peduli sampah -...

56
ISSN 2579-4140 Edisi I Tahun 2017 PEDULI SAMPAH NASIONAL Sejarah: LEUWIGAJAH MELAWAN LUPA Lebih Dekat: SITI NURBAYA Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

ISSN 2579-4140

Edisi I Tahun 2017

PEDULI SAMPAHNASIONAL

Sejarah:LEUWIGAJAH

MELAWAN LUPA

Lebih Dekat:

SITI NURBAYA

Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia

Page 2: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Penyajian dan Pelayanan Informasi PublikKementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

http://ppid.menlhk.go.id

@kementerianlhk @kementerianlhkKementerian Lingkungan Hidupdan Kehutanan PPID Kemen LHK

Page 3: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

PembinaSekretaris JenderalKementerian LHK

Penanggung JawabKepala Biro Humas

Pemimpin RedaksiKuswandono

Redaktur PelaksanaHeri HermanaFajar WirasmoyoMaulana YusufNuke Mutikania

EditorMamay MaisarohIhwanSetyadi PurnawarmanAfiat MegoadjiPrimadita Dyah. P

Staf RedaksiYusuf YanuarFirdaus RibumanMomon SupriantoTohaidirAgus WinarsaBachran MileJamain MalikCucung SuryadiSimon OnggoSusi Kristianti PasaribuJanur WibisonoWirawan Yudha Kusuma

SekretariatAhmad Yani

Majalah Hijau diterbitkan olehBiro Hubungan MasyarakatKementerian Lingkungan Hidupdan KehutananGedung Manggala WanabaktiBlok 1 lantai 1 Jl. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta.

No. Telepon:+62-21-573 0118

e-mail [email protected]

websitehttp://ppid.menlhk.go.id

Foto Sampul DepanDua nelayan dari suku Bajo yang hidupnya tak bisa lepas dari laut.Lokasi: Taman Nasional WakatobiOleh: Simon Onggo

Foto Sampul BelakangCapung jarum Pseudagrion calosomumLokasi: Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi WanggametiOleh: Simon Onggo

Redaksi

Dari Redaksi

Salam Hijau. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan kemurahan-Nya kita dapat menerbitkan majalah Hijau, Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia untuk edisi perdana. Seiring dengan penggabungan dua kementerian yaitu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan, Majalah Hijau adalah wujud penyatuan dari Majalah Serasi terbitan Kementerian Lingkungan Hidup, dan MKI (Majalah Kehutanan Indonesia) terbitan Kementerian Kehutanan. Masih banyak kekurangan pada majalah terbitan perdana ini, dan untuk itu kami mohon saran dan kritik demi kemajuan pada terbitan-terbitan selanjutnya.

Bulan Februari dicanangkan sebagai Bulan Peduli Sampah Nasional oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya. Pencanangan ini adalah bentuk nyata kepedulian dan niat pemerintah untuk mengajak masyarakat agar makin peduli terhadap pengelolaan sampah. Laporan Utama Edisi I ini kami isi dengan laporan Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2017 di Pantai Kenjeran, Surabaya.

Pada rubrik lebih dekat, kami mengangkat profil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, DR. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc. Secara singkat diuraikan riwayat hidup beliau, riwayat pendidikan, perjalanan karir, serta prestasi beliau sehingga Presiden Joko Widodo mengangkat beliau menjadi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Kami memutuskan capung sebagai ikon majalah Hijau. Kenapa kami memilih serangga kecil dan lincah yang kemampuan terbangnya jadi inspirasi pembuatan helikopter ini? Kami ulas dalam cerita komik Si Capung dan khasanah Ekspedisi Capung Sumba.

Beberapa kegiatan Menteri LHK dan kegiatan lain yang terkait dengan lingkungan hidup dan kehutanan kami sajikan runtut dalam rubrik reportase.Selamat menikmati sajian kami. Mohon dukungan agar pada terbitan-terbitan selanjutnya, Majalah Hijau makin berkualitas, dan menjadi jembatan komunikasi antara masyarakat dengan Kementerian LHK maupun antara sesama karyawan Kementerian LHK. Amin. Salam lestari. Redaksi

KementerianLingkungan Hidup dan Kehutanan

Republik Indonesia

Page 4: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

14 | LAPORAN UTAMA

Kampus Hijau Membangun Generasi Ramah Lingkungan

Cegah Sampah Mengalir ke Laut Wujudkan Indonesia Bersih Sampah 2020

Sambut Asian Games 2018 Langit Biru Jakarta Dan Palembang

Gembira Kelola SampahMenuju Generasi Sehat

Sulap Sampah Jadi Listrik

10 | KHASANAH

Ekspedisi Capung Sumba

6 | LEBIH DEKAT

Menteri LHK Republik IndonesiaDr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc.

22 | REPORTASE

Waspada Karhutla 2017Indonesia Perkuat Sistem Deteksi Dini

Sinergi KLHK-TNIMenteri LHK Tegaskan Peran Penting TNI

Lima Tahun PTSP-KLHK:Pelayanan Terpadu Sampah dan Limbah

Tanam Pohon Serentak,Indonesia Raih Rekor Dunia 2016

Plastik Berstandar NasionalKategori Ekolabel Baru Tas Belanja Plastik

PRAISEDukungan Akar Rumput Kurangi Sampah

47 | TIPS HIJAU

Cara Kreatif Memanfaatkan Botol Bekas

54 | RESENSI

Buku Jejak TapakMenebar Modal Sosial, Membangun Peradaban

42 | SEJARAH

Melawan Lupa: Leuwigajah

48 | AYO KE TAMAN NASIONAL

WAKATOBI

44 | ARTIKEL

Diduga Punah,Macan Tutul Ditemukan Kembali

Inovasi Baru Olah Limbah Menjadi Profit

D A F T A R I S IFebruari 2017 • Edisi I

32 | INFOGRAFISSampah Plastik di Indonesia

34 | BERITA FOTO

Rapat Pimpinan Perdana Tahun 2017

Model Pembiayaan Perhutanan Sosial Berbasis HTI - HTR

Raker KLHKPenguatan SDA dan Lingkungan

Tindak Konsesi Yang Tanami Gambut Terbakar

Penggiringan Gajah Liar Kembali ke Habitat

Page 5: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

6

48

10

19

41

26

Page 6: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 20176

Lebih Dekat

Siti Nurbaya BakarDr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc., atau akrab dipanggil Siti Nurbaya, adalah salah satu

menteri di jajaran Kabinet Kerja Presiden Jokowi.

Menteri LHK Republik Indonesia

Siti Nurbaya mengemban tanggung jawab menuntaskan sederet persoalan lingkungan hidup sekaligus kehutanan yang selama ini cukup tumpang tindih karena kepentingan

berbagai lembaga terkait. Solusi pengelolaan sampah, limbah dan bahan beracun berbahaya (B3), pencemaran lingkungan, penanganan isu perubahan iklim, pengamanan kawasan konservasi, pencegahan kebakaran hutan, penurunan laju deforestasi, pengaturan pemanfaatan sumberdaya genetika, menyelamatkan spesies terancam punah sekaligus penanganan terhadap maraknya konversi hutan ke perkebunan sawit merupakan sebagian tantangan berat yang menghadang ibu Menteri ke depan.

Siti Nurbaya wanita Betawi yang lahir tanggal 28 Agustus 1956. Setelah menghabiskan masa muda bersekolah di Jakarta, beliau meneruskan pendidikan strata satu di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan lulus di tahun 1979. Siti Nurbaya memulai karir di dunia birokrasi dengan menjabat sebagai Kasubid Analisis Statistik Bappeda Lampung pada tahun 1981. Kemudian karir beliau terus menanjak dengan menduduki posisi Kepala Seksi Penelitian Fisik Bappeda Lampung, Kepala Seksi Pengairan Bappeda Lampung, Kepala Seksi Tata Ruang Bappeda Lampung, Kepala Bidang Penelitian Bappeda Lampung, Kepala Bidang Prasarana Fisik Bappeda Lampung, dan Wakil Ketua Bappeda Tk.I Lampung.

L E B I H D E K AT

© Biro Humas KLHK

Page 7: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 2017 7

Lebih Dekat

Sukses berkarir di Bappeda Lampung, karir Siti Nurbaya terus menanjak dengan menempati posisi strategis seperti Sekretaris Jenderal Depdagri di tahun 2001, Dewan Komisaris PUSRI tahun 2011, hingga akhirnya menghabiskan sisa masa pengabdiannya sebagai PNS sebagai Sekretaris Jenderal DPD RI (2006-2013).

Sebelum ditunjuk sebagai menteri, Siti Nurbaya tercatat aktif sebagai Tenaga Pengajar Perguruan Tinggi di Lingkungan Kopertis Wilayah III.

Di tahun 2011 saja, Siti Nurbaya menerima Penghargaan Bintang Jasa Utama dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan Penghargaan Pemimpin Pancasila dari Yayasan Indonesia Satu. Wanita yang pernah masuk daftar 99 Most Powerfull Women dari Majalah Globe Asia tahun 2008, 2009, dan 2010 itupun pernah meraih Penghargaan Laporan Akuntansi Standart Tertinggi dari Menteri Keuangan RI dari tahun 2008 hingga 2011. Dengan deretan kesuksesan itu, tidak mengherankan bila ibu satu anak ini sering diganjar penghargaan prestisius.

Nama Lengkap : Siti NurbayaAlias : Siti Nurbaya BakarProfesi : PolitisiAgama : IslamTempat Lahir : JakartaTanggal Lahir : Selasa, 28 Agustus 1956Zodiac : VirgoWarga Negara : Indonesia

Ayah : Mochammad BakarIbu : Sri Banon Bt Abdur RoniSuami : Rusli RachmanAnak : 1. Meitra Mivida NR 2. Ananda Tohpati

Menteri LHK pada COP 22 di Marrakech, Maroko tahun 2016.© Momon - Biro Humas KLHK

Page 8: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 20178

Lebih Dekat

Riwayat Pendidikan:• 1968 : Lulus dari SD Muhammadiyah III Matraman, Jakarta• 1971 : Lulus dari SMP Negeri 50 Slamet Riyadi, Jakarta• 1974 : Lulus dari SMA Negeri 8 Bukit Duri, Jakarta• 1979 : Lulus dari S1 Istitut Pertanian Bogor• 1988 : Lulus dari S2 International Institute for Aerospace Survey and Earth Sciences (ITC), Enschede, Belanda• 1998 : Lulus dari S3 Institut Pertanian Bogor, Kolaborasi dengan Siegen University, Jerman

Riwayat Kepangkatan:• 2004 : Pembina Utama - IV/e• 2001 : Pembina Utama Madya - IV/d• 2000 : Lektor Madya• 2000 : Pembina Utama Madya - IV/c• 1997 : Pembina Tk.I - IV/b• 1994 : Pembina - IV/a• 1992 : Pembina Tk.I - III/d• 1988 : Penata - III/c• 1984 : Penata Muda Tk.I - III/b• 1981 : Penata Muda (Depdagri) - III/a• 1979 : Penata Muda (Dep Pertanian) - III/a

Riwayat Jabatan:• 2014 - sekarang : Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan• 2013 - sekarang : Ketua DPP Partai NASDEM• 2006 - 2013 : Sekretaris Jenderal DPD RI• 2012 - 2013 : Ketua Komite Investasi dan Manajemen Resiko PUSRI• 2011 - 2015 : Dewan Komisaris PUSRI• 2003 - 2004 : Pelaksana Manajemen STPDN• 2001 - 2005 : Sekretaris Jenderal Depdagri (Mendagri: Hari Sabarno)• 2001 : Sekretaris Jenderal Depdagri (Mendagri: Surjadi Soedirdja)• 2001 - sekarang : Tenaga Pengajar Perguruan Tinggi di Lingkungan Kopertis wilayah III• 1998 - 2001 : Kepala Biro Perencanaan• 1996 - 1998 : Wakil Ketua Bappeda Tk.I Lampung• 1995 - 1996 : Kabid Prasarana Fisik Bappeda Lampung• 1990 - 1995 : Kabid Penelitian Bappeda Lampung• 1988 - 1990 : Kasi Tata Ruang Bappeda Lampung• 1985 - 1988 : Kasi Pengairan Bappeda Lampung• 1983 - 1985 : Kasi Penelitian Fisik Bappeda Lampung• 1981 - 1983 : Kasubid Analisis Statistik Bappeda Lampung

PENGHARGAAN• 2011 : Penghargaan Bintang Jasa Utama dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono• 2011 : Penghargaan Pemimpin Pancasila dari Yayasan Indonesia Satu• 2010 : Penghargaan Satya Lencana Karya Satya XXX tahun dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono• 2010 : Penghargaan Mitra Kerja Media dari SKH Jurnal Nasional• 2009 : Penghargaan Pamong Award dari Forum Komunikasi Purna Praja• 2009 : Penghargaan Wibawa Serodja Pendidikan Lemhannas PPSA XVI dari Gubernur LEMHANNAS, Prof.Dr. Muladi SH• 2008 - 2011 : Penghargaan Laporan Akuntansi Standart Tertinggi dari Menteri Keuangan RI• 2008 - 2010 : Penghargaan 99 Most Powerfull Women Majalah Globe Asia dari Majalah Globe Asia• 2008 - 2010 : Penghargaan Perempuan 100 Terinspiratif Majalah Kartini dari Majalah Kartini• 2006 - 2011 : Penghargaan WTP Laporan Keuangan dari BPK RI• 2004 : Penghargaan Bintang Jasa Satya Lencana Wirakarya dari Presiden RI, Megawati Soekarnoputri• 2004 : PNS Teladan Nasional dari Presiden RI, Megawati Soekarnoputri• 2004 : Prestasi Kerja yang Luar Biasa dari Mendagri, Hari Sabarno• 2004 : Penghargaan Dewan Pers Nasional untuk Partisipasi Pejabat dari Dewan Pers Nasional• 2003 : Penghargaan Penerapan Informasi Teknologi dari ITB• 2001 : Penghargaan Satya Lencana Karya Satya XX tahun dari Presiden RI, Megawati Soekarnoputri

Foto atas: Sukses berkarir di Bappeda Lampung, karir Siti Nurbaya terus menanjak dengan menempati posisi strategis seperti Sekretaris Jenderal Depdagri di tahun 2001, Dewan Komisaris PUSRI tahun 2011, hingga akhirnya menghabiskan sisa masa pengabdiannya sebagai PNS sebagai Sekretaris Jenderal DPD RI (2006-2013). © Momon - Biro Humas

Page 9: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

• 1996 : Penghargaan sebagai Penerus Generasi 45 dari DHD 45 Lampung• 1995 : Medali Perjuangan Angkatan 45 dari DHD 45 Lampung• 1995 : Peserta terbaik ke-2 SPAMEN dari LAN RI• 1995 : Prestasi Kerja dari LAN RI• 1993 : Penghargaan Nasional dalam Aplikasi SistemInformasiGeografidariIkatan Surveyor Indonesia• 1989 : Program Dewan Produktivitas Daerah dari Mennaker• 1980 : Peserta terbaik no 2 Penataran P4 dari Gubernur Lampung, Yasir Hadibroto

Website: www.sitinurbaya.com

Menteri LHK pada Rapat Kerja Nasional Masyarakat Adat Batak, 30 Juli 2016.© Biro Humas KLHK

Page 10: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 201710

Khasanah

Pulau Sumba yang berada di bagian selatan nusantara memiliki sebuah kawasan konservasi yaitu

Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti. Di dalam kawasan ini kondisi hutan masih terjaga dan menjadi habitat yang nyaman bagi berbagai satwa. Ekosistem hutan ini bagaikan oasis karena pulau Sumba didominasi oleh padang rumput. Hutan sebagai sumber mata air dijaga banyak satwa seperti capung. Kamipun mengadakan kegiatan survei untuk mengetahui jenis capung yang berada di wilayah perairan taman nasional.

Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti mengundang presiden Capung Indonesia Wahyu Sigit Rhd di saat musim hujan akan berakhir. Penulis menyambutnya sebagai

alumni peserta Jambore Capung di Rawa Pening yang diselenggarakan Indonesia Dragonfly Society. Komunikasi tetap terjalin sampai kami bisa mengundangnya untuk meneliti capung di Sumba. Sesi pertama kunjungan ke lapangan dilakukan pada bulan Maret 2015 yang targetnya memutari kawasan untuk observasi awal. Selanjutnya menentukan lokasi yang potensial untuk dijelajahi lagi.

Ketika matahari sedang di puncaknya, kami beserta tiga petugas taman nasional lainnya menyusuri lekuk aspal menuju desa Billa di Seksi Pengelolaan Taman Nasional wilayah I Tabundung. Terik mentari sejak awal keberangkatan ternyata tidak menjamin aman dari hujan. Untungnya kami telah membungkus semua peralatan di bak belakang mobil dengan terpal.

Awan gelap mulai menutupi sang mentari. Kami melaju seiring gumpalan awan yang semakin pekat. Hujan pun mulai mengguyur di jalan aspal terakhir

E k s p e d i s iC a p u n gS u m b aoleh Simon Onggo

Sepasang capung jarum Pseudagrion pilidorsum declaratum sedang melakukan kopulasi (kawin). Foto atas: Jenis betina capung Rhodothemis rufa.© Wahyu Sigit Rhd

“Setiap jenis capung memiliki tingkat sensifitas yang berbeda sehingga bisa digunakan sebagai indikator dalam metode Capung Indikator Lingkungan atau Dragonfly Biotic Index.”

K H A S A N A H

Page 11: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 2017 11

Khasanah

di Lailara. Embun di depan kaca mobil serta derasnya hujan yang menghalangi pandangan supir memaksa kami singgah di simpang Tarimbang. Bayangan menyesap kopi panas sejak hujan turun segera terwujud, sisa jagung rebus yang kami beli di jalan pun jadi rebutan. Bekal makan siang akhirnya kami santap juga karena hujan yang tak kunjung berhenti.

Hujan masih cukup deras namun kami tetap melanjutkan perjalanan. Memasuki kecamatan Tabundung hujan mulai reda. Bahkan sampai lokasi menginap di Billa pun hujan tak kunjung reda. Setelah benar-benar tak ada air menetes dari langit, kami masih sempat mencari capung. Namun tidak bisa lama karena matahari mulai tenggelam. Sambil menikmati suasana sore kami menanti julang sumba yang melintas. Kebetulan di Billa ini menjadi rumah yang nyaman bagi salah satu burung endemik ini.

Tak salah memang menunggu si burung bersuara helikopter itu, akhirnya sekitar 20 ekor terbang melintas di depan kami. Saya segera mendekati kamera dan merekamnya. Saya menekan tombol rekam karena memang telah bersiap membuat videonya. Meski hanya mendapat rekaman beberapa detik saja tapi cukup penting sebagai catatan pengamatan. Menurut informasi dari media online, malam ini bakal terjadi gerhana matahari menjelang sunset. Sayangnya pemandangan kami dari tempat menginap terhalang bukit. Namun semburat jingga saat pergantian hari sudah cukup menghibur kami. Setelah makan malam pak Wahyu bercerita tentang capung yang telah menjadi perhatian dunia terkait perubahan iklim.

Esok harinya kami gagal menyambut mentari pagi di atas bukit. Akhirnya hanya menikmati kabut yang silih berganti menutupi bukit sekitar tenda. Matahari cerah bersinar ketika kabut mulai terbuka. Setelah kopi pagi tandas kami mulai bergegas, capung-capung sudah mulai beraktivitas.

Kami menyusuri sungai yang deras alirannya karena hujan kemarin. Sungai yang melintasi hutan Billa ini hanya

mengalir ketika musim hujan dan akan kering di musim kemarau. Namun ada yang unik dari sungai ini karena kalau dirunut sampai atas ternyata masih ada aliran air meskipun kecil. Dan di bawah juga terdapat mata air besar yang dikonsumsi masyarakat Billa sementara sisanya mengalir menjadi sungai.

Setelah makan siang kami melanjutkan perjalanan menuju air terjun Laputi dan menginap di kantor resort Praingkareha. Keesokan harinya kami menuju danau Laputi yang berada di atas air terjun. Pengamatan capung dilakukan di sekitar wilayah perairan karena seluruh daur hidupnya tak bisa jauh dari air. Capung dewasa yang telah kawin akan meletakkan telurnya di permukaan air ataupun di bawah air. Begitu menetas akan menjadi larva yang disebut nimfa. Nimfa dapat hidup di dalam air selama beberapa bulan hingga bertahun-tahun.

Capung menghuni wilayah perairan air tawar seperti sungai, danau, dan genangan. Salah satu kelompok serangga ini sensitif terhadap perubahan lingkungan perairan dan vegetasi. Perubahan keanekaragaman dan kelimpahan capung di suatu kawasan merupakan sinyal terbaik untuk

mengetahui adanya perubahan kondisi lingkungan.

Setiap jenis capung memiliki tingkat sensifitas yang berbeda sehingga bisa digunakan sebagai indikator dalam metode Capung Indikator Lingkungan atau Dragonfly Biotic Index. Namun syarat utamanya harus dikenali terlebih dahulu jenis-jenis yang ada di kawasan.Untuk mengidentifikasi jenis capung kami tidak menangkap dan mengawetkannya, namun menggunakan media fotografi. Kami memotret setiap jenis yang ditemui kemudian mencocokkan dengan buku-buku referensi dan bertanya pada para ahli capung. Beberapa kunci identifikasi harus terpotret dengan baik antara lain di bagian genitalia sekunder, embelan, abdomen, dan sayap. Secara teknis fotografi yang harus diperhatikan antara lain fokus, ruang tajam (depth of field), pencahayaan, warna, dan sudut bidik (angle).

Setelah selesai menyusuri hutan Praingkareha yang lebat kami melanjutkan perjalanan menyusuri pantai selatan melewati resort Tawui lalu menuju wilayah resort Tandulajangga.

Rhyothemis regia thisbe,capung jenis ini mempunyai kemampuan terbang cukup

tinggi sehingga sulit dijumpai.© Wahyu Sigit Rhd

Tautanberitadalam situs

Page 12: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 201712

Khasanah

Di daerah ini banyak ditemukan sungai dan danau-danau yang menampung air hujan, karena ketika musim kemarau biasanya kering. Tipe habitatnya berbeda dari sebelumnya yang tutupan hutannya rapat.Danau ini cukup terbuka dan dekat dengan pemukiman warga.

Selanjutnya kami menuju resort Wanggameti yang merupakan wilayah yang paling tinggi di pulau Sumba. Kami menyusuri sungai kecil yang membelah hutan Wanggameti yang sangat rapat kanopinya. Selain di tengah hutan kami juga menyusuri sungai Katikuai yang berjarak sekitar satu jam perjalanan dari Wanggameti. Sungai Katikuai merupakan salah satu sungai besar yang alirannya sampai di laut dekat Waingapu, ibu kota kabupaten Sumba Timur.

Ekspedisi capung yang pertama dilaksanakan di akhir musim penghujan namun masih sering turun hujan.

Kemudian dilanjutkan dengan ekspedisi kedua pada akhir musim kemarau. Kunjungan terakhir ini menyusuri kembali sungai di Wanggameti, Katikuai, air terjun Laputi, dan danau Laputi. Selain itu kami juga menjelajah lokasi baru yaitu di air terjun Kanabuai dan gua La Iring di Katikuai.Dua lokasi terakhir membutuhkan tenaga lebih untuk mencapainya karena jaraknya jauh dan banyaknya perbukitan yang harus dilewati. Untuk mencapai air terjun Kanabuai kami sampai harus menggunakan kuda untuk mengangkut logistik dan peralatan lain. Rencana menginap awalnya 2 malam saja namun mengingat jalan kembalinya yang jauh membuat kami menambah semalam lagi. Selain menambah waktu pencarian capung juga untuk memulihkan energi untuk kembali pulang.

Perjalanan yang terhitung sangat berat ini seolah terbayarkan dengan pemandangan air terjun yang bertingkat-tingkat dan kolam-kolam kecil di bawahnya. Terlihat dari jauh air keluar dari dinding batu dan mengalir melewati beberapa lereng menjadi air terjun. Airnya begitu segar dan sangat bersih namun kandungan kapurnya sangat tinggi karena kayu yang tersangkut di tengah air terjun menjadi putih dan keras karena pengapuran.

Air yang mengalir cukup deras meskipun di musim kemarau. Di atas tebing tempat keluar air terjun dikelilingi hutan yang sangat rapat. Kalau dilihat dari peta memang di atas air terjun Kanabuai terbentang hutan yang luas dan sebidang padang savana La Pahar sebagai penampung hujan. Struktur batuan di bawahnya berupa karst yang juga mampu menampung air. Air hujan yang terserap pun tertampung di dalam tanah kemudian mengalir melewati celah-celah karst sampai keluar di tebing. Namun ada juga yang tidak sampai keluar di permukaan. Aliran air bawah tanah ini dapat ditemukan di dalam gua. Di wilayah hutan Katikuai kami menjelajahi sebuah gua yang memiliki air terjun di dalamnya. Ternyata di dalam gua pun bisa terbentuk air terjun.

Yang cukup aneh air dari dalam gua ini tidak mengalir menjadi sungai permukaan, hanya rembesan saja. Gua ini terletak di atas bukit yang terjal dengan mulut yang sempit. t Jenis ini merupakan jenis capung yang sangat sensitif terhadap perubahan habitat. Menyukai habitat yang rapat vegetasinya dan perairan yang masih bersih. Setelah dilihat dalam daftar jenis capung di Sumba, jenis ini ternyata tidak tercantum. Artinya capung ini adalah catatan baru di Sumba. Begitu juga dengan Neurothemis ramburi martini yang merupakan temuan baru.

Menurut daftar jenis capung di dalam buku Ekologi Nusa Tenggara dan Maluku, Sumba memiliki 68 jenis. Sementara temuan sepanjang ekspedisi ini mencapai 40 jenis dan 2 temuan baru.

Capung yang dalam bahasa Sumba disebut punda ini meskipun kecil tapi bisa memberikan pengetahuan baru tentang keanekaragaman hayati. Bagi pengelola penerbitan buku ini bisa dijadikan dasar pengelolaan, pemantauan, dan evaluasi wilayah perairan di dalam kawasan taman nasional.

Euphaea lara lombokensis, capung ini memiliki kepak sayap yang indah dan relatif mudah dijumpai karena jumlahnya cukup melimpah. Pejantan penuh dengan warna oranye. Seluruh sayapnya berwarna oranye dan memiliki toraks berwarna oranye dengan variasi garis hitam. © Wahyu Sigit Rhd

Foto kanan: Kompleks air terjun Kanabuai merupakan salah satu habitat capung di Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti. © Simon Onggo

Page 13: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 2017 13

Resensi

Page 14: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 201714

L A P O R A N U TA M A

UI Green Metric World University Rankingakan melakukan pengembangan kriteria dan

indikator seiring dengan berkembangnya isu-isu lingkungan hidup yang terjadi, seperti konservasi air, perhitungan jejak karbon dari

sektor energi, serta perubahan iklim.© Simon Onggo

Page 15: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 2017 15

Laporan Utama

Keterlibatan mahasiswa sebagai agen perubahan iklim, diharapkan dapat menjadi salah satu strategi yang efektif, dalam membentuk generasi ramah lingkungan. Hal ini

ditindaklanjuti oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan mengundang civitas akademika dari Universitas Indonesia (UI)-UI Green Metric World University Ranking dalam forum diskusi rutin “Pojok Iklim” di Ruang Rapat Utama, Gedung Manggala Wanabakti Jakarta (19/01/2017).

UI Green Metric World University Ranking, yang dipimpin oleh Prof. Riri Fitri Sari, termasuk satu dari lima lembaga survey internasional yang telah diakui dalam pemeringkatan kampus seluruh dunia. Penilaian dilakukan terhadap kebijakan dan kondisi terkini lingkungan kampus, yang mendukung kampus hijau berkelanjutan. Kegiatan ini dilakukan oleh UI sejak tahun 2010 dengan jumlah peserta sebanyak 95 universitas dari beberapa negara di dunia.

“Dengan adanya penjelasan terkait kampus hijau ini, diharapkan dapat menjadi input bagi KLHK dalam penyusunan kebijakan dan implementasi pembangunan hijau di lapangan. Konsep kampus hijau juga dapat menjadi percontohan sebagai suatu standar penerapan konsep hijau (green) di semua aspek”, kata Menteri LHK Siti Nurbaya saat membuka forum diskusi ini.Hasil survey UI Green Metric tahun 2016 menunjukkan, peringkat pertama kampus hijau secara global diraih University of California Davis (AS), sedangkan UI memperoleh ranking pertama untuk tingkat nasional, diikuti Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada peringkat kedua dan ketiga. Survey tersebut dilakukan terhadap 515 universitas dari 74 negara, 1.537.789 pegawai fakultas, dan 16.500.614 pelajar mahasiswa.

Prof. Riri Fitri Sari menyampaikan bahwa selain sebagai sarana informasi hasil survei online, dengan adanya pemeringkatan ini, diharapkan dapat mendorong kampus untuk terus meningkatkan arah kebijakannya sebagai kampus hijau yang berkelanjutan. Dalam rangka mempererat komunikasi antar multipihak untuk membangun perilaku ramah lingkungan, UI Green Metric juga

kerap melaksanakan workshop di berbagai negara.Forum yang bertemakan “UI Green Metric untuk Menjadikan Civitas Akademika Menjadi Agen Keberlanjutan dan Mitigasi Perubahan Iklim” ini, turut dihadiri oleh Staf Ahli Menteri (SAM) lingkup KLHK, Penasehat Senior Menteri (PSM) lingkup KLHK, dan Tim UI Green Metric, Junaidi, S.S.M.A. dan Dr. Nyoman Suwartha. Tim menyampaikan, metodologi penilaian menggunakan skoring dan pembobotan untuk 6 kriteria dan 34 indikator, terkait pengaturan infrastruktur (15%), pengelolaan energi dan perubahan iklim (21%), pengelolaan limbah (18%), pengelolaan air (10%), transportasi (18%), dan kegiatan edukasi (18%). Langkah selanjutnya, UI Green Metric World University Ranking akan melakukan pengembangan kriteria dan indikator seiring dengan berkembangnya isu-isu lingkungan hidup yang terjadi, seperti konservasi air, perhitungan jejak karbon dari sektor energi, serta perubahan iklim.

Penasehat Senior Menteri Imam Prasodjo menyarankan, perlunya pengembangan kriteria dan indikator dengan menambah unsur kebudayaan, seperti pengukuran terhadap aspek sosial budaya atau kearifan lokal, sehingga Indonesia dapat mengungguli negara-negara lain. Sarwono Kusumaatmadja menambahkan, kegiatan positif seperti ini perlu disebarluaskan melalui media sosial, dalam rangka meningkatkan kesadaran untuk menjaga lingkungan secara berkelanjutan, karena keberlanjutan (sustainabity) bagi Indonesia sangat berarti dalam mempertahankan keberadaan sumber daya alam.

Pojok Iklim merupakan agenda rutin mingguan KLHK melalui Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim, dalam rangka membangun tingkat pemahaman dan visi yang sama antar para pihak dalam menyikapi isu perubahan iklim.

Kampus Hijau Membangun Generasi Ramah Lingkungan

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan berdiskusi dengan civitas akademika dari Universitas Indonesia di Ruang

Rapat Utama, Gedung Manggala Wanabakti.© Biro Humas KLHK

Tautanberitadalam situs

Page 16: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 201716

Laporan Utama

Cegah Sampah Mengalir Ke LautWujudkan Indonesia Bersih Sampah 2020

Tema peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun ini adalah “Pengelolaan Sampah Terintegrasi

dari Gunung, Sungai dan Laut untuk Wujudkan Indonesia Bersih Sampah 2020”. Rangkaian HPSN 2017 di Bali diperingati dengan melakukan Kegiatan Bersih Pantai yang dilakukan serentak di 40 titik lokasi di seluruh Bali hari Minggu (19/2/2017). Sekitar 20.000 orang yang berasal dari berbagai unsur masyarakat, pemerintah, komunitas dan dunia usaha terlibat dalam kegiatan ini, sebagai upaya mengurangi timbulan sampah dan sampah plastik, khususnya di pantai dan laut.

Turut hadir mewakili Menteri LHK, yaitu Staf Ahli Menteri LHK, Ilyas Asaad dan Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Ade Palguna Ruteka.

Dalam kesempatan ini, diluncurkan Program Drop Box untuk sampah kemasan air minum berbahan polyethylene terephthalate/PET dan Drop Box untuk sampah kemasan minuman berbahan karton. Peluncuran dilakukan oleh Staf Ahli Menteri LHK, Ilyas Asaad bersama Direktur Pembangunan Berkelanjutan AQUA Grup/Danone Indonesia, Karyanto Wibowo dan Environment Manager Tetra Pak, Reza Andreanto, serta pemangku kepentingan lainnya di Hotel Tugu, Pantai Canggu, Bali.

Program Drop Box Sampah Kemasan ini merupakan upaya pengurangan sampah kemasan sebagai bagian dari Program

Pengelolaan Sampah Kementerian LHK menuju Indonesia Bersih Sampah 2020. Drop box ini akan disebarkan di enam lokasi perbelanjaan (supermarket) Circle Kdan Hypermart di Bali, sebagai tempat pengumpulan sampah kemasan PET dan sampah kemasan karton. Sampah kemasan yang terkumpul di drop box nantinya akan diambil oleh pengusaha daur ulang yang bermitra dengan

kedua perusahaan tersebut untuk diolah kembali menjadi barang yang bermanfaat.

Pada kesempatan ini juga KLHK melaksanakan dialog pengelolaan sampah dengan pihak swasta, masyarakat, dan penggiat lingkungan di Bali.

Kegiatan bersih pantai ini dilakukan serentak di 40 titik di seluruh Bali

dalam peringatan HPSN 2017.© Biro Humas KLHK

Tautanberitadalam situs

Page 17: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 2017 17

Laporan Utama

Peserta yang terlibat dalam kegiatan bersih pantai mencapai 20.000 orang yang berasal dari berbagai unsur masyarakat, pemerintah, komunitas, dan dunia usaha.© Biro Humas KLHK

Tautan videopernyataanMenteri LHK

Page 18: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 201718

Laporan Utama

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah melakukan pemantauan kualitas udara

perkotaan melalui Program Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan (EKUP) di 28 kota di Indonesia tahun 2016. Hasil EKUP sebagai bagian dari Program Langit Biru Tahun 2016, menunjukkan bahwa terdapat 3 (tiga) Kota Langit Biru terbaik untuk kategori kota metropolitan, yaitu kota Palembang, Semarang dan Jakarta Timur.

Melalui program EKUP, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berhasil mendorong pemerintah daerah untuk membangun ruang terbuka hijau, Program Transportasi Berkelanjutan, Kegiatan Hari Bebas Kendaraan (Car Free Day) dan pembangunan jalur sepeda sepanjang 15 km di kota Palembang. Kota Jakarta dan Palembang dengan kualitas Langit Biru ini tentunya akan menunjang keberhasilan penyelenggaraan Asian Games 2018.

Indonesia untuk kedua kalinya akan menjadi tuan rumah dalam pertandingan Asian Games, setelah tahun 1962, dan pertama kalinya dalam sejarah Asian Games, dua kota akan menjadi tuan rumah yaitu Jakarta sebagai ibu kota negara, dan Palembang sebagai ibu kota Provinsi Sumatra Selatan. Asian Games XVIII akan diselenggarakan pada tanggal 18 Agustus 2018 - 2 September 2018 meliputi 41 cabang olahraga, yang terdiri dari 33 cabang olahraga olimpiade dan 8 cabang olahraga non olimpiade.

Walaupun menurut data Badan Pusat Statistik 2015 pertumbuhan kendaraan mencapai 12% per tahun, dengan komposisi terbesar sepeda motor, yang menimbulkan masalah kemacetan lalu

Sambut Asian Games 2018Langit Biru Jakarta Dan Palembang

lintas, polusi udara dan kebisingan. KLHK menyusun Program EKUP sebagai salah satu upaya pengendalian pencemaran udara dari emisi kendaraan bermotor. Hasilnya, secara keseluruhan hasil pemantauan menunjukkan kualitas udara tahun 2016 dibandingkan tahun 2015 adalah relatif konstan meskipun pertumbuhan kendaraan bermotor terus meningkat.

Kegiatan yang perlu dilakukan dalam kerangka mendorong perbaikan kualitas udara perkotaan, antara lain yaitu: 1. Penggunaan bahan bakar bersih.

Koordinasi intensif terus dilakukan dengan Kementerian/Lembaga lain untuk memberlakukan kebijakan EURO 4. Melalui kebijakan EURO 4 ini, maka bahan bakar ramah lingkungan secara otomatis akan

tersedia, yaitu bahan bakar dengan kandungan sulfur di bawah 50 ppm.

2. Pengalihan moda transportasi dari kendaraan pribadi ke jenis angkutan umum.

3. Peningkatan jumlah dan kualitas angkutan umum yang murah, aman dan nyaman, sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat dan upaya mengurangi emisi gas rumah kaca.

4. Meningkatkan penanaman pohon dan ruang terbuka hijau.

Kota Palembang termasuk salah satu Kota Langit Biru terbaik selain Semarang

dan Jakarta Timur. © Biro Humas KLHK

Tautanberitadalam situs

Page 19: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 2017 19

Laporan Utama

Upaya mengatasi permasalahan sampah terus dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan (KLHK), melalui pelibatan peran masyarakat termasuk dunia pendidikan. Salah satunya adalah penyelenggaraan kegiatan edukasi pengelolaan sampah oleh KLHK di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta (14/02/2017).

Dalam kegiatan yang berjudul “Gembira Bersama Kelola Sampah Menuju Cara Hidup Sehat” ini, para peserta dibekali dengan berbagai pengetahuan tentang pengelolaan sampah, antara lain membangun bank sampah, pelatihan daur ulang sampah plastik, dan proses pembuatan kompos. Selain itu, anak-anak juga belajar memilah sampah dan berkreasi membuat kerajinan dari bahan baku sampah. Seluruh kegiatan ini dikemas secara interaktif dengan metode permainan.

“Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kepedulian dan peran aktif anak-anak sekolah dalam mengelola sampah untuk mewujudkan Indonesia Bersih Sampah 2020, “ ujar Tuti H. Mintarsih Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya.

Gembira Kelola Sampah Menuju Generasi Sehat

Dalam pembukaan acara, Menteri LHK Siti Nurbaya menyampaikan bahwa anak-anak merupakan generasi masa depan yang akan menjaga alam negeri Indonesia. “Tiga pesan utama dari saya untuk anak-anak semua yaitu, kita harus bersatu mengurus sampah dengan bergotong royong, dengan mental yang bertanggung jawab, dan mental yang produktif”, kata Siti Nurbaya.

“Pengelolaan sampah perlu dilakukan bersama-sama secara sinergi antara masyarakat, pemerintah, pihak swasta dan pengusaha. Perilaku memilah sampah pada tempatnya merupakan bentuk mental yang bertanggung jawab, dan mengolah sampah untuk dimanfaatkan kembali merupakan bentuk mental yang produktif’’, jelas Siti Nurbaya.Hal ini turut diamini oleh Ketua Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja Ibu Erni Tjahjo Kumolo. “Anak-anak diharapkan dapat memperhatikan bagaimana cara memilah dan mengolah sampah demi mewujudkan negeri Indonesia yang bersih”, ujar Erni.

Acara ini dipandu oleh Duta Lingkungan Hidup, Luisa Andrea Soemitha (Miss Earth) dan turut hadir Kepala Dinas Lingkungan

Hidup Provinsi DKI Jakarta, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), dan pihak swasta. Tidak ketinggalan, hadir menghibur para peserta penyanyi Nugie yang juga aktif di bidang kampanye lingkungan. Kegiatan ini pun disambut baik oleh para peserta dengan suasana yang gembira.

Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan meliputi upaya pengurangan dan penanganan sampah, sebagaimana dimanatkan dalam Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Dengan adanya edukasi ini, anak-anak dilatih untuk mengelola sampah dengan prinsip-prinsip 4R (Replace, Reduce, Reuse, Recycle) dalam kehidupan sehari-hari.

Sebanyak 1.000 siswa/siswi sekolah dari 18 SD dan SMP di DKI Jakarta berpartisipasi dalam

kegiatan ini. © Biro Humas KLHK

Tautanberitadalam situs

Page 20: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 201720

Laporan Utama

Keseriusan pemerintah dalam mengatasi pencemaran lingkungan akibat limbah sampah terus

diupayakan. Salah satunya melalui kerjasama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan Kementerian Lingkungan Negara Jepang (Ministry of Environment Japan/MoEJ) terkait pengelolaan sampah menjadi sumber energi terbarukan.

Kerjasama pemanfaatan teknologi lingkungan berupa Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) menjadi agenda utama pertemuan Menteri LHK Siti Nurbaya dan Menteri Lingkungan Jepang Mr.Tadahiko ITO, Selasa (17/01/2017). PLTSa telah dikenal sebagai teknologi unggul dari Jepang dalam pengolahan limbah sampah menjadi energi. Selama ini implementasi pemanfaatan energi dari sampah masih menemui kendala, yaitu belum adanya teknologi yang signifikan terkait pemanfaatan energi dari sampah.Kondisi limbah sampah di Indonesia

Sulap Sampah Jadi Listrik

Pertemuan ini dihadiri oleh Mr. Masahiro Takahata (Kedutaan Besar Jepang di Indonesia), Mr. Genohiro Tsukada (JICA), Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (B3), dan Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri. Dalam pertemuan juga diusulkan kerjasama terkait pengelolaan sampah di wilayah pantai dan laut, karena Indonesia termasuk negara penghasil sampah pantai terbesar. Pengelolaan sampah laut saat ini telah diaplikasikan di beberapa wilayah secara sporadis, antara lain di Kepulauan Seribu, Sulawesi Utara, dan DI Yogyakarta.Antusiasme MoEJ dalam menyambut kerjasama ini sangat baik, Mr. Tadahiko ITO (MoEJ) menyampaikan akan memberikan dukungan penuh terkait penyusunan pedoman PLTSa, pembuatan model PLTSa, peningkatan kapasitas, dan bantuan tim supervisi yang melibatkan tenaga dari Jepang. Sebagaimana kota Surabaya yang telah menjadi percontohan dalam pengelolaan sampah, maka target selanjutnya dalam pengelolaan sampah diharapkan dapat dijalankan untuk kota-kota besar lainnya seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Tangerang, Makassar, dan Manado.Indonesia merayakan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tgl 21 Februari 2017,

sudah sangat memprihatinkan, sebanyak lebih dari 64 juta ton sampah dihasilkan per tahunnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu cara untuk mengurangi sampah dan mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat luas, yaitu sebagai sumber energi.

Menteri Siti menyampaikan, “Kerjasama PLTSa ini selain sebagai salah satu solusi dalam mengatasi limbah sampah, juga diharapkan dapat sebagai alat edukasi bagi masyarakat dalam penanganan sampah dan pemanfaatan sampah. Edukasi publik yang dimaksud yaitu bagaimana cara mengurangi, memilah, dan mengolah sampah”.

Dalam kerjasama PLTSa, akan dirumuskan pedoman teknis, model bisnis, model investasi, kerangka regulasi, dan materi edukasi publik. Kerjasama ini juga sangat penting untuk didukung semua multipihak seperti Pemda, swasta, dan masyarakat.

Kerjasama pemanfaatan teknologi lingkungan berupa Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) menjadi agenda utama pertemuan Menteri LHK Siti Nurbaya dan Menteri Lingkungan Jepang Mr.Tadahiko ITO, Selasa (17/01/2017). © Biro Humas KLHK

Page 21: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 2017 21

Laporan Utama

Pertemuan Menteri LHK Siti Nurbaya dan Menteri Lingkungan Jepang Mr.Tadahiko ITO berjabat tangan di sela-sela pertemuan. Jakarta, Selasa (17/01/2017).© Biro Humas KLHK

dan dalam waktu bersamaan pula, Indonesia ditunjuk sebagai lokasi Global Cleansing Champion Country oleh UNEP. Berbagai kegiatan di bulan Februari yang akan dilaksanakan terkait HPSN, yaitu kampanye, workshop, dan aksi peduli sampah.

Indonesia ditunjuk sebagai lokasi Global Cleansing Champion Country oleh UNEP. Berbagai kegiatan di bulan

Februari yang akan dilaksanakan terkait HPSN, yaitu kampanye, workshop, dan aksi peduli sampah.

© Biro Humas KLHK

Tautanberitadalam situs

Page 22: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 201722

Waspada Karhutla 2017 Indonesia Perkuat Sistem Deteksi Dini

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, mengingatkan bahwa pada tahun 2015 Indonesia mengalami

kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang luar biasa. Akibat Karhutla, Indonesia mengalami kerugian ekonomi mencapai Rp. 220 triliun, dan 504.000 orang mengalami gangguan kesehatan, serta 2,6 juta ha habitat keanekaragaman hayati hilang yang kerugiannya tidak bisa dihitung secara ekonomi.

Berkat upaya penanganan Karhutla sejak dini oleh semua pihak, pada tahun 2016 Indonesia berhasil menurunkan jumlah hotspot sebesar 82,14% (Sumber Satelit NOAA) atau 94,58% (Sumber Satelit Terra Aqua); menurunkan luas

kebakaran sebesar 83,2% yaitu 438.360 Ha, dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 2.611.411 Ha; tidak ada kejadian asap lintas batas regional; dan tidak satupun Gubernur yang menetapkan status tanggap darurat di tahun 2016. Pada Rapat Koordinasi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2017 dengan agenda evaluasi pelaksanaan pengendalian Karhutla tahun 2016 dan koordinasi rencana aksi tahun 2017, di Istana Negara, Jakarta (23/01/2017), Presiden Joko Widodo menyatakan apresiasi atas keberhasilan penanganan Karhutla tahun 2016 dan menyampaikan beberapa arahan sebagai berikut.Perkuat sistem deteksi dini dan

penetapan siaga darurat dengan segera, khususnya untuk daerah-daerah rawan karhutla, serta lahan gambut.

Penyiapan sekat kanal bekerjasama dengan pihak swasta dan mengecek kesiapan kesiagaan operasi udara, patroli udara, hujan buatan, water bombing.Aktivasi posko pengendalian kebakaran hutan (dalkarhut), patroli bersama masyarakat, dan penyuluhan di tingkat kecamatan dan desa. Perbaiki tata kelola lahan terutama dengan lahan masyarakat dan konsesi swasta. Lakukan penegakan hukum kasus-kasus karhutla secara tegas dan tanpa kompromi.Dalam rakor ini, berulang kali Presiden menegaskan agar langkah-langkah

R E P O R TAS E

Page 23: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 2017 23

Reportase

pencegahan karhutla dapat dilaksanakan dengan cepat dari awal dan segera diputuskan. “Para Gubernur agar mampu menyikapi dengan cepat status tanggap darurat. Perkuat sinergi antara pemerintah pusat, dan pemerintah daerah, dalam perencanaan untuk mencegah karhutla, dalam gerak cepat turun ke lapangan, dan diharapkan di perencanaan di awal tahun ini dapat mencegah terjadinya karhutla di tahun 2017”, pesan Presiden di akhir arahan pada Rakor ini.

Turut hadir mendampingi Presiden Joko Widodo dalam acara tersebut di antaranya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.

Sebelumnya, Menkopolhukam Wiranto, melaporkan bahwa kejadian karhutla tahun 2016 tidak sampai berdampak terhadap ekonomi, politik, sosial dan budaya (epoleksosbud). Jumlah hari tanggap darurat, yang semula 151 hari di tahun 2015, menjadi nol tahun 2016. Keberhasilan ini tercapai berkat kerjasama para multipihak (Kementerian, TNI, POLRI, BNBP, masyarakat dan swasta), dalam implementasi rencana aksi pengendalian karhutla.

Wiranto berharap, agar Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas dapat mengalokasikan anggaran khusus yang dapat digunakan untuk pencegahan Karhutla. Selain itu,Mendagri agar dapat merevisi Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sehingga pemda dapat menggunakan anggaran sejak tahap pencegahan, bukan hanya pada tahapan darurat. Wiranto juga menghimbau Gubernur, Bupati, Walikota untuk dapat mengedukasi masyarakat

dengan menerapkan teknologi pengolahan lahan tanpa bakar, serta mendorong pengusaha untuk menaati peraturan untuk mengelola lahan tanpa bakar.

“Upaya pencegahan merupakan kegiatan yang lebih penting dan menentukan karena jika sudah terjadi kebakaran, maka sangat sulit untuk dipadamkan dan pasti menimbulkan kerugian yang sangat besar”, pesan Wiranto menutup laporan evaluasi penanganan kebakaran hutan dan lahan tahun 2016.Kondisi iklim tahun 2017 diperkirakan lebih kering dari tahun 2016 dan lebih

basah dari tahun 2015. Beberapa provinsi dengan potensi kemarau awal yaitu Provinsi Aceh, Riau (Kota Dumai, Kab. Bengkalis), Kalbar (Kab. Ketapang), Kalteng, Kalimantan Utara, serta sebagian Sulawesi dan Papua. Selain itu, terdapat peluang siklon tropis di wilayah barat Indonesia dan potensi kering di wilayah pantai timur Sumatera.

Mewaspadai hal tersebut, Menteri LHK Siti Nurbaya mendukung arahan Presiden Joko Widodo, untuk mengedepankan pencegahan karhutla serta sinergi kegiatan dengan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.

Foto kiri: Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Menkopolhukam Wiranto (kiri) dan Menlhk Siti Nurbaya saat rapat koordinasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan tahun 2017 di Istana Negara. Foto bawah: Presiden Jokowi menyampaikan arahan untuk memperkuat sistem deteksi dini dan penetapan siaga darurat dengan segera khususnya untuk daerah-daerah rawan karhutla serta lahan gambut. © Biro Humas KLHK

Tautanberitadalam situs

Page 24: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 201724

Reportase

Sinergi KLHK-TNI Menteri LHK Tegaskan Peran Penting TNI

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dr. Ir. Siti Nurbaya, M.Sc menegaskan tentang peran penting Tentara Nasional Indonesia (TNI), terutama dalam sektor

Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), serta kedaulatan negara. Hal ini disampaikan dalam paparannya, saat menjadi pembicara dalam Rapat Pimpinan TNI di Jakarta, (17/1/2017).

‘’Legitimasi negara bisa terusik bila kita salah mengelola sektor lingkungan hidup dan kehutanan,’’ tegas Menteri Siti Nurbaya. Beberapa hal sektor LHK dibahas, baik dari sisi partikularistik wilayah, kepercayaan rakyat, distribusi pembangunan, serta pemanfaatan teknologi dan birokrasi.

Dalam hal teknologi, Menteri Siti Nurbaya mengingatkan kepada para pimpinan TNI pusat dan wilayah, terkait tantangan menjaga kedaulatan negara. ‘’Saya mengingatkan kecanggihan berbagai pihak untuk meng-collect data Sumber Daya Alam (SDA) dan keragaman hayati dengan teknologi satelit, lidar, dan lain-lain yang harus dipantau dan dijaga kepentingannya,’’ kata Menteri Siti Nurbaya.

Pada kesempatan ini, tak lupa Menteri Siti Nurbaya menjelaskan kembali tentang sistem kerja penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) bersama TNI dan Polri, yang selama ini dinilai sudah terjalin sangat baik. ‘’Sehinggga kebakaran areal gambut

menurun dari 891.000 ha di 2015, menjadi 97.000 ha di 2016,’’ ungkap Menteri Siti Nurbaya.

Hal ini menunjukkan bahwa kerja keras patroli terpadu yang kontinyu dan konsisten, hasilnya akan sangat baik. Begitu juga bangunan-bangunan sekat kanal yang dilaksanakan hasil dari kolaborasi antara TNI bersama masyarakat, telah membuat restorasi gambut berjalan lebih baik.

Dalam hal pemberantasan illegal logging, Menteri Siti Nurbaya memaparkan perihal kompleksitas serta metamorfosis kejahatan, yang membuat penanganan illegal logging menjadi cukup rumit. Termasuk soal penanganan wilayah perbatasan antar negara, dan peran penting TNI menjaga semuanya. Selain itu juga dipaparkan informasi tentang agenda perubahan iklim sesuai ratifikasi Paris Agreement melalui UU Nomor 16 tahun 2016. Hal penting lainnya adalah penjelasan tentang perhutanan sosial dan reforma agraria, serta perbedaan mendasar antara dua agenda berbeda tersebut namun keduanya untuk satu kepentingan yaitu keadilan distribusi sumberdaya.

Diingatkan kembali perihal penegasan Presiden Joko Widodo perihal tindak lanjut hutan adat, setelah launching pengakuan hutan adat pada akhir Desember 2016 lalu. ‘’Program itu membutuhkan peran TNI, karena di antara dan di dalam prosesnya akan ada konsekuensi gangguan kohesi sosial. Ekosistem yang ideal mensyaratkan kohesi sosial,’’ jelas Menteri Siti Nurbaya.

Terakhir dijelaskan tentang kawasan hutan yang mendukung TNI, baik yang sudah berproses maupun dalam proses dan pada tahapan permohonan. ‘’Untuk ini saya menyatakan untuk dilakukan review lagi secara teknis, terutama peruntukan lahan bagi keperluan pertahanan,’’ tegasnya.

Indonesia ditunjuk sebagai lokasi Global Cleansing Champion Country oleh UNEP. Berbagai kegiatan di bulan Februari yang akan dilaksanakan

terkait HPSN, yaitu kampanye, workshop, dan aksi peduli sampah.© Biro Humas KLHK

Tautanberitadalam situs

Page 25: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 2017 25

Reportase

Sebagai upaya peningkatan kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan limbah, KLHK luncurkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) untuk perizinan dan non-

perizinan bidang lingkungan hidup. Sejak peresmiannya di tahun 2012, PTSP memiliki 24 jenis layanan, 14 diantaranya berbasis online dan 10 lainnya dalam proses migrasi ke sistem online. Sebanyak 2.056 pelanggan telah terdaftar secara online dan 11.378 terdaftar offline.

Pada perayaan kelima tahunnya peluncuran PTSP di Jakarta (25/1/2017), Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK, Tuti H. Mintarsih menyampaikan bahwa akan terus dilakukan peningkatan kualitas PTSP. Salah satunya dengan penambahan fasilitas “Klinik Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3”. Fasilitas ini memberikan akses publik terhadap Aplikasi Siraja Limbah Online dan konsultasi terkait pengelolaan limbah secara umum. “Fasilitas ini diharapkan dapat mempercepat implementasi pelaporan pemerintah daerah dan pihak swasta terkait pengelolaan limbah B3 dan limbah Non B3 secara online”, jelas Tuti H. Mintarsih. Pelaporan tersebut menjadi kewajiban bagi pihak swasta dan pemerintah daerah, melalui terbitnya Surat

Edaran Direktur Jenderal PSLB3 Nomor: SE.15/PSLB3/SET/PLB.2/12/2016 dan SE.16/PSLB3/SET/PLB.2/12/2016 tanggal 20 Desember 2016, tentang Tata Cara Penyampaian Laporan Pengelolaan Limbah B3 dan Dumping Limbah B3 Elektronik oleh Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan Melalui Siraja Limbah Online.

KLHK mendapatkan peringkat ke-2 instansi dengan indeks integritas tertinggi (nilai 7,64) Survey Integritas Sektor Publik oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di tahun 2013. Tahun 2014-2016 berada pada zona hijau dengan tingkat kepatuhan tinggi (nilai 90,25), pada Survey Kepatuhan Kementerian yang dilaksanakan oleh Ombudsman RI. Keberhasilan ini disampaikan oleh Kepala Biro Umum KLHK, Samidi.

Selain tujuan efektifitas dan efisiensi pelaporan, Aplikasi Siraja Limbah Online dimaksudkan untuk meningkatkan keakuratan data. Hal ini dapat mendukung Indeks Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3 yang saat ini juga sedang dikembangkan. Informasi lebih lanjut terkait Siraja Limbah Online dan Indeks Kinerja dapat diakses melalui laman http://pslb3.menlhk.go.id/.

Lima Tahun PTSP-KLHK:Pelayanan Terpadu Sampah dan Limbah

Perayaan lima tahun peluncuran PTSP di Jakarta (25/1/2017)Ki-ka: Ade Palguna (Sekditjen PSLB3), Sinta Saptarina (Dir. PKPB

Limbah Non B3), Samidi (Kepala Biro Umum KLHK).© Biro Humas KLHK

Tautanberitadalam situs

Page 26: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 201726

Reportase

Tanam Pohon Serentak, Indonesia Raih Rekor Dunia 2016

Indonesia kembali mendapat pengakuan internasional terhadap upaya menjaga kelestarian lingkungan. Apresiasi diperoleh dari Guinness World Record atas partisipasinya dalam pemecahan

rekor dunia penanaman pohon secara serentak. Sebanyak 232.647 batang pohon jati dan kaliandra berhasil ditanam oleh 6.500 petani (masyarakat dan Koperasi Produsen Anugrah Bumi Hijau/KOPRABUH), dalam kurun waktu yang singkat yaitu 60 menit di Tuban, Jawa Tengah (28/11/2016). Jumlah ini mengalahkan rekor sebelumnya yaitu sebanyak 223.000 batang oleh Negara Filipina.

Dalam sambutan resmi penyerahan Sertifikat Penghargaan Guinness World Record di Manggala Wanabakti tanggal 12 Januari 2017, Menteri Siti Nurbaya menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang mendukung penanaman tersebut, dan dari kegiatan ini perlu ditindaklanjuti dengan asistensi yang kuat kepada masyarakat, serta replikasi kegiatan serupa untuk wilayah di luar Jawa.

Komitmen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam memulihkan kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) diimplementasikan secara konsisten melalui agenda rutin tahunan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI). Saat ini terdapat 450 DAS yang sangat penting keberadaannya sebagai suatu kesatuan kawasan

Apresiasi diperoleh dari Guinness World Record atas partisipasi dalam pemecahan rekor

dunia penanaman pohon secara serentak. (28/11/2016) Foto atas: Presiden Joko Widodo

melakukan penanaman pohon jati didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan di

Tuban Jawa Tengah. © Biro Humas KLHK

Page 27: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 2017 27

Reportase

pengelolaan, yang juga berfungsi sebagai daerah tangkapan air (siklus hidrologi) untuk mendukung ketersediaan air baik secara kuantitas, kualitas dan kontinuitasnya bagi masyarakat.

Direktur Jenderal PDAS HL, Dr. Hilman Nugroho, menambahkan bahwa kegiatan penanaman ini perlu ditindaklanjuti dengan pemeliharaan dan evaluasi untuk memastikan pohon-pohon tersebut benar-benar tumbuh. Menanam pohon juga merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam upaya mencegah bencana banjir dan kekeringan. Dari penanaman ini, diharapkan ke depannya, dapat dikembangkan hutan rakyat dan industri biomassa untuk menambah nilai ekonomi masayarakat, serta penyerapan tenaga kerja di Indonesia.Kegiatan penanaman ini tidak hanya melibatkan para petani,

namun juga koperasi dan para pelajar generasi muda, sehingga masyarakat dapat merasakan langsung manfaat program Kementerian LHK. Sinergitas antar isu lintas bidang perlu dibangun yaitu terkait pengelolaan daerah aliran sungai, perhutanan sosial, dan perubahan iklim. Dalam kaitannya dengan perubahan iklim, penanaman ini merupakan wujud nyata komitmen dan implementasi pemerintah Indonesia terhadap Paris Agreement.

“Penghargaan ini harus menjadi motivator bagi kita dan kita perlu menyikapi secara obyektif penilaian dari luar. Lakukan implementasi program sebanyak-banyaknya dan jangan pernah berhenti mengukir prestasi”, ucap Menteri Siti.

Presiden Joko Widodo bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan meninjau lokasi penanaman jati dan kaliandra.

© Biro Humas KLHK

Tautanberitadalam situs

Page 28: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 201728

Reportase

Plastik Berstandar NasionalKategori Ekolabel Baru Tas Belanja Plastik

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meluncurkan Standard Nasional Indonesia (SNI) 7188.7:2016

Kriteria ekolabel – Bagian 7: Kategori Produk Tas Belanja Plastik dan Bioplastik Mudah Terurai, pada Selasa (13/02/2017) di Jakarta.

© Biro Humas KLHK

Tautanberitadalam situs

Page 29: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 2017 29

Reportase

Untuk mendukung kebijakan pengurangan sampah plastik dan sistem akreditasi dan sertifikasi ekolabel, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

(KLHK) meluncurkan Standard Nasional Indonesia (SNI) 7188.7:2016 Kriteria ekolabel – Bagian 7: Kategori Produk Tas Belanja Plastik dan Bioplastik Mudah Terurai, pada Selasa (13/02/2017) di Jakarta.

Terbitnya SNI ini sebagai informasi kepada publik jenis material atau bahan baku dari tas belanja plastik, yaitu material bijih plastic sintetis. Dengan informasi tersebut, masyarakat diharapkan dapat memilah sampah plastik, baik yang dapat didaur ulang, atau terurai dengan sendirinya, serta yang memerlukan penanganan lebih lanjut.

Dalam sambutan saat me-launching SNI tersebut, Staf Ahli Menteri LHK Bidang Hubungan Antar Lembaga Pusat dan Daerah, Ilyas Assa’ad menyampaikan bahwa “Instrumen standard ini memungkinkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bekerja dan bersinergi dengan mekanisme pasar untuk melakukan perubahan secara sistematis dan melembaga. Dengan demikian, Kementerian LHK mendorong perbaikan sejak dari hulu, sebelum kantong plastik berakhir hidupnya menjadi sampah”.

Sejak tahun pertama setelah penetapan Sustainable Development Goals (SDGs) oleh PBB di bulan September 2015, berbagai instrument kebijakan telah disiapkan oleh KLHK.

Dalam rangka mendukung pencapaian indikator operasional pada masing-masing target, KLHK juga menyiapkan portofolio standardisasi. Sistem standardisasi tersebut antara lain eco-office, sistem pengadaan barang jasa ramah lingkungan, system manajemen lingkungan, ekolabel, verifikasi kinerja teknologi ramah lingkungan, pengelolaan material berkelanjutan, dan standar pelayanan masyarakat di fasilitas publik.

Dalam paparan pada sesi diskusi, Direktur Utama PT. Tirta Marta, Sugiono Tandio menyatakan bahwa “Setiap menit hampir 1 juta lembar kantong plastik dipakai di seluruh

dunia, untuk itu perlu penanganan yang tidak cukup hanya dengan menggunakan metode 3R melainkan dengan 4R, yaitu: reduce, reuse, recycle dan return to earth. SNI yang diluncurkan hari ini sudah tepat untuk mendorong semua multipihak untuk memproduksi dan menggunakan plastik yang mudah terurai (return to earth)”.

Instrumen ini merupakan wahana perubahan bagi multipihak, sekaligus ajang inovasi pengembangan produk ramah lingkungan. Di lain sisi, masyarakat dapat turut berkontribusi dalam menjaga lingkungan dengan menggunakan produk ramah lingkungan. Implementasi instrumen juga dapat dilakukan dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah, pembiyaaan berkelanjutan oleh Otoritas Jasa Keuangan, serta kebijakan insentif dan disinsentif dari Kementerian Keuangan.“Setiap menit hampir 1 juta

lembar kantong plastik dipakai di seluruh dunia...”

Peluncuran SNI merupakan salah satu langkah menuju pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan

(Sustainable Development Goals-SDGs) ke-12 yaitu penerapan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan.

© Biro Humas KLHK

Page 30: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 201730

Reportase

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya hadir dalam

kegiatan peduli sampah yang digagas oleh Komunitas PRAISE di Taman

Menteng Jakarta. © Biro Humas KLHK

PRAISEDukungan Akar Rumput Kurangi Sampah

Tautanberitadalam situsHujan di Minggu pagi (19/2/2017), tidak menyurutkan

langkah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya untuk mengunjungi Taman Menteng, Jakarta.

Siti Nurbaya akan berbaur bersama dalam kegiatan peduli sampah yang digagas oleh Komunitas PRAISE. Kegiatan ini merupakan gerakan dukungan dari akar rumput dan korporasi untuk menciptakan Indonesia bersih sampah pada tahun 2020.

Bersama komunitas, Siti Nurbaya menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya atas dukungan yang diberikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN).Ia mengatakan, sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo, revolusi mental merupakan hal yang paling ditekankan. Menarik benang merahnya, maka revolusi mental dalam bidang lingkungan hidup adalah saat masyarakat Indonesia sadar dan turut menjaga lingkungan serta tidak membuang sampah sembarangan. Untuk itu Menteri LHK sangat menghargai gagasan yang dibuat oleh komunitas PRAISE ini.

“Saya menghargai inisiatif kolaborasi dunia usaha ini, mudah-mudahan tidak hanya 6 (enam) korporasi saja yang ikut dalam PRAISE, dan ini kami catat sebagai gerakan pelopornya dunia usaha, yang telah melakukan usaha daur ulang, sampah produksinya”, ujar Menteri LHK.

Sampah merupakan persoalan yang paling dekat dengan masyarakat, disamping sampah yang berasal dari industri, jumlah sampah terbesar adalah yang berasal dari rumah tangga. Peran pemerintah sangat penting, pemerintah merupakan simpul negosiasi dari segala kepentingan, baik industri sebagai pihak produsen maupun masyarakat sebagai tempat

Page 31: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 2017 31

Reportase

“Saya menghargai inisiatif kolaborasi dunia usaha ini, mudah-mudahan tidak hanya 6 (enam) korporasi saja yang ikut dalam PRAISE, dan ini kami catat sebagai gerakan pelopornya dunia usaha, yang telah melakukan usaha daur ulang, sampah produksinya”, ujar Menteri LHK.© Biro Humas KLHK

bermuaranya sampah, khususnya sampah-sampah kemasan produk.

Kementerian LHK memerlukan banyak pionir-pionir yang peduli sampah, mulai dari tingkat sekolah hingga masyarakat usia dewasa, yang diharapkan menjadi contoh nyata dari gerakan peduli sampah dan peduli lingkungan ini. Pendidikan juga penting, sehingga kepedulian yang dibangun, merupakan kepedulian yang lahir dari kesadaran bukan keterpaksaan, khususnya bagi anak usia sekolah.

Tak ingin menyia-nyiakan kesempatannya, Menteri LHK juga memberikan edukasi langsung kepada Quin (6 tahun), Niken (7 tahun) dan Caca (6 tahun), tentang bagaimana memilih dan memilah sampah, serta memasukkannya dalam tempat yang sesuai dengan jenis sampahnya. Siti Nurbaya juga membuka ruang tanya jawab, dan dalam sesi tanya jawab ini, berbagai hal disampaikan oleh komunitas dan pengunjung Taman Menteng.

Dalam penjelasannya Menteri LHK mengatakan, bahwa melihat perkembangan bank sampah di Indonesia, KLHK mencatat di akhir 2015 tercatat ada 2.800 bank yang lahir di masyarakat, dan akhir 2016 jumlahnya meningkat sehingga mencapai sekitar 4.200-an bank, artinya kesadarannya memang meningkat, dan kesadaran ini juga menumbuhkan peluang untuk meningkatkan ekonomi. Beberapa bank sampah telah mampu menciptakan industri baru, dalam bentuk biji plastik yang bahkan bisa diekspor. Hal ini membuka konfigurasi sebuah bisnis baru di akar rumput untuk menjadi sel-sel kecil industri plastik. Untuk itu Siti Nurbaya memerlukan dukungan pemikiran juga terkait sampah dan industri baru ini.

Siti juga menjelaskan usaha peduli sampah ini juga dilakukan di tiap taman nasional di Indonesia, sebagai contoh ia menjelaskan, bahwa bila ada pendaki yang mendaftar ingin memasuki wilayah taman nasional, maka mereka akan dibekali wadah untuk mengumpulkan sampah mereka. Para pendaki ini, wajib untuk mengembalikan wadah ini, lengkap dengan seluruh sampah yang

mereka hasilkan selama masa pendakian, sehingga ekosistem wilayah dakian tidak terganggu karena adanya sampah-sampah ini.

Tahun 2017, secara global United Nation Environment Program (UNEP) menetapkan tema khusus untuk Hari Peduli Sampah Nasional 2017 yaitu “Global Campaign of Clean Sea Champion Country”, dan bila

diserap dengan kondisi Indonesia, maka tema HPSN 2017 untuk Indonesia adalah “Melaksanakan Pengelolaan Sampah Terintegrasi dari Gunung, Sungai, Kota, Pantai, hingga Lut untuk Mewujudkan Indonesia Bersih Sampah 2020”.

Sebelumnya hasil penelitian Jambeck, Jena R., et.al, pada tahun 2015 yang berjudul “Plastic waste inputs from land into the ocean”, menunjukkan bahwa Indonesia menjadi Negara kedua terbesar di dunia yang menyumbang sampah ke laut setelah Cina. Sejak tahun 2016 Indonesia berbenah, dan saat ini Indonesia tercatat dalam 10 negara yang menjadi kampiun dalam menangani sampah di laut. Pengakuan akan kerja keras Indonesia ini, rencananya akan di deklarasikan oleh UNEP pada 23 Februari yang akan datang, dimana Kemenko Maritim bekerja sama dengan KLHK akan melakukan pembersihan kawasan pantai dan laut di 25 kota di Indonesia.

Sampah-sampah di laut Indonesia, sesungguhnya bukan hanya berasal dari Indonesia saja, pusaran arus laut juga membawa sampah-sampah dari kawasan Eropa Timur menyambangi dan masuk ke dalam perairan Indonesia, untuk itulah UNEP mendukung Indonesia secara penuh dalam pembersihan ini.

Keseriusan KLHK dalam pengelolaan sampah ini juga telah naik ke level selanjutnya, dimana KLHK telah menggandeng Kementerian UKM untuk mendorong pemberian KUR bagi bank sampah. Siti mencontohkan, di tahun 2016, kolaborasi KLHK, Kementerian UKM dan Bank BRI, telah mampu memberikan modal awal senilai 30 juta rupiah, bagi kelompok bank sampah yang ada di kota Makassar, sehingga diharapkan peningkatan ekonomi domestik ini berjalan berkelanjutan.

Menutup kegiatan bersih-bersih di Taman Menteng, Siti Nurbaya menyampaikan ucapan terimakasihnya kembali kepada PRAISE, dan korporasi anggotanya, para pionir peduli sampah, Pemda DKI dan elemen lainnya. Siti mengingatkan agar seluruh yang hadir pada saat itu, dan seluruh warga Indonesia mendukung gerakan Indonesia bersih sampah tahun 2020.

Page 32: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 201732

Sampah Plastik di IndonesiaI N F O G R A F I S

Page 33: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 2017 33

Infografis

300.000Partikel plastik di setiap kilometerpersegi permukaan laut di dunia

INDONESIAPeringkat Kedua Dunia“Penghasil” Sampah Plastikke Laut Setelah China(Jambeck et al. 2015)

14,6 Juta TonSampah

55,9 Juta TonSampah

83,4 Juta TonSampah

187,2 Juta TonSampah

262,9 Juta TonSampah

SRILANKA VIETNAM FILIPINA INDONESIA CHINA

5-14JUTATON

Plastik terbuang kelaut dari daratan setiap tahunnya

60-95 %Sampah laut di seluruh duniaadalah plastik

450-1000 THDibutuhkan untuk mengurai plastikdilautan karena bahan kimia plastiktidak dapat dipecah olehmikroorganisme tanah sehinggaplastik hanya berubah menjadi fragmen yang lebih kecil

Jumlah plastik yang terbuangdi lautan dunia diperkirakanmeningkat dua kali lipat pada tahun 2025 yaitu sekitar

170JUTATON

Puntung Rokok52.907.756

Tutup Minuman13.585.425

Gelas, Piring,Sendok, Garpu, Pisau10.112.038

Botol Minuman9.549.156

Kaleng Minuman6.753.266 Sedotan

8.263.453

Sepatu2.715.113

Bahan Bangunan1.875.252

Tali3.251.948Mainan Anak

1.459.601

Ban979.468

Baterai713.014

Kondom632.412

Bola Lampu438.361

Jarum Suntik349.251

Jaring1.050.825

PERKIRAAN SAMPAH YANG TERBUANG KE LAUTSETIAP TAHUNNYA (DALAM SATUAN)

Page 34: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 201734

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya pada hari Selasa tanggal 3 Januari 2017

memimpin Rapat Pimpinan Perdana tahun 2017.© Biro Humas KLHK

Rapat Pimpinan Perdana

Tahun 2017

B E R I TA F O T O

Tautanberitadalam situs

Tautanberitadalam situs

Page 35: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 2017 35

Berita Foto

Model Pembiayaan Perhutanan Sosial Berbasis HTI - HTR

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mendesain program Perhutanan Sosial

seluas ± 12,7 juta Ha. © Biro Humas KLHK

“Swasta diharapkan bisa lebih memahami rakyat, dan pihak-pihak seperti akademisi dan LSM harus terus bersama rakyat. Pola pendampingan ini memang memerlukan waktu lama, namun kita tidak boleh bosan dan harus menemukan cara-cara baru mendorong masyarakat bisa mengelola hutan dengan baik, sehingga bisa terangkat kesejahteraannya,’’ kata Menteri Siti. © Biro Humas KLHK

Tautanberitadalam situs

Page 36: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 201736

Berita Foto

Dalam rangka evaluasi kinerja tahun 2016 dan persiapan pelaksanaan kegiatan tahun 2017, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat

Republik Indonesia (DPR RI) di Komplek Parlemen - Senayan, Jakarta (18/01/2017). © Biro Humas KLHK

Raker KLHKPenguatan SDA dan Lingkungan

Page 37: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 2017 37

Berita Foto

Rapat dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Hadi Mulyadi, dan dihadiri oleh

anggota komisi. © Biro Humas KLHK

Dalam pendalaman oleh anggota Komisi VII DPR RI, terdapat keinginan anggota DPR RI untuk percepatan penanganan lubang pasca tambang, memperoleh

informasi lebih lanjut tentang Paris Agreement. © Biro Humas KLHK

Page 38: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 201738

Berita Foto

Tindak KonsesiYang Tanami Gambut Terbakar

Tim monitoring dan pengawasan KLHK yang dipimpin Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan San Afri Awang dan didampingi oleh Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK Rasio Ridho Sani, melakukan konferensi pers terkait aksi simbolis

pencabutan akasia di dua titik lokasi pada areal konsesi HTI PT BAP. Dua lokasi tersebut merupakan areal gambut berdasarkan dokumen Rencana Kerja Usaha (RKU) PT BAP dan merupakan areal gambut bekas terbakar 2015. © Biro Humas KLHK

Page 39: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 2017 39

Reformasi Tata KelolaLingkungan Hidup Dan Kehutanan

Dalam rangka reformasi tata kelola lingkungan hidup dan kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerjasama dengan WALHI, melaksanakan Rapat Kerja Penguatan Kelola Sumber

Daya dan Lingkungan di Jakarta (16/1/2017). © Biro Humas KLHK

Page 40: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 201740

Berita Foto

Penggiringan Gajah Liar Kembali ke Habitat

Gajah melakukan perusakan ladang dan kebun warga di Keumala, Kabupaten Pidie.

© Sapto Aji Prabowo BKSDA Aceh

Tim memantau pergerakan gajah liar di lapangan untuk satu sampai dengan dua

hari ke depan dikarenakan kondisi hutan di KPH 1 yang marak illegal logging dan illegal

mining. © Sapto Aji Prabowo BKSDA Aceh

Page 41: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 2017 41

Berita Foto

Aceh - Jumat, 3 Februari 2017, tim Balai KSDA Aceh bersama masyarakat sekitar kawasan konservasi berhasil melakukan

penggiringan gajah liar kembali ke habitatnya ke arah Hutan Jantho dan Panca. © Sapto Aji Prabowo BKSDA Aceh

Page 42: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 201742

Tanggal 21 Februari 2005, pukul 02.00 WIB dinihari, ledakan gas metan yang memberontak akibat tekanan timbunan sampah sekitar 2,7 juta meter kubik dipadu

dengan volume air hujan 2 hari berturut-turut menggelegar di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, Cireundeu, Cimahi. Gunung sampah itu terguncang. Tercabut dari akarnya. Terbangun dari tidur. Seolah memberontak dari perlakuan semena-mena. Melawan keteledoran manusia dan menunjukkan kekuatan sesungguhnya. Datang bagaikan gelombang tsunami, raksasa berwujud sampah baik anorganik berupa plastik, logam, gabus, hingga sampah organik menghantam. TPA seluas 23,5 hektare yang membentuk gunung sampah setinggi 60 meter dengan lebar tak kurang dari 200 meter dan mulai digunakan sejak 13 Januari 1987 itu jebol. Sekitar 137 rumah di Kampung Cilimus dan Kampung Gunung Aki, Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung serta Kampung Pojok, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, tertimbun longsoran jutaan kubik sampah. Pemukiman yang penuh kehidupan itu langsung luluh lantak tertimbun sampah dan terseret hingga sekitar 1 kilometer jauhnya. Sekitar 150 orang meninggal dunia. Kebun dan lahan pertanian seluas 8,4 hektare milik warga Kampung Pojok, Cimahi Selatan terkubur. Bencana alam longsoran sampah TPA dengan kemiringan tebing 15-45 derajat serta diapit Gunung Pasir Panji dan Gunung Kunci itu merupakan rekor tertinggi di Indonesia dan rekor kedua terbesar di dunia. Rekor pertama adalah longsoran sampah di TPA Payatas, Quezon City, Filipina. Terjadi pada tanggal 10 Juli 2000 sekitar pukul 05.00 waktu setempat, longsoran sampah itu menewaskan lebih dari 200 orang. Urutan ketiga ditempati Yunani. Longsoran sampah di TPA Ano Liossia, sekitar 10 kilometer sebelah utara Athena itu menelan korban puluhan orang pada bulan Maret 2003. Seminggu setelah kejadian itu, sampah di tiga wilayah, terutama Kota Bandung dan Kota Cimahi tidak terangkut karena tidak ada tempat untuk membuang. Kota yang mendapat julukan kota kembang itu berubah menjadi kota sampah. Sampah menumpuk di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan di pinggir-pinggir jalan.

Pemerintah Kota Bandung dan Cimahi menjadi panik karena kesulitan mencari tempat pembuangan sampah.

Kepanikan yang sangat beralasan karena Kota Bandung akan menyelenggarakan hajat internasional dalam rangka memperingati Konferensi Asia – Afrika. Peristiwa ini menjadi sangat luar biasa, sehingga pemerintah Kota Bandung menerapkan Darurat Sampah. Sesuatu yang tak lazim, karena istilah darurat biasanya diterapkan pada peristiwa yang luar biasa, seperti bencana alam dan peperangan.

Tragedi di TPA Leuwigajah tahun 2005 sesungguhnya pernah terjadi pada tahun 1992, namun tidak menimbulkan banyak korban seperti tahun 2005. Tanda-tanda gagalnya sistem pengelolaan sampah yang ada di TPA dapat terlihat dari tidak berfungsinya TPA lain yang ada di Kota Bandung seperti TPA Cicabe dan Jelekong karena telah habis masa pakainya. Lokasi TPA lainnya yaitu TPA Sarimukti, berada lebih jauh dari TPA Leuwigajah. Maka sampah yang ada di Kota Bandung dibuang ke TPA Leuwigajah dan dijadikan TPA Pusat oleh tiga wilayah (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kota Cimahi). Total sampah yang masuk ke TPA Leuwigajah setiap hari lebih dari 4.700 meter kubik. Sampah ini datang dari Kota Bandung sekitar 3.500 meter kubik, Kabupaten Bandung 750 meter kubik, serta Kota Cimahi 450 meter kubik.

Seiring perjalanan waktu, tragedi ini mungkin makin redup dan terlupakan oleh masyarakat. Tapi bagi masyarakat adat Cirendeu, Kota Cimahi, lupa adalah sesuatu yang harus dilawan, agar tidak terperosok pada kesalahan yang sama di masa

Melawan Lupa: Leuwigajah

Kini, alam kembali menyeimbangkan diri. Sisa

tumpukan sampah mulai tertutupi tanaman liar. Tinggal menanti

pohon bertumbuhan agar daerah itu kembali hijau.

S E J A R A H

Page 43: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 2017 43

Sejarah

mendatang. Dan pada petang itu, sekitar 25 orang dengan baju serba hitam duduk melingkar di sebuah punggung bukit. Suara karinding (alat musik tradisional dari bambu yang dimainkan dengan cara menjepitnya di bibir dan ditepuk dengan telapak tangan kanan) mengalun magis. Suaranya tinggi, melengking, berpadu dengan hembusan angin yang berderu kencang.Setelah berdoa, penduduk Kampung adat Cirendeu itu menyusuri jalan setapak, menuruni bukit menuju tebing yang menghadap sebuah lembah. Dasar lembah itu berwarna hijau oleh tanaman liar, meski tanah yang dipenuhi sampah masih mengintip di sela dedaunan. Di sana, mereka menebarkan bunga dan langsung diterbangkan angin yang mengalir liar. Lembah dengan kenangan pahit dan pilu. Saksi bisu kesalahan manusia yang harus dibayar sangat mahal. Panitren Kampung Adat Cirendeu, Asep Abas, menuturkan bahwa pihaknya tidak akan berhenti memperingati tragedi ini. Tidak perlu diperingati secara meriah, yang penting selalu mendoakan arwah para korban yang tertimbun sampah."Kami akan terus melawan lupa. Jangan sampai kejadian serupa kembali terulang 20 tahun kemudian, barulah orang-orang ingat mengenai Leuwigajah. Tragedi ini perlu diperingati agar semua pihak peduli pada keseimbangan alam dan kehidupan sehingga memikirkan cara pengolahan sampah yang lebih baik," ujarnya.

Menurutnya, longsornya Leuwigajah adalah buah ketidakseimbangan alam. Lokasi pembuangan sampah telah menimbun setidaknya tiga mata air yang biasa dimanfaatkan warga. Kini, alam kembali menyeimbangkan diri. Sisa tumpukan sampah mulai tertutupi tanaman liar. Tinggal menanti pohon bertumbuhan agar daerah itu kembali hijau.Mengingat kejadian masalalu bukanlah berarti tidak ingin menjalani hari ini dan menatap masa depan. Mengingat masalalu justru untuk menjadikan dasar melangkah agar tidak terjerumus kedalam kesalahan yang sama. Masalalu digunakan sebagai dasar untuk melangkah kearah yang lebih baik dengan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Tanggal 4 Juni 2005, pada rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Menteri Negara Lingkungan Hidup, Rachmat Witoelar, mencanangkan tanggal 21 Februari sebagai Hari Peduli Sampah.

Tumpukan sampah di TPA Leuwigajah.© https ://jurnalhijau.files.wordpress.com

Page 44: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 201744

Artikel

Diduga Punah, Macan Tutul Ditemukan Kembali

Macan tutul (Panthera pardus melas), salah satu satwa penghuni Suaka Margasatwa

(SM) Cikepuh, Sukabumi, Jawa Barat yang diduga telah punah akibat perburuan dan perambahan serta kerusakan habitatnya kini dinyatakan kembali keberadaannya. Hal ini diketahui berdasarkan hasil pengamatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat pada bulan Juli-Agustus 2016.

Sosok macan tutul yang berada di Taman Nasional Gunung Ciremai. © Taman Nasional Gunung Ciremai dan CI Indonesia

A R T I K E L

Tautanberitadalam situs

Page 45: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 2017 45

Artikel

Berawal dari informasi dari peneliti mahasiswa dan masyarakat sekitar kawasan SM Cikepuh, serta hasil survei primata International Animal Rescue (IAR), mengungkap adanya tanda-tanda keberadaan Macan tutul seperti cakaran, kotoran, dan jejak. Namun, hal ini masih diragukan mengingat minimnya data yang tersedia.

Menjawab keraguan tersebut, BBKSDA Jawa Barat, sebagai pengelola kawasan SM Cikepuh, bersama masyarakat, IAR, dan Yayasan Harimau melakukan pengamatan untuk menguji kebenaran informasi keberadaan Macan tutul tersebut. Pengamatan menggunakan kamera jebak (camera trap) pada lokasi-lokasi yang diduga menjadi wilayah jelajah, serta area tempat ditemukannya tanda-tanda keberadaan macan tutul.

Hasil video dari kamera jebak, diketahui sebanyak tiga individu merupakan macan tutul dengan pola tutul kuning, sedangkan satu individu merupakan varian tutul hitam atau yang sering dikenal dengan macan kumbang.

Identifikasi menunjukkan keempat macan tutul tersebut sebagai individu yang berbeda. Melalui analisis sederhana, diprediksi bahwa populasi macan tutul di SM Cikepuh saat ini sekitar 12 ekor. Pengamatan lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui kepastian jumlah individu serta sex ratio populasi macan tutul di kawasan ini.

Kepunahan Macan tutul secara lokal diduga akibat rusaknya 50% kawasan SM Cikepuh karena perambahan pada awal era reformasi 1998 – 2001 yang disertai perburuan. Hadirnya kembali satwa ini, merupakan salah satu indikator keberhasilan rehabiiitasi dan restorasi kawasan SM Cikepuh sebagai zona inti Geopark Ciletuh.

Hal ini juga ditegaskan oleh Kepala BBKSDA Jawa Barat, Sustyo Iriyono, bahwa restorasi kawasan seharusnya bukan hanya dilakukan terhadap tumbuhan, melainkan juga terhadap

satwa liar yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, Sustyo menyampaikan, upaya memasukkan kembali satwa-satwa yang pernah hidup dalam kawasan (reintroduksi) merupakan program strategis kawasan yang perlu mendapat dukungan semua pihak.

Sebagai tindak lanjut hasil pengamatan ini, KLHK akan menyusun beberapa program dan rencana kerja yang disinergikan dengan program strategis kawasan lainnya, diantaranya inventarisasi macan tutul, mitigasi konflik macan tutul dengan masyarakat, pengendalian kebakaran hutan, pengembangan zona inti Geopark Ciletuh, reintroduksi satwa liar lainnya serta restorasi habitat satwa.

Kotoran macan tutul yang terungkap dari survei yang dilakukan International Animal Rescue (IAR). © BBKSDA Jawa Barat

Hasil pengamatan selama 28 hari memperlihatkan tujuh frame video yang menunjukkan aktivitas macan tutul di SM Cikepuh. © BBKSDA Jawa Barat

Page 46: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 201746

Artikel

Upaya mengatasi masalah pencemaran akibat limbah terus dilakukan, meskipun hal ini membutuhkan biaya operasional yang tidak sedikit. Menyadari hal tersebut,

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus menggali inovasi sebagai solusi permasalahan ini. Salah satunya melalui forum Pojok Iklim yang menghadirkan Greenbelt Resources Corporation, inovator teknologi yang mengubah limbah menjadi energy, hari Rabu di Jakarta (1/2/2017).

Greenbelt adalah penemu teknologi pengolahan limbah menjadi energi terbarukan, dengan memanfaatkan limbah makanan atau limbah pertanian. Data Greenbelt menunjukkan, di kawasan Asia Tenggara, rata-rata dihasilkan sebanyak 127 kg limbah/orang dalam setahun. Limbah ini umumnya diolah menjadi kompos agar dapat dimanfaatkan kembali.

Di lain sisi, pengolahan limbah menjadi kompos dalam skala besar dapat menimbulkan masalah. Karena kompos memungkinkan sisa makanan membusuk, dan melepaskan metana (CH4) yang memiliki efek 84 kali lebih buruk daripada CO2 sebagai gas rumah kaca.

Greenbelt dapat menkonversi limbah dengan sumber daya yang terbatas dan memperoleh nilai maksimum dari limbah. Hasil konversi limbah dapat berupa sumber bahan bakar (etanol), makanan, pupuk dan air bersih. Material limbah padat tertentu dapat dikonversi menjadi bahan bangunan dan pelet untuk listrik. “Dengan model-modelnya yang sederhan, menjadikan sistemnya tidak perlu dibangun/di-install layaknya sebuah pabrik, tapi bisa dipindah-pindahkan (mobile)”, jelas Michael Nakamura, anggota Dewan Greenbelt Resources Corporation. Selain itu, terdapat pilihan skala kecil hingga besar sesuai kebutuhan. Greenbelt lebih mengedepankan ide untuk berperilaku ramah lingkungan, ketimbang menjual teknologinya, ia menambahkan.

Hal ini juga ditegaskan oleh Staf Ahli Menteri LHK Bidang Industri dan Perdagangan, Laksmi Dhewanti, yang menyatakan bahwa forum Pojok Iklim bukan sebagai ajang promosi untuk menjual sesuatu tapi ide untuk teknologinya. “Kita berbagi pengalaman supaya masyarakat memiliki banyak pilihan, sekarang memang lebih banyak teknologi, namun kita juga

perlu memberikan edukasi bagaimana memilih teknologi yang baik”, ujar Laksmi.Tim Greenbelt Resources Corporation terdiri dari Charles Ong Saerang, Darren Eng dan Michael Nakamura. Dalam forum yang bertajuk “Pemanfaatan limbah menjadi profit: Teknologi untuk energi terbarukan” ini juga dihadiri oleh Staf Ahli Menteri LHK, Penasehat Senior Menteri LHK, Pejabat Eselon I dan II, serta para multipihak.

Banyaknya kajian lingkungan perlu dibarengi kerangka umum yang dipahami dan diterima oleh para multipihak, sehingga tercipta ruang untuk aplikasi kebijakan dan kajian tersebut, karena upaya mengatasi persoalan limbah ini merupakan tanggung jawab bersama. Semangat kebersamaan seperti ini yang terus ditumbuhkan agar semakin banyak orang yang peduli, bergerak dan terlibat dalam pelestarian alam.

Inovasi BaruOlah Limbah Menjadi Profit

Forum Pojok Iklim yang menghadirkan Greenbelt Resources Corporation, inovator teknologi yang mengubah limbah menjadi energy, hari Rabu di Jakarta (1/2/2017).© Biro Humas KLHK

Tautanberitadalam situs

Page 47: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 2017 47

Cara Kreatif Memanfaatkan Botol Bekas

Pengen beli sekop sampah buat pasangan sapu anda? Gak usah, karena sekop sampah bisa dibuat

dari botol bekas.

Siapkan gunting, pena dan botol bekas. Langkah pertama adalah bersihkan botol bekasnya, kemudian pada bagian luar botol, buat garis kerangka sekop dengan menggunakan pena, buat garis kerangka yang tebal dan jelas, ini yang akan jadi panduan untuk memotong, Gunakan pelindung tangan ketika memotong permukaan botol. Gunting botol mengikuti garis kerangka.

Gunting secara perlahan hingga terpotong seperti gambar berikut.

Bersihkan bagian pinggir dari peralatan kebun yang sudah dipotong agar tidak membuat luka gores atau iritasi.

T I P S H I J AU

Hijau | Edisi I Februari Tahun 2017 47

Page 48: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 201748

Reportase

Laut Lestar i

W A K A T O B I

AYO K E TA M A N N A S I O N A L

Page 49: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 2017 49

Ayo ke Taman Nasional

Pagi itu semua kru telah melakukan persiapan terakhir penerbangan pesawat Trike Aquilla milik Taman Nasional Wakatobi dari bandara Betoambari Bau-Bau menuju

bandara Matahora Wanci. Pengecekan mesin dan penambahan tangki bahan bakar telah dilakukan pada malam sebelumnya oleh seorang mekanik. Posisi sayap juga telah disetel pada kecepatan maksimal dan bahan bakar telah diisi penuh, cukup untuk empat jam penerbangan. Berdasarkan estimasi dari GPS waktu tempuh hanya sekitar 1,5 jam saja.

Matahari pagi mulai muncul disertai awan tebal yang bergelayutan di sisi timur. Arah pointer GPS juga menunjuk ke arah timur untuk menuju ke Wanci. Sungguh awal yang kurang bagus karena kondisi cuaca yang mendung. Setelah selesai test flight pilot memutuskan untuk langsung terbang menuju Wanci. Awan tebal menyambut di ketinggian 500 feet, pesawat pun dipacu naik terus untuk menghindari awan itu. Pesawat juga harus terbang meliuk-liuk karena menghindari hadangan awan dan mencari celah-celahnya. Namun kadang awan-awan itu harus ditembus karena tidak memungkinkan untuk dihindari. Ketika itu gumpalan uap air mengelilingi pesawat dan yang terlihat hanya warna putih. Sensasi ini tentu saja tidak dapat diperoleh dari dalam kabin pesawat komersil.

Ketinggian maksimal yang dicapai dalam penerbangan ini sekitar 5.000 feet. Pesawat tidak bisa terbang dengan kecepatan

maksimal karena melawan angin dari depan yang cukup kencang. Kecepatan yang hanya setengah dari kecepatan yang telah diperkirakan membuat perjalanan pesawat ini menjadi lebih lama.

Beberapa lama setelah lepas dari daratan Pulau Buton, samar-samar mulai terlihat daratan Pulau Kapota menyusul kemudian Pulau Wangi-wangi. Pulau terbesar dari gugusan empat pulau yang membentuk nama Wakatobi ini menjadi pintu masuk utama bagi pengunjung yang datang. Tambahkan Kaledupa, Tomia, dan Binongko jadilah Wakatobi, sumbangan dua kata awal tiap nama pulau. Dahulu lebih dikenal sebagai kepulauan Tukang Besi.

Sebelum mendarat di bandara Betoambari di sisi utara pulau Wangi-wangi, pesawat ini sempat terbang rendah di sekitar pesisir. Perairan dangkal yang ditumbuhi lamun tampak mencolok memisahkan kelamnya lautan dan rimbunnya pepohonan di daratan. Terlihat pemukiman nan padat

Pemandangan pesisir pulau Kapota dari pesawat Trike Aquilla. Foto kiri: Warna-warni ikan yang menawan mewarnai birunya lautan yang

luas. Bersanding dengan bentuk-bentuk terumbu karang yang unik menambah indahnya panorama bawah laut Wakatobi. © Simon Onggo

Page 50: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 201750

Ayo ke Taman Nasional

Nudibranch atau kelinci laut merupakan salah satu biota laut yang kerap dicari para penyelam. Bentuk dan warnanya yang unik menghidupkan pemandangan laut Wakatobi. © Simon Onggo

Ada beberapa perkampungan suku Bajo di dalam kawasan Taman Nasional Wakatobi. Salah satunya di perkampungan

Bajo Sama Bahari di pulau Kaledupa. © Simon Onggo

menyesaki pinggir pantai. Dari atas dapat disaksikan juga kolam-kolam berwarna biru di sekitaran Wanci. Pada saat surut kolam itu tidak terpengaruh karena terhalangi pasir atau batu karang. Ekosistem yang sirkulasi airnya cenderung diam ini disebut laguna (lagoon).

Belum banyak yang menyelami blue hole ini yang susunan karangnya berbeda dengan karang di tepi pulau. Responnya terhadap fenomena alam seperti pemutihan karang (coral bleaching) cenderung lebih cepat, karena ketika terjadi kenaikan suhu air laut, suhu air dalam laguna kecil cenderung lebih tinggi. Bagi kepentingan sains, karakteristik ini menjadi penting untuk diperhatikan.

Kawasan konservasi seluas 1.390.000 ha ini memiliki kekayaan 750 jenis terumbu karang dari 850 jenis di dunia. Puluhan dive spot bisa dinikmati penyelam di area yang termasuk kawasan segitiga karang dunia ini. Apabila pengunjung belum bisa menggunakan peralatan scuba (self contained underwater breathing apparatus) masih dapat menyaksikan warna-warni kehidupan laut dengan snorkeling. Alat yang dibutuhkan hanyalah masker, snorkel, dan fin (kaki katak). Pada kedalaman 2-5 kita dapat menyapa ikan nan cantik meliuk di antara karang yang sehat.

Tiga persen wilayah daratan Wakatobi dihuni oleh 9 masyarakat adat antara lain Wanci, Mandati, Liya, Kapota, Kaledupa, Waha, Tongano, Timu, dan Mbeda-beda. Selain itu juga terdapat masyarakat pendatang yaitu Bajo dan Cia-cia dari etnis Buton. Kehidupan mereka sangat tergantung pada kekayaan lautan sehingga pengembangan hasil laut yang lestari dan pariwisata berkelanjutan diutamakan.

Karena ketergantungannya dengan alam, muncullah kearifan dalam pemanfaatannya. Suku Bajo yang dikenal sebagai pelaut ulung mengenal istilah “Pamali” untuk hal-hal yang dilarang, semacam sistem ‘tabu’. Misalnya dilarang membuang sampah seperti kulit jeruk nipis, sisa bumbu dan sampah lainnya ke laut. Ikan yang masih kecil juga dilarang ditangkap sebelum mencapai ukuran yang layak dikonsumsi. Ada ketakutan yang dirasakan bila mereka melanggarnya karena akan mendapatkan “bala” atau nasib buruk. Misalnya badai, gelombang besar, dan hujan deras atau bahkan mereka tidak akan mendapatkan ikan. Pulang membawa tangan kosong.

Kearifan lokal yang tumbuh di suku Bajo ini sejalan dengan upaya konservasi yang melindungi kekayaan laut di kawasan yang 97 persennya berupa lautan. Program konservasi yang telah diterapkan sejak penujukkan Wakatobi menjadi taman nasional tahun 1996 kemudian dilirik oleh UNESCO melalui program Man and Biosfer. Program ini memberi perhatian pada ekosistem darat dan laut yang menerapkan kerjasama konservasi keanekaragaman hayati dengan pengembangan sosial ekonomi serta memelihara nilai budaya.Setelah diusulkan dikaji secara mendalam oleh para ahli maka pada bulan Juli 2012, taman nasional ini resmi dinobatkan sebagai Cagar Biosfer. Bolehlah kita bangga Wakatobi bisa menjadi perhatian 165 negara anggota jaringan cagar biosfer dunia. Proses pengukuhan ini tentunya tidak dalam waktu singkat, ada upaya serius dan konsisten dari pengelola kawasan. Menjadi cagar biosfer yang ke delapan di Indonesia membuktikan pengelolaan kawasan dengan prinsip konservasi dan pembangunan berkelanjutan dapat berjalan serasi.

Page 51: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 2017 51

Ayo ke Taman Nasional

Tingkat kecerahan air yang bagus membuat snorkeler dan diver dapat menikmati secara detail segala keunikan di dalam laut, seperti ikan

badut ini yang selalu bermain di anemon laut. © Simon Onggo

Tautanberitadalam situs

Page 52: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 201752

Page 53: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 2017 53

Page 54: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

Hijau | Edisi I Tahun 201754

Resensi

Buku Jejak TapakMenebar Modal Sosial, Membangun Peradaban“Pada pokoknya, kami menekankan hasil hutan bukan kayu, yaitu madu dan ikan,” jelas Jusman, Kepala Desa Penepian Raya, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. “Karena itu, masyarakat menjaga hutan desa yang ditetapkan sebagai hutan lindung dengan patroli dan pengawasan”.

Begitulah komitmen masyarakat desa Penepian Raya saat mendapat amanah dari negara untuk menjaga Hutan Desa Bumi Lestari. Masyarakat di tepian Sungai Kapuas ini bertahan hidup dalam kelenturan ekosistem di sekitarnya. Mereka pun hidup selentur ekosistem dengan bertumpu pada dua hasil hutan bukan kayu: madu dan ikan. Madu diunduh saat musim hujan; ikan dipanen saat musim kering. Itulah komoditas unggulan desa yang menyangga hidup dari generasi ke generasi.Hutan desa di Penepian Raya adalah satu tapak dengan dua strategi. Strategi pertama untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi tapak. Wujudnya: masyarakat menjaga dan melindungi hutan beserta lingkungannya. Strategi kedua adalah mendorong produksi barang dan jasa. Wujudnya yang kasat mata berupa madu hutan dan ikan. Dalam perspektif pembangunan nasional, tapak Hutan Desa Bumi Lestari berhulu di tapak yang bernama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kementerian juga melaksanakan dua strategi tersebut untuk meningkatkan indeks kualitas lingkungan hidup, meningkatkan sumbangan bagi pendapatan negara dari tapak, serta meningkatkan keberfungsian ekosistem. Dengan demikian, seturut logika yang runtut: di tingkat nasional, tapak-tapak itu dikelompokkan sebagai entitas ukuran keberhasilan dari penerapan kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2015-2019. Tapak-tapak itu adalah kesatuan pengelolaan hutan, taman nasional, daerah aliran sungai, kabupaten/kota, dan akses masyarakat. Rekaman kisah tentang geliat hidup yang menautkan lingkungan, hutan dan manusia tersaji apik dalam sebuah buku terbitan Biro Perencanaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Buku setebal 400 halaman ini berjudul Jejak dari Tapak ke Tapak; Menebar Modal Sosial, Membangun Peradaban. Satu kalimat sub judul Perjalanan Dua Tahun dan Langkah ke Depan Lingkungan Hidup dan Kehutanan menegaskan kinerja dan target yang akan dicapai.Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam pengantarnya menegaskan intisari pembelajaran dari seluruh upaya kementerian memercikkan kesadaran bahwa mendorong

perbaikan di tingkat tapak sesungguhnya dipengaruhi oleh kualitas hubungan antar-pemangku kepentingan. Pada tingkat tapak, dimensi hutan dan lingkungan bukan lagi sekadar subjek teknis Kementerian, tetapi telah menjangkau ranah politik, ekonomi, sosial, budaya, bahkan lintas-ilmu pengetahuan. Dari sini, kita memahami bahwa mengelola tapak berarti mengelola perikehidupan, yang sekaligus meneguhkan kedaulatan negara. Intinya, mengelola tapak berarti mengelola peradaban negeri. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengelola hampir seluruh bentang alam dari samudra hingga puncak gunung. Dalam rentang ekosistem yang luas itulah para penyusun buku ini harus bekerja keras memilih kisah-kisah nan inspiratif dari tingkat tapak. Data yang masuk berlimpah dan diskusi juga melibatkan pihak-pihak terkait dalam Kementerian. Hasilnya pustaka ini hadir dalam kemasan yang cair, lugas dan bernas.

Penulis: Agus PrijonoPenenerbit: Biro PerencanaanKementerian Lingkungan Hidup dan KehutananCetakan: I, 2016Tebal: xxvii + 372 halamanISBN: 978-602-8358-81-1

Tautanberitadalam situs

Page 55: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir
Page 56: PEDULI SAMPAH - p3ejawa.menlhk.go.idp3ejawa.menlhk.go.id/get2.php?file=25630majalahhijauedisi1.pdf · Kampus Hijau Membangun Generasi Terbakar Ramah Lingkungan Cegah Sampah Mengalir

KEMENTERIANLINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

REPUBLIK INDONESIAppid.menlhk.go.id