dan berfikir sistem -...

37
SISTEM: Teori, Pengertian dan Berfikir Sistem Aplikasi dalam Bidang Kesehatan Ade Heryana, SST, MKM UNIVERSITAS ESA UNGGUL PRODI KESMAS Jl. Arjuna Utara No.9 Jakarta Barat

Upload: others

Post on 23-Oct-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • SISTEM:

    Teori, Pengertian dan Berfikir Sistem Aplikasi dalam Bidang Kesehatan

    Ade Heryana, SST, MKM UNIVERSITAS ESA UNGGUL PRODI KESMAS Jl. Arjuna Utara No.9 Jakarta Barat

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    1

    PENGERTIAN SISTEM DAN TEORI SISTEM

    (Pendekatan pada bidang kesehatan)

    Ade Heryana, SST, MKM

    email: [email protected]

    Dosen Prodi Kesmas FIKES Universitas Esa Unggul

    PENDAHULUAN

    Pertengahan September 2017, dunia kesehatan di Indonesia dihebohkan dengan berita

    mengenai peredaran obat PCC (Paracetamol, Caffein, Carisoprodol) secara ilegal serta

    dikonsumsi secara bebas oleh remaja di kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Ternyata peredaran

    obat PCC sudah menjalar ke berbagai kota. Seorang pengamat melihat bahwa peredaran obat

    PCC terjadi secara sistemik, hal ini dilihat dari besarnya jumlah obat PCC yang beredar,

    besarnya nilai transaksi yang konon mencapai puluhan milyar per bulan, serta sasarannya

    kepada para remaja. Untuk itu diusulkan agar pemerintah melakukan pendekatan secara sistem,

    bukan secara parsial. Penyelesaian secara parsial ibarat petugas pemadam yang bolak-balik

    mengatasi kobaran api, tanpa menyelesaikan akar masalahnya. Salah satu pendekatan sistem

    adalah memberikan edukasi tentang penggunaan obat kepada masyarakat.

    Kondisi di atas memberi pemahaman kepada kita bahwa permasalahan yang sudah

    terjadi secara sistemik, maka penyelesaian terbaik dilakukan dengan pendekatan sistem. Sistem

    Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dengan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah

    solusi sistematis yang diperkuat dengan Undang-undang No.40 tahun 2004 untuk mencapai

    Universal Health Coverage (UHC) tahun 2019, karena akses terhadap pelayanan kesehatan

    bukan hanya masalah sehat atau sakit tetapi menyangkut masalah ekonomi, sosial, budaya, dan

    sebagainya. Demikian pula program Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) yang

    dilakukan oleh lintas kementerian merupakan pendekatan sistemik untuk mencapai derajat

    kesehatan masyarakat.

    Kehidupan manusia (dan kita tentunya) terhubung sepenuhnya dengan sistem, baik

    sistem manusia maupun sistem yang dibuat oleh manusia. Saat Anda keluar rumah menuju

    kampus dengan memesan ojek online, maka Anda terhubung sistem aplikasi ojek online. Saat

    Anda dibonceng ojek online, Anda tergabung dalam sistem lalu lintas darat di kota Anda. Saat

    Anda memasuki gedung kampus, Anda tergabung dalam sistem yang ada di gedung tersebut

    seperti listrik, pendingin udara, dan sebagainya. Saat Anda naik ke lantai 8 gedung, Anda

    menggunakan sistem lift gedung. Saat Anda masuk kelas untuk belajar, Anda tergabung dengan

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    2

    sistem akademik kampus. Bahkan Anda akan tergabung dengan sistem manusia yang terdiri

    dari seorang teman, atau sekelompok teman, atau satu kelas mahasiswa.

    Begitu pentingnya sistem dalam kehidupan manusia menyebabkan setiap orang

    sebaiknya memahami apa itu sistem. Bahkan secara lebih jauh, bisa menerapkan pemikiran

    secara menyeluruh dan sistemik yang disebut dengan Berfikir Sistem (system thinking).

    DEFINISI SISTEM

    Para ahli, pemikir, dan praktisi di bidang sistem telah membuat berbagai definisi

    tentang sistem.

    Menurut Ludwig von Bertalanfy, penggagas General System Theory, menyatakan

    “system is an entity that maintains its existence through the mutual interaction of its parts to

    achieve”. Secara bebas dapat diartikan sistem adalah suatu entitas yang berusaha menjaga

    keberadaannya dengan melakukan hubungan yang menguntungkan dengan elemen-elemennya

    untuk mencapai tujuan. Bertalanfy mendefinisikan sistem dengan berfokus pada entitas, yaitu

    suatu obyek atau benda (hidup atau mati), eksistensi, dan tujuan. Sistem pelayanan kesehatan

    di klinik berusaha mencapai tujuan yaitu mencapai efisiensi yang optimal dengan melakukan

    koordinasi antar bagian dari pelayanan di klinik seperti poli dokter umum, radiologi,

    laboratorium klinik, keuangan, administrasi, dan pemasaran (Battle-Fisher, 2015).

    Definisi sistem menurut World Health Organization (WHO) menekankan pada suatu

    pendekatan dalam memecahkan masalah. Dalam laporan tentang aplikasi Berfikir Sistem

    dalam sistem kesehatan, WHO (2009) mendefinisikan sistem sebagai berikut: “an approach

    to problem solving that views "problems" as part of a wider, dynamic system”. Terjemahan

    secara bebas definisi tersebut adalah sistem merupakan suatu pendekatan untuk memecahkan

    masalah dengan “masalah” sebagai bagian dari masalah yang lebih luas yang besifat dinamis.

    Misalnya masalah kepatuhan ibu hamil dalam menjalankan pemeriksaan kehamilan (Ante

    Natal Care/ANC) merupakan bagian dari masalah sosial dan budaya yang ada di keluarga dan

    wilayahnya. Artinya masalah kepatuhan itu bukan hanya dilekatkan pada si ibu hamil sendiri.

    Penyebaran penyakit leptospirosa merupakan masalah yang diturunkan dari masalah

    lingkungan dan ekologis yang lebih luas seperti kebiasaan buang sampah, banjir, lingkungan

    kumuh dan sebagainya.

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    3

    KAPAN SISTEM MUNCUL?

    Bayangkan lingkungan Rumah Tangga (RT) tempat Anda dilahirkan. Coba Anda

    bandingkan keadaannya dengan keadaan saat ini. Jumlah penduduk semakin bertambah karena

    kelahiran dan adanya pendatang. Jumlah rumah makin bertambah, sehingga makin sempitnya

    ruang publik. Lapangan sepakbola yang luas berubah menjadi lapangan futsal yang lebih

    sempit. Kondisi ini menimbulkan berbagai masalah seperti kejahatan. Akhirnya diterapkan

    Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) di kampung-kampung untuk mencegah kejahatan.

    Pertambahan penduduk berpengaruh kepada sistem transportasi. Warga membutuhkan

    transportasi yang cepat, murah, dan dengan pelayanan yang baik. Maka muncullah sistem

    aplikasi ojek online yang dilengkapi dengan pemesanan makanan, pengiriman barang, bahkan

    jasa pijat secara online. Termasuk juga upaya mengintegrasikan sistem transportasi antar kota,

    seperti yang dilakukan oleh pemerintah kota DKI Jakarta dengan wilayah Bekasi, Bogor,

    Depok, dan Tangerang menggunakan TransJ.

    Pelayanan di Puskesmas sejak adanya Jaminan Kesehatan Nasional semakin ramai.

    Warga yang tadinya jarang ke pelayanan kesehatan, semakin dimudahkan untuk berobat

    dengan adanya BPJS Kesehatan. Kondisi ini menimbulkan antrian pasien yang panjang, dan

    akhirnya dibuat sistem aplikasi pendafatran pasien BPJS Kesehatan (disebut P-Care) untuk

    mengatasi masalah ini.

    Dari uraian di atas, sebuah sistem lahir atau timbul karena adanya kompleksitas

    masalah. Seperti divisualisasikan oleh Hester & Kevin (2014) sebagai berikut:

    Gambar 1. Kompleksitas Masalah diatasi dengan Berfikir Sistem

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    4

    Gerald Weinberg dalam bukunya yang berjudul An introduction to General System

    Thinking (1975) membagi sistem dalam tiga kategori yaitu 1) Organized simplicity; 2)

    Unorganized complexity; dan 3) Organized complexity. Ketiga kategori sistem tersebut

    disajikan pada gambar 2 berikut ini (Leveson, 2011). Menurut Weinberg, sebuah sistem

    memiliki dua karakteristik yang berbeda yakni degree of randomness dan degree of complexity.

    Degree of randomness menggambarkan tingkat keragaman masalah yang ada dalam sistem

    yang sifatnya dapat dikendalikan oleh sistem dengan melakukan pembatasan. Degree of

    complexity menggambarkan tingkat kerumitan masalah dalam sistem yang sifatnya sulit

    dikendalikan.

    Gambar 2. Tiga Kategori Sistem menurut Weinberg (1975)

    1. Organized simplicity

    Kondisi sistem yang organized simplicity memiliki tingkat keragaman masalah dan

    kerumitan masalah yang rendah. Permasalahan pada kondisi ini tidak rumit dan dapat

    diatasi dengan pendekatan reduksionis yaitu memilah-milah masalah besar menjadi

    masalah yang lebih kecil. Misalnya pada pelayanan pendaftaran pasien di klinik ada

    masalah dengan komputer yang tidak menyala. Masalah ini dapat diatasi dengan

    menyerahkan komputer ke bagian pemeliharaan untuk diperbaiki.

    2. Unorganized complexity

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    5

    Pada kondisi ini, tingkat kompleksitas masalah sedang, namun keragamannya

    sudah tinggi sehingga timbul kompleksitas yang belum terorganisasi dengan baik.

    Misalnya unit pelayanan pasien rawat jalan di rumah sakit yang kunjungan pasiennya

    semakin meningkat (degree of randomness tinggi) tetapi masih dapat dikendalikan oleh

    bagian pelayanan (degree of complexity rendah-sedang). Untuk memecahkan masalah

    kunjungan pasien yang tinggi ini, sistem dapat memanfaatkan analisis statistik, misalnya

    dengan menggunakan aplikasi sistem informasi untuk mengendalikan pasien yang

    berkunjung.

    3. Organized complexity

    Pada kondisi ini, tingkat keragaman masalah tidak begitu tinggi, namun

    kompleksitasnya sangat tinggi dan sulit dikendalikan oleh sistem. Misalnya pada unit

    pelayanan pasien rawat jalan di rumah sakit dengan kunjungan pasien yang dapat

    dikendalikan namun terdapat kompleksitas masalah yang sulit dikontrol (seperti masalah

    absensi petugas kesehatan karena sistem remunerasi/gaji yang buruk, terdapat lonjakan

    jumlah pasien karena adanya bencana alam, dan sebagainya. Menurut Weinberg, kondisi

    ini hanya dapat diatasi dengan pendekatan sistem.

    JENIS SISTEM

    Hampir setiap waktu kita mendengarkan dan bahkan mengucapkan kata sistem. Bahkan

    sering seseorang menyalahkan “sistem” jika mengalami satu kejadian atau mendapatkan satu

    kegagalan. Seperti peredaran obat ilegal PCC di atas, hampir berbagai pihak menyalahkan

    sistem distribusi obat.

    Terdapat dua jenis sistem yang ada di dunia ini yaitu sistem manusia (man system) dan

    sistem buatan manusia (man-made system). Sistem manusia terdiri dari subsistem-subsistem

    yang membetuk manusia dan menyebabkan manusia dapat berinteraksi dengan sistem manusia

    lainnya. Subsistem tersebut antara lain sistem pernafasan, sistem pencernaan, sistem syaraf,

    sistem peredaran darah, sistem reproduksi, sistem hormonal, dan sebagainya. Manusia dalam

    kehidupannya dapat menciptakan sistem yang dibentuk untuk membantu menyelesaikan

    berbagai permasalahan. Sistem informasi dibuat manusia untuk mengolah berbagai data

    sehingga menghasilkan informasi untuk pengambilan keputusan. Sistem kesehatan diciptakan

    untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan pada masyarakat seperti akses pelayanan

    kesehatan, pembiayaan kesehatan, dan sebagainya.

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    6

    Sistem juga terbagi atas sistem yang terbuka (open system) dan sistem yang tertutup

    (closed system). Sistem tertutup ditandai dengan tidak adanya interaksi elemen-elemen sistem

    dengan lingkungan luar. Hampir seluruh sistem buatan manusia dapat bersifat tertutup,

    tergantung pada desain yang ditentukan oleh pembuatnya. Sistem akuntansi pada sebuah

    perusahaan karena mengandung data keuangan yang sangat rahasia, dapat dibuat tertutup dari

    lingkungan luar. Sementara sistem manusia yaitu manusia itu sendiri merupakan sistem yang

    terbuka dan dipengaruhi oleh lingkungan. Ungkapan manusia adalah makhluk sosial

    menguatkan pernyataan bahwa manusia adalah sistem yang terbuka. Secara grafis sistem

    tertutup dan terbuka disajikan pada gambar 2 berikut.

    Gambar 2. Sistem Tertutup (kiri) dan Sistem Terbuka (kanan)

    Dari gambar 2 terlihat bahwa sistem tertutup “menolak” informasi atau umpan balik

    dari lingkungan, sedangkan sistem terbuka selalu menerima informasi dan umpan balik dari

    lingkungan. Sifat ketertutupan dan keterbukaan sistem mempengaruhi karakteristik sistem

    yang akan dibahas secara lengkap pada sub topik berikutnya.

    TEORI SISTEM

    Setiap orang memiliki sudut pandan yang berbeda-beda tentang sistem. Misalnya pada

    sistem pelayanan kesehatan, bagi mereka yang aktif dalam membela hak-hak anak memandang

    sistem tersebut harus ramah terhadap anak. Bagi orang-orang yang berfokus pada kesehatan

    lansia, mengharapkan sistem pelayanan kesehatan harus mengutamakan lansia. Persepsi si A

    tentang perilaku si B, akan berbeda dengan persepsi si C tentang perilaku si B.

    Teori sistem lahir karena gagalnya pendekatan reduksionis dalam mengatasi

    permasalahan-permasalahan yang semakin kompleks. Pendekatan reduksionis adalah cara

    untuk mengatasi masalah dengan membagi-bagi permasalahan tersebut menjadi elemen-

    Input

    Proses

    Output

    Input

    Proses

    Output

    Lingkungan Lingkungan

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    7

    elemen yang lebih kecil tanpa adanya hubungan di antara berbagai elemen tersebut. Pendekatan

    ini mirip dengan pendekatan mekanis. Teori sistem telah ada sejak tahun 1930-1940an dan

    melihat permasalahan tidak secara mekanis dan terpecah-pecah, melainkan memandangnya

    sebagai satu kesatuan yang utuh. Tokoh teori sistem yang berpengaruh antata lain Norbert

    Wiener yang menggagas aplikasi sistem pada teknik Komunikasi dan Kontrol (Sibernetika),

    dan Ludwig von Bertalanffy yang mengaplikasikan sistem pada ilmu biologi dan melahirkan

    General System Theory (Leveson, 2011).

    Hester & Kevin (2014) dalam bukunya yang berjudul Systemic Thinking: Fundamentals

    for Understanding Problem and Mess mendefinisikan teori sistem sebagai berikut: “a unified

    group of specific propositions which are brought together to aid in understanding systems,

    thereby invoking improved explanatory power and interpretation with major implications for

    systems practitioners” atau terjemahan secara bebas Teori Sistem adalah sekumpulan

    pernyataan yang berfungsi membantu pemahaman tentang “Sistem”, sehingga dapat

    meningkatkan penjelasan dan pemahaman bagi praktisi di bidang sistem.

    Lebih lanjut Hester & Kevin (2014) mengelompokkan teori sistem ke dalam 6 (enam)

    jenis yaitu: 1) General system theory (GST); 2) Living system theory; 3) Mathematical models

    theory; 4) Cybernetics; 5) Social system theory; dan 6) Philosophical system theory.

    1. General system theory (GST)

    Teori ini dikembangkan pertama kali oleh Ludwig von Bertalanffy, Kenneth

    Boulding, Anatol Rapport, dan Ralph Gerard. Para penganut teori ini membentuk

    komunitas yang disebut dengan International Society for System Science (ISSS).

    Teori ini pada mulanya digunakan untuk membantu seseorang dalam membuat

    perencanaan dan pengambilan keputusan secara umum. Namun dalam perjalanannya

    konsep GST melenceng dari pemikiran awal, salah satunya digunakan dalam ilmu biologi.

    Ada 7 (tujuh) prinsip yang dianut oleh GST yaitu:

    a. Holism, yaitu pada sistem terdapat suatu sifat ‘keseluruhan’ yang jumlahnya lebih

    besar dari penjumlahan sub-subsistem;

    b. Boundaries, yaitu sistem berupaya membuat aturan untuk membatasi dirinya dengan

    lingkungan;

    c. Hierarchy, yaitu setiap elemen sistem harus ‘patuh’ terhadap peraturan yang dimiliki

    sistem;

    d. Mutuality, yaitu setiap elemen dalam sistem saling tergantung dengan yang lain;

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    8

    e. Equilibrium, yaitu setiap sistem cenderung mencari kondisi keseimbangan (steady

    state) di antara dua kekuatan yang saling berlawanan;

    f. Equifinality, yaitu sistem selalu menggunakan berbagai macam cara/jalan untuk

    mencapai tujuan; dan

    g. Entropy, yaitu sistem yang tidak pernah dikontrol cenderung akan mengalami

    perbaikan yang berulang.

    2. Living system theory

    Kontributor utama teori ini adalah James Grier Miller (1916-2002). Miller

    mendeskripsikan sistem kehidupan dari aspek pengorganisasian, cara kerja,

    perkembangannya, hingga mati, serta menganggap sistem kehidupan sebagai sistem yang

    terbuka (open system) yaitu menerima umpan balik (masukan) dari lingkungan

    Teori ini memberi kontribusi berupa “8 levels of living system” yang membagi

    sistem kehidupan dalam delapan tingkatan yaitu: 1) cell (sel); 2) Organ; 3) Organism

    (organisme); 4) Group (kelompok); 5) Organization; 6) Community (komunitas); 7)

    Society (peradaban); dan 8) Supranational system (sistem supranasional).

    Gambar 4. “8 levels of living system”

    3. Mathematical models theory

    Kontributor utama teori ini adalah Mesarovic, Wymore, dan Klir. Para penggagas

    teori ini menggunakan model-model persamaan matematika yang kaku untuk menjelaskan

    Cell

    Organ

    Organism

    Group

    Organization

    Community

    Society

    Supranational system

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    9

    sebuah sistem, termasuk melibatkan pendekatan aksioma matematika ke dalam teori

    sistem.

    Misalnya untuk menjelaskan kondisi status gizi seseorang apakah termasuk

    obesitas atau tidak, penjelasannya menggunakan rumus Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu

    𝐼𝑀𝑇 = 𝐵𝐵

    (𝑇𝐵)2 dimana BB adalah berat badan dalam kg dan TB adalah tinggi badan dalam

    cm. Seseorang dalam kondisi obesitas jika IMT > 25 kg/cm2. Sehingga rumus matematika

    ini menjelaskan sistem metabolisme gizi dalam tubuh yang direpresentasikan dalam indeks

    massa tubuh sebagai perbandingan antara berat badan terhadap kuadrat tinggi badan.

    4. Cybernetics

    Kontributor utama teori ini adalah Norbert Wiener (1894-1964). Kata

    “cybernetics” sendiri berasal dari bahasa Yunani “kybernetes” yang artinya pilot atau

    pengemudi.

    Teori ini menggunakan konsep regulasi (kebijakan) dan komando (perintah) dalam

    menjelaskan sistem. Regulasi dan komando dipahami penganut teori ini sebagai

    Komunikasi dan Kontrol, yang menghasilkan Umpan Balik (feedback). Kontribusi dari

    teori ini adalah robot yang dijalankan dengan komunikasi (berbentuk bahasa program) dan

    kontrol (berupa panel-panel pengontrol gerak).

    Teori ini kemudian dikembangkan oleh Ashby (seorang dokter) dalam menjelaskan

    sistem tubuh manusia, dan Jay Forrester (dari MIT) dalam mengembangkan dinamika

    sistem (system dynamics) untuk menjelaskan sistem yang sangat kompleks.

    Pengontrolan kedisiplinan lalu lintas menggunakan CCTV pada lampu merah di

    beberapa kota di Indonesia akhir-akhir ini merupakan salah satu bentuk sibernetik. Pada

    sistem ini ada Kontrol (berupa layar pengendali di ruang kontrol) dan Komunikasi

    (penyampaian informasi oleh operator mengenai pelanggaran lalu lintas oleh pengemudi).

    5. Social system theory

    Kontributor utama teori ini adalah Talcott Parsons (1902-1979), dan Niklas

    Luhmann (1927-1988). Kedua penggagas teori ini menggunakan konsep hubungan antar

    manusia (HAM) untuk membentuk elemen struktural sistem sosial. Kontribusi teori ini

    adalah menghasilkan dasar-dasar untuk menganalisis hubungan manusia dengan

    organisasi berdasarkan sistem (ecological system)

    Namun demikian antara kedua tokoh ini terdapat dua pandangan berbeda, yaitu:

    a. Menurut Talcott, sistem sosial ditentukan kegiatan atau aktivitas manusia; sedangkan

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    10

    b. Menurut Luhman, sistem sosial tidak mungkin hanya terbentuk oleh aktivitas manusia

    namun membutuhkan proses komunikasi

    6. Philosophical system theory

    Kontributor teori ini adalah Ervin Laszlo dan Mario Bunge. Kontribusi kedua tokoh

    ini adalah sebagai berikut:

    a. Kontribusi Ervin Laszlo

    1. Mengembangkan mengembangkan “bahasa” sistem yang memudahkan

    pemahaman antar disiplin ilmu yang terbagi atas “konsep khusus” dan

    “terminologi khusus”

    2. memastikan agar praktisi sistem tidak gagal dalam mengkomunikasikan idenya

    yang disebabkan oleh lemahnya pemahaman akan disiplin ilmu tertentu

    b. Kontribusi Mario Bunge

    1. Memahami bahwa “mekanisme” merupakan bagian dari sistem dan tidak dapat

    dipisahkan (Bunge’s utilization of mechanism)

    2. Mekanisme ini disebut dengan Proses dalam sistem.

    3. Kontribusi pemikiran Bunge menguatkan pemikiran bahwa ‘Sistem’ merupakan

    sesuatu yang unik, dapat berkembang, dan filosofis

    Menurut teori ini suatu ilmu dapat dipelajari, jika memiliki tiga elemen berikut: 1)

    Systems epistemology (Epistemologi); 2) Systems ontology (Ontologi); dan 3) Systems

    axiology (Aksiologi). Epistemiologi merupakan cara sebuah ilmu pengetahuan

    menginterpretasikan suatu realitas pada masyarakat, atau epistemelogi memberikan

    pemetaan terhadap posisi ilmu pengetahuan.Ontologi merupakan elemen-elemen dari ilmu

    pengetahuan yang berisi istilah-istilah (vocabulary) untuk memahaminya. Sedangkan

    Aksiologi menerangkan nilai-nilai dan pilihan-pilihan yang diberikan oleh ilmu

    pengetahuan, atau menerangkan manfaat dari ilmu pengetahuan.

    KARAKTERISTIK SISTEM

    WHO (2009) memaparkan karakteristik dari sistem antara lain: Self-organizing,

    constantly changing, Tighly linked, Governed by feedback, Non-linier, History dependent,

    Counter-intuitive, dan Resistant to change.

    Untuk menjelaskan karakter sistem, Hester & Kevin (2014) menjelaskan berbagai

    aksioma tentang sistem. Aksioma merupakan pernyataan-pernyataan yang telah diterima

    kebenarannya dan tidak dibutuhkan pembuktian. Aksioma tersebut terdiri dari tujuh yaitu:

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    11

    A. Centrality axiom

    Aksioma ini menganggap sistem terdiri dari dua hal yang terpisah yaitu 1)

    emergence & hierarchy; dan 2) communication & control.

    1. Prinsip emergence & hierarchy

    Prinsip emergence menyatakan bahwa seluruh bagian dari sistem pada

    dasarnya merupakan penjumlahan dari subsistem-subsistem yang ada di bawahnya.

    Suatu subsistem memiliki arti bagi sistem jika ikut berkontribusi dalam sistem, bukan

    hanya bagian dari sistem saja. Penerapan prinsip ini telah digunakan pada sistem

    fenomena alam (pola cuaca, bola salju, bukit pasir), hingga masalah-masalah sistem

    sosial (bahasa, sistem lalu lintas, aplikasi/software, dan sebagainya).

    Sistem = subsistem 1 + subsistem 2 + subsistem 3

    Subsistem 3 tidak berarti bagi sistem karena tidak memiliki kontribusi

    Gambar 5. Prinsip Emergence

    Prinsip hierarchy menyatakan bahwa keseluruhan sistem dibentuk dari

    subsistem. Subsistem terbentuk dari sub subsistem, dan seterusnya.

    Gambar 6. Prinsip Hierarchy

    Sistem

    Subsistem 1

    Subsistem 2

    Subsistem 3

    Level 3

    Level 2

    Level 1 Sistem

    Subsistem 1

    Sub subsistem 1.1

    Sub subsistem 1.2

    Subsistem 2

    Sub subsistem 2.1

    An

    alis

    is s

    iste

    m

    Des

    ain

    sis

    tem

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    12

    Berdasarkan prinsip ini maka terdapat dua implikasi:

    a. Dalam merancang suatu sistem, sebaiknya perancangan dimulai dari sistem yang

    tertinggi hirarkinya; dan

    b. Dalam menganalisis sistem, sebaiknya sistem dipecah-pecah menjadi subsistem

    yang kecil, kemudian subsistem tersebut dipahami, dan akhirnya membentuk

    sistem kembali.

    2. Prinsip communication & control

    Prinsip ini menyatakan bahwa Komunikasi dan Kontrol mempengaruhi kinerja

    operasional suatu sistem. Komunikasi berfungsi sarana penyampaian dan pelaporan

    kinerja sistem, sedangkan Kontrol berfungsi untuk menjaga sistem agar tetap

    beradaptasi dengan lingkungan dan tetap dapat beroperasi.

    Sistem pemantauan pelanggaran lalu lintas dengan CCTV merupakan salah

    satu contoh sistem dengan Komunikasi dan Kontrol. Fungsi kontrol dijalankan oleh

    CCTV yang memantau perilaku pengendara agar sistem lalu lintas tetap teratur dan

    tertib. Sedangkan fungsi Komunikasi dijalankan oleh Speaker yang menyampaikan

    informasi agar pengendara mematuhi aturan lalu lintas.

    B. Contextual axiom

    Aksioma ini pada prinsipnya menjelaskan bahwa sistem mendapat informasi dari

    lingkungan dan faktor-faktor di sekelilingnya. Aksioma sentralitas terdiri dari 3 prinsip

    yaitu Holism, Darkness, dan Complementary.

    1. Prinsip Holism

    Prinsip ini menyatakan bahwa untuk memahami suatu sistem maka jangan

    hanya melihat pada fungsi dari bagian-bagiannya saja melainkan pada keseluruhan

    sistem tersebut. Misalnya Anda ditugaskan oleh dosen mempelajari sistem

    pencernaan, maka sebaiknya jangan hanya mempelajari fungsi mulut, tenggorok,

    lambung, dan usus saja. Namun Anda sebaiknya mempelajari hubungan antar organ-

    organ tersebut sehingga terbentuk sistem pencernaan.

    2. Prinsip Darkness

    Prinsip ini menyatakan bahwa tidak ada sistem yang dapat diketahui secara

    keseluruhan (100%) oleh manusia karena adanya keterbatasan daya observasi.

    Misalnya ketika seseorang ditugaskan untuk menginvestigasi sistem pelayanan rawat

    jalan di Rumah Sakit, maka tidak mungkin orang tersebut mampu mengobservasi

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    13

    seluruh sistem. Prinsip ini secara tidak langsung menyatakan bahwa manusia harus

    bekerjasama dalam mempelajari suatu sistem.

    3. Prinsip Complementary

    Prinsip ini menyatakan bahwa setiap orang harus memahami berbagai sudut

    pandang orang lain dalam mempelajari suatu sistem. Misalnya ketika seorang dokter

    akan memahami sistem keselamatan dan kesehatan kerja di suatu perusahaan maka ia

    tidak bisa menggunakan sudut pandang medis saja melainkan harus memahami sudut

    pandang dalam lain dalam penerapan K3.

    C. Goal axiom

    Aksioma ini menyatakan bahwa setiap sistem memiliki perilaku dan menggunakan

    cara-cara tertentu untuk mencapai tujuan spesifik. Sistem pelayanan rawat inap di RS A

    berbeda dengan sistem pelayanan rawat inap di RS B dalam mencapai tujuannya melayani

    pasien dengan baik dan berkualitas.

    Aksioma tujuan (goal axiom) terdiri dari enam prinsip yaitu 1) Equifinality; 2)

    Multifinality; 3) Purposive behavior; 4) Satificing; 5) Finite causality; dan 6) Viability.

    1. Prinsip Equifinality

    Prinsip ini umumnya terjadi pada sistem manusia atau sistem yang terbuka.

    Prinsip equifinality menyatakan sistem akan mencapai tujuan yang sama meskipun

    berasal dari asal (origin) yang berbeda (lihat gambar 7). Misalnya dua orang perawat

    yang bekerja pada satu klinik akan memiliki tujuan yang sama yaitu mendapat

    penghasilan meskipun mereka berasal dari perguruan tinggi yang berbeda.

    Gambar 7. Prinsip Equifinality pada Sistem

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    14

    2. Prinsip Multifinality

    Prinsip ini umumnya terjadi pada sistem buatan manusia atau sistem yang

    tertutup. Prinsip multifinality menyatakan bahwa sistem tertutup (sistem buatan

    manusia) akan mencapai tujuan yang berbeda meskipun berasal dari titik/tempat yang

    sama (lihat gambar 8). Misalnya pada sistem transportasi Bis Antar Kota dengan

    beberapa jalur pelayanan yang memiliki tujuan berbeda-beda meskipun berasal dari

    satu terminal. Lalu pada sistem distribusi makanan di rumah sakit dari satu lokasi yaitu

    instalasi gizi yang disalurkan ke berbagai ruang rawat inap.

    Gambar 8. Prinsip Equifinality dan prinsip Multifinality pada Sistem

    (Sumber: Hester & Adams, 2014:60-61)

    3. Prinsip Purposive Behavior

    Prinsip ini menyatakan bahwa untuk mencapai tujuannya, setiap prinsip memiliki

    perilaku atau aksi yang berbeda-beda. Khusus untuk sistem tertutup atau sistem yang

    dibuat oleh manusia, perilaku untuk mencapai tujuan (purposive behavior) diturunkan

    dari visi, misi, tujuan dan sasaran.

    Misalnya untuk mencapai tujuan Puskesmas dalam menjalankan Usaha

    Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Usaha Kesehatan Pribadi (UKP) dijalankan dengan

    berbagai upaya (perilaku). Upaya ini mengacu pada visi, misi, tujuan, dan sasaran yang

    telah ditetapkan untuk Puskesmas tersebut.

    4. Prinsip Satisficing

    Prinsip ini menyatakan bahwa setiap sistem memiliki ukuran/dimensi untuk

    mencapai tujuannya. Pada sistem terbuka (pada manusia) ukuran pencapaian tujuan

    adalah yang paling memuaskan, sedangkan pada sistem tertutup (buatan manusia)

    ukuran tujuan yang akan dicapai adalah yang paling optimal.

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    15

    Setiap manusia sesuai dengan kodratnya ingin mencapai tujuan hidup, yang

    biasanya untuk mencapai kepuasan yang diinginkan. Ketika seorang mahasiswa

    Kesmas belajar di perguruan tinggi tujuannya adalah menjadi sarjana kesehatan

    masyarakat. Setelah menjadi sarjana, ia ingin bekerja untuk mendapatkan penghasilan.

    Setelah bekerja, ingin mencapai posisi puncak di perusahaan, dan seterusnya hingga

    dirinya merasakan kepuasan.

    Sementara pada sistem tertutup, karena sistem ini dibuat oleh manusia,

    umumnya tujuan yang dicapai merupakan subyektifitas dari si pembuatnya, yaitu

    mencapai kondisi seoptimal mungkin. Konsep optimal sebenarnya merujuk pada

    pencapaian hasil yang telah ditetapkan standar pencapaiannya dengan sumberdaya

    yang terbatas. Misalnya sistem perparkiran di Mall ketika telah kendaraan yang parkir

    di gedung telah memenuhi kuota yang ditentukan, maka sistem akan menolak bila ada

    kendaraan yang akan parkir.

    5. Prinsip Finite Causality

    Prinsip ini menyatakan bahwa hasil yang didapat sebuah sistem akan terbatas

    (finite) karena untuk mencapai tujuan setiap sistem memiliki keterbatasan. Prinsip ini

    merupakan pembatas dari prinsip satisficing di atas yang menyatakan manusia

    mencapai tujuan yang memuaskan, sementara secara alamiah setiap manusia memiliki

    keterbatasan.

    Implikasi dari prinsip ini adalah setiap sistem memiliki standar pencapaian yang

    berbeda-beda disesuaikan dengan kemampuan/spesifikasinya. Sistem pengolahan

    limbah di RS tipe A memiliki tujuan yang berbeda dengan RS tipe B. Sistem proteksi

    kecelakaan pada perusahaan minyak dan gas yang memiliki risiko tinggi, akan berbeda

    dengan sistem proteksi kecelakaan pada perusahaan yang melayani jasa perkantoran.

    6. Prinsip Viability

    Prinsip ini menyatakan bahwa terdapat dua dimensi yang saling bertentangan

    pada suatu sistem yaitu perubahan (change) dan pengawasan (control). Setiap sistem

    secara dinamis akan mengalami perubahan dan tidak bisa lepas dari perubahan akibat

    lingkungan sekitarnya. Namun perubahan ini harus dikendalikan (kontrol) agar tidak

    memberikan akibat negatif bagi sistem. Misalnya sistem sanitasi air bersih di suatu

    perusahaan misalnya, akan menyesuaikan dengan perubahan jika musim kemarau

    datang. Untuk mengatasi ini perusahaan kemungkinan akan memperdalam sumur

    pompa artesis atau membeli air bersih dari perusahaan jasa air. Penerapan salah satu

    alternatif ini harus dilakukan pengawasan agar tidak menimbulkan kerugian bagi

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    16

    perusahaan. Misalnya dengan melakukan Amdal, atau melakukan pengendalian mutu

    terhadap air bersih yang telah dibeli.

    Perubahan (change) yang dialami sistem mengikuti ketentuan berikut yang

    saling bertentangan yaitu:

    Setiap sistem harus memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tujuannya masing-

    masing (disebut prinsip Otonomi), namun

    Setiap sistem harus bergabung dengan sistem lain untuk mencapai tujuannya

    karena tidak dapat berjalan secara sendirian (disebut prinsip Integrasi).

    Misalnya setiap poli rawat jalan di rumah sakit harus mampu melayani pasiennya

    dengan baik, namun masing-masing poli tidak bisa bekerja sendiri. Poli tersebut harus

    bekerjasama dengan poli rawat jalan lain, atau dengan poli rawat inap, bahkan dengan

    unit penunjang medis lainnya seperti laboratorium, apotik, radiologi, dan sebagainya.

    Pengawasan (control) yang dialami sistem mengikuti ketentuan berikut yang

    saling bertentangan yaitu:

    Setiap sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan (disebut prinsip

    Adaptasi), namun

    Setiap sistem ketika menjalankan penyesusian akan mengalami ketidakstabilan

    (disebut prinsip Stabilitas)

    Misalnya ketika manajemen pelayanan RS memutuskan mengganti aplikasi

    pendaftaran pasien dengan sistem baru, maka sistem pelayanan akan mengalami

    “ketidakstabilan” atau gangguan atau error yang harus diatasi oleh bagian pelayanan.

    D. Operational Axiom

    Aksioma ini menjelaskan tentang pencapaian kinerja operasional suatu sistem.

    Menurut aksioma ini ketika menilai/melihat kinerja operasional suatu sistem, maka harus

    dilihat secara natural (in situ). Aksioma ini terdiri dari tujuh prinsip yaitu 1) Dynamic

    equilibrium; 2) Relaxation time; 3) Basins of stability; 4) Self-organization; 5)

    Homeostatis dan Homeorhesis; 6) Suboptimization; dan 7) Redundancy.

    1. Prinsip Dynamic Equilibrium

    Prinsip ini menyatakan bahwa jika sistem berinteraksi dengan lingkungan dari

    luar maka akan terjadi reaksi dari sistem tersebut kemudian secara berangsur akan

    mengalami keseimbangan (kembali ke titik awal). Lihat gambar 9 dibawah. Misalnya

    sebuah sistem pelayanan radiologi di RS yang mengalami gangguan pada alat pembaca

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    17

    hasil exposure secara digital akan mengalami ketidakstabilan (dalam bentuk pelayanan

    menjadi lama). Lamanya pelayanan akan terjadi selama alat tersebut diperbaiki atau

    menggunakan backup alat lain. Setelah alat diperbaiki, maka sistem pelayanan kembali

    ke titik semula (waktu pelayanan menjadi normal).

    Gambar 9. Sistem akan Kembali ke Titik Awal ketika Bereaksi

    2. Prinsip Relaxation Time

    Prinsip ini menyatakan bahwa sistem akan memiliki waktu memperbaiki diri

    (relaxation time) jika waktu yang dibutuhkan untuk kembali menjadi stabil lebih

    pendek dibandingkan rata-rata waktu datangnya gangguan terhadap sistem (lihat

    gambar 10).

    Gambar 10. Sistem akan Kembali ke Titik Awal ketika Bereaksi

    Sistem 1

    (Awal)

    Sistem 2

    (tidak stabil)

    Sistem kembali ke keseimbangan semula

    Sistem 1

    (Awal)

    Sistem 2

    (tidak stabil)

    Sistem kembali ke keseimbangan semula Sistem kembali ke keseimbangan semula

    T2

    T1

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    18

    Pada gambar 10 terlihat ada dua jenis waktu, yaitu T1 (waktu yang dibutuhkan

    oleh sistem untuk kembali ke titik semula/stabil/seimbang), dan T2 (rata-rata waktu

    timbulnya gangguan ke dalam sistem). Jika T1 > T2, maka sistem memiliki relaxation

    time. Namun jika T1 < T2, maka sistem tidak memiliki relaxation time atau tidak

    memiliki waktu untuk recovery terhadap gangguan.

    Pada contoh sistem pelayanan radiologi di atas, misalnya waktu yang

    dibutuhkan untuk memperbaiki alat adalah 1 jam (T1). Bila 30 menit kemudian datang

    kembali gangguan pada sistem atau T2 (misalnya Sistem Informasi RS di bagian

    radiologi error) maka sistem pelayanan tidak memiliki waktu relaxation time karena

    T1 < T2. Namun jika gangguan berikutnya datang 5 jam kemudian (T2) maka sistem

    pelayanan memiliki relaxation time yang cukup karena T1 > T2.

    Prinsip relaxation time digunakan pula dalam menganalisis sistem antrian di

    pelayanan. Misalnya pada pendafataran pasien BPJS Kesehatan di RSUD, jika rata-

    rata waktu melayani pendaftaran pasien BPJS adalah 15 menit (T1) dan rata-rata jeda

    waktu kedatangan antar pasien BPJS Kesehatan ke bagian pendaftaran adalah 10 menit

    (T2) maka sistem akan mengalami ketidakstabilan (berbentuk antrian pasien yang

    panjang) karena T1 < T2. Namun jika rata-rata waktu kedatangan pasien adalah 30

    menit, maka sistem pendaftaran tidak akan mengalami antrian karena T1 < T2.

    3. Prinsip Basins of Stability

    Prinsip ini menyatakan bahwa setiap sistem memiliki sarana/wadah untuk

    menampung kondisi stabilitas, yakni sistem akan melakukan evaluasi untuk

    mengantisipasi timbulnya gangguan. Salah satu cara untuk menghindari

    ketidakstabilan misalnya dengan menjaga agar proses terjadi secara berurutan.

    Misalnya pada antrian pasien pendaftaran terjadi komplain terhadap lamanya

    waktu tunggu pelayanan. Saat sistem pendaftaran sedang stabil (tidak ada pasien yang

    mengantri) manajer pelayanan akan mengevaluasi permasalahan waktu tunggu yang

    lama. Ternyata diperoleh akar masalahnya adalah antrian yang tidak sesuai nomor urut

    sehingga pasien yang seharusnya dilayani sesuai nomor uurutnya diambil alih antrian

    pelayanannya oleh pasien lain. Berdasarkan hal tersebut manajer pelayanan

    memutuskan untuk menjaga agar antrian pelayanan sesuai dengan urutan yang datang

    pertama atau First Serve First Order (FSFO).

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    19

    4. Prinsip Self-organization

    Prinsip ini menyatakan bahwa setiap sistem mampu mengorganisasikan dirinya

    (yaitu menentukan struktur dan performanya sendiri). Atas dasar hal tersebut,

    seringkali terjadi praktisi sistem (orang yang mendesain sistem atau orang yang bekerja

    dengan sistem) mengalami kesulitan untuk memodifikasi sistem karena ada

    “kekuatan” self-organization.

    Misalnya pemerintah dan BPJS Kesehatan ingin agar sistem pembayaran iuran

    Jaminan Kesehatan Nasional oleh peserta mandiri berjalan dengan lancar, sehingga

    berbagai intervensi dan metode digunakan agar mereka mau membayar tepat waktu.

    Namun upaya ini ternyata sulit, karena sistem sosial yang ada pada masyarakat telah

    terbentuk dengan kuat, misalnya kebiasaan masyarakat yang tidak peduli dengan risiko

    sakit yang dihadapinya atau keyakinan bahwa sakit ada di tangan Yang Maha Kuasa

    sehingga pasrah saja dan tidak perlu membayar iuran BPJS Kesehatan.

    5. Prinsip Homeostatis dan Homeorhesis

    Sebagaimana dijelaskan di awal bahwa setiap sistem akan menjaga stabilitasnya

    jika mengalami gangguan. Prinsip ini menyatakan bahwa sistem akan membentuk

    sistem pertahanan di dalam yang tidak terlihat secara kasat mata oleh manusia. Sistem

    pertahanan tersebut ada dua bentuk yaitu hoemostatis (yang sifatnya tidak dipengaruhi

    oleh lingkungan sekitar) dan homeorhesis (yang sifatnya dipengaruhi oleh lingkungan

    sekitar).

    Prinsip homeostatis terjadi di dalam sistem dan tidak berhubungan dengan

    lingkungan sehingga prinsip ini menjelaskan kepada kita kenapa suatu sistem terlihat

    stabil atau tidak mengalami perubahan, padahal di dalamnya sedang terjadi perubahan.

    Misalnya sebuah sistem kelistrikan gedung yang berpotensi menimbulkan kebakaran.

    Sepintas terlihat sistem ini aman, namun pekerja yang bertanggung jawab terhadap

    keselamatan gedung sering tidak menyadari bahwa arus listrik yang mengalir pada

    instalasi bisa melebihi kemampuannya. Sistem kelistrikan akan menyesuaikan kondisi

    ini dengan memutus aliran listrik secara otomatis melalui sekring listrik. Namun jika

    sistem pengaman tidak mampu, maka potensi kebakaran bisa terjadi. Aplikasi prinsip

    homeostatis juga bisa diterapkan pada manusia yang terlihat sehat-sehat saja, padahal

    sistem dalam tubunya sedang menyesuaikan diri dengan gaya hidupnya yang tidak

    sehat, seperti sistem tubuh manusia sedang “mati-matian” menahan serangan asap

    rokok yang mengandung zat nikotin dan racun lainnya.

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    20

    Prinsip homeorhesis berbeda dengan homeostatis karena pengaruh faktor-faktor

    di luar lingkungan sehingga perubahan yang terjadi pada sistem bersifat dinamis.

    Misalnya pada sistem pelayanan promosi kesehatan PHBS kepada masyarakat akan

    berjalan dinamis mengikuti kultur dan karakteristik masyarakat yang akan dilayani.

    Prinsip homeorhesis pada manusia akan tampak nyata pada sistem perilaku seseorang

    sesuai dengan teori Stimulus Respon (S-R). Perilaku seseorang merupakan stimulus

    terhadap respon yang timbul di sekitarnya, sehingga misalnya Anda akan ikut

    melakukan pemeriksaan dini kanker serviks jika teman atau orangtua Anda juga

    memeriksakan dirinya.

    6. Prinsip Suboptimization

    Prinsip ini menerangkan bahwa sistem tidak akan mencapai hasil yang optimal

    meskipun susbsistem yang ada di bawahnya telah mencapai titik optimal. Misalnya

    pada sistem pelayanan rawat inap di rumah sakit masih sering terjadi keluhan pasien,

    meskipun kepala pelayanan sudah meyakini bahwa SDM telah terlatih, sarana sudah

    memadai, anggaran cukup, standar prosedur telah lengkap, dan proses berjalan lancar.

    7. Prinsip Redundancy

    Setiap sistem membutuhkan sumberdaya untuk mencapai tujuannya. Prinsip ini

    menerangkan bahwa sistem yang memiliki duplikasi (redundancy) sumberdaya atau

    “energi cadangan” agar bisa berjalan dengan baik. Misalnya sebuah program kesehatan

    yang baik harus dibuat dengan beberapa opsi misalnya Plan A, Plan B, bahkan Plan C.

    Diharapkan dengan adanya redundancy, program tetap berjalan ketika rencana yang

    sudah disiapkan gagal.

    E. Viability axiom

    Untuk menjamin agar suatu sistem berjalan dengan baik (sesuai dengan aksioma

    operasional di atas), maka paramater-parameter kunci pada sistem tesebut harus

    dikendalikan. Aksioma ini terdiri dari lima prinsip yaitu: 1) Requisite variety; 2) Requisite

    hierarchy; 3) Feedback; 4) Circular causality; dan 5) Recursion.

    1. Prinsip requisite variety

    Setiap sistem memiliki elemen-elemen yang disebut dengan Input-Proses-

    Output. Output dari sistem dapat bervariasi tergantung bagaimana interaksi antara

    Input dan Proses.

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    21

    Pada sistem terbuka (manusia), variasi dari ouput sistem tidak terbatas.

    Perilaku manusia tidak dapat ditentukan hanya 1, 2, atau 3 saja tetapi tidak terbatas

    sehingga lebih sulit bagi praktisi sistem untuk memahami perilaku orang dibanding

    mesin/alat. Keinginan manusia juga tidak bisa dibatasi dengan variasi yang terbatas.

    Variabilitas yang terhingga ini bisa menimbulkan dampak negatif jika tidak

    menyesuaikan dengan kemampuan sistem. Ada dua cara untuk menghindari efek

    negatif ini yaitu dengan:

    a. Menentukan batas-batas sistem. Untuk mengatasi keinginan manusia yang tidak

    terbatas, maka diterapkan alokasi/budget dana seperti plafon kartu kredit.

    b. Membuat kebijakan atau peraturan. Untuk mengatasi dampak negatif akibat

    perilaku manusia yang tidak terbatas jumlahnya maka dibuat aturan atau

    kebijakan, misalnya untuk membatasi perilaku tidak aman (unsafe act) saat

    bekerja di ketinggian maka dibuat tata tertib atau standar prosedurnya.

    Pada sistem tertutup atau sistem yang dibuat oleh manusia, output sistem dapat

    ditentukan atau dibatasi sesuai dengan keinginan. Misalnya untuk menghindari

    ketidaknyamanan pada ruang pendaftaran, maka sistem pelayanan pendaftaran bisa

    dirancang dengan membatasi pasien hingga 100 orang per hari.

    2. Prinsip requisite hierarchy

    Kadang suatu sistem berjalan tanpa ada kebijakan yang mengatur atau

    membatasi outptu sistem. Untuk mengatasi hal ini, prinsip requisite hierarchy

    menyatakan bahwa pengaturan output sistem akan dijalankan secara alamiah

    berdasarkan prinsip hirarki pada sistem. Perilaku subsistem yang berada level rendah

    akan mengikuti perilaku yang diterapkan oleh sistem di atasnya.

    Implikasi dari prinsip ini adalah keteladanan pemimpin akan menentukan

    perilaku orang-orang di bawahnya. Misalnya perilaku unsafe act akan dijalankan oleh

    pekerja jika manajemen perusahaan memiliki komitmen yang tinggi terhadap K3.

    3. Prinsip feedback

    Untuk mencapai kinerja sistem yang optimal maka dibutuhkan umpan balik

    (feedback) bagi sistem tersebut. Feedback (baik pada sistem terbuka dan tertutup)

    digunakan sebagai kontrol terhadap perilaku sistem sehingga dapat menangkal

    gangguan yang tidak diharapkan. Prinsip feedback digunakan sebagai dasar dalam

    sibernetika. Monitoring dan Evaluasi (Monev) pada suatu program kesehatan

    merupakan contoh prinsip feedback.

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    22

    Gambar 11. Sistem membutuhkan Umpan Balik (Feedback)

    4. Prinsip circular causality

    Prinsip ini menjelaskan bahwa setiap sistem akan memberikan dampak kepada

    sistem lainnya. Sistem A akan berdampak pada sistem B. Sistem B akan berdampak

    pada sistem C. Sistem C akan berdampak pada sistem A dan seterusnya.

    Permasalahan yang terjadi pada Jaminan Kesehatan merupakan contoh circular

    causality. Rendahnya kualitas pelayanan menyebabkan peserta JKN mandiri (yang

    membayar iuran secara mandiri atau tidak ditanggung pemerintah) merasa dirugikan

    sehingga tidak ada kemauan untuk membayar

    5. Prinsip recursion

    Prinsip ini menerangkan bahwa karakteristik sistem atau regulasi sistem pada

    level teratas dipengaruhi oleh karakteristik dan regulasi sistem level di bawahnya.

    Prinsip ini merupakan pendekatan bottom-up pada sistem. Karakteristik pelayanan

    sebuah Rumah Sakit ditentukan oleh karakteristik pelayanan dari unit-unit pelayanan

    yang ada.

    F. Design axiom

    Aksioma ini berlaku hanya pada sistem tertutup yang menyatakan bahwa sistem

    tertutup dapat direncanakan, diarahkan, dan dikembangkan dengan cara memodifikasi

    sumberdaya yang dimiliki atau dengan memodifikasi hubungan antar elemen dalam

    sistem.

    Aksioma rancangan terdiri dari empat prinsip: 1) Requisite parsimony; 2) Requiste

    saliency; 3) Minimum critical specification; dan 4) Pareto.

    1. Prinsip requisite parsimony

    Prinsip ini menyatakan bahwa setiap sistem memiliki keterbatasan dalam

    mengendalikan berbagai parameter dalam sistem seperti: tujuan, sasaran, konsep,

    hirarki, konfigurasi, tingkat desain dan sebagainya. Jumlah ideal parameter tersebut

    antara angka 5 sampai dengan 9. Hal ini berdasarkan studi yang dilakukan oleh Miller

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    23

    yang menyatakan bahwa rata-rata jumlah obyek yang bisa diperhatikan dan diingat

    secara cepat oleh manusia secara optimal adalah 7 (law of requisite parsimony).

    2. Prinsip requisite saliency

    Prinsip ini menjelaskan bahwa sistem memiliki “atribut-atribut” yang

    merupakan ciri khas dari sistem tersebut. Atribut tersebut memiliki ranking atau

    tingkatan yang berbeda pada setiap sistem.

    Misalnya sistem pengolahan limbah di RS memiliki atribut antara lain efisien,

    bersih, efektif, dinamis, dan simpel. Di antara lima atribut tersebut ternyata atribut

    “simpel” yang berada di urutan pertama. Hal seperti ini berlaku juga pada sistem

    lainnya.

    3. Prinsip minimum critical specification

    Seperti diketahui bahwa setiap sistem memiliki tujuan dan sasaran spesifik yang

    harus dijalankan. Menurut prinsip minimum critical specification, tujuan dan sasaran

    sistem tersebut harus ditetapkan seminimal mungkin sesuai dengan kebutuhan sistem.

    Misalnya saat seseorang ingin melakukan medical check up maka ia akan memilih

    pemeriksaan yang sesuai dengan kemampuan finansialnya.

    4. Prinsip pareto

    Prinsip ini menyatakan sistem memiliki hukum/aturan natural yang

    menggambarkan bahwa pada hampir seluruh sistem menghasilkan 80% output yang

    dihasilkan oleh 20% input, dan menghasilkan 20% output yang dihasilkan oleh 80%

    input.

    Misalnya pada sistem inventory obat di apotik. Sebanyak 80% nilai inventory

    berasal dari jenis obat mahal yang jumlahnya hanya sekitar 20% dari seluruh item obat.

    Demikian pula sebaliknya.

    Gambar 12. Prinsip/Hukum Pareto

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    24

    G. The information axiom

    Menurut aksioma ini, suatu sistem akan menciptakan, memproses, mentransfer,

    dan memodifikasi informasi yang masuk. Prinsip ini berupaya menjelaskan bagaimana

    informasi mempengaruhi sistem. Aksioma informasi terdiri dari tiga prinsip yaitu: 1)

    Information redundancy; 2) Redundancy of potential command; dan 3) Finagle’s Laws of

    Information.

    1. Prinsip information redundancy

    Informasi yang masuk pada suatu sistem akan mengalami pengulangan atau

    duplikasi. Duplikasi informasi bisa memberi dampak positif dan negatif. Dampak

    positifnya adalah informasi tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi segala macam

    kesalahan dalam sistem. Namun dampak negatifnya adalah akan terjadi pemborosan

    ruang informasi (dikenal dengan spam).

    2. Prinsip redundancy of potential command

    Prinsip ini menjelaskan bahwa duplikasi yang terjadi pada sistem bukan hanya

    informasi (yang berasal dari luar sistem) namun juga terjadi pada perintah/command

    (yang berasal dalam sistem). Pada setiap sistem akan terjadi duplikasi perintah yang

    terjadi secara serial, dan ini akan mengefektifkan kinerja sistem.

    3. Prinsip Finagle’s laws of information

    Prinsip ini menjelaskan bahwa sistem yang mengalami kekacauan atau berada

    dalam kompleksitas yang tinggi umumnya hampir tidak membutuhkan data/informasi

    yang akurat dalam pengambilan keputusan. Ketika sedang terjadi bencana alam, maka

    sistem pelayanan kesehatan tidak membutuhkan metode untuk pengumpulan informasi

    sesuai aturan/kebijakan, namun membutuhkan kecepatan tim dalam menangani

    masalah kesehatan akibat bencana.

    BERFIKIR SISTEM

    Berbagai kompleksitas dan karakteristik sistem yang sudah dijelaskan di awal

    membawa kita sebuah pemikiran yang menyeluruh terhadap suatu masalah, yaitu pemikiran

    yang melibatkan seluruh elemen dalam suatu sistem. Istilah-istilah yang sering digunakan dan

    memiliki kesamaan dengan berfikir sistem antara lain complexity thinking (berfikir kompleks),

    loop thinking (berfikir non-linier), dan holism thinking (berfikir holistik).

    Berfikir sistem (system thinking) mulai dikembangkan pada awal abad 20 dan pertama

    kali diaplikasikan pada bidang Teknik, Ekonomi, dan Ekologi. Masalah pada bidang kesehatan

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    25

    lambat laun disadari memiliki karakteristik yang kompleks dan seperti fenomena gunung es.

    Akhirnya berfikir sistem baru diterapkan awal tahun 2000an yaitu diaplikasikan pada masalah-

    masalah kesehatan seperti tobacco control, obesitas, dan TBC.

    Berfikir sistem bukanlah metode yang harus dijalani secara runut dan baku, namun

    merupakan sebuah karakter atau perilaku yang mencerminkan pemecahan masalah secara

    menyeluruh. Manurut Battle-Fisher (2015) dalam bukunya yang berjudul Application of

    System Thinking to Health Policy and Public Health Ethics menyatakan ada delapan

    karakteristik berfikir sistem yaitu:

    a. Memandang masalah secara keseluruhan;

    b. Cenderung mendorong pada kemajuan;

    c. Selalu melihat adanya ketergantungan antar elemen;

    d. Lebih memperhatikan jangka panjang;

    e. Fokus pada struktur masalah, bukan saling menyalahkan;

    f. Sebelum membuat keputusan, kadang menyertakan/mempertimbangkan sesuatu yang

    paradoks (tidak biasa);

    g. Membuat pemetaan dan simulasi untuk memperlihatkan sistem; dan

    h. Menempatkan dirinya sebagai bagian dari sistem.

    Sementara itu WHO dalam laporannya yang berjudul Systems Thinking for Health

    Systems Strengthening, membanding dua pendekatan antara pendekatan umum (usual

    approach) dengan pendekatan berfikir sistem (system thinking approach). Lihat tabel 1 berikut.

    Tabel 1. Perbandingan Usual Approach dan Systems Thinking Approach

    USUAL APPROACH SYSTEMS THINKING APPROACH

    Static thinking: hanya fokus pada sebagian masalah

    Dynamic thinking: melihat masalah sebagai akibat dari pola perilaku sepanjang masa

    Systems-as-effect thinking: melihat perilaku yang terjadi dalam sistem

    merupakan akibat dari lingkungan

    Systems-as-cause thinking: berupaya agar perilaku dalam sistem memberikan pengaruh

    positif bagi lingkungan

    Tree-by-tree thinking: meyakini bahwa untuk memahami sesuatu adalah dengan

    mengetahui setiap detail dari masalah

    Forest thingking: meyakini bahwa untuk memahami sesuatu adalah dengan memahami

    konteks masalah secara keseluruhan

    Factors thinking: mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi dan berhubungan

    dengan suatu masalah

    Operational thinking: berfokus pada akibat dari masalah dan memahami bagaimana hal

    tersebut bisa terjadi

    Straight-line thinking: memandang sebab-akibat terjadi dalam satu arah, tanpa

    memperhatikan ketergantungan antar faktor

    Loop thinking: memandang sebab-akibat terjadi dalam proses yang selalu berjalan

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    26

    BERFIKIR SISTEM VS BERFIKIR SISTEMATIK

    Terdapat kesalahan pengertian antara berfikir sistem dengan berfikir sistematik. Meski

    terlihat mirip, namun sebenarnya keduanya memiliki perbedaan. Hester & Kevin (2014)

    menganalogikan berfikir sistematik dengan otak kiri yang identik dengan logika, urutan,

    rasional, analitis, obyektif, dan terpisah-pisah. Sedangkan berfikir sistem identik dengan otak

    kanan dengan karakteristik yang bersifat random, intuisi, holistik, sintesa, subyektif, dan

    menyeluruh. Secara terperinci Hester &Kevin (2014) membedakan keduanya pda tabel 2

    berikut.

    Tabel 2. Perbedaan Berfikir Sistematik vs Berfikir Sistem

    Elemen Berfikir Sistematik Berfikir Sistem

    Subyek Alat/mesin Sistem

    Unit analisis Masalah Kompleksitas

    Proses berfikir berhenti jika Telah optimal Telah memuaskan

    Tujuan akhir Memecahkan masalah Menigkatkan pemahaman

    Filosofi yang melandasi Reduksionis Konstruktivis & Reduksionis

    Epistemologi Analisis Analisis dan Sintesis

    Lingkup disiplin Multi dan inter disiplin Trans-disiplin

    Pendekatan Perspektif Eksploratori

    KESIMPULAN

    Sistem merupakan sekumpulan elemen yang saling berhubungan untuk mencapai satu

    tujuan. Sistem juga dapat dianggap sebagai entitas atau sebagai pendekatan dalam mencapai

    tujuan. Sistem muncul ketika permasalahan yang dihadapi telah mengalami kompleksitas yang

    tinggi. Terdapat sistem terbuka (sistem pada manusia) dan sistem tertutup (sistem yang dibuat

    oleh manusia).

    Untuk memahami sistem ada berbagai teori untuk menjelaskannya yakni 1) General

    system theory; 2) Living system theory; 3) Mathematical models theory; 4) Cybernetics; 5)

    Social systems theory; dan 6) Philosophical systems theory.

    Sistem memiliki karakteristik yang dijelaskan dengan aksioma-aksioma sistem yang

    terdiri dari: centrality axiom, contextual axiom, goal axiom, operational axiom, viability axiom,

    design axiom, dan the information axiom.

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    27

    Kompleksitas masalah yang dihadapi hanya dapat diatasi dengan berfikir sistem yaitu

    cara berfikir yang memandang permasalahan secara keseluruhan, bukan secara terpisah-pisah.

    Berfikir sistem berbeda secara prinsip dengan berfikir sistematik.

    KEPUSTAKAAN

    Batle-Fisher, Michele. 2015. Application of System Thinking to Health Policy & Public Health

    Ethics Public Health and Private Illness, Switzerland: Springer Internation

    Hester, Patrick T., dan Kevin MacG. Adams. 2014. Systemic Thinking: Fundamentals for

    Understanding Problem and Messes. Switzerland: Springer International. [e-book]

    Leveson, Nancy G. 2011. Engineering A Safer World Systems Thinking Applied to Safety,

    Massachussets: MIT Press

    World Health Organization. 2009. Systems Thinking for Health Systems Strengthening,

    Geneva: WHO Press

    LATIHAN SOAL

    1. Sebuah sistem umumnya terdiri dari elemen yang terdiri dari sumberdaya untuk menggerakkan sistem untuk mencapai tujuan. Apakah nama elemen tersebut?

    A. Input B. Proses C. Output D. Impact E. Outcome

    2. Setiap sistem memiliki elemen yang merupakan bagian yang mengkonversi masukan menjadi hasil. Apakah nama elemen tersebut?

    A. Input B. Proses C. Output D. Impact E. Outcome

    3. Setiap sistem menghasilkan keluaran yang sifatnya langsung saat itu atau jangka pendek dari sebuah proses. Apakah nama elemen tersebut?

    A. Input B. Proses C. Output D. Impact E. Outcome

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    28

    4. Selain menghasilkan keluaran yang sifatnya jangka pendek, sebuah sistem juga menghasilkan keluaran yang bersifat jangka menengah. Apakah nama elemen tersebut?

    A. Input B. Proses C. Output D. Impact E. Outcome

    5. Sebuah sistem pada akhirnya menghasilkan keluaran yang memiliki dampak jangka panjang. Apakah nama elemen tersebut?

    A. Input B. Proses C. Output D. Impact A. Outcome

    6. Sebuah organisasi memiliki permasalahan yang terlalu kompleks dan bersifat tidak random, sehingga harus diselesaikan dengan system thinking. Apakah nama kategori

    sistem tersebut?

    A. Unorganized complexity B. Unorganized simplicity C. Organized complexity D. Organized simplicity E. Simplicity system

    7. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan obat ilegal, sebuah sekolah menengah pertama menerapkan sosialisasi tentang penggunaan dan peredaran obat ilegal yang

    dilakukan secara sistemik. Selama ini sekolah hanya menggunakan pendekatan yang

    tidak menyeluruh. Apakah nama pendekatan tersebut?

    A. Holism B. Empiris C. Filosofis D. Matematis E. Reduksionis

    8. Sebuah lemari es akan memompa gas freon secara otomatis ke dalam alat pendingin untuk menstabilkan suhu di dalamnya, dengan demikian siste lemari dapat mengelola

    secara mandiri. Apakah nama karateristik sistem tersebut?

    A. Tighly linked B. Self-organizing C. Counter-intuitive D. History dependent E. Governed by feedback

    9. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja sebaiknya diselesaikan dengan sebuah sistem yang disebut Sistem Manajemen K3. Hal ini disebabkan keselamatan dan kesehatan

    kerja selama ini merupakan fenomena gunung es yang melihat sebuah masalah pada

    puncak permukaannya saja. Apakah nama puncak masalah yang dimaksud?

    A. Mental models B. Kejadian/event

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    29

    C. Kepercayaan dan nilai-nilai D. Pola perilaku/pattern of behavior E. Strtuktur sistem/structure of system

    10. Seorang manajer klinik sedang mengevaluasi masalah absensi karyawan yang tidak memuaskan. Ia melihat bahwa masalah ini merupakan akibat dari perilaku yang terus-

    menerus berlangsung dan dibiarkan. Apakah nama karakter berfikir sistem tersebut

    menurut WHO?

    A. Systems-as-cause thingking B. Operational thinking C. Dynamic thinking D. Forest thinking E. Loop thinking

    11. Pimpinan sebuah Rumah Sakit sedang melakukan kegiatan Bhakti Sosial pada warga masyarakat di sekitar rumah sakit dengan memberikan pemeriksaan kesehatan gratis.

    Apakah nama karakter berfikir sistem tersebut menurut WHO?

    A. Systems-as-cause thingking B. Operational thinking C. Dynamic thinking D. Forest thinking E. Loop thinking

    12. Pimpinan ruang keperawatan sedang menginvestigasi penyebab terjadinya insiden kecelakaan jatuhnya pasien dari tempat tidur. Ia berusaha memahami konteks masalah

    secara keseluruhan. Apakah nama karakter berfikir sistem tersebut menurut WHO?

    A. Systems-as-cause thingking B. Operational thinking C. Dynamic thinking D. Forest thinking E. Loop thinking

    13. Dalam rangka efisiensi, pimpinan sebuah apotik menganalisis output yang dihasilkan serta berusaha memahami kenapa output tersebut bisa terjadi. Apakah nama karakter

    berfikir sistem tersebut menurut WHO?

    A. Systems-as-cause thingking B. Operational thinking C. Dynamic thinking D. Forest thinking E. Loop thinking

    14. Seorang kader yang dipercaya memimpin Posyandu melihat bahwa penyebab ibu hamil malas memeriksakan kesehatannya secara rutin karena kurangnya dukungan keluarga.

    Karena malas memeriksa kesehatan, maka banyak ibu hamil memiliki risiko tinggi saat

    melahirkan. Risiko yang tinggi bisa menyebabkan kematian, dan seterusnya dan

    seterusnya. Apakah nama karakter berfikir sistem tersebut menurut WHO?

    A. Systems-as-cause thingking B. Operational thinking C. Dynamic thinking D. Forest thinking

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    30

    E. Loop thinking

    15. Untuk merencanakan dan memutuskan jenis tindakan yang diberikan kepada pasien, seorang dokter memanfaatkan sistem telemedicine (wawancara jarak jauh dengan

    pasien di luar kota). Apakah teori sistem yang sesuai dengan pemanfaatan telemedicine

    tersebut?

    A. Mathematical system theory B. General system theory C. Living system theory D. Social system theory E. Cybernetics

    16. Dokter ahli forensik melakukan identifikasi terhadap identitas mayat korban kecelakaan dengan memeriksa sel terkecil pada tubuh. Setelah sel teridentifikasi, maka

    dapat diketahui jenis organ tubuh. Dari jenis organ tersebut diharapkan dapat diketahui

    identitas orangnya, yang dicocokkan dengan keterangan-keterangan dari keluarga yang

    kehilangan orang, masyarakat dan seterusnya. Apakah nama teori sistem yang sesuai

    dengan kondisi tersebut?

    A. Cybernetics B. Living system theory C. Social system theory D. Mathematical system theory E. Philosophical system theory

    17. Mahasiswa yang baru saja menyelesaikan penelitian melaporkan kondisi sistem jaminan kesehatan di sebuah wilayah. Sistem tersebut digambarkan sebagai fungsi dari

    pendapatan ditambah motivasi ditambah faktor kebijakan, atau ditulis Y = a + bX1 +

    bX2 + bX3. Apakah nama teori sistem yang sesuai dengan kondisi tersebut?

    A. Cybernetics B. Social system theory C. General system theory D. Philosophical system theory E. Mathematical system theory

    18. Mulai Oktober 2017 diterapkan sistem CCTV di setiap lampu merah di DKI Jakarta untuk mengetahui pengendara yang melanggar lalu lintas dan sebagai upaya agar

    pengendara tertib lalu lintas. Bila ada pengendara yang melanggar, sistem yang

    terhubung dengan Pusat Kontrol memberi informasi pelanggaran. Petugas

    mengkomunikasi agar pengendara mematuhi lalu lintas. Apakah nama teori sistem

    yang sesuai dengan kondisi tersebut?

    A. Cybernetics B. Social system theory C. Living system theory D. General system theory E. Philosophical system theory

    19. Jaminan Kesehatan Nasional merupakan subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN). JKN bersama-sama dengan subsistem lain (SDM, Pembiayaan, dsb) bergabung

    membentuk SKN, dan turut berkontribusi terhadap SKN. Apakah nama prinsip sistem

    dalam aksioma sentralitas yang menggambarkan kondisi tersebut?

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    31

    A. Communication B. Emergence C. Hierarchy D. Control E. Holism

    20. Sistem akademik di perguruan tinggi terdiri dari subsistem registrasi mahasiswa dan subsistem pembelajaran mahasiswa. Subsistem pembelajaran mahasiswa terdiri dari

    sub subsistem absensi, sub subsistem perkuliahan, dan sebagainya. Menurut prinsip ini,

    dalam mendesain sistem akademik maka dimulai dari level teratas dan dilanjutkan ke

    level terbawah. Dalam menganalisis dilakukan sebaliknya. Apakah nama prinsip sistem

    dalam aksioma sentralitas yang menggambarkan kondisi tersebut?

    A. Communication B. Emergence C. Hierarchy D. Control E. Holism

    21. Seorang supervisor baru saja mendapat promosi menjadi Manajer K3. Tiga bulan pertama masa orientasi ia lakukan dengan memahami Sistem Manajemen K3 secara

    keseluruhan, bukan hanya bagian-bagian terpisah saja. Apakah nama prinsip sistem

    dalam aksioma kontekstual yang menggambarkan kondisi tersebut?

    A. Complementary B. Multifinality C. Equifinality D. Darkness E. Holism

    22. Meskipun telah tiga bulan menjalankan masa orientasi sebagai manajer K3, namun tidak seluruh Sistem Manajemen K3 yang dapat dipahami, disebabkan keterbatasan

    observasi. Apakah nama prinsip sistem dalam aksioma kontekstual yang

    menggambarkan kondisi tersebut?

    A. Complementary B. Multifinality C. Equifinality D. Darkness E. Holism

    23. Pimpinan Rumah Sakit mengumpulkan seluruh dokter spesialis yang berpraktik untuk membahas clinical path way atau penatalaksanaan penyakit gagal ginjal dari berbagai

    sudut pandang medis. Apakah nama prinsip sistem dalam aksioma kontekstual yang

    menggambarkan kondisi tersebut?

    A. Complementary B. Multifinality C. Equifinality D. Darkness E. Holism

    24. Seluruh mahasiswa yang berasal dari berbagai sekolah menengah dan mengambil studi Kesehatan Masyarakat di Universitas Esa Unggul, pada akhirnya memiliki tujuan yang

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    32

    sama yaitu lulus sebagai Sarjana Kesehatan Masyarakat. Apakah nama prinsip sistem

    dalam aksioma tujuan (goal axiom) yang menggambarkan kondisi tersebut?

    A. Purposive behavior B. Finite causality C. Multifinality D. Equifinality E. Satisficing

    25. Sistem Informasi Apotik merupakan sistem aplikasi yang dibuat manusia untuk memudahkan pelayanan di unit farmasi. Sistem ini biasanya dibuat oleh satu

    perusahaan jasa pembuat aplikasi. Saat aplikasi tersebut sampai dan diinstall oleh

    apotik, maka tujuannya bisa berbeda-beda. Ada yang memang digunakan untuk

    mempercepat pelayanan, ada yang hanya untuk mengetahui stok saja, atau hanya

    mengetahui harga obat saja. Apakah nama prinsip sistem dalam aksioma tujuan (goal

    axiom) yang menggambarkan kondisi tersebut?

    A. Purposive behavior B. Finite causality C. Multifinality D. Equifinality E. Satisficing

    26. Klinik A menerapkan pendaftaran pasien secara online untuk mempercepat proses pendaftaran. Ternyata hal tersebut merupakan kegiatan yang dilakukan klinik

    berdasarkan visi, misi dan tujuan perusahaan yaitu menjadi klinik yang terdepan dalam

    pelayanan online. Apakah nama prinsip sistem dalam aksioma tujuan (goal axiom) yang

    menggambarkan kondisi tersebut?

    A. Purposive behavior B. Finite causality C. Multifinality D. Equifinality E. Satisficing

    27. Rumah Sakit A menerapkan sistem insentif/bonus bagi karyawan bagian marketing dengan maksimal insentif adalah Rp 2.000.000 per bulan. Meskipun karyawan telah

    melebihi target penjualan, insentif yang diterima tetap Rp 2.000.000,- per bulan.

    Sebagai manusia, karyawna bagian marketing memiliki tujuan yang sebesar-besarnya,

    sedangan sistem insentif tidak memungkinkan memenuhi keinginan karyawan karena

    dibuat dengan tujuan yang optimal. Apakah nama prinsip sistem dalam aksioma tujuan

    (goal axiom) yang menggambarkan kondisi tersebut?

    A. Purposive behavior B. Finite causality C. Multifinality D. Equifinality E. Satisficing

    28. Kepala Puskesmas A mengevaluasi pencapaian program Kesehatan Lingkungan di wilayah kerjanya. Hasil evaluasi menunjukkan cakupan program unit Kesling berhasil

    mencapai 100% karena melakukan sinergi dengan unit lain. Meskipun unit Kesling

    memiliki otonomi untuk menyelesaikan tugasnya, namun unit ini dalam menjalankan

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    33

    tugas selalu terintegrasi dengan unit/sistem lain. Apakah nama prinsip sistem dalam

    aksioma tujuan (goal axiom) yang menggambarkan kondisi tersebut?

    A. Purposive behavior B. Finite causality C. Multifinality D. Equifinality E. Viability

    29. Unit farmasi Puskesmas A sedang menerapkan uji coba sistem pemesanan obat. Sebelumnya sistem pemesanan menggunakan metode pesanan bulanan, sekarang

    menggunakan metode pesanan minimum stock. Kondisi ini menyebabkan

    ketidakstabilan pada sistem pemesanan di unit farmasi. Apakah nama prinsip sistem

    dalam aksioma tujuan (goal axiom) yang menggambarkan kondisi tersebut?

    A. Purposive behavior B. Finite causality C. Multifinality D. Equifinality E. Viability

    30. Sistem pendaftaran pasien di laboratorium klinik A sedang mengalami “gangguan” dari luar yaitu ada perubahan aplikasi registrasi. Perubahan aplikasi ini menyebabkan sistem

    pendaftaran mengalami ketidakstabilan selama kurang lebih 1 bulan. Namun setelah

    dilakukan evaluasi, sistem telah mengalami kestabilan. Apakah nama prinsip sistem

    dalam aksioma operasional (operational axiom) yang menggambarkan kondisi

    tersebut?

    A. Relaxation time B. Self-organization C. Basins of stability D. Dynamic equilibrium E. Homeostatis dan Homerhesis

    31. Akibat pemberlakuan JKN, Puskesmas menerima kunjungan pasien berpuluh-puluh kali lipat dari biasanya. Untuk mengatasi hal ini pimpinan menerapkan program kerja

    magang bagi pelajar/mahasiswa agar dapat membantu kekurangan SDM di puskesmas.

    Keputusan pimpinan Puskesmas ini merupakan reaksi agar sistem kerja tetap stabil.

    Apakah nama prinsip sistem dalam aksioma operasional (operational axiom) yang

    menggambarkan kondisi tersebut?

    A. Relaxation time B. Self-organization C. Basins of stability D. Dynamic equilibrium E. Homeostatis dan Homerhesis

    32. Sistem perparkiran di Rumah Sakit A tetap tidak mampu menampung dan memberi kenyamanan kepada pengunjung. Padahal pada bulan ini telah dilakukan berbagai

    perbaikan pada seluruh subsistem perparkiran. Meski subsistem telah mencapai hasil

    optimal, namun ternyata secara keseluruhan sistem tidak berjalan optimal. Apakah

    nama prinsip sistem dalam aksioma operasional (operational axiom) yang

    menggambarkan kondisi tersebut?

    A. Suboptimization

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    34

    B. Self-organization C. Basins of stability D. Dynamic equilibrium E. Homeostatis dan Homerhesis

    33. Pengunjung di restoran A akhir-akhir ini menurun. Hal ini disebabkan menu makanan di rumah makan cepat saji tersebut menurut konsumen membosankan. Manajer restoran

    memutuskan menambah jenis menu makanan agar konsumen tertarik. Menurut

    aksioma sistem, sebuah sistem tertutup dapat didesain dengan keragaman yang terbatas.

    Apakah nama prinsip sistem dalam aksioma viabilitas (viability axiom) yang

    menggambarkan kondisi tersebut?

    A. Requisite hierarchy B. Circular causality C. Requisite variety D. Recursion E. Feedback

    34. Departemen pemeliharaan alat kesehatan Rumah Sakit A bekerja dalam 3 shift untuk menjada agar Genset selalu dalam keadaan menyala. Untuk menentukan siapa yang

    bertugas jaga pada shift malam tidak ada aturan yang pasti, namun berdasarkan

    senioritas. Artinya sistem pembagian shift pada departemen tersebut ditentukan

    berdasarkan keinginan senior. Apakah nama prinsip sistem dalam aksioma viabilitas

    (viability axiom) yang menggambarkan kondisi tersebut?

    A. Requisite hierarchy B. Circular causality C. Requisite variety D. Recursion E. Feedback

    35. Divisi keuangan sebuah Rumah Sakit sedang melakukan monitoring dan evaluasi terhadap proses klaim BPJS. Kegiatan ini merupakan salah satu metode untuk

    mengontrol perilaku dalam sistem keuangan dalam bentuk umpan balik. Apakah nama

    prinsip sistem dalam aksioma viabilitas (viability axiom) yang menggambarkan kondisi

    tersebut?

    A. Requisite hierarchy B. Circular causality C. Requisite variety D. Recursion E. Feedback

    36. Bagian K3 sebuah perusahaan bermaksud mengubah standar prosedur keselamatan kerja. Namun hal ini dilakukan tanpa melakukan koordinasi dengan bagian lain. Bagian

    K3 tidak menyadari bahwa perubahan yang dilakukan oleh suatu sistem akan

    mempengaruhi sistem lain dan seterusnya. Apakah nama prinsip sistem dalam aksioma

    viabilitas (viability axiom) yang menggambarkan kondisi tersebut?

    A. Requisite hierarchy B. Circular causality C. Requisite variety D. Recursion E. Feedback

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    35

    37. Manajer pelayanan RS bermaksud merancang sistem pelayanan baru yaitu Hemodialisa (Cuci Darah). Untuk menentukan berapa jumlah mesin cuci darah agar efektif dapat

    diawasi oleh kepala ruangan menggunakan prinsip yang menyatakan bahwa sasaran

    yang ada pada sistem sebaiknya terbatas pada angka 5 sampai 9. Apakah nama prinsip

    sistem dalam aksioma desain (design axiom) yang menggambarkan kondisi tersebut?

    A. Minimum critical specification B. Requisite parsimony C. Requisite saliency D. Feedback E. Pareto

    38. Klinik A dan Klinik B saling berkompetisi untuk melayani pasien. Klinik A memiliki kelebihan dalam pendaftaran online, sedangkan klinik B kelebihannya dalam

    kecanggihan alat. Menurut aksioma sistem, setiap sistem memiliki atribut-atribut

    dengan ranking (urutan) yang berbeda-beda. Apakah nama prinsip sistem dalam

    aksioma desain (design axiom) yang menggambarkan kondisi tersebut?

    A. Minimum critical specification B. Requisite parsimony C. Requisite saliency D. Feedback E. Pareto

    39. Gudang farmasi sebuah rumah sakit telah melakukan inventarisasi obat dan alkes. Ternyata sekitar 80% nilai obat/alkes berasal dari 20% jenis obat/alkes yang memang

    memiliki harga mahal. Sedangkan sekitar 20% nilai obat/alkes berasal dari 80% jenis

    obat yang murah. Apakah nama prinsip sistem dalam aksioma desain (design axiom)

    yang menggambarkan kondisi tersebut?

    A. Minimum critical specification B. Requisite parsimony C. Requisite saliency D. Feedback E. Pareto

    40. Kepala laboratorium klinik A menerima telepon bahwa telah terjadi kebakaran di gudang bahan-bahan kimia. Dalam keadaan darurat, ia langsung memerintahkan

    seluruh karyawan keluar dari gedung mengikuti jalur evakuasi yang sudah ditentukan.

    Pada kondisi demikian ia tidak memperhitungkan kerugian akibat perusahaan berhenti

    beroperasional. Apakah nama prinsip sistem dalam aksioma informasi (information

    axiom) yang menggambarkan kondisi tersebut?

    A. Redundancy of potential command B. Finagle’s law of information C. Information redundancy D. Requisite saliency E. Pareto

  • Pengertian Sistem dan Berfikir Sistem |Ade Heryana SST, MKM

    36