unjuk kerja kincir angin propeler tiga sudu … · unjuk kerja kincir angin propeler tiga sudu ......
TRANSCRIPT
i
UNJUK KERJA KINCIR ANGIN PROPELER TIGA SUDU
BERBAHAN DASAR KAYU BERLAPIS PELAT SENG
DENGAN SUDU-SUDU DARI BELAHAN DINDING SILINDER
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-1
Program Studi Teknik Mesin
Oleh :
YULIUS HENDRA FAJAR PRAMONO
NIM : 125214080
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PERFORMANCE OF PROPELLER THREE BLADES
WIND MILL WICH IS MAINLY MADE OF ZINC LAYERED
WOOD WITH A BLADE OF CYLINDER WALL CLEAVAGE
FINAL PROJECT
Presented as partitial fulfilment of the requirement
to obtain the Sarjana S-1 degree
Student Program in Mechanical Enginering
by
YULIUS HENDRA FAJAR PRAMONO
Student Number : 125214080
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
INTISARI
Seiring berjalannya waktu, kebutuhan energi manusia akan terus meningkat
seiring meningkatnya populasi manusia. Dengan meningkatnya populasi manusia
maka sumber daya energi akan lebih cepat terkuras dan lambat laun akan menipis
dan akhirnya habis. Pemanfaatan energi terbarukan saat ini sangat dibutuhkan
sebagai pengganti bahan bakar minyak yang semakin terbatas. Keterbatasan
produksi bahan bakar minyak menjadikan harga bahan bakar naik. Salah satu
energi terbarukan yang dapat dikembangkan di Indonesia adalah pemanfaatan
energi angin. Tujuan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui unjuk kerja kincir
angin propeler tiga sudu dengan variasi sudut sektor lingkaran pada pangkal sudu
kincir, yakni 70˚, 80˚, dan 90˚. Dari model tersebut akan dicari koefisian daya
maksimal yang paling baik.
Model kincir angin yang digunakan adalah kincir angin propeler tiga sudu
mengunakan bahan triplek yang dibungkus dengan pelat seng sebagai kulit
luarnya berdiameter 80 cm. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sebuah
terowongan angin (wind tunnel) di Laboratorium Konversi Energi Universitas
Sanata Dharma.Variasi yang diambil adalah sudut sektor lingkaran pada pangkal
kincir, yakni 70˚, 80˚ dan 90˚. Data yang diambil saat penelitian adalah kecepatan
angin, putaran poros dan beban torsi.
Hasil penelitian kincir angin poros horizontal dengan variasi kemiringan
sudu menunjukkan bahwa kincir angin dengan sudut potong sudu 70°
menghasilkan koefisien daya maksimal 30% pada tip speed ratio 2,8. Kincir angin
dengan sudut potong sudu 80° menghasilkan koefisien daya maksimal 23% pada
tip speed ratio 2,1. Kincir angin dengan sudut potong sudu 90° menghasilkan
koefisien daya maksimal 27% pada tip speed ratio 2,4. Kincir angin dengan sudut
potong 70˚ menghasilkan koefisien daya dan tip speed ratio paling tinggi
dibandingkan variasi sudut potong sudu 80˚ dan 90˚ yaitu dengan Cp maksimal
30% pada tip speed ratio 2,8.
Kata kunci: koefisien daya, daya kincir, torsi. Tip sped ratio.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat yang
diberikan dalam penyusunan Tugas Akhir ini sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
Tugas Akhir ini merupakan sebagai salah satu syarat yang wajib untuk
setiap mahasiswa Jurusan Teknik Mesin. Tugas Akhir ini dilaksanakan dalam
rangka memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana S-1 pada Jurusan
Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Berkat bimbingan, dukungan dan nasihat dari berbagai pihak, akhirnya
Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini dengan
segenap kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. Selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ir. PK. Purwadi, M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ir. Rines, M.T. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
4. Doddy Purwadianto, M.T. selaku Kepala Laboratorium Teknik Mesin
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. Bapak Yohanes Sukidi dan Ibu Anastasya Ruliyanti, S.Pd. selaku orang tua
yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, biaya, serta doa sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat menjadi
kado kecil untuk jasa besar kalian selama ini.
6. Semua sahabat saya dan Teknik Mesin USD yang sudah memotivasi dalam
menulis skripsi ini dengan semangat alunan musik band metal.
7. Teman-teman angkatan 2010, 2011, 2012 dan 2014 Teknik Mesin Universitas
Sanata Dharma atas bantuan dan kebersamaan kita selama ini.
8. Semua pihak lain yang telah membantu dan mendukung penulis baik secara
langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR SIMBOL
Simbol Keterangan
A Luas penampang (m2)
Cp Koefisien daya (%)
d Diameter kincir (m)
Ek Energi kinetik (joule)
F Gaya pengimbang (N)
m Massa (kg)
ṁ Massa udara yang
mengalir per satuan waktu
(kg/s)
N Kecepatan putar kincir
(rpm)
Pin Daya angin (watt)
Pout Daya kincir (watt)
r Panjang lengan torsi (m)
R Jari-jari
T Torsi (N.m)
tsr tip speed ratio
V Kecepatan angin(m/s)
ρ Massa jenis udara (kg/m3
ω Kecepatan sudu (rda/s)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
TITLE PAGE ....................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
DAFTAR DEWAN PENGUJI ............................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR .................................................. v
LEMBAR PUBLIKASI ...................................................................................... vi
INTISARI ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR SIMBOL ............................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.5 Manfaat penelitian .................................................................................... 4
BAB II DASAR TEORI ..................................................................................... 5
2.1 Konsep Dasar Angin ............................................................................... 5
2.2 Kincir Angin ............................................................................................. 5
2.2.1 Kincir Angin Poros Horizontal ................................................................ 6
2.2.2 Kincir Angin Poros Vertikal .................................................................... 9
2.3 Rumus Perhitungan ................................................................................ 11
2.3.1 Daya Angin ............................................................................................ 11
2.3.2 Torsi Kincir ............................................................................................ 12
2.3.3 Daya Kincir ............................................................................................ 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2.3.4 Tip Speed Ratio ...................................................................................... 15
2.3.5 Koefisien Daya ....................................................................................... 15
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 16
3.1 Bahan Untuk Penelitian .......................................................................... 16
3.2 Alat Untuk Penelitian ............................................................................. 18
3.3 Bentuk Sudu Kincir ................................................................................ 19
3.4 Variabel Penelitian ................................................................................. 25
3.5 Variabel yang Diukur ............................................................................. 26
3.6 Parameter yang Dihitung ........................................................................ 26
3.7 Langkah Percobaan ................................................................................ 26
3.8 Langkah Pengolahan Data ...................................................................... 28
BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 30
4.1 Data Percobaan ...................................................................................... 30
4.2 Perhitungan ............................................................................................. 32
4.2.1 Perhitungan Daya Angin (Pin) ................................................................ 32
4.2.2 Perhitungan Daya Kincir (Pout) ............................................................... 33
4.2.3 Perhitungan Tip Speed Ratio .................................................................. 34
4.2.4 Perhitungan Koefisien Daya Kincir (Cp) ............................................... 34
4.3 Data Hasil Perhitungan .......................................................................... 34
4.4 Grafik Hasil Perhitungan dan Pembahasan ............................................ 38
4.5 Grafik dari Hasil Perhitumgan 3 variasi kemiringan sudu ..................... 46
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 47
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 47
5.2 Saran ....................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 49
LAMPIRAN ....................................................................................................... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kincir Angin Propeler Tiga Sudu ................................................. 6
Gambar 2.2 Kincir Angin Dutch four arms ...................................................... 7
Gambar 2.3 Kincir Angin American Multi Blade ............................................ 7
Gambar 2.4 Kincir Angin Savonius ................................................................. 9
Gambar 2.5 Kincir Angin Darrieus ................................................................ 10
Gambar 2.6 Grafik hubungan antara koefisien daya (Cp) Dengan Tip
Speed Ratio (tsr) dari beberapa jenis kincir ................................ 13
Gambar 3.1 Bentuk belahan sudu pada permukaan selimut tabung ............... 20
Gambar 3.2 Bentuk sudu kincir penampang
dinding silinder dengan sudut 70˚ ............................................... 21
Gambar 3.3 Bentuk sudu kincir penampang
dinding silinder dengan sudut 80˚ ............................................... 22
Gambar 3.4 Bentuk sudu kincir penampang
dinding silinder dengan sudut 90˚ ............................................... 23
Gambar 3.5 Mal pembentukan sektor sudut kelengkungan sudu .................. 24
Gambar 3.6 Model sudu dan rotor yang dirancang untuk penelitian ............. 25
Gambar 3.7 Skema susunan alat untuk pengujian ......................................... 27
Gambar 4.1 Hubungan putaran poros dan torsi pada kincir dengan
sudut sektor lingkaran pangkal sudu 700
.................................... 38
Gambar 4.2 Hubungan daya output dan torsi pada kincir dengan
sudut sektor lingkaran pangkal sudu 700
.................................... 39
Gambar 4.3 Hubungan koefisien daya (Cp) dan tip speed ratio (tsr) pada
kincir dengan sudut sektor lingkaran pangkal sudu 70˚ .............. 39
Gambar 4.4 Hubungan putaran poros dan torsi pada kincir dengan
sudut sektor lingkaran pangkal sudu 800
.................................... 41
Gambar 4.5 Hubungan daya output dan torsi pada kincir dengan
sudut sektor lingkaran pangkal sudu 800
.................................... 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Gambar 4.6 Hubungan koefisien daya (Cp) dan tip speed ratio (tsr) pada
kincir dengan sudut sektor lingkaran pangkal sudu 80˚ .............. 42
Gambar 4.7 Hubungan putaran poros dan torsi pada kincir dengan
sudut sektor lingkaran pangkal sudu 900
.................................... 43
Gambar 4.8 Hubungan daya output dan torsi pada kincir dengan
sudut sektor lingkaran pangkal sudu 900
.................................... 44
Gambar 4.9 Hubungan koefisien daya (Cp) dan tip speed ratio (tsr) pada
kincir dengan sudut sektor lingkaran pangkal sudu 90˚ .............. 44
Gambar 4.10 Hubungan koefisien daya (Cp) dan tip speed ratio (tsr)
untuk variasi sudut sektor lingkaran pada
pangkal sudu kincir 700, 80
0 dan 90
0 ......................................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Data percobaan kincir dengan sudut sektor
lingkaran pangkal sudu 700 ......................................................... 30
Tabel 4.2. Data percobaan kincir dengan sudut sektor
lingkaran pangkal sudu 800 ......................................................... 31
Tabel 4.3. Data percobaan kincir dengan sudut sektor
lingkaran pangkal sudu 900 ......................................................... 31
Tabel 4.4. Data perhitungan kincir sudut sektor
lingkaran pangkal sudu 700 ........................................................ 35
Tabel 4.5. Data perhitungan kincir sudut sektor
lingkaran pangkal sudu 800 ........................................................ 36
Tabel 4.6. Data perhitungan kincir sudut sektor
lingkaran pangkal sudu 900 ........................................................ 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring berjalannya waktu, kebutuhan energi manusia akan terus meningkat
seiring meningkatnya populasi manusia. Dengan meningkatnya populasi manusia
maka sumber daya energi fosil akan lebih cepat terkuras dan lambat laun akan
menipis dan akhirnya habis. Pemanfaatan energi terbarukan saat ini sangat
dibutuhkan sebagai pengganti bahan bakar minyak yang semakin terbatas.
Keterbatasan produksi bahan bakar minyak menjadikan harga bahan bakar minyak
naik.
Pada dasarnya, kebutuhan manusia terhadap energi semakin meningkat.
Setelah dimulainya revolusi industri, orang mulai menggunakan sumber energi
yang tidak dapat diperbaharui, sumber dayanya yaitu bahan bakar fosil, batu bara,
gas alam dan minyak bumi. Bahan bakar fosil ini merupakan sumber daya energi
konvensional dan tidak dapat diperbarui dan jumlahnya terbatas. Dengan hal ini,
timbul kecemasan manusia terhadap sumber daya konvensional yang tidak dapat
diperbarui. Untuk mempertahankan eksistensi manusia di bumi ini, harus dicari
energi alternatif untuk menggantikan energi bahan bakar fosil, salah satu contoh
energi alternatif pengganti fosil yaitu energi angin. (Astu Pudjanarso & Djati
Nursuhud, 2006 )
Salah satu energi terbarukan yang dapat dikembangkan di Indonesia adalah
pemanfaatan energi angin. Potensi pemanfaatan energi angin di Indonesia masih
terbuka luas karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pantai di setiap pulaunya, demikian juga potensi kecepatan angin yang
dimiliki juga cukup besar. Pemanfaatan energi angin di Indonesia belum optimal
dan penggunaannya masih belum efektif, maka diperlukan suatu mekanisme yang
tepat untuk memanfaatkan energi angin menjadi energi yang tepat guna, salah
satunya adalah mengubah energi angin menjadi energi listrik.
1.2 Perumusan Masalah
Masalah yang ingin dipecahkan dalam Tugas Akhir ini adalah :
1. Angin adalah salah satu sumber energi yang berlimpah, gratis, memiliki
potensi untuk dikembangkan dan tidak menimbulkan banyak dampak
negatif bagi lingkungan dan manusia namun belum dimanfaatkan
secara optimal.
2. Bentuk kincir dan material yang baik dengan bantuan generator akan
mampu menghasilkan listrik sehingga efisiensi yang didapat bisa lebih
maksimal.
3. Pengaruh besar sudut kelengkungan pada pangkal sudu kincir angin
propeler tiga sudu terhadap torsi dan koefisien daya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
1.3 Batasan Masalah
Pembuatan kincir angin dengan memperhatikan batasan – batasan sebagai
berikut :
1. Model kincir angin yang digunakan adalah kincir angin propeler tiga
sudu mengunakan bahan dasar triplek (plywood) yang dibungkus
dengan pelat seng sebagai kulit luarnya dengan diameter 80 cm.
2. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sebuah terowongan angin
(wind tunnel) di Laboratorium Konversi Energi Universitas Sanata
Dharma.
3. Sudu kincir dibuat dari belahan dinding silinder dengan sudut sektor
lingkaran pada pangkal sudu kincir, yakni 70˚, 80˚ dan 90˚.
4. Data yang diambil pada saat penelitian adalah kecepatan angin,
putaran poros kincir dan gaya pengimbang torsi.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan Tugas Akhir ini adalah :
1. Merancang dan membuat kincir angin propeler tiga sudu yang terbuat
dari bahan dasar triplek (plywood) yang dibungkus dengan pelat seng.
2. Mengetahui unjuk kerja kincir angin propeler tiga sudu berdiameter
kincir 80 cm dengan sudu -sudu dibentuk dari belahan dinding silinder
dengan tiga variasi sudut sektor lingkaran pada pangkal sudu kincir,
yakni 70˚, 80˚, dan 90˚.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
3. Mengetahui model kincir angin yang menghasilkan koefisien daya
maksimal paling tinggi diantara model – model yang diteliti.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat pembuatan kincir angin adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan pengetahuan mengenai energi terbarukan khususnya
energi angin dan pemanfaatannya.
2. Penghematan bahan bakar fosil dan penggantinya adalah kincir angin
untuk menjaga dan melestarikan bumi ini.
3. Memperluas dan menambah pengetahuan tentang pembuatan kincir
angin dari bahan triplek dan pelat seng.
4. Memacu pengembangan energi angin dengan bahan yang murah dan
sederhana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Konsep Dasar Angin
Energi angin merupakan energi yang berasal dari alam, angin adalah udara
yang bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke tekanan udara yang lebih
rendah. Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh perbedaan suhu udara akibat
pemanasan atmosfir yang tidak merata oleh sinar matahari kemudian terjadi suatu
perputaran udara. Dengan demikian bisa kita analisis bahwa energi angin
merupakan energi yang berasal dari perbedaan suhu antara udara panas dan
dingin.
(http://afifharuka.blogspot.com/2012/12/energi-angin-sebagai-sumberdaya.html)
2.2 Kincir Angin
Kincir angin adalah sebuah alat yang mampu mengkonversi energi angin
menjadi energi mekanik dalam arti lain bisa digunakan untuk menangkap atau
memperoleh energi angin. Kincir angin dipergunakan tidak hanya sebagai
penumbuk biji – bijian dan memompa air untuk mengairi sawah tetapi dapat juga
dikonversikan menjadi tenaga listrik.
Berdasarkan posisi porosnya, kincir angin dibedakan menjadi dua kelompok
utama, yaitu: kincir angin poros horizontal dan kincir angin poros vertical.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2.2.1 Kincir Angin Poros Horizontal
Kincir angin ini memiliki poros utama sejajar dengan tanah dan arah poros
utama sesuai dengan arah angin. Kincir ini terdiri dari sebuah menara sedangkan
kincir berada pada puncak menara tersebut. Poros kincir dapat berputar 3600
terhadap sumbu vertikal untuk menyesuaikan arah angin.
Ada beberapa jenis kincir angin horizontal yang sudah umum dikenal dan
dikembangkan:
1. Kincir Angin Propeler Tiga Sudu
Gambar 2.1 Kincir Angin Propeler Tiga Sudu
(Sumber : http://nenxtyas.files.wordpress.com/2013/01/
Windmill.jpg)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Kincir Angin Dutch Four Arm
Gambar 2.2 Kincir Angin Dutch four arm
(Sumber: http://en.wiktionary.org/wiki/windmill)
3. Kincir Angin American Multi Blade
Gambar 2.3 American Multi Blade
(Sumber :http://en.wikipedia.org/wiki/File:
Water_Pumping_Wind_Mill.jpg )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Kelebihan dan kekurangan kincir angin poros horizontal:
1. Kelebihan
a. Dasar menara yang tinggi memberikan akses ke angin yang lebih kuat.
b. Mampu mengkonversikan energi angin pada kecepatan tinggi.
c. Memberikan kinerja yang lebih baik pada produksi energi
dibandingkan dengan turbin angin dengan sumbu vertikal.
2. Kekurangan
a. Menara yang tinggi serta bilah yang panjangnya bisa mencapai 90
meter sulit diangkut. Diperkirakan besar biaya transportasi bisa
mencapai 20% dari seluruh biaya peralatan turbin angin.
b. Kincir yang tinggi sulit dipasang, membutuhkan derek yang sangat
tinggi dan mahal serta dibutuhkan operator yang terampil.
c. Konstruksi menara yang besar dibutuhkan untuk menyangga bilah-
bilah yang berat, gearbox, dan generator.
d. Kincir membutuhkan mekanisme kontrol tambahan untuk
membelokkan kincir ke arah angin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2.2.2 Kincir Angin Poros Vertikal
Kincir ini memiliki poros/sumbu rotor utama yang disusun tegak lurus.
Kelebihan utama susunan ini adalah kincir tidak harus diarahkan ke angin agar
menjadi efektif. Kelebihan ini sangat berguna di tempat-tempat yang arah
anginnya sangat bervariasi. Kincir ini mampu memanfaatkan angin dari berbagai
arah.
Dengan sumbu yang vertikal, generator serta gearbox bisa ditempatkan di
dekat tanah, jadi menara tidak perlu menyokongnya dan lebih mudah diakses
untuk keperluan perawatan.
Ada beberapa jenis kincir angin horisontal yang sudah umum dikenal dan
dikembangkan:
1. Kincir Angin Savonius
Gambar 2.4 Kincir Angin Savonius
(Sumber: http://cleangreenenergyzone.com/cardboard-
Savonius-wind-turbine-/)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Kincir Angin Darrieus
Gambar 2.5 Kincir Angin Darrieus
(Sumber:http://.wikipedia.org/wiki/
Darrieus_wind_turbine)
Kekurangan dan kelebihan kincir angin poros vertikal
1. Kelebihan
a. Tidak membutuhkan struktur menara yang besar.
b. Dasar menara yang tinggi membolehkan akses ke angin yang lebih
kuat di tempat-tempat yang memiliki geseran angin (perbedaan antara
laju dan arah angin) antara dua titik yang jaraknya relatif dekat di
dalam atmosfir bumi. Di sejumlah lokasi geseran angin, setiap sepuluh
meter ke atas, kecepatan angin meningkat sebesar 20%.
c. Kincir ini tidak harus diubah posisinya jika arah angin berubah.
d. Kincir ini bisa diletakkan lebih dekat ke tanah, membuat pemeliharaan
bagian-bagiannya yang bergerak jadi lebih mudah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Kekurangan
a. Kebanyakan kincir ini memproduksi energi hanya 50% dari efisiensi
kincir angin poros horisontal karena drag tambahan yang dimilikinya
saat kincir berputar.
b. Kebanyakan kincir ini mempunyai torsi awal yang rendah, dan
membutuhkan energi untuk mulai berputar.
c. Sebuah kincir angin poros vertikal yang menggunakan kabel untuk
menyanggahnya memberi tekanan pada bantalan dasar karena semua
berat rotor dibebankan pada bantalan. Kabel yang dikaitkan ke puncak
bantalan meningkatkan daya dorong ke bawah saat angin bertiup.
2.3 Rumus-Rumus Perhitungan
2.3.1 Daya Angin
Energi yang terdapat pada angin adalah energi kinetik, sehingga secara
umum disampaikan pada Persamaan (1):
Ek =
m v
2 (1)
dengan Ek adalah energi kinetik (J), m adalah massa udara (kg), dan v adalah
kecepatan angin (m/s).
Daya merupakan energi per satuan waktu, maka dari Persamaan di atas
dapat dituliskan:
Pin =
v2
(2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dengan adalah daya yang dihasilkan angin, J/s (watt), adalah massa udara
yang mengalir per satuan waktu, (kg/detik), v adalah kecepatan angin, (m/detik).
Massa udara yan mengalir per satuan waktu adalah:
ṁ = ρ A v (3)
dengan ρ adalah massa jenis udara (1,18 kg/ ) pada suhu sekitar 28˚C, A adalah
luas penampang yang membentuk sebuah lingkaran (m2).
Dengan menggunakan Persamaan (3), maka daya angin (Pin) dapat
dirumuskan menjadi : Pin =
(ρ A v) v
2
disederhanakan menjadi : Pin =
ρ A v
3 (4)
2.3.2 Torsi Kincir Angin
Torsi adalah gaya yang bekerja pada poros yan dihasilkan oleh gaya dorong
pada sumbu kincir, dimana gaya dorong ini memiliki jarak terhadap sumbu poros
yang berputar . Persamaannya:
T = F.r (5)
Dengan T adalah torsi dinamis yang dihasilkan dari putaran poros (Nm), F
adalah gaya pada poros akibat dari puntiran (N), dan r adalah jarak lengan torsi
ke poros (m).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2.3.3 Daya Kincir Angin
Daya kincir angin adalah daya yang dihasilkan oleh poros kincir akibat daya
angin yang melintasi sudu-sudu kincir. Pada tahun 1919 seorang fisikawan
Jerman, Albert Betz, menyimpulkan bahwa tidak akan pernah ada turbin angin
yang dapat mengkonversi energi kinetik angin ke dalam bentuk energi yang
menggerakkan rotor (kinetik) lebih dari16/27 (59,3%). Dan hingga hari ini hal
tersebut dikenal dengan Betz Limit atau Hukum Betz. Batasan ini tidak ada
hubungannya dengan ketidakefisienan pada generator, tapi lebih kepada bentuk
turbin angin itu sendiri. (http://donyaenergi.blogspot.com/2013/02/betz-limit-
hukum-betz-pada-energi-angin.html)
Gambar 2.6 menunjukkan karakteristik dari beberapa tipe kincir.
Gambar 2.6 Diagram Cp vs tsr
(Sumber: Johnson, 2006, hal. 18)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Umumnya perhitungan daya gerak melingkar dapat dituliskan dengan
Persamaan :
P = T.ω (6)
dengan T adalah torsi dinamis (Nm), ω adalah kecepatan sudut (rad/s).
Kecepatan sudut (ω) didapat dari :
ω = n.rpm =
=
=
rad/detik
Dengan demikian daya yang dihasilkan oleh kincir dinyatakan dengan
persamaan :
Pout = T.ω
Pout = T
watt (7)
dengan Pout adalah daya yang dihasilkan kincir angin (watt), n adalah putaran
poros (rpm).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2.3.4 Tip Speed Ratio (tsr)
Tip Speed Ratio (tsr) adalah perbandingan antara kecepatan ujung sudu
kincir angin yang berputar dengan kecepatan angin.
Rumus kecepatan diujung sudu ( ) adalah:
( ) = .r
dengan adalah kecepatan ujung sudu, adalah kecepatan sudut (rad/detik), dan
adalah jari-jari kincir (m).
Sehingga tsr nya dapat dirumuskan dengan:
tsr =
(8)
dengan r adalah jari-jari kincir angin (m), n adalah putaran poros (rpm), v adalah
kecepatan angin (m/detik).
2.3.5 Koefisien Daya (Cp)
Koefisien daya (Cp) adalah perbandingan antara daya yang dihasilkan oleh
kincir ( ) dengan daya yang disediakan oleh angin ( ), sehingga dapat
dirumuskan:
Cp =
(9)
dengan adalah koefisien daya (%), adalah daya yang dihasilkan oleh
kincir (watt), adalah daya yang dihasilkan oleh angin (watt).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
Pembuatan kincir dan penelitian pengambilan data dilakukan di
Laboratorium Konversi Energi Universitas Sanata Dharma dengan dua tahap,
yaitu pembuatan kincir pada tanggal 5 Agustus 2014 – 4 Oktober 2014 dan
penelitian pada tanggal 8 Oktober 2014 – 10 Oktober 2014.
3.1 Bahan Untuk Penelitian
Bahan-bahan yang diperlukan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bahan untuk sudu kincir.
Sudu-sudu kicir angin terbuat dari kayu, tepatnya dari papan triplek (plywood)
dengan ketebalan 3 mm.
b. Bahan untuk pengikat pangkal sudu kincir.
Pengikat pangkal-pangkal sudu sebagian besar menggunakan kayu atau
tripleks dengan ketebalan 10 mm, kemudian dilapisi dengan cairan resin agar
lebih padat dan keras.
c. Bahan untuk poros utama kincir.
Poros utama kincir yang dipasang tetap pada naf kincir dan ditahan oleh dua
bantalan tiang penahan pada tiang penahan kincir, menggunakan pipa pejal
silinder dari alumunium berdiameter ¾ inchi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
d. Bahan-bahan untuk tiang penahan kincir.
Tiang penahan kincir dibuat dari pipa baja berdiameter 1 inci. Di tengah-
tengah tiang terdapat rumah bantalan untuk tumpuan poros kincir dengan
desain dari papan baja dengan ketebalan 6 mm.
e. Bahan untuk pelapis sudu.
Sudu-sudu yang dibuat dilapisi dengan papan seng tipis berukuran 0.25 mm,
supaya menahan triplek yang sudah dibentuk lengkungan agar lebih kuat.
f. Bahan untuk perekat dan pembuat sektor sudut lengkungan.
Dalam proses perekatan antara celah potongan pada sektor kelengkungan
papan triplek, digunakan serbuk kayu halus yang ditaburkan pada seluruh
bagian celah potongan sektor kelengkungan. Serbuk kayu pada celah sektor
kelengkungan tersebut ditetes dengan lem G agar menjadi keras serta dapat
merekatkan dan menutup celah pada sektor kelengkungan dengan hasil yang
kokoh.
g. Bahan untuk rotor.
Rotor terbuat dari bahan kayu triplek yang dilapisi dengan seng tipis sehingga
memperkokoh dalam menopang sudu saat dirakit dengan rotor.
h. Bahan untuk penyambung, pengikat dan lain-lain.
1. Baut-baut berdiameter 4 mm, dan 6 mm dengan mur dan ring.
2. Pipa alumunium berdiameter ½ inchi untuk poros penghubung rotor
kincir dan mekanisme pengereman.
3. Paku ½ inchi dan 1 inchi.
4. Lem G dipadu dengan serbuk gergaji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
3.2 Alat Untuk Penelitian
Alat-alat yang digunakan untuk penelitian ini meliputi beberapa bagian,
yaitu:
a. Alat kerja utama :
1. Mesin bubut
2. Mesin bor
3. Gergaji
4. Mesin Gerinda
5. Palu
b. Alat kerja tambahan dan alat bantu pengukuran :
1. Terowongan angin yang dilengkapi blower, untuk mengatur kondisi angin;
2. Anemometer untuk pengukuran kecepatan angin yang dihasilkan blower;
3. Tachometer untuk pengukuran putaran kincir;
4. Mekanisme pengereman atau alat ukur gaya tangensial.
5. Neraca pegas untuk pengukuran pembebanan yang diberikan pada saat
pengereman yang diasumsikan sebagai pengimbang torsi dinamis.
6. Mekanisme pengereman berfungsi sebagai pemberi beban putaran kincir
untuk mendapatkan data torsi dan daya kincir.
c. Tiang penahan kincir di dalam terowongan angin.
Rangka penahan kincir angin yang akan dibuat dalam penelitian ini adalah
seperti yang ditunjukan dalam gambar 1. Secara garis besar rangka penahan
yang dipasang dalam terowongan angin ini terdiri atas tiga bagian, yakni
tumpuas atas, tumpuan bawah dan rumah bantalan tempat kedudukan poros
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kincir. Terdapat dua bantalan yang akan dipasang di depan dan belakang
rumah bantalan. Kedua bantalan ini digunakan untuk menumpu poros utama
kincir angin.
d. Naf (hub) penjepit pangkal sudu kincir.
Piringan pada naf dibuat dari tripleks setebal 10 mm. Pada alat ini terdapat
penjepit yang dibuat dari dua pasangan pelat siku alumunium
berukuran 3 cm x 1,5 cm x 8 cm.
e. Poros utama kincir
Poros kincir yang dibuat berbahan dasar baja dengan bentuk dan ukuran yang
sudah disesuaikan dengan kincir. Poros ini dipasang pada naf atau pusat kincir
dan selanjutnya sebagian ujungnya (ujung belakang) dipasang pada tiang
penyangga kincir melalui dua bantalan berdiameter 15 mm.
3.3 Bentuk Sudu Kincir
Sudu-sudu kincir yang dipilih memiliki penampang dinding silinder yang
dibedakan dalam tiga variasi. Pangkal sudu (root) dibuat tiga variasi porsi busur
lengkung atau sudut sektor (α), yakni 70o, 80
o,dan 90
o bagian dari belahan dinding
sebuah tabung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gambar 3.1. Bentuk belahan sudu pada permukaan dinding silinder.
Kesamaan pada ketiga variasi sudu ini adalah :
1. Diameter silinder 15 cm.
2. Panjang sudu sebesar 37 cm.
3. Lebar ujung sudu 4,5 cm
4. Menggunakan cetakan yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Dalam penelitian ini, dinding silinder tabung dibentuk dari potongan atau
segmen yang diambil setiap 10o dari bagian tabung dengan menggunakan pelat
plywood (triplek) dengan tebal triplek 3 mm, seperti yang ditunjukan pada
Gambar 3.1 untuk pembentukan belahan dinding tabung silinder.
Pada gambar di bawah ini adalah bentuk sudu yang sudah dibentuk dari
potongan dinding silinder.
Gambar 3.2. Bentuk sudu kincir penampang dinding silinder dengan sudut 70˚
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Gambar 3.3. Bentuk sudu kincir penampang dinding silinder dengan sudut 80˚
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Gambar 3.4. Bentuk sudu kincir penampang dinding silinder dengan sudut 90˚
Pelapisan pada permukaan cekung menggunakan pelat seng tipis dengan
cara direkatkan secara rapat dengan papan triplek. Setelah merekat dengan rapat,
sisi permukaan triplek pada bagian cembung diberi garis acuan sesuai dengan
ukuran potongan yang sudah ditentukan sesuai rancangan. Kemudian garis disayat
dengan menggunakan cutter sesuai garis yang dibuat pada bagian sisi cembung
triplek. Setelah semua garis tersayat, sudu akan mudah dibentuk menjadi
lengkung. Sehingga permukaan cekung sudu setelah menempel dengan rapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
selanjutnya dapat dilengkungkan dengan menggunakan paku atau scriber marking
yang digoreskan pada garis yang sudah dicetakkan pada sisi cekung pelat seng.
Dalam proses pembentukan kelengkungan sudu supaya mendapatkan bentuk
sesuai dengan sektor sudut yang dirancang maka diperlukan sebuah cetakan atau
mal. Setelah sudu sudah terpotong sesuai dengan sektor sudut masi-masing
kemudian sudu di mal. Pada proses pengeleman pada celah garis sayatan sisi
cembung ditaburi dengan serbuk kayu dan ditetes dengan lem G, supaya
kelengkungan dapat permanen hasilnya dan menghasilkan lengkungan yang keras.
Gambar 3.5. Mal pembentukan sektor sudut kelengkungan.
Setelah pembuatan sudu-sudu, kemudian sudu-sudu dirakit sehingga
membentuk rotor kincir. Rotor-rotor kincir yang dibuat memiliki tiga sudu.
Bentuk tipikal dan ukuran garis besar model rotor kincir yang akan dibuat adalah
seperti yang ditunjukan dalam Gambar 3.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Gambar 3.6. Model sudu dan rotor yang dirancang untuk penelitian.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang harus ditentukan sebelum melakukan penelitian
adalah sebagi berikut :
1. Variasi sektor sudut kelengkungan sudu kincir permukaan silindris
adalah: 700, 80
0, dan 90
0.
2. Variasi sudu dinding tabung yang akan menampilkan sudu dengan
tegak lurus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
3.5 Variabel Yang Diukur
Sesuai dengan tujuan, variabel yang akan diukur adalah sebagai berikut:
1. Kecepatan angin (v)
2. Gaya pengimbang (F)
3. Putaran poros kincir (n)
3.6 Parameter Yang Dihitung
Untuk mendapatkan karakteristik yang didapat dalam penelitian
menggunakan parameter sebagai berikut:
1. Daya angin ( )
2. Daya kincir ( )
3. Koefisien daya (Cp)
4. Tip Speed Ratio (tsr)
3.7 Langkah Percobaan
Pengambilan data kecepatan angin, beban, dan kecepatan putar poros kincir
dilakukan secara bersama-sama. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
Konversi Energi Prodi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma dengan
memakai sebuah terowongan angin yang dilengkapi dengan sebuah blower
berkapasitas 5,5 kW. Skema susunan alat-alat uji dalam proses penelitian ini
adalah seperti yang ditunjukan dalam Gambar 3.7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Gambar 3.7. Skema susunan alat untuk pengujian.
Blower digunakan untuk menarik udara masuk ke dalam terowongan angin.
Proses pengukuran bisa dilakukan saat kondisi di dalam terowongan sudah siap.
Parameter yang divariasikan (sebagai variabel) adalah beban pengereman yang
diberikan pada mekanisme rem yang setiap kali pengujian gaya tangensial akibat
aksi pengereman diatur besarnya dengan memakai neraca pegas. Dengan
demikian, setiap kali pengujian, beban torsi yang diberikan pada poros kincir
dapat dihitung besarnya.
Parameter-parameter yang diukur dalam setiap kali pengujian adalah
kecepatan angin, putaran poros kincir dan temperature udara, kecepatan angin
diukur dengan menggunakan anemometer yang dipasang sekitar 1 m di depan
rotor kincir. Putaran poros atau rotor kincir diukur dengan menggunakan
takometer (tachometer). Pada neraca pegas dipasangkan tali pengait yang akan
dihubungkan dengan sistem pembebanan. Dalam satu siklus (running) pengujian,
pengambilan data pengukuranselalu diawali dari tanpa beban atau tanpa
pengereman, selanjutnya dengan beban yang secara bertahap ditambah sedikit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
demi sedikit samapai kincir berhenti berputar. Untuk satu model rotor kincir
dilakukan tiga kali (tiga siklus) pengujian.
3.8 Langkah Pengolahan Data
Data-data yang diperoleh dari hasil pengukuran diolah melalui beberapa
tahapan. Untuk setiap siklus pengujian, dari kecepatan angin (vw) terukur, daya
yang disediakan angin (Pw) dihitung dengan menggunakan Pers. (1). Gaya
tangensial hasil pengukuran dikalikan dengan panjang lengan torsi (l) yang diatur
sepanjang 10 cm untuk menghasilkan torsi yang membebani poros kincir. Torsi
terhitung selanjutnya dikalikan dengan kecepatan sudut (ω) yang diperoleh dari
hasil pengukuran putaran poros kincir (n) akan menghasilkan outputdaya mekanis
(Po) yang dihasilkan oleh kincir atau mengikuti Pers. (2). Berikutnya koefisien
daya (Cp) dapat dihitung dengan membandingkan output daya (Po) dan daya yang
disediakan angin (Pw) atau seperti yang dinyatakan dalam Pers. (3). Kemudian,
menghitung nilai tip speed ratio (tsr) berdasarkan Pers. (4). Dengan demikian
nilai-nilai Cp dan tsr yang dihasilkan dari satu kali pengujian ini berlaku untuk
sebuah kondisi kecepatan angin dan pembebanan tertentu. Cara analisis yang
sama dilakukan untuk menghitung nilai-nilai Cp dan tsr untuk kondisi yang lain.
Bila nilai Cp dan tsr untuk semua kondisi pembebanan telah dihitung, maka
langkah selanjutnya adalah menggambarkan sebuah grafik yang telah menunjukan
hubungan Cp dan tsr untuk satu model kincr angin tertentu. Grafik yang dihasilkan
secara tipikal akan berbentuk kurva hiperbola, yang memiliki nilai Cp puncak.
Kurva hubungan Cp dan tsr umumnya dapat didekati dengan persamaa kwadratis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Nilai-nilai Cp puncak (Cpmax) inilah yang dijadikan sebagai perbandingan diantara
model-model kincir yang diteliti, karena menunjukan efisiensi maksimum dari
sebuah kincir dalam mengkonversikan daya kinetic angin menjadi daya mekanis
yang dihasilkan kncir. Grafik hubungan Cp dan tsr ini disajikan serupa seperti
yang umum digunakan dalam pustaka-pustaka untuk menunjukan karakteristik
dari tipe-tipe kincir yang telah dikenal, seperti yang ditunjukan dalam Gambar
2.6.
Pengolahan data untuk penelitian ini seluruhnya akan dilakukan dengan
menggunakan spreadsheet Microsoft Excel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Percobaan
Hasil pengujian kincir angin, yang meliputi : kecepatan angin (m/detik),
putaran poros (rpm), gaya pengimbang (N), dan α (°) disajikan pada Tabel 4.1, 4,2
dan 4,3. Pengambilan data kincir dengan sektor lingkaran pangkal sudu 70˚, 80˚
dan 90˚ dengan kecepatan angin 8,5 m/detik.
Tabel 4.1 Data percobaan kincir dengan sudut sektor lingkaran pangkal sudu 700
No Putaran Poros (rpm) Gaya Pengimbang (N)
1 938 0
2 830 2,8
3 795 3,7
4 758 4,3
5 740 4,9
6 721 5,6
7 712 6,2
8 639 7,2
9 629 8,2
10 600 8,8
11 572 9,4
12 518 9,7
13 501 9,8
14 461 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Tabel 4.2 Data percobaan kincir dengan sudut sektor lingkaran pangkal sudu 800
No Putaran Poros (rpm) Gaya Pengimbang (N)
1 710,7 0
2 665,8 2,2
3 648,2 3
4 630,1 4
5 592,7 5
6 547,6 5,8
7 520,1 6,2
8 508,2 7,2
9 473,1 7,8
10 459,4 8,4
11 433 9,4
12 410,7 9,8
13 364 10,6
14 361 11
15 357,7 11,4
Tabel 4.3 Data percobaan kincir dengan sudut sektor lingkaran pangkal sudu 900
No Putaran Poros (rpm) Gaya Pengimbang (N)
1 770 0
2 716,3 2
3 692,5 3
4 668,8 4
5 620,2 4,4
6 617,8 5,6
7 590 6,4
8 580,6 7
9 571,2 7,4
10 533,6 8,2
11 517,2 9
12 488,4 9,8
13 425,5 10,2
14 411,6 10,8
15 380 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
4.2 Perhitungan
Langkah-langkah perhitungan dapat dilihat pada contoh sampel yang
diambil dari Tabel.
4.2.1 Perhitungan Daya Angin
Daya yang dihasilkan angin pada kincir angin dengan A= 0,503 dan
kecepatan angin 8 m/detik, dapat dicari dengan menggunakan Persamaan (4).
Pin = 0,5 . ⍴ . A .v3
= 0,5 . 1,18 . 0,503 (8,5 m/detik)3
= 182,22 watt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
4.2.2 Daya Kincir
Daya yang dihasilkan oleh kincir angin dapat dicari dengan menggunakan
Persamaan (5), untuk mendapatkan daya kincir harus diketahui kecepatan sudut
dan torsi. Maka perlu dicari terlebih dahulu menggunakan Persamaan (6) dan
Persamaan (7) :
Maka kecepatan sudut dan torsi kincir adalah:
ω =
=
= 86,970 rad/detik
T = F.r
= 2,74 . 10/100
= 0,274 Nm
Pout = T.ω
= 0,274 Nm. 86,97 rad/detik
= 23,865 watt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
4.2.3 Tip Speed Ratio
Untuk mengetahui besarnya perbandingan kecepatan ujung kincir dengan
kecepatan angin atau tip speed ratio dapat dicari dengan memakai Persamaan (8) :
tsr =
=
= 4,093 rad/detik
4.2.4 Koefisien Daya Kincir
Koefisien daya kincir dapat dicari dengan menggunakan Persamaan (9) :
Cp =
100 %
=
100%
= 12,9 %
4.3 Data Hasil Perhitungan
Parameter yang diperoleh dari penelitian diolah dengan menggunakan
Microsoft Excell untuk menampilkan hubungan besarnya Torsi yang dihasilkan
oleh kincir angin untuk setiap posisi kemiringan sudu (Grafik 4.1; 4.4; 4.7),
besarnya daya output untuk setiap posisi kemiringan sudu (Grafik 4.2; 4.5; 4.8),
koefisien daya dan tip sped ratio (Grafik 4.3; 4.6; 4.9 pada saat pengambilan
data).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel 4.4 Data perhitungan kincir sudut sektor lingkaran pangkal sudu 700 dengan
V = 8,5 m/detik dan Pin = 182 watt.
No.
Gaya
Pengimbang
(gr)
Putaran
Kincir
n (rpm)
Gaya
F
(N)
Torsi
T
(Nm)
Kec.Sudut
ω
(rad/detik)
Daya
Output
Po
(Watt)
TSR Cp
(%)
1 0 938 0,00 0,00 98,2 0,0 4,6 0,0
2 280 831 2,74 0,27 87,0 23,9 4,1 13,1
3 370 794,6 3,63 0,36 83,2 30,2 3,9 16,6
4 430 758 4,21 0,42 79,4 33,5 3,7 18,4
5 490 740 4,80 0,48 77,5 37,2 3,6 20,4
6 560 721 5,49 0,55 75,5 41,5 3,6 22,8
7 620 712 6,08 0,61 74,5 45,3 3,5 24,9
8 720 639 7,06 0,71 66,9 47,2 3,1 25,9
9 820 629 8,04 0,80 65,9 52,9 3,1 29,1
10 880 600 8,62 0,86 62,8 54,2 3,0 29,7
11 940 572 9,21 0,92 59,9 55,2 2,8 30,3
12 970 518 9,51 0,95 54,3 51,6 2,6 28,3
13 980 501 9,60 0,96 52,5 50,4 2,5 27,7
14 1000 461 9,80 0,98 48,3 47,3 2,3 26,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 4.5 Data perhitungan kincir sudut sektor lingkaran pangkal sudu 800 dengan
V = 8,5 m/detik dan Pin = 182 watt.
No.
Gaya
Pengimbang
(gr)
Putaran
Kincir
n (rpm)
Gaya
F
(N)
Torsi
T
(Nm)
Kec.Sudut
ω (rad/s)
Daya
Output
Po
(Watt)
TSR
Cp
(%)
1 0 710 0 0 74,4 0 3,50 0,0
2 220 666 2,16 0,22 69,7 15 3,28 8,3
3 300 648 2,94 0,30 67,9 19 3,19 11,0
4 400 630 3,92 0,40 65,9 25,9 3,11 14,2
5 500 593 4,90 0,50 62,1 30, 2,92 16,7
6 580 548 5,68 0,57 57,3 32,5 2,70 17,9
7 620 520 6,08 0,60 54,5 33,1 2,56 18,2
8 720 508 7,06 0,71 53,2 37,5 2,50 20,6
9 780 473 7,64 0,76 49,5 37,8 2,33 20,8
10 840 459 8,23 0,82 48,1 39,6 2,26 21,7
11 940 433 9,21 0,92 45,3 42,0 2,13 22,9
12 980 411 9,60 0,96 43,1 41,3 2,02 22,7
13 1060 364 10,4 1,04 38,1 39,6 1,79 21,7
14 1100 361 10,8 1,08 37,8 40,7 1,78 22,4
15 1140 358 11,2 1,12 37,5 41,8 1,76 23,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 4.6 Data perhitungan kincir sudut sektor lingkaran pangkal sudu 900 dengan
V = 8,5 m/detik dan Pin = 182 watt
No.
Gaya
Pengimbang
(gr)
Putaran
Kincir
n (rpm)
Gaya
F
(N)
Torsi
T
(Nm)
Kec.Sudut ω
(rad/detik)
Daya
Output
Po
(Watt)
TSR
Cp
(%)
1 0 770 0 0 80,6 0 3,80 0,0
2 200 716 1,96 0,20 75,0 14,7 3,53 8,1
3 300 692 2,94 0,29 72,5 21,3 3,41 11,7
4 400 669 3,92 0,39 70,0 27,4 3,30 15,1
5 440 620 4,31 0,43 64,9 28,0 3,05 15,4
6 560 618 5,49 0,55 64,7 35,5 3,04 19,5
7 640 590 6,27 0,63 61,8 38,7 2,90 21,3
8 700 581 6,86 0,69 60,8 41,7 2,86 22,9
9 740 571 7,25 0,72 59,8 43,4 2,81 23,8
10 820 5334 8,04 0,80 55,9 44,9 2,63 24,7
11 900 517 8,82 0,89 54,2 47,8 2,54 26,2
12 980 488 9,60 0,96 51,1 49,1 2,40 27,0
13 1020 425 10,0 1,00 44,6 44,5 2,10 24,5
14 1080 412 10,6 1,06 43,1 45,6 2,03 25,0
15 1100 380 10,8 1,08 39,8 42,9 1,90 23,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
4.4 Grafik Hasil perhitungan dan Pembahasan
Dari data yang telah diperoleh, kemudian diolah kembali ke dalam bentuk
grafik untuk mengetahui hubungan antara torsi (N.m) dengan kecepatan putar
kincir (rpm), daya yang dihasilkan kincir (Pout) dengan kecepatan putar kincir
(rpm) dan koefisien daya kincir (Cp) dengan tip speed ratio (tsr). Grafik yang
disajikan untuk setiap variasi percobaan dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Gambar 4.1 Hubungan putaran poros dan torsi pada kincir dengan
sudut sektor lingkaran pangkal sudu 700
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
1100
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1
pu
tara
n p
oro
s (r
pm
)
torsi (N.m)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Gambar 4.2 Hubungan daya output dan torsi pada kincir dengan
sudut sektor lingkaran pangkal sudu 700
Gambar 4.3 Hubungan koefisien daya (Cp) dan tip speed ratio (tsr) pada
kincir dengan sudut sektor lingkaran pangkal sudu 70˚
0
10
20
30
40
50
60
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1
day
a o
utp
ut
( w
att
)
torsi (N.m)
0
5
10
15
20
25
30
35
0 1 2 3 4 5
Cp
( %
)
tsr
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.1, bahwa semakin besar kecepatan
putar kincir maka semakin kecil torsi yang dihasilkan. Semakin kecil kecepatan
putar kincir maka semakin besar torsi yang dihasilkan. Untuk kecepatan angin 8,5
m/s, torsi maksimal yang dihasilkan 0,98 N.m dan kecepatan putar maksimal
yang tercapai adalah 938 rpm.
Gambar 4.2. memperlihatkan bahwa daya (Pout) berbanding lurus dengan
torsi (T), jika torsi semakin besar maka daya yang dihasilkan juga akan semakin
besar, dan sebaliknya jika daya torsi semakin kecil maka daya yang dihasilkan
juga kecil. Untuk kecepatan angin 8,5 m/detik, daya maksimal dicapai pada Torsi
0,98 N.m sebesar 55,2 watt.
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.3. dapat dilihat bahwa semakin
besar tsr maka semakin beasr Cp yang dihasilkan, sampai kondisi tertentu
(maksimal) kemudian Cp mengecil. Untuk kecepatan angin 8,5 m/s, hubungan
antara Cp dengan tsr menunjukan nilai maksimal Cp 30% pada tsr 2,8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Gambar 4.4 Hubungan putaran poros dan torsi pada kincir dengan
sudut sektor lingkaran pangkal sudu 800
Gambar 4.5 Hubungan daya output dan torsi pada kincir dengan
sudut sektor lingkaran pangkal sudu 800
0
100
200
300
400
500
600
700
800
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2
pu
tara
n p
oro
s (r
pm
)
torsi (N.m)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
day
a o
utp
ut
(Watt
)
torsi (N.m)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 4.6 Hubungan koefisien daya (Cp) dan tip speed ratio (tsr) pada
kincir dengan sudut sektor lingkaran pangkal sudu 80˚
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.4, bahwa semakin besar kecepatan
putar kincir maka semakin kecil torsi yang dihasilkan. Semakin kecil kecepatan
putar kincir maka semakin besar torsi yang dihasilkan. Untuk kecepatan angin 8,5
m/detik, torsi maksimal yang dihasilkan 11,2 N.m dan kecepatan putar maksimal
yang tercapai adalah 710 rpm.
Gambar 4.5. memperlihatkan bahwa daya (Pout) berbanding lurus dengan
torsi (T), jika torsi semakin besar maka daya yang dihasilkan juga akan semakin
besar, dan sebaliknya jika daya torsi semakin kecil maka daya yang dihasilkan
juga kecil. Untuk kecepatan angin 8,5 m/detik, daya maksimal dicapai pada Torsi
11,2 N.m sebesar 42 watt.
0
5
10
15
20
25
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Cp
( %
)
tsr
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.6. dapat dilihat bahwa semakin
besar tsr maka semakin beasr Cp yang dihasilkan, sampai kondisi tertentu
(maksimal) kemudian Cp mengecil. Untuk kecepatan angin 8,5 m/(detik),
hubungan antara Cp dengan tsr menunjukan nilai maksimal Cp 23% pada tsr 2,1.
Gambar 4.7 Hubungan putaran poros dan torsi pada kincir dengan
sudut sektor lingkaran pangkal sudu 900
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
pu
tara
n p
oro
s (r
pm
)
torsi (N.m)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 4.8 Hubungan daya output dan torsi pada kincir dengan
sudut sektor lingkaran pangkal sudu 900
Gambar 4.9 Hubungan koefisien daya (Cp) dan tip speed ratio (tsr) pada
kincir dengan sudut sektor lingkaran pangkal sudu 900
0
10
20
30
40
50
60
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 1.1 1.2
day
a o
utp
ut
(watt
)
torsi (N.m)
0
5
10
15
20
25
30
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Cp
( %
)
tsr
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.7, bahwa semakin besar kecepatan
putar kincir maka semakin kecil torsi yang dihasilkan. Semakin kecil kecepatan
putar kincir maka semakin besar torsi yang dihasilkan. Untuk kecepatan angin 8,5
m/s, torsi maksimal yang dihasilkan 1,08 N.m dan kecepatan putar maksimal
yang tercapai adalah 770 rpm.
Gambar 4.8. memperlihatkan bahwa daya (Pout) berbanding lurus dengan
torsi (T), jika torsi semakin besar maka daya yang dihasilkan juga akan semakin
besar, dan sebaliknya jika daya torsi semakin kecil maka daya yang dihasilkan
juga kecil. Untuk kecepatan angin 8,5 m/s, daya maksimal dicapai pada Torsi 1,08
N.m sebesar 49,1 watt.
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.9. dapat dilihat bahwa semakin
besar tsr maka semakin besar Cp yang dihasilkan, sampai kondisi tertentu
(maksimal) kemudian Cp mengecil. Untuk kecepatan angin 8,5 m/s, hubungan
antara Cp dengan tsr menunjukan nilai maksimal Cp 27% pada tsr 2,4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
4.5 Grafik dari hasil perhitungan 3 variasi kemiringan sudu.
Gambar 4.10 Hubungan koefisien daya (Cp) dan tip speed ratio (tsr) untuk
variasi sudut sektor lingkaran pada pangkal sudu kincir 700, 80
0, dan 90
0
Gambar 4.10 memperlihatkan bahwa koefisien daya (Cp) maksimal
diperoleh dengan kemiringan sudu 700, yaitu 30,3 % pada tip speed ratio (tsr) 2,8.
Kemiringan sudu 700 adalah sudut yang terbaik jika dibandingkan dengan
kemiringan sudu 800, dan 90
0.
30.3
23.0
27.0
0
5
10
15
20
25
30
35
0 1 2 3 4 5
Cp
( %
)
tsr
70
80
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pengujian model kincir angin propeler tiga sudu dengan variasi sektor
lingkaran pada sudu pangkal kincir dengan pembagian sudut 70°, 80°, dan 90°
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Telah berhasil dibuat kincir angin propeler tiga sudu menggunakan variasi
sudut sektor lingkaran pada pangkal sudu kincir dengan pembagian sudut
70˚, 80˚ dan 90˚ berbahan dasar kayu jenis tripleks (plywood) dengan
diameter sudu kincir yaitu 80 cm.
2. Kincir angin dengan sudut potong sudu 70° menghasilkan koefisien daya
maksimal 30% pada tip speed ratio 2,8. Kincir angin dengan sudut potong
sudu 80° menghasilkan koefisien daya maksimal 23% pada tip speed ratio
2,1. Kincir angin dengan sudut potong sudu 90° menghasilkan koefisien
daya maksimal 27% pada tip speed ratio 2,4.
3. Kincir angin dengan sudut potong 70˚ menghasilkan koefisien daya dan tip
speed ratio paling tinggi dibandingkan variasi sudut potong sudu 80˚ dan
90˚ yaitu dengan koefisien daya maksimal 30% pada tip speed ratio 2,8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
5.2 Saran
Setelah dilakukan penelitian ada beberapa hal yang dapat menjadi saran
untuk penelitian selanjutnya :
1. Perbanyak variasi untuk pembuatan sudu dan pengambilan data.
2. Untuk pembuatan sudu gunakan bahan dan desain yang bervariasi agar
mendapatkan efisiensi yang lebih tinggi.
3. Memperhatikan semua sudu agar sama beratnya, dan pemasangan sudu
harus presisi (kemiringan sudu satu dengan sudu yang lainnya).
4. Harus benar – benar memperhatikan konstruksi bahan yang akan
digunakan untuk pembuatan kincir angin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Arifudin, Momon, 2010, Model Kincir Angin Poros Vertikal Dengan Empat Sudu
Datar Empat Ruang yang Dapat Membentang dan Mengatup Secara
Otomatis,Tugas Akhir, Teknik Mesin, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta,
Betz Limit (Hukum Betz) pada Energi Angin
http://donyaenergi.blogspot.com/2013/02/betz-limit-hukum-betz-pada-
energi-angin.html
Energi Non konvensional “EnergiAngin”
http://afifharuka.blogspot.com/2012/12/energi-angin-sebagai-
sumberdaya.html
Pemanfaatan Energi Angin
http://www.anneahira.com/pemanfaatan-energi-angin.htm
Pudjanarso, A & Nursuhud, D, 2006, Mesin Konversi Energi,
Yogyakarta: Andi offset,
Turbin Angin
http://id.wikipedia.org/wiki/Turbin_angin
Uses of Savonius wind turbines
http://cleangreenenergyzone.com/cardboard-Savonius-wind-turbine-/
Yesaya, Yudha, 2013, Unjuk Kerja Kincir Angin Poros Horizontal
Berbahan PVC Dengan VariasiI Kemiringan Sudu, Tugas Akhir,
Teknik Mesin, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
Gambar L.1. Skema Alat
Gambar L.2. Terowongan Angin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Gambar L.3. Fan Blower
Gambar L.4. Mekanisme Pengereman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Gambar L.5. Neraca Pegas
Gambar L.6. Anemometer Gambar L.7. Tachometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Gambar L.8. Skema alat saat pengujian berlangsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI