desain operasi penanganan sampah kampus …

11
DESAIN OPERASI PENANGANAN SAMPAH KAMPUS UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK Amirul Mu’minin Djoko M. Hartono, dan Irma Gusniani D. Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI, Depok, 16424, Indonesia [email protected] Abstrak Timbulan sampah UI pada tahun 2012 mencapai 16,65 ton/hari dengan komposisi organik lebih besar dari pada anorganik masing-masing 95,8% dan 4,2% dari total timbulan sampah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jumlah peralatan operasional yang dibutuhkan untuk menangani sampah mulai dari sumber timbulan menuju Unit Pengolahan Sampah Universitas Indonesia yang telah tersedia. Pada pola penanganan di sumber diproyeksikan jumlah kebutuhan peralatan hingga tahun 2022 meliputi pewadahan berupa 4 jenis tong sampah yang berbeda yaitu daya tampung dan lokasi peletakan, alat pengumpul berupa gerobak sebanyak 1 - 6 unit dan pengangkutan berupa mobil pick up dan gerobak motor masing-masing sebanyak 2 - 4 unit dan 4 - 8 unit untuk sampah organik dari gedung dan sampah kantin, serta truk bak terbuka sebanyak 2 unit untuk sampah taman dan jalan. Pemanfaatan sampah organik diolah menjadi kompos, sampah anorganik dijual ke lapak, dan residu dibuang ke TPA Cipayung. Abstract Solid waste generation in Universitas Indonesia reached 16,65 ton/day with the composition of organic waste (95,8% ) was greater than inorganic waste (4,2%) in 2012. The objective of this study is finding the operational tools which is needed to handle the waste from the source to the material recovery facilities (MRF) located inside Universitas Indonesia. In the handling at the source, the the operational tools quantity is projected up to 2022, including 4 kinds of solid waste container which have different capacity and placement location. The collection equipments are 1–6 units of cart and the transportation vehicles such as pick up (2-4 units), motor cart (4-8 units) for the organic waste from building and cafetaria, and 2 trucks for garden and road waste. Composting is the treatment of organic waste. On the other hand, inorganic waste is sold to the waste collector and the residue is disposed to Cipayung landfill. Keywords : Solid waste generation, material recovery facilities, container, the collecting equipment, the transportation vehicles 1. Pendahuluan 1.1 . Latar Belakang Salah satu tempat yang berpotensi produksi sampah yang tinggi dalam suatu kota adalah perguruan tinggi atau kampus. Universitas Indonesia memiliki tujuan utama sebagai green campus dengan beberapa program kerjanya. Pengelolaan sampah merupakan bagian dari pengelolaan lingkungan yang harus didukung karena berkaitan dengan green campus. Sampah yang dihasilkan Universitas Indonesia merupakan kawasan Desain operasi ..., Amirul Muminin, FT UI, 2013

Upload: others

Post on 16-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DESAIN OPERASI PENANGANAN SAMPAH KAMPUS …

DESAIN OPERASI PENANGANAN SAMPAH KAMPUS UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK

Amirul Mu’minin Djoko M. Hartono, dan Irma Gusniani D.

Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI, Depok, 16424, Indonesia

[email protected]

Abstrak

Timbulan sampah UI pada tahun 2012 mencapai 16,65 ton/hari dengan komposisi organik lebih besar dari pada anorganik masing-masing 95,8% dan 4,2% dari total timbulan sampah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jumlah peralatan operasional yang dibutuhkan untuk menangani sampah mulai dari sumber timbulan menuju Unit Pengolahan Sampah Universitas Indonesia yang telah tersedia. Pada pola penanganan di sumber diproyeksikan jumlah kebutuhan peralatan hingga tahun 2022 meliputi pewadahan berupa 4 jenis tong sampah yang berbeda yaitu daya tampung dan lokasi peletakan, alat pengumpul berupa gerobak sebanyak 1 - 6 unit dan pengangkutan berupa mobil pick up dan gerobak motor masing-masing sebanyak 2 - 4 unit dan 4 - 8 unit untuk sampah organik dari gedung dan sampah kantin, serta truk bak terbuka sebanyak 2 unit untuk sampah taman dan jalan. Pemanfaatan sampah organik diolah menjadi kompos, sampah anorganik dijual ke lapak, dan residu dibuang ke TPA Cipayung.

Abstract

Solid waste generation in Universitas Indonesia reached 16,65 ton/day with the composition of organic waste (95,8% ) was greater than inorganic waste (4,2%) in 2012. The objective of this study is finding the operational tools which is needed to handle the waste from the source to the material recovery facilities (MRF) located inside Universitas Indonesia. In the handling at the source, the the operational tools quantity is projected up to 2022, including 4 kinds of solid waste container which have different capacity and placement location. The collection equipments are 1–6 units of cart and the transportation vehicles such as pick up (2-4 units), motor cart (4-8 units) for the organic waste from building and cafetaria, and 2 trucks for garden and road waste. Composting is the treatment of organic waste. On the other hand, inorganic waste is sold to the waste collector and the residue is disposed to Cipayung landfill. Keywords : Solid waste generation, material recovery facilities, container, the collecting equipment, the transportation vehicles 1. Pendahuluan 1.1 . Latar Belakang

Salah satu tempat yang berpotensi produksi sampah yang tinggi dalam suatu kota adalah perguruan tinggi

atau kampus. Universitas Indonesia memiliki tujuan utama sebagai green campus dengan beberapa program kerjanya. Pengelolaan sampah merupakan bagian dari pengelolaan lingkungan yang harus didukung karena berkaitan dengan green campus. Sampah yang dihasilkan Universitas Indonesia merupakan kawasan

Desain operasi ..., Amirul Muminin, FT UI, 2013

Page 2: DESAIN OPERASI PENANGANAN SAMPAH KAMPUS …

kontinuitas produksi sampah setiap harinya karena kegiatan yang dilakukan di dalam kampus lebih banyak menghasilkan sampah melalui konsumsi material yang berlebihan. Beberapa indikator yang dijadikan ukuran kampus memenuhi kriteria green campus, diantaranya efisiensi pengelolaan sampah dalam penyelanggaraan pendidikan dan pengajaran. Tujuan terselanggaranya green campus selain untuk menciptakan kampus kawasan hijau juga sebagai tahap awal sosialisasi menumbuhkan kesadaran. Ketika kesadaran tumbuh dari kampus, maka mudah diterapkan di masyarakat dengan melihat contoh nyata yang ada di kampus. Untuk itu, pemerintah Kota Depok membangun Unit Pengolahan Sampah (UPS) di lahan area kawasan kampus Universitas Indonesia (UI) tepatnya di belakang Politeknik Negeri Jakarta (PNJ). Unit Pengolahan Sampah di Universitas Indonesia ini diharapkan menjadi percontohan pengolahan sampah skala kawasan yakni mulai dari memilah sampah, mengolah, dan memanfaatkan sampah dari sekitar kampus dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil skripsi (Trilina,2010) menyatakan bahwa jumlah timbulan sampah di Universitas Indonesia pada tahun 2010 adalah 9,61 ton/hari. Dari komposisi sampah pada hasil survey tersebut dapat diketahui timbulan sampah untuk dilakukan pengelolaan sampah dengan tepat dan efisien yaitu dengan melakukan observasi dari mulai kegiatan pewadahan, pengumpulan, pemindahan, dan pengelolaan sampah, serta pembuangan akhir. Pewadahan sampah di beberapa fakultas sudah mempunyai tempat sampah yang dibedakan jenis sampah. Kemudian, pengumpulan sampah menggunakan pola komunal dari setiap fakultas memiliki kontainer yang diletakan pada titik tertentu dan dilakukan pemindahan atau pengangkutan dengan menggunakan truk dan dibuang langsung ke TPA Cipayung. Dari sistem pengelolaan sampah yang ada hingga saat ini, pihak kampus bersama pemerintahan Depok berencana melakukan perubahan pradigma pola pengelolaan sampah tersebut yaitu membangun unit pengolahan sampah (UPS) sebagai sarana dalam mengolah sampah di kampus secara mandiri. Sebelum unit pengolahan sampah di UI beroperasi, perlu dilakukan perencanaan konsep pengolahan sampah yang tepat berdasarkan jumlah timbulan dan komposisi sampah yang ada di lingkungan UI. Sehingga, nantinya akan diketahui persentase bobot antara sampah organik, anorganik dan residu. Sampah

organik yang biasanya diolah menjadi pupuk, sampah-sampah anorganik dapat dijual ke agen lain dan residu sebagai sisa sampah yang tidak ada nilainya dapat dibakar atau dibuang di TPA. Usaha pengolahan sampah ini adalah upaya kita sebagai civitas akademika yang peduli terhadap lingkungan dengan mengurangi volume sampah yang membebani TPA dimana bertambahnya sampah disana akan menyebabkan pencemaran tanah, air, maupun udara sebagai vektor penyakit. 1.2. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mendukung hasil yang baik adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui besar timbulan dan komposisi sampah di lingkungan Universitas Indonesia.

2. Mengetahui jumlah peralatan yang dibutuhkan dalam sistem operasional penanganan sampah mulai dari sumber timbulan di setiap fakultas dan fasilitas umum menuju ke UPS UI.

3. Mengetahui pola penanganan sampah di Universitas Indonesia dengan memanfaatkan Unit Pengolahan Sampah yang tersedia

1.3. Manfaat Penelitian Sebagai langkah awal penelitian, kita harus mempunyai manfaat penelitian yang berguna mengarahkan alur hasil kerja yang seharusnya dicapai. Berikut ini adalah manfaat penelitian yang dapat digunakan :

1. Membantu pemerintahan Depok dalam mengurangi volume timbulan sampah di TPA Cipayung.

2. Menciptakan green campus dengan mengolah sampah secara terpadu dan mandiri sebagai percontohan pengolahan sampah skala kawasan bagi masyrakat luar kampus.

2. Metode Penelitian 2.1. Studi Pustaka

Dalam UU No18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.

Desain operasi ..., Amirul Muminin, FT UI, 2013

Page 3: DESAIN OPERASI PENANGANAN SAMPAH KAMPUS …

Salah satu karakeristik fisik dari sampah adalah berat jenis. Berat jenis merupakan berat material per unit volume (satuan lb/ft3, lb/yd3 atau kg/m3). Data ini diperlukan untuk menghitung beban massa dan volume total sampah yang harus dikelola Komponen sampah perkotaan terdiri dari (Tchobanoglous, et. al., 1993):

1. Sampah organik berupa sisa makanan, kertas, karbon, plastik, karet, kain, kulit, dan kayu

2. Sampah anorganik berupa kaca, alumunium, kaleng, logam lain, abu dan debu.

Laju timbulan sampah (Solid Waste Generation and Rates) menunjukkan seberapa besar sampah yang dihasilkan pada lokasi yang ditinjau dalam waktu yang ditentukan. Nilai dari angka laju timbulan sampah sangat penting untuk program pengelolaan sampah oleh Pemerintah dalam memilih peralatan spesifik, mendesain rute pengumpulan dan pengangkutan sampah, pembangunan Material Recovery Facilities dan fasilitas pembuangan. Analisa volume berat (weight volume analysis) yaitu menghitung secara langsung berat volume dari data yang dianalisa dengan menghitung dan mengukurnya di lapangan sehingga didapatkan berat spesifik yang diinginkan dari berbagai bentuk sampah yang ada di lokasi yang diminta. Jumlah sampah harian kemudian digabung dengan perkiraan area yang layanan, dimana data penduduk dan sarana umum terlayani dapat dicari, maka akan diperoleh satuan timbulan sampah per ekuivalensi penduduk. Secara garis besar tata cara pengelolaan sampah secara terpadu meliputi kegiatan pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pembuangan/pengolahan. Berikut ini adalah pola penanganan sampah :

· Pewadahan sampah dapat dibagi dalam individual dan komunal.

· Pengumpulan sampah yaitu cara atau proses pengambilan sampah mulai dari tempat pewadahan sampai ketempat pembuangan sementara.

· Pemindahan terdapat pada pola pengumpulan tak langsung yaitu pengumpulan oleh alat bukan jenis truk. Sampah dari alat pengumpul (gerobak/sejenisnya) harus dipindahkan ke truk pengangkut untuk dibawa ke lokasi pembuangan akhir.

· Pengangkutan sampah secara umum dibagi menjadi dua metode yaitu Hauled Container System (HCS) adalah sistem pengumpulan sampah yang wadah pengumpulannya dapat dipindah-pindah dan ikut dibawa ke tempat pemrosesan akhir dan Stationary Container System (SCS) adalah sistem pengumpulan sampah yang wadah pengumpulannya tidak dibawa berpindah-pindah (tetap).

· Pembuangan akhir merupakan tempat yang disediakan untuk membuang sampah dari semua hasil pengangkutan sampah untuk diolah lebih lanjut.

2.2. Gambaran Umum Lokasi Studi Universitas Indonesia terletak di desa kukusan, kota administrasi Depok, Jawa Barat. Secara geografis, UI terletak pada posisi antara 106o 48, 48’ bujur timur dan 6o23,16’ lintang utara. Batas wilayah kampus UI di Depok, adalah sebagai berikut :

• Sebelah Utara : Kelurahan Srengseng Sawah • Sebelah Selatan : Kelurahan Beji Timur • Sebelah Timur : Kelurahan Pondok Cina dan

Kelurahan Kemiri Muka • Sebelah Barat : Kelurahan Kukusan

Kampus Universitas Indonesia Depok memiliki luas lahan keseluruhan 312 Ha, dimana seluas 75 Ha terletak di wilayah DKI Jakarta sedangkan 237 Ha terletak di wilayah Depok. Berdasarkan alokasi Rencana Tata Ruang Kawasan Kampus tahun 2010 terdapat tempat komponen ekosistem di lingkungan Kampus UI Depok, yaitu:

• Bangunan fisik gedung dan penyangga hijauan lansekap 170 ha.

• Ekosistem Perairan 30 ha. • Kawasan Hutan Kota 100 ha dan • Sarana prasarana penunjang termasuk

penyangga lingkungan 12 ha.

Perpaduan ini juga menuntut agar semua ruangan kuliah yang berada di dalam kampus dikelola oleh Pusat Administrasi UI, pengalihan pengelolaan perlu menjadi kenyataan di akhir dekade ini. Majelis Wali Amanah UI telah menggariskan tiga ranah ilmu yaitu ilmu-ilmu sosial dan humaniora; ilmu-ilmu kesehatan; dan ilmu-ilmu alam dan rekayasa.

Desain operasi ..., Amirul Muminin, FT UI, 2013

Page 4: DESAIN OPERASI PENANGANAN SAMPAH KAMPUS …

Gambar 1. Pembagian Area di Kawasan Selatan

2.3. Pengumpulan Data Data primer yang dibutuhkan adalah jumlah timbulan sampah gedung,kantin, dan taman, serta komposisi dari sampah gedung. Pengambilan data primer dengan melakukan pengukuran timbulan dan komposisi sampah berdasarkan SNI 19-3964-1994 mengenai “metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan”. Pengukuran dilaksanakan di Fakutas Ilmu Politik dan Sosial (FISIP), Fakultas Hukum (FH), Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM, dan Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia (Perpus UI) dengan penentuan jumlah sampel yang telah dihitung dan dilaksanakan selama 8 hari kerja secara berturut-turut pada bulan September hingga Oktober 2012 agar data timbulan atau komposisi sampah dapat akurat dari satu hari dengan yang hari lain. Langkah-langkah pengerjaan pengukuran timbulan adalah sebagai berikut:

1. Membagikan kantong plastik sehari sebelum pengukuran kepada petugas kebersihan yang telah dijelaskan prosedurnya terlebih dahulu yaitu sampah gedung, kantin dan taman.

2. Membawa kantong-kantong plastik yang sudah terkumpul sesuai dengan sumber sampah dari masing-masing titik sampling untuk dibawa ke tempat pengukuran.

3. Mempersiapkan peralatan pengukuran dan untuk langkah awal adalah menimbang berat kosong kotak kayu dan berat sampah yang ada di dalam kantong plastik yaitu sampah gedung, kantin dan taman, serta mencatatnya.

4. Mengambil dan menuangkan contoh sampah dari sampah gedung ke dalam kotak kayu, kemudian menghentakkan 3 kali dengan mengangkat kotak setinggi + 20 cm, lalu menjatuhkannnya ke tanah untuk mendapatkan densitas yang standar.

5. Menghitung dan mencatat berat serta penyusutan volume contoh sampah yang ada di dalam kotak.

6. Menuangkan dan memilah sampah dari kotak tersebut berdasarkan komponen komposisi yang telah ditentukan.

7. Menimbang dan mencatat berat masing-masing komponen komposisi sampah.

Selanjutnya, dilakukan pengukuran komposisi sampah dengan memilah sampah sesuai dengan jenis yang ditentukan peneliti. Langkah pengukuran komposisi adalah sebagai berikut:

1. Sampel sampah dipilah berdasarkan komponen komposisi sampah yaitu sampah basah (sampah organik) dan sampah kering (kertas, plastik, kaca, logam, styrofoam, sampah elektronik, dan sampah lain).

2. Menimbang dan mencatat masing-masing berat komponen komposisi sampah dengan menggunakan timbangan.

Pengumpulan data sekunder diperoleh melalui studi literatur, wawancara, dan data dari penelitian sebelumnya guna mendapatkan data pendukung sebagai pelengkap data primer. Data sekunder yang diperlukan antara lain :

- Data sekunder mengenai data geografis, data kependudukan (demografi) yakni jumlah

Desain operasi ..., Amirul Muminin, FT UI, 2013

Page 5: DESAIN OPERASI PENANGANAN SAMPAH KAMPUS …

mahasiswa, dosen dan karyawan, fasilitas dan prasarana umum yang ada, serta rencana pengembangan tata guna lahan.

- Data eksisting dari sistem pengolahan sampah yaitu mengenai teknik operasional seperti sistem pewadahan, pengumpulan, dan pengangkutan sampah, serta tingkat pelayanan eksisting di setiap fakultas dan fasilitas umum di kawasan kampus UI yaitu dengan melakukan survey dan wawancara kepada pekerja.

- Pengukuran timbulan dan komposisi sampah gedung di fakultas dan fasilitas umum yang berada di kampus UI juga telah dilakukan penelitian pada tahun 2010 dan 2011.

Pada tahun 2010 dilakukan pengukuran oleh Santi Trilina di FT, FE, Fasilkom, Pusgiwa, dan Rektorat. Pada tahun 2011 dilakukan pengukuran oleh Agnes Elita Anne di Fasilkom, FIB, FIK, FMIPA, serta Asrama. Data tersebut digunakan sebagai acuan atau keakuratan data penelitian terhadap hasil penelitian terdahulu. Data yang digunakan dari penelitian tahun 2010 dan tahun 2011 adalah :

• Timbulan Sampah Gedung. • Komposisi Sampah Gedung. • Laju Timbulan Sampah Gedung, Kantin, dan

Taman.

3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Hasil Pengukuran Timbulan dan Komposisi

Pengukuran timbulan dan komposisi sampah dilakukan selama 8 hari kerja secara berturut-turut mulai hari Senin sampai dengan Jumat, kecuali sampah pada hari Sabtu dan Minggu. Pengukuran sampah gedung dilakukan pada waktu pagi hari dengan membagikan Trash bag sehari sebelum pengukuran kepada petugas kebersihan setempat. Sehingga sampah terkumpul selama satu hari penuh dari pagi sampai sore hari. Sampah gedung berasal dari sampah yang berada di kelas, ruangan kantor atau administrasi, corridor, lobby, selasar dan kamar mandi. Sampah kantin dari sampah aktivitas kantin, sedangkan sampah taman berasal dari dedaunan yang berguguran, sisa potongan rumpt dan ranting pohon yang ada di taman. Berikut ini adalah hasil pengukuran timbulan sampah gedung, kantin dan taman dalam satuan kg :

Tabel 1 Data Timbulan Sampah Gedung

Fakultas Massa Sampah (kg)

1 (Senin)

2 (Selasa)

3 (Rabu)

4 (Kamis)

5 (Jumat)

6 (Senin)

7 (Selasa)

8 (Rabu)

FISIP 58,6 54,1 46 17,6 18,6 47,3 53 49,6 FH 37,1 16,6 45,2 20,8 20,8 34,6 36,6 36,8 FKM 36 13,1 14,9 10,6 19,9 28,4 22,4 21,8 Perpus UI 25 20,8 56 22,6 19,4 13,1 16,9 17

Tabel 2 Data Timbulan Sampah Kantin

Fakultas Massa Sampah (kg)

1 (Senin)

2 (Selasa)

3 (Rabu)

4 (Kamis)

5 (Jumat)

6 (Senin)

7 (Selasa)

8 (Rabu)

FISIP 30,4 17 26,6 34,8 7,7 62,4 37,2 16,6 FH 37,85 29,4 9,6 22,4 8 7,8 21,8 8,8 FKM 11,8 23,8 10,2 16,4 29 20,4 34,4 30,4 Perpus UI 27,6 11,2 24 30 32,6 26,7 14,6 22,6

Tabel 3 Data Timbulan Sampah Taman

Fakultas Massa Sampah (kg)

1 (Senin)

2 (Selasa)

3 (Rabu)

4 (Kamis)

5 (Jumat)

6 (Senin)

7 (Selasa)

8 (Rabu)

FISIP 32,2 22,2 12,4 9,8 12,3 13,8 12,6 13 FH 33,6 10,4 11,4 5,6 6,4 6 15,6 8 FKM 21,2 25,4 13,4 26 53,4 17,4 27,7 36 Perpus UI 28,6 5,8 6,8 14,2 5,8 35 15,2 28,6

Berdasarkan Tabel 1 dari empat lokasi penelitian terdapat perbedaan angka timbulan setiap harinya. Pengukuran timbulan sampah gedung hingga hari ke-8 yang menunjukan timbulan terbesar di FISIP yaitu rata-rata timbulan 43,10 kg/hari dibandingkan dengan timbulan rata-rata lokasi penelitian lainnya hanya sekitar 20,89 - 29,75 kg/hari. Perbedaan timbulan sampah gedung dari empat lokasi penelitian tersebut karena dipengaruhi faktor dari jumlah orang dan luas bangunan. Pada penelitian tahun 2012 ini jumlah orang dan luas bangunan terbesar ada di FISIP dibandingkan dengan FKM dan FH dalam kriteria gedung perkuliahan, maka timbulan sampahnya pun besar setiap harinya. Timbulan sampah kantin terbesar adalah kantin di FISIP sebesar 29,9 kg . Hal itu karena jumlah kantin FISIP lebih banyak dan jenis makanan yang dijual pun mempengaruhi timbulan sampah yang ada. Sedangkan untuk fasilitas umum seperti Perpus UI memiliki kantin yang jumlahnya sedikit dan makanan yang dijual merupakan makanan ringan. Timbulan sampah taman terbesar adalah taman di FKM sebesar 27,6 kg. Hal ini karena luas taman di FKM lebih besar dengan jumlah pohon yang tersebar di taman juga banyak. Taman yang ada di FKM sangat rimbun, sehingga menyebabkan kondisi lembab.

Desain operasi ..., Amirul Muminin, FT UI, 2013

Page 6: DESAIN OPERASI PENANGANAN SAMPAH KAMPUS …

Gambar 2. Persentase Komposisi Sampah Gedung

Pada Gambar 2. komponen yang memiliki jumlah terbanyak adalah sampah kertas sebesar 36,2%. Hal ini disebabkan kertas masih sering dipergunakan sebagai dokumentasi atau record dari laporan kegiatan secara bukti tertulis baik perkuliahan maupun perkantoran di setiap fakultas. Komponen sampah yang terendah adalah logam yakni sebesar 0,3 % yang jarang dijumpai. Logam yang ada yang ditemui adalah logam sisa potongan atau lempengan besi. Adapun perbandingan laju timbulan sampah antara penelitian sebelumnya dan penelitian saat ini yaitu timbulan sampah setiap orang untuk sampah gedung, timbulan sampah kantin setiap unit/warung, dan timbulan sampah taman setiap hektar (Ha) dalam 1 hari sebagai berikut :

Tabel 4. Laju Timbulan Sampah Gedung

Tabel 5. Laju Timbulan Sampah Kantin

Tabel 6. Laju Timbulan Sampah Taman

Pada Tabel 4. menunjukkan laju timbulan sampah gedung per orang per hari dalam satuan dalam satuan

berat mempunyai nilai lebih kecil sebesar 0,0182 kg/orang/hari dibandingkan dua penelitian terdahulu. Hal itu disebabkan oleh perbedaan asumsi kehadiran dari setiap penelitian., waktu penelitian dan bidang keilmuan berupa karekteristik fakultas. Pada tahun 2012 angka laju timbulan sampah kantin relatif lebih kecil yakni 23,25 kg/unit/hari karena salah satu pengukuran berada di Perpustakaan Pusat UI meski jumlah timbulan sampah gedung besar karena makanan yang dijual termasuk makanan dan minuman ringan. Pada Tabel 6. terlihat bahwa angka timbulan sampah taman terbesar adalah pada pengukuran di tahun 2012 sebesar 267 kg/Ha/hari disebabkan adanya penambahan fakultas Vokasi dan Perpustakaan Pusat UI. Proyeksi jumlah timbulan total sampah gedung, kantin, dan taman dari seluruh fakultas dan fasilitas umum di Kampus UI, Depok pada proyeksi jangka menengah 10 tahun mendatang sebagai berikut :

Tabel 7. Proyeksi Timbulan Sampah Gedung

Tahun 2012 2017 2022

Jumlah Orang 45.654 73.697 95.108

Laju Pertumbuhan 0,45

kg/hari 828,74 1.337,79 1.726,46

m3/hari 16,38 26,37 34,04

Tabel 8. Proyeksi Timbulan Sampah Kantin

Tahun 2012 2017 2022 Jumlah Kantin 18 21 27

kg/hari 418,53 488,28 627,79

m3/hari 3,78 4,41 5,67

Tabel 9. Proyeksi Timbulan Sampah Taman

Tahun 2012 2017 2022 Luas taman (Ha) 54,01 55,15 56,18

kg/hari 14.436,42 14.741,14 15.017,32

m3/hari 269,48 275,17 280,32

Proyeksi timbulan sampah gedung perkuliahan dan perkantoran di setiap fakultas maupun faslitas umum secara keseluruhan pada tahun 2012 menunjukkan timbulan sampah yaitu sekitar dalam satuan 16,38 m3/hari untuk skala kawasan atau kampus dan

Desain operasi ..., Amirul Muminin, FT UI, 2013

Page 7: DESAIN OPERASI PENANGANAN SAMPAH KAMPUS …

meningkat seiring dengan laju pertambahan jumlah mahasiswa, dosen, dan karyawan setiap tahunnya Penambahan jumlah gedung merupakan faktor dari besarnya timbulan sampah kantin dan taman. Pada tahun 2012 adanya penambahan 1 bangunan perkuliahan atau fasilitas umum mempunyai 1 kantin yaitu di Vokasi dan Perpustakaan Pusat UI. Kemudian tahun berikutnya yakni 2017 diasumsikan akan ada dua bagunan baru yaitu bangunan Ranah Ilmu Kesehatan (FK,FKG) dan Art and Culture Center, dan gedung Integrity Laboratory Research Center (ILRC) sedangkan pada periode proyeksi tahun 2022 akan bertambah jumlah bangunan dengan pembangunan beberapa fasilitas penunjang dan penambahan gedung perkuliahan masing-masing gedung Integrity Faculty Club (IFC), Rumah Sakit (Public Hospital), Kelas Internasional UI, gedung Staff Quarter, Town House dan UI Student Housing. 3.2. Penanganan Sampah Di Sumber

Pola penanganan sampah Kampus UI adalah pemilahan dari sumber sampai dengan UPS UI diperlukan ikut serta antara pihak fakultas dan fasilitas umum terutama dengan koordinator petugas kebersihan mengenai sistem operasional penanganan sampah yang harus dibedakan jenis sampah antara organik dan anorganik mulai dari pewadahan, pengumpulan hingga pengangkutan ke UPS UI. Pewadahan merupakan tahap awal dari penanganan sampah dengan cara menampung sementara sampah dari sumber sebelum ke tahap selanjutnya. Hal yang perlu diperhatikan pada tahap pewadahan ini adalah jenis sarana pewadahan yang digunakan sesuai proyeksi, lokasi penempatan sarana pewadahan, keindahan dan kesehatan lingkungan. Proyeksi kebutuhan pewadahan yang diusulkan terdapat tiga jenis tong sampah berdasarkan kapasitas daya tampung yaitu 10, 20, 50 dan 120 liter.

• Tong sampah 10 liter diletakkan di ruang kuliah dan kantor;

• Tong sampah 20 liter diletakkan di lorong-lorong tiap lantai gedung;

• Tong sampah 50 liter diletakkan di corridor, selasar, dan lobby;

• Tong sampah 120 liter diletakkan di kantin.

Proyeksi jumlah tong sampah dengan kapasitas 10, 20, 50 dan 120 liter yang dibutuhkan untuk sampah gedung

dan kantin di fakultas maupun fasilitas umum, kecuali FK dan FKG diasumsikan belum berpindah ke Kampus UI, Depok pada Tabel 10. dan Tabel 11. Pengumpulan sampah dilakukan dengan cara pengambilan sampah mulai dari tempat pewadahan atau tong sampah dari sumber sampai ke tempat pembuangan sementara (TPS). TPS yang digunakan adalah kontainer dengan ukuran 6 m3 atau 6000 liter yang terletak di belakang setiap fakultas dan fasilitas umum. Proses pengumpulan dilakukan oleh petugas kebersihan yang bertugas mengumpulkan sampah di tong sampah yang berada di setiap ruang kuliah, kantor, maupun yang ada di luar gedung untuk diangkut dengan gerobak dorong berkapasitas 1 m3 atau 1000 liter setiap pagi hari. Proyeksi jumlah gerobak dorong dan kontainer minimum yang dibutuhkan fakultas dan fasilitas umum untuk mengumpulkan seluruh sampah gedung dan kantin hingga tahun 2022 , dapat dilihat pada Tabel 12. Salah satu kendala dalam pengelolaan sampah di area Kampus UI adalah sampah warga yang dibuang di sekitar kampus. . Daerah yang biasa terlihat adanya sampah yang dibuang sembarangan dan melakukan aktivitas pemusnahan sampah dengan cara dibakar yaitu perbatasan antara kampus dengan perkampungan Kukusan Teknik dan Kukusan Kelurahan. Proyeksi volume timbulan sampah Kelurahan Kukusan, Beji sebesar 783,16 m3/hari. Penanganannya dengan menyediakan TPS tipe III berupa pasangan batu bata ukuran 10 m3. Pembangunan Unit Pengolahan Sampah (UPS) di kampus UI merupakan solusi penanganan sampah kampus yang pada awalnya hanya diangkut dan dibuang dengan arm roll truck ke TPA Cipayung tanpa diolah terlebih dahulu. Diharapkan pengangkutan sampah dari kontainer diganti dengan pengangkutan dengan menggunakan mobil pick up berkapasitas 4 m3 dan gerobak motor berkapasitas 1,5 m3, truk bak terbuka berkapasitas 4,2 m3 dan arm roll truck berkapasitas 6 m3 karena jarak tempuh ke UPS sangat dekat agar menekan biaya operasional. Oleh karena itu, dapat direncanakan jumlah armada pengangkut yang dibutuhkan dalam pengangkutan untuk mencegah penumpukan sampah di kontainer. Pengangkutan sampah organik dari gedung dan sampah kantin akan diangkut dengan pick up dan sampah jenis anorganik yang biasanya tercampur dengan residu diangkut dengan gerobak motor. Sedangkan pengangkutan

Desain operasi ..., Amirul Muminin, FT UI, 2013

Page 8: DESAIN OPERASI PENANGANAN SAMPAH KAMPUS …

sampah taman dan jalan menggunakan truk bak terbuka. Proyeksi kebutuhan jumlah armada pengangkutan hingga tahun 2022 dapat dilihat pada Tabel 13., Tabel 14, dan Tabel 15. Pola pengangkutan yang diusulkan menggunakan Stationary Container System (SCS) adalah sistem pengumpulan sampah dengan wadah pengumpulan atau kontainer tetap dengan rute pengangkutan sebagai berikut :

• Rute 1 : FPsi → FISIP→ Perpus UI→ FASILKOM→ FIB→ Asrama→ FIK→ VOKASI • Rute 2 :

PAU → FKM → FK → FKG → FH → FE → FT → FMIPA

Tabel 10. Proyeksi Kebutuhan Tong Sampah Gedung

Tabel 11. Proyeksi Kebutuhan Tong Sampah Kantin

2012 2017 2022 2012 2017 2022 2012 2017 2022FK - 127 164 - 50 64 - 11 15FKG - 23 30 - 9 12 - 2 3FMIPA 60 85 110 23 33 43 5 8 10FT 85 120 154 33 46 60 8 11 14FISIP 108 153 197 42 59 77 10 14 17FH 55 78 101 21 30 39 5 7 9FKM 51 72 93 20 28 36 5 6 8Perpus UI 10 14 18 4 6 7 1 1 2FE 118 167 216 46 65 84 11 15 19FIB 78 110 142 30 43 55 7 10 13Fpsi 27 38 49 10 15 19 2 3 4FASILKOM 25 36 46 10 14 18 2 3 4FIK 22 31 40 9 12 16 2 3 4VOKASI 59 83 107 23 32 42 5 7 10PAU 13 18 23 5 7 9 1 2 2Asrama 23 32 41 9 12 16 2 3 4

Tong Sampah (buah)Fakultas 50 liter20 liter10 liter

2012 2017 2022FK - 22 28FKG - 4 5FMIPA 10 15 19FT 14 20 26FISIP 18 26 34FH 9 13 17FKM 9 12 16Perpus UI 2 2 3FE 20 29 37FIB 13 19 24Fpsi 5 6 8FASILKOM 4 6 8FIK 4 5 7VOKASI 10 14 18PAU 2 3 4Asrama 4 5 7

Tong Sampah(buah)120 literFakultas

Desain operasi ..., Amirul Muminin, FT UI, 2013

Page 9: DESAIN OPERASI PENANGANAN SAMPAH KAMPUS …

Tabel 12. Proyeksi Kebutuhan Gerobak Dorong dan Kontainer

Fakultas Gerobak Gedung

(buah) Gerobak Kantin

(buah) Kontainer

(buah)

2012 2017 2022 2012 2012 2022 2012 2017 2022 FK - 2 3 - 4 5 - 0,9 1,2 FKG - 1 1 - 1 1 - 0,2 0,2 FMIPA 1 2 2 2 3 3 0,4 0,6 0,8 FT 2 2 3 3 4 5 0,6 0,9 1,1 FISIP 2 3 4 3 5 6 0,8 1,1 1,4 FH 1 1 2 2 2 3 0,4 0,6 0,7 FKM 1 1 2 2 2 3 0,4 0,5 0,7 Perpus UI 1 1 1 1 1 1 0,1 0,1 0,1 FE 2 3 4 4 5 6 0,8 1,2 1,5 FIB 1 2 3 2 3 4 0,6 0,8 1 Fpsi 1 1 1 1 1 1 0,2 0,3 0,3 FASILKOM 1 1 1 1 1 1 0,2 0,3 0,3 FIK 1 1 1 1 1 1 0,2 0,2 0,3 VOKASI 1 2 2 2 2 3 0,4 0,6 0,8 PAU 1 1 1 1 1 1 0,1 0,1 0,2 Asrama 1 1 1 1 1 1 0,2 0,2 0,3

Tabel 13. Rekapitulasi Jumlah Kendaraan Berdasarkan Rute Pengangkutan

Kendaraan 2012 2017 2022 Rute 1 Rute 2 Rute 1 Rute 2 Rute 1 Rute 2

Pickup 1 1 1 2 2 2 Gerobak motor 2 2 3 3 4 4

Tabel 14. Kebutuhan Truk Pengangkut Sampah Taman

Tahun 2012 2017 2022 Jumlah gedung 14 18 24 liter/hari 4.788 6.156 8.208 Truk (buah) 1 1 2

Tabel 15. Kebutuhan Truk Pengangkut Sampah Jalan

Tahun Produksi Jumlah

Truk

(L/hari) (unit) 2011 31.920

2

2012 33.281,2 2014 33.281,2 2019 35.898,6 2024 35.898,6

3.3. Penanganan Sampah Kampus di UPS Pada tahap pemilahan sampah di UPS seharusnya sudah terpilah dan memudahkan pekerja karena pada perencanaan pemilahan di sumber sampah sudah dihitung proyeksi jumlah kebutuhan tong sampah, kontainer, hingga alat pengumpul yaitu gerobak dorong, gerobak motor, dan mobil pick up dengan membedakan jenis antara organik dan anorganik. Kapasitas produksi UPS UI dalam satu hari kerja sekitar 2 - 3 kontainer atau sekitar 12 – 18 m3 dengan mesin pencacah (shredding) mengkonsumsi bahan bakar solar sebanyak + 10 liter. Sampah organik yang sudah terkumpul dan diangkut akan dimanfaatkan menjadi kompos dengan sistem windrow. Volume per hari sampah organik yang digunakan untuk kompos sekitar 1,41 m3/hari dari 2 kontainer dengan volume 12 m3, diperoyeksikan :

Desain operasi ..., Amirul Muminin, FT UI, 2013

Page 10: DESAIN OPERASI PENANGANAN SAMPAH KAMPUS …

Tabel 16. Proyeksi Kebutuhan Bak Kompos

Tahun Organik Eksisting Usulan m3/hari Bak / 2 hari

2012 18,39 7 4 2017 29,68 11 6 2022 38,31 14 8

Komponen sampah anorganik yang terpilah dan berpotensi untuk daur ulang di dalam sampah gedung terdiri dari kertas, plastik, logam, kaca, dan sampah elektronik. Kertas dibedakan putihan (office paper), kardus, koran/majalah, dan tetrapack, sedangkan plastik terpilah menjadi kresek, gelas plastik, botol plastik, dan emberan. Berikut ini adalah proyeksi potensi sampah anorganik yang dapat didaur ulang dengan asumsi belum dipilah di sumber atau dijual ke lapak oleh pemulung atau petugas secara individu :

Tabel 17. Proyeksi Potensi Sampah Anorganik

Komponen Komposisi (%)

Potensi (kg/hari) 2012 2017 2022

Office Paper 12 356 403.4 450.7 Kardus 14 421.8 477.8 533.9 Koran/Majalah 2 46.1 52.2 58.3 Tetra Pack 3 83.2 94.2 105.3 kresek 10 308.5 349.5 390.6 Gelas Plastik 2 70.2 79.5 88.9 Botol Plastik 5 156.1 176.8 197.6 Emberan 2 44.6 50.6 56.5 Logam 0,3 7.4 8.4 9.4 Kaca 2 69.9 79.1 88.4 Elektronik 1 36.2 41 45.8

Pada perencanaan operasional untuk pemanfaatan sampah anorganik di UPS adalah diharapkan para pemulung atau petugas kebersihan yang terbiasa mengumpulkan sampah anorganik yang dapat didaur ulang kembali agar bekerjasama dengan menjualnya sampah yang terkumpul secara individu tersebut ke pihak UPS UI untuk dijual ke lapak-lapak terdekat di Kota Depok dengan harga yang terjangkau atau tidak merugikan kedua belah pihak sesuai dengan harga pasaran di masyarakat dan pengurangan sampah anorganik dapat dilakukan menerapkan konsep 3R (reduce, reuse,dan recycle).

Residu merupakan jenis sampah anorganik secara ekonomis sudah tidak memiliki nilai tetapi dapat digunakan kembali. Residu yang terpilah terdiri dari kain, styrofoam, tissue, kayu, plastik kemasan, dan kertas pembungkus makanan. Pada pengukuran komposisi sampah gedung pada tahun 2012 menghasilkan residu sekitar 26%. Berikut ini adalah proyeksi jumlah komponen residu yang akan dibuang ke TPA :

Tabel 18. Proyeksi Komponen Residu

Komponen Komposisi (%)

Timbulan (kg/hari) 2012 2017 2022

Pembungkus 2 15,23 17,26 19,28 Tissue 10 76,16 86,28 96,41 Kemasan 3 22,85 25,88 28,92 Kain 0,8 6,09 6,90 7,71 Styrofoam 4 30,46 34,51 38,56 Kayu 0,3 2,28 2,59 2,89 Lain-lain 6 45,70 51,77 57,84

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan lokasi penelitian di FISIP, FH, FKM, dan Perpus UI pada tahun 2012, dapat disimpulkan :

1. Besar total timbulan sampah di Kampus UI, Depok adalah 16,65 ton/hari, terdiri dari sampah gedung, kantin, dan taman. Total timbulan sampah organik sebesar 95,8%, sedangkan total timbulan sampah anorganik dan residu sebesar 4,2%.

2. Jumlah peralatan yang dibutuhkan dalam operasional penanganan sampah di setiap fakultas dan fasilitas umum, mulai dari sumber timbulan hingga menuju UPS berdasarkan proyeksi timbulan sampah hingga tahun 2022 meliputi pewadahan dengan tiga jenis tong sampah yang berbeda kapasitas daya tampung dan peletakan lokasi, pengumpulan berupa gerobak dorong dan kontainer masing-masing sebanyak 1 - 6 gerobak dan 1 - 2 kontainer, serta pengangkutan berupa mobil pick up sebanyak 2 - 4 unit, gerobak motor dibutuhkan 4 - 8 unit dan truk terbuka sebanyak 2 unit.

3. Penanganan sampah di UPS UI terbagi menjadi tiga jenis sampah yaitu organik menjadi kompos, anorganik dijual ke lapak, dan residu dibuang ke TPA Cipayung.

Desain operasi ..., Amirul Muminin, FT UI, 2013

Page 11: DESAIN OPERASI PENANGANAN SAMPAH KAMPUS …

Daftar Acuan Anne, Agnes Elita. (2011). Studi Timbulan dan

Komposisi Sampah Sebagai Dasar Desain Sistem Pengumpulan Sampah Di Kawasan Kampus Univeritas Indonesia (Studi Kasus : 4 Fakultas Dan 1 Fasilitas Di Kampus Universitas Indonesia). Skripsi. Program Program Sarjana Teknik Lingkungan Universitas Indonesia, Depok.

Artiningsih, Ni Komang A. (2008). Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Studi Kasus Di Sampangan Dan Jomblang, Kota Semarang). Tesis. Program Magister Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang.

Bestar, Niknik. (2012). Analisis Emisis Pencemar Udara Akibat Pembakaran Terbuka sampah Rumah Tangga di Kota Depok. Skripsi. Program Program Sarjana Teknik Lingkungan Universitas Indonesia, Depok.

Damanhuri, Enri & Tri Padmi.(2010). Diktat kuliah TL-3104 pengelolaan sampah. Program Studi Teknik Lingkungan, FSTL, ITB. Bandung.

Faramita, Nadia. (2007). Analisis Aliran Material Sampah Berpotensi Daur Ulang Di Kota Bandung. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Peraturan Kementerian Pekerjaan Umum,. (2006). Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP). No. 21/PRT/M/2006

Kusuma, M. Angga. (2010). Pengaruh penambahan Bio-Aktivator Terhadap Pengomposan Sampah Organik. Skripsi. Program Program Sarjana Teknik Lingkungan Universitas Indonesia, Depok.

Laporan Akhir Panduan Perencanaan Dan Pengembangan Lingkungan UI.(2008). Direktorat Fasilitas dan Prasarana Umum Universitas Indonesia.

Laporan Penyusunan Rencana Induk Persampahan (PAKET 4). Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA), Depok. Desember,2008.

Mirwan, Mohammad. (2008). Optimasi Pengelolaan Sampah Di Kampus Upn “Veteran” Jawa Timur.Jurnal Rekayasa Perencanaan,Vol. 4 No.2 tahun 2008.

Rubbyatna, Andre. (2009). Kajian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi Transfer Depo sampah (TDS) Di Kota Slawi Kabupaten Tegal. Tesis. Program Studi Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota. Semarang.

SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Sampah Perkotaan. SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan

Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan.

SNI 19-3983-1995 tentang Spesifikasi Timbulan Sampah Untuk Kota Kecil Dan Kota Sedang Di Indonesia.

Sharadvita, Aristiati Ratna. (2012). Potensi dan Alur Perjalanan Material daur Ulang Sampah di Unit Pengolahan Sampah Kampung sasak, Limo, Depok. Skripsi. Program Program Sarjana Teknik Lingkungan Universitas Indonesia, Depok.

Sulistyawati, Endah. (2007). Pengaruh agen Dekomposer Terhadapt Kualitas Hasil Pengomposan Sampah Organik Rumah Tangga. Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung.

Sulistyorini, Lilis. (2005). Pengelolaan Sampah Dengan Cara Menjadiknnya Kompos. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol. 2, No.1 Edisi Juli. Surabaya.

Tchobanoglus, George, Frank Keith, Handbook Of Solid Waste Management Second Edition. New York : Mc Graw Hill. Page. 12.1

Tchobanoglous, G. theisen, H., & Vigil, S.A. (1993). Integrated solid waste management engineering principles and management issues. Singapore: Mc Graw Hill.

Trilina,Santi. (2010). Studi Timbulan dan Komposisi Sampah Sebagai Dasar Usulan Desain Unit Pengolahan Sampah (UPS) Di Universitas Indonesia Depok.Skripsi. Program Sarjana Teknik Lingkungan Universitas Indonesia, Depok.

Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Raharjo, S., Ruslinda, Y., & Aziz R. (2012). Studi Timbulan, Komposisi, dan Potensi Daur Ulang Sampah Kampus Universitas Andalas Limau Manis. Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan.

Desain operasi ..., Amirul Muminin, FT UI, 2013