dandi heryana, nim. 0905858
TRANSCRIPT
CONTOH KASUS
MANAGEMEN PRODUKSI
Oleh :Dandi heryana (0905858)
BAB IANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM KERJA
Contoh kasus :Konveyor
Dalam perancangan ini baik konveyor 1 maupun konveyor 2 tidak
akan dirubah dari segi dimensinya akan tetapi tempat duduk (kursi kerja)
yang akan diubah ketinggiannya. Dalam proses pemindahan barang dimesin Gram Ria secara umum ada dua konveyor yang digunakan, yaitu:
Contoh 1
Konveyor 1 ini berfungsi memindahkan produk ice cream dari mesin produksi
(mesin pembungkus / wrapping) ke tempat proses pengepakan. Adapun
ukuran dari konveyor saat ini adalah :
- Ketinggian permukaan atas konveyor (tempat produk) diukur dari lantai
adalah 850 mm, hal ini disesuaikan dengan ketinggian konveyor dari mesin
pembungkus yang mempunyai ketinggian 950 mm dari lantai.
- Lebar konveyor = 440 mm, hal ini dimaksudkan untuk memberikan tempat
jatuhnya produk yang aman.
Jawaban 1
Berdasarkan prinsip sikap duduk yang baik maka ketinggian tempat
kerja kira-kira 5 cm berada dibawah tinggi siku atau sejajar tinggi siku dari
packer. Untuk menjamin seseorang yang berbadan tubuh kecil bisa
menjangkau dengan baik maka digunakan percentil ke-5 dari ukuran tinggi
siku. Sehingga jarak antara permukaan tempat duduk dengan siku adalah
163 mm. Dalam perancangan ini posisi tinggi siku diharapkan sejajar dengan
ketinggian konveyor 1, maka total ketinggian siku dari lantai adalah 850
mm.
Dengan makin naiknya tinggi siku maka permukaan tempat duduk
juga akan makin tinggi. Ketinggian permukaan tempat duduk dari lantai
adalah :
Tinggi tempat duduk = Tinggi siku dari lantai – tinggi siku
= 850 mm - 163 mm
= 687 mm » 690 mm
Contoh 2
Konveyor 2 berfungsi untuk memindahkan produk ice cream yang sudah
dilakukan pengepakan ke dalam dos menuju tempat untuk penyimpanan
produk (gudang). Ukuran yang digunakan untuk konveyor 2 saat ini adalah :
- Ketinggian konveyor dari lantai = 1150 mm
- Lebar konveyor = 280 mm, hal ini supaya konveyor bisa dilalui dos produk
hasil pengepakan yang mempunyai lebar 225 mm.
Hal ini karena ketinggian konveyor 1 sudah sesuai dengan ketinggian
dari mesin produksi, Sedangkan kalau untuk merubah dimensi dari mesin
produksi akan membutuhkan biaya yang mahal. Perancangan yang dilakukan
untuk menyesuaian ketinggian kursi kerja dengan konveyor adalah sebagai
berikut :
Jawaban 2
Maksimal jangkauan tangan harus bisa menjangkau ketinggian tepi
konveyor 2 untuk meletakkan dos hasil pengepakan.
Dalam kaitannya dengan gerakan menjangkau diperlukan batasanbatasan
dari suatu daerah kerja horizontal untuk memastikan bahwa
material atau peralatan kerja tidak ditempatkan diluar jangkauan tangan.
Ukuran yang digunakan adalah percentile 5 agar seseorang dengan tubuh dan
tangan pendek juga bisa menjangkau, sehingga adalah 664 mm » 660 mm. Dengan berdasarkan ukuran jangkauan tangan tersebut maka ukuran tepi konveyor 2 dapat ditentukan supaya packer untuk
meletakkan dos hasil pengepakan sesuai dengan jangkauan tangan.yang digunakan
Langkah perhitungan yang dilakukan adalah :1. Menentukan Jarak antara tangan posisi horizontal dengan permukaankonveyor 2. Ukuran ini ditentukan dengan perhitungan : = ukuran tinggi konveyor 2 – ukuran tinggi bahu packer = 1150 mm – (Tinggi kursi + tinggi Bahu) = 1150 mm – (687 + 502) mm = -39 mmHal ini berarti bahwa posisi tangan terentang ke depan secarahorisontal berada 39 mm di atas konveyor 2, sehingga hal ini lebihmemudahkan packer untuk meletakkan dos hasil pengepakan kekonveyor 2.2. Menentukan Jarak total antara bahu packer dengan tepi konveyor2Jarak ini ditentukan dengan menjumlahkan antara kedalaman kursi,lebar jig, dan lebar konveyor 1 sehingga:- Jarak tepi kursi ke tepi konveyor 2 = 385 mm + 200 mm + 440 mm =1025 mm- Jangkauan tangan maksimal = 660 mm, sehingga seharusnya jarakantara kursi dengan tepi konveyor 2 juga 660 mm.3. Menentukan jarak pergeseran konveyor 2 supaya sesuai jangkauantangan.- Jarak ini ditentukan dengan mengurangkan jarak total tepi kursi ke tepikonveyor 2 dengan jarak jangkauan tangan maksimal, sehingga :- Jarak tepi konveyor 1 dengan konveyor 2 = 1025 mm – 660 mm = 365 mmsumber : Nurmianto, E., 1998, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, PT Guna Widya, Surabaya.
BAB IIPEMILIHAN LOKASI
Contoh KasusMETODE HEURISTICS
Metode ini merupakan metode untuk menentukan lokasi yang tepat untuk menentukan lokasi mana yang di pilih sebagai tempat mendirikan suatu pabrik.
Contoh 1
LOKASI DAERAH PEMASARAN KAPASITAS
JOGJA SOLO PURWOKERTO MAGELANG
SEMARANG 18 20 25 15 650
BANDUNG 40 45 30 42 600
SURABAYA 55 50 60 55 takterbatas
MALANG 58 55 62 60 takterbatas
DEMAND 400 500 300 450 1650
Jawaban 1
20-45+40-18 = -3
Disini diperoleh bahwa alternatif lokasi adalah SURABAYA.
Contoh 2
Tujuan/Sumber Pasar 1 Pasar 2 Pasar 3 Pasar 4 kapasitas
Gudang 1 580
1020
7 8 100
Gudang 2 4 3045
1130
10 75
Gudang 3 7 9 260
13 60
Gudang 4 5 4 6 770
70
Permintaan 80 65 90 70
Jawaban 2
Setelah proses alokasi selesai di lakukan, biaya kirim yang di tanggaung perusahaan dapat di
hitung, besar total biaya kirim adalah sebesar
(80 x 5 ) + ( 20 x 10 ) + ( 45 x 3 ) + ( 30 x 11 ) +
( 60 x 2 ) + (70 x 7 ) = Rp 1.675
Sumber : http://www.find-docs.com
BAB IIIPERENCANAAN LAY OUT
Contoh KasusCantoh 1
Waktu standar memperhitungkan pula allowance (waktulonggar) yang biasanya dinyatakan dalam bentuk %. Perhitungan % allowance berdasarkan data pengamatan di
lapangan yang dianggap sama untuk semua proses di lantai produksi adalah sebagai berikut :
Jawaban 1
Perhitungan
Waktu normal
PROSES
Calendering &
Shearing
Hot Forming Sawing
X 30,52 101,5 13,61
PR 1,00 1,01 1,00
Wn = X*PR 30,52 102,51 13,61
Personal Allowance = 15 menit (900 detik)
Fatique Allowance = 10 menit (600 detik)
Delay Allowance = 15 menit (900 detik)
P (total) = 45 menit (2400 detik)
Satu shift kerja adalah 8 jam (28.800 detik)
Jadi % allowance adalah = 2400/28.800*
100% = 8,33%.
Perhitungan waktu standar:· Proses calendering dan shearingWs = Wn * 100% / (100% - %allowance) = 30,52 * 100% / (100% - 8,33%) = 33,29 detik· Proses hot formingWs = 102,51 * 100% / (100% - 8,33%) = 111,82 detik· Proses sawingWs = 13,61 * 100% / (100% - 8,33%) = 14,84 detik
Contoh 2
Perhitungan ini digunakan untuk menetapkan jumlah mesin yang diperlukan dalam
memanfaatkan luas area yang ada dan juga untuk menentukan jumlah mesin yang
dibutuhkan secara tepat dalam memenuhi target produknya.
Hitunglah jumlah mesin yang dibutuhkan oleh pabrik..
PROSES CALENDERING DAN SHEARINGN = (33,29 * 4432) / (86400 * 0,927084) = 1,8419 » 2 UNIT MESIN
§ PROSES HOT FORMINGN = (111,82* 4254/2)/(75600*0,922619048) = 3,4099 » 4 UNIT MESIN
§ PROSES SAWINGN = (14,48*4041)/(75600 * 0,9664285715) = 0,8208 » 1 UNIT MESIN
SUMBER : HTTP://PUSLIT.PETRA.AC.ID/JOURNALS/MECHANICAL/
Jawaban 2
BAB IVPERAMALAN PERMINTAAN
Contoh KasusContoh 1
Dari tabel dapat diperoleh persamaan peramalannya, dengan menghitung terlebih
dahulu:
(a) Berapa nilai konstanta nya?
(b) dan kemiringannya?
Jawaban 1
Apabila Data GanjilPERIODE PERMINTAAN
(Y)BOBOT (X) XY X2
JANUARI 45 -2 -90 4FEBRUARI 44 -1 -44 1MARET 46 0 0 0APRIL 43 1 43 1MEI 44 2 88 4
222 0 -3 10
a = 222/5 = 44.4
b = -3/10 = -0.3, sehingga persamaan untuk melakukan peramalannya adalah: Y = a + bX
Y = 44.4 – 0.3 X
Dengan demikian perkiraan nilai permintaan atau produksi yang harus dipenuhi
untuk bulan Juni adalah sebesar :
YJuni = 44.4 – 0.3 (3) bulan Juni memiliki bobot (X) sebesar 3= 43.5 unitBahan
Contoh 2
Teknik Seasonal Index
Teknik peramalan produksi ini digunakan untuk meramalkan nilai produksi yang nilaidipengaruhi oleh faktor musiman, seperti produksi hasil pertanian, jasa pariwisata(musim liburan, week end ), dan sejenisnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh kasus berikut ini :
Berapa Produksi cawu I, II, III tahun 2006 ?
PERIODE CAWU PRODUKSI
2004I 15
II 17
III 15
2005I 14
II 20
III 20
2006I ?
II ?
III ?
Jawaban 2
Langkah (1) , mencari persamaan peramalannya, seperti pada teknik kuadrat terkecil sebelumnya.
Langkah( 2) Y = a + b x a = ΣY / n = 101 / 6 = 16,83
b = Σ XY / ΣX² = 33,70 = 0,47
Y = 16,83 + 0,47X
PERIODE CAWU PRODUKSI (Y)
(X) XY X
2004I 15 -5 -75 25
II 17 -3 -51 9
III 15 -1 -15 1
2005I 14 1 14 1
II 20 3 60 9
III 20 5 100 25
101 33 70
Langkah (3) Mencari Nilai Trend Tiap Catur Wulan
CAWU TAHUN Y NILAI TREND
I 2004 15 Y =16,83 + 0,47(-5) = 14,48
2005 14 Y =16,83 + 0,47(1) = 17,3
II 2004 17 Dgn Cara yg Sama = 15,42
2005 20 Sama = 18,24
III 2004 15 Sama = 16,36
2005 20 Y =16,83 + 0,47(5) = 19,18
Langkah (4) Menghitung Rasio Permintaan Terhadap Nilai Trend
Langkah (5) Meramalkan permintaan tahun 2006
Cawu I Nilai Trend Y = 16,83 + 0,47 (7) = 20,12
Ramalan = 20,12 * 0,925 = 18,61
Cawu II Nilai Trend Y = 16,83 + 0,47 (9) = 21,06
Ramalan = 21,06 * 1,10 = 23,17
Cawu III Nilai Trend Y = ?
Ramalan = ? (Coba sendiri ya…)
Sumber : http://www.ebook.com
CAWU TAHUN RASIO RATA “ RASIO/INDEX MUSIMAN
I 2004 15:14,48 = 1,04
2005 14:17,3 = 0,81
II 2004 17:15.42 = 1.10
2005 20:18.24 = 1.10
III 2004 15:16.36 = 0.92
2005 20:19.18 = 1.04
BAB VJADWAL INDUK PRODUKSI (JIP)
Contoh KasusContoh 1
Biaya penyediaan kebutuhan bahan baku:
Komponen biaya perencanaan kebutuhanbahan baku meliputi biaya pemesanan (ataubiaya penyiapan, cP), dan biaya penyimpanan(cH). Biaya persiapan untuk setiap kali pembuatan sejumlah sudu pompa adalah Rp500.000,- sedangkan biaya penyimpanan adalahRp 1500,- per unit sudu pompa per minggu. Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa jumlah pemesanan sebanyak empat kali (minggu 2, 3,6 dan 9) dan jumlah sediaan dari periode yang diamati sebanyak 1295 unit (akumulasi sediaan mulai minggu 1 sampai dengan minggu 12). Berapa biaya penyediaan yang harus dikeluarkan?
Jawaban 1
Biaya persiapan = 4x Rp 500.000,- = Rp 2.000.000,-
Biaya penyimpanan =1295 x Rp1500,- = Rp 1.942.500,-
----------------------+
Biaya penyediaan = Rp 3.942.500,-
Contoh 2. Tabel Perencanaan Pembelian Kerikil
Hitunglah Total biaya yang diperlukan untuk membeli kerikil?
URAIAN PERIODE WAKTU TOTAL
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
KEBUTUHAN KOTOR
1,502.56
1,561.19
1,621.19
1,680.68
1,739.79
1,799.29
1,858.78
1,917.89
1,977.38
2,036.99
2,095.99
2,155.48
21,947.63
PERSEDIAAN AWAL
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
KEBUTUHAN BERSIH
1,502.56
1,561.19
1,621.19
1,680.68
1,739.79
1,799.29
1,858.78
1,917.89
1,977.38
2,036.99
2,095.99
2,155.48
21,947.63
JML. PEMESANAN
1828,97
1828,97
1828,97
1828,97
1828,97
1828,97
1828,97
1828,97
1828,97
1828,97
1828,97
1828,97
21,947.63
RENC. PEMESANAN
1828,97
1828,97
1828,97
1828,97
1828,97
1828,97
1828,97
1828,97
1828,97
1828,97
1828,97
1828,97
21,947.63
PERSEDIAAN 0 326,385
593.662
801.444
949.73
1038.91
1068.59
1038.78
949.86 801.444
593.5333
326.514
0 8,488.86
Jawaban 2
Biaya yang diperlukan untuk membeli Kerikil adalah :
Biaya simpan= 8.488,86 x Rp.725,61 = Rp. 6.159.601.71
Biaya pesan = 12 x Rp.10.000,00 = Rp. 120.000,00
Biaya bahan = 40.713,05 x Rp. 2.200 = Rp. 89.568.710,00 +
--------------------------------------------------------------------------------------
Total = Rp. 90.064.583.69
Sumber : http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/1514/1295
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/mes/article/viewFile/15908/15900
BAB VIMANAJEMEN MATERIAL
Contoh KasusContoh 1
Perusahaan A penjualan 2,6 juta kg terigu,
biaya pemesanan $ 5000, biaya penyimpanan
2 % dari harga beli dan harga beli $ 5 /kg.
Persediaan pengaman 50.000 kg dan waktu
pengiriman 2 minggu dan setiap pemesanan
terigu harus dengan kelipatan 2000 kg.
Jawaban 1
Besarnya EOQ
= ( 2 x 5000 x 2600000) / (0.02 x 5 )
= 509902 Kg
= 510.000 Kg
Pemesanan Ulang
Penggunaan per minggu
= ( 2.600.000 / 52 ) = 50.000 Kg
Titik pemesan ulang
= Waktu pengiriman + safety stock
= (2 minggu x 50.000) + 50.000
= 100.000 + 50.000
= 150.000 Kg
Pemesanan Dalam Satu Tahun
Pemesanan dalam satu tahun
= ( 2.600.000 / 510.000 )
= 5,098 kali atau 72 hari
= 10 minggu
Tingkat Pemakaian per hari
= ( 2.600.000 / 365 )
= 7.123, 287 Kg atau 7.124 Kg
Biaya Penyimpanan
TCC = C. P. A atau TCC = C.P. (Q/2)
TCC
= (0,02) x ( $ 5) x (510.000 / 2)
= 0,1 x 255.000
= $ 25.500
Biaya Pemesanan
TOC = F. ( S / Q )
TOC
= $ 5000 x ( 2.600.000 / 510.000 )
= $ 5000 x (5,098)
= $ 25.490,20
Biaya Safety Stock
= C. P . (safety stock)
= (0,02) x ( $ 5 ) x ( 50.000 )
= 0,1 x ( 50.000 )
= $ 5.000
Total Biaya Persediaan - TIC
= Biaya Penyimpanan + Biaya Pemesanan + Biaya safety stock
= $ 25.500 + $ 25.490,20 + $ 5.000
= $ 55.990, 20
Contoh 2
Jika perusahaan A membeli terigu sebanyak650.000 Kg maka biaya pengirimanditangung
oleh perusahaan pengolahangandum sebesar $ 3.500
Apakah penawaran ini menguntungkan atau
tidak ?
Jawab 2
Biaya Persediaan - TIC
Biaya pemesanan = $ 5.000 - $ 3.500 = $ 1.500
TCC = (0,02) x ($ 5) x (650.000 / 2 )
= 0,1 x 325.000
= $ 32.500
TOC = $ 1.500 x ( 2.600.000 / 510.000)
= $ 1.500 x 5,098
= $ 7.647
TIC = $ 32.500 + $ 7.647 + $ 5.000
= $ 45.147
Analisis
Jika pesanan sejumlah
510.000 Kg Biaya persediaan $ 55.990,20
650.000 Kg Biaya persediaan $ 45.147
Penawaran dari perusahaan pengolahan gandum perlu dipertimbangkan
Pemesanan dalam satu tahun
= 2.600.000 / 650.000 = 4 kali atau 13 minggu
Sumber : htp//www.ebook.com.
BAB VIIPRENCANAAN KAPASITAS
Berapa total biaya yang harus dikeluarkan untuk mengoprasionalkan mesin-mesin tersebut?
Contoh KasusContoh 1
JUMLAH MESIN BUBUT
WAKTU TUNGGU < 2.5 HARI % IDLE MESIN < 40%
6 2.71 11.85
7 2.50 20.43
8 2.34 29.31
9 2.19 36.53
Jawaban 1
Untuk biaya tahunan yang harus dikeluarkan oleh pihak perusahaan adalah :
1. Biaya pemeliharaan pertahun sebesar Rp. 2.500.00,-. Ynag dimaksud dengan biaya pemeliharaan adalah pemeriksaan teratur pertahun untuk memeriksa kondisi mesin-mesin.
2. Tenaga kerja (mekanik dan Karyawan)
Mekanik Rp. 860.00*12 = Rp. 10.320.000,-
Karyawan Rp. 750.000*12 = Rp. 9.000.000,-
--------------------------
Total Tenaga kerja = Rp. 19.320.000,-
Contoh 2
Sebutkan alternatif terbaik untuk contoh kasus diatas??
BIAYA DAN PENGHASILAN
ALT.2 –ALT.1 ALT.3 – ALT.2
BIAYA (C) 431,238,660 536,338,500
PENGHASILAN (B) 503,368,711 399,290,857
B/C 1,167 0,744
KEPUTUSAN PILIH ALTERNATF 2 PILIH ALTERNATIF 2
Jawaban 2
Dari perhitungan Benefit Cost Ratio didapat hasil keputusan B/C tersebut diatas ternyata alternatif 2 yang dipilih. Dengan demikian, maka alternatif terbaik adalah menambah 2 Mesin bubut, sehingga total mesin bubut menjadi 8 mesin bubut.
Sumber : Hoover, S.R., Perry, R.F., Simulation : A Problem-Solving Approach, Addison-Wesley Company, Inc., Unites States of America, 1990.
BAB VIIIPENJADWALAN MESIN
Contoh KasusContoh 1
Uji Coba pada Eksperimen 1
BOBOT TARDINESS
BOBOT EARLINESS
JUMLAH ORDER
TENGGAT WAKTU
ORDER 1 5000 100 1200 15
ORDER 2 3000 100 1200 12
Jawaban 1
Pada order 1 dengan waktu mulai hari ke 0, waktu penundaan 5,43 dan tenggat waktu 15 hariWaktu rata-rata proses sistem operasi bottleneck 228 detik
Sistem satu order 1125,5 detik
Pada order 2 dengan waktu mulai hari ke 6,57 dan tenggat waktu 12 hariWaktu rata-rata proses sistem operasi bottleneck 130 detik
Sistem satu order 514,0001 detik
OPERASI MESIN NO.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
ORDER1 3 2 2 4 4 3 3 6 1 1 5 6 6 5
OEDER 2 12 11 11 12 11 11 12 10 7 7 9 8 8 9
Contoh 2
Uji Coba pada Eksperimen 2
BOBOT TARDINESS
BOBOT EARLINESS
JUMLAH ORDER
TENGGAT WAKTU
ORDER 1 6000 100 1000 15
ORDER 2 4000 100 1000 12
Jawaban 2
Pada order 1 dengan waktu mulai hari ke 0, waktu penundaan 7 hari dan tenggat waktu 15 hariWaktu rata-rata proses sistem operasi bottleneck 228,8 detik.
Sistem satu order 1523,1 detik.
Pada order 2 dengan waktu mulai hari ke 5 dan tenggat waktu 12 hariWaktu rata-rata proses sistem operasi bottleneck 201,2903 detik.
Sistem satu order 526,4121 detik.
Sumber : http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-7801-PresentasiTA_5204100017.pdf
OPERASI
MESIN NO.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
ORDER 1
1,3 8 2,6 3 8 1 2,5 5 6 4,7 4,7
ORDER 2
11 11,12 12 9,10 9,11 12 10,11 10,11 10,12 13 13
BAB IVKESEIMBANGAN LINTAS PRODUKSI
Contoh KasusContoh 1
Bayangkan bahwa ada permintaan dari pelanggan sebanyak: 1500 unit per shift.
Kemudian data dari lantai pabrik (shop floor) adalah sebagai berikut:
Terdapat waktu kerja: 8 jam (480 menit) per shift, dan kondisi downtime rata-rata
sekitar 10%, serta kinerja dari pabrik ini masih pada tingkat 75%, Hitunglah waktu kerja
efektif per shift??
Jawaban 1
{480 menit – 10%(480 menit)} x 75% = 432 menit x 75% = 324 menit per shift.
Karena permintaan pelanggan adalah 1500 unit per shift dan waktu kerja
efektif adalah 324 menit per shift, maka kita mengetahui bahwa Takt Time =
324/1500 = 0,216 menit/unit, atau: 4,63 unit/menit (1 menit dibagi 0,216
menit/unit).
Nilai Takt Time = 0,216 menit/unit atau 4,63 unit/menit ini seharusnya
menjadi nilai referensi dalam kebijakan line balancing, agar terdapat
keseimbangan berproduksi pada tingkat Takt Time ini.
Contoh 2
Hasil Penjadwalan RPWM
Hasil yang diperoleh dari penjadwalan aktivitas proyek pembangunan pabrik kayu menggunakan RPWM adalah : Durasi proyek : 253 hari Waktu pelaksanaan : 22/05/2006 – 02/02/2007.
Hitunglah Biaya Total dalam pembangunan pabrik ini?!
Jawaban 2
Biaya tenaga kerja :
Rp. 116.072.000,00
Biaya Overhead (Rp. 832.667.78/hari)
Rp. 228.150.971.00
Biaya tenaga kerja dan overhead
Rp. 344.222.971,00
Biaya total (biaya tenaga kerja + overhead + biaya material. Biaya tak terduga dan keuntungan) : Rp. 3.097.445.552,00
Sumber: http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/1%20analisis%20penjadwalan%20pry%20(martajaya).pdf
BAB XPERENCANAAN JADWAL KERJA
BULAN PERMINTAAN (PAPER BAG)
JUMLAH HARI KERJA
MARET 14000 25
APRIL 14050 24
MEI 14080 25
JUNI 14100 26
JULI 14115 25
AGUSTUS 14200 26
SEPTEMBER 14200 26
OKTOBER 14275 27
NOVEMBER 14300 26
DESEMBER 14350 25
JANUARI 14355 26
FEBRUARI 14400 24
RATA-RATA 14202 25,5
Contoh 1
Pengisian fatty acid ke dalam paper bag
Jumlah permintaan produk : 14202 paper bag/bulan
Waktu standar : 0,9648 menit
Hitunglah (a). Waktu Total...
(b). Jam Kerja Produktif..
(c). Jumlah Tenaga Kerja yang dibutuhkan..
Jawaban 1
Wt = Ws x Yi
= 0,9648 menit x 14202
= 13702 menit
JKP = (Total waktu kerja periode x 60 menit)
= (25,5 x 7 x 60 menit)
= 10710 menit
JTK = 13702
10710
= 1,28 orang
Contoh 2
Ws = TT x WT x RF x 100%
∑Yi 100-All
OPERATOR N N’ % p KETERANGAN
1 225 182,13 0,8978 CUKUP
2 225 209,14 0,8843 CUKUP
3 225 208,93 0,8845 CUKUP
Jawaban 2
Ws pekerja 1 = (3x7x60)(0,8978)(1+0,02) x 100
1435 100-17
= 0,9648 menit
Ws pekerja 2 = (3x7x60)(0,8843)(1+0,01) x 100
1435 100-17
= 0,9410 menit
Ws pekerja 3 = (3x7x60)(0,8845)(1+0,03) x 100
1435 100-19
= 0,9839 menit
Maka waktu standar dalam menyelesaikan proses pengepakan adalah :
Ws Total = 0,9648 + 0,9410 + 0,9839
= 2,8897 menit
Sumber : http://iwayan.info/Lecture/PengelProySI_S1/BukuAjar/PPSI_BAB03A.pdf
BAB XISISTEM INFORMASI PRODUKSI
Contoh KasusContoh 1
Contoh kasus6 : Implementasi ERP pada perusahaan manufaktur “ABC”
PT. ABC merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur cat tembok emulsi. Pada kegiatannya sehari-hari, perusahaan memproduksi banyak sekali varian dan jenis produk. Produk utama perusahaan adalah cat tembok emulsi yang mempunyai ribuan corak dan warna. Atas permintaan pasar, perusahaan juga mulai membuat cat tembok beraneka aroma.
Perusahaan mempunyai kantor pusat di Jakarta dan pabrik di karawang. Seluruh operasional perusahaan dapat dikendalikan secara realtime7 oleh kantor pusat Jakarta. Perusahaan menginvestasikan banyak uang untuk membangun server data dan web di Jakarta. Untuk menjaga kompabilitas dan tingkat ekonomis, server dijakarta dibangun menggunakan teknologi LINUX.
Contoh kasus ini diambil dari kasus yang sebenarnya terjadi. Pihak manajemen keberatan apabila kami memasukkan identitas perusahaan dan oleh karenanya, kami menyamarkannya dengan menggunakan nama ABC.
7 Realtime adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada cara proses yang langsung mempengaruhi pencatatan pada sistem basis data pusat. Lawan dari kata ini adalah pemrosesan berangsur (Batch) .
Bagian A adalah kantor pusat jakarta. Bagian B adalah bagian produksi pabrik dan bagian C merupakan departemen support pabrik.
Pada mulanya, perusahaan menginvestasikan banyak sekali dana dalam membangun infrastruktur ini yang apabila dirinci dapat dijabarkan sebagai berikut:
- Investasi atas pengadaan komputer server Rp. 25.000.000
- Investasi atas pengadaan jaringan komunikasi Rp. 5.000.000
- Investasi atas pengadaan software ERP Rp. 150.000.000
- Instalasi dan konfigurasi komputer klien tiap bagian Rp. 10.000.000
- Training staff Rp. 5.000.000
Total Rp. 195.000.000
Pihak manajemen yakin bahwa sistem akan membawa keuntungan ekonomis pada masa depan. Sistem tersebut dicatat sebagai aktiva tetap dan kemudian disusutkan dengan metode garis lurus sepanjang 4 tahun (sesuai dengan tarif golongan I pajak).
Pada kenyataannya, ternyata sistem hanya meningkatkan efisiensi sebesar Rp. 15.000.000 perbulan dan inipun dihasilkan hanya dari berkurangnya biaya fax. Semua biaya masih tinggi. Meskipun sedikit berkurang, Masih ditemukan transaksi penjualan yang tidak tercatat, kehilangan stok gudang, bocornya resep cat baru, dan lain-nya.
Jawaban 1
Apa yang terjadi pada PT ABC? Kenapa implementasi sistem ERP sebesar lebih dari Rp. 150juta gagal?
Untuk dapat berhasil, implementasi sistem tidak hanya membutuhkan dana yang lumayan besar dalam inplementasi, tetapi juga membutuhkan beberapa faktor penting seperti :
1. Resiko inheren perusahaan. Ada beberapa perusahaan yang memang sudah dari “sananya” mudah untuk diimplementasikan sistem, ada juga yang sangat sulit diimplementasikan sistem. Hal ini sangat berpengaruh pada seberapa esketensif dan rumitnya bisnis perusahaan. Sebagai contoh : Koperasi simpan pinjam kecil pasti akan membutuhkan sistem yang jauh lebih rumit dibandingkan pembuatan sistem monitoring produksi pada perusahaan manufaktur menengah
yang mempunyai produk homogen (standar).
2. Resiko kultur perusahaan. Kultur perusahaan sangat berpengaruh pada sukses atau tidaknya suatu implementasi sistem. Implementasi sistem baru biasanya disertai dengan perubahan proses bisnis. Reaksi seluruh pekerja, dari pemilik sampai pekerja lapangan dalam menerima atau menolak perubahan proses bisnis akan sangat berpengaruh pada sukses atau tidaknya implementasi sistem.
Contoh 2
Laporan Biaya Produksi Per Jenis Ban
Laporan ini menyajikan informasi rincian biaya produksi untuk per jenis ban yang dipilih oleh
user untuk ditampikan denganperiode waktu tertentu.Jawaban 2
Maka perhitungan biaya produksi untuk ban
jenis 825 A:
a) Perhitungan bahan baku:Total biaya thread 825 A adalah 110000.
Total biaya CG thread untuk 825 Aadalah (2/8) * 25000.
b) Perhitungan tenaga kerja langsung:Biaya tenaga kerja langsung yangdikenakan pada ban 825 A adalah biayatenaga kerja yang ikut memproses bantersebut. Jadi 825 A dibebani biayatenaga kerja cetak dingin bukan tenagakerja cetak panas, karena 825 A adalahjenis ban sistem dingin. Juga dilakukanpembagian terhadap cost driver karenabiaya tenaga kerja langsung adalah totalbiaya tenaga kerja langsung untuk semuajenis ban sistem dingin.
c) Perhitungan Overhead:Juga dilakukan pembagian cost driverkarena biaya overhead adalah total biayaoverhead untuk semua jenis ban.
Sumber : http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/inf/article/viewFile/15832/15824