plagiat merupakan tindakan tidak terpuji perbedaan … · agnes wijaya, s.psi. dan yulius sodah,...

123
PERBEDAAN TINGKAT KECENDERUNGAN PERILAKU ALTRUISME PADA DEWASA AWAL DAN DEWASA MADYA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh: Felinsa Oktora Tanau 129114015 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: dinhdung

Post on 06-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

PERBEDAAN TINGKAT KECENDERUNGAN PERILAKU ALTRUISME

PADA DEWASA AWAL DAN DEWASA MADYA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

Felinsa Oktora Tanau

129114015

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

iv

HALAMAN MOTTO

"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka

semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."

Matius 6:33

“Have faith in your dreams and

someday your rainbow will come smiling through.”

~Cinderella

“Dalam Kelemahan, Kemuliaan Tuhan dinyatakan”

Felinsa Oktora Tanau

~Tunduina Puang~

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

v

Halaman Persembahan

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus,

yang tak pernah berhenti Menyertai, Melindungi, memberi kekuatan, dan

Menyatakan Kasih Setia Nya melalui Mujizat dan Berkat Nya

kepada ku.

Papah dan Mamah,

Yang selalu memberikan Cinta, Kasih, Doa, Dukungan, Semangat,

Dan telah sabar menantikan hasil dari karya ini.

Mba Adies, Benny, dan Tesa,

Terimakasih telah menjadi saudara yang luar biasa penuh kasih sayang

Dan dukungan dalam susah maupun senang.

B02,

Jarak tak pernah menjadi penghalang bagi kita

Untuk saling mendukung. ILY.

Teman-teman Psikologi,

Yang telah dan sedang berjuang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

vii

PERBEDAAN TINGKAT KECENDERUNGAN PERILAKU ALTRUISME

PADA DEWASA AWAL DAN DEWASA MADYA

Felinsa Oktora Tanau

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kecenderungan perilaku altruisme pada dewasa

awal dan dewasa madya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey. Subjek penelitian ini

berjumlah 200 subjek yang terdiri dari 100 subjek dari kelompok dewasa awal dan 100 subjek dewasa

madya dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Pengumpulan data

dilakukan dengan menggunakan skala kecenderungan perilaku altruisme yang dikembangkan oleh peneliti.

Skala kecenderungan perilaku altruisme ini memperoleh hasil reliabilitas alpha sebesar 0,925 (α=0,925). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan teknik analisis uji beda Independent Sample t-test.

Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan kecenderungan perilaku altruisme, yaitu t(198)= -7,657,

(p<0,05) antara kelompok dewasa awal dan dewasa madya. Kelompok dewasa madya memiliki tingkat

kecenderungan perilaku altruisme yang lebih tinggi dibandingkan kelompok dewasa awal.

Kata kunci : kecenderungan perilaku altruisme, dewasa awal, dewasa madya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

viii

THE DIFFERENCES OF ALTRUISM BEHAVIORAL TENDENCY

IN YOUNG ADULT AND MIDDLE ADULT

Felinsa Oktora Tanau

ABSTRACT

The purpose of this study was to understand the differences of Altruism behavioral tendency between young

adult and middle adult. This study uses survey research type. There were 200 subjects consist of 100 young

adult subjects and 100 middle adult subjects. The samples were obtained using convenience sampling

method. The data were obtained from altruism scales that developed by researcher. The scale of this

altruistic behavior tendency obtain the results of reliability alpha 0.925 (α = 0,925). This study was

quantitative difference test with Independent Sample t-test. The result showed that there was significance

diference altruism behavioral tendency t(198)= -7,657, (p<0,05) between young adult and middle adult. It

meant that middle adult had higher altruism behavioral tendency that the young adult.

Keywords: altruism behavioral tendency, young adult, middle adult

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Krisus atas Kasih dan CintaNya telah

menyertai hingga penulisan skripsi dengan judul “Perbedaan Tingkat Kecenderungan

Perilaku Altruisme Pada Dewasa Awal Dan Dewasa Madya” ini dapat diselesaikan

dengan baik.

Selama penulisan skripsi ini, penulis merasa banyak mendapat bantuan baik secara

langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. T. Priyo Widianto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Program Studi

Psikologi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si. selaku Kepala Program Studi Psikologi Universitas

Sanata Dharma.

3. Bapak Hadrianus Wahyudi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang tidak

henti-hentinya mendukung dan memberi semangat untuk dapat menyelesaikan skripsi

ini.

4. Ibu Dr. Tjipto Susana, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu

memberikan dukungan, nasihat, saran, kritik dan menjadi ibu yang penuh kasih

mendampingi serta membantu dalam pengerjaan skripsi ini dengan baik. Ibu, ILY.

5. Bapak T.M. Raditya Hernawa M.Psi. yang telah berkenan meluangkan waktunya

untuk berdiskusi, memberikan nasihat, dan semangat untuk peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

xi

6. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah mendidik dan memberikan banyak ilmu,

tidak hanya Ilmu Psikologi saja namun juga mengenai nilai-nilai kehidupan.

Terimakasih karna ilmu Psikologi dapat memberikan pelajaran dan makna hidup serta

sedikit demi sedikit dapat peneliti terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

7. Seluruh karyawan dan staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas segala

bantuan yang diberikan. Terimakasih Bu Nanik, Mas Gandung, Pak Gi (selamat

menikmati masa bahagia, Pak) dan student staff.

8. Kapolda Kalimantan Selatan beserta Jajaran yang telah berkenan menerima dan

memberikan izin kepada peneliti untuk menyebarkan skala penelitian kepada anggota

Polri wilayah Polda Kalimantan Selatan. Karo SDM Polda Kalsel yang telah

mendampingi dalam penyebaran data, terkhusus pada anggota divisi Psikologi Polda

Kalsel. Direktur Reskrimum Polda Kalsel, Direktur Reskrimsus Polda Kalsel,

Direktur polair Polda Kalsel, dan Direktur Resnarkoba Polda Kalsel.

9. Bapak Pendeta Joseph Bates Raku, M.Si. Fil. Yang telah memberikan izin serta

dukungan doa bagi peneliti dalam menyebarkan skala penelitian kepada jemaat GPIB

Effatha Guntung-Payung.

10. Kedua Orangtua yang ku Cintai, Frans Yullius Tanau dan Endah Mulia Sari, yang

tidak pernah berhenti memberi cinta dan kasih, dukungan, doa, dampingan, semangat,

nasihat dan memotivasi peneliti dalam mengerjakan skripsi.

11. Meydisa Utami Tanau, M.Psi. Psikolog dan Tesalonika Tanau, yang selalu

memberikan dukungan, cinta, doa, coklat, makanan dan menemani dalam susah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

xii

maupun duka. Adikku Bennychar Saito Tanau yang sedang bertugas demi menjaga,

melindungi dan membela Nusa Bangsa di Papua, Tuhan Beserta mu. I Love You So.

12. Seluruh keluarga besar yang begitu besar Tanau dan Soedjiman, Oma, Om, Tante,

Sepupu, Ipar, Ponakan, dan Almarhum Eyang Bapak yang tutup usia saat peneliti

melakukan pengambilan data. Selamat Jalan Eyang, ini untuk Eyang.

13. B02 (Jessica, Romo Yullius, Indri, Tiffany, dan Agnes) atas kebersamaannya, cinta,

sayang, cerewet, semangat, makan-makan, jalan-jalan dan doanya kepada peneliti

meskipun satu persatu sudah mulai meninggalkan Jogja yang telah mempersatukan.

14. Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan

waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan dan selesai dengan baik. Maafkan atas

gangguan tidur yang dialami demi menanggapi berbagai pertanyaan seputar skripsi.

Semangat dan sukses S2 nya calon-calon Psikolog. God Speed.

15. Aji, Rifqi, Memel, Dewi, Bang Ganda, Bang Aulia, Mas Anton, Yosua, Erlin, Putri,

Dennis, Ade, Leo, Tyas Dia, Yuyu, Laras, Puput, Putra Jadoel, Onyedh, Mega,

SASIRUK dan seluruh Staff dan Student Staff Humas Universitas Sanata Dharma atas

segala dukungan, bantuan skoring, nasihat, serta doa sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik.

16. Rekan-rekan Psikologi angkatan 2012, yang telah saling mendukung, berbagi suka

duka, memberi semangat, petualangan dan berjuang bersama hingga saatnya masing-

masing dapat meraih cita dan cinta. Tuhan Menyertai kita.

17. Pihak-pihak lain yang terkait selama proses penulisan dan pelaksanaan penelitian

yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………..……. i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ……..……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………. iii

HALAMAN MOTTO ……………………………………………………. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………. vi

ABSTRAK ………………………………………………………………… vii

ABSTRACT ................................................................................................. viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ……… ix

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. x

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… xiv

DAFTAR TABEL ……………………………………………..………… xvii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………….………... xix

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Pertanyaan Penelitian ................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

1. Manfaat Teoritis .................................................................... 7

2. Manfaat Praktis ..................................................................... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 10

A. ALTRUISME ............................................................................. 10

1. Definisi Altruisme ................................................................ 10

2. Aspek Altruisme ................................................................... 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

xv

a. Aspek Kognitif ………………………………………. 12

b. Aspek Afektif ………………………………………... 12

c. Aspek Tindakan ……………………………………... 13

3. Faktor yang Memengaruhi Altruisme ................................ 14

4. Dampak dari Altruisme ………………………………….. 16

5. Individu yang Altruis ……………………………………. 17

B. DEWASA ................................................................................ 19

1. Definisi Dewasa ................................................................. 19

2. Dewasa Awal ..................................................................... 21

3. Dewasa Madya .................................................................. 24

C. Dinamika Hubungan Altruisme dengan Dewasa Awal

dan Dewasa Madya .................................................................. 26

D. Kerangka Pikiran ..................................................................... 35

E. Hipotesis .................................................................................. 36

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 37

A. Jenis Penelitian ........................................................................ 37

B. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................... 38

C. Definisi Operasional Penelitian …………………................... 38

D. Subjek Penelitian ..................................................................... 39

E. Instrumen Pengumpul Data ..................................................... 40

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ........................................ 42

G. Analisis Data ............................................................................ 44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

xvi

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 46

A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 46

B. Hasil Penelitian ……………………………………………… 48

1. Hasil Uji Coba Skala ......................................................... 48

2. Deskripsi Subjek Penelitian ……………………………... 50

3. Tingkat Altruisme Subjek ………………………………. 52

4. Uji Asumsi ………………………………………………. 55

a. Uji Normalitas ............................................................. 55

b. Uji Homogenitas …………………………………….. 56

5. Uji Hipotesis ...................................................................... 57

C. Pembahasan ............................................................................. 59

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 63

A. Kesimpulan .............................................................................. 63

B. Saran ........................................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Blue Print Skala Altruisme Sebelum Uji Coba ……………………….. 42

Tabel 2. Blue Print Skala Altruisme Setelah Uji Coba…………………………. 49

Tabel 3. Blue Print Skala Altruisme Setelah Uji Coba (Nomor Baru)…………. 49

Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas…………………………………………………... 50

Tabel 5. Deskripsi Usia Subjek Penelitian……………………………………... 51

Tabel 6. Deskripsi Jenis Kelamin, Status Pernikahan, dan Pekerjaan Subjek …. 51

Tabel 7. Tingkat Altruisme Subjek …………………………………………….. 52

Tabel 8. Perbandingan Rerata Teoritis dan Empiris …………………………… 53

Tabel 9. Hasil Uji-t Tingkat Altruisme ………………………………………… 54

Tabel 10. Kategorisasi Tingkat Altruisme ……………………………………... 54

Tabel 11. Hasil Uji Normalitas ………………………........................................ 56

Tabel 12. Hasil Uji Homogenitas ……………………………………………… 57

Tabel 13. Hasil Uji Independent Sample t-test …………………………............ 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur Hubungan antara Dewasa Awal dan Dewasa Madya dengan

Altruisme …………………………………………………………… 35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Blue Print Skala Altruisme ……………………………………... 70

Lampiran 2. Skala Uji Coba ………………………………………………….. 75

Lampiran 3. Skala Altruisme ………………………………………………… 86

Lampiran 4. Korelasi Item Total Skala Altruisme …………………………… 95

Lampiran 5. Uji Reliabilitas Alpha Cronbach Skala Altruisme ………........... 97

Lampiran 6. Data Deskriptif Subjek Penelitian …………………………….... 98

Lampiran 7. Uji Normalitas …………………………………………………. 102

Lampiran 8. Uji Homogenitas …..…………………………………………… 103

Lampiran 9. Uji Hipotesis …………………………………………………… 104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki suatu ciri khas khusus yang tidak dimiliki oleh negara

lain. Ciri khas tersebut berupa budaya gotong-royong, yang berarti masyarakatnya

saling tolong menolong tanpa menuntut imbalan (KBBI). Negara Indonesia yang

biasa disebut sebagai negara kolektif memiliki masyarakat yang bekerja keras

bersama kelompok, aktif dalam kegiatan kelompok, mudah membantu orang lain

yang membutuhkan bantuan, melakukan apa yang baik bagi orang lain dan berbagi

dengan orang lain tanpa mengaharapkan imbalan (McCarty & Shrum, 2001;

Widaty, 2014). Perilaku menolong orang lain tanpa menuntut imbalan disebut oleh

Taylor sebagai perilaku altruisme, dimana si penolong memberikan bantuan pada

orang lain tanpa mengharapkan keuntungan (Baron & Byrne, 2005; Batson, 2008

dalam Sarwono & Meinarno, 2009; Myers, 2012; Rahman, 2013). Dengan

demikian, perilaku menolong tanpa menuntut suatu imbalan merupakan suatu

varian dari masyarakat Indonesia yang dikenal dengan gotong royong, namun

perilaku altruisme memiliki ciri khusus yaitu empati dan perspective taking.

Seseorang yang altruis dapat berempati, peka, berinisiatif, rela berkorban,

dan memiliki rasa tanggungjawab sosial (Myers, 1994). Hal tersebut menunjukkan

bahwa altruisme memiliki kesamaan konten dengan gotong royong. Menurut Freud

(dalam Irham & Wiryani, 2013), perilaku menolong terkait dengan motivasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

2

Bierhoff (dalam Myers, 2012) menjelaskan bahwa tingkah laku altruis berdasar

pada motivasi individu yang menolong dan motivasi yang dimiliki untuk

bertingkah laku prososial karena adanya empati dan perspective taking. Menurut

Batson (dalam Arifin, 2015) altruisme mendorong munculnya positive feeling,

yaitu empati. Seseorang yang altruis memiliki motivasi altruistik, yaitu keinginan

untuk selalu menolong. Alasan internal tersebut tidak akan memunculkan egoistic

motivation (Arifin, 2015).

Wortman, dkk (dalam Arifin, 2015) mencetuskan faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku menolong yang altruis, yaitu suasana hati, meyakini

keadilan dunia, sosiobiologis dan situasional. Jenis kelamin, kepribadian, tempat

tinggal dan pola asuh juga mempengaruhi perilaku menolong seseorang (Sarwono,

2009). Namun, penelitian yang dilakukan oleh Retnaningsih (2005) menemukan

bahwa usia memengaruhi perilaku menolong seseorang. Menurutnya, usia

perkembangan yang berbeda akan menghasilkan sikap menolong yang berbeda

pula. Menurut Erikson, seseorang akan melewati delapan tahapan kehidupan dan

pada setiap tahapnya mempunyai keunikan tersendiri (Erikson, 1989).

Tiap tahapan unik tersebut dicirikan oleh suatu tugas perkembangan

fundamental yang biasa disebut sebagai “krisis identitas”. Krisis identitas adalah

krisis psiko dan sosial, yang berarti suatu perasaan subjektif dan juga suatu kualitas

empiris yang dapat diselidiki (Erikson, 1989).

Penelitian yang dilakukan oleh Retnaningsih (2005) menggunakan subjek

remaja. Menurut Erikson, individu pada tahap remaja memiliki pemikiran yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

3

asbtrak dan idealis yang disebabkan oleh perubahan biologis yang memicu

peningkatan minat terhadap citra tubuh dan disibukan dengan pembentukan citra

tubuhnya (Santrock, 2012). Selain itu, pemikiran mereka cenderungan egosentris.

Menurut Retnaningsih (2005), faktor perubahan yang mengiringi pertambahan usia

pada remaja dapat menurunkan perilaku menolong. Erikson menyatakan bahwa

tahap dewasa awal dan dewasa madya lebih memiliki kecenderungan untuk terbuka

terhadap lingkungan sosial dibandingkan tahapan lainnya. Soldz dan Vaillant

(dalam Upton, 2012) individu dewasa dapat menyesuaikan diri dan merasa

bertanggungjawab terhadap orang lain pada pekerjaan dan hal yang diberikan

mereka untuk beramal.

Erikson dalam teori perkembangannya menunjukkan periode kritis dan

konflik-konflik akan muncul pada dewasa awal seputar pencarian mereka akan

identitasnya (Feist & Feist, 2008). Pada masa dewasa awal individu mengalami

konflik psikososial, yaitu keintiman vs isolasi. Jika perkembangan individu

berjalan dengan normal maka individu dewasa awal mampu membangun keintiman

dengan orang lain. Keintiman yang matang berarti melibatkan pengorbanan,

kompromi dan komitmen. Sebaliknya mereka yang tidak berkembang secara

normal mengalami isolasi, yaitu ketidakmampuan untuk berbagi. Pada masa

dewasa awal, mereka akan cenderung mempertahankan perasaan terisolasi karena

tidak sanggup menerima tanggung jawab orang-orang dewasa untuk bekerja secara

produktif, prokreativitas dan memiliki cinta yang matang (Feist & Feist, 2008).

Putri (2012) menunjukkan bahwa kaum dewasa awal lebih banyak mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

4

beberapa permasalahan, yaitu seputar pemilihan pekerjaan, mencapai stabilitas

dalam pilihan dan penyesuaian terhadap situasi kerja. Selain itu, memutuskan untuk

berkomitmen pada suatu hubungan merupakan sumber masalah bagi kaum dewasa

awal (Sari & Sunarti, 2013; Wibowo, Yuliadi, & Karyanta, 2014). Hal tersebut

disebut oleh Arnett (dalam Santrock, 2012) sebagai ketidakstabilan yang terjadi

pada masa dewasa awal yaitu dalam hal relasi romantis, pekerjaan dan pendidikan.

Teori White (dalam Santrock, 2011) tentang kematangan hubungan mengatakan

bahwa kaum dewasa awal berada pada tahap berpusat pada diri sendiri (self-focused

level) yaitu, tahap pertama dari kematangan hubungan (Paul & White, dalam

Santrock, 2011) sehingga mereka cenderung sulit untuk berkomitmen karena

mereka masih berpusat pada diri sendiri.

Individu yang berada dalam tahap perkembangan dewasa madya

mengalami konflik psikososial yaitu, generativitas vs stagnasi (Erikson, dalam

Feist & Feist, 2008). Apabila mereka berkembang secara normal, mereka akan

memiliki kualitas generativitas. Mereka akan membimbing orang lain melalui

aspek-aspek penting kehidupan seperti menjadi orangtua, mengajar, memimpin,

dan melakukan sesuatu yang menguntungkan masyarakat (Santrock, 2011).

Individu yang berada pada tahap dewasa madya yang aktif dalam kegiatan

sosial memiliki kemampuan untuk mengelola diri dengan baik meskipun mereka

mengalami penurunan fungsi fisik, perubahan emosi psikologis, kemunduran

kognitif, dan konflik peran (Sartika, 2014). Hal tersebut dipertegas oleh

Rahayuningsih (2014) bahwa dewasa madya tetap mampu menghadapi kesulitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

5

psikologis dan sosial karena pengalaman hidup yang telah dilewati. Menurutnya,

mereka yang berada pada tahap dewasa madya memiliki kemauan tinggi untuk

berbagi, mencarikan pekerjaan untuk orang-orang muda, mengajarkan makna

kehidupan dan menolong orang lain yang sedang kesusahan (Ellyazar, 2013;

Rahayuningsih, 2014). Dengan demikian, orang dewasa madya memiliki orientasi

untuk membantu dan berguna bagi orang lain. Menurut Erikson individu dewasa

madya yang berhasil melewati konflik psikososial memiliki kekuatan dasar yang

disebut dengan perhatian (Feist & Feist, 2008). Menurut Asih dan Pratiwi (2014)

keterlibatan dewasa madya dalam kegiatan sosial meningkatkan penghargaan diri,

kematangan emosi, penerimaan diri yang positif, dan memiliki konsep diri yang

matang. Selain itu, kematangan emosi dan empati memiliki hubungan yang

signifikan terhadap perilaku prososial (Asih & Pratiwi, 2010).

Menurut Dayaksini dan Hudaniah (2009), individu yang memiliki empati

akan lebih menunjukkan perilaku menolong. Penelitian yang dilakukan oleh

Ellyazar (2013) menunjukkan bahwa individu dewasa madya lebih memiliki

kemampuan untuk aktif dan berempati kepada orang lain dibandingkan dengan

dewasa awal. Seseorang dewasa madya yang aktif dalam berbagai kegiatan

memiliki orientasi yang positif secara rohani dan sosial (Limanto & Setiawan,

2007). McAdams dan kawan-kawan (dalam Baron & Byrne, 2005), mendefinisikan

generativitas atau dewasa madya sebagai ketertarikan dan komitmen orang dewasa

pada kesejahteraan generasi berikutnya sehingga mereka cenderung lebih altruis di

bandingkan dengan orang-orang yang berada di tahap perkembangan yang lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

6

Sedangkan, masa dewasa awal cenderung berfokus pada diri sendiri dan kurang

terlibat aktif dalam kewajiban sosial, melakukan tugas dan berkomitmen dengan

orang lain (Santrock, 2012).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara

usia dengan perilaku menolong (Peterson, dalam Dayaksini & Hudaniah, 2009).

Seymour (2002) dalam penelitiannya menyatakan bahwa di Australia pelayan

kesehatan yang berusia di atas 40 tahun memiliki motivasi altruistik yang lebih

tinggi dari pada pekerja yang berusia antara 18-28 tahun sehingga mereka lebih

memiliki kualitas pelayanan yang baik, sigap dan mengutamakan kepentingan

umum dari pada diri sendiri. Lebih lanjut lagi, Putri (2012) menemukan bahwa

perilaku menolong orang-orang pada usia dewasa awal menjadi terhambat karena

mereka kesulitan dalam menyesuakan diri dalam situasi baru karena masih

berfokus pada diri sendiri (Putri, 2012). Dari pada jenis kelamin, usia memiliki

pengaruh besar terhadap kecenderungan orang untuk prososial. Asih dan Pratiwi

(2010) serta Rohmah (2015) pernah melakukan penelitian tentang perilaku

menolong yang ditinjau dari perbedaan jenis kelamin, hasilnya menunjukkan tidak

ada perbedaan antara keduanya. Oleh sebab itu, peneliti tidak menguji perbedaan

jenis kelamin karena berdasarkan penelitian sebelumnya, meskipun teori Batson

(dalam Arifin, 2015) mengatakan bahwa jenis kelamin berpengaruh terhadap

perilaku altruisme seseorang.

Kemudian, peneliti menemukan penelitian yang menunjukkan bahwa usia

mempengaruhi perilaku menolong (Retnaningsih, 2005). Penelitian tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

7

bertujuan untuk menguji peranan kualitas attachment, usia dan gender pada

perilaku prososial dengan subjek remaja dan usia sekolah yang hasilnya

menunjukkan ada peranan yang signifikan. Staub (dalam Dayaksini & Hudaniah,

2009) menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, individu akan semakin dapat

memahami atau menerima norma-norma sosial, lebih empati dan lebih dapat

memahami nilai ataupun makna dari tindakan menolong yang ditunjukkan.

Berdasarkan penelitian-penelitian di atas, peneliti ingin menguji lebih

dalam terkait usia dan kecenderungan perilaku altruisme. Teori perkembangan

Erikson menunjukkan bahwa individu dalam tahap dewasa awal dan madya mulai

memiliki keterbukaan untuk berelasi dengan orang lain dan menjadi berguna.

Penelitian-penelitian sebelumnya hanya menguji perilaku menolong dengan

melibatkan satu kelompok usia tertentu saja, misalnya seperti penelitian yang

dilakukan oleh Sartika (2014), Rahayuningsih (2014), Ellyyazar (2013), Putri

(2012), Sari dan Sunarti (2013). Mengukur perilaku altruisme akan menjadi sulit

karena altruisme tidak hanya didasari oleh suatu bentuk perilaku, melainkan juga

melibatkan aspek lain, yaitu kognitif dan afektif. Sehingga peneliti akan mengukur

kecenderungan perilaku altruisme, yaitu hadirnya keinginan dari dalam diri

seseorang yang mendorong atau mengarahkan untuk memberikan pertolongan.

Melalui penelitian ini, peneliti akan menguji perbedaan tingkat kecenderungan

perilaku altruisme pada usia perkembangan dewasa awal dan dewasa madya

dengan menggunakan teori Erikson.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

8

B. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan

tingkat kecenderungan perilaku altruisme pada dewasa awal dan dewasa madya?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji perbedaan tingkat

kecenderungan perilaku altruisme pada dewasa awal dan dewasa madya.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini memberikan sumbangan pengetahuan di bidang psikologi

sosial secara khusus teori tentang altruisme. Penelitian ini juga dapat

menambah pengetahuan mengenai altruisme khususnya pada orang-orang yang

termasuk dalam usia perkembangan dewasa awal dan dewasa madya. Melalui

penelitian ini pula dapat menunjukkan bahwa usia perkembangan yang berbeda

akan menunjukkan perilaku altruis yang berbeda. Penelitian ini juga akan

menyajikan bagaimana tingkat kecenderungan perilaku altruisme orang dewasa

di Indonesia. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber acuan

bagi peneliti-peneliti selanjutnya, terutama para peneliti yang tertarik pada

bidang sosial dan perkembangan.

2. Manfaat Praktis

a. Tingkah laku menolong adalah salah satu bentuk interaksi manusia yang

positif sehingga perlu dipelajari lebih dalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

9

b. Melalui penelitian ini, dapat menjadi suatu acuan bagi individu yang

memiliki pekerjaan-pekerjaan tertentu yang berkaitan dengan peran

individu dalam suatu pekerjaan.

c. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi dewasa awal atau dewasa

madya terkait fungsi individu yang berada di tahap dewasa madya pada

suatu pekerjaan.

d. Bagi Individu Dewasa Awal

Apabila terdapat perbedaan tingkat altruisme pada perkembangan

dewasa awal dan dewasa madya, maka individu yang berada pada tahap

dewasa awal bisa lebih mengembangkan diri serta terlibat aktif dalam

kehidupan sosial sehingga dapat mengelola krisis identitas yang berada

pada tahap perkembangan dewasa awal.

e. Bagi Individu Dewasa Madya

Apabila terdapat perbedaan tingkat altruisme pada perkembangan

dewasa awal dan dewasa madya, maka individu yang berada pada tahap

dewasa madya bisa lebih mengembangkan diri dan terlibat aktif dalam

kegiatan sosial sehingga penghargaan diri semakin meningkat dan memiliki

penerimaan diri yang semakin positif. Selain itu, penelitian ini diharapkan

dapat membantu orang-orang yang berada pada tahap perkembangan

dewasa madya untuk dapat berbagi, mengajarkan dan menjadi panutan yang

baik bagi generasi muda berkaitan dengan kehidupan bersosial terutama

pada peningkatan perilaku altruisme.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Altruisme

1. Definisi Altruisme

Seseorang yang menolong dengan motivasi untuk meningkatkan

kesejahteraan orang lain tanpa memerhatikan diri sendiri disebut sebagai

altruisme (Arifin, 2015; Batson, dalam Sarwono & Meinarno, 2009). Myers

(2012) menyatakan bahwa individu yang altruistis akan peduli dan mau

membantu meskipun tidak ada keuntungan yang ditawarkan atau tidak ada

harapan akan mendapatkan imbalan (Staub, 1978). Menurut teori Staub (1978),

seseorang yang bertindak altruis memiliki rasa empati, yaitu dapat merasakan

apa yang orang lain rasakan serta dapat memahami kondisi orang lain. Empati

ini merupakan hal yang cukup besar pengaruhnya terhadap perilaku menolong

seseorang karena empati dapat mendorong munculnya suatu tindakan yang

ditujukan kepada orang lain (Taufik, 2012). Selain itu, seseorang yang altruis

memiliki motivasi altruistik, yaitu keinginan untuk selalu menolong (Myers,

2012; Staub, 1978). Menurut Staub (1978), seseorang yang altruis digerakkan

oleh keinginan dari dalam diri individu tersebut untuk menolong orang lain.

Keinginan dari dalam diri individu tersebut membuat pelakunya memiliki

kecenderungan untuk menolong orang lain. Kecenderungan menurut KBBI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

11

adalah suatu kesudian, kecondongan, dan keinginan akan berbuat sesuatu.

Menurut Reber dan Reber (2010), kecenderungan adalah suatu kondisi internal

yang di dalamnya perilaku tertentu terdorong untuk muncul dan suatu dorongan

apapun yang mengarah pada suatu tindakan.

Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa altrusime

adalah suatu kecenderungan untuk menolong orang lain dengan adanya rasa

empati, yaitu dapat merasakan apa yang orang lain rasakan serta dapat

memahami kondisi yang dialami orang lain. Altruisme tersebut dimotivasi

untuk meningkatkan kesejaheteraan orang lain tanpa memerhatikan diri sendiri.

Lebih lanjut lagi, altruisme didefinisikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan

tanpa menuntut imbalan. Selain itu, altruisme dilakukan karena pelakunya

merasa peduli serta memiliki keinginan untuk menolong orang lain.

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat

beberapa hal penting dalam altruisme yaitu adanya proses berpikir, merasakan,

hingga sampai pada bentuk kecenderungan untuk bertindak yang diwujudkan

dalam bentuk pertolongan yang sukarela. Hal ini berarti altruisme tidak hanya

suatu perilaku menolong, melainkan suatu kecenderungan yang didasari oleh

pikiran, perasaan dan dorongan bertindak untuk menolong. Berdasarkan

penjelasan tersebut, diperoleh aspek penting yang terkandung dalam altruisme,

yaitu kognitif, afektif dan tindakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

12

2. Aspek Altruisme

a) Aspek Kognitif

Kognitif adalah suatu aktivitas berpikir, memahami dan bernalar

(Reber & Reber, 2010). Altruisme sendiri merupakan suatu tindakan

menolong yang didasari pula oleh proses berpikir, memahami, dan bernalar.

Hal tersebut berarti dapat memahami mengapa orang lain bertindak

demikian (Duan, dalam Baron & Byrne, 2005). Tindakan altruis tersebut

dapat termotivasi oleh keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan orang

lain tanpa memerhatikan diri sendiri (Arifin, 2015; Batson, dalam Sarwono

& Meinarno, 2009).

Proses berpikir individu, yaitu didasarkan atas pengamatan yang

dilakukan oleh individu terhadap ekspresi wajah dan tubuh orang lain, apa

yang orang lain katakan, dan bagaimana seseorang bertindak (Staub, 1978).

Dengan demikian, individu menyadari bahwa orang lain membutuhkan

bantuannya dan meyakini bahwa orang lain membutuhkan bantuannya.

b) Aspek Afektif

Afektif adalah suatu emosi, perasaan, sikap, dan nilai (Reber &

Reber, 2010). Hal tersebut berarti, individu dapat merasakan apa yang orang

lain rasakan (Taufik, 2012). Menurut Staub (1978), altruisme menggerakan

individu untuk memberikan kasih sayang dan perhatian pada orang lain.

Kondisi afektif seseorang merupakan elemen yang penting sehingga ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

13

seseorang menolong maka akan meningkatkan perasaan positif di dalam

diri dan mengurangi perasaan negatif (Sarwono, 2009).

Selain itu, ketika menolong orang lain seseorang akan merasakan

suatu emosi positif di dalam diri dan merasa bahagia karena telah

memberikan pertolongan (Staub, 1978). Lebih lanjut lagi, Taylor (2009)

menyatakan bahwa menolong orang lain merupakan suatu ekspresi atas

keyakinan akan nilai yang dianut oleh penolongnya.

c) Aspek Tindakan

Tindakan adalah suatu bagian perilaku, yaitu berupa aktivitas,

respon, reaksi, gerakan dan proses (Reber & Reber, 2010). Setelah seseorang

berpikir, memahami, merasakan, peduli dan memiliki keinginan untuk

menolong maka mereka akan terdorong untuk bertindak, yaitu memberikan

pertolongan tanpa menuntut imbalan (Staub, 1978). Emosi positif yang

muncul dapat memotivasi tindakan positif untuk menolong orang lain

(Staub, 1978). Menurut Staub (1978), seseorang yang altruis digerakkan

oleh keinginan dari dalam diri individu tersebut untuk menolong orang lain.

Keinginan untuk menolong biasanya muncul berdasar pada suatu

situasi yang diobeservasi oleh individu tersebut. Individu yang memiliki

keinginan untuk menolong orang lain mengkespresikan nilai yang dianut

melalui pertolongan yang diberikan (Taylor, 2009). Keinginan untuk

menolong orang lain tersebut mendorong individu untuk mengekspresikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

14

kepedulian dan mencoba sesuatu untuk meringkankan penderitaan orang

lain (Baron & Byrne, 2005).

Altruisme adalah suatu kepedulian individu terhadap orang lain

yang ditunjukkan melalui tindakan menolong tanpa pamrih, yang juga

disebut sebagai suatu tindakan sukarela (Myers, 2012; Staub, 1978).

Individu yang bergerak dengan sukarela merasa bahwa dirinya dibutuhkan

untuk menolong orang lain yang membutuhkan (Staub, 1978). Taylor

(2009) menyatakan bahwa menolong orang lain dengan sukarela

mendorong seseorang untuk mengekspresikan nilai personal seperti

perhatian kepada orang yang kurang beruntung. Selain itu, menolong

dengan sukarela juga meningkatkan harga diri dan membuat penolongnya

merasa bahagia (Sarwono, 2009; Staub, 1978).

3. Faktor yang Memengaruhi Altruisme

Perilaku menolong seseorang dipengaruhi oleh faktor eksternal dan

internal. Myers (2012) menyebutkan bahwa pengaruh faktor eksternal sebagai

faktor situasional, yaitu bystander, daya tarik, atribusi terhadap korban,

modeling, desakan waktu dan sifat kebutuhan korban. Sedangkan, faktor

internal atau disebut sebagai faktor dalam diri yaitu, suasana hati, empati, sifat,

jenis kelamin, tempat tinggal, dan meyakini keadilan dunia (Wortman, dkk

1992 dalam Arifin, 2015). Peterson (dalam Dayaksini & Hudaniah, 2009)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

15

menambahkan bahwa selain faktor-faktor di atas, usia juga memiliki pengaruh

yang besar terhadap perilaku menolong.

Lebih dalam lagi, Wortman, dkk (dalam Arifin, 2015) menjelaskan

bahwa di balik perilaku menolong seseorang, terdapat faktor-faktor yang dapat

memunculkan suatu altruisme, yaitu:

a. Suasana Hati

Seseorang akan menolong orang lain jika suasana hati sedang

merasa senang. Dorongan untuk menolong dilakukan karena orang tersebut

ingin memperpanjang suasana hati yang sedang dirasakan dengan

melakukan perilaku yang positif.

b. Meyakini Keadilan Dunia

Orang yang menolong mempersepsikan dunia sebagai tempat

yang adil dan percaya bahwa setiap tingkah laku yang baik akan diberi

imbalan dan tingkah laku yang buruk diberi hukuman. Kepercayaan ini

mengarah pada kesimpulan bahwa menolong orang yang membutuhkan

adalah hal yang tepat untuk dilakukan dan adanya pengharapan bahwa

orang yang menolong akan mendapat keuntungan suatu hari nanti dari

melakukan sesuatu yang baik, yaitu rasa bahagia telah bertindak benar. Hal

tersebut biasanya membuat penolong merasa puas dan berbahagia karena

perilaku menolong yang telah dilakukannya untuk orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

16

c. Sosiobiologis

Perilaku altruis memberikan kesan kontraproduktif karena

mengandung resiko tinggi bagi penolong untuk terluka bahkan mati. Ketika

yang ditolong dapat selamat, bisa saja yang menolong tidak selamat.

Perilaku seperti itu muncul karena ada proses adaptasi dengan lingkungan

terdekat, dalam hal ini orangtua. Selain itu, meskipun hal tersebut hanya

berkontribusi sangat sedikit, peran genetik juga memiliki kontribusi

terhadap perilaku altruis.

d. Situasional

Hal yang diyakini oleh para peneliti tentang perilaku altruis

seseorang adalah bahwa orang tersebut menjadi penolong lebih sebagai

produk lingkungan daripada faktor yang ada pada dirinya. Kepribadian

tidak terbukti berkaitan dengan altruisme. Penelitian yang pernah ada

menunjukkan bahwa dalam memberikan pertolongan, tidak ada bedanya

antara pelaku kriminal dan yang bukan. Oleh karena itu, faktor situasional

turut mendorong seseorang untuk memberikan pertolongan kepada orang

lain.

4. Dampak dari Altruisme

Ketika menolong, seseorang mungkin tidak menyadari apa keuntungan

bagi dirinya. Menurut Dayaksini dan Hudaniah (2009), dengan menolong orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

17

lain tanpa menuntut balasan dapat membantu meningkatkan ‘well being’.

Selain itu, individu yang memiliki altruisme akan memiliki harga diri yang

lebih tinggi, kompetensi tinggi, internal locus of control yang tinggi, rendah

dalam meminta persetujuan, memiliki perkembangan moral yang tinggi dan

memiliki kemungkinan yang lebih baik dalam perilaku prososial dibandingkan

dengan yang tidak memiliki altruisme (Wakefield, 1993).

Respon dari kecenderungan perilaku altruisme muncul sebagai positive

feeling, yaitu empati. Individu yang memiliki empati tinggi lebih termotivasi

untuk menolong orang lain daripada yang memiliki empati rendah (Schlenker

& Brit, dalam Perangin-angin, 2014). Perilaku altruisme selalu bersifat

konstruktif, membangun, mengembangkan dan menumbuhkan kehidupan

sesama (Arifin, 2015).

5. Individu yang Altruis

Seseorang yang altruis dapat berempati, peka, berinisiatif, rela

berkorban, dan memiliki rasa tanggungjawab sosial (Myers, 1994). Seseorang

yang altruis memiliki motivasi altruistik, yaitu keinginan untuk selalu

menolong. Alasan internal tersebut tidak akan memunculkan egoistic

motivation (Arifin, 2015).

Namun, memiliki perilaku altruis juga mendatangkan konsekuensi

negatif bagi pelakunya. Orang-orang yang altruis terkadang terlalu memikirkan

orang lain dan merasa bersalah jika tidak menolong, sehingga mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

18

melupakan kesejahteraannya sendiri (Arifin, 2015). Selain itu, berperilaku

altruis pada beberapa situasi membuat pelakunya harus menerima konsekuensi

berupa luka, kerugian waktu, materil dan sebagainya ketika berkorban bagi

orang lain (Myers, 2012; Staub, 1978). Akan tetapi, memiliki perilaku

menolong yang altruis justru mendatangkan lebih banyak konsekuensi yang

positif bagi pelakunya.

Orang-orang altruis yang menolong orang lain tanpa menuntut balasan

dapat membantu meningkatkan ‘well being’ (Dayaksini dan Hudaniah, 2009).

Selain itu, individu yang memiliki altruisme akan memiliki harga diri yang

tinggi, kompetensi yang tinggi, internal locus of control yang tinggi, rendah

dalam meminta persetujuan, memiliki perkembangan moral yang tinggi dan

memiliki kemungkinan lebih baik dalam perilaku prososial dibandingkan

dengan yang tidak memiliki altruisme (Wakefield, 1993).

Wortman, dkk (dalam Arifin, 2015) menambahkan bahwa dengan

memiliki altruisme, seseorang dapat memiliki suasana hati yang positif dan

empati memunculkan rasa bahagia bagi pelakunya. Lebih lanjut lagi, ketika

seseorang merasa empati, maka mereka tidak berfokus terlalu banyak pada

tekanan yang dirasakan, melainkan berfokus kepada mereka yang mengalami

penderitaan. Batson (dalam Myers, 2012) menyatakan bahwa ketika seseorang

dapat menilai kesejahteraan orang lain, memandang orang lain sebagai orang

yang membutuhkan, dan mengambil sudut pandang dari orang lain, maka orang

tersebut akan merasakan kepedulian yang kuat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

19

B. Dewasa

1. Definisi Dewasa

Dewasa adalah seseorang yang telah mencapai usia 19 tahun (Erikson,

1989), orang yang telah dianggap matang yang bukan anak-anak, dan telah

menjadi pria dan wanita seutuhnya (Jahja, 2011) atau mereka yang telah matang

secara psikologis (Mappiare, 1983). Matang secara psikologis menurut

Mappiare (1983) adalah mereka yang diharapkan memiliki kesiapan kognitif,

afektif, dan psikomotor, serta dapat memainkan perannya bersama dengan

individu lain dalam masyarakat.

Anderson (dalam Mappiare, 1983) menyusun 7 ciri kematangan, yaitu;

a) Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego,

b) Memiliki tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan yang efisien,

c) Mengendalikan perasaan pribadi,

d) Objektif,

e) Menerima kritik dan saran,

f) Bertanggungjawab terhadap usaha pribadi,

g) Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru.

Akan tetapi, 7 ciri kematangan ini dianggap Anderson sebagai sesuatu yang

tidak mutlak karena adanya emosi yang kadang tidak stabil terjadi pada orang

dewasa.

Masa dewasa adalah masa bagi seseorang dalam menyesuaikan diri

terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru (Santrock,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

20

2011). Pada masa dewasa ini, seseorang dituntut untuk memulai kehidupan dan

memerankan peran ganda seperti peran sebagai suami/istri dan peran dalam

dunia kerja. Masa dewasa dikatakan sebagai masa sulit bagi individu karena

pada masa ini seseorang dituntut untuk melepaskan ketergantungannya

terhadap orangtua dan berusaha untuk dapat mandiri. Jahja (2011) menyatakan

bahwa ciri-ciri seseorang dapat dikatakan sebagai orang yang dewasa, yaitu

mereka yang mengalami masa pengaturan, masa usia produktif, masa

bermasalah, masa ketegangan emosional, masa keterasingan sosial, masa

komitmen, masa ketergantungan, masa perubahan nilai, masa penyesuaian diri

dengan hidup baru, dan masa kreatif. Beberapa faktor yang dapat menunjukkan

kedewasaan seseorang menurut Shyrock (dalam Jahja, 2011), yaitu fisik,

kemampuan mental, pertumbuhan sosial, emosi, dan pertumbuhan spiritual

serta moral. Dengan demikian, masa dewasa merupakan suatu masa yang cukup

panjang dengan perubahan yang cukup besar dalam kehidupan seseorang.

Erikson (1989) mengatakan bahwa individu akan melewati delapan

tahap kehidupan dan pada setiap tahapnya mempunyai keunikan tersendiri.

Santrock (2011) menjelaskan delapan tahapan yang di cetuskan oleh Erikson,

yaitu masa bayi (satu tahun pertama), masa balita (1-3 tahun), masa kanak-

kanak awal (3-5 tahun), masa kanak-kanak pertengahan (6-pubertas), masa

remaja (10-18 tahun), masa dewasa awal (19-35), masa dewasa madya (36-60)

dan masa dewasa akhir (60 tahun ke atas). Pada masing-masing tahap, individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

21

akan dihadapkan pada sebuah krisis yang merupakan suatu tugas

perkembangan unik yang harus diselesaikan.

Menurut Erikson (1989), krisis bukanlah sebuah bencana namun

merupakan sebuah titik balik yang ditandai oleh meningkatnya kerentanan dan

potensi seseorang. Krisis identitas adalah krisis psiko dan sosial, yang berarti

suatu perasaan subjektif dan juga suatu kualitas empiris yang dapat diselidiki.

Selain itu, krisis identitas merupakan suatu karakteristik dari periode

perkembangan, yang sebelumnya tidak dapat muncul karena prasyarat-

prasyarat somatik, kognitif, dan sosial.

Erikson (dalam Santrock, 2011) mengungkapkan bahwa motivasi utama

manusia bersifat sosial dan mencerminkan hasrat untuk bergabung dengan

manusia lain. Berdasarkan delapan tahapan perkembangan yang dicetuskan

oleh Erikson, dewasa awal dan dewasa madya adalah dua tahapan yang mulai

memiliki keterbukaan untuk berelasi dengan orang lain dan menjadi berguna.

2. Dewasa Awal

Pada masa dewasa awal individu mengalami konflik psikososial, yaitu

keintiman vs isolasi. Menurut Erikson (dalam Santrock, 2011) perkembangan

dewasa awal dimulai dari usia 19-35 tahun. Masa dewasa awal merupakan masa

pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh

dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode

komitmen, masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan

penyesuaian diri pada pola hidup yang baru (Jahja, 2011). Individu pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

22

tahapan ini mulai selektif dalam membina hubungan yang intim yaitu, hanya

dengan orang-orang tertentu yang sepaham dengannya (Sumanto, 2014). Lebih

lanjut lagi, pada tahap ini timbul suatu dorongan untuk membentuk hubungan

intim dengan orang-orang tertentu dan kurang akrab atau renggang dengan

yang lainnya.

Erikson (dalam Sumanto, 2014) mengatakan bahwa jenjang ini

merupakan suatu tahapan individu yang ingin mencapai kedekatan dengan

orang lain dan berusaha menghindar dari kesendirian. Pemahaman kedekatan

dengan orang lain mengandung arti adanya kerjasama yang terjalin dengan

orang lain. Akan tetapi, peristiwa ini akan memiliki pengaruh yang berbeda

apabila seseorang dalam tahap ini tidak mempunyai kemampuan untuk

menjalin relasi dengan orang lain secara baik sehingga tumbuh sifat merasa

terisolasi. Individu dewasa awal cenderung mempertahankan perasaan

terisolasi karena tidak sanggup menerima tanggung jawab orang-orang dewasa

untuk bekerja secara produktif, prokreativitas dan cinta yang matang (Feist &

Feist, 2008). Teori White (dalam Santrock, 2011) tentang kematangan

hubungan mengatakan bahwa kaum dewasa awal berada pada tahap berpusat

pada diri sendiri (self-focused level) yaitu, tahap pertama dari kematangan

hubungan (Paul & White, dalam Santrock, 2011) sehingga mereka cenderung

sulit untuk berkomitmen karena mereka masih berpusat pada diri sendiri.

Erikson menyebutkan adanya kecenderungan maladaptif yang muncul

dalam periode ini, yaitu rasa cuek, merasa terlalu bebas, berbuat sesuka hati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

23

tanpa memedulikan dan merasa bergantung pada orang lain. Selain itu, ada

kecenderungan untuk mengisolasi diri yang disebut oleh Erikson sebagai

keterkucilan, yaitu kecenderungan untuk menutup diri dari cinta, persahabatan,

masyarakat, dan merasa benci serta dendam sebagai bentuk kesendirian dan

kesunyiannya (Erikson, 1989).

Putri (2012) menunjukkan, bagi dewasa awal pekerjaan menjadi sumber

stress, yaitu seputar pemilihan pekerjaan, mencapai stabilitas dalam pilihan dan

penyesuaian diri terhadap situasi kerja. Menurut Laobouvie (dalam Santrock,

2012) ketika seorang individu pada masa dewasa awal memasuki dunia kerja,

cara berpikir mereka pun berubah. Salah satu tanda perubahan cara pikir

mereka adalah saat mereka menghadapi paksaan realitas yang berakibat pada

penurunan idealisme yang mereka miliki. Selain pekerjaan, memutuskan untuk

berkomitmen pada suatu hubungan merupakan sumber stres bagi dewasa awal

(Sari & Sunarti, 2013; Wibowo, Yuliadi, & Karyanta, 2014). Hal tersebut

disebut oleh Arnett (dalam Santrock, 2012) sebagai ketidakstabilan yang terjadi

pada masa dewasa awal yaitu dalam hal relasi romantis, pekerjaan dan

pendidikan.

Pada tahap perkembangan dewasa awal, penting bagi individu untuk

menyeimbangkan keintiman dan komitmen, serta kebebasan dan kemandirian.

Sejauh mana individu dewasa awal mampu mengembangkan otonomi,

memiliki implikasi yang penting bagi kehidupan mereka di masa yang akan

datang (Santrock, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

24

3. Dewasa Madya

Individu yang berusia 36-60 tahun masuk dalam tahap perkembangan

dewasa madya (Santrock, 2011). Masa dewasa madya merupakan masa transisi,

dimana wanita dan pria meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa

dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri

jasmani dan perilaku yang baru (Jahja, 2011). Generativitas vs stagnasi

merupakan krisis psikososial yang terjadi pada tahap perkembangan dewasa

madya (Erikson, dalam Feist & Feist, 2008). Generativitas adalah perluasan

cinta pada masa depan yaitu sifat peduli terhadap generasi yang akan datang.

Sedangkan stagnasi berarti individu memuja diri sendiri dan sifat yang muncul

adalah ketidakpedulian terhadap siapa pun (Sumanto, 2014). Pada tahap ini,

manusia melampaui dunia yang awalnya terbatas pada keluarga inti, membuka

diri terhadap dunia masyarakat luas untuk memberikan sumbangan diri yang

berarti. Selain itu, individu dalam tahap ini sudah memiliki pengetahuan yang

cukup luas dan kemampuan yang cukup berkembang (Sumanto, 2014).

Perhatian pokok pada tahap ini ialah “produktivitas” yang berarti bukan

hanya menghasilkan keturunan dan produktif dalam pekerjaan, tetapi juga

produktif sebagai orangtua yang mengajar, mendidik, menurunkan dan

memelihara generasi mudanya (Erikson, 1989). Jahja (2011) mengungkapkan

bahwa dewasa madya memiliki perhatian terhadap agama lebih besar

dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, sehingga terkadang minat dan

perhatiannya terhadap agama dilandasi oleh kebutuhan pribadi dan sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

25

Rahayuningsih (2014) menyatakan bahwa dewasa madya mampu menghadapi

kesulitan psikologis dan sosial karena pengalaman hidup yang telah dilewati.

Menurutnya, mereka yang berada pada tahap dewasa madya memiliki kemauan

tinggi untuk berbagi, mencarikan pekerjaan untuk orang-orang muda,

mengajarkan makna kehidupan dan menolong orang lain yang sedang

kesusahan (Ellyazar, 2013; Rahayuningsih, 2014).

Keterlibatan dewasa madya dalam berbagai kegiatan sosial

meningkatkan penghargaan terhadap diri, kematangan emosi, penerimaan diri

yang positif, dan memiliki konsep diri yang matang (Asih & Pratiwi, 2010;

Rahayuningsih, 2014). Selain itu, kematangan emosi dan empati memiliki

hubungan yang signifikan terhadap perilaku prososial (Asih & Pratiwi, 2010).

Individu dewasa madya yang merujuk pada generativitas cenderung

merasa dibutuhkan oleh orang lain, berusaha memastikan bahwa orang-orang

muda memperoleh kesempatan untuk berkembang serta aktif dalam komunitas

dan lingkungan (Santrock, 2012). Sebaliknya, mereka yang mengalami stagnasi

akan merasa diri sendiri, mengalami kebingungan terhadap hasrat dan

potensinya, serta mengalami kecemasan karena tidak bisa memanfaatkan

peluang yang ada.

Jika individu pada tahap dewasa madya tidak bisa berkembang dengan

baik, maka mereka akan mengalami stagnasi yang di tandai dengan regresi dan

sikap yang berorientasi pada diri sendiri (Erikson, 1989). Stagnasi yang dialami

oleh individu adalah perasaan bahwa hidupnya telah berhenti dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

26

membosankan, bahwa relasi dengan orang lain menjadi tertekan dan hatinya

diliputi dengan rasa cemas sehingga yang dipikirkan hanyalah dirinya sendiri.

Pada masa dewasa madya, individu akan mengalami penurunan

kreativitas, penurunan kemampuan fisik, dan meluasnya tanggungjawab

(Simonton, dalam Santrock, 2012). Baltes, Lindenberger, dan Staudinger

(dalam Santrock, 2012) mengungkapkan, sekalipun individu dalam dewasa

madya mengalami penurunan fungsi biologis, kehidupan sosial-kultural, karir,

dan relasi tetap seimbang.

C. Dinamika Hubungan Altruisme Dengan Dewasa Awal Dan Dewasa Madya

Menolong orang lain adalah suatu perilaku yang dapat kita jumpai dimana

pun dan kapanpun. Perilaku menolong tersebut biasanya terjadi karena ada suatu

situasi yang mensinyalkan untuk menghadirkan suatu bentuk pertolongan bagi

pemberi pertolongan kepada orang yang membutuhkan pertolongan. Seseorang

yang menolong dengan motivasi untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain

tanpa memerhatikan diri sendiri disebut sebagai altruisme (Arifin, 2015; Batson,

dalam Sarwono & Meinarno, 2009). Hal tersebut menunjukkan bahwa perilaku

menolong altruis memiliki kesamaan dengan gotong royong, yaitu sebagai suatu

ciri dari masyarakat Indonesia.

Individu yang altruistis akan peduli dan mau membantu meskipun tidak ada

keuntungan yang ditawarkan atau tidak ada harapan akan mendapatkan imbalan

(Myers, 2012). Menurut Wilson dan Petruska (dalam Dayaksini & Hudaniah, 2009)

individu yang memiliki kecenderungan yang tinggi untuk menolong biasanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

27

memiliki karakteristik kepribadian, yakni memiliki harga diri yang tinggi,

rendahnya kebutuhan akan persetujuan orang lain, rendahnya menghindari

tanggungjawab, dan lokus kendali yang internal.

Individu yang altruis dapat berempati, peka, berinisiatif, rela berkorban, dan

memiliki rasa tanggungjawab sosial (Myers, 1994). Bierhoff (dalam Myers, 2012)

menjelaskan bahwa tingkah laku altruis berdasar pada motivasi individu yang

menolong dan motivasi yang dimiliki untuk bertingkah laku prososial karena

adanya empati dan perspective taking. Hal tersebut diperkuat oleh Dayaksini dan

Hudaniah (2009) yang menyatakan bahwa empati merupakan dasar dari lahirnya

perilaku menolong.

Seseorang yang altruis memiliki motivasi altruistik, yaitu keinginan untuk

selalu menolong. Alasan internal tersebut tidak akan memunculkan egoistic

motivation (Arifin, 2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menolong

yang altruis, yaitu suasana hati, meyakini keadilan dunia, sosiobiologis dan

situasional (Wortman dkk, dalam Arifin 2015). Sarwono (2009) menambahkan

bahwa jenis kelamin, kepribadian, tempat tinggal dan pola asuh mempengaruhi

perilaku menolong seseorang. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh

Retnaningsih (2005) menemukan bahwa usia memengaruhi perilaku menolong

seseorang. Menurutnya, perbedaan usia perkembangan akan menghasilkan sikap

menolong yang berbeda.

Hal tersebut di perkuat oleh pernyataan Staub (dalam Dayaksini &

Hudaniah, 2009) bahwa dengan bertambahnya usia, maka seseorang menjadi lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

28

empati dan memahami makna dari suatu tindakan menolong. Soldz dan Vaillant

(dalam Upton, 2012) individu dewasa dapat menyesuaikan diri dan merasa

bertanggungjawab terhadap orang lain pada pekerjaan dan hal yang diberikan

mereka merupakan suatu bentuk amal. Papalia, Olds, dan Feldman (2009)

menyatakan bahwa bagi tahap dewasa, kecerdasan emosional mengacu pada

kemampuan untuk mengenali dan menghadapi perasaan sendiri dan orang lain.

Selain itu, Goleman (2007) kemampuan untuk mengenali perasaan orang lain

mencakup beberapa kualitas seperti optimism, kecermatan, motivasi, empati, dan

kompetensi sosial.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara

usia dengan perilaku menolong (Peterson, 1983, dalam Dayaksini & Hudaniah,

2009). Menurut William (dalam Dayaksini & Hudaniah, 2009), pengalaman

berperan penting sebagai penentu pemberian pertolongan kepada orang lain dan

perilaku menolong yang altruis dapat di tunjukkan oleh orang dewasa (Baron &

Byrne, 2005). Menurut Papalia, Olds, dan Feldman (2009), orang-orang dewasa

memiliki kompetensi sosial yangmeliputi kesadaran sosial, yaitu empati, orientasi

untuk melayani, kesadaran, dan organisasional. Selain itu, pengalaman dapat

menuntun orang dewasa mengevaluasi ulang kriteria mereka tentang apa yang

benar dan salah. Mereka lebih spontan menggunakan pengalaman pribadinya

sebagai jawaban atas dilema sosialnya (Papalia, Olds, dan Feldman, 2009).

Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya, hubungan antara perilaku

menolong dengan usia menjadi hal yang menarik untuk dipelajari lebih dalam. Usia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

29

atau umur adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan

suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati (KBBI). Usia

tersebut terhitung sejak seseorang lahir sampai meninggal. Usia seseorang biasanya

berkisar antara 0 sampai 75 tahun atau lebih, dimana seseorang melewati masa

hidup dengan berbagai perkembangan yang halus sepanjang rentang kehidupan

atau serangkaian perubahan mendadak (Kail & Cavanugh, 2010). Selama masa

kehidupan tersebut, seseorang akan terus berubah. Bagaimana seseorang bertindak,

berperilaku dan mengembangkan apa yang mereka lakukan, dapat dijelaskan

melalui perkembangan hidup seseorang. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan

Kail dan Cavanaugh (2010) bahwa seseorang yang berlaku baik secara biologis,

psikologis dan sosikultural dipengaruhi oleh perkembangan hidupnya.

Seseorang akan melewati delapan tahapan kehidupan dan pada setiap

tahapnya mempunyai keunikan tersendiri (Erikson, 1989). Pada masing-masing

tahap, individu akan dihadapkan pada sebuah krisis yang merupakan suatu tugas

perkembangan unik yang harus diselesaikan. Krisis bukanlah sebuah bencana tapi

merupakan sebuah titik balik yang ditandai oleh meningkatnya kerentanan dan

potensi seseorang (Erikson, 1989). Krisis identitas adalah krisis psiko dan sosial,

yang berarti suatu perasaan subjektif dan juga suatu kualitas empiris yang dapat

diselidiki.

Berdasarkan delapan tahapan perkembangan yang dicetuskan oleh Erikson,

dewasa awal dan dewasa madya adalah dua tahapan perkembangan yang mulai

memiliki keterbukaan untuk berelasi dengan orang lain dan menjadi berguna.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

30

Individu dewasa berada pada kondisi psikologis dimana mereka merasa mampu

mengambil tanggungjawab atas tindakan-tindakan dan mampu berinteraksi dengan

orang lain (Sassler, Ciambrone, & Benway 2008 dalam Upton, 2012). Erikson

dalam teori perkembangannya menunjukkan periode kritis dan konflik-konflik

akan muncul pada dewasa awal seputar pencarian mereka akan identitasnya (Feist

& Feist, 2008). Individu pada tahapan ini mulai selektif dalam membina hubungan

yang intim, yaitu hanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham dengannya

(Sumanto, 2014).

Menurut Erikson (dalam Sumanto, 2014), bagi orang dewasa awal jenjang

ini merupakan suatu tahapan individu yang ingin mencapai kedekatan dengan

orang lain dan berusaha menghindar dari kesendirian. Pemahaman kedekatan

dengan orang lain mengandung arti adanya kerjasama yang terjalin dengan orang

lain. Akan tetapi, peristiwa ini akan memiliki pengaruh yang berbeda apabila

seseorang dalam tahap ini tidak mempunyai kemampuan untuk menjalin relasi

dengan orang lain secara baik sehingga tumbuh sifat merasa terisolasi. Individu

dewasa awal cenderung mempertahankan perasaan terisolasi karena tidak sanggup

menerima tanggungjawab orang-orang dewasa untuk bekerja secara produktif,

prokreativitas dan cinta yang matang (Feist & Feist, 2008). Putri (2012)

menunjukkan dewasa awal sering mengalami stress, yaitu seputar pemilihan

pekerjaan, mencapai stabilitas dalam pilihan dan penyesuaian diri terhadap situasi

kerja. Selain pekerjaan, memutuskan untuk berkomitmen pada suatu hubungan

merupakan sumber stres bagi kaum dewasa awal (Sari & Sunarti, 2013; Wibowo,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

31

Yuliadi, & Karyanta, 2014). Hal tersebut disebut oleh Arnett (dalam Santrock,

2012) sebagai ketidakstabilan yang terjadi pada masa dewasa awal yaitu dalam hal

relasi romantis, pekerjaan dan pendidikan.

Teori White (dalam Santrock, 2011) tentang kematangan hubungan

mengatakan bahwa dewasa awal berada pada tahap berpusat pada diri sendiri (self-

focused level) yaitu, tahap pertama dari kematangan hubungan (Paul & White,

dalam Santrock, 2011) sehingga mereka cenderung sulit untuk berkomitmen karena

mereka masih berpusat pada diri sendiri. Beberapa teori dan penelitian yang

berbicara tentang dewasa awal menunjukkan bahwa pada masa tersebut individu

akan mengalami banyak tantangan dalam kehidupannya. Mereka dihadapkan

dengan berbagai tantangan dalam kehidupan, dituntut untuk dapat berkomitmen

dan bertanggungjawab atas suatu hubungan yang di jalankan, serta memulai suatu

kehidupan yang berbeda dengan masa remaja. Hal tersebut menunjukkan bahwa

krisis pada masa dewasa awal membuatnya sulit untuk peduli kepada lingkungan

serta orang-orang di sekelilingnya karena mereka memiliki masa peralihan yang

cukup dramatis, yaitu peralihan dari masa remaja ke masa dewasa awal (Santrock,

2011). Krisis psikososial tidak hanya terjadi pada dewasa awal, tetapi juga pada

masa dewasa madya. Generativitas vs stagnasi merupakan krisis psikososial yang

terjadi pada tahap perkembangan dewasa madya (Erikson, dalam Feist & Feist,

2008). Generativitas adalah perluasan cinta pada masa depan yaitu sifat peduli

terhadap generasi yang akan datang, sedangkan stagnasi berarti individu memuja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

32

diri sendiri dan sifat yang muncul adalah ketidakpedulian terhadap siapa pun

(Sumanto, 2014).

Apabila mereka berkembang secara normal, mereka akan memiliki kualitas

generativitas. Mereka akan membimbing orang lain melalui aspek-aspek penting

kehidupan seperti menjadi orangtua, mengajar, memimpin, dan melakukan sesuatu

yang menguntungkan masyarakat (Santrock, 2011). Individu yang berada pada

tahap dewasa madya yang aktif dalam kegiatan sosial memiliki kemampuan untuk

mengelola diri dengan baik meskipun mereka mengalami penurunan fungsi fisik,

perubahan emosi psikologis, kemunduran kognitif, dan konflik peran (Sartika,

2014). Hal tersebut dipertegas oleh Rahayuningsih (2014) bahwa individu dewasa

madya mampu menghadapi kesulitan psikologis dan sosial karena pengalaman

hidup yang telah dilewati. Menurutnya, mereka yang berada pada tahap dewasa

madya memiliki kemauan tinggi untuk berbagi, mencarikan pekerjaan untuk orang-

orang muda, mengajarkan makna kehidupan dan menolong orang lain yang sedang

kesusahan (Ellyazar, 2013; Rahayuningsih, 2014).

Berdasarkan penjabaran tersebut, terlihat bahwa individu dewasa madya

memiliki krisis seputar hubungan kepeduliannya terhadap dunia di luar dirinya dan

kecenderungan untuk berorientasi pada diri sendiri. Jika individu pada tahap

dewasa madya tidak bisa berkembang dengan baik, maka mereka akan mengalami

stagnasi yang ditandai dengan regresi dan sikap yang berorientasi pada diri sendiri

(Erikson, 1989). Stagnasi yang dialami oleh individu adalah perasaan bahwa

hidupnya telah berhenti dan membosankan, bahwa relasi dengan orang lain menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

33

tertekan, dan hatinya diliputi dengan rasa cemas sehingga yang dipikirkan hanyalah

dirinya sendiri.

Selain itu, pada masa dewasa madya, individu akan mengalami penurunan

kreativitas, penurunan kemampuan fisik, dan meluasnya tanggungjawab

(Simonton, dalam Santrock, 2012). Baltes, Lindenberger, dan Staudinger (dalam

Santrock, 2012) menyatakan, sekalipun individu dalam dewasa madya mengalami

penurunan fungsi biologis, namun kehidupan sosial-kultural, karir, dan relasi akan

tetap seimbang. Hal tersebut menunjukkan bahwa sekalipun masa dewasa madya

mengalami berbagai masalah seperti penurunan fungsi fisik, psikologis dan

masalah kehidupan, mereka cenderung stabil dalam membina hubungan dengan

orang-orang di lingkungannya. Menurut Asih dan Pratiwi (2014) keterlibatan

dewasa madya dalam kegiatan sosial meningkatkan penghargaan diri, kematangan

emosi, penerimaan diri yang positif, dan memiliki konsep diri yang matang.

Kematangan emosi dan empati memiliki hubungan yang signifikan terhadap

perilaku prososial (Asih & Pratiwi, 2010).

Menurut Dayaksini dan Hudaniah (2009), individu yang memiliki empati

akan lebih menunjukkan perilaku menolong. Penelitian yang dilakukan oleh

Ellyazar (2013) menunjukkan bahwa dewasa madya lebih memiliki kemampuan

untuk aktif dan berempati kepada orang lain dibandingkan dengan dewasa awal.

Seorang dewasa madya yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial memiliki

orientasi yang positif secara rohani dan sosial (Limanto & Setiawan, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

34

McAdams dan kawan-kawan (dalam Baron & Byrne, 2005),

mendefinisikan generativitas atau dewasa madya sebagai ketertarikan dan

komitmen orang dewasa pada kesejahteraan generasi berikutnya sehingga mereka

cenderung lebih altruis dibandingkan dengan tahap perkembangan lainnya,

sedangkan masa dewasa awal cenderung berfokus pada diri sendiri dan kurang

terlibat aktif dalam kewajiban sosial, melakukan tugas dan berkomitmen dengan

orang lain (Santrock, 2012).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara

usia dengan perilaku menolong (Peterson, dalam Dayaksini & Hudaniah, 2009).

Pada usia dewasa awal perilaku menolong menjadi terhambat karena penyesuaian

diri terhadap jenjang kehidupan baru yang sangat berbeda dari sebelumnya, yaitu

terlepas dari orangtua dan menjadi mandiri (Putri, 2012). Akan tetapi hal ini

berbeda dengan dewasa madya, sekalipun individu pada masa dewasa madya

memiliki banyak hambatan, mereka akan cenderung menunjukkan perilaku

menolong karena mereka juga telah matang secara usia dan memiliki peran yang

berbeda dengan dewasa awal. Staub (dalam Dayaksini & Hudaniah, 2009)

menyebutkan bahwa dengan bertambahnya usia, individu akan semakin dapat

memahami atau menerima norma-norma sosial, lebih empati dan lebih dapat

memahami nilai ataupun makna dari tindakan menolong yang ditunjukkan. Dengan

demikian, individu dewasa madya memiliki kecenderungan untuk berperilaku

altruis lebih tinggi dibandingkan dengan individu dewasa awal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

35

D. Kerangka Pikiran

Gambar 1. Alur Hubungan antara Dewasa Awal dan Dewasa Madya dengan

Altruisme

DEWASA

DEWASA AWAL DEWASA MADYA

Keintiman Vs Isolasi

Selektif dalam membina

hubungan

Berorientasi pada diri

Sulit menerima

tanggungjawab

Masa pemilihan pekerjaan,

dan penyesuaian diri dengan

lingkungan pekerjaan

Ketidakstabilan pekerjaan,

cinta dan pendidikan

Penuh masalah dan

ketegangan emosional

Periode isolasi sosial, periode

komitmen, dan

ketergantungan.

Generativitas Vs Stagnasi

Membuka diri terhadap dunia

masyarakat luas untuk

memberikan sumbangan diri

yang berarti

Mengajar, mendidik,

menolong, menurunkan dan

memelihara generasi mudanya

Penurunan kreativitas,

penurunan kemampuan fisik,

dan meluasnya tanggungjawab

Kematangan emosi,

penerimaan diri yang positif,

dan memiliki konsep diri yang

matang.

ALTRUISME DEWASA

MADYA LEBIH TINGGI

DIBANDINGKAN

DEWASA AWAL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

36

E. Hipotesis

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan, hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah terdapat perbedaan tingkat kecenderungan perilaku altruisme antara individu

dewasa awal dan dewasa madya. Perbedaan tersebut ditunjukkan dengan dewasa

madya memiliki tingkat altruisme yang lebih tinggi dibandingkan dengan dewasa awal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis

penelitian survey. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang didasari oleh

falsafah positivism yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun secara empiris,

teramati, terukur, menggunakan logika matematika dan membuat generalisasi atas

rerata (Sedaryanti & Hidayat, 2011). Metode penelitian kuantitatif tepat dilakukan

untuk menguji suatu tingkatan permasalahan (Widi, 2010) sehingga peneliti

memilih metode ini untuk menguji tingkat kecenderungan perilaku altruisme.

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah komparatif yaitu

penelitian yang bersifat membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok

penelitian yang berbeda namun masih dengan variabel yang sama (Siregar, 2013).

Penelitian yang akan dilakukan bersifat cross-sectional, yaitu variabel yang sama

diukur hanya satu kali pada sejumlah kelompok partisipan (Supratiknya, 2015).

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan tingkat kecenderungan

perilaku altruisme dewasa awal dan dewasa madya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

38

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan, maka yang menjadi

variabel dalam penelitian ini adalah:

o Variabel tergantung : Altruisme

o Variabel bebas : Usia Perkembangan Dewasa Awal dan Dewasa Madya

C. Definisi Operasional Variabel

1. Altruisme

Altrusime adalah suatu kecenderungan bertindak menolong orang lain

karena adanya rasa empati, yaitu dapat merasakan apa yang orang lain rasakan,

memahami kondisi yang dialami orang lain dan memberikan pertolongan tanpa

pamrih. Altruisme tersebut dimotivasi untuk meningkatkan kesejaheteraan

orang lain tanpa memerhatikan diri sendiri. Altruisme juga merupakan suatu

tindakan yang dilakukan tanpa menuntut imbalan, yaitu sukarela. Selain itu,

altruisme dilakukan karena pelakunya merasa peduli serta memiliki keinginan

untuk menolong orang lain. Variabel ini akan diungkap melalui skala penelitian

yang dibuat berdasarkan dengan aspek-aspek kecenderungan altruisme, yaitu

kecenderungan altruisme yang di dasari oleh aspek kognitif, afektif, dan

tindakan. Pada penelitian ini, tingkat kecenderungan perilaku altruisme diukur

melalui kualitas atau tinggi rendahnya skor (nilai) total yang diperoleh dari

skala altruisme. Jadi, semakin tinggi skor total yang diperoleh pada skala

kecenderungan altruisme, maka semakin tinggi pula kecenderungan perilaku

altruisme yang dimiliki seseorang. Sebaliknya, semakin rendah skor total yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

39

diperoleh pada skala kecenderungan altruisme, maka semakin rendah

kecenderungan perilaku altruisme yang dimiliki seseorang.

2. Usia Perkembangan Dewasa Awal dan Dewasa Madya

Usia perkembangan dalam penelitian ini terbagi atas dua, yaitu usia

perkembangan dewasa awal dan dewasa madya. Usia perkembangan dewasa

awal berarti individu yang berusia antara 19-35 tahun. Sedangkan, individu usia

perkembangan dewasa madya yang berarti berusia antara 36-60 tahun.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah individu-individu yang berjenis kelamin

perempuan dan laki-laki yang berusia 19-60 tahun, yaitu mereka yang tergolong

dalam usia perkembangan dewasa awal dan dewasa madya. Teknik pengumpulan

data yang digunakan adalah teknik Convenience Sampling, yaitu teknik penentuan

sampel berdasarkan anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi

subjek penelitian (Siregar, 2013).

Populasi antara individu dewasa awal dan dewasa madya diperkirakan

masing-masing lebih dari 100 orang. Oleh sebab itu, peneliti memilih

menggunakan sampel yang dapat mewakili populasi dari subjek sasaran peneliti.

Berpedoman dari Arikunto (2006), jika subjek melebihi 100 orang maka dapat

menggunakan sampel. Menurutnya, sampel diambil antara 10% - 15% hingga 20%

- 25%. Berdasarkan penentuan pengambilan sampel tersebut, sampel yang akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

40

diambil dalam penelitian ini, yaitu 100 orang untuk masing-masing kelompok

dewasa awal dan dewasa madya.

E. Instrumen Pengumpul Data

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

altruisme yang disertai dengan identitas subjek yang diperlukan, terutama

mengenai usia subjek. Skala atau bisa disebut sebagai angket merupakan teknik

pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap,

keyakinan, perilaku, dan karakteristik (Siregar, 2013). Skala yang digunakan

adalah skala tertutup, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada subjek

sudah dalam bentuk pilihan ganda (Siregar, 2013). Skala altruisme menggunakan

metode likert yang terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable dengan empat

alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S),

Sangat Sesuai (SS). Pemilihan berdasarkan tingkat kesesuaian ini bertujuan agar

subjek benar-benar mempertimbangkan sejauh mana isi pernyataan dalam skala

kesejahteraan psikologis benar-benar menggambarkan keadaan dirinya atau

mengenai perilakunya (Azwar, 2012; Supratiknya, 2014).

Peneliti tidak menggunakan alternatif jawaban Netral (N) dengan tujuan

agar menghindari kecenderungan subjek untuk memilih alternatif jawaban yang

berada di tengah dengan alasan mencari aman (Supratiknya, 2014). Respon

jawaban yang terdapat dalam skala terdiri atas empat respon, yaitu sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

41

1. Pada pernyataan favorable, jawaban “SS” memperoleh skor 4, jawaban “S”

memperoleh skor 3, jawaban “TS” memperoleh 2, dan jawaban “STS”

memperoleh skor 1.

2. Pada pernyataan unfavorable, jawaban “SS” memperoleh skor 1, jawaban “S”

memperoleh skor 2, jawaban “TS” memperoleh 3, dan jawaban “STS”

memperoleh skor 4.

Kemudian, tinggi rendahnya tingkat altruisme dapat dilihat dari skor total jawaban

yang subjek berikan pada skala.

Pada penelitian ini, peneliti memutuskan untuk menyusun skala baru

dengan teori yang dinyatakan oleh Leeds (dalam Staub, 1978) dan Myers dan

Sampson (dalam Garliah & Wulandari, 2003) yang kemudian peneliti

mengelompokkan menjadi tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, dan tindakan. Peneliti

menemukan skala altruisme, namun tidak dapat digunakan karena skala tersebut

diperuntukan bagi subjek yang berusia sekolah, sehingga tidak sesuai digunakan

untuk subjek sasaran peneliti yang berusia dewasa. Selain itu, peneliti juga

menemukan skala altruisme yang dicetuskan oleh Organ, Podsakoff, MacKenzie

(2006). Pada skala tersebut hanya terdiri atas lima pernyataan yang menurut

peneliti hasilnya sulit untuk dapat menguji perbedaan tingkat altruisme dewasa

awal dan madya. Pertimbangan lainnya peneliti tidak menggunakan skala Organ,

Podsakoff, MacKenzie (2006) karena jika dilakukan uji coba pada skala yang

memiliki item sedikit, ditakutkan akan banyak item gugur sehingga skala memiliki

jumlah item yang kurang memadai, serta berdampak pada validitas dan reliabilitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

42

skala. Skala kecenderungan perilaku altruisme disusun oleh peneliti berjumlah 52

item, yang terdiri dari 26 item favorable dan 26 item unfavorable.

Tabel 1

Blue Print Skala Altruisme sebelum Uji Coba

Aspek

Altruisme

Nomor Item Jumlah

Item

Bobot

Item Favorable Unfavorable

1. Kognitif 1, 7, 13,

19, 25,

31, 37,

4, 10, 16,

22, 28, 34,

40

14 26,9%

2. Afektif 5, 11, 17,

23, 29,

35, 41,

43, 47,

49, 51

2, 8, 14, 20,

26, 32, 38,

45, 48, 50,

52

22 42,3%

3.Tindakan 3, 9, 15,

21, 27,

33, 39,

44,

6, 12, 18,

24, 30, 36,

42, 46,

16 30,7%

Total 52 100%

F. Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur

Supratiknya (2014) mengatakan untuk memastikan bahwa bentuk final tes

sungguh-sungguh menghasilkan pengukuran yang bisa mencerminkan atribut

psikologis dalam taraf tertentu, maka perlu adanya pemeriksaan pada alat ukur

yang digunakan.

1. Validitas

Validitas adalah suatu kualitas esensial yang menunjukkan sejauhmana

akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya (Azwar,

2012; Supratiknya, 2014). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah validitas isi (Content Validity), yang menurut Azwar (2012) merupakan

suatu validitas alat ukur yang ditentukan oleh orang-orang yang memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

43

kompetensi keilmuan yang berkaitan dengan variabel yang akan diteliti (Expert

Judgement). Penyusunan skala dalam penelitian ini akan di konsultasikan

dengan seorang yang kompeten. Peneliti melakukan konsultasi berkaitan

penyusunan skala dengan dosen pembimbing.

2. Seleksi Item

Menurut Azwar (2012) hal yang perlu diperhatikan dalam melihat

validitas pada sebuah skala, yaitu dengan mengkorelasikan skor item dengan

skor item total, yang akan menghasilkan koefisien korelasi item total (rxx).

Koefisien korelasi dikatakan baik apabila nilai korelasi item-total (rxx) >0,30.

3. Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu konsistensi, kestabilan, keajegan, dan

keterandalan yang berarti sejauhmana hasil suatu proses pengukuran dapat

dipercaya (Azwar, 2012). Lebih lanjut lagi, Supratiknya (2014) menambahkan

bahwa hasil suatu pengukuran akan dapat dipercaya hanya apabila dalam

beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama

diperoleh hasil yang relatif sama.

Reliabilitas di uji berdasarkan data jawaban yang subjek berikan pada

saat uji coba item. Reliabilitas dapat dinyatakan dengan koefisien reliabilitas,

yaitu (Rxx) yang berkisar antara angka 0,0 sampai dengan 1,0 (Azwar, 2012).

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa semakin tinggi

koefisien reliabilitas mendekati angka 1,0, maka akan semakin tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

44

reliabilitasnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal

untuk memperkirakan tinggi rendahnya reliabilitas dengan menggunakan

teknik estimasi Alpha (α) dari Cronbach.

G. Analisis Data

1. Uji Asumsi

Pengujian asumsi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

model analisis yang tepat dalam suatu penelitian (Santoso, 2014).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk memastikan

data penelitian berasal dari populasi yang seharusnya (Santoso, 2014).

Untuk menguji apakah data-data yang dikumpulkan terdistribusi normal

atau tidak dapat dilakukan dengan metode uji statistik sederhana yang

sering digunakan untuk menguji asumsi normalitas, yaitu menggunakan uji

normalitas dari Kolmogorov Smirnov.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah pengujian yang dilakukan untuk

menunjukkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari

populasi yang memiliki varians yang sama (Santoso, 2014). Uji ini

dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis Independent Sample t-test dan

ANOVA. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05

maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

45

adalah sama. Sebaliknya, jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat

dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah tidak

sama.

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik

Independent Sample t-test dengan menggunakan program SPSS versi 20.0. pada

prinsipnya tujuan pengujian Independent Sample t-test adalah mengetahui

apakah ada perbedaan rata-rata (Mean) dari kelompok yang di uji (Santoso,

2014). Independent Sample t-test untuk melihat perbedaan mean pada hasil

analisis faktor di antara kelompok usia dewasa awal dan dewasa madya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, ada beberapa hal yang disiapkan oleh

peneliti demi mendukung proses penelitian, yaitu menentukan topik penelitian,

mengumpulkan literatur yang berkaitan dengan topik penelitian yang dibahas,

menyusun rancangan penelitian, hingga menyusun sebuah skala penelitian.

Penelitian ini menggunakan penelitian komparatif yang bersifat

membandingkan hasil penelitian dari dua kelompok penelitian yang berbeda namun

masih dengan variabel yang sama (Siregar, 2013). Penelitian yang dilakukan

bersifat cross-sectional, yaitu variabel yang sama diukur hanya satu kali pada

sejumlah kelompok partisipan (Supratiknya, 2015).

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 oktober 2016 hingga 8 Desember

2016. Pada tanggal 28 Oktober 2016 hingga 16 November 2016 peneliti menyusun

blue print skala altruisme yang berdasar pada tiga aspek dari altruisme, yaitu

kognitif, afektif dan tindakan. Setelah itu, pada tanggal 17 November 2016 hingga

22 November 2016 dilaksanakan uji coba skala kecenderungan altruisme yang

melibatkan 100 subjek penelitian yang berusia dewasa. Kemudian, pengambilan

data dilaksanakan pada tanggal 28 November 2016 hingga 8 Desember 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

47

Subjek penelitian terdiri dari anggota Polri wilayah Polda Kalimantan Selatan

dan jemaat GPIB Effatha Guntung Payung. Pada subjek anggota Polri, peneliti

memperoleh perizinan melalui kantor SDM Polda Kalimantan Selatan dengan

membawa surat izin penyebaran skala penelitian yang dikeluarkan oleh Fakultas.

Peneliti di dampingi oleh ayah peneliti yang merupakan salah satu anggota

kepolisian di tempat tersebut untuk dapat bertemu dan menyerahkan surat izin

penelitian. Pihak SDM Polda Kalsel menentukan empat direktorat yang menjadi

wadah peneliti untuk menyebarkan skala penelitian, yaitu Direktorat Kriminal

Umum, Direktorat Kriminal Khusus, Direktorat Polisi Air, dan Direktorat Narkoba.

Kemudian, pada tanggal 1 Desember 2016 peneliti memulai penelitian dengan

menyebarkan skala di wilayah Polda Kalimantan Selatan dengan di damping oleh

pihak Humas dan SDM, yaitu Ketua Bagian Psikologi dan anggota Humas.

Pada subjek anggota jemaat GPIB Effatha Guntung Payung, peneliti membawa

surat izin penyebaran skala penelitian yang kemudian diterima dan izinkan oleh

ketua majelis jemaat GPIB Effatha Guntung Payung untuk menyebarkan skala bagi

jemaat gereja. Penyebaran skala ditempuh peneliti dengan cara ikut serta dalam

beberapa kegiatan gereja, seperti ibadah keluarga, ibadah pemuda, ibadah

Persekutuan Kaum Perempuan (PKP) dan ibadah Persekutuan Kaum Bapak (PKB).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

48

B. Hasil Penelitian

1. Hasil Uji coba Skala

Uji coba skala dilaksanakan pada tanggal 17 November 2016 sampai 22

November 2016. Uji coba dilakukan di lingkungan kampus satu dan kampus

tiga Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan melibatkan 100 subjek

dewasa yang terdiri dari staff dan mahasiswa. Sebagian besar subjek uji coba

skala merupakan subjek yang ditemui oleh peneliti secara tidak sengaja di

lingkungan kampus. Peneliti melakukan perizinan langsung kepada subjek.

Peneliti memberikan skala uji coba yang sebelumnya telah disetujui oleh subjek

setelah mendengar tujuan penelitian dari peneliti. Kemudian, skala langsung di

isi oleh subjek dan dikembalikan kepada peneliti. Beberapa subjek tidak

ditemui secara langsung oleh peneliti, namun peneliti menitipkan beberapa

skala kepada beberapa kepala bagian staff Universitas Sanata Dharma.

a. Validitas Alat Ukur

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi

(Content Validity), yang menurut Azwar (2012) merupakan suatu validitas

alat ukur yang ditentukan oleh orang-orang yang memiliki kompetensi

keilmuan yang berkaitan dengan variabel yang akan diteliti (Expert

Judgement). Penyusunan skala dalam penelitian ini di konsultasikan dengan

seorang yang kompeten, yaitu dosen pembimbing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

49

b. Seleksi Item

Skala kecenderungan perilaku altruisme disusun oleh peneliti berjumlah

52 item, yang terdiri dari 26 item favorable dan 26 item unfavorable.

Peneliti mengugurkan 13 item karena kurang memenuhi standar yang

dikhawatirkan akan menurunkan konsistensi internal dari skala yang dibuat.

Tiga belas (13) item yang digugurkan adalah item-item dengan nilai

korelasi item-total (rxx) < 0,30. Berikut penyajian 13 item yang telah

digugurkan:

Tabel 2

Blue Print Skala Altruisme setelah Uji Coba

Aspek Altruisme Nomor Item Jumlah Item

Favorable Unfavorable

1. Kognitif 1, 7, 13, 19, 25, 31,

37,

4, 10, 16, 22, 28, 34,

40 9

2. Afektif 5, 11, 17, 23, 29, 35,

41, 43, 47, 49, 51

2, 8, 14, 20, 26, 32,

38, 45, 48, 50, 52 17

3.Tindakan 3, 9, 15, 21, 27, 33,

39, 44,

6, 12, 18, 24, 30, 36,

42, 46,

13

Total 39

Tabel 3

Blue Print Skala Altruisme setelah Uji Coba (Nomor Baru)

Aspek Altruisme Nomor Item Jumlah Item

Favorable Unfavorable

1. Kognitif 3, 7, 13, 23, 29 10, 16, 26, 31 9

2. Afektif 1, 5, 11, 17, 21, 27,

32, 33, 35, 38

8, 14, 19, 24, 36, 37,

39 17

3.Tindakan 4, 9, 15, 20, 25, 30,

34

2, 6, 12, 18, 22, 28 13

Total 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

50

c. Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu konsistensi, kestabilan, keajegan, dan

keterandalan yang berarti sejauhmana hasil suatu proses pengukuran dapat

dipercaya (Azwar, 2012). Berdasarkan analisis dengan menggunakan SPSS

20 for Windows terhadap 39 item skala altruisme, diperoleh Cronbach

Alpha sebesar 0,925.

Tabel 4

Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha N of Items

0,925 39

2. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek yang terdapat dalam penelitian ini berjumlah 200 subjek dewasa

yang terdiri dari 100 subjek dewasa awal dan 100 subjek dewasa madya.

Penghitungan data demografik subjek dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui persebaran data subjek penelitian berdasarkan kelompok usia, jenis

kelamin, status pernikahan dan pekerjaan subjek pada kelompok dewasa awal

dan dewasa madya. Berdasarkan data demografik subjek diperoleh hasil

sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

51

Tabel 5

Deskripsi Usia Subjek Penelitian

Usia

Mean 35,46

Median 35,50

Modus 25

SD 10,572

N 200

Tabel 6

Deskripsi Jenis Kelamin, Status Pernikahan dan Pekerjaan Subjek

Jumlah

Subjek

Persentase

Jenis Kelamin Laki-laki 125 62,5%

Perempuan 75 37,5%

Status

Pernikahan

Belum Menikah 58 29%

Menikah 142 71%

Pekerjaan Cpns 1 0,5%

Honorer 1 0,5%

Irt 8 4%

Pensiunan Bumn 1 0,5%

Pensiunan Polri 1 0,5%

Phl Polda 1 0,5%

Pns 16 8%

Polri 121 60,5%

Psikolog 1 0,5%

Security 1 0,5%

Swasta 41 20,5

Tidak Bekerja 4 2%

Wiraswasta 3 1,5%

Berdasarkan tabel 5, diketahui bahwa rata-rata usia subjek pada

penelitian ini adalah 35,46 tahun. Selain itu, subjek dengan usia 25 tahun

merupakan subjek dengan jumlah terbanyak dalam penelitian ini. Dari 200

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

52

subjek yang terlibat dalam penelitian ini, terdapat 125 subjek atau 62,5% laki-

laki dan 75 subjek atau 37,5% perempuan (tabel 6). Sebagian besar subjek

dalam penelitian ini telah menikah, yaitu sebesar 71% atau sebanyak 142

subjek. Lebih lanjut lagi, dari 13 jenis pekerjaan subjek dalam penelitian ini,

Polri merupakan jenis pekerjaan yang memiliki jumlah subjek terbanyak, yaitu

sebesar 121 subjek atau 60,5%.

3. Tingkat Altruisme Subjek

Pada penelitian ini, peneliti menyajikan data tingkat altruisme subjek,

yaitu mean, median, modus dan Standart Deviasi kecenderungan perilaku

altruisme yang ditinjau dari jenis kelamin laki-laki, perempuan, kelompok

dewasa awal dan dewasa madya. Hasil tingkat altruisme subjek dapat dilihat

pada tabel 7.

Tabel 7

Tingkat Altruisme Subjek

Laki-laki

(n=125)

Perempuan

(n=75)

Dewasa

Awal

(n=100)

Dewasa

Madya

(n=100)

Mean 129,88 130,39 124,76 135,38

Median 128,00 126,00 122,00 134,00

Modus 118 125 118 122

SD 11,397 11,166 8,374 11,354

Berdasarkan tabel 7, dapat dilihat bahwa subjek laki-laki memiliki rata-

rata kecenderungan altruisme sebesar 129,88 dan subjek perempuan 130,39.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

53

Pada kelompok subjek dewasa awal, rata-rata kecenderungan altruisme sebesar

124,76 yang dapat terlihat dari nilai mean kelompok dewasa awal. Sedangkan

pada kelompok subjek dewasa madya adalah sebesar 135,38.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memperoleh data

hasil penelitian yang membandingkan antara rerata teoritis dan data empiris.

Kedua data ini dibandingkan dengan tujuan untuk mengetahui apakah variabel

kecenderungan perilaku altruisme tergolong dalam kategori rendah, sedang

atau tinggi. Berikut ini adalah tabel 8 yang menyajikan perbandingan rerata

teoritis dan empiris:

Tabel 8

Perbandingan Rerata Teoritis dan Empiris

Pengukuran Teoritis Empiris Kategori

Min Max Mean Min Max Mean SD

Altruisme 39 156 82,5 114 156 130,07 11,285 Tinggi

Skala kecenderungan perilaku altruisme terdiri dari 39 item dengan

rentangan skor 1 sampai 4. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa skor

terendah skala adalah 1 x 39 = 39, sedangkan skor tertinggi adalah 4 x 39 =

156. Dengan demikian rentangan skor dimulai dari 39 sampai 156. Mean

teoritis diperoleh dari 39 + 156 / 2 = 82,5 dan mean empiris sebesar 130,07. Hal

ini menunjukkan bahwa nilai rerata empiris lebih besar daripada teoritis 130,07

> 82,5. Lebih lanjut lagi, peneliti melakukan uji-t yang hasilnya dapat dilihat

pada tabel 9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

54

Tabel 9

Hasil Uji-t Tingkat Altruisme

Test Value = 82.5

T Df Sig. Mean

Difference

95 Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Altruisme 59,614 199 0,000 47,570 46,00 49,14

Berdasarkan hasil uji t, yaitu t(199) = 59,614, (p=0,00), dapat

disimpulkan bahwa rerata empiris memiliki perbedaan yang signifikan dengan

rerata teoritis karena memiliki signifikansi <0,05 atau p = 0,00.

Selain itu, tingkat kecenderungan altruisme juga dapat dikategorikan

berdasarkan standar deviasi (σ) dan rerata teoritik (µ). Penggunaan kategori

jenjang bertujuan untuk menempatkan subjek ke dalam kelompok terpisah

secara berjenjang pada suatu data kontinum berdasarkan variabel yang diukur.

Kontinum jenjang yang digunakan terdiri dari tiga kategori, yaitu tinggi,

sedang, dan rendah (Azwar, 2012). Norma kategori tersebut adalah sebagai

berikut:

Tabel 10

Kategorisasi Tingkat Altruisme

Skor Kategori N Persentase

(µ + 1,0 σ) ≤ X 102 ≤ X Tinggi 200 100%

(µ - 1,0 σ) < X <

(µ + 1,0 σ) 63 < X < 102 Sedang - 0%

X < (µ - 1,0 σ) X < 82,5 Rendah - 0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

55

Skala tingkat kecenderungan perilaku altruisme mempunyai rentang

minimum 1x39 = 39 dan rentang maksimum 4x39 = 156, sehingga jarak luas

sebaran sebesar 156-39 = 117. Diperoleh standar deviasi skala tingkat

kecenderungan perilaku altruisme sebesar 117:6 = 19,5, serta rerata teoritik

sebesar 82,5.

Berdasarkan kategorisasi pada tabel 10, maka dapat dilihat bahwa

sebanyak 200 subjek atau 100% subjek berada dalam kategori tinggi.

Sementara itu sebanyak 0 subjek atau 0% subjek berada pada kategori sedang

dan rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subjek dalam

penelitian ini berada pada kategori tinggi.

4. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk memastikan data

penelitian berasal dari populasi yang seharusnya (Santoso, 2014). Untuk

menguji apakah data-data yang dikumpulkan terdistribusi normal atau tidak

dapat dilakukan dengan metode uji statistik sederhana yang sering

digunakan untuk menguji asumsi normalitas, yaitu menggunakan uji

normalitas dari Kolmogorov Smirnov. Jika nilai p < 0,05 atau α = 5% dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran tidak normal, sedangkan jika nilai p>0,05 atau α = 5% maka data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

56

tersebut dapat dikatakan tidak berbeda secara signifikan dan memiliki

sebaran data yang normal (Santoso, 2010).

Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah dilakukan, dapat

ditunjukkan dari tabel sebagai berikut:

Tabel 11

Hasil Uji Normalitas

N Mean SD Sig. (2-tailed)

Dewasa Awal 100 11,1635 0,37017 0,032

Dewasa MAdya 100 2,1301 0,03586 0,291

Berdasarkan hasil uji normalitas yang terlihat pada tabel 11, diperoleh

normalitas data >0,05, yaitu 0,291. Maka dapat disimpulkan bahwa data

terdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah pengujian yang dilakukan untuk menunjukkan

bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang

memiliki varian yang sama (Santoso, 2014). Uji ini dilakukan sebagai

prasyarat dalam analisis Independent Sample t-test dan ANOVA. Sebagai

kriteria pengujian, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat

dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah sama.

Sebaliknya, jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat dikatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

57

bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah tidak sama. Berikut

ini adalah hasil uji homogenitas pada penelitian ini:

Tabel 12

Hasil Uji Homogenitas

Levene Statistic Df Sig.

4,165 198 0,043

Berdasarkan hasil uji homogenitas pada tabel 12, diperoleh nilai

signifikansi sebesar 0,043 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa asumsi

homogenitas tidak terpenuhi, yaitu ada perbedaan varian antara kelompok

dewasa awal dan dewasa madya. Namun demikian, peneliti tetap

melanjutkan uji-t karena menurut Djudin (2013) asalkan sebaran data

terdistribusi normal dan memenuhi asumsi normalitas, maka dapat

dilakukan uji statistik inferensial, yaitu uji-t. Selain itu, jika dilihat dari nilai

signifikansi uji homogenitas di atas, hasilnya tidak begitu jauh dari 0,05.

5. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik

Independent Sample t-test dengan menggunakan program SPSS versi 20.0. pada

prinsipnya tujuan pengujian Independent Sample t-test adalah mengetahui

apakah ada perbedaan rata-rata (Mean) dari kelompok yang diuji (Santoso,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

58

2014). Independent Sample t-test digunakan untuk melihat perbedaan mean

pada hasil analisis faktor di antara kelompok dewasa awal dan dewasa madya.

Berikut hasil uji hipotesis dengan menggunakan Independent Sample t-test :

Tabel 13

Hasil Uji Independent Sample t-test

Levene's Test

for Equality

of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig.

(2-

taile

d)

Mean

Differe

nce

Std.

Error

Diffe

rence

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Equal

variances

assumed

4,165 ,043 -7,657 198 ,000 -11,450 1,495 -14,399 -8,501

Equal

variances

not

assumed

-7,657 192,420 ,000 -11,450 1,495 -14,400 -8,500

Berdasarkan hasil pengujian Independent Sample t-test di atas,

diperoleh nilai t(198)= -7,657, (p = 0,000). Hal tersebut menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok dewasa awal dan dewasa

madya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

59

C. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk megetahui apakah terdapat perbedaan tingkat

kecenderungan perilaku altruisme pada kelompok dewasa awal dan dewasa madya.

Penelitian ini menggunakan tehnik analisis data Independent Sample t-test yang

memperoleh nilai sebesar t(198) = -7,657, (p = 0,000). Hasil ini menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kecenderungan perilaku

pada dewasa awal dan dewasa madya. Hipotesis dalam penelitian ini yang

menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat kecenderungan

perilaku altruisme antara dewasa awal dan dewasa madya terbukti.

Berdasarkan tabel 8, diperoleh data hasil perbandingan data teoretis dan

data empiris, yaitu mean empiris lebih besar dari mean teoritis. Lebih lanjut lagi,

signifikansi uji-t, yaitu t(199) = 59,614, (p=0,00). Dengan demikian,

kecenderungan perilaku altruisme yang dimiliki oleh subjek berada dalam kategori

tinggi. Ryff dan Singer (1995) menyatakan bahwa masyarakat dalam budaya yang

kolektif, memiliki orientasi kepada orang lain. Oleh sebab itu, tidak diragukan

bahwa rakyat Indonesia memiliki kecenderungan untuk berlaku altruis. Selain itu,

hasil dari penelitian ini memperkuat pernyataan Widaty (2014) dalam bukunya

yang menyatakan bahwa negara Indonesia yang disebut sebagai negara kolektif

memiliki masyarakat yang bekerja keras bersama kelompok, aktif dalam kegiatan

kelompok, mudah membantu orang lain yang membutuhkan bantuan, melakukan

apa yang baik bagi orang lain dan berbagi dengan orang lain tanpa mengaharapkan

imbalan (McCarty & Shrum, 2001; Widaty, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

60

Pada kelompok subjek dewasa awal, diperoleh mean kecenderungan

perilaku altruisme sebesar 124,76 yang dapat terlihat dari nilai mean kelompok

dewasa awal. Sedangkan pada kelompok subjek dewasa madya adalah sebesar

135,38. Mean kelompok subjek dewasa madya lebih tinggi daripada kelompok

subjek dewasa awal yang berarti bahwa kecenderungan perilaku altruisme

kelompok dewasa madya lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok dewasa

awal. Hal ini diperkuat oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan Ellyazar (2013)

bahwa dewasa madya lebih memiliki kemampuan untuk aktif dan berempati

kepada orang lain dibandingkan dengan dewasa awal. Selain itu, McAdams dan

kawan-kawan (dalam Baron & Byrne, 2005), mendefinisikan generativitas atau

dewasa madya sebagai ketertarikan dan komitmen orang dewasa pada

kesejahteraan generasi berikutnya sehingga mereka cenderung lebih altruis

dibandingkan dengan tahap perkembangan yang lainnya, sedangkan masa dewasa

awal cenderung berfokus pada diri sendiri dan kurang terlibat aktif dalam

kewajiban sosial, melakukan tugas dan berkomitmen dengan orang lain (Santrock,

2012). Dengan demikian, hasil penelitian ini juga memperkuat hasil penelitian

Retnaningsih (2005) yang menyatakan bahwa usia mempengaruhi perilaku

menolong seseorang.

Penelitian ini tidak lepas dari kmungkinan terjadinya bias karena self report

yang merupakan metode pengambilan data memiliki kelemahan. Self report

merupakan suatu jenis pengumpulan data yang dapat disebar hanya satu kali pada

sejumlah kelompok sasaran peneliti (Cohen & Swerdlik, 2005). Namun jenis ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

61

memiliki kemungkinan subjek memberikan jawaban yang tidak sesungguhnya

karena hal yang dianggap bersifat pribadi sehingga menimbulkan suatu

kekhawatiran akan mendatangkan penilaian negatif dari orang lain (Cohen &

Swerdlik, 2005). Sehingga bagi penelitian selanjutnya perlu memperhatikan dan

mempertajam yang mungkin dapat ditempuh dengan menggunakan desain

penelitian eksperimen dan metode proyektif.

Berdasarkan tabel tingkat altruisme subjek, dibandingkan subjek laki-laki,

subjek perempuan memiliki nilai rata-rata yang sedikit lebih tinggi. Rata-rata

kecenderungan perilaku altruisme perempuan sebesar 130,39 dan subjek laki-laki

sebesar 129,88. Perbedaan rata-rata antar keduanya memang tidak jauh, namun jika

dilihat jumlah subjek berdasarkan jenis kelamin maka jumlah subjek perempuan

adalah 75 subjek dan memperoleh rata-rata sedikit lebih tinggi daripada subjek laki-

laki yang berjumlah 125 subjek. Asih dan Pratiwi (2010) serta Rohmah (2015)

pernah melakukan penelitian tentang perilaku menolong yang ditinjau dari

perbedaan jenis kelamin, hasil penelitiannya menunjukkan tidak ada perbedaan

antara keduanya. Hal tersebut berbeda dari pernyataan Batson (dalam Arifin, 2015)

dalam teorinya yang menyatakan bahwa jenis kelamin berpengaruh terhadap

perilaku altruisme seseorang. Selain itu, dari 100 subjek dewasa madya terdapat 71

subjek dengan pekerjaan sebagai Polri dan Gereja sebanyak 29 subjek. Sedangkan,

pada subjek dewasa awal, terdapat 50 subjek Polri dan 50 subjek anggota Gereja.

Hal tersebut menunjukkan bahwa mungkin saja jenis pekerjaan dapat

mempengaruhi kecenderungan perilaku seseorang seperti pekerjaan yang memang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

62

bertugas untuk melayani seperti Polri dan lainnya. Dengan demikian, penelitian ini

memiliki kelemahan karena kurangnya variasi dari subjek penelitian.

Data subjek pada penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata usia subjek

adalah 35 tahun. Subjek dengan usia 25 tahun merupakan subjek terbanyak dalam

penelitian ini, hal ini dapat terlihat pada tabel data subjek pada bagian modus dari

usia. Subjek yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 125 subjek atau 62,5% dan

subjek perempuan berjumlah 75. Dari 200 subjek, 142 subjek telah menikah atau

sudah berkeluarga. Lebih lanjut lagi, Polri adalah salah satu jenis pekerjaan dengan

jumlah subjek terbanyak, yaitu 121.

Pada konteks perilaku menolong orang dewasa, bagi dewasa awal perilaku

untuk menolong menjadi terhambat karena penyesuaian diri terhadap jenjang

kehidupan baru yang sangat berbeda dari sebelumnya, yaitu terlepas dari orangtua

dan menjadi mandiri (Erikson, 1989; Putri, 2012). Akan tetapi hal ini berbeda

dengan dewasa madya, sekalipun individu pada masa dewasa madya memiliki

banyak hambatan, mereka akan cenderung menunjukkan perilaku menolong. Staub

(dalam Dayaksini & Hudaniah, 2009) menyebutkan bahwa dengan bertambahnya

usia, individu akan semakin dapat memahami atau menerima norma-norma sosial,

lebih empati dan lebih dapat memahami nilai ataupun makna dari tindakan

menolong yang ditunjukkan. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat

mendukung serta menjadi bukti dari teori yang di cetuskan oleh Erikson dan Staub.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan

tingkat kecenderungan perilaku altruisme pada kelompok dewasa awal dan

dewasa madya. Penelitian ini menggunakan pengujian Independent Sample t-

test yang memperoleh nilai t(198)= -7,657, (p = 0,000). Hasil ini menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kecenderungan

perilaku pada dewasa awal dan dewasa madya. Hipotesis dalam penelitian ini

yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat

kecenderungan perilaku altruisme antara dewasa awal dan dewasa madya

terbukti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

64

B. Saran

1. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Penelitian ini mengungkap tingkat kecenderungan altruisme

menggunakan jenis pengumpulan data self report. Hal tersebut berarti

bahwa penelitian ini tidak dapat lebih jauh menyimpulkan tingkat

kecenderungan perilaku altruisme pada dewasa awal dan dewasa madya

yang juga menggunakan metode survey, mengingat bahwa penggunaan

jenis ini memiliki kecenderungan subjek untuk menjawab pertanyaan

dengan jawaban positif untuk menghindari penilaian negatif atas diri

mereka. Untuk semakin mempertajam hasil penelitian berikutnya,

peneliti berikutnya mungkin dapat menggunakan desain penelitian

eksperimen dan metode proyektif.

b. Penelitian ini dapat memberikan saran bagi pekerjaan-pekerjaan

tertentu yang berkaitan dengan peran dan fungsi kepada dewasa awal

dan dewasa madya. Selain itu, dapat menjadi acuan bagi individu

dewasa berkaitan dengan perilaku dan kecenderungan apa saja yang

akan muncul pada tahap dewasa, sehingga dapat mempersiapkan serta

belajar untuk menjadi lebih baik dan bermakna.

2. Saran Bagi Individu Dewasa Awal

Bisa lebih mengembangkan diri serta terlibat aktif dalam kehidupan

sosial. Dapat mengelola krisis identitas yang berada pada tahap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

65

perkembangan dewasa awal. Perilaku altruisme adalah baik jika sedari usia

dewasa awal dapat berkembang baik dengan melibatkan diri lebih aktif

dalam dunia sosial. Melibatkan diri pada situasi sosial dengan memberikan

pertolongan berdampak pada meningkatnya empati dan membantu diri

untuk lebih menghargai diri serta orang lain.

3. Saran Bagi Individu Dewasa Madya

Lebih mengembangkan diri dan terlibat aktif dalam kegiatan sosial

sehingga penghargaan diri semakin meningkat dan memiliki penerimaan

diri yang semakin positif. Selain itu, individu dewasa madya diharapkan

dapat membantu orang-orang yang berada pada tahap perkembangan

dewasa awal untuk dapat lebih banyak berbagi melalui pertolongan dan

menumbuhkan rasa empati serta mengajarkan dan menjadi panutan yang

baik bagi generasi muda berkaitan dengan kehidupan bersosial terutama

pada peningkatan perilaku altruisme.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

66

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Dr. Bambang Syamsul. 2015. Psikologi sosial. Bandung: Pustaka Setia.

Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Asih, Gusti Yuli dan Pratiwi, Margaretha Maria Shinta. 2010. Perilaku prososial

ditinjau dari empati dan kematangan emosi. Semarang: Universitas Semarang.

Azwar, Saifuddin. 2012. Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron, Robert A. and Byrne, Donn. 2004. Psikologi sosial Ed. Kesepuluh, Jilid 1.

Jakarta: Erlangga.

Cohen, Ronald and Swerdik, Mark. 2005. Psychological testing and assessment: an

indtroduction to test and measurement. 6th edition. McGraw-Hill International.

Dayaksini, Tri dan Hudaniah. 2009. Psikologi sosial. Malang: UMM Press.

Darlington, P. J. 1978. Altruism: its characteristics and evolution. Journal. Vol. 75.

No. 1, pp. 385-389. United Stated: National Academy Of Sciences.

Djudin, Dr. Tomo. 2013. Statistika parametrik. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Ellyazar, Yoyok. 2013. Hubungan antara orientasi religius dan dukungan sosial

dengan kedisiplinan beribadah pada warga gereja. Skripsi. Yogyakarta:

Universitas Mercu Buana.

Erikson, Erik H. 1989. Identitas dan siklus hidup manusia. Terj. Jakarta: Gramedia.

Feist, Jess dan Feist, Gregory J. 2008. Theories of personality, Ed. Keenam.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Garliah, L. & Wulandari, B. (2003). Hubungan antara religiusitas dengan altruisme

pada mahasiswa universitas sumatera utara yang beragama islam. Jurnal

Pemikiran dan Penelitian Psikologi, 1(2) 115-127.

Goleman, Daniel. 2007. Social intelligence. Ilmu baru tentang hubungan antar-

manusia. Terj. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi perkembangan. Jakarta: Kencana, Prenada Media

Group.

Kail, Robert V. dan Cavanaugh, John C. 2010. Human development: a life-span view.

USA: Wadsworth, Cengage Learning.

Limanto, Yennie dan Setiawan, Jenny L. 2007. Orientasi religius dewasa madya

kristen dalam pelayanan gereja. Skripsi. Surabaya: Universitas Surabaya.

Mappiare, Drs. Andi. 1983. Psikologi orang dewasa. Surabaya: Usaha Nasional.

McCarty, John A. and Shrum L.J. 2001. Journal of public policy & marketing, Vol. 20,

No. 1, Competition Policy and Antitrust Law. pp. 93-10. United Stated:

American Marketing Assosiation.

Myers, David G. 1994. Exploring social psychlogy. United States: McGraw-Hill, Inc.

Myers, David G. 2012. Psikologi sosial Ed. 10, Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika.

Myers, David G. 2012. Psikologi sosial Ed. 10, Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.

Organ, Dennis W., Podsakoff, Philip M., dan MacKenzie. Scott B. 2006.

Organizational citizenship behavior: its nature, antecedants, and

consequences. London: SAGE Publications.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

67

Papalia, Diane E., Olds, Selley Wendkos dan Feldman, Ruth Duskin. 2009.

Perkembangan manusia. Terj. Jakarta: Salemba.

Perangin-angin, Eva Emenita Br. 2014. Hubungan antara kecerdasan emosional

dengan perilaku prososial pada polisi. SKRIPSI. Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma.

Putri, Siska Adinda Prabowo. 2012. Karir dan pekerjaan di masa dewasa awal dan

dewasa madya. Skripsi. Semarang: Universitas AKI Semarang.

Rahayuningsih, Retno. 2014. Konsep diri waria dewasa madya yang sukses mencapai

tugas perkembangan. Skripsi. Jakarta: Universitas Gunadarma

Rahman, Dr. Agus Abdul. 2013. Psikologi sosial: integrasi pengetahuan wahyu dan

pengetahuan empirik. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Retnaningsih. 2005. Peranan kualitas aitachment, usia dan gender pada perilaku

prososial. Skripsi. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Rohmah, Ainur. 2015. Perilaku menolong ditinjau dari latar belakang jenis kelamin

dan bias kelompok agama pada siswa SMA A. Wahid Hasyim. Skripsi. Malang:

Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim.

Ryff, C. D. (1995). Psychological well-being in adult life. Current Directions in

Psychological Science, Vol. 4, No. 4 (Aug., 1995), pp. 99-104.

Santoso, Singgih. 2014. Panduan lengkap SPSS Versi 20, Edisi Revisi. Jakarta:

Gramedia.

Santrock, John W. 2011. Life-span development, 13rd ed. Universitas of Texas, Dallas:

McGraw-Hill.

Santrock, Jhon W. 2012. Perkembangan masa hidup, Edisi Ketigabelas, Jilid 2. Terj.

Jakarta: Erlangga.

Sarwono, Sarlinto W. dan Meinarno, Eko A. 2009. Psikologi sosial. Jakarta: Salemba

Humanika.

Sedarmayanti, Prof. DR. Hj. dan Hidayat, Drs. Syarifudin. 2011. Metodologi

penelitian. Bandung: Mandar Maju.

Seymour, Alan Shiell Janelle. 2002. Preferences for public health insurance: egotism

or altruism?. International Journal of Social Economics, Vol. 29 Iss 5 pp. 356

– 369. United Kingdom: Emerald Insight.

Shaw, Gary C. 1980. Studies in soviet thought. Vol. 21, No. 4, pp. 331-339. Journal.

United Stated: Springer.

Siregar, Ir. Syofian. 2013. Metode penelitian kuantitatif: dilengkapi perbandingan

perhitungan manual & SPSS. Jakarta: Prenada Media.

Staub, Ervin. 1978. Positive social behavior and morality. United Stated of America:

Academic Press, Inc.

Sumanto, M. A. 2014. Psikologi perkembangan, fungsi dan teori. Yogyakarta: CAPS.

Supratiknya, Prof. DR. Agustinus. 2014. Pengukuran psikologis. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

Supratiknya, Prof. DR. Agustinus. 2015. Metodologi penelitian kuantitatif & kualitatif.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

68

Taufik M.Si., Dr. 2012. Empati: pendekatan psikologi sosial. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.

Upton, Penney. 2012. Psikologi perkembangan. Terj. Jakarta: Erlangga.

Wakefield, Jerome C. 1993. Is altruism part of human nature? toward a theoretical

foundation for the helping professions. Journal. Vol. 67, No. 3, pp. 406-458.

Chicago: The University of Chicago Press.

Wibowo, Agus ferry, Yuliadi, Istar., dan Karyanta, Nugraha Arif. 2014. Perbedaan

derajat ereksi pria dewasa di tinjau dari tingkat stress di kelurahan jagalan

surakarta. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Widaty, Cucu. 2014. Perubahan kehidupan gotong royong masyarakat pedesaan di

kecamatan padaherang kabupaten pangandaran. Skripsi. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia.

Widi, Restu Kartiko. 2010. Asas metodologi penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

69

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

70

Lampiran 1

Blue Print Skala Altruisme

No. Aspek Indikator Item

Favorable Unfavorable

1. Kognitif:

Dapat memahami

orang lain,

menyadari dan

meyakini bahwa

orang lain

membutuhkan

bantuannya serta

memiliki keinginan

untuk

meningkatkan

kesejahteraan

orang lain.

Dapat memahami

orang lain.

1, Saya akan

berusaha

memberikan

pertolongan kepada

orang yang sedang

menangis, karena

saya dapat

memahami perasaan

orang tersebut

4 Ketika ada orang lain

menangis, saya

kesulitan memahami

alasan dibalik

kesedihannya

7 Hati saya tergerak

untuk menolong

orang lain yang

sedang mengalami

kesusahan

10 Ketika ada orang

lain bercerita tentang

masalahnya, saya

kesulitan memahami

ceritanya

Menyadari orang

lain membutuhkan

bantuan

13 Ketika melihat

orang lain terjatuh,

saya akan segera

menolongnya,

karena saya sadar ia

membutuhkan saya

16 Saya hanya akan

memberikan

pertolongan jika orang

lain meminta kepada

saya

Memiliki

keyakinan bahwa

orang lain

membutuhkan

bantuan

19 Setiap manusia

tidak dapat hidup

sendiri, sehingga

saya akan berusaha

untuk terus

memberikan

pertolongan pada

orang lain

22 Saya yakin setiap

orang bisa

berkembang sendiri,

sehingga saya tidak

perlu memberikan

pertolongan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

71

Memiliki

keinginan untuk

meningkatkan

kesejahteraan

orang lain

25 Saya menolong

orang lain, karena

saya ingin orang lain

memiliki hidup yang

lebih sejahtera

28 Yang paling

penting adalah

kesejahteraan diri saya

31 Saya tergerak

untuk menolong

orang yang sedang

mengalami

kesulitan, agar

mereka terlepas dari

penderitaan

34 Saya yakin setiap

orang bisa

menyelesaikan

masalahnya sendiri,

sehingga saya tidak

perlu mengurangi

bebannya

Berusaha

memberikan

perhatian pada

orang lain yang

membutuhkan 14

37 Saya akan

berusaha untuk

memberikan

perhatian pada orang

lain, terlebih saat

mereka sedang

mengalami

kesulitan.

40 Saya tidak perlu

memperhatikan orang

lain, karena setiap

orang memiliki urusan

masing-masing

2. Afektif:

Dapat merasakan

apa yang orang lain

rasakan. Berusaha

memberikan kasih

sayang, perhatian,

dan kepedulian

pada orang lain.

Selain itu memiliki

nilai-nilai dalam

memberikan

pertolongan kepada

orang lain.

Meningkatnya

perasaan dan emosi

positif di dalam

Dapat merasakan

apa yang orang

lain rasakan

5 Saya dapat

merasakan

kebutuhan orang

lain, sehingga saya

tergerak untuk

menolong

2Saya kesulitan untuk

merasakan apa yang

orang lain rasakan

Berusaha

menunjukan

perasaan kasih

sayang dan

perhatian pada

orang lain

11 Saya akan

berusaha

memberikan

pertolongan kepada

orang lain dengan

perhatian dan penuh

kasih sayang

8 Menolong orang lain

tidak perlu didasari

dengan rasa kasih

sayang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

72

diri, serta merasa

dibutuhkan.

Memberikan

pertolongan karena

merasa peduli

kepada orang lain

17 Saya akan segera

menolong orang lain

ketika mengalami

masalah, karena saya

merasa peduli pada

orang tersebut

14 Saya tidak mudah

tergerak untuk

menolong orang lain,

karena setiap orang

memiliki urusan

masing-masing

23 Saya tergerak

untuk menolong

orang lain yang tidak

dikenal, karena saya

merasa peduli

20 Saya tidak mudah

menolong orang yang

tidak dikenal

29 Rasa kepedulian

yang saya miliki

akan saya tunjukkan

melalui pertolongan

yang akan saya

berikan kepada

orang yang

membutuhkan

26 Saya tidak akan

menunjukkan

kepedulian saya

dengan memberikan

pertolongan, apalagi

kepada orang yang

tidak saya kenal

Memiliki

keyakinan atas

nilai dari

pertolongan.

35 Menolong orang

lain adalah tindakan

yang bernilai

sehingga saya

tergerak untuk

memberikan

pertolongan

32 Menolong orang

lain adalah tindakan

yang sia-sia

Memiliki perasaan

dan emosi positif

41 Menolong orang

lain akan

memberikan dampak

positif bagi saya

38 Menolong orang

lain tidak akan

berdampak apa-apa

terhadap diri saya

43 Suasana hati saya

akan berubah

menjadi lebih baik

dan bersemangat

ketika saya

menolong orang

lain.

45 Menolong orang

lain tidak mengubah

perasaan saya menjadi

lebih positif

47 Saya akan merasa

berharga ketika

dapat menolong

50 Menurut saya,

memberi pertolongan

tidak membuat saya

merasa lebih berharga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

73

Merasa dibutuhkan

22

51 Saya merasa

pertolongan saya

akan sangat

dibutuhkan oleh

orang lain, sehingga

saya akan berusaha

membantu orang

lain

48 Menurut saya,

setiap orang dapat

memecahkan

masalahnya sendiri,

sehingga saya tidak

perlu memberikan

pertolongan kepada

orang yang memiliki

masalah

49 Orang lain

membutuhkan

pertolongan saya

52 Saya merasa orang

lain tidak

membutuhkan bantuan

saya, sehingga saya

tidak perlu menolong

3. Tindakan:

Memiliki keinginan

untuk menolong

maka mereka akan

menindaklanjutinya

dengan bertindak,

yaitu memberikan

pertolongan tanpa

menuntut imbalan

dalam bentuk

apapun.

mengekspresikan

kepedulian dan

mencoba sesuatu

untuk

meringkankan

penderitaan orang

lain. Bentuk

pertolongan yang

diberikan adalah

pertolongan yang

sukarela.

Memberikan

pertolongan karena

memiliki

keinginan dari

dalam diri

3 Saya akan

memberikan

pertolongan kepada

orang lain yang

didasari oleh

keinginan saya

sendiri.

6 Saya perlu

diingatkan orang lain

untuk memberikan

pertolongan

9 Saya ingin

menolong orang lain

tanpa paksaan dari

pihak manapun

12 Saya menolong

orang lain jika

terpaksa

15 Saya akan

menyempatkan diri

untuk menolong

orang lain yang

mengalami

kesulitan, meskipun

saya sedang sibuk

18 Saya tidak akan

berusaha untuk

menolong orang lain

ketika saya sedang

sibuk

Menolong untuk

meringankan

penderitaan orang

lain

21 Saya ingin

meringankan

penderitaan orang

lain, sehingga saya

24 Setiap orang dapat

meringankan

penderitaannya

sendiri, sehingga saya

tidak perlu menolong

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

74

tergerak untuk

menolong

Memberikan

pertolongan tanpa

menuntut imbalan

apapun dan dengan

sukarela 16

27 Saya tidak akan

meminta imbalan

dalam bentuk apapun

atas bantuan yang

saya berikan.

30 Saya

mempertimbangkan

keuntungan dan

kerugian dalam

memberikan

pertolongan

33 Meskipun tidak

ada keuntungan yang

saya dapat, saya akan

tetap menolong

36 Jika menolong tidak

menguntungkan saya,

saya tidak akan mau

memberi pertolongan

39 Saya akan

memberikan

pertolongan kepada

orang lain, karena

didasari oleh

keikhlasan dan tanpa

pamrih

42 Menurut saya, tidak

ada pertolongan yang

diberikan dengan

cuma-cuma

44 Dilihat atau tidak

dilihat orang lain,

saya akan tetap

memberi

pertolongan

46 Saya suka

memberitahu orang

lain bahwa saya

adalah orang suka

menolong

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

75

Lampiran 2

Skala Uji Coba

SKALA PENELITIAN PSIKOLOGI

Disusun oleh :

Felinsa Oktora Tanau

129114015

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

76

Salam Sejahtera.

Perkenalkan, saya Felinsa Oktora Tanau. Saya adalah mahasiswi Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam rangka memenuhi

persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir, maka saya mengharapkan partisipasi

anda untuk mengisi skala ini. Topik penelitian saya adalah tentang relasi antar individu.

Informasi yang anda berikan akan menjadi informasi yang berguna apabila

anda memberikan jawaban yang jujur, spontan, dan apa adanya. Tidak ada jawaban

yang benar atau yang salah, maka silakan anda memberikan jawaban yang paling sesuai

dengan diri anda. Saya memahami bahwa mungkin saja jawaban yang anda berikan

bersifat rahasia. Oleh karena itu, saya akan menjaga kerahasiaan identitas dan jawaban

yang telah anda berikan. Saya hanya akan menggunakan informasi dari anda untuk

kepentingan penelitian ini saja.

Saya mengucapkan terimakasih atas kerjasama dan kesediaan anda untuk

mengisi skala ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

77

LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN

Setelah membaca dan memahami informasi yang berkaitan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Sdri. Felinsa Oktora Tanau, saya bersedia berpartisipasi dalam

penelitian ini. Saya berpartisipasi secara suka rela dan tanpa paksaan atau tekanan dari

pihak tertentu.

Semua jawaban yang saya berikan dalam skala penelitian merupakan jawaban

yang jujur dan murni berasal dari diri saya yang sesungguhnya, dan bukan berdasarkan

apa yang benar atau salah dan apa yang baik atau buruk dalam masyarakat.

Saya juga mengijinkan peneliti untuk menggunakan jawaban-jawaban yang

saya berikan untuk kepentingan penelitian ini.

Menyetujui,

…………, ……………. 2016

(Tanda Tangan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

78

IDENTITAS

Inisial :

Usia : Tahun

Jenis Kelamin : P / L (lingkari yang sesuai)

Status Pernikahan : Belum / Menikah (lingkari yang sesuai)

Pekerjaan :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

79

PETUNJUK

1. Skala ini bertujuan untuk meneliti tentang relasi antar individu.

2. Skala ini terdiri atas pernyataan-pernyataan. Di samping setiap pernyataan,

disediakan pilihan jawaban berkisar antara:

SS = Sangat Setuju,

S = Setuju,

TS = Tidak Setuju,

STS = Sangat Tidak Setuju.

Tugas Anda adalah menyatakan kesetujuan/ketidaksetujuan Anda

terhadap masing-masing pernyataan dengan memilih salah satu pilihan jawaban

dengan cara memberi tanda X pada kolom pilihan jawaban yang sesuai.

Contoh pengisian

Pernyataan SS S TS STS

Saya adalah seorang yang pemalu X

Contoh penggantian jawaban

Pernyataan SS S TS STS

Saya adalah seorang yang pemalu X X

3. Kerjakanlah secara langsung pada lembar skala yang disediakan.

4. Dalam mengerjakan skala ini, bekerjalah secara spontan. Tidak ada jawaban

benar atau salah, yang penting kerjakanlah sesuai keadaan Anda yang

sebenarnya. Skala ini tidak berpengaruh terhadap penilaian pribadi Anda.

5. Jangan ada pernyataan yang terlewati.

=Selamat Mengerjakan=

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

80

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

1. Saya akan berusaha memberikan pertolongan

kepada orang yang sedang menangis, karena

saya dapat memahami perasaan orang tersebut.

2. Saya kesulitan untuk merasakan apa yang orang

lain rasakan.

3. Saya akan memberikan pertolongan kepada

orang lain yang didasari oleh keinginan saya

sendiri.

4. Ketika ada orang lain menangis, saya kesulitan

memahami alasan dibalik kesedihannya.

5. Saya dapat merasakan kebutuhan orang lain,

sehingga saya tergerak untuk menolong.

6. Saya perlu diingatkan orang lain untuk

memberikan pertolongan.

7. Hati saya tergerak untuk menolong orang lain

yang sedang mengalami kesusahan.

8. Menolong orang lain tidak perlu didasari

dengan rasa kasih sayang.

9. Saya ingin menolong orang lain tanpa paksaan

dari pihak manapun.

10. Ketika ada orang lain bercerita tentang

masalahnya, saya kesulitan memahami

ceritanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

81

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

11. Saya akan berusaha memberikan pertolongan

kepada orang lain dengan perhatian dan penuh

kasih sayang.

12. Saya menolong orang lain jika terpaksa.

13. Ketika melihat orang lain terjatuh, saya akan

segera menolongnya, karena saya sadar ia

membutuhkan saya.

14. Saya tidak mudah tergerak untuk menolong

orang lain, karena setiap orang memiliki urusan

masing-masing.

15. Saya akan menyempatkan diri untuk menolong

orang lain yang mengalami kesulitan, meskipun

saya sedang sibuk.

16. Saya hanya akan memberikan pertolongan jika

orang lain meminta kepada saya.

17. Saya akan segera menolong orang lain ketika

mengalami masalah, karena saya merasa peduli

pada orang tersebut.

18. Saya tidak akan berusaha untuk menolong orang

lain ketika saya sedang sibuk.

19. Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri,

sehingga saya akan berusaha untuk terus

memberikan pertolongan pada orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

82

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

20. Saya tidak mudah menolong orang yang tidak

dikenal.

21. Saya ingin meringankan penderitaan orang lain,

sehingga saya tergerak untuk menolong.

22. Saya yakin setiap orang bisa berkembang

sendiri, sehingga saya tidak perlu memberikan

pertolongan.

23. Saya tergerak untuk menolong orang lain yang

tidak dikenal, karena saya merasa peduli.

24. Setiap orang dapat meringankan penderitaannya

sendiri, sehingga saya tidak perlu menolong.

25. Saya menolong orang lain, karena saya ingin

orang lain memiliki hidup yang lebih sejahtera.

26. Saya tidak akan menunjukkan kepedulian saya

dengan memberikan pertolongan, apalagi

kepada orang yang tidak saya kenal.

27. Saya tidak akan meminta imbalan dalam bentuk

apapun atas bantuan yang saya berikan.

28. Kesejahteraan diri saya adalah yang terpenting.

29. Rasa kepedulian yang saya miliki akan saya

tunjukkan melalui pertolongan yang akan saya

berikan kepada orang yang membutuhkan.

30. Saya mempertimbangkan keuntungan dan

kerugian dalam memberikan pertolongan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

83

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

31. Saya tergerak untuk menolong orang yang

sedang mengalami kesulitan, agar mereka

terlepas dari penderitaan.

32. Menolong orang lain adalah tindakan yang sia-

sia.

33. Meskipun tidak ada keuntungan yang saya

dapat, saya akan tetap menolong.

34. Saya yakin setiap orang bisa menyelesaikan

masalahnya sendiri, sehingga saya tidak perlu

mengurangi bebannya.

35. Menolong orang lain adalah tindakan yang

bernilai sehingga saya tergerak untuk

memberikan pertolongan.

36. Jika menolong tidak menguntungkan saya, saya

tidak akan mau memberi pertolongan.

37. Saya akan berusaha untuk memberikan

perhatian pada orang lain, terlebih saat mereka

sedang mengalami kesulitan.

38. Menolong orang lain tidak akan berdampak apa-

apa terhadap diri saya.

39. Saya akan memberikan pertolongan kepada

orang lain, karena didasari oleh keikhlasan dan

tanpa pamrih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

84

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

40. Saya tidak perlu memperhatikan orang lain,

karena setiap orang memiliki urusan masing-

masing.

41. Menolong orang lain akan memberikan dampak

positif bagi saya.

42. Menurut saya, tidak ada pertolongan yang

diberikan dengan cuma-cuma.

43. Suasana hati saya akan berubah menjadi lebih

baik dan bersemangat ketika saya menolong

orang lain.

44. Dilihat atau tidak dilihat orang lain, saya akan

tetap memberi pertolongan.

45. Menolong orang lain tidak mengubah perasaan

saya menjadi lebih positif.

46. Saya suka memberitahu orang lain bahwa saya

adalah orang suka menolong.

47. Saya akan merasa berharga ketika dapat

menolong.

48. Menurut saya, setiap orang dapat memecahkan

masalahnya sendiri, sehingga saya tidak perlu

memberikan pertolongan kepada orang yang

memiliki masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

85

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

49. Orang lain membutuhkan pertolongan saya.

50. Menurut saya, memberi pertolongan tidak

membuat saya merasa lebih berharga.

51. Saya merasa pertolongan saya akan sangat

dibutuhkan oleh orang lain, sehingga saya akan

berusaha membantu orang lain.

52. Saya merasa orang lain tidak membutuhkan

bantuan saya, sehingga saya tidak perlu

menolong.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

86

Lampiran 3

Skala Altruisme

SKALA PENELITIAN PSIKOLOGI

Disusun oleh :

Felinsa Oktora Tanau

129114015

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

87

Salam Sejahtera.

Perkenalkan, saya Felinsa Oktora Tanau. Saya adalah mahasiswi Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam rangka memenuhi

persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir, maka saya mengharapkan partisipasi

anda untuk mengisi skala ini. Topik penelitian saya adalah tentang relasi antar individu.

Informasi yang anda berikan akan menjadi informasi yang berguna apabila

anda memberikan jawaban yang jujur, spontan, dan apa adanya. Tidak ada jawaban

yang benar atau yang salah, maka silakan anda memberikan jawaban yang paling sesuai

dengan diri anda. Saya memahami bahwa mungkin saja jawaban yang anda berikan

bersifat rahasia. Oleh karena itu, saya akan menjaga kerahasiaan identitas dan jawaban

yang telah anda berikan. Saya hanya akan menggunakan informasi dari anda untuk

kepentingan penelitian ini saja.

Saya mengucapkan terimakasih atas kerjasama dan kesediaan anda untuk

mengisi skala ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

88

LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN

Setelah membaca dan memahami informasi yang berkaitan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Sdri. Felinsa Oktora Tanau, saya bersedia berpartisipasi dalam

penelitian ini. Saya berpartisipasi secara suka rela dan tanpa paksaan atau tekanan dari

pihak tertentu.

Semua jawaban yang saya berikan dalam skala penelitian merupakan jawaban

yang jujur dan murni berasal dari diri saya yang sesungguhnya, dan bukan berdasarkan

apa yang benar atau salah dan apa yang baik atau buruk dalam masyarakat.

Saya juga mengijinkan peneliti untuk menggunakan jawaban-jawaban yang

saya berikan untuk kepentingan penelitian ini.

Menyetujui,

…..…………, ……………. 2016

(Tanda Tangan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

89

IDENTITAS

Inisial :

Usia : Tahun

Jenis Kelamin : P / L (lingkari yang sesuai)

Status Pernikahan : Belum Menikah / Menikah (lingkari yang sesuai)

Pekerjaan :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

90

PETUNJUK

1. Skala ini bertujuan untuk meneliti tentang relasi antar individu.

2. Skala ini terdiri atas pernyataan-pernyataan. Di samping setiap pernyataan,

disediakan pilihan jawaban berkisar antara:

SS = Sangat Setuju,

S = Setuju,

TS = Tidak Setuju,

STS = Sangat Tidak Setuju.

Tugas Anda adalah menyatakan kesetujuan/ketidaksetujuan Anda

terhadap masing-masing pernyataan dengan memilih salah satu pilihan jawaban

dengan cara memberi tanda X pada kolom pilihan jawaban yang sesuai.

Contoh pengisian

Pernyataan SS S TS STS

Saya adalah seorang yang pemalu X

Contoh penggantian jawaban

Pernyataan SS S TS STS

Saya adalah seorang yang pemalu X X

3. Kerjakanlah secara langsung pada lembar skala yang disediakan.

4. Dalam mengerjakan skala ini, bekerjalah secara spontan. Tidak ada jawaban

benar atau salah, yang penting kerjakanlah sesuai keadaan Anda yang

sebenarnya. Skala ini tidak berpengaruh terhadap penilaian pribadi Anda.

5. Jangan ada pernyataan yang terlewati.

=Selamat Mengerjakan=

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

91

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

1. Saya dapat merasakan kebutuhan orang lain,

sehingga saya tergerak untuk menolong.

2. Saya perlu diingatkan orang lain untuk memberikan

pertolongan.

3. Hati saya tergerak untuk menolong orang lain yang

sedang mengalami kesusahan.

4. Saya ingin menolong orang lain tanpa paksaan dari

pihak manapun.

5. Saya akan berusaha memberikan pertolongan

kepada orang lain dengan perhatian dan penuh kasih

sayang.

6. Saya menolong orang lain jika terpaksa.

7. Ketika melihat orang lain terjatuh, saya akan segera

menolongnya, karena saya sadar ia membutuhkan

saya.

8. Saya tidak mudah tergerak untuk menolong orang

lain, karena setiap orang memiliki urusan masing-

masing.

9. Saya akan menyempatkan diri untuk menolong

orang lain yang mengalami kesulitan, meskipun

saya sedang sibuk.

10. Saya hanya akan memberikan pertolongan jika

orang lain meminta kepada saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

92

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

11. Saya akan segera menolong orang lain ketika

mengalami masalah, karena saya merasa peduli

pada orang tersebut.

12. Saya tidak akan berusaha untuk menolong orang

lain ketika saya sedang sibuk.

13. Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri, sehingga

saya akan berusaha untuk terus memberikan

pertolongan pada orang lain.

14. Saya tidak mudah menolong orang yang tidak

dikenal.

15. Saya ingin meringankan penderitaan orang lain,

sehingga saya tergerak untuk menolong.

16. Saya yakin setiap orang bisa berkembang sendiri,

sehingga saya tidak perlu memberikan pertolongan.

17. Saya tergerak untuk menolong orang lain yang tidak

dikenal, karena saya merasa peduli.

18. Setiap orang dapat meringankan penderitaannya

sendiri, sehingga saya tidak perlu menolong.

19. Saya tidak akan menunjukkan kepedulian saya

dengan memberikan pertolongan, apalagi kepada

orang yang tidak saya kenal.

20. Saya tidak akan meminta imbalan dalam bentuk

apapun atas bantuan yang saya berikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

93

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

21. Rasa kepedulian yang saya miliki akan saya

tunjukkan melalui pertolongan yang akan saya

berikan kepada orang yang membutuhkan.

22. Saya mempertimbangkan keuntungan dan kerugian

dalam memberikan pertolongan.

23. Saya tergerak untuk menolong orang yang sedang

mengalami kesulitan, agar mereka terlepas dari

penderitaan.

24. Menolong orang lain adalah tindakan yang sia-sia.

25. Meskipun tidak ada keuntungan yang saya dapat,

saya akan tetap menolong.

26. Saya yakin setiap orang bisa menyelesaikan

masalahnya sendiri, sehingga saya tidak perlu

mengurangi bebannya.

27. Menolong orang lain adalah tindakan yang bernilai

sehingga saya tergerak untuk memberikan

pertolongan.

28. Jika menolong tidak menguntungkan saya, saya

tidak akan mau memberi pertolongan.

29. Saya akan berusaha untuk memberikan perhatian

pada orang lain, terlebih saat mereka sedang

mengalami kesulitan.

30. Saya akan memberikan pertolongan kepada orang

lain, karena didasari oleh keikhlasan dan tanpa

pamrih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

94

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

31. Saya tidak perlu memperhatikan orang lain, karena

setiap orang memiliki urusan masing-masing.

32. Menolong orang lain akan memberikan dampak

positif bagi saya.

33. Suasana hati saya akan berubah menjadi lebih baik

dan bersemangat ketika saya menolong orang lain.

34. Dilihat atau tidak dilihat orang lain, saya akan tetap

memberi pertolongan.

35. Saya akan merasa berharga ketika dapat menolong.

36. Menurut saya, setiap orang dapat memecahkan

masalahnya sendiri, sehingga saya tidak perlu

memberikan pertolongan kepada orang yang

memiliki masalah.

37. Menurut saya, memberi pertolongan tidak membuat

saya merasa lebih berharga.

38. Saya merasa pertolongan saya akan sangat

dibutuhkan oleh orang lain, sehingga saya akan

berusaha membantu orang lain.

39. Saya merasa orang lain tidak membutuhkan bantuan

saya, sehingga saya tidak perlu menolong.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

95

Lampiran 4

Korelasi Item Total Skala Altruisme

Item Total Statistic

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

X5 119.09 122.325 .521 .922

X6 119.04 123.857 .303 .924

X7 118.87 122.397 .462 .923

X9 118.64 123.223 .380 .924

X11 119.08 122.175 .447 .923

X12 118.79 122.390 .421 .923

X13 118.99 121.949 .491 .923

X14 119.15 119.301 .539 .922

X15 119.25 121.866 .528 .922

X16 119.23 122.825 .390 .924

X17 119.08 121.145 .514 .922

X18 119.29 121.703 .581 .922

X19 118.89 123.008 .318 .925

X20 119.43 122.530 .411 .923

X21 119.02 120.909 .662 .921

X22 119.13 121.730 .472 .923

X23 119.15 122.250 .463 .923

X24 119.15 121.866 .478 .923

X26 119.09 122.063 .385 .924

X27 118.82 123.078 .309 .925

X29 119.03 122.514 .434 .923

X30 119.08 122.579 .400 .923

X31 119.12 122.309 .593 .922

X32 118.58 121.923 .514 .922

X33 118.92 120.438 .617 .921

X34 119.11 121.634 .481 .923

X35 118.92 121.428 .451 .923

X36 118.79 122.168 .472 .923

X37 119.01 122.515 .438 .923

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

96

X39 118.80 120.848 .568 .922

X40 119.13 118.680 .609 .921

X41 118.69 122.923 .407 .923

X43 118.84 122.681 .383 .924

X44 118.81 121.489 .559 .922

X47 118.94 120.602 .507 .922

X48 119.14 120.202 .568 .922

X50 119.05 121.967 .430 .923

X51 119.17 121.435 .466 .923

X52 119.01 120.778 .586 .922

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

97

Lampiran 5

Uji Reliabilitas alpha cronbach Skala Altruisme

Reliability Statistic

Cronbach's Alpha N of Items

0,925 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

98

Lampiran 6

Data Deskriptif Subjek Penelitian

Statistics

Kelompok Usia Jenis Kelamin Status

Pernikahan

Pekerjaan TOTAL

N Valid 200 200 200 200 200 200

Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 1.50 35.46 1.38 1.71 130.07

Std. Error of Mean .035 .748 .034 .032 .798

Median 1.50 35.50 1.00 2.00 127.00

Mode 1a 25 1 2 118a

Std. Deviation .501 10.572 .485 .455 11.285

Variance .251 111.767 .236 .207 127.352

Skewness .000 .459 .520 -.933 .750

Std. Error of Skewness .172 .172 .172 .172 .172

Kurtosis -2.020 -.765 -1.747 -1.142 -.300

Std. Error of Kurtosis .342 .342 .342 .342 .342

Range 1 40 1 1 42

Minimum 1 20 1 1 114

Maximum 2 60 2 2 156

Sum 300 7091 275 342 26014

Percentiles

25 1.00 26.00 1.00 1.00 121.00

50 1.50 35.50 1.00 2.00 127.00

75 2.00 42.75 2.00 2.00 137.00

Kelompok

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

AWAL 100 50.0 50.0 50.0

MADYA 100 50.0 50.0 100.0

Total 200 100.0 100.0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

99

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

20 4 2.0 2.0 2.0

21 6 3.0 3.0 5.0

22 7 3.5 3.5 8.5

23 11 5.5 5.5 14.0

24 7 3.5 3.5 17.5

25 13 6.5 6.5 24.0

26 4 2.0 2.0 26.0

27 7 3.5 3.5 29.5

28 8 4.0 4.0 33.5

29 8 4.0 4.0 37.5

30 4 2.0 2.0 39.5

31 9 4.5 4.5 44.0

32 5 2.5 2.5 46.5

33 1 .5 .5 47.0

34 3 1.5 1.5 48.5

35 3 1.5 1.5 50.0

36 12 6.0 6.0 56.0

37 6 3.0 3.0 59.0

38 9 4.5 4.5 63.5

39 4 2.0 2.0 65.5

40 7 3.5 3.5 69.0

41 5 2.5 2.5 71.5

42 7 3.5 3.5 75.0

43 5 2.5 2.5 77.5

44 1 .5 .5 78.0

45 4 2.0 2.0 80.0

46 4 2.0 2.0 82.0

47 4 2.0 2.0 84.0

48 3 1.5 1.5 85.5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

100

49 7 3.5 3.5 89.0

50 2 1.0 1.0 90.0

51 3 1.5 1.5 91.5

53 3 1.5 1.5 93.0

54 1 .5 .5 93.5

55 3 1.5 1.5 95.0

56 3 1.5 1.5 96.5

57 2 1.0 1.0 97.5

58 2 1.0 1.0 98.5

59 1 .5 .5 99.0

60 2 1.0 1.0 100.0

Total 200 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Laki-laki 125 62.5 62.5 62.5

Perempuan 75 37.5 37.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

Status Pernikahan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Belum Menikah 58 29.0 29.0 29.0

Menikah 142 71.0 71.0 100.0

Total 200 100.0 100.0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

101

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

CPNS 1 .5 .5 .5

HONORER 1 .5 .5 1.0

IRT 8 4.0 4.0 5.0

PENSIUNAN

BUMN 1 .5 .5 5.5

PENSIUNAN

POLRI 1 .5 .5 6.0

PHL POLDA 1 .5 .5 6.5

PNS 16 8.0 8.0 14.5

POLRI 121 60.5 60.5 75.0

PSIKOLOG 1 .5 .5 75.5

SECURITY 1 .5 .5 76.0

SWASTA 41 20.5 20.5 96.5

TIDAK BEKERJA 4 2.0 2.0 98.5

WIRASWASTA 3 1.5 1.5 100.0

Total 200 100.0 100.0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

102

Lampiran 7

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

AWAL MADYA

N 100 100

Normal Parametersa,b

Mean 11,1635 2,1301

Std.

Deviation ,37017 ,03586

Most Extreme

Differences

Absolute ,144 ,098

Positive ,144 ,098

Negative -,097 -,080

Kolmogorov-Smirnov Z 1,439 ,981

Asymp. Sig. (2-tailed) ,032 ,291

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

103

Lampiran 8

Uji Homogenitas

Levene Statistic Df Sig.

4,165 198 0,043

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERBEDAAN … · Agnes Wijaya, S.Psi. dan Yulius Sodah, S.Psi. atas dukungan, dampingan, nasihat dan waktunya sehingga skripsi ini dapat berjalan

104

Lampiran 9

Uji Hipotesis

Group Statistic

Kelompok N Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

A 100 123.85 9.632 .963

B 100 135.30 11.439 1.144

Independent Sample t-test

Levene's Test

for Equality

of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig.

(2-

taile

d)

Mean

Differe

nce

Std.

Error

Diffe

rence

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Equal

variances

assumed

4,165 ,043 -7,657 198 ,000 -11,450 1,495 -14,399 -8,501

Equal

variances

not

assumed

-7,657 192,420 ,000 -11,450 1,495 -14,400 -8,500

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI