pengembangan model kursi bagi ibu menyusui yang ergonomis ... · pdf filedalam merancang kursi...

124
PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI (UJI COBA DI KELURAHAN PISANGAN CIPUTAT TIMUR) TAHUN 2013 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) OLEH : MUHAMMAD IQBAL NIM: 108101000046 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2013 M

Upload: hanhu

Post on 22-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG

ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI (UJI COBA DI

KELURAHAN PISANGAN CIPUTAT TIMUR) TAHUN 2013

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

OLEH :

MUHAMMAD IQBAL

NIM: 108101000046

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1432 H/2013 M

Page 2: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak
Page 3: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

Skripsi, Mei 2013

Muhammad Iqbal, NIM: 108101000046

Pengembangan Model Kursi Bagi Ibu Menyusui Yang Ergonomis Berdasarkan

Ukuran Antropometri (Uji Coba Di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur) 2013

xvii + 107 halaman, 8 tabel, 1 bagan, 31 gambar, 4 lampiran

ABSTRAK

Sebagian besar kursi di pasaran tidak menerapkan prinsip ergonomis. Hal

tersebut dikarenakan kursi-kursi di pasaran tidak melakukan pengukuran terhadap

ukuran tubuh untuk para konsumennya, sehingga banyak orang mengalami pegal-pegal

pada leher, punggung, pinggang, dan tangan akibat terlalu lama duduk di kursi yang

tidak nyaman. Dalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan

dengan melakukan pengukuran antropometri. Hasil dari studi pendahuluan yang

dilakukan pada 10 orang ibu didapatkan bahwa yang mengeluhkan tentang MSDs

sebanyak 90%, kelelahan ringan 80% dan kelelahan menengah sebanyak 20%,

ketidaknyamanan sebanyak 75%

Penelitian ini bertujuan untuk pengembangan model kursi yang ergonomis untuk

ibu menyusui melalui perhitungan antropometri di kelurahan Pisangan Ciputat Timur

tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium dengan melakukan

langkah-langkah rancang bangun yang dilakukan pada bulan Juli sampai Februari 2013.

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 15 responden untuk dilakukan perbandingan

data antara data nasional dengan data di kelurahan Pisangan.

Berdasarkan hasil penelitian, setelah data antropometri ibu menyusui Indonesia

dan data antropometri ibu di kelurahan Pisangan di bandingkan. Diketahui hasil dari uji

coba tersebut, bahwa ukuran untuk dimensi rancangan kursi ini adalah untuk lebar

sandaran yaitu 53 cm, panjang sandaran tangan yaitu 43 cm, tinggi sandaran yaitu 90

cm, tinggi sandaran tangan yaitu 19 cm, lebar alas kursi yaitu 49 cm, panjang kedalaman

kursi 43 cm, tinggi alas kursi yaitu 38 cm, sudut sandaran kursi yaitu >100 derajat

karena adjustable, untuk sudut alas kursi yaitu 10 derajat, dan ketebalan bantalan 4 cm.

Oleh karena itu, disarankan kepada para ibu menyusui untuk sebisa mungkin

menggunakan kursi saat menyusui agar dapat menopang tubuh ibu agar terhindar dari

bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak memiliki kursi usahakan memakai benda lain

yang empuk untuk menopang tubuh ibu..

Daftar Bacaan : 37 (1988 – 2011)

Page 4: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

DEPARTEMENT OF PUBLIC HEALTH

MAJOR OF SAFETY AND OCCUPATIONAL HEALTH

Thesis, Mei 2013

Muhammad Iqbal, NIM: 108101000046

Model Development Chair For Nursing Mothers The Ergonomics Based

Anthropometric Dimensions (Trial In Kelurahan Pisangan Ciputat Timur) 2013

xvii + 107 pages, 8 tables, 1 bagan, 31 images, 4 attachment

ABSTRAK

Most of the seats on the market do not apply ergonomic principles. That is

because the chairs on the market did not take measurements of body size for its

customers, so many people experiencing stiffness of the neck, back, waist, and hands

from too long sitting in uncomfortable chairs. In designing the ergonomic chair design

can be done by performing anthropometric measurements. Results of a preliminary

study conducted on 10 mothers found that MSDs are complaining about as much as

90%, fatigue 80% lighter and 20% intermediate fatigue, discomfort as much as 75%

This study aims to develop a model of ergonomic chair for nursing mothers in

the villages through anthropometric calculations Pisangan Ciputat Timur in 2013. This

research was a laboratory by performing design steps undertaken from July 2012 to

February 2013. The number of samples in this study were 15 respondents for the

comparison of data between national data with the data in the sub Pisangan.

Based on the results of the study, after Indonesia anthropometric data

breastfeeding mothers and mothers in the village anthropometric data Pisangan compare.

Known results of the trial, that the dimensional size of this seat design is for the backrest

width 53 cm, armrest length is 43 cm, backrest height is 90 cm, the armrest height 19

cm, seat width is 49 cm, long seat depth 43 cm, seat height 38 cm, the seat backrest

angle > 100 degrees for adjustable, for seat angle is 10 degrees, and a thickness of 4 cm

pads.

Therefore, it is suggested to the nursing mother to use the seat as much as

possible in order to support the breastfeeding mother's body in order to avoid health

hazards and if the mother does not have a seat try to use other objects to prop up the

mother's body cushioned.

References : 37 (1988 – 2011)

Page 5: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak
Page 6: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak
Page 7: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Data Diri

Nama Lengkap : Muhammad Iqbal

TTL : Jakarta, 12 Agustus 1990

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Telepon : 085697104359

Email : [email protected]

Alamat : Vila Dago tol Blok D16 No 08 Serua Ciputat Tangerang Selatan

15414

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun

1996 – 2002 SD Negeri Gintung 2

2002 – 2005 SMP Negeri 2 Ciputat

2005 – 2008 SMA Negeri 1 Ciputat

2008 – sekarang S1 – Kesehatan Masyarakat Peminatan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

PENGALAMAN ORGANISASI

2009 – Sekarang Kepala divisi penelitian dan pengembangan wacana Suara Kreasi

anak bangsa Dewan Pimpinan Cabang Tangerang Selatan

2010 – 2012 Menteri seni budaya dan olahraga Bem jurusan Kesehatan

masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 8: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang maha segalanya, syukur penulis ucapkan

padamu ya Rabb, karena akhirnya penyusunan laporan magang ini selesai. Tak lupa

penulis haturkan Shalawat dan salam kepada baginda Rasulallah SAW yang membawa

umatnya dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang. Dengan penuh

kesadaran penyusun yakin bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan Skripsi

Tentang “Pengembangan model kursi menyusui yang ergonomis berdasarkan ukuran

antropometri (uji coba di kelurahan Pisangan Ciputat Timur) 2013” .

Penyelesaian skripsi ini semata-mata bukanlah hasil usaha penyusun, melainkan

banyak pihak yang memberikan bantuan baik moril maupun materil, sekiranya patutlah

bagi penyusun untuk berterima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Allah SWT, Tuhan semesta alam yang kasih sayangnya tak pernah ada habis-

habisnya dalam memberikan nikmatnya kepada manusia.

2. Nabi tercinta, Muhammad SAW yang selalu berjuang tak pernah henti

membela kebenaran islam walaupun banyak rintangan dan halangan.

3. Kepada bapak, mama dan adikku tercinta yang memberikan doa dan ketulusan

serta rasa saying yang tak terbatas terhadap diriku.

4. Kepala Jurusan Kesehatan Masyarakat ibu Febrianti, SP, M, Si yang selalu

berusaha dengan keikhlasannya memajukan jurusan kesehatan masyarakat

agar bisa berdiri diatas dari jurusan-jurusan lain.

5. Dosen Pembimbing Skripsi ibu Yuli Amran, MKM dan dr.Yuli Satar

Prapanca, MARS yang selalu memberikan motivasi dan arahan kepada saya

untuk cepat menyelesaikan skripsi ini.

6. Dosen penguji ibu Iting Shofwati, ST, MKKK yang telah menguji skripsi saya

dengan penuh kebijaksanaan.

7. Bapak Ghazali yang selalu membuatkan surat-surat untuk kepentingan skripsi

saya semoga atas keikhlasannya mendapat balasan dari Allah SWT.

Page 9: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

8. Kawan-kawan tim penelitian kursi ergonomis yang telah menemani saya

selama penelitian yang hampir setengah tahun ini ; Liadzul Khalifah, Lilis,

Nadya Hanifa, Dhevy Eka Rusdiana, Titi Rachmawati.

9. Sahabat-sahabat tercinta di Kesehatan Masyarakat 2008 dan adik kelas 2009,

2010, dan 2011 yang selalu mendukung dan memotivasi saya untuk

menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada kak Yuni Ristiani, Tamalia Rachmi, Siska Yuniati, Pipit

Bhayangkari, Muhammad Arbi, Septi Hervita yang memotivasi saya juga

untuk cepat-cepat lulus.

11. Kepada Saffira Anindita yang selalu memberikan dorongan dan semangat

untuk cepat menyelesaikan revision skripsi ini

Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, penyusun berharap semua

kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.

Terakhir penyusun berharap semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penyusun dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, Mei 2013

Penulis

Page 10: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................................... i

ABSTRAK .................................................................................................................. ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. v

KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................... viii

Daftar Tabel ............................................................................................................... xi

Daftar Bagan ............................................................................................................. xii

Daftar Gambar .......................................................................................................... xiii

Daftar Lampiran ....................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 9

1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................................. 10

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................................... 10

1.4.1 Tujuan Umum ........................................................................................ ..... 10

1.4.2 Tujuan khusus ........................................................................................ ..... 10

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................................. 10

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Menyusui ............................................................................................................... 11

2.1.1 Pengertian dan Definisi ..................................................................... 11

2.1.2 Air Susu Ibu (ASI) ............................................................................ 11

2.1.3 Posisi Menyusui ................................................................................ 13

2.2 Ergonomi ................................................................................................................ 25

2.2.1 Pengertian Ergonomi ......................................................................... 25

Page 11: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

2.2.2 Prinsip Ergonomi ............................................................................... 27

2.3 Kenyamanan ........................................................................................................... 29

2.3.1 Pengertian ...................................................................................... 29

2.4 Kelelahan ............................................................................................................. 31

2.4.1 Pengertian ....................................................................................... 31

2.5 Musculoskeletal Disorders (MSDS) .................................................................... 33

2.5.1 Pengertian ........................................................................................ 33

2.6 Tempat Duduk ...................................................................................................... 34

2.6.1 Dasar-dasar Tempat Duduk .............................................................. 34

2.6.2 Tulang Belakang Saat Duduk ........................................................... 36

2.7 Antropometri ......................................................................................................... 41

2.7.1 Nilai Percentile ................................................................................. 41

2.7.2 Desain Kursi ..................................................................................... 43

2.7.3 Dimensi Kursi .................................................................................. 46

BAB III ALUR PIKIR PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep ................................................................................................... 56

3.2 Definisi Operasional ............................................................................................... 57

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Metodologi Penelitian ........................................................................................... 59

4.1.1 Langkah-langkah Rancang bangun .................................................. 59

4.1.2 Diagram Alir Rancang Bangun ....................................................... 61

4.2 Sampel Penelitian .................................................................................................. 62

4.3 Desain Penelitian .................................................................................................. 64

4.4 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................... 64

4.5 Instrumen Penelitian dan Sumber Data ................................................................. 64

4.6 Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 64

4.7 Pengolahan Data ................................................................................................... 65

4.8 Analisis Data ......................................................................................................... 65

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Data Antropometri ....................................................................................... 66

Page 12: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

5.1.1 Ukuran Antropometri Tubuh Wanita Indonesia tahun 2010 ............ 66

5.1.2 Ukuran Antropometri Tubuh Wanita di Kelurahan

Pisangan tahun 2013 ........................................................................ 67

5.1.3 Ukuran Antropometri Tubuh Wanita Indonesia tahun 2010

dan kelurahan Pisangan tahun 2013 dalam percentile ..................... 69

5.1.4 Dimensi Kursi Pendukung Rancangan Kursi ................................... 78

5.1.5 Gambar Rancangan Kursi Ergonomi ............................................... 79

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian ......................................................................................... 82

6.2 Rancangan Kursi ................................................................................................... 82

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 91

7.2 Saran ..................................................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

DAFTAR TABEL

Daftar Tabel Halaman

2.1 Faktor yang mempengaruhi kenyamanan duduk 36

2.2 Values of z for selected percentile (p) 42

2.3 Data Antropometri Wanita Indonesia tahun 2010 55

3.1 Definisi Operasional 57

5.1 Data Antropometri Wanita Indonesia 2010 53

5.2 Data Antropometri Wanita Di Kelurahan Pisangan 2013 67

5.3 Data Percentile Anntropometri Wanita Indonesia 2010 dan

Kelurahan Pisangan tahun 2013

69

5.4 Dimensi Kursi Pendukung Rancangan Kursi 78

Page 14: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

DAFTAR BAGAN

Daftar bagan Halaman

3.1 Kerangka Konsep 56

Page 15: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

DAFTAR GAMBAR

Daftar Gambar Halaman

2.1 Posisi menyusui dengan berdiri yang benar 13

2.2 Posisi menyusui dengan duduk yang benar 13

2.3 Posisi Menyusui dengan rebahan yang benar 14

2.4 Posisi Cradle Hold 17

2.5 Posisi Cross Cradle 17

2.6 Posisi Football Hold 17

2.7 Posisi menyusui balita pada kondisi normal 18

2.8 Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan 18

2.9 Menyusui bayi baru lahir dengan posisi berbaring miring 18

2.10 Posisi menyusui bayi bila ASI penuh 18

2.11 Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan 18

2.12 Cara meletakkan bayi 20

2.13 Cara memegang payudara 20

2.14 Cara merangsang mulut bayi 20

2.15 Perlekatan yang benar 21

2.16 Perlekatan yang salah 21

2.17 Posisi tulang belakang saat keadaan duduk 38

2.18 Akibat Alas Kursi Yang Terlalu Tinggi 44

2.19 Akibat Alas Kursi Yang Terlalu Rendah 45

2.20 Akibat Alas Kursi Yang Terlalu Panjang 45

Page 16: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

2.21 Akibat Alas Kursi Yang Terlalu Pendek 46

2.22 Dimensi Kursi 48

2.23 Sandaran Kursi Yang Benar dan Sandaran Kursi Yang Salah 52

2.24 Sudut Sandaran kursi dan Alas kursi 53

4.1 Diagram Alir Metode Perancangan Produk 61

5.1 Dimensi Tubuh Saat Duduk 70

5.2 Dimensi Tubuh Saat Duduk 73

5.3 Dimensi Tubuh Saat Duduk 75

5.4 Dimensi Tubuh Saat Duduk 77

5.5 Gambar Rancangan Kursi Ergonomis Tampak Kiri 80

5.6 Gambar Rancangan Kursi Ergonomis Tampak Kanan 80

Page 17: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

Lampiran 1 Lembar Observasi Data Antropometri Ibu Menyusui

Lampran 2 Gambar Rancangan Kursi Ergonomi

Lampran 3 Data Antropometri Ibu Menyusui Di Kelurahan Pisangan tahun

2013

Lampiran 4 Data Output Antropometri Ibu Menyusui Di Kelurahan Pisangan

Tahun 2013

Page 18: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini sudah begitu pesatnya, sehingga peralatan

sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya

peralatan dan teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya

meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Pada masa kini dalam

melakukan pekerjaan dibutuhkan peralatan yang dapat membantu manusia dalam

menyelesaikan pekerjaannya. Dalam menggunakan alat untuk melakukan suatu

pekerjaan harus diperhatikan beberapa hal contohnya yaitu desain dari alat tersebut,

apakah desain alat tersebut sesuai atau tidak dengan pekerjaan tersebut. Bila alat itu

tidak sesuai dengan pekerjaan tersebut maka dapat muncul resiko yang dapat

membahayakan manusia yang melakukan pekerjaan. Desain alat sangat penting

dalam menentukan keselamatan dan kesehatan dari para pekerja (Puskesja Depkes,

2004).

Desain yang baik berarti mempunyai kualitas fungsi yang baik, tergantung

pada sasaran mendesain pada umumnya, bahwa sasaran berbeda menurut kebutuhan

dan kepentingannya. Kepentingan desain dalam aspek kesehatan dan keselamatan

kerja adalah untuk menjamin kesehatan dan keselamatan bagi pekerja, maka dari itu

diperlukan penyesuaian alat dengan proses kerja yang dilakukan oleh para pekerja

Page 19: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

yang melakukan pekerjaanya. Penyesuaian antara pekerjaan yang dilakukan dengan

alat yang digunakan dan juga antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja di

kenal dengan pendekatan ergonomi.

Ergonomi adalah ilmu tentang kerja, dimana mempertimbangkan faktor

manusia sebagai pelaku pekerjaan, bagaimana cara melakukan pekerjaan tersebut,

peralatan yang digunakan, tempat dilakukannya pekerjaan, dan aspek psikososial

dari situasi pekerjaan (Pheasant, 2003). Esensi dasar dari ergonomi dalam proses

perancangan desain adalah sedini mungkin mencoba memikirkan kepentingan

manusia agar bisa terakomodasi dalam setiap kreativitas dan inovasi sebuah “man

made object” (Sritomo, 2000). Fokus perhatian dari sebuah kajian ergonomis akan

mengarah ke upaya pencapaian penyesuaian antara pekerjaan dan alat yang

digunakan agar dapat memenuhi kepentingan manusia yakni perihal keselamatan,

kesehatan, keamanan maupun kenyamanan.

Menurut Suma‟mur (1996), salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

kesehatan kerja adalah yang berhubungan dengan ergonomi yaitu sikap dan cara

kerja (postur tubuh), beban kerja yang tidak adekuat, monotonnya pekerjaan, jam

kerja yang tidak sesuai, dan kerja yang berulang-ulang. Awal dari efek pengaruh-

pengaruh tersebut adalah akan terjadinya ketidaknyamanan. Ketidaknyamanan ini

dapat terjadi karena prinsip ergonomi belum diterapkan dalam hal melakukan

pekerjaan. Setelah terjadi ketidaknyamanan maka tubuh akan mengalami perasaan

lelah. Grandjen (1988) dalam Pheasant (2003) mengatakan bahwasanya faktor yang

Page 20: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

mempengaruhi kelelahan adalah intensitas lamanya pembebanan fisik (masa kerja)

dan mental.

Proses kerja atau pekerjaan yang dilakukan manusia sangat banyak sekali,

salah satunya adalah menyusui. Ibu menyusui melakukan pekerjaan menyusui

secara rutin untuk bayi pada enam bulan pertama. Pentingnya pemberian ASI pada

6 bulan pertama tertuang pada ketetapan di dalam Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 33 Tahun 2013 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara

eksklusif, ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan

selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan

atau minuman lain.

Menyusui dilakukan selama bayi mau, rata-rata 15 sampai 30 menit pada

beberapa minggu pertama (Fredregill, 2010). Sutjiningsih (1997) menyatakan bahwa

setelah produksi ASI cukup, bayi dapat disusukan pada kedua buah payudara secara

bergantian, tiap payudara sekitar 10-15 menit (tidak boleh lebih dari 20 menit) dan

Fredregill (2010) menyatakan bahwa untuk menggunakan payudara, sangat jarang

dibutuhkan waktu lebih dari 20 menit per payudara. Semakin sering menyusui, selain

kebutuhan ASI bayi terpenuhi, juga untuk memberikan isyarat kepada tubuh ibu

untuk memproduksi ASI lebih banyak sebagai persiapan kebutuhan pertumbuhan

bayi. (Fredregill, 2010)

Setiap ibu yang menyusui harus berada pada posisi yang tepat dan dalam

kondisi nyaman karena hal ini akan mempengaruhi proses laktasi (Roesli, 2009). Hal

Page 21: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

ini diperkuat dengan pernyataan Behrman (2000) dalam Rahayu dan Sudarmiati

(2012) bahwa kegagalan dalam menyusui seringkali disebabkan oleh kesalahan

posisi menyusui sehingga menyebabkan puting ibu lecet lalu ibu enggan untuk

menyusui yang dapat berakibat produksi ASI menurun dan bayi tidak puas menyusu.

Selama kegiatan menyusui berlangsung, ibu dipaksa untuk memposisikan diri dan

bayi secara tepat agar proses menyusui dapat berjalan lancar. Ibu akan berada pada

posisi tertentu selama 20-30 menit (jika rentang waktu menyusui 10-15 menit per

payudara) dan berkali-kali (sesering mungkin, sesuai dengan permintaan bayi) setiap

harinya hingga beberapa bulan selama masa pemberian ASI. Menurut Widodo

(2011), posisi yang paling banyak digunakan ibu saat menyusui terutama pada masa-

masa awal menyusui adalah posisi duduk berupa posisi cradle hold, cross cradle,

dan football hold.

Posisi ibu selama menyusui menentukan bagaimana postur tubuh ibu selama

kegiatan menyusui berlangsung. Edy dan Samad (2011) menyebutkan bahwa postur

tubuh merupakan salah satu dari hal yang paling sering dihubungkan dengan faktor

risiko ergonomi. Suryana (2001) dalam Rahmawati dan Sugiharto (2011)

menyatakan bahwa seorang pekerja bila bekerja tidak pada posisi ergonomis, maka

akan cepat merasa lelah, sering mengeluh sakit leher, sakit pinggang, rasa semutan,

pegal-pegal di lengan dan tungkai serta gangguan kesehatan lainnya

Kegiatan menyusui tersebut dilakukan berulang-ulang dalam satu siklus,

sehingga sangat rentan bagi ibu mengalami gangguan MSDs. Gangguan MSDs ini

biasanya terjadi bukan hanya karena jenis pekerjaannya yang berulang, tetapi juga

Page 22: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

banyak faktor lainnya yang menyebabkan hal ini seperti cara kerja, kondisi tempat

kerja dan peralatan yang tidak ergonomis. Menurut Roberts (2011), terjadinya

MSDs ini dikarenakan oleh masalah psikologis, perubahan posisi dan kegiatan fisik

yang menempatkan wanita menyusui dalam resiko gejala MSDs. Menurut Borg-

Stein dan Dugan (2007) dalam Roberts (2011) setelah dilakukan pengestimasian

secara virtual kepada seluruh wanita yang melakukan menyusui Sakit pada

punggung adalah kejadian paling umum yang dikeluhkan oleh ibu menyusui dengan

presentase sebesar 50%. Untuk permasalahan ibu menyusui ini diperlukan alat

untuk membantu ibu terhindar dari resiko-resiko ini yaitu kursi ergonomis.

Kursi merupakan salah satu komponen penting di tempat kerja. Kursi yang

baik akan mampu memberikan postur dan sirkulasi yang baik dan akan membantu

menghindari ke tidak nyamanan. Pilihan kursi yang nyaman dapat diatur dan

memiliki penyangga punggung (Wasi W, 2005). Rancangan sebuah kursi kerja

harus didasarkan pada data antropometrik yang dipilih dengan tepat, karena jika

tidak maka akan muncul keraguan bahwa hasil rancangan tersebut akan dapat

menciptakan kenyamanan bagi pemakainya. Saat menentukan ukuran kursi, aspek-

aspek antropometri harus dihubungkan dengan kebutuhan biomekanika yang

terlibat. Stabilisasi tubuh bukan hanya melibatkan landasan duduk saja, tetapi juga

kaki, telapak kaki, punggung yang juga bersandar pada bagian lain permukaan

kursi. Jika karena perancangan antropemetrik yang tidak tepat dan terbentuk suatu

kursi yang tidak memungkinkan pemakainya untuk menyandarkan punggung atau

kakinya pada permukaan, maka ketidakstabilan tubuh akan meningkat dan tenaga

Page 23: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

otot tambahan akan diperlukan untuk menjaga keseimbangan. Makin besar tingkat

tenaga atau kontrol otot yang diperlukan, makin besar pula kelelahan fisik dan

ketidaknyamananan yang ditimbulkan. (Panero, dkk, 2003 dalam Fahma, dkk,

2010).

Sebagian besar kursi di pasaran tidak menerapkan prinsip ergonomi. Kursi-

kursi yang ada di pasaran kebanyakan tidak sesuai dengan postur tubuh kita. Hal

tersebut di karenakan kursi-kursi di pasaran tidak melakukan pengukuran terhadap

ukuran tubuh untuk para konsumennya. Sehingga banyak orang-orang mengalami

pegal-pegal leher, punggung, pinggang, tangan, dan kaki akibat terlalu lama duduk

di kursi yang tidak ergonomis. Ada banyak penelitian telah dilakukan dalam

merancang kursi dengan pendekatan ergonomis, tetapi belum ada kursi yang cocok

untuk aplikasi ibu menyusui. Hal tersebut di karenakan masih tidak

dipertimbangkannya sebuah kursi ergonomis bagi ibu menyusui untuk mengurangi

rasa sakit yang dihadapi oleh ibu dan juga mempertimbangkan kenyamanan bayi.

Saat merancang kursi yang ergonomis, perancangannya dapat dilakukan dengan

melakukan pengukuran antropometri. Antropometri sendiri adalah ilmu yang

berkaitan dengan pengukuran dimensi dan cara untuk mengaplikasikan karakteristik

tertentu dari tubuh manusia (Roebuck, 1994) dalam Wardani (2004). Menurut

Pheasant (1988) Anthropometri dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang secara

khusus berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang digunakan untuk

menentukan perbedaan pada individu, kelompok, dan sebagainya. Perbandingan

fungsional individual orang dewasa dan anak-anak dapat diketahui dengan system

proporsi anthromorfis didasarkan pada dimensi-dimensi tubuh manusia. Salah satu

Page 24: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

caranya adalah dengan mengukur tubuh dalam berbagai posisi standard dan tidak

bergerak (static anthropometry), serta saat melakukan gerakan tertentu yang

berkaitan dengan kegiatan yang harus diselesaikan (dynamic anthropometry). Salah

satu tujuan dalam pengukuran ini adalah untuk memberikan posisi yang nyaman

saat ibu menyusui anaknya.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada ibu menyusui yang

dilaksanakan di kelurahan Pisangan Ciputat Timur pada bulan Juli 2013 dengan cara

mengobservasi tentang MSDs, kelelahan, dan kenyamanan. Adapun hasil studi

pendahuluan mengenai MSDs diketahui dari 10 responden yang mengeluhkan

MSDs sebanyak 90% (9 orang). Dengan rincian keluhan berdasarkan area tubuh

sebagai berikut pada bagian leher sebesar 40%, bagian bahu sebesar 70%, bagian

lengan atas dan bawah sebesar 70%, bagian pergelangan tangan sebesar 40%,

bagian tangan sebesar 30%, bagian punggung sebesar 70%, bagian pinggang

sebesar 50%, bagian bokong sebesar 40%, bagian pantat sebesar 50%, bagian paha

sebesar 20%, bagian lutut sebesar 40%, bagian betis sebesar 40%, pergelangan kaki

sebesar 40%, bagian kaki sebesar 70%.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan mengenai kelelahan adalah sebagai

berikut pada 10 ibu menyusui dibawah 6 bulan diketahui rata-rata ibu menyusui

mengalami kelelahan ringan 80% dan kelelahan menengah 20% Artinya, dari 10

orang yang diwawancarai diketahui seluruh ibu menyusui mengalami kelelahan

dalam meyusui. Meskipun tingkat kelelahannya berbeda-beda namun jika terjadi

secara berulang-ulang berakibat kepada kelelahan kronis yang mampu

mempengaruhi pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh dan jika

Page 25: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

dipaksakan terus menerus kelelahan akan bertambah dan sangat menganggu hingga

menyebabkan kelelahan klinis yang berdampak pada peningkatan angka sakit

(Suma‟mur, 1986).

Hasil studi pendahuluan mengenai ketidaknyamanan menunjukkan bahwa ada

dua macam sikap duduk ibu saat menyusui, yaitu duduk di atas kursi sofa (25%) dan

duduk tanpa menggunakan kursi yaitu duduk di atas lantai dengan dan/atau tanpa

alas duduk (75%). Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa postur tubuh ibu

saat menyusui dengan duduk tersebut tidak berada pada postur duduk yang baik,

yaitu ibu agak membungkuk, pandangan ibu mengarah ke bayi sehingga ibu

menekukkan kepala dan membengkokkan leher, lengan atas dan lengan bawah ibu

menyangga beban bayi yang rata-rata lebih dari 4,5 kg sehingga hal ini

menyebabkan juga bahu ibu tidak relaks. Ibu yang duduk dengan menggunakan

kursi saat menyusui, tidak menggunakan sandaran punggung, tinggi sandaran, dan

sandaran tangan yang ada. Berdasarkan kuesioner Body Part Discomfort Scale, dari

80% ibu yang menyusui dengan duduk, 75% ibu mengalami ketidaknyamanan pada

beberapa bagian tubuh, yaitu leher (23%), punggung bagian atas (23%), punggung

bagian bawah (17%), lengan bawah (12%), pergelangan tangan (10%), bahu (10%),

dan pinggul (5%).

Kursi yang digunakan oleh ibu saat menyusui ini saat diukur ternyata ada

beberapa dimensi kursi yang kurang sesuai dengan antropometri ibu. Dimensi kursi

yang kurang sesuai ini adalah kedalaman alas kursi dan tinggi sandaran kursi. Untuk

kedalaman alas kursi yang ukurannya 56 cm ternyata ukuran antropometri tubuh ibu

untuk dimensi kedalaman alas kursi ini sebesar 46,7 cm. Bila dilihat dari ukuran itu

Page 26: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

ada perbedaan 9-10 cm, sehingga ibu berpeluang tidak menggunakan sandaran kursi

tersebut untuk posisi yang relaks dan akan memposisikan punggung agak

membungkuk kedepan dan bagian alas kursi akan menekan daerah tepat dibelakang

lutut, hal ini dapat menghambat aliran darah kekaki dan menimbulkan

ketidaknyamanan.

Berdasarkan studi pendahuluan di atas, maka saya bermaksud untuk

melakukan pengembangan model kursi ergonomis bagi ibu menyusui untuk dapat

membuat ibu merasa nyaman, tidak merasa lelah dan terhindar dari keluhan dan

gangguan MSDs dengan bantuan kursi ergonomis ini. Penelitian ini merupakan

ruang lingkup penelitian Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dimana kajian

penelitian ini mencakup masalah ergonomi yang masih termasuk cakupan kajian

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada bulan Juli 2013

Kelurahan Pisangan Ciputat Timur 2013. Adapun hasil studi pendahuluan mengenai

MSDs diketahui dari 10 responden yang mengeluhkan MSDs sebanyak 90% (9

orang). Dengan keluhan paling sering berdasarkan area tubuh sebagai adalah pada

bagian bahu, bagian lengan atas, lengan bawah dan bagian punggung sebesar 70%.

Mengenai tentang kelelahan, pada 10 ibu menyusui dibawah 6 bulan diketahui

rata-rata ibu menyusui mengalami kelelahan ringan 80% dan kelelahan menengah

20% Artinya, dari 10 orang yang diwawancarai diketahui seluruh ibu menyusui

mengalami kelelahan dalam menyusui.

Page 27: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Mengenai tentang ketidaknyamanan, Berdasarkan kuesioner Body Part

Discomfort Scale, dari 80% ibu yang menyusui dengan duduk, 75% ibu mengalami

ketidaknyamanan pada beberapa bagian tubuh, yaitu leher (23%), punggung bagian

atas (23%), punggung bagian bawah (17%), lengan bawah (12%), pergelangan

tangan (10%), bahu (10%), dan pinggul (5%). Hal ini disebabkan sebagian besar

karena tidak adanya alat bantu untuk membantu menopang postur tubuh ibu saat

menyusui, sehingga banyak posisi-posisi ibu yang membuat tubuh menjadi tidak

nyaman. Berdasarkan permasalahan ini peneliti ingin membuat sebuah rancangan

kursi yang ergonomis untuk membantu ibu saat menyusui bayinya.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana hasil pengukuran antropometri pada ibu menyusui?

2. Bagaimana rancangan kursi ergonomis untuk ibu menyusui??

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk pengembangan model kursi yang ergonomis untuk ibu menyusui

melalui perhitungan antropometri di kelurahan Pisangan Ciputat Timur 2013.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diperolehnya informasi ukuran antropometri wanita nasional dan

kelurahan Pisangan Ciputat Timur tahun 2013.

2. Diperolehnya rancangan kursi ergonomis untuk ibu menyusui berdasarkan

ukuran antropometri wanita nasional dan kelurahan Pisangan Ciputat

Timur tahun 2013.

3.

Page 28: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Ibu Menyusui

Hasil Penelitian ini yang berupa produk kursi ergonomis ini dapat

menjadi salah satu solusi ibu menyusui dalam menyelesaikan salah satu resiko

kesehatan seperti MSDs.

1.5.2 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti lain untuk

melakukan perancangan kursi ergonomis bagi ibu menyusui.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kesehatan dan keselamatan kerja yang

dilaksanakan oleh mahasiswa Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Program

Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

yang dilakukan pada bulan Juni sampai September 2013. Adapun lokasinya di

Kelurahan Pisangan Ciputat Timur. Peneliti akan melakukan perancangan dengan

menggunakan dua data yaitu data ukuran antropometri wanita Indonesia tahun 2010

yang didapatkan dengan melakukan studi literature dan data ukuran antropometri

wanita di kelurahan Pisangan tahun 2013 dengan melakukan pengukuran langsung

dengan menggunakan alat. Kedua data tersebut akan dibandingkan untuk

mendapatkan suatu ukuran untuk membuat rancangan kursi. Setelah peneliti

mendapatkan data-data tersebut, peneliti akan memulai membuat rancangan dengan

hasil akhir sebuah prototype dari kursi ergonomis tersebut

Page 29: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Menyusui

2.1.1 Pengertian dan Definisi

Menyusui adalah proses pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi,

dimana bayi memiliki refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan

ASI. Menyusui merupakan proses alamiah yang keberhasilannya tidak

diperlukan alat-alat khusus dan biaya yang mahal namun membutuhkan

kesabaran, waktu, dan pengetahuan tentang menyusui serta dukungan dari

lingkungan keluarga terutama suami ( Roesli, 2000), Lawrence (1994) dalam

Roesli (2001), menyatakan bahwa menyusui adalah pemberian sangat

berharga yang dapat diberikan seorang ibu pada bayinya. Dalam keadaan

miskin, sakit atau kurang gizi, menyusui merupakan pemberian yang dapat

menyelamatkan kehidupan bayi. Hal tersebut sejalan dengan Suryaatmaja

dalam Soetjiningsih (1997), yang mengatakan menyusui adalah realisasi dari

tugas yang wajar dan mulia seorang ibu.

2.1.2 Air Susu Ibu (ASI)

ASI adalah makanan terbaik yang dapat diberikan ibu kepada anaknya

yang baru dilahirkannya. Komposisi ASI berubah setiap saat sesuai dengan

kebutuhan bayi dan bila diberikan dengan baik dan benar dapat memenuhi

Page 30: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

kebutuhan untuk tumbuh kembang bayi secara optimal sampai 6 (enam)

bulan. Selain itu ASI mengandung makrofag, limfosit dan antibodi yang dapat

mencegah bayi terinfeksi dengan penyakit tertentu. Pemberian ASI

mempunyai pengaruh biologis dan emosional yang luar biasa terhadap

kesehatan ibu dan anak serta terdapatnya hubungan yang erat antara menyusui

ekslusif dan penjarangan kelahiran (Suradi, 2001). Hal yang sama juga

diunkapkan oleh Roesli (2000), ASI sebagai makanan tunggal yang akan

mencukupi kebutuhan tumbuh bayi sampai 6 bulan. Setelah usia 6 (enam)

bulan, bayi harus. mulai mendapatkan makanan padat, sedangkan pemberian

ASI dapat terus dilanjutkan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih.

2.1.3 Posisi Menyusui

Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang

tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, atau berbaring.

Gambar 2.1

Posisi Menyusui dengan Berdiri yang

Benar (Perinasia, 1994 dalam Saleha,

2009)

Gambar 2.2

Posisi Menyusui dengan Duduk yang

Benar (Perinasia, 1994 dalam Saleha,

2009)

Page 31: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Menurut Bahiyatun (2009), ada dua posisi ibu dan bayi yang benar saat

menyusui, yaitu:

a. Berbaring miring. Ini posisi yang amat baik untuk pemberian ASI yang

pertama kali atau bila ibu merasa lelah atau merasa nyeri.

b. Duduk. Penting untuk memberikan topangan atau sandaran pada punggung

ibu, dalam posisinya tegak lurus (90o) terhadap pangkuannya. Ini mungkin

dapat dilakukan dengan duduk bersila di atas tempat tidur atau di lantai atau

duduk di kursi.

Posisi berbaring miring atau duduk (dengan punggung dan kaki ditopang)

memaksimalkan bentuk payudaranya dan memberi ruang untuk menggerakkan

bayinya ke posisi yang baik. Badan bayi harus dihadapkan ke arah badan ibu dan

mulutnya dihadapkan pada puting susu ibu. Leher bayi harus sedikit

ditengadahkan. Bayi sebaiknya ditopang pada bahunya sehingga posisi kepala

Gambar 2.3

Posisi Menyusui dengan Rebahan yang Benar

(Perinasia, 1994 dalam Saleha, 2009)

Page 32: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

yang agak tengadah dapat dipertahankan. Kepala dapat ditopang dengan jari-jari

tangan yang telentang atau pada lekukan siku ibunya.

Menurut Widodo (2011), posisi yang paling banyak digunakan ibu saat

menyusui terutama pada masa-masa awal menyusui adalah posisi duduk yang

berupa posisi cradle hold, cross cradle, dan football hold.

a. Cradle Hold

Posisi ini adalah yang paling banyak dipraktekkan ibu menyusui.

Posisi ini baik digunakan untuk wanita yang baru saja operasi Caesar, bayi

yang berusia satu bulan atau lebih, dan menyusui saat sedang bepergian

karena tidak terlalu memerlukan penyangga (lengan ibu sebagai penyangga).

Cara:

1) Ibu duduk pada kursi berlengan yang nyaman, punggung tegak (boleh

disangga dengan bantal agar dapat bersandar dengan nyaman). Jaga agar

posisi tidak membungkuk karena akan cepat lelah.

2) Punggung hingga bokong bayi ditempatkan pada lengan bawah ibu.

Lengan yang digunakan adalah lengan pada sisi yang sama dengan

payudara yang akan digunakan untuk menyusui (lengan kanan saat akan

menyusui dengan payudara kanan).

3) Kepala dan leher bayi ditempatkan pada lekuk siku.

4) Dekatkan kepala (bibir) bayi pada payudara dengan mengangkat lengan

(bukan membungkuk).

Page 33: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

b. Cross Cradle

Posisi ini baik digunakan pada hari-hari pertama setelah melahirkan,

ibu yang baru belajar menyusui, dan bayi prematur. Pada saat ibu berada

pada posisi ini, ibu sebaiknya duduk tegak dengan bayi didekatkan pada

payudara dan bukan ibu yang membungkuk untuk mendekatkan payudara ke

bayi.

Cara:

1) Ibu duduk pada kursi berlengan yang nyaman, punggung tegak (boleh

disangga dengan bantal agar dapat bersandar dengan nyaman). Jaga agar

posisi tidak membungkuk karena akan cepat lelah.

2) Tangan ibu pada sisi yang berseberangan dengan payudara yang

menyusui, memegang kepala dan leher bayi (tangan kanan digunakan bila

akan menyusui dengan payudara kiri, dan sebaliknya).

3) Punggung dan bokong bayi disangga dengan lengan bawah ibu pada

tangan yang sama.

4) Tangan dapat digunakan untuk mengarahkan bayi ke payudara.

c. Football Hold

Dinamakan football karena Anda memegang bayi seperti memegang

bola football pada sisi tubuh (di bawah ketiak). Posisi ini baik untuk ibu yang

baru menjalani operasi Caesar (yang sudah boleh duduk), bayi kembar, dan

untuk ibu yang memiliki ukuran payudara sangat besar.

Page 34: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Cara:

1) Punggung hingga bokong bayi ditempatkan pada lengan bawah ibu,

dengan daerah bokong pada lipat siku ibu. Lengan yang digunakan adalah

lengan pada sisi yang sama dengan payudara yang akan digunakan untuk

menyusui (lengan kanan saat akan menyusui dengan payudara kanan).

2) Lengan ibu tidak ditempatkan di depan tubuh, namun di samping (seperti

mengapit tas).

3) Telapak tangan ibu menyangga kepala dan leher bayi, seluruh tubuh bayi

menghadap ke payudara (sisi tubuh) ibu.

4) Letakkan penyangga (bantal atau bantal menyusui) pada sisi tubuh yang

digunakan, di bawah lengan ibu dan tubuh bayi.

Tanda bayi telah berada dalam posisi menyusu yang baik: (Bahiyatun, 2009)

a. Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu.

b. Mulut dan dagunya berdekatan dengan payudara.

Gambar 2.4

Posisi Cradle Hold

Gambar 2.5

Posisi Cross Cradle

Gambar 2.6

Posisi Football Hold

Page 35: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

c. Areola tidak terlihat dengan jelas.

d. Bayi terlihat melakukan isapan yang lamban dan dalam serta menelan ASI-

nya.

e. Bayi terlihat tenang dan senang.

f. Ibu tidak merasakan adanya nyeri pada puting susu.

Ada situasi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu, seperti ibu

pascaoperasi caesar. Bayi diletakkan di samping kepala ibu dengan posisi kaki di

atas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila

disusui bersamaan, yaitu di payudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar

(penuh), bayi ditengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala

bayi, sehingga dengan posisi ini bayi tidak tersedak. (Saleha,

2009).

Gambar 2.7

Posisi Menyusui Balita pada

Kondisi Normal (Perinasia, 1994 dalam

Saleha, 2009)

Gambar 2.8

Posisi Menyusui Bayi Baru Lahir yang

Benar di Ruang Perawatan

(Perinasia, 2004 dalam Saleha, 2009)

Page 36: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Gambar 2.9

Menyusui Bayi Baru Lahir dengan Posisi Berbaring Miring

(Perinasia, 2004 dalam Saleha, 2009)

1. Langkah-langkah Menyusui yang Benar

a. Langkah-langkah menyusui yang benar menurut Bahiyatun (2009) adalah

sebagai berikut:

1) Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada

puting dan areola payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai

desinfeksi dan menjaga kelembaban puting susu.

2) Bayi diposisikan menghadap perut atau payudara ibu.

3) Ibu duduk atau berbaring dengan santai. Bila duduk, lebih baik

menggunakan kursi yang rendah (agar kaki tidak menggantung) dan

punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.

Gambar 2.10

Posisi Menyusui Bayi Bila ASI Penuh

(Perinasia, 2004 dalam Saleha, 2009)

Gambar 2.11

Posisi Menyusui Bayi Kembar secara

Bersamaan (Perinasia, 2004 dalam Saleha,

2009)

Page 37: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

4) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi

terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah dan

bokong bayi disokong dengan telapak tangan).

5) Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang lain di

depan.

6) Perut bayi menempel pada badan ibu dan kepala bayi menghadap

payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).

7) Telinga dan lengan bayi terletak pada suatu garis lurus.

8) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.

9) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari lain menopang di

bawah. Jangan menekan puting susu atau areola saja.

10) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (refleks rooting) dengan

cara menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi

dengan jari. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi

didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areola payudara dimasukkan

ke mulut bayi.

11) Usahakan sebagian besar areola payudara dapat masuk ke mulut bayi,

sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan

menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di

bawah areola payudara. Posisi yang salah, yaitu bila bayi hanya mengisap

puting susu saja, yang akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak

adekuat dan puting susu lecet.

Page 38: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

12) Setelah bayi mulai mengisap, payudara tidak perlu dipegang atau

disangga lagi.

\

Apabila bayi telah menyusu dengan benar, maka akan

memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:

1) Bayi tampak tenang.

Gambar 2.12

Cara Meletakkan Bayi

Gambar 2.13

Cara Memegang Payudara

Gambar 2.14

Cara Merangsang Mulut Bayi

Gambar 2.15

Perlekatan yang Benar

Gambar 2.16

Perlekatan yang Salah

Page 39: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

2) Badan bayi menempel pada perut ibu.

3) Mulut bayi terbuka lebar.

4) Dagu bayi menempel pada payudara ibu.

5) Sebagian areola masuk ke dalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak

yang masuk.

6) Bayi nampak mengisap dengan ritme perlahan-lahan.

7) Puting susu tidak terasa nyeri.

8) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

9) Kepala bayi agak menengadah.

a. Latch-On

Posisi yang tepat (latch-on) adalah elemen kunci dalam kesuksesan

proses menyusui. Proses menyusui dapat ditingkatkan dengan menempelkan

payudara ke tengah-tengah bibir bayi. Ini akan menstimulasi bayi untuk

membuka mulutnya lebar-lebar. Saat hal ini muncul, dorong bayi lurus ke

depan menuju puting susu (nipple) dan areola (lingkaran coklat/gelap di

sekeliling puting susu). Saat posisi bayi sudah tepat (latch-on), puting susu

dan sebagian besar dari areola akan masuk di dalam mulut bayi.

Bibir bayi dan gusinya harus berada di sekeliling areola payudara,

tidak hanya pada puting susu saja. Oleh karena itu, penting untuk membuat

mulut bayi terbuka lebar sebelumnya.

Ibu dapat membantu bayi untuk latch-on dengan

memegang/menyangga payudara menggunakan tangan dalam posisi bebas

(tidak sedang dalam posisi menggendong bayi). Tempatkan jari-jari ibu di

Page 40: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

bawah payudara dan letakkan ibu jari pada bagian atas (di belakang areola).

Pastikan bayi berada setinggi payudara dan pastikan juga tangan ibu yang

memegang payudara berada di belakang areola, sehingga tidak mengganggu

mulut bayi.

Saat bayi pertama kali menyusu akan ada sensasi/perasaan

tersedot/tertarik (tugging sensation). Jika proses latch-on menimbulkan rasa

sakit, maka ada kemungkinan proses latch-on belum tepat. Hentikan

sementara proses latch-on dengan cara memasukkan jari ibu kemudian

susupkan jari ibu ke arah sudut dari mulut bayi, reposisi ulang, dan coba lagi.

Hal ini dilakukan agar:

1) Aliran ASI lebih lancar.

2) Mencegah lecet pada puting susu ibu.

3) Menjaga bayi agar puas dalam menyusui.

4) Menstimulasi produksi ASI yang kuat.

5) Menjaga agar tidak terjadi pembengkakan payudara.

Bayi menggunakan bibir, gusi, dan lidah untuk mengisap ASI dari

payudara. Proses mengisap puting susu yang sederhana (simple suckling)

tidak akan mengeluarkan ASI, tetapi malah akan melukai puting susu. Proses

mengisap yang baik ditandai dengan ciri-ciri berikut:

1) Lidah bayi berada di bawah puting susu.

2) Periode jeda dalam proses mengisap dengan ditandai dengan adanya

proses menelan yang dapat dilihat dan didengar.

Page 41: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

3) Pergerakan sendi rahang (temporomandibular joint) yang aktif terlihat

selama proses menyusui berlangsung.

Sebagian besar bayi akan aktif menyusu dalam keadaan lapar dan

dalam posisi yang tepat. Pada periode minggu pertama setelah melahirkan

sampai menyusu berjalan dengan lancar, bayi tidak perlu diberikan suplemen

apapun (air gula, formula, dan lain-lain) kecuali dengan alasan medis. Bayi

yang mendapat ASI secara teratur dan efektif akan mendapat asupan air dan

nutrisi yang dibutuhkan. Perkenalan botol susu dan puting buatan dapat

menimbulkan “bingung puting” pada bayi dan mengakibatkan gangguan

dalam proses menyusui. (Saleha, 2009).

b. Let-Down

Tanda-tanda dari refleks let-down berbeda antara satu wanita dengan

wanita lainnya. Saat bayi menyusu, ibu dapat merasakan rasa geli atau sedikit

nyeri pada payudara ibu atau ASI mulai keluar dari payudara yang tidak

digunakan untuk menyusui. Perasaan dan keluarnya ASI ini merupakan tanda

dari refleks let-down.

Ibu juga dapat merasakan kram/kontraksi pada rahim (uterus), karena

hormon dalam refleks let-down berupa oksitosin, selain menstimulasi aliran

ASI juga menyebabkan kontraksi otot-otot rahim. Untuk itu, proses menyusui

membantu rahim ibu untuk kembali ke ukuran awal sebelum melahirkan.

Proses kram ini merupakan proses normal dan salah satu tanda berhasilnya

proses menyusui. Rasa kram ini akan hilang dalam satu minggu dan

selanjutnya. (Saleha, 2009)

Page 42: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Untuk membantu proses let-down, dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut: (Saleha, 2009)

1) Duduk menggunakan kursi yang nyaman, sehingga dapat menyokong

punggung dan lengan ibu.

2) Pastikan bayi dalam posisi yang tepat (latch-on).

3) Dengarkan musik yang menenangkan dan siapkan minuman bergizi

untuk ibu selama proses menyusui.

4) Gunakan bra untuk menyusui dan pakaian yang memudahkan ibu dalam

proses menyusui.

Pastikan ibu berada di tempat yang tenang dan tidak ada gangguan selama

proses menyusui berlangsung. Menurut Saleha (2009), terdapat berbagai

menyusui. Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah duduk,

berdiri, atau berbaring. Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi

tertentu, seperti ibu pascaoperasi Caesar. Bayi diletakan di samping kepala ibu

dengan posisi kaki di atas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara

seperti memegang bola bila disusui bersamaan, yaitu di payudara kiri dan

kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan di atas dada

ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, sehingga dengan posisi ini bayi

tidak tersedak. Menurut Dewi (2012) posisi cradle (klasik) dan posisi cross

cradle adalah posisi yang nyaman untuk menyusui bagi ibu saat ibu sedang

santai dan posisi duduk ini dapat dilakukan dengan posisi ibu sedang duduk.

Posisi ini mengharuskan ibu menyusui pada kursi yang berlengan agar ibu

Page 43: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

dapat menyangga bayi dan siku ibu pada lengan kursi agar ibu dan bayi

merasa nyaman.

2.2 Ergonomi

2.2.1 Pengertian Ergonomi

Kata ergonomis berasal dari kata Yunani ergon (kerja) dan nomos

(hukum). Di beberapa negara, faktor manusia Istilah ini juga digunakan.

Sebuah definisi singkat mengatakan bahwa ergonomi bertujuan untuk desain

peralatan, sebuah sistem teknis dan suatu tugas untuk meningkatkan

keselamatan, kesehatan manusia, kenyamanan dan kinerja. Sebuah definisi

formal tentang ergonomi yang distujui oleh IEA, berbunyi sebagai berikut:

Ergonomi (atau faktor manusia) adalah disiplin ilmu yang bersangkutan

dengan pemahaman tentang interaksi antara manusia dan elemen lain dari

sistem, dan profesi yang berlaku teori, prinsip, data dan metode untuk

merancang, dalam rangka mengoptimalkan kesejahteraan manusia dan kinerja

sistem secara keseluruhan (Dul and Weerdmeester, 2008). Menurut Bennet

dan Rumondang (1995) dalam Romadhona (2010), ergonomi adalah ilmu

penyesuaian peralatan dan perlengkapan kerja dengan kemampuan esensial

manusia untuk memperoleh keluaran yang optimum. Jika seluruh peralatan

dan perlengkapan dijadikan sub-sistem lain, maka ergonomi bertujuan untuk

menciptakan satu kombinasi yang paling serasi antara sub-sistem pertama

dengan sub-sistem kedua. Sub-sistem pertama dinamakan “tekno-struktural,

dan yang kedua “sosio-prosesual.

Page 44: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Menurut Dul dan Weerdmeester (2008) dalam desain situasi kerja dan

kehidupan sehari-hari, fokus dari ergonomi adalah manusia. Tidak aman, tidak

sehat, tidak nyaman atau tidak efisiennya situasi di tempat kerja atau dalam

sehari-hari kehidupan dapat dihindari dengan memperhitungkan kemampuan

fisik dan psikologis dan keterbatasan manusia. Sejumlah besar faktor

memainkan peran dalam ergonomi; termasuk postur tubuh dan gerakan

(duduk, berdiri, mengangkat, menarik dan mendorong), faktor lingkungan

(kebisingan, getaran, pencahayaan, iklim, zat kimia), informasi dan operasi

(memperoleh informasi visual atau melalui cara yang lain, hubungan antara

tampilan dan kontrol), serta organisasi kerja (tugas yang sesuai). Faktor ini

yang sebagian besar dapat menentukan keselamatan, kesehatan, kenyamanan

dan efisien kinerja di tempat kerja dan dalam kehidupan sehari-hari.

Fokus ergonomi adalah manusia, hal ini didukung oleh Dul dan

Weerdmeester (2001) yaitu ergonomi (atau faktor manusia) adalah disiplin

ilmu berkaitan dengan pemahaman dari interaksi antar manusia dan unsur-

unsur lain dari sistem, dan profesi yang berlaku teori, prinsip, data dan metode

untuk merancang dan mengoptimalkan kesejahteraan manusia dan

keseluruhan kinerja sistem.

2.2.2 Prinsip Ergonomi

Selama beberapa dekade terakhir sejumlah prinsip-prinsip dasar telah

muncul dari bidang ergonomi. Sementara banyak dari prinsip-prinsip ini

mungkin tampak sederhana, seseorang tidak seharusnya meremehkan

kekuatan ide-ide dasar baru diterapkan secara sistematis. Dalam ide dasar

Page 45: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

yang mereka bentuk, prinsip-prinsip ini harus mengikuti agar karya desain

bisa fit untuk pekerja. Prinsip-prinsipnya adalah kenyamanan, keamanan,

kemudahan penggunaan, estetika dan produktivitas / kinerja (Dul dan

Weerdmesster, 2001)

Menurut Dul dan Weerdmeester (2001) prinsip pertama dari ergonomi

adalah kenyamanan. Ini dikenal sebagai salah satu kriteria yang diinginkan

dalam merancang sebuah produk. Orang-orang di dunia saat ini selalu ingin

nyaman di semua hal. Ini menjadi elemen pertama ketika mereka ingin

memilih sesuatu yang berhubungan dengan tubuh mereka. Prinsip berikutnya

adalah keamanan. Keamanan sangat penting karena merupakan elemen yang

semua orang perhatikan saat melakukan tugas. Ergonomi mempromosikan

keselamatan dalam merancang tugas bagi para pekerja. Pekerjaan yang aman

sangat relevan dan praktis untuk digunakan di seluruh dunia. Keselamatan

juga mencakup lingkungan kerja dan juga alat-alat kerja.

Prinsip-prinsip lainnya adalah kemudahan dalam menggunakan. Prinsip-

prinsip dasarnya terkait dengan aksesoris dan peralatan kerja. Untuk

memudahkan, kita harus menjaga alat atau semuanya agar mudah dijangkau.

Jangkauan yang sulit di jangkau dapat menyulitkan tubuh dan membuat

pekerjaan lebih sulit, ditambah membuang-buang waktu. Satu hal yang harus

dipertimbangkan dan hampir sama untuk semua alat adalah alat-alat itu perlu

kemudahan penggunaan.

Prinsip-prinsip keempat estetika. Keindahan estetika umumnya tentang

Page 46: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

hal-hal seperti pakaian, mobil, rumah, dan banyak lagi. Semua orang

menyukai hal-hal tentang kecantikan dan keindahan. Sesuatu yang memiliki

unsur-unsur keindahan yang orang suka. Elemen itu akan membuat orang

merasa nyaman dan cocok untuk menggunakannya. Bahkan kursi perlu

estetika dalam rangka untuk meningkatkan daya jual. Membuat tempat kerja

penuh dengan nilai estetika akan membuat pekerja berkurang rasa stressnya

ketika melakukan pekerjaan.

Prinsip terakhir adalah produktivitas, dan kinerja juga salah satu dari

prinsip ergonomi. Produktivitas yang berkorelasi dengan kinerja. Kita dapat

mengatakan bahwa kinerja berbanding lurus dengan produktivitas. Kinerja

pekerja terletak dalam aspek kerja termasuk ergonomi itu sendiri. Untuk

menghasilkan produktivitas dan kinerja, ergonomi akan merancang pekerjaan

yang akan cocok untuk para pekerja sesuai dengan kebutuhan dasar para

pekerja.

2.3 Kenyamanan

2.3.1 Pengertian

Kenyamanan dalam bahasa inggris kontemporer memiliki empat makna.

Makna pertama adalah kenyamanan sebagai akibat dari terbebasnya atau tidak

adanya ketidaknyamanan atau akibat dari keadaan nyaman (comfort as a

cause of relief from discomfort and/or a cause of the state of comfort). Makna

ini memiliki arti yang sama dengan “ukuran kenyamanan” karena itu

menunjukan penyebab dari kenyamanan. Makna yang kedua dari kenyamanan

adalah keadaan kemudahan, ketenangan, dan kepuasan (comfort is a state of

Page 47: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

ease and peaceful contentment). Makna yang ketiga adalah terbebas dari

ketidaknyamanan (comfort is relief from discomfort). Sedangkan makna yang

keempat adalah segala sesuatu yang membuat hidup lebih mudah dan nyaman

(comfort is whatever makes life easy or comfortable) (Kolcaba, 1991).

Kenyamanan secara teoritis didefinisikan sebagai kondisi telah terpenuhinya

kebutuhan dasar manusia dalam kesenangan, ketentraman, dan kebebasan (the

state of having met basic human needs for ease, relief, dan transcendence)

(Kolcaba, 2001).

Secara fisiologis kenyamanan adalah tidak adanya ketidaknyamanan.

Kenyamanan adalah keadaan pikiran yang dihasilkan dari adanya sensasi

tubuh tidak menyenangkan (Pheasant, 2003). Pinneau (1982) dalam Kolcaba

(1992) menyatakan bahwa kenyamanan berhubungan dengan pengalaman

individu, yang mengindikasikan kebutuha untuk konsep kenyamanan yang

kompleks secara umum (Kolcaba, 1992).

Konsep tentang kenyamanan (comfort) sangat sulit untuk didefinisikan,

terutama dikarenakan konsep ini lebih merupakan penilaian respondentif

individu (Oborne, 1995). Seseorang tidak dapat mendefinisikan atau

mengukur kenyamanan secara pasti. Kita cenderung mengukur kenyamanan

berdasarkan tingkat keridanyamanan (Oborne, 1995). Branton dalam Osborne,

1995) untuk pertama kalinya mendefinisikan istilah kenyamanan sebagai the

absence of dis comfort. Sementarta itu, Branton (dalam Oborne, 1995)

mengutarakan bahwa kenyamanan itu lebih baik dari ketidakhadiran perasaan

tidak nyaman yang dalam kalimatnya.

Page 48: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Kenyamanan bukan merupakan suatu kontinium perasaan dari paling

senang sampai paling menderita, juga bukan merupakan perasaan bersifat

sesaat, tetapi kenyamanan merupakan suatu kontinium dari hilanhnya

perasaan tidak nyaman sampai dengan penderitaaan yang tertahankan

(Ardiana, 2007).

Sanders dan McCormick (1993) dalam Ardiana (2007) juga

mengambarkan konsep kenyamanan yang kurang lebih sama dengan Branton,

yaitu:

Kenyamanan adalah suatu kondisi perasaan dan sangat bergantung pada

orang yang mengalami situasi tersebut. Kita tidak dapat mengetahui tingkat

kenyamanan yang dirasakan oleh orang lain secara langsung atau dengan

observvasi; kita harus menanyakan pada orang tersebut untuk

memberitahukan pada kita seberapa nyaman diri mereka, biasanya dengan

menggunakan istilah-istilah seperti agak tidak nyaman, mengganggu, sangat

tidak nyaman atau mengkhawatirkan (Ardiana, 2007).

2.4 Kelelahan

2.4.1 Pengertian

Lelah bagi setiap orang akan mempunyai arti tersendiri dan tentu saja

subyektif sifatnya. Lelah merupakan suatu perasaan. Kelelahan disini adalah

aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanna dalam

bekerja. Kelelahan dengan turunnya efisiensi dan ketahanan dalam bekerja

meliputi segenap kelelahan tanpa pandangan apapun sebabnya . kelelahan

adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh menghindari

Page 49: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

kerusakan lebih lanjut, sehingga dengan demikian terjadilah pemulihan

(Suma‟mur, 1989).

Menurut Tarwaka (2004) kelelahan merupakan suatu mekanisme

perlindungan agar terhindar dari kerusakan lebih lanjut, sehingga dengan

demikian terjadilah pemulihan setelah istirahat. Kelelahan merupakan suatu

perasaan yang subyekktif. Kelelahan adalah suatu kondisi yang disertai

penurunan efisiensi dan kebutuhan dalam bekerja (Budiono, 2003). Kelelahan

kerja akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja.

Meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan peluang terjadinya

kecelakaan kerja dalam industry. Selain itu karakteristik kelelahan akan

meningkat dengan semakin lamanya pekerjaan yang dilakukan. Pendapat lain

mengatakan bahwasanya kelelahan dapat menurunkan kapasitas kerja dan

ketahanan kerja yang ditandai oleh sensasi lelah, motivasi menurun, aktivasis

menurun (Rizeddin, 2000 dalam Noval, 2010).

Pada umumnya orang yang lelah akan menunjukan tanda-tanda sebagai

berikut:

a. Penurunan perhatian

b. Perlambatan dan hambatan persepsi

c. Lamban dan sukar berfikir

d. Penurunan kemampuan atau dorongan untuk bekerja

e. Kurangnya efisiensi kegiatan-kegiatan fisik dan mental

Beberapa gejala tersebut dapat menyebabkan penurunan efisiensi dan

efektivitas kerja fisik dan mental. Sejumlah gejala tersebut manifestasinya

Page 50: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

timbul berupa keluhan oleh tenaga kerja dan seringnya tenaga kerja tidak

masuk kerja (Budiono, dkk.2003).

Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan

ketahanan dalam bekerja, yang dapat disebabkan oleh :

a. Kelelahan sumber utamanya adalah mata (kelelahan visual).

b. Kelelahan fisik umum.

c. Kelelahan syaraf.

d. Kelelahan oleh lingkungan yang monoton.

e. Kelelahan oleh lingkungan kronis terus menerus sebagai faktor secara

menetap (Suma‟mur, 1989).

2.5 Musculoskeletal Disorders (MSDs)

2.5.1 Pengertian

Istilah Musculoskeletal disorders (MSDs) pada beberapa Negara

memiliki sebutan berbeda, misalnya di Amerika istilah ini dikenal dengan

nama Cumulative Trauma Disorders (CTD), sedangkan di Inggris dan

Australia istilah ini dikenal dengan Repetitive Strain Injury (RSI), dan istilah

lain yang sering beredar adalah Overuse Sindrome (Pheasant, 1991)

Definisi MSDs adalah kelainan yang disebabkan penumpukan cidera atau

kerusakan kecil pada sistem musculoskeletal akibat trauma berulang yang

setiap kalinya tidak sempat sembuh secara sempurna, sehingga membentuk

kerusakan cukup besar untuk menimbulkan rasa sakit (Humantech, 1995

dalam Nur Jannah 2008).

Page 51: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Menurut Cohen et al (1997) MSDs merupakan kelainan pada jaringan

otot, sistem saraf, tendon, persendian tulang (ligament), tulang sendi, tulang

rawan (kartilago)dan cakram tulang belakang. Gangguan MSDs biasanya

merupakan suatu akumulasi dari benturan-benturan kecil atau besar, yang

terjadi dalam waktu yang bisa pendek dan bisa lama, dalam hitungan beberapa

hari akan terbentuk cedera cukup besar yang diekspresikan sebagai rasa sakit

atau kesemutan, nyeri tekan, pembengkakan dan gerakan yang terhambat atau

gerakan minim atau kelemahan pada jaringan anggota tubuh yang terkena

trauma (Humantech 1995 dalam Nur Jannah 2008).

Trauma jaringan timbul karena kronisitas atau berulang-ulangnya proses

pengguna yang berlebih (over exertion), peregangan lebih (over streaching),

atau penekanan lebih (over compression) pada suatu jaringan. Jaringan yang

biasa terjadi kerusakan adalah otot, tendon, sarung tendon, ligament,

persendian, saraf, kartilago dan discus invertebralis. Sedangkan organ tubuh

manusia yang sering mengalami MSDs adalah bagian tulang belakang (batang

tubuh) leher, lengan atas, bahu, lengan bawah, siku dan pergelangan tangan

yang termasuk dalam ekstrimitas atas, serta lutut dan kaki yang termasuk

dalam ekstrimitas bawah.

Gejala MSDs biasanya sering di sertai dengan keluhan yang sifatnya

subjektif, sehingga sulit untuk menentukan derajat keparahan penyakit

tersebut. Menurut Humantech (1995) dalam Nur Jannah (2008), terdapat

beberapa tanda awal yang menunjukan terjadinya masalah musculoskeletal

yaitu : bengkak, gemetar, kesemutan, tidak nyaman, rasa terbakar, iritasi,

Page 52: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

insomnia dan rasa kaku.Sedangkan menurut Dinardi (1997) dalam Nur Jannah

(2008) gejala yang biasanya dirasakan untuk MSDs antara lain kondisi nyeri,

mati rasa, perasaan geli, sendi kaku, susah gerak, nyeri pada punggung, otot

melemah, kelelahan, nyeri atau kram otot dan kadang-kadang kelumpuhan.

2.6 Tempat Duduk

2.6.1 Dasar-dasar tempat duduk

Menurut Pheasant (2003) Tujuan dari kursi adalah untuk memberikan

dukungan yang stabil pada tubuh yaitu:

1. Nyaman dalam periode tertentu

2. Fisiologis yang memuaskan

3. Sesuai dengan tugas atau kegiatan yang bersangkutan

Semua kursi tidaklah nyaman dalam jangka panjang, tetapi beberapa

kursi menjadi tidak nyaman lebih cepat dari yang lain, dan di kursi tertentu,

beberapa orang akan lebih tidak nyaman daripada yang lain. Kenyamanan

juga dapat dipengaruhi oleh tugas atau kegiatan bahwa pengguna bergerak

dalam pada saat itu. Dengan kata lain, kenyamanan (atau lebih tepat laju

timbulnya rasa tidak nyaman) akan tergantung pada interaksi karakteristik

kursi, karakteristik pengguna, dan karakteristik tugas (Tabel 4.1). Dalam

pencocokan kursi kepada pengguna, faktor antropometri adalah hal yang

sangat penting, tetapi tidak berarti terlalu unik begitu. Sebuah perbandingan

yang tepat antara dimensi kursi dan para penggunanya diperlukan untuk

kenyamanan, tetapi tidak cukup. Kita akan kembali ke aspek antropometrik

tempat duduk.

Page 53: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Secara umum, tempat duduk yang nyaman dalam jangka (relatif) panjang

akan membuat aspek fisiologis memuaskan. Di satu sisi sulit untuk melihat

bagaimana ini tidak bisa menjadi kasus, mengingat tanda dari syaraf kita saat

memberitahu kita bahwa kita 'tidak nyaman' mungkin dalam aspek fisiologis

dianggap sebagai tanda-tanda peringatan kerusakan jaringan yang akan

datang. Kita mungkin mengira karena hal tersebut, bahwa dengan tidak

adanya peringatan seperti itu, tidak ada kerusakan. Ini mungkin tidak

sesederhana ini, namun ada orang yang percaya bahwa rahasia kerusakan

yang luas karena “postur duduk yang tidak benar” dapat terjadi tanpa adanya

rasa ketidaknyamanan. Ini sebenarnya adalah argumen yang sangat sulit untuk

diselesaikan dengan cara yang baik. Untuk mendapatkan beberapa wawasan

lebih lanjut ke masalah ini, sekarang kita beralih ke pertimbangan fisiologi

dan biomekanik dari posisi duduk, dengan referensi khusus pada struktur dan

fungsi tulang belakang lumbal (pinggang).

Page 54: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Tabel 2.1

Faktor yang mempengaruhi kenyamanan duduk

No Karakteristik kursi

Karakteristik

pengguna

Karakteristik beban kerja

1 Dimensi kursi Durasi Dimensi tubuh

2 Sudut kursi

Tuntutan fisik

a. Tangan

b. Kaki

Keadaan pikiran

3 Jenis kursi Tuntutan visual Sirkulasi

4 Kain pelapis Tuntutan mental Nyeri tubuh dan kesakitan

Sumber:Pheasant Bodyspace Second Edition 2003

2.6.2 Tulang belakang saat keadaan duduk

Kolom vertebra manusia (tulang punggung) terdiri dari dua puluh empat

tulang vertebrae yang dapat bergerak dipisahkan dengan bantalan hidrolik

deformasi dari fibrocartilage dikenal sebagai intervertebralis disk. (Hingga

10% orang memiliki sejumlah besar atau lebih kecil dari vertebra tetapi

'anomali' tampaknya memiliki sedikit konsekuensi fungsional.). Kolom ini

diatasi oleh tengkorak, dan bersandar pada sakrum yang tegas terikat ke tulang

pinggul pada sendi sakro-iliaka. Tulang belakang dapat dikelompokkan secara

alami dalam tujuh cervical (di dalam leher), dada dua belas (tulang rusuk yang

melekat) dan lima lumbal (di punggung, di antara tulang rusuk dan panggul).

Page 55: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Tulang belakang adalah struktur yang fleksibel, dengan konfigurasi yang

dikendalikan oleh banyak otot dan ligament (Pheasant, 2003).

Dalam posisi Anda melenturkan lutut anda dengan sudut 90 ° dan

membuat sudut 90 ° lain antara paha dan punggung. Sebagian besar berat

badan anda akan membebani tulang duduk dua prominences iskia tulang yang

dapat anda rasakan dalam jaringan lunak dari pantat anda jika anda dalam

posisi duduk. Bagian dari sudut yang tepat antara paha dan punggung dicapai

dengan fleksi di sendi panggul. Setelah sudut 60 ° tercapai gerakan ini akan

menjadi masalah, kecuali orang tersebut sangat fleksibel, oleh kelenturan otot

hamstring (terletak di bagian belakang paha) maka kita cenderung untuk

mengatasi masalah ini dengan melakukan gerakan rotasi mundur dari pelvis

30 ° atau lebih.

Rotasi mundur ini harus dikompensasi dengan sudut derajat yang setara

dengan fleksi lumbal pada tulang belakang, jika garis keseluruhan batang

tulang adalah untuk tetap vertikal. Oleh karena itu dalam duduk kita

cenderung untuk meratakan bagian yang cekung (lordosis) dari wilayah

lumbal.

Kalau duduk tidak secara rileks, lumbal tulang belakang mungkin akan

tertekuk dengan membatasi jangkauan gerak. Dalam posisi ini, otot-otot akan

santai, karena berat tulang akan didukung oleh ketegangan dalam struktur

pasif seperti ligamen. Hal ini dapat dicapai, namun dengan mengorbankan

sudut derajat yang deformasi dari diskus intervertebralis, bantalan dari

Page 56: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

fibrocartilage atau tulang 'rawan' yang memisahkan tulang vertebra. Ini secara

luas dianggap sebagai hal yang buruk bagi lumbal tulang belakang.

Gambar 2.17 Dalam duduk santai (kiri) panggul berputar ke belakang dan tulang

belakang tertekuk. Untuk duduk lurus (benar) membutuhkan tenaga untuk menarik otot

panggul ke depan. Para iskia tuberositas (TI) bertindak sebagai titik tumpu

Untuk 'duduk tegak dan mendapatkan kembali lordosis kita yang hilang

kita harus membuat otot supaya untuk mengatasi ketegangan di paha

belakang. (Upaya mungkin berasal dari otot di dalam panggul yang disebut

iliopsoas.) Kita tidak bisa hanya mengendurkan paha belakang karena

ketegangan mereka adalah pasif, yang disebabkan oleh peregangan jaringan

Page 57: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

(hanya seperti sebuah benda elastic) bukan oleh kontraksi otot yang

sebenarnya. Kita mungkin juga perlu mengaktifkan otot punggung kita untuk

mendukung berat tubuh kita. Jika ini berkepanjangan, beban otot statis ini

dapat menjadi sumber utama postural ketidaknyamanan, terutama seseorang

yang memiliki kecenderungan yang memiliki riwayat keluhan sebelumnya.

Oleh karena itu dalam merancang tempat duduk, tujuannya adalah untuk

mendukung lumbal tulang belakang dalam posisi normal (yaitu dengan tingkat

sederhana lordosis) tanpa perlu otot untuk berusaha, sehingga memungkinkan

pengguna untuk mengadopsi posisi yang bersifat fisiologis memuaskan dan

nyaman santai. Secara umum ini akan dicapai dengan:

1. posisi duduk setengah berbaring (sejauh ini diizinkan oleh tuntutan tugas

kerja)

2. kursi yang bukan lebih rendah atau lebih dalam dari yang diperlukan (lihat

di bawah)

3. sandaran yang membuat sudut tumpul pada permukaan tempat duduk

(sehingga meminimalkan butuhkan untuk fleksi panggul) dan berkontur

dengan bentuk tulang belakang lumbal pengguna

Sejauh mana sandaran kursi mendukung berat tulang (dan dengan

demikian mengurangi beban mekanis pada lumbal tulang belakang) adalah

fungsi langsung dari sudut inklinasi ke vertikal. Ini dapat diperkirakan secara

teoritis (seperti masalah sederhana dari cosinus) dan telah dikonfirmasi oleh

Andersson dkk (1974) dalam Pheasent (2003), di dalam serangkaian

eksperimental studi dimana tekanan hidrostatik dalam nucleus pulposus

Page 58: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

diukur langsung dengan menggunakan jarum mount transduser. Andersson

dkk. (1974) dalam Pheasent (2003) juga menemukan bahwa untuk setiap

sudut kemiringan sandaran cenderung diberikan tekanan intra discal adalah

kurang terukur jika sandaran itu berkontur dengan bentuk dari lumbal tulang

belakang.

Grandjean (1988) dalam Pheasent (2003) melaporkan hasil serangkaian

uji coba menggunakan apa yang disebut 'mesin duduk'. Ini merupakan rig tes

disesuaikan dengan cara yang itu mungkin untuk menentukan profil pilihan

kursi subyek eksperimen (atau lebih khusus, profil yang diminimalkan

dilaporkan sakit dan nyeri selama duduk).

Pengukuran tekanan Anderson dan uji coba Grandjean telah dikonfirmasi

bahwa tempat duduk yang memungkinkan pengguna untuk mengadopsi posisi

setengah berbaring dan memiliki sandaran yang berkontur dengan bentuk dari

lumbal tulang belakang akan baik meminimalkan beban mekanis pada lumbal

tulang belakang dan memaksimalkan keseluruhan tingkat kenyamanan yang

dilaporkan (baik untuk pengguna yang menderita masalah kembali dan untuk

mereka yang tidak). Sebuah masalah timbul, namun, dalam tugas-tugas seperti

menulis yang juga dilakukan dengan condong ke depan dan di mana

dukungan dari sandaran akan cenderung hilang. Sandaran tetap penting dalam

kegiatan tersebut, namun, selama istirahat jeda. Grandjean (1988) dalam

Pheasent (2003) menjelaskan penelitian terhadap pekerja kantor menggunakan

selang waktu fotografi, yang menunjukkan mereka berada di kontak dengan

sandaran untuk 42% dari waktu tersebut.

Page 59: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

2.7 Antropometri

Antropometri adalah ilmu yang berkaitan dengan pengukuran dimensi dan cara

untuk mengaplikasikan karakteristik tertentu dari tubuh manusia (Roebuck, 1994

dalam Wardani, 2004). Antropometri berasal dari kata antropos yang berarti

manusia, dan metrikos yang berarti pengukuran. Sehingga antropometri diartikan

sebagai suatu ilmu yang secara khusus berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia

yang digunakan untuk menentukan perbedaan pada individu, kelompok, dan

sebagainya (Pheasant, 1988). Menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (2004),

antropometri adalah suatu kumpulan data numeric yang berhubungan dengan

karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari

data tersebut untuk penanganan masalah desain.

Perbandingan fungsional individual orang dewasa dan anak-anak dapat diketahui

dengan sistem proporsi antromorfis didasarkan dimensi-dimensi tubuh manusia.

Salah satu caranya adalah dengan mengukur tubuh dalam berbagai posisi standard

dan tidak bergerak, serta saat melakukan gerakan tertentu yang berkaitan dengan

kegiatan yang harus diselesaikan. Misalnya, perancangan kursi mobil (gerakan

mengoperasikan kemudi, pedal, tangkai pemindah gigi). Gerakan yang biasa

dilakukan anggota tubuh dapat dibagi dalam bentuk rentangan gerakan, kekuatan,

ketahanan, kecepatan, dan ketelitian (Sritomo, 2000 dalam Wardani, 2004).

2.7.1 Nilai Percentile

Menurut Pheasant (2003), nilai percentile adalah nilai sebuah variable

yang menggambarkan batas nilai dari jumlah persentase di bawahnya.

Persentil ke 95 (95th

percentile) maksudnya adalah ada 95% jumlah orang

Page 60: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

yang dapat menggunakan ukuran di bawah nilai ini. Data yang berdistribusi

normal di sini sangat dipengaruhi oleh nilai mean dan SD (standard

deviation). Data percentile ini bisa di dapat dengan rumus dibawah ini :

Nilai z di sini adalah tetap untuk nilai percentile ini.Berikut adalah tabel

rincian nilai antara p (percentile) dan nilai z.

Tabel 2.2

Values of z for selected percentiles (p)

Percentile (p) Nilai z

1 -2,33

2,5 -1,96

5 -1,64

10 -1,28

25 -0,67

50 0

75 2,67

90 1,28

95 1,64

97,5 1,96

99 2,33

Sumber: Pheasant Bodyspace Second Edition 2003

Page 61: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Berikut adalah contoh bagaimana cara menentukan dimensi ukuran

berdasarkan ukuran percentilenya (Pheasant, 2003). Misalkan kita ingin

hitung 90th

Percentile dari penduduk laki-laki dewasa dengan nilai means

adalah 1740 mm dengan standar deviasi 70 mm. Dari tabel 2.2 kita melihat

bahwa p = 90, z = 1,28. Oleh karena itu , maka nilai 90th

percentilenya adalah

= 1740 + 70 x 1,28 = 1829,6 mm.

2.7.2 Desain Kursi

Kursi salah satu komponen penting di tempat kerja. Kursi yang baik akan

mampu memberikan postur dan sirkulasi yang baik dan akan membantu

menghindari ketidaknyamanan. Pilihan kursi yang nyaman dapat diatur dan

memiliki penyangga punggung (Wasi W, 2005 dalam Pratomo, 2007).Tinggi

bangku dirumitkan oleh interaksi dengan tinggi tempat duduk. Desain kursi

sesuai dengan criteria agar permukaan kerja tetap dibawah siku seperti bagian

sebelumnya (Nurmianto, 2003 dalam Pratomo 2007).

Untuk mendesain peralatan secara ergonomis yang digunakan dalam

kehidupan sehari-hari atau mendesain peralatan yang ada pada lingkungan

seharusnya disesuaikan dengan manusia lingkungan tersebut. Apabila tidak

ergonomis akan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada manusia

tersebut. Dampak negatif bagi manusia tersebut akan terjadi baik dalam waktu

jangka pendek maupun jangka panjang. Bekerja pada kondisi yang tidak

ergonomis dapat menimbulkan berbagai masalah antara lain: nyeri, kelelahan,

bahkan kecelakaan kerja (Nurmianto, 2004).

Page 62: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Perancangan tempat kerja untuk pekerjaan duduk lebih sulit, karena

dalam perancangan ini selain harus memperhitungkan tinggi bangku (meja)

kerja juga interaksinya dengan tinggi tempat duduk. Misalnya jika kita

merancang dengan kriteria agar permukaan tempat kerja tetap dibawah siku,

maka sering kali rancangan tersebut tidak nyaman pada ruang untuk lutut.

Untuk menjamin cukupnya ruang bagi lutut orang dewasa, maka

direkomendasikan mengambil presentil 95 dari ukuran-ukuran telapak kaki

sampai puncak lutut dan menambahkan dengan kelonggaran-kelonggarannya

(Purnomo, 2003 dalam Pratomo 2007).

Menurut Panero dan Zelnik (2003) perancangan yang salah akan

menyebabkan posisi duduk yang salah dan dapat mengakibatkan dampak

negative, serta akan berpengaruh buruk pada kenyamanan seseorang seperti:

1. Jika tinggi alas kursi terlalu tinggi dari lantai maka menyebabkan bagian

tubuh paha akan tertekan. Hal ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan

dan peredaran darah terhambat. Selain itu juga menyebabkan telapak kaki

tidak dapat menapak dengan baik di lantai, sehingga menyebabkan

melemahnya stabilitas tubuh, seperti ditunjukan pada gambar 2.18

Gambar 2.18 Akibat Alas Kursi Yang Terlalu Tinggi

Page 63: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Sebaliknya jika tinggi alas kursi terlalu rendah dari lantai maka dapat

menyebabkan kaki condong terjulur ke depan, menjauhkan punggung dari

sandaran sehingga penopangan lumbal tidak terjaga dengan tepat, seperti di

tunjukan gambar 2.19

Gambar 2.19 Akibat Alas Kursi Yang Terlalu Rendah

2. Panjang alas kursi (kedalaman kursi) juga faktor penting yang

menimbulkan ketidaknyamanan duduk seseorang. Bila alas kursi terlalu

panjang maka bagian ujung dari alas kursi menekan daerah tepat

dibelakang lutut (popliteal), hal ini akan menghambat aliran darah ke kaki

sehingga timbul ketidaknyamanan, seperti pada gambar 2.20

Gambar 2.20 Akibat Alas Kursi Yang Terlalu Panjang

Panjang alas kursi yang terlalu pendek juga tidak baik karena seseorang

cenderung merasa akan jatuh ke depan, disebabkan kecilnya daerah pada

Page 64: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

bagian bawah paha. Akibat yang lain, alas kursi yang terlalu pendek akan

menimbulkan tekanan pada pertengahan paha, seperti ditunjukan pada

gambar 2.21

Gambar 2.21 Akibat Alas Kursi Yang Terlalu Pendek

2.7.3 Dimensi Kursi

Menurut Pheasant (2003) ada beberapa aspek yang mesti diperhatikan

dalam mendesain kursi. Kita harus mengukur dimensi kursi untuk dapat

menentukan ukuran yang sesuai untuk pengguna kursi tersebut. Pengukuran

dimensi kursi ini merujuk pada pengukuran antropometri tubuh dari pengguna

kursi. Berikut adalah dimensi yang harus di perhatikan dalam mendesain

kursi:

1. Ketinggian kursi

Bila ketinggian kursi meningkat, melampui ketinggian popliteal dari

pengguna, tekanan akan dirasakan pada bagian bawah paha. Penurunan

yang dihasilkan dari sirkulasi untuk ekstremitas bawah dapat menyebabkan

kaki bengkak dan ketidaknyamanan. Bila ketinggian kursi menurun

pengguna akan merasakan hal sebagai berikut:

Page 65: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

a. Cenderung lebih sering melenturkan tulang belakang (karena kebutuhan

untuk mencapai sudut lancip antara paha dan kaki).

b. Menjadi masalah besar saat berdiri dan duduk, karena jarak yang dilalui

pusat gravitasi yang bergerak.

c. Memerlukan ruang kaki yang lebih besar.

Secara umum, ketinggian kursi yang optimal untuk berbagai tujuan

harus dekat dengan tinggi popliteal pengguna, dan dimana hal ini tidak

dapat dicapai, jika kursi yang terlalu rendah diperuntukkan untuk pengguna

yang lebih tinggi. Untuk kepentingan dan berbagai tujuan, maka 5th

percentile tinggi popliteal perempuan merupakan ukuran yang terbaik. Jika

diperlukan untuk membuat kursi yang lebih tinggi dari ini (misalnya untuk

mencocokkan meja atau karena ruang kaki yang terbatas), efek buruk

mungkin diatasi dengan memperpendek kursi dan pembulatan tepi depan

dalam rangka untuk meminimalkan tekanan di bawah paha. Hal ini penting

bahwa tinggi kursi harus sesuai dengan meja yang terkait.

Page 66: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Gambar 2.22 Dimensi Kursi

2. Kedalaman Kursi

Jika kedalaman kursi terlalu panjang melampui panjang bokong

popliteal (5th

percentile wanita), pengguna tidak akan dapat menggunakan

sandaran secara efektif tanpa mengurangi tekanan pada bagian punggung

lutut. Selain itu, semakin dalam kursi semakin besar masalah yang

ditimbulkan saat berdiri dan duduk. Batasan minimal kedalaman kursi

tidak mudah untuk di tentukan. Orang tinggi kadang-kadang mengeluh

bahwa kursi terlalu pendek. Sandaran kursi mungkin menjadi penyebabnya.

3. Lebar Kursi

Untuk tujuan mendukung lebar kursi yang baik kurangi 25 mm pada

kedua sisi dari luas maksimum pinggul yang dibutuhkan,. Namun, jarak

Page 67: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

antara lengan kursi harus cukup untuk pengguna yang memiliki pinggul

yang besar. Luas pinggul wanita 95th

percentile ukuran yang cocok.

4. Dimensi Sandaran

Semakin tinggi sandaran, semakin efektif dalam mendukuing berat

tubuh. Hal ini selalu diinginkan tetapi dalam beberapa keadaan persyaratan

lain seperti mobilitas bahu mungkin lebih penting. Kita dapat membedakan

tiga varietas sandaran, masing-masing yang mungkin sesuai dalam keadaan

tertentu : sandaran tingkat rendah, sandaran tingkat menengah, dan

sandaran tingkat tinggi. Sandaran tingkat rendah menyediakan dukungan

untuk lumbal dan wilayah rendah toraks dan selesai di bawah tingkat

tulang belikat, sehingga memungkinkan kebebasan gerakan untuk bahu dan

lengan. Kursi kuno juru ketik‟umumnya memiliki sandaran, seperti halnya

banyaknya tujuan umum kursi. Untuk mendukung punggung bagian bawah

dan meninggalkan daerah bahu, tiinggi keseluruhan sandaran sekitar 400

mm yang diperlukan.

Sandaran tingkat menengah juga mendukung punggung atas dan

daerah bahu. Kursi kantor yang paling modern masuk ke dalam kategori

ini, seperti hal kursi auditorium, dll.

Sandaran tingkat tinggi memberikan dukungan pada kepala secara

penuh dan dukungan pada leher. Apapun ketinggiannya, umumnya akan

disukai dan kadang-kadang sandaran itu penting untuk berkontur dengan

bentuk tulang belakang, dan khususnya untuk memberikan „dukungan

positif‟ ke daerah lumbal dalam bentuk konveksitas.

Page 68: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Untuk mencapai posisi ini, sandaran harus mendukung tubuh anda di

tempat yang sama seperti anda akan mendukung diri anda dengan tangan

anda untuk meringankan sakit. Untuk menggunakan menyangga lumbal

untuk mencapai posisi yang menguntungkan bagi tubuh anda, juga perlu

untuk memberikan jarak untuk bokong sehingga dalam beberapa jenis kursi

(termasuk kursi kerja) mungkin tepat untuk meninggalkan kesenjangan

antara permukaan kursi dan tepi bawah sandaran. Untuk kursi kerja

sandaran biasanya disesuaikan dengan keinginan dan dalam beberapa

konteks penting.

Sebuah sandaran tingkat menengah atau tinggi harus datar atau

sediking cekung di atas tingkat pada lumbal. Namun permukaan dari

sandaran tidak boleh terlalu cekung atau jangan sampai tidak ada bentuk

cekung mungkin dapat memperburuk desain. Anderson at al (1974) dalam

Pheasant (2003) menemukan bahwa lumbal yang menjorok 40 mm dari

sandaran pada titik maksimum akan mendukung kembali dalam posisi yang

mendekati saat posisi berdiri normal

5. Sudut Sandaran

Dengan meningkatnya sudut sandaran, proporsi yang lebih besar dari

berat tubuh yang didukung, maka gaya tekan antara tubuh dan panggul

berkurang. Selain itu, meningkatkan sudut antara tubuh dna paha

meningkatkan lordosis. Namun, komponen horizontal dari kekuatan

tekanan akan meningkat. Hal ini akan cenderung mendorong bokong maju

dan orang tersebut akan jatuh dari kursi kecuali:

Page 69: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

a. Kemiringan kursi yang memadai.

b. Tinggi gesekan alas kursi, atau.

c. Otot dari subjek.

Meningkatkan sudut sandaran juga menyebabkan kesulitan untuk

berdiri dan tindakan duduk.

Interaksi dari faktor-faktor ini, bersama-sama dengan pertimbangan

tuntutan tugas, akan menentukan sudut sandaran optimal yang umumnya

akan berada di antara 100 derajat dan 110 derajat. Sudut sandaran

(misalnya lebih besar dari 110 derajat) tidak kompatibel dengan sandaran

tingkat rendah atau sandaran tingkat menengah karena bagian atas tubuh

menjadi sangat tidak stabil.

6. Sandaran Tangan

Sandaran tangan dapat memberikan dukungan postur tambahan dan

menjadi bantuan untuk kita berdiri dan duduk. Sandaran tangan harus

mendukung bagian berdaging dari lengan bawah, tetapi sangat baik jika

bahan pelapis berbahan empuk, sehingga mereka tidak harus melibatkan

bagian-bagian tulang siku di mana saraf ulnar sangat sensitive. Jika kursi

tersebut akan digunakan dengan sandaran tangan harus tidak membatasi

akses, karena lengan kursi tidak boleh dalam keadaan lebih panjang di

depan sandaran kursi. Sebuah sandaran siku yang agak lebih rendah

daripada tinggi dudukan siku mungkin lebih baik untuk pengguna yang

berbadan lebih tinggi sehingga pengguna yang berbadan lebih rendah juga

dapat menggunakannya.

Page 70: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Gambar 2.23 Sandaran tangan kursi yang benar dan sandaran tangan kursi

yang salah

7. Sudut Alas Kursi (b)

Sebuah sudut kursi yang benar membantu pengguna untuk

mempertahankan interaksi yang baik dengan sandaran dan membantu

untuk melawan setiap kecenderungan tubuh untuk dapat jatuh dari kursi.

Kemiringan yang berlebihan dapat mengurangi pinggul/ sudut tubuh dan

membantu kemudahan berdiri dan duduk. Untuk sebagian besar

rekomendasi untuk sudut kemiringan alas kursi ini adalah 5-10 derajat

sudah dianggap cocok.

Page 71: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Gambar 2.24 Sudut Sandaran kursi dan Alas kursi

Page 72: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

2.7.4 Data Antropometri Indonesia

Tabel 2.3

Data antropometri wanita Indonesia tahun 2010 (dalam cm)

No Dimensi Tubuh 5th

50th

95th

SD

1 Tinggi posisi duduk 78 83 90 4.7

2 Tinggi siku dalam

posisi duduk 19 25 32 5.19

3 Panjang pantat hingga

lipatan dalam lutut 37 43 51 4.21

4 Tinggi lipatan dalam

lutut 38 44 50 3.92

5 Lebar bahu (Bideltoid) 37 43 53 5.43

6 Panjang jari tangan

hingga siku 37 43 50 4.27

7 Lebar pinggul 29 35 45 7.22

Sumber: Sumber: Tan Kay Chuan, Markus Hartono, Naresh Kumar Antropometry of

Singaporean and Indonesian Populations 2010

Data diatas merupakan data yang akan jadi acuan pembuatan kursi ergonomis

untuk ibu menyusui. Data diatas merupakan data wanita nasional pada tahun 2010,

akan tetapi data ini menurut jurnal Antropometry of Singaporean and Indonesian

Population 2010 dibedakan menjadi data antropometri dari penduduk keturunan

Cina dan data antropometri dari penduduk lokal. Data diatas merupakan data

antropometri dari penduduk lokal, karena ada beberapa ukuran antropometri

penduduk lokal memliki perbedaan dibandingkan dengan data antropometri dari

penduduk keturunan Cina. Hal yang membedakan misalkan keturunan Cina memiliki

ukuran tulang pinggul yang lebih kecil daripada penduduk lokal.

Page 73: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

BAB III

ALUR PIKIR PENELITIAN

3.1 Kerangka konsep

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk pengembangan model kursi yang

ergonomis untuk ibu menyusui melalui perhitungan antropometri di kelurahan

Ciputat Timur. Alur pikir penelitian ini terdiri dari langkah-langkah dalam

perancangan kursi ergonomis untuk ibu menyusui. Langkah yang pertama

dengan melakukan analisis postur tubuh ibu menyusui, lalu dilanjutkan dengan

melakukan pengukuran antropometri pada ibu menyusui untuk mendapatkan

ukuran antropometri yang akan digunakan dalam merancang kursi dan terakhir

dilakukan perancangan kursi ergonominya.

Berikut ini adalah bagan kerangka konsep:

Bagan 3.1

Kerangka Konsep

Perancangan Kursi

Ergonomi untuk ibu

menyusui

Pengukuran

antropometri ibu

menyusui

Page 74: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1

Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1 Antropometri Ilmu yang berkaitan

dengan pengukuran

dimensi tubuh

manusia dan cara

mengaplikasikan

karakteristik tertentu

dari tubuh

manusia.(Roebuck,

1994 dalam Wardani,

2004)

- Observasi Body

Measuremant

Instrument,

Meteran jahit,

lembar

observasi

Ukuran

antropometr

i

Ratio

2 Tinggi posisi

duduk

Jarak vertikal dari

permukaan duduk

sampai ujung kepala

(Pheasant, 2003)

- Observasi Body

Measuremant

Instrument,lem

bar observasi

Ukuran

antropometr

i

Ratio

3 Tinggi siku pada

posisi duduk

Jarak vertikal dari

permukaan alas duduk

sampai ujung bawah

siku (Pheasant, 2003)

- Observasi Meteran jahit,

lembar

observasi

Ukuran

antropometr

i

Ratio

4 Panjang pantat

hingga lipatan

dalam lutut

Jarak horizontal dari

permukaan terluar

pantat hingga bagian

belakang kaki bagian

bawah (Pheasant,

2003)

- Observasi Meteran jahit,

lembar

observasi

Ukuran

antropometr

i

Ratio

Page 75: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

5 Tinggi bagian

dalam lutut

Jarak vertikal dari

permukaan lantai

sampai sudut bagian

dalam lutut (Pheasant,

2003)

- Observasi Body

Measuremant

Instrument,

lembar

observasi

Ukuran

antropometr

i

Ratio

6 Lebar bahu

(Bideltoid)

Jarak horizontal dari

lebar maksimum lebar

bahu, diukur dari

bagian terluar bahu

sebelah kanan hingga

bagian terluar bahu

sebelah kiri (Pheasant,

2003)

- Observasi Meteran jahit,

lembar

observasi

Ukuran

antropometr

i

Ratio

7 Jarak jari tangan

hingga siku

Jarak dari siku bagian

belakang sampai jari

tangan bagian tengah

(Pheasant, 2003)

- Observasi Meteran jahit,

lembar

observasi

Ukuran

antropometr

i

Ratio

8 Lebar pinggul Jarak horizontal dari

lebar maksimum

pinggul, diukur dari

bagian terluar pantat

sebelah kanan hingga

bagian terluar pantat

sebelah kiri (Pheasant,

2003)

- Observasi Meteran jahit,

lembar

observasi

Ukuran

antropometr

i

Ratio

Page 76: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Metodologi Penelitian

Pada metodologi penelitian ini akan ditentukan langkah-langkah yang

digunakan untuk membuat kursi ergono

mis dari awal sampai pembuatan prototype kursi ergonomis pada ibu menyusui.

Selanjutnya akan ditentukan juga langkah-langkah yang dilakukan untuk modifikasi

model kursi untuk ibu menyusui.

4.1.1 Langkah-langkah Rancang Bangun

Perancangan dan membangun kursi ergonomis untuk ibu menyusui harus

sesuai dengan fungsi dan material yang tepat, maka langkah-langkah yang

perlu dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Studi Literatur

Pada tahap ini seluruh referensi dipelajari untuk dapat membuat kursi

ergonomis yang tepat untuk ibu menyusui. Dari mulai menentukan postur

yang ideal bagi ibu menyusui, ukuran dimensi kursi, sampai merancang

kursi agar dapat sesuai dengan fungsi untuk ibu menyusui.

b. Penyusunan konsep dan seleksi konsep

Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai

teknologi, prinsip kerja dan bentuk kerja. Sebuah konsep biasanya

Page 77: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

diekspresikan sebagai sebuah sketsa atau sebagai sebuah model 3 dimensi

secara garis besar dan seringkali disertai oleh sebuah uraian gambar.

Proses penyusunan konsep dimulai dengan serangkaian kebutuhan

pelanggan dan spesifikasi target dan diakhiri dengan terciptanya beberapa

konsep produk sebagai sebuah pilihan akhir.

c. Pengujian konsep

Pengujian konsep merupakan tahapan dalam perancangan produk.

Dari hasil konsep yang didapat melalui seleksi konsep, selanjutnya

dilakukan pengujian. Konsep yang terpilih diuji dengan perhitungan

kekuatan, ergonomic, estetika, proses manufaktur dan proses assembly.

d. Membuat Prototipe

Pembuatan prototipe merupakan tahapan menuju akhir dari

sebuah perancangan, oleh sebab itu pembuatan prototype bisa dilakukan

dengan tujuan pembelajaran, komunikasi, dan penggabungan. Setelah

menentukan tujuan dari pembuatan prototype, maka selanjutnya

dilakukan pembuatan prototipe dengan membuat alat tersebut.

Page 78: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

4.1.2 Diagram Alir Rancang Bangun

Gambar 4.1 Diagram Alir Metode Perancangan Produk

STUDI LITERATUR

MEMBUAT RANCANGAN

KURSI ERGONOMIS IBU

MENYUSUI

ANALISIS RANCANGAN

YAITU ANALISIS

ERGONOMIC

PEMBUATAN PROTOTYPE

YA

TIDAK

TIDAK

START

SESUAI DENGAN

ANTROPOMETRI TUBUH IBU MENYUSUI ?

APAKAH SESUAI

ANALISIS

RANCANGAN ?

YA

Page 79: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

1. Studi literature dilakukan untuk memperdalam wawasan peneliti dalam

merancang kursi ergonomi ini.

2. Proses membuat rancangan meliputi pemilihan konsep yang sesuai dan tepat

sasaran yaitu sesuai dengan ukuran antropometri tubuh ibu menyusui.

3. Analisis rancangan meliputi:

a. Analisis teknis dilakukan dengan menghitung bagaimana kekuatan

beberapa komponen pendukung sehingga komponen yang ada kuat

terhadap pembebanan yang mungkin terjadi

b. Analisis bahan, pemilihan bahan yang tepat tidak hanya untuk keamanan

pemakai saja namun juga dapat mempengaruhi proses dan biaya

c. Analisis ergonomic, analisis ini dilakukan dengan melakukan riset dengan

mengukur antropometri tubuh ibu menyusui.

4. Pembuatan prototipe

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah ibu menyusui yang ada di sekitar

kelurahan Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan yang berjumlah 228

orang. Sedangkan sampel yang diambil adalah ibu menyusui yang mewakili

populasi. Sampel penelitian ini bertujuan untuk membandingkan data yang

diperoleh dari data ukuran antropometri nasional dengan data ukuran

antropometri Kelurahan Pisangan. Pengambilan sampel dilakukan dengan

melakukan estimasi rata-rata pada sampel acak dengan menggunakan rumus

dibawah ini:

Page 80: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

( )

Keterangan :

n : Besar sampel

Z2

1-/2 : pada uji dua sisi (two tail), = 5%

d : Nilai presisi

: Standar deviasi

N : Jumlah Populasi

Bersadarkan rumus di atas, maka besar sampel yang dibutuhkan adalah

( )

= 7,61 = 8 orang

Berdasarkan perhitungan statistik menggunakan estimasi rata-rata di atas,

diperoleh besar sampel adalah sebesar 8 orang. Maka, sampel yang digunakan

untuk membandingkan data ukuran antropometri ini minimal adalah 8 orang.

Page 81: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

4.3 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium karena pengukuran

ukuran antropometri tubuh dilakukan dengan menggunakan alat Body

Measuremant Instrument dan merancang kursi di dalam laboratorium

4.4 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2012 - Februari 2013 di

kelurahan Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.

4.5 Instrumen Penelitian dan Sumber Data

Alat pengumpulan data yang digunakan adalah Body Measuremant

Instrument, lembar observasi dan dikombinasikan dengan meteran jahit untuk

mengukur ukuran dimensi tubuh ibu menyusui. Data yang digunakan adalah data

antropometri ibu menyusui. Data ini didapatkan dengan melakukan pengukuran

dimensi-dimensi tubuh pada ibu menyusui saat dalam posisi duduk. Data dimensi

tubuh ini yang akan menjadi ukuran-ukuran dalam perancangan kursi ergonomis

atau data ini yang akan diaplikasikan pada ukuran dalam mendesain kursi

ergonomis ini, misalkan untuk ukuran tinggi sandaran kursi.

4.6 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu data primer dan

data sekunder. Hal ini dilakukan untuk melakukan perbandingan data yang akan

digunakan antara data ukuran antropometri wanita nasional dan data ukuran

antropometri di kelurahan Pisangan.

Page 82: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

1. Data primer yaitu data dimensi tubuh atau ukuran tubuh yang diperoleh

secara langsung dari ibu menyusui setelah dilakukan pengukuran dengan alat

Body Measurement Instrument.

2. Data sekunder yaitu data dimensi tubuh yang diperoleh dari literature yaitu

data antropometri tubuh wanita Indonesia.

4.7 Pengolahan data

Seluruh data yang terkumpul baik data primer dan data sekunder akan

diolah dengan memeriksa kembali kelengkapan dan ketetapan pengisian lembar

observasi. Setelah itu dilakukan pengelompokan data dimensi tubuh dan data di

masukan ke dalam program excel. Kemudian, dihitung rata-rata mean dari setiap

ukuran dimensi tubuh agar dapat tentukan ukuran percentilenya.

4.8 Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah dengan menganalisis data

antropometri tubuh ibu menyusui dengan cara menentukan ukuran percentile

yang akan digunakan pada rancangan kursi ibu menyusui. Ukuran percentile ini

yang akan menjadi pertimbangan dalam menentukan ukuran-ukuran yang akan

dirancang di dalam membuat kursi ergonomis ini.

Page 83: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Data Antropometri

5.1.1 Ukuran Antropometri Tubuh Wanita Indonesia 2010

Tabel 5.1

Data antropometri wanita Indonesia tahun 2010 (dalam cm)

Dimensi Tubuh Mean 5th

50th

95th

SD

Tinggi posisi duduk 83 78 83 90 4.7

Tinggi siku pada posisi duduk 25 19 25 32 5.19

Panjang pantat hingga lipatan

dalam lutut

43 37 43 53 4.12

Tinggi lipatan dalam lutut 44 38 44 50 3.92

Lebar bahu 43 37 43 53 5.43

Panjang jari tangan hingga siku 43 37 43 50 4.27

Lebar pinggul 35 29 35 45 7.22

Sumber: Tan Kay Chuan, Markus Hartono, Naresh Kumar Antropometry of

Singaporean and Indonesian Populations 2010

Data pada tabel diatas didapatkan dari sebuah hasil pengukuran

antropometri wanita di Indonesia. Data ini digunakan untuk dijadikan

perbandingan antara data antropometri wanita skala nasional dengan data

antropometri wanita di kelurahan Pisangan. Tujuan dilakukan perbandingan

Page 84: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

data ini adalah untuk melihat apakah data ukuran antropometri wanita

nasional ini masih sesuai dengan data ukuran antropometri wanita yang ada di

kelurahan Pisanganyang menjadi tempat penelitian dari peneliti.

5.1.2 Ukuran Antropometri Tubuh Wanita Di Kelurahan Pisangan 2013

Tabel 5.2

Data antropometri wanita di kelurahan Pisangan tahun 2013 (dalam cm)

Dimensi Tubuh Mean Median SD Min-Max CI 95

Tinggi posisi duduk 78.48 78.50 2.184 74.40-82.40 77.27-79.69

Tinggi siku pada posisi

duduk

22.83 22.40 2.806 18.5-27.5 21.27-24.38

Panjang pantat hingga

lipatan dalam lutut

44.45 44.5 1.751 41.7-47.1 43.48-45.42

Tinggi lipatan dalam

lutut

41.43 41.7 1.652 38.0-45.0 40.51-42.34

Lebar bahu 46.13 46.0 5.969` 38.0-56.0 42.83-49.44

Panjang jari tangan

hingga siku

41.98 42.0 1.471 38.8-44.0 41.16-42.79

Lebar pinggul 39.12 37.5 6.163 31.2-49.1 35.70-42.53

Page 85: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Data antropometri wanita di kelurahan Pisangan ini didapatkan dengan

melakukan pengukuran langsung kepada ibu menyusui yang ada di kelurahan

Pisangan. Data ini didapatkan dengan melakukan pengukuran melalui alat

Body Measuremant Instrument, dan meteran jahit sebagai alat bantu karena

ada beberapa dimensi tubuh yang tidak bisa diukur dengan alat Body

Measurement Instrument karena keterbatasan alat. Dimensi tubuh yang dapat

diukur dengan alat Body measurement Instrument adalah tinggi posisi duduk,

Jarak dari pantat hingga lipatan dalam lutut, dan tinggi lipatan dalam

lutut.Dimensi tubuh yang tidak dapat diukur adalah tinggi siku pada posisi

duduk, lebar bahu, lebar pinggul, dan rentang jari tangan hingga siku.

Dimensi tubuh yang tidak dapat diukur oleh alat Body Measurement

Instrument diukur dengan menggunakan alat meteran jahit, walaupun tingkat

ketelitian dari meteran jahit masih kurang dibandingkan dengan alat Body

Measurement Instrument, tetapi meteran jahit ini dapat membantu mengukur

dimensi tubuh seperti tinggi siku pada posisi duduk, lebar bahu, lebar pinggul,

dan rentang jari tangan hingga siku agar didapatkannya data dimensi tersebut.

Data ukuran antropometri wanita nasional dan data antropometri wanita

di kelurahan Pisangan akan menjadi dasar untuk pembuatan rancangan kursi

ergonomis untuk ibu menyusui. Data antropometri wanita di kelurahan

Pisangan ini hanya digunakan untuk uji coba apakah data ukuran antropometri

wanita nasional masih bisa dipakai dan data nasional ini masih bisa dijadikan

acuan untuk membuat rancangan kursi ergonomis sesuai ukuran wanita

Indonesia.

Page 86: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

5.1.3 Ukuran Antropometri Tubuh Wanita Indonesia 2010 dan Kelurahan

Pisangan 2013 dalam Percentile

Tabel 5.3

Data percentile antropometri wanita Indonesia 2010 dan kelurahan Pisangan

tahun 2013 (dalam cm)

No Dimensi Tubuh Data nasional Kelurahan Pisangan

5th 50th 95th 5th 50th 95th

1 Tinggi posisi duduk 78 83 90 74.9 78.48 82.06

2 Tinggi siku pada posisi duduk 19 25 32 18.23 22.83 27.43

3 panjang pantat hingga lipatan

dalam lutut

37 43 53 41.58 44.45 47.32

4 Tinggi lipatan dalam lutut 38 44 50 38.72 41.43 44.14

5 Lebar bahu 37 43 53 36.34 46.13 55.92

6 Panjang jari tangan hingga

siku

37 43 50 39.57 41.98 44.39

7 Lebar pinggul 29 35 45 29.01 39.12 49.23

Tabel di atas menampilkan perbandingan data antara ukuran antropometri

wanita nasional dan data ukuran antropometri wanita di kelurahan Pisangan.

Di antara dua data tersebut, data nasional yang akan dijadikan ukuran dimensi

rancangan kursi yang akan dibuat prototipenya. Penjelasan tentang ukuran

bagian tubuh yang diukur untuk gambaran antropometri berdasarkan data

tabel diatas akan dijelaskan sebagai berikut :

Page 87: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Gambar 5.1 Dimensi Tubuh Saat Duduk

1. Tinggi posisi duduk ( nomor 8 )

Dimensi tubuh ini diukur secara vertikal dari permukaan duduk

sampai ujung kepala. Pada gambar terdapat pada nomor delapan. Dimensi

tubuh ini digunakan untuk menentukan tinggi sandaran kursi. Dimensi

tubuh ini diukur menggunakan alat Body Measurement Instrumen. Nilai

percentile di atas didapatkan dengan cara perhitungan yang terdapat pada

tinjauan pustaka dan berikut adalah perhitungannya :

Nilai mean dari tinggi posisi duduk adalah 78.48

5th

= 78.48 + 2.184 (-1.64)

= 78.48 + (-3.58176)

= 74.89 cm (data kelurahan Pisangan) : 78 cm (data nasional)

95th

= 78.48 + 2.184 x 1.64

= 78.48 + 3.58176

= 82.06 cm (data kelurahan Pisangan) : 90 cm (data nasional)

Page 88: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Tinggi posisi duduk ukuran yang digunakan adalah 95th

percentile. Hal

ini agar seluruh populasi ibu yang berbadan tinggi dan pendek dapat

menggunakan sandaran ini. Ukuran ini menggunakan data nasional sebesar

90 cm.

2. Tinggi siku pada posisi duduk (nomor 11)

Dimensi tubuh ini diukur secara vertikal dari permukaan alas duduk

sampai ujung bawah siku tangan.Pada gambar 5.1 terdapat pada nomor

sebelas. Dimensi tubuh ini digunakan untuk menentukan tinggi dudukan

tangan kursi dan alat yang digunakan untuk mendapatkan data dimensi

tubuh ini adalah meteran jahit untuk mengukur tinggi dari siku pada posisi

duduk. Nilai percentile di atas didapatkan dengan cara perhitungan yang

terdapat pada tinjauan pustaka dan berikut adalah perhitungannya :

Nilai mean dari tinggi siku pada posisi duduk adalah 22.83

5th

= 22.83 + 2.806 (-1.64)

= 22.83 + (-4.60184)

= 18.23 cm (data kelurahan Pisangan) : 19 cm (data nasional)

95th

= 22.83 + 2.806 x 1.64

= 22.83 + 4.60184

= 27.43 cm (data kelurahan Pisangan) : 32 cm (data nasional)

Tinggi siku pada posisi duduk ukuran yang digunakan adalah 5th

percentile. Hal ini agar ibu yang ukuran tinggi siku pada posisi duduknya

rendah bisa menggunakan ukuran ini. Ibu yang memiliki ukuran tinggi siku

pada posisi duduknya yang tinggi dapat juga menggunakan ukuran ini,

Page 89: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

karena ibu tersebut bisa mencapai ukuran 5th

percentile tersebut. Bila

menggunakan ukuran diatas 5th

percentile maka ibu yang memiliki tinggi

siku yang rendah tidak akan dapat menggunakan dudukan tangan ini.

Ukuran ini menggunakan data nasional sebesar 19 cm.

3. Tinggi lipatan dalam lutut (nomor 16)

Dimensi tubuh ini diukur secara vertikal dari lantai hingga bagian

dibelakang lutut dalam posisi duduk tegak, dalam keadaan lutut dan

pergelangan kaki dalam posisi tegak lurus, dengan bagian bawah paha dan

bagian bawah lutut langsung menyentuh permukaan tempat duduk.Pada

gambar 5.1 terdapat pada nomor enam belas. Dimensi tubuh ini digunakan

untuk menentukan tinggi alas kursi dan alat yang digunakan untuk

mendapatkan data dimensi tubuh ini adalah Body Measurement Instrument.

Nilai percentile di atas didapatkan dengan cara perhitungan yang terdapat

pada tinjauan pustaka dan berikut adalah perhitungannya :

Nilai mean dari tinggi lipatan dalam lutut adalah 41.43

5th

= 41.43 + 1.652 (-1.64)

= 41.43 + (-2.70928)

= 38.72 cm (data kelurahan Pisangan) : 38 cm (data nasional)

95th

= 41.43 + 1.652 x 1.64

= 41.43 + 2.70928

= 44.14 cm (data kelurahan Pisangan) : 50 cm (data nasional)

Tinggi lipatan dalam lutut ukuran yang digunakan adalah 5th

percentile. Hal ini menurut Pheasant (2003) merupakan ukuran yang

Page 90: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

terbaik. Ukuran ini dikhususkan untuk ibu yang memiliki tinggi badannya

pendek. Ibu yang memiliki tinggi badannya tinggi dapat menggunakan

ukuran tinggi lipatan dalam lutut ini dengan mengkombinasikan dari

ukuran panjang pantat hingga lipatan dalam lutut. Perancang tidak ingin

tinggi alas kursi ini terlalu tinggi dari lantai karena akan menyebabkan

bagian paha akan tertekan. Ukuran ini menggunakan data nasional sebesar

38 cm.

Gambar 5.2 Dimensi Tubuh Saat Duduk

4. Panjang pantat hingga lipatan dalam lutut (nomor 14)

Dimensi tubuh ini diukur secara horizontal dari permukaan terluar

pantat hingga bagian belakang kaki bagian bawah. Pada gambar 5.2

terdapat pada nomor empat belas. Dimensi tubuh ini digunakan untuk

menentukan kedalaman alas kursi dan alat yang digunakan untuk

mendapatkan data dimensi tubuh ini adalah meteran jahit untuk mengukur

panjang pantat hingga lipatan dalam lutut. Nilai percentile di atas

Page 91: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

didapatkan dengan cara perhitungan yang terdapat pada tinjauan pustaka

dan berikut adalah perhitungannya :

Nilai mean dari panjang pantat hingga lipatan dalam lutut adalah

44.45

5th

= 44.45 + 1.751 (-1.64)

= 44.45 + (-2.87164)

= 41.58 cm (data kelurahan Pisangan) : 37 cm (data nasional)

95th

= 44.45 + 1.751 x 1.64

= 44.45 + 2.87164

= 47.32 cm (data kelurahan Pisangan) : 53 cm (data nasional)

Panjang pantat hingga lipatan dalam lutut ukuran yang digunakan

adalah 50th

percentile. Menurut Pheasant (2003) batasan minimal ukuran

ini tidak mudah ditentukan, maka perancang menggunakan ukuran 50th

ini

agar kursi bisa digunakan oleh seluruh populasi. Bila penentuan panjang

pantat hingga lipatan dalam lutut ini terlalu panjang, maka bagian ujung

kursi dapat menekan daerah tepat dibelakang lutut. Sebaliknya bila ukuran

ini terlalu pendek akan menimbulkan tekanan pada bagian tengah paha,

oleh sebab itu pengambilan ukuran 50th

ini menurut saya sangat tepat

karena perancang tidak ingin kursi ini terlalu panjang atau terlalu pendek

untuk pengguna kursi ini. Ukuran ini menggunakan data nasional sebesar

43 cm

Page 92: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Gambar 5.3 Dimensi tubuh Saat Duduk

5. Lebar Bahu (nomor 17)

Dimensi tubuh ini diukur secara horizontal antara kedua lengan atas

dari lengan terluar sebelah kiri hingga lengan terluar sebelah kanan. Pada

gambar 5.3 terdapat pada nomor tujuh belas.Dimensi tubuh ini digunakan

untuk menentukan lebar sandaran dan alat yang digunakan untuk

mendapatkan data dimensi tubuh ini adalah meteran jahit untuk mengukur

lebar bahu. Nilai percentile di atas didapatkan dengan cara perhitungan

yang terdapat pada tinjauan pustaka dan berikut adalah perhitungannya :

Nilai mean dari lebar bahu adalah 46.13

5th

= 46.13 + 5.969 (-1.64)

= 46.13 + (-9.78916)

= 36.34 cm (data kelurahan Pisangan) : 37 cm (data nasional)

95th

= 46.13 + 5.969 x 1.64

Page 93: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

= 46.13 + 9.78916

= 55.92 cm (data kelurahan Pisangan) : 53 cm (data nasional)

Lebar bahu ukuran yang digunakan adalah 95th

percentile. Ukuran

maksimum ini digunakan agar pengguna yang memiliki lebar yang bahu

kecil dan lebar bisa dengan nyaman menggunakannya. Ukuran ini

menggunakan data nasional sebesar 53 cm

6. Lebar pinggul (nomor 19)

Dimensi tubuh ini diukur secara horizontal dari tubuh yang diukur

melintasi bagian terbesar dari pinggul dari kiri hinga ke kanan pinggul.

Pada gambar 5.3 terdapat pada nomor sembilan belas.Dimensi tubuh ini

digunakan untuk menentukan lebar alas kursi dan alat yang digunakan

untuk mendapatkan data dimensi tubuh ini adalah meteran jahit untuk

mengukur lebar bahu. Ukuran dimensi ini tidak ada perubahan setelah

melihat perbandingan data antara data wanita Indonesia tahun 2010 dengan

data wanita di kelurahan Pisangan 2013. Nilai percentile di atas didapatkan

dengan cara perhitungan yang terdapat pada tinjauan pustaka dan berikut

adalah perhitungannya :

Nilai mean dari lebar pinggul adalah 39.12

5th

= 39.12 + 6.163 (-1.64)

= 39.12 + (-10.10732)

= 29.01 cm (data kelurahan Pisangan) : 29 cm (data nasional)

95th

= 39.12 + 6.163 x 1.64

= 39.12 + 10.10732

Page 94: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

= 49.23 cm (data kelurahan Pisangan) : 45 cm (data nasional)

Ukuran lebar pinggul yang digunakan adalah 95th

percentile. Hal ini

bertujuan agar pengguna yang memiliki lebar pinggul yang kecil dan lebar

bisa dengan nyaman menggunakan ukuran ini. Ukuran ini menggunakan

data kelurahan Pisangan sebesar 49 cm.

Gambar 5.4 Dimensi tubuh Saat Duduk

7. Panjang jari tangan hingga siku (nomor 23)

Dimensi tubuh ini diukur secara horizontal dari ujung jari tangan

hingga siku. Pada gambar 5.4 terdapat pada nomor sembilan belas.Dimensi

tubuh ini digunakan untuk menentukan panjang dudukan tangan kursi dan

alat yang digunakan untuk mendapatkan data dimensi tubuh ini adalah

meteran jahit untuk mengukur panjang jari tangan hingga siku. Nilai

percentile di atas didapatkan dengan cara perhitungan yang terdapat pada

tinjauan pustaka dan berikut adalah perhitungannya :

Nilai mean dari panjang jari tangan hingga siku adalah 41.98

Page 95: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

5th

= 41.98 + 1.471 (-1.64)

= 41.98 + (-2.41244)

= 39.57 cm (data kelurahan Pisangan) : 37 cm (data nasional)

95th

= 41.98 + 1.471 x 1.64

= 41.98 + 2.41244

= 44.39 cm (data kelurahan Pisangan) : 50 cm (data nasional)

Ukuran Panjang jari tangan hingga siku yang digunakan adalah 50th

percentile. Hal ini agar pengguna yang berlengan pendek dan panjang

dapat dengan nyaman menggunakan ukuran ini.

5.1.4 Dimensi Kursi Pendukung Rancangan Kursi

Tabel 5.4

Dimensi Kursi Pendukung Rancangan Kursi

No Dimensi Kursi Ukuran

1 Sudut Sandaran Kursi >100 derajat

2 Sudut Alas Kursi 10 derajat

3 Ketebalan Bantalan 4 cm

Sumber :Pheasant Bodyspace Second Edition 2003

1. Sudut Sandaran Kursi

Sudut sandaran kursi yang digunakan adalah lebih dari derajat.,

dikarenakan rancangan sandaran kursi yang akan dibuat dapat disetel sudut

kemiringannya sehingga lebih adjustable, sehingga jenis sandaran kursi

tingkat atas yang cocok adalah menggunakan sudut sandaran yang lebih

Page 96: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

dari . Sudut sandaran ini berdasarkan dari rekomendasi Pheasant

(2003) untuk memberikan kenyamanan pada ibu saat menyusui. Karena

pada saat menyusui ibu harus berada pada posisi nyaman dan bersender

pada suatu benda untuk menopang badan ibu seperti pada gambar 2.4.

2. Sudut Alas Kursi

Sudut alas kursi yang digunakan adalah derajat. Hal ini untuk

membuat pengguna dapat menggunakan sandaran secara efektif.

3. Ketebalan Bantalan

Bantalan atau pelapis digunakan untuk memberikan kenyamanan

pada pengguna kursi agar mengurangi tekanan yang terjadi antara tubuh

dengan kursi. Ketebalan bantalan ini setebal 4 cm agar pengguna nyaman

saat duduk.Bantalan ini melapisi bagian alas kursi dan sandaran kursi.

5.1.5 Gambar Rancangan Kursi Ergonomi

Setelah perancang melakukan pengukuran dan perhitungan secara

keseluruhan, dilanjutkan dengan membuat rancangan berupa gambar

rancangan 3D kursi ergonomis tersebut dibuat menggunakan software

3dsmax 2011 dengan penggambaran dari tampak samping kanan dan

samping kiri.Gambar rancangan dapat dilihat pada gambar 5.5 dan 5.6 di

bawah ini.

Page 97: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Gambar 5.5 Gambar Rancangan Kursi Ergonomis Tampak kiri dengan rincian:

a.lebar sandaran, b. panjang sandaran tangan, c. tinggi sandaran, d. tinggi sandaran

tangan, e. lebar alas kursi, f.panjang kedalaman alas kursi, g. tinggi alas kursi.

Gambar 5.6 Gambar Rancangan Kursi Ergonomis Tampak kanan dengan rincian:

a.lebar sandaran, b. panjang sandaran tangan, c. tinggi sandaran, d. tinggi sandaran

tangan, e. lebar alas kursi, f.panjang kedalaman alas kursi, g. tinggi alas kursi

Page 98: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Gambar diatas merupakan gambar rancangan kursi yang akan dibuat oleh

perancang. Ukuran dimensi kursi diatas sudah memakai hasil perbandingan data

antara data nasional dengan data yang ada di kelurahan Pisangan.Gambar diatas

merupakan gambar tampak samping kiri dan kanan.

Page 99: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

1. Saat pengukuran berlangsung ada beberapa ibu yang tidak bisa melepas bayinya

sehingga saat pengukuran ada kemungkinan adanya ketidaktepatan ukuran

dimensi tubuh yang diukur.

2. Desain kursi yang dibuat perancang tidak dapat secara teliti membuat nyaman

sebanyak 100 % pada pengguna saat menggunakan kursi ini. Hal ini dikarenakan

banyaknya variasi ukuran pada tiap manusia.

3. Pengukuran dimensi tubuh pada ibu menyusui ini menggunakan beberapa alat,

salah satunya adalah meteran jahit. Meteran jahit ini ketepatan presisinya agak

kurang akurat sehingga kemungkinan ukuran dimensi tubuh pada ibu menyusui

ini menjadi kurang keakuratannya.

4. Responden yang digunakan pada penelitian ini adalah 15 orang, dan tujuan

pembuatan kursi ini di desain untuk ukuran nasional, sehingga pengambilan

responden sebanyak 15 orang ini untuk uji coba kursi kurang mewakili untuk

keseluruhan populasi Indonesia.

Page 100: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

6.2 Rancangan Kursi

1. Sandaran Kursi (Backrest)

Untuk dimensi tubuh yang digunakan pada bagian ini adalah dimensi

ukuran Tinggi posisi duduk. Ukuran yang digunakan adalah ukuran tinggi posisi

duduk 95th

percentile dari data nasional yaitu 90 cm. Secara statistik, untuk

ukuran 90 cm dari data nasional ini, semua ibu yang dijadikan sampel 100 %

sudah terwakili, karena untuk dimensi tinggi posisi duduk ibu di kelurahan

Pisangan ini tidak ada yang melebihi 90 cm. Hal ini digunakan agar tinggi

sandaran menjadi golongan sandaran tipe tinggi dan seluruh populasi dapat

menggunakan sandaran ini.

Menurut Pheasant (2003) penggunaan sandaran bertipe tinggi ini dapat

memberikan dukungan pada kepala secara penuh dan juga pada leher. Hal ini

sejalan dengan perancangan kursi ini karena target pengguna kursi ini adalah ibu

menyusui yang membutuhkan kenyamanan saat menyusui dengan adanya

dukungan pada anggota tubuh bagian kepala dan leher. Pada desain juga dapat

dilihat pada bagian bawah sandaran didesain bentuknya agak sedikit cekung. Bila

tidak dibentuk cekung maka pengguna tidak dapat memaksimalkan penggunaan

sandaran kursi ini.

Menurut Anderson at al (1974) dalam Pheasant (2003) desain yang cekung

pada sandaran dekat tulang lumbal akan mendukung posisi duduk ibu agar

membantu ibu saat ingin berdiri normal dari kursi. Dari segi perancangannya

kursi ini didesain agar dapat mengurangi gangguan kesehatan saat memposisikan

tubuh saat ibu menyusui.

Page 101: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Menurut Bahiyatun (2009) untuk membantu posisi ibu saat menyusui yang

benar saat duduk adalah dengan memberikan topangan atau sandaran pada

punggung ibu. Hal ini agar posisi ibu tidak membungkuk karena akan cepat

lelah. Posisi ibu menyusui yang banyak dipakai ibu salah satunya adalah cradle

hold yang harus menggunakan sandaran punggung untuk menopang ibu. Posisi

tersebut dapat dilihat pada gambar 2.4.

2. Sandaran Tangan (Armrest)

Untuk dimensi tubuh yang digunakan pada bagian ini adalah dimensi

ukuran tinggi siku dalam posisi duduk. Ukuran yang digunakan adalah 5th

dari

data nasional yaitu 19 cm. Ukuran terkecil ini diambil karena menurut Pheasant

(2003) sebuah tinggi dudukan siku yang agak lebih rendah lebih baik untuk

pengguna yang berbadan lebih tinggi dan untuk pengguna yang berbadan lebih

rendah juga dapat menggunakannya. Secara statistik untuk ukuran 19 cm dari

data nasional ini ada 94 % ibu yang sudah terwakili untuk ukuran tinggi siku

dalam posisi duduknya, sehingga bisa dikatakan ukuran ini sudah nyaman

digunakan pada ibu di kelurahan Pisangan.

Dudukan siku berguna untuk menopang bayi saat ibu sedang menyusui

sehingga tekanan akibat beban bayi yang terjadi pada ibu dapat dikurangi.

Menurut Pheasant (2003) sandaran tangan harus mendukung bagian berdaging

dari lengan bawah. Sangat baik jika bahan pelapis berbahan empuk. Pada

dudukan siku ini akan dilapisi oleh pelapis seperti busa yang berbahan empuk.

Bila dudukan siku ini tidak dilapisi dengan pelapis akan menimbulkan

ketidaknyamanan pada pengguna yang menggunakan dudukan siku ini. Hal itu

Page 102: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

dikarenakan pada bagian tulang-tulang siku banyak saraf-saraf ulnar yang sangat

sensitif sehingga bagian ini dilapisi oleh bahan busa untuk memberikan

kenyamanan pengguna.

Pada posisi menyusui cradle hold ibu disarankan duduk pada kursi

berlengan yang nyaman untuk membantu ibu menopang badan bayi saat

menyusui. Posisi ini dapat dilihat pada gambar 2.4. Dudukan tangan ini bila

digunakan paling baik digunakan pada saat menyusui bayi yang berumur 1-6

bulan, karena beban bayi masih belum terlalu berat untuk sang ibu. Bila umur

bayi sudah lebih dari 6 bulan dianjurkan dapat menambahkan bantal sebagai

ganjalan tangan ibu saat menopang sang bayi.

3. Kedalaman Alas Kursi (Seat Depth)

Untuk dimensi tubuh yang digunakan pada bagian ini adalah dimensi

ukuran panjang pantat hingga lipatan dalam lutut. Ukuran yang digunakan adalah

50th

dari data nasional yaitu 43 cm. Hal ini agar dapat disesuaikan dengan

pengguna yang memiliki tinggi badan tinggi dan tinggi badan yang rendah.

Melihat dari data statistik terdapat 60 % yang tidak terwakili dari ukuran ini

karena ada ukuran ibu yang panjangnya di atas 43 cm.

Menurut Pheasant (2003) batasan minimal kedalaman kursi ini tidak

mudah untuk ditentukan maka perancang menggunakan ukuran 50th

ini agar

kursi bisa disesuaikan dengan ukuran para pengguna. Menurut Panero dan Zelnik

(2003) faktor penting yang menimbulkan kenyamanan duduk seseorang adalah

kedalaman kursi ini. Bila kedalaman kursi terlalu panjang maka bagian ujung

dari alas kursi dapat menekan daerah tepat dibelakang lutu, hal ini akan

Page 103: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

menghambat aliran darah ke kaki sehingga menimbulkan ketidaknyamanan.

Sebaliknya Panjang alas kursi yang terlalu pendek juga tidak baik karena

seseorang cenderung merasa akan jatuh ke depan, disebabkan karena kecilnya

daerah pada bawah paha. Akibat yang lain, kedalaman kursi yang terlalu pendek

akan menimbulkan tekanan pada bagian tengah paha. Maka dari pertimbangan

hal itu perancang memilih menggunakan ukuran 50th

agar ukuran dapat

disesuaikan pada seluruh pengguna.

4. Ketinggian Alas Kursi (Seat Height)

Untuk dimensi tubuh yang digunakan pada bagian ini adalah dimensi

ukuran Tinggi lipatan dalam lutut. Ukuran yang digunakan adalah 5th

dari data

nasional yaitu 38 cm. Menurut Pheasant (2003) ukuran 5th

adalah ukuran yang

terbaik agar ketinggian kursi secara optimal dapat digunakan untuk berbagai

tujuan dan harus dekat dengan tinggi lipatan dalam lutut pengguna. Dalam data

frekuensi ukuran antropometri ibu menyusui di kelurahan Pisangan, terdapat

ukuran ibu yang jarak perbedaan ukurannya dengan ukuran yang disarankan

berjarak 5-7 cm. Perbedaan yang agak besar tersebut dapat menimbulkan

ketidaknyamanan pada pengguna, sehingga dapat dikatakan sebanyak 87 % ibu

sudah terwakili dengan ukuran ini..

Pemilihan 5th

dikarenakan saat melihat perbandingan data nasional dengan

data subjek di kelurahan Pisangan ukuran ini yang paling mendekati antara kedua

data ini. Desain ini juga disesuaikan menurut Panero dan Zelnik (2003) yaitu bila

tinggi alas kursi terlalu tinggi dari lantai akan menyebabkan bagian paha akan

tertekan. Hal ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan peredaran darah

Page 104: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

terhambat. Selain itu juga dapat menyebabkan telapak kaki tidak dapat menapak

dengan baik di lantai, sehingga menyebabkan melemahnya stabilitas tubuh.

Sebaliknya jika tinggi alas kursi terlalu rendah dari lantai maka dapat

menyebabkan kaki condong terjulur ke depan, menjauhkan punggung dari

sandaran sehingga penopangan lumbal tidak terjaga dengan tepat.

Pada desain ini perancang mencoba membuat agar ketinggian kursi secara

tepat dapat digunakan oleh para ibu agar para ibu dapat menyusui secara nyaman

dan mengurangi resiko permasalahan kesehatan. Pada ujung alas kursi perancang

mendesain agar ujung tepi alas berbentuk membulat dalam rangka

meminimalkan tekanan di bawah paha.

5. Lebar Alas Kursi (Seat width)

Untuk dimensi tubuh yang digunakan pada bagian ini adalah dimensi

ukuran lebar pinggul. Ukuran yang digunakan adalah 95th

dari data kelurahan

Pisangan yaitu 49 cm. Menurut Pheasant (2003) demi tujuan mendukung lebar

kursi yang baik untuk ukuran lebar kursi ini lebih baik digunakan ukuran yang

maksimum. Pada ukuran 49 cm ini ada beberapa ibu yang akan mengalami tidak

nyaman menggunakan kursi ini, karena ada sebesar 100 % ukuran ibu sudah

terwakili dengan ukuran ini, sehingga ibu dapat dengan nyaman menggunkan

dimensi ini.

Ukuran 95th

dari lebar pinggul perempuan dianggap cocok karena untuk

pengguna yang memiliki lebar pinggul lebih kecil dapat menggunakan secara

nyaman. Menurut Pheasant (2003) lebar kursi ini lebih baik kurangi 2,5 cm pada

kedua sisi dari luas maksimum pinggul. Hal tersebut dikarenakan untuk

Page 105: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

mendukung lebar antara lengan kursi agar dapat digunakan untuk pengguna yang

memiliki pinggul yang besar.

6. Sudut Sandaran (Backrest angle)

Pada desain kursi ini perancang memberikan sudut miring untuk bagian

sandaran kursi sebesar 110 derajat. Hal ini sejalan menurut Pheasant (2003)

bahwa pemberian sudut sandaran pada kursi sangat diperlukan untuk menambah

tipe kenyamanan, tetapi pemberian sudut sandaran yang terlalu besar dapat

menyebabkan kesulitan untuk berdiri. Penentuan sudut sandaran yang optimal

sangat diperlukan agar dapat mendukung posisi tubuh pengguna lebih nyaman.

Pheasant (2003) merekomendasikan antara 100 sampai 110 derajat merupakan

ukuran sudut yang optimal yang dapat digunakan. Perancang menggunakan sudut

sebesar 110 karena pada tipe sandaran yang dirancang merupakan tipe sandaran

tinggi yang hanya cocok dengan sandaran sebesar 110 derajat atau lebih.

Pemberian sudut inipun menurut Bahiyatun (2009) dapat memaksimalkan

bentuk payudara ibu dan memberi ruang untuk menggerakkan bayinya ke posisi

yang baik. Sudut sandaran ini dapat mencegah ibu untuk membungkuk saat

menyusui, karena saat menyusui kalau ibu membungkuk akan membuat leher

dan punggung ibu mengalami kelelahan sehingga pemberian sudut ini dapat

meminimalisir kelelahan pada bagian punggung dan leher ibu saat menyusui.

7. Sudut Alas Kursi (Seat angle)

Pada rancangan kursi ini perancang juga menggunakan sudut alas kursi.

Sudut alas kursi ini menurut Pheasant (2003) berguna untuk mempertahankan

interaksi yang baik dengan sandaran dan membantu untuk melawan setiap

Page 106: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

kecenderungan tubuh untuk dapat jatuh dari kursi. Kemiringan yang berlebihan

dapat mengurangi pengguna dalam hal berdiri dan posisi akan duduk. Sudut yang

optimal menurut Pheasant (2003) adalah 10 derajat. Perancang menggunakan

sudut alas kursi ini agar tubuh dapat memaksimalkan fungsi sandaran kursi yaitu

menopang tubuh pengguna agar pengguna bisa nyaman duduk untuk waktu yang

cukup lama.

8. Panjang Sandaran Tangan (Armrest Length)

Untuk dimensi tubuh yang digunakan pada bagian ini adalah dimensi

ukuran yaitu panjang jari tangan hingga siku. Ukuran yang digunakan adalah 50th

dari data nasional yaitu 43 cm. Sebenarnya kegunaan dimensi kursi ini bagi ibu

menyusui adalah untuk menopang tangan ibu saat menyusui. Ukuran ini

mengambil ukuran yang dapat disesuaikan untuk semua ukuran, maka dapat

dikatakan 100 % ibu sudah terwakili dengan ukuran ini dan ibu dapat dengan

nyaman menggunakan kursi ini.

Menurut Pheasant (2003) panjang sandaran tangan ini tidak boleh

membatasi akses tangan, karena lengan kursi tidak boleh lebih panjang di depan

sandaran kursi, maka dari itu perancang membuat ukuran 50th

agar bisa

disesuaikan ke semua populasi ibu yang memiliki lengan yang pendek dan

populasi ibu yang memiliki lengan yang panjang.

9. Lebar Sandaran Kursi (Backrest Breadth)

Untuk dimensi tubuh yang digunakan pada bagian ini adalah dimensi

ukuran yaitu lebar bahu (Bideltoid). Ukuran yang digunakan adalah 95th

dari data

nasional yaitu 53 cm. Pada data ukuran antropometri ibu menyusui di kelurahan

Page 107: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Pisangan ini terdapat 2 ibu yang ukuran bahunya melebihi ukuran yang

disarankan, sehingga kemungkinan terdapat 87 % ibu yang sudah terwakili

dengan ukuran ini dan nyaman dalam menggunakan dimensi kursi ini.

Pada ukuran 95th

ini diharapkan kursi dapat digunakan untuk seluruh

populasi. Ukuran maksimum ini digunakan agar pengguna yang memliki lebar

bahu yang kecil bisa menggunakannya. Menurut Pheasant (2003) ukuran ini

harus diperhatikan agar mobilitas bahu pengguna bisa secara bebas digerakkan.

Pada saat menyusui ibu bisa leluasa menggunakan bahu bila lebar sandaran kursi

ini lebih lebar dari bahu ibu, sehingga ibu bisa secara nyaman saat posisi

menyusui menggunakan sandaran kursi ini.

Page 108: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Informasi ukuran antropometri wanita Indonesia tahun 2010 dan ukuran

antopometri wanita di kelurahan Pisangan 2013

a. Ukuran data antropometri wanita Indonesia tahun 2010

1) Ukuran sitting height dengan rata-rata 83 cm, dengan 5th

adalah 78

cm, dan 95th

adalah 90 cm.

2) Ukuran sitting elbow height dengan rata-rata 25 cm, dengan 5th

adalah 19 cm, dan 95th

adalah 32 cm.

3) Ukuran buttock popliteal length dengan rata-rata 43 cm, dengan 5th

adalah 37 cm, dan 95th

adalah 53 cm

4) Ukuran popliteal height dengan rata-rata 44 cm, dengan 5th

adalah

38 cm, dan 95th

adalah 50 cm

5) Ukuran shoulder breadth dengan rata-rata 43 cm, dengan 5th

adalah

37 cm, dan 95th

adalah 53 cm

6) Ukuran elbow fingertip length dengan rata-rata 43 cm, dengan 5th

adalah 37 cm, dan 95th

adalah 50 cm

Page 109: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

7) Ukuran hip breadth dengan rata-rata 35 cm, dengan 5th

adalah 29

cm, dan 95th

adalah 45 cm

b. Ukuran data antropometri wanita di kelurahan Pisangan 2013

1) Ukuran sitting height dengan rata-rata 78,48 cm, dengan 5th

adalah

74,9 cm, dan 95th

adalah 82,06 cm.

2) Ukuran sitting elbow height dengan rata-rata 22,83 cm, dengan 5th

adalah 18,23 cm, dan 95th

adalah 27,43 cm.

3) Ukuran buttock popliteal length dengan rata-rata 44,45 cm, dengan

5th

adalah 41,58 cm, dan 95th

adalah 47,32 cm

4) Ukuran popliteal height dengan rata-rata 41,43 cm, dengan 5th

adalah 38,72 cm, dan 95th

adalah 44,14 cm

5) Ukuran shoulder breadth dengan rata-rata 46,13 cm, dengan 5th

adalah 36,34 cm, dan 95th

adalah 55,92 cm

6) Ukuran elbow fingertip length dengan rata-rata 41,98 cm, dengan

5th

adalah 39,57 cm, dan 95th

adalah 44,39 cm

7) Ukuran hip breadth dengan rata-rata 39,12 cm, dengan 5th

adalah

29,01 cm, dan 95th

adalah 49,23 cm

2. Dimensi rancangan kursi ergonomis untuk ibu menyusui berdasarkan

ukuran antropometri wanita Indonesia tahun 2010 dan wanita di

kelurahan Pisangan 2013

1) Ukuran tinggi sandaran kursi adalah 90 cm.

2) Ukuran tinggi sandaran tangan adalah 19 cm.

3) Ukuran kedalaman alas kursi adalah 43 cm.

Page 110: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

4) Ukuran tinggi alas kursi adalah 38 cm.

5) Ukuran lebar sandaran kursi adalah 53 cm

6) Ukuran panjang sandaran tangan adalah 43 cm

7) Ukuran lebar alas kursi adalah 49 cm.

7.2 Saran

1. Saran Bagi Ibu Menyusui

a. Saat ibu menyusui selalu menggunakan kursi untuk menopang tubuh ibu

agar dapat terhindar dari bahaya kesehatan.

b. Saat ibu menyusui dan ibu tidak memiliki kursi usahakan memakai benda

lain yang empuk untuk menopang bagian belakang tubuh sang ibu.

2. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya

a. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti lain dapat

menggembangkan pembuatan rancangan kursi untuk ibu menyusui yang

dapat di setel ketinggian kursi, tinggi sandaran tangan, sudut sandaran

tangan.

b. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti lain dapat memperhatikan

rancangan melalui pemilihan bahan yang akan digunakan agar bisa lebih

terperinci.

Page 111: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

DAFTAR PUSTAKA

Ardiana, Lintang. 2007. Persepsi Ketidaknyamanan Lingkungan di Kehidupan

Perkotaan. Available: http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/124448-

155.942%20ARD%20p%20-%20Persepsi%20ketidaknyamanan-Literatur.pdf di

akses pada tanggal 30 Oktober 2012 pukul 12.54 Wib

Bahiyatun, 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC

Budiono, Sugeng, A.M. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang: Badan

penerbit UNDIP

Cohen, Alexander L. et al. 1997. Elements of Ergonomics Programs. A Primer Based on

Workplace Evaluations of Musculosceletal Disorders. America: U.S.

Departement of Health and Human Services. NIOSH

Dul, Jan. Weerdmeester, B. 2001. Ergonomics for Beginner. 2nd

Edition. New York:

Taylor & Francis Inc

Dul, Jan. Weerdmeester, B. 2008. Ergonomics for Beginner. 3rd

Edition. London: CRC

Press

Page 112: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Edy, Sarwo dan Rasmidar Samad. 2011. Aplikasi Postur yang Ergonomi Dokter Gigi

Selama Perawatan Klinis di Kota Makassar. Departemen Ilmu Kesehatan Gigi

Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar

Fahma, Fakhrina, dkk. 2010. Perancangan kursi untuk ibu menyusui berdasarkan

pendekatan antropometri (studi kasus: Diruang laktasi rumah sakit XYZ).

National conference on Applied ergonomics. 2010

Fredregill, Suzanne dan Ray Fredregill. 2010. The Everything Breastfeeding Book.

Second Edition. U.S.A: F+W Media Inc

Jannah, Nur. 2008. Analisa Risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja

Divisi Kasir, Grocery, Dan Receiving Giant Hypermarket Cimanggis Tahun

2008. Skripsi. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Uin Syarif

Hidayatullah.

Kolcaba, Katharine. 1991. A Taxonomic Structure for The Concept Comfort. IMAGE:

Journal of Nursing Scholarship Vol. 23, No. 4.

Kolcaba, Katharine. 1992. Holistic comfort: Operationalizing The Construct as A Nurse-

Sensitive Outcome. Advance in Nursing Science

Page 113: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Kolcaba, Katharine. 2001. Evolution of the mid range theory of comfort for outcomes

research, Nursing Outlook 2001 volume 49

Mauludi, noval, (2010). Factor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Pada

Pekerja Diproses Produksi Kantong Semen PBD (Paper Bag Devision)

PT.INDOCEMENT TUNGGAL PRAKASA TBK CITEUREUP BOGOR. UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Nurmianto, Eko. 2004. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi ke 2. Surabaya:

Guna Widya

Panero, Julius, Zelnik, Martin. 2003. Dimensi Manusia dan Ruang interior. Jakarta:

Erlangga.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian

Air Susu Ibu Ekslusif

Pheasant, S., 1988. Anthropometry Ergonomics and Design. London : Taylor and

Francis inc,

Page 114: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Pheasant, S., 2003. Bodyspace: Anthropometry, Ergonomics and Design of Work. 2nd

Edition London: Taylor & Francis,

Pratomo, Aji Wiro. 2007. Hubungan antara kursi kerja dengan timbulnya keluhan Nyeri

pinggang pada pekerja tenun kain sarung di java Atbm (alat tenun bukan mesin)

desa kebunan kecamatan Taman kabupaten pemalang tahun 2006. Skripsi.

Semarang: Fakultas Ilmu Keolahragaan Univ Negeri Semarang.

Pusat Kesehatan Kerja. 2004. Ergonomi. Jakarta: Depkes Rahayu, Rizka Yulianti dan

Sari Sudarmiati. 2012. Pengetahuan Ibu Primipara tentang Faktor-

Faktor yang Dapat Mempengaruhi Produksi ASI. Jurnal Nursing Studies Vol. 1

No. 1. Available on: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing

Rahmawati, Yulita dan Sugiharto. Hubungan Sikap Kerja Duduk dengan Kejadian

Cumulative Trauma Disorder Pekerja Pengamplasan. Jurnal Kesehatan

Masyarakat Vol. 7 No. 1. Available on:

http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas

Roberts, Debbie. 2011. Preventing Musculoskeletal Pain In Mothers. United States

Lactation Consultant Association : Clinical Lactation, vol 2-4, No 13-20

Roesli, Utami. 2009. Panduan Praktis Menyusui. Jakarta: Pustaka Bunda. Cet. I

Page 115: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Roesli.2000, Mengenal ASI Eksklusif. Tubhus Agrimidya

Romadhona, Andri. 2010. Analisis Tingkat Risiko Ergonomi Pada Aktivitas Mengangkat

Dan Mendorong Pasien Pada Perawat IGD RSUD DR Adjidarmo Rangkas

Bitung Tahun 2010. Skripsi. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Uin Syarif Hidayatullah.

Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika

Sigit Wasi W.2005. Bekerja Dengan Komputer secara ergonomis dan sehat.

www.wahanako.com

Soetjiningsih. 1997. Seri Gizi Klinik, ASI:Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC. Cetakan I (Ed)

Suma‟mur, 1989 Ergonomi Untuk Produktifitas Kerja. CV Haji Masaagung

Suma‟mur. 1996. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Gunung Agung.

Page 116: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Suradi, Rulina. 2001. Bahan Bacaan manajemen Laktasi, cetakan ke-1. Jakarta:

Perkumpulan Perinatologi Indonesia

Stevenson, M.G. 1989. Lecture notes on the principles of ergonomic, Sydney : Centre

for safety science Univ. of New South Wales.

Tarwaka, et al. 2004. Ergonomi untuk keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktifitas,

Surakarta. UNIBA Press.

Wardani, Laksmi Kusuma. 2004. Evaluasi Ergonomi Dalam Perancangan Desain.

Surabaya: Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra Surabaya.

Widodo, Ariani Dewi. 2011. Posisi Menyusui yang Nyaman Bagi Ibu dan Buah Hati.

Available on: http://www.tanyadok.com/anak/posisi-menyusui-yang-nyaman-bagi-

ibu-dan-buah-hati. Diakses pada tanggal 5 Desember 2012 pukul 5.39

Wignjosoebroto, Sritomo. 2000, Ergonomi, Studi Gerak & Waktu (Teknik Analisa untuk

produktifitas kerja), Edisi kedua, Jakarta: PT. Guna Widya

Page 117: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Lampiran

LEMBAR OBSERVASI DATA ANTROPOMETRI TUBUH IBU

MENYUSUI

Data Antropometri Ibu Menyusui

No Nama Dimensi (cm)

1 2 3 4 5 6

1

2

3

4

5

Keterangan Dimensi pada tabel:

1. Sitting Height

2. Sitting Elbow Heigth

3. Buttock Popliteal Length

4. Popliteal Height

5. Shoulder Breadth

6. Elbow Fingertip Length

Keterangan dimensi pada gambar:

1. Sitting Height = no 8

2. Sitting Elbow Heigth = no 11

3. Buttock Popliteal Length = no 14

4. Popliteal Heigth = no 16

5. Shoulder Breadth = no 17

6. Elbow Fingertip Length = no 23

Page 118: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Lampiran

Page 119: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

Lampiran

Data Antropometri Ibu Menyusui di Kelurahan Pisangan 2013

No Dimensi (cm)

1 2 3 4 5 6 7

1 79.80 22.30 43.50 40.70 38.50 40.50 31.50

2 78.90 18.50 46.00 41.90 48.40 43.90 42.40

3 78.20 22.80 47.10 41.20 49.50 40.50 40.50

4 79.70 22.50 46.70 41.90 48.50 43.50 41.00

5 74.40 19.50 43.50 39.70 39.70 38.80 31.20

6 82.40 26.00 43.00 41.70 45.70 43.50 37.20

7 78.50 21.50 44.20 45.00 41.00 41.80 49.10

8 79.80 27.50 45.80 42.50 55.00 41.00 47.00

9 82.10 22.00 44.50 39.60 52.50 44.00 46.30

10 79.00 22.40 41.70 42.40 46.00 42.00 34.50

11 76.30 19.00 42.20 41.10 40.10 41.50 35.60

12 77.60 25.00 46.60 38.00 50.50 43.20 34.50

13 77.10 26.00 44.70 41.70 38.00 41.20 31.50

14 75.60 21.00 45.20 43.30 56.00 42.00 47.00

15 77.80 26.40 45.00 40.70 42.60 42.30 37.50

Keterangan Dimensi pada tabel:

7. Sitting Height

8. Sitting Elbow Heigth

9. Buttock Popliteal Length

10. Popliteal Height

11. Shoulder Breadth

12. Elbow Fingertip Length

13. Hip Breadth

Keterangan dimensi pada gambar:

7. Sitting Height = no 8

8. Sitting Elbow Heigth = no 11

9. Buttock Popliteal Length = no 14

10. Popliteal Heigth = no 16

11. Shoulder Breadth = no 18

Page 120: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

12. Elbow Fingertip Length = no 23

13. Hip Breadth = no 19

Page 121: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

.Lampiran

Statistics

sit_height sitting_elbow butt_pop pop_height shoulder_br

eadth hip_breadth elbow_finger

N Valid 15 15 15 15 15 15 15

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 78.4800 22.8267 44.4467 41.4267 46.1333 39.1200 41.9800

Std. Deviation 2.18443 2.80623 1.75168 1.65291 5.96953 6.16316 1.47125

sit_height

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 74.4 1 6.7 6.7 6.7

75.6 1 6.7 6.7 13.3

76.3 1 6.7 6.7 20.0

77.1 1 6.7 6.7 26.7

77.6 1 6.7 6.7 33.3

77.8 1 6.7 6.7 40.0

78.2 1 6.7 6.7 46.7

78.5 1 6.7 6.7 53.3

78.9 1 6.7 6.7 60.0

79 1 6.7 6.7 66.7

79.7 1 6.7 6.7 73.3

79.8 2 13.3 13.3 86.7

82.1 1 6.7 6.7 93.3

82.4 1 6.7 6.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

sitting_elbow

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent

Valid 18.5 1 6.7 6.7 6.7

19 1 6.7 6.7 13.3

19.5 1 6.7 6.7 20.0

21 1 6.7 6.7 26.7

Page 122: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

21.5 1 6.7 6.7 33.3

22 1 6.7 6.7 40.0

22.3 1 6.7 6.7 46.7

22.4 1 6.7 6.7 53.3

22.5 1 6.7 6.7 60.0

22.8 1 6.7 6.7 66.7

25 1 6.7 6.7 73.3

26 2 13.3 13.3 86.7

26.4 1 6.7 6.7 93.3

27.5 1 6.7 6.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

butt_pop

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 41.7 1 6.7 6.7 6.7

42.2 2 13.3 13.3 20.0

43 1 6.7 6.7 26.7

43.5 2 13.3 13.3 40.0

44.2 1 6.7 6.7 46.7

44.5 1 6.7 6.7 53.3

44.7 1 6.7 6.7 60.0

45 1 6.7 6.7 66.7

45.8 1 6.7 6.7 73.3

46 1 6.7 6.7 80.0

46.6 1 6.7 6.7 86.7

46.7 1 6.7 6.7 93.3

47.1 1 6.7 6.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

pop_height

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 38 1 6.7 6.7 6.7

39.6 1 6.7 6.7 13.3

39.7 1 6.7 6.7 20.0

40.7 2 13.3 13.3 33.3

Page 123: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

41.1 1 6.7 6.7 40.0

41.2 1 6.7 6.7 46.7

41.7 2 13.3 13.3 60.0

41.9 2 13.3 13.3 73.3

42.4 1 6.7 6.7 80.0

42.5 1 6.7 6.7 86.7

43.3 1 6.7 6.7 93.3

45 1 6.7 6.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

shoulder_breadth

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

38 1 6.7 6.7 6.7

38.5 1 6.7 6.7 13.3

39.7 1 6.7 6.7 20.0

40.1 1 6.7 6.7 26.7

41 1 6.7 6.7 33.3

42.6 1 6.7 6.7 40.0

45.7 1 6.7 6.7 46.7

46 1 6.7 6.7 53.3

48.4 1 6.7 6.7 60.0

48.5 1 6.7 6.7 66.7

49.5 1 6.7 6.7 73.3

50.5 1 6.7 6.7 80.0

52.5 1 6.7 6.7 86.7

55 1 6.7 6.7 93.3

56 1 6.7 6.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

hip_breadth

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 31.2 1 6.7 6.7 6.7

31.5 2 13.3 13.3 20.0

34.5 2 13.3 13.3 33.3

35.6 1 6.7 6.7 40.0

Page 124: PENGEMBANGAN MODEL KURSI BAGI IBU MENYUSUI YANG ERGONOMIS ... · PDF fileDalam merancang kursi yang ergonomis perancangannya dapat dilakukan ... bahaya kesehatan dan apabila ibu tidak

37.2 1 6.7 6.7 46.7

37.5 1 6.7 6.7 53.3

40.5 1 6.7 6.7 60.0

41 1 6.7 6.7 66.7

42.4 1 6.7 6.7 73.3

46.3 1 6.7 6.7 80.0

47 2 13.3 13.3 93.3

49.1 1 6.7 6.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

elbow_finger

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 38.8 1 6.7 6.7 6.7

40.5 2 13.3 13.3 20.0

41 1 6.7 6.7 26.7

41.2 1 6.7 6.7 33.3

41.5 1 6.7 6.7 40.0

41.8 1 6.7 6.7 46.7

42 2 13.3 13.3 60.0

42.3 1 6.7 6.7 66.7

43.2 1 6.7 6.7 73.3

43.5 2 13.3 13.3 86.7

43.9 1 6.7 6.7 93.3

44 1 6.7 6.7 100.0

Total 15 100.0 100.0