definisi&patologi ameloblastoma.docx

3
Definisi ameloblastoma 1 WHO Ameloblastoma adalah polymorphic neoplasma yang terdiri dari proliferasi epitel odontogenik, yang biasanya memiliki pola plexiform atau follicular dalam jaringan fibrous. Richart and Slootweg Sebuah jaringan polymorphous neoplasma yang mengandung proliferasi epitel odontogenik, biasnya terjadi dalam dua bentuk pertama follicular yaitu pertumbuhan tumor yang merusak gigi membentuk pulau-pulau seperti organ follicels dari sel- sel epitel, bentuk kedua plexiform yaitu terdiri dari jaringan epitel yang dapat berubah, dan merupakan lapisan sel berasal dari jaringan epitel. Dalam kedua jenis bentuk tersebut komponen tumor tumbuh secara matang dalam jaringan, secara umum tumor menunjukkan berbagai macam bentuk jaringan fibrous dan dihubungkan oleh jaringan penghubung (jaringan Stroma). Shafer Ameloblastoma adalah neoplasma sejati yang tidak mangalami pembentukan jaringan enamel dan tidak mengalami proses diferensiasi ke titik pembentukan enamel. Robinson Ameloblastoma adalah tumor yang biasanya unisentrik non fungsional, pertumbuhannya intermitten, jinak dan dapat persisten. Patologi ameloblastoma 2

Upload: citra-mutiah-sari

Post on 01-Oct-2015

9 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Definisi ameloblastoma 1WHOAmeloblastoma adalah polymorphic neoplasma yang terdiri dari proliferasi epitel odontogenik, yang biasanya memiliki pola plexiform atau follicular dalam jaringan fibrous.Richart and SlootwegSebuah jaringan polymorphous neoplasma yang mengandung proliferasi epitel odontogenik, biasnya terjadi dalam dua bentuk pertama follicular yaitu pertumbuhan tumor yang merusak gigi membentuk pulau-pulau seperti organ follicels dari sel-sel epitel, bentuk kedua plexiform yaitu terdiri dari jaringan epitel yang dapat berubah, dan merupakan lapisan sel berasal dari jaringan epitel. Dalam kedua jenis bentuk tersebut komponen tumor tumbuh secara matang dalam jaringan, secara umum tumor menunjukkan berbagai macam bentuk jaringan fibrous dan dihubungkan oleh jaringan penghubung (jaringan Stroma).ShaferAmeloblastoma adalah neoplasma sejati yang tidak mangalami pembentukan jaringan enamel dan tidak mengalami proses diferensiasi ke titik pembentukan enamel.RobinsonAmeloblastoma adalah tumor yang biasanya unisentrik non fungsional, pertumbuhannya intermitten, jinak dan dapat persisten.Patologi ameloblastoma2Patogenesis dari ameloblastoma adalah untuk melihat adanya hubungan dengan jaringan pembentuk gigi atau sel-sel yang berkemampuan untuk membentuk gigi, tetapi suatu rangsangan yang memulai terjadinya proliferasi selsel tumor.Ameloblastoma menyebar secara lambat terutama melalui tulang kanselus, tetapi lambat laun meluas ke rahang dan menembus jaringan lunak.Sering menyerang akar gigi yang bersangkutan.Ameloblastomaini dapat berasal dari:1. Sisa sel dari enamel organ atau sisa-sisa dental lamina.Struktur mikroskopis dari beberapa spesimen dijumpai pada area epitelial sel yang terlihat pada perifer berbentuk kolumnar dan berhubungan dengan ameloblast yang pada bagian tengah mengalami degenerasi serta menyerupai retikulum stelata2.Sisa-sisa dari epitel Malassez.Terlihat sisa-sisa epitel yang biasanya terdapat pada membran periodontal dan kadang-kadang dapat terlihat pada tulang spongiosa yang mungkin menyebabkan pergeseran gigi dan menstimulasi terbentuknya kista odontogenik.3.Epitelium dari kista odontogenik, terutama kista dentigerous dan odontoma.Pada kasus yang dilaporkan oleh Cahn (1933), Ivy (1958), Hodson (1957)mengenai ameloblastoma yang berkembang dari kista periodontal atau kista dentigerous tapi hal ini sangat jarang terjadi. Setelah perawatan dari kista odontogenik, terjadi perkembangan dan rekurensi menjadi ameloblastoma.4.Basal sel dari epitelium permukaan dari tulang rahang.Siegmund dan Weber(1926) pada beberapa kasus ameloblastoma menemukan adanya hubungan dengan epiteluim oral.

1. Ghanom Anil,Mahaske Shubhangi first edition textbook of oral pathology. Jitendar P Vij, 2009 : 2882. Ghanom Anil,Mahaske Shubhangi first edition textbook of oral pathology. Jitendar P Vij, 2009 : 289-290