densito

16
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kromatografi adalah metode analisis campuran atau larutan senyawa kimia dengan absorpsi pada zat penyerap, zat cair dibiarkan mengalir melalui kolom zat penyerap sehingga penyusunnya terpisah menurut bobot molekulnya. Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu sampel yang ingin dideteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran. Prinsip kerjanya memisahkan sampel dengan berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dan pelarut yang digunakan. Teknik ini biasanya menggunakan fase diam dari bentuk plat silika dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan. Larutan atau campuran larutan yang digunakan dinamakan eluen. Semakin dekat kepolaran antara sampel dengan

Upload: mariam-ulfah

Post on 20-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: DENSITO

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kromatografi adalah metode analisis campuran atau larutan

senyawa kimia dengan absorpsi pada zat penyerap, zat cair dibiarkan

mengalir melalui kolom zat penyerap sehingga penyusunnya terpisah

menurut bobot molekulnya.

Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari

suatu sampel yang ingin dideteksi dengan memisahkan komponen-

komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran. Prinsip kerjanya

memisahkan sampel dengan berdasarkan perbedaan kepolaran antara

sampel dan pelarut yang digunakan. Teknik ini biasanya menggunakan

fase diam dari bentuk plat silika dan fase geraknya disesuaikan dengan

jenis sampel yang ingin dipisahkan. Larutan atau campuran larutan yang

digunakan dinamakan eluen. Semakin dekat kepolaran antara sampel

dengan eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh fase gerak

tersebut.Pelarut polar akan melarutkan senyawa yang bersifat polar dan

pelarut non polar akan melarutkan senyawa yang bersifat non polar yang

sering disebut dengan istilah like dissolves like.

Kromatogram pada plat KLT akan nampak setelah visualisasi

dengan cara fisika dan kimia. Noda kromatogram tiap-tiap komponen yang

Page 2: DENSITO

terpisah setelah visualisasi tampak sebagai noda yang bulat apabila

terjadi proses pemisahan dengan baik.

I. 2 Maksud dan Tujuan Percobaan

I.2.1 Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami prinsip kerja, cara perlakuan, cara

penentuan kualitatif pengolahan data hasil densitometri dan penetapan

kadar pada sampel daun Legundi (Vitex trifolia) daun Tapak Liman

(Elephantopus scaber).

I.2.2 Tujuan Percobaan

1. Mengetahui dan memahami prinsip kerja densitometri pada sampel

daun Legundi (Vitex trifolia) daun Tapak Liman (Elephantopus scaber).

2. Mengetahui dan memahami cara perlakuan yang dapat diukur secara

densitometri pada sampel daun Legundi (Vitex trifolia )daun Tapak

Liman (Elephantopus scaber).

3. Mengetahui dan memahami cara penentuan kualitatif suatu senyawa

pada sampel daun Legundi (Vitex trifolia) daun Tapak Liman

(Elephantopus scaber).

4. Mengetahui dan memahami cara pengolahan data hasil densitometri

pada sampel daun Legundi (Vitex trifolia) daun Tapak Liman

(Elephantopus scaber).

Page 3: DENSITO

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Densitometri adalah metode analisis instrumental yang

berdasarkan interaksi radiasi elektromagnetik dengan analit yang

merupakan noda pada KLT. Interaksi radiasi elektromagnetik dengan

noda KLT yang ditentukan adalah absorpsi, transmisi, pantulan (refleksi)

pendar fluor atau pemadaman pendar fluor dari radiasi semula.

Densitometri lebih dititik beratkan untuk analisis kuantitatif analit-analit

dengan kadar yang sangat kecil yang perlu dilakukan pemisahan terlebih

dahulu dengan KLT. Densitometri merupakan metode penetapan kadar

suatu senyawa pada lempeng kromatografi , menggunakan instrumen

TLC scanner, pengukuran dilakukan dengan cara mengukur serapan

analit (cahaya yang diukur dapat berupa cahaya yang dipantulkan atau

yang diteruskan), pemadaman fluoresensi untuk lapisan yang

mengandung bahan berfluorsensi analit atau hasil reaksi analit.

Densitometri adalah alat pelacak kuantitatif yang sangat terkenal. 

Alat ini dilengkapi dengan spektrofotometer yang panjang gelombangnya

dapat diatur dari 200-700 nm. Alat tersebut dinamakan TLC Scanner.

Teknik penggunaannya didasarkan pada pengukuran sinar yang

diteruskan, diserap dan dipantulkan atau yang dipendarkan. Sinar yang

dipantulkan mengalami hambatan oleh pendukung lempeng dan

Page 4: DENSITO

keseragaman fase diamnya. Sinar yang dipantulkan dengan arah yang

sudah pasti menuju bercak, maka arah pantulannya sehingga dapat

dipantau jumlah sinar yang diserap. Sinar ini sangat sensitif, maka untuk

setiap senyawa dapat dicari dengan serapan maksimalnya. Susunan optik

densitometer ini tidak banyak berbeda dengan spektrofotometer tetapi

pada densitometer digunakan alat khusu yaitu reflection photomultiflier,

sebagai pengganti photomultiflier pada spektrofotometer yang dapat

memperbesar tenaga beda potensial listrik sehingga mampu

menggerakkan integrator (4).

Gambar 1 : Alat Densitometri

Densitometer mengukur cahaya yang dipantulkan  oleh permukaan

sampel yang disinari oleh sumber cahaya. Pengukuran dari refleksi ini

diubah menjadi skala logaritma dengan rumus D = -log R (D = density, R =

Pantulan)

Page 5: DENSITO

Densitometer tidak dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi

sampel seperti dalam kolorimetri tapi densitometer digunakan untuk

mengukur kerapatan cahayanya.

Berikut ini adalah mekanisme kerja densitometer secara sistematis.

Sumber cahaya menyinari sampel secara tegak lurus (sudut 90ᴼ)

namun sensor dipasang pada sudut 45˚ untuk menghindari efek glossy

sehingga yang tertangkap oleh sensor adalah benar-benar cahaya yang

direfleksikan oleh permukaan sampel.

Sensor menangkap cahaya yang direfleksikan oleh permukaan

sampel, kemudian diubah menjadi skala logaritma dengan rumus tertentu

sehingga didapatkan hasil kerapatan cahaya dari sampel. Hasil dari

perhitungan akan ditampilkan pada display.

Page 6: DENSITO

Densitometer adalah alat  penelitian yang biasa digunakan untuk

mengukur kerapatan cahaya suatu objek namun dalam dunia fotografi

densitometer juga digunakan untuk menilai kualitas suatu gambar atau

alat pencetak.

Pada sistem serapan dapat dilakukan dengan model pantulan dan

transmisi. Pada cara pantulan, yang dikukur adalah sinar yang

dipantulkan, yang dapat menggunakan sinar tampak maupun ultraviolet.

Sementara itu, cara transmisi dilakukan dengan menyinari bercak dari 1

sisi dan mengukur sinar yang diteruskan pada sisi lain. Pada

kenyatannya, hanya sinar tampak yang dapat digunakan untuk metode ini.

Gangguan utama pada sistem serapan adalah fluktuasi latar

belakang yang dapat dikurangi dengan beberapa cara, misalnya dengan

menggunakan alat bekas ganda, sistem transmisi dan pantulan secara

atau dengan sistem dua panjang gelombang.

Page 7: DENSITO

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

Alat-alat yang digunakan adalah botol vial, chamber, lampu UV 254

nm dan 366 nm, Lempeng silica gel GF 254 nm, penggaris, pensil, pipet

mikron, pinset, sendok tanduk, dan tabung effendorf, tip 5 mikron.

III.1.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah asam formiat, ekstrak daun

legundi (ekstrak awal, larut etil asetat dan tidak etil asetat), ekstrak daun

tapak liman (ekstrak awal, larut heksan, dan BJA), etanol, etil asetat,

heksan, dan toluene

III.2 Cara Kerja

1. Ekstrak sampel ditimbang sebanyak 1 gram dan dilarutkan dengan

pelarut metanol dengan konsentrasi 1000 ppm pada tabung efendorf.

2. Diaktifkan terlebih dahulu lempeng KLT yang akan digunakan.

3. Dipotong lempeng KLT dengan panjang 4 x 10 cm, ditandai batas

bawah (1 cm) dan batas atas (0.5 cm).

4. Kemudian sampel ditotolkan menggunakan mikro pipet sebanyak 4 µL

pada lempeng KLT.

Page 8: DENSITO

5. Lempeng KLT dielusi pada chamber dengan eluen etanol : etil 0,5 : 9

untuk sampel tapak liman dan eluen tolune:etil asetat:asam formiat

4:1:0,1 untuk ekstrak legundi

6. Setelah lempeng mencapai batas atas, diambil lempeng dari dalam

chamber

7. Dilakukan pengamatan pada lampu UV 254 nm dan 366 nm

8. Hasil lempeng KLT yang telah dielusi kemudian diukur menggunakan

densitometri.

Page 9: DENSITO

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV.1 Gambar Pengamatan

LABORATORIUM FITOKIMIAFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Penampakan noda ekstrak Legundi pada UV 254 nm

LABORATORIUM FITOKIMIAFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Ekstrak yang digunakan untuk penotolan pada lempeng

LABORATORIUM FITOKIMIAFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Penampakan noda pada UV 366 nm

esktrak tapak liman

LABORATORIUM FITOKIMIAFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Penampakan noda pada UV 366 nm

esktrak tapak liman

Page 10: DENSITO

IV.2 Hasil Pengamatan

Ekstrak Legundi

Hasil pengamatan secara lengkap terlampir.

Tabel Hasil Densitometri

Track 1: Ekstrak Awal

Spot Rf Area maks

1

2

5

Track 2: Ekstrak Larut Etil Asetat

Page 11: DENSITO

Spot Rf Area maks

1

3

4

5

Track 3: Ekstrak Tidak Larut Etil Asetat

Spot Rf Area maks

1

3

4

5

LABORATORIUM FITOKIMIA

Page 12: DENSITO

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN LENGKAP

DENSITOMETRI DAUN TAPAK LIMAN (Elephantopus scaber) DAN

DAUN LEGUNDI (Vitex trifolia)

KELOMPOK VII

SUSANTY TANDILILING N111 13 029

FADILLAH FITRIA N111 13 047

FADLIAH RAMADHANI N111 13 009

IMRAN YUSUF N111 13 320

JOSHUA C PENGGELE N111 13 324

WINDA SETYARENI PRATAMA N111 13 514

ASISTEN : ABDUL HAMID

MAKASSAR

2015