defisit perawatan diri

11
DEFISIT PERAWATAN DIRI 1. Definisi Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya  jika tidak dapa t melakukan pe rawatan diri (Depkes 2000 ). Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi ( hygiene), berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK (toileting ) (Fitria, 2009). Keadaan individu mengalami kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif, yang menyebabkan penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri (Carpenito, 2007). Hygiene adalah ilmu kesehatan, cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien disebut higiene perorangan (Perry & Poter, 2006). Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygien berarti sehat kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis sesuai kondisi kesehatannya (Wartonah, 2006). 2. Etiologi Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut : a. Kelelahan fisik b. Penurunan kesadaran Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah : a. Faktor prediposisi 1) Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu. 2) Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri. 3) Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.

Upload: pragawati

Post on 13-Oct-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/22/2018 DEFISIT PERAWATAN DIRI

    1/11

    DEFISIT PERAWATAN DIRI

    1. Definisi

    Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi

    kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan

    sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya

    jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).

    Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami

    kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri

    secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK

    (toileting) (Fitria, 2009). Keadaan individu mengalami kerusakan fungsi motorik atau

    fungsi kognitif, yang menyebabkan penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas

    perawatan diri (Carpenito, 2007).

    Hygiene adalah ilmu kesehatan, cara perawatan diri manusia untuk memelihara

    kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien disebut higiene

    perorangan (Perry & Poter, 2006). Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang

    berarti personal yang artinya perorangan dan hygien berarti sehat kebersihan

    perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan

    seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis sesuai kondisi kesehatannya (Wartonah,

    2006).

    2. Etiologi

    Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah

    sebagai berikut :

    a. Kelelahan fisik

    b. Penurunan kesadaran

    Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah :

    a. Faktor prediposisi

    1) Perkembangan

    Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga

    perkembangan inisiatif terganggu.

    2) Biologis

    Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan

    perawatan diri.

    3) Kemampuan realitas turunKlien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang

    menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.

  • 5/22/2018 DEFISIT PERAWATAN DIRI

    2/11

    4) Sosial

    Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.

    Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuandalam perawatan diri.

    b. Faktor presipitasi

    Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang dapat

    menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Faktor-faktor tersebut dapat

    berasal dari berbagai stressor antara lain:

    1) Body Image

    Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri

    misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan

    kebersihan dirinya.

    2) Praktik Sosial

    Pada anak anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka

    kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

    3) Status Sosial Ekonomi

    Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,

    sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk

    menyediakannya.

    4) Pengetahuan

    Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang

    baik dapat meningkatkankesehatan.Misalnya pada pasien penderitadiabetes

    mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.

    5) Budaya

    Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.

    6) Kebiasaan seseorang

    Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentudalam perawatan

    diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain lain.

    7) Kondisi fisik atau psikis

    Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang

    dan perlu bantuan untuk melakukannya.

    3. Klasifikasi

    Adapun jenis dan karakteristik kurang perawatan diri menurut Nanda (2006)

    meliputi :

    a. Kurang perawatan diri mandi atau hygieneKerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas mandi atau kebersihan diri

    secara mandiri, dengan batasan karakteristik ketidakmampuan klien dalam

    http://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/tag/kesehatanhttp://blog.ilmukeperawatan.com/tag/diabetes-mellitushttp://blog.ilmukeperawatan.com/tag/diabetes-mellitushttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/tag/diabetes-mellitushttp://blog.ilmukeperawatan.com/tag/diabetes-mellitushttp://blog.ilmukeperawatan.com/tag/kesehatanhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontik
  • 5/22/2018 DEFISIT PERAWATAN DIRI

    3/11

    memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi,

    mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar

    kamar mandi.

    b. Kurang perawatan diri berpakaian atau berhias

    Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas berpakaian dan berhias untuk

    diri sendiri, dengan batasan karakteristik ketidakmampuan klien dalam mengenakan

    pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan

    kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan

    penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian dan mengenakan

    sepatu.

    c. Kurang perawatan diri makan

    Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas makan, dengan batasan

    karakteristik ketidakmampuan klien dalam mempersiapkan makanan, menangani

    perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan

    makanan, membuka container, memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil

    makanan dari wadah lalu memasukkannya ke mulut, melengkapi makan, mencerna

    makanan menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas,

    serta mencerna cukup makanan dengan aman.

    d. Kurang perawatan diri toileting

    Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas toileting, dengan batasan

    karakteristik ketidakmampuan klien dalam pergi ke toilet atau menggunakan pispot,

    duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting,

    membersihkan diri setelah BAB atau BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau

    kamar kecil.

    4. Manifestasi Klinis

    Menurut Depkes (2000), tanda dan gejala klien defisit perawatan diri adalah:

    a. Fisik

    Badan bau, pakaian kotor.

    Rambut dankulit kotor.

    Kuku panjang dan kotor

    Gigi kotor disertai mulut bau

    Penampilan tidak rapi

    b. Psikologis

    Malas, tidak ada inisiatif.

    Menarik diri, isolasi diri.

    http://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatankulitpenyakit-kuliteritrodermapemfigusslesindrom-steven-jhonsonssjhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatankulitpenyakit-kuliteritrodermapemfigusslesindrom-steven-jhonsonssj
  • 5/22/2018 DEFISIT PERAWATAN DIRI

    4/11

    Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

    c. Sosial

    Interaksi kurang.

    Kegiatan kurang

    Tidak mampu berperilaku sesuai normal.

    Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan

    mandi tidak mampu mandiri.

    Data yang biasa ditemukandalam defisit perawatan diri adalah :

    a. Data subyektif

    1) Pasien merasa lemah

    2) Malas untuk beraktivitas

    3) Merasa tidak berdaya.

    b. Data obyektif

    1) Rambut kotor, acakacakan

    2) Badan dan pakaian kotor dan bau

    3) Mulut dan gigi bau.

    4) Kulit kusam dan kotor

    5) Kuku panjang dan tidak terawat

    5. Dampak

    Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene menurut Wartonah

    (2006) yaitu :

    a. Dampak fisik

    Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak

    terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering

    terjadi adalah : Gangguan integritaskulit,gangguan membran mukosa mulut, infeksi

    padamata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.b. Dampak psikososial

    Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan

    kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,

    aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

    6. Diagnosa Keperawatan

    Defisit Perawatan Diri

    http://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatankulitpenyakit-kuliteritrodermapemfigusslesindrom-steven-jhonsonssjhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatankulitpenyakit-kuliteritrodermapemfigusslesindrom-steven-jhonsonssjhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanmatagangguan-matakelainan-matakatarakglukomatrauma-matahttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanmatagangguan-matakelainan-matakatarakglukomatrauma-matahttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatankulitpenyakit-kuliteritrodermapemfigusslesindrom-steven-jhonsonssjhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatankulitpenyakit-kuliteritrodermapemfigusslesindrom-steven-jhonsonssjhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontik
  • 5/22/2018 DEFISIT PERAWATAN DIRI

    5/11

    7. Rencana Intervensi

    Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat diri

    sendiri adalah :

    a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri

    1) Bina hubungan saling percaya.

    2) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.

    3) Kuatkan kemampuan klien merawat diri.

    b. Membimbing dan menolong klien merawat diri.

    1) Bantu klien merawat diri

    2) Ajarkan ketrampilan secara bertahap

    3) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari

    c. Ciptakan lingkungan yang mendukung

    1) Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.

    2) Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.

    3) Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya, kamar mandi

    yang dekat dan tertutup.

    8. Asuhan Keperawatan

    Berikut ini rencana asuhan keperawatan dari defisit perawatan diri (Keliat, 2006) :

    Diagnosa

    Keperawatan

    Perencanaan Intervensi

    Tujuan Kriteria evaluasi

    Defisit

    Perawatan

    Diri

    TUM:

    klien dapat

    mandiri dalam

    perawatan diri

    TUK 1 :

    Klien dapat

    membina

    hubungan saling

    percaya dengan

    perawat

    Dalam berinteraksi

    klien menunjukan

    tanda-tanda percaya

    pada perawat:

    a. Wajah cerah,

    tersenyum

    b. Mau berkenalan

    c. Ada kontakmata

    d. Menerima

    kehadiran perawat

    e. Bersedia

    menceritakan

    perasaannya

    a. Berikan salam setiap

    berinteraksi.

    b. Perkenalkan nama, nama

    panggilan perawat dan

    tujuan perawat berkenalan.

    c. Tanyakan nama dan

    panggilan kesukaan klien.

    d. Tunjukan sikap jujur dan

    menepati janji setiap kali

    berinteraksi.

    e. Tanyakan perasaan dan

    masalah yang dihadapi

    klien.

    f. Buat kontrak interaksi yangjelas.

    http://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanmatagangguan-matakelainan-matakatarakglukomatrauma-matahttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanmatagangguan-matakelainan-matakatarakglukomatrauma-matahttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanmatagangguan-matakelainan-matakatarakglukomatrauma-matahttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontik
  • 5/22/2018 DEFISIT PERAWATAN DIRI

    6/11

    g. Dengarkan ungkapan

    perasaan klien dengan

    empati.

    h. Penuhi kebutuhan dasar

    klien.

    TUK 2 :

    Klien mengetahui

    pentingnya

    perawatan diri

    . Dalam 2 kali interaksi

    klien menyebutkan:

    a. Manfaat menjaga

    perawatan diri

    b. Tanda-tanda

    bersih dan rapi

    c. Gangguan yang

    dialami jika

    perawatan diri

    tidak diperhatikan

    a. Bina hubungan saling

    percaya dengan

    menggunakan prinsip

    komunikasi terapeutik.

    b. Diskusikan bersama klien

    pentingnya kebersihan diri

    dengan cara menjelaskan

    pengertian tentang arti

    bersih dan tanda- tanda

    bersih.

    c. Dorong klien untuk

    menyebutkan 3 dari 5

    tanda kebersihan diri.

    d. Diskusikan fungsi

    kebersihan diri dengan

    menggali pengetahuan

    klien terhadap hal yang

    berhubungan dengan

    kebersihan diri.

    e. Bantu klien

    mengungkapkan arti

    kebersihan diri dan tujuan

    memelihara kebersihan diri.

    f. Beri reinforcement positif

    setelah klien mampu

    mengungkapkan arti

    kebersihan diri.

    g. Ingatkan klien untuk

    memelihara kebersihan diri

    seperti: mandi 2 kali pagidan sore, sikat gigi minimal

  • 5/22/2018 DEFISIT PERAWATAN DIRI

    7/11

    2 kali sehari (sesudah

    makan dan sebelum tidur),

    keramas dan menyisir

    rambut, gunting kuku jika

    panjang.

    TUK 3 :

    Klien dapat

    melakukan

    kebersihan diri

    dengan bantuan

    perawat.

    Klien berusaha untuk

    memelihara

    kebersihan diri seperti

    :

    a. mandi pakai sabun

    dan disiram pakai

    air sampai bersih

    b. mengganti pakaian

    bersih seharihari

    c. merapikan

    penampilan.

    a. Motivasi klien untuk mandi.

    b. Beri kesempatan untuk

    mandi, beri kesempatan

    klien untuk

    mendemonstrasikan cara

    memelihara kebersihan diri

    yang benar.

    c. Anjurkan klien untuk

    mengganti baju setiap hari.

    d. Kaji keinginan klien untuk

    memotong kuku dan

    merapikan rambut.

    e. Kolaborasi dengan perawat

    ruangan untuk pengelolaan

    fasilitas perawatan

    kebersihan diri, seperti

    mandi dan kebersihan

    kamar mandi.

    f. Bekerjasama dengan

    keluarga untuk

    mengadakan fasilitas

    kebersihan diri seperti odol,

    sikat gigi, shampoo,

    pakaian ganti, handuk dan

    sandal

    TUK 4 :

    Klien dapat

    melakukan

    kebersihan

    perawatan dirisecara mandiri.

    Setelah satu minggu

    klien dapat melakukan

    perawatan kebersihan

    diri secara rutin dan

    teratur tanpa anjuran,seperti mandi pagi

    a. Monitor kliendalam

    melakukan kebersihan diri

    secara teratur, ingatkan

    untuk mencuci rambut,

    menyisir, gosok gigi, gantibaju dan pakai sandal

    http://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontik
  • 5/22/2018 DEFISIT PERAWATAN DIRI

    8/11

    dan sore, ganti baju

    setiap hari,

    penampilan bersih

    dan rapi

    TUK 5 :

    Klien dapat

    mempertahankan

    kebersihan diri

    secara mandiri

    Klien selalu tampak

    bersih dan rapi.

    a. Beri reinforcement positif

    jika berhasil melakukan

    kebersihan diri.

    TUK 6 :

    Klien dapat

    dukungan

    keluargadalam

    meningkatkan

    kebersihan diri.

    Kriteria evaluasi

    a. Keluarga selalu

    mengingatkan hal

    hal yang

    berhubungan

    dengan kebersihan

    diri

    b. keluarga

    menyiapkan

    sarana untuk

    membantu klien

    dalam menjaga

    kebersihan diri

    c. keluarga

    membantu dan

    membimbing klien

    dalam menjaga

    kebersihan diri.

    a. Jelaskan pada keluarga

    tentang penyebab kurang

    minatnya klien menjaga

    kebersihan diri.

    b. Diskusikan bersama

    keluarga tentang

    tindakanyang telah

    dilakukan klien selama di

    RSdalam menjaga

    kebersihan dan kemajuan

    yang telah dialami di RS.

    c. Anjurkan keluarga untuk

    memutuskan memberi

    stimulasi terhadap

    kemajuan yang telah

    dialami di RS.

    d. Jelaskan pada keluarga

    tentang manfaat sarana

    yang lengkapdalam

    menjaga kebersihan diri

    klien.

    e. Anjurkan keluarga untuk

    menyiapkan saranadalam

    menjaga kebersihan diri.

    f. Diskusikan bersama

    keluarga cara membantukliendalam menjaga

    http://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontik
  • 5/22/2018 DEFISIT PERAWATAN DIRI

    9/11

    kebersihan diri.

    g. Diskusikan dengan

    keluarga mengenai hal

    yang dilakukan misalnya:

    mengingatkan pada waktu

    mandi, sikat gigi, mandi,

    keramas, dan lain-lain.

    9. Pembagian Strategi Pelaksanaan Komunikasi Defisit Perawatan Diri

    Pembagian strategi pelaksanaan komunikasi defisit perawatan diri menurut

    Purba (2009) adalah sebagai berikut:

    Tindakan Keperawatan Untuk Pasien Tindakan Keperawatan untu k keluarga

    SP 1

    1. Menjelaskan pentingnya kebersihan

    diri

    2. Menjelaskan cara menjaga

    kebersihan diri

    3. Membantu pasien mempraktekkan

    cara menjaga kebersihan diri

    4. Menganjurkan pasien memasukkan

    dalam jadwal kegiatan

    SP 1

    1. Menjelaskan masalah yang dirasakan

    keluarga dalam merawat pasien

    2. Menjelaskan pengertian, tanda dan

    gejala defisit perawatan diri dan jenis

    defisit perawatan diri yang dialami

    pasien, serta proses terjadinya

    3. Menjelaskan cara merawat pasien

    dengan defisit perawatan diri

    SP 2

    1. Mengevaluasi jadwal kegiatan

    harian pasien

    2. Menjelaskan cara makan yang baik

    3. Membantu pasien mempraktekkan

    cara makan yang baik4. Menganjurkan pasien memasukkan

    dalam jadwal kegiatan harian

    SP 2

    1. Melatih keluarga mempraktekkan

    cara merawat pasien dengan defisit

    perawatan diri

    2. Melatih keluarga melakukan cara

    merawat langsung kepada pasiendefisit perawatan diri

    SP 3

    1. Mengevaluasi jadwal kegiatan

    harian pasien

    2. Menjelaskan cara eliminasi yang

    baik

    3. Membantu pasien mempraktekkan

    cara eliminasi yang baik

    SP 3

    1. Membantu keluarga membuat jadwal

    aktivitas di rumah termasuk minum

    obat (dischange planning)

    2. Menjelaskan follow up pasien setelah

    pulang

  • 5/22/2018 DEFISIT PERAWATAN DIRI

    10/11

    4. Menganjurkan pasien memasukkan

    dalam jadwal kegiatan harian

    SP 4

    1. Mengevaluasi jadwal kegiatan

    harian pasien

    2. Menjelaskan cara berdandan

    3. Membantu pasien mempraktekkan

    cara berdandan

    4. Menganjurkan pasien memasukkan

    dalam jadwal kegiatan harian

    10. Evaluasi Strategi Pelaksanaan Komunikasi Defisit Perawatan Diri

    Tanda- tanda strategi pelaksanaan komunikasi yang diberikan kepada klien

    kurang perawatan diri berhasil menurut Purba (2009) adalah sebagai berikut:

    a. Klien dapat menyebutkan:

    1) Penyebab tidak merawat diri

    2) Manfaat menjaga perawatan diri

    3) Tanda-tanda bersih dan rapi

    4) Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan.

    b. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri dalam hal:

    1) Kebersihan diri

    2) Berdandan

    3) Makan

    4) BAB/BAK

    c. Keluarga memberi dukungan dalam melakukan perawatan diri:

    1) Keluarga menyediakan alat-alat untuk perawatan diri

    2) Keluarga ikut seta mendampingi klien dalam perawatan diri

  • 5/22/2018 DEFISIT PERAWATAN DIRI

    11/11

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Penerjemah

    Monica Ester. Jakarta : EGC.

    2. Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan Jiwa.

    3. Fitria, Nita. (2009). Prinsip Dasar Dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan

    Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) Untuk 7 Diagnosis

    Keperawatan Jiwa Berat Bagi Program S1 Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

    4. Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI. Jakarta : EGC.

    5. Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

    6. Nanda ( Budi Santosa : editor ). 2006. Panduan Diagnosa Nanda 2005 - 2006 ; Definisi

    dan Klasifikasi. Jakarta : EGC.

    7. Potter, P. A., & Perry, A. G. 2006. Buku Ajar Fundamental : konsep, proses, dan praktik.

    Jakarta : EGC

    8. Purba, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan

    Gangguan Jiwa.Medan : USU Press.

    9. Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.

    10. Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 3. Jakarta :

    Salemba Medika.

    http://blog.ilmukeperawatan.com/category/diagnosa-keperawatanhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/diagnosa-keperawatan