degradasi moral pada remaja

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa transisi sekaligus masa kegemilangan. Dikatakan masa transisi karena masa ini adalah masa perpindahan dari usia kanak-kanak menuju usia remaja, usia yang menuntut kedewasaan. Di samping itu, pada masa remaja manusia bisa melakukan banyak hal yang produktif dalam hidupnya. Kekuatan fisik yang mendukung, juga semangat muda yang menggelora, menjadikan remaja sebagai tonggak peradaban manusia. Degradasi moral remaja merupakan salah satu masalah sosial yang sering terjadi di masyarakat. Terlalu sibuknya pemerintah dengan berbagai masalah Politik dan Ekonomi yang terjadi dalam negeri membuat pemerintah mengesampingkan masalah degradasi moral remaja yang hanya menjadi bagian kecil dari masalah sosial. Akibat kelalaian dan kurangnya perhatian pemerintah terhadap masalah degradasi moral remaja, sekarang moral remaja mengalami tingkat degradasi yang tinggi. Degradasi moral remaja merupakan suatu keprihatinan yang sangat mendalam bagi suatu bangsa. Dimana tulang punggung bangsa rapuh karena termakan oleh hancurnya moral. Sedangkan moral adalah cerminan hidup bagi penegak bangsa. Pemuda adalah harapan bangsa, di pundak merekalah masa depan bangsa dipertaruhkan. Jika pemudanya hancur, maka hancurlah bangsa tersebut. 1

Upload: cullenwinda

Post on 31-Dec-2015

757 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ilmu sosial dan budaya

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja adalah masa transisi sekaligus masa kegemilangan. Dikatakan masa

transisi karena masa ini adalah masa perpindahan dari usia kanak-kanak menuju usia

remaja, usia yang menuntut kedewasaan. Di samping itu, pada masa remaja manusia bisa

melakukan banyak hal yang produktif dalam hidupnya. Kekuatan fisik yang mendukung,

juga semangat muda yang menggelora, menjadikan remaja sebagai tonggak peradaban

manusia.

Degradasi moral remaja merupakan salah satu masalah sosial yang sering terjadi di

masyarakat. Terlalu sibuknya pemerintah dengan berbagai masalah Politik dan Ekonomi

yang terjadi dalam negeri membuat pemerintah mengesampingkan masalah degradasi

moral remaja yang hanya menjadi bagian kecil dari masalah sosial. Akibat kelalaian dan

kurangnya perhatian pemerintah terhadap masalah degradasi moral remaja, sekarang

moral remaja mengalami tingkat degradasi yang tinggi. 

Degradasi moral remaja merupakan suatu keprihatinan yang sangat mendalam bagi

suatu bangsa. Dimana tulang punggung bangsa rapuh karena termakan oleh hancurnya

moral. Sedangkan moral adalah cerminan hidup bagi penegak bangsa. Pemuda adalah

harapan bangsa, di pundak merekalah masa depan bangsa dipertaruhkan. Jika pemudanya

hancur, maka hancurlah bangsa tersebut.

Sering kita terlena akan timbulnya hal-hal kecil yang dapat menyebabkan bangsa ini

hancur. Keluar masuknya budaya asing pada suatu bangsa menjadikan budaya

sebelumnya tergantikan dan terabaikan, sehingga budaya baru itu membuat anak bangsa

tidak mau lagi mengenal akan budaya lama dan menjadikan budaya baru sebagai

pedoman hidupnya. Di zaman yang serba modern ini, anak-anak semakin lupa terhadap

apa yang harus dilakukan sebagai penerus bangsa, kewajiban seorang murid untuk

belajar, patuh kepada guru terlebih lagi kepada kedua orang tua kurang diperhatikan.

Pemuda-pemuda di zaman sekarang lebih mendahulukan berhura-hura daripada

menjalankan kewajiban. Mereka tidak lagi mempertimbangkan apa yang akan terjadi

setelah apa yang mereka lakukan. Padahal selain merugikan diri mereka sendiri juga

dapat merugikan bangsa tempat dimana mereka tinggal.

Hal inilah yang paling ditakuti, dimana moral bangsa terabaikan. Jika moral bangsa

telah tercemar maka tiadalah damai untuk ditempati sebagai sarana kelangsungan hidup

1

warganya. Dengan demikian peran serta orang tua sangatlah penting dalam pengawasan

pertumbuhan moral bangsa melalui generasinya. Lingkungan tempat hidup regenerasi

juga sangat mempengaruhi berlangsungnya proses sosialisasi dan interaksi sesama hidup

yang kedepannya menentukan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa penyebab dan akibat dari degradasi moral pada remaja

2. Bagaimana upaya penanggulangan degradasi moral pada remaja

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui penyebab dan akibat degradasi moral pada remaja

2. Untuk mengetahui cara penanggulangan degradasi moral pada remaja

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah pada paper ini adalah penyebab dan akibat dari degradasi moral pada

remaja dan juga bagaimana cara penanggulangannya.

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian degradasi moral

Deg·ra·da·si /dégradasi/ n kemunduran, kemerosotan, penurunan, (tentang

mutu, moral, pangkat). Kata Moral berasal dari kata latin “mos” yang berarti

kebiasaan. Moral berasal dari Bahasa Latin yaitu Moralitas adalah istilah manusia

menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai

positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral

dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal

mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia,

moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima maupun mengenai perbuatan,

sikap, kewajiban.

Immanuel Kant berpendapat, moralitas adalah hal keyakinan dan sikap bathin

dan bukan hal sekedar penyesuain aturan dari luar, entah itu aturan hukum Negara,

agama atau adat-istiadat. Selanjutnya dikatakan bahwa, criteria mutu moral seseorang

dalah hal kesetiaannya pada hatinya sendiri. Moralitas adalah pelaksanaan kewajiban

karena hormat terhadap hukum, sedang hukum itu sendiri tertulis dalam hati manusia.

Dengan kata lain, moralitas adalah tekad untukk mengikuti apa yang dalam hati

didasari sebagai kewajiban mutlak.

Jadi dapat disimpulkan degradasi moral adalah penurunan tingkah laku

manusia akibat tidak mengikuti hati nurani Karena kurangnya kesadaran diri terhadap

kewajiban mutlak.

2.2 Penyebab degradasi moral pada remaja

Penyebab Degradasi Moral pada remaja terjadi akibat beberapa faktor :

1. Penyimpangan sosial

Menurut James W.van der Zanden,penyimpangan sosial merupakan perilaku yang

oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai suatu hal yang tercela dan di luar batas

toleransi.penyimpangan sosial umumnya disebabkan oleh proses sosialisasi yang

kurang sempurna. Retaknya sebuah rumah tangga menjadikan seorang anak tidak

mengenal disiplin dan sopan santun.Hal ini di sebabkan karena orang tua sebagai agen

sosialisasi tidak melakukan peran yang semestinya.

3

2. Pengaruh budaya asing

Kota merupakan tempat pusat segala aktifitas,keluar masuknya budaya asing

menjadikan munculnya budaya-budaya baru dan menghapus budaya-budaya lama

merasuknya budaya-budaya asing dalam kehidupan suatu bangsa membawa banyak

sekali perubahan walaupun dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi budaya

asing membawa dampak positif namun dalam bidang pergaulan budaya asing

membawa dampak yang negatif masuknya budaya clubing,minum-minuman

keras ,juga juga narkotika sekarang menjadi budaya baru di kota-kota besar,tidak

hanya remaja yang hidup dikota-kota besar yang mengalami tingkat degradasi moral

yang tingi bahkan remaja yang tinggal di pedesaan yang mengenal adat istiadat yang

kuat pun ikut terpengaruh budaya asing dan mengalami tingkat degradasi moral yang

tinggi.

3. Kurangnya pengawasan dan perhatian orang tua

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya mendorong para laki-

laki untuk terjun kedalamnya bahkan para perempuan pun merasa memili hak yang

sama untuk ikut terjun kedalamnya sehingga dalam sebuah rumah tangga seorang

anak kurang mendapat pengawasan dan perhatian dari orang tua mereka ,akibatnya

banyakdari mereka mncari kebahagiaan yang salah,seperti clumbing,minum-minuman

keras dan menghilangkan stres dengan obat-obatan

4. Rendahnya tingkat pendidikan

Crow and crow menegaskan; learning is a modification of accompanying

growth processes that are brougt about trought adjusment to sensions initieted though

sensory stimulation(Laster D. crow.Alice D .crow 1956:215) artinya:“belajar adalah

perubah tingkah laku yang menyertai proses pertumbuhan yang semua itu di sebabkan

melalui penyesuaian terhadap keadaan yang diawali lewat rangsangan panca

indra”.Kurangnya pendidikan dan kemampuan diri dalam pergaulan dapat membuat

seseorang keliru dalam mengambil jalan hidupnya,sehingga mereka mudah

terpengaruh degan hal-hal baru seiring proses sosialisasi yang mereka

alami.Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam proses

4

sosialisasi,karena pendidikan menjadi landasan perilaku seseorang. Kurangnya

pendidikan mengakibatkan proses sosialisasi kurang seimbang.

5. Kurangnya keefisienan dan keefektifan lembaga sosial masyarakat

Ada berbagai masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat,tingginya tingkat

kemiskinan mengakibatkan berbagai masalah sosial,seperti meningkatnya jumlah

kriminalitas,kurangnya pendidikan,dan banyaknya jumlah penduduk yang kelaparan

serta kurang gizi.Hal tersebut menarik sebagian besar perhatian pemerintah sehingga

masalah mengenai degradasi moral remaja di kesampingkan.Kurangnya perhatian

lembaga sosial terhadap moral remaja mengakibatkan tingkat degradasi moral yang

tinggi.Penerapan –penerapan norma dan sanksi yang kurang mengikat dari lembaga

sosial mengakibatkan para pemuda mengabaikan aturan-aturan tersebut.

6. Media masa atau media informasi

Kemajuan IPTEK melahirkan berbagai macam media yang mutakhir seperti

televisi,handpone, internet dan lain-lain.Banyaknya informasi yang bisa di peroleh

dari media tersebut menyebabkan banyak para remaja menyalahgunakan media

tersebut .Banyaknya tayangan-tayangan yang tidak seharusnya di tampilkan oleh

media masa seperti adegan-adegan kekerasan dan romantis yang sering di tayangkan

oleh media masa membuat para remaja meniru adegan-adegan tersebut.Tayangan

media masa yang sering mereka lihat dijadikan kebudayaan baru yang dianggap

sesuai dengan kemajuan zaman.Rasa tidak ingin ketinggalan zaman dari orang lain

membuat para remaja melakukan kebiasaan baru yang sudah menjadi kebudayaan

atau sering mereka jumpai seperti tayangan televisi dan lingkungan sosialisasi.

2.3 Akibat dari degradasi moral pada remaja

Diantara dampak yang sangat potensial ditimbulkan oleh degradasi moral,

adalah:

1)    Terjadinya penurunan relijius remaja. Jika hal ini terjadi maka remaja akan

semakin terjerumus kepada hal-hal yang negatif karena mereka menganggap

perbuatan yang merka lakukan adalah benar, tanpa memandang dari sudut agama.

2)    Pergaulan bebas. Pergaulan yang sedang dijalani oleh banyak remaja saat ini

sudah melampaui batas kewajaran. Seperti merokok, seks bebas, narkotika dan

sebagainnya. Inilah masalah yang harus diselesaikan secara arif bijaksana. Setiap

5

permasalahan pasti ada penyebab dan ada cara mengatasinya. Di usianya yang dini,

banyak remaja yang telah terlibat pergaulan bebas.

3)    Kriminalitas. Beragam bentuk kriminalitas yang dilakukan remaja bukan barang

baru lagi di negeri ini. Mulai dari menjambret, memalak, merampok, membunuh,

memperkosa, tawuran, hingga geng motor, dll. Kriminalitas remaja tersebut kini

mengalami peningkatan secara kuantitas, jumlah maupun motifnya. Jika hal ini

dibiarkan, maka akan kian merusakkan moral remaja, yang karenanya harus diatasi

secara menyeluruh.

2.4 Upaya Mengatasi degradasi moral

Ada beberapa aspek yang dapat menanggulangi degradasi moral remaja.Yang

pertama adalah Aspek pendidikan formal/lingkungan sekolah. Pendidikan yang lebih

menekankan kepada bimbingan dan pembinaan perilaku konstruktif, mandiri dan

kreatif menjadi faktor penting, karena melatih integritas mental dan moral remaja

menuju terbentuknya pribadi yang memiliki daya ketahanan pribadi dan sosial dalam

menghadapi benturan-benturan nilai-niai yang berlaku dalam lingkungan remaja itu

sendiri berikut lingkungan sosialnya.

Kedua, aspek lingkungan keluarga, jelas memberi andil yang signifikan

terhadap berkembangnya pola perilaku menyimpang para remaja, karena proses

penanaman nilai-nilai bermula dari dinamika kehidupan dalam keluarga itu sendiri

dan akan terus berlangsung sampai remaja dapat menemukan identitas diri dan

aktualisasi pribadinya secara utuh. Remaja akan menentukan perilaku sosialnya

seiring dengan maraknya perilaku remaja seusianya yang notabene mendapat

penerimaan secara utuh oleh kalangannya. Oleh karenanya, peranan orang tua

termasuk sanak keluarga lebih dominan di dalam mendidik, membimbing, dan

mengawasi serta memberikan perhatian lebih sedini mungkin terhadap perkembangan

perilaku remajanya.

Ketiga, aspek lingkungan pergaulan seringkali menuntut dan memaksa remaja

harus dapat menerima pola perilaku yang dikembangkan remaja. Hal ini sebagai

kompensasi pengakuan keberadaan remaja dalam kelompok. Maka, perlu diciptakan

lingkungan pergaulan yang kondusif, agar situasi dan kondisi pergaulan dan

hubungan sosial yang saling memberi pengaruh dan nilai-nilai positif bagi aktifitas

remaja dapat terwujud.

6

Keempat, aspek penegakan hukum/sanksi. Ketegasan penerapan sanksi

mungkin dapat menjadi shock teraphy (terapi kejut) bagi remaja yang melakukan

tindakan-tindakan yang menyimpang. Dan ini dimulai dari lingkungan keluarga,

sekolah, kepolisian dan lembaga lainnya.

Terakhir, aspek sosial kemasyarakat. Terciptanya relasi-relasi sosial yang baik

dan serasi di antara warga masyarakat sekitar, akan memberi implikasi terhadap

tumbuh dan berkembangnya kontak-kontak sosial yang dinamis, sehingga muncul

sikap saling memahami, memperhatikan sekaligus mengawasi tindak perilaku warga

terutama remaja di lingkungannya. Hal ini tentu sangat mendukung terjalinnya

hubungan dan aktifitas remaja yang terkontrol.

2.5 Kearifan Lokal

Tri Kaya Parisudha adalah tiga jenis perbuatan yang merupakan landasan ajaran

Etika Agama Hindu yang dijadikan pedoman oleh setiap individu guna mencapai

kesempurnaan dan kesucian hidupnya, meliputi:

1. Berfikir yang benar (Manacika)

2. Berbuat yang benar (Kayika)

3. Berkata yang benar (Wacika)

Apabila di dalam diri setiap remaja tertanam Tri Kaya Parisudha maka niscaya setiap

remaja memiliki akhlak dan prilaku yang baik. Karena dengan adanya pikiran yang baik

akan timbul perkataan yang baik sehingga mewujudkan perbuatan yang baik. Tri Kaya

Parisuda sebagai bagian dari ajaran etika dalam agama Hindu akan memberikan tuntunan

dan jalan menuju pada kedamaian. Serta keharmonisan kehidupan  di dunia dan akhirat.

Kaya, Wak dan Mana dalam kehidupan sehari – hari sering disebut dengan Tri Kaya,

yang merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Kaya, Wak dan Mana harus

diarahkan pada hal – hal menuju kebaikan karena hanya manusia yang dapat merubah

prilaku yang tidak baik kearah yang baik. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa

menjelma menjadi manusia dengan kelebihan Sabda, Bayu, Idep merupakan suatu pahala

keberuntungan dan sekaligus merupakan suatu keutamaan bagi manusia untuk berbuat

baik ( subha karma ). Sehingga jika kita melakukan perbuatan jahat maka hasil yang

diterima juga buruk, sebaliknya jika kita melakukan perbuatan baik maka hasilnya  juga

baik.

7

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Degradasi moral pada remaja dapat terjadi karena faktor Penyimpangan sosial,

Pengaruh budaya asing, Kurangnya pengawasan dan perhatian orang tua, Rendahnya

tingkat pendidikan, Kurangnya keefisienan dan keefektifan lembaga sosial masyarakat

dan masa atau media informasi. Degradasi moral pada remaja dapat diatasi dengan

beberapa aspek yaitu: aspek keluarga, pendidikan, lingkungan pergaulan, sanksi atau

hukum dan aspek sosial masyarakat.

3.2 Saran

Terkait dengan paper yang kami buat, kami penulis menyarankan agar generasi muda

tidak terjerumus pada degradasi moral pada remaja. Karena remaja adalah generasi penerus

bangsa yang akan menjadi penerus kelak kedepannya. Jika perilaku remaja telah

menyimpang maka rusaklah juga kehidupan kita di masa yang akan mendatang.

8

DAFTAR PUSTAKA

Rika, Uyun. 2012. Degradasi moral remaja. http://www.qothrotulfalah.com/indeks-

artikel-santri/452-degradasi-moral-remaja.html. 5 Desember 2013.

Anonim.2012. Hancurnya Moral Remaja.

http://bemstiedwimulya.blogspot.com/2013/02/hancurnya-moral-remaja.html. 5 Desember

2013.

Rachmawati, Ema. 2011. Penurunan Nilai Moral Pada Remaja.

http://emarakhmawati.blogspot.com/2013/05/penurunan-nilai-moral-pada-

remaja.html. 5 Desember 2013.

Ariani, Nina. 2013. Degradasi Moral. http://ninaariani.blogspot.com/2011/08/kti-

degradasi.html. 5 Desember 2013.

Herimanto dan Winarno. 2012. Ilmu Sosial dan Budaya. Jakarta Timur: Bumi Aksara.

Afnizar, Nurma. 2013. Degradasi Moral.

http://nurmacievibeer.blogspot.com/2012/04/degradasi-moral.html. 5 Desember 2013.

9

LAMPIRAN

Kasus video mesum SMPN 4 dan makin mirisnya perilaku seks siswa

Merdeka.com - Video mesum yang diperankan pelajar SMPN 4 Sawah Besar Jakarta Pusat membuat geger masyarakat. Dari awalnya mengaku dipaksa, terungkap jika tindakan asusila itu dilakukan atas dasar suka sama suka. Perilaku seks di kalangan pelajar semakin mengkhawatirkan.Polda Metro Jaya sudah memeriksa FP (13), siswa yang menjadi pemeran di video yang kini beredar di masyarakat itu. Kepada penyidik, dia mengaku sudah berpacaran dengan kakak kelasnya, AE (14), pemeran perempuan dalam video itu sejak awal September."FP sudah diperiksa. Menurutnya FP dan AE sudah berpacaran atau kalau bahasa mereka sudah jadian sejak awal September," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto, di Mapolda Metro Jaya, Rabu (30/10) kemarin.

FP mengaku tidak ada paksaan dalam peristiwa itu. Bahkan, faktanya mereka telah perbuatan itu sebanyak 5 kali. "Dari keterangan yang disampaikan, yang mereka lakukan pertama kali itu bertiga. Artinya ada satu teman yang menemani," ujar Rikwanto.Rikwanto menambahkan, saat melakukan pertama kali, adegan tersebut terjadi secara alamiah. "Ada satu temannya yang menyaksikan saat pertama kali. Dan itu terjadi secara alamiah," tegas Rikwanto.

Begitu pula pada kejadian yang kedua kali. "Saat yang kedua kalinya hadir juga temannya yang lain," tuturnya.Pengakuan FP ini juga diungkap Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat AKBP Tatan Dirsan sebelumnya. "Dari keterangan saksi, mereka sudah sering melakukan. Dalam 3 hari 5 kali melakukan," ujar dia.

Tatan menambahkan, pertama kali beradegan seks yaitu pada 24 September di dalam kelas. Kedua pada esok nya 25 September. "Tanggal 25 tiga kali melakukan di tempat yang berbeda. Pertama jam 08.00 WIB, lalu siangnya dan pas pulang sekolah. Semua dilakukan di dalam kelas," katanya.Terakhir, yaitu pada 27 September yang dilakukan usai pulang sekolah. "Saat melakukan adegan itu, selalu direkam oleh teman-temannya," tukas Tatan.Pengamat sosial dari Universitas Indonesia, Devi Rahmawati, menilai, kasus video mesum ini merupakan fenomena gunung es yang mewabah di kalangan pelajar. Jika dulu awal tahun 2000-an sempat heboh dengan video 'Bandung Lautan Api' yang dilakukan mahasiswa, kini pemeran video mesum dilakukan pelajar SMA bahkan SMP."Tentu saja ini akibat perkembangan teknologi yang semakin canggih dan internet yang

10

mudah diakses melalui handphone," kata Devi dalam perbincangan dengan merdeka.com, Rabu (30/10).

Di sisi lain, akibat teknologi ini, para remaja menjadi lebih 'cepat dewasa' terutama dalam hal seksualitas. "Ini diperparah lagi sistem pendidikan kita mengenai seks yang tidak terbuka. Karena masa remaja, perkembangan fisik dan naluri terus terjadi. Mereka terus mencoba dan mencari tahu," ujarnya.

Sementara itu, lanjut Devi, pengawasan orangtua dan sekolah semakin minim. "Orangtua sibuk memikirkan kompetisi ekonomi. Pengawasan sekolah juga kurang. Buktinya, perbuatan itu dilakukan di dalam kelas," imbuhnya.

Menurut Devi, kasus seperti ini akan semakin parah jika semua pihak terkait saling menyalahkan dan tidak mau introspeksi. "Keluarga menyalahkan sekolah, sebaliknya sekolah menyalahkan orangtua. Ini tidak akan tuntas dan substansi permasalahannya tidak diselesaikan," tukasnya.

Devi meminta, orang tua harus mulai lebih memperhatikan anak-anaknya dan lebih terbuka terutama dalam pendidikan seks. Pihak sekolah pun, lanjut dia, harus mengetatkan pengawasan terhadap muridnya. "Masalah ini sangat urgent dan mendesak untuk dibenahi, semua pihak harus turun tangan," ujarnya.

Terkait proses hukum yang sedang dilakukan kepolisian, Devi menyatakan mendukung. Yang paling penting, hukuman yang diberikan bisa memberikan efek jera. "Tapi harus proporsional dan tidak mematikan masa depan mereka. Para pelajar seperti ini masih bisa dibina," tandasnya.

11