desain ulang meja kerja teller yang ergonomis dengan...

13
1 DESAIN ULANG MEJA KERJA TELLER YANG ERGONOMIS DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG DHARMAHUSADA Gondo Sampurna Sutji Lestari Rahayu Program Studi Teknik Industri, Unversitas 17 Agustus 1945 Surabaya [email protected] ABSTRAK Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kinerja karyawan yaitu dengan mempertimbangkan beberapa fasilitas penunjang seperti meja kerja. Meja kerja harus didesain senyaman mungkin bagi penggunanya. Pada penelitian ini saya berkesempatan meneliti di Bank Syariah Mandiri. Berdasarkan pengamatan, meja teller yang di gunakan di semua cabang Bank Syariah Mandiri Surabaya masih belum ergonomis, meja yang digunakan masih terlalu tinggi dan lebar. Permasalahan tersebut timbul karena dimensi meja teller tidak sesuai dengan anthropometri penggunanya yang mayoritas adalah pekerja perempuan dengan tinggi tidak lebih dari 165 cm. Dengan begitu akan memungkinkan terjadinya sikap kerja tidak alamiah. Tujuan dari penelitian ini adalah mendesain ulang meja kerja yang ergonomis untuk teller, dengan menggunakan data antropometri sebagai acuan dalam penentuan ukuran meja kerja ergonomis. Pengolahan data antropometri meliputi, uji keseragaman data, uji kecukupan data, dan perhitungan persentil. Dari perhitungan data anthropometri maka akan didapatkan ukuran meja yang ergonomis. Hasil akhir dari penelitian ini adalah menghasilkan produk yang sesuai dengan rancangan. Meja kerja teller dengan ukuran menyesuaikan anthropometri memungkinkan pengguna bekerja dengan sikap kerja alamiah yaitu dengan posisi duduk dan berdiri tegak normal, jarak jangkauan menjadi lebih dekat sehingga dapat mengurangi keluhan sakit pada leher, punggung dan bagian tubuh lainnya. Kata kunci : Desain meja, ergonomis, anthropometri.

Upload: phamkhue

Post on 09-Jun-2019

271 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

DESAIN ULANG MEJA KERJA TELLER YANG ERGONOMIS

DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI PADA BANK SYARIAH

MANDIRI CABANG DHARMAHUSADA

Gondo Sampurna

Sutji Lestari Rahayu

Program Studi Teknik Industri, Unversitas 17 Agustus 1945 Surabaya

[email protected]

ABSTRAK

Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kinerja karyawan yaitu

dengan mempertimbangkan beberapa fasilitas penunjang seperti meja kerja.

Meja kerja harus didesain senyaman mungkin bagi penggunanya. Pada

penelitian ini saya berkesempatan meneliti di Bank Syariah Mandiri.

Berdasarkan pengamatan, meja teller yang di gunakan di semua cabang Bank

Syariah Mandiri Surabaya masih belum ergonomis, meja yang digunakan masih

terlalu tinggi dan lebar. Permasalahan tersebut timbul karena dimensi meja teller

tidak sesuai dengan anthropometri penggunanya yang mayoritas adalah pekerja

perempuan dengan tinggi tidak lebih dari 165 cm. Dengan begitu akan

memungkinkan terjadinya sikap kerja tidak alamiah. Tujuan dari penelitian ini

adalah mendesain ulang meja kerja yang ergonomis untuk teller, dengan

menggunakan data antropometri sebagai acuan dalam penentuan ukuran meja

kerja ergonomis. Pengolahan data antropometri meliputi, uji keseragaman data,

uji kecukupan data, dan perhitungan persentil. Dari perhitungan data

anthropometri maka akan didapatkan ukuran meja yang ergonomis. Hasil akhir

dari penelitian ini adalah menghasilkan produk yang sesuai dengan rancangan.

Meja kerja teller dengan ukuran menyesuaikan anthropometri memungkinkan

pengguna bekerja dengan sikap kerja alamiah yaitu dengan posisi duduk dan

berdiri tegak normal, jarak jangkauan menjadi lebih dekat sehingga dapat

mengurangi keluhan sakit pada leher, punggung dan bagian tubuh lainnya.

Kata kunci : Desain meja, ergonomis, anthropometri.

2

ABSTRACT

One of the factors that can improve the performance of employees is to

consider some supporting facilities such as desks. The desk should be as

comfortable as possible for the user. In this research I had the opportunity to

research in Bank Syariah Mandiri. Based on the observation, the teller table used

in all branches of Bank Syariah Mandiri Surabaya is still not ergonomic, the

table used is still too high and wide. The problem arises because the dimension

of the teller table is not in accordance with the anthropometry of its users which

the majority are female workers with a height of not more than 165 cm. This will

allow unnatural work attitude. The purpose of this research is to redesign the

ergonomic desk for teller, using anthropometric data as reference in determining

the size of ergonomic workbench. Anthropometric data processing includes, data

uniformity test, data adequacy test, and percentile calculation. From the

calculation of anthropometry data will get ergonomic table size. The end result

of this research is to produce the product according to the design. The

anthropometry telltale worktable allows the user to work with a natural working

attitude that is in a sitting position and stands up normally, the range reaches

closer so as to reduce complaints of pain in the neck, back, and other body parts.

Keywords: Desk design, ergonomic, anthropometry.

3

PENDAHULUAN

Bank merupakan bentuk perusahaan jasa keuangan. Kualitas perusahaan

tersebut sangat ditentukan bagaimana peranan sumber daya manusia yang

mereka miliki. Teller adalah suatu posisi di dalam struktur organisasi perbankan

yang ditempatkan sebagai frontliner untuk melayani nasabah. Pada studi kasus

ini saya berkesempatan meneliti di Bank Syariah Mandiri . Pekerjaan teller

adalah semua yg meliputi pengelolaan uang di dalam bank. Baik itu transaksi

seperti setor tunai, tarik tunai, transfer dan lain lain, serta pengelolaan uang

dalam brankas yang harus selalu dipantau jumlahnya agar saldo kas tidak

mengalami kelebihan atau kekurangan .

Ketika sedang bertransaksi, teller dituntut untuk cekatan agar nasabah

dapat dilayani dengan cepat. Disamping itu teller juga harus memiliki skill

menghitung cepat dan ketelitian tinggi. Dengan peralatan kerja yang memadai

akan menunjang kinerja teller semakin baik. Jika diperhatikan sikap kerja teller

di dalam ruang kerjanya tidak hanya duduk di kursi tetapi juga berdiri ketika

sedang melayani nasabah. Jadi sikap kerja teller adalah sikap kerja duduk

berdiri. Dengan begitu teller dituntut untuk mempunyai fisik yang kuat

dibanding pekerja lain yang ada di bank karena teller harus aktif bergerak serta

lincah . Kecepatan adalah fokus utama kerja teller, karena itu akan berpengaruh

pada nilai pelayanan. Mekanisme kerja teller antara lain terdiri dari beberapa

transaksi yaitu setor tunai, penarikan tunai, transfer, dll.

Meja kerja adalah fasilitas yang sangat penting untuk menunjang kinerja

penggunanya . Meja teller harus didesain senyaman mungkin bagi penggunanya.

Di meja teller terdapat peralatan seperti satu perangkat komputer, monitor,

mouse, keyboard, printer, mesin kalkulator, lampu ultraviolet, tempat uang,

tempat slip, tempat alat tulis dan lain lain. Berdasarkan pengukuran, meja teller

Bank Syariah mandiri mempunyai panjang 140 cm, lebar 80 cm, dan tinggi 118

cm . Dari pengamatan tersebut, desain meja teller yang di gunakan oleh semua

cabang Bank Syariah Mandiri di Surabaya masih belum ergonomis, meja yang

digunakan masih terlalu tinggi dan lebar. Permasalahan tersebut timbul karena

dimensi meja teller tidak sesuai dengan anthropometri. Dengan begitu akan

memungkinkan terjadinya sikap kerja tidak alamiah. Posisi tubuh atau sikap

kerja yang tidak alamiah dan cara kerja yang tidak ergonomis dalam waktu lama

dan terus menerus dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan pada

pekerja.

4

Gambar posisi tubuh teller yang membungkuk ketika melayani nasabah

Gambar tempat keyboard yang digunakan masih membatasi ruang gerak kaki

5

Setelah melakukan pengamatan, kemudian dilanjutkan dengan

menyebarkan kuesioner kepada 10 orang teller pada saat akhir hari setelah

bekerja. Didapatkan hasil yaitu dari 28 keluhan otot yang ditanyakan, 12

kategori diantaranya menunjukkan keterangan “sakit”. Responden merasakan

ketidaknyamanan terhadap desain meja yang ada, karena pengguna harus

membungkukkan badan pada saat berdiri melayani nasabah supaya dapat

melihat slip transaksi dengan jelas, tempat keyboard yang digunakan masih

membatasi ruang gerak kaki, dan untuk penataan alat- alat kerja masih jauh dari

jangkauan tangan.

Timbulnya bermacam-macam keluhan otot dikhawatirkan akan

mengganggu konsentrasi dan kinerja teller dalam menghitung uang, akibatnya

dimungkinkan teller mengalami selisih kas. Berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan terhadap meja teller dan

juga stasiun kerjanya untuk mendapatkan meja kerja yang ergonomis dengan

pendekatan anthropometri agar dihasilkan suatu rancangan yang aman dan

nyaman sehingga mengurangi kelelahan pada leher, punggung, kaki, dan bagian

tubuh lainnya pada pengguna.

Data anhropometri

Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan sampel sebanyak 10

orang yang diperoleh dari hasil pengukuran anthropometri teller Bank Syariah

Mandiri se-surabaya. Hal ini didasarkan karena hasil perancangan digunakan

untuk teller Bank Syariah mandiri, sehingga diasumsikan telah dapat mewakili

ukuran anthropometri penggunanya. Adapun data antropometri yang diambil

sesuai dengan variabel penelitian yang telah ditentukan. Rekapitulasi

keseluruhan data anthropometri dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel pengumpulan data anthropometri

ORANG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 DATA

JTD 66 71 72 68 67 67 65 69 66 67

PL 26 26 29 28 30 29 25 30 25 27

TMT 134 138 139 137 135 132 132 136 135 138

TSD 66 66 63 61 62 63 62 66 63 62

TL 43 49 49 50 52 48 49 48 50 49

LB 34 38 41 41 36 38 35 37 35 36

6

Sumber : pengukuran anthropometri teller

Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data anthropometri teller Bank Syariah

Mandiri, maka dilakukan uji keseragaman. Langkah uji keseragaman ini adalah

perhitungan mean dan standar deviasi untuk mengetahui batas kendali atas dan

bawah untuk masing-masing data anthropometri.

Tabel rekapitulasi jumlah data setelah uji keseragaman

Data

anthropometri

Jumlah

data X SD BKA BKB Ket.

JTD 10 67.8 2.25 72.30 63.30 seragam

PL 10 27.5 1.96 31.42 23.58 seragam

TMT 10 135.6 2.46 140.52 130.68 seragam

TSD 10 63.4 1.9 67.19 59.61 seragam

TL 10 48.7 2.31 53.32 44.08 seragam

LB 10 37.1 2.42 41.95 32.25 seragam

Sumber : pengolahan data anthropometri

Setelah dilakukan uji keseragaman data, maka dilakukan uji kecukupan

data yang berfungsi untuk mengetahui apakah data yang diproleh sudah

mencukupi. Dari perhitungan uji kecukupan data yang dilakukan diperoleh

bahwa data pengamatan sudah cukup karena memenuhi syarat N’<N, maka tidak

dibutuhkan pengambilan data lagi.

Tabel rekapitulasi perhitungan data P5 dan P95

Sumber: Perhitungan persentil dari data anthropometri

Data

anthropometri P5 P95

JTD 64.10 71.50

PL 24.28 30.72

TMT 131.56 139.64

TSD 60.28 66.52

TL 44.90 52.50

LB 33.11 41.09

7

Perancangan dimensi meja kerja teller

Setelah dilakukan pengujian data dan perhitungan persentil 5 dan

95, maka langkah selanjutnya adalah menentukan dimensi meja kerja

teller yang dirancang.

1. Perhitungan tinggi meja teller bagian atas

TMA = TMT(P5) – (tan 25◦ x JTD(P5))

= 131.56 – (0.4663 x 64.10)

= 105.92 ≈ 106 cm

Gambar dimensi tinggi meja bagian atas

2. Perhitungan tinggi meja teller bagian bawah

TMB = TSD(P95) + P + a

= 66.52 + 1.5 + 2

= 70.02 ≈ 70 cm

8

Gambar dimensi tinggi meja bagian bawah

3. Perhitungan lebar meja bagian bawah

LMB = (JTD(P5) – PL(P5)) + LMO + a

= (64.10 – 24.28) + 15 + 2

= 56.82 ≈ 57 cm

Gambar dimensi lebar meja bagian bawah

4. Perhitungan panjang meja

PM = LB(P95) + JTD (P5) + (a x 2)

= 41.09 + 64.10 + (10 x 2)

= 125.19 ≈ 125 cm

9

Gambar dimensi panjang meja teller

5. Perhitungan tinggi papan keyboard

TK = TL (P95) + P + a

= 52.50 + 2 + 4

= 58.50 ≈ 59 cm

Gambar dimensi tinggi papan keyboard

10

ANALISA PEMBAHASAN

Pengolahan data dilakukan untuk memperoleh dimensi hasil rancangan

berdasarkan data anthropometri penggunanya. Pengolahan data yang telah

dilakukan menghasilkan dimensi rancangan meja kerja teller yang baru, dapat

dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel dimensi meja kerja teller setelah perbaikan

No Dimensi Rancangan Ukuran

1 Tinggi meja bagian bawah 70 cm

2 Tinggi meja bagian atas 106 cm

3 Lebar meja bagian bawah 57 cm

4 Lebar meja bagian atas 24 cm

5 Panjang meja 125 cm

6 Tinggi papan keyboard 59 cm

7 Panjang papan keyboard 50 cm

8 Lebar papan keyboard 23 cm

9 Panjang laci 35 cm

Sumber : pengukuran setelah produk jadi

Gambar meja kerja teller tampak samping

11

Gambar meja kerja teller tampak depan

Setelah produk jadi, dilakukanlah uji coba produk yang digunakan untuk

menganalisa meja kerja teller yang telah dilakukan perbaikan. Setelah dilakukan

uji coba, langkah selanjutnya yaitu menyebarkan kuesioner keluhan otot dan

kuesioner produk kepada 10 teller yang terlibat. Hasil skor dari kuesioner

kemudian dihitung dengan menggunakan metode likert, dan didapatkan hasil

dari tingkat keluhan otot responden mayoritas mendapatkan interpretasi “Tidak

Sakit”, dengan begitu dapat diartikan bahwa meja yang sudah mengalami

perbaikan ini dinilai lebih ergonomis dan dapat mengurangi tingkat keluhan

yang dialami pengguna dibandingkan dengan meja yang sebelumnya.

12

Gambar teller menggunakan meja yang sudah mengalami perbaikan untuk

bertransaksi

Beberapa keuntungan dari meja kerja teller yang telah mengalami perbaikan,

yaitu :

1. Ketinggian meja disesuaikan dengan anthropometri tinggi tubuh

pengguna, sehingga semua pengguna bisa menggunakannya dengan

nyaman tanpa harus melakukan gerakan-gerakan tubuh yang tidak

alamiah.

2. Ukuran lebar dan panjang meja disesuaikan dengan anthropometri

jangkauan tangan pengguna, sehingga pengguna dimudahkan untuk

mengjangkau komponen-komponen yang digunakan saat bekerja.

3. Peletakkan papan keyboard diatur sedemikian rupa agar kaki

pengguna merasa nyaman, tidak terganggu dengan papan keyboard.

Diberi cukup ruang untuk bergerak agar menghindari kelelahan pada

kaki.

13

KESIMPULAN

Hasil penelitian mengenai desain ulang meja kerja teller yang ergonomis

dengan pendekatan anthropometri dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perbaikan meja kerja teller dengan menggunakan pendekatan

anthropometri diperoleh rancangan meja kerja teller yang lebih

ergonomis.

2. Meja kerja teller dengan ukuran menyesuaikan anthropometri membuat

pengguna bekerja dengan sikap kerja alamiah yaitu posisi duduk dan

berdiri tegak normal, sehingga mengurangi keluhan sakit pada leher,

punggung dan kaki. Hasil dari kuesioner yang telah disebarkan

menujukkan meja yang telah mengalami perbaikan ini lebih memberikan

kenyamanan dan mengurangi keluhan otot pada pengguna.

DAFTAR PUSTAKA

Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Surabaya:

Guna Widya, 1995.

Barnes, Ralph. M. Motion Time and Time Study Design and Measurement of

Work 7th ed. New York : John Wiley, 1980.

Nurmianto, Eko. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Guna

Widya, 2005.

Santoso, Gempur. Ergonomi Terapan. Surabaya: Prestasi Pustaka, 2013.

Handayani, Muji Lestari. Perancangan Ulang Meja Komputer Hidesk Yang

Ergonomis Dengan Pendekatan Anthropometri Dan Biomekanik .

Skripsi, Surakarta:2007.

Susant, Adi. Perancangan Meja Kerja Untuk Alat Pres Plastik Yang

Ergonomis Menggunakan Metode Rasional dan Pendekatan

Anthropometri. Skripsi, Semarang:2014.

https://www.slideshare.net/AgungFirdausi/antropometri-36182698

Putra et al.(2014). “Analisis Kualitas layanan Website BTKP-DIY

Menggunakan Metode Webqual 4.0”. Jurnal JARKOM. 1,2.