dasar teori

23
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 KENCUR (Kaempferia galanga L) Kencur (Kaempferia galanga L) merupakan tanaman tropis yang banyak tumbuh diberbagai daerah di Indonesia sebagai tanaman yang dipelihara. Tanaman ini banyak digunakan sebagai ramuan obat tradisional dan sebagai bumbu dalam masakan sehingga para petani banyak yang membudidayakan tanaman kencur sebagai hasil pertanian yang diperdagangkan dalam jumlah yang besar. Bagian dari tanaman kencur yang diperdagangkan adalah buah akar yang tinggal didalam tanah yang disebut dengan rimpang kencur atau rizoma (Soeprapto,1986). 2.1.1 Klasifikasi Kencur (Kampferia galanga Linn) Tanaman kencur (Kaempferia galanga Linn) memiliki klasifikasi sebagai berikut : Kingdom : Tumbuhan (Plantae) Subkingdom : Tumbuhan berpembuluh (Tracheobionta) Super Divisi : Menghasilkan biji (Spermatophyta) Divisi : Tumbuhan berbunga (Magnoliophyta) Kelas : Berkeping satu (Liliopsida) Sub Kelas : Commelinidae Ordo : Zingiberales Famili : Suku jahe-jahean (Zingiberaceae) Genus : Kaempferia Spesies : Kaempferia galanga Linn (Mus, 2008)

Upload: aprilia-ristian

Post on 05-Jan-2016

31 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

bahan alam

TRANSCRIPT

Page 1: Dasar Teori

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 KENCUR (Kaempferia galanga L)

Kencur (Kaempferia galanga L) merupakan tanaman tropis yang banyak tumbuh

diberbagai daerah di Indonesia sebagai tanaman yang dipelihara. Tanaman ini banyak

digunakan sebagai ramuan obat tradisional dan sebagai bumbu dalam masakan sehingga para

petani banyak yang membudidayakan tanaman kencur sebagai hasil pertanian yang

diperdagangkan dalam jumlah yang besar. Bagian dari tanaman kencur yang diperdagangkan

adalah buah akar yang tinggal didalam tanah yang disebut dengan rimpang kencur atau

rizoma (Soeprapto,1986).

2.1.1 Klasifikasi Kencur (Kampferia galanga Linn)

Tanaman kencur (Kaempferia galanga Linn) memiliki klasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Tumbuhan (Plantae)

Subkingdom : Tumbuhan berpembuluh (Tracheobionta)

Super Divisi : Menghasilkan biji (Spermatophyta)

Divisi : Tumbuhan berbunga (Magnoliophyta)

Kelas : Berkeping satu (Liliopsida)

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Suku jahe-jahean (Zingiberaceae)

Genus : Kaempferia

Spesies : Kaempferia galanga Linn

(Mus, 2008)

2.1.2 Nama lain Kencur (Kampferia galanga Linn)

Di Indonesia kencur dikenal dengan berbagai macam nama, tergantung dari berbagai

daerah tempat tanaman ini tumbuh. Karena kencur dapat tumbuh di berbagai daerah, maka

namanya juga banyak. Di Sumatera dikenal dengan nama ceuku (Aceh), tekur (Gayo),

kaciwer (Karo), cakue (Minangkabau), dan cokur (Lampung), sedangkan di Jawa dikenal

dengan nama kencur (Jawa), cikur (Sunda), dan Kencor (Madura). Di Sulawesi tanaman ini

dikenal dengan nama batako (Manado), watan (Minahasa), sukhur (Tonsea), humpoto

Page 2: Dasar Teori

(Gorontalo), cakuru (Makasar), dan ceku (Bugis), sedangkan di Sulawesi dikenal dengan

nama batako (Manado), watan (Minahasa), sukhur (Tonsea), humpoto (Gorontalo), cakuru

(Makasar), dan ceku (Bugis). Di Nusa tenggara dikenal dengan nama cekur (Sasak dan

Sumba), sokus (Roti), dan sukung (Timor), sedangkan di Maluku dikenal dengan nama suha

(Seram), assulli (Ambon), dan onegai (Buru). Di Irian dikenal dengan nama ukap (Barus

2009).

2.1.3 KARAKTERISTIK KENCUR

Kencur (Kaempferia galangaL.) termasuk suku tumbuhan Zingiberaceae dan

digolongkan sebagai tanaman jenis empon-empon yang mempunyai daging buah paling lunak

dan tidak berserat. Kencur merupakan terna kecil yang tumbuh subur di daerah dataran

rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Rimpang kencur

mempunyai aroma yang spesifik. Kencur tumbuh dan berkembang pada musim tertentu, yaitu

pada musim penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di kebun yang cukup sinar

matahari, tidak terlalu basah dan di tempat terbuka. Kencur adalah tumbuhan liar di tepi-tepi

kebun, namun sekarang sudah banyak yang dibudidayakan, bahkan secara monokultur.

Tumbuh subur di daerah tropis, di daerah yang banyak turun hujan, di dataran rendah sampai

pegunungan. Tumbuh subur pada tanah yang berwarna hitam dan berpasir, ditempat yang

sedikit terlindung. Banyak dibudidayakan di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Selain itu

juga banyak ditanam di India, Malaysia, Taiwan, dan Cina karena manfaatnya bagi

kesehatan. Bagian yang sering digunakan adalah rimpang dan daunnya.

1. Akar    

       

Bergerombol,bercabang-cabang,serabut putih,cokelat gelap,berkesan mengkilap.

2. Batang                  

Lunak,berpelepah,membentuk rimpang,hitam keabu-abuan.

Page 3: Dasar Teori

3. Daun     

  

Daun kencur berbentuk bulat lebar, tumbuh mendatar diatas permukaan tanah dengan

jumlah daun tiga sampai empat helai. Permukaan daun sebelah atas berwarna hijau

sedangkan sebelah bawah berwarna hijau pucat. Panjang daun berukuran 10 – 12 cm dengan

lebar 8 – 10 cm mempunyai sirip daun yang tipis dari pangkal daun tanpa tulang tulang induk

daun yang nyata (Backer,1986).

4. Bunga   

               

Majemuk,berbentuk tabung,kelopak lanset,panjang kira-kira 4cm, lebar 2-3,5cm,mahkota

panjang 10-19cm,benang sari,putik kecil,putih,tersusun dengan setengah duduk dengan

mahkota bunga  berjumlah antara 4-12 buah,bibir bunga berwarna lembayung dengan warna

putih dominan.

5. Rimpang

Page 4: Dasar Teori

Rimpang kencur terdapat di dalam tanah bergerombol dan bercabang-cabang dengan

induk rimpang di tengah. Kulit ari berwarna coklat dan bagian dalamnya berwarna putih

berair dengan aroma yang tajam. Rimpang yang masih muda berwarna putih kekuningan

dengan kandungan air yang lebih banyak dan rimpang yang lebih tua ditumbuhi akar pada

ruas-ruas rimpang yang berwarna putih kekuningan (Barus 2009).

2.1.4 Kandungan Kimia dari Kencur

Kandungan kimia rimpang kencur telah dilaporkan oleh Afriastini,1990 yaitu (1) etil

sinamat, (2) etil p-metoksisinamat, (3) p-metoksistiren, (4) karen (5) borneol, dan (6) parafin

Diantara kandungan kimia ini, etil p-metoksisinamat merupakan komponen utama dari

kencur (Afriastini,1990). Tanaman kencur mempunyai kandungan kimia antara lain minyak

atsiri 2,4-2,9% yang terjadi atas etil parametoksi sinamat (30%). Kamfer, borneol, sineol,

penta dekana. Adanya kandungan etil para metoksi sinamat dalam kencur yang merupakan

senyawa turunan sinamat (Inayatullah,1997 dan Jani, 1993).

Manfaat yang diperoleh dari penanaman kencur adalah untuk meningkatkan

produktivitas lahan pertanian yang sekaligus menambah penghasilan petani. Dari rimpang

kencur ini dapat diperoleh berbagai macam keperluan yaitu: minyak atsiri, penyedap

makanan minuman dan obat-obatan. Berbagai jenis makanan mempergunakan sedikit

rimpang atau daun kencur sehingga memberikan rasa sedap dan khas yaitu dalam pembuatan

gado-gado, pecal dan urap. Rimpang kencur yang digerus bersama- sama beras kemudian

diseduh dengan air masak dan diberi sedikit gula atau anggur dapat digunakan sebagai

minuman. Minuman ini berguna bagi kesehatan tubuh, jenis minuman ini sudah diperiksa

dipabrik-pabrik berupa minuman beras kencur. Rimpang kencur di pergunakan untuk

meramu obat-obatan tradisional yang sudah banyak di produksi oleh pabrik-pabrik jamu

maupun dibuat sendiri, rimpang mempunyai khasiat obat antara lain untuk menyembuhkan

batuk dan keluarnya dahak, mengeluarkan angin dari dalam perut, bisa juga untuk melindungi

Page 5: Dasar Teori

pakaian dari serangga perusak, caranya rimpang kering kencur disimpan diantara lipatan-

lipatan kain (Afrianstini,1990).

Kencur (Kamferia galanga L) adalah salah satu jenis temu-temuan yang banyak

dimanfaatkan oleh rumah tangga dan industri obat maupun makanan serta minuman dan

industri rokok kretek yang memiliki prospek pasar cukup baik. Kandungan etil p-

metoksisinamat (EPMS) didalam rimpang kencur menjadi bagian yang penting didalam

industri kosmetik karena bermanfaat sebagai bahan pemutih dan juga anti eging atau penuaan

jaringan kulit (Rosita,2007).

2.1.4.1 Senyawa Etil P-Metoksisinamat

Penelitian telah membuktikan kebenaran pengalaman nenek moyang kita bahwa

dalam tanaman kencur memang mengandung senyawa tabir surya yaitu etil p-

metoksisinamat. Etil p-metoksisinamat (EPMS) adalah salah satu senyawa hasil isolasi

rimpang kencur yang merupakan bahan dasar senyawa tabir surya yaitu pelindung kulit dari

sengatan sinar matahari. Senyawa tabir surya terutama yang berasal dari alam dirasa sangat

penting saat ini dimana tidak hanya wanita saja yang memerlukan perlindungan kulit akan

tetapi pria pun memerlukan tabir surya untuk melindungi kulit agar tidak coklat atau hitam

tersengat sinar matahari. Kulit dengan perlindungan akan tampak lebih baik dalam hal warna

yaitu terlihat lebih bersih dan putih (Barus,2009).

EPMS merupakan senyawa aktif yang ditambahkan pada lotion atau pun pada bedak

setelah mengalami sedikit modifikasi yaitu perpanjangan rantai dimana etil dari ester ini

diganti oleh oktil, etil heksil ataupun heptil melalui transesterifikasi maupun esterifikasi

bertahap. Modifikasi yang dilakukan diharapkan mengurangi kepolaran EPMS sehingga

kelarutannya dalam air berkurang yang merupakan salah satu syarat senyawa sebagai tabir

surya, selain dari itu juga untuk mengurangi tingkat bahaya terhadap kulit.

EPMS termasuk turunan asam sinamat, dimana asam sinamat adalah turunan senyawa

phenil propanoad. Senyawa-senyawa yang termasuk turunan sinamat adalah para hidroksi

sinamat (7), 3,4-dihidroksisinamat (8), dan 3,4,5 trimetoksisinamat (9):

Page 6: Dasar Teori

EPMS termasuk kedalam senyawa ester yang mengandung cincin benzene dan gugus

metoksi yang bersifat nonpolar dan juga gugus karbonil yang mengikat etil yang bersifat

sedikit polar sehingga dalam ekstraksinya dapat menggunakan pelarut-pelarut yang

mempunyai variasi kepolaran yaitu etanol, etil asetat, metanol, air dan heksana.

Dalam ekstraksi suatu senyawa yang harus diperhatikan adalah kepolaran antara lain

pelarut dengan senyawa yang diekstrak, keduanya harus memiliki kepolaran yang sama atau

mendekati sama. EPMS adalah suatu ester yang mengandung cincin benzene dan gugus

metoksi yang bersifat nonpolar dan mengandung gugus karbonil yang mengikat etil yang

bersifat agak polar menyebabakan senyawa ini mampu larut dalam beberapa pelarut dengan

kepolaran bervariasi (Taufikhurohmah,2008).

Karena asam sinamat merupakan turunan fenil propanoid maka biosintesanya

termasuk jalur sikimat.

2.1.4.2 Biosintesa p-metoksisinamat

Pembentukan asam shikimat dimulai dengan kondensasi aldol antara suatu tetrosa,

yakni eritrosa, dan asam fosfoenolpiruvat. Pada kondensasi ini, gugus metilen C=CH2 dari

asam fosfoenolpiruvat berlaku sebagai nukleofil dan beradisi dengan gugus karbonil C=O

dari eritrosa, menghasilkan suatu gula yang terdiri dari 7 atom karbon. Selanjutnya, reaksi

yang analog (intramolekuler) menghasilkan asam 5-dehidrokuinat yang mempunyai lingkar

sikloheksana, yang kemudian diubah menjadi asam shikimat. Reaksi pararel yang sejenis

terhadap tirosin yang mempunyai tingkat oksidasi yang lebih tinggi menghasilakn asam p-

kumarat.

Senyawa turunan sinamat termasuk senyawa fenolik alam dari golongan

fenilpropanoid, yakni senyawa-senyawa dengan kerangka dasar karbon C6-C3,terdiri dari

cincin benzen (C6) yang terikat pada ujung dari rantai karbon propan (C3). Dari segi

biogenetik senyawa turunan sinamat berasal dari jalur biosintesa asam sikhimat, seperti

tercantum dalam gambar 2.1. Karena itu, pola oksidasi cincin benzen pada turunan sinamat

adalah sama dengan pola oksidasi pada asam shikimat. Lazimnya cincin benzena ditemukan

tersubstitusi oleh satu atau lebih gugus hidroksi atau gugus lain yang ekivalen seperti pada

asam p-kumarat dan asam kafeat. Sedangkan kemungkinan lain dari cincin aromatik adalah

tidak tersubstitusi sama sekali seperti pada asam sikimat.

Senyawa-senyawa turunan sinamat ditemukan secara luas di alam, dalam tumbuhan

tinggi, terutama sekali turunan p-hidroksisinamat. Senyawa-senyawa ini biasanya terikat

Page 7: Dasar Teori

dalam bentuk ester atau glikosidanya, dan beberapa diantaranya telah diketahui memiliki

aktifitas biologis yang potensial.

Gambar 2.1. Jalur asan sikhimat dalam biosintesa fenilpropanoid unruk menghasilkan etil p-

metoksisinamat. (Sumber dan Norman,1978)

Pengkajian tentang senyawa turunan sinamat telah lama dilakukan. Madhatil,1927,

mengemukakan bahwa salah satu dari beberapa senyawa yang terkandung dalam kencur

adalah etil p-metoksisinamat. Beberapa cara mengekstraksi telah dilakukan, dan ternyata etil

p-metoksisinamat yang terkandung dalam kecur dapat dengan mudah melalui ekstraksi-

perkolasi. Dijelaskan pula bahwa spektrum infra merah etil p- metoksisinamat hasil isolasi

menunjukkan konfigurasi trans.dan beberapa ester (Madhatil, 1927).

2.3. Amida

Suatu amida ialah senyawa yang mempunyai nitrogen trivalen terikat pada suatu gugus

karbonil. Suatu amida diberi nama asam karboksilat induknya, dengan mengubah imbuhan

asam…-oat (atau –at) menjadi amida.

Amida disintesis dari derivat asam karboksilat dan ammonia atau amina yang sesuai gambar

2.2.

Page 8: Dasar Teori

Gambar 2.2. Reaksi Umum Sintesis Pembentukan Amida

(Fessenden and Fessenden,1999).

Seperti asam karboksilat,amida memiliki titik cair dan titik didih yang tinggi karena adanya

pembentukan ikatan hidrogen. Amida mampu membentuk ikatan hidrogen intermolekular

selama masih terdapathidrogen yang terikat pada nitrogen. Senyawa ini juga sangat istimewa

karena nitrogennya mampu melepaskan elektron dan mampu

Page 9: Dasar Teori

membentuk suatu ikatan pi dengan karbon karbonil. Pelepasan elektron ini menstabilkan

hibrida resonansi (Bresnick,1996).

2.3.1. Reaksi Pembuatan Amida

Amida asam lemak pada industri oleokimia dapat dibuat dengan mereaksikan asam lemak

atau metil ester asam lemak dengan suatu amina (Maag,1984). Amida asam lemak dibuat

secara sintesis pada industri oleokimia dalam proses batch, dimana ammonia dan asam lemak

bebas bereaksi pada suhu 200o C dan tekanan 345-690 kpa selama 10-12 jam. Dengan proses

tersebutlah dibuat amida primer seperti lauramida, stearamida serta lainnya.

Amida primer juga dibuat dengan mereaksikan ammonia dengan metil ester asam lemak.

Reaksi ini mengikuti konsep HSAB dimana H+ dari ammonia merupakan hard acid yang

mudah bereaksi dengan hard base CH3O- untuk membentuk metanol. Sebaliknya NH2- lebih

soft-base dibandingkan dengan CH3O- akan terikat dengan R-CO+ yamng lebih soft acid

dibandingkan H+ membentuk amida.

Pembuatan amida sekunder dilakukan dengan mereaksikan asam lemak dengan amina.

Senyawa amina yang digunakan untuk reaksi tersebut antara lain etanolamin dan

dietanolamin, yang jika direaksikan dengan asam lemak pada suhu tinggi, 150o C-200o C

akan membentuk suatu amida dan melepaskan air. Reaksi aminasi antara alkil klorida lebih

mudah dengan gugus amina dibandingkan dengan terjadinya reaksi esterifikasi dengan gugus

hidroksil. Reaksi amidasi antara amina dan ester dengan bantuan katalis

Page 10: Dasar Teori

NaOMe baru dapat terjadi pada suhu 100o-120o C, sedangkan apabila tidak digunakan

katalis maka reaksi baru dapat berjalan pada suhu 150o-250o C (Gabriel,1984).

Senyawa N-palmitoyl glisinida yang dihasilkan melalui reaksi amidasi Metil Palmitat dengan

Glisin dan di murnikan dengan metode rekristalisasi dari campuran pelarut petroleum

benzen:etanol = 1:1 (v/v). Reaksinya sebagai berikut :

Sintesis senyawa-senyawa amida turunan etil p-metoksisinamat dilakukan dengan

memanfaatkan unit fungsional ester dari molekul etil p-metoksisinamat yang diperoleh dari

ekstrak etanol tanaman kencur, sebagai unit kimia yang potensial untuk melangsungkan

sintesis. Transformasi melibatkan pemutusan ikatan C-O asil melalui adisi-eliminasi

nukleofilik terhadap bentuk antara p-metoksisinamoil klorida oleh suatu seri pereaksi anilin

tersubstitusi para, yakni: anilin, p-nitroanilin, p-metoksianilin (p-anisidin) dan p-nitroanilin.

Melalui amonolisis p-metoksisinamoil klorida ini, dapat disintesis senyawa amida p-

metoksisinamanilida (Nakanishi,1974).

2.3.2. Kegunaan Amida

Senyawa amida juga mempunyai banyak kegunaan dalam bidang-bidang tertentu. Salah satu

contoh yang paling nyata adalah senyawa sulfoamida. Sulfoamida adalah salah satu senyawa

kemoteraputika yang digunakan didalam pengobatan untuk mengobati bermacam-macam

penyakit infeksi, antara lain disentri baksiler yang kuat, radang usus dan untuk mengobati

infeksi yang telah resistansi terhadap anti bioatika. (Nuraini,1988). Dan juga N-Steroyl

Glutamida yang berguna sebagai surfaktan dan antimikroba (Miranda,2003).

Page 11: Dasar Teori

Amida asam lemak digunakan sebagai bahan pelumas pada proses pembuatan resin, maka

amida tersebut digunakan baik sebagai pelumas internal maupun eksternal, amida tersbut

berperam mengurangi gaya kohesi dari polimer sehingga meningkatkan aliran polimer pada

proses pengolahan (Brahmana,1994).

Amida berperan untuk mempengaruhi polimer yang melebur agar terlepas dari permukaan

wadah logam pengolahan resin. Sebagai pelumas internal, amida berperan untuk mengurangi

gaya kohesi dari polimer dan meningkatkan aliran polimer pada proses pengolahannya

(Reck,1984).

Surfaktan adalah suatu senyawa aktif penurun tegangan permukaan (surfaceactive agent)

yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik dan gugus hidrofobik dalam satu struktur molekul

yang sama. Senyawa ini dapat menurunkan tegangan antarmuka antara dua fasa cairan yang

berbeda kepolarannya seperti minyak/air atau air/minyak. Sifat yang unik tersebut,

menyebabkan surfaktan sangat potensial digunakan sebagai komponen bahan adhesif, bahan

penggumpal, pembasah, pembusa, pengemulsi, dan bahan penetrasi serta telah diaplikasikan

secara luas pada berbagai bidang industri proses yang menggunakan sistem multifasa seperti

pada industri makanan, farmasi, kosmetika, tekstil, polimer, cat, detergen dan agrokimia.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan kesehatan dan lingkungan yang baik,

permintaan surfaktan yang mudah terdegradasi dan berbasis tumbuhan juga semakin

meningkat, maka diperlukan kajian untuk memperoleh surfaktan yang mempunyai dua

kriteria tersebut yaitu diperoleh dari bahan baku yang dapat diperbaharui dan bersifat

degradatif di alam sehingga dapat diterima secara ekologis. Salah satu surfaktan yang

memenuhi kedua kriteria tersebut adalah surfaktan alkanolamida. Alkanolamida dapat

diperoleh dari hasil reaksi antara alkanolamina dengan asam lemak minyak nabati, dan

banyak digunakan sebagai bahan pangan, kosmetika dan obat-obatan. Surfaktan

alkanolamida yang mempunyai ikatan amida banyak dikembangkan dalam industri

pembuatan surfaktan karena ikatan amida secara kimia sangat stabil pada media yang bersifat

alkali.

Page 12: Dasar Teori

Alkanolamida yang digunakan untuk formula pangan, kosmetika dan obat obatan haruslah

bebas dari bahan beracun, pelarut, asam lemak bebas, amina yang berlebih serta harus tidak

berbau dan bentuknya menarik. Namun penelitian untuk memproduksi alkanolamida pada

skala industri masih kurang karena penghilangan pelarut dan warna yang tidak diinginkan

memerlukan tahapan yang rumit dan biaya yang tinggi (Daniel, 2007).

2.4. Dietanolamina

Dietanolamina adalah senyawa yang terdiri dari gugus amina dan dialkohol. Dialkohol

menunjukkan adanya dua gugus hidroksil pada molekulnya. Dietanolamina juga dikenal

dengan nama bis (hydroxyethyl)amine, diethylolamine, hydroxtdiethylamine, diolamine dan

2,2-iminodiethanol. Sidat-sifat dietanolamina adalah sebagai berikut :

Rumus molekul : C4H11NO2

b. Berat molekul : 105,1364 g/mol

c. Densitas : 1,090 g/cm3

d. Titik leleh : 28ºC (1atm)

e. Titik didih : 268,8ºC (1atm)

f. Kelarutan : H2O, alcohol, eter

Dietanolamina banyak digunakan dalam produk kosmetik dan detergen karena mampu

menciptakan tekstur yang lembut dan foaming agent

2.1.5 Manfaat Kencur

Rimpang digunakan sebagai obat gosok pada bengkak yang disebabkan oleh terkilir

(keseleo) atau terpukul benda tumpul, serta untuk encok atau rematik. Selain itu juga

digunakan untuk mengobati masuk angin (sebagai flatulens), radang lambung, kejang perut,

mual, diare, penawar racun, serta sebagai obat batuk. Juga dipakai untuk mengobati infeksi

Page 13: Dasar Teori

telinga, sakit kulit, bisul, dan sebagai roboransia. Kencur kadang-kadang juga dipakai sebagai

bioinsektisida. Salah satu kandungan kimia dari rimpang kencur adalah Etil p-metoksi

sinamat dari rimpang kencur. Senyawa tersebut banyak digunakan didalam industri

kosmetika yaitu sebagai bahan dasar senyawa tabir surya (pelindung kulit dari sengatan sinar

matahari) dan dimanfaatkan sebagai obat asma dan anti jamur.

2.2 ANTIJAMUR

Zat antijamur merupakan bahan yangdapat membasmi jamur pada umumnya, khususnya

yang bersifat patogenbagi manusia. Berdasarkan sifat toksisitas selektif, senyawa antifungi

dibagiatas fungisida dan fungistatik. Fungisida yaitu senyawa antijamur yangmempunyai

kemampuan untuk membunuh jamur sehingga dinding sel jamurmenjadi hancur karena lisis,

akibatnya jamur tidak dapat bereproduksikembali, meskipun kontak dengan obat telah

dihentikan. Fungistatik yaitusenyawa antijamur yang mempunyai kemampuan untuk

menghambatpertumbuhan jamur sehingga jumlah sel jamur yang hidup relatif

tetap.Pertumbuhan jamur akan berlangsung kembali bila kontak dengan obatdihentikan.

Berdasarkan cara kerjanya, obat antijamurdibedakan menjadi 4 yaitu :

1. Berikatan kuat dengan sterol yang terdapat pada membran sel jamur.Ikatan ini

mengakibatkan kebocoran membran sel, sehingga terjadikehilangan beberapa bahan

intrasel dan menyebabkan kerusakanyang tetap pada sel jamur. Contoh: nistatin dan

amfoterisin.

2. Masuk kedalam sel jamur dengan bantuan sitosin deaminasi dandalam sitoplasma akan

bergabung dengan RNA setelah mengalamideaminase menjadi 5-fluorourasil. Sintesis

protein sel jamurterganggu akibat penghambatan langsung sintetis DNA olehmetabolit

fluorourasil. Contoh : flusitosin.

3. Menghambat mitosis jamur dengan mengikat protein mikrotubulerdalam sel. Contoh :

griseofulvin.

4. Menimbulkan gangguan terhadap sintesis asam nukleat ataupenimbunan peroksida dalam

sel jamur sehingga terjadi kerusakandinding sel yang mengakibatkan permeabilitas

terhadap berbagai zatintrasel meningkat. Contoh : imidazol (mikonazol, klotrimazol).

2.3 SALEP

Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat

luar. Bahan obatnya larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. Salep tidak

Page 14: Dasar Teori

boleh berbau tengik. Menurut pemikiran modern salep adalah sediaan semipadat untuk

pemakaian pada kulit dengan atau tanpa penggosokan. Oleh karena itu salep dapat terdiri dari

substansi berminyak atau terdiri dari emulsi lemak atau lilin yang mengandung air dalam

proporsi relatif tinggi. (Anief, 1999)

Salep adalah gel dengan perubahan bentuk plastis yang ditentukan untuk penerapan pada

kulit sehat, sakit atau terluka atau pada selaput lendir (hidung, mata). Salep pada pokoknya

berlaku untuk terapi lokal.

Salep biasanya mengandung obat-obatan yang dipakai di luar tubuh dan memiliki

konsistensi yang kuat yang jika dioleskan pada kulit akan melunak dan membentuk lapisan di

ataskulit. Proporsi bahan dalam sediaan salep dapat berubah-ubah untukmempertahankan

konsistensi, sedangkan proporsi bahan aktif di dalamnya tidak berubah.

Pemakaian salep adalah untuk daerah topikal yang diperuntukkan sebagaiprotektan,

antiseptik, emolien, antipruritik, keratolitik, dan astringents. Pemilihan dasar salep yang tepat

sangat penting untuk efektivitas fungsi yang diinginkan. Untuk salep yang berfungsi sebagai

protektan, maka dasar salep harus bersifat melindungi kulit dari kelembaban, udara, sinar

matahari, dan faktor eksternal lainnya. Salep antiseptik digunakan untuk membunuh atau

menghambat pertumbuhan bakteri. Seringkali infeksi oleh bakteri terjadi jauh di dalam

lapisan kulit, sehingga dasar salep untuk pembuatan salep antiseptik harus memiliki

kemampuan untuk meresap ke dalam kulit dan melepaskan bahan aktif yang berfungsi

sebagai obat.

Menurut jenis distribusi bahan obat dalam medium penyangganya, maka salep

dibedakan atas salep larutan, salep suspensi, dan salep emulsi. Salep larutan dan salep

suspensi berbeda, tergantung pada sifat kelarutan dari bahanobat terlarut atau tersuspensi

dalam dasar salep. Salep mengandung air dengan penambahan emulgator secara umum

dinyatakan sebagai salep emulsi.

Salep emulsi terdiri atas dua jenis yaitu jenis minyak dalam air (o/w) danjenis air dalam

minyak (w/o). Dasar salep o/w memiliki keuntungan yaitudapat dicuci dengan air sehingga

tidak meninggalkan kesan lengket yang tidakdisukai, lebih dapat diterima sebagai dasar

sediaan kosmetika, dan umumnyacocok untuk sediaan salep obat. Dasar salep w/omemiliki

keuntungan yaitu stabilitas emulsinya yang tinggi.

Salep dibuat dengan dua metode umum, yaitu pencampuran danpeleburan. Dalam

metode pencampuran, komponen dari salep dicampur bersama sama sampai sediaan yang

homogen tercapai. Pencampurandicampur dalam sebuah lumpang dengan sebuah alu untuk

Page 15: Dasar Teori

menggerus bahanbersama-sama. Dalam metode peleburan, semua atau beberapa komponen

darisalep dicampurkan dengan melebur bersama dan didinginkan denganpengadukan yang

konstan sampai mengental. Komponen-komponen yangtidak dicairkan biasanya ditambahkan

pada campuran yang sedang mengentalsetelah didinginkan dan diaduk. Bahan-bahan yang

mudah menguapditambahkan terakhir bila temperatur dari campuran telah cukup rendah

tidakmenyebabkan penguraian atau penguapan dari komponen. Dalam skala kecil,peleburan

dapat dilakukan pada cawan porselen atau gelas piala.