dasar teori percobaan i

8
OPTIMASI METODE ANALISA OBAT I. Tujuan Praktikum 1. Memahami langkah-langkah analisa obat di dalam darah 2. Mampu melakukan validasi metode analisis obat di dalam darah II. Dasar Teori Biofarmasetika adalah ilmu yang mempelajari hubungan sifat fisiko kimia formulasi obat terhadap biavaibilitas obat. Bioavaibilitas menyatakan kecepatan dan jumlah obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik . oleh karena bioavailabilitas suatu obat mempengaruhi daya terapetik, aktivitas klinik dan aktivitas toksik obat, maka mempelajari biofarmasetika sangat penting. Biofarmasetika bertujuan untuk mengatur pelepasan obat sedemikian obat ke sirkulasi sistemik agar diperoleh pengobatan yang optimal pada kondisi klinik tertentu. (Leon Shargel, 2005) Farmakokinetik meneliti perjalanan obat, mulai dari saat pemberianya, bagaimana absorbsi dari usus transport dalam darah, dan distribusinya ketempat kerjanya dan jaringan lainya. Begitu pula bagaimana perombakannya (biotransformasi) dan akhirnya diekskresi oleh ginjal. Singkatnya

Upload: dian-fajar

Post on 09-Dec-2015

250 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

dasar teori biofar

TRANSCRIPT

Page 1: Dasar Teori PERCOBAAN I

OPTIMASI METODE ANALISA OBAT

I. Tujuan Praktikum

1. Memahami langkah-langkah analisa obat di dalam darah

2. Mampu melakukan validasi metode analisis obat di dalam darah

II. Dasar Teori

Biofarmasetika adalah ilmu yang mempelajari hubungan sifat fisiko kimia formulasi

obat terhadap biavaibilitas obat. Bioavaibilitas menyatakan kecepatan dan jumlah obat aktif

yang mencapai sirkulasi sistemik . oleh karena bioavailabilitas suatu obat mempengaruhi

daya terapetik, aktivitas klinik dan aktivitas toksik obat, maka mempelajari biofarmasetika

sangat penting. Biofarmasetika bertujuan untuk mengatur pelepasan obat sedemikian obat

ke sirkulasi sistemik agar diperoleh pengobatan yang optimal pada kondisi klinik tertentu.

(Leon Shargel, 2005)

Farmakokinetik meneliti perjalanan obat, mulai dari saat pemberianya, bagaimana

absorbsi dari usus transport dalam darah, dan distribusinya ketempat kerjanya dan jaringan

lainya. Begitu pula bagaimana perombakannya (biotransformasi) dan akhirnya diekskresi

oleh ginjal. Singkatnya farmakokinetik mempelajari segala sesuatu tindakan yang

dilakukan tubuh terhadap obat.

(Tjan Hoan Tjay, 2007)

Validasi merupakan suatu proses yang terdiri atas paling tidak 4 langkah nyata, yaitu :

(1) validasi perangkat lunak (software validation), (2) validasi perangkat keras / instrument

(nstrument / hardware validation), (3) validasi metode, dan (4) kesesuaian system (system

suitability).

Proses validasi dimulai dengan peangkat lunak yang tervalidasi dan system yang

terjamin dikembangkan Akhirnya, vslidasi total diperoleh dengan melakukan kesesuaian

Page 2: Dasar Teori PERCOBAAN I

sistem. Masing-masing tahap dalam proses validasi ini merupakan suatu proses yang secara

keseluruhan bertujuan untuk mencapai kesuksesan validasi.

Pada pengembangan metode analisis nya didasarkan pada literature yang sudah ada

menggunakan instrument yang sama atau hamper sama. Saat ini jarang kita temui

pengembangan suatu metode (misal KCKT) yang tidak menggunakan pendekatan dengan

menghubungkan atau membandingkan metode yang eksis. Ada beberapa alas an valid

untuk mengembangkan suatu metode analisis , yaitu :

1. Tidak ada metode yang sesuai untuk analit tertentu dalam matriks sampel tertentu.

2. Metode yang adaerlalu banyak menimbulkan kesalahan atau metode yang sudah ada

tidak realibel.

3. Metode yang sudah ada terlalu mahal, membutuhkan banyak waktu, banyak

energi,atau tidak dapat diotomatisasikan.

4. Metode yang telah adatidak memberikan sensitifitasatau spesifisitas yang

mencukupi pada sampel yang dituju.

5. Instrumendan teknik yang lebih baru memberikan kesempatan untuk meningkatkan

kinerja metode tersebut, yang meliputi peningkatan identifikasi analit, peningkatan

batas deteksi, serta akurasi dan presisi yang lebih baik.

6. Ada suatu kebutuhan untuk mengembangkan metode alternative, baik untuk alasan

legal atau alas an saintifik.

Pada optimasi, serangkaian kondisi awal yang muncul pada tahap pertama

pengembangan metode harus dimaksimalkan (resolusi, bentuk puncak, jumlah lempeng,

asimetri, kapasitas, waktu elusi, batas deteksi, batas kuantifikasi, dan keseluruhan

kemampuan untuk melakukan kuantifikasi analit tertentu yang dikehendaki).

Pada tahap validasi, suatu usaha harus dikerahkan untuk mendemonstrasikan bahwa

metode bekerja dengan sampel yang mengandung analit tertentu, pada suatu konsentrasi

yang diharapkan dalam suatu matriks sampel, dengan tingkat presisi dan akurasi yang

tinggi. Validasi metode yang sempurna hanya dapat terjadi jika metode tersebut sudah

dikembangkan dan sudah dioptimasi.

(Prof. Dr. Ibnu Gholib Gandjar, DEA., Apt., 2007 )

Teknik analisis hanya merujuk pada pengukuran dan evaluasi hasil pengukuran.

Metode analisis merujuk pada penetapan kadar senyawa tertentu dan evaluasi hasil

Page 3: Dasar Teori PERCOBAAN I

pengukuran, sedangkan prosedur analisis merupakan serangkaian proses mulai dari

penyiapan sampel sampai evaluasi hasil pengukuran. Keseluruhan tahap atau langkah

prosedur analisis dapat diringkas sebagai berikut:

a. Definisi masalah

Definisi masalah terkait dengan informasi analisis yang berhubungan dengan tingkat

akurasi yang dibutuhkan. Selain itu menyangkut berapa lama waktu yang dibutuhkan,

biaya diperlukan, ketersediaan alat, bahan, dan pelarut yang dibutuhkan untuk analisis.

b. Pemilihan teknik dan metode analisis.

Pemilihan teknik dan metode analisis terbaik yang akan digunakan untuk analisis sampel

harus diperhatikan, apakah akan menggunakan kromatografi, spektrofotometri, titrimetri,

atau yang lain.

c. Pengambilan sampel

Sampel harus dapat mewakili materi yang akan dianalisis secara utuh. Masalah

pengambilan sampel merupakan hal yang tidak boleh dipandang ringan karena dari cara

kita mengambil sampel itulah diperoleh hasil analisis.

d. Pra-perlakuan sampel atau pengkondisian

Pengubahan analit ke bentuk yang sesuai sehingga analisis dapat dideteksi atau dapat

diukur harus juga diperhatikan. Tahap ini berkaitan dengan metode pemisahan. Pemilihan

teknik-teknik pemisahan untuk suatu situasi yang spesifik tergantung pada sejumlah

faktor. Pemilihan teknik ini umumnya didasari pada ketelitian dan ketepatan hasil analisis

yang diperlukan.

e. Pengukuran analit yang diperlukan

Berbagai sifat fisika kimia dapat digunakan sebagai suatu cara identifikasi kualitatif dan

pengukuran kuantitatif atau keduanya.

f. Perhitungan dan interpretasi data analisis

Suatu analisis dapat dikatakan selesai jika hasil-hasilnya dinyatakan sedemikian rupa

sehingga si peminta analisis (customer) dapat memahami artinya.

Metode analisis

Suatu metode analisis terdiri atas serangkaian langkah yang harus diikuti untuk tujuan

analisis kuantitatif, kualitatif, dan informasi struktur dengan menggunakan teknik

Page 4: Dasar Teori PERCOBAAN I

tertentu. Dalam setiap analisis, pemilihan suatu metode analisis harus memperhatikan

faktor-faktor sebagai berikut:

1. Tujuan analisis, biaya yang dibutuhkan, serta waktu yang diperlukan.

2. Level analit yang diharapkan dan batas deteksi yang diperlukan.

3.Macam sampel yang akan dianalisis serta pra-perlakuan sampel yang dibutuhkan.

4. Jumlah sample yang dianalisis.

5. Ketepatan dan ketelitian yang diinginkan untuk analisis kuantitatif.

6. Ketersediaan bahan rujukan, senyawa baku, bahan-bahan kimia, dan pelarut yang

dibutuhkan.

7. Peralatan yang tersedia.

8. Kemungkinan adanya gangguan pada saat deteksi atau pada saat pengukuran sampel.

Metode yang baik harus memenuhi beberapa kriteria yaitu metode harus:

1. Peka (sensitive), artinya metode harus dapat digunakan untuk menetapkan kadar

senyawa dalam kosentrasi yang kecil.

2. Tepat (precise), artinya metode tersebut menghasilkan suatu hasil analisis yang sama

atau hampir sama dalam satu seri pengukuran.

3. Teliti (accurate), artinya metode dapat menghasilkan nilai rata-rata (mean) yang sangat

dekat

dengan nilai senenarnya(true value).

4. Selektif, artinya untuk menetapkan kadar tertentu, metode tersebut tidak banyak

terpengaruh oleh adanya senyawa lain.

5. Kasar (rugged), artinya adanya perubahan komposisi pelarut atau variasi lingkungan

tidak menyebabkan perubahan hasil analisis.

6. Praktis, artinya metode tersebut mudah dikerjakan serta tidak banyak memerlukan

waktu dan biaya.

Walaupun untuk memenuhi semua persyaratan di atas sulit dicapai, namun sekurang-

kurangnya metode analisis harus memenuhi syarat ketepatan, ketelitian, dan selektivitas.

Page 5: Dasar Teori PERCOBAAN I

(Sudjadi, 2008)

Heparin

Heparin merupakan polimer dari mukoiti nester-sulfat dam memiliki BM paling besar,

yakni rata-rata 15.000-18.000 D (alton). LMWH adalah heparin yang telah dipecah

(difraksionasi) dengan BM 4.000-6.500, seperti enoxaparin dan nadroparin. Fraksi heparin

ini memiliki panjang rantai berbeda-beda. Dalam hubungan ini, heparin juga disebut UFH

9Un-Fractionated Heparin). Efek antitrombotik dari LMWH tergantung dari besar

molekulnya; semakin besar BM, semakin kuat dan cepat kerjanya.

LMWH ternyata sama efektifnya dengan UFH pada thrombosis dan emboli paru, lagi

pula bekerja lebih efektif mengenai inaktivasi system pembekuan darah. Selain ini, LMWH

memiliki bio-availability biologis serta kinetic yang lebih baik, juga lebih mudah

penggunaannya. LMWH yang lebih baru adalah reviparin (Clivarin), tinzaparin (Innohep),

dan danaparoide (orgaran).

(Drs. Tan Hoan Tjay & Drs. Kirana Rahardja, 2007)

Pustaka

Gholib Gandjar, Ibnu, Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Shargel, Leon dan B. C Andrew. 2005.Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan.Surabaya:

Airlangga University Press.

Sudjadi.2008.Kimia Farmasi Analisis.Yogyakarta: Pustaka pelajar Yogyakarta.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2007. Obat-Obat Penting.Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.