(jurnal)analisis penanganan sampah di objek wisata pantai pangandaran kabupaten ciamis

33
ANALISIS PENANGANAN SAMPAH DI OBJEK WISATA PANTAI PANGANDARAN KECAMATAN PANGANDARAN KABUPATEN CIAMIS ABSTRAK Sampah adalah limbah yang dihasilkan oleh manusia dalam preses kehidupannya. Manusia dan lingkungan hidup saling berdampingan, ketika lingkungan dikotori dan dipenuhi oleh sampah maka keseimbangan lingkungan akan terganggu sehingga menjadi tidak stabil. Masalah sampah adalah masalah kita bersama yang harus ditangani dan dikelola dengan baik agar bisa menghasilkan solusi yang bermanfaat bagi semua pihak. Untuk itu kesadaran diri dan partisipasi masyarakat sangatlah dibutuhkan untuk terciptanya proses penanggulangan atau penanganan masalah sampah dilingkungan tempat hidup manusia. Kata kunci : Sampah, Penanganan, Masyarakat A. PENDAHULUAN Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling terkait antar satu dengan yang lainnya. Manusia membutuhkan lingkungan yang baik agar dapat melaksanakan aktivitasnya, sebaliknya kondisi lingkungan yang baik tergantung pada aktivitas manusia terhadap lingkungannya. Lingkungan yang tidak nyaman yang disebabkan karena sampah membuat manusia atau 1

Upload: egi-refan

Post on 22-Oct-2015

1.145 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: (Jurnal)Analisis Penanganan Sampah Di Objek Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis

ANALISIS PENANGANAN SAMPAHDI OBJEK WISATA PANTAI PANGANDARAN

KECAMATAN PANGANDARAN KABUPATEN CIAMIS

ABSTRAK

Sampah adalah limbah yang dihasilkan oleh manusia dalam preses kehidupannya. Manusia dan lingkungan hidup saling berdampingan, ketika lingkungan dikotori dan dipenuhi oleh sampah maka keseimbangan lingkungan akan terganggu sehingga menjadi tidak stabil. Masalah sampah adalah masalah kita bersama yang harus ditangani dan dikelola dengan baik agar bisa menghasilkan solusi yang bermanfaat bagi semua pihak. Untuk itu kesadaran diri dan partisipasi masyarakat sangatlah dibutuhkan untuk terciptanya proses penanggulangan atau penanganan masalah sampah dilingkungan tempat hidup manusia.

Kata kunci :Sampah, Penanganan, Masyarakat

A. PENDAHULUAN

Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan dan saling terkait antar satu dengan yang lainnya. Manusia

membutuhkan lingkungan yang baik agar dapat melaksanakan aktivitasnya,

sebaliknya kondisi lingkungan yang baik tergantung pada aktivitas manusia

terhadap lingkungannya. Lingkungan yang tidak nyaman yang disebabkan

karena sampah membuat manusia atau masyarakat merasa sangat tidak

nyaman. Sementara itu di dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008

Tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari-

hari manusia atau proses alam, yang berbentuk padat atau semi padat berupa

zat organik maupun zat anorganik, bersifat dapat terurai yang dianggap sudah

tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan. Sampah adalah kata yang

1

Page 2: (Jurnal)Analisis Penanganan Sampah Di Objek Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis

selalu di jauhi oleh setiap manusia, kata sampah sering di identikan dengan

sesuatu yang berbau, barang bekas, limbah dan sebagainya.

Namun kebanyakan masyarakat pada umumnya tidak pernah memikirkan

dampak negatif dari timbulnya sampah atau limbah tersebut, baik limbah

industri maupun limbah rumah tangga. Apalagi di objek wisata Pantai

Pangandaran jenis persampahan di dominasi dari sampah restauran, sampah

hotel dan sampah rumah tangga. Tidak heran jikan penanganannya terlambat

makan sampah akan mudah menggunduk dan semakin menggunung di tempat

penampungan sementara (TPS) sebelum di buang ke tempat pembuangan

akhir (TPA). Pantas saja sampai saat ini sampah masih menjadi topik hangat

pembahasan atau pembicaran masyarakat banyak, karena masih menjadi

masalah yang belum terpecahkan. Sampah tidak hanya menjadi masalah di

kota-kota besar namun pada pedesaananpun sampah kini telah menjadi

masalah yang harus dipikirkan dan ditangani secara serius.

Permasalah yang timbul pada umumnya yang pertama adalah terletak

pada permasalahan tempat pembuangan akhir yang sudah tidak bisa lagi

menampung volume sampah dan permasalahan kedua adalah ketika sampah

menumpuk selama lebih dari satu atau dua hari maka akan menimbulkan bau

yang tidak sedap, itu disebabkan karena umunya pengumpulan sampah

dilakukan secara tercampur melainkan tidak adanya pemisah antara sampah

organik dan sampah non organik. Sampah organik berasal dari mahluk hidup

yang dapat terdegradasi atau dalam istilah lain dapat diuraikan, misalnya :

sayuran, makanan manusia, buah-buahan dan lain-lain yang dapat membusuk

2

Page 3: (Jurnal)Analisis Penanganan Sampah Di Objek Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis

dan dapat di uraikan oleh tanah. sedangkan sampah non organik adalah

sampah yang tidak dapat terdegradasi misalnya: plastik, kaleng, kaca dan

lain-lain. Selain sampah organik dan sampah non organik terdapat juga yang

disebut sampah berbahaya misalnya: baterai, jarum suntik, dan lain-lain.

Volume sampah yang dihasilkan tergantung dari pola konsumsi suatu

masyarakat dalam suatu wilayah.

Semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat tersebut maka semakin

tinggi pula volume sampah yang dihasilkan. Tetap pada umumnya sebagian

besar sampah yang dihasilkan adalah jenis sampah organik (sampah basah)

yaitu mencakup 60-70% dari total volume sampah (Kementrian lingkungan

hidup, 2008).

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, pemasalahan

utama dalam tulisan ini adalah bagaimana penanganan sampah di objek

wisata Pantai Pangandaran Kecamatan Pangandaran ?

B. PEMBAHASAN

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

adalah merupakan salah satu landasan yuridis bagi pemberian Otonomi kepada

daerah di Indonesia. Dalam undang-undang itu dirumuskan bahwa dalam

rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Undang-

Undang Dasar Tahun 1945, kepada pemerintahan daerah diberi wewenang

untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut azas

otonomi dan tugas pembantuan yang diarahkan untuk mempercepat

3

Page 4: (Jurnal)Analisis Penanganan Sampah Di Objek Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis

terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,

pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing

daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan,

keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Otonomi Daerah diartikan sebagai penyerahan

kewenangan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dalam

penyelenggaraan pengelolaan pemerintahan dan perencanaan pembangunan.

Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis melaui Dinas Cipta Karya

kebersihan dan Tata Ruang salah satunya yang menangani masalah kebersihan

dan persampahan, Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Cipta Karya

Kebersihan dan Tata Ruang Kecamatan Pangandaran dalam pelaksanaan

tugasnya memperoleh pelimpahan dari Dinas Cipta Karya Kebersihan dan

Tata Ruang Kabupaten Ciamis sesuai dengan Peraturan Bupati Ciamis Nomor

86 Tahun 2008, bahwa Tugas, Fungsi dan Tata Kerja (UPTD) Unit Pelaksana

Teknis Dinas Cipta Karya, Kebersihan dan Tata Ruang adalah memimpin,

mengkoordinasikan dan mengendalikan UPTD dalam melaksanakan sebagian

kegiatan pembinaan dan pengembangan permukiman, perumahan, kebersihan,

tata ruang, pertamanan dan pemakaman dan/atau kegiatan penunjang Dinas.

1. Pengertian Sampah

Di dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan

Sampah, disebutkan sampah adalah kegiatan sehari-hari manusia atau proses

alam, yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik maupun zat

4

Page 5: (Jurnal)Analisis Penanganan Sampah Di Objek Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis

anorganik, bersifat dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan

dibuang ke lingkungan. Menurut Azwar (1990:53), Sampah adalah sesuatu

yang tidak dipergunakan lagi, yang tidak dapat dipakai lagi, yang tidak

disenangi dan harus dibuang, maka sampah tentu saja harus dikelola dengan

sebaik-baiknya, sedemikian rupa sehingga hal-hal yang negatif bagi kehidupan

tidak sampai terjadi. Pendapat lain muncul dari Kodoatie (2003:312)

mendefinisikan bahwa sampah adalah limbah atau buangan yang bersifat

padat, setengah padat yang merupakan hasil sampingan dari kegiatan

perkotaan atau siklus kehidupan manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan.

Menurut Hadiwiyoto (1983:24), berdasarkan lokasinya, sampah dapat

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:

1. Sampah kota (urban) yaitu sampah yang terkumpul di kota-kota

besar.

2. Sampah daerah, yaitu sampah yang terkumpul di daerah-daerah di

luar perkotaan, misalnya di desa, di daerah permukiman dan di

pantai.

Menurut Gilbert (1996:19), sumber-sumber timbulnya sampah adalah

sebagai berikut :

a. Sampah dari pemukiman penduduk

Pada suatu pemukiman biasanya sampah dihasilkan oleh suatu keluarga

yang tinggal di suatu bangunan atau asrama. Jenis sampah yang dihasilkan

5

Page 6: (Jurnal)Analisis Penanganan Sampah Di Objek Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis

biasanya cenderung organik, seperti sisa makanan atau sampah yang

bersifat basah, kering, abu plastik dan lainnya.

b. Sampah dari tempat-tempat umum dan perdagangan

Tempat-tempat umum adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya

orang berkumpul dan melakukan kegiatan. Tempat-tempat tersebut

mempunyai potensi yang cukup besar dalam memproduksi sampah

termasuk tempat perdagangan seperti pertokoan dan pasar. Jenis sampah

yang dihasilkan umumnya berupa sisa-sisa makanan, sampah kering,

kertas dan kaleng-kaleng serta sampah lainnya.

c. Sampah dari sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah

Yang dimaksud disini misalnya tempat hiburan umum, pantai, mesjid,

rumah sakit, bioskop, perkantoran, dan sarana pemerintah lainnya yang

menghasilkan sampah kering dan sampah basah.

d. Sampah dari industri

Dalam pengertian ini termasuk pabrik-pabrik sumber alam, perusahaan

kayu dan lain-lain, kegiatan industri baik yang termasuk distribusi ataupun

proses suatu bahan mentah. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini

biasanya sampah basah, sampah kering, sisa-sisa makanan dan sisa bahan

bangunan.

e. Sampah pertanian

6

Page 7: (Jurnal)Analisis Penanganan Sampah Di Objek Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis

Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang daerah pertanian misalnya

sampah dari kebun, kandang, ladang atau sawah yang dihasilkan berupa

bahan makanan pupuk maupun bahan pembasmi serangga tanaman.

Berbagai macam sampah yang telah disebutkan diatas hanyalah sebagian

kecil saja dari sumber-sumber sampah yang dapat ditemukan dalam kehidupan

sehari-hari. Hal ini menunjukan bahwa kehidupan manusia tidak akan pernah

terlepas dari sampah.

2. Pengelolaan Sampah

Pemerintah atau pemerintah daerah dalam hal ini menjamin

terselenggaranya pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan

sesuai dengan tujuan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor

18 Tahun 2008 Tentang Pengelolan Sampah. Adapun tugas pemerintah dan

pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Undang-Undang

Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, yang terdiri atas :

a. Menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat

dalam pengelolaan sampah.

b. Melakukan penelitian, pengembangan teknologi pengurangan, dan

penanganan sampah.

c. Memfasilitasi, mengembangkan dan melaksanakan upaya

pengurangan, penanganan dan pemanfaatan sampah.

d. Melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi penyediaan

sarana dan prasarana pengelolaan sampah.

7

Page 8: (Jurnal)Analisis Penanganan Sampah Di Objek Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis

e. Mendorong dan memfasilitasi pengembangan dan manfaat hasil

pengelolaan sampah.

f. Memfasilitasi penerapan teknologi spesifik lokal yang berkembang

ada masyarakat setempat untuk mengurangi dan menangani sampah.

g. Melakukan koordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat dan

dunia usaha agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah.

Wewenang pemerintah dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah

adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan kebijakan dan strategi nasional pengelolaan sampah.

b. Menetapkan norma, standar, prosedur dan kriteria pengelolaan

sampah.

c. Memfasilitasi dan mengembangkan kerja sama antar daerah, kemitraan

dan jejaring dalam pengelolaan sampah.

d. Menyelenggarakan koordinasi, pembinaan dan pengawasan kinerja

pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah; dan

e. Menetapkan kebijakan penyelesaian perselisihan antar daerah dalam

pengelolaan sampah.

Berdasarkan pada penjabaran-penjabaran diatas dapat ditarik penjelasan

bahwa pemerintah maupun pemerintah daerah memegang tanggungjawab

yang sangat penting terhadap penanganan persampahan agar terciptanya suatu

kenyamanan di dalam suatu lingkungan yang baik.

8

Page 9: (Jurnal)Analisis Penanganan Sampah Di Objek Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis

Adapun mekanisme pengelolaan sampah dalam UU Nomor 18 tahun 2008

tentang pengelolaan sampah meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Pengurangan Sampah

Yaitu kegiatan untuk mengatasi timbulnya sampah sejak dari produsen

sampah (rumah tangga, pasar, dan sebagainya) mengguna ulang sampah dari

sumbernya dan atau di tempat pengolahan dan daur ulang sampah di

sumbernya. Pengurangan yang termasuk ke dalam pengurangan sampah

antara lain :

a) Menetapkan sasaran pengurangan sampah

b) Mengembangkan teknologi bersih dan label produk

c) Menggunakan bahan produksi yang dapat di daur ulang atau di guna ulang

d) Mengembangkan program kesadaran guna ulang atau daur ulang.

2. Penanganan Sampah

Yaitu rangkaian kegiatan penanganan sampah yang mencakup pemilihan

(pengelompokan dan pemisahan sampah menurut jenis dan sifatnya),

pengumpulan (memindahkan sampah dari sumber sampah ke TPS atau tempat

pengelolaan sampah terpadu), pengangkutan (kegiatan memindahkan sampai

dari sumber TPS atau tempat pengelolaan sampah teropadu, pengelolaan hasil

akhir (mengubah bentuk, komposisi, karakteristik dan jumlah sampah agar di

proses lebih lanjut, dimanfaatkan atau dikembalikan alam dan pemprosesan

9

Page 10: (Jurnal)Analisis Penanganan Sampah Di Objek Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis

aktif kegiatan pengolahan sampah atau residu hasil pengolahan sebelumnya

agar dapat dikembalikan ke media lingkungannya.

3. Optimalisasi Pengelolaan sampah di objek wisata Pantai

Pangandaran

Pangandaran merupakan nama sebuah Desa, Kecamatan dan sekaligus

nama ibu kota Kecamatan. Dalam perkembangannya Pangandaran menjadi

kawasan wisata andalan Kabupaten Ciamis bahkan Jawa Barat yang mampu

dijadikan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah. Jarak kawasan ini dari ibu

kota Kabupaten Ciamis yaitu 92 Km. Secara geografis terletak pada kordinat

108o 30-109o BT dan 7o 30-8o LS terletak di sebelah selatan Jawa Barat,

berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Pendataan teakhir yang

dilakukan Badan Pusat Statistik menunjukan Jumlah penduduk Kecamatan

Pangandaran pada tahun 2010 adalah sebanyak 44.863 jiwa yaitu terdapat

2.228 rumah tangga dengan rata-rata anggota rumah tangga empat jiwa.

Adapun penyajian volume sampah adalah sebagai berikut :

Data volume sampah obyek Wisata Pantai Pangandaran

Kabupaten Ciamis

TahunVolume Bulanan

( m3 )

Volume Tahunan

( Ton )

2010 1050 m3 16380 Ton

2011 1200 m3 18720 Ton

2012 1500 m3 23400 Ton

Sumber : UPTD Ciptakarya Kebersihan kec. Pangandaran

10

Page 11: (Jurnal)Analisis Penanganan Sampah Di Objek Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis

Dari data di atas, rata-rata dari mereka menghasilkan sampah pada hari

biasa 35 m3/hari, sedangkan pada hari libur mencapai 110 m3/hari sehingga

perlu adanya penanganan khusus untuk mencegah pencemaran lingkungan

serta timbulnya penyakit yang diakibatkan oleh sampah. Selain itu bahwa

kawasan Pangandaran sebagai kawasan wisata sehingga kawasan ini banyak

dikunjungi oleh wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan

mancanegara terutama pada hari-hari libur maupun hari raya seperti hari Raya

Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru sehingga dengan datangnya pengujung yang

melimpah tersebut mereka pada akhirnya meninggalkan sampah.

Data Kunjungan Wisatawan Ke Obyek Wisata Pantai Pangandaran

Kabupaten Ciamis Tahun 2008/2009/2010

Jenis Wisatawan Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010

Wisatawan Nusantara 48.703 orang 580.741 orang 610.018 orang

Wisatawan Manca Negara 5.040 orang 4.960 orang 6.421 orang

Jumlah 53.743 orang 585.701 orang 616.439 orang

Sumber : Dinas Pariwisata 2010

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa tingkat kunjungan

wisatawan ke obyek wisata Pantai Pangandaran setiap tahunnya mengalami

peningkatan, sehingga diharapkan meningkatnya kunjungan wisatawan

tersebut dapat di imbangi dengan meningkatnya pelayanan dan penyediaan

sarana prasarana yang memadai sehingga akan lebih memberikan kemudahan

dalam mengelola sampah. Berdasarkan observasi yang dilakukan dilapangan

pelayanan dan pengelolaan sampah di objek wisata Pantai Pangandaran

11

Page 12: (Jurnal)Analisis Penanganan Sampah Di Objek Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis

ditunjang dengan sarana dan parasarana yang cukup memadai. Dapat dilihat

pada tabel berikut:

Daftar sarana dan prasarana penunjang pelaksanaaan kegiatan pelayanan kebersihan di UPTD Cipta Karya Kebersihan dan Tata

Ruang Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis

No Daftar Kebutuhan Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Konteiner (TPS)

Roda

Kendaraan roda 4

Kendaraan Roda 3 (viar)

Pengki Plastik/seng

Tong sampah Roda

6 buah

6 buah

3 buah

5 buah

21 buah

16 Buah

Sumber : UPTD Ciptakarya Kebersihan kec. Pangandaran

Melihat dari daftar kebutuhan sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan

kegiatan pelayanan kebersihan di UPTD Cipta Karya Kebersihan dan Tata

Ruang Pangandaran cukup banyak, sehingga terpenuhinya sarana dan

prasarana diharapkan mampu menunjang terhadap pelaksanaan kegiatan

pelayanan kebersihan yang dilakukan sehingga dalam upaya memberikan

pelayanan kebersihan terhadap masyarakat akan mampu tercapai dengan

optimal.

Pelayanan kebersihan dapat dilihat dilapangan pada proses atau alur

pengumpulan sampah, pengangkutan sampah sampai ke tahap pembuangan

akhir. Tahap pengumpulan sampah ini adalah tahapan awal, dimana sampah-

12

Page 13: (Jurnal)Analisis Penanganan Sampah Di Objek Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis

sampah dikumpulkan mulai dari tempat sampah perumahan, sampai dengan

tempat sampah kecil yang tersedia dipesisir pantai. Tahapan yang ke dua

adalah tahapan pengangkutan. Tahapan ini menindak lanjuti dari tahapan

pengumpulan sampah-sampah kecil tadi di tahapan pengumpulan, petugas

pengangkut mengumpulkan setiap kelompok-kelompok sampah ke dalam

mobil pengangkut sampah. Dan ini dilakukan ke tiap-tiap rumah/tempat

penampungan sampah sementara dengan skala kecil. Yang ketiga ada tahapan

pembuangan, ini adalah tahapan akhir, dimana mobil-mobil pengangkut

sampah membuang sampah tersebut ke tempat pembuangan akhir (TPA), yang

mana hanya terdapat 1 lokasi TPA saja di wilayah selatan ciamis.

Tempat pembuangan akhir (TPA) Kecamatan Pangandaran terletak di

desa Purbahayu dan berjarak seekitar 5 km dari objek wisata Pantai

Pangandaran. Keadaan infrastruktur jalan menuju ke lokasi TPA sangat rusak.

TPA ini luasnya sekitar 1 Ha dan menggunakan sistem Open Dumping

(penumpukan sampah terus menerus hingga tinggi tanpa dilapisi dengan

lapisan geotekstil dan saluran lindi), dan saat ini TPA tersebut telah penuh

dengan sampah. Ketersediaan sarana dan prasarana yang merupakan

komponen pendukung operasional pengelolaan dan penanganan sampah.

Tempat pembuangan akhir sampah adalah tempat untuk mengkarantina

(menyingkirkan) sampah kota sehingga aman. Tempat pembuangan akhir

sampah merupakan terminal terakhir dari proses pengumpulan, pengangkutan

dan pembuangan yang diproses lebih lanjut dengan pemusnahan. Dalam

pemusnahan dikenal berbagai metode antara lain adalah landfill. Landfill

13

Page 14: (Jurnal)Analisis Penanganan Sampah Di Objek Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis

merupakan fasilitas fisik yang digunakan untuk residu buangan padat di

permukaan tanah, cara pengolahan sampah sistem landfill tersebut

diantaranya :

1. Lahan urugan terbuka atau open dumping (tidak dianjurkan) merupakan

sistem yang tertua yang dikenal manusia dalam sistem pembuangan

sampah, dimana sampah hanya dibuang atau ditimbun di suatu tempat

tanpa dilakukan penutupan dengan tanah sehingga dapat menimbulkan

gangguan terhadap lingkungan seperti perkembangan vektor penyakit,

bau, pencemaran air permukaan dan air tanah, dan rentan terhadap bahaya

kebakaran.

2. Lahan urugan terkendali atau Controlled Landfill yaitu lahan urug terbuka

sementara dengan selalu dikompaksi tiap tebal lapisan sampah setebal 60

cm dan diurug dengan lapisan tanah kedap air (10-20 cm) dalam tiap

periode 7 hari atau setelah mencapai tahap tertentu.

3. Lahan urugan penyehatan atau Sanitary Landfill yaitu caranya hampir

sama dengan di atas, hanya dilengkapi dengan sarana dan prasarana

pengendalian drainase, dan pengolahan leachate (air luruhan sampah)

serta proses pemilahan sampah yang tidak bisa diolah dengan sistem

controlled landfill seperti plastik dan sejenisnya. Disamping itu perlu juga

dilengkapi sarana pengendalian pembuangan gas yang ditimbulkan oleh

fermentasi dari sampah.

4. Pengomposan (composting,) yaitu pengolahan sampah organik dengan

memanfaatkan aktivitas bakteria untuk mengubah sampah jadi kompos.

14

Page 15: (Jurnal)Analisis Penanganan Sampah Di Objek Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis

5. Pembakaran (incinerator), yaitu metoda pengolahan sampah secara

kimiawi dengan proses oksidasi (pembakaran). Cara pemusnahan sampah

dengan incenerator memang sangat menguntungkan (mereduksi sekitar

80%), namun butuh biaya investasi dan operasional yang tinggi.

Dalam hal ini masyarakat tidak bisa berdiam diri begitu saja, karena

pemerintah tidak bisa mengerjakan dan mensukseskan pengeleloaan sampah

yang baik tanpa peran saerta atau partisipasi dari masyarakat itu sendiri.

Selanjutnya dikatakan Bryan dan White dalam Ndraha (1983:23) bahwa

partisipasi dapat berbentuk: Partisipasi buah pikiran; partisipasi harta dan

uang; partisipasi tenaga atau gotong-royong; partisipasi sosial; partisipasi

masyarakat dalam kegiatan-kegiatan nyata yang konsisten. Jadi, partisipasi

juga memiliki fungsi sebagai manfaat disamping pengorbanan ataupun resiko

Bentuk peran serta/partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan,

berdasarkan karakteristik, kemampuan, kesempatan dan kondisi yang ada di

masyarakat dan dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Peran serta pasif

Sadar/peduli kebersihan lingkungan, seperti tidak membuang sampah di

sembarang tempat.

Sadar akan kewajiban membayar retribusi.

b. Peran serta aktif

Pengumpulan sampah dengan pola komunal.

Kontrol sosial, dengan saling mengingatkan sesama anggota masyarakat.

Ikut dalam kegitan gotong royong untuk kebersihan lingkungan

15

Page 16: (Jurnal)Analisis Penanganan Sampah Di Objek Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis

Ikut serta dalam penyediaan sarana kebersihan seperti sarana TPS

Berdasarkan hasil observasi, tingkat partisipai masyarakat disekitar ojek

wisata Pantai Pangandaran Kecamatan Pangandaran bahwa tinggkat partisipasi

masyarakatnya tergolong kedalam partisipasi baik. Berlatar belakang budaya dan

suku bangsa yang sama, masyarakat nelayan di pesisir pantai objek Wisata

Pangandaran cenderung selalu bergotong royong dalam pembersihan sampah di

objek wisata Pantai Pangandaran.

Tetapi terkadang sarana dan prasarana yang disediakan pemerintah masih

sangat minim, seperti penyediaan keranjang sampah, bak sampah sementara dan

alat-alat pendukung lainnya. Minimnya himbauan-himbauan akan larangan

membuang sampah masih menjadi faktor utama pemicu banyaknya sampah di

objek wisata tersebut. Yang terbukti dengan masih banyaknya pengunjung atau

wisatawan domestik yang belum sadar akan bahaya membuang sampah

sembarangan.

Oleh karena kitu kita sebagai manusia harus sadar akan bahaya membuang

sampah sembarangan, dan mengetahui bagaimana cara membuang sampah yang

baik, karena sampah yang ditimbulkan oleh manusia akan berdampak negatif bagi

manusia itu sendiri.

KESIMPULAN DAN SARAN

16

Page 17: (Jurnal)Analisis Penanganan Sampah Di Objek Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis

1. Kesimpulan

Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan dan saling terkait antar satu dengan yang lainnya. Manusia

membutuhkan lingkungan yang baik agar dapat melaksanakan aktivitasnya,

sebaliknya kondisi lingkungan yang baik tergantung pada aktivitas manusia

terhadap lingkungannya. Lingkungan yang tidak nyaman yang disebabkan karena

sampah membuat manusia atau masyarakat merasa sangat tidak nyaman. Sampah

jika dikelola dan ditangani dengan baik maka akan berdampak baik pula terhadap

kehidupan manusia.

Tetapi jika pengelolaan dan penanganannya tidak baik dan asal-asalan maka

sampah tersebut akan menjadi sumber malapetaka atau bencana bagi manusia dan

lingkungannya. Oleh karena itu kita selaku manusia harus sama-sama saling

menjaga kebersihan dan keseimbangan lingkungan kita dan sama-sama

berpartisipasi mengelola dan menangani persampahan dengan baik agar tidak

merugikan semua pihak.

2. Saran

a) Saran untuk Dinas Ciptakarya Kebersihan dan Tata Ruang Kabupaten

Ciamis

1. Memantau secara rutin terhadap pengelolaan persampahan di objek

wisata Pantai Pangandaran.

2. Selalu memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat

tanpa kenal lelah.

17

Page 18: (Jurnal)Analisis Penanganan Sampah Di Objek Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis

3. Menyediakan fasilitas kebersihan seperti bak sampah, rambu-

rambu larangan membuang sampah sembarangan yang cukup di

lokasi-lokasi rawan pembuangan sampah di sekitar objek wisata

Pantai Pangandaran.

4. Berkoordinasi dengan lebaga teknis atau Dinas Pekerjaan Umum

kabupaten ciamis agar memperbaiki infrastruktur jalan ke tempat

pembuangan akhir (TPA) sampah di Desa Purbahayu Kecamatan

Pangandaran.

b) Saran untuk masyarakat objek wisata Pantai Pangandaran

1. Saling menjaga dan menyadari akan pentingnya kebersihan objek

wisata Pantai Pangandaran.

2. Harus lebih meningkatkan partisipasi masyarakat guna

menciptakan suasan bersih dan bebas dari sampah.

c. Saran untuk wisatawan

1. Harus selalu menyadari akan bahaya membuang sampah

sembarangan dan dampak yang ditimbulkan dari membuang

sampah sembarangan

2. Sama-sama menjaga keindahan dan kenyamanan objek wisata

Pantai Pangandaran agar terhindar dari sampah.

3. Mejaga fasilitas umum terutama tentang fasilitas kebersihan.

DAFTAR PUSTAKA

18

Page 19: (Jurnal)Analisis Penanganan Sampah Di Objek Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis

Azwar, Azrul, 1990, Pengantar Ilmu Lingkungan, Jakarta, Mutiara Sumber ........Widya.

Hadiwiyoto, Soewedo, 1983, Penanganan dan Pemanfaatan Sampah, Yayasan .........Idayu, Jakarta.

Ndraha, Taliziduhu. 1983, Partisipasi Dalam Pembangunan, Jakarta ; LP3ES.

Widi hartanto, 2006, Kinerja Pengelolaan Sampah Di Kota Gombong Kabupaten ........Kebumen, karya tulis, Jurusan Teknik Pembangunan Wilayah Dan Kota. ........UNDIP Semarang.

Gilbert M, Prihanto D dan Suprihatin. 1996. Konsep Pendidikan Lingkungan ........Hidup. Malang;Buku Panduan Lingkungan Hidup.

Yeni Hernidyasari, 2012, Pengaruh Implementasi Kebijakan Pengelolaan ........Sampah Terhadap Tingkat Partisipasi Masyarakat Di Desa Jatiwaringin ........Kabupaten Tanggerang, karya tulis, Administrasi Negara FISIP Universitas .......Sultan Ageng Tirtayasa. SERANG-BANTEN.

Dokumen

Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman: SK SNI-T 12-1994-03, Yayasan .........LPMB Bandung, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta

Pegelolaan Sampah: KLH, 2008. Jakarta

Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil dan Kota Sedang di Indonesia : ........SK SNI-S 04-1993-03, Yayasan LPMB Bandung, Departemen Pekerjaan ........Umum, Jakarta

Inilah.com, 21 Mei 2012. Sampah numpuk, warga datangi kantor cipta karya ........keberishan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang ........Pemerintahan Daerah

Peraturan Bupati Ciamis Nomor 86 Tahun 2008 Tentang Tugas, Fungsi dan Tata ........Kerja Unsur Organisasi UPTD Cipta Karya pada Dinas Cipta Karya ........Kabupaten Ciamis.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

19

Page 20: (Jurnal)Analisis Penanganan Sampah Di Objek Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis

Nama : REGI REFIAN GARIS

NIM : 3506090178

Tempat, tanggal lahir : Ciamis, 21 Januari 1991

Alamat : JL. Raya Cijulang, RT1/RW16 Dsn Padasuka Desa

Wonoharjo Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis

Kode Pos : 46396

Prodi : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas : Galuh

Angkatan : 2009-2013

ANALISIS PENANGANAN SAMPAHDI OBJEK WISATA PANTAI PANGANDARAN

20

Page 21: (Jurnal)Analisis Penanganan Sampah Di Objek Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis

KECAMATAN PANGANDARAN KABUPATEN CIAMIS

ARTIKEL JURNAL

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian sidang sarjana pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Galuh

Oleh

REGI REFIAN GARISNPM. 3506090178

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS GALUH2013

LEMBAR PENGESAHAN

21

Page 22: (Jurnal)Analisis Penanganan Sampah Di Objek Wisata Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis

Artikel ini disahkan pada hari ......................... Tanggal .......................

Oleh,

Ketua Prodi Ilmu PemerintahanFakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Galuh

Endah Vestikowati, S.IP., M.Si.

22