proposal terapi aktivitas kelompok defisit perawatan diri

24
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK A. TOPIK: PERAWATAN DIRI B. LATAR BELAKANG Keperawatan jiwa adalah suatu pelayan kesehatan tentang masalah kesehatan jiwa dari rentang sehat jiwa sampai gangguan jiwa yang terjadi pada anak sampai lansia. Salah satu pilar model keperawatan profesional adalah pelayan keperawatan dengan menggunakan sistem pemberian asuhan keperawatan (patient care delivery system ). Dan sistem pemberian asuhan keperawatan yang diterapkan adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan. Salah satu asuhan keperawatan yang kami bahas ini adalah asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan defisit keperawatan diri. Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000). Manusia sebagai makhluk holistik yang dipengaruhi oleh lingkungan dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun komunitas. Dalam berhubungan dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi koping yang efektif agar mampu beradaptasi (Susilowati, 2005). Kegagalan dalam memberi koping yang sesuai dengan tekanan yang dialami dalam jangka panjang mengakibatkan individu

Upload: djinglefirna

Post on 07-Dec-2015

2.160 views

Category:

Documents


669 download

DESCRIPTION

Keperawatan jiwa adalah suatu pelayan kesehatan tentang masalah kesehatan jiwa dari rentang sehat jiwa sampai gangguan jiwa yang terjadi pada anak sampai lansia. Salah satu pilar model keperawatan profesional adalah pelayan keperawatan dengan menggunakan sistem pemberian asuhan keperawatan (patient care delivery system ). Dan sistem pemberian asuhan keperawatan yang diterapkan adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan. Salah satu asuhan keperawatan yang kami bahas ini adalah asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan defisit keperawatan diri.Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).Manusia sebagai makhluk holistik yang dipengaruhi oleh lingkungan dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun komunitas. Dalam berhubungan dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi koping yang efektif agar mampu beradaptasi (Susilowati, 2005).

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Terapi aktivitas kelompok defisit perawatan diri

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A. TOPIK: PERAWATAN DIRI

B. LATAR BELAKANG

Keperawatan jiwa adalah suatu pelayan kesehatan tentang masalah kesehatan jiwa

dari rentang sehat jiwa sampai gangguan jiwa yang terjadi pada anak sampai lansia.

Salah satu pilar model keperawatan profesional adalah pelayan keperawatan dengan

menggunakan sistem pemberian asuhan keperawatan (patient care delivery system ). Dan

sistem pemberian asuhan keperawatan yang diterapkan adalah asuhan keperawatan

dengan menerapkan proses keperawatan. Salah satu asuhan keperawatan yang kami

bahas ini adalah asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan defisit keperawatan

diri.

Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi

kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai

kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika

tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).

Manusia sebagai makhluk holistik yang dipengaruhi oleh lingkungan dalam dirinya

dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun komunitas. Dalam berhubungan

dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi koping yang efektif agar

mampu beradaptasi (Susilowati, 2005).

Kegagalan dalam memberi koping yang sesuai dengan tekanan yang dialami dalam

jangka panjang mengakibatkan individu mengalami berbagai macam gangguan mental.

Gangguan mental tersebut sangat bervariatif, tergantung dari berat ringannya sumber

tekanan, perbedaan antar individu, dan latar belakang individu yang bersangkutan

(Siswanto, 2007).

Kesehatan jiwa tidak hanya terkait dengan gangguan jiwa. Ada beberapa aspek yang

mempengaruhi kesehatan jiwa, misalnya: kualitas Sumber Daya Manusia dalam

mengawasi emosional, kemudian aspek sosial yakni kejadian di lingkungan yang

berdampak pada gangguan jiwa seperti tindakan kekerasan dan merasa tidak nyaman.

Saat ini lebih dari 450 juta penduduk dunia hidup dengan gangguan jiwa. Di Indonesia

berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar ( RISKESDAS) tahun 2007, menunjukkan

gangguan mental emosional seperti gangguan kecemasan dan depresi sebesar 11, 6 %

Page 2: Proposal Terapi aktivitas kelompok defisit perawatan diri

dari populasi orang dewasa. Jumlah populasi orang dewasa di Indonesia kurang lebih

150. 000. 000 orang yang mengalami gangguan mental emosional. (Sunaryo, 2004).

C. TUJUAN

Tujuan Umum: Tujuan umum yaitu klien mampu memahami pentingnya kebersihan

diri dan perawatan diri secara maksimal.

Tujuan Khusus:

Klien mampu melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.

Klien mampu memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri

Klien mampu menunjukkan aktivitas makan.

Klien mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri.

D. LANDASAN TEORI

1. Konsep Defisit Perawatan Diri

a). Pengertian

Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan

aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).

Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu

melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2000).

b). Klasifikasi

Kurang perawatan diri: Mandi/kebersihan

Kurang perawatan diri: Mengenakan pakaian/berhias

Kurang perawatan diri: Makan

Kurang perawatan diri: Toileting

c). Etiologi

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000) Penyebab kurang perawatan diri

adalah sebagai berikut:

Kelelahan fisik

Penurunan kesadaran

Menurut (Depkes: 2000), Penyebab kurang perawatan diri adalah:

Faktor prediposisi

Perkembangan: Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga

perkembangan inisiatif terganggu.

Biologis: Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan

perawatan diri.

Page 3: Proposal Terapi aktivitas kelompok defisit perawatan diri

Kemampuan realitas turun: Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan

realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan

termasuk perawatan diri.

Sosial: Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri

lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam

perawatan diri.

Faktor presipitasi

Adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognitif atau perseptual,

cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu

kurang mampu melakukan perawatan diri. Menurut Depkes (2000: 59), Faktor-

faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:

Body Image: Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi

kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu

tidak peduli dengan kebersihan dirinya.

Praktik Sosial: Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka

kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

Status Sosial Ekonomi: Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti

sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan

uang untuk menyediakannya.

Pengetahuan: Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena

pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.

Budaya: Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh

dimandikan.

Kebiasaan seseorang: Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk

tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain –

lain.

Kondisi fisik atau psikis: Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk

merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

d). Manifestasi klinis

Menurut Depkes (2000) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri

adalah:

Fisik

- Badan bau, pakaian kotor.

- Rambut dan kulit kotor.

Page 4: Proposal Terapi aktivitas kelompok defisit perawatan diri

- Kuku panjang dan kotor.

- Gigi kotor disertai mulut bau.

- Penampilan tidak rapi.

Psikologis

- Malas, tidak ada inisiatif.

- Menarik diri, isolasi diri.

- Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

Sosial

- Interaksi kurang.

- Kegiatan kurang

- Tidak mampu berperilaku sesuai norma.

- Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi

dan mandi tidak mampu mandiri.

2. Konsep Terapi Aktivitas Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang saling berhubungan, saling

bergantung satu sama lain dan menyepakati suatu tatanan norma tertentu. Individu

dalam kelompok saling mempengaruhi dan bertukar informasi melalui komunikasi.

Dinamika dalam kelompok bahkan dapat memfasilitasi perubahan perilaku anggota

kelompoknya sehingga apabila kelompok ini di desain secara sistematis dapat

menjadi sarana perubahan perilaku maladaptif menjadi perilaku adaptif atau dapat

difungsikan sebagai terapi. Terapi menggunakan aktifitas dalam kelompok ini

disebut sebagai Terapi Aktivitas Kelompok.

Pasien dengan gangguan jiwa mengalami perubahan perilaku yang ditandai

dengan perilaku pasien maladptif, tidak umum, aneh, tidak lazim, dan menimbulkan

distres serta gangguan dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Terapi

menggunakan aktivitas dalam kelompok ini disebut sebagai Terapi Aktivitas

Kelompok. Dengan demikian, terapi aktivitas kelompok sebagai bagian dari terapi

kelompok sangat penting diterapkan dalam penanganan pasien gangguan jiwa

dimasyarakat.

Terapi Aktivitas Kelompok adalah salah satu jenis terapi pada sekelompok

pasien (5-12 orang) yang bersama-sama melakukan aktivitas tertentu untuk

mengubah perilaku maladaptif menjadi adaptif. Lama pelaksanan TAK adalah 20-40

menit untuk kelompok yang baru terbentuk. Untuk kelompok yang sudah kohesif,

TAK dapat berlangsung selama 60-120 menit (Budi Ana Keliat, 2007).

Page 5: Proposal Terapi aktivitas kelompok defisit perawatan diri

E. KLIEN

1. Karakteristik/kriteri Klien

a. Klien dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan gangguan perawatan diri:

defisit perawatan diri.

b. Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami perilaku agresif

atau mengamuk, dalam keadaan tenang.

c. Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah klien yang tidak dalam keadaan

sakit, terinfus dan terpasang alat medis lainnya.

d. Klien dapat diajak bekerjasama (cooperatif)

2. Proses Seleksi

a. Mengumpulkan data klien

b. Menganalisis data klien

c. Obsevasi di ruangan klien

d. Menentukan klien

3. Data Klien

Nama klien peserta TAK:

F. PENGORGANISASIAN

1. Waktu Pelaksanaan

Terapi aktivitas kelompok dilaksanakan pada:

Hari/tanggal:

Waktu:

Tempat:

2. Tim Terapis dan Tugasnya

a. Tim Terapi

- Leader:

- Co. Leader:

- Fasilitator:

- Observer:

b. Tugas Terapi

1) Tugas Leader

- Menyusun rencana TAK

- Merencanakan, mengontrol dan mengatur berlangsungnya TAK

Page 6: Proposal Terapi aktivitas kelompok defisit perawatan diri

- Mengarahkan kelompok dalam pencapaian tujuan, memimpin jalannya

TAK

- Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok

- Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan,

mengajukan pendapat dan memberikan umpan balik

- Sebagai role model

- Memberi motivasi anggota untuk mengemukakan pendapat dan memberi

reinforcement positif

- Evaluasi tindak lanjut

2) Tugas Co. Leader

- Membantu leader dalam pengorganisasian anggota kelompok

- Mengingatkan pemimpin bila diskusi menyimpang

- Bersama leader menjadi contoh bentuk kerja sama yang baik

3) Tugas fasilitator

- Ikut serta dalam kegiatan kelompok

- Memberikan stimulus dan motivasi kepada klien anggota kelompok untuk

aktif mengikuti berlangsungnya TAK.

- Mengikuti arahan dari leader dalam mengikuti kegiatan kelompok

4) Tugas Observer

- Mencatat serta mengamati respon klien  (dicatat pada format yang

tersedia), dinamika jalannya TAK, keadaan peserta (aktif, pasif,

kooperatif)

- Mengawasi berlangsungnya TAK dari mulai persiapan, proses hingga

penutupan

- Memberikan umpan balik kepada leader, co-leader, fasilitator tentang

jalannya TAK

3. Setting

Ruang Rehabilitasi RSJ. Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Barat

a. Terapis dengan klien duduk bersama membentuk persegi panjang

b. Ruang nyaman dan tenang

Page 7: Proposal Terapi aktivitas kelompok defisit perawatan diri

Contoh Denah

Ket:

: Leader dan Co-Leader : Observer

: Klien : Fasilitator

G. ANTISIPASI MASALAH

1. Beri Perhatian khusus dalam penyampain Materi dan Peragaan.

2. Bimbing sebisa mungkin peserta TAK mengikuti perintah terapis.

3. Buatlah kontrak dengan seluruh peserta TAK untuk dispilin selama proses

berjalannya TAK dengan tidak meninggalkan tempat pelaksaan sesuai dengan

kontrak waktu.

H. Proses Pelaksanaan

Sesi I: Memperkenalkan diri, Manfaat Perawatan Diri dan menjaga Kebersihan

Diri.

a. Tujuan

1) Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan: nama lengkap, nama

panggilan, asal dan hobi

2) Klien mampu menyebutkan manfaat pentingnya perawatan diri

3) Klien mampu menyebutkan cara  menjaga kebersihan diri

4) Klien mampu menyebutkan akibat apabila tidak melakukan perawatan diri

b. Kriteria Anggota

Kriteria klien sebagai anggota yang mengikuti Terapi Aktivitas Kelompok ini adalah:

MEJA

Page 8: Proposal Terapi aktivitas kelompok defisit perawatan diri

1) Klien dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan gangguan perawatan diri:

defisit perawatan diri

2) Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami perilaku agresif

atau mengamuk, dalam keadaan tenang

3) Klien dapat diajak bekerjasama (cooperatif)

c. Nama Klien dan Ruangan

Klien yang mengikuti terapi aktivitas kelompok berjumlah:

Berikut adalah nama-nama klien yang mengikuti pelaksanaan terapi aktivitas

kelompok yakni:

1) Ny.

2)

d. Alat

1) Name tag

2) Sound/speaker

3) Kaset atau CD

4) Tape recorder

5) Bola kecil

6) Buku catatan dan pulpen

7) Jadwal kegiatan klien

e. Metode dan Media

1) Dinamika kelompok

2) Diskusi dan Tanya jawab

3) simulasi

f. Langkah Kegiatan

1) Persiapan

- Memilih klien dengan indikasi, yaitu Defisit perawatan diri.

- Membuat kontrak dengan klien.

- Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2) Orientasi

Salam Terapeutik

- Salam dari terapis kepada klien

- Terapis dan klien memakai papan nama

Page 9: Proposal Terapi aktivitas kelompok defisit perawatan diri

Evaluasi/validasi

Menanyakan kepada klien apakah sudah pernah terlibat dalam TAK

Kontrak

- Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri.

- Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu dengan latihan menyebutkan manfaat

perawatan diri dan cara menjaga kebersihan diri serta akibat apabila tidak

melakukan perawatan diri.

- Menjelaskan aturan main berikut.

- Menjelaskan tujuan kegiatan, yang akan meninggalkan kelompok harus

meminta izin kepada terapis.

- Lama kegiatan ... menit.

- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3) Kerja

- Terapis menjelaskan kegiatan, yaitu kaset pada tape recorder akan dihidupkan

serta bola diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu kearah kiri)

dan pada saat tape dimatikan maka anggota kelompok yang memegang bola

memperkenalkan dirinya.

- Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan dengan

arah jarum jam.

- Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat

giliran untuk menyebutkan: salam, nama lengkap, nama panggilan, hobi, dan

asal, dimulai oleh terapis sebagai contoh.

- Ulangi poin kedua dan ketiga sampai semua anggota kelompok mendapat

giliran.

- Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan member tepuk

tangan.

4) Terminasi

Evaluasi

Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

Tindak lanjut

- Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri

kepada orang lain di kehidupan sehari-hari.

Page 10: Proposal Terapi aktivitas kelompok defisit perawatan diri

- Menganjurkan tiap anggota kelompok untuk menerapkan cara yang telah

dipelajari dalam perawatan diri.

- Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri dan manfaat perawatan diri

pada jadwal kegiatan harian klien.

Kontrak yang akan datang

- Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota

kelompok dan tata cara makan dan minum yang baik.

- Menyepakati waktu dan tempat.

5) Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap

kerja yang menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi

adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 1,

dievaluasi kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal,

kemampuan klien menyebutkan manfaat pentingnya keperawatan diri, cara

menjaga kebersihan diri dan akibat apabila tidak melakukan perawatan diri

dengan menggunakan formulir evaluasi berikut:

- Kemampuan Verbal

No: Aspek yang DinilaiNama Klien

1. Menyebutkan Nama Lengkap

2. Menyebutkan nama panggilan

3. Menyebutkan asal

4. Menyebutkan hobi

Jumlah

Page 11: Proposal Terapi aktivitas kelompok defisit perawatan diri

- Kemampuan Non-verbal

-

No Nama Klien

Menyebutkan manfaat

pentingnya perawatan

diri

Menyebutkan cara

menjaga kebersihan

diri

Menyebutkan akibat

apabila tidak melakukan

perawatan diri

1

2

3

4

5

No Aspek yang DinilaiNama Klien

1. Menyebutkan Nama Lengkap

2. Menyebutkan nama panggilan

3. Menyebutkan asal

4. Menyebutkan hobi

Jumlah

Page 12: Proposal Terapi aktivitas kelompok defisit perawatan diri

6

7

8

Petunjuk:

- Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama peserta Untuk

tiap Peserta, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan manfaat 

pentingnya perawatan diri, cara menjaga kebersihan diri dan akibat apabila

tidak melakukan perawatan diri Beri tanda jika klien mampu dan tanda jika

klien tidak mampu.

- Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan

proses keperawatan tiap klien.

Sesi II: Tata Cara Berhias Pria

a. Tujuan

1) Klien dapat mengenal dan menyebutkan alat-alat yang berhias.

2) Klien mampu menyebutkan cara berpakaian, bercukur untuk pria dan cara berhias

dan menyisir rambut.

3) Klien mampu menggunakan alat-alat yang diberikan untuk berhias

4) Klien mampu menjelaskan manfaat berhias

b. Alat

Peralatan berhias dan bercukur

c. Metode

1) Diskusi dan Tanya jawab

2) Bermain peran/simulasi

d. Langkah Kegiatan

1) Persiapan

- Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi sebelumnya

- Membuat kontrak dengan klien

- Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2) Orientasi

Salam Terapeutik

Page 13: Proposal Terapi aktivitas kelompok defisit perawatan diri

- Salam dari terapis kepada klien

- Klien dan terapis pakai papan nama

Evaluasi/validasi

- Menanyakan perasaan klien saat ini

- Menanyakan pengalaman klien tentang berhias dan bercukur untuk pria

yang dilakukan selama ini

Kontrak

- Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara berhias untuk mempercantik diri

- Menjelaskan cara main berikut: Jika ada klien yang ingin meninggalkan

kelompok, harus minta izin kepada terapis dan Setiap klien mengikuti

kegiatan dari awal sampai selesai

3) Tahap Kerja

- Terapis meminta klien menyebutkan alat-alat yang digunakan untuk berhias,

manfaat dan tata cara berhias dan bercukur untuk pria. Ulangi sampai semua

klien mendapat giliran.

- Berikan pujian setiap klien selesai bercerita.

- Terapis menjelaskan alat-alat yang digunakan untuk berhias, manfaat dan

mendemonstrasikan tata cara berhias dan bercukur untuk pria.

- Meminta klien untuk mendemonstrasikan kembali tata cara berhias (menyisir

rambut).

- Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikkan cara berhias.

- Memberikan pujian kepada klien

- Upayakan semua klien mampu berhias dan sudah mencoba

4) Tahap Terminasi

Evaluasi

- Terapis menanyakan perasaan klien setelah berhias

- Menanyakan ulang cara baru yang baik dan benar cara berhias

Tindak lanjut

- Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari untuk berhias.

- Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.

5) Evaluasi dan Dokumentasi

Page 14: Proposal Terapi aktivitas kelompok defisit perawatan diri

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien yang diharapkan adalah cara

berhias yang benar dan baik, keuntungan berhias dan akibat tidak berhias.

Kemampuan berhias untuk mencegah defisit perawatan diri.

No Nama Klien

Menyebutkan

alat untuk

berhias

Menyebutkan

tata cara berhias

MMenyebutkan akibat

tidak berhias

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Petunjuk:

- Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

- Berikan penilaian pada masing-masing peserta TAK mengenai kemampuan

dalam menyebutkan alat untuk berhias, tata cara berhias dan akibat bila tidak

berhias.

Sesi III : Tata Cara Berhias Wanita

a. Tujuan

1) Klien dapat mengenal dan menyebutkan alat-alat yang berhias.

Page 15: Proposal Terapi aktivitas kelompok defisit perawatan diri

2) Klien mampu menyebutkan cara berpakaian, cara berhias dan menyisir rambut.

3) Klien mampu menggunakan alat-alat yang diberikan untuk berhias

4) Klien mampu menjelaskan manfaat berhias

b. Alat

Peralatan berhias dan bercukur

c. Metode

1) Diskusi dan Tanya jawab

2) Bermain peran/simulasi

d. Langkah Kegiatan

1) Persiapan

- Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi sebelumnya

- Membuat kontrak dengan klien

- Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2) Orientasi

Salam Terapeutik

- Salam dari terapis kepada klien

- Klien dan terapis pakai papan nama

Evaluasi/validasi

- Menanyakan perasaan klien saat ini

- Menanyakan pengalaman klien tentang berhias dan berpakaian

Kontrak

- Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara berhias untuk mempercantik diri

- Menjelaskan cara main berikut: Jika ada klien yang ingin meninggalkan

kelompok, harus minta izin kepada terapis dan Setiap klien mengikuti

kegiatan dari awal sampai selesai.

3) Tahap Kerja

- Terapis meminta klien menyebutkan alat-alat yang digunakan untuk berhias,

manfaat dan tata cara berhias . Ulangi sampai semua klien mendapat giliran.

- Berikan pujian setiap klien selesai bercerita.

- Terapis menjelaskan alat-alat yang digunakan untuk berhias, manfaat dan

mendemonstrasikan tata cara berhias.

Page 16: Proposal Terapi aktivitas kelompok defisit perawatan diri

- Meminta klien untuk mendemonstrasikan kembali tata cara berhias (menyisir

rambut).

- Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikkan cara berhias.

- Memberikan pujian kepada klien

- Upayakan semua klien mampu berhias dan sudah mencoba

4) Tahap Terminasi

Evaluasi

- Terapis menanyakan perasaan klien setelah berhias

- Menanyakan ulang cara baru yang baik dan benar cara berhias

Tindak lanjut

- Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari untuk berhias.

- Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.

5) Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien yang diharapkan adalah cara

berhias yang benar dan baik, keuntungan berhias dan akibat tidak berhias.

Kemampuan berhias untuk mencegah defisit perawatan diri.

No Nama Klien

Menyebutkan

alat untuk

berhias

Menyebutkan

tata cara berhias

MMenyebutkan akibat

tidak berhias

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Page 17: Proposal Terapi aktivitas kelompok defisit perawatan diri

7.

Petunjuk:

- Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

- Berikan penilaian pada masing-masing peserta TAK mengenai kemampuan

dalam menyebutkan alat untuk berhias, tata cara berhias dan akibat bila tidak

berhias.

Sesi IV : Mengenal dan menyebutkan tata cara makan dan minum yang baik

a) Tujuan

- Klien mampu menyebutkan alat –alat makan dan minum

- Klien mampu  menjelaskan cara mempersiapkan makan dan minum

- Klien mampu menjelaskan cara makan  dan minum yang tertib

- Klien mampu  menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan

b) Alat

- Peralatan makan dan minum

c) Metode

- Dinamika kelompok

- Diskusi dan tanya jawab

- Bermain peran dan simulasi

d) Langkah Kegiatan

Page 18: Proposal Terapi aktivitas kelompok defisit perawatan diri