dan kpsbu lembang tentang kebijakan program … · kata pengantar ... hasil pengujian hubungan...
TRANSCRIPT
023 PERSEPSI PETERNAK DAN PENGURUS KPSBU LEMBANG
TENTANG KEBIJAKAN PROGRAM P E T E I ~ ~ ~ K A N SAP1 PERAH P E M E ~ A B DAERAH
KABUPATEN BANDUNG
PROGRAM !XUDI SOSIAL EKONOMI WDUSTRI P~!TERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
INSTlTUT PERTANIAN BOCOR M08
IRMA RUBlAM ASIUTI. D34104040. 2008. Persepsi Peternak d m Pengnros KPSBU Lcmbaug Tentang Kcbijaknn Program Peternakan Sapi Perah Pemerintah D a e d Kabnpaten Bandung. Slrripsi. P r o m Shrdi Sosial Ekonomi Indumi Petemakan, Fakultas Petemakan, Mtut Perranian Bogor.
Pembimbing Utama : Dr.Ir. H. Aminrddin Saleh MS Pembibing Anggota : Dr. Bagus Riyo Punvanto
Bidang petemakan sebagai pmyumbang bahm pangan protein asal hewani m m y a i d l yang cukup bagi pembangcman negara yang dikandungdariproduk-produkpetanakan-mpeningkatan pembenhlkan sumber daya manusianya Kanduogan gizi asam amino dan kalsirrm yang terdapat pada susu mampu meningkatkan daya kernbang otak dan mgljgmin patlrmbuhan sehat soak- Kebuhlhan masyada! akan produk susu temyata behan bisa tapenuhi selmubya oleh produksi nasional, bahkan fhkmya Indomsia ~ d e f i s i t 7 O p e r s e n s u s u . K e b ~ a k a n s u s u i n d m e s i a s a a t i o i s e k i t a r l ~ miliaT liter stdangkan produksi susu nasional hanya sekitar 350 jlda liter/tahun aiau setara deagm 30 persenaya. K e k z sl~plai 70 pasen yang dih;ntani I n d o e s e h ioi terhrhrpi oleh susu impor. Semakin besamya kesadaran rmsyamkat terhadap aslrpan gizi yang h d u n g sum semakin mempabesar pula kesmptan unt& menjalankan usaha di bidang pelemdm sapi paab. Peransnta panerintab menjadi sangat diharaph ~IQ& pembangcman peteanakan sapi paah h-wa bagi petemak wtuk dapat memenuhi kekurangan tersebut, bantlran yang diberikan dapat benrpa p e m b m kebijakm-kebijakan yang membantu peagemtmgm ussha sapi perah Indonesia
Penelhian ini bertjuan wtuk 1) mmdedaipsikan faktor karakterimk intanal dau ekstemal petemak dm penguns KPSBU 2) mengetahid perjepsi petemak dan pengum' KPSBU tentang kebijakan p r o m pQemakan sapi perah yang tclah dikeluarkan oleh pemerintah daerab Khbupam B a d m g dan 3) meqpmhm . . hubungan antara faktor kmakteristik internal dan eksternill petemak dan pengums KPSBU t m b d q persepsi tmtang kebijakan program peteroakan sapi paah yang telah dikeluarkan pernetintah daerab Kabuphm Bamhmg. Penetitian dilakuLan di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Jawa Barat parla 21 0 petemak aktif dau 22 pengurus koperasi yang tRsebar di 20 Tempat Pelayaoan Koperasi W K ) dan di kantor Koperasi Peternak Sapi Bandlmg Utara Pewtitian ini menggunakan data primerdausekunder.Analisisyangdigcmakanadalahanalisideslcripfifdau~ - korelasional m=nggunakm uji tabulad runk Spearman (r,) dau koefisien kodngemi dari uji chi squme (X *). ..
Badasarkan hasil aaalisis deskriptif didapatkao hasil pmetitian bahwa 1) Responden petemak umumnya sdalah mda, pendidhn rendah, pcngahm beternak sedikif kekonnopolitan tinggi, tidak mengetahid kebijakan pmgmm petanakan sapi perah, tidak mempunyai pckerjaan sampingan, kepemilikan temak sedikit dan sedang, pendapatan rendah dim program KPSRU telah dh&m cukup ba& oleh petemak. Responden pengurus KPSBU umumnya tua, berpendidikrm SMAlderajai Pengahmn bekerja di KPSBU banyak. kekosnopolitan mdah, -etahid kebijakan p~ogram petemakan sapi perah, pekgaan
beten&, pendapatan rrndah. Iklim organisasi dan iklim komunikasi KFSBU dirasakan cukup baik 2) Pasepsi peremak dan penguns KPSBU tentang ketrjjakan prog~am petcmakan sapi perah adalah kmaq baik 3) H u b u n p nyata taiihat pada hubmgan antm umur petemak dan pe@amm betemak d a g m persepsi kebijakan program revitalisasi pyuluhan, kekoanopolitan dengan pen* kebijakan program penhedayan kelompok dan program KPSBU dengan kebijakan program pengembagan pemasaran dan persepsi kebijakan program revitalisasi penyuhrhaa Mubungan sangai nyata antam program KPSBU dengao peaqjsi kebijakan program pabaikan kkmruh~ dan pembedayam kelompok. Iklim organisasi KPSBU berhuinmgm oyata dengan pasepsi kebijakan program revitalisasi penyuluhan peten&m sapi perah pemerintah dse&
ma-ha h i c k Persepj kebijakan petemakan sapi paab pemerintah daaah Kabupaten m.
Perception of Dairy Farmers and Ofillrcial Member of KPSBU Lembnng about Daj, Farm Program Policy of Local ~ o v e ~ m e n t
of Snb-F'mvince Bandnng '
Astuti I.R, A. Saleh, B.P &anto P ?-?> T,, t . , \ ,
'Ihe objectives of this research were: 1) to d-be' intemal &mcmisic faders and Baemal faaors of farmers and official member of KPSBU 2) to know &on of farmers and official members of KPSBU toward program policy of dairy brm which leased by local government of Sub-province B m h g 3) to analyze correlation between intemal characteristic factors and extend factors farmers and official -bas of KPSBU to perception about program policy of dairy brm which r e l e d by local government of Sub-province Bandung. Rimary data obtained by admission filling of questionnaire and interview dirstly to farmers and official members of KPSBU. Secondary data obtained h m relevmt insIiMions sources which related witb d topic. Data were analyzed by descriptive analyze and correlation analyze using rank Spearman andcontingency coefficient of chi sguare. The d t of research were : 1) most farmas were young, less educated, have expaience about Mving livestock are few, degm of hi& cosnopoliteatess, not to know about dairy p r o m policy of local govmrmenf no have side job, o=&p of livestock a few until medium, lwel of low earning and KPSBU's prograr;l a t e g d good enough. Official members of KPSBU most were old, medium education, has experience work as official member of KPSBU for many time, low of degree cosnopolitewss, b o w about program policy of dairy, have side job as farmer, low lwel of earning and good eno* of 0 ~ 0 n and comm~mication climate 2) peroeption of farmers and official members of KPSBU are unfavorable 3) significant correlation were showed by age of farmers and experience of having livedock with perception of program policy of extension education revitalizxtion, farmers wanopolitewa with perception of program policy group enableness farmers and KPSBU's program with paception of expansion program policy of marketing and paception of policy of extension eQcation revitalization. KPSBU's program correlated high significant with perception of bh%w%ux repair program policy and enablems of group. chmcteristics official member of KPSBU has &e significant correlation at organhtional climate with pesception of program policy of extension education revitalizaLion.
Key words : Perception. Doby fmm policy of I d go-enf
PERSEPSI PETERNAK DAN PENGURUS KPSBU LEMBANG TENTANG KEBIJAKAN PROGRAM PETERNAKAN SAP1 .
PERAH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANDUNG
PROGRAM SEWDI S O W EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
m m PERTANIAN BOGOW 200s
PERSEPSI PETERNAK DAN PENGURUS KPSBU L E m A N G TENTANG KEBIJAKAN PROGRAM PEI'ERNAKAN SAP1
PERAH PEMERINTAH DAERAa KABUPATEN BANDUNG
Skripsi S taah diwtDjai daa dirida&an di hadapan Komisi Ujian LLran pada tenggal 61 April 2008
Pembimbing Utama Pcmbimbing Anggota
Dr-Ir. Bagas Priyo Pnrwanto NIP. 131 803 651 NIP. 131 471 379
t Pertanian Bogor
RIWAYAT HIDUP
Penulis dllah&m . .
pada tanggal 15 Oktober 1986 di Garut, Jawa Barat dari
pasmgm Oding Nurodin ( A h ) dan Dedeh Sadiah (Ah . ) . Penulis menrpakan anak
terakhir dari anpat bersaudara
Penulis menyelesaikan pendidikan d a s a di SD Negeri 1 Cikajaug, Cia.
pada rahun 1998, dan melanjutkan pendidikan menengab pertama dan mewngah atas
di PP. D d Arqam h$ h +dl Ganrt pada tahun 1998-2004. Penulis ditaima
di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI pada Program Studi Sosial Ek0mm.i
Mm&i Pehnakm dan memilih minat Kom- dan Pen*
Selarna pendidikan, penulis pemah akif dalam bebaapa organisasi
kemahasiswaan baik intra &mpm e b kampus di antaranya penulis panah akif
sebagai 'Bendahara Himpunan W i Sosial Ekowmi Indumi PetemaLan
(HIMASEIP) tahun 2006 dan 2007, anggota teatez Komlmitas Seni " Ladang Senin
Fakuttas Pe- tahun 2004-2005, kehm divisi H u m s Himpunan Mahaskm
(HIMAGA) tahun 2006 serta Bendahara Umum HMI Cabang Bogor tahun
2007. Penulis juga aktif dalam behagai kegiatan kepanitiaan seperti Lomba Cepaf
Tepat Fakultas Peternakan r i SMU tahun 2006 dan Lomba Futsal %mba
Cup" Organisasi JvIahasinva Daerah Se Jawa Barat-Banten rahun 2007.
Penulis panah dipacayai untuk nrenjadi Adsten Dosen Mata Kuliah Media
Siaran dan Komunikasi Kelompok.
KATA PENCANTAR
Fuji syukur penulis panjatkan kebadirat illahi mbbi' Allah S W T atas kanmia
dan kemurahamya mengijinkan penulis menyelesaikan tugas akhir ymg bajudul
"P@ petemak dan penguns KPSBU Lembang tentang kebijakan program
petemakan sapi perab pemerintah daerah Kabqmia Bandqn Mtuk mempaoleh
gelar Sarjana Petemakan pa& Prognrm Studi Sosial Ekonomi Idushi Petemakan,
M M Permian Bogor.
Bidang petemakan memegang peranan penting dalam sekior penyediaan
protein hewani, sumberdaya yang tedibat secata otomafis mempunyai andil penting
juga dalam memajukan kesejahtaaan n e w Petcmakan juga marrpakan salah satu
sektor yang banyak menyedot temga kerja, sebin&ga d a b pengembangan dan
usaha mtuk memajubmya diperlukan kebijabdcebijakan ymg tidal banya
di@tungkan perkembangan komoditinya tetapi juga perkembimgan pnsonil di
dalamnya. Kebijakan pemaintah d d menjadi patokan dalam pembuatan
prog.nn-prog.rm bagi para pengembang petemakaa
Segenap harapan dan cita tertuang dalam peluh, dengm diiringi do'a dan
restu keluarga sanua hambatan dan rktmgan dapat terlewati dan menjadi ~UIU bagi
hidup penulir Penulis men+ bahwa &psi ini masih jzuh dari wmpvma Oleh
ka~ena itu, kritik dan saran yang membangun sari@ dihapkan untuk kesempunraan
bugas akhir ini. Semoga seluruh basil yang temnmg dalam tugas akhir ini dapat
~bagipembacadansemuapihakyangmcmbutuhkan.
Bogor, April 2008
Penulis
RLNGKASAN ............................................................................................. ABSTaAff . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ---. LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ RIWAYAT FUDUP ....................................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................
DAFTAR IS1 ...............................................................................................
DAFTAR TABEL ............................................................................. ........ DAFTAR G W A R ................................................................ : ................. DAFTAR LAIWIRAN ..................................................................... .........
PENDAWLU Ah'..... .. ... .. ... ... ........... ..... ... ..... ... ... .. ... ... .. ... ... .. .. ... ... ... .. ......... Belakahg .................................................................................
Rumusan Masalah ............................................................................ . . Tujm Pewhhan . . Kegunaan Penehhan ........................................................................
KERAh'GKA BERPlKIR DAN AmOTESIS .........................................
Pasepsi .. ... .. ... ........ ...... ...... .. ... ..... ... ..... ... ..... ....... ...... ..... ........... .... -.. Petemakan Sapi Paah Kdijakan Pacmakan .............................. -. ....................................... Koperasi Petemak dan Karaktenstllr
. . Pengurus Koperasi dengan p& ybagaj Anggota ................................................................. Bebe- Srudi yang B e r h u b v dengan Karakteristik Personal daa Persepsi
Halaman
1
iii ; iv
v
vi
vii ...
V l l I
X
xi
xi j
1
Faktor Internal Petemak dan Pengurus Koperasi ............................. F a h r Ekstemal Petanak dan Pengurus Kopemsi .......................... Pasepsi Pe.tmmk dan Pengurus Kopemsi tentang K e b i j h
...................................... Petanakan Sapi Perah Pemaintah Daaah Hub- K i d . - . - Intemal dan Eacstemal Peternak d e q m Persepsi tenrang Kebijakan Program Petemakan Sapi Pemh Pcmcainmh Dafmh ............................................................................ Hub- Karakteristik Intemal dan Ekstemal Penpus KPSBU den- PeTsepsi tentang Kebijakan Program Petemakan Sapi Perah Pernebtab Daemb ............................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... ....................................................................................... Kesimpulan
................................................................................................. Saran
..................................................................... UCAPAH TERIMAKASm
D m A R PUSTAKA .................................................................................
1 . J d a h populasi dan ssmpel pemlitian ...................................... 22
2. Tingkat pcndidikan' penduduk Kecamatan Lembang tah~m
2006 ..................................................... ....................................... 29
3. Mata pencaharian penduduk Kecamatan Lembang tahun 2006.. 30
4. Pertumbuhan anggota dan produksi susu KPSBU ...................... 3 1
5. Karakteristik i n t d petemak ................................................... 33
6. Kiuakterisiik internal pengurus kopemsi .................................... 38
7. Kiuakteristik ekstemal petemak .................................................. 41
9. D i s t n i i rataan skor iklim organisasi ....................................... 45 .
10. Distn'busi rataan skor iklim komunikasi .................................... 46
1 1 . Ratam *or persepsi petemak tenrang kebijakan program pdemakan sapi perah pemerintah daerah ................................... 47
12. Rataan skor persepsi pengurus KPSBU tenrang kebijakan pmgram petemakan sapi perah pemerintah daerah ..................... 50
. - 13. Hasil pengujian hubungan an- kadWmhk kternal dan
cksiernal petemak dengan persepsi ............................................. 55
14. Hasil pengujian hubungan antara karaktaistik internal dan eksternal pengurus KFSBU den- persepsi .............................. 61
Nomor
1 . Hubungan karakterinik internal dan eknernal pe:emak dan pengurus koperasi dengan perrepsi kebijakan pefernakan sapi perah pemerintah daerah ................................................... 6
2 . Proses pembentukan pmepsi model Solomon ...... 10
.............................. 3 . S t r u b organisasi KPSBU Lembang2007 32
DAFTAR LAiiPIRAN
. I Peta uilayah Kecamalan liembang 72
.................. . 2 Hasil pengujian korelasional rmzk Spearman 73
3 . Hasil pengujian korelasional chi squme ............................ 74
xii
Latar Belakang
lndonesia dengan segala k e l e b i sumkrdaya a1arnnj-a baik dari se?gi
keterrediaan lahan, iklim tmpis dan kesuburan ranahnya mempuayai potend yang
sangat besar xbagai tempat unrUk pengembangan pexwnian dan paemakan Bidang
pertanian dan petemakan ini selain dapat memenuhi kebutuhan pangan bagi warga
-ya jw dapat di- seba%li bidang yang dapat -yerap tenaga keja
dan menyumbangkan &visa bagi wgara dari setiap produk pertanian atau
petemah yang di ekspor, selain itu bidang pertzmian dan petemakan juga dapat
meniogkatkan citm bngsa di mata dunia dari segi ekowisata.
Bidang pdemakan sebagai penyumbang tdm prmg~n protein asal heagni
mempmyai mdiJ yang cukup bagi p e m m - protein yang
di-ungdari produk-produk petenskan - tahadap ~ ' p l '
pembentukan sumtmdaya manusianya Kandmgm-kandtmgan gizi sqeA asam
amiW dan kalsium yang terdapai pada susu m u nmh&hn daya kernbang
otak dan menjamin pertumbuhan sehat anak yang nantinya lkan beTpaan sebagai
g e n d penem b g s a Tidak hanya pada anak, manfaat dari produk petanakan
lainnya pun dapat dimsakan oleh masyarakst pada umumnya
S c c a r a b ~ ~ ~ , p r o d u t r a w h y a k d i g e m a r i o l & ~ s e b a g a i p r o d u k
pe lmkeseharan Semakinbesamyakesgdaranlnasyarakattahadappcntingdan
~ y a k n y a a a r p a n g i z i y a n g ~ ~ ~ m t m p e r b e s a r p u l a k e s e m p a t a n
untuk meojalankan usaha di bidang pdemakan sapi prrah. Kebutuhan masymbt
akan produk aw ini temyata k l u m Visa terpmuhi sepenuhnya oleh produksi
aasional, babkan faktanya Indonesia mengalami delisit 70 persen arsu, d dari
kebutuhan sekitar 1,3 miliar liter, pmduksi susu nasional hanya sekitar 350 jlda
literltahq dengan tingkat komumsi susu di Indonesia sdxsar 60 persen menrpakan
srrmbubuk,sebanyak35persensusukentalmanis,danLimapersensUSUcair
(Gappmi, 2 0 . Kekmmgm suplai 70 pmen yang dibaiapi Indonesia selama ini
temitupi oleb srrm impor. Hal ini amgguh sangar menyenihkan mengingat masih
luasoya kesempatan dan p e w bagi petemak lokal dapat memenuhi
kdmangm tersebld Peranserta pemerintah menjedi sangar dihanrpkan dalam bi-
pembangunanpetaoakansapiperahk&baikdarisegibantuanperbailran
-, pembedayaan kelompok temak, penguatan modal dan pembiiyaan,
peman- kemhali penyuluhad, pengembangan pemasarannya
Dewas ini telah banyak bermunculan koperasi-koperasi yang menaungi para
peternak sapi perah, kesmaan nasib serta tujuan mtuk rneningkatkan kesejahteraan
mendorong para petemak tersebut untuk berkumpul membentuk sebuah kelompk
yang mampu bekerjasama untuk d i n g tolong-menolong dalam manajanen
pengem& usaha petemakan sapi p m h Populasi temak sapi pexah koperari
beadasarkan hasil peuelitian Yusdja (2005) meningkat sebauyak S,97?? pertahun dan
tenrs mampu berkembaug dengan manajemen yang baik
Koperasi sebagai sokogcrm perekonomian Indonesia yang mampu
mengembangkim sikap "serfslelping" atau "mmlong diri sendiri bagi petcmak"
tidak hspya bisa mengembangkau perekowmian teapi j u g Lvalitas sumberdaya
manusianya Pendidikan e a i salah satu prinsip koperasi mampu rnengatasi
kebutuhan pengetahuan clan ketrarnpilan petemak dalarn upaya mengami keadaan
dan perkemtaugan sosial (Rusidi dan Suratman, 2002). sehinm dagm
terbentuknya koperasi maka peternakan sapi perah mampu diimbangkan melalui
peningkatan kualitas petemak.
Daerah Lerrbang B a n d u g Jawa Bamt sew salah saw daerah dengan
kekrsediaan tesnak secara kesel~nuhan sebesar 16.533 ekor sapi dengan petanakarr
petemakan rakyai yang tersebar di hampir semua wilayahnya Petemak-p%md
tersebut tergabung dalam rrmmgan Koperasi Petemak Sapi Ban- Utara (KPSBU)
dengan keanggotaan aktif 4.200 pet& bahkan produktivitas susu yang
dihasilkauuya mencapai 110 tonmari dan menempati umkm p e r m produktivitas
arm terbanyak di Jawa Barat (Muhada, 2007). DaRah ini wmpunyai pelmug yang
sangat besar rmtuk. dikembangkan lebih lanjut agar dapat mencapai kemandvlan . .
produksi sehingga mampu memenuhi permjntaan susu lokal yang selama ini
dikalahkan d e w ketergauhmgan susu impor.
Poteosi-potemi yaug dimiliki oleh petemak dan -fl sangaflah
@ ~ ~ ~ d a n ~ j u t i . P P e r t l r m b u h s n d a n p e r k e m b a n g a n d s a a h
pctemakan ini tentu saja tidak a h lepas dari peranserta semua arpek masytnakat
- baik itu dari W y a semfiri, lem- dan m t a h daaah. D a e d Lembang
dengan k e m d i a a n sumberdaya alam dan sumberdaya manmimya yang potend,
didulclmg dengan keberadaan KPSBU sebagai lembaga yang menaungi petanalmya
yang hans memplmyai h h m g m baik deagan pemerintah daaah sebagai pewtap
kebijakan. Keberhasilan lDaha pengembangan produktivitas nw i~ wmerlukan
adanya kerjasama yang baik di antara tip kompomn pembentuk usaha paanakan
sapi perah tersebut
Pemerimah yang mempunyai kebijakan-kebijakan rnengemi ptemakao
sebi mungkin dapat menyentub petemak agar program atau kebijakan yang
dbsmnya b i i teraplikasikm deagan baik dengan perantara KPSBU sebagai
lembaga yang secara langsung mmgetahui keadaan usaha petemakan sapi perah di
Keamaan Lembang Bandung. Keberhadlan aplikasi kebijakan peternakan ini tmtu
saja dipmgaruhi 0141 babagai faktor yang berasal baik tiari peten& koperasi
maupun pemerintah dserah. Faktor-faktor t d u t bisa bersifai demo& . .
kamhmt& sosial ekonomi petemak, psikogdik, geegrafis araupun alirrm
informasi mengenai kebijakan pemerintah daerah tersebut Kebijakan-kebija!au yang
dikellmrkan oleh pemerintah daerah hrnrr mempengaruhi keberhariLan
pengembangan usaha petemakan sapi perah. Keterkaitan di antua faktor-fak&or
tmdm memeriukao pengkajian yang lebii mendalam, dan dmgan demikian
diharapkan mampu menjawab tiga pertanyaan penelitian berikut ini :'
1 . Apa sajakah faktor karakteristik internal dan ekstemal p e t 4 dan p e n g u ? ~
KPSBU ?
2. &@mad& persepsi petemak dan penguns KPSBU mengenai kebijakan
program yang telah dikeluaTkan panerintah daexab ? . .
3. W m a n a huhmgm antara faktor internal dan ekstanal
petnnak dan pengums KPSBU terhrtdap pasepsi mengenai kebijahan
program >ang telah dikeluaTkao pmmhtab daerah ?
Tnjnan Penelitian
BerdasaTkan rumusan m i d a h di aias, maka tujuai pewlitian yang ingin
dicapai adalah sebagai be* :
1 . Mendeskripsikan faktor karakteristik internal dan ekstema! peternak dan
pengurus KPSBU.
2. Mengetahui persepsi peternak dan penpus KPSBU tentang kebijah
program yang telah dikeluarkan oleh pemerintah damah.
3. Menganalisis hub~mgan antam faktor karakteristik internal dao eks t ed
dan pengunn KPSBU tertLadap persepsi tentang kebijakan progtam
yang telah dikeluarkan pemeriniah daemh
Keganaan PeneLitian
kdas&m rumusan masalah dan tujuan pewlitian yang telah disuslm,
-lip berbagai harapan-harapan yang ingin dicapai dari penelitian ini ymg
nantinya diharapkan dapat bermanfaai bagi : .
1. Kopemsi Petanak Sapi Bandung Utam (KPSBU) sebagai sumbangan
pemikiran mengenai kebijakao-kebijakan pet& yang dinaunginya
2. m t a h sebagai masukao untuk pe~encanaan kebijakan pdanakan
selanjutnya
3. petemak sebagai sumbangan pemikiran mengenai implemen asi visi dan misi
KERANGKA BERPIKIR DAN RlPOTESIS
Kerangka Berpikir
Kekhasilan s l l a r ~ program atau keefektivan sebuab kebijakan di suatu
seidor, dalam ha1 ini peteanakan terganhmg kepada tiga lnl yaitu: (1). adanya
pem&d hulnm: be- prahwn penmdaqg-undangan s e w dapat dikebhi
publik apa yang telah diputuskan, (2). kebijakan ini j u p barus j e k struhm
pelaksana dan pembiiyaanuya, (3). dipertukan adanya kontkl publik, yakni
me* yang mer- publik mngetahui apakah kebijakan ini d a h
pekbauammp mengalami penyimpangan atau tidak ( W i i FoMdation, 2007),
sehingga dampak daii &mh kebijakan akan menjadi tolak ulna pet& se4agai
r e s p o e yang mernpmy& Pen;.@an knemhi tcrtradap kebijakan yang telah
bez+pmg selama ini.
Dampak kebijakan pem-tab daerab dapat juga terukur dari program-
program keja KF'SBU sebagai mtai pengaplikasian kebijakan pawrintah daerah.
Kelamsaran aliran info& mengenai kebijakan kepada p e t 4 ataupun ke
lembaga KPSBU sebagai orgrmisasi yang meu&abi para petanag sapi pnah di
daerah Bandung Utara sangat dibutuhkaq karena aliran informasi ini mendulcung
fimgsi kopemsi sebagai wadah mtuk meningkatkan kesejahtaaan yang &ulna.
badasarkan aspek membam pemasaras -hm pmmddw LUWE@W - persatllan, p em^ usaha dan meniogkatkan taraf hidup (Pmbudy, 1995). -
Faktor terkenanya publik @etemak dan pengurus KPSBU) tRhadap infonnasi
mengenai kebijakan dan program mempunyai kecendenmgan mempengaruhi
pasepsi pacmak clan penguw KPSBU. T i jxngetahuan petanak terhadap
kebijakan-kebijakan program -tab daerah dari amber i n f o m i akan
d t u pctemak &lam membenhlk per- m k a terhadap kebijakan tersebut
Iklim organisasi ber t~ubmga~~ sirkuler dengn iklim komunikasi dalnm
m r d k o w sedangkan iklim komunikasi sendiri camam
anggota organisaSi berperilaku dan bakomunikasi nantinp berperan d a h
penyebaran i n f o 6 mmgenai kebijakan program per-h d i i e d (Muhammad,
2004). Selain faktor-faktoz ekstemal tersebk faktor internal se& umm menmut
,Powell (1%3) dalmn H a m a w (1993) dapat mewnhlkan pasepsi --
pasepsi seorang remaja akan bkrbeda bila dibandingkan dengan pasepsi orang yang
jauh lebih tua dari dirinya.
Peslgalgman beternak bagi &anak dan pengalman menjadi jmgums
koperasi bagi pengurus KPSBU ikut mempengaruhi pula pembentuluin pasepsi
rnengenai kebijakan program pemexintah daerah, diduga d e n p semakin lnmanya
pengalaman menjadi petemak atau pengums akan semakin tiriggi atau perhatian
peternak dm pengcms terhadap kebijalcan pgram pemerintab dsaah d m
menggiring m k a kepada penepsi.
pendi.&m )mg telah ditempuh oleb para pemnak maupun para pengmtrs
KPSBU baiL itu ditempuh secara formal amrpun wnformal mampu mcmbarmk
pesepsi -rang tahadap. kebijakan program. Pendidikan tinggi yang dimiWd
seseoxang cendentng mendorong individu untuk lebib cept matuima gagasan
tentaog kebijakan program sebingga dapat dikatakan bah~a pendidikan formal dan
nonformal mempunyai pengaruh dalam pembentukm persepsi.
Kesediaan seseorang untuk menCari dan mmemukan ide-ide baru di l m
-ya dan mempunyai sikap keterbukaan dalam menerima pengaruh dari
l m alau yang biasa dikenal dengao istilah kekormopolitan, dimana peubah
kekosmopolitan ini mernpunyai kecendenmgrm mempengaruhi pemkntukan
p e s e p s i . l i i k ~ u k a a n p e t e m a k t g b i t d a p i d e a t a u ~ d a r i l l n r r a k a n
menambah pemahanran petemak t e d d a p kebijakan yang dikeluarkrm yang akbhya .
~rsepsi.
Tipendapatankelurngaakanmempengaruhislahlssosialpctemakyang
d y a akan mewntukan peagambilan kepuhsm dalam p e n g e l o h usaha
sapi perab sehingga tadapat hubungan dengan pernbentukm perstpsi.
KepemilikantRnakcendenmgmempengaruhiperhatianpetemakten~@uatau
tidaknya petmuak mengetahrd kebijakan pmgmu~ yang ads serta keuMmgm ymg
didapat dari kebijakan msebul. Garnbararrgambaran yang telah dijelaskan di atas
dapat~secaraskematisdanterinciseperti~.angdapatdilihatpadaGam~I.
Peobah T e n i t
Internal : Umm, Pendidikan, Pengalaman betemak, Kekoswpolitan Pengetahuan kebijakm Pckcrjaan sampingan, Keprrnilikan tend, T i Pendapatan
Program m u : 1. pengembangan kelembagaan 2 peb==petemakan 3. kesejahteraan W o t a
Umm, Pendidikan, Pengalaman menjadi pmgmm, Kelrormopolitas Pengetah- kebijakm jmgnm Pekejaan =mwmr*pendapatan
Hipotesis '
Berdasarkan informasi-informasi yang didapai maka dislmmlah s ~ a h l
hipotesis yang perlu diujikan &lam penelitian mengenai Perjepsi Petemak dan
Pengurus KPSBU Lemkmg tentang Kebijakan Program Peternakan Sapi Pemh
Peamintah Daerah Kabupaten Bandung yaitu :
HI : teFdapai hubungan n p t a antara karakteristik internal dan karak-e&ik ekstemal
peternak dengan persepsi kebijakan program peternakan sapi pah pemaimah
daerah Kabupaten Banduug.
Hz : terdqat hub- nyata antara karakteriaik internal dan karaktaistik ekstanal
pengunrs KPSBU dengan pasepsi kebijakan program petemakan sapi perah
panerintah daerah K a b m Bandung.
Penelitian ini mmggunakan beberapa istilah penting dan memerlukan
penyeragaman pengertian iailah-istilah tersebut Bebempa i?tilah yang digunakan
sebagai berikut:
1. Pgsepsi adalah output proses dari pengorganisasian dan penginterpdasian -
sensasi dan afensi seseorang terhadap kebijakan program peternakan sapi pemh
pemerintah daerah.
2. Petemak adalah orang*nmg yang mempunyai pekerjaan mmgelola paanakan
sapi perah sebagai pekerjaan utamanya serta bersda di wilayah pelayanan dan
usaha KPSBU.
3. Pmgurus KPSBU adalah orangaang yang bekerja dalam organisasi Koperasi
Petemak Sapi Bandung Utara (KPSBU) dengan distribusi jabatan menyebar dari
pengurus, pengawas, manajer dan karyawan k o p i .
4. Kebijakan petmakan sapi perah adalah kebijakan-kebijakan program
pengembangan usaha peternakan sapi perah yang dikeluarkan selama lima tahun
tcrakhir oleh pemerintah daerah Kabupaten Bandung.
5. Pemerintah daaah Kabupaten Bandung adalah pemegang dan pengambil
keputusan m u kebijakan mmgenai peianakan sapi pemh di tingkat
kabupaten/kota Bandung.
TIHJAUAN PUSTAKA
Persepsi
Menmut Mulyana (2001), perrepsi adalah proses yang memungkikm sum
organisme ammima dan mtnganalisis infonnasi. Analisis infonnasi arganisne
bersandar pad8 pengalaman tentang obyek, peristiwa dan hubungan-hubv yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan sebagaimm
ycmg dikemukakan oleh Rskhmat (2004). Faktor mama dalam persepsi adalah
kemampuan Kseorang mengambil sejlrmlah fakta dan informasi yang terbatas dan
kern& m e n y a u a h ~ y a kepada sum gambardn secara keseluruhan
(Reksou.ardoyo, 1983). Faktor-faktor yang perlu dipzdmbaogbn tersebut antam
lain : (a) Ketersediaan informasi yang menunjang dimulainya persepsi @) Keadaan
intan yang cendenrng membantu intapretasi informasi baru yang lebih bemti
teIwapkesanyangtelahmasuk
-. (2004) mengemukakan bahwa terdapat dua t'akror lagi yang
mempeng;rmhi pembeotukan perjepsi yaitu falaor strukbrral dan Faktor bgsional.
Faktor muknnal dapai benrpa stimuli fisik dan efek syaraf yang ditimbulkan pada
sistem symaf individu dengan kata lain bahm secara struktural perjepsi ditcntukan
oleh jenis dan bentuk stimulilrangsangan yang diterima. Faktor fungsioaal baasal
dmi kebublhan, pengalaman masa M u dan hal lain yang termasuk ke dalam faktor
pribadi atau karakteristik pribadi yang mewotukan persepsi dan memberi respom
terbrtQp rangsangan yang sampai. P 4 yang dipengaruhi oleh pengalaman dan
penginderaan ini tidak akan sama antara s a h ~ dengan ) m g b y a walaupun berada
dalam sat^ kelompok atau organisasi, hal hi dikarrnakan alaivitas komlmikasi yang .
tejadi pada individu manpenganhi mtmruknya pesepsi tersebut entah q&m . -
peran yang dmaxhmya baik sebagai komlmikan wun komunikator. Aldivitas
kom- persepsi terdiri bga tahapan )9itu: seleki yang memakup sea%;
dan organisasi dan interpretasi. Aldivitcs komunikad pemgorganisssian
stimuWpesan melekat pad8 in- sehgga m e n j d d i tu kesahnm yang
bermakoa
Dalam proses & alat indera berperan dalam wnangkap stimuli yang
berbentuk cahaya, wama, aiam Stimuli-stimuli . m b w kemudian diseleksi,
d i o t p m a d m . - dan kemudian dim- Berikut Gambar 2 yang
menjelaskan pmsu stimuli ditangkap dan kemudian diinterprrtankan. . ,
Gmbar 2. Proses pembenhikan persepsi berdararkim model Solomon (Sutima, 1999)
- Stimuli
1. PenglihPrmo 2. Slrara 3. Bau 4. Ra5a 5. Tekstur
Pgsepsi yang ingin dim- pada penelitian ini edalah paspsi yang
baasal dari petemak dan pengurus KPSBU me& kebijakan mengenai lnaha
pe- sapi perah pwdd &cmh Tabapao-tahapan pcmbentukan pasepsi
s e p d seleksi yang terjadi pada diri petemak dan pengurus KF'SBU dipQlgaruhi o l d
behga i faldor internal dan eksiemal yang benrpa stimuli-stimuli dan aktivitas
komtmikasi, d i n g @ talc menutup kemmgkhm perbedaao &lam pengorganisasian
d a n w - karena berbeda pula faktor in& d m ekstcmal yang d a
dalam diri petemak dan pengurus KF'SBU. Persepsi yang terbentuk pada petQnak dan penguns KPSBU, akan mdxmtu pmgevaluasian kebijakan dhahp panerintah
daerah yang d y a term saja akan menjadi indikator dahm pem- kebijakan
selanjutn,=
7 lndera
p e m r i m a (-1
Perbath - -F
Peternakan Sapi Perah
Paemakan sapi perah p d a masa pemerintahan Belanda umumnya behenhk
~ s u s u y a n g ~ s a p i - s a p i p e x a h d a n m e n g h a s i l k a n s l r m y a u g
kemudian dijual kepada konnunen (Sudom er aL. 2005). Banyak keuntungan dari
usaha petemakan s q i perah di antaranya adalah usaha yang tetap karena produksi
-ya yang tidak banyak benmriasi dan tidak lebii dari dua persen dan
pduksinya tidak mengeoal mlsiman dengan harga susu yang tidak begitu
mengalami perubahan. Sapi perah e6sien dalam mengubah pakan menjadi
protein hewani dan kalori dibandingkan dengan hewan jenis: laimya. Pakao yang
digmakmnya pm relatif murah dan mudah dengan kesubuian tanah yang dapat
-sehingga-jami=pendapsdanyangtetapdantewa
kerja tetap pula Pemeliharaan sapi perah memdukan persiapan dan
perhmmgan, d d a k u y a ada tiga hal yang bans dipmiapkan yaim lahan kamlang
dan tempat menanam nrmpu~ ketersediaan air dan keberadaan bibit sapi perah.
S p d h s i Sapi Perah &hat
Sapiperahsehatakanterjagaproduksisusunya,sapisehatmempmyaiciri-
ciri menampakkan gerakan yang aktif, sikap yang selalu sigap, sadar dan tanggap
perubahan situasi sekitar yang mencurigakan Kondisi tubuh' sapi perah hans
seimhg dengm tubuh yang tidak terialu gemuk atau kunq langkah kaki mantap
dan teratm, berjalan *ajar deagm tanpa sempoyongan a m pincang dan bertumpu
pda keempa~ kaki~~ya dakg posisi yang santai dan pmggmg yang rata S u r h ~ ~
matanya terlihat besib tanpa ada kotoran atau getah r z dan tidak teriibat
paubaban warns diselaput lendir dan komea matanya. Kulit daq M u tam& hahs
danmengtiLaxdenganpemrmbuhanbuluyangwsataF~kuensibemafasbervwan . .
tpmgmtm~g kepada jenis sapi dan umumya (Akoso, 1996).
Slstcm Perkandangan
Kandang teanak mempmyai W mjaga e m k agar taap
be& di bgkmgan yeng nyaman sesuai dengm kek~umb h agar dapat berproduksi - m a k s i i . -Kandang diguuakan d a k jm@a ualrtu yang lam;!
-ya-- rnaka pembuatan dengan baik krrrrna .
& b i q ~ termga kaja dalam usaha p e t d sapi perah. Menurut.
bentuk/tipenya kandang dapat dibedakm menjadi dua macam yaitu kandang individu
dan kandang kelompok
Letak kandang, haruslah dekat dengan armber air, dekat dengan srrmba
I-Ejauan Makanan Temak 0, dekat dengan para karyawan, tramportasi lamrar,
arral cukup luas lmtuk kemungkinan perluasan kadang, tidak nmggmpp
pemukiman dan tidak debt dengan jalan mum, keadaao canah dan iklim tidak
menggansgu kenyamman sapi perah. Keadaan kandang haruslah memeouhi
pasyaratan kecukupao bagi semua sapi memperoleh sinar matahari, ventiki
kandang terjamin, kandaog dalam keadaan kering dan benih, hangman kandang
hanrs d i m t e q sedemikian r u p sehiogga dapat memudahkan dalam pembersihan
dan pemerahan dan k o d kandang yang kuai (Sitepu dan Ginting, 1989).
RanSam
Peny~man rannrm bagi sapi perah periu diperhitungkan dengan scbaik-
b h y a melipuri ambang tingkat kebutuhan nutrisi bagi sapi paah, ksmlungan
nubisi bahan, dayaguna nutrisi, kernmgkimn kehadiran anti r.ubisi dan yang
terakhir adalah nilai absolut nlrtrisiya Rinsip penyunrnan rannur adalah m u
ransum dari bahan-babm tatentu hkgga mampu wmenuLi ke- sapi secara
ekonomi layak, pxaktis dilakukan dan pantas disarankan. Formula mnsum yang baik
tidak hsrus selain mahal karma dapar di@ dari berbagai pilihan atttmatif hahan
konvemiod yzmg mmkh semakin. Penenhlan formulasi mmrm memiliki primip
m p kebutuhan nutrisi sebagai berikut: energi, protein, mined, vitamin (Sitcpu
dan Ginting. 1989).
PembibiCan
Seleksi bibit yang a h digunakan dalam petanakan sapi per& ini bans
~ h a l b e r i k u t i n i : b r m g s a s a p i , d l s i l a h , c i r i - c i ~ i s a p i p e r a h ~ ~
c a t a t a n ~ ~ s i f a t b a i k s a p i , u m u r d a n k e s e h a t a n ( S i t e p u d a n G i n t i n g ,
1989).
Paxa pmdnksi
Par;mganan psca produkd dari sapi perah tidak hanya mencaknp
p e a m p m slau saja Terdapat bebeTapa penanganan yang dipe* ptlrca . .
~ s a p i p e r a h a n t a r a l a i n : p e n a n g a n a r l s u s u ~ y a n g - o l ~ s a p i
paah ka- -gin@ *ya yang mudah rusak, r ~ e n a n m susu d e w
pananasan dan penanganan Limbah sapi (Sudono er nl.. 2005).
Petemakan sapi paah Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang berat
karena semakin banyaknya permintam pasar akan produk urm yang tidak diimbangi
dRlgan pfoduklivitas susu y m g dihasilkannya, jumlah per:dduk Indomsia yang
sebanyak 210 jina merunrut pet& sapi perah untuk mewnuhj sekitar
kebutdm 1,3 miliar titerltahun (Gapmi, 2007). Kemampuan sapi perah Fries
Holland OH) lmtuk menghasilkan susu pada sistem pemeliharaan Indonesia masih
rendah, dengan tingkat variasi produksi j a g cukup jauh antar petemakan sapi perah
(Centras, 2005).
Kedahkendala dalam upaya peningkaran produktivitas usaha pdanakao
sapi p e d Indonesia antara lain terpusatnya usaha petemakan sapi p e d di pulau
Jawa sehingga distribusi produk susu menjadi tidak m q . kendala upaya
penyediaan bibit, manajemen petemakan yang kurang baik dan kebijakan p-a
yang kmmg meadukung. Peran penmintah dalam pengernbanpn pmduktivitas
usah perernakan sapi perah yang ditunjukan dengan pengel laran k e b i j b
kebijakao b--rperan bting dalarn legalisasi usahausaha yarg dilakukao oleh badan-
badan peddxng seperti kopemsi, peneliti, pergum tinggi dan industri.
Usaha petemakan sapi perah Indonesia saa! ini s d m g mengalami
kem~baikdarisegiketasediaanppulasisapiperahyangteruswrosotdari
tahun 1998 dengan penlrnman sebesar 16,9 % pa tahun (Swastika er d, 2001),
begitlrpun a k i i dari krisis ekonomi tahun 1998 menjadikan usaha penyediagn bibit
oleh pemaintah "pi paah impor yang 'iiJ&Jkan t M d a n b p a k a n
komemmt menjadi lebii mahal sehingga secara tidak hag~mg menaikan harga susu
dan menjadi lebii mahal dibdmgkan dengan harga susu impor. Indumi
Pengolab SIISU (IPS) akhirnya menyerap lebii banw susu impor daripada susu
lokal karena madab har&a ttlsbut Lahan tmtuk bijauan yang smakin sempit bga
tlmd menyebabkan pdcmak kesulitan untuk mewnuhi kehutuhan pakan k r d m ~ %
paaahal begitu pentingnya paanan pakan bijauan bagi kualitas susu sapi pcrdb-
pemtasalahao-pamasalapan yang tejadi ini membutuhkan upaya dan ban- secara Langsung dari 'pemerintah berupa kebijakan-iiebijakan pdanakan
Kebijakan Peternakan
Seam termiwlogi kebijakan men~mjuk pada serangkaian pemlatEm
pelaksmam yang lebih luas dari paahwn pmmdang-undangau, mencakup jug
aspek anggaran dan sbuktur pel- Siklus kebijakan sendiri bisa d i k a i t h
dengan pembuatan kebijakan, pehksmaan kebijakan dan evduasi kebijakaa Dalam
pebksmaa~ya, kebijakan ini harus ditlrnmkan dalam serangkaiao petunjuk
pekhaman dan pehmjuk teknis yang be& internal dalarn bimkrasi. Sedangkan &. masyarakasyangpenting-~ya--pe~w=4yang
- j a b a h pada masyaTakat apa playanan yang - j d b m siapa yang bisa
mendapatkannya, apa persyaratannya, j w bagaimana byanan im
( W i i Foundaxion, 2007). Kebijakan juga merupakan jenis mxam yang
memberikm bimbingan b e i dan amb dalam pengunbidan kep- tamma.-
dengan kebijakan ini maka rencana akan semakin baik dan menjlnuskan daya pikir
dari pengambil kepuru~an ke amh tujuan yang diinginkan (Hisibuan, 2001).
Rmes pemb- kebijakan mempunyai serangkaian aktivitas inteleldual
yang dhkukan di dalam proses kegiatan yang @a dasamya bmifat politis, dalarn
ha1 ini ditentukan arah kebijakan pdemakan yang akan dicapai apakah wnuju
Pdspatan peningk- pen- tenaga keja atau
kcxmdmm . .
kelembagaan pdemak Pembuatan kebijakan ini balanpung secara
benahap dan men~nut unrtan waktu Kebijakan yang telah dinnuuskan kemudian
diimplementssikan oleh unit-unit yang mengahrr sumberdaya f w i a l dan manusia
Berdasarkan kebijakan pertanian t e b m )aim Pancayasa Pertanian, maka kebijakan
petemakan sekar;mg adalah kebijakan y a n ~ mencoba meo@m dan mengelola
sumberdaya manusia (SDM) dxri mmulai hulk on fmm, hilir, hingga SDM p-
Ekmik n)ata dari sebuah kebijakan akan berbeda di setiap danahp)~ &
.Lo&-kondisi khl~us yang daerah tersebut miliki. Kebijakan akan dismdm
-denganvisidaridaaahnya
Kebijakan mengenai usaha pet& sapi perah lndone& sejauh ini masih
l-w3 - peningkaian produktivi- p r o d ~ - p r o c l ~ w g c%dkan petRnakan sapi perah seperti susu clan daging. Hal ini dapat terlihat dengan k&
l n d o b ymg mengalami deiisii susu sampai dengao 70 % dari kebmhan nasional
pertahunnya.. Arah kebijakan saat ini, b e h s d a Parmayasa Pertanian
menghannlranpembangunanyang-pada~-aspekyaitu:~
mframuktur, panberdayaan kelompok tmi, penguatan modal dan pembiayaaq
pemantapan kembali penyuluhan, serta pengembangan panasarannya. Dwidjowijoto
(2007) menyebutkaa bahwa kebijakan publik &ah k- pemerintab yang
membaikan dampak bagi kehidupan bersama dan mempunyai arti amegis bagi
pemecahan masalah pada tmi ini dan mass depan, kebijakan publik adalah "ahwn
mainn mengatur kehidupan bersama bukan menparur kehidupan perseoTangan
W M g o ~ o w
Pel- kebijakan mengenai usaha peternakan s q i perah yang berlaku di
daerah Banchmg k h m y a di wilayab usaha KPSBU. niengalir secara beaantai
beaawal dari pemerintah d a d yang mengeluarkao kebijakan a b u t kemudian-
melalui ko@ yang menaungi para rakyat Selain itu kebijakan juga
dapat diukur melalui usaha pemerintah daerah untuk hmn langsung ke lingkmpn
petemak, usaha pe-ngembangan kebijakan petemakan sapi perah tehsebut
dWsa&m dalam beutuk sebuab program kerja yang aantinya dapat dilihat
keberhas i iya dari hasil yang dicapai dan dirasakan aiau dengan kata lain dampak
yang tetjaii di tinw para petemak
Koperasi Peternakan dan Karaktcristik Pengurus Kopvasi d e n p Petcrnak scbagai Anggota
Koperasi Peteroakan . .
Koperasi dalam definisi awalnya merupakan wadah bagi golongan ekonomi
lernah ( F i i dan Susanto, 2004), lebih lanjut F i u s dan Susanto (2004)
menyatakan bahsa kopuasi adalah suatu ~~ dengan tujuan berusaha
bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu d e w
sanangat tidak rnermlarkan - . diri sendiri SederniLian tup, sehingga masing&
mampu menjalankan kewajlbannya sebagai anggota diu m w imbalan
sesuai dengan H a a t a n mereka terhadap organisad. Undang -Undang Koperasi
No.14 Tahun 1965, Bab ill pasal 3 juga ikut menyatakan bahwa koperasi &ah
organisasi ekonomi dan alat kvolusi yang bdungsi sebagai taqu p d n
insan masyarakat serta menuju sosialisme Indonesia berdasarkan Pancasila
Kopemsi petemakan adalah d a b saru usaha koperasi yang anggota-wtanya
terdiri dari pengusaba dan buruh petemdm yang berkepentingan dan mata
pencahariannya langatng berhubungan dengan peternakan. Koperasi petanakan
dapat didirikan sesuai dengan jenis temak Firdaus dan Susanto (2004) membaikan
lrraian lapangaa usaha pe-mdam yang dapat di koordinir oleh kopaasi petanakan
lain : (a) M- pembelian baban/ala! peiemakan, @) Mengola. hasil
petemakan menjadi lmaq barang lebii tioggi (c) Penjualan hasil petrmakan, (d)
Menyediakan kredit lxgi para anggora, (e) Mempeddci teknik betanak,
menyedjakan obat+batan, alat petemakan, bibit teruak dao lainnya serh! ( f )
M e n y e l e n g g d ptndidih -tang tePa guns
Koperasi Peternakan Sapi Randung Utara (KPSBU) manptmyai lingkup
peke@= - * ~ekejaaopekej- yang men- k e *
team& sapi perah dan kesejahtemm pdanak sapi perah yang rhenjadi -ya,
ha1 ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Sitio dan Tamb (2001) yakni kopexasi
petemakan sapi perab berfokus kepada p e m b i i peilingkatan produktivh,
pen&atm keseharan sapi perah, pengcnnpulan dan peajualan arsu segar.
Karakteristik Pengnras Kopcrasi
Kmahe&& individu yaug perlu diperharikan waurut Lionbeqcr (1960)
dan Zahid (1997) antam lain adalab umur, tiq&at pendidhn, dan karakteristik
psikologik. Karakteristik psikologik yang dimaksud antara lain rasionalitas,
fleksibilitas mental, dogmatisme, orientasi tertradap usaha tani dan keandaungan
aiau kemudahan menerima informasi.
Penguns kopemsi mehupakan perangkat organisasi kop- sctingkat di
bawah rapat anggota dan meoqmnyai kewenangan untuk mewakili koperasi sbagai
badan hukum slain ih, salah sahl tugas dari pengurus tersebut antara lain mengelola
kopemsi dan d y a , mengsjukan rancmgm rencana kaja smta rencma
mggaran pendapatan dan belanja koperasi. T- pnguius kopaasi tersebut
menunM adanya inteaaksi dengan anggotanya yang tidak b n menrpakan ranah keja
sekaligus jzsa koperasi. Keanggotaan kopemsi pads dasamya tidak dapat
dipimkh tangankan karena -tan untuk menjadi anggota adalah kepentingan
ekowmi yang melekat pada anggota yang bersangiclrian ( F h dan Susanto, 2004).
U s . petemakan sapi perah yang dijalankan oleh peternak m d u k a n pahatian
yang besar dari pemerintah dan koperasi baik itu dari segi mmjemen k e m a h y a
ataupun manajjemen pemasararmya. Kebijakan pemerintah sampai pada petanak
dalam bentuk program yang wnrpakan pelaksanaan dari sebuah kebijaksn
(Wikipedia Foundarion, 2007). Program ini yang alian utenjadi indikator
keberhasilan d J d l kebijakan di d petemak.
Peternak sapi perah yang menjadi anggota KPSBU dapat memmtau hasil
kerja koperasi melalui Rapat Anggoia T a h m (RAT), hal ini mmqakan bcntuk
upaya kopemsi agar tejalin rasa memiliki mtara pengunn koperasi dan mggotanya.
Para pdemak sapi jmab ini mempunyai hak yang sama antam yang zaiu dmgm
yang b y a dari segi hak mendapatkan playanan jasa ampun barang. Para
petgnak di wilayah usaha KPSBU terkelompokan ke &lam 21 wilayah Tenrpat
Pelayaaan Kopemsi (TK) sehingga dishibusi pela)anan dapat l&ih takontrol dan
hpmtaa TPK-TPK ini kemudian terbagi lagi menjadi 'wilayah Ternpat
Penampungan Susu (lTS) yang b i i y a terdiri dari beberapa orang petgnak dengan
tempat linggal yang relafif cukup berdekatan, sehingga pengoptimalan
Beberapa Stndi yang Berhobangan dengan Karalderistik Personal dan Persepsi
Rakhmat (2004) wnyaiakan bahwa pffsepsi dapat dilihat dan ditentukan
oleh faktor situasional dan fahtor personal. F&r-faktor yang d i m oleb
Rnkhmat tasebut dapat dikatalran menrpakan hakterktik dari individlmya berupa
e k s t d y a . Kmakmm& . .
karalderistik internal ataupun karaktenshk intanal yang
aFasal dxi-i dalam diri individu dapat berupx
a Umur, marcerminkan lamanya dan pengetahuan telah m k a ' . .
lalui sejalan dengan perLemb;mgan biolo@mya, s e h i n s dapat
cma pandang mereka t e h d q sesuatu Peternab: yang lebii muda cendenmg
~ y a i w m a n g g t i n g i n t a h u y a n g l e b i h b e s a r ~ h a l - b a l y a n g b a n r ,
sehingga tadapat kesan mereka lebii cepai atau responsif dafam pembahmum.
(-wi, 1988).
b. Pendidilran suatu proses atau usaha untuk memmbah pgetahuan,
keterampilan, pengalaman dan wauasar~ Pengalaman ini akan bapengaruh pada
pembentukan \ i d -rang -a membentuk cara b d n g k a h lah
Soekmtawi (1988) menyatakan bahwa petani yang lebii bhggi p n d i d h ~ y a
relatif lebih cepat dalam pengarnbilan keputusao. Pendidikan menrpakem suatu
prosgpengemkmgankepn'Wanseseotaugyangdilaksnakansecarasadardan
penuh tanggmg jawab sehingga mampu meoyesuaikan dengan lhgkmgmnya.
Persepsi individu yang telah rnempunyai pen&mm pendidikan lebih tiuggi
ceudenmg mereka lebii benar, utuh dan obyektif dibandingkan dengan yang
pndidjkamya lebih rendah.
c. Pengalaman b e W m e n j a d j pe~gmn. Pengalaman rnenjadi dasar teddap
pernbentukan pemepsi individu tmtuk member&& tanggapan dan penghayahn
Rasiditas yang tebentuk dari pengalaman menrpakao salah satu karaktgistik
psikologik sesuai dengan yang dinyatakan oleh Lionberger (1960) dan Zahid
(1997). Semakin lama seseorang bekerja pada suatu bidang, maka stxuakin
dan semakin ahli orang tersebut di bidang tersebut.
d. Kekosmopolitan menrpakan derajat keterbukaan seorang petani pada infoimasi,
rnelalui hubmgmnya dengan bmbagai sumber informasi. Orang jmg siEar
kosnopolitannya tinggi b i i y a suka mencari i n f o e dari sumber di hrar
-ya Sebalhya orang yang rendah sifat kormopolitannya, cendenmg
mempmyai ketergantungan yang tinggi pada t-ya atau teman-tcman
d a b Liogkungan yang sama sebagai sumber i n f o d (Rogers, 2003).
e. T i pengetahuaq pngetahuan menrpakan komponen penting dalam
panbentukgn pendapat rw dan p e n g e t a h ~ & . menentukm akuiasi pemahaman dan pendapat, baik secam ;ndividu maupun
masyarakat secara mum (Pambudy, 1995).
f. Kepemilikan Temak, stahn kepemilikan tanak dapat menen- petanak
dalam proses pengambiilan kepuhlsan yaog didalamnp t- UUSE
pembentukm pasepsi W ~ q , 2006).
g. Pendapatan menrpakan jumlah penghasilan bersih yang diterima Petani y m g
- i tinggi rnempimyai kernungkinan untuk melakukm perubahan dan
pambaan-pwbaan (Soekartawi, 1988) sehingga mempunyai kesempatan tmtuk
mengakses informasi dan benambab pemahamannya m e n m ses~ahl dan
akhimya mampu untuk memberikan pendapt/mng@pm
Kemudian kamkteristik e k s t d f a k t o r situasional yang mempengmhi pula
dalam pembentukan persepsi petemak yaitu: program KPSBU, prpgram-program ini
tlrnd mewntukan persepsi petemak temadap kebijakan pemerintab rnengenai
petemakan sapi perah, dari melihai sebuah program maka akan membantu p e e
dalam membentuk -psi m w k a terhadap kebijakan. Hal ini sesuai dengan )ang
dinyatakan dalam W i e d i a Foundation (2007) bahw kebijakan hams ditimmkan
dalam slxangkaian petunjuk pelaksanaan dan petunjuk t e ~ yang beriaku yang
dapat dianikan pula sebagai program kerja Adapun kaiakteristik ekstemal pengurus
KPSBU yang diperkirakan rnempunyai hubun-gn dengan pernbentukan persepsi
mengenai kebijakan petemakan sapi perah pemerintah daerah an- lain. iklim
organisasi dan ibrlim komunikasi mempunyai hubungan yang sirkder antara yang
satu dengan yang lainnya Muhammad (2004), menyatakan b a h a iklim organisasi
dan iklim k o m m b s i menrpakan faktor yang penting unruk dipemarikan dalam
organisasi karena mempnpmhi kepada tin&& laku karyawm yang dalam ha1 ini
termasuk pula cam pola pikir dalam pernbentukan m i .
Lokasi
Penelitian dilaksanakan di Keam&in h b a n g Kabupaten Bandung Jawa
Barat pada ~-~ yang tersebar di 20 T e m p Pelayanan Koperasi W K )
dan di kantor Koperasi Petemak Sapi Bandung Utam
Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, dimulai pada Wan Juli s a .
September 2007.
Popolasi dan Sampel
Popnlasi
Populasi penelitian adalah selwuh peiernak aktif yaitu peternak yang . .
rnenyetorkan wu mmmalnya 12 literlhari selarna tujuh Wan sebanyak 2.8801 tahun
sebagai syarat penerima undangan RAT KPSBU yang berjumkh 4200 orang dan
-wan KPSBU yang tergabung dalam 32 unit da2 sub unit serta jajaran
peqpus, manajer dan peugaw.~s KPSBU yang berada di Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Jaua Barat
Sam* Pengambilan -pel dilakukan secara unproporziom~e simple rmulom
sampling dengan mengacak sejumlah lima persen dari populasi petemak di wilayah
usaha KPSBU Kaamatan Lembang dan mengambil sejunlah 10 persen pengnus
KPSBU. Sampel p e n g u ~ ~ KPSBU terdiri dari tiga orang pengums inti (ketua
koperasi, sekretaris koperasi dan bendahara koperasi), dua oran:: middle manajex
(Mmajer Operasiooal dan h j a Admumhas . .
i K v ) , 3 orang pengam-as dan
14 orang staf sang bertugas melayani anggota koperasi.
Tabel 1. Jumlah p o p h i dan sampel penelitian
Re.iinden Populasi (orang) W p e l (orang)
Pengurus KPSBU 226 22 -
Total 4426 232
Sumber: Hasil wmvanCaTa KPSBU Lembang. 2007
Desain Penditian
Penelitian didesain &i survei deskripif koreiasional. Pcnclitian h i
mencobs mcndeskripsikan peubah bebas dan tidak bebas ;mg tadiri dari faktor
karaktrriaik i n m d dan ekrJaMJ p e - stTta pengurus KPSBU dan prscpsinya
Karal&eristikhtcmaldanekstaaalpdemaksenapengurusKPSBUsebagaipbah
bebas dihuburgbn dengan persepsi yang muncul rnengcnai kebijakan program
pdemaLan sapi paah p a i n t a h dauah Kabupatcn Bandung sebagai p b a h tidak
kbar
Data d a n Instrornentasi
Data
Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Dsta prima
diperoleh melalui pengisian kuesioner dan wawanava sxaz langsung denpan para
pevmak dan pengunn KPSBU. Data s&under d i b i l &ri data yang terdapar di
kantor KPSBU Lembang m m g d gambaran umum wilayah usaha KPSBU
Lmbang dan program KPSBU slra data kebijakan yang pemah dikeluarkan oleh
Dinas Pekmakan Rovimi J a w Barat dan Dinas Peiemakan dan b i
Pemerimtah Daerah Kabupaten Bandung selama lirna tahun terakhir.
LDstrornentasi
Instrumentasi yang digunakan adal* lmsiomr yang dibagi ke dalam dua
bagian yaitu bagian yang patama menyangkut karakvriZik internal dan drPemal
responden dan bagian yang kedua untuk melihas pempsi responden ttm;tdap
kebijatan pmgram pemcrintah daemh Kabupaten Bandung. K u a i o n a yang
digunakan ada dua macam, yaitu untuk rrspcnden petem& dan pengum KKBU.
DeLiaisi Operasiod
Bebcrapa definisi penggunaan p b a h yang dipakai adaWI: . . 1. Karalaensllk Petemak, m ~ p a k a n ciri p-badi yang melekal khuan @a.
paanak dan f d m r eksmnal yang manpcnganrhi pembcntukan pascpsi Ci- .
ciri khl~sus tmcbut y;mg digunakim dalam penclitian ini d n r p umur,
pndidikan, pmgahmn betrmali kdrosmopolitan, pengctahlran kebijakan
progarr~ pekajaan sampingan, jumlah kepemilikan temak tingkat penclapatan
dan progrm K?SBU. Masing-masing pengertian peubah karakteristik v n d e n
peternak sapi pemh tersebut an im lain;
a Umur, adalab usia dalam satuan tahun yang dihihmg skneojak rrsponden
dilahirkan sarnpai saat diwawancara sebagai responden dalam pewlitian
yang diukur dengan skala rasio.
b. Pendidikan, adalab lamanya menempuh pendidikan di ban* Kkolab
secara formal sampai tingkatan terakhir yang pemah responden tempuh dan
kums atau pelatihan yang pemah diikuti selarna dua tahun terakbir yang
diukur berdasarkan skala nominal
c. Pengalaman h y a dalam satuan tahun m u bulan responden
bekezja sebagai petemak sapi pemh sampai dengan penelitian ini
.dilaksanakan yang diukur berdasarkan skala rasio.
d Kekoanopolitan, dilihat berdasarkan kemampm clan keterbukaao
responden dalam rnenerima dan mencari informasi mupun ide baru diluar
LinRlcungannya yang dilakukan dalam sebulan taakhir sampai dengan
pewlitian ini dilaksanakan yang diukur bedasdm1 skala ordinal.
e. Pengetahuan kebijakan progain, diukur berdasarkan tahu atau tidaknya
responden rnengemi kebijakan program petemakan sapi perah pemerintah
d d dan dikslegorikan menjadi tiga, yaitu: tidak mengeahui, men@ahui
dan memahami. T i pengetahuan ini didur mengpdm skala
nominal.
f. Pekajaao sampiogan, yang mmrpakan jenis dan macam pekajam selain
beternak sapi perah dan diukur berdasarkan &la nominal.
g. Kepemilikan temak, diukur -an jurnlah remak sapi perah yang
digarap baik itu milik sendiri ataupun bagi hasil saat penelitian ini
dilaksanakan dan dihitung berdasarkan Satuan Temab: yang diukur dengan
skala rasio.
b T i pendapatan keluarga, jumlab penghasilan bersi yang diterima
petemak dari usaha temalcnya araupun dari usaha lairmya dalam sebulan
terakhir saat peuelitian ini dilaksanakao yang diukur be&sabm skala
rasio, dengan sahian rupiah.
i. Program KPSBU yaitu pmghmn dam@ dari pelaksanaan program
selama lima tahun terakhir yang dikeluarkan oleh KPSBU, yang diukur
badasarkan skala ordinal.
2. Karakteridik Pengurus KPSBU, mempakan ciri pribadi yang melekat khu-
pada pengurus KPSBU dan faktor ekstemal dalam lingkmgan organisasinn
Ciciri k h w tersebut yang digmabn dalam penelitim ini mencakup umur,
pendidikan, pengalaman menjadi pengurus, kekosmopolitan, pengdahuan
kebijakan program, pekerjaan sampingan, 'tingkat pendapatan, iklim organisasi
dan iklim komunikasi yang terjadi dalam organisasi KPSBU. Masii-madng
peogertian peubah karakteristik responden pengurus KPSBU m e b u t anma lain;
a Umur, adalah usia dalam safuan tahun yang diiiiung semenjak rrsponden
dilahirkan sampai saat diwaumcara sebagai responden Marl penelitian yang
diukur dengan skala rasio.
b. Pendidikan, adalah lamanya menempuh pendidikan di bangku sekolah secara
formal sampai th&atan terakhir yang pemah responden tanpub dan hnsus
atau pelaiihan yang pernah diikuti selarna dua tahun terakhir yang diukur
berdasarkan skala nominal
c. Pengalaman menjadi penguny lamanya dalam s a w i tahun atau b u h
responden bekerja sebagai p g u m KPSBU sampai dengan penelitian ini
dilaksanakan yang diukur berdasarkan skala rasio.
d. Kekoswpolitan, dilihat berdssarkan kemampuan dan keterbukaan v n d e n
dalam menerima dan mencsri informasi atauplm ide baru di fuar
Lingkungannya dalam sebulan terakhir sampai dengan pemlitian ini
dihksa&an yang diukur berdasarkan skala ord id .
e. Pengetahuan kebijakan program, diukur berdasarkan tahu atau tidaknya
responden mengenai kebijakan program petemah sapi perah dan
dikategorikan menjadi tiga, yaitu: tidak mengetahui, mengetahui dan
memahami. T i pengdahuan ini diukur mmgpdan skala nominaL
f. pekejam sampingza yang jenis macam pekejaan selain
menjadi pengurus KPSBU dan diukur berdasarkan skala nominal.
g- T i pendapatan keluarga, jumlah pengbasilan bersii ).ang diterims
pengurus dari pekerjaannya sebagai pengurus KPSRU atauplul dari usaha
lahnya dalam sebulan terakhir saat penelitian ini dilaksanakan yang diukur
berdasarkan skala mio, dengan saluan rupiah.
h lklim Organisasi, yaitu suasana kerja j-mg terdapat di dalam organisasi
KPSBU berdasarkan(1) rasa tanggung jawab, (2) aandar m u harapan
kualitas pekerjaan, (3) ganjaran atau reward, (4) rasa persaudaraan dan (5)
semangat tim yang diukur berdasarkan M a ordinal.
i. lklim Komunikasi m- ukuran bubungan komunikasi yang tejalin
dalarn organisasi KPSBU yang didasarkan pada (I) persepsi mengenai
sumber komunikasii (2) t e d i y a informasi dan (3) p e ~ p s i wngenai
organisasioja itu sendiri yang diukur berdasarkan skala ordinal.
3. Persepsi tentang kebijakan program petemakan sapi peral, penilaian dan
pernyatzan responden mengenai kebijakan program petemakan sapi perah yang
diukur k h s a i b n skala ordinal dan meliputi :
a Pehaikan inframuktur, tingkatan kesetujuan responden tedmdap kanampuan
suatu kebijakan untuk me- memperbaiki dan mengoptimakan
penggunaansaranadanp~usahapetanakansapiperab.
b. Pemberdayaan kelompok temak, tingkacan kesetujuan responden mengenai
sejauh mana kebijakan tersebut mampu memberdayakan dan m e a h & a h n
k iwja kegiatan-kegim di kelompok temak yang ada
c. Penguatm modal dm pembiiyaan, tingkaian kesetujuan responden mengenai
sejauh mana peran pemerimah daerah dalam kebijakan mrmbantu petemak
dalam as@ permodalan dan bantuan pembiayaan
d. Rwitalisasi penyulubim, tingkatm kesetujuan responden men- sejaub
maua kegiatan pyuluhan dianggap bermanfaat dm tepat sasaran d~ lg rm
kondisi.&petearrakansapiperah.
e. Pengemhangan permasanm, tingkacan kesetujuan responden mengcnai sejauh
maria kebijakan tasebut men- uraha pemerintah dalam membantu
Validitas dan Reliabilitas Instrnmentasi
~ u e s i o n e r f i e n penelitian yang telah dibuat diujicobakan terlebih
dahulu jnda 20 orang responden pet& dan 10 orang pengurus koperasi di wilayah
yang mempunyai karakteridik yang sama dengan tempat penelitian yaitu di desa
Cibogo, h b a n g . Hasd uji validitas dan reliabiitas didapatka7 dari pengolahan data
menggcmakao program SPSS 14.00 for Windows Evalunfion Version (Sanvono,
2006).
Validitas Instrumen
Instrumea )mg digunakan b l a h benar-benar menuojukkan pengukuran
yang tepat, maka kbumm harus diujicobakan terlebii dahulu agar nantinya
mendapaikan hasil yang tepai Pengukuran validitas ini menggunakan uji validitas
inmumen dengan teknik korelasi producr rnornenf Pearson yang tergambar dalam .
Keteranp : r = Nilai koefisien validitas - N =Jurnlahrrsponden
Y =Skortocal XY = Skor prtanyaan p u t a ~ ~ ~ d i k a l ~ h &or total X =Skorprtanyaanpanma
Uji validitas dilakukan temsdap isi inshlrmen mengenai pe- yang
berisikan 20 pertanyaan kepada 30 orang responden dan didapatk3n hasid hahwa
pertaayaan no. 13, IS dan 19 tidak valid karena korrlasi yang terjadi tidak signihkan
pada hasil pengujian satu sisi (one toile9 dengan pO.05. Isi pertanyaan inmumen
).ang tidak valid tersebut kemudiau diganti dengan pertanyaan lain y a q telah
dikonsultasikan terlebih dabulu deogan dosen pembimbing, sehingga jumlab
pextanyaan dalam hstrumn tetap.
Reliabilitas Instramen \
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukbn scjauh mana suatu alat / .
pengukur dipercaya m u dapat diandalkan (Singarimbun dan Eff- 2006).
Menguji ~ L i a b i t a s bstnnma berarti pula menguji kekonsistcnan inshumen dalam
mengukur gejala ymg sama Uji reliabilitas ini dilahvkan d w wnggunakan
rumus uji reliabiiitas teknik belah dua )aim mernbagi pertanyaan dao panyataan
dalam ktrrmen rnenjadi dua bagian sehingga bagian pertama terdiri dari
pertanyaaopertanyaan dan myatam-pem)ataan bemomor ganjil dan bagian kedua
terdiri dari pmanyaan-pertanyam dan pemyataan-pemraaan bemomor genap.
Berikut uraian rumus uji reliabilitas teknik belah dua :
Ketemngao: [.tor = angka reliabilitas keseluNban item [.a = angka korelasi belahan p e m dao belahan kedua
Dengan berdasarkan rumus tersebut maka angka kwfisien rrrliabiitas "split
hnlf' yang didapat adalah 0,733 yang betarti inshumen pada bagian kedua yang-
berkaitan dengan persepsi termasuk kategori reliabel.
Pengnmpulan Data
Kuesiowr digunakan untuk mengambil data primer dari responden petemak
dan pengurus koperasi di wilayah usaha KPSBU L e m b ~ g mmggunakan sistem
wawmcara secara personal. Data j a g diambil juga berasal dari Dinas Petemakan
Rovinsi Jaw% Barat, Dinas Petemakan dan Perikanan Kabupatm Bandmg dan
Koperasi Petemak & Bandung Utara (KPSBU) berupa data sek~mder mengenai
kebijakan dan program pet& sapi perah sang dilaksanakan di wilayah tSab
KPSBU.
Analisis Data
Data yang relah terkumpul. diolah d;n dianalisis d-wan prosedur-prosedur
setagaiberikul:
1. Analisis statiaik deduiptif, dengan menggunakan frekuensi. rataan, persentil,
disbibusi fizkuemi, persentase, tabulasi silang, raiaan &or, total rataan &or.
2. Analisis korelasional rn- munk Spearman (r3 dan chi square 0: '1. Derajat keeraran hubmgm di antara peubah-peubah rneng:unakan koefisien
kontingensi (KK) dari chi square (X *),untuk rnen).atakan adlbentuk hubungan
yang tujadi, nilai korelasi dinyatakan dalam nilai positif dan negaiif (Hasan,
2002).
KEADAAN UiMUlM LOKASI PENELITIAN
Koperasi ~etrxnak Sapi Bandung Utara atau yang lebih biasa disingkat dengan
KPSBU adalah salah satu koperasi besar yang berlokasi di Jawva fiarat dan menaungi para
peternak sapi perah sebagai anggotanya KPSBU terletak di Keumaian Lembang yang
rnempakan salah s a h ~ dari 45 Kecamatan di Kabupaten Bandung yang berada di wilayah
Utara d m rnempunyai ketinggian kurang lebih I200 rnera di atas permukaan Laut
Daerah Lembang ini termasuk ke d a r n daerah dataran tinggi deaigan tern- S°C - 24OC. Daerah ini dapat dikatakan rnempunyai hama yang sejuk sehingga cocok pula
d i j ad ih daaah peiemakan sapi perah dan pariwisata Wilayah usaha KPSBU rnenyebar
di sellrmh Kecamatan Lembang yang bebwsan di sebelah ~nara d e n p Kabupatm
Subang, e l a h timur d e n p Kabupatrn Sumedans Kesamatan Cirnenyan Kabupaten
Bandung, sebelah selatan dengan Kota Bandung dan sebelah barat dengan Kecamatan
Parongpong Kabuparen Bandung.
Jumlah penduduk Kecamatan Lembang tahun 2006 &my& 132.952 jiwa yang
terdiri dari laki-laki 65.855 jiwa dan peranpuan 67.095 jiwa Pendapatan perkspita
masyarakai Kecamatan Lembang adalah Rp. 850.678,00/bulan. Pada tabel-rabel berikut
disajikan d a b data penduduk lainnya di Kecarnaian Lembang pada tahun 2006.
Tabel 2. Tim.* pendidikan penduduk Kecamatan Lembang tahun 2006 - .
Tiigka! pendidikan Jumlah PeIsmtase (orang) (%I
Tidak tamat SD 10.610 9,7 1 Tamat SD 67.467 6 1,70
Tamat S W I Sederajat 15395 14.10
Tamat SMUI Sederajat 2.841 ;?a Tamat AkademilUniversiIa~ 43 1 0,39
Tamat Seata Satu 1 28 0.12
Total 109297 100,OO
Sumber: Kecamatan Lembang, 2007 (data diolah)
Tabel 3. Mara pencaharian penduduk K a a m a t a n Lembang tahun 2006 -
Mara pencahariar? Jurnlah Persentase (orand (%)
Patimian 7.567 20,68 Buiuh tani 1.137 3.10 Petemakan 3.668 10,02 P e g a u ~ negm 2.243 6,13 TNUPOLRl 1.674 4.57 Buiuh 6.432 1757 Pensiunan 1.054 288 PedWPJ'g - 6.336 17,3 1 Pegawaj swam 3276 8,95 Pmfesi lain-lain
3.21 1 8 , n Total 36.598 l00,00 Sumber: K a a m a l a n Lanbang,, 2007 (data diolah)
Berdasarkan data dari Dimakkan Kabupaten Bandung (2007), populasi ternak
sapi perah di ! < m a t a n lmbang pada tahun 2007 berjurnlah 16.275 &or yang terdiri
dari 1.627 &or jantan dan 14.648 &or bdina Roduksi wu sapi di K a a m a l a n Lembang
bejumlah 35.758.700 liter per tahun dengan produksi susu harian ratajata 11,07 liter per
hari per &or.
KPSBU berdiri pada tahun 8 Agusw 1971 sebagai koperasi susu yang
diprakarsai oleh 35 orang peternak, kopuasi ini berdiri setragai sebuah alai untuk
rnelindungi para peternak mpi yang selalu berada dalam posisi tawar yang tidak
rnenguntungkan dan dimanfaarkan oleh para kolektor. Pada tAun 1980 anggota dari
koperasi susu ini bertambah rnenjadi 3 19 orang d e n p populasi keseluruhan sapi pemh
yang dirniliki sejumlah 800 ekor. Sekarang jumlah pe tend anggota KPSBU sebanyak
6.163 orang. Usb-uda untuk rnengembangkan koperasi dan petanakn).a ini taus
krtanjut sampai sekarang dengan tajalinnya beberap kejasama baik dalam bent&
KPSBU, penyediaan alat-alai pendukung dengan pihak s i n g s e p d W A l ~ ~ i o r p a l
dari Belanda dan C d i m Cooperarive Associalion (CCA).
Tabel 4. P m b u h a n anggota dan produksi susu KPSBU
2004 5.797 36.289.17550
2005 6.092 37.218374 JO
2006 6.163 35.148.246,5
Sumber KPSBU, 2006
KPSBU dalam pmunbuhannya mempunyai visi "Menjadi koperasi sum tadepan
di Indonesia &lam menyejahterakan Anggota" dan misi "Menyejahrerakan anggota
melalui layanan prima dalam indumi prwuan dengan manajemen yang bedcornitmen
dan Meningkatkan kapasitas kelembagaan koperasi melalui pendidikan, pemberdayaan
SDM dan kemitman snategis:"
Visi dan misi KPSBU didukung dengan pesumusan s l o p "M srni Koperasinyq
Mumi Susun)$ di 1ah.m 2001. Kebemasilan KPSBU dapar terukur dengan diberikannya
penghatgaan Indonesian Cmperatiw Award dari Kementerian Negara Koperasi dan
UKM serta Majalah SWA. Sistem manajemen yang telah diterapkan oleh KPSBU ant-
lain sistem penilaian prestasi keja karyawan yang &pat memotivasi karyawamya untuk
giar bckerja. per)wsunan dan penerapan Standat Opaasional Prowdur (SOP)
manajemen, diberihmya pendidikan -jib mengenai Dasardasar KO@ bgi
anggotanya dan dukungan terhadap tmmpami dan demokrasi anggota dengan sistan
satu anggota saru suam pada panilihan Pengurus dan Pengawas.
KPSBU untuk menjalankan tugas operasionalnya memiliki strukhm organisasi
wlayaknya sebuah koperasi yang mempunyai Penguns, P a m Manaja dan
Karyawan. Suaman strulmrr organisasi KPSBU trrsebut diisi dengan tiga orang
pagms, tip orang Pengawas, dua orang Manaja )mg mengurusi bidang Teknk dm
Operasional serta Keuwgan dan 269 orang karyawan biasa dcngan 43 orang karyawsn
kontrak di dalamnya Karyawankaryaivan tawbut terbagi ke dalam enam unit besar dan
20 sub unit, s&uktur organisssi KPSBU ini bisa berubah dalam per tiga bulmya sjalan
a b y a si- penihian kinaja karyaum dan keefddivan sub unitnya &silart
suwnm grukm organisasi KPSBU terakhir yang tersajikan pala Gambar 3.
I
....................... 1 .... . : . Unit Pcl. Kcu & : I
Unit HR & GA Unit ADM. Kcunnnnn Unit QC & Unit I . .
Adm. Pcm IPS Penongonon . : . I Susu : I . .
SU. SU Pe~nbcllnn Account SU. SU I'crronollu KonvlI Pcrkrcditatl
: I : . . . j I : ' : I 1 ' M&er Pcnyuluhnn SC. : I : . ! : I
i : ......................................................................................................................................... s..y .... . .......... . ..... .......... ...... .......... .... .. .... . ........... .... ...... s........................... I
+--- Pcngawns
O m b a r 3. Struktur orgnnisosi K P S B U Lemba.d 2007
. - . - . - . - . - . - . - . - . - . - . - . 7
I
I
I M. 13eltck & SDM I
M. Usehn & Kcrtengnn
HASF DAN PEXMBAHASAN
Faktor 1nteAal Peternak dan Pengurus Koperasi
Faktor Internal Petemak
Responden pertarna pada penelitian ini adalah peternak yaag badiam di
Kecarnatan Lembang dibawab wilayah usaha KPSBU dengan karakteristik intanal
yang tersaji pada Tabel 5 yang melipmi umur, pendidikan, pengalaman betemak,
kekosmopolitan, pengetahuan kebijakan program, pekerjaan sampingan, k e p e m i l i
t e d clan tingkat pendapatan perbulan.
Umar
Sebanyak 36,674, peternak berada di usia antara 19-35-tahun dan peternak
dengsn usia di antara 3745 tahun menempati mutan kedua terbanyat dengaa
3333% dari seluruh responden yang diambil. Hal ini memperlihatkan bahwa
pekerjaan betemak banyak dilakukan oleh p e d - p e t e r n a k j m g berusia muda dan
sedang, kondisi tubuh yang rnasih kuat memudahkan r~sponden untuk melakukan
aktivitas-aktivitas betemak sapi perab sepenj mengambil pakan nunput, manerah,
menyetorkan nw di pagi dan sore hari. Berdasarkan Data Statistik Indonesia yang
mengkategorikan bahwa usia kerja atau produk-tif adalah usia 15-64 r a h q maka
&pin dilihat bahua usaha beternak di wilayah usaha KPSBU menyerap seb&
besar tenaga ke rja di usia pdulrtifyaitu pekerja dengan usia antara 19-45 tahun
Pendidikan
Responden petemak terbagi menjadi beberapa kategori pendidikan, d a g h
besar diui responden tersebut hanya bersekolah sampai tamat SO (83,81%) di
hntamya sebanyak lima orang dari kelompok tersebut tidak rcrnah merasakao
bgngku wkolah. Hal ini sesuai dengan data yang d i d a p k m dari Kecamatan
Lembang $mg menyebulkan babxa lebiib dari separuh peduduk Kasamatan
Lembang hanya m d i d i k a n sampai SD. Sebagian besar rerponden beralasan
mempunyai masal& dengan b iya untuk melanjutkan pendidikan, akan tetapi ada
juga yang karena keinginannya sendiri tidak melanjdcan pendidikannya ke jenjang
j m g lebiib tinggi lagi disebabkan kesukaannya betemak dan pen& li&hmgm-ya
yang mayoritas petemak sapi perah Pendidikan nowformal seperti peMhan Dasar-
Dasar ~ o ~ e & p g diwajibkan bagi calon anggota koprasi serta e y a
kegi- penyulubn ymg diitdakan oleh KPSBU membautu p a p e & d W u t
untuk tetap mengerti dan f;?ham mengenai rnanajemen petemah sap; paah dan
perkoperasian.
Karakteristik lntemal Petemak Jumlah PasQaare ( o r ~ ~ g ) ("/.I
Umor 19-35 tahun (muds) n 36,67 3745 tahun (sedang) 70 33.33 46-74 tahun (tua) 63 30,OO Pendidikan Tdk Sekolab-Tamat SDIsederajat (rendah) 176 83,81 Tdk Tamat SMP- Tamat SMPIsederajat (sedang) 22 10.48 Tdk Tamat SIMA- Perguman Tiggi (tinggi) 12 5,7 1 Peaghman Beternak 4 bulan-7 Tahun (sedikit) 78 37,14 8-1 7 Tahun (banyak) 73 . 34,76 18-47 Tahun (sari@ bauyak) 59 ' 28,lO Kekusmopolitan 1,05- 1,42 (rendab) 69 3L86 I ,47- 1,60 (dax~g) 68 3228 1.63-2, I6 (iggi) 73 34,76 %ngkat Pengetahoan Tidak mengetahui 171 81,43 Mengdahui 26 1228' Memahami 13 6,19 Peke jaan Sampingan Bertani 35 16,67 Betemak selain sapi perah 28 1333 Wfm 20 952 tidak ada 127 fa4 Kepemiti%an Ternak 1 -2,75 ST (sediki~) 7 1 33.81 3 4 2 5 25 (*g) 7 1 33,8 1 45-1 1 2 5 ST m y a k ) 68 3228 T i t Pendapata&aEan Rp. 1.024200-Rp.2.940.000 (rendah) 72 3429 Rp2.950.000- Rp.4.455.000 (sedang) . . 70 3333 Rp.4.489.020- Rp. 14.400.000 (w) 68 32,38
Peqphman Bdernak
Pengalama0 betemak responden berada paling banyak pada kisaran 4 bulan-7
tahun (37,14%!!, dan antam 8-17 tahun (34,76%). Pengalaman dalam
beiemak sapi pemh sejalan dengm mulai tumbuh dan Membangnya pdemakan
sapi perah di K e o ~ a r a n Lembang, dengan sernakin mjanj ikamya prospek
betemalr sapi p d di Kecaniatan Lembang maka mendorong sernakin banyak
petemakpetemak baru dalam usaha temak sapi perah Hal ini d a p tedihat dari
adaoya responden yang baru mempunyai pengalaman empat bulan dalam bdemak
=Pi perah
Kekosmopolitan
T ' kekoswpolitan yang disajikan tehagi ke dalam tiga kategori yaitu
rendah, sedang dan tirig@. Tingkat kekormopolitan ini dilihat dari keterbukam
petemak tehadq behagai sumber informasi yang dicirikm dari daajar .
berhubungan dengan media -- pola hubungan dengan tokohtokoh penting
masyarakat dan k k u a s i bepergian responden dari wilayah domisilinya. Respondem
paling banyak berada pada tin@ kekormopolitan ) m g tinggi (34,76%) dengan
derajat k&ukaan 1,63-2,l6 dalam sebulan terakhir, ha1 ini menunjukan
kemudahan responden untuk mendapatkan informasi yang terbantu dengan b a h y a
hubmgm peternak deagm karyawm-karyawan KPSBU dan seringnya kegistrm
penyuluhan.yang mereka ikuti. Frekuensi bepergian ke luar desa atau ke luar
kab- tehilang sering dengan didorongnya kebutuhan usaha sapi perah
responden untuk mencari pakan r u m p sampai ke daemh Kabrrpaten S-
Pmgetahnan Kebijakan Program
T i pengetah- peiemak mengenai kebijdrm-kebijakan program
pemerintah danah adalah bahwa hanya sebagian ka i l saja; ysng memahami
kebijakan program petemakan sapi perah Pemerintah Daerah Kabupaten Bmdmg
(6,19%), ha1 ini karena responden t d u t lwgams mendapatkan pembinaan
mengenai dinamika kelompok dan pelatihan diversifikasi produk oleh Dinas
Petunakan dan Perikanan Kabupaten Bandung, seperti halnya yang letjadi di salah
saru kelompok ternak di dacrab Banmagi ymg telah mampu tmtuk memprodulrsi
kentpuk susu dan yoghwrt yang bedabellcan "Billadi." SeLain h, di dauah Cibodas
para peternak rnendapatkan ban- sapi bergulir sebanyak 60 &or dari perwrintah
k u sebagiau petemak tersebut mera+akan dampak kebijakaq
petemakan sapi perah &ut rnelalui pmgmmprogram yang dilaksanakao oleh
Dinas petnnakan dan Perikanan Kabupatcn secara langamg. Lebih dari
separuh responden yaitu sebanyak (81,439/0) ti& mengrtahui tenthng kebijakarr
kebijakan program pernerintah daerah karena menurut responden tasebut memang
tidak pernah meraakan d m y a sentuhan program langwrng dari pemerintah daaah,
sedangkan l a i ~ y a (1 228%) menyatakan responden mengetahui kebijakan-kebijakan
program tawbut karena sebagian saudara atau tetangganya ada yang pemah
mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah.
Peke rjaan Sampingan
Responden yang umqnmyai pekerjaan sampingan setagian besa~ (16,67%)
memilih bertani sew nrmber pendapatan untuk tambahan beternak sapi perah.
Usahatmi ini juga membantu para peternak untuk penyediaan pakan hijanan
mbahan bila pesediaan r u m p sedang sedikit Usaha ternak selain sapi paah juga
banyak dilakukan oleh para p e t d (13,33%), sebagian besar beralasan untuk
meoyaturkan hobi mereka ataqun anak-anak mmka temadap kelinci. Pakan kelinci
tidak terialu sulit untuk didapatkan hanya a h p dengan menyisakan sebagian kecil
saja dari rerumputan yang peternak dapatkan untuk p a h sapi perah Tenlapat 10
responden melakukao k o m b i usaha sampingannya, baik itu bertani dengn
betemak selain sapi perah atatpun dengan oflfmm
&ya persentase petemak yang tidak mempunyai uddpekerjaan
sampingim bedasan bahwa dengan mengurus temak sapi perah saja sudah cukup
menguras tenaga dan waktu sedangkan keluarga tidak memlmgkinkan unh&
membantu beternak kanma mempunyai bayi atau jumlah anggota keluarga yang
sedikit
Kepemilikan Ternak
Kepemilikan temak sapi perah dihitmg dengan menggunakan Qttuau
(ST). Temak npi jantan dewasa ditung dengan jumlah 1 ST, induk bunting 1 ST,
sapi dara 0 5 ST dan pedet 0 3 ST. &rdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa
masing-masing sebanyak 71 orang atau 33,81% dari resportden petemak memiliki
temak sebanyak 1-2,75 ST dab 3 - 4 3 ST, sebanyak 3k78?78% ~sponden memiliki
temak sebanyak 455-1 125 ST. Be&ca&m hasil penelitian Yusdja (2005) bahwa
9 0 % k o n r r i b u s j ~ s l r s u b e r a s a l d a r i u s a h a m k y a t y a n g ~ y a i
kepemilikan ternak an- 1-9 ekor, ha1 ini semai dengan peternakan )9ng berada di
wilayah & KPSBU yang vpati teriihat dari hadl pengambilan sampel bahwa
responden sebagian besar adalah -makan rakyat dengan kepemilikan
ternak yang masih sedikii.
Timgkat Pendapatao
Pemlapatan yang dihitung &ah penghasian k e l q wiap bulannya yang
tidak hanya dari p j u a l a n susu yang menjadi usaha pokoL pet& sapi perah.
PendapataD ini juga dihitung dari maha-usaha sampingan baik itu usahami, usaba
mn-tani ataqun betemak selain sapi perah. T i pendaparan responden dari hasil
penjualan susu bervariasi di setiap kelornpok TPS -pat Penyetoran Susu),
terganhmg dari kualitas susu yang dihitung dari h&al Total Solid dan Total Plme
C o w yang mereka setorkan tiap harinya Hasil penyetoran susu ini dibayarkan
setiap IS hari sekali. Sebagian besar responden mernpunyai pendapabu antma
Rp.l.024.200-Rp2.940.000Ibulan yaitu sebanyak 72 orang (34,29'??) b e n d pula
berada di atas penciapatan perkapita masyarakat Kecamwln Lzrnbang. Hal ini
dikarenakan tingkat pendapatan ini dihitung berdasarkan pemasukan dari
kombinasi usaha sampingan yang peternak tekuni.
Faktor Lnternal Pengaras Koperasi
Responden pengurus yang diamati adalah para penguns yang tamazuk di
dalamnya kmyawan-kar)mvan yang bekerja di KPSBU, fakor-faktor intemal yang
diamati mtliput q u r , pendidikan, lama pengalaman rnenjadi
kopem.4, kekosmoblitan, jxngetahuan kebijakan progmn, pekejaan nrmpirtgan
dan th&i pendapatan perbulan. Faktor-faktor vrsebut disajikan pada Tabel 6.
Umor
Responden pengums berada paliig banyak pada kisaran umur 43- 55 tahun
yaitu s&tar 40,91%, dengan umur yang tua ini para karya~an dan p ~ m ~
koperasi ini tetap bekerja saara aktif rnelayani anggotanya baik yang
datang ke koperasi maupun yang didatangi ke lokasi tempat tinggal anggota Urnur
yang tua ini wmbrmtu para -.wan dan pengurus wm* p e l a v yang
Tabel 6. Karakteristik i n d pmgums koperasi
Karakteristik Pengcrms Jumlah Pmtdtase (oran& ("/.I
Umnr 27-36 Tahuh (muda) 6 2727 3941 Tahun (sedan& 7 3 1 , s 43-55 T&un (tua) 9 40,9 I Pmdidikan SblA/sedaajat (rendah) 12 54 5 5 D3 (sedang) 3 13,63 s l (tioggi) 7 31,82 p- sbg pengaa 1 4 tahun (sedikit) 7 31,82 6- 15 Tahun (sedan& 7 31,82 18-24 Tahun (ban yak) 8 3636 Kekosmopolitan 1,4-1,8 (rendah) 11 50,00 1.9- 2 (sedang) 7 31,82 2-1 -22 (-1 4 18,18 Tingkat Pengetahoan Tidak mengetahuj 4 18,18 Mengetahui IS 68,18 Memahami 3 13,64 Peke jaan Sampingan P'mYa 20 90,9 1 tidak p u n p 2 9,09 T i t Pendapatadbutan Rp. 900.001)- Rp.2.400.000 (rendah) 8 3636 ~ p . 2 . s o o . w ~ p . 3 . w . m (sedang) 7 3 1 , a Rp.4.500.000- Rp.6.000.000 (tinggi) 7 ... 3 1,82
Ptndidikan
Tmgkatpendidikantemkbirsebaghbesarkaryawandanpengunnkoperasi
adalah SWsederajat &yak 5455%. Pese&ase kedua tmkmyak adalah
respondem yang menempuh pendidikan taakhir sampai lulus perguruan tinggi StrfUa
1 (31,82'??) dan di d i p dido- oleh pars pengurus, pen@-% dan manajer.
Pendidikan yang pemah ditempuh oleh semua k a r y a a dan pengmu~ tidak
manbarasi m e t a h u a n kxyawan dan pengcms mengenai hal-hal perkoperash dan
manajanen p e n g e l o h Pelatihan-pel- kursus, seminar dan 10- yang
seaing diikuti oleh responden penguns dan kxyawan mnbantu respden dalam
meaoahami detil tmggung jawab kxyam dan pengurus koperasi.
Lamanya responden bekerja sebagai karyanaa dan pengurus kopaad paling
banyak berkisar aniara 18-24 tahun (36,36%), dari banyaknya peaphmm tmsehut
posisi yang diditempati tidak selalu sama tiap tahunnya. Pmgrarn pengan- dan
penilaian k iwja karyanaa rnemqmkm para karyawan dan pengwus tmsehut pada
posisi y n g berbeda-beda tiap periode sesuai dengan pTestasi rnereka Penilaian yang
dilakukan tidak han1-a oleh Tun Manajemea Koperasi (Pcngunn, Manaja dan
KepalaKepala Unit) temadap karyawannya a& tetapi juga oleh para anggota ymg
dilakukan pada setiap RAT untuk menilai, memberhentikan dan mengangkat
Pengurus Koperasi.
Kckosmopotitan
T i ke tdukmn responden terfiadap informasi dan bepergian dalam satu
bulan sebanyak 50,000/0 atau sepanth dari sellnub responden karyawan dan pengums
terkategorikan rendah, hal ini dikarenakan rutinitas peketjaan s e w karyawan.
koperasi dan banyaknya kegiatan mendekati kegiatan tuhrp buku menyebabkan .
pengums dan krcryam jarang bepergian terlalu jauh dari domisili tempat tinggal dan
tempat kerjanya Sebanyak 31,829'0 responden memilib tingkat kekosmopolitan
sedans sebanyak 18,18% rnempunyai tingkat kekosmopolitan yang tinggi dengan
frekuensi bepergian dalam sebulan terakhir adalah sering dan rnempunyai jaringan
kornunikasi yang kuat dengan dinas dan badan terkait KPSEU. Frekuensi tesaingan
bepergian yang dilakukan oleh responden berkaitan erai dengan tanggung jawabnya
sebagai pengurus koperasi, urusakurusan yang be~ngku tan dengan k o p i
terkadang men&amskan responden bepergian ke luar negeri.
Pengetahaan Kebijakan Program
-yak 68,18% rrsponden mengetahti mengenai kebijakan program )aq
pemah dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bandung, informasi-informasi
tersebut responden dapat dari rapat koordinasi yang dilakukan secara periodikal oleh
tim rnanajemen KPSBU. Sebanyak 13,64% responden rner.laharni mengenai
kebijakan program yang p d dilakukan oleh p e m a daemh Kabupaten
Bandung dikarenakan pemah ikut serta dalam salah satu p r o s : penyelenggaraan
ampun penrmusan kebijakan program pemerintah daerah m g a & w i
paah yang sedang dan yang akan beriaku di d a d wilayah usaha KPSBU
bhang.
Peke jaan Sampingan
Sebai~yak 90,91% karyawan dan pengmus koperasi wmiliki pekerjaan
sampingan dan sebanyak 18 OM mwpunyai pekerjaan sampingan sebagai
peternak sapi paah, jumlah ini dikarenakan salah satu pmyaratan menjedi karyawan
dan pengurus kopemi adalah seormg petemak Adapub satu orang k a p w m
KPSBU yang bekerja sampingan sebagai dokt& hewan, pekerjaan doLm hewan ini
masih berkaitau erat dengan posisi posisinden di arb unit kesehatrm b a n . T'erdapat
satu orang responden yang bekerja sampingan sebagai petari yang ketika penelitian
d&kukan d m g beralih dari beternak sapi paah. J d a h yang tidak mempunyai
pekerja& sampingan hanya 9,09% saja yang ketika penelitian berlangsung usaha
temak sapi perah mereka sudah habii atau behenti.
Tingkat Pendapatnn
Pada kisaran tingkat pendapatan Rp.900.000-Rp.2.430.000 teFdapat 8 orang
rmiu 3636% responden, kisaran pendapatan ini telah termasuk dengan pendapatan
mereka dari pekerjaan sampingan masing-masing. Pada tingkat pendapatan
Rp.2.500.000- Rp.3.000.000, terdapat sebanyak 31,82% responden prig temrasuk ke
&lam kelompok ini, tingginya tingkai pendapatan ini didukung dari penghasilan
penjualan susu yang did+ dari banyaknya kepemilikm temak rnereka yang
menjadi salah satu syarat menjadi Penguw yaitu kepemilikan lima &or sapi laktasi
atau setara d e n p lima ST.
Faktor EkPternal Peternak d m Pengums Kopcrasi
Faktor Eksternal Peternak
Faktor yang mempr - 5' respouden petemak dalam memkntuk persepsi
rnaeka d a . penelitiao ini tidak hanya dari fakior intemalnya saja tetapi juga
dipmgamh oleb faktor ekstemal s e w halnya yang telah d k h t k m dalam
kerangka berpiir. Program KPSBU dalam penelitian ini dijadilan sebagai faktor
eksternal yang mempengmh responden pdemak dakm mtmberikan pasepsi
mengenai kebijakan pemerintah. Faktor ekdemal ini tadiri dari p rndangan petemak
meng& bgaimnm program-program kerja d i l d d a n olt h KPSBU s&@
rantai aplikasi kebijakan pemerintah. Program yang dinilai oleh r e q x~Ien tersajikan
dalam Tabel 7.
Tabel 7. ICarakteristik ekstemal peternak
Program KPSBU R a m Skor' Pengembangan Kelembagaan 2.85
Kesejah- W o t a L76 Total mtam~ skor - 2,95 K-gan : 1 = tidak 2= k g hi&, 3= cukup bik, 4 baik
Pengembangan Kelembagaan
Kelembagaan yang dimaksudkan di sini adalah badan koperasi dan kelompok
petemak anggota koperasi yang baada di wilayah usaha KPSBU, rataan &or yang
didapat adalab 2,85 yang termasuk ke dalam kategori cukup baik Hal yang masih
dianggap kurang memuaskan bagi para responden petemak ini adalah pehksamm
K e k m q a n p~ogram pengembangan kelembagasn tembul dapat b t u t q i
dengan keadaan j a n g dihmjukan baha kelompok petemak telab mendapatkan
berbagai pelarihan dan p e m b i diantaranya mengenai . .
keuangrm
dalam kelompok, pencatatan data populasi temak, pencatatan data produksi dan
kualitas slsu, pelatihan pemanfaatm limbah sapi dengan pembuatan biogat,
pelatihaD manajemen palcan sepezti pembuahm pakan silax blok dao pengawdan
serta pengkubusan jerami.
hyaknya kegiatar yang mengikutsertakan kelompk-kelompok petanak
tasebut rnenimbulkao perasao mhdaya!can bagi para parmak, =lain itu
pengum kelembagaan di kelompok petemak ini didukung pula den- pQlguatan
kelemtqaau koperasinya yang selalu menjab kerjasama dan kernitman pel-
serta pembinaan kelompok di antaranya dengan Gmadirm Cooper& Associarion
(CCA) dan Dims Peternakan.
Pelayanan Peternakan
Pelayanan yang diberikan oleh KF'SBU tertradrp anegotaoya mendapatkan
skor 323 yang termas& kediam krdegori cukup baik, b d a s a h n info- prig
didapat pelayanarrpelayanan yang ads mencakup pelayanan penyuluhan dan
kesehatan hewan lsi math pyuluhan seringnja mengenai tel nis petanaLan
sepeni pemel iharaan; penanganan kesehatan, penanganan susu d a ~ I kuali tas susu.
Pentingnya informasi-inf- tersebld bagi kemajuan usaha peianakan sapi perah
meTeka membuat penyuluhan sebagai k e g i m yang sangat penting, meskipun ada
sebagian responden yang masih menyayagkan materi penyuluhan prig tidak seslrai
dengan kondisi dan keinginan pet&
Pelayanan pemeriksaan kesehatan serta jasa IB (lnseminasi Buatan) bagi
temak yang mengalami nwsa esbus mendapatkan reaksi yans cukup baik meskipun
kondisi jumlab inseminator dan mantri heuan/penyuluh peternah yang jauh lebih
sedikit daripada jumlah populasi ternak yang harus dilayani. Hal ini Nkup
menyditkm bagi koperasi dan peternak imh& menyesuailran w a . kunjmgm . . pemenksaan inseminator abm manti hewan dan mengakibaikan lewm
--~~m~~yrm~Nkupmaugikanpetemak.
Kenaikan harga salah sahc bahan baku Makanan Konsentrat (Mako) yaitu
rVheath Pollmd cukup menyu+ahkan koperasi untuk mempertahankan W t a s
"Julakonnya sehingga menghambal berjalannya pe1apw.n Makanan Ternak (Makter)
ha1 ini menimbulkan kekhawdmn para peternak mengenai kesehabm tanak yzng
menjadi bunk karena kualitas "Mako" yang lnrmng baik.
Kesejahteraan Anggota
Pem% bantuan kesehatan bagi pdcmak dan keluarganya hasil keajasama
KPSBU dengan poliklinik, dokter dan bidan setempat sangat dkmbut baik oleb para
responden karena dianggap sangat mernbantu. ~esejahte-kin pet& dan
ke1uargan)a mendapatkan perhaIian yang besar dari koperasi karena selain
menyediakan pemberian pelayanan kesehatan, koperasi juga menyediakan kehuhan
nrmah tmgga peternak sepeni sembako di Waserda.
Usaha peningkatan kesejahteraan ini juga diwujudkan d e w cara
pain&tm pendaptan pettmak melalui program untuk wnambah kepemilikem
ternak sapi yang dilakukan dengan cara pemberian bantuan s,api bergulir setiap
tahmmya. Jumlab penyediam bantuan sapi bergulir yang * setiap tah-ya(a
ekor) ini pastinya tidak akan hgsung mencukupi keb~-SuIlan ternak para petemak
mh& mengembangkan usaha petemakarmya K- ini membuka
kemungkinan peternak rnemsa kecewa dengan pembagian ban- tersebut sebingga . terlcadang dipandang tidak adil dan rnerata dalam perntqjamya
P- produktivitas sapi perah per ekor per harinya dilakukan oleh
KPSBU dengan cara mengidentifikasi sapi-sapi yang berproduksi rendah,
penanganao sapi yang sulit bunting sampai mendatangkan srrm Elite Bull dari
LIAJ-Jepang, Australia dan Kanada. Peningkatan kualim swr dipematikan wkali
oleh KPSBU karena menentukan terbadap haiga yang &an diberilran oleh IPS
(hhutri Pengolahan Susu), ha1 ini pula )mg rnendorong WSBU untuk
menyediakan pakan Hijauan Makauan Temak (HMQ, penyediaan milkcan, ember
staides, karpet kandang di Waserda agar para petemak rnudah untuk memlapatkan
p d a t a n dan periengkapan beternak tersebut Diharapkan dengan telah
disediabmya petalatan dan periengkapan betemak, petemak bisa memenuhi .
standar-standar teknis penanganan aw
Selain penjagaan penanganan susu di tangan peternak, penjagaan kualitss
susu di koperasi juga nrdah djperhihmgkan dengan seksma Hal ini dibuktikan
dengan telah diberlakukannya SOP yang ketat di unit bagian Penanganan Susu dan
Qualily Control. Berdasarkan data di atas, kesejahteraan anggota mendapatkan skor
2,76 atau terkategorikan cukup baik.
Seam kesel~nuhan program-program yang diterapkan oleh KPSBU m b i i
cukup baik dengan total rataan skor 2,95. Hal ini rnenunjukan arah kebijakan-
kebijakan pemerintah daerah telah diterapkan dengan baik oleh KPSBU dengm
rnemberikan pelayanan yang cukq baik tertLadap anggotanya. Rogram-program
KPSBU ini terangkum dalam Remana Stmfegis KPSBU yang telah dinram sampai
@ode tertenfu, dalam pembuatannya Dinas Pdemakan dan Perikanan Kabupaten
Band~ng bertindak sebagai Pengauas dan P e m b k
Faktor Karakteristik Eksteraal Pengara~ Koprasi
Kopemsi dapat dikatakan sebagai d u a h organisasi yang di dalamnya
perilaku kekhasan sebuah organisasi. Karyawan secam alamiah
organisasilrandanmenginterprrtasikan mew apayangwrrkaLihaSwskipundi
dalamnya terjadi ancaman distorsi (Robbins, 2m). b f h lmtuk
menghindari ha] t h u s dilibatlah iklim komunikasi dan iklim organisad
fakior yang mempengaruhi p~oses pengorganisasian stirndus yang datang dari
organisasi. Rataan &or yang didajxat dapat terl i i t pada Tabel 8.
Iklim ~ o i u n i k a s i i~ Total rataan -&or 3,03
Iklim Organhsi
lklim organisasi mer&eksikan isi dan kekuatan dari nilai-nilai, norma, sikap,
tingkah laku dan peraraan anggota (Muhanun& 2034). Iklim orgrmisasi
didefinin'kan oleh HiUrieger dan Slocum &am Muhammad (2004) sebagai sebuab
set anibk o-i dan subsiiemnya yang dajxat dirasakan oleh anggotanya yang
m~mgkin disebabkan oleh cam-cam o b i berperilah terhdap anggota dan
hgkmpnnya. Faktor ini mempunyai rataan &or 3,15 >ang t k k cukup baik
Setiap pekerjaan dalam unit-unit pada strukhrr WSBU selalu dikerjakan
be~sama-sama dan saling membantu sehingga hampir tidak ada pekerjaan yang
dikerjakan secara seodiri-sendiri. Semangat rim tern ditera?kan c i setiap unit dan
sub unit
Standar dan harapan kualitas peke r jh karyawan dan pengurus KPSBU telah
cukup baik terpenuhi. Walaupun ada beberapa kqawan merasa kualitas
pekerjaannya belum optimal dan sesuai dengan yang d i t a r g c w dan diharapkannya
akan tdapi ha1 mebut tidak terlalu dipermasalahkan dikhawalibn karena
dagan seringnya mereka melakukan pekerjaan bcrsama, kesenjangan antara harapan
dan realita kondisi pekerjaan tersebut dapat terpenuhi.
KPSBU mempunyai sistem sanksdganjarao bagi para karyawannya yaitu
beaupa rapor penilaian kinerja dan prestasi kerja yang hasilnya diumlrmlran secara
periodik.Hasildaripenilaiantersebutdajxatmempengaruhiposisipekerjaanyimg
akan ditempati pada @ode selanjrnya -ti. Berjalannya sistem sangsi ini sesuai
dengan yang dikemukakan Robert W. White dalmn H e y dan Blanchard (2005)
bahw domngan ldama rindakan mahusia adalah keiOginan akan k e dan msa
komp- ini hampir maupakan bal yang tejd ddengan e y a dajxat
mempengaruhi apakah a b t d keberharilan atau k-
untuk w i . Kebanyakan responden m- stgan dengan punislmmd ytmp
konsclatcnsinya bisa beaupa. panb&iian m j a d i karyawin KPSBU, mestripuo
responden juga mensakan adanya domngan motivasi dari adanya m m d yang
diurapkan.
F'andangan tedwJappunirhmen~ dan m m d ini dm;, baik pmaapao skitem
sanksi mlaksarra dengao baii di KPSBU. Berikut d i i b u s i ra@an &or dari
indikamr-indikator Wim organisasi pada Tabel 9.
Tabel 9. Diseibusi rataan *or iWim organisasi
IBiim Komnnikazi
Iklim komunikad yang penuh pasaudaman mardorung para anggota
orgmisasi bcrkomunikasi wcara terbuka, rileks. ramah tamah dengan anggota yang
lain (Muhammad, 2004). Ddim 0rpnkz.i dipengamhi oleh bermacam-manrm cam
anggota batingkah Lalcu dan bairorntmikasii szbhgg terdapat hubmgan yang
sirkuler antam kedua Wim ini.
Selain itu, di dalam Wim komunikasi yang diteliti trrdapat bebaapa patkab
di a n m a n y adalah bmyaknya anggota yang tdibat dalarn pantat&m keplusm
dan s o k o n g d p e & a r p n t h d a p individu ~ ~ T I ~ T U I , ha1 ini scjaIan dmgm yang
dikemukakan Herscy dan Blanchard (2009 bahwa katrlilnrma kmywan dalam haL
ha4 pemahaman yang sirnpatik alas mgsalabmasalah pribadi srrta
mha@ penycksaii pekerjaan mcnrpakan haChal yang krlcaitan dugan motif
afiliasi dan pengakuan untuk mmmgkahn motivasi dan pailaku kaja L-I
Hubungan komunikasi yang w i n di antara karyawan dan pen gun^
KPSBU mendapatkan *or 290 yaitu a h p baik. A l i i infonnasi yang tajrtdi
lanear, baik dari atas rnaupun dari bawah. Kclancaran komun-hi yang tcjadi
didulamg oleh bebaapa falaor amam Lain bahua Pen-
KPSBU manbaikan pcnghormaran yang tioggi tcmadap organisasi dan ailai-oilai
yang dijunjtmgnyd Kaq- dan pengurus KPSBU tclah memandang
m h k e j 4 bawahan dan atasan sebagai m b c r komunikasi dan maasakan
kekncaran aliran in fmas i yang didukung 'dengan str ingn)~ rapas koordinasi di
anram tim manajemen dan pengurus. Berikut Tabcl 10 yang menampilkan dirmiusi
raman skor iklim komunikasi )ang tt jadi di KPSBU.
Tabcl 10. D i s t n i i rataan skor iklim komunikasi
&i tuscdianya kmunikasi 2 70 Pasepsi p. organisasi 3.07 Total nuaan skor 290 Kaarmgan: *I=qtidakbai+>tidakbaili3=adarpbaik,4=baili5=--
Terdapat kesmjanb nilai dari kedua Wbn hi, ildim komunikasi
mcndapatkan nilai skor yang lebii mdah dibandingkan dengan iklim cqanisasi,
pad+d iklim organkasi dipcngaruhi dari tin@ atau rendahnya ildim komrmikasi.
&rdaarkan eyataao Campbel (1970) dalmn Mchammad (2004) yang
menyatakan bahna WM organisasi jang lebii positif maka membua! i l d b
organisasi menjadi lebih produktif.
Iklim komunikasi yang re-ndah lebih discbabkan karma infonnasi-informasi
yang diterima tidak allrmhnya . a k dengan tupik-topik ]rang d b m p a h a a r m k
komunikasi infomi-informasi tersebut bercampur dengan infonnasi tambaban
yang dacang dari ide pencorangaa dan tidak selalu hubungan komtrniLasi yang
terjadi antar rrspondm adalah untuk mendapatkan inforrnasi )ang sesuai dengan
topik yang diipaikan m b c r komunikasi sch'igga mtmpenpdi i l d b
komunikasi secara keseluNhan. Skor nilai bagi falctor drncmal penpus
mendapatkan skcr culclrp baik den@ nilai 3.03.
Perscpsi P e t e d dnn Prngrrras KF'SBU tentang Kebijakan Program Peternakan Sapi Perah Pemerintab Daerab
Persepsi maupakan ourput prosa dari dan
pcngin?~rcssian ~. m i dan atmsi. Kebijalrarrkebijakan pmgram ini tmhr
h g a n mmggunakan indikator- indi i . pd takm i n f - e , p b a d a ~
kelompok tcmak penguam modal dan pembiayaan. Pcmantapan
kanbaliiwitalisasi penyhhan, seats pengembangan masaran yang biasa dkbu l
lingkat kepuasan petemak clan pengurus kopemsi terukur dari dampak
kebijakan petemakan sapi perah yang dikeluarkan pemerintah daemb untuk
mengembangkan usaha petanakan sapi perah, kepuasan secara sed- disebutkao
oleh Nasution (2004) sebagai suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan dan
harapan pel~nggan +t terpenuhi melalui produklpelayanan )ang dikonarmsi.
Kebijakan-kebijakan program yang diukur menrpakan kebijakan selain yang terulclrr
dalam program yang telah dilakukan oleb KPSBU.
Tabel 1 1 . Rataan skor pasepsi peternak tentarg kebijakrm program - petnnakan sapi paahpemerintahdaerah
Kebijakan Petemalcao Sapi Perah Rataan Sko? Pabailcaninframuktur ' 2 3 Pemberdayaan kelornpok teanak Penpatig modal dan pembii)nan Revitalisasi penyuluhan
pengemban&an Pemasaran 1,86 Total Rattlan Skor LO8 Ketcrangan:*l=tidakbails2=hvangbaik,3=cuhrpa4=baik .
Berdasarkan Tabel 1 1 yang tenajikan, dapat dilihat bahwa kebijakan program
pengembanm 7 4 yang men)angkut temadap tingkat p e n d a m petenak ini
cukup mendqatkan p e M a n dari para responden.
Rogram pengembangan pemasmn yang dhsakan selama ini di daemb
wilayah usaha KPSBU, berdasarkan ioforrnasi dari responden pet& bahvm
program pengembangan pemas- dirasakm dengan skor & rendah yaitu 1.86. Redalmya rataan &or yang didapat ini dikarenskan tidak
terlihatnya Oantuan lanpmg dari pemerintab daerah wtuk wningkatkan daya saing
harga susu KPSBU dan dianggap a y a wnspar;msi katangan penjualan dan
pemasaran nnu oleh KPSBU sendin.
Sebgian responden menganggap tidak palu adanya ban- pemasaran
secara teknis dari pemerhtab daerah karena mkskipm masib ketabukaan
KPSBU temadap harga penjualan slrm ke IPS taseba tetap.i kepercayaan akan
usaha-usaha yang dilakukan oleh KPSBU untuk memihak k-pentin- peteruak telah
membentuk sikap setia petemak teh&p KPSBU.
Menurut Stanton (1993), pemasaran adalab sistem kesellrmhan dtni
kegiatan usaha yang dirjukan untuk merencanakan, menentukan hiaga,
mempmosikan dan mendimibusikan barang dan jasa yang &pat memuadan
kebuhbm kepada pembeli yaqj ada maupun poteosial. Sehingga kehtuhan petanak
akan pengembangan pemasarao adalah bantuan kekuatan untuk pmntuan kuga,
perencanaan panasaran produksi srw mereka kepada pembeli potensial selain
komumen tetap KPSBU yaitu IPS serta mempfomosikan dan inendistribmkm
produk mandiri yoghurt "Fresh Time.."
Bedadan informasi yang didapat babwa kurangnya campur tangan
jmmhtah daaah tahadap pemasaran susu petem&m sapi paah ini dilrarenakan
sudah diaqgapnva sektor petemakan sapi prrah sehagai sektor petemakan yang
mandiri dan dicirika;l dengan adanya badan yang r-gi dan membantu ptemak
d a b jxammm susu q e s t i koperasi-koperasi dan GKSI (Ciabungan Kopeaasi
susu I&nesia).
Kebijakan program dalam aspek revitalisasi penyuluhan dianggap cukup baik
dan m a h p a h n rataan &or yang temnggi yaitu 2,5l. Hal ini dkebbkan giatnya
penyuluhan yang dilakukan oleh KPSBU. Penyuluhan ini bekerjasama antara para
penyuluh KPSBU dengan tim penyuluh dari Dinas Pete& dan P e d m m
Kabupaten Band~mg dan isi matexi dari penyuluhan tak hanya bersifat teknis
petemakan tetapi juga penyuluhan. mengeoai dinarnika kelompok dan ~~ kelompok lainnya yang diharapkan dapat membantu perkembangan kelompok
Dibdngkm dengan basid pewtitian Kadir (2005), bahwa kegiatan
penyuluhan di Kecamatan Padang Bolak belum efektif lmtuk memmbdhn
pengelahuan, sikap dan ketaampilan petemak yang disebabkan oleh empat falctor
yaitu : in&tas penyuluhan yang wdah, penyuluhan yang tidak dhta i bahan-
bahan penmjang, sumberdaya minim yang dimiliki Balai Pmyuluban Perfanian dan
kesadaT;m p e t d yang Rndah untuk meningkatkan pihhmya Dalam wilayah
usaha KPSBU, pentingnya penyuluhan sudah taasa -ya oleh m u d e n .
In- penyuluhan hampir dilakukan setiap hari kepada individu pe&adc, ha1 ini
didihmg dengan hasid penelith Hanm dalmn At- (1993) yang
menemukan bahwa a y a hubungan antata pgsepsi den- fidcwmi h a a b i
Sumberdaya penyuluh telah memadai serta didukuug dengan kssdaran . .
peternaknya yang ingin merungkatkan t a d hidup mereka dengan usaha peternakan
sapi perah Hanya saja masih jamng digunakan W b a b a n pentmjang lmtuk
keefektivan penyuluhan seped leaflet dan pamflet karena tidak digunakan secam .
optimal oleh sebagian peiemak. Sebagian responden menguraikal bahwa 6
penyuluhan terkadang tidak sesuai d e q p keblduhan responden, hal ini tern saja
disebabkan oleh prioritas utama penyuluhan KPSBU adalah haqa untuk
peningkatan mutu dan produksi susu. Kegiatan penyuluhan yang lebih dikenal oleh
responden adalah penyuluhan yang dilaksanakan oleh pepjduh KPSBU.
Farrington (1999) ddmn Sw.artika (2003), mengemukakan bahwa tadapat
beberapa rnodavayt masyarakat untuk melakukan tmmfonnasi smktur dan proses
imii ke arah kehidupan yang lebii baik, yaitu modal finansial yang dimiOci
maryarakat d&m bentuk irang, modal ekologikal dalam bentuk sumbedaya alam
yang ada di linginmgan masyarakat tersebut, modal sumberdaya manusia dan modal .
sarana clan prasarana fisik
Pemberian modal sarana dan fisik atau dengan kata lain kebijakan program
perbibn ' ' - ? t n h m mendapatkan nilai 2 3 yaitu terkategorikan kurang baik-
Kebijakm program seperti pengadaan sarana dan pmsaana . m g dimaksudkan untuk
membantu para peternak berdasarkan informasi jmg didapar' tid& terpakai .seam
optimal oleh peternak karena kurang sesuai dengan kebutuhan dan
pendimibusiannya .yang tidak me- Peralatan bet& yang pemah dibaikan
d a b sahmya adalah copper atau alai pencad rumput bagi pakan sapi perah. .
F%ogtam pengwlan modal dan pembiayaan yang termasuk kc dalam
pembaian modal fin;msial dan modal ekologikal selarna ini telah lancar,
baik pernbxlan sapi bergulir kepada para peternak yang disal~rrkan oleh pemcrintah
damah melalui KPSBU, ataupun yang diserahkan secara Ian- Parnasalahan
yang timbul tetap tejadi pada titik pendhibusiannya yang dianggap kuxang meram
dan tidak koordinatif dengan KPSBU. Nilai rataan &or yang didapat sdalah 1.94.
Pembedayaan kelompok temak mendgparkan skor 1,88, i e b i j a h progwn
ini tagolong kmmg baik. Pemkdayaan kelompok temak menrpaksm kebijakan
yang ditujukan agar kelompok temak menjadi mdri, menumi YuliPmti (2004)
p a n e y a a n adalah bagahma iadividu, kelompok ataqtm kom&
berusdm mengonml kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan ~mtuk
membentuk masa depan s& dengan keinginan mereka, sehingga proses
pembeadayaan masyarakat &ah proses memberdayaim individu, kelompok
a!aqun komlmitas dengan cam mengembgkan masyarakat dai keadaan tidak tahu
ara~ kutang beadaya menjadi mempunyai daya mtuk rmcapai kehi8upan yang le-bib
baik
Kegiatao dm program Mtuk pembeadayaan kelompok kebanyalcan madh
berhubmgan dengan kegiam penyuluhan dimana usaha-usaha lmtuk memhaikan
pengetah- dan pengertian mengenai dinrtmita kelompok disampaikan dalam
kegi.qtau p%yuluhar~ Selaio dengan pemberian penyuluhan mengenai dkmika
kelompok, pembeadayaan kelompok ternak ini di ternpull salah satunya dengan
h b e r i a n pembekalan keterampilan membuat diversitika6 produb: dari komoditi
petemakan yaitu SUSIL Kegiatau diversifikasi jnuduk ini juga difasitasi oleh
pemerintah daerah dengan pemberian alat-alat pendukung.
Pa;epsi pengurus meqenai kebijakm program petRnakan sapi perab tidak
jauh berbeda dengan hasil dari rataan skor persepsi peternak rnengenai kebijakan
program pet& sapi perah pemeriniah daerah. Pada Tabel 12, m e n y a j h ratam
*or persepsi pengurus KPSBU mengenai kebijakan peterdm sapi paah
Tabel 12. Raraan skor per;epsi pengurus KPSBU tentang kzbijakan program paemakan sapi perah pemer* -
Kebi j ah Petemakan Sapi Perah Ratsan Skor' Perbahninframuktln 1,76 Pembeadayaan kelompok temak 1,85 Penguatan modal d m pembiayaan 1,83 Revitalisasi penyuluhan 2 J 6 ~engemimganpanasaran 1,83 Total Rataan Skor 192
K t m ~ t : *I=tidakbaik,2=hrrangbaik,3=cuhrpbaik,4=baik
Melihat dari h a d rataan &or Tabel 12, maka secara ksellrnhan dapaf
terLihat bahwa pe~sepsi peogurus dm k q a w ~ n mengenai kebijakan program sapi
terkategorikan kmmg baik Perbaikan infrastruktur m m d q i b u nilai skor p b g
. rendah yaitu 1,76 zmn dengan kata lain tergolong tidak baik Menurut k s r ) m smia
pengunn KPSBU, pehdcm yang dilakukan di &layah maha KPSBU
masih belum optimal. pembaism bantuan alat-alat mtuk divadfikasi produl: bagi
peteanak d i m belum tepat sasaran, bahkm dianggap menghmbat
perkembangan usaha permsum bagi petemak dan KSPBU.
Alasan ini muncul bz&cabn pemikiran bahwa bila pembaian alatalat
mtuk pengembangan pet& b i d&k+n scars lebii bijaksana sepcrti
m e n g h i i y a pada kopaasi, alat-alai tersebut akan lebih bmnanfaat dan dirpst
dirasakan keuntunganoya bagi sellnuh peternak dalam bentuk penambalm SHU
(Sisa Hasil Usaha) ataupun yang laianya dan tidak tejadi kesenjangan sosial karcna
hanya beberapa kelompok yang bedcanbang mandm.
Kebijakan program pugembangan pemannan mempunyai nilai yang
terendah.kedua diwul dengan modal, berdasarkan informasi yang didapat
temsa sedikit sekali kebijakan program pemerintah daerab yang ikut m e d h m g .
WSBU dalam pengem- pemasaran. KPSBU sendiri merasa tidak tddu
dipertratikan dahn usahausaha memasarkan produk susu mandiri mereka y~ng
berlabelkan yoghmt "Ftesh T i e . "
P- modal yang telah dilakukan oleh pemerintah d a e d telah cukup
membantu bagi perkembangan populasi tern& di wilayah usaha KPSBU dan bagi
usaha para.petemak, hanya saja penyaluran bantuan seperti sapi bergulir taicadang
kurang d i k o m ~ m i k a s i deqao pihak KPSBU &qai o m yang mewadahi
para pet& tersebut
Revitalisasi penyuluhan wndapgtkan nilai yang lebii tioggi d i i g k a n
deqao yang lainn% Ine~kipUII mash tergolong kurang baik. Penyuluban Gg digalakkan di wilayah usaha KPSBU telah terasa manfaai dan arti pentinpya oleh
para peternak. Penyuluhan di wilayah usaha &BU ini telah lejalin kejasama yang
baik antara KPSBU dan penyuluh dari Dinas Petemakan dan Perikanan (Dintakan)
Kabupaten Bandung.
Manfaat yang didapat tak banya oleh petemak saja, W i ju@ untuk para
penyuluh dan karyawan KPSBU. A h informasi mengenai perkmkmp t e h a ~
penyakit-penyakit hewan yang menular baik yang zwnosis -upm tidak, terus
bejalan lar.car ant& KPSBU dengan Pemerintah Daerah
A d kebijakan pemerintab dibidang petemakan yans telab arau yang akan
ditercrpkan baik oleh dinas petemakan di tingkat provinsi ataupun di tingkat
kabupa~en ~ l a l u mengarah kepada visi dan misi dimaoa kebijakan tersebut akan
dilaksaoakan Dsaah Kab- Bandung mempmyai arah kebijakan petemakan
yangmengacukepadavisidanmisiDisrakanKabupatenBadmgyangsEmgataat
kaitamr>a d m visi Pawrintah Kabupaten Ekdung m a q m d e w visi
pemerintah provinsi Jawa Barat
Berdasarkan pot&, permadahan dan pel- yang dimiliki Kabupaten
Bandung dengan mempematikan nilai-nilai vid dauah, aspirasi dan dinaa&a
pembangunao daaah, maka secara benmdan visi pem-
disesuaikan dengan visi Jawa Biaat yang telah tertuang dalam Perahwn Daash
Nomor 1 Tahun 2001, yaim " J m a Barat dengan Iman dan Takwa sebagai P r o w
T m j u di lndonesia dan Miha Terdepan Ibu Kota N m Tahun 2010" dan
diselaraskan pula dengan visi pemerintab provinsi Jnwa Bars "Akselerasi.
Pen@!am Kesejahteraan W q a d a t Guna Mendukung Pencapaim V i Jana .
W'' yang akhimya dipaparkan melalui lima agenda utama pembangunan, yaitu :
I. Penhgbbm kualitas dan produktivitas sumberdaya manusia Jawa Barzrl;
2. Pengembangan shuktur perekonomian daerah yang tan&
3. M-tapkan kinerja pemerintah dam&
4. Meningkatkan implementasi pem- berkelmjums
5. Meningkatkao kualitzs kebidupan sosial )ang berlandaskan agama dan budaya
. damah.
Dalarn mewujudkan visi tersebut, maka ditdapkan visi L%m Petemakm
Provinsi Jawa Barat yaitu "Menjadi Fasilitator Hand4 Dalam Mewujudk8n
Peternakan T m j u Di Indonesia Tahun 2010," visi W u t ditejemahkan lcbib
b j m &lam misi Dinar Petemakm Provinsi Jawa Barat :
1. Menk&&an profesionalirme aparahn peremakan dalarn raqgka melaksanakan
pelajanan prima;
2. Memfasilitasi bbupalenlkota dalam pengem- k a m
p e t ~ u n h l k ~ y a p r o d u k s i ;
3. Mendomug $.peniogkatan ketahanan pangan serta terciptany; 1- Img
ko&i bagi keseb5an dan masrslakat
Parsdigma peran pemerintah dalam pembangu~~ ini tel:rh bergeser dari
m o t i w r menjadi fasilitator,. sehingga dalam implementashya lebih diarahkan
kepada pemecahan masalah dalam memfasitasi tajadinya pemkmgmm
petemakaa Adapun visi dari Dimakan Kabupaten Bandung adalah Tewjudnya
Pembwdayaau melalui AkselaaSi A g n b i PctQnakan dan Paikarran
yang B e r a a a d Lhgkuqpn Tahun 20 10."
Pgljabaran visi maka Dimaksn K a b w Bandung ditdapkm mid sebagai
krikut:
1. Me&o@&m kualitas sumbwdaya manusia dengm mengoptimaEkan pamsZpad
dan Profesionalisme Apanrhrr dalam 'rangka Mehksmkm
Pehyaum Prima;
2. M- produksi dan produktivitas yang W y a saing dengan
wmanfaatkan mberdaya slam, peng- - maha,
mengembangkan informasi dan tekwlogi;
3. Mendorong peningkatan ketahanan pangan melalui pengendalh pyaki t hewan
memular dan pengawasan kesmavet serta ketersediaan &ya dukung lk@mgan
Bedas&m mid tasebut maka khent&M kebijakan-kebijah Disnakan
KabuptenBandungsebga i~
1. M- siwrgitas seturuh komponen masym&a petanakan dan
perikannn baik aparahrr, pelaku usaha maupun st&holder peteanakan dan
perikanan; OptimaliSasifungsiUPTDDimakan 2. dalam upaya pezobedkm Badan Usaha
Milik Daerah yang kua-dan produktif;
3. Mendukung peningkatan populasi dan produksi melalui peagembangan mutu
genetik bibit dan benib kornoditas unggulan serta pengembangan manajemen
sumbwdayapetemakaudanperikanan; . .
4. krIedldorong dan memfasllitasi pengembangan inmzsmsi serta kemitr-aa yang
saling mengrm* dan =ling -perkuat;
5. Mengembangkan ~~a teknologi melalui pmdekatan yang
b e r w a w a s a n l ~
6. Meningkatkan jaringan informasi rjan komunikasi ymg cepaS dan
k e s e b qmya&at veteriner.
Rantai kebijakan ymg ditmpkm . . tin* proviusi temp -9 bentuk ~ r o f ~ ~ - b g r a m keja )ang !angsung bemen* dqf* . - sasaran pembangcman kebijakan yaitu peter@. . ;.
Berdasrrrkan kesel~rmhan nilaj skoiyang didapat mengenai pefem$k . . dan pengum kopemsi mengenai ke+ija#.an program peternakan sapi p *'" yf dan 1.92 ymg tedategorikan kutang baik, ha1 ini m e n c o j q !nhwa . . . - temmya kebijakan program t q + d - . bagi petem& dari peh@m s k n . I didapat. di antara persepsi peter@ dan penguna koperasi m+enai kebij. .. - Y" program petemakan sapi perah m e n m j b bahwa persepsipetemak menppp;n.. kebijaka.n petemakan sapi perah lebiih tinggi d a h y a dibad$gk dengan & penguns koperasi mengenai kebijakan p~ogram p- sapi perah -tab
damah meskipun kedua skor tersebut samasama tergolong ke dalam 9.- Hal ini dikarenakan kondisi petemak yang telah dipengaruhi &ib dahulu
oleh program-program pelayanan KPSBU yang telah temsa cukup baik bagi
petem& sebingga persepsi petemak mengenai kebijakan program peamdab
daerah temia lebib positif.
Hobnngan KarakteriPtik Internal d m Ji%krnal Peternak dmgan PerJcpsi tentang Kebijakan Program P e t e r n a h &pi Perah Pemvintab Dauab
Hubungan antara karakteristik internal malqxm responden pdemak
dengao pmepsi paemak k e b i j a h sapi paab
penmintah daerah diukur dengan j i korelasi rank Spearman (r*) dan
tlngkat keaatim hubungan (KK) dari uji chi squme (&. Hasil dari penpjian
hubungan dapat tedihat pada Tabel 13.
Umnr
Berdasarkan basil pengujian rn- rank S- (r,), umur
petemak mempunyai hubungan positif dan nyah -,OS) temadap pmepsi
kebijakan program rnengenai revitalisasi penyuluhan, keeratan hubungan ~ a d i ndllnh snnpt I c m h Tidak terdapt huhunw nyata (yYO.05) a~tara umur dengan
persepsi wngenai kebijakan program perbdm infrastruktur, ~m dan
pengembangan pemasaraq keeratan hubungannya pun sangat leuah Hub-
antma umur dan kebijakan program -embangan peanasaran, adalah tidak nyam
@>o,05) wgatif.
Berdasarkan datrt-data di atas menmjukan b a h ~ a semakin bertambahnya
umur peternak maka akan semakin tinggi dan baik perselsi responden pdemak
tezbrhp kcbijakan program pemberdayaan kelompok dan revitalisasi penyuluhan
petmakm sapi perah perintah daerah. Umur responden )ang semakin bertrrmbah
manpeqpuhi kemamgm cam berpikir respomlen mengenai arti pentingnya
pemberdayaan kelompok untuk meningkalkan k e m a d k h melalui peslmpesan
penring yang telah dmpaikan dalam penyuluhan.
Tabel 13. H a d pengujian hubungau antma karaktenmk . A
in& dan ekstemal petemak denm.persepsi.
Persepsl PabaiLan Panbadayaan Pengnahvl Rcvitalisasi Pengembangan Karalrttn'srik infra
kelompok modal penyuluhar: p-I Seukhn
Umur (13 0,O 17 0,M 1 0,039 0,137' -0,035 Pendidikan KK) 0.1 15 0,107 0,086 0,044 0,163
p- -0,043 0,049 -0,04 1 0,135' 405 1 (13
Kdrmmopolitan 0,008 -0,115' 0.0 19 -0,05 -0,075 (13 pengetahm Kebijakso 0,l 19 0,122 0,219 0,112. 0,074 Rogram ouo Pekajaan ssmpingan . . 0,244 0, I52 0,093 0,136 0,139 (KK) Kepemilikao
(13 0,021 -0,034 0.002 -0,029 -0.028
rmglcat prndgpatan (13
-0,021 0,092 -0,034 0,074 0,008 -
F'WF- -0,167" -0.1 80" -0,05 1 0,155' -0,138: KPSBU (13 Kasrangm: ' :txshhwmnymapadapQ).05
" : ~ n y a r a p a d a p Q ) , O l %&ug Lrcaatm huhmgaz O.OOI4.2lW = kmab; 0,2014,400 = kmsh; 0,401- o.aoo=c~~o,601-0,800=~0,801-1,000=sangat~(Wadim
Pendidikan
Pendidikm p e t 4 memiliki hubungan ti& nyam ( p 0 , O j ) dan keaatan
hubungan sangat lemah dengan persepsi mengenai kebijakan program petemakan
sapi perah p-ntah daerah pada aspek p e b b n inhsmhm, pemberdayaan .
kelompok, penguatan modal, revitalisasi penyuluhan dan pengembangan panasar;m.
T i pendidikan responden yang remlah mengbambai respoden mtuk
bakomunikasi secara utuh dan obyektif mengenai penepsi responden tedmdap
kebijakan program petemakm sapi perah pemerintab daerah.
Peugahman Betemak
Terdapat hubungan nyata @<0,05) positif anma j x n p h w m betanak
dengan m i kebijakan program revitalisasi penyuluhan. Hubungan tidak nyata
wgarif terlihat pada huhungan anma pengalaman kternak dengan persepsi
kebijakan program perbailcan idkmktm, pengabn modal dan pengembangan
pemasaran serta didukung dengan keerasaa hubmgannya yang sangat lemah.
Semakin hggi pengalaman betemak responden maka :&an semakin bun&
persepsi petemak terhadap kebijakan program pada aspek pengembangan ~~ tetapi akan semakin baik dalam memberikan persepsi mengeoai k :bijakan program
rwitalisasi penyulululm. Hal ini menunjukan bahwa dengan sernakk lamanya mereka
be& maka semakin lama pula petemak merasakan manfaat dari penyutuhan dan
mengetahui perkembangan produk susu mereka dari tah~m ke tahm
dibandinglran petemak yang masib baru dalam becemak
Kekosmopolitan
~ekoano~okan petemak rnempunyai hubungan nyata 0 , O S ) mgatif
dengan persepsi kebijakan program pcmberdayaau kelompok. Daaja!
kekormopolitan yang semakin tinggi membaikan petemak pcogd&ui~-
pengethum dan inforcnasi yang bka di- dengm kedam yang tejadi dan
membentuk sebuah kricriteria-kriteria mengenai k e b i j h program petemakan sapi
perah. r i p fielclrensi bepergian petemak ke luar l h g k w p m y a semata-mata
banya untuk keperluan memenuhi kebutuhan palm tanak sapi perahnya begihrpm
fkkueosi peteraak terkena media massa yang ditujukan hi%- sehingga
informasi dan pengetahuan yang didapat tidak mempengaruhi petemak men@ ~6
penting pemMyaan kelompbk remaknya Tidak terdapat bhmgm nyzta (p0,OS)
ditunjukan pada hubmgm &ma kekormopolitan petendc dengan pasepsi
kebijakan program ped-dm infiastruktu, penguatan modal, rcvivitalisad penyduhm
dan -bgan panasaran
Hal ini batentangan dengan yang telah disebuhn oleh ~ ~ l m a m a d ' ( l 9 9 3 )
bahwa peter& yang tinggi frekuensi interaksinya, lebih kmyak menerima i n f d
y a n g d a p a t ~ y a ~ - y a ~ ~ m e o i n g i r a t i c a n k e t e p a t a n p e r s e p s i
Keeratan h b yang terjrrdi deqm aspek'kebijakan program pabaikan
mfmmuktur, pengum rnolkZ mivitalisad penduban, pengem- pe-
dan pembedayaan kelompok krhtegorikan sargat lemah.
Semakjn tinggi derajat kekormopolitan petanak maka akan semalrin bmuk
pgsepsinya temadap kebijakan program pemterdayaan kelompok, nxtdws . . .
p e n y u l b dan membangan
Pengctahnan Kebijakan Program
Penglahuan peiemak mengenai kebijakan program p&xdan sapi perah
mempunyai hubungan yang positif pada semua persepsi .kebijakan program den-
keedan hub- sangat lemah pada perbaikao - (0,119), p e m b e d a ~ .
kelompok (0,122), revitalisasi penyuluhan (0,112) dan peagembangan ~~ .
(0,074) dan berhubungm lemah pada penguatHn m d (031 9).
Hubungan yang positif rnenunjukao bahwa semakio tingginya tingkat
pemahamanpetcmakterhadapk~ij~programpetemakansapiperahpanaintah
daerah maka akan semakin baik perwpsi petemalr mengenai kebijakan program sapi
paah peo,.erintab danah pada semua aspek. Hal ini didukung pula oleh hasil
pertelitian Adil (2001) yang menyatakaa bahaa pcngetahuan dan pengalaman akan
-membenruk sikap seseorang, pengetahuan seseorang akan wnentukan sikap
menerima atau rnenolak.
Peqeahuan kebijakan program perernak yang rendah dan ditambah dengan
-ya yang tidak pemah rnerasakan dam+ bg img dari kebijakan
program peteroakan sapi perab pemerintab daffah akhimya r n e q b a d m penepsi
yang tidak baik pula terhadap kebijakan petemakan sapi perah pemerintah
Peke jaan -pingan
Pekerjaan sampingm tidak berhubunp nyata 0 , O S ) pwitif
dw=w persepsi petemak mengenai kebijakan progm panerintab daeaah, mempunyai keeratan hub- lemah dengan kebijakan program p b a h n
m f k f n h u dan Mubungan sangar lemah dengan kebijakan progwn
pemberda~aan kelompok, Rvitalisasi penyuluhan, penguatrm modal dan
pengem-panasaran
pekGaan q i n g a n yimg semakin besar.dan berbadl betum tentu akan
semakin wningkatkan prsepsi peternak tahadap kebijakan program petanakan
s a ~ i p e r a h P d a L i n g k u p . *h daaah, karena bila pekerjaan sampingan
petanak lebih b i i menyum- pendapatan maka d fokus petanak
terbrtdap pekerjaan ampingannya dan beralih usaha p e t m r h m y a menjadi maha
=mww-
Kepemitilinn Temak
K e p e a d h n tanak tidak mempunyai hub- nyata (p0 ,OS) deqm
persepsi peternak pada aspek kebijakan program pet& sapi perah baik itu
dengan perbaikan -, pengabm mcdal, .pberdayaan kelompok,
reviialisasi penyuluhan dan pem&zmbanfgn pemasaran.
Keeratan hubmgm antam kepemilikan ternak dengan persepsi meqgenai
kebijakan program petemakan sapi perah pemeaintah daerah pun l e d
Jlrmlab ternak yang dimiliki peternak m d lebii banyak fokus paernak kepada
masalah teknis pakan dan pemeliharaan agar tetap bisa berprodukj urusan kebijakan
menjd ha1 yang dikesamphgkm.
T i i t Pendapntan
T i pendapatan pcternak tidak tnemiliki hubuugan nyata @>0,05) pada
kebijakan program pehaikm inhsbuktur, pembadayaan kelompok, & modal, Rvitalisasi penyuluhan dan pengembaugim pemasaran. M e s k i p tidak
Mubungan nyata, nilai koelisien konfingeosi yang di- menunjukan bahwa
keeratan hubungan antara tin@ pendapatan dengan p e m p i kebijakan program
pembRdayaan kelompok dan Rvitalisasi penyuluhan mash lebii besar dibandingkan
dengan ~ang lainnya
H- yang negatif: tadapat a n m tingkid ~endapatan petanak den*
pgjepsi kebijakan program p&g&an modal. Hal ini m e n u n j h bahwa semakin
tinggi tin& pendapatan maka semakin baik pula perjepsi petanak tahadap . . pembedayaan kelompok dan revmks i penyuluhan. Hal ini tentu saja dkebabkan
setelahpeiemakpernahmerasakantingginyatingkatpendapatanyangdiakii
dari banyaknya manfaat dari isi materi penyuluhan mengenai baga&mm manajemen
pgwliharaan ternak dan menjaga kualitrs susu dan pembedayaan kelompok
sehingga semakin dira+akan pentingnya penyuluhan dan manajewn kelompok lmhlk
semakin rnempatinggi kualitas susu yang dijual sebagai pendapatan pokok dan
semakin tertatanya manajemen pengembangan kelompk temakoya.
Program KPSBU
Program KPSBU yang merupakan perpanjangan tangan dai kebijakan
program petemakan sapi perah pemerind 'iaedl manpun* hubwPQ+ubwPQ
~ a n g sangat nyata @<0,01) wgarif terhadap pgjepsi kebijakan program
dasmukm dan pembedayaan kelompok dan Mubungan nyata @<0,05) pusitif
texbdap pmepsi kebijakan program mengenai revital.kaii penfluban serta
berhub- nyata @<0,05) wgatif terhadap kebijakan program pengunbangan
pemasaran
Keeratrm hubungan yang tejadi sangat lemah. Semakin baiknya p r o m
KPSBU yang responden peternak rasakan maka semakia turuk pasepsi responden
terhadap kebijakan petemakan sapi pemh pemerintah daerah, ha1 ini dhmmkan
den- semakin menhgkrhya pelayanan-pelayanan KPSBU terbdap rrsponden
maka kepercayaan responden temadap KPSBU akan meningkat dan magmg@p
bahwa semua fasilitas yang diberikan sudah cukup dan tidak.pdu lagi bm@an-
bantuan dari pemerintah drmah
Hubungan positif yang ditunjukan pada kebijakan p n v revitalisad
penflub menunjukan bahwa semakin baik program KPSBl dilakukan maka
semakin taik pula pasepsi responden penyduhao-penyulb yang
dilakukan pemerintah d a d Hal ini dapat tejadi karena pada program parduban,
pesnerintah daerah sendiri langnmg ikut tunm membantu penyulb kepada
petemaksehinggaterasaperansertadaripemerintah-
S x m i kesehnuhan, hanya terdapat tujuh hubungan nyata anha karaldaistik
internal dan ekstanal petanak'dengan peFjepsi mengenai kebijakan petanakan sapi
paah pemerintab & e d sehingga HI yang t~ahwa "terdapat hhqw . A
n p antara internal dan karakterimk ekstcmal petemak dengan
peFjepsi kebijakan program petemakan sapi perah pawrintah daaah Kabqnkm
~" ditolak
Habangan Kamktcrktik Internal clan Ekrtvnal Pcngaras KPSBU dengan Persepsi tentang Kebijakan Program Petemdam Sapi Perah
Pemerintab Daerah
Koperasi Peternak Sapi Banhug Utara (KF'SBU) merrrpakan s e b d 1-
yangmwzadahiparapetemakrakyatyangberadadiwi1ay;lh~UEara~ya
di daaah Lembang, juga'baperan sebagai fasiliratoi petemat dalam.
mengemlxmgkan usaha petemakm sapi pmbnya Keeman hubungan )mg tffjadi
antam kasaktet-istik internal dan ekstemal pengurus dcngan pasepsi maeka
mengenai kebijakan program pet& sapi perah pemerintah d a d berada di
antara sanga! lemah, I d dan ahp kuat ymg dapat tedihat pada Tabel 14.
Umnr
Umur jxngmm memiliki keeman hubungan )sag %sangat lemah pada
penepsi mengenai kebijhkan program perbaikan iafrastruktur dan penguatan modal
dan berhubmgm tidak n p @>0,05) ne&f pada pasepsi'kebijakan program
pemberdayaan kelompok Hubungan yang lernah terjadi pada umm dengan pasepsi
kebijakan program revitalisasi penyutuhan dan pengembangan panasaran
Umur tua yang mendorninasi q n d e n pengunrs menduhmg persepsi
merekaterhadapsemuaaspekkebijakanpr0grampettmakansapiperah~-
daed kecuali temadap pemberdayaan kelompok. Hal ini dikaFenakan, ~ l u r yang
'menunjukan kemalangan betpiikir membantu karyauan dan p+ngm us koperasi mhllr
berpandangan positif terhadap kebijakan program petemakan sapi perah h t a h
daerah.
Pendidikan
T i pendidikan pengunrs tidak wmiliki hubugm n p @>0,05) dan
memiliki keaatan hubugm yang lemah pads perjepsi kebijakan program
mfi.amuktur, pen- modal dan w b a 4 w P- serta M-
sangat le&~ ,+ persepsi kebijakan program pem-yaan kelompok dan
Rvitalisasi penyuluhan. T i pendidikan membantu pengunn koperasi dalam
berpandangan seam lebii o b y W mengemi realisasi kebijakan program yang lebih
teprd dan lebih baik bagi kebaikan petemak di b a d pelaymamya, k x p m a n dan
penguns koperasi lebii berko~lsentrasi teahadap pemb~ian pelayanan tub&
k h a d q petemak meskipun tidak mendapat dulclmgan dari kebijakan program yang
Tab1 14. Hasil pengjian hubmgan a m karakteristik inmud dan e h u m l pengunn KPSBU dedlgam perwpsi
Fkrscps1 perbaikan pmkrdayaan P-- Rtvitalisasi Pengmhmgam
mfia kelanpok m o d a l c m ~ d u k m - . - smrkhrr
Umm (r,) 0,132 -0,160 0,138 0,214 0,219
Pengalaman sebagai Pengum
Pengalaman responden s d q a i pengurus d m kqa=gn KPSBU mmpmyai
hub- sa@ lemah pada kebijakan program pezbhn idkk&tm, r e v d m s . . .
penyuluhan dan mempunyai arah hubungan wpatif dengan kehijakan program
pemberdayaan kelompok Hubmgan lemah taiihat pada hubungan mtara
pengalaman pengurus dengan pasepsi kebijakan m n pengrratan modal dan
pengembangan p e r m . Hal ini mentmjukan bahwa semakin lamanya &aman
responden sebagai peapus K ~ ~ B U maka semakin baik pula persepsi merrka
terhadap kebijakan p r o m perbakm d h i d c t m , pengutan modal r e v i M
penyulh -bangan panas;rran, - h y a tneEka bekerja sebagai
penguns dan karyal~n liPSBU maka semakin memungkbhn hagi tneEka tmtulr -- perubahaDpaubahan dan p d d c m kebijakan program setiap
tah-ya
Kekosmopotitan
Kekoanopolitan mempunyai h h m g a tidak nyata Oy0,OS) negatif pada
penepsi kebijakan program p h a h n b f k t n h m , p e m m y a a n kelompok dan
patgembangan pemasaraa Keeratan hubungan kekosnopolitan dengan semua aspek
kebijakanprogrampetemakansapiperahpamrintahdaaahsdalahbmdapada
sangat lemak semakin m y a tingkst kekosnopolitan jmguxus koperasi malra akm
semakiq baik pula persepsi penguns.kopemsi tedudq kebijakan program peqpam
modaldanreviWpenyuluhanpetemakansapiperahpQnerinrahdarrahkarrna
didukung denga informasi-informasi yang rnexeka dapat mengenai k e b i j b
kebijakan program tetsebut
Pengetahnan Kebijakan Program
pengetah& kebijakan program tidak be&- ny@a Oy0,05) dQlgan
persepsi keijakan program petemakan sspi perah perintab daerah dan me&
keaatan hubungan yang sangat lemah pada kebijakan program perbaikan
m h s t n h a dan lemah pada pemberdayaan kelompok, modal dan
revitalisasi penyuluhan serta ~~ cukup kuat dengan pengemhgm
pemasaran Pengetahuan kebijakm program prig didapat pengunrs dan lraryawan
menentukm sejauh mana penguns koperasi nmasakm dampak dari kebijakan
program pewrintah deemh, terutama pada persepsi k e b i j a h progmm
pengembangan pemasaran yang ~~rasakan penring bagi kesej- q t a
koperasi.
Peke rjaan Sampingan
Keeratan hubungan di antam pekajaan sampir== b a d pada
kategori sangat lemah dengrm kebijakan program pantndayaan kelompok dan
reviralisasi penyuluhan. Mubungan lemah pada kebijakan program
mfrastruktlrr, penguatan modal dan pengembangan P- hubungan
a m pekejaan sm@gm dan perxpi jmguxus KPSBU mengenai kebijakan
program petemakan sapi pqah pemerintah daaah adalah @ti£ K e s i i
pengunn koperasi dengan pekerjaan sampingannya yaitu betemak sangat d i i
oleh keluarganya mengingat kesibukannya sebagai pengunls koperasi yang hanp
menyisakao w&tu 1-g untuk b e t 4 sapi paah.
T i t Pcndapatan
Tingkat pendapat-m pengunn memiliki arah hub- yang n e g d pada
perwpsi kebijakan program perbaikan -, pengmbm modal dan
pergembangan pernasaran. Hubungan yang wgatif ini menlmjukan bahwa sanakin
tingginya pendapatan pengums koperasi maka semakin bmuk pasepsi p~lgurus
koperasi t a b b p kebijakan program pdaho -, pengmbm modal dan
pengembangan pe--
Keeratan hubungan yang terjadi antara tiogkat penclapatan dengan kebijakan
program pdaho -, pengmbm modal, reviralisad penyuluhan dan
pengembangan pemasaran adalah smgal lemah dan lemab dengan pembedayaan
kelompok.
IJdimOrganisasi
Miin orgarbsi mempunyai hub- yang ti& n&& @>0,05) negatif
dengan persepsi kebijakan program pemberdayan kelompok dan penguatan modal
peternakan sapi perah pemerintah daaah, tetapi memiliki keera!an hub- lemah .
pada kebijakan program pemberdayaan kelompok. lklim organkasi berhubungan
nlata @<0,05) negatif dengan persepsi kebijakan program reviralisad penyuluhau.
Hubungan ini menunjukan .bahwa semakin positif iklim organisasi yang
taasa di KPSBU maka semakin bun& persepsi macka mengenai kebijakan program
pemberdayaan kelompok, pengmhm modal dan tedebih lagi dengaa iwitalisasi
penyuluhan )mg berhubungan nyata @<0,05) dengan tamf !teeratan h- yang
d u p - Iklim Kornnnikasi
Iklim komunikasi memiWri hub- yang tidak nyata @>0,05) negatif
dengm semua aspek ksbijakan pmgmn petemakgn sapi perab pemerinfah daerah.
Iklm komlmikasi rang semakin positif maka semakin mempezbrmk perspsi
pengurus koperasi kebijakan pm P- perah p e m w
daerah. Keentan hub- yang terjadi antara iklim komunikasi perspsi
kebijakan program penpatm modal tergolong lemah, lebih tinggi
dibandingkan d e w persepsi kebijakan program h y a yang hanya memiliki
keaabm hubmgm yang sangat l e d
P e m b i kelompok yang hanya terpusat pada sebagian kecil kelompok saja
membuai khjangan sosial di antara kelompok petemak. Selain itu ada anggapa
bah-'ii jika bmtmnkotuan diversifikasi prod& dapat dismahkan pengelolarmnya
pada KPSBU maka tidak menuhrp kemlmgkinan bagi KPSBU untuk meningkatlian
danmemperluaspemasaranproduk-produkslhuseLainkeprtdaIPSsehinggadapat
mampu 1 6 i cepai rnenjadi koperasi yang mandiri d m mampu menantah
pendapatao bagi pengadaan dana mtuk opermional, pelayanim dan SHU (Sisa Hasid
Usaha) yang akan terasakan secara bersama-sama oleb semua petemak anggota
WBU:
Pemerintah daerah berg& berdasarkan pemih tahwa "Keberhasilan
pembanpunan petemakan dan perikanan dengan pend-- agribsnis akan smga
ditentukan oleh sumberdaya manusia baik yang bemda'pada agniislis hulu,
budidaya, agn'bi hilir dan yang ada pada jasa penmjang, dengan perkatsrm Lain
sellrmh SDM yang berada pada suaru a g r i b i komoditasn sehingga yang menjadi
sasaran penyuluhan adalah hgsmg tehadq~ individu pelaku agiibislis komoditas
yang pada kans ini rtdalah petanak sapi perah. Keadaan ini sedikit
dengan tujuan kcperasi yang selalu menjmjung k e h s m a m untuk maju, sedangkan
pen)duh lapangan pemerintah daerah berg& agar terciplanya individu petemak
yang mampu berdiri secara mandiri.
Selain halhal tawbut, ha1 yang mmgpnggu bagi kmya=an dm pcngunrs
KF'SBU di antar;mya adalah kurangnya koordinasi pemerbIab dscsah kctika akan
memberikan bantuan hgsmg kepada petemak di wilayah tnaha KPSBU baik
ben4raprralstanataupunsapibagulirsehinggatgkadangpan~-
m j a d i tidak sesuai dengan kehukin, tidak maata a l a q m menjadi tidak terpakai
Pemberian kdum kepada koperasi berupa Cooling Unit menjadi tidak
teapkai karena sulit lmtuk dibasihksn sedangkan - hanrs tetap dipatah;mkan suhu Lingkunganoya agar dapat -1 pmtumbuhan dan total kuman
KESIMPULAN DAN SARAN
Keshpnlan
Kesimpulan ylmg dapat d i i b i l dmi basil penelidan ini antanl Lain:
1 . Kamkreristik pctcmak umlrmnya adalah mudq pendidikm rrndah, pengalaman
betaMk sedikit, kekormopolitan tin&, tidak mengerahui kebijakm program
petaMkan sapi paah, tidak manpunyai pek- samp- kepemilikan
tcmak sedikit dan wdang, pcndapatan Rndab dm program KPSBU telab cukup
baik d i e petumk . . Karaktenmk p~lgunn KPSBU umumnya tm, bapendidikm SMAlsedemjat.
Patgalaman bekeaja di KPSBU banyak, keitosmopolitan rrndah, mmgetahui
kebijakan pmgram p a d sapi paah, pdr* =pingan paanak,
pardapaum nndah. Mi orgrmisasi dan iklim komunikasi KPSBU dirasalcrm
cularpbaik.
2. Persepsi paanak dan p e o & u ~ ~ KPSBU tentang kebijakan progwn petcmakan
sapi paah adalah kurang baik.
3. Hubungm nyata diha t pada hubungan anma urn& pctcmak dan pengalaman
betaMk dengan pusepsi kebijakan p~ogwn revitahi penyuhbn,
kekmopolitan dengan pusepsi kebijakan pmgram panberda).san kelompok
dan pmgram KPSBU dengan perwpsi kebijakan m. pengrmbrmgan
F I I dan pcrjepsi kebijakxn progwn rcvitalisasi penyuluhan. &rhubtmgHn
sangas nyata antara program KPSBU dengan persepsi kebijakxn program
p u b a i i in- dan panberdayaan kelompok.
&Jim organisasi KPSBU Mubungan nyata dengan pvsepsi kebijakan p m
rcvitalisasi penyui-~han pdcmakan sapi paah p a n a i n ~ dstrah
sanm
Bcrdararkan hasil pcmbahaslm dm kesimpulan )ang telah dikemukalrao di
atatadapatbeberapasarandanmasukanyang~ya~mbantuyaitu:
1 . K ~ d a n k e l m ~ i n f o r m a s i s n t a r p c n g u r u s d m ~ m n a g m
bisa lebih ditin- agm Wim kmunikasi dan organisan' hrtcmal F&Bu
bisa lebi tms.
2. Pemerintah dacrah bendalmya lebih germs lagi ddam mempromosikan
kebijakfm program paanalran sapi perahnya secsm langsung dan dctail agm
petanak dapat letih matgvlal implemermsi @.ri visi dm misi kpum&ab
daaah.
3. Pernuintab daaah ltmdaknja lebih &yak lagi mcmbaikan bantlran dalam
panarawr pmduk susu mandiri yang d i h a s i oleb para paanak KPSBU.
4. ~emaintah d d bmdaknya lebii mcmpcrhatiban ~sg i ddai~dctsil ymg
lebii bijaksana mmyangicut kcbuluhm sasmn kebijakm dmi segi panbaian
banbran alat dan modal baik y m g dipmmhhn bagi paanak a @ q m kcpacia
KPSBU, agar manfaat dmi kebijakan dm program percmakan sapi perah
tastbut dapat lebih secara merata old? petpoak sapi perah di
wilayah usaha KPSBU Lanbang.
5. Panerintab daenh lebih manpahatikan lagi koadisi khwlls )ang tajadi di
lapangan dmgan peningkatan kejasama dan k d i dcngan m k h l d e r
ataupun wadah ) m g m m g i pdtmak sapi paah yairu KPSBU.
UCMAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis panjatkan k e h a d i Allah S W atas m u a kasih sayang
yang tclah diberikan. Pada kcsmpatzn inii pcnulis mrngucapkan terimakasih
sebcsar-ksam)a k@
I . Papap dan mamah yang hingga akhir selalu menanmi dan mcngajari m g
kehidupan, keikhlasan dan kesabaran, " aku ada kiuma Mian ads". A Sonson,
Teh Aceu, A Cheppy, Mamah Eui i &g Uus dan keluarga terimakasih atas
kesabarannya menjaga dmgm semua do'a dan nasihat serta besamya limpahan
k s i h sayang kalian.
2. Bapak Dr.1r.H Amiruddin Saleb MS sebagai p a n b i i b i akademik W i g u s
panbimbing dcripsi atas mihat, biibiogm wlarna menjadi mahasisam di
Fakultas Paemakan dan kesanpatm pengalamaa mmjadi asisten.
3. &q& lyep Komala Spt dan Dr. Bagus Priyo Pur;vanto sebagai paabiibing
anggota skripsi atas w a n dan nasihat y-mg dibcrikan wlama payusaman
pmp0sal dan skripsi.
4. Bapak Lr. Strtisna Riyanto MS s&@ dcsen penguji atas masukan dan
pada saat seminar.
5. Bapak Ir. Hadiyant MSsebagai panitiaseminaratasbantuandan rnasukannya.
6. Seluruh pengurus. karyauan dan Koordinator Wila)'ah KPSBU Lanbang alas
bantuan dan keramahan saal penulis brrada di lapangan.
7. Sahabat-sahabatkw: Ajeng, Ita, Eghoy, Carnay, Communication' s Squed ( lta,
Ephoy, Camay, PhuZ, DangduT, Delni Devii Ei, Raty, B m w , Zm, Anas,
Fiban, lwan Mahmud), B h i r ' s Squad, Ucpaz's Squad, WL'm ( Aniz,
Nwnk, h o t , A y q Yeni, Delvi), SEIP 39,40 (Ruslan, a' Dodi teh ha), Aulia
Cmv aias saiap petuk hangal, gel& ta- pmahabatan dan kcbmamaan >ang
tidak bisa diukur dengan apapun.
8. Teman-uman HMI Secabang Bogor dan Komisariat Fakultas PdaMkaq
terimakasih atas penpalaman b e r h g a dan kcbcrsamaannya - - 9. Rekan scperjuanganku: A n 4 Ayu, Mira, Yeni A l f i p . h ~ N h , OkJa, M p i ~
NyuZn, Riva Ita, Yongki atas kcbmamaan dan kenan&& indzh di Lanbang.
Bopr,;Apnl2008
Penulis
DABTAR PUSTAKA
A W m a d , S.1993. qHubungan karakteristik paani kerjasamh dengan pesepsi dan tin* ptisipasi mereka dalarn penelitian sisem usaha h i di Kal' trnamm Selatann Tesis. Program Pascasajma. W t u i Pertanian Bogor. Bogor.
Adil, M. 2001.Tengdahw1, sikap dan peril* k e l m p mhadsp GAKI dm program param beryodium di daerah endemik GAM." Skripsi. Fakulms Penmian Iostmn Pertanian Bogor. Bogor.
Akoso, B.T. 1996. &haran &pi PPmrduan bogi Pehrgas Tehir. MhhmMnh P&uh aim Petenmk ~knisius. Yogyakarta
Budi, T.P. 2006. S P S 13.0 ~emprn,:. rise^ Wirtik P m t i k P&it Andi, yogyakarta
C e n m 2005. "Diaft rencana induk Ruslas pengembangan sapi perah behasis sunherdaya low." Makalah. lnamd Permian Bogor. Bogor.
D i i Kabup~ten Bandung. 2007. Database Populasi Temak !&pi Paah KecamatHn Lanbang. Dinas Petemakan dan Peaikanan kabuparen Bandung. Badmg
Dwidjowijoto, RN. 2007. Analiric K e b i j h . Elex Media ~ o m ~ u t i n d o Kelompok Griunedia. Jakana
Firdaus, M., dan A.E Susanto. 2004. PrrLopernrian Sejmnh. Teon dm, Pruktek Indonesia Bogor.
Gapmmi. 2007. "RI Defisit Satu Mliar Liter Susun. HapJl www.eairacom [I7 Jlmi 2007]
Hasibuan, M S.P, 2001. Munajemen : h, Pengertian dm Mmoloh. Edii Revisi Cctakan kesatu. Bumi Aksam Jakarta.
. . Hermawanto, ' V R 1993. "Hubungan karaktensbk petani yang menanam M i
unggul lokal dan pessepsi rnereka tentrmg &etas tnsebut di Desa Gledek Kab~rpaten Klaten Jawa Teagah dan di Desa Jambudipa Kabupatm Cianjur Jawa Barat" Tesis. Program Pasca Sajana lnamn Pertanian Bogor. Bogor.
H a y , P d m K- ~limchard'2005. w e m e n PeriIobr Organistxi. (Agus Dhsrma, penejemah). ErLangga Jakarta
Wir. M. 2005. "Efekiivitas penfluban paemakan sapi potong rakyat di Kccamatan Padang Bolak, Kabupaten Tapanuli Seltmnn Skripsi. Depiutanen Sosial Ekonomi lndustri Petanakan. Fakultas Petemakan. lNtmd Pertanian Bogor. Bogor. I
KPSBU. 2006. Lapom Rapat Anggota Tahunan Tahun Buku 2006. Koperasi Petanakan Sapi Bandung U n ~ a Bandung.
Lionberger, H.F. 1960. A&iphn of New I h and Pmrtice. Thz Iowa State University Resr Iowa.
Muhada, A.S. 2007. "KPSBU Lernbang Menjaga Layanan &@gotan HapJl www.bimirco.id. [20 Februmi 2008)
Muhammad, A. 2004. K o m i k a s i Orgmiwsi. Bumi Aksam Jakarta
Mulyana, 9.2001. llmu-llrnu Kormmikari. Edisi Revisi. Remaja Kosdakmya Bandung.
Nasution, M.N. 2004. Manajemen Mum Te+ floral Quoliry Mmugemenr). Ed Rev. Ghalia Indonesia Jakarta
Nurfaiq, H. 2006. "Perwpsi pezernak sapi potong kganan tahadap inovasi h o l o g i mesin silase onggok tapioka inovasi jmda kelompok pdanak sapi potong
. kereman Mxgo Lestari di Desa Sidomulai Kec-amgnm Mxrgoyoso Kabupaten Pati)." Skripsi. Fakultas Pdanakan. Lnstitut Pertanian Bogor. Bogor.
Pambudy, R. 1995. "Pasepsi mqadcs3 terhadq peagembangan koperasi." Makalah. Pusat Studi Pembangunan. Lnaitut Pertanian Bogor. Bogor.
Rakhmat, J. 2004. Psikologi K o m h i . Edisi Revisi. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Reksowardoyo. 1983. "Hubungan beberapa karalderistik warga masyarakat Desa Sarampad, Kabupam Cianjur dan persepsi rnereka tentang temak kelinci." Karya Ilmiah. Fakulras Petemakan. Inaim Pertanian Bogor. Bogor.
Robbins, S.P. 2002. Pr inrpPr imp Perilaku Orguniwsi @. Sarcika dan Halida, penejemah). Erlangpa Jakarta
Rogers, E.M. 2003. D@tsion of Innovations. Edition 9. The Free Res:. New York
Rusdi, H. dan M. Suratman. 2002.20 Pokok Pemikinm t e m g Pembc.tgrmrm Koperasi. lnsfihn Manajemm Koperasi Indonesia Bandung.
Sanvono, J. 2006. Pandumr Cepru dan Mudoh S P S Versi 14. Andi Ofisei Y-
Singarimbun, M, dan S. Effendi. 2006. M e r d Penelirian S w w i . LP3ES. Jakarta
Sitepu, P. dan N. Ginting. 1989. Teknik Betemak Sqpi Pemh di Indonesia R&m Anda Setiawan. Jakarta
Sitio, A, dan H. ~ & b a 2001. Koe: Teori dan P m b i k Erlangga Jakarta
Soekartawi. 1988. Primip Dnrm Komunihsi Pertmrimr. Universitas Indonesia Jakarta
Stanton. J. 1993. Primip Pemnrman Edisi kmjuh Edanga Jakarta
Sudono, A, F.Rosdiana dan B.S. !5&1wan. 2005. Be& &pi Perah Sewm h!emiJ Cetakan k d g a AgroMedia Pustaka J-
Sutima, 1999. Peri lah Konsumen dmr K o m i k a r i Pemaurmn demaja Rosdakarya. Bandung.
Suwartika, R 2003. "Sbuhr modal usaha dan hmgsi modal sosial dalam mategi batahan hidup pekaja mi- di &tor informal midi kasus Keamatan Pelabuhan Ratu dan Kaamatan Cisaaf hhpabm'~ukabumi Ropinsi Jawa Barat" Skripsi. Depananen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertmian. Fakuhas . Pertmian. ins ti^ Pertanian Bogor. Bogor.
Swastika, D.S,N.L, Sadikin dan T. B a d , 2001. "Krisis Ekowmi dan Petmmkan Sapi Perah." Artikel. Buletin A g r o m i volume satu nomor satu.
W m i a Foundation 2007. " Kebijakan publik" HttpJl wwwwww.wikipediaorg&l5 Juni 2007].
&dampingan kasus pelaksan- pro&k pembina& p&gkatan pendspatan ~etanhelavan kecil di Kecamaran Kemane dan K-- C i 'Bogor." ~kpsi. Departemen llmu-ilmu-~osd Ekonomi ~ & i & . ~&ulas pestmian. Fakultas Pertimian Instiart Pertmian Bogor. Bogor.
Y d j a , Y. 2005. "Kebijakan Ekonomi lndumi Agribimis Sapi Paah lndones&" Artikel. Analisis Kebijakan Pertanian volume tiga nomor tiga
Zahid, A. 1997. "Hubungan kara)deriaik peiemak sapi paah dcngan sikap dan pailaku akmd dalm pengelolaan limbah peiemakan ( d i krmn pada empat kelompok petemsk sapi paah anggota kocoperasi produksi susu-Bogor)." Tesis. Program Pascasajana lnstitut Per& Bogor. Bogor.
Lmplran 2. Has11 pengujinn korclnsional rank Spetvman
Lampir;m 3. Hasil pengrjian korrlasional chi square pendidikan perbaikan infmstd&r
ckstab
Count
a 3 cells (33.3%) have expe&d carnt ten than 5. m e rrdrdrmrmmcarntis.32.
v* a. ~~~ CadingencrCOemkld .I15 . .591 N of Vafid Cases 209
+- Sig value df @-sided)
pear son^ I 2399.1 4 1 663
pendidikan *.penguatan modal
+. Sig value df @-sided)
-ctrisguare I 1.574. ( 4 ( .813
Pea7smaSquare L h 6 l x m d W Lkbear-byLka
N of VaM Cases . -
value .414*
.726
.026
209
rIr 6 6
1
As).nrp. %- (2-sided) .O .994
371
pengetsbnan kebijakan program* perbaikan infrastrnktnr
lid* set+ W =WJ Total
Pensetataan Tdlt meqaani 5 122 44 171
1 17 8 26
pw==" 0 7 6 13 Total I 6 146 58 21 0
NofVafdCases I 210 I I a. 4 (44.4%) have expeded mmt len than 5. The
nihimm e4ECted mmt is .37.
pcngctahnan kebijakan p-m pembcrdayaan kdompok
crasstab
Caml
WreWood Ratio 1 1976 1 4 1 .a 1
- Tdk mmg&hui
k m Pgpran
Total
pengetahrun kebijakan program ' pengnatan modal
Crarstab
Caml
Total 171
26 13 210
pemberdaram- li6P;sehlPl
5 2
0 7
Total 171 26
13 210
- T& - Pcgp-sm
Total
iawiwu . 155
22
13
190
psneuatanh
sehlPl I I 2
0 13
sea@ " 28 1
3 32
24 0 0 24
ragwagu 119 25
10
154
- . - I vahp I dl Cz-saea) PePson- 1 10.553.1 - 4 1 .032
pengetahtian kebijakan program mitalisasi pen^^
cmsslab
c€unl
Ncdnalby- c m h g e n q m NofVafidCases
vahp 219 210
Pensetahuan Tdk mengetahui
keb@= prqlrrm,
Total
NofVafdCases I 210 I I a. 6 ceOs (50.0%) have camt Less lhwl 5. The
rrinhmlexpededcamtis.06.
APp0;L Sig.- .032
ChiSqtare Terts
Total 171
26 13 210
- perr-
Pearsonchsqmre IiwihCdRatio
--
*selu#l 1
0
0 1
df 6
6
Vahp 2.645.
3.044
hnid~Naninal'3rdm=YCoeffnent NofVaCases
P q n p : Sig. (2-
.a52
.8M
mgliagu 78 9
4
91
a. w arrurrmg the-mdl hypotheds.
vahp .I12 210
Appror Sj. .852
-
selu#l 91 17 9
117
W s e b j U 1
0 0 1
a 6 ceILs (50.096) have eip&d mmt le+s than 5. The ~ ~ m m t i s . 0 6 .
Chi-Square Tests
Peanon- LiKeQmdRatio Iil-eS-
NofVasdCases
as&(41.nb)haveexpdedmmtle+sthan5.The lnilkmm expeded mmt is .43.
dl 6 6
1
value 13.274' 18.770
.576
210
m. Sig. (2-sided)
.039
.005
.448
cw-sqmm less
-
~ B t p e c t e d o 3 m i i t . Y ) .
Asymp. Sig- e-sibed)
.544 288
.802
df 6 6
A 1
F'esnonChGSq~m LbreWoodRatio Linear-
N of Valid Cases
-
Value 4.995. 7.373
.063
210
pdcc j a m sampingan ' pengoatan modal
Cmsstab
. . peke rjaan sampingan ' rmtalmsi penyuluhan
Crontab
-- a 8 cells (~1.096) have mmt k than 5. ihe
value
peke jaan sampingan ' pengembangan pemasaran
Crcmtah
pear son^ 1 3 . W I 9 1 .913 df
NUnidbyMorninal -CoeRident N of v&! Cases
WWJ. %. (2-
thadhypothesir
b . U s b r g t h e ~ ~ e m r ~ t h a d h y p o t h e s i r
value .I36 210
s9 - .913