desain pembelajaran matematika dalam kerangka pendekatan saintifik (wahidin uhamka)

135
L/O/G/O PEMBELAJARAN MATEMATIKA K-2013 Pokoknya Pendekatan Saintifik WAHIDIN Pendidikan Matematika FKIP UHAMKA Sabtu, 11 Oktober 2014

Upload: matematika-fkip-uhamka-jakarta-indonesia

Post on 06-Jul-2015

1.104 views

Category:

Education


17 download

DESCRIPTION

Tulisan ini membahas beberapa strategi pembelajaran matematika yang dikaitkan dengan pendekatan saintifik, di antaranya: PBL, PjBL, Open-Ended, RME, Discovery-Inquiry, Problem Posing.

TRANSCRIPT

Page 1: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

L/O/G/O

PEMBELAJARAN MATEMATIKA K-2013Pokoknya Pendekatan Saintifik

WAHIDIN

Pendidikan Matematika

FKIP UHAMKA

Sabtu, 11 Oktober 2014

Page 2: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Berpikir [email protected]

Page 3: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Cerdas fisik

Cerdas otak

Cerdas hati

Cerdas finansial

Keseimbangan [email protected]

Page 4: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Profesional

PedagogikKepribadian

Sosial

Kompetensi [email protected]

Page 6: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

[email protected]

Latar Belakang Masalah

Hasil belajar matematika siswa belum memuaskan

Minat siswa terhadap pelajaran matematika rendah

Konsep matematika abstrak sedangkan pikiran siswa konkrit

Aktivitas siswa terdiri atas menonton gurunya menyelesaikan

soal di papan tulis, kemudian meminta siswa bekerja sendiri

dalam buku teks atau LKS (Turmudi, 2008)

Jika belajar hanya dari melihat 30%, mendengar dan melihat 50%,

mengatakan-komunikasi mencapai 70%, dan belajar dengan

melakukan dan mengkomunikasikan mencapai 90% (Suherman, 2004)

Kegiatan pembelajaran identik dengan aktivitas siswa,

tidak cukup dengan mendengar dan melihat (Silberman, 2011)

Alat peraga dalam pembelajaran matematika untuk menanamkan

konsep agar mudah dimengerti oleh siswa (Rohayati, 2010)

Tuntutan Kurikulum 2013

Page 7: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Rumusan Masalah

Bagaimana mem-belajar-kan matematika

dengan model/metode yang dipilih dalam

kerangka pendekatan saintifik?

[email protected]

Page 8: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Teori Pembelajaran [email protected]

Aktivitas berasal dari kata aktif sebagai lawan dari pasif (cenderung

diam). Aktif ini dapat berkaitan dengan berpikir, berbicara, dan berbuat,

yang pada saat bersamaan ketiganya dapat terjadi secara beriringan.

Pembelajaran aktif memungkinkan siswa untuk aktif bertanya,

mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan (Armani, 2012).

Menurut Hornby, active is in the habit of doing thing, energetic.

Pembelajaran aktif berarti pembelajaran yang memerlukan keaktifan

semua siswa dan guru secara fisik, mental, emosional, bahkan moral

dan spiritual. Guru harus menciptakan suasana sehingga siswa aktif

bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat

memberikan pengalaman langsung sebagai proses konstruktivistik. Di

sini, siswa tentunya memiliki komitmen, tanggung jawab, dan motivasi

(Jauhar, 2011).

Page 9: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Teori Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif memberikan kesempatan kepada anak didik

(individu atau kelompok) untuk dilatih melakukan suatu proses atau

percobaan, sehingga dapat melakukan, menemukan fakta,

mengumpulkan data, dan memecahkan masalah yang dihadapi secara

nyata (Asmani, 2012).

Johnson dan Rising : belajar dapat mengingat sekitar tigaperempatnya

dari yang diperbuat” (Ruseffendi, 2006)

Piaget, Bruner dan Dienes: manipulasi benda-benda konkrit

merupakan aktivitas penting dalam pembelajaran matematika.

Ernest : belajar matematika adalah pertama dan paling utama adalah

aktif, dengan siswa belajar melalui permainan, kegiatan, penyelidikan,

proyek, diskusi, eksplorasi, dan penemuan (Turmudi, 2008).

Guru mengerjakan matematika bukan mengajarkan matematika.

[email protected]

Page 10: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Bedakan

• Pendekatan Pembelajaran: Melihat pembelajaran sebagaiproses belajar siswa yang sedang berkembang untukmencapai perkembangannya

• Model Pembelajaran: melihat pembelajaran sebagai suatudisain yang menggambarkan proses rincian danpenciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswaberinteraksi sehingga terjadi perubahan atauperkembangan pada diri siswa

• Metode Pembelajaran: berfokus pada proses belajar-mengajar untuk bahan ajaran dan tujuan pembelajarantertentu yang lebih terbatas

• Teknik: kegiatan khusus yg dilakukan di kelas yang mengacu pada metode tertentu

[email protected]

Page 11: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Model, Pendekatan, dan Metode

Saintifik

Problem Base Learning

Discovery Learning

Open-Ended

[email protected]

RME

Project Base Learning

Page 12: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Motivasi

Riset Eksperimen atau PTK

Lesson Study

Berbasis sekolah

Berbasis MGMP

Seminar MGMP berprosiding

Jurnal MGMP

Lomba praktik pembelajaran K-13

Menulis buku

Kepangkatan dan karir guru

[email protected]

Page 13: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Dasar Pemilihan Metode

Kegiatan pembelajaran diarahkan pada

pencapaian tujuan belajar

Karakteristik mata pelajaran (materi ajar)

Kemampuan siswa

Kemampuan guru

Fasilitas/media pembelajaran

[email protected]

Page 15: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaranmatematika, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah(scientific appoach) .

Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran matematikameliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk (semua) materi ajar.

Memungkinkan terbudayakannya kecakapanberpikir sains, terkembangnya sense of inquiry, dankemampuan berpikir kreatif (Alfred De Vito, 1989)

15

[email protected]

Pendekatan Saintifik

Page 16: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.

16

Kriteria Pendekatan [email protected]

Page 17: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir

hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan

tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.

Mendorong dan menginspirasi siswa mampu

memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola

berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon

materi pembelajaran.

Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang

dapat dipertanggungjawabkan.

Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan

jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

17

[email protected]

Kriteria Pendekatan Saintifik

Page 18: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

18

Sikap

(Tahu Mengapa)

Keterampilan

(Tahu Bagaimana)

Pengetahuan

(Tahu Apa)

Produktif

Inovatif

Kreatif

Afektif

[email protected]

Ranah Pembelajaran

Page 19: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

19

Observing(mengamati)

Questioning

(menanya)

Networking

(mengkomuni

kasikan)

Bagaimana penerapannya dalam pembelajaran matematika?

[email protected]

Alur Pendekatan Saintifik

Associating

(menalar)

Experimen-

ting

(mencoba)

Page 20: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Pembelajaran [email protected]

KEGIATAN AKTIVITAS BELAJAR

Mengamati

(Observing)

Melihat, mengamati, membaca, mendengar, menyimak (tanpa

atau dengan alat)

Menanya

(Questioning)

Mengajukan pertanyaan dari yang faktual bersifat hipotesis

Berawal dari bimbingan guru mandiri (kebiasaan)

Mencoba

(Experimenting)

Menentukan data/infromasi yang diperlukan dari pertanyaan yang

diajukan

Menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, eksperimen)

Mengumpulkan data

Menalar

(Associating)

Mengolah data kategori, hubungan kategori, menyimpulkan hasil

Dimulai dari unstructured-uni structure-multi structure-

complicated structure

Mengkomunika

sikan

(Networking)

Menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan,

diagram, bagan, gambar atau media lainnya.

Koneksi matematis dan intertwine dalam RME

Page 21: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Pembelajaran [email protected]

Page 22: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

1 [email protected]

Mengumpulkan data/informasi yang teramati dari fakta

penataan bilangan pada kalender

Melihat karakteristik penataan bilangan pada kalender

Mencari informasi dari buku terkait karakteristik operasi

hitung bilangan bulat, barisan dan deret aritmetika, dan

permainan matematika

Page 23: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

1 [email protected]

Peserta didik terus mengamati bilangan-bilangan pada

pojok persegi atau persegi panjang yang mereka amati dan

ambil secara acak, kemudian menjumlahkannya

Page 24: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

2 [email protected]

Mengajukan pertanyaan/masalah berbasis fakta

penataan bilangan pada kalender

Melihat karakteristik penataan bilangan pada kalender

Mencari informasi dari buku terkait karakteristik operasi

hitung bilangan bulat, barisan dan deret aritmetika, dan

permainan matematika

Page 25: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

2 [email protected]

Kenapa penjumlahan bilangan-bilangan pada pojok persegi

atau persegi panjang secara diagonal hasilnya sama?

Hipotesis: semua penjumlahan bilangan-bilangan pada

pojok persegi/persegi panjang secara diagonal hasilnya

sama

Adakah karakteristik/jenis yang lain?

Page 26: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

3 [email protected]

Penataan kalender berdasarkan urutan bilangan asli

Misalkan 1 = n

berarti 2 = n + 1

3 = n + 2

16 = n + 15

17 = n + 16

2 + 17 = (n + 1) + (n + 16) = 2n + 17

16 + 3 = (n + 15) + (n + 2) = 2n + 17

Page 27: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

3 [email protected]

Andaikan bilangan pojok kiri atas adalah n, maka dapat

disusun bilangan-bilangan persegi/persegi panjang berikut

n n + 1

n + 7 n + 8

Sehingga n + (n + 8) = 2n + 8 = (n + 7) + (n + 1)

Page 28: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

4 [email protected]

Peserta didik mencoba menjumlahkan bilangan-bilangan yang

dilalui oleh kedua diagonal persegi/persegi panjang, yang

ternyata memberikan hasil yang sama pula.

Page 29: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

4 [email protected]

Peserta didik mencoba menjumlahkan bilangan-bilangan pada

pojok belah ketupat, yang ternyata memberikan hasil yang

sama pula.

Page 30: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

5 [email protected]

Peserta didik menyajikan dalam bentuk lain

Koneksi istilah Xt untuk nilai tengah ataupun rata-rata

Dapat pula 2 + 12,5 + 23 = 37,5 = 11,5 + 12,5 + 13,5

Page 31: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

[email protected]

Peserta didik membuat generalisasi “jumlah yang sama

disebabkan oleh sifat bilangan asli berurutan”

Interpretasi hasil yang diperoleh “bahwa ini berlaku untuk

penataan bilangan pada kalender”

Membuat jejaring dengan materi lain dan konsep lain “nilai

tengah, rata-rata, permainan matematika, dan math magic”

Perluasan materi untuk pola bilangan, barisan dan deret

aritmetika, serta KPK dan FPB bilangan bulat. Untuk hal ini

dapat menggunakan proses saintifik yang baru/lain.

5 Mengkomunikasikan

Page 32: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Saintifik [email protected]

Guru disilahkan untuk mencoba dengan peserta didiknya di

sekolah

Page 33: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Saintifik [email protected]

Ani berenang setiap 3 hari, Ina setiap 4 hari, tanggal 1

berenang bersama, tanggal berapa lagi akan berenang

bersama untuk kedua kalinya?

Page 34: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Saintifik [email protected]

Tentukan FPB dari 60 dan 48

Page 35: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Setiap dung adalah ding. Ada lima ding

yang juga dong. Tidak ada dung yang

dong. Jika banyaknya ding adalah 15

dan tiga di antaranya tidak dung dan

tidak dong, maka tentukan banyaknya

dung.

[email protected]

5M-Saintifik

Page 37: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Project Based Learning (PjBL): metoda pembelajaran

yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. PD

melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis,

dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil

belajar

PjBL: metode belajar yang menggunakan masalah

sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan

mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan

pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.

Definisi [email protected]

Page 38: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

PjBL dirancang untuk digunakan pada permasalahan

komplek yang diperlukan PD dalam melakukan

insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses

inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun

(a guiding question) dan membimbing PD dalam sebuah

proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek

(materi) dalam kurikulum

Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung PD dapat

melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip

dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBL:

investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata,

hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha PD

Definisi [email protected]

Page 39: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Meningkatkan motivasi belajar PD untuk belajar,

mendorong kemampuan mereka untuk melakukan

pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai

Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

Membuat PD menjadi lebih aktif dan berhasil

memecahkan problem-problem yang kompleks

Meningkatkan kolaborasi

Mendorong PD untuk mengembangkan dan

mempraktikkan keterampilan komunikasi

Meningkatkan keterampilan PD dalam mengelola sumber

Kelebihan [email protected]

Page 40: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Memberikan pengalaman pembelajaran dan praktik kepada

PD dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi

waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk

menyelesaikan tugas

Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan PD

secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai

dunia nyata

Melibatkan para PD untuk belajar mengambil informasi dan

menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian

diimplementasikan dengan dunia nyata

Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga

PD maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

Kelebihan [email protected]

Page 41: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Memerlukan banyak waktu dan biaya

Banyak guru merasa nyaman dengan kelas tradisional

(instruktur memegang peran utama di kelas)

Banyaknya peralatan yang harus disediakan

PD yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan

pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan

Ada kemungkinan PD yang kurang aktif dalam kerja

kelompok

Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing

kelompok berbeda, dikhawatirkan PD tidak bisa

memahami topik secara keseluruhan

Kelemahan [email protected]

Page 42: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Langkah-langkah [email protected]

Penentuan

Pertanyaan

Mendasar

Menyusun

Perencanaan

Proyek

Menyusun

Jadwal

MonitoringMenguji HasilEvaluasi

Pengalaman

Page 43: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian

terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam

periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu

investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,

pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data

Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui

pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,

kemampuan penyelidikan dan kemampuan

menginformasikan PD pada mata pelajaran matematika

secara jelas

Sistem [email protected]

Page 44: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

3 hal yang perlu dipertimbangkan:

Kemampuan pengelolaan; kemampuan PD dalam

memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu

pengumpulan data serta penulisan laporan

Relevansi; kesesuaian dengan mata pelajaran,

mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman

dan keterampilan dalam pembelajaran

Keaslian; proyek yang dilakukan PD harus merupakan

hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi

guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek PD

Sistem [email protected]

Page 45: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Pembelahan Sel [email protected]

Informasi

pembelahan sel

sebagi objek

belajar

matematika

melalui PjBL

dengan saintifik

Page 46: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Pembelahan Sel [email protected]

Suatu amuba berkembang biak dengan cara

membelah diri menjadi 2 bagian setiap 10

menit. Jika saat ini terdapat specimen sebuah

amuba dalam laboratorium Biologi SMP

Muhammadiyah Pasarebo, maka berapa

banyaknya amuba setelah 13

4jam kemudian ?

Specimen amuba dapat diamati dengan

mikroskop

Page 47: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

1 [email protected]

Pembelahan sel amuba menjadi dua memerlukan waktu 10

menit

Page 48: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Peserta didik mengamati OBJEK NYATA

specimen amuba dengan mikroskop setiap 10

menit

Awal 10’ kemudian 10’ kemudian

(20’ kemudian

dari awal)

10’ kemudian

(30’ kemudian

dari awal)

[email protected]

1 Mengamati

Page 49: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Peserta didik mengamati jumlah amuba dari awal

sampai 30 menit kemudian, yaitu 1, 2, 4, dan 8 amuba

Awal 10’ 20’ 30’

1 2 4 8

[email protected]

1 Mengamati

Fakta matematika yang muncul adalah terbentuknya

pola bilangan 1, 2, 4, 8

Page 50: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Peserta didik mengamati OBJEK MATEMATIKA

Peserta didik memprediksi (menghitung) banyaknya

amuba pada 10 menit berikutnya

[email protected]

1 Mengamati

10’ kemudian

(40’ kemudian dari awal)

Page 51: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Peserta didik mengajukan pertanyaan atau hipotesis

[email protected]

2 Menanya

Berapa jumlah amuba setelah 1 jam kemudian?

Page 52: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

[email protected]

3 Menalar

U1 U2 U3 U4 U5

Proses matematisasi RME

𝑼𝟓

𝑼𝟒

= 𝟐𝑼𝟒

𝑼𝟑

= 𝟐𝑼𝟑

𝑼𝟐

= 𝟐𝑼𝟐

𝑼𝟏

= 𝟐

r: rasio

Page 53: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

[email protected]

3 Menalar

Proses membaca pola

U1 = 1

U2 = 1 × 2 = 2

U3 = 2 × 2 = 4

U4 = 4 × 2 = 8

U5 = 8 × 2 = 16

Page 54: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

[email protected]

4 Mencoba

Proses meniru pola kemudian mencoba untuk

suku berikutnya

U6 = 16 × 2 = 32

U7 = 32 × 2 = 64

U8 = 64 × 2 = 128

U9 = 128 × 2 = 256

U10 = 256 × 2 = 512

U11 = 512 × 2 = 1024

Kelemahannya,

ketika ditanya U2014,

maka kita harus

mengetahui terlebih

dahulu U2013.

Page 55: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

[email protected]

5 Mengkomunikasi

Proses generalisasi pola

Waktu Suku Banyak r Penurunan rumus Kesimpulan

T0 U1 1 2 a = ar0 Rumus sukuke-n barisangeometri U1, U2, U3, U4,..., Un,.... dengan

U1 = a danrasio r adalah:

Un = arn – 1

T1 U2 2 2 a.r = ar1

T2 U3 4 2 a.r.r = ar2

T3 U4 8 2 a.r.r.r = ar3

T4 U5 16 2 a.r.r.r.r = ar4

… … …

Tn – 1 Un 2 a.r.r.r...r = arn – 1

Page 56: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

[email protected]

3 Menalar kembali

Proses melihat pola kemudian generalisasi

U1 = 1 = 20 = 21 – 1

U2 = 2 = 21 = 22 – 1

U3 = 4 = 22 = 23 – 1

U4 = 8 = 23 = 24 – 1

U5 = 16 = 24 = 25 – 1

Un = 2n – 1

5 Mengkomunikasi

Page 59: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

PBL: sebuah pendekatan pembelajaran yang

menyajikan masalah kontekstual sehingga

merangsang peserta didik untuk belajar.

Dalam kelas yang menerapkan PBL, peserta

didik bekerja dalam tim untuk memecahkan

masalah dunia nyata (real world)

59

Definisi [email protected]

Page 60: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

1) Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna.

Peserta didik yang belajar memecahkan suatu

masalah maka mereka akan menerapkan

pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha

mengetahui pengetahuan yang diperlukan

Belajar dapat semakin bermakna dan dapat

diperluas ketika peserta didik berhadapan

dengan situasi di mana konsep diterapkan

60

[email protected]

Page 61: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

2) Dalam situasi PBL, peserta didik

mengintegrasikan pengetahuan dan

keterampilan secara simultan dan

mengaplikasikannya dalam konteks yang

relevan

3) PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir

kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik

dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar,

dan dapat mengembangkan hubungan

interpersonal dalam bekerja kelompok.

61

[email protected]

Page 62: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

1. Konsep Dasar (Basic Concept)

Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk,

referensi, atau link dan skill yang diperlukan

dalam pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar

peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer

pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang

akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran

62

Langkah [email protected]

Page 63: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

2. Pendefinisian Masalah (Defining the

Problem)

Fasilitator menyampaikan skenario atau

permasalahan dan peserta didik melakukan

berbagai kegiatan brainstorming dan semua

anggota kelompok mengungkapkan pendapat,

ide, dan tanggapan terhadap skenario secara

bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai

macam alternatif pendapat

63

Langkah [email protected]

Page 64: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

3. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)

PD mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas

isu yang sedang diinvestigasi (artikel tertulis yang

tersimpan di perpustakaan, web, atau bahkan pakar

dalam bidang yang relevan)

Tahap investigasi bertujuan: (1) agar PD mencari

informasi dan mengembangkan pemahaman yang

relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di

kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan

yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut

haruslah relevan dan dapat dipahami.

64

[email protected]

Langkah Operasional

Page 65: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)

Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan

pendalaman materi dalam langkah pembelajaran

mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya PD

berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi

capaiannya dan merumuskan solusi dari

permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan

ini dapat dilakukan dengan cara PDberkumpul

sesuai kelompok dan fasilitatornya.

65

[email protected]

Langkah Operasional

Page 66: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

5. Penilaian (Assessment)

Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan UAS, UTS, kuis, PR, dokumen, dan laporan.

Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.

66

[email protected]

Langkah Operasional

Page 67: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam

kelas, peserta didik terlebih dahulu diminta untuk

mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu.

Kemudian PD diminta mencatat masalah-masalah yang

muncul.

Setelah itu tugas guru adalah meransang PD untuk

berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada.

Tugas guru adalah mengarahkan PD untuk bertanya,

membuktikan asumsi, dan mendengarkan pendapat

yang berbeda dari mereka.

67

Contoh [email protected]

Page 68: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Memanfaatkan lingkungan PD untuk memperoleh

pengalaman belajar. Guru memberikan penugasan yang

dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta

didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat.

Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan

kesempatan bagi PD untuk belajar diluar kelas. PD

diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung

tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar

merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan PD

dalam rangka mencapai penguasaan SK, KD dan materi

pembelajaran.

68

Contoh [email protected]

Page 69: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

69

FASE-FASE PERILAKU GURU

I. Orientasi PD kepada

masalah

Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik

yang dibutuhkan

Memotivasi PD untuk terlibat aktif dalam pemecahan

masalah yang dipilih

II. Mengorganisasikan

PD

Membantu PD mendefinisikan dan mengorganisasikan

tugas belajar yang berhubungan dengan masalah

III. Membimbing

penyelidikan individu

dan kelompok

Mendorong PD untuk mengumpulkan informasi yang

sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan

penjelasan dan pemecahan masalah

IV. Mengembangkan dan

menyajikan hasil

karya

Membantu PD dalam merencanakan dan menyiapkan

karya yang sesuai seperti laporan, model dan berbagi

tugas dengan teman

V. Menganalisa dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah

dipelajari /meminta kelompok presentasi hasil kerja

Tahapan [email protected]

Page 70: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Penilaian aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude) dengan bobot disesuaikan

Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan UAS, UTS, kuis, PR, dokumen, dan laporan

Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian

Penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran

70

[email protected]

Sistem Penilaian PBL

Page 71: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan

authentic assessment: portfolio, self-assessment, dan

peer-assessment.

• Self-assessment: dilakukan oleh pebelajar itu sendiri

terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya

dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai

(standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.

• Peer-assessment: di mana pebelajar berdiskusi untuk

memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil

penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya

sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya

71

[email protected]

Sistem Penilaian PBL

Page 72: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Sebuah perusahaan ban

mengeluarkan aturan bahwa setiap

pemakaian ban yang diproduksinya

harus diganti setelah ban tersebut

melakukan lima juta putaran.

Bagaimana seorang pengendara

mengetahui bahwa ban tersebut

sudah waktunya untuk diganti?

[email protected]

PBL dengan Saintifik

Permasalahan yang akan melibatkan konsep

keliling lingkaran

Page 73: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Siswa mengamati objek nyata (ban

mobil), kemudian mengaitkan dengan

konsep matematika yang pernah

dipelajari

Siswa mengamati objek matematika

yang nampak pada ban, seperti

bentuk melingkar (lingkaran atau

tabung)

Siswa mengamati (nyata, gambar

atau video) bagian mobil, bahwa ada

speedometer. Termasuk informasi dari

buku

[email protected]

1 Mengamati

Page 74: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

a. Dapatkah konsep lingkaran dilibatkan

dalam permasalahan ban?

b. Unsur apa saja yang ada pada

lingkaran?

c. Dapatkah permasalahan ini

diselesaikan tanpa menggunakan

konsep lingkaran?

d. Adakah alat yang bisa dipasang untuk

mengetahui banyaknya putaran ban

mobil?

e. Apa maksud dari perubahan angka

pada speedometer? Dapat bertanya ke

bengkel.

[email protected]

2 Menanya

Page 75: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Siswa mendapatkan informasi bahwa

perubahan angka pada spedometer

disebabkan oleh gerak putaran ban

Angka pada spedometer dalam km

Putaran ban dalam m

1 m = 1/1000 km

Jadi 1 putaran ban = … km

Besarnya km ada di spedometer

Sehingga bisa mengetahui kapan ban

harus diganti

[email protected]

3 Menalar

Page 76: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Misalkan 1 putaran ban = 2 m

5000000 putaran = 10000000 m

= 10000 km

Lihat spedometer, kalau sudah mencapai

10000 km, maka ban harus segera

diganti.

Betapa repotnya kalau kita harus

mengukur semua keliling (1 putaran) ban,

maka diperlukan cara yang lebih praktis.

[email protected]

3 Menalar

Page 77: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

a. Kita dapat mengukur 1 putaran ban

dengan menggunakan tali

(mengelilingi ban mobil), kemudian

mengukur panjang tali tersebut.

b. Dapat pula kita mendorong mobil

sampai ban bergerak 1 putaran,

kemudian mengukur jarak tempuhnya.

c. Dapat pula menggelindingkan ban lain

yang sejenis, kemudian menghitung 1

gelindingan sebagai 1 putaran.

Misalkan 1 putaran ban = 2 m

5000000 putaran = 10000000 m

= 10000 km

Lihat spedometer, kalau sudah mencapai

10000 km, maka ban harus segera

[email protected]

4 Mencoba

Page 78: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Misalkan dari hasil Mencoba poin a, b,

atau c di atas, diperoleh bahwa 1 putaran

ban = 2,4 m

5000000 putaran = 12000000 m

= 12000 km

Lihat spedometer, kalau sudah mencapai

12000 km, maka ban harus segera

diganti.

[email protected]

4 Mencoba

Page 79: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Melakukan proses mengetahui panjang

(jarak) satu putaran ban mobil dengan cara a,

b, atau c.

Mendemonstrasikan proses mengukur dan

perhitungan di dihadapan siswa lain secara

lisan dan tertulis.

Menyediakan variasi jenis ban (mobil, motor,

sepeda) sebagai bahan percobaan siswa

dalam mencari data/informasi.

Muncul istilah putaran dan gelindingan yang

sepedan dengan keliling ban, sehingga

diarahkan kepada konsep keliling lingkaran.

[email protected]

5 Mengkomunikasi

Page 80: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Mengukur diameter ban, d = 63 cm

Menghitung keliling ban

K = d = 22/7 x 63 cm = 198 cm

5000000 K = 990000000 cm

= 9900000 m

= 9900 km

Jadi ban sudah harus diganti apabila

spedometer menunjukkan angka 9900 km.

[email protected]

5 Mengkomunikasi

Page 82: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

d1

d2

½

d1

d2

PersegipanjangL=𝑑1 .𝑑2

2

[email protected]

Discovery

Page 83: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

d1

d2

½

d1

d2 Persegipanjang

L=𝑑1 .𝑑2

2

[email protected]

Discovery

Page 84: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

a

b

ta b

a + b

½ t

Persegipanjang

L =𝑎+𝑏 𝑡

2

[email protected]

Discovery

Page 85: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

a

b

t

L1=𝑏𝑡

2

L2=𝑎𝑡

2

+

L1 + L2=𝑏𝑡

2+

𝑎𝑡

2

𝑎+𝑏 𝑡

2= L

[email protected]

Discovery

Page 86: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

2r

𝟓

𝟏𝟔K

𝐿 = 𝑟2

L=𝑎 + 𝑏 𝑡

2

L=(5

16K +

3

16K) 2𝑟

2

L=(5

162𝑟+ 3

162𝑟) 2𝑟

2

[email protected]

Discovery

Page 87: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

4r

¼ K

𝐿 =1

2(1

4𝐾 4𝑟)

=1

2(1

42𝑟 . 4𝑟)

𝐿 = 𝑟2

[email protected]

Discovery

Page 88: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Sebuah

kerucut

dengan jari-

jari 7 cm dan

tinggi 10 cm

Apabila ada kerucut lain yang tingginya 2014 kali

tinggi kerucut ini, maka tentukan volumenya.

Apabila ada kerucul lain yang jari-jarinya 2014 kali

jari-jari kerucut ini, maka tentukan volumenya.

7 cm10 c

m

[email protected]

Inqury

Page 89: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Tiga kerucut dengan jari-jari alas sama, tetapi tinggi

berbeda (t, 2t, 3t)

Apakah ada hubungan antara volume kerucut tersebut?

[email protected]

Inqury

Page 90: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Tiga kerucut dengan tinggi sama, tetapi jari-jari alas

berbeda (r, 2r, 3r)

Apakah ada hubungan antara volume kerucut tersebut?

[email protected]

Inqury

Page 91: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Tiga kerucut dengan tinggi berbeda (t, 2t, 3t) dan jari-jari

alas berbeda (r, 2r, 3r)

Apakah ada hubungan antara volume kerucut tersebut?

[email protected]

Inqury

Page 92: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Siswa diminta mencari apakah ada hubungan atau suatu ketentuan

mengenai perubahan volumenya

Siswa disuruh mengamati dan memahami permasalahan diatas dan

didorong untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan

Guru dapat mengarahkan pengamatan siswa melalui pertanyaan-

pertanyaan, siswa diharapkan memberikan jawaban (dapat berupa

dugaan)

Selanjutnya guru mengarahkan jawaban / dugaan itu pada penemuan

konsep yang dipelajari

Berdasarkan hasil pengamatan siswa guru meminta untuk menyususn

suatu generalisasi mengenai perubahan volume kerucut jika jari-

jarinya tetap sedangkan tingginya berubah menjadi kesimpulan,

ataupun sebaliknya

[email protected]

Langkah Inqury

Page 94: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Jaring-jaring [email protected]

Page 95: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Jaring-jaring [email protected]

Page 96: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Masalah OE

Gunakan empat buah angka 4

dengan beberapa tanda +, –, ×, ÷, dan ( )

untuk menyatakan bilangan 0 sampai 9

[email protected]

Page 97: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Open-ended: salah satu pendekatan pembelajaran yang

menyajikan satu masalah dengan lebih dari satu

penyelesaian ataupun cara penyelesaian (Shimada, 1997)

Dasar keterbukaan masalah: (1) prosesnya terbuka,

maksudnya masalah itu memiliki banyak cara

penyelesaian yang benar, (2) hasil akhirnya terbuka,

maksudnya masalah itu memiliki banyak jawaban yang

benar, dan (3) cara pengembangan lanjutannya terbuka,

maksudnya ketika siswa telah menyelesaikan masalahnya,

mereka dapat mengembangkan masalah baru yaitu

dengan cara merubah kondisi masalah sebelumnya.

[email protected]

Page 98: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Guru memilih menggunakan Open-Ended, pada saat ia

menginginkan siswanya:

aktif berpartisipasi dalam pembelajaran di kelas

merasa puas karena mampu menuangkan ide-idenya

sendiri dalam pembelajaran di kelas

memiliki pengalaman belajar matematik yang

menyenangkan

mencapai tingkat berpikir yang lebih tinggi

[email protected]

Page 99: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Membuat siswa lebih aktif berpartisipasi dalam

pembelajaran dan lebih sering memberikan ide-idenya

Memberi kesempatan yang lebih pada siswa untuk

menggunakan secara komprehensif pengetahuan dan

kecakapan matematika mereka

Memampukan setiap siswa, bahkan yang memiliki

pencapaian terendah sekalipun, untuk memberikan respon

terhadap masalah dalam beberapa cara yang signifikan

Memotivasi siswa untuk membuktikan secara intrinsik

Memperkaya pengalaman siswa dalam menemukan dan

mendapat persetujuan dari rekannya sesama siswa,

merupakan suatu hal yang menyenangkan bagi mereka.

[email protected]

Page 100: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Adalah tidak mudah mempersiapkan masalah matematika

yang bermakna

Adalah tidak mudah bagi guru menghadapkan masalah

dengan berhasil. Kadang siswa merasa sulit mengerti

caranya memberi respon dan menjawab yang signifikan

secara matematik

Siswa-siswa yang memiliki kesanggupan lebih tinggi

dapat ragu-ragu atas jawabannya

Siswa dapat saja tidak puas dalam pembelajaran karena

kesulitan mereka menyimpulkan cara atau solusi yang

benar terhadap permasalahan

[email protected]

Page 101: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

A. Dalam proses persiapan

1) Rencanakan tujuan pembelajaran

2) Persiapkan masalah** yang sesuai dengan tujuan dan

dikonstruksi sesuai untuk pendekatan OE dengan

menanyakan. Beberapa pertanyaan berikut :

a) Apakah masalah berbobot dan bernilai secara

matematik?

b) Apakah tingkat kesulitan masalah cocok untuk para

siswa?

c) Apakah masalah melibatkan beberapa “feature”

matematik yang dapat dikembangkan lebih jauh?

d) Apakah masalah itu menarik bagi siwa ?

Guru [email protected]

Page 102: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

A. Dalam proses persiapan

3. Prediksikan beberapa cara penyelesaian atau solusi

yang mungkin diberikan oleh siswa

4. Rencanakan suatu metode untuk mengajukan

masalah dengan memperhatikan waktu

5. Rencanakan kriteria evaluasi yang mencakup Fluency,

Flexibility, dan Originality

Guru [email protected]

Page 103: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

B. Dalam pembelajaran di kelas.

1. Ajukan masalah** sesuai dengan metode yang sudah

direncanakan dengan memperhatikan waktu

pembelajaran. Perhatikan hal berikut:

a) Dorong siswa untuk focus pada masalah yang

diberikan

b) Tambahkan beberapa data untuk keperluan

generalisasi dengan cara mengajukan beberapa

masalah yang bervariasi

c) Berikan contoh yang tidak membatasi pola berpikir

siswa

d) Berikan masalah yang konkrit

Guru [email protected]

Page 104: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

B. Dalam pembelajaran di kelas

2. Organisasi kelas

a) Karena pendekatan OE lebih menekankan pada

pemikiran siswa secara individu, guru harus berhati-

hati agar tidak memberi orientasi khusus pada siswa

secara keseluruhan berdasarkan pendapat-pendapat

siswa yang khas

b) Tipe pembelajaran dapat merupakan kombinasi dari

kerja perorangan dan diskusi kelas

3. Buat catatan dari seluruh respon siswa, pendekatan,

atau solusi terhadap masalah yang diberikan dari setiap

individu atau kelompok siswa untuk dipelajari (lihat LAS)

Guru [email protected]

Page 105: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

B. Dalam pembelajaran di kelas

4. Buat kesimpulan tentang apa yang sudah dipelajari

siswa. Guru atau siswa perlu mencatat di papan tulis

apa yang mereka lakukan dikelas secara individu atau

kelompok agar dapat dilihat oleh seluruh siswa. Jika

siswa memberikan terlalu banyak pendapat, guru perlu

barkonsentrasi pada satu sudut pandang agar dapat

menuntun pada satu kesimpulan. Kesimpulan ini perlu

untuk pembelajaran selanjutnya.

5. Lakukan evaluasi kelas sesuai dengan yang sudah

dipersiapkan (fluency, flexibility and originality)

Guru [email protected]

Page 106: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

** Tiga jenis soal dalam pendekatan open-ended

1. Finding Relations. Siswa diminta untuk menemukan

beberapa aturan matematika

2. Classifying. Siswa diminta untuk mengklasifikasikan

sesuai dengan perbedaan karakteristik, yang mana

mengharuskan mereka untuk memformulasikan

beberapa konsep matematika

3. Measuring. Siswa diminta untuk mengukur kepastian

suatu fenomena

Jenis [email protected]

Page 107: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

dipotong

sebarang

persegipanjang yang

kelilingnya 40 cm

persegi semula yang

belum diketahui ukurannya

1 [email protected]

Page 108: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Cara memotong ubin vertikal atau horisontal?

Bagaimana cara menentukan ukuran ubin semula dan

potongannya?

Mungkinkah hasil potongannya berbentuk persegi?

Berapa luas ubin semula?

Berapa luas ubin hasil potongannya?

Berapa banyak kemungkinan ukuran ubin semula?

2 Menanya

K=

40 c

m

[email protected]

Page 109: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

K = 2(p + l) = 40 cm

p + l = 20 cm

Ukuran ubin merupakan bilangan bulat

Tidak jadi masalah jika dipotong secara vertikal atau

horisontal

Tidak mungkin potongan ubin berukuran 10 cm

Paling kecil ukuran ubin semula adalah 11 cm

Paling besar ukuran ubin semula adalah 19 cm

3 Menalar

K=

40 c

m

[email protected]

Page 110: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

K = 2(p + l) = 40 cm p + l = 20 cm

p = 10 cm dan l = 10 cm potongan berbentuk persegi

(tidak mungkin), jadi p l

p = 19 cm, l = 1 cm luas ubin semula tidak mungkin 1

cm x 1 cm = 1 cm2, tetapi haruslah 19 cm x 19 cm = 361

cm2

p = 11 cm, l = 9 cm L = 11 cm x 11 cm = 121 cm2

4 Mencoba

K=

40 c

m

[email protected]

Page 111: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

No p l Luas ubin semula

1. 10 10 Tidak mungkin, karena membentuk persegi, sementara

persegipanjang yang dimaksud merupakan hasil potongan

dari ubin yang awalnya berbentuk persegi

2. 11 9 Ubin berukuran 11 cm, sehingga luasnya = 121 cm2

3. 12 8 Ubin berukuran 12 cm, sehingga luasnya = 144 cm2

4. 13 7 Ubin berukuran 13 cm, sehingga luasnya = 169 cm2

5. 14 6 Ubin berukuran 14 cm, sehingga luasnya = 196 cm2

6. 15 5 Ubin berukuran 15 cm, sehingga luasnya = 225 cm2

7. 16 4 Ubin berukuran 16 cm, sehingga luasnya = 256 cm2

8. 17 3 Ubin berukuran 17 cm, sehingga luasnya = 289 cm2

9. 18 2 Ubin berukuran 18 cm, sehingga luasnya = 324 cm2

10. 19 1 Ubin berukuran 19 cm, sehingga luasnya = 361 cm2

5 [email protected]

Page 112: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

[email protected]

OE Lainnya

9 cm

7 cm

Tentukan luas trapesium

Page 113: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

OE Lainnya

Dengan uang Rp 50.000,- tentukan variasi barang

yang dapat dibeli

Page 115: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Rp 52.500,-Rp 65.000,-

[email protected]

1 Mengamati

Siswa mengamati objek nyata

Siswa mengamati objek matematika

2x + 2y = 65000

x + 3y = 52500

Page 116: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

[email protected]

2 Menanya

Berapa harga masing-masing baju dan topi?

Buatlah model matematika dari gambar di atas

Selesaikan model matematika dengan eliminasi dan

substitusi

Selesaikan model matematika dengan grafik

Selesaikan model matematika dengan pola

Selesaikan model matematika secara realistik

Page 117: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

[email protected]

3 Menalar

2x + 2y = 65000

1x + 3y = 52500

0x + 4y = 40000

y = 10000

x = 22500

4x + 0y = 90000

3x + y = 77500

2x + 2y = 65000

1x + 3y = 52500

Menggunakan pola

Page 118: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Rp 32.500,- Rp 32.500,-

Rp 20.000,-Rp 10.000,-Rp 22.500,-

Rp 52.500,-Rp 65.000,-

[email protected]

4 Mencoba

Cara realistik

Page 119: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

[email protected]

5 Mengkomunikasi

2x + 2y = 65000

x + 3y = 525002x + 2y = 65000

2x + 6y = 105000

4y = 40000

y = 10000 Elim

inasi

x + 30000 = 52500

x = 22500

Page 120: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

[email protected]

5 Mengkomunikasi

2x + 2y = 65000

x + 3y = 52500

Cara grafik

Page 122: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Perhatikan gambar kanguru yang sedang membilang sambil

meloncat pada ubin bernomor

1 [email protected]

Ubin yang dipijak kanguru bernomor 1, 6, 11, 16

Ajukan pertanyaan berdasarkan ilustrasi pada gambar

Page 123: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

1. Berapa nomor (ubin) yang diloncati kanguru?

2. Bilangan berapa yang dipijak oleh kanguru pada loncatan

yang ke-100?

3. Pada loncatan ke berapa kanguru melampaui bilangan

2014?

4. Adakah pola loncatan ganjil atau genap?

5. Jika meloncat maju 5 ubin kanguru mundur 2 ubin, maka

tentukan nomor ubin yang dipijak pada loncatan maju ke

10?

2 [email protected]

Page 124: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Hasil mengamati, kanguru memijak ubin 1, 6, 11, 16

Pasti setelah itu 21, 26, 31, 36, 41, …yang merupakan

penambahan (loncatan) 5 ubin

Ada pola, loncatan ganjil memijak ubin dengan satuan 6

dan genap dengan satuan 1

Pada loncatan ke-100 pasti memijak ubin bernomor ….1

Ubin bernomor 2014 akan dilampaui pada loncatan dari

2011 ke 2016, jadi loncatan ganjil

Kanguru meloncat maju 5 ubin dan mundur 2 ubin, sama

saja dengan maju 3 ubin.

3 [email protected]

Page 125: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Perhatikan ubin-ubin bernomor 6, 11, 16, 21, 26, …

Semuanya merupakan bilangan tepat setelah kelipatan 5,

yaitu:

Loncatan 1 6 = 5 + 1 = 1 x 5 + 1

2 11 = 10 + 1 = 2 x 5 + 1

3 16 = 15 + 1 = 3 x 5 + 1

100 100 x 5 + 1 = 501

n 5n + 1

3 [email protected]

Page 126: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Loncatan L1 = 6

L2 = 11 = 6 + 5 = L1 + 5

L3 = 21 = 11 + 5 = L2 + 5

L4 = 26 = 21 + 5 = L3 + 5

L5 = 31 = 26 + 5 = L4 + 5

Ln = Ln – 1 + 5

Yang merupakan proses rekursif

4 [email protected]

Page 127: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Loncatan L1 = 4

L2 = 7 = 4 + 3 = L1 + 3

L3 = 10 = 7 + 3 = L2 + 3

L4 = 13 = 10 + 3 = L3 + 3

L5 = 16 = 13 + 3 = L4 + 3

Ln = Ln – 1 + 3

4 [email protected]

Di sini proses

menalar muncul

lagi, sehingga

mencoba dan

menalar dapat

saling beriringan/

bergantian

Page 128: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

[email protected]

5 Mengkomunikasi

Proses generalisasi pola

Loncatan Penurunan rumus Kesimpulan

L1 6 = 5 + 1 = 1 x 5 + 1 Rumus suku ke-n barisan aritmetika U1,

U2, U3, U4,..., Un,.... dengan

U1 = a dan beda b adalah:

Un = bn + (a – b)Un = a + b(n – 1)

L2 11 = 10 + 1 = 2 x 5 + 1

L3 16 = 10 + 1 = 3 x 5 + 1

L4 21 = 20 + 1 = 4 x 5 + 1

L5 26 = 25 + 1 = 5 x 5 + 1

… …

Ln 5n + 1 = 5n + (6 – 5)

Page 129: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

PP Aritmatika [email protected]

Ajukan pertanyaan yang sesuai dengan gambar

Page 130: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

PjBL dengan [email protected]

Membuat kotak tanpa tutup dari selembar karton

Page 131: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Sabtu 4 Juni 2011, ketika penulis bersama

mahasiswa tingkat 3 S1-PGSD FKIP

UHAMKA, muncul sebuah persoalan

“Anggota KMK yang disurvey, diperoleh

data sebanyak 12 orang yang

menggunakan HP dengan kartu telkomsel

dan sebanyak 21 orang yang

menggunakan kartu indosat. Tentukan

banyaknya anggota KMK yang disurvey?”

RME dengan [email protected]

Page 132: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

Berikan penjelasan, dalam hal apa bangun-bangun segitiga

dan segiempat pada geoboard di bawah ini memiliki

kesamaan?

RME dengan [email protected]

Page 133: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

[email protected]

5M dalam pendekatan saintifik dapat berurutan,

beriringan, dan bersamaan

PBL, PjBL, DL, Inquiry, RME, OE, PP dapat

berkolaborasi dengan pendekatan saintifik

Pendekatan saintifik akan lebih kuat dengan

bantuan media benda konkrit, alat peraga dan TIK

Bisa jadi akan mengalami kesulitan untuk

melakukan proses saintifik terhadap materi tertentu

Page 134: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

[email protected]

Dalam menerapkan pendekatan saintifik harus

dimulai dari yang sederhana

Terapkan model pembelajaran Kurikulum 2013

pada mata pelajaran matematika di kelas melalui

PTK, Lesson Studi, dan Supervisi kepsek

Guru bias menerapkan pendekatan saintifik dkk

merupakan sebuah kedigdayaan dan kebanggaan

Page 135: Desain Pembelajaran Matematika dalam Kerangka Pendekatan Saintifik (Wahidin UHAMKA)

L/O/G/O

Terima Kasih

[email protected]

081381353591

Pendidikan Matematika

FKIP UHAMKA