asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri

32
Asuhan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri Pasien yang mengalami gangguan jiwa kronik sering kali tidak memdulikan perawatan diri. Hal ini yang menyebabkan pasien dikucilkan dalam keluarga dan masyarakat. Bagian ini membahas cara merawat pasien yang mengalami defisit perawatan diri dan dengan demikian pasien dan keluarga memilki kemampuan merawat pasien dirumah. Pengkajian Defisit perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan, berhias diri, dan eliminasi (buang air besar dan buang air kecil) secara mandiri. Tanda dan gejala yang tampak pada pasien yang mengalami defisit perawatan diri adalah sebagai berikut: a. Ganggguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor.

Upload: umi-nurjanah

Post on 27-Oct-2015

127 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

askep

TRANSCRIPT

Asuhan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri

Pasien yang mengalami gangguan jiwa kronik sering kali tidak memdulikan

perawatan diri. Hal ini yang menyebabkan pasien dikucilkan dalam keluarga dan

masyarakat.

Bagian ini membahas cara merawat pasien yang mengalami defisit

perawatan diri dan dengan demikian pasien dan keluarga memilki kemampuan

merawat pasien dirumah.

Pengkajian

Defisit perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya

perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas

perawatan diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari ketidakmampuan

merawat kebersihan diri, makan, berhias diri, dan eliminasi (buang air besar dan

buang air kecil) secara mandiri.

Tanda dan gejala yang tampak pada pasien yang mengalami defisit

perawatan diri adalah sebagai berikut:

a. Ganggguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit

berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor.

b. Ketidakmampuan berhias/ berpakaian, ditandai dengan rambut acak-acakan,

pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki

tidak bercukur, pada pasien perempuan tidak berdandan.

c. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh ketidakmampuan

mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada

tempatnya.

d. Ketidakmampuan eliminasi secara mandiri, ditandai dengan buang air besar

(BAB) atau buang air kecil (BAK) tidak pada tempatnya, dan tidak

membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK.

Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Berikut ini format dokumentasi pengkajian pada pasien yang mengalami

defisit perawatan diri.

Format Pengkajian Pasien Defisit Perawatan Diri

a. Status Mental

1. Penampilan

Tidak Rapi

Penggunaan pakaian tidak sesuai

Cara berpakaian tidak seperti biasanya

Jelaskan

Masalah Keperawatan

b. Kebutuhan Sehari-hari

1. Kebersihan Diri

Bantuan Minimal Bantuan Total

2. Makan

Bantuan Minimal Bantuan Total

3. BAB/BAK

Bantuan Minimal Bantuan Total

4. Berpakaian/ Berhias

Bantuan Minimal Bantuan Total

Jelaskan

Masalah Keperawatan

Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data yang didapat, masalah keperawatannya adalah defisit

perawatan diri: Higiene diri, berhias, makan, dan eliminasi.

Tindakan Keperawatan

a. Tindakan keperawatan pada pasien

1. Tujuan Keperawatan

a) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri

b) Pasien mampu melakukan berhias secara baik

c) Pasien mampu melakukan makan dengan baik

d) Pasien mampu melakukan eliminasi secara mandiri

2. Tindakan keperawatan

a) Melatih pasien cara perawatan kebersihan diri dengan cara:

1) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.

2) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri.

3) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri.

4) Melatih pasien mempraktikan cara menjaga kebersihan diri.

b) Membantu pasien latihan berhias

Latihan berhias pada pria harus dibedakan dengan wanita. Pada

psien laki-laki, latihan meliputi latihan berpakaian, menyisir rambut,

dan bercukur, sedangkan pada pasien perempuan, latihan meliputi

latihan berpakaian, menyisir rambut, dan berhias/berdandan.

c) Melatih pasien makan secara mandiri dengan cara

1) Menjelaskan cara mempersiapkan makan.

2) Menjelaskan cara makan yang tertib.

3) Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan.

4) Mempraktikan cara makan yang baik.

d) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri dengan

cara:

1) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai.

2) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK.

3) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK.

SP I pasien : Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawata diri

dan melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri.

Peragakan komunikasi dibawah ini!

Orientasi

“ Selamat pagi, kenalkan saya suster R.”

“ Siapa namanya dan senang dipanggil apa?”

“ Saya dinas pagi di ruangan ini dari jam 7 pagi sampai 2 siang. Selama di

rumah sakit ini saya yang akan merawat T.”

“ Dari tadi, suster lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?”

“ Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri?”

“ Berapa lama kita berbicara? 20 menit ya...? Mau dimana...? Di sini saja ya?”

Kerja

“ Berapa kali T mandi dalam sehari?”

“Apakah T sudah mandi hari ini?”

“Menurut T apakah kegunaan mandi?”

“Apa alasan T sehingga tidak bisa merawat diri?”

“Menurut T apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri?”

“Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa?

Badan gatal, mulut bau, apa lagi..? kalau kita tidak teratur menjaga

kebersihan diri masalah apa menurut T yang bisa muncul? Betul ada kudis,

kutu,... dan lain-lain.”

“Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka?”

“Kapan saja T menyisir rambut? Bagaimana dengan merias muka? Apa tujuan

menyisir dan berhias?”

(contoh untuk pasien laki-laki)

“Berapa kali T bercukur dalam seminggu? Kapan T terakhir bercukur? Apa

gunanya bercukur? Apa alat-alat yang diperlukan? Iya, sebaiknya bercukur 2

kali dalam seminggu. Alat cukurnya nanti minta ke perawat ya!”

“Berapa kali T makan sehari? Apa pula yang dilakukan setelah makan? Betul,

kita harus sikat gigi setelah makan”

“Dimana biasanya T buang air besar/buang air kecil?bagaimana

membersihkannya?iyaa.. kita buang air kecil, dan buang air besar harus di

WC.”

“Nah! Itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa membersihkan pakai air dan

sabun.”

“Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana? Sebelum mandi apa yang

perlu kita persiapkan? Benar sekali, T perlu menyiapkan pakaian ganti,

handuk, sikat gigi, sampo, sabun dan sisir.”

“Bagaimana kalo sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing

melakukannya. Sekarang, buka pakaian, dan siram seluruh tubuh T termasuk

rambut lalu ambil shampo gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas

sampai bersih. Bagus sekali! Selanjutnya ambil sabun, gosokkan diseluruh

tubuh secara merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat

gigi pakai odol. Giginya disikat dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi T

mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih.

Terakhir siram seluruh tubuh T sampai bersih lalu keringkan dengan handuk.

T bagus sekali melakukannya. Selanjutnya, T pakai baju dan sisir rambutnya

dengan baik.”

Terminasi

“Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian? Coba T

sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T lakukan tadi?”

“Bagaimana perasaan T setelah mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan

diri tadi? Sekarang T coba ulangi tanda-tanda bersih dan rapi.”

“Bagus sekali! Mau berapa kali T mandi dan sikat gigi..? dua kali pagi dan

sore, Mari... kita masukkan dalam jadwal aktivitas harian!”

“Nah... lakukan ya T.. dan beri tanda M (mandiri) kalau dilakukan tanpa

disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan, dan T (tidak) tidak

melakukan. Baik, besok kita latihan berdandan.”

“Jam 7 pagi ya?”

SP 2 pasien: melatih pasien berhias (Laki-laki: berpakaian, menyisir rambut, dan

bercukur. Perempuan: berpakaian, menyisir rambut, dan berhias)

Contoh komunikasinya:

(pasien laki-laki)

Orientasi

“Selamat pagi Bapak?”

“Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Bapak sudah mandi? Sudah ditandai di

jadwal hariannya?”

“Hari ini kita akan latihan berhias diri, mau dimana latihannya? Bagaimana

kalau diruang tamu? Bagaimana kalau 30 menit?”

Kerja

“Apa yang Bapak lakukan setelah mandi? Apa Bapak sudah ganti baju? “

“Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian

yang bersih 2 kali sehari. Sekarang coba Bapak ganti baju. Ya, bagus seperti

itu.”

“Apakah Bapak menyisir rambut? Bagaimana cara bersisir? Coba kita

praktikan, lihat ke cermin, bagus sekali!”

“Apakah Bapak suka bercukur? Berapa hari sekali bercukur? Betul 2 kali

seminggu.”

“Tampaknya kumis dan janggut Bapak sudah panjang. Mari pak dirapikan! Ya,

Bagus! ”(catatan: janggut dirapikan jika pasien tidak memelihara janggut.)

Terminasi

“Bagaimana perasaan bapak setelah berhias?”

“Coba Pak, sebutkan cara berhias yang baik sekali lagi.”

“Selanjutnya, Bapak setiap hari mandi berdandan dan pakai baju seperti tadi

ya! Mari kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian! Pagi jam berapa,

lalu sore jam berapa?”

“Nanti siang kita latihan makan yang baik. Diruang makan bersama dengan

teman Bapak yang lain.”

(Pasien Perempuan)

Orientasi

“Selamat pagi, bagaimana perasaan Ibu hari ini? Ibu sudah mandi? Sudah

ditandai di jadwal harian?”

“Hari ini kita akan latihan berhias diri supaya Ibu tampak rapi dan Cantik.

Mari, kita mendekat ke cermin dan bawa alat-alatnya(sisir, bedak, dan

lipstik)”

Kerja

“Sudahkah Ibu menggantui pakaiannya setelah mandi? Bagus! Nah, sekarang

disisir rambutnya yang rapi, bagus! Apakah Ibu biasa pakai bedak? Coba

dibedaki mukanya, yang rata, dan tipis. Bagus sekali! Ibu punya lipstik? Mari

dioles tipis. Nah, coba lihat di kaca!”

Terminasi

“Bagaimana perasaan Ibu setelah belajar berdandan?”

“Ibu jadi tampak segar dan cantik, mari masukkan ke dalam jadwal kegiatan

harian. Nanti siang kita latihan makan yang baik diruang makan bersama

teman Ibu yang lain ya? Sampai jumpa!”

SP 4 pasien : Melatih pasien makan secara mandiri (menjelaskan cara

mempersiapkan makan, menjelaskan cara makan yang tertib, menjelaskan cara

merapikan peralatan makan setelah makan, praktik makan sesuai dengan tahapan

makan yang baik).

Orientasi

“Selamat Siang T! T tampak rapi hari ini. Siang ini kita akan latihan bagaimana

cara makan yang baik”

“Kita latihan langsung di ruang makan ya!”

“Mari.. Itu sudag datang makanan.”

Kerja

“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana T

makan?”

“Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita

praktikan!”

“Bagus, setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita

berdoa dulu. Silakan T yang pimpin! Bagus.”

“Mari kita makan! Saat makan kita harus menyuap makanan satu persatu

dengan pelan-pelan. Ya, ayo.. sayurnya dimakan ya. Setelah makan kita

bereskan piring dan gelas yang kotor. Ya betul... dan kita akhiri dengan cuci

tangan”

“Ya bagus! Itu suster Ani sedang membagikan obat, cona T minta sendiri

obatnya.”

Terminasi

“Bagaimana perasaan T setelah kita makan bersama-sama?”

“Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan? (cuci tangan, duduk yang

baik, ambil makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring dan gelas, lalu

cuci tangan)”

“ Nah, coba T lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan dalam

jadwal? Besok kita ketemu lagi untuk latihan BAB/BAK yang baik,

bagaimana kalau pukul 10.00? tempatnya di sini saja ya?”

SP 5 pasien : mengajarkan apsein melakukan BAB/BAK secara menadiri

(menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai, mejelaskan cara membersihkan diri

setelah BAB/BAK, menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK)

Peragam komunikas di bawah ini!

Orientasi

“ Selamat pagi T? Bagamana perasaan T hari ini? Baik, sudah dijalankan

jadwal kegiatannya?

“Kita akan membicarakannya tentang cara buang air besar dan buang air kecil

yang baik, ya. Kira-kira 30 menit, ya T? Dimana kita duduk?”

Kerja

Untuk pasien laki-laki.

“ Di mana biasanya T baung air besar dan buang air kecil? Benar T, buang air

besar atau kencing yang baik itu di WC/Kakus, kamar mandi atau tempat lain

yang tertutup dan ada saluran pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak boleh

buag air besar/kencing di sembarang tempat.”

“ Sekarang, coba T jelaskna kepada saya bagaimana cara T cebok?”

“Sudah bagus ya T! yang perlu di ingat saat mencebok adalah T membersihkan

bokong atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air

kencing yang masih tersisa di tubuh T. Setelah T selesai cebok, jangan lupa

tinja/air kencing yang ada di WC dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing

tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di

WC, Jika T memebersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti T ikut

mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/air

kencing. Setelah selesai membersihkan tinja/air kening, T perlu merapihkan

kembali pakaian sebelum keluar WC. Pastikan ritsleting celana telah tertutup

rapi, lalu cuci tangan dengan mengggunakan sabun.”

Untuk pasien perempuan

“cara membilas yang bersih setelah T buang air besar yaitu dengan menyiram

air dari arah depan ke belakang. Jangan terbalik ya! Cara seperti ini berguna

untuk mencegah masuknay kotoran/tinja yang ada di bokong ke bagian

kemaluan kita. Setelah T selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada

di WC dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air

secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di WC. Jika T

mrmbersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti T ikut mencegah

menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/air kencing.”

“jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC, lalu cuci

tangan dengan menggunaka n sabun.”

Terminasi

“ Bagaimana perasaan T setelah kita membicarakan tentang cara baung air

besar/buang air kecil yang baik?”

“ Coba T jelaskan ulang tentang cara BAB dan BAK yang baik! Bagus! Untuk

selanjutnya, T dapat melakukan cara-cara yang telah dijelaskan tadi.”

“ Nah, besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauh mana T bisa

melakukan jadwal kegiatannya! Sampai jumpa!”

b. Tujuan keperawatan

1. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah

defisit perawatan diri.

2. Tindakan keperawatan

Untuk memantau kemampuan pasien dalam melakukan cara perawatan

diri yang baik, perawat harus melakukan tindakan agar keluarga dapat

meneruskan melatih dan mendukung pasien sehingga kemampuan

pasien dalam perawatan diri meningkat. Tindakan yang dapat perawat

lakukan adalah sebagai berikut.

a) Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi keluarga

dalam merawat pasien.

b) Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma.

c) Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang

dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien.

d) Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan

membantu mengingatkan pasien dalam merawat diri (sesuai jadwal

yang telah disepakati).

e) Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan

pasien dalam merawat diri.

f) Bantu keluarga melatih cara merawat pasien defisit diri.

SP I keluarga : memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang masalah

perawatan diri dan cara merawat anggota keluarga yang mengalami masalah

defisit perawatn diri.

Orientasi

“selamat pagi Pak/Bu, saya D, perawat yag merawat T”

“Apa pendapat Bapak tentang T?”

“Hari ini kita akan berdiskusi tentang masalah yang dialami T dan bantuan apa

yang dapat diberikan.”

“Berapa lama waktu Bapak/Ibu yang tersedia? Bagaimana kalau 30 menit?

Mari kita duduk di kantor perawat!”

Kerja

“ Apa saja masalah yang Bapak/Ibu rasakan dalam merawat T?” perawatan diri

yang utama adalah kebersihan diri, berdandan, makan dan BAB/BAK.”

“ Periaku yang ditunjukkan oleh T itu dokarenakan ganggguan jiwanya yang

membuat T tidak memiliki minat untuk mengurus diri sendiri. Baik, akan

saya jelaskan; untuk kebersihan diri kami telah melatih T untuk mandi,

keramas, gosok gigi, ganti baju, dan potong kuku. Kami harapkan Bapak/Ibu

dapat meyediakan peralatannya. T juga telah memiliki jadwal pelaksanaannya

untuk berhias. Kami harapka dimotivasi sehabis mandi untk sisiran yang rapi.

Untuk makan, sebaiknya makan bersama keluarga dirumah, T telah

mengetahui langkah-langkahnya, yaitu cuci tangan, ambil makanan, berdoa,

makan yang rapi, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan.

“ Sebaiknya makan saat jam minum obat agar sehabis makan langsung minum

obat. T juga sudah belajar BAB/BAK ynag bersih. Kalau T kurang motivasi

dalam merawat diri sehingga dapat diketahui apakah T sudah mandiri atau

mengalami hambatan dalam melakukannya. Jangan lupa memberi pujian

pada T.”

“Ada yang Bapak/Ibu ingin tanyakan?”

Terminasi

“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita bercakap-cakap?”

“ Coba Bapak/Ibu sebutkan lagi apa saja yang harus diperhatikan dalam

membantu anak Bapak/Ibu, T dalam merawat diri.”

“ Baik, nanti kalau Bapak/Ibu besuk bisa ditanyakan pada T.”

“ Dan dirumah nanti, cobalah Bapak/Ibu mendampingi dan membantu T saat

membersihkan diri.”

“ Dua hari lagi kita akan ketemu dan Bapak/Ibu akan saya dampingi untuk

memotivasi T dalam merawat diri.:

SP II keluarga : melatih keluarga cara merawat pasien. Peragakan komunikasi

dibawah ini!

Orientasi

“ Selamat pagi Bapak/Ibu sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang

ketemu lagi.”

“ Bagaimana Bapak/Ibu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita

bicarakan dua hari yag lalu?”

“ Sekarang kita akan latihan cara-cara merwat tersebut ya Pak/Bu?”

“ Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung pada T ya?

Berapa lama Bapak/Ibu punya waktu?

Kerja

“ Sekarang anggap saya adalah T, coba bapak praktikan cara memotivasi T

untuk mandi, menyisir rambut, buang air, dan makan .”

“ Bagus, betul begitu caranya!”

“ Sekarang coba praktikkan cara memberikan pujian kepada T”

“ Bagus, bagaimana kalau cara memotivasi T minum obat dan melakukan

kegiatan positifnya sesuai jadwal?”

“ Bagus, ternyata Bapak dan Ibu sudah mengerti cara merawata T. bagaimana

kalau sekarang kita mencobanya langsung pada T?”

(ulangi lagi semua caradi atas langsung pada pasien)

Terminasi

“ Bagaimana perasaan Bapak dan Ibu setelah kita berlatih cara merawat T?”

“ Setelah ini, coba Bapak dan Ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap

kali Bapak dan Ibu membesuk T.”

“ Baiklah, bagaimana kalau dua hari lagi Bapak dan Ibu datang kembali ke sini

dan kita akan mencoba lagi cara merawat T sampai Bapak dan Ibu lancer

melakukannya”

“ Jam berapa Bapak dan Ibu bisa kemari?”

“ Baik saya tunggu, kita kembali lagi di tempat ini ya Pak, Bu?”

SP3 keluarga: Membuat perencanaan pulang bersama keluarga.

Orientasi

“ Selamat pagi Bapak/Ibu, hari ini T sudah boleh pulang. Oleh karena itu, perlu

dibicarakan jadwal T selama di rumah”

“ Bagaimana Pak, Bu. Selama Bapak dan Ibu membesuk apakah sudah terus

dilatih cara merawat T?”

“ Nah, sekarang mari kita bicarakan jadwal di rumah tersebut di sini saja?”

“ Berapa lama Bapak dan Ibu punya waktu?”

Kerja

“ Pak, Bu, ini jadwal kegiatan T di rumah sakit, coba perhatikan apakah dapat

dilaksanakan di rumah. Jadwal yang telah dibuat selama T di rumah sakit

tolong dilanjutkan di rumah, baik jadwal aktifitas maupun jadwal minum

obatnya.”

“ Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut alah perilaku yang ditampilkan

oleh anak Bapak dan Ibu selama di rumah. Kalau misalnya T menolak terus-

menerus untuk makan, minum dan mandi serta menolak meminum obat atau

memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain, segera hubungi Suster S

di Puskesmas Inderapuri, Puskesmas terdekat di rumah Bapak dan Ibu, ini

nomer teleponnya: (0651)446xxx. ”

“ Selanjutnya, suster S yang akan membantu memantau perkembangan T

selama di rumah.”

Terminasi

“ Bagaimana Pak, Bu, ada yang belum jelas? Ini jadwal harian T untuk dibawa

pulang. Dan surat rujukan untuk perawat K di Puskesmas Inderpuri.”

“ Jangan lupa control ke Puskesmas sebelum obat habis, atau ada gejala-gejala

yang tampak. Silakan selesaikan administrasinya.”

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

Terapi kelompok yang dapat diberikan untuk pasien dengan masalah deficit

perawatan diri adalah: TAK stimulasi persepsi: Perawatan Diri.

a. Sesi 1: Manfaat perawatan diri

b. Sesi 2: Menjaga kebersihan diri

c. Sesi 3: Tata cara makan dan minum

d. Sesi 4: Tata cara eliminasi

e. Sesi 5: Tata cara berhias

EVALUASI KEPERAWATAN

Selanjutnya evaluasi dilakukan terhadap kemampuan pasien defisit

perawatan diri dan keluarganya serta kemampuan perawat dalam merawat pasien

defisit perawatan diri (lihat kolom).

Evaluasi Kemampuan Pasien Defisit Perawatan Diri dan Keluarga

Nama pasien :

Ruangan :

Nama perawat :

Petunjuk :

Berilah tanda checklist () jika pasien mampu melakukan kemampuan di bawah

ini.

Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi

No Kemampuan Tanggal

A Pasien

1. menyebutkan pentingnya kebersihan diri

2. memnyebutkan cara membersihkan diri

3. mempraktikkan cara membersihkan diri dan

memasukkan dalam jadwal

4. menyebutkan cara makan yang baik

5. mempraktikkan cara makan yang baik dan

memasukkan dalam jadwal

6. menyebutkan cara BAK/BAB yang baik

7. mempraktikkan cara BAK/BAB yang baik dan

memasukkan dalam jadwal

8. menyebutkan cara berdandan

9. mempraktikkan cara berdandan dan memasukkan

dalam jadwal

B Keluarga

1. menyebutkan pengertian perawatan diri dan proses

terjadinya masalah defisit perawatan diri

2. menyebutkan cara merawat pasien defisit

perawatan diri

3. mempraktikkan cara merawat pasien defisit

perawatan diri

4. membuat jadwal aktivitas dan minum obat pasien

di rumah (perencanaan pulang)

Evaluasi Kemampuan Perawat dalam Merawat Pasien Defisit Perawatan Diri

Nama :

Ruangan :

Nama perawat :

Petunjuk :

a. Berilah tanda checklist () pada tiap kemapuan yang ditampilkan.

b. Evaluasi tindakan keperawatan untuk setiap SP dilakukan menggunakan instrument Evaluasi Penampilan Klinik Perawat

MPKP.

c. Masukkan nilai tiap Evaluasi Penampilan Klinik Perawat MPKP ke dalam baris nilai SP.

No Kemampuan Tanggal

A Pasien

Sp 1 Pasien

1. menjelaskan pentingnya kebersihan diri

2. menjelaskan cara menjaga kebersihan diri

3. membantu pasien mempraktikkan cara menjaga kebersihan

diri

4. menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan

harian

Nilai Sp 1 Pasien

SP 2

1. mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. menjelaskan cara makan yang baik

3. membantu pasien mempraktikkan cara makan yang baik

4. menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan

harian.

Nilai SP 2 Pasien

Sp 3 Pasien

1. mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. menjelaskan cara eliminasi yang baik

3. membantu pasien mempraktikkan cara eliminasi yang baik

dan memasukkan dalan jadwal

4. menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal harian

Nilai SP 3 Pasien

Sp 4 Pasien

1. mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. menjelaskan cara berdandan

3. membantu pasien mempraktikkan cara berdandan

4. menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan

harian

Nilai SP 4 Pasien

B Keluarga

SP 1 Keluarga

1. mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam

merawat pasien

2. menjelaskan pengertian, tanda dan gejala defisit perawatan

diri, dan jenis defisit perawatan diri yang dialami pasien

beserta proses terjadinya

3. menjelaskan cara-cara merawat pasien defisit perawatan diri

Nilai SP 1 keluarga

SP 2 Keluarga

1. melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien

dengan defisit perawatan diri

2. melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pasien

defisit perawatan diri

Nilai SP 2 Keluarga

SP 3 Keluarga

1. membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah

termasuk minum obat (discharge planning)

2. menjelaskan tindak lanjut pasien setelah pulang

Nilai SP 3 Keluarga

Total nilai: SP pasien + SP keluarga

Nilai rata-rata