daun

29
KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ANATOMI FISIOLOGI DAUN” untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi Tumbuhan. Makalah ini disusun agar pembaca dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasannya tentang ANATOMI FISIOLOGI DAUN pada berbagai tumbuhan. Tak lupa pula penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun senantiaa penyusun harapkan guna menjadikan makalah ini menjadi lebih baik dan kesempurnaan makalah – makalah selanjutnya. Akhir kata, semoga Allah swt senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Upload: mika-febryati

Post on 18-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Anfistum

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ANATOMI FISIOLOGI DAUN untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi Tumbuhan.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasannya tentang ANATOMI FISIOLOGI DAUN pada berbagai tumbuhan. Tak lupa pula penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun senantiaa penyusun harapkan guna menjadikan makalah ini menjadi lebih baik dan kesempurnaan makalah makalah selanjutnya. Akhir kata, semoga Allah swt senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kendari, April 2015Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Sampul.. iKata Pengantar. iiDaftar Isi... iiiBAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan .

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dari anatomi tumbuhan.

B. Pengertian tubuh tumbuhan.

C. Pengertian daun dan bagian-bagiannya serta fungsinya?

D. Proses pertumbuhan helai daun?

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTARPUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anatomi tumbuhan atau fitotomi merupakan analogi dari anatomi manusia dan hewan. Walaupun secara prinsip kajian yang dilakukan adalah melihat keseluruhan fisik sebagai bagian-bagian yang secara fungsional berbeda, anatomi tumbuhan menggunakan pendekatan metode yang berbeda dari anatomi hewan. Organ tumbuhan terekspos dari luar, sehingga umumnya tidak perlu dilakukan pembedahan. Anatomi tumbuhan biasanya dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan heirarki dalam kehidupan, yaitu:

1.Sitologi, mempelajari struktur dan fungsi sel serta organel-organel di dalamnya, proses kehidupan dalam sel, serta hubungan antara satu sel dengan sel yang lainnya.

2.Histologi, mempelajari struktur dan fungsi jaringan berdasarkan bentuk dan peran sel penyusunnya, dan

3.Organologi, mempelajari struktur dan fungsi organ berdasarkan jaringan-jaringan penyusunnya.

Sel-sel penyusun tubuh tumbuhan yang berasal dari pembelahan sel embrional akan berdiferensiasi menjadi bermacam-macam susunan yang selanjutnya disebut jaringan. Jaringan merupakan kelompok sel-sel yang mempunyai asal, struktur, dan fungsi yang sama. Pengelompokkan jaringan tubuh tumbuhan didasarkan atas letaknya pada tubuh, tipe selnya, fungsinya, asalnya, dan tingkat perkembangannya. Salah satu jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan adalah jaringan pelindung.B. Rumusan Masalah1. Apa pengertian dari anatomi tumbuhan?2. Apa yang dimaksud dengan tubuh tumbuhan?3. Apa pengertian daun dan bagian-bagiannya serta fungsinya?

4. Bagaimana proses pertumbuhan helai daun?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan lebih memahami mengenai pengertian dari anatomi tumbuhan.2. Untuk mengetahui pengertian tubuh tumbuhan.3. Untuk mengetahui pengertian daun, bagian-bagian daun serta fungsinya.4. Untuk mengetahui proses pertumbuhan helai daun.

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Anatomi Tumbuhan

Anatomi tumbuhan adalah kajian tentang letak dan fungsi organ dalam pada tumbuh-tumbuhan (Estiti, 1995). Sutrian (2004) menyatakan bahwa anatomi tumbuhan mengkaji tentang susunan dan bentuk-bentuk bagian dalam organ-organ tumbuhan.

Salah satu sasaran anatomi adalah untuk memahami fungsi struktur. Anatomi tumbuhan mula-mula membahas fungsi tumbuhan yang dinamis dan disertai pemahaman mengenai sel dan jaringan.B. Tubuh Tumbuhan

Tubuh multiseluler suatutumbuhan berbiji merupakan hasil spesialisasi evolusioner dalam waktu yang panjang. Spesialisasi ini menyebabkan perbedaan secara morfologis, fisiologis antara berbagai bagian tubuh tumbuhan. Pada dasarnya tubuh tumbuha terbagi menjadi: daun, batang dan akar.

B. Pengertian daun, bagian-bagian daun dan fungsi daun

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia

Baik dari segi morfologi maupun anatomi, daun merupakan organ pada tumbuhan yang memiliki keberagaman. Sangat sukar untuk membedakan dengan jelas baik secara teoritis maupun secara praktis antara jaringan daun dan batang. Struktur jaringan pengangkut dalam tangkai dan ibu tulang daun biasanya sama dengan pada batang. Namun, ciri terpenting pada daun adalah bahwa pertumbuhan apikalnya cepat terhenti. Pada Spermatophyta, aktivitas meristem apeks daun segera terhenti, sementara bentuk dan ukuran daun ditentukan oleh pertumbuhan interkalar dan marginal.

Terdapat bebrapa istilah-istilah menyangkut daun. Seluruh daun pada sebuah tumbuhan disebut dengan Phyllom. Namun dikenal juga dengan beberapa istilah seperti daun hijau, katafil, hipsofil,kotiledon, profil,dll. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut;

1) Daun hijau

Daun hijau (foliage leaves) berfungsi khusus untuk fotosintesis dan biasanya berbentukpipih mendatar sehingga mudah memperoleh sinar matahari dan gas Co2.

2) Katafil

Katafil adalah sisik yang tampak pada kuncup dan batang di bawah tanah, yang fungsinya sebagai pelindung atau penyimpan bahan cadangan makanan.

3) Hipsofil

Hipsofil merupakan berbagai tipe braktea yang mengiringi bunga dan berfungsi sebagai pelindung.

4) Kotiledon

Kotiledon adalah daun pertama dari tumbuhan.

5) Profil (Prophyl)

Daun pertama pada cabang lateral.

Berikut merupakan anatomi secara umum pada daun:

Secara histologi, daun tersusun dari tiga tipe jaringan, yaitu epidermis, mesofil, dan jaringan pembuluh.

1. Epidermis

Epidermis daun dari tumbuhan yang berbeda beragam dalam hal jumlah lapisan, bentuk, struktur, susunan stomata, penampilan, dan susunan trikoma, serta adanya sel khusus. Struktur dalamnya biasanya berbentuk pipih. Daun memiliki dua jenis jaringan epidermis yaitu permukaan atas daun disebut permukaan adaksial dan permukaan bawah disebut permukaan abaksial. Pada lapisan ini tidak ada ruang antar sel. Di antara sel epidermis terdapat sel penjaga yang membentuk stomata. Struktur stomata yang dapat membuka dan menutup ini berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran gas dan air. Sifat terpenting pada jaringan daun ini adalah susunan selnya yang kompak dan adanya kutikula serta stomata.

Berikut merupakan contoh jaringan epidermis selapis;

2. Mesofil (Jaringan Dasar)

Mesofil terdiri atas jaringan parenkim yang terdapat di sebelah dalam epidermis. Mesofil mengalami diferensiasi membentuk jaringan fotosintetik yang berisi kloroplas. Pada kebanyakan tumbuhan terdapat dua jenis parenkim dalam mesofil, yaitu parenkim palisade dan parenkim spons.

a) Parenkim Palisade

Sel parenkim palisade memanjang dan pada penampang melintangnya tampak berbentuk batang yang tersusun dalam deretan. Pada tumbuhan tertentu, sel palisade berbeda bentuknya. Pada Lilium terdapat lobus besar pada sel palisade dan tampak bercabang.

Sel palisade terdapat di bawah epidermis unilateral (selapis) atau multilateral (berlapis banyak). Seringkali terdapat hipodermis di antara epidermis dan jaringan palisade. Sel parenkim palisade tersusun atas satu atau lebih lapisan. Apabila tersusun lebih dari satu lapisan, panjang sel pada tiap lapisan atau sama, atau malah semakin ke tengah semakin pendek. Jaringan palisade biasanya terdapat pada permukaan abaksial daun. Meskipun jaringan palisade tampak lebih rapat, sisi panjang selnya saling terpisah sehingga udara dalam ruang antarsel tetap mencapai sisi panjang; kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding sel itu. Hal tersebut mengakibatkan proses fotosintesis dapat berlangsung efesien.

Pada Thymelaea hirsuta, sel parenkim palisade terdapat pada permukaan abaksial daun. Pada daun tumbuhan xerofit, misalnya pada Atriplex portulacoides, parenkim palisade terdapat pada kedua sisi daun. Daun yang mempunyai parenkim palisade pada kedua sisi (abaksial dan adaksial) disebut isolateral atau isobilateral sedangkan apabila jaringan palisade tersebut hanya pada bagian adaksial disebut dengan bifasial atau dorsiventral.

b) Parenkim Spons

Jaringan spons terdiri dari sel bercabang yang tak teratur bentuknya. Bentuk sel parenkim spons dapat berbentuk bermacam-macam. Kekhususannya adalah adanya lobus (rongga) yang terdapat antara sel satu dan lainnya. Membedakan antara sel parenkim palisade dengan parenkim spons tidaklah selalu mudah, khususnya apabila parenkim palisade terdiri atas beberapa lapisan. Alasannya adalah apabila palisade terdiri atas beberapa lapisan, biasanya lapisan paling dalam sangat mirip dengan parenkim spons yang ada di dekatnya.

Pada tumbuhan tertentu, seperti pada Zea dan banyak rumput-rumputan lainnya, bentuk sel mesofil lebih kurang sama. Bahkan pada Eucalyptus dan Atriplex, sukar untuk membedakan antara kedua tipe parenkim. Pada jaringan spons ini terdapat jarak atau ruang antar sel. Ciri khas jaringan spons adalah adanya lekukan-lekukan yang menjadi penghubung antar sel.

Pada daun dengan kedua macam mesofil, kloroplas paling banyak terdapat dalam jaringan palisade. Tempat serta susunan kloroplas pada sel tiang memungkinkan penggunaan cahaya secara maksimum. Faktor lain yang meningkatkan efesiensi fotosintesis adalah sistem ruang antarsel dalam mesofil yang luas, yang memudahkan pertukaran gas dengan cepat. Susunan sel di dalam mesofil memungkinkan daerah permukaan sel yang mendapat sinar dan langsung berhubungan dengan udara menjadi lebih luas. Seluruh daerah permukaan ini disebut daerah permukaan dalam daun dan daerah permukaan luar daun.

Berikut merupakan contoh gambar dari jaringan dasar pada daun :

3. Berkas pembuluh atau sistem jaringan pembuluhSistem jaringan pembuluh tersebar di seluruh helai daun dan dengan demikian menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil. Jaringan pembuluh membentuk sistem yang saling berkaitan, dan terletak dalam bidang median, sejajar dengan permukaan daun. Berkas pembuluh dalam daun biasanya disebut dengan tulang daun dan sistemnya adalah sistem tulang daun. Terdapat dua macam pola yakni sistem tulang daun jala dan sistem tulang daun sejajar. Sistem tulang daun jala merupakan sistem bercabang. Pada sistem ini, tulang daun lebih halus, secara bertahap dibentuk sebagai cabang dari tulang daun yang tebal.

Sedangkan istilah sejajar bagi jalannya berkas pembuluh dalam sistem tulang daun sejajar hanyalah sebagai pendekatan saja, oleh karena berdasar atas ujung dan pangkal daun semua berkas itu akan bertemu di satu titik. Di antara berkas sejajar itu tampak cabang halus yang berpola jala dan menghubungkan semua berkas sejajar itu. Pola jala umumnya ditemukan pada daun dikotil dan pola sejajar pada daun monokotil.

Kemudian apabila pertulangan daunnya menyirip, tulang daun terbesar melewati bagian tengah daun dan membentuk ibu tulang daun, dan dari sini bercabang menjadi tulang daun yang lebih kecil. Bagian helai daun yang dilalui ibu tulang daun atau cabang yang besar adalah bagian yang lebih tebal dan menunjukkan gambaran seperti rusuk pada sisi abaksial. Rusuk ini dibentuk oleh jaringan parenkim yang miskin kloroplas dan jaringan penyokongnya kolenkim. Oleh karena itu, tulang daun yang besar tidak mempunyai kontak langsung dengan mesofil.

Sedangkan pada tulang daun yang kecil biasanya membentuk jaring-jaring yang sangat beragam bentuk dan ukurannya, serta membagi daerah mesofil.Daerah yang paling kecil yang dibatasi cabang paling halus disebut aerola, yang biasanya berisi ujung tulang daun yang buntu dalam mesofil.

Kebanyaan kasus yang ditemukan, susunan jaringan pembuluh pada ibu tulang daun mirip dengan pada tangkai daun. Tulang daun yang besar dalam daun dikotil mungkin terdiri atas jaringan primer dan sekunder, sedangkan tulang daun yang paling kecil hanya terdiri atas jaringan primer. Pada tulang daun yang besar biasanya berisi pembuluh, sedangkan pada tulang daun yang kecil, sel parenkim kontak atau berhubungan langsung dengan unsur pembuluh dan unsur trakea membentuk sel transfer.

Adapun fungsi daun adalah sebagai tempat terjadinya fotosintesis, pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di jaringan parenkim palisade. Sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons. Sebagai organ pernapasan, di daun terdapat stomata yang befungsi sebagai organ respirasi (lihat keterangan di bawah pada Anatomi Daun). Fungsi lainnya adalah tempat terjadinya transpirasi, tempat terjadinya gutasi, alat perkembangbiakkan vegetative misalnya pada tanaman cocor bebek (tunas daun).C. Proses Pertumbuhan Helai Daun

Secara umum perkembangan daun dimulai dari tahap permulaan (inisiasi), diferensiasi awal, perkembangan aksis daun, asal-usul helai daun, dan histogenesis jaringan helai daun.

Tahap permulaan (Inisiasi)

Inisiasi daun dimulai dengan pembelahan periklin dalam kelompok sel kecil sel pada sisi pucuk. Jumlah lapisan sel yang mulai membelah dan posisinya pada pucuk beragam pada tumbuhan yang berbeda. Primordia daun berasal dari lapisan dari lapisan paling luar pucuk batang.

Pada semua tumbuhan Dikotil,pembelahan periklin yang pertama tidak terjadi pada sel lapisan permukaan, tetapi pada sel yang terletak satu ata dua lapisan dibawahnya. Lapisanpermukaan diperluas dengan adanya pembelahan antiklin beberapa kali.

Kasus yang paling sering terjadi, inisiasi dari primordia daun dimulai pada lapisan sel di bawah lapisan permukaan. Dalam hal ini lapisan sel tunika dan lapisan sel tetangganya dari korpus ikut serta dalam inisisiasi primordium yang berbeda.

Diferensiasi Awal

Sebagai hasil kelanjutan pembelahan sel, primordium daun menonjol dari pucuk batang sebagai penyokong yang mempunyai bentuk papila kecil atau tonjolan. Penyokong daun terdiri atas lapisan protoderm dan untaian prokambium, yang tumbuh secara akropetal dan tidak seberapa jauh darikambium batang.

Perkembangan Aksis Daun

Pada kebanyakan daun Dikotil dan Gymnospermae, perkembangan aksis daun mendahului helai daun. Hasil perkembangan cepat dari primordia menjadi bentuk seperti kerucut yang runcing dengan sisi adaksialpipih (rata). Ujung kerucut ini merupakan sebagai meristem apikal. Pada tumbuhan tertentu, dari tahpa awal perkembangan ketika primordium masih berukuran 1 mm, peningkatan atau perkembangan lebih lanjut akan terjadi karena pembelahan dan pemanjangan sel yang berjarak dari ujung primordium. Pertumbuhan ini disebut dengan pertumbuhan interkalar.

Asal usul Helai Daun

Selama pemanjangan awal dan penebalan aksis daun muda, sel bagian tepi adaksial terus membelah dengan cepat. Inisial pinggiran adalah sel lapisan paling luar pada tepi helai daun muda. Pada Angiospermae, biasanya inisial ini akan membelah hanya ke arah antiklin dan penambahan sel baru terjadi ke arah protoderm abaksial dan adaksial.

Pada daun majemuk menjari dan menyirip, helai daun lateral berkembang dari meristem pinggiran adaksial dan aksis daun muda sebagai dua deretan papila. Pada tumbuhan lain, perkembangan helai daun ada yang terjadi secara akropetal ataupun bisepetal.

Histogenesis Jaringan Helai Daun

Pertumbuhan pinggiran berlangsung terus-menerus lebih panjang dari pertumbuhan apikal, tetapi berhenti relatif awal. Setelah pertumbuhan pinggiran berhenti,pertumbuhan lebih lanjut darihelai daun dilakukan oleh pembelahan sel helai daun. Pembelahan secara antiklin membentuk lempeng meristem. Aktivitas lempeng meristem menghasilkan peningkatan daerah permukaan, tetapi tidak terjadi penebalan organ. Pada helai daun, sel meristem berlapis sehingga relatif mudah untuk melacak asal-usul epidermis, jaringan palisade dan spons, serta berkas pengangkut.

Pertumbuhan daun ini dikendalikan oleh faktor genetis, tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan luar dan dalam. Faktor luar yang memengaruhi daun antara lain seperti pasokanair,nutrisi,panjang hari, dan intensitas sinar.9. Absisi atau Pengguguran DaunPemisahan aktif daun dari cabang, tanpa meninggalkan luka, disebut absisi daun. Daun sering tanggal pada musim kemarau, atau saat kekurangan air, tanpa meninggalkan luka. Absisi juga merupakan adaptasi yang bermanfaat guna melepaskan daun tua, buah masak, dan bunga yang tidak akan menghasilkan buah, serta merupakan cara pemangkasan diri jika jumlah cabang terlampau banyak.

Absisi daun biasanya disiapkan di dekat dasar tangkai daun atau pangkal daun. Daerah pengguguran ini secara histologi dapat dibedakan dengan jaringan yang lain yaitu bagian luarnya ditandai dengan adanya lekukan dangkal atau adanya perbedaan warna epidermis.

Sistem pembuluh dalam daerah pengguguran ini biasanya terpusat di tengah. Perkembangan sklerenkim dan kolenkim kurang baik atau bahkan tidak ada. Pada daerah pengguguran terdapat dua lapisan pemisah, tempat terjadinya pelepasan organ dan merupakan lapisan pelindung dari kekeringan dan masuknya parasit.

Di daerah absisi tersebut terjadi perubahan sitologi dan biokimiawi dalam sel di daearah pemisah yang akhirnya memisahkan daun dari cabangnya. Pada kebanyakan daun, bunga, dan buah dan beberapa batang, persiapan lapisan absisi terjadi sewaktu ontogeni. Namun, lapisan absisi bisa juga terjadi langsung setelah ada kondisi yang merangsang absisi. Padadaerah absisi, jaringan tersklerifikasi sering tereduksi dan jaringan pembuluh terkondensasi di tengah,bukan di tepi. Pada beberapa spesies, daerah absisi seperti itu terdapat di tempat pertemuan tangkai dan sendi daun.

Secara histologi, pemisahan atau absisi terjadi melalui tahap histologi sebagai berikut:

1) Pecahnya sel empulur

2) Pembelahan sel dalam korteks

3) Diferensiasi dan pembesaran sel

4) Pemecahan sel pembuluh dan korteks

Tanggalnya daun atau gugurnya daun tidak perlu selalu berasosiasi dengan peristiwa pelarutan dinding sel atau lamela tengah. Di kebanyakan monokotil dan beberapa dikotil basah, tekanan fisik mengakibatkan pemisahan daun.

Banyak penelitian telah dilakukan terhadap zat pengatur absisi. Senyawa yang paling dikenal adalah auksin dan etilen. Auksin menghambat absisi jika dibubuhkan setelah daerah absisi dibentuk, namun belum mengalami pelemahan struktural. Auksin juga dapat menghambat pembentukan zona absisi. Nampaknya, etilen merupakan senyawa yang memacu lengkapnya peristiwa absisi. Karena senyawa etilen digunakan untukmerusak dinding sel dan proses enzim respirasi. Peroksidase mengakibatkan peningkatan sintesis etilen, dan fosfatase berasosiasi dengan peristiwa penuaan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Daun merupakan organ tanaman yang berfungsi untuk fotosintesis. Secara umum anatomi tumbuhan terbagi menjadi 3 jaringan yaitu:Epidermis, Mesofil, dan Berkas Pembuluh. Epidermis berfungsi sebagai pelindung, dan di salah satu bagiannya terdapat stomata yang berfungsi sebagai jalan masuk dan keluar air serta gas seperti CO2 dan O2. Mesofil terdiri atas jaringan parenkim palisade dan parenkim spons, yang mengandung klorofil dan otomatis berfungsi dalam berfotosintesis. Sedangkan berkas pembuluh yang didalamnya terdapat xylem dan floem tentunya berfungsi dalam pengangkutan atau transportasi air serta hasil fotosintesis.

Pada tumbuhan yang hidup di daerah kering dan di air anatomi daunnya beradaptasi dengan lingkungannya. Pada tumbuhan yang hidup didaerah kering, daun mereduksi menjadi ukuran yang kecil, selnya berdinding tebal, seringkali ditutupi trikoma, dan mempunyai banyak jaringan penyimpan air serta memiliki tingkat transpirasi yang tinggi. Sedangkan pada tumbuhan yang hidup di air epidermisnya tidak berfungsi sebagai pelindung melainkan sebagai jalan keluar masuknya air,pertukaran gas, dan pengeluaran nutrisi. Pada mesofil terdapat lebih banyak gelembung-gelembung atau ruang udara.

Perkembangan daun terjadi melalui beberapa tahapan sebagai berikut inisiasi (tahap permulaan), diferensiasi awal,perkembangan sumbu (aksis) daun, dan perkembangan helai daun. Pertumbuhannya ini selain dipengaruhi oleh faktor genetis, juga dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar tumbuhan itu sendiri.DAFTAR PUSTAKAWikipedia.com

www.google.comfile:///F:/materi%20anfistum%20daun/MAKALAH%20ANATOMI%20DAUN%20_%20Blog%20Syantri%20Jayanti%20(%20Anty%20).htmfile:///F:/materi%20anfistum%20daun/Ciri-Ciri%20dan%20Perbedaan%20Tumbuhan%20Dikotil%20dan%20Monokotil%20-%20Materi%20SMA%20Online.htmTUGAS ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN

DAUN

OLEH :

NAMA

: EDHY FEBRI SUTIOSO

LD. MUH. HIDAYAT HAOFU

NABILA SARASWATI HENDRA

NURLELA SUNDARI Z.

DEVITA SUBA MAIRI

FARADILA CAHYANI RIDWAN

PUTRI CHANDRA SARI

RISNAWATI

MASNA

SALBIA

RINI

KELAS

:A

KELOMPOK :IIIJURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2015S