analisis statistis data antropometri untuk menguji...
TRANSCRIPT
ANALISIS STATISTIS DATA ANTROPOMETRI UNTUK MENGUJI
KEERGONOMISAN KURSI DAN POSISI LAYAR: STUDI KASUS DI
RUANG KULIAH LINGKUNGAN FKIP KAMPUS MRICAN USD
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Matematika
Oleh:
Bergita Egi
Nim: 063114020
PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
ANALISIS STATISTIS DATA ANTROPOMETRI UNTUK MENGUJI
KEERGONOMISAN KURSI DAN POSISI LAYAR: STUDI KASUS DI
RUANG KULIAH LINGKUNGAN FKIP KAMPUS MRICAN USD
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Matematika
Oleh:
Bergita Egi
Nim: 063114020
PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
i
STATISTICAL ANALYSIS OF ANTROPOMETRI DATA TO TEST THE
ERGONOMICS OF CHAIR AND SCREEN POSITION: CASE STUDY IN
THE CLASSROOMS OF CAMPUS FKIP MRICAN USD
Thesis
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements
To Obtain the SARJANA SAINS Degree In Mathematics
By:
Bergita Egi
Student Number: 063114020
MATHEMATICS STUDY PROGRAM MATHEMATICS DEPARTMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2010
ii
PERSEMBAHAN
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya ,
sebab Ia yang memelihara kamu (1 Petrus 5:7).
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Kedua orang tuaku tercinta, Kakakku dan Kekasihku tercinta,
Keluarga besarku dan Sahabat-sahabatku
Serta Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma
v
ABSTRAK
Ergonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan
lingkungan kerjanya yang secara khusus akan mempelajari keterbatasan dan kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk buatannya. Dalam mendesain produk sangat penting mempertimbangkan variabilitas manusia yang diwakili oleh data antropometri. Statistika dapat membantu para perancang meneliti variabilitas manusia dan menggunakan informasi ini dalam perancangan produk. Salah satu contoh aplikasi statistika dikaitkan dengan ergonomi adalah dalam perancangan kursi dan posisi layar di ruang kuliah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji keergonomisan kursi dan posisi layar di ruang kuliah lingkungan FKIP kampus Mrican USD. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa pengguna ruang kuliah lingkungan FKIP kampus Mrican USD. Ukuran sampel sebanyak 80 mahasiswa yang diambil secara acak. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan pengukuran secara langsung. Data antropometri yang dibutuhkan untuk menentukan keergonomisan kursi adalah tinggi popliteal, lebar pinggul, pantat popliteal, lebar bahu dan tinggi sandaran punggung. Sedangkan untuk keergonomisan posisi layar adalah tinggi mata. Berdasarkan data persepsi dikatakan bahwa mahasiswa merasa nyaman duduk di kursi yang ada di ruang kuliah tetapi tidak merasa nyaman dengan posisi layar.
Teknik analisis data antropometri yang dilakukan untuk menguji keergonomisan kursi adalah statistik multivariat, yaitu uji T2 Hotelling, interval kepercayaan Bonferoni dan persentil sedangkan untuk menguji keergonomisan posisi layar diuji dengan statistik univariat, yaitu uji hipotesis dan interval kepercayaan rata-rata satu populasi.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa kursi ergonomis sedangkan posisi layar tidak ergonomis dan agar posisi layar ergonomis, maka letak layar perlu diturunkan sebesar 44 cm. Beberapa saran tentang penataan kursi diajukan agar mahasiswa tidak menduduki kursi yang tidak nyaman. Kata kunci : kursi dan posisi layar, ergonomis, antropometri, distribusi normal, statistika multivariat.
vii
viii
ABSTRACK
Ergonomics is a science which studies the relation between human and their workplace that will especially study the restrictiveness and human’s ability to interact with technology and the product of technology itself. In designing the product, it is very important to consider the human’s variability. Statistics can help the designer to examine carefully human’s variability and apply the information in designing the product. One at applications of statistics related with ergonomics is in designing a chair and screen position in the class.
The purpose of this study is to test the ergonomic of chair and screen position in the class at FKIP kampus Mrican USD. The population in this research was the students class who use classes at FKIP kampus Mrican USD. The sample size are 80 students which were taken randomly. The instrument used in this study are questionnaire and direct measuring. Anthropometry data used to determine the ergonomics of chair are the high of popliteal, wide hips, buttock popliteal, wide shoulders and high back backrest, while for the position of the screen are the high of eye. Based on perception data it can be conclude that students feel comfortable sitting in the chair at the classroom but do not feel comfortable with the position of the screen.
Anthropometry data analysis that is conducted to examine the ergonomic of chair is multivariate statistics, namely Hotelling T2 test and Bonferroni confidence intervals while to test the screen position is using with univariate statistics, namely hypothesis testing and confidence interval of mean of one population.
The conclusive of the study is that the chair is ergonomic while the screen position is not. This imply that the position of the screen should be downed by 44 cm. The arrangement of seats is suggested so that students do not occupy the seat being uncomfortable.
Keywords: chair and screen position, ergonomics, anthropometry, the normal distribution, multivariate statistics.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda
Maria atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul ”Analisis Statistis Data Antropometri untuk Menguji
Keergonomisan Kursi dan Posisi Layar: Studi Kasus di Ruang Kuliah Lingkungan
FKIP kampus Mrican USD”.
Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya skripsi ini bukan
hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat dukungan dan
bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Aris Dwiatmoko, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah dengan
sabar memberikan pengarahan dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
2. Ibu Lusia Krismiyati Budiasih, S.Si.,M.Si. selaku Kaprodi Matematika yang telah
mendukung penulis selama penyusunan skripsi ini dan Ibu M. V. Any Herawati,
S.Si., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik angkatan 2006 yang telah
memberikan nasehat, saran dan dukungan kepada penulis.
3. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis.
4. Bapak Tukijo dan Ibu Linda yang telah memberikan pelayanan administrasi
kepada penulis selama masa perkuliahan.
5. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan staf yang telah menyediakan
fasilitas dan memberikan kemudahan kepada penulis selama masa perkuliahan.
x
6. Kedua orang tuaku tercinta: Bapak Marsianus Seto dan Ibunda Sisilia Min yang
dengan segala daya upaya telah mengasuh, membesarkan dan membimbing
penulis dengan penuh kasih sayang dan atas dukungannya kepada penulis dalam
segala hal termasuk dalam hal materi.
7. Kakakku satu-satunya yang tersayang: Stanislaus Murdani dan kekasihku tercinta:
Valerius Sunardin serta keluarga besarku yang telah memberikan doa, dorongan
dan semangat kepada penulis.
8. Fullbertus Garia Janu, Rian Jelau dan Moris Kartono, atas bantuannya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuanganku anak matematika angkatan 2006 dan teman-teman
kos Ijo serta Ayu Artha, Maya dan Elin, yang telah bersama-sama baik dalam
suka maupun duka, saling membantu dan memberikan keceriaan serta selalu
memberi saran dan nasehat kepada penulis.
10. Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini,
namun demikian diharapkan agar hasil tulisan ini tetap memberi manfaat dalam
kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang matematika. Saran dan kritik
penulis terima dengan tangan terbuka.
Yogyakarta, Juli 2010
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .....................................................................................................i
HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS .................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ..iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ..............iv
HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................................v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................. ..............vi
HALAMAN ABSTRAK .....................................................................................vii
HALAMAN ABSTRACT .........................................................................................viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..............................................................ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................................x
DAFTAR ISI .............................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN ..... .......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH .................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................7
C.ASUMSI .............................................................................................................8
D.PEMBATASAN MASALAH ............................................................................8
E. TUJUAN PENULISAN......................................................................................9
F. MANFAAT PENULISAN ...............................................................................9
xii
G.METODE PENULISAN ....................................................................................9
H.SISTEMATIKA PENULISAN ........................................................................10
BAB II. DASAR-DASAR STATISTIKA UNTUK ERGONOMI DAN
ANTROPOMETRI .....................................................................................................12
A. POPULASI DAN SAMPEL ...........................................................................12
B. STATISTIKA UNIVARIAT ..........................................................................13
1. Rata-rata, Simpangan Baku dan Kovarians ..............................................13
2. Distribusi Normal .....................................................................................15
3. Persentil ....................................................................................................21
4. Interval Kepercayaan Rata-rata Satu Populasi .........................................24
5. Uji Hipotesis .............................................................................................28
C. STATISTIKA MULTIVARIAT ....................................................................33
1. Vektor Rata-rata dan Matriks Dispersi .....................................................33
2. Distribusi Normal Multivariat ..................................................................35
3. Uji T2 Hotelling ........................................................................................36
4. Interval Kepercayaan Bonferroni .............................................................40
BAB III. ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI......................................................42
A. ERGONOMI....................................................................................................42
1. Definisi Ergonomi ....................................................................................42
2. Tujuan Ergonomi ......................................................................................43
3. Ruang Lingkup Ergonomi .......................................................................43
xiii
4. Sikap/ Posisi Kerja Saat Duduk ................................................................44
B. ANTROPOMETRI .........................................................................................49
1. Pengertian Antropometri ..........................................................................49
2. Sumber Variabilitras Ukuran-ukuran Antropometri .................................51
3. Cara Pengukuran Antropometri.................................................................53
4. Alat Ukur Antropometri............................................................................54
5. Data Antopometri ……………………………………………………….55
6. Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan ……………………….58
7. Metode Perancangan dengan Antropometri .............................................60
8. Antropometripada Posisi Duduk .............................................................61
9. Antropometri Membaca dalam Ruangan ………………………………..68
BAB IV. PENERAPAN DISTRIBUSI NORMAL DALAM PENGUKURAN DATA
ANTROPOMETRI .....................................................................................................74
A. DATA HASIL PENELITIAN .......................................................................74
B. HASIL PENELITIAN..... ...............................................................................79
........................111
C. ANALISIS DATA ..........................................................................................88
BAB V. PENUTUP ..................................................................................................110
A. KESIMPULAN.............................................................................................110
B. SARAN .................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................112
LAMPIRAN .............................................................................................................115
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Grafik Kurva Normal…………………………………………………..16
Gambar 2. 2 Grafik Kurva Norm ……………………………20
ambar 2. 3 Grafik Hubungan Persentil dengan z ………………………………….21
al Standar……… ……
G
Gambar 2. 4 Grafik Persentil ke 95 …………………………...…………………….22
Gambar 2. 5 Grafik selang kepercayaan 100(1-α)% untuk μ pada sampel besar ...…26
Gambar 2. 6 Grafik selang kepercayaan 100(1-α)% untuk μ pada sampel kecil …...27
Gambar 3. 1 Sikap Mengetik yang Ergonomis ...........................................................45
Gambar 3. 2 Sikap Mengetik yang Tidak Ergonomis ................................................46
Gambar 3. 3 Sikap Pengendara Motor yang Ergonomis ............................................47
Gambar 3. 4 Sikap Pengendara yang tidak ergonomis ...............................................48
Gambar 3. 5 Sikap Membaca yang Tidak Ergonomis ................................................48
Gambar 3.6a meteran plastik ……………………………………………………......55
Gambar 3.6b meteran gulung …………………………………………………….....55
Gambar 3.7 Data antropometri yang diperlukan untuk perancangan produk/ fasilitas
kerja …………………………………………………………………………………56
Gambar 3.8 Dimensi Antropometri untuk Perancangan Kursi ...................................62
Gambar 3. 9 Akibat Alas Kursi Yang Terlalu Pendek ……………………………...66
Gambar 3. 10 Akibat Alas Kursi Yang Terlalu Lebar ………………………………66
Gambar 3. 11 Akibat alas kursi yang terlalu pendek ………………………………..67
xv
Gambar 3. 12 Akibat Alas Kursi Yang Terlalu Tinggi ……………………………..68
Gambar 3. 13 Posisi Duduk Miring ...……………………………………………….69
Gambar 3. 14 Posisi Leher Memutar ………………………………………….…….70
Gambar 3. 15 Posisi Layar yang Baik ……………………………………..………..70
Gambar 3. 16 Posisi Layar Terlalu Tinggi ………………………………………….71
Gambar 3. 17 Posisi Leher Mendongak ke Atas ………………………………...….72
Gambar 3. 18 Sudut Pandang Layar dari Baris Pertama ...………………………….73
Gambar 4.1 Antropometri Posisi Duduk ....................................................................75
Gambar 4. 2 Karakteristik kursi yang digunakan di ruang kuliah lingkungan FKIP
kampus Mrican USD ..................................................................................................76
Gambar 4. 3 Gambar posisi layar yang digunakan di ruang kuliah lingkungan FKIP
kampus Mrican USD…………………..…………………….....................................82
Gambar 4. 4 Ruang kuliah tampak samping ………………………………………...83
Gambar 4. 5 Posisi Layar yang Nyaman …..............................................................101
Gambar 4. 6 Ruang Kuliah tampak dari atas ............................................................102
Gambar 4. 7 Daerah posisi yang nyaman dan tidak ……………………..……...…107
Gambar 4. 8 Posisi viewer yang tidak ergonomis …………………………………108
Gambar 4. 9 Posisi viewer yang ergonomis ……………………….………………108
xvi
DAFTAR TABEL
abel 2.1 Nilai z untuk persentil yang dipilih ............................................................21
Tabel 2.2 Cara Perhitungan Perse Normal .................................22
Tabel 3.1 Data antropometri yang diperlukan …………………………………...….57
T
ntil dalam Distribusi
Tabel 3.2 Data Antropometri Posisi Duduk ……...…………………………………63
Tabel 4. 1 Antropometri Mahasiswa ..........................................................................49
Tabel 4. 2 Data Dimensi Kursi ...................................................................................81
Tabel 4. 3 Data Dimensi Ruangan...............................................................................82
Tabel 4. 4 Data Dimensi Layar....................................................................................83
Tabel 4. 5 Hasil kuesioner berkaitan dengan posisi layar...........................................84
Tabel 4. 6 Hasil kuesioner berkaitan dengan dimensi kursi........................................86
Tabel 4. 7 Hasil kuesioner berkaitan dengan kriteria kursi yang nyaman ..................88
Tabel 4. 8 Antropometri mahasiswa FKIP kampus Mrican USD...............................89
Tabel 4. 9 Sudut yang dibentuk tiap baris terhadap layar .........................................103
xvii
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
ampiran 1 Tabel Distribusi Normal Standar ………………………..……………115
Lampiran 2 Tabel Distribusi t ……………………………...………………………117
Lampiran 3 Tabel Distribusi Khi-Kuadrat …………………………………………119
L
Lampiran 4 Tabel Distribusi F ………………..……………………………………121
Lampiran 5 Tabel Nilai Kritis Uji Kolmogorov-Smirnov …………………………125
Lampiran 6 Kuesioner 1 …………………………………………………………...127
Lampiran 7 Kuesioner 2 …………………………………………………………...132
Lampiran 8 Lembar Pengamatan Pengukuran Data Antropometri Statis …………134
Lampiran 9 Uji Normalitas Multivariat (X1, X2, …, X5) dengan Matlab .…………135
Lampiran 10 Uji Normalitas Tinggi mata (X6) …………………………………….141
Lampiran 11 Hasil Output Uji T2 Hotelling……………………………………….142
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ruang kuliah adalah salah satu ruangan yang paling penting yang harus
ada di suatu universitas atau instansi pendidikan, karena ruang kuliah berguna se-
bagai sarana belajar-mengajar. Fasilitas yang diperlukan dalam ruang kuliah an-
tara lain: kursi, meja, papan tulis, dll. Dengan demikian ruang kuliah dapat dipan-
dang sebagai stasiun kerja, yaitu sebuah ruang fisik dimana di dalamnya terdapat
manusia yang melakukan pekerjaan, dengan mahasiswa dan dosen sebagai pe-
kerjanya. Saat sebuah ruangan dianggap sebagai suatu stasiun kerja di mana ter-
dapat manusia yang bekerja di dalamnya maka dalam membangun dan merancang
suatu ruang kuliah harus disesuaikan dengan pemakai (mahasiswa dan dosen),
agar pemakai dapat melakukan aktivitas dengan efektif, aman dan nyaman.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini semakin
pesat sehingga memacu terciptanya berbagai jenis peralatan kerja yang lebih
canggih, yang mengakibatkan cara belajar-mengajarpun semakin modern. Ruang
kuliah yang semula hanya menggunakan papan tulis untuk menulis dan menyam-
paikan materi kuliah di kelas, kini dengan kemajuan teknologi yaitu adanya pera-
latan canggih, para pengajar dapat menggunakan laptop, viewer dan layar untuk
mengajar. Akan tetapi semakin canggih peralatan yang digunakan manusia, se-
makin besar pula bahaya yang akan ditimbulkan. Namun, hal ini tidak akan ter-
1
2
jadi jika dapat diantisipasi berbagai resiko yang mempengaruhi kehidupan para
pekerja. Antisipasi ini dapat dilakukan dengan cara penyesuaian antara pekerja,
proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan er-
gonomi yang sering disebut sebagai Human Factors Engineering atau Human
Engineering (Wignjosoebroto, 1995).
Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon yang artinya kerja
dan nomos yang artinya peraturan/ hukum/ kaidah, sehingga secara etimologis,
ergonomi adalah suatu kaidah tentang bagaimana melakukan kerja, termasuk
menggunakan peralatan kerja untuk mencegah kecelakaan kerja dan mencegah
ketidakefisienan kerja guna meningkatkan produktivitas kerja. Berdasarkan defi-
nisi di atas, maka prinsip dasar dalam ergonomi ialah menyesuaikan manusia
dengan pekerjaannya. Namun, secara khusus akan mempelajari keterbatasan dan
kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk bu-
atannya. Sasaran penelitian ergonomi ialah agar manusia pada saat bekerja dalam
lingkungannya diupayakan ada kesesuaian antara ukuran tempat kerja dengan di-
mensi tubuh. Tujuannya adalah agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya
dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.
Berdasarkan ruang lingkupnya, maka ergonomi dibagi menjadi 4 bagian,
yaitu: ergonomi fisik, ergonomi kognitif, ergonomi organisasi dan ergonomi
lingkungan. Namun pada skripsi ini, pembahasan dibatasi hanya pada masalah
ergonomi fisik yaitu yang berkaitan dengan antropometri (pengukuran dimensi
tubuh). Kata antropometri berasal dari kata antro yang artinya manusia dan kata
3
metri yang artinya ukuran, sehingga antropometri adalah ilmu yang berhubungan
dengan pengukuran dimensi tubuh manusia (Wignjosoebroto, 1995). Data-data
antropometri ada beberapa macam yaitu antropometri posisi berdiri, antropometri
posisi duduk, antropometri kepala, antropometri kaki dan antropometri jari ta-
ngan, sesuai dengan produk yang dirancang. Data antropometri yang diperoleh
akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal perancangan areal kerja, pe-
rancangan peralatan kerja seperti mesin, perkakas dan sebagainya, perancangan
produk-produk konsumtif (pakaian, kursi/ meja komputer, dll) dan perancangan
lingkungan kerja fisik.
Berdasarkan cara pengukurannya, antropometri terbagi atas dua yaitu
antropometri statis dan antropometri dinamis. Antropometri statis yaitu
pengukuran yang dilakukan pada posisi tubuh dalam keadaan diam (tetap tegak
sempurna) sedangkan antropometri dinamis yaitu pengukuran yang dilakukan
pada posisi tubuh sedang bekerja. Pembahasan dalam skripsi ini dibatasi pada
data antropometri statis. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara
lain meliputi berat badan, tinggi badan dalam posisi berdiri maupun duduk,
ukuran kepala, panjang lengan, dan sebagainya.
Manusia pada umumnya akan berbeda-beda antara satu dengan yang lain
dalam hal bentuk dan dimensi ukuran tubuhnya, yang disebabkan karena faktor
umur, jenis kelamin, suku bangsa/ ras, dll. Oleh karena itu sangat penting
mempertimbangkan variabilitas manusia dalam mendesain produk. Statistika
dapat membantu para perancang meneliti variabilitas manusia dan menggunakan
4
informasi ini dalam perancangan produk. Penerapan data antropometri masih
dapat digunakan selama nilai rata-rata dan standar deviasi diperoleh dari data
yang berdistribusi normal. Standar deviasi pada distribusi normal menunjukkan
variabilitas data antropometri (Wignjosoebroto, 1995). Rata-rata sampel ( X ) dan
standar deviasi sampel (S), diperoleh dengan:
n
XX
n
ii∑
== 1 dan ( )
1
2
1
−
−=∑=
n
XXS
n
ii
dimana n adalah ukuran sampel yang diambil dan Xi adalah observasi ke i dari va-
riabel antropometri yang dipakai.
Perancangan suatu produk perlu disesuaikan dengan ukuran manusia.
Oleh karena itu, mendesain produk perlu disesuaikan dengan ukuran terbesar
(persentil ke-95) dan ukuran terkecil tubuh (persentil ke-5), dimana persentil
adalah suatu nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang yang
memiliki ukuran pada nilai tersebut. Sebagai contoh, persentil ke-95 akan
menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran tersebut,
sedangkan persentil ke-5 akan menunjukkan 5% populasi akan berada pada atau
dibawah ukuran itu.
Dalam distribusi normal, besarnya nilai persentil dapat dengan mudah
dihitung menggunakan rumus:
FSXM +=
5
dimana M adalah nilai persentil, rata-rata sampel, S adalah simpangan bakunya
dan F adalah faktor perkalian yang sesuai dengan nilai persentil yang diperlukan.
Nilai F diperoleh dari tabel distribusi normal standar, yaitu: untuk persentil ke-1
nilai F adalah -2.325, untuk persentil ke-5 nilai F adalah -1.645, persentil ke-10
adalah -1.28, persentil ke-50 adalah 0, persentil ke-90 adalah 1.28, persentil ke-95
yaitu: 1.645, dan persentil ke-99 yaitu 2.325, dll.
X
Kenyamanan proses belajar-mengajar ini bergantung pada kesesuaian an-
tara dimensi tubuh manusia (mahasiswa) dengan dimensi kursi dan posisi layar.
Kesesuaian ini ditentukan oleh data antropometri yaitu X1 = tinggi poplitiel. Po-
sisi kaki yang baik saat duduk adalah telapak kaki dapat menapak di lantai dengan
kuat dan nyaman untuk menghindari tekanan pada sisi bagian bawah paha (Nur-
mianto, 2004). Bentuk kursi yang terlalu pendek akan mengakibatkan kelelahan
pada kaki karena kaki harus mengendor ke depan dan jika terlalu tinggi juga tidak
baik karena dapat mengakibatkan sirkulasi darah terganggu, kaki cepat lelah dan
sakit pada lutut. X2 = jarak antara pantat sampai popliteal. Panjang alas duduk
juga merupakan faktor penting yang menunjang ketidaknyamanan duduk
seseorang. Kursi yang terlalu panjang dapat menyebabkan pekerja duduk maju ke
depan sehingga yang bersangkutan tidak dapat memanfaatkan sandaran pinggang
dan sisi depan kursi akan menekan popliteal sehingga dapat menghambat aliran
darah ke kaki yang menyebabkan sakit pada kaki sehingga timbul iritasi dan
ketidaknyamanan. Sedangkan bila alas duduk terlalu pendek, seseorang
6
cenderung merasa akan jatuh ke depan yang disebabkan karena kecilnya daerah
pada bagian bawah paha. X3 = lebar bahu. Model kursi yang baik adalah yang
mempunyai sandaran agar punggung tidak cepat lelah. X4 = lebar pinggul. Lebar
kursi digunakan untuk memberikan penyangga pada pinggul sehingga perlu
dibuat sesuai dengan lebar pinggul pemakai agar kedua paha dapat bersandar pada
alas kursi sehingga dapat memberikan perasaan nyaman pada pemakainya. X5 =
tinggi bahu. Sandaran kursi digunakan untuk menopang punggung. Daerah
punggung harus dapat bersandar dengan baik agar tidak cepat lelah dan dapat
mencegah nyeri punggung. X6 = tinggi mata duduk. Tinggi layar dari lantai yang
baik hendaknya harus sejajar dengan garis pandang mata normal (tinggi mata),
sehingga tidak memaksa pemakai untuk mendongak saat melihat layar. Satuan
yang digunakan adalah dalam centimeter (cm).
Berdasarkan alasan di atas, maka secara antropometri variabel X1
merupakan pedoman penentuan tinggi kursi, X2 merupakan pedoman penentuan
panjang alas duduk, X3 untuk lebar sandaran, X4 untuk lebar alas kursi, X5 untuk
tinggi sandaran kursi dan X6 untuk menentukan tinggi layar. Untuk memperjelas
definisi dari variabel-variabel di atas, maka dalam skripsi ini akan disertakan
gambar-gambar yang berkaitan dengan pengukuran data antropometri. Namun,
penentuan letak layar ini juga dipengaruhi oleh luas ruangan.
Proses belajar-mengajar yang baik didukung oleh fasilitas yang baik pula,
sehingga semua fasilitas yang ada di dalam ruang kuliah hendaknya disesuaikan
dengan pemakai (mahasiswa dan dosen) agar dapat memberikan kenyamanan saat
7
digunakan. Berdasarkan informasi dan observasi awal oleh penulis, ada dugaan
bahwa posisi layar yang digunakan di ruang kuliah lingkungan FKIP Mrican USD
terlalu tinggi yang memaksa mahasiswa untuk melihat layar dengan mendongak-
kan kepala atau leher ke belakang, sehingga akan menyebabkan rasa nyeri dan sa-
kit pada leher setelah perkuliahan selesai.
Berdasarkan informasi di atas, maka dalam penelitian ini akan diteliti
keergonomisan kursi dan posisi layar berkaitan dengan kondisi ruangan. Layar
tersebut diatur tata letaknya dalam ruangan, dimana layar harus diletakkan berda-
sarkan kondisi ruangan dan sudut pandang mahasiswa ke tempat dimana pengajar
memberikan penjelasan dan ke layar, agar mahasiswa tidak perlu banyak meng-
gunakan gerak tambahan dan menderita keluhan sakit saat melihat layar maupun
pengajar. Dengan demikian obyek penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah
kursi dan posisi layar di ruang kuliah di Mrican sudah menggunakan prinsip-prin-
sip ergonomi, sehingga memberikan kenyamanan bagi para mahasiswa yang be-
lajar di dalamnya. Berdasarkan masalah di atas, maka dalam menulis skripsi ini
kita akan membuat hipotesis bahwa kursi ergonomis sedangkan posisi layar tidak
ergonomis.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok permasalahan dalam
skripsi ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa itu ergonomi dan antropometri?
8
2. Bagaimana landasan statistika untuk memahami ergonomi dan
antropometri?
3. Apakah kursi dan posisi layar di ruang kuliah lingkungan FKIP Mrican
USD sudah ergonomis sehingga dapat mengurangi kelelahan pada leher dan
memberikan kenyamanan bagi pemakainya?
C. ASUMSI
Beberapa asumsi yang digunakan dalam skripsi ini adalah:
1. Mata pemakai dianggap normal (dalam kondisi baik).
2. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%.
3. Tebal sepatu yang digunakan adalah 2 cm.
D. PEMBATASAN MASALAH
Dalam melakukan penulisan ini perlu adanya batasan-batasan masalah
agar lebih terarah, sehingga tujuan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Adapun batasan-batasan masalah tersebut sebagai berikut :
1. Objek yang diambil adalah kursi dan layar di ruang kuliah Mrican USD.
2. Hanya terbatas pada beberapa asumsi yang digunakan.
3. Landasan teori statistika dibahas secara terbatas hanya pada pokok-pokok
pembahasan yang terkait langsung dengan topik skripsi.
4. Pembahasan dibatasi hanya pada masalah ergonomi fisik yaitu dari segi
antropometri.
9
5. Data-data antropometri yang diambil adalah data antropometri pada posisi
duduk dari mahasiswa fakultas FKIP Mrican USD sebagai pemakainya.
6. Pengukuran yang dilakukan adalah dengan menggunakan antropometri statis.
E. TUJUAN PENULISAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah:
1. Mengetahui penerapan statistika dalam ergonomi dan antropometri.
2. Mengetahui apakah fasilitas kursi dan layar di ruang kuliah lingkungan FKIP
Mrican USD telah dirancang secara ergonomis sehingga memberikan
kenyamanan bagi pemakainya.
F. MANFAAT PENULISAN
Manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari topik ini adalah:
1. Mengetahui apakah kursi dan layar di ruang kuliah Mrican USD telah diran-
cang secara ergonomis sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi pema-
kainya.
2. Memberi masukan kepada USD tentang rancangan sarana pembelajaran yang
nyaman digunakan untuk belajar.
G. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah:
1. Metode studi pustaka yaitu dilakukan dengan mempelajari buku-buku, jurnal,
10
dan artikel yang berkaitan dengan topik skripsi ini.
2. Metode observasi yaitu mengumpulkan dan mengolah data antropometri
dimana data antropometri diperoleh dengan cara pengukuran secara langsung
terhadap mahasiswa pengguna ruang kuliah lingkungan FKIP Mrican USD.
Untuk memudahkan perhitungan, maka dalam mengolah data akan digunakan
program SPSS dan Matlab.
3. Dokumentasi, yaitu untuk memperoleh gambar-gambar agar memperjelas
penulisan.
4. Wawancara, untuk mengetahui keluhan-keluhan yang dialami dan mengetahui
posisi yang paling nyaman diduduki.
H. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I. PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar
belakang, rumusan masalah, asumsi, pembatasan masalah, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan skripsi ini.
BAB II. DASAR-DASAR STATISTIKA UNTUK ERGONOMI DAN
ANTROPOMETRI. Pada bab ini akan dibahas tentang populasi dan sampel,
statistika univariat yang terdiri dari rata-rata, simpangan baku dan kovarians,
distribusi normal, persentil dan uji hipotesis rata-rata satu populasi dan statistika
multivariat yang terdiri dari distribusi normal multivariat, uji T2 Hotelling dan
interval kepercayaan Bonferroni.
BAB III. ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI. Pada bab ini akan
11
dibahas tentang ergonomi dan antropometri. Ergonomi meliputi definisi
ergonomi, tujuan ergonomi, ruang lingkup ergonomi dan sikap/ posisi kerja saat
duduk. Antropometri meliputi pengertian antropometri, sumber variabilitas
ukuran-ukuran antropometri, cara pengukuran antropometri, alat ukur
antropometri, metode perancangan dengan antropometri, aplikasi data
antropometri dalam perancangan, antropometri posisi duduk dan antropometri
membaca dalam ruangan.
BAB IV. PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas tentang data dan
metode penelitian, hasil penelitian dan analisis data.
BAB V. PENUTUP. Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran.
12
BAB II
DASAR-DASAR STATISTIKA
UNTUK ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI
A. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi adalah sekelompok orang, obyek, atau benda, yang sedang
diteliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh obyek dinamakan sensus. Jika
populasi dianggap sebagai himpunan semesta (S) maka sampel adalah himpunan
bagian populasi. Populasi mempunyai karakteristik/ ciri yang dapat diukur, yang
disebut dengan parameter, yaitu rata-rata dilambangkan dengan µ, simpangan
baku dilambangkan dengan σ, dan proporsi dilambangkan dengan P. Namun,
meskipun populasi adalah gambaran yang ideal, tetapi karena populasi
mempunyai obyek yang sangat besar, maka sangat jarang penelitian dilakukan
dengan menggunakan populasi. Hal ini disebabkan karena biaya yang terlalu
mahal dan waktu yang cukup lama, sehingga untuk mengatasi hal ini akan
dilakukan pengambilan sampel atau sebagian kecil dari populasi. Oleh karena itu,
parameter dari populasi ini akan diduga oleh karakteristik sampel yang disebut
statistik, misalnya rata-rata sampel X untuk menduga rata-rata populasi µ,
simpangan baku sampel S dan proporsi sampel p, berturut-turut untuk menduga
standar deviasi populasi σ dan proporsi populasi P.
13
Dalam hal ini, berarti kita akan melakukan generalisasi kesimpulan dari
sampel dengan wilayah yang sempit ke populasi dengan wilayah yang jauh lebih
luas. Keterkaitan populasi dalam sampel menjadi hal yang perlu diperhatikan agar
kesimpulan tentang populasi dapat dipertanggungjawabkan.
B. STATISTIKA UNIVARIAT
1. Rata-rata, Simpangan Baku dan Kovarians
a. Rata-rata
Rata-rata (mean) merupakan ukuran pemusatan yang paling sering
digunakan. Perhitungan rata-rata merupakan perhitungan yang sederhana
karena hanya membutuhkan jumlah keseluruhan data dan ukuran data (n),
karena rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan seluruh nilai data yang
selanjutnya dibagi dengan ukuran data. Jika data berdistribusi normal,
maka rata-ratanya merupakan nilai tengah dari data tersebut.
Rata-rata yang diperoleh dari populasi dilambangkan dengan (µ)
yang dapat dihitung dengan rumus:
N
XN
i
i∑== 1µ (1)
Namun pada prakteknya, pengumpulan data hanya didasarkan atas
sampel, sehingga µ akan diduga oleh rata-rata yang diperoleh dari sampel
yang dilambangkan dengan . Bila X1, X2, ...,Xn adalah pengamatan dari X
14
sampel, maka rata-rata dirumuskan sebagai berikut:
n
X
X
n
i
i∑== 1 (2)
dimana i =1, 2, …, n.
b. Simpangan Baku/ Standar Deviasi
Simpangan baku merupakan ukuran yang paling banyak digunakan
dalam statistika yang didasarkan pada seluruh nilai data dan nilai rata-
ratanya, sehingga dapat memberikan gambaran yang baik bagi penyebaran
data. Seperti pada rata-rata, dalam simpangan baku pun ada yang disebut
sebagai simpangan baku populasi dan simpangan baku sampel. Dalam
data populasi, simpangan baku dilambangkan dengan σ yang rumusnya,
yaitu:
( )
N
XN
i
i∑=
−
= 1
2µ
σ (3)
Σ dapat diduga dengan simpangan baku sampel yang dilambangkan
dengan S. Misalkan X1, X2,..., Xn masing-masing adalah nilai data sampel
berukuran n dan adalah rata-rata sampel, maka S dapat dihitung dengan
rumus berikut:
( )
1
1
2
−
−
=∑
=
n
XX
S
n
i
i
(4)
X
15
Sedangkan kuadrat dari simpangan baku disebut variansi (S2).
c. Kovarians
Kovarians adalah suatu pengukuran yang menyatakan variasi
bersama dari dua variabel acak. Kovarians antara dua variabel Xi dan Xj
untuk populasi dinotasikan dengan Cov (Xi, Xj) dan didefinisikan sebagai
berikut:
)()(1
),(1 1
jj
N
i
N
j
iiji XXXXN
XXCov −−= ∑∑= =
(5)
dimana Xi = nilai variabel acak X ke-i, Xj = nilai variabel acak X ke-j,
dimana i = 1, 2,...,N dan j = 1, 2,...,N. Kovarians untuk populasi
),( ji XXCov akan diduga oleh kovariansi sampel Sij, yaitu:
)()(1
1
1 1
jj
n
i
n
j
iiij XXXXn
S −−−
= ∑∑= =
(6)
2. Distribusi Normal
Distribusi normal adalah suatu distribusi peluang kontinu yang paling
penting dalam bidang statistika, yang digunakan untuk mengetahui
probabilitas yang telah diketahui rata-rata dan simpangan bakunya. Distribusi
ini berhasil ditemukan oleh DeMoivre pada tahun 1733. Pada tahun 1977-
1855 seorang matematikawan bernama Carl Friedrich Gauss juga berhasil
menemukan persamaan kurva normal melalui studi galat dalam pengukuran
yang berulang-ulang terhadap benda yang sama sehingga untuk menghormati
Gauss, distribusi normal sering disebut juga sebagai distribusi Gauss,
16
(Mendenhall et al, 1986).
Kurva yang dibentuk oleh distribusi ini disebut kurva normal, yaitu
kurva yang berbentuk genta, yang dapat digunakan dalam berbagai himpunan
data yang terjadi di alam, industri, dan penelitian.
Gambar 2.1. Kurva Normal
Definisi 2. 1
Jika X adalah variabel random berdistribusi normal dengan mean µ
dan simpangan baku σ maka fungsi densitasnya adalah:
, untuk - ∞ < x < ∞ (7)
dengan π = 3,14159... dan e = 2, 71828, sehingga persamaan matematik dari
distribusi normal bergantung pada dua parameter yaitu mean (µ) dan sim-
pangan bakunya (σ). Fungsi densitas normal bagi X biasa ditulis N(x, µ, σ).
2
2
1
2
1),,(
−−
= σ
µ
σπσµ
x
exf
17
a. Karakteristik Distribusi Normal
Beberapa ciri-ciri distribusi normal adalah sebagai berikut:
1). Kurva berbentuk genta atau lonceng dan simetris terhadap garis x = µ.
2). Nilai rata-rata = median = modus.
3). Kurva bersifat asimtotis, yaitu:
0)(lim)(lim ==∞→−∞→
xfxfxx
4). Luas daerah yang terletak di bawah kurva normal tetapi di atas sumbu
mendatar sama dengan 1.
b. Nilai harapan dan variansi distribusi normal
dxexXE
x2
2
1
2
1)(
−−∞
∞−
∫= σ
µ
σπ
Misal σ
µ−=
xz maka σµ zx += dan dzdx σ=
∫∫∫∞
−∞
∞−
−∞
∞−
−
==
=
0
22
2
22
2
2
12
2
1)(
2
1)(
dzedzedzz
ez
zz
z
ππφ
πφ
Misalkan 2
2zw −= maka wz 2= dan ( )dwwdz 2/21−=
maka
18
11
)21(11
22
2
12
0
21
0
21
0
2
2
====
=
∫
∫∫∞
−−
∞−
−∞−
ππ
τππ
ππ
wdew
dwew
dze
w
wz
Sehingga
( )
µσµ
φσφµ
φσµ
σπ
σ
µ
=+=
+=
+=
=
∫∫
∫
∫
∞
∞−
∞
∞−
∞
∞−
−−∞
∞−
0.1.
)()(
)(
2
1)(
2
2
1
dzzzdzz
dzzz
dxexXE
x
( )
22
222
2
2
1
222
2
1
2
2
1
22
)()(2)(
2
1)2(
2
1
2
1)(
2
2
σµ
φσφµσφµ
σπσµσµ
σπσµ
σπ
σ
µ
σ
µ
σ
µ
+=
++=
++=
+=
=
∫∫ ∫
∫
∫
∫
∞
∞−
∞
∞−
∞
∞−
∞
∞−
−−
∞
∞−
−−
∞
∞−
−−
dzzzdzzzdzz
ezz
ez
exXE
x
x
x
Jadi,
[ ]
2
222
22
)(
)()()(
σ
µσµ
=
−+=
−= XEXEXVar
19
c. Fungsi pembangkit momen
dxe
dxe
dxee
dxeetM
xtx
xtx
x
tx
x
tx
X
2
2
2
2
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1)(
−−∞
∞−
−−∞
∞−
−−∞
∞−
−−∞
∞−
∫
∫
∫
∫
=
=
=
=
σ
µ
σ
µ
σ
µ
σ
µ
σπ
σπ
σπ
σπ
2
2
1
2
22
1
2
)(2
22
22
22
222
2
2
22
2
1
2
1
2
1
tt
txtt
tt
tx
xtx
e
dxee
dxe
dxe
σµ
σ
σµσµ
σµ
σ
σµ
σ
µσ
σπ
σπ
σπ
+
−−−∞
∞−
+
++
−−−∞
∞−
−−∞
∞−
=
=
=
=
∫
∫
∫
Sehingga fungsi pembangkit momen untuk X adalah:
d. Teorema ketunggalan
Cara lain untuk menentukan fungsi densitas fungsi beberapa varia-
bel random adalah melalui pengenalan fungsi pembangkit momennya.
2
22
)(
tt
X etMσµ +
=
20
Distribusi probabilitas dari fungsi variabel random Y1, Y2,…, Yn, didasar-
kan atas teorema ketunggalan (Uniqueness theorem) berikut:
Teorema 2.1
Andaikan untuk setiap variabel random X dan Y fungsi-fungsi
pembangkit momennya ada, yaitu berturut-turut mx(t) dan my(t). jika mx(t)
= my(t) untuk setiap t, maka X dan Y mempunyai distribusi probabilitas
yang sama. Bukti teorema diatas tidak akan dibahas. Bukti telah diberikan
dalam Julie (1999).
e. Distribusi normal standar
Distribusi normal standar merupakan kasus khusus distribusi
normal, yaitu µ = 0 dan σ2 = 1. Variabel random yang berdistribusi normal
standar memiliki fungsi densitas, yaitu:
(8)
Gambar 2.2 kurva normal standar
2
2
2
1)(
z
ezf−
=π
21
3. Persentil
Persentil adalah suatu ukuran yang membagi data menjadi 100 bagian
yang sama. Banyaknya persentil ada 99, yang masing-masing disebut
persentil pertama, kedua, sampai persentil ke 99. Contoh untuk data tidak
normal. Dari data berikut hitunglah persentil ke 18!
12, 8, 10, 22, 18, 4, 9, 8, 17, 11, 30.
Jawab:
Urutannya: 4, 8, 8, 9, 10, 11, 12, 17, 18, 22, 30.
Letak persentil ( 16.2100
216
100
)111(1818 ==
+=P ) ada pada data yang ke 2,16
atau nilai P18 = data kedua + 0.16 (data ketiga – data kedua)
= 8+0.16 (8-8) = 8.
Jadi, nilai untuk persentil ke 18 adalah 8.
Untuk penetapan data antropometri digunakan distribusi normal
dimana distribusi ini dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata (mean)
dan simpangan bakunya (standar deviasi) dari data yang diperoleh. Dari nilai
yang ada tersebut, dapat ditentukan nilai persentil sesuai dengan tabel
probabilitas distribusi normal yang ada, sehingga persentil dapat dengan
mudah dihitung bila datanya berdistribusi normal, yaitu dengan menggunakan
tabel Z, dari distribusi normal standar. dengan rumus:
ZSXM += (9)
22
dimana M adalah nilai persentil, adalah rata-rata sampel, adalah rata-rata
sampel, S adalah simpangan bakunya dan Z adalah faktor perkalian yang
sesuai dengan nilai persentil yang diperlukan.
Tabel 2.1 Nilai Z untuk persentil yang dipilih
Persentil Z Persentil Z
1 -2.325 75 0.670
2.5 -1.960 90 1.280
5 -1.645 95 1.645
10 -1.280 97.5 1.960
25 -0.670 99 2.325
50 0.000 99.9 3.090
0.1 -3.090 99.99 3.720
0.01 -3.720 99.999 4.260
Gambar 2.3 Hubungan grafik distribusi normal dengan persentil
Sebagai contoh, untuk persentil ke 95 = luas 95% dibawah kurva =
0.95, maka nilai z diperoleh dari tabel Z (tabel distribusi normal standar),
X
23
yaitu: 1.645 seperti yang terlihat pada grafik 2.4 di dibawah ini.
Gambar 2.4 Grafik Persentil ke 95
Tabel 2.2 Cara Perhitungan Persentil dalam Distribusi Normal
Persentil ke Nilai Persentil
1 SX 325.2−
2.5 SX 96.1−
5 SX 645.1−
10 SX 28.1−
50 X
90 SX 28.1+
95 SX 645.1+
97.5 SX 96.1+
99 SX 325.2+
(sumber data: Nurmianto, 2004)
24
4. Interval Kepercayaan Rata-rata Satu Populasi
Penduga interval (selang kepercayaan) menunjukkan suatu jajaran ni-
lai yang diantaranya terdapat parameter yang tak diketahui atau yang akan di-
duga. Kita tidak percaya 100% bahwa interval itu benar, karena sampel hanya
merupakan bagian dari populasi. Pendugaan interval yang disertai dengan
probabilitas disebut koefisien/ derajat kepercayaan. Pendugaan interval yang
disertai keyakinan dinamakan interval kepercayaan (confidence interval estí-
mate). Titik tertinggi dan terendah dari interval kepercayaan disebut batas ke-
percayaan atas dan batas kepercayaan bawah. Secara umum, pendugaan inter-
val mempunyai bentuk P(θ1 < θ < θ2) = 1-α, dimana 0 < α < 1. Dalam hal ini
akan diduga parameter rata-rata populasi (µ) sehingga akan dicari interval ke-
percayaan rata-rata.
Teorema 2.2
Misalkan X1, X2,…,Xn adalah suatu sampel random berukuran n dari
suatu distribusi normal yang mempunyai rata-rata µ dan variansi σ2, maka:
∑=
=n
i
iXn
X1
1
berdistribusi normal dengan mean µµ =X
dan variansi n
X
22 σ
σ = .
Bukti:
Karena adalah suatu sampel random dari populasi normal dengan rata-rata µ
dan varians σ2, Xi adalah variabel random saling bebas yang berdistribusi
25
normal, dengan E(Xi) = dan V(Xi) = σ2, i = 1, 2, …, n. Selanjutnya
( ) ( ) µµµµµ ==+++=+++== ∑=
)(1111
21
1
nnn
XXXn
Xn
X n
n
i
i KK
( )
µµµµµ ==+++=
+++=
+++=
)(1
)(1
1
111)(
21
21
nnn
XXXEn
Xn
Xn
Xn
EXE
n
n
K
K
K
( )
( )n
nnn
XXXVn
Xn
Xn
Xn
VXV
n
n
22
2
222
2
212
21
)(11
1
111)(
σσσσσ ==+++=
+++=
+++=
K
K
K
sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata distribusi sampling X sama de-
ngan rata-rata dari variabel random Xi dan variansi distribusi sampling X
sama dengan variansi Xi dibagi ukuran sampel (n). Karena X berdistribusi
normal dengan rata-rata µµ =X
dan variansi nX22 σσ = maka
n
XXz
X /σ
µ
σ
µ −=
−=
berdistribusi normal standar.
26
Bukti:
( )( )
[ ]n
XX
n
X
n
i
nXt
tZ
Mn
tM
n
t
ntM
eE
eEtM n
+++=
=
=
=
−−
−
=
−∏
...)0()(!2
)0(1
)/(
)()(
"
2
2'
1
//(
µµ
µ
σµ
σσ
σ
(dengan penguraian Taylor-Maclaurin)
n
nsn
t
++= )(
21
2
dengan s(n) sebagai suku sisa.
22
2
)(2
1lim)(lim t
n
nZ
nens
n
ttM =
++=
∞→∞→
sehingga fungsi pembangkit momennya adalah MZ(t) = 22te yang tidak lain
adalah fungsi pembangkit momen dari distribusi normal standar. Jadi berda-
sarkan teorema ketunggalan, variabel random Zn berdistribusi normal standar.
Untuk membuat pendugaan interval bagi µ, harus ditentukan terlebih
dahulu besarnya derajat kepercayaan, yang diberi simbol 1–α, interval
tersebut memuat µ. Gambar 2. 5 berikut dapat membantu pembuatan interval.
27
Gambar 2.5 Grafik selang kepercayaan 100(1-α)% untuk µ pada sampel besar
αµ
αµ
α
αα
αα
αα
−=
+<<−
−=
<−
<−
−=
<<−
1
1
1
22
22
22
nSzX
nSzXP
atauz
nS
XzP
atauzzzP
Jadi jika X adalah rata-rata sampel random yang diambil dari suatu populasi
dengan variansi populasi σ2 (tidak diketahui), maka interval kepercayaan (1 -
α) 100% untuk µ adalah:
nSzX
nSzX
22αα µ +<<− (10)
dimana 2αz sebagai suatu bilangan sehingga P(z >
2αz ) = 2α .
Untuk sampel kecil
Untuk sampel kecil < 30, dan variabel random nS
Xt
/
µ−= berdistribusi
t-student.
28
Distribusi t-student mirip dengan distribusi normal standar yaitu sama-
sama simetri terhadap rata-rata µ = 0 dan keduanya sama-sama berbentuk
lonceng. Jika X dan S adalah rata-rata dan simpangan baku sampel random
berukuran n < 30 yang diambil dari suatu populasi berdistribusi normal
dengan variansi populasi σ2 tidak diketahui, maka interval kepercayaan (1-α)
100% untuk µ adalah:
( ) ( ) nStX
nStX
nn 1,2
1,2
−−+<<− αα µ (11)
Gambar 2. 6 Grafik selang kepercayaan 100(1-α)% untuk µ pada sampel kecil
5. Uji Hipotesis
a. Definisi
Kata hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata
hipo yang artinya sementara dan thesis yang artinya pernyataan/ teori (Ri-
duwan, 2008), sehingga secara etimologis hipotesis adalah suatu pernya-
taan/ kesimpulan yang bersifat sementara. Arti lain dari hipotesis adalah
29
sesuatu yang dianggap benar mengenai suatu hal, meskipun kebenarannya
masih harus dibuktikan (Murwaningtyas, 2004). Berdasarkan beberapa
pengertian di atas maka disimpulkan bahwa hipotesis dapat diartikan seba-
gai kesimpulan sementara. Ini berarti bahwa hipotesis harus dibuktikan
kebenarannya. Bila hipotesis yang dibuat itu secara khusus berkaitan
dengan parameter populasi, maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik.
Hipotesis statistik adalah suatu asumsi/ anggapan/ pernyataan yang
mungkin benar atau mungkin salah mengenai parameter satu populasi atau
lebih.
Untuk mengetahui apakah hipotesis yang dibuat itu benar atau
salah, dan kita dapat memutuskan untuk menerima atau menolaknya,
diperlukan pengujian dengan memakai data dari sampel. Pengujian ini
disebut pengujian hipotesis.
b. Ciri-ciri pokok hipotesis
Ciri-ciri hipotesis yang baik adalah :
1). Kalimat harus jelas dan sederhana.
2). Dibangun atas dasar landasan teori yang kuat.
3). Mengekspresikan relasi antara dua variabel atau lebih.
4). Jawaban sementara dari masalah penelitian.
5). Hipotesis dikemukakan sebelum penelitian dimulai (sebelum data ter-
kumpul).
c. Jenis Hipotesis
30
Hipotesis ada dua yaitu:
1). Hipotesis Nol
Hipotesis nol biasa dilambangkan dengan H0 adalah pernya-
taan tidak adanya hubungan, pengaruh, atau perbedaan antara pa-
rameter dengan statistik. Hipotesis ini dirumuskan dengan harapan
untuk ditolak.
2). Hipotesis Alternatif
Hipotesis alternatif, biasa dilambangkan dengan H1 atau Ha
adalah hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan de-
ngan menggunakan teori-teori yang ada hubungannya dengan masalah
penelitian dan belum berdasarkan fakta serta dukungan data yang
nyata di lapangan. Jika hipotesis nol ditolak, maka hipotesis
alternatifnya diterima, dan juga sebaliknya, sehingga tidak mungkin
terjadi kedua hipotesisnya dapat diterima/ ditolak (Riduwan, 2008).
d. Langkah-langkah Uji Hipotesis
1) Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif.
2) Menentukan tingkat signifikasi, dimana tingkat signifikasi (α) adalah
probabilitas menolak H0 benar.
3) Menentukan statistik uji dan daerah penolakan H0.
4) Menghitung nilai statistik uji. Pada tahap ini dilakukan perhitungan
penduga parameter dari data sampel yang diambil secara random.
5) Kesimpulan yaitu membuat keputusan, apakah menolak atau
31
menerima H0 yang dilakukan dengan membandingkan nilai statistik uji
dan nilai kritis. Jika nilai statistik uji berada dalam daerah penolakan
maka H0 ditolak.
e. Uji hipotesis rata-rata satu populasi
Misalkan kita mempunyai sebuah populasi yang mempunyai rata-
rata µ dan simpangan baku σ. Dari populasi itu kita ambil sampel random
berukuran besar (n ≥ 30), kemudian dihitung rata-rata dan simpangan baku
S. Jika simpangan baku diketahui maka statistik uji yang digunakan untuk
uji hipotesis rata-rata µ = µ0 adalah:
n
Xz
σ
µ0−=
Sedangkan bila σ tidak diketahui dan sampel berukuran besar maka kita
dapat mengganti σ dengan S sehingga statistik uji yang digunakan adalah:
nS
Xz 0µ−
=
Tetapi jika sampel berukuran kecil maka statistik uji yang digunakan
adalah:
nS
Xt 0µ−
=
Bila kita sudah mengetahui bentuk hipotesis dan statistik uji yang diguna-
kan, maka dapat ditentukan daerah penolakan H0, yaitu:
- 0100 :: µµµµ ≠= HatauH , dan daerah penolakannya adalah
32
z > 2
αz atau z < 2
αz− .
- 0100 :: µµµµ <≥ HatauH , dan daerah penolakannya adalah z < -zα.
- 0100 :: µµµµ >≤ HatauH , dan daerah penolakannya adalah z > zα.
f. Uji Kenormalan Data
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah
data penelitian yang diperoleh dari data sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak, khususnya bila ukuran sampel kecil atau
kita ragu terhadap distribusi dari populasi. Uji normalitas data dilakukan
sebelum data diolah. Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi
distribusi data populasi dalam suatu variabel yang digunakan dalam pene-
litian. Ada bermacam-macam cara untuk mendeteksi normalitas data, sa-
lah satunya menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dimana langkah-
langkah pengujian hipotesisnya adalah :
a) Menentukan hipotesis
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
b) Menentukan tingkat signifikansi, α = 0.05.
c) Menentukan daerah penolakan
H0 ditolak jika Thitung < W1-α , dimana W1-α adalah nilai kritis uji
Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifikansi 1-α untuk jumlah
data n (lampiran 4).
33
d) Menghitung statistik uji
Tentukan F(X) dari tabel distribusi normal dan S(X) diperoleh dari
frekwensi kumulatif masing-masing Xi dibagi dengan jumlah data.
Kemudian tentukan nilai Thitung = )()( XSXF − terbesar.
e) Membuat kesimpulan
Membandingkan antara hasil perhitungan Thitung dengan W1-α.
Jika Thitung < W1-α , maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
data tidak berdistribusi normal, begitupun sebaliknya jika H0 diterima,
maka data berdistribusi normal.
C. STATISTIKA MULTIVARIAT
1. Vektor Rata-rata dan Matriks Dispersi
a. Vektor Rata-rata
Pada situasi multivariat yang melibatkan p variabel acak X1, X2,…,Xp;
misalkan Xij menyatakan nilai ke j dari variabel Xi, dimana i = 1,2,…,n dan i =
1,2,…,p maka matriks nilai-nilai variabel itu adalah matriks berukuran n x p,
yaitu:
� = ������� ��� …��� ��� … … … ⋱��� ��� …
�� �� ⋮ �� ����
JikaiX menyatakan rata-rata sampel dari variabel Xi, maka dapat disusun vektor
rata-rata sampel berorde p x 1 sesuai dengan matriks X di atas, yaitu:
34
�� �� = ����������⋮�� ���
�
dimana n
XXXX
inii
i
+++=
...21
b. Matriks Dispersi
Σ yang disebut matriks dispersi atau matriks varians-kovarians untuk po-
pulasi, dengan rumus:
� = 1n �� − ��′�� − ��
Pendugaan untuk matriks varians-kovarians adalah matriks dispersi sam-
pel S, yaitu matriks berorde p x p berikut:
� = ���� ��� … �� ��� ��� … �� ⋮ ⋮ ⋱ ⋮� � � � … �
Dimana ( ) 2
2
11
1i
p
i
iiii SXXn
S =−−
= ∑=
∑
=
−−−
=n
j
kkjiijik XXXXn
S1
))((1
1
dengan S i2 = variansi sampel Xi dan Sij = kovariansi sampel Xi dan Xj dan
i, k = 1, 2, …, p, sedangkan j = 1, 2,…, n.
35
2. Distribusi Normal Multivariat
Distribusi normal multivariat adalah generalisasi/ perluasan dari distri-
busi normal univariat dengan variabel p ≥ 2. Pada distribusi normal, hanya
terlibat 1 variabel, sehingga p = 1. Fungsi probabilitas densitas dari distribusi
normal univariat (persamaan 11) dengan rata-rata µ dan varians σ2 adalah:
2
2
1
2
1)(
−−
= σ
µ
σπ
x
exf
f(x) di atas dapat dituliskan dengan notasi berikut:
( )
( )( ) ( )µσµ
πσ
−−−−
=xx
exf12
21
21212 2)(
1)( .
Pada situasi multivariat, terlibat lebih dari satu variabel. Sekelompok variabel
(X1, X2, …, Xp) dikatakan berdistribusi normal p-variat dengan vektor rata-
rata µ = (µ1, µ2, …, µp)’ dan matriks varians-kovarians atau matriks dispersi
Σ, maka fungsi densitas untuk p variabel adalah:
( )( )
K
pp eXXXf 2
1
2121
2
1,...,,
−
∑=
π (11)
dengan ! = �� − "�#$��� − "�
! = ��% − &��, ��( − &��, … , ��) − & �#$� ��% − &��( − &�⋮�) − &
Pada univariat: ( ) σσ ==∑ 21
221
, diketahui p = 1, sehingga ( ) ππ 22 =p
36
dan ( )( ) ( )µσµσ
µ−−=
−=
−XX
XK
12
2
.
3. Uji T2 Hotelling
Analisis Univariat adalah suatu teknik analisis data untuk mengetahui
rata-rata populasi normal di mana hanya ada satu variabel yang akan dianali-
sis. Namun dalam kenyataan, sering ditemui suatu situasi di mana ada dua
atau lebih variabel yang harus dibandingkan secara bersama-sama (multiva-
riat), sehingga análisis data yang digunakan adalah análisis multivariat, yaitu
uji statistik T2 yang digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata di mana
ada dua atau lebih variabel bebas yang akan dibandingkan.
Uji statistik T2 disebut uji T
2 Hotelling, karena pertama kali
diperkenalkan oleh Harold Hotelling pada tahun 1947, seorang perintis yang
pertama kali menemukan distribusi sampling. Uji T2 Hotelling adalah suatu
metode multivariat yang merupakan generalisasi dari uji t-student yang
digunakan dalam uji hipotesis multivariat. Uji t-student adalah uji hipotesis
rata-rata satu populasi normal untuk sampel berukuran kecil (n < 30), dimana
uji statistik yang digunakan adalah:
nS
Xt
µ−=
dengan ketentuan bahwa distribusi t berasal dari distribusi X yang berdistri-
busi normal. Dengan demikian, untuk menguji hipotesis bahwa H0: µ = µ0
atau H1: µ ≠ µ0, maka statistik uji yang digunakan adalah:
37
nS
Xt 0µ−
=
sehingga
( )( )
( ) ( )
)()(
)())((
0
1
0
0
12
0
122
0
2
2
02
µµ
µµ
µ
µ
−−=
−−=
−=
−=
−
−
−
XSXn
XSXn
nSX
nS
Xt
Dalam kasus multivariat nilai t2 digeneralisasi menjadi:
*� = +��� − &,��$���� − &,�
dimana S adalah matriks varians-kovarians sampel, S-1 adalah invers dari ma-
triks S dan n adalah ukuran sampel dari masing-masing variabel Xi, dimana i
= 1, 2, ..., p sehingga statistik uji yang digunakan adalah:
*� = +��� − ",��$���� − "-�
(13)
dengan derajat kebebasan (p, n-p).
�� adalah vektor rata-rata sampel berukuran p x 1, yaitu:
�� �� = ����������⋮�� ���
�
dan
� = ���� ��� … ��.��� ��� … ��.⋮ ⋮ ⋱ ⋮�/� �/� … �/.
38
∑=
−−−
=n
j
kkjiijik XXXXn
S1
))((1
1
dimana i, k = 1, 2, …, p dan j = 1, 2, …, p.
Asumsi pengujian hipotesis dengan uji T2 Hotelling adalah bahwa vektor X
berdistribusi normal multivariat sehingga sebelum menggunakannya perlu
dilakukan pengujian tersebut.
a. Uji Normalitas Multivariat
Pada pengujian hipotesis variabel univariat disyaratkan bahwa
populasi yang bersangkutan berdistribusi normal. Demikian juga pada
pengujian hipotesis untuk multivariat disyaratkan bahwa populasi berdis-
tribusi normal multivariat (Suryanto, 1988).
Untuk mendeteksi bahwa data berdistribusi normal multivariat
adalah menggunakan uji Chi-square, dimana langkah-langkah pengujian
hipotesisnya adalah:
1) Menentukan hipotesis
H0 : data berdistribusi normal multivariat
H1 : data tidak berdistribusi normal multivariat
2) Menentukan tingkat signifikansi (α)
3) Menentukan daerah penolakan (wilayah kritis)
Bila 01� = 2��1 − ��3′�$����1 − ���, maka H0 ditolak jika
separuh dari nilai )5.0(22
pjd χ> dimana )5.0(2
pχ didapatkan dari
39
tabel 2χ (chi-square) sesuai dengan jumlah data n (lampiran 3). H0
ditolak maka disimpulkan bahwa data populasi tidak berdistribusi
normal multivariat (Johnson and Wichern, 1992: 163).
4) Menentukan statistik uji yang digunakan
01� = 2��1 − ��3′�$����1 − ���
dimana i=1,2,..,p dan j=1,2,…,n
5) Menghitung statistik uji
6) Membuat kesimpulan
b. Langkah-langkah uji T2 Hotelling
Unsur-unsur diagonal S adalah varians dan elemen-elemen yang
lain adalah kovarians untuk variabel-variabel p, sehingga langkah-langkah
uji T2 Hotelling adalah:
1) Menentukan hipotesis
=
0
30
20
10
3
2
1
0 :
pp
H
µ
µ
µ
µ
µ
µ
µ
µ
MM
≠
0
30
20
10
3
2
1
1 :
pp
H
µ
µ
µ
µ
µ
µ
µ
µ
MM
2) Menentukan tingkat signifikasi yang digunakan (α)
3) Menentukan daerah penolakan (wilayah kritis), yaitu:
H0 ditolak jika T2
> ( )
)(1
, αpnpFpn
pn−
−
−
40
dimana )(, αpnpF − adalah nilai kritis distribusi F dengan derajat bebas
(p, n-p) (lampiran 2).
4) Menentukan statistik uji yang digunakan
∑=
=n
j
jpxp
Xn
X1
)(
1
∑=
−−−
=n
j
kkjiijik XXXXn
S1
))((1
1
*� = +��� − ",��$���� − "-�
5) Menghitung nilai statistik uji
6) Kesimpulan
Pengambilan keputusan yaitu menentukan apakah menerima H0 atau
menolak H1, dengan membandingkan nilai T2 dan nilai
( ))(
1, αpnpF
pn
pn−
−
−
.
4. Interval Kepercayaan Bonferroni
Interval kepercayaan Bonferroni merupakan interval kepercayaan
untuk data multivariat, yang merupakan perluasan dari interval kepercayaan
univariat pada persamaan 11. Untuk membuat pendugaan interval, besarnya
derajat kepercayaan adalah 1 – α, sehingga
( ) pin
StX ii
ini ....,,2,121 =± − α (12)
dengan pi /αα = ,
41
karena [ ] pipnSptXP iini ,,2,1,1/)2(1 K=−=± − αα maka:
α
α
αααα
−=
−=
+++−≥
± −
1
1
...12
1
p
p
pppn
s
ptXP
psebanyak
ii
ni
444 3444 21
Jadi jika iX adalah rata-rata sampel dari variabel random Xi yang diambil dari
suatu populasi dengan variansi Sii, maka interval kepercayaan (1 - α) 100%
untuk µ i adalah:
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )n
SptX
n
SptX
n
SptX
n
SptX
n
SptX
n
SptX
pp
pnpp
pp
pnp
nn
nn
22
22
22
11
222122
22212
111111
11111
αµα
αµα
αµα
−−
−−
−−
+≤≤−
+≤≤−
+≤≤−
MM
BAB III
ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI
A. ERGONOMI
1. Definisi Ergonomi
Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon yang artinya
kerja dan nomos yang artinya peraturan atau hukum atau kaidah, sehingga
secara etimologis, ergonomi adalah suatu kaidah tentang bagaimana
melakukan kerja, termasuk menggunakan peralatan kerja untuk mencegah
kecelakaan kerja dan mencegah ketidakefisienan kerja guna meningkatkan
produktivitas kerja. Pengertian lain dari ergonomi adalah studi tentang aspek-
aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi,
fisiologi, psikologi, teknik, manajemen dan desain (Nurmianto, 1996).
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
ergonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia
dengan lingkungan kerjanya sehingga dapat dirancang suatu sistem kerja yang
memungkinkan seseorang dapat bekerja dengan baik, aman dan nyaman.
Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan
dimensi tubuh, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar
sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.
42
43
2. Tujuan Penerapan Ergonomi
Ada beberapa tujuan penerapan ergonomi, yaitu :
a. Angka cedera dan kesakitan dalam melakukan pemakaian tidak ada/
terkurangi.
b. Biaya terhadap penanganan kecelakaan atau kesakitan menjadi berkurang.
c. Kunjungan untuk berobat bisa berkurang.
d. Tingkat absentisme/ ketidakhadiran bisa berkurang.
e. Produktivitas/ kualitas dan keselamatan kerja meningkat.
f. Pemakai merasa nyaman dalam bekerja.
g. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental.
h. Meningkatkan kesejahteraan sosial.
i. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis,
antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja.
3. Ruang Lingkup Ergonomi
Berdasarkan ruang lingkupnya, maka ergonomi dibagi menjadi 4
bagian, yaitu:
a. Ergonomi fisik
Ergonomi fisik adalah ergonomi yang berkaitan dengan anatomi
tubuh manusia, antropometri, karakteristik fisiologi dan biomekanika yang
berhubungan dengan aktivitas fisik.
b. Ergonomi kognitif
Ergonomi kognitif adalah ergonomi yang berkaitan dengan proses
44
mental manusia, termasuk didalamnya persepsi, ingatan, dan reaksi
sebagai akibat dari interaksi manusia terhadap pemakaian elemen sistem.
c. Ergonomi organisasi
Ergonomi organisasi adalah ergonomi yang berkaitan dengan
komunikasi di dalam lingkungan pemakaian, perancangan waktu kerja,
organisasi di perusahaan yang membuat pemakai merasa nyaman dalam
bekerja.
d. Ergonomi lingkungan
Ergonomi lingkungan adalah ergonomi yang berkaitan dengan
pencahayaan, temperatur/ udara ruangan, kebisingan, dan getaran.
Pada skripsi ini, pembahasan dibatasi hanya pada masalah ergonomi
fisik yaitu yang berkaitan dengan antropometri.
4. Sikap/ Posisi Duduk Saat Kerja
Sikap/ posisi kerja yang dilakukan seperti posisi duduk, berdiri, ber-
baring, atau dalam posisi kerja yang lain, memerlukan pertimbangan-
pertimbangan ergonomis, dimana pertimbangan ini sangat penting, karena
bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada orang yang melakukan suatu
pemakaian/ pemakai sehingga tidak cepat lelah dan tidak merugikan
kesehatan pemakai itu sendiri. Namun, posisi duduk memerlukan lebih sedikit
tenaga daripada berdiri, karena dapat mengurangi banyaknya beban otot statis
pada kaki. Sikap duduk yang salah dapat menyebabkan adanya masalah-
masalah punggung, sebab tekanan pada bagian tulang belakang akan
45
meningkat pada saat duduk, dibandingkan dengan saat berdiri ataupun
berbaring. Bertahan pada posisi duduk dalam jangka waktu yang lama tanpa
mengubah-ubah posisi dapat menyebabkan kurangnya aliran darah, gangguan
pada sirkulasi darah, menyebabkan nyeri, sakit dan rasa pegal (Nurmianto,
2004). Oleh karena itu, penggunaan alat-alat bantu seperti kursi, meja, dll,
harus disesuaikan dengan posisi kerjanya.
Dibawah ini adalah beberapa contoh sikap/ posisi kerja saat duduk,
baik yang ergonomis maupun yang tidak ergonomis.
a. Sikap mengetik di depan komputer
Gambar 3.1 sikap mengetik yang ergonomis
Jika pemakai menggunakan komputer dan memakai kursi dan meja
yang tidak sesuai dalam waktu yang lama, maka akan timbul keluhan sakit
pada tubuh, baik pinggang, punggung, leher, kaki, dll.
Kebiasaan duduk membungkuk dapat terjadi karena pemakaian
kursi yang tidak ergonomis. Kemungkinan lain, kursi yang digunakan
46
lebih tinggi dibanding mejanya hingga seseorang akan membungkukkan
badannya saat menulis. Meja yang terlalu rendah juga akan memaksa
seseorang duduk membungkuk saat menulis ataupun saat melakukan
aktivitas di meja tersebut. Bila terus dibiarkan dapat memunculkan
ketegangan otot pada wilayah leher dan punggung yang berujung pada
keluhan rasa pegal-pegal atau kaku dan bila dibiarkan dalam waktu lama
dapat menyebabkan terjadinya kyphosis.
Gambar 3. 2 sikap mengetik yang tidak ergonomi
Kursi yang tidak ergonomis atau ketinggian kursi yang tidak sama
dapat menyebabkan seseorang duduk miring dengan kemiringan tertentu.
Dalam posisi ini, otot-otot dan tulang belakangnya dipaksa bekerja ekstra
keras untuk melakukan penyesuaian dengan posisi tubuh yang
mengakibatkan terjadinya ketegangan otot sehingga timbul keluhan rasa
kaku atau pegal di wilayah punggung dan pinggang karena otot-otot yang
47
tegang. Bila posisi ini berlangsung terus-menerus akan menyebabkan
kelainan postur yang dikenal dengan nama skoliosis.
b. Sikap mengendara motor
Gambar 3. 3 Sikap pengendara motor yang ergonomis
Sikap pengendara sepeda motor diatas merupakan contoh sikap
mengendara yang ergonomis, karena sikap/ posisi seperti ini dapat
memberikan kenyamanan bagi pengendara, sehingga resiko kecelakaan
akan semakin kecil.
Namun, jika pengendara mengendarai motor dengan
membungkuk, seperti yang terlihat pada gambar 3.4 di bawah ini, dan
membiarkan sikap duduk seperti ini terlalu lama, akan menimbulkan
keluhan sakit pada punggung, sehingga pengendara merasa tidak nyaman.
Posisi seperti ini adalah contoh sikap mengendara yang tidak ergonomis.
48
Gambar 3. 4 sikap pengendara yang tidak ergonomis
Sumber: (http://ducatimonster.wordpress.com/2007/page/9/, 2007)
c. Sikap membaca
Gambar 3. 5 sikap membaca yang tidak ergonomis
Melakukan aktivitas membaca dengan duduk membungkuk
adalah contoh sikap kerja yang tidak baik, karena dapat menyebabkan
keluhan nyeri pada leher, bahu, dan punggung karena ketegangan otot
kendati tidak sampai menyebabkan skoliosis. Apabila posisi duduk sambil
49
membungkuk dibiarkan terus-menerus, maka dapat berdampak buruk pada
kesehatan yaitu terjadi osteoporosis. Selain itu, posisi duduk membungkuk
juga menyebabkan jarak pandang mata dengan buku/ majalah menjadi
lebih dekat sehingga kurang baik untuk kesehatan mata.
B. ANTROPOMETRI
1. Pengertian Antropometri
Disiplin ilmu ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran
dimensi tubuh adalah antropometri yang merupakan salah satu pendekatan
yang dapat digunakan untuk merancang fasilitas yang ergonomis. Kata
antropometri berasal dari kata antro yang artinya manusia dan kata metri yang
artinya ukuran, sehingga secara etimilogis, antropometri adalah ilmu yang
berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri
didefinisikan sebagai suatu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan
karakteristik fisik tubuh manusia dalam hal ukuran, bentuk, dan kekuatan
serta penerapan data untuk penanganan masalah perancangan (Nurmianto,
2004). Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka disimpulkan bahwa
antropometri adalah suatu ilmu tentang pengukuran dimensi tubuh manusia.
Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-
pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan/ desain produk maupun
sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Data antropometri
yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal:
50
- Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll).
- Perancangan peralatan kerja seperti mesin, perkakas dan sebagainya.
- Perancangan produk-produk konsumtif (pakaian, kursi/ meja komputer,
dll.
- Perancangan lingkungan kerja fisik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan
menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan
produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikannya/ menggu-
nakan produk tersebut sehingga perancang suatu produk harus mampu me-
ngakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan mengguna-
kan produk hasil rancangannya tersebut (Wignjosoebroto, 1995).
Contoh-contoh dari aplikasi data antropometri misalnya: kaus kaki,
kursi, helm, sepeda, meja dapur, perkakas tangan, tempat tidur, meja, interior
mobil, mesin produksi, dan sebagainya. Seorang desainer seharusnya
memperhatikan aspek-aspek dimensi tubuh dari populasi yang akan
menggunakan peralatan hasil rancangannya tersebut. Dalam hal ini, harus ada
semacam target, misalnya sedikitnya 90 % sampai 95 % dari populasi harus
dapat menggunakan hasil desainnya tersebut.
Penelitian awal tentang dimensi tubuh manusia dimulai sejak awal
abad ke-14 dan sampai pada abad ke-19 barulah dapat dihasilkan data
antropometri yang lengkap. Metode pengukuran ini distandarisasikan selama
periode awal sampai pertengahan abad ke-20. Belakangan standarisasi
51
dilakukan pada tahun 1980-an oleh International Organization for
Standardization.
2. Sumber Variabilitas Ukuran-Ukuran Antropometri
Manusia pada umumnya memiliki bentuk tubuh yang berbeda-beda
antara satu dengan yang lain dalam hal bentuk dan ukuran tubuhnya, sehingga
semakin banyak jumlah manusia yang diukur maka akan didapat variansi
ukuran tubuh yang satu dengan yang lainnya. Variabilitas tersebut disebabkan
oleh faktor- faktor berikut, yaitu:
a. Umur
Umur digolongkan atas beberapa kelompok usia yaitu: balita,
anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia. Ukuran tubuh manusia akan
berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17
tahun untuk wanita. Setelah itu, tidak lagi terjadi pertumbuhan bahkan
justru akan cenderung berubah menjadi pertumbuhan menurun ataupun
penyusutan yang dimulai sekitar umur 40 tahunan.
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin manusia yang berbeda akan mengakibatkan dimensi
anggota tubuhnya berbeda. Perbedaan dimensi tubuh ini dikarenakan
fungsi yang berbeda. Untuk kebanyakan dimensi pria dan wanita ada
perbedaan yang signifikan, dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan
begitu saja. Jenis kelamin pria umumnya memiliki dimensi tubuh yang
lebih besar kecuali dada dan pinggul. Oleh karena itu data antropometri
52
untuk kedua jenis kelamin tersebut selalu disajikan secara terpisah.
c. Suku Bangsa (etnik)
Variasi diantara beberapa kelompok suku bangsa telah menjadi hal
yang tidak kalah penting terutama karena meningkatnya jumlah migrasi
dari suatu negara ke negara lain. Setiap suku bangsa ataupun kelompok et-
nik tertentu akan memiliki karakteristik fisik yang berbeda satu dengan
yang lainnya.
d. Sosial-Ekonomi
Tingkat sosio ekonomi sangat mempengaruhi dimensi tubuh
manusia. Pada negara-negara maju dengan tingkat sosio ekonomi tinggi,
penduduknya mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan dengan
negara-negara berkembang.
e. Posisi Tubuh
Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tu-
buh oleh karena itu harus posisi tubuh standar harus diterapkan untuk sur-
vei pengukuran.
f. Jenis Pemakaian
Beberapa jenis pemakaian tertentu menuntun adanya persyaratan
dalam menyeleksi karyawannya. Misalnya, buruh dermaga/ pelabuhan
harus mempunyai postur tubuh yang relatif lebih besar jika dibandingkan
dengan pegawai perkantoran pada umumnya.
53
g. Pakaian
Sumber variabilitas ini disebabkan karena perbedaan iklim/ musim
dari suatu daerah dengan daerah lainnya khususnya untuk daerah yang
mempunyai empat musim. Misalnya pada musim dingin, manusia lebih
cendrung memakai pakaian yang lebih tebal dengan ukuran yang relatif le-
bih besar dan juga sebaliknya. Begitu juga dengan para astronot yang
mempunyai pakaian khusus.
h. Faktor kehamilan pada wanita
Faktor ini jelas akan sangat berpengaruh jika dibandingkan dengan
wanita yang tidak hamil, terutama yang berkaitan dengan analisis
perancangan produk dan analisis perancangan kerja.
3. Cara Pengukuran Antropometri
Berdasarkan cara pengukurannya, antropometri terbagi atas dua
macam, yaitu:
a. Antropometri statis
Antropometri statis adalah pengukuran data yang dilakukan pada
posisi tubuh diam atau dalam posisi standar/ tetap tegak sempurna.
Antropometri statis disebut juga dengan pengukuran dimensi struktur
tubuh. Dimensi yang diukur pada antropometri statis diambil secara linear
(lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh seperti berat badan, tinggi
tubuh, ukuran kepala, panjang lengan, panjang lutut saat duduk/ berdiri,
dan sebagainya. Hal ini dapat dilakukan dengan tujuan untuk mencegah
54
kelelahan (fatigue) pada pemakai pada saat melakukan pemakaiannya.
b. Antropometri dinamis
Antropometri dinamis yaitu data yang diambil pada posisi tubuh
sedang bekerja atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin
terjadi saat pemakaian tersebut melaksanakan kegiatannya. Dimensi yang
diukur pada antropometri dinamis diambil secara linear (lurus) dan saat
pemakai melakukan aktivitasnya seperti jangkauan tangan ke atas, tinggi
tubuh, ukuran kepala, panjang lengan, panjang lutut saat duduk/ berdiri,
dan sebagainya.
4. Alat Ukur Antropometri
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur dimensi tubuh
(antropometri) disebut antropometer. Pada skripsi ini antropometer yang
digunakan adalah meteran plastik dan meteran gulung, seperti terlihat pada
gambar 3. 6a dan 3. 6b di bawah ini.
Gambar 3.6a meteran plastik Gambar 3.6b meteran gulung
55
5. Data Antropometri
Data antropometri sangat diperlukan untuk perancangan fasilitas/ per-
alatan dan lingkungan kerja karena kenyamanan menggunakan alat bergan-
tung pada kesesuaian antara ukuran alat dengan ukuran tubuh manusia (antro-
pometri) pemakainya. Jika tidak sesuai maka akan menimbulkan berbagai
dampak negatif yang dapat merugikan pemakai itu sendiri di mana dalam
jangka waktu tertentu akan mengakibatkan stress tubuh antara lain dapat be-
rupa lelah, nyeri, pusing, dll. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data
antropometri diperlukan agar rancangan suatu produk ergonomis/ sesuai
dengan orang yang akan mengoperasikan/ menggunakan produk tersebut.
Oleh karena itu, perancangan produk harus mampu mengakomodasi berbagai
dimensi tubuh dari populasi terbesar pengguna produk yang dirancang.
Data-data antropometri yang diperlukan dalam perancangan suatu
produk adalah antropometri kaki, antropometri jari tangan, antropometri
kepala, antropometri posisi berdiri dan antropometri posisi duduk, tergantung
pada produk yang ingin dirancang. Selanjutnya untuk memperjelas mengenai
data antropometri untuk bisa diaplikasikan pada perancangan produk/ fasilitas
kerja, maka gambar-gambar dibawah ini akan memberikan informasi tentang
berbagai macam anggota tubuh yang perlu diukur, yaitu:
56
Data
a antropomet
tri yang dipe
Sumber: (W
Gambar 3.
erlukan untuk
Wignjosoebro
.7
k perancang
oto, 2008)
an produk/ ffasilitas kerja
a
57
Tabel 3.1 Data antropometri yang diperlukan
No Dimensi Tubuh 1 Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai s/d ujung kepala) 2 Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak 3 Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak 4 Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus) 5 Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam
gambar tidak ditunjukkan) 6 Tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas tempat duduk/pantat sampai
dengan kepala) 7 Tinggi mata dalam posisi duduk 8 Tinggi bahu dalam posisi duduk 9 Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus) 10 Tebal atau lebar paha 11 Panjang paha yang diukur dari pantat sampai ujung lutut 12 Panjang paha yang diukur dari pantat sampai bagian belakang dari lutut/betis 13 Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri maupun duduk 14 Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai paha 15 Lebar bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri maupun duduk) 16 Lebar pinggul/ pantat 17 Lebar dada dalam keadaan membusung (tidak tampak dalam gambar) 18 Lebar perut 19 Panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi
siku tegak lurus 20 Lebar kepala 21 Panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari 22 Lebar telapak tangan 23 Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar kesamping kiri-kanan
(tidak ditunjukkan dalam gambar) 24 Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai sampai
telapak tangan yang terjangkau lurus keatas (vertikal) 26 Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan diukur dari bahu sampai ujung
jari tangan.
58
6. Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan
Data antropometri jelas diperlukan agar suatu rancangan produk bisa
sesuai dengan orang yang akan mengoperasikannya. Oleh karena itu, peran-
cang produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh yang dapat
dipakai oleh sejumlah populasi yang besar yaitu sekurang-kurangnya 90-95%
dari populasi yang menjadi target dalam kelompok pemakai produk harus da-
pat menggunakan dengan selayaknya. Untuk kepentingan itulah maka data
antropometri diharapkan mengikuti distribusi normal. Dalam statistika, distri-
busi normal dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata ( X ) dan
simpangan standarnya (standar deviasi, S) dari data yang ada. Dari data terse-
but kemudian dapat ditetapkan “persentil”. Persentil adalah suatu nilai yang
menunjukkan persentase tertentu dari orang-orang yang memiliki ukuran di
bawah atau pada nilai tersebut. Sebagai contoh, persentil ke 95 menunjukkan
95% populasi akan berada pada atau di bawah nilai dari suatu data yang diam-
bil. Umumnya persentil yang banyak digunakan dalam perancangan suatu
produk adalah persentil ke 5, 50, 90 dan 95.
Data antropometri yang diperoleh dan telah dikelompokkan
berdasarkan nilai persentil dari populasi tertentu akan sangat bermanfaat
untuk menentukan ukuran-ukuran yang harus diakomodasikan pada
perancangan suatu produk, fasilitas kerja maupun stasiun kerja. Namun,
produk yang dihasilkan tidak hanya digunakan secara individu, tetapi oleh
59
banyak orang, sehingga permasalahan mendasar yang timbul di sini adalah
ukuran siapakah yang paling tepat untuk rancangan yang ingin dibuat agar
bisa mengakomodasikan mayoritas dari populasi yang akan menggunakan /
mengoperasikan hasil rancangan tersebut.
Berkaitan dengan aplikasi data antropometri yang diperlukan dalam
proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka ada beberapa saran
yang bisa diberikan sesuai dengan langkah-langkah berikut, yaitu:
a. Tentukan terlebih dahulu mayoritas dari populasi yang akan mengguna-
kan/ mengoperasikan produk/ fasilitas rancangan yang akan dibuat.
b. Tentukan dimensi tubuh yang penting terkait dengan rancangan yang
dibuat dan perhatikan apakah harus menggunakan data antropometri statis
ataukah data antropometri dinamis.
c. Tentukan proporsi dari populasi (persentil) yang harus diikuti, seperti
persentil ke 90, 95 atau 99.
d. Selanjutnya tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomo-
dasi dan menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut.
e. Pilih prinsip ukuran yang digunakan, apakah rancangan tersebut
menggunakan ukuran individual yang ektrim, rentang ukuran yang fleksi-
bel ataukah ukuran rata-rata.
f. Tentukan nilai ukuran dimensi tubuh dan tabel data antropometri yang se-
suai dan memberi faktor kelonggaran, seperti faktor tebalnya pakaian yang
dipakai, tinggi sepatu, pemakaian sarung tangan, dll.
60
7. Metode Perancangan dengan Antropometri
Ada tiga prinsip dasar yang digunakan dalam mengaplikasikan data
antropometri agar bisa menghasilkan rancangan produk, fasilitas maupun
stasiun kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh dari populasi pemakai
terbesarnya, yaitu:
a. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran ekstrim (Design
for extreme individuals)
Pada prinsip ini, rancangan produk dibuat agar dapat
mengakomodasikan mereka yang memiliki ukuran yang terkecil atau yang
terbesar (dipilih salah satu) dengan orientasi bahwa rancangan yang dibuat
tetap bisa digunakan oleh mayoritas populasi yang ada.
b. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang
ukuran tertentu (Design for adjustable range)
Pada prinsip ini, perancangan suatu produk yang ukurannya dapat
diubah-ubah sehingga cukup fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang
memiliki berbagai macam ukuran tubuh, baik oleh mereka yang memiliki
ukuran tubuh terkecil maupun yang terbesar. Data antropometri yang
umum diaplikasikan adalah dalam rentang nilai persentil ke 5 s/d 95
persentil. Contohnya adalah perancangan kursi mobil yang mana dalam
hal ini letaknya bisa digeser maju-mundur dan sudut sandarannyapun bisa
diubah-ubah sesuai dengan yang diinginkan.
61
c. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata (Design for average)
Dalam prinsip ini, rancangan produk didasarkan pada rata-rata
ukuran tubuh populasi. Rancangan produk yang dibuat berdasarkan
prinsip ini banyak dijumpai pada perancangan produk / fasilitas yang
digunakan untuk umum seperti kursi kereta api, bus dan fasilitas umum
lainnya yang akan dipakai oleh orang banyak. Namun, masalah yang
dihadapi adalah sedikit sekali mereka yang berbeda dalam ukuran rata-rata
sehingga rancangan produk yang dibuat tidak sesuai dengan ukuran
mayoritas populasi yang ada.
Pada skripsi ini, metode perancangan yang digunakan adalah prinsip
perancangan produk bagi individu dengan ukuran ekstrim.
8. Antropometri Posisi Duduk
Posisi duduk yang baik dapat ditunjang oleh kursi yang baik pula.
Kursi yang baik maksudnya adalah kursi yang ergonomis, yaitu sesuai dengan
antropometri pemakai agar dapat memberikan kenyamanan bagi pemakainya.
Tempat duduk harus diupayakan sedemikian rupa sehingga berat badan yang
disangga oleh tulang duduk tersebar pada daerah yang cukup luas. Alas yang
tepat pada landasan tempat duduk dapat memenuhi kebutuhan tersebut dan
diupayakan agar subyek yang sedang duduk di atas tempat duduk tersebut
dapat mengubah-ubah posisi atau postur tubuhnya untuk mengurangi rasa
ketidaknyamanannya. Kondisi ini mendasari diperlukannya data antropometri
62
yang tepat. Berikut ini data-data antropometri yang diperlukan untuk
perancangan kursi.
Gambar 3.8 Dimensi Antropometri untuk Perancangan Kursi
Sumber: http://msis.jsc.nasa.gov/sections/section03.htm
63
Tabel 3.2 Data Antropometri Posisi Duduk
Antropometri
No. Data Cara pengukuran
A Tinggi poplitiel diperoleh dengan mengukur jarak vertikal dari lantai sampai sampai lekukan lutut sebelah dalam. Subjek duduk tegak dengan mata memandang lurus ke depan dan lutut membentuk sudut siku-siku.
B Jarak antara pantat-poplitiel
diperoleh dengan mengukur jarak horizontal dari bagian terluar pantat sampai lekukan lutut sebelah dalam (popliteal). Paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku.
C Lebar bahu diperoleh dengan mengukur jarak horisontal antara kedua lengan atas dan subjek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke badan dan lengan bawah direntangkan ke depan.
D Lebar pinggul diperoleh dengan mengukur subjek duduk tegak dan ukur jarakhorisontal dari bagaian terluar pinggul sisi kiri samping bagian terluar pinggul sisi kanan.
E Tinggi bahu diperoleh dengan mengukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung tulang bahu yang menonjol pada saat subjek duduk tegak. permukaan alas duduk sampai ujung tulang bahu yang menonjol pada saat subjek duduk tegak.
F Tinggi mata diperoleh dengan mengukur jarak vertikal dari lantai sampai ujung mata bagian dalam. Subjek duduk tegak dan memandang lurus ke depan.
G Tinggi duduk tegak
Ukur jarak vertikal dari lantai sampai ujung atas ke-pala. Subyek duduk tegak dengan mata memandang lurus ke depan dan membentuk sudut siku-siku.
H Tebal paha Subyek duduk tegak, ukur jarak dari permukaan ke atas paha.
I Pantat ke lutut Ukur jarak horisontal dari bagian terluar pantat sam-pai ke lutut. Paha dan kaki bagian bawah memben-tuk sudut siku-siku.
J Tinggi siku Ukur jarak vertikal dari alas kursi sampai bagian bawah siku.
64
a. Syarat Keergonomisan Kursi
Syarat keergonomisan kursi adalah memenuhi beberapa hal berikut:
1). Tinggi alas kursi
Pada perancangan tinggi alas kursi digunakan persentil 50 wanita ka-
rena diharapkan agar rata-rata populasi dapat menggunakan kursi atau
tinggi kursi kira-kira 43 cm (Nurmianto, 2005). Data antropometri
yang digunakan adalah dimensi tinggi lipat dalam lutut (popliteal),
Namun, dalam menghitung tinggi kursi juga perlu menambahkan
toleransi tinggi sepatu/ sandal.
2). Lebar alas kursi
Lebar alas kursi yang baik minimal sama dengan lebar pinggul wanita
5 persentil, karena diharapkan agar yang berbadan kecil dapat meng-
gunakan kursi (Nurmianto, 2005). Namun, dalam menghitung lebar
alas kursi juga perlu menambahkan toleransi tebal pakaian.
3). Panjang alas kursi
Panjang alas kursi (kedalaman kursi) harus sesuai dengan dimensi
panjang antara lipat lutut (poplitiel) ke pantat. Wanita dengan antropo-
metri 5 persentil harusnya dapat menggunakan dan merasakan manfaat
adanya sandaran punggung (Nurmianto, 2005).
4). Tinggi sandaran kursi
Sandaran kursi penting untuk menahan beban punggung ke arah bela-
kang sehingga harus dapat diatur fleksibilitasnya sehingga sesuai de-
65
ngan bentuk punggung. Tinggi sandaran kursi yang ergonomis dise-
suaikan dengan dimensi tinggi bahu duduk. Data antropometri yang
diambil adalah persentil ke 5 wanita.
5). Lebar sandaran kursi
Lebar sandaran kursi seharusnya sama dengan lebar bahu wanita de-
ngan mengambil persentil ke 5. Persentil ke 5 diambil karena jika ter-
lalu besar akan mempengaruhi kebebasan gerak siku.
Penentuan keergonomisan kursi kuliah pada skripsi ini, hanya di-
batasi berdasarkan antropometri pemakainya dan tidak memperhatikan ba-
han pembuat kursi.
b. Akibat Penggunaan Kursi yang Tidak Ergonomis
Akibat dari desain kursi yang tidak ergonomis ini adalah akan membawa
pengaruh yang kurang baik bagi pemakainya itu sendiri yang pada akhir-
nya akan berpengaruh pada efektifitas dan efisiensi kerja mereka. Akibat
dari desain kursi yang tidak ergonomis ini antara lain :
1). Alas kursi yang terlalu pendek akan menimbulkan tekanan pada per-
tengahan paha, seperti ditunjukkan pada gambar 3. 9 di bawah ini.
66
Gambar 3. 9 Akibat Alas Kursi Yang Terlalu Pendek
(Sumber : Julius Panero, 1980)
2). Begitu juga alas tempat duduk yang terlalu panjang juga tidak ergono-
mis karena berakibat adanya tekanan pada pertemuan betis dan paha
atau lipatan lutut sehingga hal ini akan memberikan ketidaknyamanan
pada pemakainya, seperti pada gambar 3. 10 di bawah ini.
Gambar 3. 10 Akibat Alas Kursi Yang Terlalu Lebar
(Sumber : Julius Panero, 1980)
67
3). Dan apabila alas tempat duduk terlalu pendek akan menimbulkan
kelelahan pada tungkai sehingga cenderung mendorong badan ke bela-
kang yang berakibat timbulnya tekanan pada pinggang, seperti ditun-
jukkan gambar 3. 11.
Gambar 3. 11 Akibat alas kursi yang terlalu pendek
(Sumber : Julius Panero, 1980)
4). Alas tempat duduk yang terlalu tinggi juga tidak baik bagi pemakainya
karena hal ini mengakibatkan tekanan pada telapak kaki, seperti ditun-
jukkan gambar 3.12 di bawah ini.
Gambar 3. 12 Akibat Alas Kursi Yang Terlalu Tinggi
(Sumber : Julius Panero, 1980)
68
9. Antropometri Membaca dalam Ruangan
Ruang kuliah adalah salah satu ruangan yang paling penting yang ha-
rus ada di suatu universitas atau instansi pendidikan, karena ruang kuliah ber-
guna sebagai sarana belajar-mengajar, dengan mahasiswa dan dosen sebagai
pemakainya. Fasilitas yang diperlukan dalam ruang kuliah antara lain: kursi,
meja, papan tulis, dan dengan perkembangan teknologi ruang kuliah kini di-
lengkapi dengan layar dan viewer. Ruang kuliah merupakan kajian ergonomi,
sehingga dalam membangun dan merancang suatu ruang kuliah perlu men-
gaplikasikan ilmu-ilmu yang ada dalam ergonomi, yang diharapkan agar ma-
nusia yang bekerja di dalamnya dapat melakukan aktivitas dengan efektif,
aman dan nyaman.
Oleh karena itu perancangan kursi, meja, letak viewer, layar dan
semua fasilitas yang ada dalam ruang kuliah harus disesuaikan dengan
antropometri pemakai yaitu para mahasiswa dan dosen dan luas ruangan agar
dapat memberikan kenyamanan bagi pemakainya, namun dalam penulisan
skripsi ini, hanya akan diteliti keergonomisan kursi dan posisi layar. Di bawah
ini ada beberapa model ruang kuliah yang biasa digunakan.
69
Gambar 3.13 Posisi duduk miring
Sumber : http://amerabridgeclub.wordpress.com/
Model ruang kuliah di atas memaksa para mahasiswa untuk me-
mutarkan leher mereka karena layar berada jauh di samping kiri pemakai,
sehingga jika dilakukan dalam waktu yang lama, dapat menimbulkan
keluhan sakit pada leher. Postur leher akan seperti terlihat pada gambar
3.14 di bawah ini.
Gambar 3.14 posisi leher memutar
Sumber: (Octarisya, 2009)
70
Dengan demikian model ruang kuliah seperti ini tidak ergonomis,
karena tidak memberikan kenyamanan bagi mereka yang menggunakan-
nya.
Gambar 3.15 Posisi Layar yang Baik
Sumber : http://amerabridgeclub.wordpress.com/
Posisi layar pada gambar 3.15 di atas adalah posisi yang nyaman
karena tinggi layar sesuai dengan tinggi mata dimana layar berada tepat di
depan mata pemakai.
71
Gambar 3.16 Posisi Layar Terlalu Tinggi
Sumber : http://amerabridgeclub.wordpress.com/
Posisi layar pada gambar 3.16 di atas adalah posisi yang tidak nya-
man karena layar terlalu tinggi sehingga memaksa mahasiswa untuk
mendongakkan kepala mereka saat melihat layar khususnya untuk bebe-
rapa barisan kursi terdepan, yang jika dibiarkan dalam waktu yang lama
akan menyebabkan rasa sakit/ nyeri pada leher setelah kuliah, sehingga
postur leher akan seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.17 posisi leher mendongak ke atas Sumber: (Octarisya, 2009)
72
Syarat keergonomisan posisi layar
Menentukan jarak antara layar dengan mata, tinggi layar dan sudut
layar merupakan pertimbangan yang penting, sehingga harus mengguna-
kan prinsip ergonomi. Pada beberapa situasi, layar harus diamati dengan
posisi berdiri, namun dalam situasi lain diamati dengan posisi duduk, yaitu
seperti untuk penggunaan layar di ruang kuliah yang diamati pada posisi
duduk. Posisi layar yang ergonomis adalah sesuai dengan beberapa syarat
berikut, yaitu:
- Tinggi layar. Tinggi layar yang ideal adalah sesuai dengan tinggi mata
pengamat pada posisi duduk.
- Posisi duduk terjauh dari layar. Berdasarkan prinsip posisi duduk ter-
jauh layar dengan bahan definisi standar (standard definition) me-
ngatakan bahwa posisi duduk terjauh adalah sekitar 5 kali lebar layar.
- Sudut layar. Sudut layar harus ditempatkan pada permukaan pengamat
yang tegak lurus dengan garis pandang normal.
- Berdasarkan prinsip ergonomi, agar posisi duduk tidak menyebabkan
sakit pada leher maka layar tidak boleh diletakkan > 350 ke kiri dan ke
kanan sehingga posisi duduk yang nyaman.
- Jarak layar dari baris pertama
Jarak minimal antara baris pertama dengan layar adalah pada
jarak tidak kurang dari 300 dan tidak lebih dari 330. Namun, diambil
sudut yang paling optimal, yaitu 330 sehingga orang yang duduk di ba-
73
ris kedua hingga baris terakhir dapat melihat layar dengan baik. seperti
yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 3. 18 sudut pandang layar dari baris pertama
74
BAB IV
PEMBAHASAN
A. DATA HASIL PENELITIAN
Data yang diperlukan pada penelitian ini adalah data dimensi kursi, data
dimensi layar, data karakteristik ruang kelas, data antropometri mahasiswa dan
data persepsi mahasiswa.
1. Obyek Penelitian
Skripsi ini meneliti tentang keergonomisan kursi dan posisi layar di
ruang kuliah lingkungan FKIP Mrican USD. Pada studi ini ruang kuliah yang
diteliti adalah 3 kelas yang berukuran besar dengan luas 12 m x 10 m = 120
m2 yaitu kelas I/ K 13, II/ K 31. A dan II/ K 31. B. Selanjutnya sampel
mahasiswa yang diambil adalah mahasiswa peserta kuliah yang memakai 3
kelas tersebut yang diambil secara acak sebanyak 80 orang, yaitu dari jurusan
PBI dan PBSID dengan rincian mahasiswa laki-laki sebanyak 40 mahasiswa
dan mahasiswa wanita sebanyak 40 mahasiswa.
Penarikan kesimpulan dapat digeneralisasi untuk kelas-kelas yang lain
sejauh situasi dan tata letak ruangan sama dengan kelas-kelas diatas.
2. Variabel yang Digunakan
Variabel merupakan karakteristik obyek penelitian yang menjadi per-
hatian dalam penelitian. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti adalah di-
mensi-dimensi tubuh berupa data antropometri posisi subyek pada waktu du-
75
duk, yaitu tinggi poplitiel (X1), jarak pantat-poplitiel (X2), lebar pinggul (X3),
lebar bahu (X4), tinggi bahu (X5) dan tinggi mata (X6). Variabel X1, X2, X3,
X4 dan X5 digunakan untuk menentukan dimensi kursi yaitu tinggi alas kursi,
lebar kursi, kedalaman/ panjang kursi, lebar sandaran dan tinggi sandaran se-
dangkan variabel X6 untuk menentukan posisi layar.
Gambar 4.1 Antropometri Posisi Duduk
Dimensi antropometri untuk keergonomisan kursi hanya diambil 5 di-
mensi saja karena disesuaikan dengan karakteristik kursi yang digunakan di
ruang kuliah lingkungan FKIP Mrican USD yaitu seperti pada gambar 4.2 di
bawah ini.
76
Gambar 4. 2 Karakteristik kursi yang digunakan di ruang kuliah ling-
kungan FKIP Mrican USD
Keterangan :
a = tinggi alas kursi
b = kedalaman kursi
c = lebar kursi
d = tinggi sandaran
e = lebar sandaran
77
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Pengumpulan data dilakukan di lingkungan FKIP Mrican USD, yang
dilaksanakan pada bulan April 2010.
4. Instrumen (Alat pengumpulan data)
Instrumen atau alat yang dipakai untuk mengumpulkan data dalam pe-
nelitian ini adalah :
a. Meteran untuk mengukur data antropometri mahasiswa, dimensi kursi, di-
mensi layar dan karakteristik ruang kuliah.
b. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan keluhan- keluhan apa saja yang
dialami oleh mahasiswa selama mengikuti perkuliahan saat menggunakan
layar. Kuesioner ini berisi 30 pertanyaan yang terdiri dari 14 pertanyaan
yang berkaitan dengan kenyamanan posisi layar dan 6 pertanyaan yang
berkaitan dengan kenyamanan kursi dan 10 pertanyaan berkaitan kriteria
kursi yang dinyaman digunakan terkait dengan antropometri (kuesioner
terlampir pada lampiran 6 dan lampiran 7).
c. Kamera, untuk mendapatkan gambar sehingga dapat memperjelas data.
5. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah keputusan/ jawaban sementara yang diharapkan.
Permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah menentukan apakah kursi
dan posisi layar yang digunakan dapat memberikan kenyamanan (ergonomis)
bagi pemakai. Kursi dan posisi layar dikatakan ergonomis jika dimensi kursi
78
yang digunakan sesuai dengan dimensi tubuh (antropometri) manusia dan po-
sisi layar sesuai dengan syarat keergonomisan posisi layar sehingga dapat di-
rumuskan dua hipotesis sebagai berikut :
a. Kursi yang digunakan oleh mahasiswa di ruang kuliah lingkungan FKIP
Mrican USD sudah ergonomis. Secara statistik, hipotesis tersebut dapat
dinotasikan sbb:
H�: � = �� atau ��: � ≠ ��
dimana µ = vektor rata-rata antropometri mahasiswa dan µ0 = vektor di-
mensi kursi.
b. Posisi layar di ruang kuliah lingkungan FKIP Mrican USD tidak ergono-
mis. Secara statistik, hipotesis tersebut dapat dinotasikan sbb:
��: = � atau ��: ≠ �
dimana µ = rata-rata tinggi mata mahasiswa dan µ0 = tinggi layar.
6. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, observasi
dan studi pustaka. Metode survei dilakukan dengan cara penyebaran kue-
sioner, metode observasi yang dilakukan dengan pengukuran data secara
langsung dan metode studi pustaka dilakukan untuk menggali teori-teori yang
terkait dengan ergonomi dan antropometri. Penarikan kesimpulan akhir
dilakukan secara komprehensif berdasarkan kajian teori, hasil uji hipotesis
dan persepsi responden penelitian.
79
B. HASIL PENELITIAN
1. Hasil Pengukuran Data Secara Langsung
a. Antropometri Mahasiswa
Tabel 4.1 Antropometri Mahasiswa
No X1 X2 X3 X4 X5 X6
1 46 45 31 44 48 111
2 45 45 30 45 48 111
3 45 47 35 45 55 114
4 46 48 33 43 54 113
5 42 52 32 46 59 116
6 41 51 30 44 55 114
7 40 50 31 46 62 117
8 44 46 36 45 56 113
9 43 45 35 43 52 111
10 45 46 33 41 62 117
11 49 50 42 43 60 120
12 47 50 43 44 61 120
13 48 51 42 44 61 119
14 45 46 35 44 54 113
15 46 47 34 41 61 116
16 45 47 34 42 61 116
17 43 49 38 46 56 119
18 45 49 35 47 63 128
19 48 46 34 46 66 130
20 40 43 30 42 61 113
21 46 47 31 42 57 109
22 47 49 34 44 60 120
23 44 50 44 45 73 136
24 45 49 40 46 62 130
25 45 45 35 47 60 122
26 45 46 41 48 61 128
80
27 43 49 38 47 60 124
28 42 47 41 46 60 125
29 47 53 42 48 64 128
30 43 45 39 43 56 118
31 39 46 40 41 52 113
32 40 45 40 42 53 113
33 39 47 35 36 50 110
34 40 46 34 35 49 111
35 39 44 35 36 50 112
36 37 43 36 37 48 110
37 35 39 33 34 42 104
38 37 45 34 35 49 110
39 37 44 34 35 49 108
40 38 43 34 36 48 108
41 41 45 37 42 51 100
42 41 43 36 43 54 111
43 40 43 33 45 51 113
44 39 42 37 43 51 99
45 42 44 35 43 50 99
46 42 43 36 44 52 98
47 44 44 35 44 53 98
48 44 43 37 42 52 97
49 43 44 38 41 53 114
50 43 46 36 41 61 115
51 42 48 38 43 55 109
52 44 48 39 42 61 115
53 43 46 36 42 54 110
54 43 45 38 43 60 113
55 43 46 37 42 54 110
56 41 45 37 43 55 108
57 40 46 36 42 54 107
58 44 47 37 42 61 116
59 41 47 39 43 54 110
81
60 43 45 35 43 55 112
61 43 47 38 42 60 116
62 45 50 39 43 53 115
63 44 46 36 40 53 117
64 43 45 36 39 50 108
65 40 42 35 43 55 115
66 39 45 32 37 54 113
67 38 43 33 41 51 110
68 39 44 34 41 50 111
69 38 43 36 42 53 111
70 43 46 37 39 53 107
71 36 42 36 36 46 109
72 36 39 35 36 43 106
73 38 45 34 36 47 108
74 38 44 35 37 49 108
75 39 45 36 37 50 110
76 40 47 35 37 49 109
77 38 46 35 37 48 107
78 37 43 33 34 47 105
79 43 50 38 40 59 118
80 42 48 39 42 58 116
X 42.04 45.94 35.96 41.70 54.71 113.04
S 3.20 2.711 3.025 3.559 5.637 7.465
b. Dimensi kursi
Tabel 4. 2 Data Dimensi Kursi
No Dimensi Kursi Hasil pengukuran (cm)
1 Tinggi alas kursi 45
2 Lebar alas kursi 42
3 Panjang alas kursi 44
4 Lebar sandaran kursi 41
5 Panjang sandaran kursi 43
82
b. Dimensi ruang kuliah
Tabel 4. 3 Data Dimensi Ruangan
No. Dimensi Kursi Hasil pengukuran
(cm)
1 Lebar ruangan 1000
2 Panjang ruangan 1200
3 Tinggi ruangan 400
4 Jarak dari layar sampai baris pertama 150
5 Lebar meja 55
6 Panjang meja 55
7 Jarak tiap baris 130
c. Dimensi layar
Gambar 4. 3 posisi layar yang digunakan di ruang kuliah lingkungan
FKIP Mrican USD
83
Berdasarkan observasi lapangan, diperoleh posisi kursi dan layar
di ruang kuliah FKIP Mrican USD sbb:
Gambar 4.4 Ruang kuliah tampak samping
Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa posisi layar tidak
nyaman, yaitu tidak sesuai dengan syarat keergonomisan posisi layar
ergonomis berdasarkan sudut pandang yang dibentuk pada baris pertama
(seperti pada teori bab III gambar 3. 19, hal 74).
Tabel 4. 4 Data Dimensi Layar
No Dimensi Layar Hasil pengukuran (cm)
1 Panjang layar 175
2 Lebar layar 175
3 Tinggi layar dari lantai 175
84
2. Hasil Survei (Kuesioner)
a. Kuesioner 1
Langkah awal penelitian skripsi ini adalah dengan melakukan pe-
nyebaran kuesioner terhadap 80 mahasiswa jurusan PBI dan PBSID baik
perempuan maupun laki-laki yang memakai 3 ruang kelas yang dipakai
di lingkungan FKIP Mrican USD, yaitu ruang I/K 13, II/K 31.A dan II/K
31.B. Penyebaran kuesioner adalah untuk mengetahui masalah yang tim-
bul pada kegiatan perkuliahan khususnya karena posisi duduk saat melihat
layar.
1). Hasil kuesioner berkaitan dengan posisi layar
Tabel 4. 5 Hasil kuesioner berkaitan dengan posisi layar
No Pertanyaan % Jawaban responden
yang menjawab ya
1 posisi duduk tidak
nyaman 87.5%
2 Mengalami keluhan
dengan posisi layar 88.75%
3 sakit pada leher 43.75%
4 sikap mendongak 50%
5 Mengalami ketegangan
pada leher 48.75%
6 posisi layar tinggi 68.75%
Dari tabel 4. 5 di atas dapat disimpulkan bahwa 88.75% maha-
siswa mengalami keluhan dengan posisi layar setelah kuliah. Kelelah-
an yang sering terjadi pada mahasiswa adalah 43.75% mahasiswa
85
menderita sakit pada leher. Saat melihat layar, mahasiswa merasa ter-
lalu mendongak ketika membaca tulisan sebanyak 50% mengatakan
YA dan 48.75% juga mengalami ketegangan pada leher. Layar diang-
gap terlalu tinggi sekitar 68.75% mahasiswa mengatakan YA dan
51.25% mahasiswa merasa tahan dengan ketidaknyaman kurang dari
2 jam.
Posisi duduk yang dirasa nyaman adalah mahasiswa paling ba-
nyak menjawab di baris 3, baris 4 dan baris 5 yaitu kursi bagian tengah
yaitu nomor 33, 34, 46, 47, 59 dan 60. Sedangkan posisi yang tidak
disukai pada baris 1 dan baris 8, khususnya kursi di bagian pojok yaitu
pada nomor 1, 13, 92 dan 104 dan posisi yang paling disenangi maha-
siswa adalah baris 3, 4, dan 5 khususnya di bagian tengah barisan.
Berdasarkan hasil kuesioner (jawaban responden) di atas maka dapat
disimpulkan bahwa posisi layar dipersepsikan terlalu tinggi oleh ma-
hasiswa sehingga tidak nyaman.
86
2). Hasil kuesioner berkaitan dengan dimensi kursi
Tabel 4. 6 Hasil kuesioner berkaitan dengan dimensi kursi
No.
Pertanyaan
% Jawaban responden
yang menjawab ya
1 kursi nyaman 68.75%
2 kaki menapak di lantai 78.75%
3 alas kursi sesuai dengan
tinggi poplitiel 77.5%
4 Lebar kursi sesuai
dengan lebar pinggul 75%
5 Panjang kursi sesuai
dengan jarak pantat-
poplitiel 56.25%
6 sandaran kursi sesuai
dengan lebar bahu 70%
Dari tabel 4. 6 di atas dapat disimpulkan bahwa 68.75% maha-
siswa merasa nyaman duduk di kursi yang digunakan di ruang kuliah
lingkungan lingkungan FKIP Mrican USD, 78.75% kaki dapat mena-
pak dengan lurus di lantai, 75% lebar kursi sesuai dengan lebar ping-
gul, 56.25% panjang kursi sesuai dengan jarak dari poplitiel-pantat,
70% mahasiswa dapat menggunakan sandaran kursi. Berdasarkan hasil
kuesioner (jawaban responden) di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kursi nyaman untuk digunakan.
b. Kuesioner 2
Kuesioner 2 adalah kuesioner yang digunakan untuk mengetahui
kriteria kenyamanan kursi menurut 30 responden. Responden yang diam-
bil sembarang mahasiswa yang ditemui oleh penulis. Kuesioner ini terdiri
87
dari 10 pertanyaan yang berisi kenyamanan kursi berdasarkan 5 dimensi
yaitu tinggi poplitiel, jarak pantat-poplitiel, lebar pinggul, lebar bahu dan
tinggi bahu. Hasil kuesioner dapat dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel 4. 7 Hasil kuesioner berkaitan dengan kriteria kursi yang nyaman
No Pertanyaan
% Jawaban
responden yang
menjawab ya
1 kursi lebih tinggi dari tinggi poplitiel 53.33%
2 kursi lebih pendek dari tinggi poplitiel 33.33%
3 kursi lebih lebar dari lebar pinggul 86.67%
4 kursi lebih kecil dari lebar pinggul 3.33%
5
Kursi sandarannya lebih tinggi dari
tinggi bahu 70%
6
kursi sandarannya lebih pendek dari
tinggi bahu 46.67%
7
kursi lebih panjang dari jarak pantat-
poplitiel 43.33%
8
kursi lebih pendek dari jarak pantat-
poplitiel 56.67%
9
kursi sandarannya lebih lebar dari
lebar bahu 86.67%
10
Kursi sandarannya lebih kecil dari
lebar bahu 16.67%
Berdasarkan tabel 4. 7 di atas, maka disimpulkan bahwa 53.33%
responden merasa nyaman duduk di kursi yang lebih tinggi dari tinggi
poplitiel, 86.67% responden merasa nyaman duduk di kursi yang lebih le-
bar dari lebar pinggul, 56.67% responden merasa nyaman duduk di kursi
yang lebih pendek dari jarak pantat-poplitiel, 70% responden merasa
nyaman duduk di kursi yang sandarannya lebih tinggi dari tinggi bahu,
88
46.67% responden merasa nyaman duduk di kursi yang sandarannya lebih
pendek dari tinggi bahu dan 86.67% responden merasa nyaman duduk di
kursi yang sandarannya lebih lebar dari lebar bahu.
C. ANALISIS DATA
1. Perhitungan Persentil
Dari 80 sampel yang diambil, maka dihitung nilai persentilnya yaitu
persentil ke 5, 50 dan 95 antropometri wanita dan laki-laki. Perhitungan per-
sentil diperoleh dari rumus berikut, yaitu:
Persentil 5 = SX 645.1−
Persentil 50 = X
Persentil 95 = SX 645.1+
sebagai contoh, untuk persentil ke 5 wanita dari tinggi poplitiel adalah:
SX 645.1− = 41.05 - 1.645 x 2.4594
= 41.05 - 4.0457 = 37 cm
sehingga persentil ke 5 wanita untuk tinggi poplitiel adalah 37 cm yang berarti
bahwa 5 % dari populasi atau sekitar 4 mahasiswa memiliki tinggi poplitiel
sebesar 37 cm. Nilai persentil dari perhitungan untuk dimensi yang lain disim-
pulkan dalam tabel 4. 5 di bawah, yaitu sebagai berikut:
89
Tabel 4. 8 Antropometri Mahasiswa FKIP Mrican USD
No. DIMENSI
PRIA WANITA
nilai persentil nilai persentil
5 50 95 5 50 95
1 Tinggi poplitiel 37 43 49 37 41 45
2 Pantat-poplitiel 42 47 52 41 45 49
3 Lebar pinggul 29 36 42 33 36 39
4 Lebar bahu 36 43 49 36 41 45
5 Tinggi bahu 46 57 67 46 53 60
6 Tinggi mata 105 117 129 100 109 119
2. Dimensi Kursi
Kursi dikatakan ergonomis jika sesuai dengan ukuran tubuh (antro-
pometri) pemakainya. Dimensi tubuh yang digunakan untuk menentukan
keergonomisan kursi adalah tinggi poplitiel (X1), jarak pantat-poplitiel (X2),
lebar pinggul (X3), lebar bahu (X4) dan tinggi bahu (X5) sehingga analisis
yang dilakukan untuk keergonomisan kursi adalah analisis statistik multiva-
riat.
a. Uji Normalitas Multivariat
Uji normalitas multivariat dilakukan dengan uji chi-square. Dari
tabel chi-square diperoleh bahwa 33.79)50.0(2
5 =χ . Berdasarkan uji
normalitas multivariat, diketahui bahwa lebih dari separuh nilai dj <
)50.0(2
5χ = 79.33 (lampiran 8), maka disimpulkan bahwa data berdistri-
busi normal multivariat.
90
b. Uji T2 Hotelling
Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah antara dimensi
kursi dengan dimensi tubuh manusia (antropometri) secara rata-rata terda-
pat perbedaan, sehingga uji yang dipilih adalah uji T2 Hotelling. Uji T
2
Hotelling digunakan untuk menguji hipotesis, dengan mengasumsikan
bahwa semua data (X1, X2, X3, X4 dan X5) sampel berasal dari populasi
berdistribusi normal multivariat, dengan langkah- langkah pengujian hi-
potesisnya adalah sbb :
1). Hipotesis yang digunakan adalah
H0 :
=
43
41
44
42
45
5
4
3
2
1
µ
µ
µ
µ
µ
H1:
≠
43
41
44
42
45
5
4
3
2
1
µ
µ
µ
µ
µ
Atau bisa dikatakan bahwa:
H0: Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara dimensi tubuh dengan
dimensi kursi.
H1: Terdapat perbedaan rata-rata antara dimensi tubuh dengan
dimensi kursi.
2). Tingkat signifikasi yang digunakan α = 0.05
3). Wilayah kritis :
H0 ditolak jika T2
> F(5, 75)(0.05)
( )061.12)29.2(
75
)5(79)05.0(
580
5)180()(
175,5, =
−
−=
−
−− FF
pn
pnpnp α
91
4). Statistik uji yang digunakan
∑=
=80
1)15( 80
1
j
jx
XX
∑=
−−−
=80
1)55(
)')((180
1
j
jjx
XXXXS
� = 80(�� − ��)���(�� − ��)′
5). Perhitungan
Diketahui n = 80, p = 5, maka diperoleh 808.22122 =T (lampiran 9).
6). Kesimpulan
Berdasarkan uji T2
Hotelling diperoleh bahwa nilai T2 =
2212.808 > 12.061, sehingga disimpulkan bahwa H0 ditolak dan
menerima H1. Ini berarti bahwa terdapat perbedaan rata-rata antara
dimensi tubuh (antropometri) pemakai dengan dimensi kursi.
H0 ditolak (ada perbedaan vektor rata-rata dengan vektor
dimensi kursi) tidak dapat langsung disimpulkan bahwa kursi tidak
ergonomis. Hal ini tergantung peninjauan sifat setiap variabel. Sebagai
contoh sandaran bahu yang terlalu tinggi tidak menjadikan masalah
bagi pengguna kursi karena bahu masih mendapatkan sandaran,
padahal secara statistik berbeda signifikan dengan tinggi bahu rata-
rata. Untuk itu perlu dilakukan analisis pervariabel dengan interval
kepercayaan Bonferroni.
92
c. Interval kepercayaan Bonferroni
Interval kepercayaan Bonferroni berbentuk:
pin
StX iii
ni ....,,2,12
1 =
± −
α
dimana αi = α/p dan i = 1, 2, …, p, digunakan untuk menganalisis keergo-
nomisan kursi berdasarkan ukuran-ukuran kriteria yang sesuai dengan
standar ergonomis.
Berdasarkan daerah kepercayaan ini, dimensi kursi dikatakan
nyaman bila berada di dalam daerah interval kepercayaan atau lebih dari
interval kepercayaan. Tetapi jika kurang dari batas bawah dalam interval
kepercayaan, maka dikatakan tidak nyaman. Untuk itu dicari interval ke-
percayaan rata-rata satu populasi untuk kelima variabel yaitu X1, X2, X3,
X4 dan X5 dengan banyaknya sampel yang diambil adalah 80, sehingga
diketahui n = 80 dan p = 5.
1). Interval kepercayaan tinggi poplitiel (X1)
Berdasarkan hasil pengukuran, diketahui 1X =42.04, S11=10.24
maka interval kepercayaannya adalah:
93
Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa tinggi kursi adalah se-
besar 45 > 42.99 cm, tetapi tidak berbeda jauh karena perbedaannya
hanya 2.01 cm sehingga berdasarkan tinggi kursi, dapat dikatakan
bahwa kursi nyaman untuk digunakan.
2). Interval kepercayaan rata-rata untuk lebar pinggul (X2)
Berdasarkan hasil pengukuran diketahui 2X =45.94, S22=7.35,
maka interval kepercayaannya adalah:
746.46134.45
806.004.42806.094.45
303.066.204.42303.066.294.45
303.0)005.0(94.45303.0)005.0(94.45
80
35.7
52
05.094.45
80
35.7
52
05.094.45
22
2
2
2
79279
1802180
222
122
222
12
≤≤
+≤≤−
+≤≤−
+≤≤−
+≤≤
−
+≤≤
−
−−
−−
µ
µ
µ
µ
µ
αµ
α
xx
xtxt
xt
xt
n
StX
n
S
ptX nn
Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa lebar kursi adalah se-
besar 42 < 45.134, tetapi pebedaannya tidak signifikan dengan nilai
minimal dari interval kepercayaan, sehingga disimpulkan bahwa ber-
99.4209.41
95.004.4295.004.42
36.066.204.4236.066.204.42
36.0)005.0(04.4236.0)005.0(04.42
80
24.10
52
05.004.42
80
24.10
52
05.004.42
22
1
1
1
79179
1801180
111111
11111
≤≤
+≤≤−
+≤≤−
+≤≤−
+≤≤
−
+≤≤
−
−−
−−
µ
µ
µ
µ
µ
αµ
α
xx
xtxt
xt
xt
n
S
ptX
n
S
ptX nn
94
dasarkan lebar alas kursi, kursi masih dalam toleransi nyaman untuk
digunakan. Lebar kursi secara ergonomis juga memenuhi syarat
(dibahas di subbab keergonomisan kursi hal. 96).
3). Interval kepercayaan untuk jarak pantat-poplitiel (X3)
Berdasarkan hasil pengukuran, diketahui 3X =35.96, S33=9.15
maka interval kepercayaannya adalah:
86.3606.35
9.096.359.096.35
338.066.296.35338.066.296.35
338.0)005.0(96.35338.0)005.0(96.35
80
15.9
52
05.096.35
80
15.9
52
05.096.35
22
3
3
3
79379
1803180
333133
33313
≤≤
+≤≤−
+≤≤−
+≤≤−
+≤≤
−
+≤≤
−
−−
−−
µ
µ
µ
µ
µ
αµ
α
xx
xtxt
xt
xt
n
StX
n
S
ptX nn
Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa panjang kursi adalah
sebesar 44 > 36.86, sehingga dapat dikatakan kursi lebih panjang dari
jarak pantat-poplitiel pemakai. Berdasarkan hasil kuesioner, banyak
responden yang mengatakan bahwa pemakai tidak merasa nyaman du-
duk di kursi yang lebih panjang dari jarak pantat-poplitiel, maka dis-
impulkan bahwa kursi tidak nyaman untuk digunakan.
4). Interval kepercayaan lebar bahu (X4)
Berdasarkan hasil pengukuran, diketahui 4X =41.7, S44=12.67
maka interval kepercayaannya adalah:
95
764.42636.40
064.17.41064.17.41
36.066.27.414.066.27.41
4.0)005.0(7.4136.0)005.0(7.41
80
67.12
52
05.07.41
80
67.12
52
05.07.41
22
4
4
4
79479
1804180
444144
44414
≤≤
+≤≤−
+≤≤−
+≤≤−
+≤≤
−
+≤≤
−
−−
−−
µ
µ
µ
µ
µ
αµ
α
xx
xtxt
xt
xt
n
StX
n
S
ptX nn
Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa lebar sandaran kursi
adalah sebesar 41 cm berada dalam daerah kepercayaan sehingga di-
katakan bahwa kursi nyaman untuk digunakan.
5). Interval kepercayaan tinggi bahu (X5)
Berdasarkan hasil pengukuran, diketahui 5x =54.71,
S55=31.776 maka interval kepercayaannya adalah:
034.53034.53
6758.171.546758.171.54
63.066.271.5463.066.271.54
36.0)005.0(71.5436.0)005.0(71.54
80
776.31
52
05.071.54
80
776.31
52
05.071.54
22
5
5
5
79579
1805180
555155
55515
≤≤
+≤≤−
+≤≤−
+≤≤−
+≤≤
−
+≤≤
−
−−
−−
µ
µ
µ
µ
µ
αµ
α
xx
xtxt
xt
xt
n
StX
n
S
ptX nn
Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa tinggi sandaran adalah
sebesar 43 cm < 53.034, sehingga dapat dikatakan kursi lebih pendek
dari tinggi sandaran pemakai. Berdasarkan hasil kuesioner, dikatakan
96
bahwa pemakai tidak bermasalah dengan tinggi sandaran, sehingga
berdasarkan tinggi sandaran disimpulkan bahwa kursi nyaman untuk
digunakan.
d. Keergonomisan Kursi
Berdasarkan perhitungan persentil, diperoleh dimensi kursi yang
ergonomis adalah sbb:
1). Tinggi alas kursi
Pada perancangan tinggi alas kursi digunakan persentil 50 wanita
karena diharapkan agar rata-rata orang populasi dapat menggunakan
kursi atau tinggi kursi kira-kira 43 cm (Nurmianto, 2005) sedangkan
dimensi tubuh yang digunakan adalah tinggi poplitiel dengan me-
nambahkan toleransi yaitu tebal sepatu. Dalam skripsi ini diambil tebal
sepatu sebesar 2 cm. Dari perhitungan persentil diketahui nilai persen-
til ke 50 = 41 cm (hal. 89) dan tebal sepatu = 2 cm, maka tinggi alas
kursi = persentil 50 wanita + tebal sepatu = 41 cm + 2 cm = 43 cm.
Jadi tinggi alas kursi yang ergonomis adalah 43 cm, sedangkan tinggi
kursi sebenarnya adalah 45 cm tetapi tidak berbeda jauh karena hanya
berbeda 3 cm, sehingga dikatakan bahwa kursi masih nyaman untuk
digunakan atau dikatakan bahwa kursi ergonomis.
2). Lebar alas kursi
Lebar alas kursi yang baik minimal sama dengan lebar pinggul wanita
5 persentil, karena diharapkan agar yang berbadan kecil dapat
97
menggunakan kursi (Nurmianto, 2005). Diketahui nilai persentil ke 5
= 33 cm (hal. 89) dan perlu adanya penambahan 10 mm untuk tebal
pakaian, maka lebar alas kursi = 33 cm + 10 mm = 33.10 cm ≈ 34
cm. Jadi lebar kursi minimal adalah 34 cm. Lebar kursi sebenarnya
adalah 42 cm sehingga kursi yang digunakan lebih lebar, maka
dikatakan bahwa kursi nyaman untuk digunakan atau dikatakan bahwa
kursi ergonomis.
3). Panjang alas kursi
Panjang alas kursi (kedalaman kursi) harus sesuai dengan dimensi
panjang antara lipat lutut (poplitiel) dan pantat. Wanita dengan
antropometri 5 persentil harusnya dapat menggunakan dan merasakan
manfaat adanya sandaran punggung (Nurmianto, 2005), sehingga
panjang alas kursi = persentil ke 5 wanita = 41 cm (hal. 89). Jadi
panjang alas kursi yang ergonomis adalah 41 cm, sedangkan panjang
alas kursi yang sebenarnya adalah 44 cm, tetapi tidak berbeda jauh
sehingga dikatakan bahwa kursi masih nyaman digunakan atau
dikatakan bahwa kursi ergonomis. Meskipun secara vaktual rata-rata
jarak pantat-poplitiel lebih panjang dari panjang kursi, namun secara
ergonomis kursi masih memenuhi syarat.
4). Tinggi sandaran kursi
Tinggi sandaran kursi harus sama dengan tinggi bahu wanita 5 per-
sentil, maka tinggi sandaran kursi = persentil ke 5 wanita = 46 cm (hal.
98
89). Jadi tinggi sandaran yang ergonomis adalah 46 cm, sedangkan
tinggi sandaran sebenarnya adalah 43 cm, tetapi tidak berbeda jauh
sehingga dikatakan bahwa kursi masih nyaman digunakan atau
dikatakan bahwa kursi ergonomis.
5). Lebar sandaran kursi
Lebar sandaran seharusnya sama dengan lebar punggung wanita 5
persentil dari populasi. Jika terlalu lebar, akan mempengaruhi kebe-
basan gerak siku sehingga lebar sandaran kursi = persentil ke 5 wanita
= 36 cm (hal. 89). Jadi, dimensi kursi yang ergonomis adalah 36 cm,
sedangkan lebar sandaran sebenarnya adalah 41 cm. Jadi lebar sanda-
ran kursi yang digunakan lebih lebar, sehingga dikatakan bahwa kursi
nyaman untuk digunakan atau dikatakan bahwa kursi ergonomis.
Berdasarkan kelima hasil diatas maka dapat disimpulkan bahwa
kursi nyaman untuk digunakan atau dikatakan bahwa kursi ergonomis.
3. Posisi Layar
Analisis yang dilakukan untuk keergonomisan posisi layar adalah
analisis statistik univariat karena dimensi tubuh yang berhubungan dengan
posisi layar adalah tinggi mata.
a. Uji normalitas tinggi mata (X6)
Uji normalitas tinggi mata dilakukan dengan uji kolmogorov-smir-
nov dengan bantuan program SPSS. Dari hasil SPSS diperoleh bahwa ni-
lai sig (2-tailed) = 0.306 > 0.05 (lampiran 8), maka dapat disimpulkan
99
bahwa data berdistribusi normal.
b. Interval kepercayaan rata-rata satu populasi
Berdasarkan data X6 ( tinggi mata) dari sampel sebanyak 80 dipe-
roleh bahwa 6X =113.0375, S66 =7.465437, maka interval kepercayaan
95% rata-rata untuk tinggi mata adalah:
Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa tinggi layar adalah 175 >
114.6734, sehingga dapat disimpulkan bahwa letak layar terlalu tinggi se-
hingga layar perlu diturunkan agar tidak menimbulkan sikap paksa dari
mahasiswa yaitu harus mendongak saat melihat layar.
c. Keergonomisan Posisi layar
1). Menentukan posisi layar berdasarkan tinggi layar
Tinggi layar yang nyaman seharusnya sesuai dengan garis
pandang mata normal dan posisi layar yang ergonomis adalah letak
layar tegak lurus dengan garis pandang mata dan sudut pandang mata
yang dibentuk adalah sekitar 300-33
0. Garis pandang mata harus sesuai
6734.1144016.111
64.10375.11364.10375.113
83466.096.10375.11383466.096.10375.113
83466.00375.11383466.00375.113
80
465437.70375.113
80
465437.70375.113
6
6
6
025.06025.0
205.06
205.0
2616
26
≤≤
+≤≤−
+≤≤−
+≤≤−
+≤≤−
+≤≤−
µ
µ
µ
µ
µ
µ αα
xx
xzxz
zz
n
SzX
n
SzX
100
dengan tinggi mata posisi duduk persentil ke 95 pria, agar mahasiswa
yang duduk di baris 2 sampai 8 tetap dapat melihat layar dengan baik,
tidak harus tertutupi kepala mahasiswa lain yang duduk didepannya
(Nurmianto, 2004).
- Garis pandang mata standar = tinggi layar dari lantai
= tinggi mata posisi duduk persentil ke 95 pria + toleransi
= persentil ke 95 + tebal sepatu
= (129 + 2) cm = 131 cm
Tinggi layar dari lantai adalah 131 cm. Jadi, agar posisi layar
ergonomis, maka tinggi layar dari lantai adalah 131 cm. tinggi
layar sebenarnya adalah 175 cm, maka layar perlu diturunkan
sebesar = (175 – 131) cm = 44 cm.
- Sudut pandang mata
cm
cb
b
c
34.3215446.0
175
33sin
175
sinsin
0
==
==⇒=θ
θ
cm
x
cac
a
27093.269
84.034.321
33cos34.321
coscos
0
≈=
=
=
=⇒= θθ
Jadi agar posisi layar ergonomis maka tinggi layar dari lantai ada-
lah 131 cm sehingga layar perlu diturunkan sebesar (175 – 131)
101
cm = 44 cm dan jarak dari layar ke baris pertama (a) adalah 270
cm. Untuk lebih jelas lihat gambar 4. 5 di bawah ini.
Gambar 4. 5 Posisi layar yang nyaman
2). Menentukan nomor kursi yang nyaman untuk diduduki
Berdasarkan observasi, diketahui banyaknya kursi yang digu-
nakan di ruang kuliah lingkungan FKIP Mrican USD yang memiliki
luas 12 m x 10 m = 120 m2 = 1.200.000 cm
2 dari 3 ruang kuliah yang
diambil sebagai sampel adalah 104 cm. banyaknya barisan kursi ada-
lah sebanyak 8 baris dengan banyaknya kursi tiap baris adalah 13
kursi, seperti terlihat pada gambar 4. 6 di bawah ini.
102
Gambar 4. 6 Ruang kuliah tampak dari atas
Dari hasil pengukuran, diketahui:
- lebar ruangan adalah 1000 cm, sehingga lebar ½ ruangan adalah
500 cm
- jarak antara kursi adalah 55 cm
- jarak tiap 3 kolom kursi adalah 70 cm
103
a). Berdasarkan posisi duduk terjauh
Berdasarkan prinsip posisi duduk terjauh layar dengan ba-
han definisi standar (standard definition) yang mengatakan bahwa
posisi duduk terjauh adalah sekitar 5 kali lebar layar, maka jarak
melihat layar untuk posisi duduk terjauh adalah 5 x 175 cm = 875
cm, yaitu sampai posisi baris keenam dari depan.
b). Berdasarkan prinsip ergonomi, agar posisi duduk tidak menyebab-
kan sakit pada leher maka layar tidak boleh diletakkan > 350 ke
kiri dan ke kanan sehingga posisi duduk yang nyaman, diperoleh
dengan cara, yaitu:
Tabel 4. 9 Sudut yang dibentuk tiap baris terhadap layar
Baris
kursi
ke
lebar
ruangan
sampai
layar (cm)
jarak dari
layar
(cm)
Sisi miring
(cm) Sinus
Sudut
yang
dibentuk
(0)
Keterangan
2 412.5 280 498.554 0.8274 55.8318 > 35
3 412.5 410 581.598 0.7093 45.1742 >35
4 412.5 540 679.527 0.6070 37.3758 >35
5 412.5 670 786.801 0.5243 31.6194
6 412.5 800 900.087 0.4583 27.2768
7 412.5 930 1017.380 0.4055 23.9196
8 412.5 1060 1137.430 0.3627 21.2636
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sudut pada baris
5 sampai baris 8 lebih kecil dari 350, maka dapat disimpulkan
104
bahwa posisi duduk pada baris 5 sampai baris 8 nyaman diduduki.
Sedangkan sudut pada baris 2 sampai baris 4 > 350, sehingga kursi
yang berada di samping kiri-kanan ke layar tidak nyaman untuk
diduduki. Namun, baris pertama tidak perlu dicari posisi yang
nyaman karena berdasarkan sudut pandang dari pertama telah di-
peroleh bahwa kursi pada baris pertama tidak nyaman untuk didu-
duki. Oleh karena itu perlu dicari posisi yang nyaman dengan
mengurangi jarak ke kiri dan kanan agar sudut yang dibentuk < 350
sehingga diperoleh tabel berikut.
Baris
ke
lebar
ruangan
sampai
layar (cm)
jarak
dari layar
(cm)
Sisi
miring
(cm)
Sinus Sudut
(0)
Keterangan
2 412.5 280 498.554 0.8274 55.8318 > 35
196.0 280 341.784 0.5735 34.9920 <35
3 412.5 410 581.598 0.7093 45.1742 >35
287.0 410 500.469 0.5735 34.9920 <35
4 412.5 540 679.527 0.6070 37.3758 >35
378.0 540 659.154 0.5735 34.9920 <35
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
i). Untuk baris kedua, jarak yang nyaman dari layar adalah sebe-
sar 196 cm dari layar sehingga kursi yang tidak nyaman untuk
diduduki pada bagian sebelah kiri layar adalah kursi dengan ja-
rak 412.5 - 196 = 216.5 cm dari pintu, yaitu kursi dengan no-
mor 14, 15 dan 16. Sedangkan, untuk bagian sebelah kanan,
105
kursi yang tidak nyaman untuk diduduki pada baris kedua
adalah kursi dengan jarak (412.5 + 175 + 196) cm = 783.5 cm
dari pintu, yaitu sampai kursi nomor 23, sehingga kursi dengan
nomor 24, 25 dan 26 tidak nyaman untuk diduduki. Dari ke-
dua hasil di atas dapat disimpulkan bahwa untuk baris 2 kursi
yang tidak nyaman untuk diduduki adalah kursi nomor 14, 15,
16, 24, 25 dan 26 sehingga tidak perlu diduduki.
ii). Untuk baris ketiga, jarak yang nyaman dari layar adalah sebe-
sar 287 cm sehingga kursi yang tidak nyaman untuk diduduki
pada bagian sebelah kiri layar adalah kursi dengan jarak (412.5
– 287) cm = 125.5 cm dari pintu, yaitu kursi dengan nomor 27
dan 28. Sedangkan, untuk bagian sebelah kanan, kursi yang ti-
dak nyaman untuk diduduki pada baris kedua adalah kursi
dengan jarak (412.5 + 175 + 287) cm = 874.5 cm dari pintu,
yaitu sampai kursi nomor 38, sehingga kursi dengan nomor 39
tidak nyaman untuk diduduki. Dari kedua hasil di atas dapat
disimpulkan bahwa untuk baris ketiga kursi yang tidak nyaman
untuk diduduki adalah kursi nomor 27, 28 dan 39 sehingga ti-
dak perlu diduduki.
iii).Untuk baris keempat, jarak yang nyaman dari layar adalah se-
besar 378 cm sehingga kursi yang tidak nyaman untuk didu-
duki pada bagian sebelah kiri layar adalah kursi dengan jarak
106
(412.5 – 378) cm = 34.5 cm dari pintu, yaitu kursi dengan no-
mor 40. Sedangkan, untuk bagian sebelah kanan, kursi yang ti-
dak nyaman untuk diduduki pada baris keempat adalah kursi
dengan jarak (412.5 + 175 + 378) cm = 965.5 cm dari pintu,
yaitu kursi bernomor 52. Dari kedua hasil di atas dapat disim-
pulkan bahwa untuk baris keempat, kursi yang tidak nyaman
untuk diduduki adalah kursi nomor 40 dan 52 sehingga tidak
perlu diduduki.
Dari 3 hasil di atas, maka disimpulkan bahwa kursi yang
tidak nyaman untuk diduduki adalah kursi nomor 14, 15, 16, 24,
25, 26, 27, 28, 39, 40 dan 52.
Secara gambar, kursi-kursi yang tidak nyaman untuk didu-
duki dapat dilihat pada gambar berikut, yaitu kursi yang terletak
pada daerah-daerah yang diarsir.
107
Gambar 4. 7 Daerah posisi yang nyaman dan tidak
Berdasarkan hasil di atas, banyak kursi yang nyaman
adalah sebanyak 54 kursi. Posisi viewer yang ergonomis adalah
seperti pada gambar di bawah ini.
108
Gambar 4. 8 posisi viewer yang tidak ergonomis
Berdasarkan hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa
posisi layar tidak nyaman atau dikatakan bahwa posisi layar tidak
ergonomis, sehingga posisi layar yang nyaman adalah seperti pada
gambar di bawah ini.
Gambar 4. 9 posisi viewer yang ergonomis
109
Penataan kursi yang paling baik/ ergonomis adalah dibuat melingkar
karena sudut yang dibentuk oleh setiap kursi pada suatu baris adalah sama,
dimana setiap kursi tegak lurus terhadap layar. Untuk dapat menampung
lebih banyak mahasiswa, maka posisi kursi di ruang kuliah FKIP Mrican USD
dapat dibuat melingkar dengan memberi jalan tengah. Gambar 4. 10 di bawah
ini adalah gambar penataan kursi dengan dibuat melingkar.
Gambar 4. 10 Penataan kursi dengan dibuat melingkar
Berdasarkan tabel di atas, banyak kursi yang dapat ditampung adalah
sebanyak 60 kursi, dimana semuanya nyaman untuk diduduki lebih banyak
dari penataan kursi dibuat mendatar.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan dua
hal berikut:
1. Statistika berperan penting dalam ergonomi dan antropometri, yaitu menguji
keergonomisan suatu produk perancangan. Dasar-dasar statistik yang
digunakan pada skripsi ini adalah statistik univariat dan statistik multivariat.
Statistik univariat digunakan untuk menguji keergonomisan posisi layar, yaitu
uji hipotesis rata-rata, interval kepercayaan rata-rata satu populasi dan
perhitungan persentil dimana data berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Statistik multivariat digunakan untuk menguji keergonomisan posisi
layar, yaitu Uji T2 Hotelling, interval kepercayaan Bonferroni dan perhitungan
persentil dimana data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
multivariat.
2. Untuk kursi dan posisi layar di ruang kuliah lingkungan FKIP Mrican USD,
dapat disimpulkan bahwa kursi ergonomis, sedangkan posisi layar tidak ergo-
nomis. Hasil ini sesuai dengan hasil kuesioner (jawaban responden) yang
mengatakan bahwa kursi nyaman untuk digunakan sedangkan posisi layar di-
persepsikan terlalu tinggi yang mengakibatkan timbulnya keluhan sakit/ nyeri
pada leher.
109
110
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang dihasilkan, maka beberapa saran yang dapat
penulis ajukan agar posisi layar dapat memberikan kenyamanan bagi mahasiswa
sebagai pemakai adalah sebagai berikut :
1. Layar perlu diturunkan sebesar 44 cm.
2. Jarak baris pertama kursi dari layar adalah sebesar 270 cm, sehingga baris
pertama dimundurkan atau tidak perlu diduduki atau dikeluarkan dari ruangan
atau kursi pada baris pertama dimundurkan sehingga jauhnya 270 cm dari
layar dan jika jumlah pemakai melebihi jumlah kursi yang disiapkan maka
disarankan untuk menggunakan ruang kuliah yang lain.
3. Mahasiswa disarankan tidak menduduki kursi pada baris pertama dan kursi
nomor 14, 15, 16, 24, 25, 26, 27, 28, 39, 40 dan 52.
4. Agar dapat menampung mahasiswa yang banyak adalah dengan mengubah
penempatan kursi, yaitu dibuat melingkar karena jika kursi dibuat melingkar,
maka sudut yang dibentuk oleh setiap kursi pada suatu baris adalah sama.
5. Melakukan penelitian keergonomisan pada sarana-sarana pembelajaran atau
perkantoran yang lain.
6. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu menganalisa pula faktor-faktor ling-
kungan kerja yang berpengaruh terhadap kenyamanan posisi layar dan me-
nentukan keergonomisan meja.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2008). Pengunaan Data Antropometri dalam Perancangan Produk.
http://teori-teoriergonomi.blogspot.com/2008/04/pengunaan-data-antropome-
tri-dalam.html
Anonim. Perancangan Meja dan Kursi Berdasarkan Jenis Praktikum Ditinjau dari
Aspek Ergonomi dan Metode Quality Function Deployment (QFD). (QFD).
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/teknik-industri/perancangan-meja-
dan-kursi-berdasarkan-jenis-praktikum-ditinjau-dari-aspek-ergonomi-dan-
metodeDiakses pada tanggal 23 november 2009.
Anonim. Perancangan Prototype Meja Bangku Ergonomis untuk Murid Sekolah Da-
sar Kelas Satu dan Dua.
http://zaifbio.wordpress.com/2009/07/12/%E2%80%9Cperancangan-proto-
type-meja-bangku-ergonomis-untuk-murid-sekolah-dasar-kelas-satu-dan-
dua%E2%80%9D/. Diakses pada tanggal 23 november 2009.
Anonim. Table 7: Kolmogorov-Smirnov Test.
http://www.eridlc.com/onlinetextbook/appendix/table7.htm. Diakses pada
tanggal 28 April 2010.
Dwiatmoko, Ig. A. (1997). Statistika Matematika I. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Dwiatmoko, Ig. A dan Murwaningtyas, Ch. (2007). Statistika Matematika II. Yogya-
karta: Universitas Sanata Dharma.
112
113
Endista, A. (2008).
http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&q=teknik+penarikan+sampel%2
Bpurposive&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=&fp=6f9f2b4c727fad3f. Di-
akses pada tanggal 12 Juni 2010.
Ita Indi Rahayu. (2005). Hubungan antara Sikap Kerja Duduk Terhadap Produktivitas
pada Penjahit Konveksi Rumah Tangga Panca Daya Sakti Semarang Tahun
2005. Skripsi.
http://www.google.co.id/#hl=id&q=landasan+statistik+untuk+memahami+er-
gonomi+dan+antropometri&start=10&sa=N&fp=fb5226a5e856d2a1. Diakses
tanggal 5 Oktober 2009.
Johnson, Richard A. dan Wichern, Dean W. (1992). Applied Multivariat Statistical
Analysis. USA: Prentice-Hall International, Inc.
Julie, Hongki. (1999). Teorema Limit Pusat Lidenberg dan Terapannya. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Mendenhall, W. dan R.L. Scheaffer, Wackerly, D. D. (1986). Mathematical Statistics
with applications. Boston: Duxbury Press.
Murwaningtyas, Ch. (2004). Statistika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Mustafa, H. (2000). Teknik Sampling.
http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&q=teknik+penarikan+sampel%2
Bpurposive&aq=f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai=&fp=6f9f2b4c727fad3f. Di-
akses pada tanggal 12 Juni 2010.
114
Nurmianto, Eko. (1996). ERGONOMI: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya:
ITSN.
Octarisya, Mega. (2009). Tinjauan Faktor Resiko Ergonomi. Skripsi.
http://www.google.co.id/search?
hl=id&source=hp&q=sudut+leher+normal+dalam+mendongak&meta=&aq=f
&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai. Diakses pada tanggal 3 Mei 2010.
Sprinthall, Richard, C. (2007). Basic Statistical Analysis. New York: Pearson Educa-
tion, Inc.
Supranto, J. M.A. (2009). STATISTIK: Teori dan Aplikasi Edisi ketujuh. Jakarta :
Erlangga.
Suyanto, Dr. (1988). Metode Statistika Multivariat. Jakarta : P2LPTK.
Wignjosoebroto, Sritomo. (2008). ERGONOMI : Studi Gerak dan Waktu. Surabaya:
Guna Widya.
http://books.google.co.id/books?id=AVjZVuvZsHYC&pg=PA121&dq=pe-
rancangan+ruang+interior&lr=&as_drrb_is=q&as_minm_is=0&as_miny_is=
&as_maxm_is=0&as_maxy_is=&as_brr=0&cd=1#v=onepage&q=perancang-
an%20ruang%20interior&f=false. Diakses tanggal 16 April 2010.
115
Lampiran 1
Tabel Distribusi Normal
Z 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09
-3.4 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0002
-3.3 0.0005 0.0005 0.0005 0.0004 0.0004 0.0004 0.0004 0.0004 0.0004 0.0003
-3.2 0.0007 0.0007 0.0006 0.0006 0.0006 0.0006 0.0006 0.0005 0.0005 0.0005
-3.1 0.0010 0.0009 0.0009 0.0009 0.0008 0.0008 0.0008 0.0008 0.0007 0.0007
-3.0 0.0013 0.0013 0.0013 0.0012 0.0012 0.0011 0.0011 0.0011 0.0010 0.0010
-2.9 0.0019 0.0018 0.0018 0.0017 0.0016 0.0016 0.0015 0.0015 0.0014 0.0014
-2.8 0.0026 0.0025 0.0024 0.0023 0.0023 0.0022 0.0021 0.0021 0.002 0.0019
-2.7 0.0035 0.0034 0.0033 0.0032 0.0031 0.0030 0.0029 0.0028 0.0027 0.0026
-2.6 0.0047 0.0045 0.0044 0.0043 0.0041 0.0040 0.0039 0.0038 0.0037 0.0036
-2.5 0.0062 0.0060 0.0059 0.0057 0.0055 0.0054 0.0052 0.0051 0.0049 0.0048
-2.4 0.0082 0.008 0.0078 0.0075 0.0073 0.0071 0.0069 0.0068 0.0066 0.0064
-2.3 0.0107 0.0104 0.0102 0.0099 0.0096 0.0094 0.0091 0.0089 0.0087 0.0084
-2.2 0.0139 0.0136 0.0132 0.0129 0.0125 0.0122 0.0119 0.0116 0.0113 0.0110
-2.1 0.0179 0.0174 0.0170 0.0166 0.0162 0.0158 0.0154 0.0150 0.0146 0.0143
-2.0 0.0228 0.0222 0.0217 0.0212 0.0207 0.0202 0.0197 0.0192 0.0188 0.0183
-1.9 0.0287 0.0281 0.0274 0.0268 0.0262 0.0256 0.0250 0.0244 0.0239 0.0233
-1.8 0.0359 0.0351 0.0344 0.0336 0.0329 0.0322 0.0314 0.0307 0.0301 0.0294
-1.7 0.0446 0.0436 0.0427 0.0418 0.0409 0.0401 0.0392 0.0384 0.0375 0.0367
-1.6 0.0548 0.0537 0.0526 0.0516 0.0505 0.0495 0.0485 0.0475 0.0465 0.0455
-1.5 0.0668 0.0655 0.0643 0.0630 0.0618 0.0606 0.0594 0.0582 0.0571 0.0559
-1.4 0.0808 0.0793 0.0778 0.0764 0.0749 0.0735 0.0721 0.0708 0.0694 0.0681
-1.3 0.0968 0.0951 0.0934 0.0918 0.0901 0.0885 0.0869 0.0853 0.0838 0.0823
-1.2 0.1151 0.1131 0.1112 0.1093 0.1075 0.1056 0.1038 0.102 0.1003 0.0985
-1.1 0.1357 0.1335 0.1314 0.1292 0.1271 0.1251 0.1230 0.1210 0.1190 0.1170
-1.0 0.1587 0.1562 0.1539 0.1515 0.1492 0.1469 0.1446 0.1423 0.1401 0.1379
-0.9 0.1841 0.1814 0.1788 0.1762 0.1736 0.1711 0.1685 0.1660 0.1635 0.1611
-0.8 0.2119 0.2090 0.2061 0.2033 0.2005 0.1977 0.1949 0.1922 0.1894 0.1867
-0.7 0.2420 0.2389 0.2358 0.2327 0.2296 0.2266 0.2236 0.2206 0.2177 0.2148
-0.6 0.2743 0.2709 0.2676 0.2643 0.2611 0.2578 0.2546 0.2514 0.2483 0.2451
-0.5 0.3085 0.3050 0.3015 0.2981 0.2946 0.2912 0.2877 0.2843 0.2810 0.2776
-0.4 0.3446 0.3409 0.3372 0.3336 0.3300 0.3264 0.3228 0.3192 0.3156 0.3121
-0.3 0.3821 0.3783 0.3745 0.3707 0.3669 0.3632 0.3594 0.3557 0.3520 0.3483
-0.2 0.4207 0.4168 0.4129 0.4090 0.4052 0.4013 0.3974 0.3936 0.3897 0.3859
-0.1 0.4602 0.4562 0.4522 0.4483 0.4443 0.4404 0.4364 0.4325 0.4286 0.4247
-0.0 0.5000 0.5040 0.5080 0.5120 0.5160 0.5199 0.5239 0.5279 0.5319 0.5359
116
Tabel Distribusi Normal (lanjutan)
Z 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09
0.0 0.5000 0.5040 0.5080 0.5120 0.5160 0.5199 0.5239 0.5279 0.5319 0.5359
0.1 0.5398 0.5438 0.5478 0.5517 0.5557 0.5596 0.5636 0.5675 0.5714 0.5753
0.2 0.5793 0.5832 0.5871 0.591 0.5948 0.5987 0.6026 0.6064 0.6103 0.6141
0.3 0.6179 0.6217 0.6255 0.6293 0.6331 0.6368 0.6406 0.6443 0.6480 0.6517
0.4 0.6554 0.6591 0.6628 0.6664 0.6700 0.6736 0.6772 0.6808 0.6844 0.6879
0.5 0.6915 0.6950 0.6985 0.7019 0.7054 0.7088 0.7123 0.7157 0.7190 0.7224
0.6 0.7257 0.7291 0.7324 0.7357 0.7389 0.7422 0.7454 0.7486 0.7517 0.7549
0.7 0.7580 0.7611 0.7642 0.7673 0.7704 0.7734 0.7764 0.7794 0.7823 0.7852
0.8 0.7881 0.7910 0.7939 0.7967 0.7995 0.8023 0.8051 0.8078 0.8106 0.8133
0.9 0.8159 0.8186 0.8212 0.8238 0.8264 0.8289 0.8315 0.8340 0.8365 0.8389
1.0 0.8413 0.8438 0.8461 0.8485 0.8508 0.8531 0.8554 0.8577 0.8599 0.8621
1.1 0.8643 0.8665 0.8686 0.8708 0.8729 0.8749 0.8770 0.8790 0.8810 0.8830
1.2 0.8849 0.8869 0.8888 0.8907 0.8925 0.8944 0.8962 0.8980 0.8997 0.9015
1.3 0.9032 0.9049 0.9066 0.9082 0.9099 0.9115 0.9131 0.9147 0.9162 0.9177
1.4 0.9192 0.9207 0.9222 0.9236 0.9251 0.9265 0.9279 0.9292 0.9306 0.9319
1.5 0.9332 0.9345 0.9357 0.937 0.9382 0.9394 0.9406 0.9418 0.9429 0.9441
1.6 0.9452 0.9463 0.9474 0.9484 0.9495 0.9505 0.9515 0.9525 0.9535 0.9545
1.7 0.9554 0.9564 0.9573 0.9582 0.9591 0.9599 0.9608 0.9616 0.9625 0.9633
1.8 0.9641 0.9649 0.9656 0.9664 0.9671 0.9678 0.9686 0.9693 0.9699 0.9706
1.9 0.9713 0.9719 0.9726 0.9732 0.9738 0.9744 0.975 0.9756 0.9761 0.9767
2.0 0.9772 0.9778 0.9783 0.9788 0.9793 0.9798 0.9803 0.9808 0.9812 0.9817
2.1 0.9821 0.9826 0.9830 0.9834 0.9838 0.9842 0.9846 0.9850 0.9854 0.9857
2.2 0.9861 0.9864 0.9868 0.9871 0.9875 0.9878 0.9881 0.9884 0.9887 0.9890
2.3 0.9893 0.9896 0.9898 0.9901 0.9904 0.9906 0.9909 0.9911 0.9913 0.9916
2.4 0.9918 0.9920 0.9922 0.9925 0.9927 0.9929 0.9931 0.9932 0.9934 0.9936
2.5 0.9938 0.9940 0.9941 0.9943 0.9945 0.9946 0.9948 0.9949 0.9951 0.9952
2.6 0.9953 0.9955 0.9956 0.9957 0.9959 0.9960 0.9961 0.9962 0.9963 0.9964
2.7 0.9965 0.9966 0.9967 0.9968 0.9969 0.9970 0.9971 0.9972 0.9973 0.9974
2.8 0.9974 0.9975 0.9976 0.9977 0.9977 0.9978 0.9979 0.9979 0.9980 0.9981
2.9 0.9981 0.9982 0.9982 0.9983 0.9984 0.9984 0.9985 0.9985 0.9986 0.9986
3.0 0.9987 0.9987 0.9987 0.9988 0.9988 0.9989 0.9989 0.9989 0.9990 0.9990
3.1 0.9990 0.9991 0.9991 0.9991 0.9992 0.9992 0.9992 0.9992 0.9993 0.9993
3.2 0.9993 0.9993 0.9994 0.9994 0.9994 0.9994 0.9994 0.9995 0.9995 0.9995
3.3 0.9995 0.9995 0.9995 0.9996 0.9996 0.9996 0.9996 0.9996 0.9996 0.9997
3.4 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9998
117
Lampiran 2
Tabel Distribusi t
ν α
0.10 0.05 0.025 0.01 0.005
1 3.078 6.314 12.706 31.821 63.657
2 1.886 2.920 4.303 6.965 9.925
3 1.638 2.353 3.182 4.541 5.841
4 1.533 2.132 2.776 3.747 4.604
5 1.476 2.015 2.571 3.365 4.032
6 1.440 1.943 2.447 3.143 3.707
7 1.415 1.895 2.365 2.998 3.499
8 1.397 1.860 2.306 2.896 3.355
9 1.383 1.833 2.262 2.821 3.250
10 1.372 1.812 2.228 2.764 3.169
11 1.363 1.796 2.201 2.718 3.106
12 1.356 1.782 2.179 2.681 3.055
13 1.350 1.771 2.160 2.650 3.012
14 1.345 1.761 2.145 2.624 2.977
15 1.341 1.753 2.131 2.602 2.947
118
16 1.337 1.746 2.120 2.583 2.921
17 1.333 1.740 2.110 2.567 2.898
18 1.330 1.734 2.101 2.552 2.878
19 1.328 1.729 2.093 2.539 2.861
20 1.325 1.725 2.086 2.528 2.845
21 1.323 1.721 2.080 2.518 2.831
22 1.321 1.717 2.074 2.508 2.819
23 1.319 1.714 2.069 2.500 2.807
24 1.318 1.711 2.064 2.492 2.797
25 1.316 1.708 2.060 2.485 2.787
26 1.315 1.706 2.056 2.479 2.779
27 1.314 1.703 2.052 2.473 2.771
28 1.313 1.701 2.048 2.467 2.763
29 1.311 1.699 2.045 2.462 2.756
Inf. 1.282 1.645 1.960 2,326 2,576
119
Lampiran 3
Tabel Distribusi Khi Kuadrat
d.f
v
Α
0.995 0.99 0.98 0.975 0.95 0.90 0.80 0.75 0.70 0.50
1 0.000 0.000 0.001 0.001 0.004 0.016 0.064 0.102 0.148 0.455
2 0.010 0.020 0.04 0.051 0.103 0.211 0.446 0.575 0.713 1.386
3 0.072 0.115 0.185 0.216 0.352 0.584 1.005 1.213 1.424 2.366
4 0.207 0.297 0.429 0.484 0.711 1.064 1.649 1.923 2.195 3.357
5 0.412 0.554 0.752 0.831 1.145 1.610 2.343 2.675 3.000 4.351
6 0.676 0.872 1.134 1.237 1.635 2.204 3.070 3.455 3.828 5.348
7 0.989 1.239 1.564 1.690 2.167 2.833 3.822 4.255 4.671 6.346
8 1.344 1.646 2.032 2.180 2.733 3.490 4.594 5.071 5.527 7.344
9 1.735 2.088 2.532 2.700 3.325 4.168 5.380 5.899 6.393 8.343
10 2.156 2.558 3.059 3.247 3.940 4.865 6.179 6.737 7.267 9.342
11 2.603 3.053 3.609 3.816 4.575 5.578 6.989 7.584 8.148 10.341
12 3.074 3.571 4.178 4.404 5.226 6.304 7.807 8.438 9.034 11.340
13 3.565 4.107 4.765 5.009 5.892 7.042 8.634 9.299 9.926 12.340
14 4.075 4.660 5.368 5.629 6.571 7.790 9.467 10.165 10.821 13.339
15 4.601 5.229 5.985 6.262 7.261 8.547 10.307 11.037 11.721 14.339
16 5.142 5.812 6.614 6.908 7.962 9.312 11.152 11.912 12.624 15.338
17 5.697 6.408 7.255 7.564 8.672 10.085 12.002 12.792 13.531 16.338
18 6.265 7.015 7.906 8.231 9.390 10.865 12.857 13.675 14.440 17.338
19 6.844 7.633 8.567 8.907 10.117 11.651 13.716 14.562 15.352 18.338
20 7.434 8.26 9.237 9.591 10.851 12.443 14.578 15.452 16.266 19.337
21 8.034 8.897 9.915 10.283 11.591 13.24 15.445 16.344 17.182 20.337
22 8.643 9.542 10.600 10.982 12.338 14.041 16.314 17.240 18.101 21.337
23 9.260 10.196 11.293 11.689 13.091 14.848 17.187 18.137 19.021 22.337
24 9.886 10.856 11.992 12.401 13.848 15.659 18.062 19.037 19.943 23.337
25 10.52 11.524 12.697 13.120 14.611 16.473 18.940 19.939 20.867 24.337
26 11.160 12.198 13.409 13.844 15.379 17.292 19.820 20.843 21.792 25.336
27 11.808 12.879 14.125 14.573 16.151 18.114 20.703 21.749 22.719 26.336
28 12.461 13.565 14.847 15.308 16.928 18.939 21.588 22.657 23.647 27.336
29 13.121 14.256 15.574 16.047 17.708 19.768 22.475 23.567 24.577 28.336
30 13.787 14.953 16.306 16.791 18.493 20.599 23.364 24.478 25.508 29.336
120
Tabel Distribusi Khi Kuadrat (lanjutan)
d.f �
v 0.30 0.25 0.20 0.10 0.05 0.025 0.02 0.01 0.005 0.001
1 1.074 1.323 1.642 2.706 3.841 5.024 5.412 6.635 7.879 10.828
2 2.408 2.773 3.219 4.605 5.991 7.378 7.824 9.210 10.597 13.816
3 3.665 4.108 4.642 6.251 7.815 9.348 9.837 11.345 12.838 16.266
4 4.878 5.385 5.989 7.779 9.488 11.143 11.668 13.277 14.860 18.467
5 6.064 6.626 7.289 9.236 11.070 12.833 13.388 15.086 16.750 20.515
6 7.231 7.841 8.558 10.645 12.592 14.449 15.033 16.812 18.548 22.458
7 8.383 9.037 9.803 12.017 14.067 16.013 16.622 18.475 20.278 24.322
8 9.524 10.219 11.030 13.362 15.507 17.535 18.168 20.09 21.955 26.124
9 10.656 11.389 12.242 14.684 16.919 19.023 19.679 21.666 23.589 27.877
10 11.781 12.549 13.442 15.987 18.307 20.483 21.161 23.209 25.188 29.588
11 12.899 13.701 14.631 17.275 19.675 21.920 22.618 24.725 26.757 31.264
12 14.011 14.845 15.812 18.549 21.026 23.337 24.054 26.217 28.300 32.909
13 15.119 15.984 16.985 19.812 22.362 24.736 25.472 27.688 29.819 34.528
14 16.222 17.117 18.151 21.064 23.685 26.119 26.873 29.141 31.319 36.123
15 17.322 18.245 19.311 22.307 24.996 27.488 28.259 30.578 32.801 37.697
16 18.418 19.369 20.465 23.542 26.296 28.845 29.633 32.000 34.267 39.252
17 19.511 20.489 21.615 24.769 27.587 30.191 30.995 33.409 35.718 40.79
18 20.601 21.605 22.760 25.989 28.869 31.526 32.346 34.805 37.156 42.312
19 21.689 22.718 23.900 27.204 30.144 32.852 33.687 36.191 38.582 43.82
20 22.775 23.828 25.038 28.412 31.410 34.170 35.020 37.566 39.997 45.315
21 23.858 24.935 26.171 29.615 32.671 35.479 36.343 38.932 41.401 46.797
22 24.939 26.039 27.301 30.813 33.924 36.781 37.659 40.289 42.796 48.268
23 26.018 27.141 28.429 32.007 35.172 38.076 38.968 41.638 44.181 49.728
24 27.096 28.241 29.553 33.196 36.415 39.364 40.270 42.980 45.559 51.179
25 28.172 29.339 30.675 34.382 37.652 40.646 41.566 44.314 46.928 52.620
26 29.246 30.435 31.795 35.563 38.885 41.923 42.856 45.642 48.290 54.052
27 30.319 31.528 32.912 36.741 40.113 43.195 44.140 46.963 49.645 55.476
28 31.391 32.620 34.027 37.916 41.337 44.461 45.419 48.278 50.993 56.892
29 32.461 33.711 35.139 39.087 42.557 45.722 46.693 49.588 52.336 58.301
30 33.530 34.800 36.250 40.256 43.773 46.979 47.962 50.892 53.672 59.703
121
Lampiran 4
Tabel Distribusi F
ν2 ν1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 161.45 199.5 215.71 224.58 230.16 233.99 236.77 238.88 240.54
2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 19.33 19.35 19.37 19.38
3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81
4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00
5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77
6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10
7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68
8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39
9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18
10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02
11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90
12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80
13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71
14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65
15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59
16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54
122
17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49
18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46
19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42
20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39
21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37
22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34
23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32
24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.3
25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28
26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27
27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25
28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24
29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22
30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21
40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12
60 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.25 2.17 2.10 2.04
120 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02 1.96
∞ 3.38 3.00 2.60 2.37 2.21 2.10 2.01 1.94 1.88
123
Tabel Distribusi F (lanjutan)
ν2 ν1
10 12 15 20 24 30 40 60 120 ∞
1 241.88 243.91 245.95 248.01 249.05 250.10 252.20 252.72 253.25 254.30
2 19.40 19.41 19.43 19.45 19.45 19.46 19.48 19.48 19.49 19.50
3 8.79 8.74 8.70 8.66 8.64 8.62 8.57 8.56 8.55 8.53
4 5.96 5.91 5.86 5.80 5.77 5.75 5.69 5.67 5.66 5.63
5 4.74 4.68 4.62 4.56 4.53 4.50 4.43 4.41 4.40 4.36
6 4.06 4.00 3.94 3.87 3.84 3.81 3.74 3.72 3.70 3.67
7 3.64 3.57 3.51 3.44 3.41 3.38 3.30 3.29 3.27 3.23
8 3.35 3.28 3.22 3.15 3.12 3.08 3.01 2.99 2.97 2.93
9 3.14 3.07 3.01 2.94 2.90 2.86 2.79 2.77 2.75 2.71
10 2.98 2.91 2.85 2.77 2.74 2.70 2.62 2.60 2.58 2.54
11 2.85 2.79 2.72 2.65 2.61 2.57 2.49 2.47 2.45 2.40
12 2.75 2.69 2.62 2.54 2.51 2.47 2.38 2.36 2.34 2.30
13 2.67 2.6 2.53 2.46 2.42 2.38 2.30 2.27 2.25 2.21
14 2.60 2.53 2.46 2.39 2.35 2.31 2.22 2.20 2.18 2.13
15 2.54 2.48 2.40 2.33 2.29 2.25 2.16 2.14 2.11 2.07
16 2.49 2.42 2.35 2.28 2.24 2.19 2.11 2.08 2.06 2.01
17 2.45 2.38 2.31 2.23 2.19 2.15 2.06 2.03 2.01 1.96
18 2.41 2.34 2.27 2.19 2.15 2.11 2.02 1.99 1.97 1.92
19 2.38 2.31 2.23 2.16 2.11 2.07 1.98 1.96 1.93 1.88
20 2.35 2.28 2.20 2.12 2.08 2.04 1.95 1.92 1.90 1.84
124
21 2.32 2.25 2.18 2.10 2.05 2.01 1.92 1.89 1.87 1.81
22 2.30 2.23 2.15 2.07 2.03 1.98 1.89 1.86 1.84 1.78
23 2.27 2.20 2.13 2.05 2.01 1.96 1.86 1.84 1.81 1.76
24 2.25 2.18 2.11 2.03 1.98 1.94 1.84 1.82 1.79 1.73
25 2.24 2.16 2.09 2.01 1.96 1.92 1.82 1.80 1.77 1.71
26 2.22 2.15 2.07 1.99 1.95 1.90 1.80 1.78 1.75 1.69
27 2.20 2.13 2.06 1.97 1.93 1.88 1.79 1.76 1.73 1.67
28 2.19 2.12 2.04 1.96 1.91 1.87 1.77 1.74 1.71 1.65
29 2.18 2.1 2.03 1.94 1.90 1.85 1.75 1.73 1.70 1.64
30 2.16 2.09 2.01 1.93 1.89 1.84 1.74 1.71 1.68 1.62
40 2.08 2.00 1.92 1.84 1.79 1.74 1.64 1.61 1.58 1.51
60 1.99 1.92 1.84 1.75 1.7 1.65 1.53 1.5 1.47 1.39
120 1.91 1.83 1.75 1.66 1.61 1.55 1.43 1.39 1.35 1.25
∞ 1.83 1.75 1.67 1.57 1.52 1.46 1.39 1.32 1.22 1.00
125
Lampiran 5
Tabel Nilai Kritis Uji Kolmogorov-Smirnov
N a = 0,20 a = 0,10 a = 0,05 a = 0,02 a = 0,01
1 0,900 0,950 0,975 0,990 0,995
2 0,684 0,776 0,842 0,900 0,929
3 0,565 0,636 0,708 0,785 0,829
4 0,493 0,565 0,624 0,689 0,734
5 0,447 0,509 0,563 0,627 0,669
6 0,410 0,468 0,519 0,577 0,617
7 0,381 0,436 0,483 0,538 0,576
8 0,359 0,410 0,454 0,507 0,542
9 0,339 0,387 0,430 0,480 0,513
10 0,323 0,369 0,409 0,457 0,486
11 0,308 0,352 0,391 0,437 0,468
12 0,296 0,338 0,375 0,419 0,449
13 0,285 0,325 0,361 0,404 0,432
14 0,275 0,314 0,349 0,390 0,418
15 0,266 0,304 0,338 0,377 0,404
16 0,258 0,295 0,327 0,366 0,392
17 0,250 0,286 0,318 0,355 0,381
18 0,244 0,279 0,309 0,346 0,371
19 0,237 0,271 0,301 0,337 0,361
20 0,232 0,265 0,294 0,329 0,352
21 0,226 0,259 0,287 0,321 0,344
22 0,221 0,253 0,281 0,314 0,337
23 0,216 0,247 0,275 0,307 0,330
24 0,212 0,242 0,269 0,301 0,323
25 0,208 0,238 0,264 0,295 0,317
26 0,204 0,233 0,259 0,290 0,311
27 0,200 0,229 0,254 0,284 0,305
28 0,197 0,225 0,250 0,279 0,300
29 0,193 0,221 0,246 0,275 0,295
30 0,190 0,218 0,242 0,270 0,290
126
35 0,177 0,202 0,224 0,251 0,269
40 0,165 0,189 0,210 0,235 0,252
45 0,156 0,179 0,198 0,222 0,238
50 0,148 0,170 0,188 0,211 0,226
55 0,142 0,162 0,180 0,201 0,216
60 0,136 0,155 0,172 0,193 0,207
65 0,131 0,149 0,166 0,185 0,199
70 0,126 0,144 0,160 0,179 0,192
75 0,122 0,139 0,154 0,173 0,185
80 0,118 0,135 0,150 0,167 0,179
85 0,114 0,131 0,145 0,162 0,174
90 0,111 0,127 0,141 0,158 0,169
95 0,108 0,124 0,137 0,154 0,165
100 0.106 0.121 0.134 0.150 0.161
Pendekatan 1,07/√n 1,22/√n 1,36/√n 1,52/√n 1,63/√n
127
Lampiran 6
Kuesioner 1
Nama : ..........................
Umur : ..........................
Jurusan : ..........................
Jenis kelamin : ..........................
1. Kenyamanan Posisi Layar
A VIEWER
c
b
θ
x a
e
1 2 3 4 5 6 7 8
Gambar model ruang kuliah tampak samping dengan sudut pandang θ
L
A
Y
A
R
128
LAYAR
Baris 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Baris 2
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Baris 3
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Baris 4
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
Baris 5
53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65
Baris 6
66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
Baris 7
79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91
Baris 8
92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104
Gambar 2 model ruang kuliah tampak dari atas
Gunakan gambar di atas untuk menjawab pertanyaan nomor 1, 2 dan 3 dengan
mengisi nomor di atas (boleh pilih lebih dari 1)!
1. Dimanakah anda merasa nyaman duduk? (...................)
2. Dimanakah anda merasa tidak nyaman duduk? (...............)
3. Dimanakah anda senang duduk berkaitan dengan posisi layar? (.............)
129
Lingkari jawaban di bawah ini yang menurut anda paling sesuai!
4. Pernahkah anda duduk di tempat yang anda tidak sukai karena sudah ditempati
orang lain?
a. Ya
b. Tidak
Pertanyaan nomor 5 – 14 ditujukan untuk anda yang posisi duduknya tidak nyaman.
5. Apakah anda mengalami keluhan dengan posisi layar karena posisi duduk yang
tidak anda sukai?
a. Ya
b. Tidak
6. Keluhan apa saja yang paling sering anda alami?
a. Mata perih
b. Sakit leher
c. Pundak sakit
d. Mata perih, sakit leher, dan pundak sakit
e. Lainnya, (tuliskan) ......................................
7. Apakah anda menderita sakit pada leher setelah kuliah?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah menurut anda, letak layar terlalu tinggi sehingga sudut pandang layar
tidak nyaman?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah anda harus mendongak/ leher ke belakang saat melihat layar?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah anda mengalami ketegangan pada leher setelah kuliah?
a. Ya
b. Tidak
130
11. Apakah anda bisa melihat layar dengan jelas?
a. Ya
b. Tidak
12. Apakah jarak dari layar memungkinkan anda untuk membaca tulisan dengan jelas
sehingga anda tidak perlu memutar kepala atau leher?
a. Ya
b. Tidak
13. Berapa lama anda merasa tahan dengan ketidaknyamanan anda?
a. Kurang dari 1 jam
b. Antara 1-2 jam
c. Lebih dari 2 jam tetapi kurang dari 3 jam
d. 3 jam atau lebih
14. Secara umum, apakah posisi layar terlalu tinggi?
a. Ya b. Tidak
Jika ya, menurut anda perlu diturunkan berapa cm lagi agar nyaman?
a. 10 cm c. 30 cm e. 50 cm
b. 20 cm d. 40 cm
2. Kenyamanan Kursi
Gambar 3 Dimensi Kursi
Keterangan :
a = tinggi alas kursi
b = lebar kursi
c = panjang kursi
d = tinggi sandaran
e = lebar sandaran
131
15. Apakah kursi ini nyaman untuk anda duduki?
a. Ya
b. Tidak
16. Apakah kaki anda dapat menapak dengan lurus/ baik di lantai?
a. Ya
b. Tidak
17. Apakah alas kursi terlalu pendek sehingga anda harus mengendorkan kaki saat
duduk?
a. Ya
b. Tidak
18. Apakah lebar kursi sesuai dengan lebar pinggul anda?
a. Ya
b. Tidak
19. Apakah panjang kursi sesuai dengan panjang paha anda?
a. Ya
b. Tidak
20. Apakah sandaran kursi cukup untuk menyandarkan punggung anda (tidak terlalu
besar/ kecil?
a. Ya
b. Tidak
132
Lampiran 7
Kuesioner 2
1. Apakah anda merasa nyaman duduk di kursi yang lebih tinggi dari tinggi
poplitiel (tinggi bagian dalam lutut) anda?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah anda merasa nyaman duduk di kursi yang lebih pendek dari tinggi
poplitiel (tinggi bagian dalam lutut) anda?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah anda merasa nyaman duduk di kursi yang lebih lebar dari lebar
pinggul anda?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah anda merasa nyaman duduk di kursi yang lebih kecil dari lebar
pinggul anda?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah anda merasa nyaman duduk di kursi yang sandarannya lebih tinggi
dari tinggi bahu anda?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah anda merasa nyaman duduk di kursi yang sandarannya lebih pendek
dari tinggi bahu anda?
a. Ya
b. Tidak
133
7. Apakah anda merasa nyaman duduk di kursi yang lebih panjang dari jarak
pantat-poplitiel anda?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah anda merasa nyaman duduk di kursi yang lebih pendek dari jarak
pantat-poplitiel anda?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah anda merasa nyaman duduk di kursi yang sandarannya lebih lebar
dari lebar bahu anda?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah anda merasa nyaman duduk di kursi yang sandarannya lebih kecil dari
lebar bahu anda?
a. Ya
b. Tidak
134
Lampiran 8
Lembar Pengamatan Pengukuran Data Antropometri Statis
Nama :……………………………….
Umur :……………………………….
Jenis Kelamin :……………………………….
Jurusan :……………………………….
No. Data yang diukur Hasil Pengukuran (cm)
1 Tinggi poplitiel
2 Pantat-poplitiel
3 Lebar pinggul
4 Lebar bahu
5 Tinggi bahu
6 Tinggi mata
135
Lampiran 9
Uji Normalitas Multivariat (X1, X2, …, X5) dengan Matlab
Penyelesaian dengan cara manual dengan Matlab, yaitu: y11=[10.24 5.37 2.8763 7.948 12.354 ]; y12=[5.37 7.35 2.766 -8.2385 10.0985 ]; y13=[2.8763 2.766 9.15 2.939 6.57 ]; y14=[7.948 -8.2385 2.939 12.67 13.67 ]; y15=[12.354 10.0985 6.57 13.67 31.776 ]; for i=1:5 if i<=5 for j=1:5 if j==1 S(i,j)=y11(i); elseif j==2 S(i,j)=y12(i); elseif j==3 S(i,j)=y13(i); elseif j==4 S(i,j)=y14(i); else j==5 S(i,j)=y15(i); end end end end S A=inv(S); A x1=[46 45 31 44 48]'; x2=[45 45 30 45 48]'; x3=[45 47 35 45 55]'; x4=[46 48 33 43 54]'; x5=[42 52 32 46 59]'; x6=[41 51 30 44 55]'; x7=[40 50 31 46 62]'; x8=[44 46 36 45 56]'; x9=[43 45 35 43 52]'; x10=[45 46 33 41 62]'; x11=[49 50 42 43 60]'; x12=[47 50 43 44 61]'; x13=[48 51 42 44 61]'; x14=[45 46 35 44 54]'; x15=[46 47 34 41 61]'; x16=[45 47 34 42 61]'; x17=[43 49 38 46 56]'; x18=[45 49 35 47 63]'; x19=[48 46 34 46 66]'; x20=[40 43 30 42 61]'; x21=[46 47 31 42 57]';
136
x22=[47 49 34 44 60]'; x23=[44 50 44 45 73]'; x24=[45 49 40 46 62]'; x25=[45 45 35 47 60]'; x26=[45 46 41 48 61]'; x27=[43 49 38 47 60]'; x28=[42 47 41 46 60]'; x29=[47 53 42 48 64]'; x30=[43 45 39 43 56]'; x31=[39 46 40 41 52]'; x32=[40 45 40 42 53]'; x33=[39 47 35 36 50]'; x34=[40 46 34 35 49]'; x35=[39 44 35 36 50]'; x36=[37 43 36 37 48]'; x37=[35 39 33 34 42]'; x38=[37 45 34 35 49]'; x39=[37 44 34 35 49]'; x40=[38 43 34 36 48]'; x41=[41 45 37 42 51]'; x42=[41 43 36 43 54]'; x43=[40 43 33 45 51]'; x44=[39 42 37 43 51]'; x45=[42 44 35 43 50]'; x46=[42 43 36 44 52]'; x47=[44 44 35 44 53]'; x48=[44 43 37 42 52]'; x49=[43 44 38 41 53]'; x50=[43 46 36 41 61]'; x51=[42 48 38 43 55]'; x52=[44 48 39 42 61]'; x53=[43 46 36 42 54]'; x54=[43 45 38 43 60]'; x55=[43 46 37 42 54]'; x56=[41 45 37 43 55]'; x57=[40 46 36 42 54]'; x58=[44 47 37 42 61]'; x59=[41 47 39 43 54]'; x60=[43 45 35 43 55]'; x61=[43 47 38 42 60]'; x62=[45 50 39 43 53]'; x63=[44 46 36 40 53]'; x64=[43 45 36 39 50]'; x65=[40 42 35 43 55]'; x66=[39 45 32 37 54]'; x67=[38 43 33 41 51]'; x68=[39 44 34 41 50]'; x69=[38 43 36 42 53]'; x70=[43 46 37 39 53]'; x71=[36 42 36 36 46]'; x72=[36 39 35 36 43]'; x73=[38 45 34 36 47]';
137
x74=[38 44 35 37 49]'; x75=[39 45 36 37 50]'; x76=[40 47 35 37 49]'; x77=[38 46 35 37 48]'; x78=[37 43 33 34 47]'; x79=[43 50 38 40 59]'; x80=[42 48 39 42 58]'; a=[42.04 45.94 35.96 41.7 54.71] b=a' d1=(x1-b)'*A*(x1-b); d2=(x2-b)'*A*(x2-b); d3=(x3-b)'*A*(x3-b); d4=(x4-b)'*A*(x4-b); d5=(x5-b)'*A*(x5-b); d6=(x6-b)'*A*(x6-b); d7=(x7-b)'*A*(x7-b); d8=(x8-b)'*A*(x8-b); d9=(x9-b)'*A*(x9-b); d10=(x10-b)'*A*(x10-b); d11=(x11-b)'*A*(x11-b); d12=(x12-b)'*A*(x12-b); d13=(x13-b)'*A*(x13-b); d14=(x14-b)'*A*(x14-b); d15=(x15-b)'*A*(x15-b); d16=(x16-b)'*A*(x16-b); d17=(x17-b)'*A*(x17-b); d18=(x18-b)'*A*(x18-b); d19=(x19-b)'*A*(x19-b); d20=(x20-b)'*A*(x20-b); d21=(x21-b)'*A*(x21-b); d22=(x22-b)'*A*(x22-b); d23=(x23-b)'*A*(x23-b); d24=(x24-b)'*A*(x24-b); d25=(x25-b)'*A*(x25-b); d26=(x26-b)'*A*(x26-b); d27=(x27-b)'*A*(x27-b); d28=(x28-b)'*A*(x28-b); d29=(x29-b)'*A*(x29-b); d30=(x30-b)'*A*(x30-b); d31=(x31-b)'*A*(x31-b); d32=(x32-b)'*A*(x32-b); d33=(x33-b)'*A*(x33-b); d34=(x34-b)'*A*(x34-b); d35=(x35-b)'*A*(x35-b); d36=(x36-b)'*A*(x36-b); d37=(x37-b)'*A*(x37-b); d38=(x38-b)'*A*(x38-b); d39=(x39-b)'*A*(x39-b); d40=(x40-b)'*A*(x40-b); d41=(x41-b)'*A*(x41-b); d42=(x42-b)'*A*(x42-b); d43=(x43-b)'*A*(x43-b);
138
d44=(x44-b)'*A*(x44-b); d45=(x45-b)'*A*(x45-b); d46=(x46-b)'*A*(x46-b); d47=(x47-b)'*A*(x47-b); d48=(x48-b)'*A*(x48-b); d49=(x49-b)'*A*(x49-b); d50=(x50-b)'*A*(x50-b); d51=(x51-b)'*A*(x51-b); d52=(x52-b)'*A*(x52-b); d53=(x53-b)'*A*(x53-b); d54=(x54-b)'*A*(x54-b); d55=(x55-b)'*A*(x55-b); d56=(x56-b)'*A*(x56-b); d57=(x57-b)'*A*(x57-b); d58=(x58-b)'*A*(x58-b); d59=(x59-b)'*A*(x59-b); d60=(x60-b)'*A*(x60-b); d61=(x61-b)'*A*(x61-b); d62=(x62-b)'*A*(x62-b); d63=(x63-b)'*A*(x63-b); d64=(x64-b)'*A*(x64-b); d65=(x65-b)'*A*(x65-b); d66=(x66-b)'*A*(x66-b); d67=(x67-b)'*A*(x67-b); d68=(x68-b)'*A*(x68-b); d69=(x69-b)'*A*(x69-b); d70=(x70-b)'*A*(x70-b); d71=(x71-b)'*A*(x71-b); d72=(x72-b)'*A*(x72-b); d73=(x73-b)'*A*(x73-b); d74=(x74-b)'*A*(x74-b); d75=(x75-b)'*A*(x75-b); d76=(x76-b)'*A*(x76-b); d77=(x77-b)'*A*(x77-b); d78=(x78-b)'*A*(x78-b); d79=(x79-b)'*A*(x79-b); d80=(x80-b)'*A*(x80-b); D= [d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7 d8 d9 d10 d11 d12 d13 d14 d15 d16
d17 d18 d19 d20 d21 d22 d23 d24 d25 d26 d27 d28 d29 d30 d31 d32 d33
d34 d35 d36 d37 d38 d39 d40 d41 d42 d43 d44 d45 d46 d47 d48 d49 d50 d51 d52 d53 d54 d55 d56 d57
d58 d59 d60 d61 d62 d63 d64 d65 d66 d67 d68 d69 d70 d71 d72 d73 d74
d75 d76 d77 d78 d79 d80]'
139
Output Matlab:
S =
10.2400 5.3700 2.8763 7.9480 12.3540
5.3700 7.3500 2.7660 -8.2385 10.0985
2.8763 2.7660 9.1500 2.9390 6.5700
7.9480 -8.2385 2.9390 12.6700 13.6700
12.3540 10.0985 6.5700 13.6700 31.7760
A =
0.1548 0.0505 -0.0113 0.0338 -0.0884
0.0505 -0.0354 0.0022 -0.0852 0.0278
-0.0113 0.0022 0.1285 0.0064 -0.0256
0.0338 -0.0852 0.0064 -0.0238 0.0229
-0.0884 0.0278 -0.0256 0.0229 0.0525
a =
42.0400 45.9400 35.9600 41.7000 54.7100
b =
42.0400
45.9400
35.9600
41.7000
54.7100
D =
11.3609 0.8034
9.8755 0.6627
1.5038 1.6546
4.5603 2.3837
-0.3709 1.4979
0.8349 1.2568
8.1416 1.8240
0.5870 1.8531
1.0926 0.8496
2.4483 0.9125
8.2189 -0.0426
6.5981 1.5997
6.5756 0.2985
2.1252 0.8439
1.8882 0.4561
2.1172 0.5323
-1.4586 0.3470
2.7668 0.8675
5.6118 0.8960
10.7240 0.3714
140
5.8186 1.0785
3.9009 3.2257
17.7121 1.2046
2.3582 2.0385
2.3710 1.7129
3.9496 3.0622
-0.1249 2.4045
3.7880 1.0049
3.6828 2.6819
1.1086 0.6488
3.4585 4.1032
3.0500 4.7582
1.9599 2.4623
1.9327 1.6784
0.6725 1.2750
2.7795 1.7447
5.1898 2.0530
3.0606 2.6467
2.6525 1.8570
1.5704 1.4640
141
Lampiran 10
Uji Normalitas Tinggi mata (X6)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X6
N 80
Normal Parametersa Mean 113.04
Std. Deviation 7.465
Most Extreme
Differences
Absolute .108
Positive .108
Negative -.100
Kolmogorov-Smirnov Z .968
Asymp. Sig. (2-tailed) .306
a. Test distribution is Normal.
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
X6 80 113.04 7.465 97 136
142
Lampiran 11
Dengan Matlab y11=[10.24 5.37 2.8763 7.948 12.354 ]; y12=[5.37 7.35 2.766 -8.2385 10.0985 ]; y13=[2.8763 2.766 9.15 2.939 6.57 ]; y14=[7.948 -8.2385 2.939 12.67 13.67 ]; y15=[12.354 10.0985 6.57 13.67 31.776 ]; for i=1:5 if i<=5 for j=1:5 if j==1 S(i,j)=y11(i); elseif j==2 S(i,j)=y12(i); elseif j==3 S(i,j)=y13(i); elseif j==4 S(i,j)=y14(i); else j==5 S(i,j)=y15(i); end end end end S A=inv(S); A xbar=[42.04 45.94 35.96 41.7 54.71] xbar' miu0=[45 42 44 41 43] miu0' c=xbar-miu0 d=xbar'-miu0' e=c*A*d T2=80*e z=80*27.6596
Output Matlab
S =
10.2400 5.3700 2.8763 7.9480 12.3540
5.3700 7.3500 2.7660 -8.2385 10.0985
2.8763 2.7660 9.1500 2.9390 6.5700
7.9480 -8.2385 2.9390 12.6700 13.6700
12.3540 10.0985 6.5700 13.6700 31.7760
A =
0.1548 0.0505 -0.0113 0.0338 -0.0884
0.0505 -0.0354 0.0022 -0.0852 0.0278
-0.0113 0.0022 0.1285 0.0064 -0.0256
143
0.0338 -0.0852 0.0064 -0.0238 0.0229
-0.0884 0.0278 -0.0256 0.0229 0.0525
xbar =
42.0400 45.9400 35.9600 41.7000 54.7100
ans =
42.0400
45.9400
35.9600
41.7000
54.7100
miu0 =
45 42 44 41 43
ans =
45
42
44
41
43
c =
-2.9600 3.9400 -8.0400 0.7000 11.7100
d =
-2.9600
3.9400
-8.0400
0.7000
11.7100
e =
27.6596
T2 =
2.2128e+003
145
Tabel Rekapitulasi hasil kuesioner 1 dari 80 mahasiswa
responden soal , keterangan: 1 = jika memilih ya, 0 = jika memilih tidak
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 50 1 47 1 1 b 0 0 1 0 1 1 a 1 0 0 1 1 1 1
2 83 1 58 1 1 b 0 0 1 0 0 0 a 0 1 1 0 1 1 0
3
1 1 a,c 1 0 0 1 1 0 a 0 1 1 0 1 1 0
4 33,34 13,92 46,47 1 1 b,d 0 0 0 1 1 0 b 0 1 1 0 1 1 1
5 32 1 46 1 1 a,b,c,d 0 1 1 1 1 0 b 0 0 1 0 1 0 0
6 46,47 92-104 21 1 1 d 1 0 1 1 1 0 a 1 1 1 1 1 1 1
7 30-34 6,7,8 3,4,5 1 1 b,c 1 1 1 1 1 1 a 1 1 0 0 1 1 1
8 72,73 98,99 73 1 1 b,d 1 1 1 1 0 0 a 1 1 1 0 1 1 1
9 55 6 55 1 1 b 1 0 1 0 1 1 b 1 1 1 0 1 0 1
10 55 18,95 48 1 0
0 0 0 0 1 1
0 1 1 0 0 0 1
11 49,50 baris1,92-104 46,47,59, 60 1 1 b 0 0 1 0 1 1 a 0 0 1 1 1 0 1
12 brs5,6 brs1,8 brs5 1 1 d 1 1 1 1 0 0 a 1 1 1 0 0 0 1
13 20 99 8 1 1 d 1 1 1 1 1 1 b 0 0 0 0 1 0 0
14 59 70-100 59 0 1 d 0 1 1 1 1 1 a 0 0 1 0 1 0 1
15 36 72 36 1 1 a 0 0 0 0 1 1 a 0 1 1 0 1 1 1
16 46 13 7 1 1 b 1 1 1 1 0 1 b 1,30 1 1 1 0 0 1
17 6,7,8 11,12,13 32,33,34 1 1 b 0 1 0 0 1 1 b 0 1 1 0 1 1 1
18 brs 5 brs1 60 1 1 b 1 1 1 1 0 1 a 1,10 1 1 0 1 1 1
19 brs 5 brs 1 60 1 1 a 1 1 1 1 1 1 b 1,30 1 1 0 1 1 1
20 33,34 1,8,13,92,104 33,34,46,47 1 1 d 0 0 0 0 1 1 b 0 1 1 0 1 1 1
21 46 13 7 1 1 d 1 0 0 0 1 1 b 0 1 1 0 1 1 1
22 20 40 34 1 1 a 0 0 0 0 1 1 b 0 1 1 0 1 1 1
23 63,64 8,9 20,21 1 1 e 0 0 1 0 1 1 a 0 1 1 0 1 1 1
24 33 15 46 1 1 b 1 0 0 0 1 1 a 0 1 1 0 1 1 1
25 38,39 98,99 23,24 1 1 d 0 1 0 1 1 1 b 0 1 1 0 0 1 1
26 20,21,33,34 104,92 33,34 1 1 e 1 0 0 0 1 1 a 0 0 1 1 1 1 0
146
27 65 1 47 1 1 e 0 0 0 0 1 1 b 0 1 1 0 1 1 1
28 60 104 60 1 1 c 0 1 1 1 1 1 a 0 1 1 0 1 1 1
29 46 7 86 1 1 d 0 1 1 1 0 0 a 1,20 1 1 0 1 1 1
30 20 104 7 1 1 d 0 0 0 0 0 0 b 0 1 1 0 0 0 1
31 20 brs6 brs4 1 0 e 0 0 0 0 1 1 b 0 1 1 1 1 0 1
32 34 104 47 0 1 e 0 1 0 0 1 1 b 0 1 1 0 0 0 1
33 20,21,22 98,99,100 20 1 1 d 0 0 0 1 1 0 b 0 1 1 0 1 1 1
34 20,21,22 53,54,65 21 1 1 b 0 1 0 0 1 1 a 1,10 1 1 0 1 1 1
35 44,56,67 brs1 brs4 1 1 d 0 1 0 0 1 1 b 0 1 1 0 1 1 1
36 31 brs1 32 1 1 d 1 1 0 1 1 1 b 0 1 1 0 1 1 1
37 61,64 1,7,8,92,104 56,60,64 0 1 e 0 1 0 0 1 0 b 0 0 0 0 0 0 1
38 50,42 brs1,2,8 brs4,5,6 1 1 b,c,e 0 1 1 1 1 0 a 1,30 0 1 1 1 0 0
39 46,47 brs1,8 brs3 1 1 a,b 1 0 0 1 0 1 b 0 1 1 0 1 1 0
40 33 1 33 1 1 a 0 0 1 1 1 1 c 0 0 1 0 0 1 0
41 35 92, 104 34 0 1 a,e 0 1 1 1 1 0 b 1,40 1 1 0 1 0 0
42 46,47 7,8 60,61 1 1 d 0 1 0 0 1 1 b 0 1 1 0 1 1 1
43 46 1,13 46 1 1 e 0 0 0 0 1 1 c 0 1 1 0 1 1 1
44 47 1 47 1 0 d 1 1 1 1 0 1 a 0 0 0 0 1 0 1
45 22,32 7 3 1 0 d 1 1 1 1 1 1 b 1,30 1 1 0 1 1 1
46 42,50 4,12 33 1 0 e 0 1 0 0 1 1 c 0 1 1 0 1 1 0
47 brs5 brs1 brs5 1 1 d 1 0 1 1 1 1 c 0 0 0 1 1 0 0
48 46 104 46 1 1 b 1 1 0 0 1 0 d 0 1 1 0 1 1 0
49 35 2,8 37 0 1 c 0 0 0 0 1 1 b 0 1 1 0 0 1 1
50 4 1
1 1 d 0 1 1 0 1 1 b 0 1 1 0 1 1 1
51 brs4 brs1 34 1 0
0 1 0 0 1 1 b 0 1 1 0 1 0 1
52 33,46 1,8,92,104 33 1 1 d 1 1 0 1 1 0 b 1,20 0 0 0 1 0 1
53 brs1,2 brs3-8 brs2 1 1 d 0 1 1 0 1 1 b 0 1 1 0 0 0 1
54 44,48,49 7,8 59,60 1 1 a 0 1 1 1 0 0 a 1,10 1 0 1 1 0 1
55 59 7 59 1 1 a 1 0 0 0 1 1 a 1 0 1 1 1 0 0
56 7 104 8 1 1 d 1 1 1 1 1 0 b 1,10 1 0 0 0 0 1
147
57 72 1,13 72 1 1 b 1 1 1 0 1 0 b 1,50 1 1 0 1 0 1
58 45,50,51,52 7,8,9,92,104 45,50 1 1 d 1 0 0 1 1 1 c 0 1 1 0 1 1 1
59 8 104 8 0 1 d 1 0 1 1 1 0 b 0 0 1 0 1 1 1
60 42 8 46 1 1 e 1 0 1 0 0 0 a 0 0 0 0 1 0 0
61 46,47 brs8 47 1 1 b 1 0 1 1 1 1 c 1,30 1 1 0 1 1 1
62 47 1 47 1 1 b 1 0 0 0 1 1 a 0 1 1 0 1 1 1
63 brs6 brs1 brs6 1 1 d 0 1 1 1 0 0 b 1,50 0 0 1 0 0 0
64 brs5 brs1 brs5 1 1 e 0 0 0 0 1 0 b 1,30 0 1 0 1 0 0
65 brs4,5 brs1-3 59-60 1 1 d 1 1 1 1 0 0 b 1,30 1 1 0 1 0 1
66 brs4 brs8 46,47 1 1 a 0 1 1 1 0 1 a 0 0 0 1 0 1 0
67 brs3,4 brs1,2,7,8 brs4,5 1 1 d 1 1 1 1 1 1 b 1,10 1 1 1 0 1 1
68 60 13 59 1 1 b 0 0 0 0 1 1 b 0 1 1 0 1 1 1
69 27-39 66-104 14-26 0 0
0 0 0 0 1 1
0 0 1 0 0 0 0
70 69 6 59 1 1 a 0 0 1 0 1 1 b 0,40 0 1 1 1 0 0
71 14-26 66-104 79-104 0 0
0 0 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0 0
72 46,59 7,15,28 46 1 1 d 1 0 0 0 0 0 b 0,10 0 0 1 1 0 0
73 20 1 33 1 1
ga
keliatan,suara
kurang jelas 0 0 0 0 0 0 a 0 1 1 0 1 0 1
74 26 1 34 1 1 d 1 1 0 1 0 0 b 1,20 0 0 1 0 0 1
75 6,7,8 1,2,3 6,7,8 1 1 a 0 0 1 1 0 0 b 0 0 0 1 1 1 0
76 40-52 1,13,2010 34,35 0 0
0 0 0 0 1 1
0 1 1 0 0 0 1
77 89 brs1 31 1 1 d 1 1 1 1 1 0 a 1,30 0 0 1 0 0 0
78 72 8 72 0 1 b 1 0 1 1 1 0 b 1,30 1 1 0 1 1 1
79 brs5 brs1,2,8 brs5 1 1 d 0 1 0 0 1 1 a 0 1 1 0 0 1 1
80 33,34,20,21 1-13,92-104 20,21 1 1 d 1 0 1 1 1 0 a 0 1 1 0 1 1 0
Jumlah 70 71 0 35 39 40 39 62 50
7 55 63 18 60 45 56
Keterangan:
1 = jawaban a , 0 = jawaban b
Tabel Rekapitulasi hasil kuesioner 2 dari 80 mahasiswa
148
responden
Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0
2 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0
3 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
4 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0
5 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0
6 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0
7 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1
8 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0
9 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0
10 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1
11 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
12 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0
15 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0
16 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0
17 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0
18 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0
19 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0
20 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1
21 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0
22 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
23 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1
24 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
25 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0
26 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0
149
27 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1
28 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0
29 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0
30 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0
jumlah 16 10 26 1 21 14 13 17 26 5
Keterangan:
1 = jawaban a
0 = jawaban b
150
Tabel Data Antropometri Mahasiswa
No Nama Jenis Kelamin Umur Jurusan
Tinggi
poplitiel
Pantat-
poplitiel
Lebar
pinggul
Lebar
bahu
Tinggi
bahu
Tinggi
mata
1 Patris Modo Laki-laki 19 PBSID 46 45 31 44 48 111
2 Ari Janu Laki-laki 19 PBSID 45 45 30 45 48 111
3 Darang Istianto Laki-laki 19 PBSID 45 47 35 45 55 114
4 Yohanes Marwan Laki-laki 19 PBSID 46 48 33 43 54 113
5 Petrus Panggah Laki-laki 19 PBSID 42 52 32 46 59 116
6 Prima Ibnu Laki-laki 19 PBSID 41 51 30 44 55 114
7 Bambang Laki-laki 19 PBSID 40 50 31 46 62 117
8 Yusak Laki-laki 21 PBI 44 46 36 45 56 113
9 Rian Laki-laki 22 PBI 43 45 35 43 52 111
10 Asep Laki-laki 21 PBI 45 46 33 41 62 117
11 Wendi Laki-laki 21 PBI 49 50 42 43 60 120
12 Seto Laki-laki 21 PBI 47 50 43 44 61 120
13 Paul Laki-laki 21 PBI 48 51 42 44 61 119
14 Tomi Laki-laki 21 PBI 45 46 35 44 54 113
15 Eko Laki-laki 21 PBI 46 47 34 41 61 116
16 Josua Laki-laki 21 PBI 45 47 34 42 61 116
17 Andreas Jatmiko Laki-laki 21 PBSID 43 49 38 46 56 119
18 Yohanes Saptanugraha Laki-laki 19 PBSID 45 49 35 47 63 128
19 R.Vembry M Laki-laki 21 PBI 48 46 34 46 66 130
20 Heribertus Laki-laki 24 PBI 40 43 30 42 61 113
21 Paulus Damar Laki-laki 25 PBI 46 47 31 42 57 109
22 Ricki Ricardus Laki-laki 24 PBSID 47 49 34 44 60 120
23 Yonafkan Hadi Laki-laki 22 PBI 44 50 44 45 73 136
24 Cahyo Wahyu Nugroho Laki-laki 21 PBI 45 49 40 46 62 130
25 Yacobus Guntur Laki-laki 22 PBI 45 45 35 47 60 122
26 Robertus Bagus Laki-laki 22 PBI 45 46 41 48 61 128
151
27 Yohanes Supriyantono Laki-laki 22 PBSID 43 49 38 47 60 124
28 Fajar Praseya Laki-laki 22 PBSID 42 47 41 46 60 125
29 Loe Agung Bayu Laki-laki 19 PBI 47 53 42 48 64 128
30 Sarwedi Siraid Laki-laki 25 PBI 43 45 39 43 56 118
31 Ade Henta Laki-laki 19 PBSID 39 46 40 41 52 113
32 paulinus Laki-laki 25 PBSID 40 45 40 42 53 113
33 David Kristiantoro Laki-laki 23 PBSID 39 47 35 36 50 110
34 Jati Kurniawan Laki-laki 20 PBSID 40 46 34 35 49 111
35 Nuridang Laki-laki 19 PBSID 39 44 35 36 50 112
36 Yustinus Kurniawan Laki-laki 20 PBSID 37 43 36 37 48 110
37 Fabianus Renato Laki-laki 19 PBSID 35 39 33 34 42 104
38 Andrean Hari Laki-laki 24 PBSID 37 45 34 35 49 110
39 Bagus Anang Laki-laki 23 PBSID 37 44 34 35 49 108
40 Bambang Sumarwanto Laki-laki 20 PBSID 38 43 34 36 48 108
41 Anik Setiorini Perempuan 19 PBSID 41 45 37 42 51 100
42 Ayu Wandira Perempuan 19 PBSID 41 43 36 43 54 111
43 Katarina Erni Perempuan 19 PBSID 40 43 33 45 51 113
44 Tita Perempuan 19 PBSID 39 42 37 43 51 99
45 Ita Simanulang Perempuan 19 PBSID 42 44 35 43 50 99
46 Veronika Petege Perempuan 19 PBSID 42 43 36 44 52 98
47 Yeni Mudayen Perempuan 19 PBSID 44 44 35 44 53 98
48 Valentina Tris Marwati Perempuan 19 PBSID 44 43 37 42 52 97
49 Kika Ayu Perempuan 19 PBSID 43 44 38 41 53 114
50 Lala Perempuan 22 PBI 43 46 36 41 61 115
51 Galih Perempuan 22 PBI 42 48 38 43 55 109
52 Chatarina Perempuan 22 PBI 44 48 39 42 61 115
53 Risti Perempuan 22 PBI 43 46 36 42 54 110
54 Susan Perempuan 22 PBI 43 45 38 43 60 113
152
55 Haya Perempuan 22 PBI 43 46 37 42 54 110
56 Manda Perempuan 22 PBI 41 45 37 43 55 108
57 Asti Perempuan 22 PBI 40 46 36 42 54 107
58 Dei Perempuan 22 PBI 44 47 37 42 61 116
59 Popon Perempuan 22 PBI 41 47 39 43 54 110
60 Hening Perempuan 22 PBI 43 45 35 43 55 112
61 Sr. Sita Perempuan 25 PBI 43 47 38 42 60 116
62 Nungki Prabawati Perempuan 22 PBSID 45 50 39 43 53 115
63 Adria Indah Putranti Perempuan 22 PBI 44 46 36 40 53 117
64 Yosephine Kristi Yulianingrum Perempuan 23 PBI 43 45 36 39 50 108
65 Diah Ayu Wikandari Perempuan 22 PBI 40 42 35 43 55 115
66 egi Perempuan 22 PBI 39 45 32 37 54 113
67 is Perempuan 20 PBI 38 43 33 41 51 110
68 winda Perempuan 21 PBI 39 44 34 41 50 111
69 frida Perempuan 23 PBI 38 43 36 42 53 111
70 lian Perempuan 20 PBI 43 46 37 39 53 107
71 Yosephine Linda Ika Perempuan 18 PBSID 36 42 36 36 46 109
72 Almento Tia Perempuan 18 PBSID 36 39 35 36 43 106
73 Paulina S. P Perempuan 20 PBSID 38 45 34 36 47 108
74 I. Ni Putu Yrismarwati Perempuan 21 PBSID 38 44 35 37 49 108
75 Elli Agustina Perempuan 24 PBSID 39 45 36 37 50 110
76 Dini Suryani Perempuan 22 PBSID 40 47 35 37 49 109
77 Elisabeth Ratih Perempuan 19 PBSID 38 46 35 37 48 107
78 Astria Ekaristi Perempuan 19 PBSID 37 43 33 34 47 105
79 Atik Perempuan 21 PBSID 43 50 38 40 59 118
80 Yensi Perempuan 21 PBSID 42 48 39 42 58 116
Rata-rata 42.0375 45.9375 35.9625 41.7 54.7125 113.038
Standar Deviasi 3.19986 2.71118 3.02498 3.55926 5.63711 7.46544