daya adaptasi bibit mahoni (swietenia macrophylla ...digilib.unila.ac.id/58536/3/skripsi tanpa bab...

36
DAYA ADAPTASI BIBIT MAHONI (Swietenia macrophylla) TERHADAP CEKAMAN MERKURI DARI LIMBAH PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT (Skripsi) Oleh BENY KURNIAWAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 23-Oct-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • DAYA ADAPTASI BIBIT MAHONI (Swietenia macrophylla) TERHADAP

    CEKAMAN MERKURI DARI LIMBAH PERTAMBANGAN EMAS

    RAKYAT

    (Skripsi)

    Oleh

    BENY KURNIAWAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS LAMPUNG

    BANDAR LAMPUNG

    2019

  • ABSTRAK

    DAYA ADAPTASI BIBIT MAHONI (Swietenia macrophylla) TERHADAPCEKAMAN MERKURI DARI LIMBAH PERTAMBANGAN EMAS

    RAKYAT

    Oleh

    BENY KURNIAWAN

    Kegiatan penambangan emas rakyat menghasilkan limbah merkuri yang

    membahayakan bagi lingkungan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk

    menguji daya adaptasi tanaman mahoni pada tempat tumbuh yang tercemar

    merkuri dan menguji perbedaan pertambahan pertumbuhan pada konsentrasi

    cekaman merkuri. Tanaman mahoni yang digunakan umur 5 bulan. Tailing

    didapatkan dari tambang pengolahan emas di Desa Bunut Kecamatan Pesawaran.

    Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 5 perlakuan dan 4

    ulangan dengan kombinasi perlakuan yang diberikan adalah tailing dan tanah

    topsoil. Pengolahan data menggunakan analisis ragam dengan uji lanjut beda

    nyata terkecil. Tanaman mahoni dapat beradaptasi pada media tailing dengan

    persentase tailing maksimal 75%. Semakin tinggi kadar tailing maka terjadi

    kecenderungan penurunan terhadap persentase hidup, pertambahan diameter,

  • Beny Kurniawanpertambahan jumlah daun, pertambahan panjang akar, luas daun dan biomassa.

    Namun demikian, semakin tinggi konsentrasi tailing ternyata menghasilkan

    pertambahan tinggi tunas tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan

    konsentrasi tailing yang lebih rendah meskipun semua konsentrasi pemberian

    tailing pada media tanam akan menurunkan tinggi tanaman mahoni. Tunas

    terbentuk setelah tanaman mengalami kerontokan daun.

    Kata kunci: Daya adaptasi, fitoremediasi, mahoni, merkuri, tailing.

  • ABSTRACT

    ADAPTATION OF MAHOGANY (Swietenia macrophylla) SEEDLINGAGAINTS MERCURY CONTAMINATION FROM TRADITIONAL

    GOLD MINING TAILING

    By

    BENY KURNIAWAN

    Traditional gold mining produce mercury residu which is harmful to the

    environment. The study aims to examine adaptability of mahogany seedling in

    mercury-contaminated medium and to test the differences in growth as the impact

    of concentrations of mercury. Mahogany seedling used were 5 months old.

    Tailings were obtained from the gold purifying in Bunut Village, Pesawaran

    District. The completely randomized design of 5 treatments and 4 replications

    was employed as research design. The treatments given was combination of

    tailings and topsoil. Data analyzed by of variance continued with the smallest real

    difference. Mahogany seedling could adapt to medium with maximum tailings

    percentage of 75%. The higher of tailings content would decrease percentage of

    life, increament of diameter, increament the number of leaves, increament of root

    length, leaf area and biomass. However, the higher tailings concentration it

  • Beny Kurniawantended to produce better seedling shoots height increament compared to the lower

    tailings concentration even though all concentrations of tailings in the planting

    medium would reduce the height of the mahogany seedling. The shoot appeared

    after all the leaf of seedling falled.

    Keywords: Adaptability, fitoremediation, mahogany, mercury, tailings.

  • DAYA ADAPTASI BIBIT MAHONI (Swietenia macrophylla) TERHADAP

    CEKAMAN MERKURI DARI LIMBAH PERTAMBANGAN EMAS

    RAKYAT

    Oleh

    BENY KURNIAWAN

    Skripsi

    Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

    SARJANA KEHUTANAN

    Pada

    Jurusan Kehutanan

    Fakultas Pertanian Universitas Lampung

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS LAMPUNG

    BANDAR LAMPUNG

    2019

  • RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Totoharjo, Bakauheni, Lampung

    Selatan pada tanggal 11 April 1997, sebagai anak bungsu dari

    Bapak Sarman dan Ibu Sugiyem. Pendidikan formal penulis

    diawali pada Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 1

    Totoharjo pada Tahun 2009, Sekolah Menengah Pertama

    (SMP) di SMPN Satu Atap 1 Bakauheni pada Tahun 2012, dan Sekolah

    Menengah Atas (SMA) di SMAN 1 Penengahan pada Tahun 2015.

    Tahun 2015 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Kehutanan Fakultas

    Pertanian Universitas Lampung melalui jalur Peneriman Mahasiswa Perluasan

    Akses Pendidikan (PMPAP). Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi

    anggota utama Himasylva dan anggota PSHT Unila.

    Penulis telah melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2018 di Desa

    Mercu Buana, Kecamatan Way Kenanga , Kabupaten Tulang Bawang Barat,

    Lampung selama 40 hari. Pada tahun 2018 penulis melakukan Praktik Umum di

    Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pekalongan Barat Divisi Regional I Jawa

    Tengah.

  • BismillahirrahmanirrahimKupersembahkan untuk Ayahanda Sarman dan Ibunda Sugiyem Tersayang

  • SANWACANA

    Puji Syukur Penulis Ucapkan Kehadirat Allah Swt Atas Berkat Dan Rahmat-Nya

    Penulis Dapat Menyelesaikan Skripsi Yang Berjudul “Daya Adaptasi Bibit

    Mahoni (Swietenia macrophylla) terhadap Cekaman Merkuri dari Limbah

    Pertambangan Emas Rakyat” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    sarjana kehutanan pada Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas

    Lampung. Tidak Lupa Shalawat Beserta Salam selalu tercurah kepada Nabi

    Muhammad SAW beserta para sahabatnya hingga ke akhir zaman.

    Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua

    pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi. Ucapan terima

    kasih penulis sampaikan kepada beberapa pihak sebagai berikut :

    1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

    Pertanian Universitas Lampung.

    2. Ibu Dr. Melya Riniarti, S.P., M.Si. selaku Ketua Jurusan Kehutanan Fakultas

    Pertanian Universitas Lampung sekaligus dosen pembimbing kedua atas

    kesediaannya untuk memberikan bimbingan, motivasi, kritik, dan saran dalam

    proses penyelesaian skripsi ini.

  • iii

    3. Bapak Duryat, S.Hut., M.Si. selaku pembimbing akademik sekaligus dosen

    pembimbing pertama atas kesediaannya memberikan bimbingan, motivasi,

    kritik, dan saran dalam proses penyelesaian skripsi ini.

    4. Bapak Dr. Ir. Slamet Budi Yuwono, M.S. selaku dosen penguji atas arahan,

    saran dan kritik yang telah diberikan sampai selesainya penulisan skripsi ini.

    5. Segenap dosen Jurusan Kehutanan yang telah memberikan ilmu pengetahuan

    bidang kehutanan selama penulis menuntut ilmu di Universitas Lampung.

    6. Bapak Rahman, selaku pemilik industri pengolahan emas yang telah

    memberikan izin untuk melakukan penelitian.

    7. Keluarga dan teman dekat penulis terutama orang tua yaitu Bapak Sarman dan

    Ibunda Sugiyem yang selalu memberikan doa, semangat, kasih sayang serta

    dukungan moril maupun materil hingga penulis dapat meniti langkah sejauh

    ini.

    8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2015 (TW15TER), serta seluruh

    keluarga besar Himasylva semoga kebersamaan, kekeluargaan, dan tali

    silaturrahim dapat terus terjalin dengan baik.

    9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak

    membantu dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan skripsi.

    Bandar Lampung, Agustus 2019

    Beny Kurniawan

  • DAFTAR ISI

    HalamanDAFTAR TABEL ..................................................................................... vi

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii

    I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang dan Masalah.......................................................... 11.2 Tujuan Penelitian ........................................................................... 31.3 Manfaat Penelitian ......................................................................... 31.4 Kerangka Pemikiran....................................................................... 31.5 Hipotesis ........................................................................................ 5

    II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6

    2.1 Cemaran Merkuri (Hg)................................................................... 62.2 Fitoremediasi.................................................................................. 62.3 Adaptasi Tanaman pada Lahan Tercemar Limbah ........................ 72.4 Mekanisme Penyerapan B3 oleh Tananaman ................................ 72.5 Mahoni ........................................................................................... 8

    III. METODE PENELITIAN .................................................................. 9

    3.1 Waktu dan Tempat ......................................................................... 93.2 Alat dan Bahan............................................................................... 93.3 Rancangan Percobaan .................................................................... 93.4 Pelaksanaan.................................................................................... 103.5 Analisis Data .................................................................................. 12

    IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 14

    4.1 Analisis Kandungan Merkuri pada Tailing .................................... 144.2 Persentase Hidup............................................................................ 164.3 Pertambahan panjang Akar ............................................................ 184.4 Pertambahan Jumlah Daun ............................................................ 204.5 Luas Daun ...................................................................................... 214.6 Pertambahan Diameter................................................................... 234.7 Pertambahan Tinggi ....................................................................... 24

  • v

    Halaman4.8 Biomassa ........................................................................................ 26

    V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 29

    5.1 Simpulan ........................................................................................ 295.2 Saran .............................................................................................. 29

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 30

    LAMPIRAN............................................................................................... 34Gambar 5-10................................................................................................ 34

  • DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman1. Anara semai mahoni ............................................................................ 13

    2. Hasil analisis kandungan merkuri pada tailing .................................... 14

    3. Hasil anara persentase hidup bibit mahoni (Swietenia macrophylla)terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambangan emas rakyat.... 16

    4. Hasil uji BNT persantase hidup bibit mahoni (Swietenia macrophylla)terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambangan emas rakyat.... 16

    5. Hasil anara pertambahan panjang akar bibit mahoni (Swieteniamacrophylla) terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambanganemas rakyat .......................................................................................... 18

    6. Hasil uji BNT pertambahan panjang akar bibit mahoni (Swieteniamacrophylla) terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambanganemas rakyat .......................................................................................... 18

    7. Hasil anara pertambahan jumlah daun bibit mahoni (Swieteniamacrophylla) terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambanganemas rakyat .......................................................................................... 20

    8. Hasil uji BNT Pertambahan jumlah daun bibit mahoni (Swieteniamacrophylla) terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambanganemas rakyat .......................................................................................... 20

    9. Hasil anara luas daun bibit mahoni (Swietenia macrophylla)terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambangan emas rakyat.... 22

    10. Hasil uji BNT luas daun bibit mahoni (Swietenia macrophylla)terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambangan emas rakyat.... 22

    11. Hasil anara pertambahan diameter bibit mahoni (Swieteniamacrophylla) terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambanganemas rakyat .......................................................................................... 23

  • vii

    Halaman12. Hasil uji BNT pertambahan diameter bibit mahoni (Swietenia

    macrophylla) terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambanganemas rakyat .......................................................................................... 23

    13. Hasil anara pertambahan tinggi bibit mahoni (Swietenia macrophylla)terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambangan emas rakyat.... 24

    14. Hasil uji BNT pertambahan tinggi bibit mahoni (Swieteniamacrophylla) terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambanganemas rakyat .......................................................................................... 25

    15. Hasil anara biomassa bibit mahoni (Swietenia macrophylla)terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambangan emas rakyat.... 27

    16. Hasil uji BNT biomassa bibit mahoni (Swietenia macrophylla)terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambangan emas rakyat.... 27

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman1. Kondisi limbah hasil pengolahan emas................................................ 15

    2. Grafik persentase hidup tanaman mahoni ............................................ 17

    3. Kondisi pertumbuhan akar pada (a) awal periode pengamatan dan(b) akhir periode pengamatan dengan media 100% tailing ................. 19

    4. Kemunculan tunas (a) aksilar dan (b) apikal ....................................... 26

    5. Tailing yang digunakan sebagai media tanam ..................................... 34

    6. Kondisi bibit mahoni setelah satu minggu dipindahkan ...................... 34

    7. Bibit mahoni dengan media 100% topsoil ........................................... 35

    8. Bibit mahoni dengan media yang tercampur tailing ............................ 35

    9. Akar bibit mahoni dengan media 100% topsoil................................... 36

    10. Akar bibit mahoni dengan media 100% tailing ................................... 36

  • 1

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kegiatan penambangan emas tanpa izin (PETI) dilakukan oleh masyarakat secara

    tradisional. Proses pengolahan emas tersebut biasanya menggunakan teknik

    amalgamasi, yaitu mencampur bijih emas dengan merkuri (Hg) untuk membentuk

    amalgam dengan media air. Residu Hg pada limbah tailing PETI biasanya

    langsung dirilis ke alam tanpa melalui penanganan khusus untuk mengurangi

    konsentrasinya sehingga berbahaya bagi lingkungan. Hal ini disebabkan

    kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan masih sangat rendah.

    PETI saat ini menjadi ancaman serius bagi pencemaran lingkungan pada

    kehidupan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia (Sujatmiko, 2012).

    Hg ialah salah satu jenis logam berat yang sangat beracun dan sangat berbahaya

    (Chen et al., 2012). Unsur ini dapat bercampur dengan enzim di dalam tubuh

    manusia dan menyebabkan hilangnya kemampuan enzim untuk bertindak sebagai

    katalisator dalam fungsi tubuh yang penting. Diagnosis toksisitas Hg hanya dapat

    dilakukan dengan analisis dalam darah atau urine dan rambut (Hadi, 2013).

    Merkuri bersifat racun yang kumulatif, artinya sejumlah kecil merkuri yang

    terserap oleh tubuh dalam jangka waktu lama akan menimbulkan dampak negatif

  • 2yang sangat serius. Bahaya penyakit yang diakibatkan oleh senyawa merkuri

    diantaranya adalah kerusakan rambut, alergi pada kulit, merapuhkan gigi,

    hilangnya daya ingat, terganggunya sistem saraf, penurunan tingkat kecerdasan

    pada anak-anak bahkan kematian (Sintawati, 2008).

    Sebelum dirilis, limbah berbahan beracun dan berbahaya (B3) harus dihilangkan

    atau dikurangi konsentrasinya sehingga tidak menggangu lingkungan hidup dan

    kesehatan manusia. Metode-metode yang dapat digunakan untuk mengurangi

    dan/atau menghilangkan sifat racun dari limbah B3 diantaranya secara kimiawi,

    pengurukan, dan fitoremediasi. Fitoremediasi merupakan penggunaan tumbuhan

    untuk mereduksi limbah B3 dari tanah atau perairan yang terkontaminasi

    (Rondonuwu, 2014). Fitoremediasi memiliki beberapa kelebihan diantaranya,

    biaya operasional relatif murah, merupakan cara remediasi yang paling aman bagi

    lingkungan, dan memelihara kondisi alami lingkungan (Juhaeti, 2009).

    Keberhasilan fitoremediasi juga ditentukan oleh beberapa faktor yaitu iklim,

    kondisi tailing, dan pemilihan jenis tanaman (Purwantari, 2007).

    Rendra et al (2018) melaporkan bahwa mahoni termasuk jenis tanaman

    hiperakumulator untuk limbah Hg di wilayah Provinsi Lampung. Mahoni

    merupakan jenis tanaman yang kuat, mudah tumbuh, memiliki diameter batang

    besar dan biomassa yang besar, sehingga kemungkinan untuk menyerap limbah

    menjadi besar. Seberapa besar daya hidup dan kemampuan adaptasi mahoni perlu

    dikaji, untuk mengetahui apakah tanaman mahoni bersifat adaptif atau tidak

    terhadap media tumbuh yang terkontaminasi merkuri.

  • 31.2 Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian mengenai daya adaptasi bibit mahoni (Swietenia macrophylla)

    terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambangan emas rakyat adalah.

    1. Menguji daya adaptasi bibit mahoni pada tempat tumbuh yang tercemar

    merkuri.

    2. Menguji perbedaan pertambahan pertumbuhan bibit mahoni pada konsentrasi

    cekaman merkuri.

    1.3 Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian mengenai daya adaptasi bibit mahoni (Swietenia macrophylla)

    terhadap cekaman merkuri dari limbah pertambangan emas rakyat adalah.

    1. Menyajikan data dan informasi mengenai daya adaptasi bibit mahoni pada

    tempat tumbuh yang tercemar merkuri.

    2. Menjadi salah satu acuan dalam upaya konservasi lingkungan yang tercemar

    limbah merkuri khusunya pada tanah.

    1.4 Kerangka Pemikiran

    Kegiatan PETI menimbulkan cemaran limbah B3 berupa merkuri (Kalimantoro

    dan Yulinah, 2016; Umboh, 2017; Nurhadini dan Imelda, 2017). Cara untuk

    mengurangi cemaran tersebut dapat dilakukan menggunakan tanaman atau yang

    biasa disebut dengan fitoremediasi (Nainggolan et al., 2017). Mahoni merupakan

  • 4jenis tanaman hiperakumulator yang dapat digunakan untuk fitoremediasi

    (Setyowati et al., 2017). Masalahnya saat ini belum diketahui kemampuan

    adaptasi tanaman mahoni terhadap media yang tercemar merkuri pada tailing.

    Pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui bahwa tanaman mahoni dapat

    menyerap limbah merkuri yaitu dengan penanaman mahoni ke media tailing.

    Penanaman bibit mahoni dilakukan untuk menguji daya adaptasi pada media yang

    tercemar limbah merkuri. Pengujian laboratorium pada tailing segar untuk

    mendapatkan data kandungan merkuri yang tersimpan dalam tailing.

    Pendekatan-pendekatan yang dilakukan akan menghasilkan data pengamatan.

    Capaian data-data tersebut antara lain kemampuan daya adaptasi tanaman mahoni

    pada tailing, perbedaan pertambahan pertumbuhan, dan jumlah kandungan

    merkuri yang tersimpan dalam tailing. Hasil data tersebut untuk membuktikan

    apakah tanaman mahoni bersifat adaptif pada tanah yang tercemar limbah

    merkuri. Sehingga dapat menjadi rekomendasi apakah tanaman mahoni dapat

    digunakan untuk perbaikan lingkungan yang tercemar merkuri.

    Mahoni merupakan jenis tanaman yang dapat digunakan untuk fitoremediasi

    (Ahmadpour et al., 2012; Malar et al., 2014; Indraningsih et al., 2016).

    Kemampuan mahoni untuk tumbuh dari 88% hingga 95% dan bertahan hidup

    pada lahan bekas tambang (Allo, 2016). Kemampuan tanaman untuk hidup pada

    kondisi lingkungan yang tercemar perlu diuji untuk memperoleh data kemapuanan

    adaptasi dan pertambahan pertumbuan tanaman.

  • 51.5 Hipotesis

    Hipotesis mengenai daya adaptasi bibit mahoni (Swietenia macrophylla) terhadap

    cekaman merkuri dari limbah pertambangan emas rakyat adalah.

    1. Bibit mahoni mampu beradaptasi pada tempat tumbuh yang tercemar merkuri.

    2. Terdapat perbedaan pertambahan pertumbuhan bibit mahoni pada setiap

    konsentrasi cekaman merkuri.

  • 6

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Cemaran Merkuri (Hg)

    Cemaran merkuri biasa terjadi akibat adanya kegiatan pertambangan emas rakyat.

    Merkuri itu sendiri merupakan salah satu logam berat yang memiliki tingkat

    toksisitas paling tinggi dibanding dengan logam berat lainnya. Semua bentuk

    merkuri, baik dalam bentuk unsur, gas maupun dalam bentuk garam merkuri

    bersifat racun. Mahavong et al (2017) menyatakan bahwa adanya cemaran

    limbah merkuri memberikan dampak yang tidak baik untuk lingkungan

    sekitarnya. Dampak dari cemaran merkuri yaitu keracunan terutama pada anak-

    anak (Begani dan Begani, 2017). Selain itu limbah merkuri juga dapat

    menyebabkan kerusakan rambut, alergi pada kulit, merapuhkan gigi, hilangnya

    daya ingat, terganggunya sistem saraf, penurunan tingkat kecerdasan pada anak-

    anak bahkan kematian (Hananingtyas, 2017).

    2.2 Fitoremediasi

    Tailing dari aktivitas penambangan mengandung logam berat yang dapat diatasi

    dengan fitoremediasi. Fitoremediasi adalah salah satu cara yang dapat dilakukan

    dalam pengolahan limbah menggunakan tanaman (Suharto et al., 2016; Bokhari et

  • 7al., 2016). Wulandari et al (2014) menyatakan bahwa upaya untuk mengurangi

    kerusakan tanah akibat tingginya akumulasi logam berat dengan memanfaatkan

    tanaman yang dapat menyerap logam berat. Fitoremediasi terbagi atas

    phytoaccumulation, rhizoremediation, phytotransformation (Singh dan Singh,

    2017).

    2.3 Adaptasi Tanaman pada Lahan Tercemar Limbah

    Adaptasi merupakan kemampuan untuk bertahan hidup tanaman dalam

    menyesuaikan lingkungan sekitarnya. Tumbuhan dapat beradaptasi terhadap

    tanah tercemar limbah ataupun logam berat tergantung pada jenis tumbuhan dan

    konsentrasi limbah serta logam berat yang terkandung dalam tanah (Anania et al.,

    2017). Tanaman yang mampu beradaptasi pada kondisi lingkungan tercemar

    limbah B3 maka dapat dikatakan bahwa tanaman tersebut adalah tanaman adaptif.

    2.4 Mekanisme Penyerapan B3 oleh Tanaman

    A. Phytoacumulation

    Proses tumbuhan menarik zat kontaminan dari media sehingga berakumulasi

    disekitar akar tumbuhan. Proses ini disebut juga hyperacumulation.

    B. Rhizofiltration

    Rhizofiltration merupakan proses adsorpsi atau pengendapan zat kontaminan

    oleh akar untuk menempel pada akar.

    C. Phytostabilization

  • 8Phytostabilization merupakan penempelan zat-zat kontaminan tertentu pada

    akar yang tidak mungkin terserap kedalam batang tumbuhan.

    D. Phytodegradation

    Phytodegradation yaitu proses penguraian zat kontaminan dengan rantai

    molekul yang kompleks menjadi bahan yang tidak berbahaya dengan susunan

    molekul yang lebih sederhana dan berguna bagi tanaman itu sendiri.

    E. Phytovolatization

    Phytovolatization yaitu proses menarik dan transpirasi zat kontaminan oleh

    tumbuhan dalam bentuk yang telah larutan terurai sebagai bahan yang tidak

    berbahaya lagi untuk selanjutnya di uapkan ke atmosfir.

    2.5 Mahoni

    Purnomo et al (2018) menyatakan bahwa mahoni merupakan jenis tanaman

    potensial sebagai fitoremedian di kawasan bekas tambang emas PT. Newmont

    Minahasa Raya (NMR). Nilai heritabilitas individu sifat tinggi, diameter batang,

    jumlah daun dan indeks kekokohan berturut-turut adalah 0,35, 0,40, 0,17 dan 0,48

    serta nilai heritabilitas famili untuk sifat tinggi, diameter batang, jumlah daun dan

    indeks kekokohan berturut-turut adalah 0,74, 0,75, 0,54, dan 0,77. Hubungan

    genetik antara tinggi dengan diameter batang (0,70), tinggi dengan indeks

    kekokohan (0,40), dan jumlah daun dengan indeks kekokohan (0,52) bernilai

    positif (Mashudi et al., 2017).

  • 9

    III. METODE PENELITIAN

    3.1 Waktu dan Tempat

    Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan pada bulan Januari sampai dengan April

    2019. Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

    Lampung untuk uji adaptasi tanaman.

    3.2 Alat dan Bahan

    Peralatan yang digunakan adalah polybag ukuran 10 cm x 20 cm, nampan,

    caliper, pita meter, timbangan digital, leaf area meter tipe LI-3100C, dan satu set

    peralatan uji merkuri yang berada di Laboratorium Sucofindo Bandar Lampung.

    Bahan yang digunakan adalah bibit mahoni umur 5 bulan, tailing yang diperoleh

    pada PETI di Desa Bunut Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran, dan

    tanah top soil dari Laboratorium Lapang Terpadu Universitas Lampung.

    3.3 Rancangan Percobaan

    Percobaan ini didesain dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) 5 perlakuan dan 4

    ulangan. Kombinasi perlakuan yang akan diberikan adalah tailing dan tanah top

  • 10soil (T/TS) dengan perbandingan: 100/0, 75/25, 50/50, 25/75 dan 0/100. Setiap

    perlakuan akan diulang sebanyak 4 kali dan setiap ulangan akan menggunakan 5

    tanaman, sehingga total satuan unit percobaan adalah sebanyak 100 tanaman.

    3.4 Pelaksanaan

    Pelaksanaan penelitian yang dilakukan meliputi rangkaian sebagai berikut.

    1. Persiapan semai

    Semai tanaman mahoni diperoleh dari persemaian BPDAS WSS Ketapang

    Lampung Selatan dengan umur semai 5 bulan. Semai diseleksi untuk

    mendapatkan ukuran yang seragam.

    2. Persiapan media tumbuh

    a. Tailing diperoleh pada tambang emas yang berlokasi di Desa Bunut

    Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran. Pengambilan tailing

    dilakukan dengan teknik SRS (Simple Random Sampling) pada tiga lokasi

    pemurnian emas, setiap lokasi memiliki cara pengolahan emas yang sama.

    Tailing yang akan diambil adalah tailing baru (kurang lebih satu minggu

    pasca dirilis ke alam) residu penambangan. Tailing yang berasal dari tiga

    lokasi tersebut kemudian dikompositkan, hal ini dilakukan dengan asumsi

    agar kandungan merkuri setiap lokasi yang tersimpan pada media mampu

    tercampur secara merata.

    b. Tanah top soil didapatakan dari Laboratorium Lapang Terpadu Universitas

    Lampung. Tanah top soil selanjutnya diekstrak dengan cara dijemur dan

  • 11dibersihkan jika terdapat kontaminan seperti; batu, cabang, ranting daun

    atau akar tanaman yang tercampur pada tanah top soil.

    3. Tailing dianalisis sebelum ditanami tanaman di Laboratorium Sucofindo

    Bandar Lampung dengan metode ASTM D 6414-14 untuk mengetahui

    kandungan merkuri yang tersimpan didalamnya.

    4. Penanaman bibit mahoni pada media tanah dan tailing dengan polybag yang

    berukuran 10 cm x 20 cm di Rumah Kaca Universitas Lampung. Polybag

    tersebut pada bagian bawahnya diberi nampan, agar aliran air penyiraman tidak

    terbuang dan untuk disiramkan kembali pada tanaman tersebut.

    5. Pemeliharaan tanaman berupa penyiraman dan pembersihan gulma dilakukan

    setiap satu hari sekali pada pagi hari.

    6. Variabel yang diamati

    a. Persen hidup bibit mahoni dihitung pada masing-masing perlakuan

    dengan cara menghitung bibit yang masih hidup dibagi dengan jumlah bibit

    kemudian dikali 100% pada akhir periode pengamatan.

    b. Pertambahan diameter batang diukur dengan caliper pada jarak 5 cm dari

    permukaan media tanam dan diberi tanda dengan spidol pada saat

    pengukuran pertama. Hal ini dilakukan sebagai penanda, agar pengukuran

    selanjutnya tepat pada posisi yang sama. Pengukuran dilakukan pada awal

    penanaman pada media dan pada akhir periode pengamatan.

    c. Pertambahan tinggi bibit diukur menggunakan pita meter pada awal

    penanaman pada media dan pada akhir periode pengamatan. Pengukuran

    dilakukan dari batas pengukuran diameter hingga titik apikal.

    d. Pertambahan jumlah daun dihitung setiap satu bulan sekali dengan kriteria

  • 12daun yang telah terbuka (tidak menggulung).

    e. Pengukuran luas daun dilakukan pada akhir pengamatan di Laboratorium

    Lapang Terpadu Universitas Lampung menggunakan leaf area meter tipe

    LI-3100C dengan cara daun dipisahkan terlebih dahulu dari tangkainya

    kemudian dimasukkan ke alat tersebut satu persatu, kemudian pada setiap

    tanaman dilakukan satu kali pengukuran.

    f. Pengukuran pertambahan panjang akar dilakukan pada saat pertama kali

    memindahkan pada media tanam dan pada akhir periode pengamatan.

    Pengukuran panjang akar dilakukan dari akar teratas sampai bagian akar

    paling ujung menggunakan pita meter.

    g. Biomassa bibit diukur pada akhir periode pengamatan di Laboratorium

    Silvikultur dan Perlindungan Hutan Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian

    Universitas Lampung dengan cara menimbang berat kering tanaman yang

    sebelumnya sudah dioven hingga berat konstan dengan suhu 1050c.

    3.5 Analisis Data

    1. Uji bartlett atau homogenitas varians untuk menguji apakah sampel berasal

    dari populasi dengan varians yang sama. Jika tidak homogen, maka akan

    ditransformasi dengan akar kuadrat (square root). Kemudian dilakukan

    pengujian homogenitas kembali.

    2. Analisis Ragam (Anara), dilakukan sesuai dengan rancangan yang digunakan

    pada taraf 0,05. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

    pengaruh perlakuan. Anara pertumbuhan semai mahoni disajikan pada Tabel 1.

  • 13Tabel 1. Anara semai mahoni

    SK DK JK KNT FhitungFtabel0.05

    Perlakuan P-1 JKP JKP/DK KNTP/KNTGGalat (U.P-1)-(P1) JKG JKG/DKTotal U.P-1 JKT

    Keterangan :SK : Sumber Keragaman

    DK : Derajat Kebebasan

    JK : Jumlah Kuadrat

    JKP : Jumlah Kuadrat Perlakuan

    JKG : Jumlah Kuadrat Galat

    JKT : Jumlah Kuadrat Total

    KNT : Kuadrat Nilai Tengah

    KNTP : Kuadrat Nilai Tengah Perlakuan

    KNTG : Kuadrat Nilai Tengah Galat

    P : Jumlah perlakuan yang terdapat pada penelitian

    U : Jumlah ulangan yang terdapat pada penelitian

    Jika uji F menunjukkan perbedaan yang signifikan (Fhitung > Ftabel), maka

    dilakukan uji lanjut dengan pemisahan nilai tengah menggunakan BNT (Beda

    Nilai Terkecil). Namun apabila Fhitung< Ftabel, maka tidak ada pengaruh

    nyata dari perlakuan yang diberikan, sehingga tidak perlu dilakukan uji lanjut.

    3. Uji BNT

    Metode ini menjadikan nilai BNT sebagai acuan dalam menentukan apakah

    rata-rata perlakuan berbeda secara statistik atau tidak. Penghitungan dilakukan

    pada taraf nyata 5%. Rumus yang digunakan sebagai berikut.

    BNT : tα(v). Sd

    Sd : √2r

    Keterangan: tα(v) = nilai baku student pada taraf α dan derajat bebas galat v.

  • 1

    V. SIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Simpulan

    Simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

    1. Tanaman mahoni adaptif pada kondisi pertambahan tailing dengan persentase

    tailing maksimal 75%.

    2. Semakin tinggi kadar tailing maka terjadi penurunan terhadap persentase

    hidup, pertambahan diameter, pertambahan jumlah daun, luas daun, biomassa

    dan pertambahan panjang akar. Namun demikian, semakin tinggi konsentrasi

    tailing tmenghasilkan pertambahan tinggi tunas yang lebih baik dibanding

    dengan konsentrasi tailing yang lebih rendah walaupun semua konsentrasi

    pemberian tailing pada media tanam akan menurunkan tinggi tanaman mahoni.

    5.2 Saran

    1. Tanaman mahoni dapat direkomendasikan untuk kegiatan penghijauan pada

    lahan yang tercemar merkuri.

    2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang kemampuan tanaman mahoni dalam

    meremediasi merkuri.

  • 29

    DAFTAR PUSTAKA

  • 30

    DAFTAR PUSTAKA

    Ahmadpour, P., Ahmadpour, F., Mahmud, T. M. M., Abdu, A., Soleimani, M. danHosseini, T. 2012. Phytoremediation of heavy metals: a gren technology.Journal of Biotechnology. 11 (76): 14036-14043.

    Allo, M. K. 2016. Kondisi sifat fisik dan kimia tanah pada bekas tambang nikkelserta pengaruhnya terhadap pertumbuhan trengguli dan mahoni. JurnalHutan Tropis. 4 (2): 207-217.

    Anania, A., Mukarlina. dan Linda, R. 2017. Pertumbuhan dan kandungan pigmentanaman keladi (caladium bicolor aiton vent) pada tanah yang merkuri(hgcl2). Jurnal Protobiont. 6 (3): 215 – 221.

    Anggraeni, N., Faridah, E. dan Indrioko, S. 2015. Pengaruh cekaman kekeringanterhadap perilaku fisiologis dan pertumbuhan black locust (Robiniapseudoacacia). Jurnal Ilmu Kehutanan. 9 (1): 40–56.

    Begani, R. K. dan Begani, A. Z. 2017. Alluvial gold mining sites as exposurePathways for methyl mercury toxicity in children: a systematic review.Scientific Research Publishing. 9 (6): 934-940.

    Bokhari, S. H., Ashiq, M. dan Iftikhar, A. 2016. Phytoremediation potential oflemna minor L. for heavy metals. Journal of Phytoremediation. 18 (1): 25-32.

    Chen, C. W., Chen, C. F. dan Dong, C. D. 2012. Contamination and potentialecological of mercury in sediments of kaohsiung river mouth, taiwan.Journal of Envitonmental Science and Development. 3 (1): 66-71.

    Hadi, M. C. 2013. Bahaya merkuri di lingkungan kita. Jurnal Skala Husada. 10(2): 175-183.

    Hananingtyas, I. 2017. Bahaya kontaminasi logam berat merkuri (hg) dalam ikanlaut dan upaya pencegahan kontaminasi pada manusia. Jurnal TeknikLingkungan. 2 (2): 38-45.

  • 31Hidayati, N., Syarif, F. dan Juhaeti, T. 2009. Pemanfaatan salvinia molesta d.s.

    mitchell, akumulator merkuri di sawah tercemar limbah penambangan emas.Jurnal Teknik Lingkungan. 10 (3): 249-256.

    Indraningsih, B., Utomo, Wani H. dan Eko, H. 2016. Effects of mycorrhizae onphytoremediation of soil contamined with small-scale gold mine tailingscontaining mercury. Journal of Research in Agricultural Sciences. 3 (2):2348-3997.

    Juhaeti, T. 2009. Uji potensi tumbuhan akumulator merkuri untuk fitoremediasilingkungan tercemar akibat kegiatan penambangan emas tanpa izin (peti) dikampung leuwi bolang, desa bantar karet, kecamatan nanggung, bogor.Jurnal Biologi Indonesia. 6 (1): 1-11.

    Kalimantoro, T. T. dan Yulinah, T. 2016. Stabilisasi/solidifikasi tailing tambangemas rakyat kulon progo menggunakan semen portland dan tanah tras.Jurnal Teknik Its. 5 (2): 248-254.

    Kwong, K. K. F. 2004. The effect of potassium on growth, development, yieldand quality of sugarcane. Sugar Industry Research Institute. Reduit.Mauritius https://www.ipipotash.org/udocs/Potassium%20in%20sugarcane.Diakses pada 15 Mei 2019.

    Mahavong, K., Pataranawat, P. dan Chinwetkitvanich, S. 2017. Mercurycontamination in environment surrounding coal-fired power plant. Journalof Geomate. 12 (33): 71-77.

    Malar, S., Manikandan, R., Favas, Paulo, J.C., Sahi, S.V. dan Perumal, V. 2014.Effect of lead on phytotoxicity, growth, biochemical alterations and its roleon genomic template stability in sesbania grandiflora: a potensial plant forphytoremediation. Ecotoxicology and Environmental Safety. 108: 249-257.

    Mashudi., Susanto, M. dan Darwo. 2017. Keragaman dan estimasi parametergenetik bibit mahoni daun lebar (swietenia macropylla king.) di indonesia.Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 14 (2): 115-126.

    Nainggolan, R., Ardeneline, L. P., Ita, L. dan Elly, K. 2017. Pengolahan airlimbah domestik dengan menggunakan tanah gambut dan tanaman air.Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer. 7 (26): 183-189.

    Nurhadini dan Imelda, H. S. 2017. Adsorption of hg (ii) by using sargassumcrassifolium with presence of pb (ii), cu (ii) and fe (ii). Journal of ChemicalResearch. 5 (1): 419-423.

    Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia tentangReklamasi dan Pasca Tambang pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineraldan Batubara.

  • 32Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan limbah bahan

    berbahaya dan beracun.

    Purnomo, D. W., Fijridiyanto, I. A. dan Witono, J. R. 2018. Penilaian variabelvegetasi pada lahan reklamasi bekas tambang emas di ratatotok, minahasatenggara. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea. 7 (2): 93-108.

    Purwantari, N. D. 2007. Reklamasi area tailing di pertambangan dengan tanamanpakan ternak; mungkinkah ?. Jurnal Wartazoa. 17 (3): 101-108.

    Rendra, T., Duryat. dan Bintoro, A. 2018. Analisis vegetasi di blok inti hutanlindung register 21 kesatuan pengelolaan hutan xi kabupaten pesawaran.Jurnal Biologi Eksperimen dan Keanekargaman Hayati. 5 (1): 57-66.

    Rondonuwu, S. B. 2014. Fitoremediasi limbah merkuri tanaman dan sistemreaktor. Jurnal Ilmiah Sains. 14 (1): 52-59.

    Rupini., Wahdina., Suryantini, R. dan Ekyastuti, W. 2013. Toleransi simpur air(dillenia suffruticosa) terhadap berbagai konsentrasi hgcl2 di media tailing.Jurnal Hutan Lestari. 1 (2): 79-82.

    Setiabudi, B. T. 2005. Penyebaran merkuri akibat usaha pertambangan emas didaerah sangon, kabupaten kulon progo d.i. yogyakarta. Jurnal Biodiversitas.2 (1): 34-39.

    Setyowati, D. N., Nahawanda, A. A. dan Nila, N. U. A. 2017. Studi pemilihantanaman revegetasi untuk keberhasilan reklamasi lahan bekas tambang.Jurnal Teknik Lingkungan. 3 (1): 14-20.

    Siahaan, B. C., Utami, S. R. dan Handayanto, E. 2014. Fitoremediasi tanahtercemar merkuri menggunakan lindernia crustacea, digitaria radicosaa, dancyperus rotundus serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksitanaman jagung. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan. 1 (2): 35-51.

    Singh, T dan Singh, D. K. 2017. Phytoremediation of organochlorine pesticides:concept, method, and recent developments. Journal of Phytoremediation. 19(9): 834-843.

    Sintawati. 2008. Pajanan merkuri pada tenaga kesehatan gigi. Jurnal EkologiKesehatan. 7 (2): 786-794.

    Suharto, B.,Wirosoedarmo, R. dan Sulanda, R. H. 2016. Pengolahan limbah batiktulis dengan fitoremediasi menggunakan tanaman eceng gondok (eichorniacrassipes). Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 3 (1): 14-19.

    Sujatmiko, B. 2012. Penambangan emas tanpa izin di daerah aliran sungai (das)arut kecamatan arut utara. Jurnal Socioscientia Kopertis Wilayah XiKalimantan. 4 (1): 1-1.

  • 33Suproborini, A. 2017. Dampak Penambangan Emas Rakyat terhadap Kandungan

    Hg Tanah, Air, Tanaman, Struktur dan Komposisi Vegetasi di Dusun MesuDesa Boto Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri. Tesis. UniversitasSebelas Maret. Surakarta. 82 hlm.

    Triadriani, L. N., Handayant, E. dan Utami, S. R. 2014. Penggunaan caladiumbicolor, paspalum conjugatum, dan comelina nudiflora untuk remediasitanah tercemar merkuri limbah tambang emas serta pengaruhnya terhadappertumbuhan dan produksi tanaman jagung. Jurnal Tanah dan SumberdayaLahan. 1 (1): 69-78.

    Umboh, E. 2017. Strategi batna (best alternative to a negotiated agreement) dalammengatasi konflik manajemen lingkungan di pertambangan. Jurnal GreenGrowth dan Manajemen Lingkungan. 6 (2): 1-15.

    Wahana Lingkungan Hidup Indonesia. 2006. Dampak Lingkungan Hidup OperasiPertambangan Tembaga dan emas Feeport-Rio Tinto di Papua. Jakarta. 119hlm.

    Wulandari, R., Purnomo. dan Winarsih. 2014. Kemampuan tanaman kangkung air(ipomoea aquatica) dalam menyerap logam berat kadmium (cd) berdasarkankonsentrasi dan waktu pemaparan yang berbeda. Jurnal Lentera Bio. 3 (1):83-89.

    LU.pdfABSTRAK.pdf2. abstrak indonesia.pdf2. abstrak inGGRIS.pdf

    DLM.pdf5. biodata.pdf6_SANWACANA.pdf7_DAFTAR ISI.pdf8. DAFTAR TABEL.pdf9. DAFTAR GAMBAR.pdfbab 1.pdfbab 2.pdfbab 3.pdfbab 4.pdfbab 5.pdfdaftar pustaka.pdf