defisit perawatan diri
TRANSCRIPT
-
5/22/2018 DEFISIT PERAWATAN DIRI
1/11
DEFISIT PERAWATAN DIRI
1. Definisi
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya
jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri
secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK
(toileting) (Fitria, 2009). Keadaan individu mengalami kerusakan fungsi motorik atau
fungsi kognitif, yang menyebabkan penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri (Carpenito, 2007).
Hygiene adalah ilmu kesehatan, cara perawatan diri manusia untuk memelihara
kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien disebut higiene
perorangan (Perry & Poter, 2006). Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang
berarti personal yang artinya perorangan dan hygien berarti sehat kebersihan
perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis sesuai kondisi kesehatannya (Wartonah,
2006).
2. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah
sebagai berikut :
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran
Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah :
a. Faktor prediposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turunKlien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
-
5/22/2018 DEFISIT PERAWATAN DIRI
2/11
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuandalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang dapat
menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Faktor-faktor tersebut dapat
berasal dari berbagai stressor antara lain:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkankesehatan.Misalnya pada pasien penderitadiabetes
mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentudalam perawatan
diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya.
3. Klasifikasi
Adapun jenis dan karakteristik kurang perawatan diri menurut Nanda (2006)
meliputi :
a. Kurang perawatan diri mandi atau hygieneKerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas mandi atau kebersihan diri
secara mandiri, dengan batasan karakteristik ketidakmampuan klien dalam
http://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/tag/kesehatanhttp://blog.ilmukeperawatan.com/tag/diabetes-mellitushttp://blog.ilmukeperawatan.com/tag/diabetes-mellitushttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/tag/diabetes-mellitushttp://blog.ilmukeperawatan.com/tag/diabetes-mellitushttp://blog.ilmukeperawatan.com/tag/kesehatanhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontik -
5/22/2018 DEFISIT PERAWATAN DIRI
3/11
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi,
mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar
kamar mandi.
b. Kurang perawatan diri berpakaian atau berhias
Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas berpakaian dan berhias untuk
diri sendiri, dengan batasan karakteristik ketidakmampuan klien dalam mengenakan
pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan
kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan
penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian dan mengenakan
sepatu.
c. Kurang perawatan diri makan
Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas makan, dengan batasan
karakteristik ketidakmampuan klien dalam mempersiapkan makanan, menangani
perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan
makanan, membuka container, memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil
makanan dari wadah lalu memasukkannya ke mulut, melengkapi makan, mencerna
makanan menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas,
serta mencerna cukup makanan dengan aman.
d. Kurang perawatan diri toileting
Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas toileting, dengan batasan
karakteristik ketidakmampuan klien dalam pergi ke toilet atau menggunakan pispot,
duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting,
membersihkan diri setelah BAB atau BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau
kamar kecil.
4. Manifestasi Klinis
Menurut Depkes (2000), tanda dan gejala klien defisit perawatan diri adalah:
a. Fisik
Badan bau, pakaian kotor.
Rambut dankulit kotor.
Kuku panjang dan kotor
Gigi kotor disertai mulut bau
Penampilan tidak rapi
b. Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif.
Menarik diri, isolasi diri.
http://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatankulitpenyakit-kuliteritrodermapemfigusslesindrom-steven-jhonsonssjhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatankulitpenyakit-kuliteritrodermapemfigusslesindrom-steven-jhonsonssj -
5/22/2018 DEFISIT PERAWATAN DIRI
4/11
Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Sosial
Interaksi kurang.
Kegiatan kurang
Tidak mampu berperilaku sesuai normal.
Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan
mandi tidak mampu mandiri.
Data yang biasa ditemukandalam defisit perawatan diri adalah :
a. Data subyektif
1) Pasien merasa lemah
2) Malas untuk beraktivitas
3) Merasa tidak berdaya.
b. Data obyektif
1) Rambut kotor, acakacakan
2) Badan dan pakaian kotor dan bau
3) Mulut dan gigi bau.
4) Kulit kusam dan kotor
5) Kuku panjang dan tidak terawat
5. Dampak
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene menurut Wartonah
(2006) yaitu :
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering
terjadi adalah : Gangguan integritaskulit,gangguan membran mukosa mulut, infeksi
padamata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
6. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri
http://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatankulitpenyakit-kuliteritrodermapemfigusslesindrom-steven-jhonsonssjhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatankulitpenyakit-kuliteritrodermapemfigusslesindrom-steven-jhonsonssjhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanmatagangguan-matakelainan-matakatarakglukomatrauma-matahttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanmatagangguan-matakelainan-matakatarakglukomatrauma-matahttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatankulitpenyakit-kuliteritrodermapemfigusslesindrom-steven-jhonsonssjhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatankulitpenyakit-kuliteritrodermapemfigusslesindrom-steven-jhonsonssjhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontik -
5/22/2018 DEFISIT PERAWATAN DIRI
5/11
7. Rencana Intervensi
Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat diri
sendiri adalah :
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
1) Bina hubungan saling percaya.
2) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.
3) Kuatkan kemampuan klien merawat diri.
b. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
1) Bantu klien merawat diri
2) Ajarkan ketrampilan secara bertahap
3) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung
1) Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.
2) Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.
3) Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya, kamar mandi
yang dekat dan tertutup.
8. Asuhan Keperawatan
Berikut ini rencana asuhan keperawatan dari defisit perawatan diri (Keliat, 2006) :
Diagnosa
Keperawatan
Perencanaan Intervensi
Tujuan Kriteria evaluasi
Defisit
Perawatan
Diri
TUM:
klien dapat
mandiri dalam
perawatan diri
TUK 1 :
Klien dapat
membina
hubungan saling
percaya dengan
perawat
Dalam berinteraksi
klien menunjukan
tanda-tanda percaya
pada perawat:
a. Wajah cerah,
tersenyum
b. Mau berkenalan
c. Ada kontakmata
d. Menerima
kehadiran perawat
e. Bersedia
menceritakan
perasaannya
a. Berikan salam setiap
berinteraksi.
b. Perkenalkan nama, nama
panggilan perawat dan
tujuan perawat berkenalan.
c. Tanyakan nama dan
panggilan kesukaan klien.
d. Tunjukan sikap jujur dan
menepati janji setiap kali
berinteraksi.
e. Tanyakan perasaan dan
masalah yang dihadapi
klien.
f. Buat kontrak interaksi yangjelas.
http://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanmatagangguan-matakelainan-matakatarakglukomatrauma-matahttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanmatagangguan-matakelainan-matakatarakglukomatrauma-matahttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanmatagangguan-matakelainan-matakatarakglukomatrauma-matahttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontik -
5/22/2018 DEFISIT PERAWATAN DIRI
6/11
g. Dengarkan ungkapan
perasaan klien dengan
empati.
h. Penuhi kebutuhan dasar
klien.
TUK 2 :
Klien mengetahui
pentingnya
perawatan diri
. Dalam 2 kali interaksi
klien menyebutkan:
a. Manfaat menjaga
perawatan diri
b. Tanda-tanda
bersih dan rapi
c. Gangguan yang
dialami jika
perawatan diri
tidak diperhatikan
a. Bina hubungan saling
percaya dengan
menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik.
b. Diskusikan bersama klien
pentingnya kebersihan diri
dengan cara menjelaskan
pengertian tentang arti
bersih dan tanda- tanda
bersih.
c. Dorong klien untuk
menyebutkan 3 dari 5
tanda kebersihan diri.
d. Diskusikan fungsi
kebersihan diri dengan
menggali pengetahuan
klien terhadap hal yang
berhubungan dengan
kebersihan diri.
e. Bantu klien
mengungkapkan arti
kebersihan diri dan tujuan
memelihara kebersihan diri.
f. Beri reinforcement positif
setelah klien mampu
mengungkapkan arti
kebersihan diri.
g. Ingatkan klien untuk
memelihara kebersihan diri
seperti: mandi 2 kali pagidan sore, sikat gigi minimal
-
5/22/2018 DEFISIT PERAWATAN DIRI
7/11
2 kali sehari (sesudah
makan dan sebelum tidur),
keramas dan menyisir
rambut, gunting kuku jika
panjang.
TUK 3 :
Klien dapat
melakukan
kebersihan diri
dengan bantuan
perawat.
Klien berusaha untuk
memelihara
kebersihan diri seperti
:
a. mandi pakai sabun
dan disiram pakai
air sampai bersih
b. mengganti pakaian
bersih seharihari
c. merapikan
penampilan.
a. Motivasi klien untuk mandi.
b. Beri kesempatan untuk
mandi, beri kesempatan
klien untuk
mendemonstrasikan cara
memelihara kebersihan diri
yang benar.
c. Anjurkan klien untuk
mengganti baju setiap hari.
d. Kaji keinginan klien untuk
memotong kuku dan
merapikan rambut.
e. Kolaborasi dengan perawat
ruangan untuk pengelolaan
fasilitas perawatan
kebersihan diri, seperti
mandi dan kebersihan
kamar mandi.
f. Bekerjasama dengan
keluarga untuk
mengadakan fasilitas
kebersihan diri seperti odol,
sikat gigi, shampoo,
pakaian ganti, handuk dan
sandal
TUK 4 :
Klien dapat
melakukan
kebersihan
perawatan dirisecara mandiri.
Setelah satu minggu
klien dapat melakukan
perawatan kebersihan
diri secara rutin dan
teratur tanpa anjuran,seperti mandi pagi
a. Monitor kliendalam
melakukan kebersihan diri
secara teratur, ingatkan
untuk mencuci rambut,
menyisir, gosok gigi, gantibaju dan pakai sandal
http://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontik -
5/22/2018 DEFISIT PERAWATAN DIRI
8/11
dan sore, ganti baju
setiap hari,
penampilan bersih
dan rapi
TUK 5 :
Klien dapat
mempertahankan
kebersihan diri
secara mandiri
Klien selalu tampak
bersih dan rapi.
a. Beri reinforcement positif
jika berhasil melakukan
kebersihan diri.
TUK 6 :
Klien dapat
dukungan
keluargadalam
meningkatkan
kebersihan diri.
Kriteria evaluasi
a. Keluarga selalu
mengingatkan hal
hal yang
berhubungan
dengan kebersihan
diri
b. keluarga
menyiapkan
sarana untuk
membantu klien
dalam menjaga
kebersihan diri
c. keluarga
membantu dan
membimbing klien
dalam menjaga
kebersihan diri.
a. Jelaskan pada keluarga
tentang penyebab kurang
minatnya klien menjaga
kebersihan diri.
b. Diskusikan bersama
keluarga tentang
tindakanyang telah
dilakukan klien selama di
RSdalam menjaga
kebersihan dan kemajuan
yang telah dialami di RS.
c. Anjurkan keluarga untuk
memutuskan memberi
stimulasi terhadap
kemajuan yang telah
dialami di RS.
d. Jelaskan pada keluarga
tentang manfaat sarana
yang lengkapdalam
menjaga kebersihan diri
klien.
e. Anjurkan keluarga untuk
menyiapkan saranadalam
menjaga kebersihan diri.
f. Diskusikan bersama
keluarga cara membantukliendalam menjaga
http://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontik -
5/22/2018 DEFISIT PERAWATAN DIRI
9/11
kebersihan diri.
g. Diskusikan dengan
keluarga mengenai hal
yang dilakukan misalnya:
mengingatkan pada waktu
mandi, sikat gigi, mandi,
keramas, dan lain-lain.
9. Pembagian Strategi Pelaksanaan Komunikasi Defisit Perawatan Diri
Pembagian strategi pelaksanaan komunikasi defisit perawatan diri menurut
Purba (2009) adalah sebagai berikut:
Tindakan Keperawatan Untuk Pasien Tindakan Keperawatan untu k keluarga
SP 1
1. Menjelaskan pentingnya kebersihan
diri
2. Menjelaskan cara menjaga
kebersihan diri
3. Membantu pasien mempraktekkan
cara menjaga kebersihan diri
4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan
SP 1
1. Menjelaskan masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan
gejala defisit perawatan diri dan jenis
defisit perawatan diri yang dialami
pasien, serta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara merawat pasien
dengan defisit perawatan diri
SP 2
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
2. Menjelaskan cara makan yang baik
3. Membantu pasien mempraktekkan
cara makan yang baik4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
SP 2
1. Melatih keluarga mempraktekkan
cara merawat pasien dengan defisit
perawatan diri
2. Melatih keluarga melakukan cara
merawat langsung kepada pasiendefisit perawatan diri
SP 3
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
2. Menjelaskan cara eliminasi yang
baik
3. Membantu pasien mempraktekkan
cara eliminasi yang baik
SP 3
1. Membantu keluarga membuat jadwal
aktivitas di rumah termasuk minum
obat (dischange planning)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah
pulang
-
5/22/2018 DEFISIT PERAWATAN DIRI
10/11
4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
SP 4
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
2. Menjelaskan cara berdandan
3. Membantu pasien mempraktekkan
cara berdandan
4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
10. Evaluasi Strategi Pelaksanaan Komunikasi Defisit Perawatan Diri
Tanda- tanda strategi pelaksanaan komunikasi yang diberikan kepada klien
kurang perawatan diri berhasil menurut Purba (2009) adalah sebagai berikut:
a. Klien dapat menyebutkan:
1) Penyebab tidak merawat diri
2) Manfaat menjaga perawatan diri
3) Tanda-tanda bersih dan rapi
4) Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan.
b. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri dalam hal:
1) Kebersihan diri
2) Berdandan
3) Makan
4) BAB/BAK
c. Keluarga memberi dukungan dalam melakukan perawatan diri:
1) Keluarga menyediakan alat-alat untuk perawatan diri
2) Keluarga ikut seta mendampingi klien dalam perawatan diri
-
5/22/2018 DEFISIT PERAWATAN DIRI
11/11
DAFTAR PUSTAKA
1. Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Penerjemah
Monica Ester. Jakarta : EGC.
2. Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan Jiwa.
3. Fitria, Nita. (2009). Prinsip Dasar Dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) Untuk 7 Diagnosis
Keperawatan Jiwa Berat Bagi Program S1 Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
4. Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI. Jakarta : EGC.
5. Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
6. Nanda ( Budi Santosa : editor ). 2006. Panduan Diagnosa Nanda 2005 - 2006 ; Definisi
dan Klasifikasi. Jakarta : EGC.
7. Potter, P. A., & Perry, A. G. 2006. Buku Ajar Fundamental : konsep, proses, dan praktik.
Jakarta : EGC
8. Purba, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan
Gangguan Jiwa.Medan : USU Press.
9. Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
10. Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 3. Jakarta :
Salemba Medika.
http://blog.ilmukeperawatan.com/category/diagnosa-keperawatanhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/diagnosa-keperawatan