depersonalisasi
TRANSCRIPT
5/12/2018 depersonalisasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/depersonalisasi 1/11
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Depersonalisasi adalah suatu perasaan aneh tentang dirinya atau
perasaan bahwa pribadinya sudah tidak seperti biasa lagi, tidak sesuai
dengan kenyataan misalnya rasanya seperti sudah di luar badannya
(misalnya: pengalaman di luar tubuh atau OBE , out of the body
experience) atau sesuatu bagian tubuhnya sudah bukan kepunyaannya lagi.
Ini dibedakan dari waham hipokhondrik dan dari disorientasi terhadap
dirinya sendiri. Depersonalisasi ada kalanya ditemukan pada sindrom
lobus pariealis juga.1
Penelitian menyatakan bahwa depersonalisasi transien dapat terjadi
pada sebanyak 70 persen populasi tertentu, tanpa perbedaan bermakna
antara laki-laki dan wanita. Pada beberapa penelitian terakhir,
depersonalisasi ditemukan terjadi pada wanita sekurangnya dua kali lebih
sering dibandingkan laki-laki; keadaan ini jarang ditemukan pada orang
yang berusia lebih dari 40 tahun.2
Gangguan depersonalisasi merupakan bagian dari sekelompok kondisi
yang disebut gangguan disosiatif. Gangguan disosiatif adalah penyakit
jiwa yang melibatkan gangguan atau kerusakan fungsi memori, kesadaran
atau kesadaran, identitas dan / atau persepsi mental yang biasanya
beroperasi lancar. Bila satu atau lebih dari fungsi ini terganggu, dapat
mengakibatkan gejala. Gejala ini dapat mengganggu fungsi umum
seseorang, termasuk kegiatan sosial dan pekerjaan, dan hubungan relasi.3
Penting untuk dicatat bahwa gejala depersonalisasi atau derealisasi
mungkin menunjukkan gangguan medis atau psikologis yang lebih
serius. Dan, suatu kondisi yang disebut gangguan depersonalisasi bisa
eksis sendiri. Oleh karena itu, diagnosis diri tidak disarankan. Jika Anda
1
5/12/2018 depersonalisasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/depersonalisasi 2/11
mengalami salah satu gejala yang diuraikan di atas, melihat dokter Anda
atau penyedia layanan kesehatan lainnya. Dia atau dia akan dapat
memberitahu Anda apakah atau tidak gejala-gejala kecemasan Anda
terkait atau bagian dari penyakit lain.4
1.2. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini diantaranya:
a. Memahami tinjauan teoritis mengenai gangguan depersonalisasi
b. Memahami gambaran klinis serta terapi pada gangguan depersonalisasi
c. Mengintergrasikan Ilmu Kedokteran terhadap kasus pada pasien secara
langsung
2
5/12/2018 depersonalisasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/depersonalisasi 3/11
BAB 2
TINJAUAN PUSAKA
2.1. Defenisi
Depersonalisasi adalah perasaan bahwa tubuh seseorang atau diri
pribadi seseorang adalah asing dan tidak nyata; derealisasi adalah persepsi
objek di dunia luar sebagai asing dan tidak nyata. Perbedaan tersebut
memberikan deskripsi yang lebih akurat untuk masing-masing fenomena
dibandingkan mengelompokkan mereka bersama-sama di dalam bagian
depersonalisasi.2
2.2. Epidemiologi
Sebagai suatu pengalaman terisolasi yang kadang-kadang terjadi dalam
kehidupan banyak orang, depersonalisasi adalah suatu fenomena yang
sering dan tidak terlalu patologis. Penelitian menyatakan bahwa
depersonalisasi transien dapat terjadi pada sebanyak 70 persen populasi
tertentu, tanpa perbedaan bermakna antara laki-laki dan wanita.
Depersonalisasi adalah suatu peristiwa yang sering terjadi pada anak-anak
saat mereka menumbuhkan kemampuan untuk menyadari diri sendiri ( self
awareness), dan pada masa dewasa saat mereka menjalani rasa
ketidaknyataan yang sementara saat mereka bepergian ke tempat yang
baru dan asing.2
3
5/12/2018 depersonalisasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/depersonalisasi 4/11
Informan tentang epidemiologi depersonalisasi patologi adalah sedikit.
Pada beberapa penelitian terakhir, depersonalisasi ditemukan terjadi pada
wanita sekurangnya dua kali lebih sering dibandingkan laki-laki; keadaan
ini jarang ditemukan pada orang yang berusia lebih dari 40 tahun.2
2.3. Etiologi
Gangguan depersonalisasi mungkin disebabkan oleh penyakit
psikologis, neurologis, atau sistemik. Pengalaman depersonalisasi telah
dihubungkan dengan epilepsi, tumor otak, pemutusan sensorik, dan trauma
emosional. Gangguan depersonalisasi adalah berhubungan dengan
berbagai macam zat, termasuk alkohol, barbiturat, benzodiazepin,
scopolamine (Donnagel), clioquinol (Vioform), antagonis adrenergik-beta,
marijuana, dan hampir semua zat mirip phencyclidine atau halusinogen.
Fenomena depersonalisasi telah dihasilkan oleh stimulasi listrik di korteks
lobus frontalis selama bedah saraf. Penyebab sistemika adalah gangguanendokrin pada tiroid dan pankreas. Kecemasan dan depresi adalah faktor
predisposisi, dan juga stres berat, seperti yang dialami seseorang di medan
peperangan atau pada kecelakaan kendaraan bermotor. Depersonalisasi
sering sebagai gejala yang ditemukan berhubungan dengan gangguan
kecemasan, gangguan depresif, dan skizofrenia.2,5
2.4. Diagnosis
Kriteria diagnostik menurut DSM IV2,5:
A. Pengalaman yang persisten dan rekuren perasaan terlepas dari, dan
seakan-akan merupakan pengamat di luar dari, proses mental atau
tubuh pasien sendiri (misalnya, perasaan seperti berada di dalam
mimpi).
4
5/12/2018 depersonalisasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/depersonalisasi 5/11
B. Selama pengalaman depersonalisasi, tes realitas tetap utuh.
C. Depersonalisasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara
klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi
penting lain.
D. Pengalaman depersonalisasi tidak terjadi semata-mata selama
perjalanan gangguan mental lain, seperti skizofrenia, gangguan panik,
gangguan stres akut, atau gangguan disosiatif lain, dan tidak karena
efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, epilepsi obus
temporalis).
2.5. Gambaran Klinis
Karakteristik inti dari depersonalisasi adalah kualitas ketidaknyataan
(unreality) dan pemisahan. Proses mental dalam dan peristiwa eksternal
tampaknya berlangsung seperti sebelumnya, tetapi dirasakan berbeda dan
tidak lagi terlihat memiliki adanya hubungan atau kepentingan dengan
orang tersebut. Bagian dari tubuh atau fisik keseluruhan mungkin terlihat
asing, dan juga operasi mental dan perilaku yang dibiasakan. Hal yang
cukup sering adalah sensasi adanya perubahan dalam tubuh pasien;
sebagai contoh, pasien mungkin merasa bahwa anggota geraknya adalah
lebih besar atau lebih kecil dari biasanya. Hemidepersonalisasi, yaitu
perasaan pasien bahwa separuh tubuhnya adalah tidak nyata atau tidak ada, mungkin berhubungan dengan penyakit lobus parietalis kontralateral.
Kecemasan sering kali menyertai gangguan, dan banyak pasien mengeluh
distorsi dalam rasa waktu dan ruang.2
Suatu fenomena yang kadang-kadang ditemukan adalah penggadaan
(doubling ); pasien merasakan bahwa kesadaran keakuan adalah di luar
tubuh, sering kali beberapa kaki di depan; dari mana mereka melihat diri
mereka sendiri, seakan-akan mereka adalah oran yang benar-benar
5
5/12/2018 depersonalisasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/depersonalisasi 6/11
terpisah. Kadang-kadang pasien percaya bahwa mereka berada di dua
tempat yang terpisah pada waktu yang sama, suatu keadaan yang
dinamakan paramnesia reduplikatif atau orientasi ganda. Sebagian besar
pasien adalah menyadari adanya gangguan dalam hal rasa kenyataannya;
kesadaran tersebut dianggap karakteristik yang penting dari gangguan.2
Seorang pelajar laki-lakii berusia 20 tahun mencari konsultan
psikiatrik karena ia merasa takut bahwa ia akan menjadi gila. Selama dua
tahun terakhir ia mengalami episode merasa di luar dirinya sendiri yang
semakin sering. Episode tersebut disertai dengan rasa mati dalam tubuh.
Disamping itu, selama periode tersebut ia merasa tidak yakin akan
keseimbangannya dan sering kali terjatuh; terjatuh paling sering terjadi di
publik, khususnya jika ia mengalami kegelisahan. Selama episode ia
merasa tidak adanya pengendalian tubuhnya yang mudah dan alami;
pikirannya tampak berkabut, dalam cara yang mengingatkannya terhadap
penerimaan obat anestetik intravena untuk suatu apendektomi lima tahun
sebelumnya.2
Rasa subjektif pasien tentang tidak adanya pengendalian adalah sangat
mengganggu, dan ia harus mengatasinya dengan menggelengkan kepala
dan berkata “Berhenti” pada dirinya sendiri. Dengan melakukan hal itu
akan secara sementara menjernihkan pikirannya sendiri, dan perasaan
ketulian dan perasaan di luar tubuhnya sendiri kembali timbul. Secara
bertahap, selama periode beberapa jam, pengalaman yang tidak
menyenangkan menghilang. Tetapi, pasien merasa cemas tentang
kemungkinan kembalinya perasaan tersebut, karena ia merasakan
pengalaman semakin sering dan lama.2
Pada saat pasien datang untuk pengobatan, ia mengalami gejala kira-
kira dua kali seminggu, dan masing-masing kejadian berlangsung tiga
sampai empat jam. Pada beberapa kesempatan episode terjadi saat ia
mengemudikan kendaraan dan sedang sendirian; ketakutan bahwa ia akan
6
5/12/2018 depersonalisasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/depersonalisasi 7/11
mengalami kecelakaan, ia berhenti mengemudikan kecuali ditemani orang
lain. Ia mulai semakin sering mendiskusikan masalah tersebut dengan
teman wanitanya, dan akhirnya teman wanitanya menjadi kurang menaruh
kasihan terhadap dirinya, mengeluh bahwa pasien telah kehilangan rasa
humornya dan sama sekali asyik dengan diri sendiri. Teman wanitanya
mengancam putus dengan pasien kecuali pasien berubah, dan ia mulai
berkencan dengan laki-laki lain.2
Nilai di perguruan tinggi pasien adalah tidak terganggu; tetapi dalam
kenyataannya adalah meningkat selama enam bulan terakhir karena pasien
menghabiskan lebih banyak waktunya untuk belajar dibandingkan
sebelumnya. Walaupun ditakuti oleh gejalanya, pasien tidur nyenyak di
malam hari, ia tidak merasakan perubahan pada nafsu makan, dan tidak
mengalami gangguan dalam berkonsentrasi. Ia tidak kelelahan atau tidak
tenang secara fisik karena kekhawatirannya.2
Karena sepupunya telah dirawat di rumah sakit selama bertahun-tahun
dengan penyakit mental yang parah, pasien mulai berangan-angan seakan-
akan nasib yang sama akan menimpa dirinya, dan ia mencari penentraman
langsung akan masalah tersebut.2
Depersonalisasi –yaitu, suatu perubahan persepsi atau pengalaman diri
sendiri, sehingga rasa realitas diri sendiri yang baisanya adalah hilang –
dapat merupakan suatu gejala dari berbagai gangguan mental, seperti
skizofrenia, gangguan kecemasa, gangguan mood, gangguan kepribadian,
dan gangguan kognitif. Depersonalisasi ringan, tanpa gangguan
fungsional, terjadi pada suatu saat pada sebagian besar dewasa muda dan
dirinya sendiri tidak memerlukan diagnsosi suatu gangguan mental. Jika,
pada kasus ini, gejala depersonalisasi terjadi tanpa adanya gangguan
pervasif dan cukup parah dan persisten sehingga menyebabkan
penderitaan yang nyata, diagnosis gangguan depersonalisasi dibuat.2
7
5/12/2018 depersonalisasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/depersonalisasi 8/11
2.6. Diagnosis Banding
Depersonalisasi dapat terjadi ebagai suatu gejala sejulah gangguan
lainnya. Sering terjadinya depersonalisasi pada pasien dengan gangguan
depresif dan skizofrenia harus menyadarkan dokter akan kemungkinan
bahwa pasien yang awalnya mengeluh perasaan ketidaknyataan dan
pemisahan adalah menderita dari salah satu gangguan yang lebih sering
tersebut. Riwayat penyakit dan pemeriksaan status mental pada sebagian
besar kasus harus mengungkapkan ciri karakteristik gangguan depresif dan
skizofrenia. Karena obat psikotomimetik sering kali menyebabkan
perubahan yang berlangsung lama dalam pengalaman kenyataan diri dan
lingkungan, klinisi harus menanyakan tentang penggunaan zat terssebut.
Adanya fenomena klinis lain pada pasien yang mengeluh rasa
ketidaknyataan biasanya harus lebih diutamakan dalam menentukan
diagnosis. Pada umumnya, diagnosis gangguan depersonalisasi diberikan
untuk keadaan di mana depersonalisasi menyebabkan gejala yang
menonjol.2
Kenyataan bahwa fenomena depersonalisasi dapat disebabkan oleh
gangguan jelas pada fungsi otak adalah mendasari kebutuhan untuk suatu
pemeriksaan neurologis, khususnya jika depersonalisasi tidak disertai oleh
gejala psikiatrik yang sering dan nyata. Sudah tentu, kemungkinan tumor
otak dan epilepsi harus dipertimbangkan. Pengalaman depersonalisasi
mungkin merupakan gejala yang paling awal dari suatu gangguan
neurologis.2
2.7. Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Pada sebagian besar pasien, gejala gangguan depersonalisasi pertama
kali tampak secara tiba-tiba; hanya beberapa pasien yang melaporkan
onset yang bertahap. Gangguan dimulai paling sering antara usia 15 dan
30 tahun, tetapi telah ditemukan pada pasien semuda usia 1 tahun;
8
5/12/2018 depersonalisasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/depersonalisasi 9/11
gangguan ini lebih jarang terjadi setelah usia 30 tahun dan hampir tidak
pernah terjadi pada dekade kehidupan yang lanjut. Beberapa penelitian
follow-up menyatakan bahwa, pada lebih dari setengah kasus,
depersonalisasi cenderung merupakan kondisi yang berlangsung lama.
Pada banyak pasien gejala berlangsung mantap tanpa adanya fluktuasi
intensitas yang bermakna; tetapi gejala dapat terjadi secara episodik,
diselingi oleh interval bebas gejala. Sedikit yang diketahui tentang faktor
pencetus, walaupun telah diamati bahwa gangguan dimulai selama periode
relaksasi setelah seseorang mengalami stres psikologis yang melelahkan.
Gangguan kadang-kadang didahului oleh serangan kecemasan akut yang
sering disertai oleh hiperventilasi.2
2.8. Terapi
Sedikit perhatian yang telah diberikan pada pengobatan pasien dengan
gangguan depersonalisasi. Pada saat ini tidak terdapat data yang memadaitentang terapi farmakologis spesifik mana yang merupakan dasar. Tetapi,
kecemasan biasanya berespons dengan obat antiansietas. Suatu gangguan
dasar (sebagai contoh, skizofrenia) juga dapat diobati secara farmakologis.
Seperti pada semua pasien dengan gejala neurotik, keputusan untuk
menggunakan psikoanalisis atau psikoterapi berorientasi tilikan ditentukan
bukan oleh adanya gejala sendiri tetapi oleh berbagai indikasi positif yang
didapatkan dari pemeriksaan kepribadian pasien, hubungan manusia dan
situasi hidup.2,3
9
5/12/2018 depersonalisasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/depersonalisasi 10/11
BAB 3
KESIMPULAN
Depersonalisasi adalah perasaan bahwa tubuh seseorang atau diri pribadi
seseorang adalah asing dan tidak nyata, sementara derealisasi adalah persepsi
objek di dunia luar sebagai asing dan tidak nyata. Perbedaan tersebut
memberikan deskripsi yang lebih akurat untuk masing-masing fenomena
dibandingkan mengelompokkan mereka bersama-sama di dalam bagian
depersonalisasi.
Dalam menegakkan diagnostik gangguan depersonalisasi, digunakan
kriteria diagnostik DSM-IV. Diagnosis mengharuskan adanya episode
depersonalisasi yang persisten atau rekuren yang menyebabkan penderitaan
bermakna pada pasien atau suatu gangguan pada kemampuan mereka untuk berfungsi dalam hubungan sosial, pekerjaan, atau interpersonal. Gangguan
secara kasar dibedakan dari gangguan psikotik oleh kebutuhan diagnsotik
bahwa tes realitas tetap intak pada gangguan depersonalisasi. Gangguan tidak
dapat didiagnosis jika gejala adalah lebih baik disebabkan gangguan mental
lain, ingesti zat, atau suatu kondisi medis umum.
Meskipun mungkin tidak mungkin untuk mencegah gangguan
depersonalisasi, mungkin akan membantu untuk memulai perawatan pada
orang segera setelah mereka mulai menunjukkan gejala. Selanjutnya,
intervensi cepat setelah peristiwa traumatis atau pengalaman emosional
menyedihkan mungkin membantu mengurangi risiko gangguan disosiatif
berkembang.
10
5/12/2018 depersonalisasi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/depersonalisasi 11/11
DAFTAR PUSTAKA
1. Maramis W F. 1980. Depersonalisasi dalam Ilmu Kedokteran Jiwa.
Surabaya: Airlangga University Press.
2. Kaplan, HI. Sadock, BJ. Grebb, JA. 2010. Sinopsis Psikiatri. Jilid II.
Tangerang: BinarupaAksara
3. Unknown. 2007. Depersonalization Disorder . Available From:
http://my.clevelandclinic.org/disorders/dissociative_disorders/hic_deperso
nalization_disorder.aspx [Accessed on 1 december 2011]
4. Ankrom, Sheryl. 2009. Depersonalization, Derealization and
Panic Disorder . Available From:
http://panicdisorder.about.com/od/symptoms/a/DeperDereal.htm
[Accessed on 1 december 2011]
5. Elvira, SD. Hadisukanto G. 2010. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
11