danny rahman - e0006098 · sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan rencana...

71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 72 TAHUN 2005 TENTANG DESA PADA PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDES) DI DESA TRIHARJO KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN PENULISAN HUKUM (SKRIPSI) Diajukan dan Disusun Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana (S1) Dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : DANNY RAHMAN NIM. E0006098 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: dinhnguyet

Post on 18-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 72 TAHUN 2005

TENTANG DESA PADA PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN

PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDES)

DI DESA TRIHARJO KECAMATAN SLEMAN

KABUPATEN SLEMAN

PENULISAN HUKUM

(SKRIPSI)

Diajukan dan Disusun Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Derajat Sarjana (S1) Dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

DANNY RAHMAN

NIM. E0006098

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERNYATAAN

Nama : Danny Rahman

NIM : E0006098

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul:

PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 72 TAHUN 2005

TENTANG DESA PADA PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN

PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDES) DI DESA

TRIHARJO KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN adalah betul-

betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum ini

diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila kemudian hari

terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi

akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya

peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta,30 Januari 2012

Yang membuat pernyataan

Danny Rahman

NIM. E0006098

Page 5: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Danny Rahman. E0006098. 2012. PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 72 TAHUN 2005 TENTANG DESA PADA PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDES) DI DESA TRIHARJO KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian hukum ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPMJDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris yang bersifat deskriptif. Penulis melakukan penelitian di Kelurahan Triharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman. Jenis data yang dipergunakan yaitu data primer dan data sekunder, dengan teknik pengumpulan data yang terdiri dari teknik pengumpulan data primer dimana dilakukan dengan melakukan wawancara dengan Kepala Desa Triharjo dan teknik pengumpulan data sekunder melalui studi kepustakaan. Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan model interaktif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa pelaksanaan proses penyusunan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Desa di Desa Triharjo berdasarkan pada ketentuan Pasal 63 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, yang mewajibkan kepada Pemerintah Desa untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa). Proses penyusunan itu sendiri yaitu dengan menggunakan Musrenbangdes antara pihak pemerintah desa dengan seluruh lapisan masyarakat Desa Triharjo, serta Pemerintahan Desa dengan BPD yang menghasilkan Peraturan Desa Nomor 6 Tahun 2009 tentang RPJMDes Triharjo. RPJMDes ini digunakan sebagai acuan pembangunan jangka menengah Desa Triharjo yang secara efektif dilaksanakan dengan partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat Desa Triharjo Sleman. Kata Kunci : Pemerintah Desa, Rencana Pembangunan Jangka Menengah, Desa

Triharjo

Page 6: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Danny Rahman. E0006098. 2012. IMPLEMENTATION GOVERNMENT REGULATION NUMBER 72 YEAR 2005 REGARDING THE VILLAGE ON THE PROCESS OF ARRANGEMENT VILLAGE MEDIUM TERM DEVELOPMENT DRAFT IN TRIHARJO VILLAGE SLEMAN DISTRICT. . Faculty of Law, Sebelas Maret University of Surakarta.

The Legal research aims to determine the implementation of the Government Regulation Number 72 Year 2005 on a process of arrangement village medium term development planning in Triharjo village, and to know the obstacles in the process of arrangement village medium term develompent planning in Triharjo village Sleman district.

This research is a empirical legal research that is descriptive. Author do the research in Triharjo village office sleman district. The type of data that author use is primary data and secondary data, with use data collective tehniques that consist of primary data where made by interviewing head of Triharjo village and collect secondary data trough literary study. Analysis data performed in qualitative with interactive model.

Based on the results of research and discussion produced a conclusion that the implementation of the Government Regulation Number 72 year 2005 on a process of arrangement village medium term development in triharjo village based on the article 63 Government Regulation Number 72 year 2005 regarding to the village, that the village government must arrange village medium term development and village work plan development. This arrangement use village discussion development planning forum between village government and all level of society, also with the village consultative body that produce village regulation number 6 year 2009 regarding Triharjo village medium term development. Use as reference in Triharjo village medium term development which implemented effectively with partisipation from all level of society in Triharjo Village.

Keywords: Village Goverment, village medium term development planning, and

Triharjo Village

Page 7: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Hidup adalah sebuah keberanian, mencari tanda tanya tanpa kita bisa

mengerti,……..tanpa bisa menawar.Hidup harus lebih dari sekedar

(Norman Edwin)

Believe you can, and you half way there

(Theodore Rosevelt)

Page 8: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Allah SWT

Pelindung raga, hati dan pikiranku,, berkah dan ridho-Mu selalu menjadi yang terbaik

Bapak & Ibunda tercinta

Atas limpahan kasih sayang, dukungan dan doa yang selalu terpanjatkan untukku

GOPALA VALENTARA PMPA FH UNS

Tempat menempa potensi yang mengajarkanku akan makna kerjasama, kesabaran, pendewasaan, persaudaraan dan keluarga.

Almamater Fakultas Hukum UNS

Tempat penulis menimba ilmu pengetahuan, khususnya ilmu hukum

Page 9: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas

limpahan dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum dengan

judul “Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa

Pada Proses Penyusunan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Desa

(RPJMDes) Di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman” Skripsi ini

disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana

(S1) dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum UNS.

Penulis yakin bahwa penulisan hukum ini tidak akan terselesaikan tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu baik material maupun spiritual, sehingga penulisan hukum ini dapat

terselesaikan, yaitu kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Maria Madalina, S.H., M.Hum selaku ketua bagian Hukum Tata Negara

dan Seluruh Dosen Tata Negara pada Umumnya yang telah memberi inspirasi

judul penulisan skripsi.

3. Bapak Suranto, S.H., M.H, selaku dosen pembimbing 1 Skripsi penulis, terima

kasih atas segala bimbingan dan pengarahan yang terbaik bagi penyusunan

penulisan hukum ini.

4. Ibu Maria Madalina, S.H., M.Hum selaku Dosen pembimbing 2 skripsi penulis,

yang telah dengan sabar memberikan pengarahan sehingga penulisan skripsi

dapat terselesaikan.

5. Bapak Isharyanto, S.H., M.Hum selaku Dosen Penguji penulis yang telah

memberikan pengarahan kepada penulis dalam penyempurnaan penyusunan

skripsi ini.

Page 10: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Ibu Diana Tantri, S.H., M.Hum, selaku pembimbing akademik, terimakasih

atas bimbingannya selama penulis belajar di Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

8. Kepala Desa Triharjo Bapak Irawan. Sip yang telah meluangkan waktu nya

untuk memberikan data dan informasi kepada penulis terkait dengan

permasalahan yang di teliti dalam proses penyusunan skripsi ini .

9. Kakak Sigit Herutomo, S.H Anggota Luarbiasa Gopala Valentara Yang telah

banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

10. Bapak dan Ibu dan adik tercinta yang telah memberikan pengarahan, motivasi,

inspirasi, limpahan kasih sayang, dukungan dan doa yang selalu menyertai

dalam langkah hidupku.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun penulisan hukum

ini.

Semoga Allah SWT membalas segala amal kebaikan semuanya dan mudah-

mudahan penulisan hukum ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama untuk

penulis dan masyarakat. Amien.

Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Surakarta, 30 Januari 2012

Penulis

Danny Rahman

Page 11: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………………….. i

Halaman Persetujuan Pembimbing…………………………………… ii

Halaman Pengesahan Penguji ……………………………………….. iii

Halaman Pernyataan …………………………………………………. iv

Abstrak ……………………………………………………………….. v

Abstract ………………………………………………………………. vi

Motto …………………………………………………………………. vii

Persembahan………………………………………………………….. viii

Kata Pengantar………………………………………………………… ix

Daftar Isi………………………………………………………………. xi

Daftar Gambar……………………………………………..………….. xiii

Daftar Tabel………………………………………………..………….. xiv

Daftar Lampiran……………………………………………………….. xv

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah………………………………………………. 5

C. Tujuan Penelitian……………………………………………….. 5

D. Manfaat Penelitian………………………………………………. 6

E. Metode Penelitian……………………………………………….. 7

F. Sistematika Penulisan Hukum ………………………………….. 11

BAB II Tinjauan Pustaka

A. Kerangka Teori………………………………………………… 13

1. Tinjauan Umum Tentang Desa Dalam Sistem Ketatanegaraan

Republik Indonesia………………………………………… 13

2. Tinjauan Umum Tentang Pemerintahan Desa

a. Pengertian Pemerintahan Desa………………………….. 17

b. Bentuk dan Susunan Pemerintahan Desa……………….. 19

c. Otonomi Desa…………………………………………… 24

Page 12: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Tinjauan Umum Tentang Rencana Pembangunan Desa

a. Definisi Rencana Pembangunan………………………… 27

b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa ……….. 29

c. Rencana Kerja Pembangunan Desa ..……………………. 31

4. Tinjauan Tentang Teori Efektivitas Hukum ………………... 32

B. Kerangka Pemikiran ……………………………………………… 34

BAB III Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi …………………………………… 36

a. Deskripsi Desa Triharjo ………………………………… 36

b. Susunan Organisasi Pemerintahan dan Struktur

Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintah Desa Triharjo

Sleman …………………………………………………... 40

2. Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005

tentang Desa Pada Proses Penyusunan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Desa (RPJMDes) di Desa Triharjo

Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman…………………. 42

3. Hambatan-Hambatan Dalam Proses Penyusunan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah DesaTriharjo Kecamatan

Sleman Kabupaten Sleman………………………………….. 46

B. Pembahasan……………………………………………………… 49

BAB IV Penutup

A. Kesimpulan ………………………………..…………………….. 55

B. Saran……………………………………………………………… 56

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 13: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar. 1 :Teknik Analisis Data ………………………………………. 10

Gambar. 2 : Struktur Pemerintahan Desa………………………………. 24

Gambar. 3 : Kerangka Pemikiran……………………………………….. 34

Gambar. 4 : Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa………. 41

Page 14: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel. 1 : Luas Wilayah Desa Triharjo……………..……………………. 37

Tabel. 2 : Tata Guna Tanah Desa Triharjo………………………………. 38

Tabel. 3 : Jumlah Penduduk …………………………………………….. 38

Tabel. 4 : Tingkat Pendidikan …………………………………..………. 39

Tabel. 5 : Mata Pencaharian Penduduk…………………………………. 40

Page 15: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pembantu Dekan I Fakultas Hukum UNS Nomor :

4333/UN27.03.8/PP/2011 Perihal Permohonan Ijin Penelitian.

Lampiran 2 Surat Keterangan Kepala Desa Triharjo Sleman Nomor :

045.2/001/KP/I/2012 Perihal Surat Tidak Keberatan Dilaksanakan

Ijin Penelitian.

Page 16: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa

Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik. Ini berarti

bahwa Negara yang berbentuk negara kesatuan, oleh karena itu segenap kekuasaan

atau kewenangan serta tanggung jawab terhadap kesejahteraan dan kelangsungan

hidup bangsa Indonesia berada di bawah kendali satu pemegang kekuasaan terpusat

yang terdapat pada Pemerintah Pusat. Dengan demikian corak sistem pemerintahan

tersebut adalah bersifat sentralisasi. Namun karena wilayah Negara Republik

Indonesia sedemikian luasnya dan didiami berbagai suku bangsa yang beraneka

ragam, maka corak pemerintahan sentralis bukanlah tipe ideal sistem pemerintahan

yang cocok untuk mengatur wilayah dan penduduk yang demikian banyak dan

beragam tersebut. Untuk itu diaturlah corak pemerintahan di Indonesia berdasarkan

sistem pembagian kekuasaan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

berdasarkan corak desentralisasi sebagaimana tercermin dalam Pasal 18 Undang-

Undang Dasar 1945.

Pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa pembagian daerah

Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk dan susunan pemerintahannya

ditetapkan dengan Undang-Undang dengan memandang dan mengingat dasar

permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara dan hak-hak asal-usul dalam

daerah-daerah yang bersifat istimewa. Berdasarkan ketentuan Pasal 18 Undang-

Undang Dasar 1945, wilayah Indonesia dibagi dalam daerah-daerah provinsi, dan

daerah provinsi dibagi atas daerah kabupaten dan daerah kota.

Akhir tahun 2004, tepatnya 15 Oktober 2004 pemerintah memberlakukan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai

pengganti Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.

Dalam Pejelasan Umum poin 1, Dasar Pemikiran huruf b Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 memuat prinsip Otonomi Daerah. Menggunakan prinsip otonomi

Page 17: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

seluas-luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur

semua urusan pemerintahan, di luar yang menjadi urusan Pemerintah yang

ditetapkan dalam Undang-Undang ini. Keberadaan Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah memberikan perkembangan yang

baru untuk kehidupan pemerintahan di Indonesia yang reformatif, transparan dan

profesional dalam pengelolaan proses pembangunan pemerintahan. Bahkan telah

memberikan suatu harapan untuk menjamin pelaksanaan pemerintahan dan

pembangunan daerah yang optimal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

“Citizen participation is considered as an important factor for successful

and prosperity of local government. Citizen‘s participation in local government

produce more efficiency in programs as well as promote good governance, without

community participation, there are obviously no accountability, no development,

and no program” (Seyed Hamid Mohammadi, 2010 : 576). Artikel tersebut

menerangkan bahwa partisipasi dari rakyat dianggap sebagai faktor penting bagi

kesuksesan dan kemakmuran dari pemerintah daerah. Peran serta masyarakat

daerah akan memberikan keefektifan dalam program pemerintah, serta akan sesuai

dengan asas pemerintahan yang baik. Tanpa adanya partisipasi dari komunitas

masyarakat daerah, tentu tidak ada akuntabilitas, tidak ada perkembangan dan

program pemerintah tidak berjalan dengan lancar.

Secara jelas dan tegas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 memberikan

otonomi yang luas, nyata dan bertanggungjawab kepada daerah. Pemberian

otonomi tersebut membuat daerah akan lebih mampu melaksanakan pembangunan

yang desentralistik, yakni pembangunan daerah yang senantiasa berorientasi dan

mempertimbangkan karakteristik daerah, baik dari sumber daya alam maupun

sumber daya manusia.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang mengatur aspek Pemerintahan Daerah sedang mengalami revisi. Salah satu revisi yang dimaksud adalah pemisahan aturan desa secara khusus ke dalam Undang-Undang tersendiri. Untuk mendukung perubahan mendasar tentang Pemerintahan Desa tersebut, maka telah dicabut produk hukum setingkat Peraturan Mendagri, Keputusan Mendagri, dan Instruksi Mendagri, yang diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (desa.pkp2.com/2011/09/menuju-babak-baru-pemerintahan-desa.html).

Page 18: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pengaturan khusus Pemerintahan Desa merupakan langkah penting yang

patut didukung guna tertatanya sistem politik dan mekanisme kekuasaan di desa

secara lebih baik. Hal itu dimaksudkan agar di masa datang, desa dapat menjadi

pioner bagi pemantapan demokrasi, kemandirian dan kesejahteraan secara lokal

maupun nasional.

Desa memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Bukan hanya dikarenakan sebagian besar rakyat Indonesia bertempat tinggal di desa, tetapi desa memberikan sumbangan besar dalam menciptakan stabilitas nasional. Pembangunan desa adalah merupakan bagian dari rangkaian pembangunan nasional. Dikatakan sebagai objek pembangunan, karena sebagian penduduk di pedesaan dilihat dari aspek kualitas masih perlu dilakukan pemberdayaan. Sebaliknya sebagai subjek pembangunan penduduk pedesaan memegang peranan yang sangat penting sebagai kekuatan penentu (pelaku) dalam proses pembangunan pedesaan maupun pembangunan nasional (Ali Hanapiah Muhi, 2011 : 1).

Dalam upaya mewujudkan tata kelola Pemerintahan Desa yang baik,

Pemerintahan Desa dituntut untuk mempunyai Visi dan Misi yang baik atau lebih

jelasnya Pemerintahan Desa harus memiliki perencanaan strategis yang baik.

Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang

tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa pada Pasal 64

ayat (1) disebutkan bahwa perencanaan desa dibuat secara berjangka yang meliputi

:

1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disebut

RPJMD untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.

2. Rencana Kerja Pembangunan Desa, selanjutnya disebut RKP desa merupakan

penjabaran dari RPJMD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

Perencanaan desa tersebut tentunya merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Perencanan Kabupaten yang penyusunanya dilakukan secara

transparan, partisipatif dan akuntable. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 telah membuka peluang kepada

Pemerintahan Desa untuk menerapkan kewenangan otonomi desa seluas-luasnya

dalam pengembangan desa sesuai dengan sifat asli desa.

Page 19: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Desa, wajib disusun

perencanaan pembangunan desa sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan

pembangunan daerah kabupaten. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 63 Peraturan

Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005, Pemerintah Desa wajib menyusun Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Desa (RJPMDes) untuk kurun waktu 5 (lima)

tahun, dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes) untuk kurun waktu

perencanaan 1 (satu) Tahun. RJPMDes ini merupakan penjabaran Visi, Misi, dan

Program Kepala Desa terpilih hasil Pemilihan Kepala Desa (PILKADES) secara

langsung ke dalam strategi Pembangunan Desa, kebijakan umum, program prioritas

Kepala Desa, dan arah kebijakan keuangan desa.

Dalam kaitan dengan sistem Perencanaan Pembangunan sebagaimana telah

diamanatkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dan Peraturan Pemerintah

Nomor 72 Tahun 2005, maka keberadaan RJPMDes Desa Triharjo Tahun 2009-

2013 merupakan suatu bagian utuh dan merupakan kerangka acuan dalam

mewujudkan Kinerja Pemerintahan Desa, khususnya dalam menjalankan agenda

pembangunan sesuai dengan rencana pembangunan yang telah dan atau akan

ditetapkan serta keberadaannya akan dijadikan pedoman seluruh lembaga dan

masyarakat yang ada di desa untuk menyusun RKPDes, RAPBDes, dll. Dengan

demikian, RJPMDes Desa Triharjo menjadi landasan bagi semua dokumen

perencanaan, baik rencana pembangunan tahunan Pemerintah Desa, maupun

dokumen perencanaan lainnya. RJPMDes Desa Triharjo 2009-2013 ini merupakan

RJPMDes Generasi pertama yang akan direalisasikan dalam kurun waktu 5 (lima)

tahun ke depan.

Dengan tersusunnya RJPMDes ini, diharapkan kinerja dari Aparatur

Pemerintahan Desa dapat terukur sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan,

dimana RJPMDes akan digunakan sebagai rujukan dalam penyusunan Rencana

Kerja Pembangunan Desa (RKPDes), APBDes, penyusunan LKPJ (Laporan

Keterangan Pertanggungjawaban) Kepala Desa, dan tolak ukur kinerja Kepala

Desa. Oleh karena itu, RJPMDes ini akan memuat arah kebijakan, program dan

kegiatan yang akan dilaksanakan di Desa Triharjo, dimana program - program yang

Page 20: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diusulkan diharapkan akan dibiayai oleh APBDes Desa Triharjo dan sumber-

sumber dana lain yang dapat diperoleh.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti dan

menyusunnya dalam sebuah penulisan hukum dengan mengangkat judul

“PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 72 TAHUN 2005

TENTANG DESA PADA PROSES PENYUSUNAN RENCANA

PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDes) DI DESA

TRIHARJO KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan hal yang sangat penting dalam suatu

penelitian. Hal ini diperlukan untuk memberikan kemudahan bagi penulis dalam

membatasi permasalahan yang akan ditelitinya, sehingga dapat mencapai tujuan

dan sasaran yang jelas serta memperoleh hasil akhir yang sesuai dengan apa yang

diharapkan.

Berdasarkan uraian dan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya,

maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 pada

proses penyusunan RPJMDes di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

Sleman?

2. Hambatan-hambatan apa saja dalam proses penyusunan RPJMDes di Desa

Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman?

C. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian tentunya mempunyai tujuan yang jelas dan ringkas

sehingga dapat memberikan arah pada penelitinya. Adapun tujuan yang ingin

dicapai penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Tujuan Objektif

a. Untuk mengetahui mengenai pelaksanaan proses Penyusunan RPJMDes di

Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.

Page 21: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam pelaksanaan penyusunan

RPJMDes di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.

2. Tujuan Subjektif

a. Untuk menambah dan mengembangkan wawasan berpikir serta menambah

kemampuan penulis.

b. Untuk memperoleh data yang lengkap sebagai bahan membuat penulisan.

c. Untuk memenuhi persyaratan akademis guna memperoleh gelar S-1 dalam

bidang ilmu hukum di Fakultas Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Setiap penulisan atas suatu penelitian diharapkan dapat memberikan

manfaat. Berdasarkan hal tersebut, manfaat yang hendak dicapai oleh penulis

adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Berguna bagi ilmu pengetahuan khususnya ilmu hukum.

b. Memberikan referensi tambahan terkait dengan penyusunan RPMJDes di

desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.

c. Untuk menghasilkan deskripsi tentang hambatan-hambatan dalam

pelaksanaan penyusunan RPJMDes di Desa Triharjo Kecamatan Sleman

Kabupaten Sleman.

d. Hasil penelitian dharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi

peningkatan dan pengembangan ilmu hukum pada umumnya dan Hukum

Tata Negara pada khususnya.

2. Manfaat Praktis

a. Dengan penulisan hukum ini diharapkan dapat meningkatkan dan

mengembangkan kemampuan penulis dalam bidang ilmu hukum sebagai

bekal untuk masuk dalam instansi hukum.

b. Untuk memberikan bahan masukan dan gagasan pemikiran kepada badan

pemerintah yang terkait.

Page 22: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Metode Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan adanya sebuah metode dalam

pelaksanaan penelitian tersebut. Penerapan metode secara tepat akan

mempermudah mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian serta

mempermudah pengembangan data guna memperlancar penulisan hukum ini.

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan

konstruksi, yang dilakuakan secara metodelogis, sistematis dan konsisten.

Metodologi pada hakikatnya memberikan pedoman, tentang cara-cara seseorang

ilmuan mempelajari, menganalisa dan memahami lingkungan-lingkungan yang

dihadapinya (Soerjono Soekanto, 2007 : 6).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian hukum empiris atau sosiologis, yaitu penelitian yang mengkaji

hukum dalam kenyataan di masyarakat (mengenai perilakunya) dan dinamakan

data primer (Soerjono Soekanto, 2007 : 51). Dalam penelitian hukum ini,

penulis melakukan penelitian dan memperoleh informasi yang berkaitan

dengan materi penulisan dalam hal pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor

72 Tahun 2005 tentang Desa pada proses penyusunan RPJMDes di Desa

Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.

2. Sifat Penelitian

Berdasarkan uraian mengenai jenis penelitian diatas, maka penelitian ini

bersifat deskriptif, dimana data-data yang diperoleh nantinya tidak berbentuk

angka tetapi berupa kata-kata. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia,

keadaan, atau gejala-gejala lainnya. Maksudnya adalah terutama untuk

mempertegas hipotesa-hopotesa, agar dapat memperkuat teori lama, atau

didalam menyusun teori-teori baru (Soerjono Soekanto, 2007 : 10).

Page 23: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Pendekatan Penelitian

Jenis pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah pendekatan

penelitian kualitatif, yaitu pendekatan yang digunakan dengan mendasarkan

pada data-data yang dinyatakan responden secara tertulis ataupun lisan, dan

juga perilaku yang nyata, diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh (

Soerjono Soekanto, 2007 : 250 ).

4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ditetapkan dengan tujuan agar ruang lingkup

permasalahan yang akan diteliti lebih sempit dan terfokus, sehingga penelitian

yang dilakukan lebih terarah. Lokasi yang digunakan oleh Penulis dalam

melakukan Penelitian guna penyusunan penulisan hukum ini adalah bertempat

di Desa Triharjo Sleman.

5. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Secara umum dalam penelitian dibedakan antara data yang diperoleh

secara langsung dari masyarakat dan dari bahan pustaka. Data yang diperoleh

langsung dari masyarakat dinamakan data primer, sedangkan data yang

diperoleh dari bahan bahan kepustakaan adalah data sekunder (Soerjono

Soekanto, 2007:51). Jenis data yang digunakan penulis dalam menyusun

penelitian hukum ini adalah :

a. Data primer

Data primer adalah data, fakta, atau keterangan yang diperoleh secara

langsung dari sumber pertama, atau melalui penelitian di lapangan, yaitu

berupa hasil wawancara dengan Bapak Irawan, Sip selaku Kepala Desa

Triharjo Sleman, perangkat desa serta pihak yang berwenang dalam

penyusunan RPJMDes Desa Triharjo Sleman.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data, fakta, atau keterangan yang digunakan oleh

seseorang yang secara tidak langsung dari lapangan, antara lain mencakup

Page 24: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

peraturan perundang-undangan, dokumen atau arsip, bahan pustaka,

laporan, dan sebagainya yang terkait dengan penelitian.

6. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan hal yang penting dalam penulisan penelitian

hukum. Sebagaimana yang telah diketahui, didalam penelitian ini teknik yang

digunakan penulis yaitu : studi dokumen atau bahan pustaka, dan wawancara

atau interview.

a. Teknik Wawancara (Interview)

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan

wawancara atau tanya jawab secara langsung dengan responden, yaitu

pihak-pihak yang berkaitan secara langsung dengan permasalahan yang

diteliti yaitu Bapak Irawan, Sip selaku Kepala Desa Triharjo Sleman.

b. Studi dokumen atau bahan pustaka

Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan bahan-

bahan yang berupa dokumen-dokumen, buku-buku, atau bahan pustaka

lainnya, yang menyangkut dengan obyek yang diteliti, dalam hal ini yang

menyangkut tentang proses penyusunan rencana pembangunan desa

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah

analisis data kualitatif dengan menggunakan metode interaktif. Analisis data

kualitatif merupakan pengolahan data berupa pengumpulan data,

penguraiannya kemudian membandingkan dengan teori yang berhubungan

masalahnya, dan akhirnya menarik kesimpulan. Metode interaktif adalah

analisa yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan, maka data-data diproses melalui tiga komponen tersebut

(HB. Sutopo, 2002 : 94-95).

Page 25: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Model analisis interaktif tersebut digambarkan sebagai berikut :

Gambar. 1 : Teknik Analisis Data (HB. Sutopo, 2002 : 94-95).

Kegiatan komponen itu dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Reduksi data

Merupakan proses pemilihan, perumusatan perhatian kepada

penyerderhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus menerus,

bahkan sebelum data benar-benar terkumpul sesuai laporan akhir lengkap

tersusun.

b. Penyajian data

Merupakan sekumpulan informasi yang tersusun memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

c. Penarikan kesimpulan

Dari permulaan data, seorang penganalisis kualitatif mencari arti benda-

benda, keteraturan, pola-pola, penjelasan konfigurasi, berbagai

kemungkinan, alur sebab akibat dan proporsi. Kesimpulan akan ditangani

secara longgar, tetap terbuka dan skeptis, tetapi kesimpulan sudah

disediakan, mula-mula belum jelas, meningkat lebih rinci dan mengakar

pada pokok.

PENGUMPULAN DATA

REDUKSI DATA PENYAJIAN DATA

PENARIKAN KESIMPULAN

Page 26: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

F. Sitematika Penulisan Hukum

Sistematika penulisan hukum merupakan suatu rangkaian susunan dari

penulisan itu sendiri yang dibuat secara teratur dan terperinci sehingga dapat

memberikan gambaran jelas mengenai permasalahan yang dibahas. Sistematika

penulisan hukum terbagi menjadi empat bab yang saling berkaitan dan

berhubungan satu sama lain. Sistematika dalam penulisan hukum ini adalah sebagai

berikut :

Bab pertama mengenai pendahuluan. Dalam bab ini penulis menguraikan

mengenai latar belakang masalah yang merupakan hal-hal yang mendorong penulis

untuk melakukan penulisan hukum ini, rumusan masalah, tujuan penelitian yakni

tujuan objektif dan tujuan subjektif, manfaat penelitian berupa manfaat teoritis dan

manfaat praktis. Metode penelitian berupa jenis penelitian, sifat penelitian,

pendekatan penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data penelitian, teknik

pengumpulan data, dan teknik analisis data. Jenis penelitian yang digunakan dalam

penulisan ini yakni penelitian hukum empiris, dengan sifat penelitian deskriptif.

Pendekatan penelitian yang digunakan yakni pendekatan penelitian kualitatif, jenis

dan sumber data yakni bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Teknik

pengumpulan data yang digunakan wawancara atau interview dan studi dokumen

atau bahan pustaka. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisisa data

kualitatif dengan menggunakan metode interaktif. Bagian terakhir pada

pendahuluan ini memuat tentang sistematika penulisan hukum yang merupakan

uraian tentang susunan dari penulisan hukum ini yang terdiri dari empat bab, yakni

bab pertama mengenai pendahuluan, bab kedua mengenai tinjauan pustaka, bab

ketiga mengenai hasil penelitian dan pembahasan, dan bab keempat mengenai

penutup.

Bab kedua mengenai tinjauan pustaka. Bab ini berisi tentang teori-teori

kepustakaan yang melandasi penelitian serta mendukung di dalam memecahkan

masalah yang diangkat dalam penulisan hukum ini. Tinjauan pustaka ini berupa

Tinjauan Umum Tentang Desa Dalam Sistem Ketatanegaraan RI, Tinjauan Umum

Tentang Pemerintahan Desa, Tinjauan Umum Tentang Rencana Pembangunan

Page 27: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Desa, dan Tinjauan Umum Tentang Teori Efektivitas. Hal tersebut ditujukan agar

pembaca dapat memahami tentang permasalahan yang penulis teliti.

Bab ketiga mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini menguraikan

tentang hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian hukum ini, yakni

mengenai adanya suatu keterkaitan antara pelaksanaan Peraturan Pemerintah

Nomor 72 Tahun 2005 pada proses penyusunan RPMJDes di Desa Triharjo

Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman, dan hambatan-hambatan dalam proses

penyusunan RPMJDes di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.

Bab keempat mengenai penutup. Dalam bab ini diuraikan mengenai

simpulan dari hasil penelitian dan pembahasan serta memuat mengenai saran yang

relevan dari peneliti. Adapun simpulannya adalah bahwa proses penyusunan

Rencana Pembangunan Jangka Menegah Desa Triharjo periode 2009 – 2014

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa yang lebih

khusus pengaturan tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan

Pembangunan Desa memberi amanah kepada pemerintah desa untuk menyusun

program pembangunannya sendiri. Forum perencanaannya disebut sebagai

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbang Desa). Melalui proses

pelibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan penganggaran pembangunan

desa, diharapkan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat secara merata dan

berkeadilan lebih bisa tercapai.

Page 28: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

B. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum Tentang Desa Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik

Indonesia

Negara Indonesia merupakan Negara Kesatuan yang berbentuk Republik.

Sebagai suatu negara kesatuan, Indonesia menganut prinsip- prinsip Negara

Kesatuan dan Pembagian Daerah sebagai berikut:

a. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan

daerah provinsi dibagi atas kabupaten dan kota yang masing-masing

mempunyai pemerintah daerah;

b. Pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus

sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas perbantuan;

c. Pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota, menjalankan otonomi seluas-

luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintah

dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pelayanan umum dan

daya saing daerah;

d. Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan

mempunyai hubungan dengan pemerintah dan dengan pemerintah daerah

lainnya;

e. Hubungan dimaksud meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan

umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya;

f. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan

sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras;

g. Hubungan tersebut menimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan

antar susunan pemerintahan;

h. Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang

bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan Undang-Undang;

Page 29: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i. Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum

adat beserta hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan

perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(HAW. Widjaja, 2005:253-255).

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 18 tentang

Pemerintahan Daerah tidak menyebutkan secara jelas tentang konsep Desa.

Hanya secara singkat dapat ditemukan dalam Pasal 18 menyatakan “Pembagian

daerah atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan pemerintahan

ditetapkan dengan Undang-Undang dengan memandang dan mengingat dasar

permusyawaratan dalam sidang pemerintahan negara dan hak-hak asal-usul

dalam daerah yang bersifat istimewa“. Pasal 18 B ayat (2) yang berbunyi

“Negara mengakui dan menghormati kesatuan masyarakat hukum adat beserta

hak – hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan

perkembangan masyarakat dan prinsip kesatuan negara republik Indonesia yang

diatur dalam Undang Undang”.

Pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 ini sangat singkat, tidak menyebut

bentuk, hubungan susunan, tugas, dan fungsi. Namun pembentukanya dengan

menghormati hak asal-usul yang sifatnya istimewa. Pengaturan tentang Desa

tidak diatur secara implisit dalam Undang-Undang. Desa diakui dalam

penjelasan UUD 1945 dimana disebutkan bahwa Indonesia terdir dari kurang

lebih 250 zelfbesturende landschappen dan volksgemeenschappen dengan

sebutan Desa di Jawa dan Bali, Nagari (Minangkabau), dusun dan marga dan

banyak sebutan lainnya yang sejenis, dimana daerah – daerah tersebut memiliki

susunan masyarakat asli dan dianggap sebagai daerah yang bersifat istimewa.

Masa Orde Baru, Desa diatur dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1979 Tentang Pemerintahan Desa, yaitu Undang-Undang yang mengatur

pemerintahan di tingkat Desa, merupakan instrumen kontrol negara kepada

masyarakat lokal. Desa memang diakui keberadaanya, dan diatur dalam Undang-

Undang tersendiri. Isi dari Pasal 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979

menjelaskan bahwa Pemerintahan Desa berada langsung dibawah kontrol

pemerintah pusat, kedudukanya langsung dibawah camat. Desa merupakan suatu

Page 30: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bentuk pemerintahan administratif, atau semacam birokrasi sebagai kepanjangan

tangan negara di tingkat lokal yang berasaskan delegasi. Perspektif Desa

administratif (the local state government) sangat menonjol dalam Undang-

Undang ini, sebagaimana terlihat dalam definisi Pasal 1 Huruf a Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa, “Desa adalah suatu

wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat

hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah

camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan

Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Seiring reformasi, sesuai pula dengan tuntutan berbagai kalangan yang

prihatin dengan kondisi kehidupan masyarakat. Diperlukan suatu perubahan

yang mendasar atas peraturan yang berlaku. Undang-Undang sebelumnya yang

mengatur tentang Desa dirasa kurang dapat memenuhi berbagai kebutuhan

masyarakat dalam segala aspek. Fungsi kontrol pemerintah dirasa diperlukan

pada masa itu dalam pengembangan masyarakat, sehingga dapat tercipta suatu

pemerataan dalam pembangunan masyarakat baik di pusat maupun daerah.

TAP MPR RI Nomor. XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah; Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumberdaya Nasional yang Berkeadilan serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia telah mengamanatkan perlu direalisasikannya pembagian kekuasaan, kewenangan, dan pemanfaatan sumber-sumber kehidupan antara Pusat, Daerah (Propinsi, Kabupaten/Kota), dan Desa yang lebih adil daripada masa sebelumnya(R. Yando Zakaria. 2003 :55).

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah pun

diberlakukan. Terdapat perubahan yang sangat mendasar, yakni arena

pembaruan Desa dimana penyeragaman susunan, bentuk dan nama Desa telah

dihapuskan dan hendak didudukkan kembali apa yang disebut dengan otonomi

asli, dan arena pembaruan hubungan pemerintahan daerah dengan pemerintahan

pusat dimana terletak apa yang disebut sebagai desentralisasi.

Belum genap empat tahun regulasi tersebut diimplementasikan, Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 lahir sebagai pengganti Undang-Undang Nomor

22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dalam Undang-Undang Nomor 8

Page 31: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tahun 2005 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah dalam Pasal 200 menyebutkan bahwa

Pemerintahan Daerah kabupaten/ kota dibentuk Pemerintahan Desa yang terdiri

dari Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Rakyat disebutkan bahwa

Desa atau yang disebut dengan nama lain selanjutnya Desa merupakan kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yurisdiksi, berwenang untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul

dan adat istiadat setempat yang diakui dan atau dibentuk dalam sistem

pemerintahan nasional dan berada di kabupaten/ kota, sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai Desa adalah keanekaragaman,

partisipasi, otonomi asli Desa, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat.

Selanjutnya diimplementasikan suatu Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun

2005 tentang Desa untuk mengatur lebih lanjut tentang Desa. Prinsip dasar yang

menjadi landasan pemikiran Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005

tentang Desa adalah (Ibnu Sam Widodo. http:www. PP Otoda /Desa dalam Per-

UU-an.html) :

a. Keanekaragaman, dimana pola penyelenggaraan pemerintahan serta

pembangunan Desa tetap menghormati sistem nilai yang berlaku di

masyarakat setempat namun tetap memperhatikan sistem hukum nasional,

dalam hal ini konstitusi menjamin bahwa negara mengakui dan menghormati

kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sepanjang masih

hidup dan berkembang sesuai dengan prinsip-prinsip NKRI.

b. Partisipasi, bahwa penyelenggataan pemerintahan dan pembangunan Desa

harus mampu mewujudkan peran aktif masyarakat dengan tujuan masyarakat

merasa ikut memiliki dan bertanggung jawab serta kebersamaan sebagai

sesama warga Desa.

c. Otonomi asli, kewenangan Pemerintahan Desa dalam mengatur dan mengurus

masyarakat setempat berdasarkan hak asal usul dan nilai budaya yang

berkembang di masyarakat namun harus diselenggarakan dengan administrasi

pemerintahan negara sesuai dengan perkembangan jaman.

Page 32: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Demokratisasi, dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa harus

mengakomodasi aspirasi masyarakat yang diartikulasi melalui BPD dan

lembaga kemasayarakatan sebagai mitra pemerintah Desa.

e. Pemberdayaan masyarakat, penyelenggaraan Pemerintahan Desa

dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat

Desa melalui penetapan program, kebijakan, dan kegiatan yang sesuai dengan

esensi masalah dan prioritas kebutuhan.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, di Indonesia terdapat satuan-satuan

masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah tertentu dan

berwenang menyelenggarakan rumah tangganya sendiri, Satuan-satuan ini

merupakan satuan-satuan ketatanegaraan, karena mempunyai wilayah,

penduduk, dan pemerintahan sendiri. Dan masyarakat hukum tersebut sering

disebut Desa. Desa merupakan sebutan umum bagi satuan-satuan ketatanegaraan

terendah yang langsung di bawah kecamatan, dan pemerintahannya merupakan

satuan organisasi pemerintahan terendah pula. Yang disebut sebagai satuan

organisasi pemerintahan terendah adalah Pemerintahan Desanya, sedangkan

Desa itu sendiri adalah satuan ketatanegaraan terendah.

2. Tinjauan Umum Tentang Pemerintahan Desa

a. Pengertian Pemerintahan Desa

Pasal 200 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 menyebutkan bahwa

Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota dibentuk Pemerintahan Desa yang

terdiri dari Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Rakyat.

Selanjutnya diimplementasikan suatu Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun

2005 tentang Desa untuk mengatur lebih lanjut tentang Desa. Menurut Pasal 1

Angka 6 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa adalah

penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan

Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang

diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Pemerintah Desa merupakan simbol formal daripada kesatuan

Page 33: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

masyarakat Desa. Pemerintah Desa diselengarakan di bawah pimpinan

seorang Kepala Desa beserta para pembantunya (Perangkat Desa), mewakili

masyarakat Desa guna hubungan ke luar maupun ke dalam masyarakat yang

bersangkutan.

In an alternative paradigm, citizens would play a significant role at the strategic vision level. The professional literature and the participation awards from local government associations are filled with examples of significant levels of community involvement in various activities from strategic planning and visioning to single purpose activities in functional areas such as economic development, education, land use, and recreation. Administrators, elected officials, and community leaders have found that institutionalized neighborhood participation in the policy processes results in a more informed, effective, and participatory citizenry (Pamela D Gibson. 2005:2) jurnal tersebut menjelaskan tentang Pandangan lain terhadap peran penting masyarakat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah bergantung pada seberapa besar tingkat keikutsertaan masyarakat dalam aktivitas perencanaan dan pandangan demi tercapainya tujuan bersama antara lain adalah perkembangan ekonomi, pendidikan, kependudukan. Pemerintah pusat menyadari bahwa peran serta masyarakat dalam kebijakan yang dibuat oleh pemerintah menghasilkan suatu proses yang nyata, dan efektif.

Dalam menjalankan pemerintahannya, Desa mempunyai hak,

wewenang dan kewajiban sebagai berikut :

1) Hak Pemerintahan Desa :

a) Menyelenggarakan rumah tangganya sendiri; dan

b) Melaksanakan peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan dari

pemerintah dan pemerintah daerah.

2) Wewenang Pemerintahan Desa

a) Menyelenggarakan musyawarah Desa untuk membicarakan masalah-

masalah penting yang menyangkut Pemerintahan Desa dan kehidupan

masyarakat Desanya;

b) Melakukan pungutan dari penduduk Desa berupa iuran atau sumbangan

untuk keperluan penyelenggaraan Pemerintahan Desa dengan

memperhatikan kemampuan ekonomi masyarakat yang bersangkutan

berdasarkan peraturan perUndang-Undangan yang berlaku; dan

Page 34: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) Menggerakkan partisipasi masyarakat untuk melaksanakan

pembangunan.

3) Kewajiban Pemerintahan Desa

a) Menjalankan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat

di Desa yang bersangkutan;

b) Menyelenggarakan administrasi Pemerintahan Desa;

c) Melakukan tugas-tugas dari pemerintah dan pemerintah daerah;

d) Menjamin dan mengusahakan keamanan, ketentraman dan

kesejahteraan warga Desanya; dan

e) Memelihara tanah kas Desa, usaha Desa dan kekayaan Desa lainnya

yang menjadi milik Desa untuk tetap berdaya guna dan berhasil.

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa merupakan subsistem dari sistem

penyelenggaraan pemerintahan, sehingga Desa memiliki kewenangan untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya.

(HAW. Widjaja, 2004 : 3).

b. Bentuk dan Susunan Pemerintahan Desa

1) Bentuk Pemerintahan Desa

Menurut Pasal 1 angka 7 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun

2005, Pemerintah Desa adalah atau yang disebut dengan nama lain adalah

Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara

Pemerintahan Desa. Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005

Pemerintah Desa mempunyai urusan Pemerintahan Desa yang menjadi

kewenangan Desa, yaitu:

a) urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul Desa;

b) melaksanakan urusan rumah tangga Desa, urusan pemerintahan umum,

pembangunan dan pembinaan masyarakat;

c) urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/ kota yang

diserahkan pengaturannya kepada Desa;

d) tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau

pemerintah kabupaten/ kota; dan

Page 35: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e) urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan

diserahkan kepada Desa.

Untuk menjalankan tugas pokok tersebut Pemerintah Desa

mempunyai fungsi :

a) penyelenggaraan urusan rumah tangga Desa;

b) pelaksanaan tugas di bidang pembangunan dan pembinaan

kemasyarakatan yang menjadi tanggung jawabnya;

c) pelaksanaan pembinaan perekonomian Desa;

d) pelaksanaan pembinaan partisipasi dan swadaya gotong royong

masyarakat;

e) pelaksanaan pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat;

f) pelaksanaan musyawarah penyelesaian perselisihan masyarakat Desa;

g) penyusunan dan pengajuan rancangan peraturan Desa; dan

h) pelaksanaan tugas yang dilimpahkan kepada pemerintah Desa.

(Hanif Nurcholis, 2005 : 138).

2) Susunan Pemerintahan Desa

Pemerintah Desa dipimpin seorang Kepala Desa yang dibantu oleh

Sekretaris Desa dan Perangkat Desa. Perangkat Desa terdiri atas kepala-

kepala urusan, pelaksana urusan, dan kepala dusun. Urusan rumah tangga

Desa hanya diatur dan diurus oleh Pemerintah Desa itu sendiri. Dimana

pengaturannya dibentuklah suatu Peraturan Desa (Perdes) yang dibuat

bersama oleh Kepala Desa dan BPD (Badan Permusyawarakatan Desa)

yang mana pelaksanaannya dilakukan oleh Kepala Desa dan

dipertanggungjawabkan kepada rakyat melalui BPD (Hanif Nurcholis,

2005 : 138-139).

a) Kepala Desa

Kepala Desa adalah kepala Pemerintahan Desa yang mempunyai

tugas pokok memimpin dan mengkoordinasikan Pemerintah Desa

dalam melaksanakan sebagian urusan rumah tangga Desa, urusan

pemerintahan umum, pembinaan dan pembangunan masyarakat serta

Page 36: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menjalankan tugas pembantuan dari pemerintah atasnya. Kepala Desa

memimpin para staf/ pembantunya menyelenggarakan Pemerintahan

Desa (Hanif Nurcholis, 2005 : 139).

b) Perangkat Desa

Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa, dan Perangkat Desa

lainnya yang meliputi Pelaksana Teknis Lapangan dan Unsur

Kewilayahan yang mempunyai tugas membantu Kepala Desa.

(1) Sekretaris Desa (Sekdes)

Sekretaris Desa adalah staf yang memimpin sekretariat Desa.

Sekretaris Desa bertugas membantu Kepala Desa di bidang

pembinaan administrasi dan memberikan pelayanan teknis

administrasi kepada seluruh perangkat pemerintah Desa. Sekretaris

Desa diisi dari PNS yang memenuhi persyaratan (Hanif Nurcholis,

2005 : 139).

Kelebihan pengisian Sekertaris Desa oleh PNS adalah :

(a) Sekertaris Desa memiliki kepastian kedudukan kepegawaian,

penghasilan serta karier, sehingga dapat memberikan motivasi

untuk berpartisipasi;

(b) Adanya aktor penggerak perubahan dibidang manajemen dan

administrasi pemerintahan untuk tingkat Desa;

(c) Adanya aktor penghubung yang dapat mrnjadi perantara

kebijakan perubahan yang datang dari pemerintah supradesa.

(2) Perangkat Desa Lainnya

Perangkat Desa lainnya adalah staf Sekretariat Desa,

pelaksana teknis lapangan, dan perangkat kewilayahan. Perangkat

Desa diangkat oleh Kepala Desa dari penduduk Desa setempat,

yang berusia paling rendah 20 (dua puluh) tahun dan paling tinggi

60 (enam puluh) tahun, dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala

Desa (Bambang Trisantono S, 2011 : 12).

Page 37: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(a) Kepala urusan adalah staf yang membantu Sekretaris Desa

sesuai dengan bidangnya atau pimpinan unit kerja yang

mengurus fungsi-fungsi tertentu dan bertanggungjawab kepada

Sekertaris Desa (Hanif Nurcholis, 2005 : 139).

(b) Pelaksana Teknis Lapangan adalah staf yang melaksanakan

urusan teknis di lapangan dan bertanggungjawab kepada

Kepala Desa (Didik Sukriono, 2010 : 191).

(c) Kepala Dusun berkedudukan sebagai unsur pelaksana tugas

Kepala Desa di wilayah kerjanya (Hanif Nurcholis, 2005 :

140).

c) Badan Permusyawarakatan Desa

Menurut Pasal 1 angka 8 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun

2005, Badan Permusyawaratan Desa adalah lembaga yang merupakan

perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa

sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. BPD berfungsi

menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan

menyalurkan aspirasi masyarakat serta mempunyai fungsi mengawasi

pelaksanaan peraturan Desa dalam rangka pemantapan pelaksanaan

kinerja pemerintah Desa.

Pasal 30 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005

keanggotaan BPD terdiri dari wakil penduduk Desa bersangkutan yang

ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. Yang dimaksud

dengan wakil masyarakat dalam hal ini seperti ketua rukun warga,

pemangku adat dan tokoh masyarakat. Masa jabatan BPD 6 (enam)

tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan

berikutnya.

Wewenang BPD menurut Pasal 35 Peraturan Pemerintah Nomor

72 Tahun 2005 adalah :

(1) Membahas rancangan peraturan Desa bersama Kepala Desa;

(2) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan Desa

dan peraturan Kepala Desa;

Page 38: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(3) Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa;

(4) Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa;

(5) Menggali,menampung, menghimpun, merumuskan dan menya-

lurkan aspirasi masyarakat; dan

(6) Menyusun tata tertib BPD.

Hak BPD beserta anggotanya menurut Pasal 36 dan 37 ayat (1)

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 adalah :

(1) Meminta keterangan kepada Pemerintah Desa;

(2) Menyatakan pendapat;

(3) Mengajukan rancangan peraturan Desa;

(4) Mengajukan pertanyaan;

(5) Menyampaikan usul dan pendapat;

(6) Memilih dan dipilih; dan

(7) Memperoleh tunjangan.

Gambar. 2 : Struktur Pemerintahan Desa

Sumber : Hanif Nurcholis, 2005 : 138

KAUR 2

PELAKSANA UR

RAKYAT

KADUS 2

SEKDES

KEPALA DESA BPD

Page 39: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Otonomi Desa

Otonomi Desa merupakan otonomi yang asli, bulat dan utuh serta

bukan merupakan pemberian dari pemerintah, sebaliknya pemerintah

berkewajiban menghormati otonomi asli yang dimiliki oleh Desa tersebut.

Untuk memperkuat pelaksanaan otonomi Desa, Pemerintah Kabupaten harus

mengupayakan kebijakan sebagai berikut (HAW. Widjaja, 2010 : 164-165).

1) Memberi akses dan kesempatan kepada Desa untuk menggali potensi

sumber daya alam yang ada dalam wilayahnya untuk dimanfaatkan

sebagai sumber pendapatan Desa tanpa mengabaikan fungsi kelestarian,

konservasi dan pembangunan yang berkelanjutan;

2) Memprogramkan pemberian bantuan kepada Desa sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

3) Memfasilitasi upaya peningkatan kapasitas pemerintahan, lembaga-

lembaga kemasyarakatan serta komponen masyarakat lainnya di Desa

melalui pembinaan dan pengawasan, pemberian pedoman, bimbingan,

pelatihan, arahan dan supervisi.

Menurut C.S.T. Kansil dan Cristine S.T. Kansil, dalam Desa juga

menganut prinsip otonomi nyata. Prinsip Otonomi nyata yang dimaksud

adalah pemberian otonomi kepada Desa hendaknya berdasarkan

pertimbangan, perhitungan tindakan, dan kebijaksanaan yang benar-benar

dapat menjamin bahwa Desa bersangkutan nyata-nyata mampu mengurus

rumah tangganya sendiri. Perinsip otonomi yang bertanggungjawab berarti

bahwa pemberian otonomi Desa itu benar-benar sesuai dengan tujuannya,

yaitu:

1) Lancar dan teraturnya pembangunan di seluruh wilayah Negara;

2) Sesuai atau tidaknya pembangunan dengan pengarahan yang telah

diberikan;

3) Sesuai dengan pembinaan politik dan kesatuan bangsa;

4) Terjaminnya keserasian hubungan antara Pemerintahan Pusat dan

Pemerintahan Desa; dan

Page 40: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5) Terjaminnya pembangunan dan perkembangan Desa.

Desa sebagai sebuah kawasan yang otonom memang diberikan hak-hak istimewa, diantaranya adalah terkait pengelolaan keuangan dan alokasi dana Desa, pemilihan Kepala Desa (Kades) serta proses pembangunan Desa. Namun, ditengah pemberian otonomisasi Desa tersebut tidak dibarengi dengan peningkatan kapasitas SDM-nya. Sehingga pelaksanaannya masih jauh dari harapan (http://kaumbiasa.com/otonomi-Desa.php).

Pelaksanaan otonomi Desa juga dibutuhkan sebuah peraturan untuk

mengatur sendiri Pemerintahan Desa yang ingin dijalankan. Maka

dibentuklah sebuah peraturan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor

72 Tahun 2005. Peraturan Desa menurut Pasal 1 angka 14 Peraturan

Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 adalah peraturan perundang-undangan

yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa. Atau bisa diartikan sebagai

produk hukum tingkat Desa yang ditetapkan oleh Kepala Desa bersama

Badan Permusyawaratan Desa dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan

Desa. Peraturan Desa merupakan penjabaran lebih lanjut dari Peraturan

Perundang-Undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan kondisi sosial

budaya masyarakat Desa setempat. Masyarakat berhak memberikan masukan

secara lisan atau tertulis dalam rangka penyiapan atau pembahasan

Rancangan Peraturan Desa. Untuk melaksanakan Peraturan Desa, Kepala

Desa menetapkan Peraturan Kepala Desa dan/atau Keputusan Kepala Desa

(Sadu Wasistiono, 2007 : 137).

Materi muatan peraturan Desa diantaranya adalah :

1) Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pembangunan Desa dan

pemberdayaan masyarakat.

2) Menetapkan ketentuan-ketentuan yang bersifat pengaturan.

3) Menjabarkan pelaksanaan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa yang

bersifat penetapan.

4) Memuat masalah-masalah yang berkembang di Desa, diantaranya :

a) Penetapan ketentuan yang mengatur penyelenggaraan Pemerintahan

Desa, pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa;

b) Menetapkan segala sesuatu yang menyangkut kepentingan masyarakat;

Page 41: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) Menetapkan segala sesuatu yang membebani keuangan Desa dan

masyarakat Desa;

d) Menetapkan segala sesuatu yang memuat larangan, kewajiban dan

membatasi serta membebani hak-hak masyarakat;

e) Menetapkan segala sesuatu yang mengandung himbauan, perintah,

larangan atau keharusan untuk berbuat sesuatu yang ditujukan kepada

masyarakat Desa;

f) Menetapkan segala sesuatu yang memberikan suatu kewajiban atau

beban kepada masyarakat.

5) Tidak boleh mengatur urusan pemerintahan yang belum diserahkan oleh

Kabupaten/ Kota kepada Desa, dan tidak boleh bertentangan dengan

kepentingan umum serta peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

(Bambang Trisantono S, 2011 : 47-48).

3. Tinjauan Umum Tentang Rencana Pembangunan Desa

a. Definisi Rencana Pembangunan

Pembangunan merupakan arah untuk memperbaiki suatu keadaan,

“pembangunan itu tiada lain adalah suatu usaha perubahan untuk menuju

keadaan yang lebih baik berdasarkan norma norma tertentu” ( I Nyoman

Beratha. 1982:65). Perubahan perubahan tersebut meliputi seluruh aspek

kehidupan manusia dalam bermasyarakat, antara lain potensi sumber daya

alam, sumberdaya manusia, yang di gunakan sebaik baiknya. Dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke 4 yang menyatakan :

1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

2) Memajukan kesejahteraan umum

3) Mencerdaskan kehidupan bangsa

4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia

Berdasarkan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke 4 maka

harus diketahui keadaan apa yang telah diperbaharui, dan cita cita yang

hendak dicapai. Dengan begitu akan dapat ditentukan serta ditetapkan jalan

tentang bagaimana mengubah keadaan yang satu menjadi yang lain

sebagaimana yang dicita-citakan ( I Nyoman Beratha. 1982:66).

Page 42: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perencanaan pembangunan merupakan suatu alat untuk mewujudkan

pembangunan itu sendiri “Pada haketnya Perencanaan merupakan suatu

rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang

diharapkan terjadi sperti (peristiwa, keadaan, suasana), dan sebagainya.

Perencanaan bukanlah masalah kira-kira, manipulasi atau teoritis tanpa fakta

atau data yang kongkrit” ( Rengganis. 2008:1). Seperti halnya yang di

utarakan oleh I Nyoman Baratha secara sederhana perencanaan dapat pula

dikatakan bahwa penentuan garis tindakan yang dipandang tepat dan

menjamin berhasilnya sesuatu bidang atau beberapa bidang usaha untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan, dan dalam menentukan garis tindakan

mempunyai arti sesuatu yang belum ditentukan kemudian dibuat suatu aturan

untuk ketentuan tersebut yang nantinya harus ditaati oleh obyek yang dikenai

peraturan tersebut .

Instrumen dokumen perencanaan pembangunan nasional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai acuan utama dalam memformat dan menata sebuah bangsa, mengalami dinamika sesuai dengan perkembangan dan perubahan zaman. Perubahan mendasar yang terjadi adalah semenjak bergulirnya bola reformasi, seperti dilakukannya amandemen UUD 1945, demokratisasi yang melahirkan penguatan desentralisasi dan otonomi daerah (UU Nomor 22/1999 dan UU Nomor 25/1999 yang telah diganti dengan UU Nomor 32/2004 dan UU Nomor 33/2004), UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 23 tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, penguatan prinsip-prinsip Good Governance : transparansi, akuntabilitas, partisipasi, bebas KKN, pelayanan publik yang lebih baik. Disamping itu dokumen perencanaan pembangunan nasional juga dipengaruhi oleh Desakan gelombang globalisasi (AFTA, WTO, dsb) dan perubahan peta geopolitik dunia pasca tragedi 11 September 2001 (http:// empimuslion. wordpress.com /2008/04/01/paradigma-perencanaan-pembangunan-nasional).

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional merupakan landasan hukum serta acuan untuk

merencanakan pembangunan nasional sesuai dengan ketentuan Undang-

Undang tersebut. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

menjelaskan tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu

kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-

Page 43: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan

yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di

tingkat Pusat dan Daerah.

Untuk melaksanakan sistem perencanaan pembangunan nasional yang

baik, serta merata baik di tingkat pusat serta daerah maka di bentuklah

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah. Pasal 2 dan 3 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008

menerangkan tentang Pembangunan Daerah yang merupakan pemanfaatan

sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang

nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha,

akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan

indeks pembangunan manusia, serta tentang Perencanaan Pembangunan

Daerah yang merupakan suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan

yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna

pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah

dalam jangka waktu tertentu.

b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

Pasal 63 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa,

mewajibkan kepada Pemerintah Desa untuk menyusun Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan Rencana Kerja

Pembangunan Desa (RKP Desa). Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Desa (RPJMDes) adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun

yang memuat arah kebijakan pembangunan Desa, arah kebijakan keuangan

Desa, kebijakan umum dan program, dengan memperhatikan RPJMD,

program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program

prioritas kewilayahan, disertai dengan rencana kerja selanjutnya.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang

Perencanaan Pembangunan Desa, Pasal 2 ayat (3) menyatakan bahwa

Page 44: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

RPJMDes memuat arah kebijkan keuangan Desa, strategi pembangunan

Desa, dan program kerja Desa. Sebagaimana halnya fungsi perencanaan

adalah untuk menjamin adanya keterkaitan dan konsisten antara perencanaan

(program), penganggaran, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. RPJMDes

disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan

(program), penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan (termasuk

didalamnya evaluasi).

Hakekat dari tujuan pembangunan Desa adalah untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia, termasuk penciptaan iklim yang mendorong

tumbuhnya prakarsa dan swadaya masyarakat Desa. RPJMDes sebagai suatu

rencana pembangunan Desa harus melibatkan segenap komponen masyarakat

Desa didalam penyusunan, pelaksanaan dan pengawasannya. Dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 Pasal 5 disebutkan

bahwa rencana pembangunan Desa semestinya menerapkan prinsip-prinsip :

1) Pemberdayaan, yaitu upaya untuk mewujudkan kemampuan dan

kemandirian masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara;

2) Partisipatif, yaitu kikutsertaan dan keterlibatan masyarakat secara aktif

dalam proses pembangunan;

3) Berpihak kepada masyarakat, yaitu seluruh proses pembangunan di

peDesaan secara serius memberikan kesempatan yang seluas-luasnya

bagi masyarakat khususnya masyarakat miskin;

4) Terbuka, yaitu setiap proses tahapan perencanaan pembangunan dapat

dilihat dan diketahui secara langsung oleh seluruh masyarakat Desa;

5) Akuntabel, yaitu setiap proses dan tahapan-tahapan kegiatan

pembangunan dapat dipertanggungjawabkan dengan benar, baik pada

pemerintah di Desa maupun pada masyarakat;

6) Selektif, yaitu semua potensi dan masalah terseleksi dengan baik untuk

mencapai hasil yang optimal;

Page 45: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7) Efisiensi dan efektif, yaitu pelaksanaan perencanaan kegiatan sesuai

dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang

tersedia;

8) Keberlanjutan, yaitu setiap proses dan tahapan kegiatan perencanaan

harus berjalan secara berkelanjutan;

9) Cermat, yaitu data yang diperoleh cukup objektif, teliti, dapat dipercaya,

dan menampung aspirasi maasyarakat;

10) Proses berulang, yaitu pengkajian terhadap sesuatu masalah/hal

dilakukan secara berulang sehingga mendapatkan hasil yang terbaik;

11) Penggalian informasi, yaitu di dalam menemukan masalah dilakukan

penggalian informasi melalui alat kajian keadaan Desa dengan sumber

informasi utama dari peserta musyawarah perencanaan atau sumber

informasi utama dari masyarakat.

Tujuan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

(RPJMDes) adalah untuk :

1) Mewujudkan perencanaan pembangunan Desa sesuai dengan kebutuhan

masyarakat dan keadaan setempat;

2) Menciptakan rasa memiliki dan tanggungjawab masyarakat terhadap

program pembangunan di Desa;

3) Memelihara dan mengembangkan hasil-hasil pembangunan di Desa;

4) Menumbuhkembangkan dan mendorong peran serta masyarakat dalam

pembangunan di Desa.

c. Rencana Kerja Pembangunan Desa

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 Pasal 1 butir 7

menjelaskan bahwa Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya

disingkat (RKP Desa) adalah dokumen rencana Desa untuk periode 1 (satu)

tahun dan ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) Kepala Desa. Merupakan

penjabaran dari Rencana Pembangunan unan Jangka Menengah Desa (RPJM

Desa) yang merupakan dokumen rencana untuk 5 (lima) tahun sehingga

program tahunan menjadi berkesinambungan;

Page 46: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Disusun melalui forum musyawarah perencanaan pembangunan

(musrenbang) tahunan atau biasa disebut musrenbang saja;

2) Dokumen RKPDesa kemudian menjadi masukan (input) penyusunan

dokumen APB Desa dengan sumber anggaran dari Alokasi Dana Desa

(ADD), Pendapatan Asli Desa (PA Desa), swadaya dan pastisipasi

masyarakat, serta sumber-sumber lainnya yang tidak mengikat.

RKP Desa dan APB Desa merupakan dokumen dan infomasi publik.

Pemerintah Desa merupakan lembaga publik yang wajib menyampaikan

informasi publik kepada warga masyarakat. Keterbukaan (transparansi) dan

tanggung gugat (akuntabilitas) kepada publik menjadi prinsip penting bagi

pemerintah Desa. Salah satu bukti bahwa RKP Desa dan APB Desa benar-

benar dikembangkan secara musyawarah adalah bila warga Desa benar-benar

merasa memiliki agenda pembangunan Desanya sendiri.

4. Tinjauan Umum Tentang Teori Efektifitas Hukum

Efektifikasi hukum merupakan proses yang bertujuan agar supaya hukum

berlaku efektif. Keadaan tersebut dapat ditinjau atas dasar beberapa tolok ukur

efektifitas, untuk mengukur sejauh mana efektifitas hukum itu sendiri perlu

adanya tolak ukur yang jelas apakah sebagian besar target mentaati aturan

hukum tersebut. “Seseorang mentaati hukum tergantung pada kepentingannya

diantaranya bersifat compliance atau hanya takut sanksi, internalization atau

ketaatan karena aturan hukum tersebut benar benar cocok dengan nilai intrinsic

yang di anutnya” (Achmad Ali, 2009:375).

Efektifitas hukum dalam tindakan atau realita hukum dapat diketahui

apabila seseorang menyatakan bahwa suatu kaidah hukum berhasil atau gagal

mencapai tujuanya, maka hal itu biasanya diketahui apakah pengaruhnya

berhasil mengatur sikap tindak atau perilaku tertentu sehingga sesuai dengan

tujuannya atau tidak. Efektifitas hukum artinya efektifitas yang akan disoroti

dari tujuan hukum yang ingin dicapai, salah satu upaya yang biasanya dilakukan

supaya masyarakat mematuhi kaidah hukum adalah dengan mencantumkan

sanksi-sanksinya. Sanksi-sanksi tersebut bisa berupa sanksi negatif atau sanksi

Page 47: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

positif, yang maksudnya adalah menimbulkan rangsangan agar manusia tidak

melakukan tindakan tercela atau melakukan tindakan yang terpuji. Diperlukan

kondisi-kondisi tertentu yang harus dipenuhi agar hukum mempunyai pengaruh

terhadap sikap tindak atau perilaku manusia. Kondisi-kondisi yang harus ada

adalah antara lain bahwa hukum harus dapat dikomunikasikan. Komunikasi

hukum lebih banyak tertuju pada sikap, oleh karena sikap merupakan suatu

kesiapan mental sehingga seseorang mempunyai kecendurangan untuk

memberikan pandangan yang baik atau buruk, yang kemudian terwujud di dalam

perilaku nyata. Apabila yang dikomunikasikan tidak bisa menjangkau masalah-

masalah yang secara langsung dihadapi oleh sasaran komunikasi hukum maka

akan dijumpai kesulitan-kesulitan. Hasilnya yaitu hukum tidak punya pengaruh

sama sekali atau bahkan mempunyai pengaruh yang negatif. Hal itu disebabkan

oleh karena kebutuhan mereka tidak dapat dipenuhi dan dipahami, sehingga

mengakibatkan terjadinya frustasi, tekanan, atau bahkan konflik

(mirandarule.lawmetha.wordpress.com /tag/teori-efektifitas/.html).

Efektifitas hukum banyak tergantung dari beberapa faktor antara lain

(Achmad Ali, 2009:378) :

a. Pengetahuan tentang substansi perundang undangan

b. Cara untuk memperoleh pengetahuan tersebut

c. Institusi yang terkait dengan ruang lingkup perundang undangan dalam

masyarakat.

d. Bagaimana proses lahirnya perundang undangan, yang tidak boleh dilahirkan

secara tergesa gesa untuk kepentingan instan sesaat.

Soerjono Soekanto (dikutip dari lawmetha.wordpress.com)

mengemukakan bahwa agar hukum atau peraturan bener-benar berfungsi,

senantiasa dikembalikan pada paling sedikit 4 (empat) faktor, yaitu :

a. Hukum atau peraturan itu sendiri

b. Petugas yang menegakkannya

c. Fasilitas yang diharapkan mendukung hukum

d. Warga masyarakat yang terkena ruang lingkup peraturan tersebut.

Page 48: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Kerangka Pemikiran

Gambar. 3 : Kerangka Pemikiran

Keterangan:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 setelah

amandemen memberikan pengaruh yang besar terhadap tatanan pemerintahan di

Indonesia yang menganut asas desentralisasi serta memberikan kesempatan dan

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005

( Desa )

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

(Pemerintahan Daerah)

PERMENDAGRI Nomor 66 Tahun 2007

(Perencanaan Pembangunan Desa)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

(RPJM-Des)

Rencana Kerja Pembangunan Desa

(RKP-Des)

Pelaksanaan Penyusunan RPJMDes

Kendala dan Hambatan dalam penyusunan

RPJMDes

Page 49: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

keleluasaan kepada masing-masing daerah untuk menyelenggarakan otonomi

daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah. Indonesia mempunyai berbagai kesatuan masyarakat hukum

berupa Desa yang telah ada sejak jaman penjajahan atau jaman kerajaan. Dengan

segala adat istiadat, budaya dan kekhasan yang dimiliki Desa, maka Desa diberikan

hak otonom untuk menyelenggarakan sendiri pemerintahannya yang dijalankan

oleh pemerintah Desa yang terdiri dari Kepala Desa dan perangkatnya sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang tersebut yang diterbitkan lagi berupa Peraturan

Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Dalam penyelenggaraan

Pemerintahan Desa tersebut sangat dibutuhkan Pembangunan yang baik demi

terciptanya pemerataan perkembangan Desa.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Desa merupakan satu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah

dimana didalam Peraturan tersebut Desa wajib membuat Perencanaan

pembangunan yang terdiri dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

serta Rencana Kerja Pembangunan, dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima)

tahun yang memuat strategi dan arah kebijakan pembangunan Desa, arah kebijakan

keuangan Desa dan program prioritas kewilayahan, yang disertai dengan rencana

kerja. RPJM Desa disusun untuk menjadi panduan atau pedoman bagi komunitas

Desa dan supradesa, dalam rangka mengelola potensi maupun persoalan di Desa.

Karena itu, RPJM Desa merupakan dokumen perencanaan yang terintegrasi dengan

perencanaan pembangunan kabupaten/kota, (Pasal 63 ayat (1) Peraturan Pemerintah

Nomor 72 Tahun 2005).

RPJM Desa dapat dimaknai sebagai dokumen atau cetak biru Desa selama

rentang waktu lima (5) tahun. Dokumen cetak biru ini memuat arah dan orientasi

pembangunan Desa selama lima tahun. Secara konsepsional capaian pembangunan

Desa selama lima tahun dituangkan ke dalam visi dan misi Desa. RPJM Desa juga

merumuskan permasalahan Desa, strategi dan kebijakan yang hendak ditempuh.

Page 50: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi

a. Deskripsi Desa Triharjo

Sub bab ini akan dijelaskan tentang data biografi Desa Triharjo pada

tahun 2011. Dimana deskripsi tentang Desa Triharjo sebagai berikut :

i. Keadaan Wilayah

Desa Triharjo merupakan salah satu Desa dari 88 Desa yang

terdapat di Kecamatan Sleman. Desa Triharjo dilewati jalan nasional

yaitu Jalan Raya Yogya - Magelang, berada di topografi dataran rendah,

dengan ketinggian rata - rata 235 meter diatas permukaan Laut. Desa

Triharjo mempunyai 12 Padukuhan, 43 RW dan 113 RT. Dusun yang

berada di Desa Triharjo adalah Kalakijo, Sucen, Sleman III, Kantongan,

Ngangkrik, Krapyak, Murangan VII, Murangan VIII , Panggeran IX,

Temulawak, Sebayu, Panggeran XII.

Desa Triharjo mempunyai luas wilayah sebesar 578,457 Ha.

Batas-batas Desa Triharjo menurut Peraturan Kampung Desa Triharjo

Distrik Sleman Kabupaten Sleman Nomor 4/Perkam/Thj/2011

diantaranya adalah

a) Sebelah Utara : Desa Trimulyo Sleman

b) Sebelah Selatan : Desa Sumberadi Mlati

c) Sebelah Barat : Desa Caturharjo Sleman

d) Sebelah Timur : Desa Tridadi Sleman

Bila diukur menggunakan orbitasi, Desa Triharjo berada di

kilometer 13 (tiga belas) jalan Magelang Krapyak Triharjo Sleman.

Sedangkan kantor Distrik Sleman Terletak di wilayah Kampung Triharjo,

jarak Kantor Distrik Sleman dengan Kantor Desa Triharjo kurang lebih 1

kilometer, dan jarak kantor pemerintahan Desa Triharjo dengan Kantor

Pusat Pemerintahan Sleman sejauh kurang lebih 2,5 kilometer.

Page 51: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii. Luas Wilayah dan Tata Guna Tanah Desa Triharjo

Luas wilayah Desa Triharjo Secara Keseluruhan adalah seluas

578,457 Hektar. Dengan rinciannya adalah sebagai berikut :

Tabel 1 : Luas Wilayah Desa Triharjo

NO PADUKUHAN PEKARANGAN SAWAH JML

1 KALAKIJO 13,9800 3,9800 17,7960

2 SUCEN 20,8015 11,3390 32,1405

3 SLEMAN III 24,5480 6,3650 30,9130

4 KANTONGAN 20,6750 19,6075 40,2925

5 NGANGKRIK 29,5505 36,6300 66,1805

6 KRAPYAK 22,4750 45,7400 68,2150

7 MURANGAN VII 17,8410 21,4725 39,3135

8 MURANGAN VIII 37,5750 35,9575 63,0325

9 PANGGERAN IX 12,2200 31,9775 44,1975

10 TEMULAWAK 10,9600 26,8520 37,8120

11 SEBAYU 19,7300 10,2825 30,0125

12 PANGGERAN XII 8,0505 14,1785 14,1790

Sumber : Monografi Desa Triharjo 2011

Tata guna tanah yang terdapat di Desa Triharjo adalah sebagai

berikut:

Tabel 2 : Tata Guna Tanah Desa Triharjo

No Kriteria Jumlah

1 Pemukiman umum 256,0780 Ha

2 Pemukiman ABRI 0,8200 Ha

3 Pemukiman pejabat Pemerintah 0,6400 Ha

4 Pasar 0,6400 Ha

5 Kuburan 3,3280 Ha

6 Jalan 19,6570 Ha

7 Sekolah 3,4 Ha

Page 52: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8 Sawah 265,5075 Ha

9 Lapangan sepakbola 1,5 Ha

10 Lapangan basket & Volley 0,4 Ha

11 Kolam 1 Ha

Sumber : Monografi Desa Triharjo 2011

Mayoritas tanah yang terdapat di Desa Triharjo digunakan

sebagai lahan pertanian bagi sebagian besar penduduknya, dapat dilihat

dari data diatas bahwa sumber utama ekonomi di Desa Triharjo

merupakan hasil dari pertanian dan juga pekarangan.

iii. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk di Desa Triharjo sebanyak 15.606 jiwa. Jumlah

ini termasuk jarang penduduk dengan luas wilayah yang cukup luas

karena sebagian besar wilayah Desa Triharjo dipergunakan sebagai lahan

pertanian dan pekarangan penduduk. Adapun rincian jumlah penduduk di

Desa Triharjo adalah sebagai berikut :

Tabel 3 : Jumlah Penduduk

NO Kriteria Laki laki

(jiwa)

Perempuan

(jiwa)

Jumlah (jiwa)

1 Jumlah penduduk 7.728 7.879 15.606

2 Jumlah KK 4.250 727 4.977

3 Jumlah Kelahiran 149 112 261

4 Jumlah Kematian 73 71 144

5 Jumlah masuk

penduduk

94 124 218

6 Jumlah pindah

penduduk

95 100 105

Sumber : Monografi Desa Triharjo 2011

Page 53: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan data yang didapat dari Desa Triharjo, tingkat

pendidikan sekolah sebagian besar hanya tamat SMA, MA, SMK.

Dikarenakan setelah lulus SMA sebagian besar penduduk memilih

bekerja di luar kota atau menjadi petani maupun buruh tani dikarenakan

pertanian merupakan sumber utama perekonomian di Desa Triharjo.

Adapun tingkat pendidikan masyarakat di Desa Triharjo adalah sebagai

berikut :

Tabel 4 : Tingkat Pendidikan

Sumber : Monografi Desa Triharjo 2011

Dilihat dari data tersebut 5051 dari 15.606 jiwa penduduk yang

mendapatkan pendidikan yang cukup, sedangkan sisanya tidak

mengenyampendidikan ataupun hanya mendapat pendidikan di Sekolah

Rakyat (SR).

Berdasarkan data yang didapat dari Desa Triharjo, diketahui

mayoritas penduduk di Desa Triharjo bekerja di bidang pertanian. Dalam

bidang pertanian juga terdapat 2 pekerjaan yaitu petani (memiliki lahan

pertanian) dan buruh tani (tidak memiliki lahan pertanian).

Detail mata pencaharian penduduk Desa Triharjo adalah sebagai

berikut :

NO Lulusan Jumlah (orang)

1 SD/MI 1356

2 SMP/MTS 1582

3 SMA/MA/SMK 1695

4 D.I 22

5 D.II 49

6 D.III 96

7 S.1 240

8 S.2 9

9 S.3 2

Jumlah 5051

Page 54: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 5 : Mata Pencaharian Penduduk

NO Jenis kelompok Jumlah (orang)

1 Petani 868

2 Buruh 761

3 Karyawan swasta 514

4 Wiraswasta 242

5 PNS 513

6 TNI/Polri 167

7 Pensiunan 193

Jumlah 3258

Sumber : Monografi Desa Triharjo 2011

Dari data diatas dapat dilihat mayoritas mata pencaharian

penduduk Desa Triharjo adalah petani dan buruh, serta jumlah penduduk

yang mempunyai mata pencaharian adalah 3258 jiwa dari keseluruhan

penduduk yang terdapat di Desa Triharjo. Sisa penduduk tidak

mempunyai pekerjaan atau sudah tidak produktif lagi.

b. Susunan Organisasi Pemerintahan dan Struktur Organisasi Dan Tata Kerja

Pemerintah Desa Triharjo Sleman.

Susunan Organisasi Pemerintahan Desa Triharjo Sleman adalah

sebagai berikut :

Kepala Desa : Irawan. Sip

Sekertaris Desa : Winarto

Kepala Bagian Pemerintahan : Mujiono

Kepala Bagian Kemasyarakatan : Sujoko Suroso

Kepala Bagian Pelayanan Umum : Anna Sulisyaningsih

Kepala Bagian Pembangunan : Eko Widodo. SE

Kepala Bagian Keuangan : Ulfah Nur Azizah S.SOS

Staf. Keuangan : Agus Prasetyo, SE

Staf.Sekertaris Desa : Catur Agung W, S.Pt

Page 55: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Staf.Kemasyarakatan : Zudhi Astomo, Amd

Pembantu Bag.Keuangan : Asriati Susanti

Gambar. 4 : Struktur Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintah Desa Triharjo Sleman

Sumber: Peraturan Kampung Desa Triharjo Distrik Sleman Kabupaten Sleman Nomor 4/Perkam/Thj/2011.

KABAG PEMERINTAHAN

KABAG PEMBANGUNAN

KABAG KEMASYARAKATAN

KABAG UMUM

KABAG KEUANGAN

STAF STAF STAF

PADUKUHAN

KEPALA DESABPD

SEKRETARIAT BPD SEKRETARIS DESA

STAF

Page 56: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa

Pada Proses Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

(RPJMDes) Di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) adalah

dokumen yang sangat penting bagi pembangunan Desa, memuat arah kebijakan

keuangan Desa, strategi pembangunan Desa, dan program kerja Desa, yang

dijabarkan dalam Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Desa).

Sebagai rencana pembangunan Desa untuk jangka waktu 5 ( lima )

tahun kedepan, maka RPJM-Desa harus disusun secara tepat dan sesuai dengan

aspirasi, keadaan dan kebutuhan masyarakat setempat. Dengan demikian,

proses menggali gagasan dan aspirasi masyarakat serta menemukan/mengenali

potensi, masalah dan penentuan tindakan, yang akan dirumuskan menjadi RPJ-

Desa, merupakan tahap dan kegiatan yang sangat penting. Dari proses itulah

yang menghasilkan semua masukan yang dibutuhkan untuk penyusunan

RPJM-Desa.

Pasal 63 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa,

mewajibkan kepada Pemerintah Desa untuk menyusun Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa

(RKP Desa). Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Triharjo,

bapak Irawan.Sip yang dilakukan pada hari senin tanggal 16 Januari 2012 pada

pukul 10:00 WIB yang bertempat di kantor Kepala Desa di Kantor Desa

Triharjo, juga dari data yang diperoleh penulis di Desa Triharjo sendiri, proses

penyusunan RPJMDes dilakukan secara partisipatif oleh Pemerintah Desa

bersama dengan masyarakat sesuai dengan kewenangannya melalui mekanisme

Musrenbangdes (Musyawarah Rencana Pembangunan Desa). Berdasarkan

hasil wawancara tersebut diketahui bahwa proses penyusunan RPJMDes di

Desa Triharjo diawali dengan pembentukan Musrenbangdes atau seringkali

disebut dengan Pokja Perencanaan Desa, Tim Teknis, atau Tim Perencana.

Akan tetapi di Desa Triharjo memakai istilah Tim Perencana Desa sesuai

dalam Surat Keputusan Kepala Desa untuk Kepanitiaan Musrenbang. Tim

Page 57: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perencana bertugas untuk membantu Kepala Desa dalam menyusun

Perencanaan Desa baik perencanaan jangka menengah, atau jangka panjang.

Demi terciptanya suatu produk legitimasi dokumen maka perlu dalam

melengkapi tim harus dengan kriteria-kriteria tertentu yaitu orang-orang yang

mempunyai perhatian lebih kepada Desanya, berpengetahuan yang cukup, aktif

di kegiatan Desa, serta memahami kondisi Desa. Tim Perencanaan Desa

Triharjo sebelumnya telah dibekali dengan pengetahuan, keterampilan yang

diberikan dalam pelatihan tentang penguasaan mekanisme penyusunan RPJM

Desa. Kepanitiaan Musrenbang Desa Triharjo terdiri dari 7 orang serta 3 orang

tim pemandu Musrenbang. Kepanitiaan Musrenbang Desa Triharjo terdiri dari

Pemerintah Desa yang diwakili oleh Sekertaris Desa, Lembaga

Kemasyarakatan, unsur perempuan, perwakilan dusun, perwakilan dari pemuda

serta tetua, dan perwakilan kelompok tani, dokter desa, dan pakar ekonomi

desa. Sedangkan Pemandu Tim Perencana Desa terdiri dari Perangkat Desa

yang dipilih serta perwakilan dari Kecamatan yang mengetahui teknis

pelaksanaan penyusunan perencanaan Desa dan berwawasan dalam berbagai

kebijakan program dan anggaran daerah di Desa Triharjo. Tim Perencana Desa

Triharjo pada tahapan pertama melakukan sosialisasi, pengkajian Desa

bersama masyarakat, serta menyusun draft awal RPJM Desa Triharjo. Pada

tahapan ini Tim Perencana Desa harus mempunyai peran aktif serta partisipatif

dengan mau mendengarkan aspirasi masyarakat yang terdiri dari berbagai

golongan sehingga arah rencana pembangunan dapat disusun secara baik.

Sosialisasi Penysunan RPJM Desa dilaksanakan untuk memberikan informasi

kepada warga tentang pentingnya Desa memiliki dokumen jangka menengah

sehingga proses penyusunan partisipatif didukung oleh warga Triharjo.

Sosialisasi ini difasilitasi oleh Kabupaten Sleman dalam bentuk dana anggaran.

Adapun yang diberikan dalam sosialisasi ini adalah informasi dan gambaran

proses yang perlu dilaksanakan Desa Triharjo dalam mengelola pembangunan,

hasil dari sosialisasi ini diharapkan adanya pemahaman dari Kepala Desa,

Sekertaris Desa dan BPD Triharjo terhadap Perencanaan Desa, pemahaman

masyarakat Desa Triharjo tentang proses penyusunan RPJM Desa, serta adanya

Page 58: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kesepakatan tentang pembentukan Tim Perencana Desa. tugas lain Tim

Perencana Desa pada tahapan awal juga termasuk penyebaran undangan rapat,

pemberitahuan secara terbuka lewat papan media yang ada di Desa ataupun

melalui suara pengeras suara (TOA). Selain itu tim juga harus menyiapkan

materi materi apa saja yang akan dibahas serta dimasukkan dalam rencana

pembangunan, serta menyiapkan tempat yang biasanya dilaksanakan di balai

desa, alat dan bahan untuk melengkapi serta pendukung kegiatan Musrenbang

ini

Tahapan kedua merupakan tahapan pelaksanaan Musrenbang serta

Penyusunan RPJM Desa, sehingga Tim Perencana Desa Triharjo melakukan

musyawarah yang diikuti warga Desa Triharjo, serta para pemangku

kepentingan di Desa Triharjo, seperti para tetua yang membahas draft

rancangan awal RPJM Desa dimana terdapat hal-hal yang harus disepakati

bersama dalam proses penyusunan sehingga produk yang dikeluarkan

merupakan murni hasil kesepakatan dari segala pihak serta mempunyai

legitimasi dokumen perencanaan. Musyawarah ini dilakukan oleh padukuhan-

padukuhan dimana didalamnya terdapat usulan program kerja pembangunan

dari padukuhan di Desa Triharjo yang berjumlah 12 Dukuh. Program kerja

yang diusulkan oleh padukuhan tersebut seluruhnya disepakati oleh Tim

Perencanaan Desa akan tetapi nantinya oleh Tim Perencanaan Desa akan di

lakukan skoring atau penilaian terhadap program kerja mana saja yang akan

diprioritaskan. Seluruh aspirasi dari tiap padukuhan di wilayah Desa Triharjo

seluruhnya disetujui yang nantinya akan ditetapkan menjadi rancangan RPJM

Desa. Pengkajian permasalahan ini melibatkan seluruh lapisan masyarakat

untuk melakukan pengkajian desa yang dimaksudkan untuk membahas kondisi

Desa bersama masyarakat guna menemukan persoalan (masalah) penting yang

ditangani melalui program pembangunan desa. Selain itu, juga dikaji potensi

atau sumber daya yang ada untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam

melakukan identifikasi masalah dan potensi desa diperlukan beberapa metode

atau cara untuk memfasilitasi proses tersebut. Penggunaan metode sebaiknya

dikembalikan kepada kemampuan fasilitator, pelatih maupun pendamping

Page 59: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terhadap penguasaan metode mereka dan juga disesuaikan dengan kondisi atau

karakter masyarakat desa. Disebutkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor. 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa. Proses

pengkajian dengan metode/teknik PRA digunakan sebagai tahap pra-

Musrenbang Desa. Proses pengkajian Desa dengan metode Participatory Rural

Apprasial (PRA), identifikasi ini juga tidak terlepas dengan indentifikasi

tentang pelaku pembangunan. Perlu dicatat pada permasalahan Identifikasi

tentang pelaku Pembangunan Desaadalah apa saja serta jumlah lembaga

kemasyarakatan yang ada di Desa Triharjo, pendataan tentang tokoh tokoh baik

agama, pemuda dan perempuan yang ada di Desa Triharjo, sejauh mana

kepentingan tokoh tersebut terhadap kepentingan Desa Triharjo, serta pengaruh

masing masing tokoh tersebut terhadap pembangunan Desa Triharjo. Hasil dari

kegiatan ini adalah identifikasi dan analisa pelaku atau pemangku kepentingan

desa sebagai dasar untuk pelaksanaan Musrenbang, mengundang, atau perlunya

mendekati secara informal sehingga kepentingannya tidak diabaikan. agar

mereka berpartisipasi.

Tahapan selanjutnya merupakan tahapan legislasi penetapan dokumen

RPJM Desa Triharjo ke dalam Peraturan Desa. Formulasi/perumusan

Rancangan Perdes tentang RPJM Desa disebut juga legal drafting dilakukan

oleh BPD. Rancangan ini kemudian dibahas dalam Rapat Umum BPD untuk

disetujui atau direvisi oleh BPD. Berita acara Rapat Umum dan SK persetujuan

Rancangan Perdes diserahkan kepada Kepala Desa Triharjo untuk ditetapkan

menjadi Peraturan Desa Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Desa. Peraturan Desa tentang RPJM Desa dikirimkan

melalui Camat untuk dievaluasi oleh Bupati Sleman, lalu dilakukan

pengundangan ke Lembaran Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun

2005, Pasal 1 angka 13 menyebutkan bahwa Peraturan Desa adalah peraturan

yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa. Penyusunan Peraturan Desa ini

juga melalui mekanisme konsultasi publik. yaitu Rancangan Peraturan Desa

dikonsultasikan kepada warga masyarakat Desa Triharjo pada khususnya atau

Page 60: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

publik pada umumnya untuk memperoleh tanggapan dan masukan sebagai

bahan revisi rancangan Peraturan Desa.

Penetapan Peraturan Desa Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Desa di ikuti dengan sosialisasi Peraturan

Desa tentang RPJM Desa Triharjo kepada masyarakat Desa Triharjo serta para

pemangku kepentingan di Desa Triharjo. Dokumen RPJM Desa Triharjo

sebagai dasar pelaksanaan pembangunan di wilayah Desa Triharjo selanjutnya

disebarluaskan kepada warga masyarakat Desa Triharjo, Pemerintah Daerah

Sleman, DPRD dan lembaga kemasyarakatan Desa Triharjo. Pengawasan

pelaksanaan RPJM Desa Triharjo dilakukan oleh BPD dan warga masyarakat.

Sedangkan pembinaan dilakukan oleh Kecamatan Sleman dan SKPD Sleman.

Selanjutnya RPJM Desa Triharjo dijabarkan menjadi kegiatan tahunan ke

dalam dokumen RKP Desa dan APB Desa yang disusun melalui Musrenbang

tahunan. Pelaksanaan program ini dapat dilakukan melalui kerjasama antar

desa, desa dengan Pihak ke-III, dan desa dengan supra desa. Pelaksanaan ini

dilakukan melalui laporan pertanggungjawaban (LPJ) APB Desa oleh Kepala

Desa di rapat BPD dan evaluasi kegiatan tahun yang sudah/sedang berjalan

bersama masyarakat di forum Musrenbang tahunan di Desa Triharjo.

3. Hambatan-hambatan dalam proses penyusunan RPMJDes di Desa

Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.

Proses Penyusunan RPJMDes sebenarnya telah diatur dalam Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan

Pembangunan Desa, baik dari segi langkah tata cara penyusunan, sistematika

penyusunan, dan metodologi penyusunan, akan tetapi dalam masih terdapat

hambatan hambatan dalam penerapan penyusunan RPJM Desa Triharjo.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Irawan Sip, selaku Kepala Desa

Triharjo Sleman Hambatan hambatan tersebut antara lain adalah :

a. Dalam Penentuan Identifikasi Pelaku Pembangunan terdapat beberapa

masyarakat yang biasanya tidak terlibat atau tidak ikut menentukan

Page 61: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perencanaan. Dalam kasus ini Tim Perencana Desa Triharjo tidak

melakukan identifikasi dengan baik sehingga Musrenbang tidak terlaksana

dengan baik. Pertemuan hanya dihadiri kalangan tertentu dan tidak pernah

melibatkan kelompok-kelompok minoritas, orang miskin dan kelompok

perempuan. Hasil Musrenbang hanya menampung aspirasi dari kelompok

yang aktif serta partisipasif dalam Musrenbang, dengan kata lain aspirasi

yang ditampung belum seluruhnya merupakan aspirasi dari segala lapisan

masyarakat, masih terhadapat aspirasi dari masyarakat yang belum di

tampung karena ketidakaktifan mereka dalam musyawarah perencanaan

pembangunan.

b. Proses penentuan skala prioritas pembangunan Desa masih menjadi

hambatan, dikarenakan sulitnya dalam menentukan prioritas pembangunan

yang akan dilaksanakan oleh Desa Triharjo selama 5 tahun kedepan. Skala

prioritas pun antara dukuh satu dengan yang lain berbeda, yang terjadi di

Desa Triharjo adalah skala prioritas dari satu dukuh, belum tentu menjadi

skala prioritas di dukuh lainnya, begitu pula sebaliknya.

c. Dana merupakan hal utama yang tidak bisa lepas dari suatu kegiatan, begitu

pula dengan kegiatan Musrenbang Desa Triharjo, dalam melaksanakan

penyusunan RPJM Desa Triharjo Kabupaten memfasilitasi kegiatan

Musrenbang Desa Triharjo dalam bentuk anggaran dana, akan tetapi jumlah

dana yang diberikan dari kabupaten sangatlah kurang dibandingkan dengan

anggaran biaya untuk pelaksanaan Musrenbang Desa Triharjo serta

penyusunan .RPJM Desa Triharjo.

Upaya yang telah dilakukan oleh Kepala Desa Triharjo, serta Tim

Perencana Pembangunan Desa Triharjo dalam mengatasi hambatan-hambatan

yang terjadi dalam proses Penyusunan RPJM Desa Triharjo adalah :

a. Kepala Desa adalah pembina dan pengendali dalam struktur kepanitiaan

Tim Perencana Desa dalam Musrenbang Desa Triharjo. Kepala Desa

Triharjo serta Tim Perencana Musrenbang mempunyai visi dan misi

menampung aspirasi dari seluruh lapisan masyarakat. Seluruh lapisan

masyarakat disini berarti Kepala Desa dan Tim Perencana Musrenbang

Page 62: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mempunyai kewajiban untuk melakukan sosialisasi tentang perlunya

Rencana Pembangunan Jangka Menengah untuk Desa Triharjo. Sosialisasi

ini telah dilakukan pada saat Pra Musrenbang oleh Kepala Desa Triharjo

serta Tim Perencana Musrenbang. Hal ini dimaksudkan agar para kelompok

yang sengaja tidak aktif ataupun tidak peduli terhadap adanya Musrenbang

ini agar mereka tersadar bahwa aspirasi dari kelompok minoritas pun akan

ditampung dan dimasukkan dalam draft RPJM Desa Triharjo. Kepala Desa

pun bekerja sama dengan para tokoh masyarakat untuk melakukan

sosialisasi Musrenbang tersebut. Pembangunan Desa diharapkan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengatasi ketimpangan, dan

berpihak kepada kelompok yang paling terpinggirkan. Kesejahteraan

merupakan hak seluruh masyarakat. Keberpihakan kepada kelompok

minoritas ataupun yang terpinggirkan menjadi prinsip dari Kepala Desa

Triharjo dan Tim Perencana Musrenbang untuk mengatasi ketimpangan

yang masih terjadi.

b. Penentuan skala prioritas merupakan hal yang penting, dikarenakan skala

prioritas akan menentukan arah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Desa Triharjo selama 5 tahun kedepan. Skala prioritas ini pun dari dukuh

satu dengan yang lain berbeda. Kepala Desa dalam penentuan skala prioritas

ini melakukan sistem skoring, atau memberikan suatu nilai dari usulan

program yang berasal dari dukuh di wilayah Desa Triharjo, skoring tersebut

berfungsi untuk menilai prioritas apa saja yang paling banyak terdapat dari

usulan program pembangunan di tiap dukuh di wilayah Desa Triharjo. Skala

prioritas yang didapat pada Musrenbang Desa Triharjo adalah program

pengentasan kemiskinan dengan rehabilitasi rumah serta adanya

pembekalan dan pelatihan kerja para pengangguran. Program tersebut

merupakan usulan program yang mendapat skor paling tinggi yang terdapat

dalam tiap usulan program dari tiap dukuh yang kemudian menjadi skala

prioritas Rencana Pembanguanan Jangka Menengah Desa Triharjo selama 5

(lima) tahun kedepan.

Page 63: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Kegiatan tidak bisa terlepas dari anggaran dana, begitu pula penyusunan

RPJM Desa, dari awal sampai pengesahan RPJM Desa Triharjo dan

pelaksanaannya memerlukan anggaran dana yang tidak sedikit, kabupaten

memberikan bantuan dana yang berasal dari pemerintah pusat, akan tetapi

bantuan dana tersebut tidak dapat mencukupi dan membiayai seluruh

kegiatan tersebut, Sehingga perlu untuk menutup kekurangan biaya yang

ada, kekurangan biaya tersebut diambil dari kas Desa, yang didapat dari

Pendapatan Asli Desa Triharjo, yang terdiri dari pungutan Desa, sewa tanah

milik Desa, serta pungutan pajak di Desa Triharjo.

B. Pembahasan

Perencanaan pembangunan Desa yang partisipatif dan berkelanjutan

memiliki peran yang strategis dalam kerangka otonomi daerah, karena

pembangunan Desa merupakan dasar dari pembangunan nasional, dan partisipasi

masyarakat merupakan modal utama keberhasilan pembangunan. RPJM Desa

Triharjo sebagai dokumen perencanaan pembanguna Desa untuk kurun waktu 5

(lima) tahun ke depan yang ditetapkan dengan Peraturan Desa Nomor 6 Tahun

2009 tentang RPJM Desa Triharjo, dimaksudkan untuk memberikan arah sekaligus

menjadi acuan bagi seluruh pelaku pembangunan di Desa Triharjo (pemerintahan,

masyarakat, dan dunia usaha) dalam menyelenggarakan pemerintahan, pengelolaan

pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. RPJM Desa bertujuan untuk

mewujudkan kehidupan yang demokratis, transparan, partisipasif, akuntabel,

berkeadilan sosial, melindungi hak asasi manusia, dan menegakkan supremasi

hukum dalam tatanan masyarakat daerah yang beradab, berakhlak mulia, mandiri,

bebas, maju dan sejahtera dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan serta menjadi

pedoman di dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) dan

Rencana Strategis-Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) Desa Triharjo.

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa pada Pasal 64

ayat (1) mengatur tentang Pembangunan Desa. Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Desa (RPJMDes) dijelaskan dan diatur lebih rinci dalam Peraturan

Page 64: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan

Desa, dijelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

(RPJMDes) merupakan dokumen perencanaan pemerintahan Desa untuk periode 5

(lima) tahun. RPJMDes juga merupakan penjabaran dari visi, misi dan program

Kepala Desa yang penyusunannya berpedoman kepada RPJP (Rencana

Pembangunan Jangka Panjang) Desa dan memperhatikan Rencana Strategis

(renstra) Kecamatan dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD). RPJMDes memuat visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan program.

Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

(RPJMDes) meliputi :

1. Persiapan;

Kegiatan persiapan meliputi :

a. Menyusun jadwal dan agenda;

b. Mengumumkan secara terbuka kepada masyarakat mengenai agenda

Musrenbang Desa;

c. Membuka pendaftaran/mengundang calon peserta;

d. Menyiapkan peralatan, bahan materi dan notulen.

2. Pelaksanaan;

Kegiatan pelaksanaan meliputi :

a. Pendaftaran peserta;

b. Pemaparan Kepala Desa atas prioritas kegiatan pembangunan di Desa;

c. Pemaparan Kepala Desa atas hasil evaluasi pembangunan 5 (lima) tahun

sebelumnya;

d. Pemaparan Kepala Desa atas prioritas program kegiatan untuk 5 (lima) tahun

berikutnya;

e. Penjelasan Kepala Desa mengenai informasi perkiraan jumlah Pembiayaan

Kegiatan Pembangunan 5 (lima) tahunan di Desa;

f. Penjelasan koordinator Musrenbang, yaitu : Ketua LKMD/LPM atau sebutan

lain mengenai tata cara pelaksanaan musyawarah;

Page 65: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

g. Pemaparan masalah utama yang dihadapi masyarakat Desa oleh beberapa

perwakilan dari masyarakat, antara lain Ketua Kelompok Tani, Komite

Sekolah, Kepala Dusun, dan lain-lain;

h. Pemisahan kegiatan berdasarkan kegiatan yang akan diselesaikan sendiri di

tingkat Desa dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) yang akan dibahas dalam Musrenbang tahunan

Kecamatan;

i. Perumusan para peserta mengenai prioritas untuk menyeleksi usulan kegiatan

sebagai cara mengatasi masalah oleh peserta;

j. Penempatan prioritas kegiatan pembangunan yang akan datang sesuai dengan

potensi serta permasalahan Desa;

k. Penetapan daftar nama 3-5 orang (masyarakat yang komposisinya ada

perwakilan perempuan) delegasi dari peserta Musrenbang Desa untuk

menghadiri Musrenbang Kecamatan.

3. Pelembagaan;

Pelembagaan dilakukan melalui pemasyarakatan hasil musyawarah

perencanaan pembangunan di Desa. Kegiatan pelembagaan dilakukan melalui

forum/pertemuan warga (formal/informal), papan pengumuman, surat edaran

dan lain-lain.

Kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

(RPJMDes) dilakukan berdasarkan :

1. Masukan;

Masukan dilakukan melalui penggalian masalah dan potensi melalui alat

kaji sketsa Desa, kalender musim dan bagan kelembagaan.

2. Proses;

Proses dilakukan melalui pengelompokan masalah, penentuan peringkat

masalah, pengkajian tindakan pemecahan masalah, dan penentuan peringkat

tindakan.

Page 66: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Hasil;

Hasil penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

diperoleh melalui :

a. Rencana program swadaya masyarakat dan pihak ketiga;

b. Rencana kegiatan APBN (tugas pembantuan), APBD Provinsi, APBD

Kabupaten/Kota, APBDes, rencana paduan swadaya dan tugas pembantuan,

dan RPJMDes;

c. Pemeringkatan usulan pembangunan berdasarkan RPJMDes, indikator

program pembangunan di Desa, RKP Desa, DU-RKP Desa, Berita Acara

Musrenbang Desa (RPJMDes/RKP Desa), dan rekapitulasi rencana program

pembangunan Desa.

4. Dampak;

Dampak dari kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Desa adalah :

a. Peraturan Desa;

b. Daftar Usulan Rencana Kegiatan Pembangunan di Desa (DU-RKP Desa);

c. Keputusan Kepala Desa tentang RKP Desa.

Proses Penyusunan RPJM Desa telah diatur dari tahapan pra penyusunan

sampai dengan proses legislasi dokumen RPJM Desa dan pelaksanaannya dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan

Pembangunan Desa, Sehingga dalam proses penyusunan RPJM Desa Triharjo

Sleman periode 2009 – 2014 di dasarkan pada Peraturan tersebut, Desa memang

memiliki potensi sumber daya yang beragam untuk membangun dirinya, baik

sumber daya fisik, sosial, penduduk maupun budaya namun tidak boleh melenceng

sedikitpun proses penyusunan yang dilaksanakan dari awal hingga akhir tahapan.

Bila dilihat dari hasil penelitian diatas pada tahapan pra Musrenbang bahwa Kepala

Desa membentuk Tim Perencana Musrenbang yang bertugas sebagai panitia

penyelenggara Musrenbang. Penetapan Musrenbang dengan Surat Keputusan

Kepala Desa yang terdiri dari Sekertaris Desa, Kepala Urusan Pembangunan serta

Page 67: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pihak lain yang dipilih dan dapat melakukan pelaksanaan Musrenbang yang aktif

serta partisipatif dimana dengan visi misi pembangunan Desa Triharjo untuk

mensejahterakan masyarakat setempat. Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan ini

sesuai dengan yang diamanatkan pada Pasal 63 ayat (2) Peraturan Pemerintah

Nomor 72 Tahun 2005 yaitu Perencanaan Pembangunan Desa dilakukan secara

partisipatif oleh Pemerintah Desa sesuai dengan kewenangannya

Musrenbang diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat yang berada di wilayah

Desa Triharjo baik dari kelompok mayoritas, maupun kelompok minoritas. Tidak

mengesampingkan aspirasi dari masyarakat kecil, hal tesebut dilakukan dengan cara

Kepala Desa dan Tim Perencana Musrenbang menampung seluruh usulan program

pembangunan yang di aspirasikan oleh tiap dukuh di wilayah Desa Triharjo. Hal ini

merupakan kewenangan serta tanggung jawab Kepala Desa Triharjo serta Tim

Perencana Musrenbang agar prinsip perencanaan pembangunan dapat terjaga serta

arah pembangunan Desa Triharjo dapat berjalan sesuai dengan aspirasi dan

kesepakatan dari masyarakat, sehingga Pembangunan Desa diharapkan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengatasi ketimpangan, dan berpihak

kepada kelompok yang paling terpinggirkan.

Draft Rancangan RPJM Desa Triharjo yang telah dimusyawarahkan dan

disepakati oleh seluruh lapisan masyarakat dalam Musrenbang Desa Triharjo

selanjutnya akan dilakukan sidang umum dengan BPD Triharjo. Selanjutnya

dilakukan proses legislasi dokumen RPJM Desa Triharjo dengan menetapkan

Peraturan Desa Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menegah Desa periode 2009 – 2013. Seperti yang termaktub dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005, Pasal 1 angka 13 yang isinya Peraturan Desa

adalah peraturan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa. Maka seluruh

Peraturan Desa yang akan di detetapkan harus dengan sidang umum antara Kepala

Desa dengan BPD yang nantinya akan disetujui ataupun direvisi oleh BPD sebelum

ditetapkan menjadi Peraturan Desa. Setelah ditetapkannya Peraturan Desa Nomor 6

Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Triharjo

dilakukan sosialisasi oleh Kepala Desa serta Perangkat Desa lainnya kepada

masyarakat, Pemerintah Daerah Sleman, serta lembaga kemasyarakatan yang

Page 68: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terdapat di Desa Triharjo. Pada dasarnya Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun

2005 Pasal 63 ayat (1) menyatakan bahwa RPJM Desa merupakan dokumen

perencanaan yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan kabupaten/kota.

Perencanaan pembangunan Desa dengan Perencanaan Pembangunan Kabupaten

merupakan satu kesatuan dari perencanaan Pembangunan Daerah. Sehingga dalam

perencanaan tersebut perlu adanya pengawasan baik dari daerah maupun Desa

dalam penyusunan perencanaan pembangunan, agar pembangunan yang

direncanakan dapat terlaksanan secara sinergis dan memperhatikan kepentingan

masyarakat.

Setelah disosialisasikan dilakukan pelaksanaan RPJM Desa Triharjo yang

dilakukan oleh BPD dan masyarakat, dalam tahap ini seluruh aspirasi masyarakat

yang telah ditampung membuat rasa percaya kepada Pemerintah Desa akan

kepeduliannya dalam pembangunan Desa Triharjo, sehingga dalam pelaksanaan

Rencana Pembangunan jangka Menengah Desa tersebut dapat terlaksana dengan

lancar seperti yang telah disepakati bersama. Dari hasil wawancara dengan Bapak

Irawan.Sip selaku Kepala Desa Triharjo Sleman, bahwa proses penyusunan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa telah berjalan secara efektif,

dikarenakan sasaran utama pembangunan jangka Menengah Desa Triharjo yang

merupakan skala prioritas usulan program dari tiap dusun yang mengkaji tentang

pengentasan kemiskinan dengan program rehabilitasi rumah yang belum layak

huni, serta pembekalan keahlian kepada masyarakat yang tidak mempunyai

keahlian dapat terlaksana dengan efektif serta mendapatkan partisipasi dari

masyarakat Desa Triharjo, karena program pembangunan tersebut memang

dirasakan perlu oleh masyarakat Desa Triharjo.

Page 69: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa merupakan

dokumen perencanaan selama periode 5 (lima) tahun yang memuat arah

kebijakan serta orientasi pembangunan Desa. Keseluruhan Proses Penyusunan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa telah diatur dalam Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan

Pembangunan Desa, baik dari proses pengembangan RPJM Desa, langkah

langkah penyusunan, alur penyusunan, sampai dengan metode pelaksanaan

penyusunan dari pra Musrenbang sampai legalisasi dokumen RPJM Desa. Desa

Triharjo menetapkan RPJM Desa tahun 2009 – 2014 didalam Peraturan Desa

Nomor 6 Tahun 2009, penetapan Peraturan Desa Tentang RPJM Desa ini

merupakan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang

Desa, disebutkan dalam Pasal 63 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005

tentang Desa, mewajibkan kepada Pemerintah Desa untuk menyusun Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan Rencana Kerja

Pembangunan Desa (RKP Desa). Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Desa (RPJMDes). Proses penyusunan RPJM Desa Triharjo yang telah

dilaksanakan, dilakukan dengan menggunakan pedoman Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007. Penysunan RPJM Desa Triharjo telah

dilakukan oleh Kepala Desa sebagai pembina dan pengendali dan telah bekerja

sama dengan seluruh pihak masyarakat dan menampung aspirasi dari seluruh

penduduk serta dukuh di wilayah Triharjo. Hal ini sesuai dengan Pasal 63 ayat

(2) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005.

2. Hambatan yang terjadi dalam proses Penyusunan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Desa Triharjo adalah ketidakaktifan dari sebagian kelompok

Page 70: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

masyarakat minoritas dalam Musrenbang Desa Triharjo yang menyebabkan

aspirasi dari pihak minoritas tidak terakomodasi dengan baik sehingga terlihat

ketimpangan sosial yang menyalahi salah satu prinsip perencanaan

pembangunan desa yaitu berpihak pada masyarakat Yaitu seluruh proses

pembangunan di pedesaan secara serius memberikan kesempatan yang seluas-

luasnya bagi masyarakat khususnya masyarakat miskin. Maka dari itu

dibutuhkan partisipasi aktif baik dari Kepala Desa Triharjo serta Tim

Perencana Musrenbang agar prinsip perencanaan pembangunan dapat terjaga

serta arah pembangunan Desa Triharjo dapat berjalan sesuai dengan aspirasi

dan kesepakatan dari masyarakat, sehingga Pembangunan Desa diharapkan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengatasi ketimpangan, dan berpihak

kepada kelompok yang paling terpinggirkan. Kesuksesan arah Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Desa Triharjo juga terkait dengan para pihak

penyelenggara, baik dari Kepala Desa serta Tim Penyelenggara Musrenbang

yang dapat mengadakan Musrenbang dengan sukses serta dapat memutuskan

skala prioritas usulan program pembangunan yang akan dilaksanakan selama 5

(lima) tahun ke depan. Adanya anggaran dana yang cukup untuk pelaksanaan

kegiatan serta proses menyusun RPJM Desa Triharjo juga akan memperlancar

dan mempercepat proses pembuatan RPJM Desa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut, penulis memberikan

saran-saran sebagai berikut :

1. Ditujukan Kepada Kepala Desa Triharjo serta Tim Perencana Musrenbang Desa

Triharjo harus lebih aktif untuk melakukan sosialisasi kepada para masyarakat

padukuhan di wilayah Desa Triharjo, agar masyarakat mengetahui pentingnya

perencanaan pembangunan desa, serta agar aspirasi masyarakat baik yang

mayoritas maupun minoritas semua terjangkau dan tidak ada yang merasa

dikesampingkan, serta dapat menumbuhkan rasa percaya kepada para perangkat

desa dan Kepala Desa pada khususnya sehingga masyarakat bisa bahu-

membahu, bergotong-royong dalam mewujudkan pembangunan yang telah

Page 71: Danny Rahman - E0006098 · Sleman serta mengetahui hambatan-hambatan pada proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMDes) di Desa Triharjo Kecamatan Sleman Kabupaten

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

direncanakan. Serta kepada Kepala Desa serta pihak yang terkait dengan

penyusunan RPJM Desa Triharjo harus menjalankan asas fungsional, kepastian

hukum, keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, serta berpihak pada masyarakat

agar output atau produk dokumen yang dihasilkan benar benar merupakan

representasi dari aspirasi masyarakat.

2. Kepada Pemerintah Desa dan BPD dalam hal penentuan skala prioritas arah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Triharjo harus dilakukan dengan

teliti serta terbebas dari unsur kepentingan pribadi, sehingga masyarakat tidak

merasa dirugikan. Apabila perlu sebelum penentuan skala prioritas usulan

program pembangunan diadakan survey terlebih dahulu agar sasaran

pembangunan tercapai, serta perlunya patokan skala yang jelas sehingga dapat

dengan mudah ditentukan mana yang lebih prioritas.