ nya jadi RRI Play. Mungkin bisa ditayangkan logo RRI Play, ada tadi ditayangkan di halaman belakang yang siaran pemilu, itu ada logo di bawah ada RRI Play. Itu seolah-olah yang terbaca RR dan Lay. Kalau dari jauh malah kelihatan seperti ‘anak jablay’, Lay.

Ini saya bicara terus terang saja, jadi RRI itu jangan dipisahkan. Di bawah itu ada logo RRI Play. Kebetulan di bawah gambarnya Pak Prabowo itu. Dari jauh kan cuma RRI Lay, ‘anak jablay’. Mohon maaf untuk pembuat logo, saya sangat mengerti maksudnya. IP itu internet protokol. Tapi kalau ada kesempatan mengganti logo seperti TVRI mohon ini bisa dipertimbangkan untuk penggantiannya, karena tidak mencerminkan RRI. Tapi di luar itu kontennya sangat bagus dan sangat disukai oleh generasi sekarang.

Dan ini perlu di catat juga, disampingnya RRI Play itu ada pihak lain yang diuntungkan sekali RRI sekarang dengan tayang di Nin Media. Itu sebelah kanan itu. Nin Media itu bisa di akses dari seluruh Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Cukup dengan parabol bekas kecil, parabol

12

ukurang 40 senti saja, jadi sangat murah sekali, kita bisa menonton siaran RRI.net yang disebelah kirinya, 24 jam.

Jadi RRI sebenarnya jangkauanya lebih luas dari gambar tadi, karena sekarang RRI itu bisa kita akses. Saya sudah mencoba di negara tetangga pakai parabol kecil ukuran 45 senti kita bisa nonton semua siaran, termasuk RRI.net yang ada disitu.

Saran saya terhadap RRI.net, teman-teman di RRI. RRI.net menjadi sebuah gaya baru di dalam bersiaran. Kalau dulu penyiar RRI itu tidak pernah berpikir dia akan di lihat oleh pendengarnya. Seorang angkawasan RRI dan angkasawati tidak pernah berpikir akan di lihat. Sekarang mereka harus berdandan yang rapih. Dan ini berkembang.

Pimpinan dan Anggota,

Saya mengikuti RRI.net ini cikal bakalnya sudah sejak lama, ide sejak jaman Pak Parni

Hadi dulu, kemudian sejak jaman Ibu Niken, dan sekarang Pak Rohanudin. Dulu siarannya sangat-sangat terbatas, bahkan seadanya. Kameranya dulu hanya memanfaatkan kamera CCTV yang ada di ruangan itu sehingga kadang-kadang penyiarnya di tingal ke kamar kecil sehingga kelihatan mixer sama kursi kosong saja ditayangkan.

Maksud saya begini, tolong bagian program jangan kemudian RRI tergiur dengan mau tampil visual seperti TVRI. Harus beda. Bedanya dimana? Misalnya kemarin pagi ada Mbak Alya Rohali siaran misalnya. Tidak perlu tampil Beliau utuh gerak. RRI.net itu harus tampil tetap dengan visual imajinatif. Yaitu apa, tampilkannya secara visual dan grafis. Jadi maksudnya kalau ada suatu cerita yang disampaikan.

Misalnya soal gempa, ketika televisi tidak memiliki space dan tidak memiliki durasi yang cukup untuk menayangkan data secara utuh, misalnya maaf saya sebut, Kompas, Metro, TV One, I News, itu kalau ada berita dia menampilkan data. Tapi data itu tidak cukup karena dia di kejar durasi. RRI.net lah yang punya waktu untuk misalnya ada suatu bencana dia tampilkan sejarahnya. Ada misalnya tsunami di Banten, anak Krakatau, bisa tampilkan sejarah meletusnya ibunya anak Krakatau itu dulu di tahun 1880 misalnya. Yang itu tidak muncul di TV lain karena waktu, disitulah generasi muda/generasi sekarang akan memiliki rasa kecintaan yang lebih lagi karena ini loh data dari RRI yang ditampilkan. Dan itu tidak sulit.

Kayak TV-TV sekarang yang menampilkan cukup dari Youtube, sama, RRI bisa memanfaatkan itu. Tampilkan data dari Mbak Google, tampilkan data dari Wikipedia, copy and paste tidak masalah. Yang pentingnya datanya lengkap. Dan membuat penyiar tidak perlu harus ‘sok tampil’, mohon maaf ini saya bilang. Angkasawan dan angkasawati RRI itu memang bukan penyiar televisi, jadi jangan dipaksakan mereka kemudian harus tampil pagi-pagi. Daripada mereka tidak siap tampil pagi? Kalau di RRI.net kan kalau pagi gambarnya blank saja karena penyiarnya mungkin belum mandi. Ini fakta saja, jadi tidak siap. Daripada kelihatan tidak siap, data visualnya yang ditampilkan.

Jadi, Pak Rohanudin, ini agak menusuk, tapi ini demi kemajuan kita. Jadi secara konten itu yang ingin saya sampaikan. Karena apa, kita ingin tetap RRI ini punya ciri, kita ingin tetap punya kekhasan sendiri. Semacam British Broadcasting Corporation (BBC), dia beda. Siaran di BBC dengan siaran di radio dan siaran di dunia mayanya juga beda.

Terakhir yang ingin saya sampaikan, Ketua dan seluruh Anggota Komisi I, kemarin juga TVRI merencanakan akan menggangi domain, karena disarankan domainnya adalah tadinya TVRI.co.id menjadi TVRI.go.id. Saya menolak keras penggantian dot go dot id. Karena dot go itu adalah bagian dari government. TVRI dan RRI adalah lembaga publik, bukan merupakan bagian dari dot go dot id. Saya sarankan kontak Pandi, pengelola nama domain Indonesia, minta justru top level domain RRI.id, jadi justru tertinggi malah. Bukan di bawah co, bukan di bawah go, tapi langsung RRI.id, dan ini dimungkinkan, karena dengan demikian RRI adalah menjadi milik bangsa Indonesia, milik semua rakyat Indonesia, tidak terkooptasi di bawah company atau di bawah government.

Soal Cimanggis kita harus bela, Pimpinan. Dan ini semacam kita dulu, kalau kita ingat mungkin, Pak Ketua dan teman-teman. Kita pernah datang ke lokasi menara TVRI di Joglo dulu, langsung setelah RDP besoknya kita pergi ke Joglo. Kenapa tidak untuk yang Cimanggis.

Sekian, terima kasih.

13

Wassalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh.

KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.): Terima kasih Pak Roy Suryo. Ini dari Fraksi Partai Demokrat, supaya dipahami karena tadi

Beliau sebut-sebut nama yang lainnya. Berikutnya Ibu kita, saya ralat namanya sekalian Bapak/Ibu kenal, Beliau adalah Lena

Maryana dari Fraksi P3. Dipersilakan Ibu Maryana.

F-PPP (DRA. HJ. LENA MARYANA): Terima kasih Pak Ketua/Pak Pimpinan. Fraksi P3 nya itu Pak yang penting, karena ada kaitannya dengan soal Cimanggis.

Ibu/Bapak yang kami hormati, Terima kasih kesempatan yang sudah diberikan kepada kami. Dan apa yang kami

saksikan mulai dari secara fisik kami melihat dan sempat bersiaran di Pro 3 FM. Situasi disana waktu itu jumpa dengan Pak Sulaiman, dan di rekomendasikan oleh Mbak Nuning. Jadi saya sudah duluan ke RRI Pak, walaupun baru bergabung di Komisi I pada tanggal 3 Desember yang lalu. Sebelumnya saya di Komisi XI, Komisi Keuangan.

Saya runtut saja apa yang sudah disampaikan, yang pertama dari Dewan Pengawas, kami baca dan apa yang sudah ada di meja kami ini. Pertamna soal arahan-arahan yang diberikan oleh Dewas. Ada tiga konsern yang menurut saya perlu menjadi prioritas pertama, setidaknya sampai pemilu selesai, dan juga sampai akhir tahun ini, yang pertama terkait dengan situasi kondisi geografis dan alam Indonesia yang kita tahu bahwa Indonesia berada di ring of fire, kemudian juga adanya anak Krakatau yang mulai aktif, berharap bahwa RRI ini bukan sekedar menjadi media yang tanggap bencana, tetapi menjadi media untuk mensosialisasikan mitigasi bencana.

Jadi kalau kita ikuti channel-channel misalnya National Geographic, Discovery, dan channel-channel di luar negeri itukan sekarang sudah mulai ada semacam iklan layanan masyarakat yang memberikan gambaran, misalnya jika terjadi kebakaran, bencana tsunami, atau bencana gempa, itu harus selalu di ulang-ulang oleh RRI untuk nantinya ini menjadi kebijakan mitigasi bencana. Jadi mitigasi dalam arti bukan kita menolak bencananya, tetapi bagaimana mengantisipasi bencana dan bagaimana menyelamatkan harta benda, dan terutama jiwa raga masyarakat yang ada di lingkungan itu.

Kemudian yang selanjutnya yang juga menjadi consern kita ini adalah terkait dengan pemilu 2019. Pemilu 2019 sebagaimana Ibu/Bapak ketahui adalah pemilu pertamakali dalam sejarah republik ini yang dilakukan secara serentak yang pasti ada komplikasi-komplikasi dan permasalahan-permasalahan disana, terutama pendeknya persiapan penyelenggaraan pemilu sehingga penyelenggara pemilu perlu di bantu oleh media penyiaran seperti RRI dan TVRI terkait dengan sosialisasi-sosialisasi, termasuk iklan-iklan layanan masyarakat yang juga menjadi tanggungjawab kita bersama untuk menaikan, terutama menolak atau menghindari adanya golongan putih, kemudian yang kedua adalah partisipasi publik terhadap penyelenggaraan pemilu. Karena seringkali dibingungkan dengan begitu massive-nya pemberitaan terhadap penyelenggaraan pilpres, ada masyarakat kita yang tidak mengerti, terutama yang di luar negeri, mereka pikir itu hanya pilpres, tidak ada pileg, karena pemberitaan di media kan hampir semuanya saat inikan semuanya pilpres. Misalnya kalau dulu, 2014, TV-TV, bahkan radio, mungkin ada debat kandidat antar caleg yang berbeda partai. Kalau sekarang hampir tidak ada, Ibu-ibu semuanya pemberitaan dominasinya adalah tentang pilpres. Oleh karena itu peran RRI sebagai lembaga penyiaran.

Yang betul tadi disampaikan oleh Pak Dirut LPP RRI, tadi saya hampir terbuai mendengar penjelasan Pak Dirut ini, karena suaranya keren banget Pak, suaranya merdu dan enak di dengar, jadi di simak betul sampai melekat di kepala, sebagai lembaga penyiaran publik itu juga pastinya punya tanggungjawab untuk suksesnya penyelenggaraan pemilu 2019.

14

Dan kalau perlu anggarannya kan juga diajukan ya. Itu mestinya juga pagu anggaran RRI, kemarin juga kita sudah mengkritisi pagu anggaran TVRI harusnya lebih besar, karena terkait tadi peran untuk sosialisasi dan mengawal pemilu 2019 yang berkualitas dan juga penyelenggaraannya yang sukses. 2019 ini bukan budget as usual, tetapi harus ada extra ordinary atau miscellaneous budget untuk mengantisipasi tadi kebutuhan mensosialisasikan dari penyelenggaraan pemilu terkait bagaimana mengedukasi publik tentang pemilu dan juga tentang politik. Jadi itu yang menjadi konsern kita yang ketiga.

Ini masih belum terlambat, masih ada waktu sekitar 3 bulan sampai tanggal 17 April, sosialisasi misalnya surat suara. Besok di DKI hanya 4 surat suara, berbeda dengan tempat yang lain 5 surat suara. Dan ketika sudah di coblos dimasukkan ke kotaknya masing-masing, tidak boleh bersilangan. Kemudian syarat sahnya suara untuk pileg terutama mencoblos partai boleh, mencoblos satu kali calegnya boleh, atau mencoblos partai dengan calegnya juga boleh. Karena peraturan pemilu ini/sistem pemilu kita inikan berubah-berubah. Kalau dulu hanya boleh coblos gambar saja, kalau coblos calegnya saja tidak sah misalnya. Jangan-jangan juga masih ada orang yang berpikiran begitu, masih confuse.

Belum lagi kita misalnya mengedukasi bagaimana caleg. Misalnya dia anggota DPR, tapi malas, tidak pernah datang, kampanyekan politisi busuk. Tapi inikan bukan itu yang saya minta, karena RRI bukan disitu, dia lebih mengedukasi publik. Makanya saya agak seram-seram juga ketika melihat ‘save RRI’, bahasa-bahasa yang seperti inikan agak ngeri juga. Saya ingat teman-teman saya di NGO jadinya, ‘Save DPD RI’, karena terkait Pak Oso kemarin.

Tapi khusus yang ini nanti akan saya komentari soal yang di Cimanggis, kira-kira solusi dan bantuan apa yang perlu lakukan, tindakan apa yang kita lakukan agar persoalan yang Bapak/Ibu hadapi ini tidak berlarut-larut. Karena sebagaimana kita ketahui RRI inikan juga sebagai nation connectivity, nation flag carrier, national character building. Dan semuanya ada kata ‘nation’, dan itu bukan sesuatu yang kecil, itu sesuatu yang luar biasa. Makanya saya agak tersentak tadi ketika Pak Dirut menyampaikan bahwa pengantarnya ketika kasus Cimanggis ini dulu kan di boldosernya oleh Belanda, kenapa bangsa kita sendiri yang membuldoser. Bahasa itu saya tangkap membuat saya terhenyak bahwa there is something serious, ada sesuatu yang amat sangat serius yang tidak kita bisa hadapi dengan menerima atau dihadapi dengan biasa-biasa saja, tetapi harus ada tindakan yang luar biasa.

Salah satunya saya dukung apa yang disampaikan oleh Kang Mas saya ini bahwa sebaiknya memang harusnya sebelum kita RDP kita sudah turun ke Cimanggis. Walaupun begitu anggota yang disini semua aware menyadari persoalan di Cimanggis, terutama saya, karena juga konsern terhadap membentuk yang namanya Universitas Islam Indonesia Internasional, kalau di Malaysia itu Universitas Islam Kebangsaan Malaysia/IIU (Islamic International University). Memang itu sangat populer, sangar keren, sangat menjadi rujukan. Bahkan mahasiswa kita pun belajarnya di IIU. Dan kalau ada keinginan untuk membangun UIII yang kebetulan juga penggagasnya ini adalah senior-senior saya di Ciputat, saya lulusan dari IAIN Ciputat, dan ketika pertamakali muncul UIII itu atau biasa kita sebut UI3 itu ya UIN juga banyak bertanya apa ini maksudnya, dan terutama juga karena saya alumnus disana, sehingga mengikuti betul apa yang Bapak/Ibu hadapi terkait dengan yang tadi bahasanya Pak Dirut itu pembuldoseran, penggerudukan, apapun namanya, itu yang membuat kita terhenyak, terhenyak sekaligus prihatin, sekaligus juga berkomitmen untuk membantu menyelesaikan segera.

Kalau tadi usulannya mengunjungi, Pimpinan Komisi I bisa bicara dengan Pak Ali Thaher Tarasong, Ketua Komisi VIII, untuk duduk di internal kita dulu bagaimana penyelesaiannya. Karena pasti ada kaitannya. UI3 inikan akan di bawah Kemenag.

Dan apa yang diperjuangkan oleh RRI saya memahami betul, terutama ketika lahan yang diduduki oleh masyarakat dan sudah panjang perjuangannya, sampai inkrah, tiba-tiba ada orang yang memanfaatkan, bahkan bukan memanfaatkan saja, merusak mungkin sebagian dari fasilitas RRI yang saya pun walaupun bukan bagian dari keluarga besar RRI tentu saja saya merasa terusik dan sangat sedih, dan berkomitmen dengan teman-teman Komisi I ini harus segera diselesaikan. Mungkin catanya memang tidak perlu dengan sangat keras, dengan cara diplomatis.

Dan saya sepakat mungkin nanti Pimpinan dalam kesimpulan kalau nanti dimungkinkan kita buat meminta penghentian sementara. Apalagi saya tidak perlu membagi informasi atau sharing disini yang dihadapi oleh UIII juga dengan statusnya dia, satu sebagai PTN BH. PTN BH

15

misalnya, kan ada syarat, ada PNBP disitu, harus ada urun rembuk pembiayaan dari mereka. Jadi sesuatu yang dicita-citakannya yang mulia sekalipun tidak boleh melanggar aturan. Apalagi kemudian mencederai sesama anak bangsa, mencederai sesama lembaga. Jadi Insya Alloh saya berharap nanti dalam kesimpulan itu secara khusus kita address masalah Cimanggis ini sehingga tidak berlarut-larut, dan tidak terlanjur. Nanti kalau sudah terlanjur, terbangun misalnya apartemen untuk mahasiswa disana sudah terbangun. Yang itu dulu lagi Pak, barangkali sebelum UIII nya muncul jangan-jangan disewain dulu Pak. Tapi tidak, ini hanya intermezzo saja. Tapi sekali lagi saya termasuk yang ikut berkomitmen untuk segera diselesaikan masalah di Cimanggis.

Demikian, Pak Ketua, kurang lebihnya saya mohon maaf.

Billaahitaufiq Wal Hidaayah, Wassalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.):

Terima kasih Ibu Lena. Kalau nanti penyelesaian disana saya kira Ibu Lena akan menduduki posisi sentral, karena

Beliau dari Fraksi P3 dan Menteri Agama nya dari P3.

F-PPP (DRA. HJ. LENA MARYANA): Saya tidak netral Pak, tapi mendesak menterinya.

KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.): Sisi kanan, Mas Elnino, dari Gerindra. Kemudian berikutnya siap-siap Pak Jenderal kita.

Di sisi kiri nanti setelah Mas Elnino, Pak Supiadin. Silakan, Mas Elnino.

F-GERINDRA (ELNINO M. HUSEIN MOHI, S.T., M.SI.): Terima kasih Pimpinan.

Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Pimpinan yang kami hormati; Para Anggota Komisi I DPR RI, Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dewas RRI, serta Direksi dan jajarannya.

Sebelum saya lanjut, ini disiarkan langsung oleh RRI tidak? Sayang sekali kalau tidak disiarkan. Mestinya ini disiarkan langsung oleh RRI biar rakyat dengar apa kata wakil-wakil rakyat soal ini. Siaran langsung ada? Supaya kita juga menyesuaikan cara ngomongnya. Kalau Kak Lena kan bilang ini suaranya Pak Rohan sangat bagus. Kalau seandainya kita tahu ini siaran langsung kita bagus-bagusin juga ini Kak.

Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya hormati,

Ini ada dua masalah yang saya tangkap penting sekali di RRI ini. Yang pertama adalah

soal Cimanggis. Luar biasa perjuangan RRI untuk mempertahankan dan mendapatkan lahan itu secara defacto serta secara de jure. Lama perjuangannya, sampai ke Mahkamah Agung dan segala macamnya. Mendadak tiba-tiba ada yang di ambil atau di paksa ambil atau apa namanya. Saya khawatir dengan cara seperti ini yang sampai ada kerusakan yang di derita oleh RRI, kita khawatir ini akan masuk dalam ungkapan Bung Karno:

‘Perjuanganku melawan para penjajah dari asing. Perjuanganmu lebih berat, kamu akan melawan penjajah dari bangsamu sendiri’

16

Mudah-mudahan tidak sampai situ. Saya melihat ini ada alat yang rusak. Saya mengerti alat ini. Ini seperti seorang penulis kehilangan laptop, di rusak laptop-nya. Mau ngapain, laptop-nya rusak dia tidak bisa apa-apa. Dia seperti mati kalau misalnya laptop-nya di rusak, nangis dia tujuh hari tujuh malam itu. Datanya rusak, hilang semuanya. Dan dia harus bangun lagi semuanya dari nol. Ini hal-hal yang tidak disadari oleh orang-orang yang tidak mengerti teknologinya.

Pimpinan, hal yang kedua yang saya pahami dari paparan Bapak Direksi serta Dewas RRI adalah bahwa ada keinginan besar agar pegawai-pegawai RRI itu tidak lagi menjadi pegawai Kominfo. Memang ini sudah ada di dalam Rancangan Undang-Undang RTRI kita. Tapi RUU RTRI kita juga masih menunggu RUU Penyiaran. RUU Penyiaran masih ada bargaining politik yang luar biasa sampai itu menjadi lama, hampir 3 tahun tidak kelar-kelar, mentok di satu pasal, pasal tentang multiplexing. Setelah Undang-Undang Penyiaran, baru ada Undang-Undang RTRI. Baru keinginan Bapak-bapak itu bisa terkabul.

Maksud saya adalah, daripada kita menunggu lama-lama Undang-Undang Penyiaran dan Undang-Undang RTRI, saya usul untuk penyelesaian dua persoalan penting ini kita musti bikin ini secara khusus. Saya setuju dengan Pak Roy kita akan kunjungi tempat itu, Cimanggis, kita cari solusinya dan seterusnya.

Saya setuju dengan Ibu Lena untuk bisa bicara dengan Kementerian Agama dan lain-lain. Tapi Komisi I DPR RI musti memandang ini sebagai sesuatu yang penting. Ini berkaitan dengan hajat hidup orang banyak Pak. Kita mesti bikin ini panja/panitia kerja khusus Komisi I, Panja RRI. Kita musti bikin Panja RRI, saya usulkan di forum ini, mudah-mudahan diterima oleh Pimpinan dan juga para Anggota. Supaya apa, supaya ada panitia khusus yang tuntas. Kita tidak bicarakan ini secara terlalu luas, secara komisi, tapi ada panja yang mengurusi ini, konsern hanya khusus urusan ini. Itu yang saya usulkan pertama, Pimpinan.

Yang kedua, Pak Rohan, Pak Mistam, dan lain-lain, ini sudah mau pemilu Pak. Kak Lena tadi bilang bahwa kita kesulitan, masyarakat itu kebingungan, pertamakali pilpres bersama-sama dilaksanakan di hari yang sama dengan pileg. Dulu dari 1999 sampai 2014 pileg itu berbeda dengan pilpres, rakyat mengerti siapa caleg dan siapa partai. Pilpres nanti habis itu. Persoalannya sekarang, isu tentang partai maupun tentang caleg itu tenggelam karena pilpres. Bahkan RRI juga, sama dengan TVRI dan semua media hanya membahas Prabowo-Jokowi-Prabowo-Jokowi. Terus kami caleg ini kapan disebutnya?

Ibu/Bapak sekalian,

Ini tenggelam Pak. Kita tidak ingin rakyat disana karena kebingungannya tentang informasi

yang kurang cukup. Dia tidak tahu siapa caleg. Di daerah saya di daerah pemilihan Gorontalo yang orang kenal calon DPR RI hanya 7 orang. Dari 16 kali 3 partai berapa itu, 48 caleg, yang di kenal hanya 7. Ini persoalan Pak.

Apalagi calon DPRD Provinsi, tidak ada yang kenal. Orang caleg provinsi kalau datang di rakyat itu mereka tanya, “oh caleg, partai apa?”. Partai Gerindra, “oh kalau Partai Gerindra Prabowo”. Cobalah di sebut partai baru, partai ini, “dari mana itu, kamu caleg apa, caleg kabupaten atau calon provinsi?”. Baru kenal, tidak pernah dengar.

Kita ini didanai oleh negara, dan yang akan di pilih dalam pemilu ini bukan hanya presiden, tapi pejabat-pejabat atau wakil-wakil rakyat yang akan mengurus negara. Seperti kami ini mengurusi Bapak-bapak, nanya-nanya ini, nanya itu, bikin panja segala macam. Apakah Bapak mau orang-orang yang duduk disini nanti itu seperti kucing yang dalam karung yang di pilih rakyat? Kan tidak mau. Bahkan jangan-jangan Ibu/Bapak yang direksi dan juga Dewas RRI ini juga tidak tahu calon DPR RI itu siapa saja.

Tolonglah ini bikinkan forum. Tidak harus di level nasional, tidak harus. Bapak-bapak punya jaringan seluruh Indonesia, ada RRI dimana-mana. Kasih tugas sama mereka untuk memberikan ruang panggung bagi partai-partai, bagi caleg-caleg untuk mensosialisasikan partainya. Kalau pilpres kan sendiri. Pilpres secara nasional tidak apa-apa, tapi pileg bagaimana? Biarlah nanti partai itu yang mengutus orang.

Kalau perlu ada debat antara partai. Kenapa tidak ada? Bangga sekali Bapak bilang ada debat pilpres kita, host-nya. Coba host debat pileg, mau tidak? Tidak harus di level nasional. Lokal

17

saja sudah. Itu akan menjadikan rakyat mengerti apa bedanya partai A, partai B, partai C, dan seterusnya.

Inikan semua orang pikir semua partai sama saja. Gerindra partainya Prabowo, PDI partainya Ibu Mega sama Jokowi, terus sudah begitu saja. Emang apa bedanya? Tidak tahu, bedanya sama saja itu. Kan beda Pak. Ideologinya beda, programnya beda, dan seterusnya beda. Inilah yang diperlukan, harus segera. Karena apa, pikiran rakyat terganggu terus, di papar terus oleh informasi pilpres. Kami ini akan menjadi kesulitan.

Kemarin kami rapat dengan TVRI, kemarin TVRI kami sarankan untuk bikin. Kami sarankan hari ini kepada RRI mohonlah. Masih ada waktu 2 bulan untuk membuat rakyat mengerti bahwa dia tidak hanya memilih pilpres, bahwa dia juga mesti memikirkan siapa yang akan dia utus ke Senayan, siapa yang dia utus ke DPRD provinsi dan juga ke DPRD kabupaten/kota. Partai yang mana yang harus dia pertimbangkan, yang mana yang bagus yang cocok sama dia, itu musti dia pikir.

Kalau sekarang keadaan ini akan membuat rakyat memilih kucing dalam karung. Dan kalau kucing benaran yang datang kesini maka itu kucing garong bisa jadi, dan Bapak-bapak yang kesulitan. Itu sebenarnya.

Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.):

Terima kasih Pak Elnino. Ini memang namanya Elnino Pak, ‘angin Leisus’ itu Pak. Ini kalau tidak bisa dilaksanakan secara tuntas yang paling tidak kawan-kawan dari Komisi

I mendapat peluang speak-speak di wilayah dapilnya. Ini ada 575 kursi DPR RI yang akan di rebut. Kalau partainya 10 saja itu 5.750 orang. Panjenengan juga pusing Pak. Maka skala prioritas anggota Komisi I mitra kerja. Mohon maaf lah.

Silakan, Pak Jenderal.

F-NASDEM (MAYJEN TNI (PURN) SUPIADIN ARIES SAPUTRA): Terima kasih Pimpinan. Terima kasih Dewan Pengawas serta Anggota, Dirut RRI serta para Direksi. Yang pertama saya ingin menyampaikan apresiasi atas berbagai macam penghargaan

yang diterima oleh RRI. Mudah-mudahan penghargaan itu menjadi pemicu dan pemacu untuk terus meningkatkan kinerja dan profesionalitas RRI.

Yang kedua, tadi sudah di bahas yang lain, saya hanya ingin mengatakan, panjang lebar buku setebal ini sama sekali tidak membahas bagaimana RRI ikut mensosialisasikan atau ikut ‘cawe-cawe’ lah bahasa Inggris nya itu tentang pemilu. Sama sekali saya tidak melihat dalam laporan ini. Yang ada penghargaan, kinerja 2018, rencana 2019, dan masalah tanah Cimanggis. Tapi sama sekali tidak ada poin-poin yang menyinggung tentang bagaimana peranan RRI dalam pemilu 2019 ini. Oleh karena itu saya minta Pak Dirut tolong ini dibuatkan satu program untuk Pemilu 2019.

Tadi sudah di minta bagaimana memanfaatkan Anggota Komisi I untuk wawancara di RRI. Alhamdulillaah kalau saya sering sekali di minta wawancara di RRI Pro 3. Paling sering saya, saya terima kasih. Tidak tahu itu perintah Dirut atau kemauan, saya terima kasih itu. Jadi secara nasional saya bisa menyampaikan berbagai macam persoalan yang ditanyakan oleh penyiar itu.

Pemilu ini memang agak berbeda. Tadi Pak Elnino sudah bicara, orang hari ini tahunya pilpres, tidak tahu disitu ada pileg, tahunya pilpres. Artinya bagaimana ini peranan RRI melakukan sosialisasi. Tadi juga kita dengan KIP (Komisi Informasi Pusat) juga kita sampaikan ikut bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan ini, sosialisasi. Mungkin salah satu obyeknya coba RRI wawancara lah dengan rakyat, apakah mereka tahu bahwa pemilu itu ada pilpres dan pileg? Itu menjadi catatan. Wawancara langsung saja sama masyarakat, tidak usah di rekayasa. Yang kedua, apakah rakyat itu tahu bahwa di dalam pemilu ini ada 5 surat suara secara umum? Kecuali DKI. Tahu tidak ada 5 macam surat suara. Dan mereka tahu tidak masing-masing surat suara

18

untuk DPR itu warnanya apa saja, untuk presiden warnanya apa? Karena faktanya di lapangan itu sampai hari ini mereka banyak sekali mayoritas belum tahu.

Saya khawatir, tadi juga saya sampaikan, saya khawatir/kita khawatir begitu tanggal 17 April yang dia buka itu hanya surat suara capres. Itu sangat mungkin, kenapa, calonnya cuma dua, habis itu ada fotonya.

Pak Dirut tahu tidak kalau surat suara caleg itu tidak ada fotonya? Berarti tahu kan. Tapi DPD RI ada fotonya, capres ada fotonya. Saya tidak tahu, tidak pahamlah, ini memang sudah terlambat pertanyaan ini, mengapa kok KPU membuat seperti itu? DPD ada fotonya, DPD itu yang rata-rata tiap provinsi itu sekitar 50 sampai 70 calonnya. Tapi DPR RI satu provinsi itu, misalnya Jawa Barat, 91 kali 16 partai, luar biasa itu. Sehingga mereka tidak pusing dia pikirkan Pak, rakyat pusing. Ada 3 macam surat untuk DPR RI, surat suara, masing-masing berisi 16 partai. Kalau Pak Elnino tadi 16 kali 3, 48. Dapil saya 16 kali 10, apa tidak mblenger itu dia. 16 kali 10 (160) itu terbanyak itu caleg DPR RI se dapil itu 10, 160. Jadi terbanyak memang 10 itu. Yang paling sedikit 3 itu, Gorontalo.

Hal-hal seperti ini kita perlu supaya masyarakat itu pada waktunya dia siap untuk mengikuti pemilu itu, dia betul-betul siap. Sehingga saya itu saya sampaikan saja. Sehingga saya itu sampai membuat kartu nama yang di belakang kartu nama itu ada simulasi surat suara, ada stiker.

Apa maksudnya kartu nama ini? Begitu dia masuk bilik suara, dia lupa berapa ini yang di coblos di DPR RI. Diambil saja kartu nama, Pak Jenderal ini langsung. Ini bisa di tiru sama yang lain. Kalau stiker itu memang kita bikin untuk di rumah, tempel di rumah. Setuju pilih saya, cepret, tempel di kaca rumah. Kartu nama dia bawa ke bilik suara. Kan tidak mungkin dia bawa foto saya yang besar ukuran 30 kali 30 itu, maka pakai kartu nama. Ini trik-trik bagaimana mengakali supaya rakyat itu paham dia.

Oleh karena itu sekali lagi saya mohon RRI ikut mensosialisasikan agar semua rakyat itu pada waktunya siap. Terutama daerah-daerah terpencil Pak, seperti di Papua, Maluku Utara.

Belum kita bicara soal logistik. RRI juga nanti suatu saat akan menyampaikan terlambatnya kehadiran logistik pemilu, itukan RRI perlu memberitakan bahwa terjadi keterlambatan sehingga aparat mendengar RRI yang dia tidak lihat itu tapi mendengar RRI bisa langsung reaksi. Surat suara salah satu faktor yang sangat strategis dalam pemilu ini, dan banyak kejadian pemilu di suatu titik itu di tunda karena surat suaranya belum sampai. Kalau hari ini di cetak, sudah sejak kemarin di cetak, tidak ada masalah. Tetapi penyampaiannya ke titik-titik di daerah itu tidak semudah yang kita bayangkan, ada daerah yang tidak ada jalan untuk kendaraan mobil maupun motor. Yang ada mengirimnya harus lewat sungai, dan itu resikonya luar biasa.

Saya kira, Pak Dirut, jadi tolong RRI sekali lagi ikut mensosialisasikan agar pemilu ini sukses. Sukses itu berarti aman, lancar, dan berhasil.

Terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.):

Terima kasih Pak Jenderal. Intinya road to Senayan itu beratnya ampun-ampun. Ini kawan-kawan ini kelihatanya help-

help, minta bantuanlah dalam rangka bantuan siaran sampeyan. Karena yang sesungguhnya yang di belakang RI itu sedikit sekali, DPR RI, DPD RI, RRI, TVRI. Yang belakangnya ‘Republik Indonesia’ itu berat Pak, dan kita pikulannya juga berat. Oleh karena itu bekerjasamalah dengan baik. Terima kasih sama-sama RI.

Itu masih ada, Bapak Timbul Manurung, dipersilakan.

F-HANURA (TIMBUL P. MANURUNG): Terima kasih Bapak Pimpinan Rapat.

Rekan-rekan dari Komisi I Anggota DPR RI;

19

Bapak-bapak semua, Dirut RRI, Dewas RRI, dan Ibu/Bapak sekalian rombongan dari Dirut dan Dewas.

Apa yang tadi sudah banyak disampaikan oleh teman-teman, saya mungkin yang paling

terakhir. Yang jelas tadi apa yang disampaikan oleh Bapak Dirut maupun dari Pak Dewas mengenai paparan itu kami appreciate.

Kemudian yang berkait dengan rencana-rencana yang di buat oleh RRI, ada 2 (dua) hal yang kami soroti untuk mendapat penjelasan:

Yang pertama, kita tahu sekarang mengenai daerah 3T, yaitu daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar. Yang belum terlayani masih ada kurang lebih 165 kota maupun kabupaten. Pertanyaan kami, apakah data ini sudah valid atau masih ada penambahan khusus untuk 3T. Karena bagaimanapun kita tahu daerah 3T ini saya kira konsern daripada RRI juga untuk bagaimana menjangkau masyarakat kita, terutama di daerah-daerah perbatasan dan pedesaan.

Kemudian dalam kaitan itu bahwa daerah 3T memang harus kita munculkan. Sekian lama RRI sudah mengudara, dari mulai jaman proklamasi sudah mengudara. Dari Aceh itu kita dengar itu. Sekarang kita sudah berada di tahun 2019, sesungguhnya kita bisa juga memprogramkan ini bagaimana supaya terjangkau seluruh, terutama daerah-daerah terpencil.

Pengalaman kami di daerah terpencil memang sangat-sangat merasakan betapa bagusnya/baiknya kalau ada radio saja sudah merasa bangga kami. Ini pengalaman kami waktu kami tugas di daerah Nusa Tenggara Timur. Paling yang bisa kami terima adalah dari Makassar-Sinjai, kemudian baru radio luar negeri siaran Australia. Itu tahun 1977. Sekarang kita sudah berada di tahun 2019, kita harapkan itu bisa lebih bagus lagi, lebih cepat lagi pembangunan. Barangkali ini kinerja dari RRI. Pasti apa yang nanti direncanakan oleh RRI pasti dari Komisi I sebagai mitra kerja akan memperjuangkannya itu.

Kemudian yang kedua adalah kaitannya dengan RRI Play dimana ini sudah kita tahu aplikasi radio milik RRI sendiri. Ini patut kita apresiasi, karena memang mengikuti perkembangan jaman ya.

Yang menjadi konsern kami adalah bagaimana kedepannya untuk pengguna internet yang semakin meningkat. Tentunya perlu persiapan yang matang untuk terutama mengenai konten, maintenance/pemeliharaan, dan pelayanannya. Kita tidak tahu dalam perjalanannya pasti ada gangguan/hambatan yang perlu mendapat perhatian dari penyelenggara RRI. Yang kita harapkan adalah bagaimana supaya RRI atau pengguna RRI Play dapat tetap menikmati siaran RRI dengan baik, ini saya kira yang perlu ada atensi dari RRI, termasuk Dewas, untuk bisa mewujudkan apa yang menjadi harapan kita.

Saya kira itu saja, terima kasih.

KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.): Terima kasih Pak Timbul. Pak Timbul Manurung ini dari Fraksi Hanura. Mas Budi silakan. Mas Budi dari Fraksi PAN Pak.

F-PAN (BUDI YOUYASTRI): Pimpinan, terima kasih.

Anggota Komisi I yang terhormat; Dewas RRI dan Direksi RRI,

Mendengarkan paparan dari Dirut menurut saya prestasinya bisa dipertahankan dari dirut

sebelumnya. Kalau memang perlu dirutnya dilanjutkan saja untuk periode berikutnya. Yang kedua ini topiknya tentang tanah di Cimanggis. Sampai hari ini saya tetap

menyatakan saya keberatan tanah itu diberikan kepada pihak lainnya. Dan biarpun sudah menjadi keputusan komisi, saya selalu menyatakan demikian. Sekarang terbukti dengan judul ceritanya, dan ini musti tanggungjawab ini karena Bapak yang tanggungjawab menandatangani kejadian

20

seperti ini, ada janji bahwa RRI akan memberikan grand design, seingat saya sudah pernah disampaikan, tetapi audit dari aset yang dimiliki oleh RRI rasanya saya belum pernah lihat, entah sudah diberikan sekretariat atau belum, ini bagian dari kesimpulan rapat kita 2017. Mana saja ini barang-barang asetnya RRI belum diberikan, saya belum lihat rekap dan detailnya semuanya.

Sehingga pertanyaan saya adalah, kasus rusaknya salah satu bagian dari alat pemancar di Cimanggis membuat tidak beroperasi. Pertanyaan saya simple, Pak Rohanudin, benar tidak alat itu bekerja sebelumnya, mana buktinya. Dan apa buktinya setelah di traktor menjadi tidak bekerja. Tolong berikan kepada kami buktinya bahwa sebelumnya bekerja dan sesudah dihancurkan oleh traktor menjadi tidak bekerja/berfungsi, buktinya mana. Jangan-jangan memang tidak berfungsi sebelumnya, sudah di taruh di kotak sampah. Jadi jangan mendramatisir sebelum Bapak memberikan bukti, mana evidence-nya.

Yang ketiga, kejadian serah terima barang ini dengan Kemkominfo kita juga sudah bahas. Menterinya berjanji akan memberikan ganti rugi. Kementerian Keuangan juga sudah berkomitmen. Artinya, jika komitmennya belum dilaksanakan ya di larang, barang itu/tanah itu tetap miliknya Pak Rohanudin, tetap miliknya RRI. Kenapa dibiarkan orang asing menguasai tanah Bapak? Ya salahnya Bapak, salahnya RRI. Saya tidak belain Bapak. Saya tidak setuju, diberikan. Begitu sudah diberikan terus tiba-tiba rusak alatnya Bapak yang nangis-nangis. Tidak bisa dong Pak, Bapak harus tanggungjawab itu. Kalau memang kesepakatan dua belah pihaknya belum dipenuhi. Kalau perlu bilang ke Komisi I minta dijagain sama TNI, seluruh tanahnya di jaga.

Jadi, Pimpinan, buat saya ini buat catatan. Dan saya tidak mau jadi kejadian Hambalang kedua di tanah Cimanggis. Saya tetap mengusulkan audit terhadap semua asetnya RRI, terutama yang Cimanggis, kita ajukan/diminta kepada BPK melakukan auditnya. Jika memang perlu di buat panja, buat panjanya.

Terima kasih.

KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.): Terima kasih Pak Budi. Cukup ya dari rekan-rekan Anggota yang terhormat. Pak Martin, ini Beliau adalah senior kami semua. Silakan, Pak Martin.

F-GERINDRA (MARTIN HUTABARAT): Saya mendengar dari tadi, banyak sekali fokus kita kepada soal peranan RRI

mensukseskan pemilu yang damai. Saya kira ini akan rapat terakhir kita dengan RRI, karena kita sudah akan sibuk dengan kampanye masing-masing. Jadi harapan itu memang penting disampaikan, karena orang mulai banyak berpikir pemilu ini sebenarnya pemilu yang bagaimana? Bahkan ada orang khawatir jangan-jangan pemilu ini akan ramai, pemilu ini akan menimbulkan suasana mencekam. Disini peranan RRI, hilangkan unsur kekhawatiran/ketakutan orang, dan janjikan bahwa ini adalah pemilu yang damai. Jadi kampanye pemilu damai dari RRI itu akan sangat membantu pemilihan umum yang akan datang.

Saya sudah pernah satu kali di undang di Medan, ada kampanye pemilu damai dilakukan oleh RRI. Saya lihat bagus itu, melibatkan KPU, masyarakat, mahasiswa, dan sebagainya. Kalau boleh itu diprogramkan terus menjelang pemilu yang akan datang, karena bagaimanapun juga pemilu yang di sebut pertamakali ini adalah pemilu yang akan menentukan kita berhasil atau tidak melakukan pemilu bersama antara Presiden dan Legislatif.

Yang kedua, RRI adalah milik negara, milik rakyat. Mengkampanyekan pemilu adalah mengkampanyekan kebesaran kita bersama, mengkampanyekan pesta kita bersama. Memang kadang-kadang harus ada jaraknya antara mengkampanyekan prestasi negara/pemerintah dengan prestasi calon pasangan presiden, ini harus dibedakan betul ini. Jadi jangan menyamakan antara prestasi negara dengan kampanye pasangan calon presiden. Kalau mau dikampanyekan pasangan calon presiden ya dua-dua, kan begitu.

Tetapi jangan pula mengabaikan bahwa memang fungsi RRI itu adalah juga menjelaskan prestasi-prestasi pemerintah di dalam rangka melaksanakan tugasnya sebagai pemerintah

21

negara. Tetapi harus bisa dibedakan RRI memberitakan sebagai kampanye pemerintah dan memberitakan sebagai calon pemilihan umum sebagai calon presiden atau sebagai calon legislatif.

Yang ketiga, ini sudah lama ini soal Cimanggis ini. Saya kira memang kita harus dukung RRI, tidak ada pilihan kita, karena itu sudah lama itu menjadi cita-cita bagian yang membuat sesuatu RRI punya kompleks yang di bangun secara besar disana. Pemerintah sebenarnya bisa cari tempat di banyak tempat yang lain, bisa. PTP-PTP kita tanah-tanah negara itu banyak sekali. Hanya ingin mudahnya saja ini pemerintah ini. Padahal dia mengorbankan apa yang selama ini sudah menjadi bagian daripada RRI.

Kalau saya berpikir kita akan dukung lagi itu bahwa RRI Cimanggis itu. Pemerintah kalau perlu kita dorong cari tempat yang lain lagi. Tempat yang lain banyak. Ini apapun bisa dilakukan oleh pemerintah. Banyak tanah-tanah, seperti misalnya Bumi Serpong Damai, itu Bumi Serpong Damai itu adalah tanah PTP yang jumlahnya lebih dari 70 ribu hektar. Di kasih ke swasta, Bumi Serpong Damai itu di kasih ke swasta. Itu tanah negara, bukan tanah nenek moyang mereka. Tanah negara di kasih begitu saja. Saudara lihat dokumennya itu, itu adalah tanah negara. Begitu banyak aset-aset negara yang bisa dicarikan tempat untuk didirikan. Itu universitas itu juga bagus, kita dukung. Tetapi berbeda antara dukungan kita terhadap pendirian universitas/perguruan tinggi dengan soal tempat. Tempat cari yang lain. Tidak ada yang kurang. Tapi kalau Cimanggis saya kira, Saudara Ketua, kita harus memberikan perhatian khusus bahwa ini adalah bagian daripada RRI.

Saya setuju tadi usul tadi bicara dengan Komisi VIII, bicara dengan pemerintah, kita agendakan khusus. Tapi kita harus dukung agar RRI jangan dikerdilkan. Orang itu sudah punya dia. Kita ambisi yang lain tetapi jangan mengurangi apa yang sudah ada. Cari yang lain. Bumi Serpong Damai itu tanah negara, begitu luas dikasih begitu saja ke swasta.

Demikian.

Wassalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh.

KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.): Terima kasih Pak Martin. Terakhir, Pak Profesor Bachtiar Aly, dipersilakan.

F-NASDEM (PROF. DR. BACHTIAR ALY, M.A.): Terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Salam sejahtera untuk kita semua.

Saya tergelitik karena yang berbicara terakhir tadi sohib saya, Pak Martin, yang kami

berdua tadi ada di ruangan sebelah, di ruangan Banggar, kami sama-sama Pansus Wawasan Nusantara, jadi maka kami agak terlambat berdua. Tadi saya pikir saya cukup diam saja karena orang terakhir. Tapi yang di bilang oleh Pak Martin menggelitik diri saya sendiri.

Sebenarnya pada waktu rapat yang lalu kita disinikan, Pak Rohan. Kan kita marah betul soal itu. Saya terus terang menggelitik juga sedikit dari pihak RRI, karena pada waktu itu kita ingin selalu diberitakan. Tapi kan waktu katanya datang Pak JK di anggap itu bisa selesai, ada keberpihakan kepada RRI, kan itu yang kita pernah bicarakan. Jadi sebenarnya problemnya antara komunikasi antara kita yang harusnya continue terus. Mestinya kita sudah kehilangan beberapa momentum sebenarnya. Sebenarnya bisa saja RRI minta kepada kita laporan itu disampaikan lagi. Jadi mudah-mudahan sekarang inipun juga demikian, kalau dalam perkembangan hari-hari ini sampai setelah pemilu terus di kejar.

Sebenarnya yang paling menarik di balik cerita UIN ini, sebenarnya kan ini menimbulkan persoalan baru. Inikan Universitas Islam Negeri yang sebenarnya UIN sekarang ini sudah sangat internasional. Tapi yang sekarang ini bikin lagi satu lagi di tambah kata-kata ‘internasional’. Jadi jangan pikir sesederhana itu. Sebenarnya itu ada persaingan juga dari sisi yang lain. Tapi yang

22

disayangkan mengapa justru lokasi yang di pilih disitu. Sudahlah itu urusan domain yang lain sehingga menimbulkan suatu konflik baru. Jadi mudah-mudahan apa yang pernah di tulis prasasti di kota pelajar mahasiswa Darussalam tahun 1959 oleh Bung Karno kira-kira analognya bisa untuk RRI.

Bung Karno menulis satu prasasti di Banda Aceh itu, ‘Tekat Bulat Melahirkan Perbuatan Nyata, Darussalam Menuju Cita-Cita, Mustinya Tekad Bulat Melahirkan Nyata, Perbuatan Nyata RRI Menuju Cita-Cita’, jadi oleh karena itu RRI jangan berhenti saya pikir, karena ini public opini pasti mendukung.

Jadi kalau usulan tadi panitia kerja baik-baik saja. Bahkan mungkin pansus. Karena ada Kementerian Agama disana. Tapi mungkin terlalu luas. Tapi kalau panja saja kalau Pimpinan nanti setuju dipertimbangkan bagaimana ya mengapa tidak kita buat. Dan pihak-pihak terkait juga bisa di undang untuk mempercepat. Yang penting sekarang urusannya bisa selesai, dan RRI dikembalikan hak-haknya, martabatnya, dan itu harus secara keras, secara berjuang, artinya secara ulet, dan tentu saja Komisi I akan membantunya. Saya pikir itu saja.

Dan terakhir saya sekali lagi ingin menghimbau, karena saya pribadi saya tidak maju lagi di dalam pileg ke depan, tetapi saya ingin teman-teman saya yang ada disini itu supaya terpilih.

Sekedar background saja, kalau saja Komisi IV mereka bisa bawa traktor ke kampung. Kami ini bawa apa, bawa peluru? Kami kan tidak ada. Komisi I kalau kampanye apa yang mau kita kasih sama rakyat. Kita bilang kita iming-iming nanti kami bawa peluru ya, kami bawa tank dan sebagainya, tidak mungkin. Karena mitra kerja kami kan beda. Tapi kalau yang Komivi IV, VI, dan sebagainya, mudah. Jadi kami tidak minta muluk-muluk, saya ingin mengatakan tolonglah kasih forum untuk berbicara. Dan topiknya, semua domain yang berhubungan dengan mitra kerja kita 15 itu bisa ditanyakan kepada kita. Tanya komunikasi boleh, tanya masalah BIN boleh, tanya masalah politik luar negeri boleh. Jadi tidak hanya pemilu. Tapi disitu sudah menjadikan kawan-kawan kita untuk tampil. Jadi kata seorang pemenang hadiah pulitzer, Mc....., dia katakan medium is message. Medium is message artinya media itu sendiri sudah memberikan satu pesan. Jadi oleh karena itu narasumber yang ini di undang saja. Kalau nanti kita di TVRI sudah minta supaya di rumah demokrasi, inikan di RRI ada semacam itu. Diberikan kesempatan itu untuk tanya jawab.

Dan kalau bisa tanya jawab itu supaya lebih konkrit di masing-masing daerah pemilihan. Jadi jangan juga di seluruh Indonesia. Daerah pemilihan dapilnya langsung ada dialog interaktif. Dengan dialog interaktif itukan kesempatan kawan-kawan ini untuk bisa mengelaborasikan pikirannya. Saya rasa itu saja. Dan saya sangat yakin kalau itu Bapak lakukan saya yakin malaikat mencatat dan Bapak-bapak/Ibu akan mendapat tiket untuk naik ke surga.

Terima kasih.

KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.): Ampun Pak Prof, terima kasih Pak Prof. Ini usulan mengerucut kepada terbentuknya Panja. Walaupun belum di ambil kesimpulan

tapi panjenengan nanti menanggapi. Tapi saya jelaskan sedikit apa bedanya panja, pansus, dan seterusnya. Karena panjenengan-kan bukan berasal dari komunitas kami.

Panja adalah salah satu panitia kerja yang menjadi representasi fungsi pengawasan DPR. Tapi panja disamping hasil pengawasannya dia juga mengambil keputusan, mengawasi/mengambil keputusan. Dia lakukan audit, mengambil keputusan, dan itu harus dilaksanakan setelah diplenokan di komisi nanti. Lewat DPR diperintahkan kepada pemerintah.

Jadi kalau mau main cepat Cimanggis itu, panja diputusin sore ini, besok kami rapat kerja internal, di bentuk panitia panja, kemudian kita langsung bersurat ‘hentikan itu dulu proses pekerjaan’, bisa Pak. Kalau fungsinya hanya untuk seperti itu.

Seperti Mas Budi tadi sudah mengembangkan, panja nanti bertugas minta kepada BPK untuk melakukan seluruh audit aset yang dipunyai RRI. Itu juga bisa. Nanti tinggal tergantung saja bagaimana panitia panja ini nanti dan anggotanya terbentuk, itu baru nanti. Dalam catatan tentu saja kalau ini disetujui njenengan.

Sudah pasti lari ke panja ini Pak nantinya kalau lihat suaranya ini. Tapi namun demikian, sebelum masuk kepada kesimpulan saya persilakan Pak Dewas dan Pak Dirut LPP RRI untuk memberikan tanggapan, silakan Pak.

23

KETUA DEWAS LPP RRI (MISTAM, M.SI.): Terima kasih.

Pimpinan Sidang dan Anggota Sidang Komisi I DPR RI, Yang pertama-tama dari semua yang disampaikan tadi oleh Pak Roy Suryo, Ibu Lena,

kemudian Pak Elnino, Pak Supiadin, Pak Timbul, Pak Budi, Pak Martin, kemudian Pak Bachtiar Aly, apa yang disampaikan oleh Bapak-bapak membuat kami merinding Pak. Kami bangga sekali terhadap apa yang telah disampaikan kepada kami, karena apa yang kita rasakan ini adalah hati nurani kami yang merasa tercabik-cabik. Karena kita tercipta dari terbitan doktrin Triprasetya RRI. Tentu saja kami memberikan apresiasi terhadap ide Komisi I DPR RI yang akan berkunjung melakukan sidak ke Cimanggis.

Yang kedua, kami sangat memberikan apresiasi dan bangga sekali bahwa Komisi I DPR RI akan membentuk Panja Cimanggis. Dan usulan Pak Elnino tadi tidak hanya sebatas Panja Cimanggis, melainkan panja persoalan yang dialami RRI yang berlarut-larut kaitannya dengan pegawai RRI.

Kalau dua hal itu bisa disepakati dalam forum yang terhormat ini tentulah itu akan menjadi bagian sejarah dan membahagiakan kami semuanya yang ada disini.

Masukan Bapak Roy Suryo kaitannya dengan pergantian logo tentu saja kami sangat berterima kasih masukannya, dan Pak Dirut serta jajaran direksi akan melakukan langkah-langkah teknis nanti yang akan disampaikan oleh Pak Dirut.

Kemudian Ibu Lena, terima kasih Ibu Lena, kaitannya dengan kebijakan tidak hanya sebatas tanggap bencana, tentu saja kami akan lakukan untuk mitigasi bencana. Terima kasih masukannya.

Pak Elnino terima kasih, tentu saja kami akan berterima kasih kepada Bapak Elnino. Dan tentu saja kami akan mensosialisasikan program-program yang diharapkan oleh Bapak Elnino.

Begitu juga apa yang disampaikan oleh Bapak Supiadin kaitannya dengan Pilpres dan Pileg tentu saja kami akan lakukan itu semuanya, serta wawancara dengan masyarakat kecil.

Kemudian Bapak Timbul, Bapak Dirut nanti khusus akan menjawab tentang itu kaitannya dengan daerah terpencil dengan 105 atau 102 daerah yang 3T tadi.

Pak Budi, terima kasih sekali selalu konsisten Pak Budi dari awal sampai tidak menyetujui tentang ini.

Tapi kami menyampaikan disini bahwa ini merupakan sebuah kemauan bersama-sama ingin membangun sebuah peradaban bersama-sama antara Radio Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Indonesia ini membangun sebuah peradaban ke depan, 20 sampai 50 tahun ke depan, sehingga masyarakat Indonesia sesuai dengan yang kita cita-citakan menjadi masyarakat yang gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo, dan menjadi masyarakat yang madani. Kemudian terima kasih Pak Budi agar ini tidak menjadi masalah seperti Hambalang.

Kemudian Pak Martin, terima kasih. Insya Alloh kita akan membuat program-program lanjutan. Pak Martin sendiri kita sudah ketemu di Medan waktu itu.

Pak Supiadin, perlu kami sampaikan bahwa RRI sekarang ini tidak hanya sebatas memprogramkan pemilu, bahkan kita akan mengambil lebih daripada itu semuanya. Kita menginginkan bahwa image building Radio Republik Indonesia tidak hanya program pemilu, melainkan menjadi radio pemilu di label masyarakat.

Kemudian Bapak Bachtiar Aly terima kasih sekali kami ucapkan. Selanjutnya kami persilakan Pak Dirut.

DIREKTUR UTAMA LPP RRI (MOHAMMAD ROHANUDIN):

Bapak-bapak yang kami hormati, Pimpinan Sidang, Bapak/Ibu, Rasanya pada siang menjelang sore ini seperti air sejuk dari surga mengalir di ruangan ini

dan memberikan kekuatan bagi Radio Republik Indonesia. Kami memberikan sebuah kehormatan kepada Bapak-bapak sekalian yang telah memberikan yang terbaik untuk radio lembaga penyiaran

24

publik yang sejak tahun 1945 selalu mendedikasikan diri untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan tidak akan pernah keluar dari sana. Itu sebuah kehormatan, Bapak-bapak adalah pahlawan bagi Radio Republik Indonesia.

Rapat ini sangat produktif. Terima kasih kepada Ibu Lena yang cerdas sekali. Baru kali ini kami berjumpa dengan Ibu, itu sebuah kehormatan bagi kami Radio Republik Indonesia.

Bapak Roy Suryo yang memang sangat menguasai tentang teknologi modern yang sangat tahu persis tentang bagaimana membangun RRI.id. Insya Alloh kami akan representasikan upaya-upaya itu. Paham betul tentang stripline, fiderline, dan sebagainya, tentang impedansi.

Saya ucapkan terima kasih juga kepada Profesor Bachtiar Aly. Saya bangga kepada Beliau, dan Beliau adalah guru saya.

Terima kasih kepada yang muda, yang kreatif, yaitu Bapak Elnino yang memang sejak awal memberikan darah kepada Radio Republik Indonesia.

Pak Budi saya hitung sudah 3 kali mengkritisi dirut, dan itu adalah sebuah kehormatan yang baik bagi saya. Dan saya sudah sejak awal diingatkan tentang kenapa saya sebagai dirut menandatangani BAST. Bagi hati saya memang itu celaka. Mungkin sampai kiamat nama saya akan di kenal yang menandatangani adalah M. Rohanudin. Itu sangat bahaya, saya menyadari itu. Tapi hari ini adalah sebuah kehormatan, seperti air sejuk mengalir dari surga dan memberikan nafas yang terbaru bagi Radio Republik Indonesia. Indonesia adalah negeri kita, saya kira Bapak-bapak dan kita pasti akan mengibarkan bendera merah putih di Indonesia ini, saya yakin seperti itu Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang kami hormati.

F-PPP (DRA. HJ. LENA MARYANA):

Setelah diingatkan. Pak Dirut, boleh melalui Pimpinan, dulu Elnino Mohi, adik saya ini, ketika pertamakali jadi

Anggota DPD RI Beliau ini berbagi pengalaman dengan generasi milenial se-Asia. Dan ternyata yang paling berkesan untuk saya, waktu itu tahun 2009, itu Beliau ternyata memanfaatkan siaran radio. Jadi harus di bantu lagi ini supaya jadi lagi.

DIREKTUR UTAMA LPP RRI (MOHAMMAD ROHANUDIN):

Terima kasih.

Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang kami hormati, RRI tampil pada tahun ini dengan menampilkan sebuah takeline ‘memilih itu juara’, karena

itu adalah sebuah upaya daripada Radio Republik Indonesia untuk mensukseskan pemilihan umum. Ini adalah sebuah gerakan memilih, karena 47 persen pemilih di Indonesia itu adalah anak muda. Ini menjadi sangat penting, karena itu kami mengambil takeline ‘memilih itu juara’. Barangkali bisa di putar ini project ‘memilih itu juara’, dan ini berkumandang di seluruh Radio Republik Indonesia di seluruh programa di 360 programa di seluruh Indonesia. Bukan hanya di udara, tapi kami selalu tampil dalam kegiatan-kegiatan off air, apakah itu dalam Konser Kebangsaa, Pagelaran Budaya, dan semua kegiatan-kegiatan dialog, termasuk di Medan dan sebagainya, itu adalah sebuah representasi dari keberpihakan Radio Republik Indonesia terhadap bagaoimana mensukseskan pemilu ini. F-PPP (DRA. HJ. LENA MARYANA):

Tapi mau koreksi sedikit, Pak Dirut. Jadi Pemilu 2019 adalah pemilu yang pertamakali dilakukan secara serentak memilih

caleg/calon anggota DPR RI, DPD RI, baru disebutkan disitu DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota. Ini tidak ada DPRD provinsinya Pak, ntar marah itu Pak.

25

DIREKTUR UTAMA LPP RRI (MOHAMMAD ROHANUDIN): Maaf, siap salah Bu, terima kasih.

F-PPP (DRA. HJ. LENA MARYANA): Karena tidak di sebut tadi, DPRD provinsinya tidak di sebut. Bahaya itu Pak, nanti dikiranya

tidak ada DPRD provinsi.

F-NASDEM (PROF. DR. BACHTIAR ALY, M.A.): Itu sedang dipersiapkan take line yang lain, yang berikutnya.

DIREKTUR UTAMA LPP RRI (MOHAMMAD ROHANUDIN): ‘memilih juara’ itu sebenarnya adalah bukan hanya mengkampanyekan untuk pemilu.

Sebenarnya kami kampanye tentang Radio Republik Indonesia. Maka hasil survei yang dilakukan oleh Indo Survei, Nielsen, kemudian Kompas sekaligus, tiga-tiganya memposisikan dalam setahun ini RRI adalah memiliki pendengar terbesar di seluruh Indonesia. Pertama, juara pertama, mudah-mudahan ini bisa bertahan, dan itu adalah usaha-usaha kami. Yang terbesar adalah dari RRI.net Pak, termasuk juga RRI Play. Dan RRI Play seperti yang kami laporkan telah mendapatkan juara dunia dua kali kenapa, karena RRI Play itu adalah merepresentasikan sebuah peran radio dalam masyarakat yang sangat multikultural, dan itu diakui oleh dunia.

F-PPP (DRA. HJ. LENA MARYANA):

Saya boleh pendalaman tidak sedikit Pak? Boleh sedikit saja ya.

KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.): Mau interupsi sedikit silakan.

F-PPP (DRA. HJ. LENA MARYANA): Iya, sedikit saja. Tadi ada talkshow di RRI ya?

DIREKTUR UTAMA LPP RRI (MOHAMMAD ROHANUDIN): Ada.

F-PPP (DRA. HJ. LENA MARYANA):

Kami ini biasa narasumber, talkshow yang terkenal tiap Sabtu itu adalah Sindo Trijaya,

yang kedua adalah Smart FM, dan tadi diumumkan bahwa RRI yang menang ya, karena nominasinya adalah Sindo Trijaya dengan Smart FM, baru RRI. Tapi untuk dikalangan milenial dan menengah yang lebih biasa di kenal, dan talkshow-nya itu ber-nash adalah dua yang tadi Pak, Sindo Trijaya dengan Smart FM. Jadi mungkin dari sisi yang lain ya sehingga RRI menang. Dan mungkin narasumber-narasumber yang bagus-bagus yang biasa dihadirkan oleh kedua stasiun radio tadi itu juga boleh di undang juga oleh RRI supaya juga bisa lebih berkualitas dan ber-nash isinya.

Terima kasih.

26

DIREKTUR UTAMA LPP RRI (MOHAMMAD ROHANUDIN): Sebuah usulan yang baik untuk kami, karena RRI ingin maju.

KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.): Silakan dilanjut, Pak Dirut.

DIREKTUR UTAMA LPP RRI (MOHAMMAD ROHANUDIN): Kemudian yang lain kepada Bapak Guntur. Jadi RRI ini sekarang memiliki 97 stasiun, dan

37 stasiun diantaranya itu adalah stasiun yang ada di perbatasan. Nunukan, Sebatik, Entikong, Skow, Oksibil, Atambua, Myangas, Rote, dan sebagainya, semua ada disitu. Tidak ada satupun stasiun radio swasta atau RPD sekaligus yang bisa hadir di tempat itu, hanya Radio Republik Indonesia. Jadi ini sebenarnya gambaran sinyal yang ada di Radio Republik Indonesia, itu adalah peta kekuatan sinyal yang ada di RRI. Memang di Jawa nampaknya memang besar-besar disitu, berlebihanlah kalau di Jawa. Tapi kalau di daerah-daerah terpencil memang juga kami berusaha untuk hadir disana. Jadi mudah-mudahan di tahun 2020 jangkauan siaran RRI mencapai lebih dari 90 persen.

Terima kasih juga kepada Jenderal Supiadin. Banyak kritikan yang disampaikan oleh Bapak, dan Bapak selalu berbicara di RRI. Dan terima kasih juga di Pro 3 diwarnai dengan suara Bapak dengan kecerdasan Bapak yang tampil di Pro 3 memberikan penjelasan kepada masyarakat di seluruh Indonesia. Mudah-mudahan Bapak nanti bisa terpilih lagi bisa mendukung Radio Republik Indonesia. Kami mendo’akan Bapak-bapak yang mau siap untuk menjadi anggota DPR RI dan tetap di Komisi I sehingga bisa membantu RRI. Bapak/Ibu. Sebelah kanan saya juga ada Ibu ini. Terima kasih.

Itu sebenarnya beberapa yang kami sampaikan kepada Bapak-bapak dan Ibu-ibu. Kami tidak bisa banyak memberikan hal yang lebih, hanya sekali lagi saya menyampaikan penghormatan yang besar kepada Bapak-bapak, terutama kepada Pimpinan Sidang, yang memberi ruang yang baik kepada RRI untuk kami sepakati untuk dilakukannya panja. Kami sepakat itu. Dan itu juga sekaligus merupakan bantuan besar terhadap lembaga Radio Republik Indonesia.

Karena sebelumnya sebenarnya pada saat sejak ditandatanganinya BAST kami diam Pak. Tapi ketika alat negara itu dihancurkan, itu sangat berbahaya. Dan RRI adalah lembaga negara yang harus kuat dan tidak boleh dihentikan oleh siapapun. Karena RRI itu di bentuk oleh undang-undang, maka hanya RRI bisa dibubarkan oleh undang-undang.

Terima kasih Bapak-bapak dan Ibu-ibu para Pimpinan Sidang, terutama kepada Ibu Lena yang cantik. Kali ini kami hadir dengan semua rombongan. Ini para kepala bidang yang ada di Jakarta, para Kasatker yang ada di Jakarta. Ada Kepala Voice Of Indonesia, kemudian ada Kepala RRI Jakarta, ada Puslitbang Diklat, ada Kepala Pro 3. Jadi semuanya lengkap yang ada di ruangan ini. Jadi saya ingin kami tampil disini bersaksi di depan para karyawan/karyawati Radio Republik Indonesia bahwa kami hadir menyampaikan save Indonesia itu tidak main-main untuk alat negara. Save RRI, terima kasih.

Saya, M. Rohanudin, Direktur Utama Radio Republik Indonesia bersama Bapak Mistam (Ketua Dewan Pengawas), Ibu Dwi Hernuningsih, Ibu Tantri, Bapak Freddy Dolu, dan Pak Hasto Kuncoro, semuanya di sebelah kanan ini adalah Dewan Pengawas yang memberikan nutrisi kepada direksi. Sekaligus sebelah kiri ini adalah Pak Rohanudin (Direktur SDM dan Umum), Direktur Program Produksi yang di kenal dengan Konser Kebangsaan (Sulaiman Yusuf), Pak Hari yang punya uang. Kemudian yang sebelah kiri yang di kenal dengan teknologi kita, teknologi modern, Pak Rahadian Gingging. Sebelah kiri ini adalah representasi dari ke-Indonesia-an dari Rote, adalah Bapak Richard Poy.

Terima kasih. Saya, M. Rohanudin (Direktur Utama) Radio Republik Indonesia.

Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh.

27

KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.):

Wa’alaikumsalaam. Terima kasih atas penjelasan Bapak berdua, dari Pak Dewas dan Pak Dirut LPP RRI. Terkait dengan seluruh respon dari kawan-kawan sudah di jawab dengan baik oleh Bapak

berdua. Sekarang tibalah saat di penghujung rapat ini, mari kita sama-sama mengambil keputusan untuk rapat hari ini. Saya minta untuk ditayangkan. Ini yang buat draft Sekretaris Rapat, jadi kita baca bersama-sama. Saya tidak sempat koreksi ini Pak.

1. Komisi I DPR RI telah mendengarkan penjelasan Lembaga Penyiaran Radio Republik Indonesia dengan evaluasi pencapaian program kerja LPP RRI Tahun Anggaran 2018, Realisasi Anggaran LPP RRI Tahun Anggaran 2018, serta Rencana Program Kerja LPP RRI Tahun Anggaran 2019, terkait dengan penjelasan tersebut Komisi I DPR RI mendorong agar pencapaian kinerja LPP RRI terus ditingkatkan di tahun-tahun mendatang;

Ada usul? Kalau terkait ini bisa saja suka ngai-ngait ini, suka mancing ini.

F-GERINDRA (ELNINO M. HUSEIN MOHI, S.T., M.SI.):

Ijin, Pimpinan, ini soal redaksional saja. ‘terkait dengan penjelasan tersebut’ di ganti saja ‘karena itu’, selesai sudah.

KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.): ‘Sehubungan dengan penjelasan yang dilakukan oleh Ketua Dewas dan Dirut LPP RRI,

Komisi I menerima dengan baik dan mendorong pencapaian kinerja lebih baik’. Sampeyan kudu belajar Bahasa Indonesia dengan baik, Indah. Ini RRI ini pintar pidato

semua, you musti belajar menyusun narasi kesana ini. Saya baca sekali lagi: ‘Komisi I DPR RI telah mendengarkan penjelasan LPP Radio Republik Indonesia terkait

dengan Evaluasi Pencapaian Program Kerja’

F-NASDEM (PROF. DR. BACHTIAR ALY, M.A.): Itu kenapa musti di tahun mendatang, padahal tahun ini harus. Mestinya ditingkatkan saja

sudah cukup. Kalau di tahun mendatang berarti tidak perlu berprestasi dalam tahun ini.

KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.): Untuk di tahun-tahun mendatang ya boleh ditingkatkan, titik. Oke ya? Ada panjenengan Pak? Ini keputusan kita Pak, sampeyan boleh protes karena

ini menyangkut Bapak/Ibu. Oke? Nomor 1 oke? Kita ketok ya? Setuju, Pak Ketua Dewas? Njenengan yang pegang

otoritas loh.

(RAPAT : SETUJU) Kalau Pak Ketua Dewas sudah setuju berarti Pak Dirut nya harus setuju. Ini terkait lagi.

F-PD (KRMT ROY SURYO NOTODIPROJO): Kalimat ‘terkait’ ini tidak cocok, karena di atas belum di sebut sama sekali Cimanggis tiba-

tiba muncul terkait di Cimanggis. Langsung permasalahan saja ini.

28

KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.): ‘Berkenaan dengan permasalahan tanah dan komplek pemancar LPP RRI di Cimanggis

dan permintaan’ Coba, itu berkenaan dengan permasalahan tanah. Tentu saja tanah itu asetnya yang

sudah dipindahkan itu nanti masuk dalam panja kita Pak. Tapi itu urusannya itu saja, nomor dulu. ‘Berkenaan dengan permasalahan tanah dan komplek pemancar LPP RRI di Cimanggis

dan’ Ini usulannya Elnino itu tadi.

F-GERINDRA (ELNINO M. HUSEIN MOHI, S.T., M.SI.): Mengenai itu Pak, PPK (Pejabat Pembina Kepegawaian), status PPK.

KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.): Itukan menyangkut PP Pak. Menyangkut PP kan urusan kitu. Saya bacain tadi: ‘Berkenaan dengan permasalahan tanah dan komplek LPP RRI di Cimanggis dan

permintaan perubahan atas PP Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS dan PP Nomor 49 tentang Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, maka Komisi I akan membentuk panja untuk menyelesaikan masalah tersebut’. Kemudian, ‘pembentukan panja akan dilakukan dalam rapat internal Komisi I DPR RI’.

F-GERINDRA (ELNINO M. HUSEIN MOHI, S.T., M.SI.):

Ijin, Pimpinan. Supaya kalimatnya tidak rancu, ini berkenaan ‘dan permintaan RRI agar pegawainya

menjadi pegawai LPP RRI, dan bukan pegawai Kominfo, maka kita bikin panja’.

KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.): Tidak bisa begitu Boss. Ini langsung menunjuk PP nya Boss. Karena ini nanti ono ASN ini

Boss. PP ini diturunkan dari ASN. Undang-undangnya kan dia mengacu pada ASN. ASN nya kan kita kaji juga. Mungkin apa tidak kita akan selesaikan lewat sana? Tetap harus masuk PP nya, perubahannya di PP.

DIREKTUR KEUANGAN LPP RRI (HARI SUDARYANTO):

Jadi begini Pak. Inikan PP ini adalah turunan dari Undang-Undang ASN. Undang-Undang ASN itu ada

yang mengisyaratkan dua cluster, pegawai Aparatur Sipil Negara yaitu PNS dan P3K, sementara RRI itu tidak bisa membina PNS utamanya karena PPK (Pejabat Pembina Kepegawaian) nya adalah Menteri Kominfo, sementara RRI asetnya juga setara dengan Menteri Kominfo, pengelola keuangannya juga sudah mandiri (PPK). Hanya satu yang tidak mandiri, pegawainya, sebagai PPK Kominfo. Ini yang kita minta ini agar ini sebenarnya tidak perlu di rubah ini PP.

KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.):

Itu perubahan pasal sampeyan itu tadi bahwa itu permintaan perubahan peraturan nomor

ini tentang ini pasal sekian yang terkait dengan itu. Kemudian PP 49 pasal sekian yang menyangkut sampeyan inginkan itu. Itu ada pasalnya Pak.

29

DIREKTUR KEUANGAN LPP RRI (HARI SUDARYANTO): Kalau pasal tentang PPK itu di atur oleh PP Nomor 9 Tahun 2003, Pasal 1 ayat (3) dimana

disitu berbunyi bahwa pejabat pembina kepegawaian itu presiden kepada menteri, kepala kejaksaan, kepolisian’. Seperti itu Pak. Kalau itu PP nya adalah PP Nomor 9 Tahun 2003. Bukan PP Nomor 11.

KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.):

Kalau begitu sampeyan tulisnya kok itu. Jadi ini berarti kan pasalnya kan harus di tunjuk.

Kalau sampeyan menginginkan perubahan itukan perubahan PP itukan musti diskusi dengan kementerian. Kami bisa berdiskusi dengan panja itu. Tetapi kalau seperti ini kemudian yang sampeyan maksud PP nya seperti ini yang saya maksud ini, pejabat ini, bisa saja Pak. Jadi perubahan itu untuk kepentingan yang di maksud ini. Inikan di rubah ayatnya Pak, pasalnya Pak. Karena PP ini namanya bukan adendum, PP itu di revisi.

DIREKTUR KEUANGAN LPP RRI (HARI SUDARYANTO):

Jadi yang harus di revisi itu sebenarnya PP Nomor 12 tentang LPP RRI. Pasal 4 ayat (2)

itu menyatakan bahwa pejabat pembina kepegawaian itu adalah direktur yang membidangi masalah SDM, sementara Kominfo berpedoman pada PP Nomor 9 Tahun 2003 bahwa yang menjadi pembina kepegawaian itu adalah menteri, bukan direktur.

KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.):

Kalau begitu, itu yang sampeyan masukkan Pak. Bukan PP yang ini yang sampeyan

masukkan. Saya kan cuma ikut sampeyan, wong saya tidak baca. Jadi sampeyan masukan itu keinginan sampeyan itu di dalam kalimat itu perubahannya. Karena ini nanti menyangkut Undang-Undang ASN Pak, tidak main-main Pak. Tapi itu bisa saja dilakukan, asal panjanya terbentuk dengan baik.

F-NASDEM (PROF. DR. BACHTIAR ALY, M.A.):

Saya usul, Pak Ketua. Ketua inikan sebenarnya kan ingin memudahkan duduk perkaranya, oleh karena itu Bapak

usulkan saja kalimatnya. Jadi kalimatnya itu pas, tidak lebih tidak kurang. Karena nanti itu di bahas lebih banyak. Yang penting inikan untuk mendapat legitimasi bahwa perlunya panitia kerja, sebenarnya itu.

DIREKTUR KEUANGAN LPP RRI (HARI SUDARYANTO):

Jadi usulan kami adalah bagaimana RRI bisa menjadi pejabat pembina kepegawaian

tersendiri.

KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.): Sudah, stop Pak, sudah clear ini, ini atas usulan dari belakang. Jadi kita tidak usah

nyangkut ke PP nya saja Pak. Nyangkut ke poinmu itu, nanti baru kita bahas. Coba kalimatnya, mana draft-nya? Biar diperbaiki dulu Pak. Jangan merubah PP nya Pak.

F-NASDEM (PROF. DR. BACHTIAR ALY, M.A.): Jadi maksud Pak Ketua itu kalau tidak gatal jangan di garuk. Ada pertanyaan teknis? Apakah rumusan ini ada tanda-tanda akan selesai/ berakhir sore

ini? Apakah ada tanda-tanda selesai rapat ini nanti? Apa dilanjutkan sampai maghrib?

30

KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.): Kalau tidak selesai itu ketika ada perbedaan pendapat yang signifikan, itu bisa sampai

setengah empat pagi. Seperti kita kalau paripurna Pak, kita beda pendapat sampai pagi kita. Kalau ini sudah pada sepakat. Pembentukan panja juga otoritas komisi, bukan otoritas teman-teman. Cuma teman-teman ini kita merespon keinginan teman-teman itu dengan membentuk panja. Kalau itu tidak ada masalah Pak.

Coba kita baca sekali lagi ini. Ini biasanya kalau rapat itu kita, mohon ijin Pak, kalau sudah dari awal sudah tahu kira-kira draft selesainya begini. Tapi inikan kita tidak mengerti Pak:

2. Berkenaan dengan permasalahan tanah dan komplek LPP RRI yang di Cimanggis

dan penerimaan kepegawaian di LPP RRI maka Komisi I membentuk panja’. Nanti kita dalam rapat panja dengan Dikau, Dikau keluarkan keinginan Kau. Cocok? Kita

ketok ya?

(RAPAT : SETUJU) 3. Komisi I DPR RI mendesak LPP RRI untuk meningkatkan dan mengedukasi

masyarakat terkait pemilu presiden dan pemilu legislatif tahun 2019 dengan menjunjung prinsip netral, independen, adil, dan berimbang’

Ini mengakomodir keinginan teman-teman. Kita ngaku jujur, sampeyan penjabarannya di

lapangan ini terserah. Tapi Dikau musti paham. Clear ya?

(RAPAT : SETUJU)

4. Komisi I DPR RI mendesak LPP RRI untuk melakukan sosialisasi proses mitigasi bencana dalam rangka mengedukasi masyarakat agar cepat dan tanggap terhadap bencana

Cocok. Oke ya?

(RAPAT : SETUJU) 5. Komisi I DPR RI mendorong LPP RRI untuk terus meningkatkan dan memperluas

jangkauan siaran di seluruh wilayah Indonesia, khususnya wilayah 3T sebagai radio pemersatu bangsa dan sabuk pengaman informasi;

Setuju?

(RAPAT : SETUJU) Sebelum di tutup, Pak Ketua Dewas kami persilakan untuk memberikan closing statement,

dipersilakan.

KETUA DEWAS LPP RRI (MISTAM, M.SI.): Dalam pertemuan yang membahagiakan kita semuanya hari ini kami mengucapkan terima

kasih kepada Pimpinan Sidang dan Anggota Sidang Komisi I DPR RI. Terima kasih.

31

KETUA RAPAT (IR. BAMBANG WURYANTO, M.BA.): Pak Dirut mau closing statement, diijinkan. Cukup ya. Dengan demikian, atas rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan perkenan-Nya kita hari ini

telah menyelesaikan tugas kita bersama dalam rapat kerja bersama Dewas LPP RRI dan Dirut LPP RRI dengan Komisi I.

Dengan mengucapkan Alhamdulillaah kita tutup rapat pada sore hari ini.

KETOK PALU : 3 KALI (Rapat di tutup pukul: 17.11 WIB)

Jakarta, 22 Januari 2019

a.n. KETUA RAPAT SEKRETARIS RAPAT,

TTD.

SUPRIHARTINI, S.IP., M.Si. NIP. 19710106 199003 2 001