edisi agustus 2018 gerard - omiindonesia.org filedinamika komunitas novisiat seiring dengan nuansa...

20
Edisi Agustus 2018 GERARD.COM Buletin Novisiat OMI Indonesia Dok. Novisiat

Upload: phamtruc

Post on 10-Apr-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Edisi Agustus 2018

GERARD.COM Buletin Novisiat OMI Indonesia

Dok. Novisiat

2

Merdeka!!

73 tahun sudah Indonesia menyatakan diri atas kebebasannya

dari kaum penjajah. Tuhan memberikan kebebasan agar dapat

digunakan dengan penuh tanggung jawab dan berguna bagi kebaikan

bersama.

Tulisan-tulisan dalam buletin Gerard.Com edisi ini mengisahkan

dinamika komunitas Novisiat seiring dengan nuansa kemerdekaan di

bulan Agustus. Semoga kisah-kisah dalam tulisan ini dapat menjadi

berkat bagi pembaca sekalian.

Selamat Membaca! Salam Kemerdekaan!

LJC et MI

Redaktur

Meja Magister ................................................................................ 3

Laci Socius ...................................................................................... 4

Lombaku, Lombamu, Lomba Kita Bersama !!..........................5

HUT RI ke-73: Novisiat dan Masyarakat .................................... 7

Menghidupi Budaya: Menghidupi Jati Diri ................................ 9

Bidel Ternak ................................................................................. 10

Historia Domus ............................................................................. 11

Si Kaya yang Murah Hati ........................................................... 13

Ziarah Penuh Sukacita ............................................................... 14

Choice Gathering ......................................................................... 16

Oblat Banget! ................................................................................ 17

Mengenang Rm. John O’Doherty OMI ..................................... 18

“Cinta” atau “cinta” .................................................................... 19

Meja Redaktur

Daftar Isi

3

Kamu telah dipanggil untuk

merdeka – Demikian kata St. Paulus

kepada jemaat di Galatia (5:13).

Kemerdekaan yang dialami oleh umat

adalah terbebasnya mereka dari

belenggu dosa berkat pengorbanan

Yesus Kristus. Maka umat harus setia

jangan sampai jatuh ke dalam dosa lagi. Begitu pula kita juga harus

setia menghidupi kemerdekaan itu. Bagaimana kita menghayatinya?

Kemerdekaan itu jati diri kita – Tuhan telah menciptakan kita

sebagai makhluk yang memiliki kehendak bebas. Tujuannya adalah

supaya kita bisa hidup sebagai anak-anak Allah yang merdeka.

Bukan berarti kita bebas melakukan apa pun sesuai dengan

keinginan kita, tetapi kita dipanggil untuk turut bertanggung jawab

atas keutuhan, keharmonisan dan kelangsungan hidup seluruh

ciptaan.

Kemerdekaan itu anugerah – Karena kemerdekaan itu diberikan oleh

Tuhan kepada setiap pribadi, maka seharusnya tidak ada lagi

penjajahan dan penindasan. Yang harus dikembangkan adalah

penghormatan dan penghargaan sebagai sesama insan yang

merdeka. Mereka yang bisa menghargai akan hidup rukun dan

damai dalam persaudaraan.

Kemerdekaan itu harus berdaya guna – Kita dimerdekakan supaya

bisa melayani satu sama lain dalam suasana cinta kasih. Pelayanan

kita dalam mengelola kemerdekaan adalah tanda syukur atas

anugerah Tuhan. Maka kita melaksanakannya dengan sukacita.

Kumpulan tulisan dalam buletin ini mengungkapkan bagaimana

anggota komunitas menghidupi kemerdekaan dengan gembira.

Penghayatannya seturut seruan mazmur tanggapan dalam misa Hari

Raya Kemerdekaan negara kita: “Kamu dipanggil untuk kemerdekaan,

maka abdilah satu sama lain dalam cinta kasih.”

Rm. Ant. Sussanto OMI

Meja Magister D

ok.

Rm

. Su

ssan

to

4

Refleksi di Hari Kemerdekaan

Komunitas Novisiat OMI seperti

biasanya merayakan HUT RI di komunitas

maupun bersama masyarakat Blotan.

Dalam mengenang serta mensyukuri

rahmat kemerdekaan, kami melaksanakan

dua kegiatan untuk menyambut dan

merayaan Hari Kemerdekaan RI. Dua

kegiatan ini cukup menarik untuk direfleksikan.

I. Lomba - Lomba

Setiap peserta lomba bebas untuk berkompetisi secara sehat.

Setiap peserta lomba memiliki hak dan kesempatan yang sama.

Setiap peserta lomba bebas untuk kreatif dan berjuang.

Sebagai team/kelompok, bebas membangun solidaritas dan

sinergi kelompok

II. Renungan Malam Tirakatan

† Bersyukur kepada Allah yang telah memberikan kemerdekaan

kepada bangsa Indonesia dan menjaganya hingga 73 tahun.

† Mengenangkan dan menghargai pengabdian para pejuang

Kemerdekaan RI.

† Membaharui komitmen kebangsaan dan menjaga keutuhan

NKRI.

Sedangkan upacara bendera bersama warga RW 40 dusun Blotan

menandai puncak perayaan HUT RI yang ke 73.

Laci Socius

Do

k. F

r. T

oga

r

Rm. Ignatius Yulianto

OMI

Do

k. R

m. N

ovi

siat

5

Lombaku, Lombamu, Lomba Kita Bersama !!

Merdeka, Merdeka, Merdeka inilah kata yang sering kita

serukan dalam menyongsong Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

yang ke-73. Dalam menyongsong Hari Kemerdekaan banyak

perlombaan yang diadakan seperti balap karung, makan kerupuk, bola

voli, sepak bola dan bambu bocor.

Komunitas Novisiat dan Pranovisiat serta Putra-Putri de

Mazenod (PPdM) mengadakan perlombaan pada hari Kamis, 16

Agustus 2018. Perlombaan ini bertujuan untuk memeriahkan acara hari

Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang ke-73.

Kegiatan ini diadakan di halaman selatan Kapel Novisiat OMI.

Mereka yang terlibat adalah para novis, pranovis serta anggota PPdM.

Perlombaan dimulai pada

pukul 16.00 WIB. Peserta

kemudian dibagi menjadi

enam kelompok.

Lomba itu meliputi:

makan kerupuk, memasukkan

paku ke dalam botol,

menggiring bola dengan

terong, estafet kelereng dan balap karung. Setelah perlombaan selesai

barulah diumumkan para pemenang yakni juara I kelompok satu, juara

II kelompok lima dan juara III kelompok empat.

Setelah acara selesai dilanjutkan dengan malam tirakatan (doa

bersama) di depan kapel. Acara ini bertujuan untuk membarui

komitmen kami sebagai bangsa Indonesia, serta mendengarkan surat

Gembala dari Uskup Keuskupan Agung Semarang, yang mengajak

seluruh umat di Keuskupan Agung Semarang untuk srawung (bergaul).

Acara tirakatan ini juga bertujuan untuk bersyukur atas

kemerdekaan yang Tuhan berikan. Ibadat tirakatan ini dipimpin oleh Fr.

Evan. Dalam tirakatan ini setiap orang maju untuk memberikan

Refleksi

PPdM saat sesi lomba makan kerupuk di halaman selatan kapel Novisiat

Ger

ard

.Co

m/F

r. F

ran

s

6

penghormatan kepada Sang Merah Putih sebagai bentuk pembaruan

komitmen kebangsaan.

Acara ditutup dengan kebersamaan di halaman depan kapel.

Kami menikmati angkringan yang telah disediakan oleh komunitas

Novisiat sekaligus merayakan ulang tahun Ibu Vonny.

Selama acara berlangsung ada beberapa hal yang saya peroleh.

Pertama, kebersamaan: dengan kebersamaan saya dibantu untuk saling

menerima dan mengerti satu sama lain. Dalam hidup komunitas

membutuhkan suatu kebersamaan dalam setiap angkatan.

Kedua, dalam mengisi kemerdekaan, kami sebagai kaum muda

berusaha untuk mengembangkan semangat nasionalisme. Hal ini

diwujudkan dengan cara mengisi kemerdekaan dengan kegiatan-

kegiatan yang positif agar tercipta persatuan dan kesatuan.

Ketiga, memperbarui komitmen: dalam acara malam tirakatan

atau doa bersama saya diajak

mengingat kembali komitmen

akan semangat kebangsaan.

Demikian pula dalam

panggilan tentu perlu juga

mengingat akan komitmen atau

motivasi. Lalu saya berusaha

untuk memperbaiki dan

membarui motivasi dalam

menapaki jalan panggilan.

Keempat, menghargai jasa para pahlawan: di zaman sekarang

banyak orang yang kurang menghargai jasa para pahlawan yang telah

berjuang untuk meraih kemerdekaan. Mungkin mereka tidak mengenal

para pahlawan. Inilah kesempatan untuk mengenal mereka.

Pada hari ulang tahun kemerdekaan saya berusaha untuk

mengalahkan “penjajah”. Penjajah dalam hal ini yakni kemalasan,

keegoisan, kesombongan dan lain sebagainya sehingga saya dapat

merdeka, merdeka dalam hal menapaki jalan panggilan dan dapat

mewujudkan kesatuan dalam komunitas saya.

Fr. Nov. Julianus Rizki

Ibu Vonny mencium bendera Merah Putih pada ibadat malam tirakatan

Ger

ard

.Co

m/F

r. F

ran

s

7

HUT RI ke-73: Novisiat dan Masyarakat

Menjelang HUT Republik Indonesia yang ke-73, komunitas

Novisiat mengawali hari dengan merayakan Ekaristi bertemakan

Kemerdekaan Republik Indonesia. Misa dipimpin oleh Magister

Novisiat OMI, Rm. Antonius Sussanto. Seusai Ekaristi, komunitas

bergerak menuju lapangan RW 40/RT 02 untuk melaksanakan upacara

bendera dan lomba 17 Agustus.

Acara tersebut dihadiri oleh masyarakat RW 40, komunitas

Novisiat OMI dan PPdM. Dalam acara itu, ada beberapa kegiatan yang

di laksanakan yaitu: upacara bendera dan penurunan bendera bersama

warga RW 40 dan

pembagian hadiah

lomba.

Seluruh jenjang

masyarakat terlibat aktif

untuk memeriahkan hari

kemerdekaan Indonesia.

Kemudian acara

dilanjutkan dengan

upacara bendera yang di

laksanakan di lapangan volly RT 02 diikuti oleh warga RW 40. Dalam

upacara itu yang menjadi petugas upacara adalah ibu-ibu di RW 40.

Mereka sangat antusias memeriahkan hari kemerdekan. Pakaian

yang mereka gunakan mau menunjukkan semangat perjuangan bangsa

Indonesia. Selain mengikuti upacara bendera, masyarakat RW 40 juga

menyiapkan makanan dan beberapa hadiah bagi para pemenang lomba

tujuh belasan yang dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus serta door

prize bagi pemenang undian bernomor.

Pada sore hari pukul 17.00 WIB, rangkaian upacara penurunan

bendera digelar. Komunitas Novisiat mengutus beberapa orang novis,

Berita

Upacara penurunan bendera : muda-mudi RW 40 dalam upacara HUT RI ke-73 di lapangan RW 40

Ger

ard

.Co

m/F

r. S

akai

8

yang diwakili oleh Fr. Adi, Fr. Rico, Fr. Frans, Fr. Rizki dan Fr. Sakai.

Acaranya dihadiri kira-kira 40 orang termasuk didalamnya kaum muda-

mudi setempat. Seusai penurunan bendera para peserta yang mengikuti

upacara berfoto bersama.

Komunitas Novisiat belajar untuk srawung dan terlibat aktif

dalam kegiatan masyarakat. Hal ini merupakan cermin keterbukaan

kasih untuk mewujudkan kebaikan bersama. Hari kemerdekaan menjadi

saat untuk tidak lagi memikirkan perbedaan tetapi sebaliknya memupuk

persaudaraan demi tercapainya kedamaian hidup sebagai masyarakat

yang merdeka.

Fr. Nov. Sakai & PN. Deri

9

Menghidupi Budaya: Menghidupi Jati Diri

Tiga teman frater dan aku yang berpastoral di TK Indriyasana

menghadiri lomba pada tanggal 25 Agustus 2018 di Kecamatan

Ngemplak. Lomba yang diikuti oleh PAUD, TK dan SD sekecamatan

itu dalam rangka Hari Anak Nasional. Karena TK Indriyasana Babadan

masuk dalam Kecamatan Ngemplak maka TK Indriyasana juga turut

berpartisipasi.

Selama menunggu giliran TK Indriyasana tampil, aku melihat

tampilan setiap sekolah. Seluruh sekolah menampilkan tari dan dialog

dengan nuansa Jawa. Tentulah hal tersebut tidak asing bagiku karena

aku juga berasal dari Jawa, tepatnya Yogyakarta. Kendati demikian, aku

merasa bangga dengan mereka. Di zaman yang mulai tergerus dengan

nilai-nilai modernitas, mereka masih mau menghidupi budaya lokal.

Bukankah hal tersebut patut diacungi jempol.

Seakan isu bahwa orang Jawa kehilangan jawanya terbantahkan

pada acara tersebut. Aku rasa ungkapan Proklamator yang berbunyi

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menjunjung tinggi

sejarahnya”, adalah benar. Dengan tetap mempertahankan sejarah dan

budaya lokal, aku diingatkan untuk tidak lupa daratan, tidak seperti

kacang lupa kulit. Karena dengan mengetahui asal-usulku, aku

diingatkan untuk tetap rendah hati dan tahu diri.

Sehebat-hebatnya aku mencapai prestasi, masih ada yang lebih

hebat lagi. Bukankah pada dasarnya aku ini hanyalah manusia lemah

yang berasal dari tanah dan debu. Jadi aku harus tetap rendah hati

karena di atas langit ada langit. Dan langit tertinggi adalah Dia yang

Maha Esa.

Fr. Nov. Michael Adi Kusuma

Refleksi

10

Bidel Ternak

Menjadi bidel ternak tidaklah mudah. Aku mengurus berbagai

jenis ternak seperti ayam, kambing, ikan, burung, marmut dan anjing.

Aku merawat ternak dengan sepenuh hati, dari memperhatikan

makanannya, kebersihan kandang, dan kesehatan ternak itu sendiri.

Awalnya aku kesulitan untuk mengurus ternak itu sendirian. Untung

saja ada Fr. Adi yang menjadi rekanku untuk membantu mengurus

segala kebutuhan ternak.

Agar mempermudah mengurus ternak, aku dan Fr. Adi berbagi

tugas dalam pekerjaan kebidelan kami. Aku mengurus ternak hias

seperti anjing, burung,

marmut, ikan di kolam dan

ikan di aquarium.

Sedangkan Fr. Adi

mengurus ternak ayam,

kambing dan mentok.

Merawat ternak

tidaklah mudah seperti

yang dibayangkan.

Dibutuhkan sebuah niat dan kesungguhan dalam bekerja. Perasaan

malas serta bosan adalah hal yang wajar aku alami dalam bekerja.

Inilah yang menjadi tantangan bagi diriku sendiri saat mengurus ternak.

Tidak jarang karena malas dan bosan aku sering lupa dan menunda-

nunda waktu untuk memberi makan ternak sehingga ternakku terlambat

makan dan mereka kelaparan.

Dari peristiwa ini aku belajar bahwa komitmen dan ketekunan

dalam bekerja dan keikutsertaan Allah dalam doa harianku sangatlah

diperlukan dalam melaksanakan tugas, entah itu tugas yang sederhana

atau tugas besar sekalipun yang dipercayakan padaku dalam komunitas.

Refleksi

Fr. Nov Adi sedang menyiram tanah kandang yang gersang

Ger

ard

.Co

m/F

r. S

akai

Fr. Nov. Rico & PN. Jumiat

11

Rekoleksi Awal Bulan Komunitas:

Mengenali Kehadiran Tuhan Dalam

Hidupku.

Selamat bermenung! Semoga makin

hari makin suci ya…

Misa Requiem Rm. John O’Doherty OMI.

Ya Bapa, terimalah hamba-Mu : Rm.

John O’Doherty di sisi-Mu. Semoga

pelayanan semasa hidupnya berkenan di

hati-Mu.

Kunjungan dan Perayaan Ultah Rm.

Natalino OMI.

Wahh.. makin nambah deh romo

umurnya, semoga lekas sembuh ya

romo & selalu dlm lindungan

Tuhan…Amin.

Perayaan Ekaristi & Syukur Ulang Tahun

Rm. Hardiyanta Pr, Pastor Paroki

Babadan.

Selamat Ulang Tahun Romo Har,

semoga tetap bersemangat dalam

menggembalakan umat paroki.

Historia Domus

12

Opera Magna

Semangat ya para Frater…siang bolong

masih lanjut bekerja,,hehehehe…..

#kaulkemiskinan

Perayaan Ultah di Bulan Agustus

Ciee mesranya…Selamat ulang tahun

kepada Saudari Yovin PPdM,

Fr. Nov. Suni, dan Rm. Sussanto.

Tuhan Memberkati.

Pergantian Bidel Umum

Slamat kepada bidum baru: Fr. Nov

Rico. Trimakasih kepad Fr. Nov. Adi

atas dedikasinya selama masa

jabatan berlangsung.

Surat dari Bruder Benoit OMI

Wiii..dapat surat dari luar negri nih.

Semoga dapat memperteguh

panggilan bruder-bruder sekalian

ya..Amin

13

Si Kaya yang Murah Hati

Komunitas Novisiat OMI turut berbahagia dengan merayakan

syukur atas 25 tahun Imamat Rm. Nikolaus Ola Paokuma OMI. Dalam

kesempatan yang indah ini, Rm. Niko berbagi pengalaman hidup,

sejarah panggilan, serta suka-duka selama menjadi seorang imam.

Rm. Niko berasal dari Lembata, Flores. Sebelum bergabung

dalam Kongregasi OMI, beliau adalah seorang guru PNS yang

mengabdi di Malinau, salah satu daerah pedalaman Kalimantan Timur

bagian utara (kini Provinsi Kalimantan Utara).

Rm. Niko mengalami

perjumpaan dengan dua

orang misionaris OMI. Rm.

Niko merasa tertarik untuk

mengenal mereka lebih

jauh, yang kemudian

membuatnya mantap untuk

turut bergabung dan ambil

bagian dalam karya misi.

Rm. Basir OMI, yang kala itu masih menjadi frater TOP

meneguhkannya untuk turut bergabung dalam kongregasi. Apalagi Rm.

Niko kala itu berkata, “Dia (Fr. Basir) saja yang kecil bisa, mengapa

saya tidak bisa?” Singkat cerita, Rm. Niko menjalani masa pranovisiat

di bawah bimbingan Rm. Peter sendiri.

Dari sejarah singkat panggilan yang kami dapat ini, Rm. Niko

diandaikan sebagai orang kaya yang murah hati, seperti yang terdapat

dalam Kitab Suci. Pengalaman bekerja sebagai guru yang mapan rela ia

tinggalkan demi melayani orang miskin sebagai seorang Oblat.

Kemurahan hati Rm. Niko patut kita teladani, terlebih apakah kita telah

siap meninggalkan segalanya hanya untuk Tuhan dan karya misi.

PN. Vian & Ferdi

Refleksi

Rm. Niko dan kue ulang tahun ke-25 imamatnya

Ger

ard

.Co

m/F

r. S

akai

Ger

ard

.Co

m/F

r. S

akai

G

erar

d.C

om

/Fr.

Sak

ai

14

Ziarah Penuh Sukacita

Bulan Agustus menjadi bulan yang istimewa bagi kami

komunitas Novisiat OMI. Pasalnya, pada bulan ini komunitas Pranovis,

Novis, PPdM dan beberapa pendamping PPdM mengikuti ziarah ke

Gua Maria Pereng. Acara itu berlangsung pada Hari Minggu, 19

Agustus 2018. Rombongan berangkat menggunakan bus pariwisata

berkapasitas 50 orang penumpang. Diperkirakan peziarahan itu diikuti

oleh 40 orang, yang

diantaranya terdiri dari kaum

muda maupun dewasa.

Acara itu berjalan

dengan lancar, rombongan

berangkat dari Novisiat

sekitar pukul 07.00 WIB.

Saat di perjalanan rombongan memulai acara dengan doa rosario. Baru

setelah itu, rombongan mengisi perjalanan dengan memakan snack,

bernyanyi dan bercanda-canda.

Tujuan peziarahan ini adalah mengikuti Misa Novena di Gua

Maria Pereng. Misa itu dipimpin oleh Rm. Antonius Sussanto OMI.

Perayaan Misa berlangsung sekitar dua jam dan diakhiri dengan foto

bersama di depan Gua Maria. Sebelum pergi ke tempat tujuan yang

kedua, para rombongan berbondong-bondong mengikuti syukuran

berkat rumah saudara Rm. Sussanto OMI.

Perjalanan rombongan berlanjut dengan berkunjung ke Biara

Pertapaan Trapistin Gedono. Di sana rombongan menyempatkan waktu

untuk mengikuti Ibadat Sore pukul 16.30 WIB. Sebelum pulang ke

Novisiat, rombongan sempat mampir ke tempat makan untuk makan

malam.

Rombongan sampai di Novisiat kira-kira pukul 22.00 WIB. Ada

yang langsung pamitan pulang, namun ada juga yang bersantai-santai di

Novisiat dahulu sekedar menghilangkan lelah setelah bepergian jauh.

Refleksi

Para Frater Nov & Rm. Sussanto bersama murid-murid SD Marsudirini, Salatiga. G

erar

d.C

om

/Pak

. wel

em

15

Permenungan Kami:

Cinta memang tidak pernah habis untuk dibahas, begitu juga

dengan pengaplikasiannya. Dari sekian mukjizat yang pernah ada, dan

dari sekian banyak kasih yang pernah aku dapatkan, sekali-kalipun aku

tidak pernah bosan dengan salah satu karya Allah ini.

Bagiku Allah sunguh luar biasa, Ia mampu memberikan kebutuhan

dari apa yang aku anggap tidak perlu, bahkan dengan hal-hal yang aku

anggap sepele. Aku tidak pernah ragu dengan kuasa Allah karena apa

pun yang kurasakan sesungguhnya tertuang dari Allah sendiri.

Pengalaman singkat ini banyak mengajariku nilai-nilai kristiani.

Aku pikir semuanya indah dan sederhana. Kendati demikian aku tidak

cemas, karena sesungguhnya Yesus pun mengajarkan kita agar hidup

dalam kesederhanaan.

Begitu juga dengan

setiap kasih yang kita

dapatkan adalah

pinjaman. Oleh karena

itu, kita harus

menyalurkannya kepada

orang lain.

Dalam perjalanan

yang lumayan jauh itu,

kami melakukan doa

Rosario lalu dilanjutkan dengan bernyanyi bersama dengan diiringi oleh

Fr.Togar menggunakan gitar. Perjalanan hampir tidak terasa karena

nyanyian dan canda tawa yang berlangsung selama perjalanan itu. Aku

merasa ada keakraban yang sangat kuat diantara kami. Sukacita

memenuhi kami hari ini.

Berdasarkan pada pengalaman yang aku dapatkan, semoga aku

mampu menjalani panggilan hidupku sebagai novis dan Pranovis, selalu

mensyukurinya sebagai suatu yang luar biasa dan patut kubanggakan.

Fr. Nov. Frans & PN. Amos

PPdM, Pemerhati Novisiat, dan Para Frater Novis berfoto bersama seusai perayaan Ekaristi

Ger

ard

.Co

m/P

etru

s Ta

ka

16

Choice Gathering

Rumah Novisiat OMI Blotan menjadi tempat terselenggaranya

Choice Gathering bagi angkatan 74. Hadir saat itu sekitar 20 orang

choicers. Selain angkatan tersebut diantaranya ada pula salah satu

choicer Jakarta dan

pasangan Pram-Rosa

sebagai pendamping.

Acara ini digelar

Minggu, 12 Agustus

2018.

Kegiatan

dibuka dengan Ibadat

bersama para

choicers. Acara ini

dikoordinir oleh Ketua

angkatan 74. Setelah ibadat para choicers melakukan ice breaking

dengan gerak dan lagu. Singkat cerita acara ditutup dengan permainan

kelompok mencari harta tersembunyi. Aku sekelompok dengan Pak

Pram dan Mas Doa .

Kami bekerjasama dan saling membantu untuk mengumpulkan

petunjuk. Tak jarang aku berdebat dengan Mas Doa mengartikan

petunjuk yang kami dapatkan. Terutama ketika sampai pada petunjuk

nomor tiga. Pak Pram-lah yang menjadi penengah dan mengingatkan

kami. Sampai akhirnya ada kelompok yang menemukan petunjuk

terakhir.

Aku menemukan nilai kerjasama dan mau mendengarkan,

terutama pada saat permainan. Perdebatan yang terjadi dalam

kelompokku tidak akan menghantar kami menang, kalau tidak ada yang

mau mengalah. Pak Pram mempersatukan perbedaan pendapat kami

dan menjadi contoh, layaknya Yesus yang menyatukan berbagai

bangsa.

Refleksi

Fr. Nov. Thomas Brian Wicart

Choicers angkatan 74

Ger

ard

.Co

m/F

r. F

ran

s

17

Oblat Banget!

Belakangan ini sedang digencarkan lagi semangat “keoblatan”

di komunitas OMI Provinsi Indonesia. Seluruh anggota Kongregasi

OMI di Indonesia menyampaikan pemahaman mereka tentang kata

“oblat”. Mereka berbagi melalui refleksi perjalanan panggilan sebagai

seorang Oblat, hidup doa, serta hidup karya dan perutusan.

Pada masa formasi, aku diajak untuk mengenal dan memahami

lebih dalam tentang kata oblat. Semangat “keoblatan” St. Eugenius de

Mazenod Bapa pendiri kongregasi ditanamkan secara getol di Novisiat;

Semangat misioner untuk melayani orang-orang yang tak terlayani,

kehidupan berkomunitas, dan persembahan hidup kepada Allah.

Aku merefleksikan ketiga hal itu sebagai hal-hal yang harus

diperhatikan selama di Novisiat: 1) Menerapkan semangat yang telah

diwariskan oleh Bapa Pendiri dalam kehidupan sehari-hari; 2) Menjadi

saksi di tengah kehidupan berkomunitas ataupun di luar komunitas; 3)

Serta memastikan

keselarasan hal-hal tersebut

dengan perkembangan

kepribadian dan hidup doa

pada diri sendiri.

Oblat yang bermakna

sebagai pribadi yang mempersembahkan diri pun harus terus berlatih

dan berkembang. Walaupun banyak halangan yang sesungguhnya

berasal dari diri sendiri, setidaknya aku sedang melatih diriku, sejauh

mana aku dapat menjadi pribadi yang sungguh oblat mulai dari

sekarang dan seterusnya. Semoga Tritunggal Maha Kudus menyertaiku

bersama Bapa pendiri yang tetap mendoakanku.

Pernak-Pernik Panggilan D

ok.

No

visi

at

Fr. Nov. Evan Pabubung

18

Mengenang Rm. John O’Doherty OMI

Rm. John O’Doherty merupakan

seorang misionaris OMI dari Australia yang

mengabdikan hidupnya untuk Gereja

Indonesia. Pada tahun 1982 beliau dikirim

untuk bergabung dengan para misionaris

Australia di Indonesia. Pada tahun 2011 beliau

kembali ke Australia karena masalah

kesehatannya yang semakin menurun. Rm.

John terserang stroke yang parah sehingga ia

tak sadarkan diri selama beberapa hari. Pada

hari Selasa, 31 Juli 2018 sang misionaris besar

itu telah mengangkat sauhnya untuk berlayar ke Rumah Bapa.

Selama menjadi

misionaris di Indonesia beliau

pernah berkarya di Paroki St.

Stefanus Cilacap (1982-1984),

di Paroki Trinitas Cengkareng

(1984-1985, 1997-2002).

Beliau banyak mengabdikan

diri di rumah formasi OMI

Indonesia. Hal tersebut karena

pengalaman beliau selama sembilan tahun berkarya di rumah Formasi

Mulgrave, Vic Australia dan berlanjut di Indonesia sebagai Magister

Novisiat (1985-1990), Socius Skolastikat (2005-2006) dan Socius

Novisiat (2005-2008).

Oblatologi

Fr. Nov. Suni Bonikus Bunghari

Rm. Yuli, Rm. John, & Frater Novis berfoto bersama seusai sarapan pagi

http

s://trinitas.o

r.id/artikel/b

erita/

22

91

-rip-ro

mo

-joh

n-o

do

herty-o

mi.h

tml

Ger

ard

.Co

m/F

r.

Nat

an

19

“Cinta” atau “cinta”

Judul buku : Cara Menguji Ketulusan Cinta

Penulis : A. Setyawan, SJ

Penerbit : Kanisius

Tebal : 303 halaman

Cinta seyogianya menjadi landasan bagi hidup manusiawi.

Dalam keyakinan inilah maka seseorang mampu membedakan antara

“Cinta” atau “cinta”.

Dalam buku cara menguji ketulusan cinta, sang penulis

memaparkan secara sistematis tentang cinta dalam hidup manusia.

Berangkat dari keprihatinan penyimpangan seksual di Amerika

dan Indonesia, sang penulis memberikan suatu bingkai pemahaman atas

cinta dan seksualitas manusia.

Pendekatan psiko-sosial dapat dilakukan untuk menghadapi

problem cinta dan seksualitas manusia. Tetapi asumsi dasar buku ini

ialah kepercayaan kepada kekuatan Cinta yang jauh lebih efektif

daripada kontrol apapun.

Kepercayaan itu, tidak bisa tidak, menuntut pertanggungjawaban

secara rasional. Upaya ini dapat membantu siapa saja yang berkehendak

baik untuk “menyelamatkan”, baik jiwanya sendiri maupun jiwa

sesamanya : menguji diri apakah sungguh hidup dalam cinta.

Hal-hal demikian dimuat dalam 11 bab dan disertai lampiran-

lampiran terkait ungkapan-ungkapan yang dapat membangun dan

merusak cinta.

Dengan gaya bahasa sederhana dan karikatur yang menyertai

setiap bab membantu pembaca untuk dapat memahami dengan baik

tulisan-tulisan dalam buku ini.

Fr. Nov. Fx. Togar Mulya Nainggolan

Ringkasan Buku D

ok.

Fr.

To

gar

20

Gerard. Com Pendamping : Rm. Ant. Sussanto OMI; Rm. Ign. Yulianto OMI Redaktur Piket Edisi ini : Fr. Nov. Togar & Fr. Nov. Suni Kontributor : Pranovis, Novis, Formator Alamat Novisiat OMI Beato Joseph Gerard, Jln. Kamboja No.17, RT 01/RW 40 Blotan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta, 55581 Telp : 0274-889783 Foto Cover : Fr. Sakai, Fr. Rico, Fr. Adi, Fr. Rizki Bersama kaum muda dan warga RW 40 Buletin Gerard.com dapat di download di www.omi-indonesia.org