patologi ginjal2

106
PATOLOGI GINJAL dr.Mudjahid, M.Si.Med,Sp.PA

Upload: ekki-anggariksa

Post on 21-Dec-2015

86 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

bahan kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: PATOLOGI GINJAL2

PATOLOGI GINJAL

dr.Mudjahid, M.Si.Med,Sp.PA

Page 2: PATOLOGI GINJAL2

Sindrom ginjal utama

• Sindrom nefritik– sindrom glomerulus yang didominasi oleh– onset akut hematuri makroskopis (sel darah merah

dalam urine),– proteinuria ringan sampai sedang– Azotemia peningkatan kadar creatinin dan nitrogen

urea darah – edema,hipertensi– mrpkan presentasi klasik glomerulonefritis

pascastreptokokus akut

Page 3: PATOLOGI GINJAL2

Sindrom nefrotik

• Ditandai proteinuria berat>3,5g /hari• Hipoalbumin emi• Edema berat• Hiperlipidemi• lipiduria

Page 4: PATOLOGI GINJAL2

Kelainan yang ringan atau samar

• Hematuri atau proteinuriaasimtomatik• Atau kombinasi keduanya

Page 5: PATOLOGI GINJAL2

Glomerulonefritis progresifcepat

• Gangguan fungsi ginjal dalam bbrp hari/ minggu

• Bermanifestasi sebagai sedimen urine aktif

(hematuri,sel darah merah dismorfik, silinder eritrosit)

Page 6: PATOLOGI GINJAL2

Gagal ginjal akut

• Didominasi oliguria atau anuria serta azotemia akut

• Kelainan ini dapat terjadi akibat cedera glomerulus misalnya glomerulonefritis sel sabit, cedera interstitium atau nekrosis tubulus akut

Page 7: PATOLOGI GINJAL2

Infeksi saluran kemih

• Ditandai bakteriuria dan piuria (bakteri dan lekosit dalam urine)

• Infeksi dapat asimtomatik atau simtomatik, dapat mengenai ginjal saja (pielonefritis) atau kandung kencing(sistitis)

Page 8: PATOLOGI GINJAL2

• Nefrolitiasis (batu ginjal)

Manifestasi:kolik ginjal, hematuria

pembentukan batu berulang

Page 9: PATOLOGI GINJAL2

Selain sindrom diatas

• Sumbatan saluran kemih dan tumor ginjal akan dibahas tersendiri

Page 10: PATOLOGI GINJAL2

Penyakit glomerulus

• Dinding kapiler glomerulusmerupakan membran penyaring danterdiriatas strukturbereikut:

1. sebuah lapisan tipis sel endotel fenestrasrasi yang bergaris tengah 70-100 nm

2. Membran basal glomerulus(GBM) dengan lapisan sentral tebal electron dense yaitu lamina densa dan lapisan perifer yang lebih tipis dan electron lucen yaitu lamina rara interna dan eksterna.GBM terdiri atas kolagen terutama tipe IV,laminin,proteoglikan polinaonik,fibronectin dan bbrp glikoprotein lain

Page 11: PATOLOGI GINJAL2

Sel epitel visceral(podosit)

3. Sel epitel yang secara struktural kompleks dan memiliki tonjolan-tonjolan interdigitata yang terbenam didalam dan melekat kelaminararaeksterna m.basal

Footprocessus terpisah satu sama lain oleh celah-celah filtrasi selebar 20-30 nm yang dijembatani oleh sebuah diafragmatipis yang terdiri dari atas nefrin

Page 12: PATOLOGI GINJAL2

Gagal ginjal kronis

• DItanda dengan gejala dan tanda uremia yang berkepanjangan

• Merupakan akhir dari semua penyakit ginjal yang kronis

Page 13: PATOLOGI GINJAL2

4. Rumpun glomerulus keseluruhan ditunjang oleh sel mesangium yang terletak diantara kapiler. Matriks mesangium mirip membran basal membentuk jala tempat tersebarnya sel mesangium. Sel ini berasal dari mesenkim, dapat berkonstraksi dan mampu beeproliferasi mengeluarkan matriks dan kolagen dan mengeluarkan sejumlah mediator aktif biologis seperti yang akan kitalihat.Mesangium juga mengandung monosit dalam jumlah ber variasi.

Page 14: PATOLOGI GINJAL2

Karakteristik utama filtrasi glomerulus

• Permeabelitas yang sangat tinggi terhadap air dan zat yang terlarut

• Imperemeabelitas yang hampir total terhadap molekul seukuran dan bermuatan seperti albumin( jari- jari sekitar3,6nm;70.000kD

• Fungsi sawar glomerulus membedakan molekul protein berdasarkan ukuran semakin besar semakin kurang permeabel.

• Muatan semakin kationik semakin permeabel dan konfigurasinya Fungsi sawar yang berdasarkan dan muatan ini ditimbulkan oleh struktur dinding kapiler yang kompleks,integritas GBM, dan banyak gugus anionik yang terdapat pada dinding termasuk proteoglikan dan sialoglikoprotein lapisan sel epitel dan endotel. Sel epitel visceral sangat penting untuk memelihara fungsi sawar glomerulus.

Page 15: PATOLOGI GINJAL2

• Diafragma celah filtrasinya menimbulkan resistensidistalterhadap aliran air danisawar difusi bagi filtrasiprotein dan sel ini merupakan jenis sel yang trutama berperandalam sinntesa komponen GBM

• Dlm bbrp th terakhir telah banyak diketahui tentang arsitekur molekular sawar filtrasi glomerulus.

• Nefrin suatu glikoproteintrans membran antara dua tonjolan kaki.

• Molekul nefrin dari tonjolan kaki didekatnya saling berikatan dan berinteraksi dengan bbrp protein sitoskeleton dan protein penyalur sinyal.nefrin dan protein terkaitnya berperan penting dalam memeliharapermeabelitas selektif GBM.

• Hal ini tercermin pada penyakit hereditairjarang yang mutasi nefrin atau protein mitranya menyebabkan kebocoran abnormal protein plasma sehingga timbul sindrom nefrotik

• Sindrom ini merupakan salah satumanifestasi tersering,penyakit glomerulus yang mengisyaratkan bahwa defek didapat dalam fungsi atau strukturdiafragma celah mungkin merupakan mekanisme penting pada penykit ginjal.

Page 16: PATOLOGI GINJAL2

Beberapa Faktor Cedera glomerulus dan dalam sejumlah penyakit sitemik

Penyakit glomerulus sekunder

Penyakit immunologik seperti SLE

Penyakit vaskuler seperti: hipertensi,poli art.nod

Purpura Henoch-Schonlein

Penyakit metabolik seperti DM. amyloidosis

Sindrom Goodpasture

Granulomtosis Wagener

Penyakit hereditair seperti sindrom Alport,Fabry

Page 17: PATOLOGI GINJAL2

Penyakit glomerulus primer

• GN proliferatif diffuse• GN sabit• GN membranosa• Nefrosis lipoid(minimal change disease)• Glomerulo sclerosis segmental focal• GN membranoproliferatif• Nefropati IgA• GN Kronis

Page 18: PATOLOGI GINJAL2

Patogenesis penyakit Glomerulus

• Mekanisme imunologik mendasari sebagian besar GN primer dan sekunder

• Secara eksperimental GN dipicu:• 1. Reaksi antigen-antibody dan Pengendapan imunoglobulin di glomerulus• 2. Cedera oleh antibodi yang berreaksi in situ di dalam glomerulus baik dengan antigenglomerulus tak larut yang intrinsik maupun dengan molekul yang tersangkut

di glomerulus dan antibodi sititoksik pada komponen sel glomerulus

Page 19: PATOLOGI GINJAL2

Nefritis kompleks immun dalam darah

• Pada penyakit kompleks immun dalam darah glomerulus dapat dianggap korban tak bersalah(innocent by stander) karena tidak memacu reaksi, karwna antigen bukan berasal dari glomerulus tetapi mungkin endogen seperti GN berkaitan SLE atau eksogen seperti GN post infeksi streptococcen,post infeksi hepatitisB,post infeksi plasmodium falsifarm,spirochaeta, kadang-kadang antigen pemicu tidak diketahui.

Page 20: PATOLOGI GINJAL2

• Apapun antigennya kompleks antigen-antibodi terbentuk disitu atau dalam sirkulasi kemudian tersangkut di glomerulus

• Dalam glomerulus kompleks ini menimbulkan cedera, terutama melalui pengikatan komplemen walaupun dapat terjadi cedera yang tidak akibat komplemen

Page 21: PATOLOGI GINJAL2

• Lesi di glomerulus biasanya terdiri atas serbukan lekosit ke dalam glomerulus dan proliferasi sel endo tel, mesangium dan epitel parietal.

• Pemeriksaan elektron mikroskop memper lihatkan kompleks sebagai endapan atau gumpalan elektron dense yang terletak di salah satu dari 3 tempat mesangium antara sel endotel(pengendapan sub endotel) dan GBM,permukaan luar GBM dan podosit( pengendapan sub epitel) tetapi dapat juga terletak di lebih dari satu tempat.

Page 22: PATOLOGI GINJAL2

• Adanya immunoglobulin dan komplemen dalam endapan ini dapat ditunjukkan dengan pemeriksaan mikroskop flourescen

• Bila digunakan anti bodi anti ompkemen dan antiimuno globulin yang berflourescen kompleks immun tampak sebagai endapa granuler di glomerulus

Page 23: PATOLOGI GINJAL2

• Setelah mengendap di ginjal kompleks immun akhirnya terurai terutama oleh monosit dan sel mesangium fagositik,swehingga proses cedera/radang mereda.

• Perjalanan seperti itu bila pajanan antigen pemicu berjalan singkat dan terbatas seperti pada GN post infeksi streptokoken

Page 24: PATOLOGI GINJAL2

• Setelah mengendap di ginjal kompleks immun akhirnya terurai terutama oleh monosit dan sel mesangium fagositik,sehingga proses cedera/radang mereda.

• Sumber pajanan antigen pada sebagian kasus diketahui seperti infeksi:infeksi virus hepatitis B,virus HIV dan SLE

• Namun pada kasus lain antigennya tidak diketahui.

Page 25: PATOLOGI GINJAL2

Nefritis kompleks immmun in situ

• Antibodi dalam cedera bentuk ini bereaksi secara langsung rngan antigen yang sudah tertanam di glomerulus

• Penyakit anti-Membran basal Glomerulus. Model yang paling banyak diketahui adalah nefritis anti-GBM klasik, antibodi ditujukan pada antigen tetap di GBM

Page 26: PATOLOGI GINJAL2

• Penyakit tersebut mempunyai padanan pada hewan eksperimental,nefritis Masugi atau nefritis serum nefrotoksik pada kelinci. Hal ini dihasilkan dengan menyuntik tikus dengan antibodi anti GBM,yang dihasilkan dari immunisasi kelinci dengan ginjal tikus.

Page 27: PATOLOGI GINJAL2

• Meskipun pada model eksperimen antibodi antiGBM dihasilkan dengan menyuntikkan antigen ginjal asing ke dalam hewan nefritis anti-GBM

• Spontan pada manusia terjadi akibat terbentuknya autoantibodi terhadap GBM. Anti bodisecara langsung berikatan dengan molekul kolagen sepanjang GBM, menghsilkan pola linier seperti terlihat pada teknik mikroskop immunoflorescen yang berbeda dengan polagranuler pada nefritis antibodi anti GBM.

Page 28: PATOLOGI GINJAL2

• Kadang-kadang antibodiantiGBMberreaksi silang dengan membran basal alveoli paru, sehingga secara bersamaan lesi di paru dan di ginjal

• (sindrom Goodpasture).• Nefritis anti-GBM merupakan penyebab pada

kurang dari 1% penyakit GN pada manusiaPenyakit ini dipastikan merupakan penyebab cedera pada sindrom Goodpasture. Banyak kasus nefritis anti-GBM ditandai dengan kerusakan glomerulus yang sangat parah Dn timbulnya GN crescentic progresif cepat.Antigen membran basal yng berperan komponen dari domain nonkolagen dari rantai a3 kolagen tipe IV.

Page 29: PATOLOGI GINJAL2

• Nefritis HeymannModel untuk pada manusia.Ditimbulkan dengan meng immunisasi tikus dengan preparat brush-barder tubulus proksimal

• Tikus membentuk antibodi terhadap antigen brush-border dan mengalami GN membranosa yang sangat mirip dengan GN membranosa pada manusia

Page 30: PATOLOGI GINJAL2

• GN terjadi akibat reaksi antibodi terhadap suatu kompleks antigeh yang terletak coated pits cell epitel visceral glomerulus dalam distribusi discontinue berreaksi silang dengansuatu antigen brush – border. Antigen t a protein besar sekitar 330kD yang disebut megalin yang mempunyai homologi dengan reseptor lipoprotein densitas-rendah dan membentuk kopleks dengan sebuah protein 44-KD yang lebih kecil protein yang terkait reseptor

Page 31: PATOLOGI GINJAL2

• Pada GN membranosamanusia antigen sel epitel tampaknya juga merupakan homologi kompleks megalin

• Antibodi juga daot berreaksi in situ dengan antigen non glomeruler yang telah tertanam di glomrerulus. Antigen ini mungkin tersangkut diginjal karena berinteraksi dengan berbagai komponen intrinsik glomerulus

Page 32: PATOLOGI GINJAL2

• Antigen yang tersangkut tersebut antara lain:

• Molekul kationik yang berikatan dengan anionik kapiler glomerulus; DNAyang mempunya affiniteit terhadap komponen GBM; produk bakteri seperti endostreptosin, suatu protein streptokok group A,agregatprotein berukuran besar(misal,agregat igG)

Page 33: PATOLOGI GINJAL2

• Yg mengendap di mesangium, krn ukurannya dan kompleks imun itu sendiri, karena kompleks ini mempunyai bagian reaktif untuk berinteraksi lebih lanjut dengan anti bodi bebas,antigen bebas dan komplemen

• Sebagian besar antigen yang tertanan ini memicu pembentukan endapan i8mmmunoglobulin yang granuler

Page 34: PATOLOGI GINJAL2

• Brp faktor mempengaruhi lokalisasi antigen antibodi atau kompleks di glomerulus.

• Muatan dan ukuran molekul zal ini jelas sangat penting.Pola lokalisasi juga ditentukanoleh perubahan dalam hemodinamika glomerulus.Fungsi mesangium dan integritas sawar selektif muatan di glomerulus.Pengaruh ini dapat menjelaskan bervaiasinya polaendapan reaktan immun dan perubahan histologik pada GN

Page 35: PATOLOGI GINJAL2

Penelitian pada model eksperimen memperlihatkan bahwa:

• Kompleks yang mengendap di zona proksimal GBM endotel atau subendotel memicu reaksi peradangan di glomerulus serta serbukan lekosit. Sebaliknya antibodi terhadap bagian distal GBM(epitel dan subepitel) ummnya non inflamatorik dan memicu terbentuknya lesi yang mirip yang ditemukan pada GN Membranosa atau Heyman.

Page 36: PATOLOGI GINJAL2

Glomerulonefritis imun seluler

• Sel T tersentisisasi yang terbentuk selama

suatu reaksi immun seluler dapat menyebabkan cedera glomerulus.

Page 37: PATOLOGI GINJAL2

Mediator cedera immun

• Bagaimana kemudian terjadi kerusakan glomerulus?

• Kerusakan glomerulus secara faali tercermin dalam hilangnya fungsi sawar glomerulus bermanifestasi sebagai proteinuria dan pada sebagian kasus berkurangnya GFR. Salah satu jalur yang sudah diketahui adalah mekanisme yang diperantarai komplemen lekosit. Pengaktifan komplemen memicu pembentukan zat kemotaktik(terutama C5a) dan rekrutmen netrofil dan monosit.

• Netrofil mengeluarkan

Page 38: PATOLOGI GINJAL2

• Netrofil mengeluarkanprotease menyebabkan GBM terurai radikal bebas turunan oksigen yang menyebabkan kerusakan sel dan metabolit asam arakidonat menyebabkan penurunan GFR.Mekanisme ni hanya pada sebagian tipe GN, krn banyak tipe memperlihatkan hanya sedikit notrofil di olomerulus yang rusak

Page 39: PATOLOGI GINJAL2

• Beberapa model mengisyaratkan cedera dependen komplemen,ttp tidak dependen netrofil, akibat efek komponen litik C4-C9 (membran attak komplek)komplemen yang menyebabkan epitel terlepas dan terangsangnya sel mesangium serta epitel untuk mengeluarkan mediator kimiawi perusak

Page 40: PATOLOGI GINJAL2

• Membrane attack complex juga meningkatkan ekspresi reseptor transforming growth factor di sel epitel; hal ini menyebabkan sintesis berlebihan matriks ekstrasel sehingga terjadi penebalan GMB

Page 41: PATOLOGI GINJAL2

• Selain membentuk kompleks imun, antibodi yang ditujukan pada antigen sel glomerulus dapat menyebabkan sitotoksisitas langsung, antibodi sitotoksisitas ini mungkin berperan menimbulkan kerusakan pada penyakit yang tidak meperlihatkan adanya kompleks imun

Page 42: PATOLOGI GINJAL2

Mediator lain penyebabkan kerusakan glomerulus

1.Monosit dan makrofagYang menyebuk glomerulus dalam reaksi yang diperantarai oleh antibodi dan sel. Jika telah aktif mengeluarkan banyak molekul biologis aktif

2.TrombositYang membentuk gumpalan di glomerulus sewaktu cedera imun dan mengeluarkan prostaglandin dan faktor pertumbuhan

3.Sel glomerulus residen

Page 43: PATOLOGI GINJAL2

3.Sel glomerulus residen (epitel, mesangium, endotel)Yang dapat dirangsang untuk mengeluarkan mediator seperti sitokin (interleukin 1), metabolit asam arakidonat, faktoe pertumbuhan, nitrat oksida, endotelin

4.Produk terkait fibrinYang menyebabkan sebukan leukosit dan proliferasi sel glomerulus

Page 44: PATOLOGI GINJAL2

MEKANISME LAIN CEDERA GLOMERULUS

• Cedera sel epitelDitimbulkan oleh antibodi terhadap antigen sel epitel visera, oleh toksin, seperti pada model ekspresimental proteinuria yang dipicu oleh aminonukleosida puromisin, mungkin oleh sitokin tertentu atau faktor yang belum diketahui.

Tercermin pada perubahan morfologik di sel epitel visera yang mencakup lenyapnya tonjolan kaki, vakuolisasi, retraksi, terlepasnya sel dari GBM, perubahan fungsional berupa proteinuria

Page 45: PATOLOGI GINJAL2

MEKANISME LAIN CEDERA GLOMERULUS

• Glomerulopati Ablasi GinjalPenyakit ginjal,glomerular atau yang lain,merusak cukup banyak nefron fungsional sehingga GFR menjadI 30-50% dr normal, perburukan kearah gagal ginjal tahap akhir sering berlangsung tanpa dapat dicegah meskipun kecepatannya Sangat bervariasi. Pasien akan mengalami proteinuria dan ginjal mereka memperlihatkan glomerulosclerosis luas

Page 46: PATOLOGI GINJAL2

• Slerosis progresif ini mungkin dipicu paling tidak sebagian,oleh perubahan adaptif yang terjadi pada glomerulus yang relatif sehat di ginjal yang sakit.Glomerulus yang tersisa mengalami hipertrofi untuk mempertahankan fungsi ginjal, diikuti perubahan hemodinamik,termasuk peningkatan GFR, aliran darah dan tekanan trans kapiler(hipertensikapiler) di setiap glomerulus yang utuh ini akhrnya justru mengakibatkan jejas selepitel dan endotel, peningkatan permeabelitas glomerulus terhadap protein, penimbunan protein dan lemak di matix mesangium dan pengendapan fibrin. Hal ini akan diikuti kolaps kapiler dan kerusakan, terperangkapnya hialin dan prolifersi mesangium; oleh peningkatan pengendapan matrix dan oleh sklerosis glomerulus. Sehinggamassa nefron semakin kurang dan glomerulo sklerosis berkelanjutan.

Page 47: PATOLOGI GINJAL2

Sindrom dan gangguan Glomerulus

• Sindrom nefrotikSuatu komplek klinis yang mencakup:

1.Proteinuria masif dengan protein urin 3,5 g atau lbh per hari

2.Hipoalbuminemia, kadar albumin krg dr 3 g/dl

3.Edema generalisata: gambaran klini s yg plg mencolok

4.Hiperlipidemia dan lipiduria

Page 48: PATOLOGI GINJAL2

• Proses awal sindrom nefrotik adalah kerusakan dinding kapiler glomerulus yang menyebabkan peningkatan permeabilitas terhadap protein plasma

• Setiap peningkatan permebilitas akibat perubahan struktur atau fisikokimia memungkinkan protein lolos dari plasma ke filtrat glomerulus, dapat terjadi proteinuria masif

• Proteinuria yang berlangsung lama/ berat, albumin serum cenderung menurun shg terjadi hipoalbuminemia.

Page 49: PATOLOGI GINJAL2

• Penurunan tekanan osmotik karena hipoalbuminemia dan retensi primer garam dan air oleh ginjal menyebabkan edema generalisata

• Penyebab hiperlipidemia msh blm jelas, diperkirakan hipoalbuminemia memacu peningkatan sintesis lipoprotein dlm hati, jg kelainan transpor partikel lemak dlm hati dan penguraian lipopeotein di jar perifer

• Lipiduria mencerminkan peningkatan permeabilitas GBM terhadap lipoprotein

Page 50: PATOLOGI GINJAL2

• Frekuensi relatif beberapa penyebab sindrom nefrotik berbeda-beda sesuai usia.

• Contoh: anak berusia kurang dari 15 tahun, sindrom nefrotik hampir selalu disebabkan lesi primer di ginjal, pada orang dewasa sindrom sering berkaitan dengan penyakit sistemik

Page 51: PATOLOGI GINJAL2

Lesi glomerulus primer yang terpenting yang biasanya menyebbakan sindrom nefrotik

1. Nefrosis lipoid (minimal change disease) lbh ptg pada anak

2. GN membranosa pada orang dewasa

3. Glomerulosklerosis fokal

4. GN membranoproliferatif

5. GN proiferatif(mesangium murni, nefropati Ig A)

Page 52: PATOLOGI GINJAL2

Penyakit sistemik

• Diabetes mellitus• Amiloidosis• SLE• Obat (emas,penisilamin,heroin jalanan)• Infeksi (malaria, sifilis, hepatitis B, AIDS)• Keganasan (carsinoma,melanoma)• Lain-lain (alergi sengatan lebah nefristis sekunder)• Perkiraan prevalensi pnyakit primer 95% pd kasus ank,

60% dewasa• Perkiraan pnykt sistemik adl 50% kasus ank, 40%

dewasa

Page 53: PATOLOGI GINJAL2

Nefrosis Lipoid

• Mrp pnybab plng sering sindrom nefrotik pd ank

• Ditandai dgn pmrksn mikroskop chya glomerulus nampak normal ttpi dibwh mikroskop elektron mperlihatkn hilangny tonjolan2 kaki sel epitel viseral

Page 54: PATOLOGI GINJAL2

Patogenesis

• Protein uri pd nefrosis lipid msh blm jls benar, bukti yg ad mngisyaratkn bhwa minimal chance disease tjd akibat ggn sel T melalui mknisme yg blm spnuhnya dipahami,sel T mngeluarkn suatu sitokin atau fktor yg mnybbkn lenyapny tonjolan kki sel epitel dan protein uria

• Pd tikus tdp berbagai kmungkinan fktor yg berasal dr sel T yg mnimbulkn pnykt srupa

• Faktr tsb antara lain interleukin 8, fktor nekrosis tumor dan fktor permeabilitas lain yg blm diketahui namun blm satupun yg dpt dibuktikn aktf pd sbian bsr pasien dgn minimal chance disease. Temuan trakir bhw mutasi di gen nefrin mnybbkn sindron nefrotik kon genetal (tipe finnish). Dgn morfologi minimal chance mnyebabkn fokus teralih ke nefrin sbg sasaran cedera pd nefrosis lipoid

Page 55: PATOLOGI GINJAL2

• Dipostulasikan defek primer pd sel T mnybbkn sel mnghslkn suatu fktor yg mmpngruhi sintesis nefrin yg mnunjang pndangan ini adl ditmuknny pnurunan ekskresi dgn kelainan distribusi nefrin

Page 56: PATOLOGI GINJAL2

Morfologi

• Dgn mikroskop chy glomerulus tmpak hmpir normal. Sel tubulus kontortus prokximal sering dipnuhi lemak tp hal ini disebabkn olh reabsorbsi lipoprotein yg lolos mll glomerulus yg sakit olh tubulusGmbaran tubullus kontortus prokximal ini mrp dsr pnamaan lama unk pnykit ini yaitu nefrosis lipoid

• Dgn mikroskop elektron ddg kapiler glomerulus tmpk normal. Satu-satunya kelainan glomerulus yg nyata adl lenyapnya tonjolan kaki podosit yg uniform dan difus

Page 57: PATOLOGI GINJAL2

• Olh krn itu sitoplsma kodosit tmpak mlapisi aset eksterna GBM mnybbkn obliterasi jaringan alur antara podosit dan GBM

• Jg tdp vakuolisasi mikrofiles dan kadang-kadang pngelupasan lokal

• Prubahan pd podosit bersft fleksibel stlh protein uria reda

Page 58: PATOLOGI GINJAL2

Perjalanan pnyakit

• Manifestasi sbg sindrom nefrotik yg timbul perlahan pd ank yg tmpk sehat tdk ditmukn hipertensi dan fungsi ginjal umumny normal, kehilangan protein berukuran kcl terutama albumin (protein uria selektif)

• Prognose pnykit ini pd ank baik lbh dr 90% kasus berespon pd pmberian kortikosteroid jangka pndek Nmun protein uria kmbuh pd lebih dr 2/3 pasien

Page 59: PATOLOGI GINJAL2

• <5% akn mngalami gagal ginjal kronis stlh 25th krn responsifitasny terhadap terapi pd ank, pd mrka yg tdk brespon thd terapi minimal chance disease hrs dibedakan dgn pnybab lain sindrom nefrotis. Org dwasa jg brespon thd terapi steroid tp responnya lbh lambat dan responny lbh sering tjd relaps.

Page 60: PATOLOGI GINJAL2

Glomerulus nefritis membranosa atau nefropati membranosa

• Pnykit yg progresif lmbat ini tersering tjd pd usia 30 dan 50th, scr morfologis ditandai dgn adanya endapan berisi imunoglobulin disub epitel spanjng GBM.

• Pd awl pnykit mngkin tmpk nrmal dgn mkroskop chya, ttpi kasus yg sdh terbntuk smpurna mmperlihtkn pnebalan difus ddg kapiler

• GN membranosa dpt berkaitan dgn pnykit atau bahan ttntu (MGM sekunder)

Page 61: PATOLOGI GINJAL2

1. Infeksi (hepatitis B kronis, sifilis, skistosomiasis malaria)

2. Tumor ganas trutama carsinoma paru dan colon serta melanoma

3. SLE dan pnykit auto imun lain

4. Pajanan kegaram anorganik (emas, merkuri)

5. Obat (penicil amin kaptopril dan obt anti inflamasi non steroid)

Pd sktr 85% kasus pnykit bersft primer

Page 62: PATOLOGI GINJAL2

Patogenesis

• GN membranosa adl suatu btk nefrisis komplek imun kronis, meskipun komplek (di dlm darah yg t’btk dr antigen eksogen misal virus hepatitis B) atau endokrin (DNA pd SLE) dpt mnybbkn MGN ttpi kni diperkirakn sbgian bsr btk idiopatik diuji olh antobodi yg breaksi insitu dgn antigen glomerulus endokrin atau antigen yg tersangkut di glomerulus

Page 63: PATOLOGI GINJAL2

• Lesi sgt mirip dgn lesi yg tjd pd nefritis Heymann eksperimental yg dipicu olh antibodi thd kompleks antigenik megalin dan suatu antigen srupa jg tdp pd mnsia

• Kerentanan tikus thp nefritis heyman dan mnsia thp MGN berkaitan dgn lokus HLA yg mmpngruhi kmampuan tbh mnghslkn antibodi thp antigen nefritogenik. Olh krn itu MGN idiopatik spt nefritis heyman dianggap suatu pnyakit auto imun yg berkaitan dgn gen kerentanan yg disebbkn antobodi thp auto antigen ginjal

Page 64: PATOLOGI GINJAL2

• Berkaitan dgn peran endapan imun, bgmn glomerulus mjd bocor?krn netrofil monosit atau trombosit tdk ditemukn smentara komplemen hmpir sll ditmkn. Diisyaratkn adany efek lngsng dr C5b-C9 membran attack komplek komplemen pd sel epitel glomerulus. Membran attack komplek ini mnybbkn pngaktifn sel epitel dan mesangiem glomerulus dgn mngluarkn protease dan oksidan yg dpt mrusak ddg kapiler. Mediator sel epitel tmpkny jg mngurangi sintesis dan distribusi nefrin

Page 65: PATOLOGI GINJAL2

• Morfologi:• Dengan mikroskop cahaya perubahan dasar tampaknya

adalah penebalan difusGBM

• Dengan mikroskop elektron penebalan tersebut sebagian disebabkan oleh endapan di sub epitel yangmelekat ke GBM dan dipisahkan satu sama lain oleh tonjolan kecil mirip duri matriks GBM(pola spike anddome)

• Seiring dgn perkembangan penyakit,duri-duri ini menutupi endapan dan menggabungkannya ke dalam GBM. Selain itu podosit kehilangan tonjolan kakinya

Page 66: PATOLOGI GINJAL2

• Pada tahap lanjut penyakit, endapan yang telah menyatu tsb mengalami katabolisasi dan akhirnya lenyap meninggalkan rongga-rongga di dlm GBM

• Rongga ini kmdn terisi oleh endapan bahan mirip GBM

• Pada perkembangan selanjutnya glomerulus mengalami sklerosis dan akhirnya mengalami hialinisasi total

• Mikroskop imunofluersen memperlihatkan endapan imunoglobulin dan komplemen gramiler khas disampanjang GBM

Page 67: PATOLOGI GINJAL2

• Perjalanan penyakit onset pada kasus idiopik ditandai dengan timbulnya secara perlahan sindrom nefrotik, biasanya tanpa penyakit yg mendahuluinya, namun protein uria mungkin sudah muncul sebelum timbulnya simdrom nefrotik lengkap

• Berbeda dengan minimal change disease, protein urinaria bersifat nonselektif dan biasanya tidak berespon terhadap terapi kortikosteroit

Page 68: PATOLOGI GINJAL2

• Globulin keluar melalui urin, demikian juga albumin yg lbh kecil

• Pada semua pasien penyebab sekunder terlebih dahulu harus disingkirkan

• MGN memperlihatkan perjalanan penyakit yg bervariasi dan sering indoline

• Secara keseluruhan, walau protein uria menetap pada lebih dari 60% pasien hanya 40% pasien mengalami penyakit progresif yang berakhir pada gagal ginjal setelah 2-20 tahun

• Sebanyak 10-30% lainnya memperlihatkan perjalanan penyakit jinak dengan remisi protein uria yang partial atau total

Page 69: PATOLOGI GINJAL2

Glomerus Sklerosis Segmental Fokal• Secara histologis ditandai dengan sklerosis yang

mengenai sebagiantetapi tidak semua glomerulus dan melibatkan hanya segmen setiap glomerulus

• Gambaran histologis ini sering berkaitan dengan sindrom nefrotik dan dapat terjadi

1. Berkaitan dengan penyakit lain seperti penyakit HIV, kecanduan heroin (nefropati HIV, nefropati kecanduan heroin)

2. Sbg proses sekunder pada bentuk lain GN (misalnya nefropati IgA)

3. Sebagai komponen nefropati ablasi glomerulus4. Pada suatu bentuk kongenetal herediter yang

terjadi akibat mutasi gen sitoskeletal yang diekspresikan dipodosit

5. Sebagai penyakit primer

Page 70: PATOLOGI GINJAL2

• FSG primer (idiopatik membentuk sekitar 10% kasus sindrom nefrotik

• Penyakit ini semakin sering menjadi penyebab sindrom nefrotik pada orang dewasa dan tetap sering menjadi kausa pada anak

• Pada anak penyebab sindrom nefrotik ini dibedakan dengan minimal chance disease (nefrosislipoid) karena perjalanan penyakit sangat berbeda

Page 71: PATOLOGI GINJAL2

• Tidak seperti kasus dengan minimal chance, penyakit dengan pasien ini9 memperlihatkan insidensi hematoria dan hipertensi yang lebih tinggi, protein uria yang nonselektif dan scara umum respon terhadap terapi kortikosteroid buruk

• Paling tidak 50% pasien mengalami gagal ginjal tahap akhir dalam 10 tahun setelah diagnose

• Orang dewasa secara umum memiliki prognosis lebih buruk dari anak

Page 72: PATOLOGI GINJAL2

Patogenesis

• FSG primer tidak diketahui• Beberapa peneliti menyarankan bahwa FSG adalah

varian agresif minimal chance disease• Yang lain berpendapat bahwa penyakit ini merupakan

entitas klinokopatologis sendiri• Bagaimanapun cedera pada sel epithel fisera yang

menyebabkan kerusakan sel tersebut diperkirakan merupakan tanda utama FSG

• Seperti pada minimal chance disease yang diperkirakan berperan adalah faktor dalam darah yang meningkatkan permeabilitas sel dalam darah

Page 73: PATOLOGI GINJAL2

• hialinosis dan sklerosis mencerminkan terperangkapnya protein dan lemak plasma di fokus hiperpermeble dan reaksi sel mesangium terhadap protein dan endapan fibrin tersebut

• IgM dan protein komplemen yang ditemukan pada lesi diperkirakan menjadi akibat perembesan nonspesifik dan terperangkapnya zat tersebut di glomerulus yang rusak

• Kekambuhan proteinuria pada pasien dengan sklerosis fokal yang mendapat cangkok ginjal kadang2 dalam 24 jam stelah transplantasi mendukung gagasan bahwa penyebab kerusakan epithel adalah sustu mediator yang beredar dalam darah

Page 74: PATOLOGI GINJAL2

MORFOLOGI

• Penyakit mula2 hanya mengenai sebagian glomerulus (shg muncul nama fokal) dan awalnya hanya glomerulus jukstamedula

• Seiring dengan perkembangan penyakit, akhirnya semua tingkatan korteks terkena

• Secara histologis, GSF ditandai dengan lesi yang terbentuk disebagian rumpun didalam glomerulus dan tidak di glomerulus yang lain (shg muncul nama segmental)

• Oleh karena itu keinan bersifat fokal dan segmental

Page 75: PATOLOGI GINJAL2

• Pada lesi tampak peningkatan matriks mesangium, kolepsnya membran basal dan endapan massa hialin (hialinosis) dan butir2 lemak, kadang2 glomerulus mengalami sklerosis total (sklerosis global)

• Di glomerulus yang terkena, pemeriksaan mikroskop imunofluoresen memperlihatkan endapan imunoglobulin, biasanya IgM dan komplemen di bagian hialinosis

• pada pemeriksaan mikroskop elektron sel epithel fisera kehilangan tonjolan kaki spt pada nefrosis lipoid, serta terlepasnya sel epithel (dgn derajat yg lbh parah disertai pengelupasan GBM di bawahnya)

Page 76: PATOLOGI GINJAL2

• Seiring dengan waktu, perkembangan penyakit menyebabkan sklerosis global glomerulus disertai atrofi tubulus yang mencolok dan fibrosis interstitium

• Gambaran tahap lanjut ini seringdibedakan dengan GN Kronis yg akan dijelaskan kemudian

• Suatu variant morfologik yang disebut FSG Kolapsing ini semakin sering dilaporkan

• Tipe ini ditandai dengan sklerosis dan kolapsnya seluruh rumpun glomerulus, ini adalah penyakit yg parah yg mgk bersifat idiopatik lbh srg berkaitan dgn infeksi HIV

• Prognosis FSG Kolapsing sangat buruk

Page 77: PATOLOGI GINJAL2

• FSG idiopatik kecil kemungkinan mengalami remisi spontan dan kurang respon terhadap terapi kortikosteroid

• Perkembangan menuju gagal ginjal berlangsung dengan kecepatan bervariasi, 50% pasien mengalami gagal ginajl setelah 10 tahun

Page 78: PATOLOGI GINJAL2

Glomerulonefritis Membrano Proliferatif

• MPGN scr histologi bermanifestasi sbg perubahan membran basal dan mesangium serta proliferasi sel glomerulus

• Penyakit ini membentuk 5-10% kasus nefrotik idiopatik pada anak dan dewasa sebagian pasien hanya memperlihatkan hematoria atau proteinuria dalam rentang nonnefrotik

• Yang lain memperlihatkan gambaran kombinasi nefrotik nefritik

• Berdasarkan temuan ultra struktur mikroskop imunofluoresen dan patogenik terdapat 2 tipe utama: NPGN I dan II

Page 79: PATOLOGI GINJAL2

Morfologi MPGN I dan II

• Dgn mikroskop cahaya kedua tipe serupa glomerulus besar dan memperlihatkan proliferasi sel mesangium serta serbukan leukosit

• Lumerulus tampak lobular, GBM menebal dan dinding kapiler glomerulus sering melibatkan gambaran kontur ganda atau tramtrak, terutama jelas pada pewarnaan perak atau periodik acidschiff (PAS)

• Hal ini disebabkan pemisahan GBM akibat adanya tonjolan sel mesangium dan masuknya sel radang ke dalam gulungan kapiler perifer

Page 80: PATOLOGI GINJAL2

• Tipe I dan II memperlihatkan perbedaan ultrastruktur dan mikroskop fluoresen

• MPGN Tipe I, 2/3 kasus ditandai dengan endapan elektron dance di sub endotil dengan mikroskop imunofluoresen terdapat endapan C3 dalam pola granular dan juga terdapat endapan IgG dan komponen2 awal komplemen (C1Q dan C4)

Page 81: PATOLOGI GINJAL2

• Pada lesi tipe II laminar densa dan ruang sub endotel GBM mengalami transformasi menjadi struktur iregular mirip pita yg sangat elektrondens, akibat endapan bahan yang komposisinya tidak diketahui sehingga muncul nama dense deposite disease

• C3 terdapat dalam fokus granuler linier irreguler di membran basal dan mesangium dalam agregat siskular khas (cincin mesangium)

• IgG biasanya tidak diketemukan komponen awal komplemen C1Q dan C4

Page 82: PATOLOGI GINJAL2

Patogenensis

• Meskipun terdapat banyak tumpang tindih, tipe I dan II memiliki mekanisme patogenik yang berbeda

• Sebagian besar kasus MPGN Tipe I disebabkan oleh kompleks imun dalam darah serupa serum sickness kronis ettapi antigen pemicunya tidak diketahui

• MPGN tipe I juga ditemukan berkaitan dengan antigen emia hepatitis B dan C, SLE infeksi pirauatriofentrikel dan infeksi sekunder dengan antigen emia persisten (episodik)

Page 83: PATOLOGI GINJAL2

• Patogenesis MPGN tipe II blm diketahui. Serum pasien MPGN tipe II mengandung suatu faktor yang disebut faktor nefritik C3 yg dpt mengaktifkan jalur komplemen alternatif dan berfungsi menstabilkannya shg jalur ini menjadi pengeluaran berbagai komplemen aktif biologis

• Oleh karena itu faktor nefritik C3 adalah suatu autoantibodi dan seperti penyakit autoimun lainnya terdapat predisposisi genetis seperti timbulnya MPGN

• Hipokomplemen enmia yang lbh mencolok pada tipe II sebagian disebabkan oleh konsumsi c3 berlebihan dan sebagian oleh penurunan sintesis C3 di hati

• Msh blm jelas bgmn perubahan kelainan komplemen menyebabkan perubahan glomerulus

Page 84: PATOLOGI GINJAL2

Perjalanan penyakit• Manifestasi utama pada 50% kasus adlah sindrom nefrotik,

walaupun MPGN juga dapat berawal sebagai nefritis akut atau secara lbh perlahan sbg protein uria

• Prognose MPGN umumnya buruk pada satu penelitian tidak satupun dari 60 pasien yang diikuti selama 1-20 tahun memperlihatkan remisi sempurna

• 40% berkembang menjadi gagal ginjal tahap akhir, 30% mengalami insufisiensi ginjal dengan derajat bervariasi, 30% sisanya mengalami sindrom nefrotik persisten tanpa gagal ginjal

• 32 mengalami prognosis lbh buruk dan sering kambuh pada pasien cangkok ginjal spt glomerulus lainnya terutama MPGN tipe I dapat timbul dalam kaitannya dengan penyakit lain (MPGN sekunder seperti SLE Hepatitis B dan C, penyakit hati kronis dan infeksi bakteri kronis

• Banyak kasus idiopatik diperkirakan berkaitan dengan hepatitis C

Page 85: PATOLOGI GINJAL2

Sindrom Nefritik

• Kompleks klinis biasanya beronset akut yg ditandai dengan:

1. Hematuria dengan sel darah merah dismorfik dan silinder sel darah merah dalam urine

2. Beberapa derajat oliguria dan azotenia3. Hipertensi, meskipun terdapat proteinuria

dan bahkan edem keduanya biasanya tidak terlalu mencolok seperti pada sindrom nefritik

Page 86: PATOLOGI GINJAL2

• Lesi yang menyebabkan sindrom nefritik memperlihatkan proliferasi sel di dalam glomerulus disertai serbukan leukositik

• Reaksi peradangan ini mencederai dinding kapiler shg sel darah merah lolos ke dalam urine dan menyebabkan perubahan hemodinamik shg terjadi penurunan GFR yang bermanifestasi secara klinis oliguria retensi cairan dan azotenia

• Hipertensi mgk terjadi karena retensi cairan dan akibat pengeluaran renin dari ginjal yang iskemik

• Sindrom nefritik akut dapat ditimbulkan penyakit sistemik seperti SLE, penyakit glomerulus primer dicontohkan GN proliferatif difus akut

Page 87: PATOLOGI GINJAL2

Glomerulus nefritis proliferatif akut (pasca infeksi streptokokus)

• CN proliferatif difus salah satu penyakit yang sering ditemukan biasanya disebabkan oleh komplek imun

• antigen pemicu biasanya berasal dari eksogen dan endogen

• Prototipe pola ekstrogen adalah GN pasca infeksi, sedangkan yang disebabkan antigen endogen adalah nefritis pada SLE

• Selain infeksi streptokokus dapat berkaiatan dengan infeksi pneumokokus dan stafilokokus tertentu serta infeksi virus umum seperti campak, gondong, cacar air, hepatitis B dan C

Page 88: PATOLOGI GINJAL2

• Kasus klasik Gn pasca infeksi strepto kokus timbul pada anak 1-4 minggu setelah pasen sembuh dari infeksi stertokokus betahemolitikus grup A, hanya strain nefritogenik tertentu yang memacu penyakit glomerulus

Page 89: PATOLOGI GINJAL2

Patogenesis

• Pembentukan kompleks imun berperan dalam Patogenesis GN pascastreptokokus akut.Ditemukan gambaran tipikal pada penyakit kompleks imun seperti hipokomplementemia,dan endapan granular IgG dan komplemen di GBM.Namun sifat antigen patogenik masih misterius.

• Penilitian menunjukkan bahwa C3 mengendap di GBM sebelum IgG mengendap ok itu cedera prmer mungkin disebabkan pengaktifan komplemen, akhirnya terbentuk kompleks imun.Antigen tersangka endostreptosin dan protein pengikat plasmin nefritis.

Page 90: PATOLOGI GINJAL2

Morfologi

• Dibawah mikroskop cahaya perubahan paling khas adalah peningkatan seluleritas rumpun glomerulus yang merata dan hampir mengenai semua glomerulus(diffus).Peningkatan seluleritas disebabkan oleh proliferasi dan pembengkaan sel endotel dan mesangium serta serbukan netrofil dan monosit.Kadang-kadang terdapat trombus didalam lumen kapiler.pada bbrp kasus juga terdapat crescent( btruktur mirip bulan sabit) didalam capsula Bowman.Tenuan ini gambaran yang kurang baik jika melibatkan sebagian besar glomerulus

Page 91: PATOLOGI GINJAL2

• Polanya akan menyatu dengan yang ditemukan pada GNprgresif cepat

• elektron mikroskop memperlihatkan Pemeriksaan kompleks imun tersusun sebg punuk meklekat ke GBMdi sub endotel intra membranosa atau sering sub epitel.Penelitian imunoflorescen memperlihatkan IgG dan komplemen didalam endapan yang hilang setelah 2 bulan

Page 92: PATOLOGI GINJAL2

Perjalanan Penyakit

• Onset pnykt ginjal cenderung akut didahului olh malaise demam ringan, mual, dan sindrom nefritik

• Pada kasus yg biasa oliguria azotemia dan hipertensi biasany hy ringan-sedang, biasany tdp hematoria makroskopik urin tmpk coklat berasap bkn merah terang.

• Protein uria adl gmbrn konstan pd pnykt ini• Protein uria kdang2 ckup berat shg tjd sindrom

nefrotik

Page 93: PATOLOGI GINJAL2

• Kadar komplemen serum rendah slm fase aktif pnykt dan titer anti sratolisin O serum mingkt pd kasus pasca streptococus.

• Pd kasus epidemik sbgn bsr ank mngalami pmulihan, sgbn ank mnglami GN progresif cpt atau pnykt gnjal kronis.

• Prognosis pd kasus poradik tdk tll jls, pd org dwsa 15%-50% pasien mglmi pnykt gnjal thap akhir dlm bbrp thn atau smp 2dekade kmdn bergntung ps kparahn klinis dan histologis.

• Sbaliknya pd ank prevalensi pnykt kronik GN akut jauh lbh rendah

Page 94: PATOLOGI GINJAL2

• Glomerulus progresif cpt (RPGN) adl suatu sindrom klinis dan bkn btk spesifik GN.

• Scr klinis pnykt ini ditndai pnurunn fungsi gnjal yg cpt dan progresif disertai oliguria berat dan jk tdk diterapi kematian akbt gagal gnjal dlm bbrp mggu smp bulan.

• Apapun pnybbnya gmbrn histologi ditndai dgn adny bulan sabit disbgn bsr glomerulus (GN crescntic). Bulan sabit ini sbgn disbbkn olh proliferasi sel epitel parietal dikapsula Bowman dan sbgn olh serbukan monosit dan makrofah

Glerulusnefritis Progresif cpt (Crescentic)

Page 95: PATOLOGI GINJAL2

Patogenesis

• CrGN mngkn disbkn olh sjmlh pnykt berbeda yg sbgn terbts di gnjal yg sbgn lg bersft sistemik. Meskipun tdk ad satu mknisme yg dpt mnjlskn smua kasus tdk diragukn lg bhwa sbgn bsr kasus cedera glomerulus disbbkn olh proses imunologis.

• Olh krn itu klasifikasi praktis mbagi CrGN mjd 3 klmpk berdsr temuan imunologik

• Pd stiap klmpk pnykt mngkn berkaitan dgn suatu pnykt ttntu yg bersifat idiopatik

Page 96: PATOLOGI GINJAL2

• CrGN tipe I sbaiknya diingat sbg pnykt anti GBM dan ditndai dgn endapan linier IgG dan pd byk kasus, C3 di GBM.

• Pd sbgn pasien anti bodi anti GBM jg berikatan dgn membran basal kapiler, alveolus paru shg mnimbulkn perdaran paru disertai gagal gnjl. PAsien ini diktkn mngidap sindrom Good Pasture.

• Unk mmbedakn pd kasus idiopatik yg gnjal tdk disertai olh pnykt paru, anti bodi anti GBM tdp di dlm serum dan bermnfaat unk diagnosis.

Page 97: PATOLOGI GINJAL2

• CrGN tipe I perlu diknali krn para pasien dpt mmperolh mnfaat dr plasma feresis yg membersihkan anti bodi patogenik dr sirkulasi.

• CrGn tipe II adl suatu pnykt yg diperantarai olh kompleks imun. Penykt ini dpt mrp smua nefritis kompleks imun tmsk GN pasca streptococus,SLE,nefropati IgA dan purpura henoch schonlein.

• Pd bbrp kasus kompleks imun dpt dibuktikn ttpi pnybb yg mendasariny tdk diketahui.

• Pd smua kasus pmrksaan imunofluoresen mperlihtkn pola pwarnaan glanular yg khas (lumpy bumpy), pasien biasany tdk dpt diobati dgn plasma feresis dan mrka mmerlukn terapi unk pnykt yg mendasariny

Page 98: PATOLOGI GINJAL2

• CrGN tipe III yg jg disebut tipe pausi imun didefinisikn olh tdk adany antbdi anti GBM atau komplek imun pd pmrksn mikroskop imunofluoresen dan elektron.

• Sbgn pasien mmlki antibodi anti sitoplasma neutrofil (ANCA) di dlm serumnya yg akn kita liat berperan dlm sbgn vaskulitis.

• Pd ksus CrGN tipe III komponen suatu vaskulitis sistemik spt poli antritis nodosa atau granulomatosis gragener, nmun pd sbgn ksus CrGN pausi imun terbts di gnjal shg di sebut idiopatik

Page 99: PATOLOGI GINJAL2

• Klo pnybb dpt diidentifikasi sktr 12% pngidap pnykt anti GBM (CrGN tipe I ) dgn atau kterlibatan paru, 44% pngidap CrGN tipe II dan 44 % sisanya mngidap CrGN tipe III pausi imun. Smua mnglami cedera glmrls yg parah

Page 100: PATOLOGI GINJAL2

CrGN tipe I (anti GBM)

CrGN tipe II (kompleks imun)

CrGN tipe III (pausi imun) terkait ANCA

IdiopatikSindrom goodpasture

IdiopatikLupus eritematosus sistemikPascainfeksiPuprpura Henoch-Schonlein

IdiopatikGranulomatosis WegenerPoliarteritis mikroskopik

Page 101: PATOLOGI GINJAL2

morfologi• Ginjal mmbsr dan pucat sering dgn perdarahn

pteky di permkaan korteksnya bergntung pd stadium pnykt yg mendsri glomerulus mngkin memperlihatkan nekrosis dan trombosit lokal

• Proliferasi endotel vokal atau difus dan proliverasi mesangium, nmun gmbrn histologi didominasi olh bln sabot yg khas. Terbtk olh proliferasi sel epitel dan migrasi monosit k dlm luar bowman kadang-kadang disertai sel raksasa berinti byk. Kadang-kadang di tmukn sel T di bln sabit dan ruang bowman

Page 102: PATOLOGI GINJAL2

• tipe pausi imun sel ini diperkirakn berperan mrekrut makrofag ke glomerulus

• Bln sabit akirnya mnybbkn obliterasi ruang bowman dan mnekan glomerulus, scr vibrin tmpk mncolok di antara lapisan di bln sabit, pmrksn dgn mikroskop elektron mngkn mperlihatkn endapan sub epitel pd sbgn ksus, ttapi pd smua kasus di tmukn ruptur GBM

• Seiring dgn wktu bln sabit dpt mjd jar.parut

Page 103: PATOLOGI GINJAL2

Perjalanan penyakit

• Konsep RPGN mirip dgn yg ditmkn pd sindrom nefritik kecuali oliguria dan azotemianya lbh mencolok

• Protein uria mdkati rentang nefrotik, pasien yg mnglmi anuria memerlukn dialisis jangka pnjng dan trnsplantasi.

• Prognosis scr kasar sbanding dgn jmlh bln sabit, mrka yg bln sabitnya <80% glomerulus memiliki prognosa yg lbh baik dibnding mrka yang persentase bln sabitnya nya lbh besar

• Pertukaran plasma bermnfaat bg sbgn pasien trutama yg mngidap pnykt anti GBM dan goodpateur

Page 104: PATOLOGI GINJAL2

Nefropati IgA (berger)

• Nykt ini biasany mngenai ank dan dwsa muda dan berawal dr hematoria makroskopis yg tjd dlm 1-2hr stlh infeksi sal.nafas atas non spesifik.

• Hematoria biasanya mnetap dlm bbrp hr kmdn mreda, ttpi kambuh stiap bbrp bln. Gjala ini sering disertai nyeri di daerah lipat paha.

Page 105: PATOLOGI GINJAL2

• nefropati IgA mrp slh satu pnybb umum hematoria mikroskopik dan makroskopik berulang dan mrp pnykt glomerulus tersering di slrh dunia.

• Berbeda dgn pnykit berger yg murni pnykt ginjal, purpuran Henoch sconlein adl sindrom sistemik yg mngenai kulit (ruam purpura), sal cerna (nyeri abdomen), sendi (artritis), dan gnjal.

Page 106: PATOLOGI GINJAL2

Patogenesis

• Smkin byk bukti yg mngisyaratkn bhw nefropati IgA berkaitan dgn klainan pembentukn IgA.

• IgA adl imunoglobulin utma dlm sekresi mukosa,kadarny rndah dlm serum normal tpi mningkt samp dgn 50% dgn nefropati IgA