dampak korupsi terhadap pertumbuhan ekonomi … · untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan...

244
DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL DI INDONESIA (Studi Kasus: Mekanisme Dugaan Korupsi APBD di Pemerintah Provinsi Banten Tahun 2011) AIRIN NURAINI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

Upload: duongmien

Post on 16-Mar-2019

302 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL DI INDONESIA

(Studi Kasus: Mekanisme Dugaan Korupsi APBD di Pemerintah Provinsi Banten Tahun 2011)

AIRIN NURAINI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 2: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

 

Page 3: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam tesis

saya yang berjudul :

DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL

DI INDONESIA (Studi Kasus: Mekanisme Dugaan Korupsi APBD di Pemerintah

Provinsi Banten Tahun 2011)

Merupakan gagasan atau hasil penelitian saya sendiri dengan bimbingan komisi

pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan sumbernya. Tesis ini belum

pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan

tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah menyatakan secara

jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, April 2013

Airin Nuraini NRP. H151100231

Page 4: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

 

Page 5: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

ABSTRACT AIRIN NURAINI. 2013. Impact of Corruption to Regional Economic Growth in Indonesia (Study Case: Regional Budget Corruption Assumption Mechanism in Banten Province Government at 2011). (Didin S Damanhuri as Chairman and Muhammad Findi is a Member of the Advisory of Committee)

Decentralization is marked with the announcement of Regulation Number

22 in 1999 about the Region Government, and Regulation Number 25 in 1999 about the Financial Proportion between Central and Region Government. But apparently there are lots of problems in the implementations, one of them is a lot of corruption cases are revealed, with lots of corruption suspects are the authorities in that region and the resource of corruption is the local budget. Finally, that may bring a negative impact for the region economic growth. The aims of this study are: (1) To analyze local budget corruption in the mechanism of rent seeking at Banten Province, (2) To analyze the impact of corruption for the regional economic growth in Indonesia. Result showed that there is a local budget corruption assumptions have been done by the executive and legislative persons with the cooperation with the third person in the local budget managing, that behavior is triggered by the high cost political system. Then the result of the data processing showed that the impact of corruption for the regional economic growth is negative and significant, which means the region economic growth should have been more higher than now. In that case, an effort should be done to increase the region economic growth by eliminating the corruption in Region/national level by starting to create a low budget political system.

Keywords: corruption, economic growth, economic rent seeking.

Page 6: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

 

Page 7: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

RINGKASAN

AIRIN NURAINI. 2013. Dampak Korupsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional di Indonesia (studi kasus: Mekanisme Dugaan Korupsi APBD di Pemerintah Provinsi Banten Tahun 2011). Di bawah bimbingan Prof. Dr. Didin S Damanhuri, M.S., DEA dan Dr. Muhamad Findi A, M.E.

Desentralisasi ditandai dengan lahirnya Undang Undang Nomer 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang Undang Nomer 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah, ternyata mengalami banyak permasalahan dalam implementasinya, salah satunya adalah terkuaknya berbagai kasus korupsi di daerah dengan pelaku korupsi sebagian besar adalah para pemegang kekuasaan di daerah, dengan sumber utama yang di korupsi adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang pada akhirnya diduga akan berakibat negatif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

Pada intinya penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis korupsi APBD dalam mekanisme perburuan rente di Pemerintah Provinsi Banten, (2) Menganalisis dampak korupsi terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode campuran, untuk tujuan pertama menggunakan metode deskriptif dan kualitatif yang meliputi studi pustaka dan wawancara mendalam untuk mengungkap perilaku koruptif yang berbentuk aktivitas pencarian rente ekonomi, dengan pendekatan analisa ekonomi politik, yaitu studi keterkaitan antara fenomena politik dan fenomena ekonomi. Informan/ Narasumber yang dipilih untuk menjawab tujuan pertama yaitu dari pihak pejabat publik (eksekutif, legislatif), Akademisi, Badan Pengawas Pemilu (Banwaslu) dan Indonesia Corruption Watch (ICW). Sedangkan untuk mencapai tujuan yang kedua, menggunakan metode kuantitatif dengan regresi data panel statis . Data korupsi yang digunakan untuk tujuan kedua adalah indeks korupsi daerah 48 kabupaten/kota di Indonesia yang diperoleh dari Transparency International Indonesia (TII).

Hasilnya, dalam studi kasus Provinsi Banten telah terjadi korupsi APBD dalam aktivitas pencarian rente oknum eksekutif dan legislatif bergandengan tangan dengan pihak ketiga dalam pengelolaan APBD, perilaku tersebut dipicu oleh adanya sistem politik berbiaya tinggi. Berdasarkan hasil wawancara berbagai informan, beberapa dokumen pendukung, dan pemberitaan media massa maka dapat diketahui bahwa ada dua korupsi APBD dalam mekanisme perburuan rente di Pemerintah Provinsi Banten. Mekanisme pertama, yaitu mekanisme korupsi APBD pos Belanja (Bantuan Sosial) Bansos dan Hibah dalam APBD yang dapat digunakan sebagai dana taktis pembiayaan kampanye, yang dimulai dari tahap perencanaan anggaran (by design), meluas ke tahap pelaksanaan, dan pertanggungjawaban. Mekanisme kedua, yaitu mekanisme perolehan rente melalui proyek-proyek APBD.

Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme verifikasi, bahkan ada penyaluran yang diberikan tanpa berbasis proposal.

Page 8: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

Kemudian pada tahap pelaksanaan, APBD dana hibah dan bansos disalurkan kepada lembaga/ organisasi yang dibagi menjadi dua kategori, yaitu kepada lembaga/ organisasi yang dipimpin keluarga/ kerabat Gubernur dan lembaga/ organisasi masyarakat lainnya. Keluarga/ kerabat Gubernur yang memimpin lembaga/ organisasi yang diberi dana hibah bansos juga memiliki badan-badan usaha yang memberikan kontribusi dalam dana kampanye, sehingga menimbulkan dugaan bahwa sebagian kecil dari dana hibah bansos yang diterima bisa diputar kembali untuk dana sumbangan kampanye.

Dugaan yang kedua adalah dana hibah dan bansos bisa langsung digunakan sebagai dana taktis untuk membiayai aktivitas politik dengan dalih diberikan kepada lembaga/ organisasi yang dikuasai lingkaran kelompoknya, sehingga mudah direkayasa secara administratif. Sedangkan penyaluran dana hibah bansos kepada lembaga/ organisasi masyarakat juga bisa dijadikan dana taktis untuk membiayai aktivitas politik maupun kepentingan pribadi/ kelompok yang lain, caranya dengan merekayasa lembaga/ organisasi yang diberi dana hibah dan bansos (lembaga fiktif, alamat tidak jelas, alamat sama) atau juga dengan cara disalurkan kepada masyarakat namun jumlahnya jauh lebih kecil dari nilai pagu anggaran yang ditentukan. Dana hibah bansos yang menjadi dana taktis ini kemudian digunakan dalam membiayai aktivitas politik salah satunya adalah untuk melakukan money poltics. Sedangkan pada tahap pertanggungjawaban, tidak ada peraturan tegas yang mengatur sanksi keterlambatan penyampaian Laporan Pertanggungjawaban, bahkan tidak dilakukan mekanisme monitoring pelaksanaan dan evaluasi pertanggungjawaban.

Untuk mekanisme yang kedua, perolehan rente diperoleh melalui proyek-proyek APBD. Penguasaan proyek dikoordinasi oleh Gubernur informal atau yang disebut dengan Gubernur Malam, dia memiliki oknum-oknum kepercayaan disejumlah “dinas basah” yang menjaga proyek-proyek APBD, agar akses informasi dengan mudah dia dapatkan. Gubernur informal sebagai pemborong dalam proyek-proyek APBD berkoordinasi dengan Gubernur formal/ jajaran eksekutif dalam menentukan proyek APBD dan siapa saja yang akan menangani proyek. Gubernur formal/ jajaran eksekutif akan menerima beberapa persen dari nilai proyek. Bagi Gubernur Formal keputusan proyek-proyek APBD dan penentuan pemenangnya adalah salah satu cara mengembalikan modal kampanye bagi dirinya dan pihak-pihak yang telah mendukung pembiayaan pada masa kampanye. Gubernur Malam kemudian mengendalikan DPRD melalui eksekutif agar meloloskan usulan mereka, yaitu dengan cara membeli proyek. Membeli proyek dilakukan dengan memberikan bagian dari proyek atau beberapa persen dari nilai proyek kepada oknum DPRD. Dengan demikian pada saat perencanaan anggaran telah ditentukan siapa pemenang proyek-proyek APBD, sehingga proses lelang proyek hanyalah sebuah formalitas, monopoli terselubung ini dapat dilihat dari data pemenang proyek-proyek APBD bernilai besar, yang sebagian besar adalah perusahaan yang termasuk dalam tiga kategori. Kategori yang pertama, Perusahaan milik Gubernur informal. Kedua, perusahaan yang diduga merupakan bendera lain milik Gubernur informal dan kelompoknya. Dan yang terakhir adalah badan usaha swasta lainnya. Diketahui juga bahwa ketiga kategori ini adalah pihak-pihak yang memberikan dukungan pembiayaan pada masa kampanye Gubernur formal. Pada kategori

Page 9: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

pemenang terakhir, yaitu badan usaha swasta lainnya, sebelum mereka memenangkan suatu proyek maka harus memperoleh restu dari Gubernur informal, badan usaha swasta harus menyetorkan sebesar 20 persen sampai dengan 40 persen dari nilai proyek-proyek APBD.

Setelah mengetahui mekanisme korupsi di salah satu daerah di Indonesia (Banten), kemudian dilakukan analisis dampak korupsi terhadap pertumbuhan ekonomi regional (48 kabupaten/kota) dengan regresi data panel statis menggunakan fixed effect, hasilnya dapat diketahui bahwa setiap kenaikan indeks persepsi korupsi akan menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi 48 kabupaten/kota di Indonesia sebesar 0.0223 persen, ceteris paribus. Karena variabel indeks persepsi korupsi TII merupakan indeks antara 0 sampai dengan 10, dimana angka 0 untuk korupsi parah, dan 10 untuk kondisi suatu daerah tidak ada korupsi, sehingga semakin tinggi indeks semakin baik. Dengan demikian terbukti bahwa korupsi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

Potensi pertumbuhan yang dicapai daerah-daerah seharusnya lebih tinggi daripada yang dicapainya sekarang. Dengan demikian upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah adalah dengan melakukan pemberantasan korupsi di level daerah/ nasional yang dimulai dengan menciptakan suatu sistem politik yang berbiaya rendah.

Kata kunci : Korupsi, Pertumbuhan ekonomi, Pencarian rente ekonomi.  

 

Page 10: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

 

Page 11: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

© Hak Cipta milik IPB, Tahun 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumber a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau

seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

Page 12: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

 

Page 13: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL DI INDONESIA

(Studi Kasus: Mekanisme Dugaan Korupsi APBD di Pemerintah Provinsi Banten Tahun 2011)

AIRIN NURAINI

Tesis Sebagai salahsatu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada Program Studi Ilmu Ekonomi

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

Page 14: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc., Agr.

Page 15: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

Judul Tesis : Dampak Korupsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional di Indonesia (Studi Kasus: Mekanisme Dugaan Korupsi APBD di Pemerintah Provinsi Banten Tahun 2011).

Nama Mahasiswa : Airin Nuraini Nomor Pokok : H151100231 Mayor : Ilmu Ekonomi

Menyetujui,

Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Didin S. Damanhuri, M.S.,DEA Ketua

Dr. Muhammad Findi A, M.E.

Anggota

Mengetahui, Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Ilmu Ekonomi Dr.Ir.R.Nunung Nuryartono, M.Si Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr Tanggal Ujian Tesis : April 2013 Tanggal Lulus :

Page 16: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

 

Page 17: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Dampak Korupsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional di Indonesia (Studi kasus: Mekanisme Dugaan Korupsi APBD di Pemerintah Provinsi Banten Tahun 2011).

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Didin S. Damanhuri, M.S.,DEA sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Dr. Muhammad Findi A, M.E., sebagai anggota komisi pembimbing, yang telah memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan tesis ini. Ibu Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc., Agr. selaku penguji luar komisi, serta Dr. Ir. Wiwiek Rindayati, M.Si selaku penguji wakil Program Studi Ilmu Ekonomi atas saran perbaikan tesis. Bapak Dr.Ir. R. Nunung Nuryartono, M.Si selaku Koordinator Mayor Ilmu Ekonomi dan seluruh staf pengajar yang telah memberikan bimbingan dan proses pembelajaran selama penulis kuliah di Mayor Ilmu Ekonomi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh informan yang telah bersedia berbagi informasi, terutama pihak dari Indonesian Corruption Wacth (ICW) yang selama ini telah banyak membantu dalam pembuatan tesis ini, juga kepada orang tua ibu Eni Hayani, Ayah Muhammad Arief yang selama ini telah memberikan dukungan semangat, materi, do’a dan kasih sayang kepada penulis, juga suami dan anak tercinta Novan Widianto dan Alisa Adivia atas dukungan semangat dan do’anya. Teman-teman IE angkatan 2010 dan Staff sekretariat IE terimakasih atas dukungan, kebersamaan dan kerjasamanya selama kuliah.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan tesis ini. Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat.

Bogor, April 2013

Airin Nuraini

Page 18: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

 

Page 19: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kota Bogor, Jawa Barat pada tanggal 9 Oktober 1984, sebagai anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Muhammad Arief dan Ibu Eni Hayani. Pada tahun 1991 penulis menempuh pendidikan formal di SDN Pengadilan 3 Bogor dan tamat tahun 1997. Setelah tamat dari SD penulis melanjutkan sekolah di SMPN 4 Bogor sejak tahun 1997 sampai dengan tahun 2000 dan melanjutkan pendidikan di SMUN 5 hingga tahun 2003.

Kemudian, pada tahun yang sama melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti pada Program Studi Ekonomi jurusan Akuntansi. Penulis menyelesaikan pendidikan sarjana pada tahun 2007.

Pada tahun 2010 penulis diterima sebagai Tenaga Pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan. Pada akhir tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang master pada Program Magister Sains di Program Studi Ilmu Ekonomi, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor .

Page 20: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

 

Page 21: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

ii

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ............................................................................ v

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................. ...... x

1. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah .................................................................. 7

1.3. Tujuan Penelitian......... .............................................................. 9

1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 9

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 9

2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 11

2.1. Landasan Teori ........................................................................ 11

2.1.1. Korupsi................ ........................................................... 11

2.1.2. Korupsi Di Indonesia................ ...................................... 21

2.1.3. Pertumbuhan Ekonomi................................ ................... 26

2.1.4. Korupsi dan Pertumbuhan Ekonomi.. ............................. 34

2.1.5. Korupsi dan Perburuan Rente Ekonomi.. ....................... 37

2.1.6. Desentralisasi .................................................................. 48

2.1.7. Indeks Persepsi Korupsi Transparency International .... 55

2.2. Penelitian Terdahulu .................................................................. 57

2.3. Kerangka Pemikiran .................................................................. 62

3. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 65

3.1. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 65

3.2. Metode Analisis Data ................................................................. 67

3.4.1. Metode Analisis Mekanisme Rent Seeking Economy Activity………………………………………………………... 67 3.4.2. Model Regresi Data Panel Pertumbuhan Ekonomi .......... 71

3.2.2.1 Hipotesa ................................................................ 74

Page 22: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

 

Page 23: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

iii

3.2.2.2 Metode Analisis Regresi Data Panel ....................... …… 74

4. GAMBARAN UMUM ............................................................................... 79

4.1. Gambaran Umum Korupsi Daerah (termasuk yang bersumber dari APBD) di Indonesia ......................................................................... 79

4.2. Gambaran Umum Provinsi Banten .......................................... … 88

5. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………… .........................

5.1. Mekanisme Korupsi APBD dalam Perburuan Rente Ekonomi : Pendekatan Studi Kasus Provinsi Banten……………………… .......

5.1.1. Faktor Penyebab Korupsi APBD : Dugaan Kasus Korupsi

Pilkada Gubernur Banten Tahun 2011 ........................................ 105 5.1.2. Mekanisme Dugaan Korupsi APBD Dana Hibah Bansos Provinsi

Banten 2011…………………………………………………… 115 5.1.3 Mekanisme Perburuan Rente dalam Dugaan Korupsi

pada Proyek-Proyek APBD Provinsi Banten………........ …… 144

5.2. Dampak Korupsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional di Indonesia ............................................................................................. 160

5.2.1. Estimasi Model Pertumbuhan Ekonomi ..................................... 161 5.2.2. Evaluasi Model Pertumbuhan Ekonomi .................................... 164 5.2.3. Pembahasan Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbuh

Ekonomi Regional di Indonesia ............................................... 165 5.2.4. Potensi Pertumbuhan Ekonomi Banten (Analisis ICOR) .......... 172

6. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN ................. 175

6.1. Kesimpulan .......................................................................................... 178

6.2. Implikasi Kebijakan dan Saran ............................................................ 179

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 181

LAMPIRAN ...................................................................................................... 187

103

103

Page 24: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

 

Page 25: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

v

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Perubahan Setelah Desentralisasi ……………………………….……….....51

2. Tujuan Penelitian, Jenis dan Sumber Data yang diperlukan..........................66

3. Tren Korupsi APBD Tahun 2009-2011………………………….……….....83

4. PDRB Banten Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2010…….................93

5. Perkembangan RLS dan AMH Sebagai Komponen IPM Provinsi Banten tahun 2000-2010.............................................................................................94

6. Peringkat IPM Provinsi Banten di Pulau Jawa................................................................................................................95

7. Jumlah Anggota DPRD Berdasarkan Partai Politik Pemenang Pemilu Legislatif Tahun 2004 dan 2009...................................................................100

8. Daftar Incumbent dalam Pilkada Gubernur Langsung Banten...........................................................................................................102

9. Jumlah Dana Kampanye Pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur Banten

Tahun 2011.............................................................................................. 114

10. Gambaran Umum Hibah dan Bantuan sosial............. ............................ . ...119

11. Tren Realisasi Anggaran Hibah dan Bansos Provinsi Banten…………... 122

12. Jumlah Voucher dalam Proses Perencanaan…………………………...…127

13. Lembaga Fiktif Penerima Dana Hibah…………………………………… 130

14. Lembaga Penerima Hibah yang Memiliki Alamat Sama………………….131

15. Daftar Aliran Dana ke Lembaga yang dipimpin Keluarga Gubernur…….132

16. Kepatuhan Instansi Vertikal Kota Serang…………………………………135

17. Normatif Pertanggungjawaban Hibah Bansos…………………………….137

18. Rekapitulasi Hasil Temuan Pada Proses Pengelolaan Dana Bansos Hibah yang bersumber dari APBD Provinsi Banten Tahun 2011………………..138

Page 26: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

 

Page 27: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

vi

19. Badan Usaha Penyumbang Dana Kampanye PilGub Tahun 2011 yang Memenangkan Proyek APBD TA 2012 di Provinsi Banten………………153

20. Proyek APBD TA 2012 yang dimenangkan Badan Usaha Milik Keluarga

Gubernur…………………………………………………………………...156

21. Chow test antara Pooled Least Square dan Fixed Effect………………….161

22. Hausman Test antara fixed effect dan random effect………………………162

23. Hasil Regresi Data Panel…………………………………………………..164

24. Interpretasi Hasil Estimasi………………………………………………...165

25. ICOR tahun 2008 di Pulau Jawa dan Bali…………………………………174

Page 28: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

 

Page 29: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

20 Mekanisme Dugaan Korupsi APBD dalam Pengelolaan Dana Hibah dan Bansos……………………………………………………………..

21 Penguasaan Berbagai Aspek Strategis di Provinsi Banten dalam Lingkaran Keluarga…………………………………………………....

22 Mekanisme Pengerukan APBD Melalui Penguasaan Proyek-Proyek APBD di Provinsi Banten……………………………………………

1 Indeks Persepsi Korupsi Indonesia dan Negara Lain di Dunia............... 1

2 Indeks Persepsi Korupsi Indonesia dan Negara ASEAN +3.................. 2

3 Postur Belanja APBD 2007-2011 (%)………………………………… 5

4 Jumlah Kasus Korupsi Menurut Lembaga Tahun 2011…................. 6

5 Interaksi yang Berpotensi Menimbulkan Korupsi di Negara Demokrasi................................................................................................

6 Korupsi dan Kemungkinan Produksi...................................................... 35

7 Biaya Monopoli Akibat Prilaku Pencarian Rente……………………... 41

8 Penentuan Output Oleh Birokrat………………………………………. 45

9 Kerangka pemikiran…………………………………………………… 64

10 Tahapan Analisa Studi Kasus Korupsi APBD dalam Perburuan Rente ekonomi………………………………………………………………...

11 Tren Korupsi Indonesia berdasarkan Pelakunya Tahun 2011…………. 85

12 Komposisi Realisasi Pendapatan Provinsi Banten tahun Anggaran 2010 dan 2011………………………………………………………….

13 Pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten tahun 2001-2011 ……………. 92

14 Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2008-2011……………………………………………………...

15 Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Banten 1961- 2010…... 94

16 Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Banten…………………... 96

17 Kompilasi Penggunaan Kekuasaan Berdasarkan Modus……………... 106

18 Kompilasi Politik Uang Berdasarkan Modus………………………….. 110

19 Rangkuman berbagai regulasi penyusunan APBD……………………. 116

71

90

92

142

147

159

18

Page 30: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

 

Page 31: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

viii

23 Dampak Perubahan (Penambahan) Pengeluaran Pemerintah Terhadap Keseimbangan Output…………………………………………………

168

Page 32: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

 

Page 33: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Daftar Informan/Nara Sumber ………………………………………… 187 2. Data ICW : Rincian Kejanggalan Penyumbang Dana Kampanye Incumbent 1 Pada Pilkada Banten Tahun 2011 Uji Petik

Terhadap 30 persen dari Jumlah Penyumbang....................................... 188

3. Output pendekatan pooled least square estimasi model pertumbuhan ekonomi regional. ............................................................. 191

4. Output pendekatan fixed effects estimasi model pertumbuhan ekonomi regional…………………………………............................................... 192

5. Output pooled least square/ fixed effects testing dengan menggunakan rendundant fixed effects – likelihood ratio.......................................................... 193

6. Output pendekatan Random effects estimasi model pertumbuhan ekonomi regional............................................................................................... 194

7. Output fixed effects/random effects testing dengan menggunakan correlation random effects-Hausmant test............................................. 195

8. Output hasil estimasi fixed effect dengan GLS weight: cross section weight

dan cross section weight (PCSE).............................................................. 196

9. Tingkat Korupsi rata-rata tahun 2008 dan 2010 48 ibukota/kabupaten di Indonesia ...................... .......................................................................... 197

10. Contoh lembar survey kuisioner TII............. ......................................... 198

Page 34: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

 

Page 35: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

1.1 Latar

Ko

berbagai n

Namun, p

adalah ge

Korupsi y

berarti bu

dibusukan

biasanya t

praktik ya

Sumber : w

Gambar 1

Ind

korupsi y

Transpare

Korupsi (I

ini di In

korupsi di

menunjuk

bebas dar

berada di

indeks ant

Belakang

orupsi buka

negara, neg

perbedaanya

ejala massa

yang berasal

usuk, rusak

n oleh koru

tanda-tanda

ang membus

www.transp

. Indeks Per

donesia sel

yang tinggi

ency Interna

IPK) Indon

donesia tid

ianggap ma

kan kemauan

ri unsur ko

posisi ke

tara 0 samp

New

Zea

land

Den

mar

k

Sin g

apor

e

1 2 3

9.4 9.3 9.2

1.

anlah masal

gara maju m

a dengan ne

al dan belu

l dari bahas

k, menggo

upsi? Koru

a moral/akhl

sukan keuan

parency.org

rsepsi Koru

lama ini di

di dunia.

ational dike

nesia berad

dak ada per

asih meraja

n politik da

orupsi. IPK

114 dari 1

pai dengan

gp

Swed

en

Switz

erla

nd

Finl

and

4 5 6

2 9.2 9 8.

PENDA

lah baru, ta

maupun neg

egara maju,

um diiringi

a latin corr

oyahkan, m

upsi yang d

lak masyara

ngan negara

g,2010

upsi Indones

ikenal seba

Dari data

etahui Pada

da pada skor

rbaikan sam

alela, karena

alam menjal

K 2.8 mene

178 negara

10, 0 bera

Finl

and

Net

herla

nds

Aus

tralia

Can

ada

6 7 8 9

.9 8.9 8.7 8

AHULUAN

api masalah

gara berkem

masalah k

oleh berja

ruptio dari k

memutarbali

dipahami m

akat yang ru

a pada tingk

sia dan Neg

agai salahsa

survey yan

tahun 2009

r 2.8, denga

ma sekali, s

a para elit

ankan keku

empatkan In

yang disur

arti dipersep

Can

ada

Icel

and

Bru

nai …

li

9 10 39 5

8.7 8.7

5.5 4

N

h yang sud

mbang sepe

korupsi di N

alannya sup

kata kerja co

ik, menyog

masyarakat

usak oleh k

kat yang sud

gara Lain di

atu negara

ng dilakuka

9 dan 2010,

an kata lain

sehingga da

politik di n

uasaan nega

ndonesia p

rvey (Gam

psikan sanga

Mal

aysi

a

Thai

land

Indo

nesi

a

57 88 114 1

4.5 3.4 2.8

dah lama a

erti di Indon

Negara Indo

premasi hu

orrumpere,

gok. Apa

secara eko

keluasan pra

dah kronis.

Dunia

dengan a

an oleh lem

, Indeks Per

n pada dua

apat disimpu

negeri ini b

ara dengan b

pada tahun

mbar 1). Ren

at korup, da

Tim

or le

ste

Mya

nmar

151 178

2.2 1.4

ada di

nesia.

onesia

ukum.

yang

yang

onomi

aktik-

angka

mbaga

rsepsi

tahun

ulkan

belum

bersih

2010

ntang

an 10

Page 36: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

2  

sangat bersih. Apabila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN praktek

korupsi menempatkan Indonesia rata-rata dari tahun ke tahun menduduki urutan

kedua terburuk (Gambar 2).

Sumber : Transparency International, 2011(diolah).

Gambar 2. Indeks Persepsi Korupsi Indonesia dan Negara ASEAN +3

Budaya korupsi sudah sedemikian berakar jauh sebelum era Indonesia

yang sekarang. Menurut Myrdal, korupsi di Asia Selatan dan Tenggara berakar

dari penyakit neopatrimonalisme, yaitu warisan budaya feodal pada masa

kerajaan-kerajaan lama yang terbiasa dengan hubungan patron-client. Dalam

hubungan patron-client tersebut, rakyat biasa atau bawahan memiliki kewajiban

memberi upeti kepada pihak-pihak yang berkuasa, sementara itu kekuasaan harus

diwujudkan secara materi/kekayaan serta dukungan sejumlah penduduk yang

harus dijaga kesetiaannya1. Kemudian kini berkembanglah money politics dalam

pemilihan presiden, DPR/DPRD, gubernur, walikota, bupati, pimpinan partai

politik dan seterusnya2, pada setiap masa pemerintahan di Indonesia (Orde Lama,

Orde Baru, dan Era Reformasi).

Akibat dari adanya money politics memberikan kontribusi terhadap

tingginya pengeluaran calon pejabat negara/daerah dalam pemilihan umum

(pemilu) atau pemilihan kepala daerah (pilkada), untuk memenuhi pembiayaan

politik dalam proses pemilihan, seorang calon pejabat negara/daerah perlu

mencari dukungan pembiayaan dari kelompok kepentingan dan pelaku politik.                                                             1Damanhuri DS, Korupsi,Reformasi Birokrasi dan Masa Depan Ekonomi Indonesia, Jakarta:LPFEUI,2006,hal 9. 2Ibid.

0.001.002.003.004.005.006.007.008.009.00

10.00

Cina

Jepang

Korea Selatan

Singapura

Indonesia

Malaysia

Thailand

Filipina

Page 37: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

3  

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Aditjondro di daerah Poso, menengarai

bahwa para pelaku bisnis di tingkat provinsi dan nasional memiliki kepentingan

sendiri untuk mendukung seorang calon yang pada gilirannya harus “dibayar”

kelak ketika sang calon berhasil terpilih3. Pada akhirnya nanti kebijakan-

kebijakan yang lahir dari para pemerintah negara/daerah sudah tidak lagi

independen, bukan lagi bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tapi

lebih banyak menguntungkan segelintir pihak yang terkait dengan money politics

tersebut.

Dalam kondisi seperti yang diuraikan di atas, Myrdal dalam bukunya

Asian Drama pernah memberikan kritikan terhadap negara berkembang yang

dikatakan berstruktur lembek (soft state) terutama berlangsung di Asia Selatan

dan Asia Tenggara4. Dimana para elite politik di negara-negara tersebut sangat

kompromistik dengan segala bentuk korupsi.

Korupsi bisa menjadi kontributor utama terhadap tingkat pertumbuhan

yang rendah dari banyak negara berkembang5, disamping itu korupsi juga dapat

tumbuh bersama dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, walaupun demikian

pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi tidak berkualitas melalui pemborosan

dana pembangunan (high cost economy), sehingga pembangunan ekonomi

menjadi tidak merata.

Korupsi tidak menunjukan hubungan langsung terhadap kemiskinan.

Korupsi mempunyai konsekuensi terhadap faktor-faktor yang menentukan

pertumbuhan ekonomi, seperti menghambat investasi, mendistorsi alokasi

sumberdaya, menurunkan kapasitas fiskal dan membuat kualitas infrastruktur

rendah. Selanjutnya, faktor-faktor tersebut memengaruhi tingkat kemiskinan.

Sebagai contoh, untuk pengembangan sumber daya manusia, korupsi membuat

kualitas dan kuantitas sekolah jadi tidak optimal, demikian juga dengan upaya

ketersediaan kebutuhan dasar (basic needs), seperti air bersih, pangan, dan

pelayanan kesehatan masyarakat. Hal ini membuat masyarakat Indonesia menjadi                                                             3Aditjondro (tidak dipublikasikan) dalam Taufik R, Maria P,Dewi D, Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi, Bank Dunia, 2007, hal 15. http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publication/Memerangi_Korupsi_dprd.pdf, 28 Desember 2012. 4Asian Drama dalam Damanhuri DS, Ekonomi Politik dan Pembangunan, Jakarta:LPFEUI, 2010, hal 30. 5Mauro P, Corruption and growth, Quarterly Journal of Economics 110,1995.

Page 38: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

4  

kurang terdidik, kurang gizi dan gampang sakit. Sehingga pada akhirnya

masyarakat Indonesia kurang siap bersaing secara regional maupun internasional.

Dari tahun ke tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara di

Indonesia jumlahnya terus meningkat. Pada masa Orde Baru APBN diperkirakan

mengalami kebocoran mencapai 30 persen (Incremental Capital Output Ratio/

ICOR) hingga lebih dari 50 persen (Input Output/ IO), dengan demikian

sesungguhnya potensi pertumbuhan ekonomi yang bisa mencapai 12 persen

menjadi hanya tumbuh 7 persen per tahun6. Pada masa reformasi, dengan adanya

desentralisasi fiskal maka ada sebagian dari APBN yang ditransfer ke daerah.

Desentralisasi atau otonomi daerah/khusus di negeri ini dimulai sejak

berlakunya Undang-Undang (UU) Nomer 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah, menggantikan Undang-Undang Nomer 5 tahun 1974 tentang

Pemerintahan Daerah, yang diimplementasikan sejak januari 2001. Perubahan

paling penting adalah pelimpahan kewenangan pemerintah pusat kepada daerah

menyangkut sektor pelayanan publik7. Bidang pemerintahan yang wajib

dilaksanakan pemerintah Kabupaten/ Kota meliputi: pekerjaan umum, kesehatan,

pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan,

penanaman modal, lingkungan hidup, koperasi dan tenaga kerja8.

Secara normatif, otonomi daerah merupakan sebuah alat untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelayanan umum. Pertanyaannya

adalah setelah lebih dari satu dasawarsa lebih otonomi daerah diterapkan, apakah

tujuannya telah tercapai? dari segi ekonomi, peran pemerintah daerah memang

semakin besar, dari berbagai sumber data diketahui beberapa daerah mampu

meningkatkan pendapatan perkapita daerahnya lebih besar daripada pendapatan

perkapita nasional. Namun, hal itu hanya sebatas data, pada kenyataannya rakyat

daerah yang penuh sumber daya alam belum tentu sejahtera. Di daerah yang kaya,

                                                            6Damanhuri DS, op. cit, hal 128. 7Pasal 7 UU No.22/1999 8Pasal 11 ayat (2) UU 22/1999

Page 39: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

5  

seperti Riau, Kalimantan Timur dan Papua sejumlah pejabatnya justru terbelit

kasus korupsi9.

Sumber: Kementerian Keuangan RI, 2012.

Gambar 3. Postur Belanja APBD, 2007-2011 (%)

Besarnya dana transfer yang berlebihan juga akan memberikan implikasi

bagi daerah untuk menggunakan anggaran secara tidak efisien10. Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ternyata masih bias kepentingan elite,

dana yang dialokasilkan untuk elite terlalu besar daripada untuk anggaran

meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kementrian Keuangan mencatat APBD

periode 2007-2011 rata- rata persentase untuk belanja pegawai lebih tinggi

dibandingkan untuk belanja modal (Gambar 3).

Terlebih lagi sisa persentase dari anggaran yang dimaksudkan untuk

membangun ekonomi masyarakat masih juga dikorupsi oleh oknum pemerintah

daerah maupun masyarakat. Kompleksitas permasalahan yang muncul

kepermukaan adalah terkuaknya sebagian kasus-kasus korupsi para birokrat

daerah dan anggota legislatif daerah. Jadi bukan hanya saja kekuasaan yang di

desentralisasikan dari pusat ke daerah tapi juga korupsi itu sendiri. Desentralisasi

yang tidak diiringi dengan kesiapan pemerintah daerah yang mengelola

menorehkan tambahan panjang sejarah korupsi di Indonesia.

                                                            9 Elok D. Briggita I (Maria Hartiningsih), Korupsi yang Memiskinkan, Jakarta:PT.Kompas Media Nusantara, 2011, hal 73. 10Mardiasmo dalam Suparno, Desentralisasi Fiskal dan Pengaruhnya terhadap Perekonomian di Indonesia , Tesis, FEM IPB, 2010.

39 40 41 4558

46

18 18 19 18 20 1930 27 25 22 22 25

13 15 15 15 14 14

0

20

40

60

80

2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata

Belanja Pegawai Belanja Barang Jasa

Belanja Modal Belanja Lainnya

Page 40: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

6  

Sumb

Gam

terda

lemb

jajara

264

kelem

deng

peme

88 m

Bant

sudah

menj

mem

P.T.

berba

minim

provi

peng

ber: ICW, 2

mbar 4. Juml

Menurut

apat 14 lem

baga yang

an pemerint

kasus koru

mbagaan da

gan kerugian

erintah prov

milyar (Gam

Media m

ten juga tid

h terungka

jadi dugaan

miliki banda

Krakatau S

agai tempat

m sarana p

insi Banten

gawasan terh

264

56

2012.

lah Kasus K

t Indonesia

mbaga yang

paling raw

tah daerah,

upsi denga

alam naung

n negara 2.4

vinsi (pemp

mbar 4).

massa baru-

dak luput da

ap dan tela

n kasus ko

ara internas

Steel. Tida

t wisata da

prasarana da

n tidak jauh

hadap tinda

23 18 1

Korupsi Men

a Corruptio

g terdeteks

wan tingkat

seperti pem

an kerugian

gan pemerin

494 milyar

prov) denga

-baru ini jug

ari berbagai

ah diselesa

orupsi. Ban

sional dan r

ak hanya it

an berbagai

an pemban

h dari Dae

ak pidana ko

14 13 12

nurut Lemb

on Watch

i paling ra

korupsinya

merintah kab

n negara 9

ntah kota (p

rupiah, sert

an jumlah 2

ga ramai m

i masalah k

aikan secara

nten adalah

ribuan indu

tu, Banten

i mall besa

gunan di B

erah Khusus

orupsi masih

10 8

aga Tahun 2

(ICW), pa

awan korup

a yaitu sel

bupaten (pe

60 milyar

pemkot) den

ta seluruh le

23 kasus den

memberitaka

korupsi. Ad

a hukum,

provinsi y

ustri berska

juga memi

ar. Namun

Banten sang

s Ibukota (

h minim. M

7 4 4

2011

ada tahun

psi. Posisi

luruh lemba

mkab) deng

rupiah. Di

ngan jumlah

embaga dal

ngan kerug

an, bahwa d

da banyak k

adapula ya

yang tergol

ala nasional

iliki proper

sangat iron

gat lambat.

(DKI) Jaka

Monopoli ke

2 1

2011 saja

tiga besar

aga dalam

gan jumlah

iikuti oleh

h 56 kasus

lam jajaran

gian negara

di Provinsi

kasus yang

ang masih

long kaya,

l termasuk

rti-properti,

nis, Banten

Walaupun

arta namun

ekuasaan di

Page 41: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

7  

bidang pemerintah, sangat rentan menyebabkan penyalahgunaan wewenang

dalam penggunaan anggaran.

1.2 Perumusan Masalah

Sejak Otonomi daerah, semakin banyak kasus korupsi di berbagai daerah

yang terungkap dengan objek utamanya adalah APBD. Korupsi di daerah yang

diwarnai korupsi dalam proses politik telah membelokan tujuan dari pelaksanaan

desentralisasi.

Praktek korupsi di pemerintahan daerah terjadi di berbagai negara di

dunia, begitu pula negara Indonesia. Untuk menangkap gambaran korupsi di

salahsatu daerah di Indonesia, maka dilakukan penelitian kasus korupsi di wilayah

Provinsi Banten. Wilayah Banten terutama Kota/kabupaten Tanggerang

merupakan wilayah penyangga ibukota negara. Setelah lebih dari satu dasawarsa

otonomi daerah ternyata Provinsi Banten tidak menunjukan prestasi yang

menggembirakan.

Diperkuat sejumlah data, seperti misalnya pada tahun 2008, Indeks

governance di Banten hanya rata-rata 0.3 dari skala 1 yang berarti sangat rendah,

menurut Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gajah Mada

(PSKK UGM). Demikian juga Indeks Integritas Pemerintah daerah yang menurut

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kurang, yakni hanya 5.88 dari skala 10.

Juga Indeks Persepsi Korupsi menurut Transparency Internasional Indonesia

(TII) hanya sebesar 4.6 dari skala 10. Terakhir, Indonesian Corruption Watch

(ICW) menyebut Banten sebagai provinsi terkorup ke-15 dari 33 provinsi di Indo-

nesia.

Pemilihan Umum Kepala Daerah (PILKADA) di daerah provinsi Banten

yang dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2011 untuk periode 2011-2016, sebagai

potret salahsatu pelaksanaan pilkada di Indonesia. Pilkada yang terbebas dari

praktek korupsi pemilu, dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu penyalahgunaan

kekuasaan, politik uang, dan kepatuhan terhadap dana kampanye. Berdasarkan

data ICW pilkada di pemerintah Provinsi Banten telah meninggalkan banyak

kejanggalan dan dugaan praktek korupsi politik.

Page 42: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

8  

Bagi daerah-daerah yang kaya akan sumber daya alam para pendukung

dana kampanye melibatkan para pemburu rente yang mengincar kekayaan alam

tersebut, namun pada kasus Provinsi Banten para pemburu rente mengincar

proyek-proyek APBD. APBD menjadi sasaran bagi para pencari rente ekonomi

yang mengharapkan keuntungan tanpa dasar, para pencari rente bukan hanya

sektor swasta, namun juga pemerintah (politisi dan birokrasi).

Korupsi APBD di daerah biasanya dilakukan bahkan sebelum kepala

daerah berkuasa, sumber pembiayaan dimanipulasi, perburuan rente ekonomi

dilakukan untuk modal kampanye dan kemenangan calon kepala daerah.

Kekuasaan yang diperoleh atas kemenangan kepala daerah dari proses pilkada

yang tidak bersih hanya akan menghasilkan perburuan rente yang lebih luas lagi.

Maka diduga akibat biaya politik yang tinggi (high cost politic) di dalam pilkada

adalah salahsatu faktor yang menyebabkan pemborosan/ kebocoran sumber-

sumber ekonomi ( high cost economic) dalam hal ini adalah APBD.

Korupsi memang tidak menunjukan hubungan langsung terhadap

kemiskinan dan upaya perbaikan kebutuhan dasar, tetapi korupsi mempunyai

konsekuensi terhadap pertumbuhan ekonomi rendah di daerah yang merupakan

indikator utama dalam pembangunan daerah, yang pada gilirannya pemerintah

daerah (pemda) menjadi tidak efektif dalam menanggulangi kemiskinan dan

memenuhi kebutuhan dasar. Namun korupsi juga pernah diyakini dapat

memperlancar perekonomian, sebagai uang pelicin (speed money) dalam

menjalankan roda bisnis dan perdagangan, yang dapat memfasilitasi pertumbuhan

ekonomi.

Berdasarkan uraian tersebut, perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah korupsi APBD dalam mekanisme perburuan rente ekonomi

di pemerintah Provinsi Banten ?

2. Bagaimanakah dampak korupsi terhadap pertumbuhan ekonomi regional

di Indonesia ?

Page 43: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

9  

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan perumusan masalah, maka

penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis korupsi APBD dalam mekanisme perburuan rente di

pemerintah Provinsi Banten.

2. Menganalisis dampak korupsi terhadap pertumbuhan ekonomi regional di

Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi tentang praktek korupsi di daerah.

2. Dengan tercapainya tujuan penelitian diharapkan mampu membantu

masyarakat dan pemerintah meminimalkan korupsi pada tingkat daerah,

sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan

pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

3. Penelitian ini juga diharapkan mampu mengungkap akar permasalahan

dari korupsi yang ada di daerah, juga menyarankan solusi yang tepat

sasaran, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah

dalam mengambil kebijakan pemberantasan korupsi di Indonesia.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini, menganalisis mekanisme perburuan rente ekonomi dalam

studi kasus dugaan korupsi APBD di pemerintah Provinsi Banten pada tahun

2011. Sangat luas pengertian korupsi maka untuk tujuan pertama penelitian,

memfokuskan pada korupsi di daerah yang terjadi pada APBD. Korupsi APBD

disini adalah korupsi yang mencakup korupsi pada pos-pos yang terdapat dalam

APBD. Dalam konteks ini, korupsi mencakup perilaku koruptif (corruptive

behavior) yang berbentuk aktivitas pencarian rente. Analisis yang dilakukan yaitu

dengan pendekatan analisa ekonomi politik, yaitu studi keterkaitan antara

fenomena politik dan fenomena ekonomi.

Analisis untuk studi kasus mekanisme perburuan rente ekonomi di

Provinsi Banten, dilakukan pada kasus-kasus yang dipilih, yaitu :

Page 44: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

10  

1. Dugaan korupsi Pemilihan Kepala Daerah tahun 2011.

2. Dugaan korupsi APBD pada Dana bantuan sosial dan hibah tahun

2011.

3. Dugaan korupsi dalam proyek-proyek APBD.

Kemudian, untuk menganalisis dampak korupsi terhadap pertumbuhan

ekonomi regional dilakukan pada tahun 2008 dan 2010 pada 48 kota/kabupaten di

Indonesia. Untuk tujuan kedua penelitian ini, pengertian korupsi adalah definisi

dari Transparency International, yaitu mencakup perilaku pejabat-pejabat sektor

publik baik politisi maupun pegawai negeri, yang memperkaya diri mereka secara

tidak pantas dan melanggar hukum, atau orang-orang yang dekat dengan mereka

dengan menyalahgunakan kekuasaan yang dipercayakan kepada mereka.

Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data Primer

yang diambil sesuai dari kebutuhan penelitian yaitu hasil dari wawancara

mendalam (in depth interview). Data sekunder yang digunakan diambil dari

dokumen-dokumen terkait seperti pemberitaan media massa, hasil penelitian,

dokumen-dokumen pemerintah serta data lainnya yang relevan dengan penelitian

dari berbagai sumber yang diuraikan pada bab berikutnya.

Page 45: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

11  

2. TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini diuraikan berbagai pustaka yang menjadi dasar dalam

penelitian. Tinjauan pustaka terdiri dari pembahasan teori-teori, penelitian

terdahulu, dan kerangka pemikiran. Sementara itu teori-teori yang dibahas adalah

teori tentang korupsi, pertumbuhan ekonomi, perburuan rente ekonomi dan

desentralisasi. Selain itu ada juga sub-bab pembahasan tentang variabel-variabel

yang membangun Indeks Persepsi Korupsi Indonesia yang digunakan dalam

penelitian ini.

Kemudian penelitian terdahulu yang digunakan adalah penelitian tentang

korupsi yang berkaitan dengan perilaku pencarian rente, penelitian tentang

korupsi dan pertumbuhan ekonomi, juga penelitian tentang pertumbuhan ekonomi

regional. Setelah mengkaji berbagai teori dan penelitian terdahulu maka

disusunlah suatu kerangka pemikiran dari penelitian ini yang disajikan dalam

bentuk bagan alur.

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Korupsi

Menurut Transparency International11definisi korupsi adalah mencakup

perilaku pejabat-pejabat sektor publik baik politisi maupun pegawai negeri, yang

memperkaya diri mereka secara tidak pantas dan melanggar hukum, atau orang-

orang yang dekat dengan mereka dengan menyalahgunakan kekuasaan yang

dipercayakan kepada mereka. Korupsi secara lebih spesifik dikelompokan dalam

dua kategori, yaitu korupsi sesuai peraturan yang berlaku dan korupsi melanggar

peraturan yang berlaku.

Korupsi sesuai peraturan yang berlaku terjadi dalam situasi, apabila

seorang pejabat mendapat keuntungan pribadi secara illegal karena melakukan

sesuatu yang sudah menjadi kewajibannya untuk melaksanakan sesuai dengan

undang-undang. Korupsi melanggar peraturan yang berlaku terjadi dalam situasi,

suap diberikan kepada pejabat yang menurut undang-undang dilarang untuk

                                                            11 Pope J, Strategi Memberantas Korupsi Elemen Sistem Integritas Nasional, Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 2002, hal 7.

Page 46: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

12  

melakukan pelayanan tersebut. Keduanya dapat terjadi dalam semua tingkat

hierarki pemerintahan.

Namun, korupsi dapat juga dipandang sebagai prilaku tidak mematuhi

prinsip “mempertahankan jarak”, artinya, dalam pengambilan keputusan di bidang

ekonomi, apakah ini dilakukan oleh perorangan di sektor swasta atau oleh pejabat

publik, hubungan pribadi atau keluarga tidak memainkan peranan. Prinsip ini

adalah landasan untuk organisasi apapun mencapai efisiensi, apabila sekali

dilanggar, maka korupsi akan timbul.

Menurut World Bank Guidelines12“Praktek Korupsi” adalah

menawarkan, memberikan, menerima atau meminta, langsung atau tidak

langsung, segala sesuatu yang bernilai untuk memengaruhi tindakan pihak lain

secara tidak patut . Sedangkan “Praktek Kecurangan “ adalah suatu tindakan atau

penghapusan, termasuk misrepresentasi yang secara sadar maupun secara

sembrono menyesatkan atau berupaya menyesatkan , suatu pihak untuk

mendapatkan keuntungan financial atau keuntungan lain atau menghindari

kewajiban. “Praktek Kolusi” adalah kesepakatan dua pihak atau lebih yang

dirancang untuk mencapai tujuan yang tidak sepatutnya, termasuk untuk

memengaruhi tindakan pihak lain secara tidak patut.

“Praktek pemaksaan (koersif)” mencakup merusak atau merugikan , atau

mengancam untuk merusak atau merugikan , secara langsung ataupun tidak

langsung, suatu pihak atau property pihak tersebut untuk memengaruhi tindakan-

tindakan suatu pihak secara tidak patut. Dan “Praktek obstruktiif” adalah (i)

dengan sengaja merusak, memalsukan, mengubah, atau menyembunyikan bahan

bukti investigasi, atau membuat pernyataan palsu kepada petugas penyelidik

untuk secara material menghalangi investigasi bank terhadap tuduhan praktek

korupsi kecurangan, pemaksaan atau kolusi, dan atau mengancam ,mengganggu,

mengintimidasi suatu pihak untuk menghalanginya dalam menyingkap

pengetahuannya tentang hal hal yang terkait dengan investigasi atau dalam

melakukan investigasi, (ii) perbuatan yang secara material menghalangi hak

pelaksanaan Bank dalam mengaudit atau mengakses informasi.

                                                            12 Sunaryadi A (Maria Hartiningsih), op.cit, hal 291-292.

Page 47: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

13  

Menurut Undang Undang, definisi korupsi telah secara lengkap dijelaskan

dalam 13 buah pasal dalam Undang Undang (UU) Nomer 31 tahun 1999 jo. UU

No.20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dimana

terdapat 30 jenis korupsi yang dikelompokan menjadi Kerugian Keuangan Negara

(2 jenis), Suap Menyuap (12 Jenis), Penggelapan dalam jabatan (5 Jenis),

Pemerasan (3 jenis), Perbuatan curang (6 Jenis), Benturan kepentingan dalam

pengadaan (1 jenis), Gratifikasi (1 jenis)13.

Jenis tindak pidana lain yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi

terdiri atas14: Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi (Pasal 21), tidak

memberi keterangan atau memberi keterangan yang tidak benar (Pasal 22 jo.Pasal

28), bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka (Pasal 22 jo.

Pasal 29), dan Sanksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi

keterangan palsu ( Pasal 22 jo.Pasal 35), orang yang memegang rahasia jabatan

tidak memberikan keterangan atau memberikan keterangan palsu (Pasal 22

jo.Pasal 36) dan saksi yang membuka identitas pelapor (Pasal 24 jo.Pasal 31).

Damanhuri15 membagi korupsi menjadi 7 macam, yaitu korupsi

transaktive (kolusi), extortive (memeras), investive (suap), nepotisme, autogenic

(Dilakukan seorang diri), Supportive (bias kekuasaan), dan defensive

(Keterpaksaan). Sedangkan Lopa16 membagi korupsi menjadi dua bentuk, yaitu

material/economic corruption dan political corruption. Bentuk pertama, adalah

yang lebih banyak menyangkut penyelewengan di bidang materi (uang) dengan

manipulasi di bidang ekonomi yang merugikan perekonomian negara, dan yang

kedua, berupa perbuatan manipulasi pemungutan suara dengan cara penyuapan,

intimidasi, paksaan, dan campur tangan yang dapat memengaruhi kebebasan

memilih, komersialisasi pemungutan suara pada lembaga legislatif atau pada

keputusan yang bersifat admnistaratif, janji jabatan dan sebagainya.

                                                            13 KPK, Memahami Untuk Membasmi, Jakarta:KPK, 2006,hal 15, http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=1250, 28 November 2011. 14 Ibid. 15Damanhuri DS, Ekonomi Politik Alternatif, Jakarta:Pustaka Sinar Harapan,1996, hal 124. 16 Lopa B, Kejahatan Korupsi dan Penegakan hukum, Jakarta: Kompas, 2001, hal 67-71.

Page 48: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

14  

Menurut Klitgaard17 korupsi dapat dilakukan secara free lance yang

artinya pejabat secara sendiri atau dalam sekelompok kecil menggunakan

wewenang yang dimilikinya untuk meminta suap dan hypercorruption yaitu

korupsi yang tidak menghiraukan aturan main sama sekali, yang sistematis

menimbulkan kerugian ekonomi karena mengacaukan insentif, kerugian politik,

kerugian sosial, karena kekayaan dan kekuasaan jatuh ke tangan-tangan yang

tidak berhak. Namun sayangnya jenis hypercorruption adalah yang dewasa ini

sering kita jumpai di pemerintahan daerah di berbagai negara di dunia, sehingga

hak milik tidak dihormati, aturan hukum diremehkan, membuat kacau insentif

investasi, dan berakibat melumpuhkan pembangunan ekonomi dan politik daerah.

Hubungan pola korupsi dalam hierarki ada dua macam18, yaitu hubungan

pola dari bawah ke atas (bottom-up) dan hubungan dengan pola dari atas ke

bawah (top-down). Pola yang pertama dilakukan dengan cara para pegawai

tingkat rendah mengumpulkan suap dan membaginya dengan atasan mereka,

secara langsung maupun tidak langsung. Pola yang kedua beroperasi dimana

pegawai tinggi/ pimpinan menutup mulut para bawahannya dengan membagikan

keuntungannya yang didapatkan dengan korupsi, melalui gaji yang tinggi dan

fasilitas untuk bawahan atau keuntungan dibawah meja.

Bentuk dan definisi korupsi yang luas menjadikan makna korupsi masih

rancu (ambigu) sehingga sulit dibedakan. Contohnya adalah batas perbedaan

antara korupsi ekonomi (economic corruption) dan korupsi politik (political

corruption). Walaupun demikian menurut Riyanto19 usaha untuk kepentingan

pribadi termasuk upaya merancang kebijakan dengan tujuan untuk meningkatkan

peluang atau kesempatan agar tetap bertahan di pemerintahan dapat dipandang

sebagai korupsi ekonomi politik (political economic corruption).

Dari berbagai pandangan para ahli, ada banyak faktor yang mendorong

terjadinya korupsi, menurut Nisjar20ada empat faktor penyebab terjadinya korupsi,

                                                            17 Klitgaard R, Penuntun Pemberantasan korupsi dalam pemerintahan daerah, Jakarta:Yayasan Obor, 2005,hal 3. 18Ackerman SR, Korupsi dan Pemerintahan : Sebab, akibat dan reformasi, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2006, hal 115 19 Riyanto,Korupsi dalam Pembangunan Ekonomi Wilayah: Suatu Kajian Ekonomi Politik dan Budaya, Disertasi, Pascasarjana IPB, 2008, hal 35. 20 Nisjar K, Corruption In Less Developed Countries (a study on the Problem and Sollution of Corruption in Indonesia), Jurnal Akuntansi/thIX/03/September/2005, hal 260.

Page 49: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

15  

yaitu: (1) Sistem administrasi yang memberi peluang terjadinya kebocoran, (2)

Tingkat kesejahteraan aparatur rendah, (3) Hukum yang ada belum cukup

menangani perkembangan tindak korupsi yang merajalela, serta sanksi hukum

atas tindak pidana korupsi belum maksimal dijalankan, (4) Kecenderungan kolusi

yang sulit dibuktikan. Sedangkan Lutfi menyatakan faktor-faktor penyebab

korupsi adalah (1) Motif, motif ekonomi maupun politik,(2) Peluang,(3) lemahnya

pengawasan21.

Singh22 menemukan bahwa sebab terjadinya korupsi di India adalah

kelemahan moral (41.3 persen), tekanan ekonomi (23.8 persen), hambatan

struktur administras (17.2 persen), hambatan struktur social (7.08 persen). Ainan 23 menyebutkan beberapa sebab terjadinya korupsi, yaitu : (1) Perumusan undang-

undang yang kurang sempurna, (2) Administrasi yang lamban, mahal, dan tidak

luwes dan (3) Tradisi untuk menambah penghasilan yang kurang dari pejabat

pemerintah dengan upeti dan suap.

Selain itu, Menurut Pope faktor paling populer yang sering disebut-sebut

sebagai penyebab korupsi, yaitu kemiskinan dan mitos kebudayaan. Kemiskinan

menurut sebagian orang adalah akar korupsi, dimana ketiadaan harta dan

kemakmuran membuat orang terpaksa untuk mencari sumber dana tidak legal

untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, namun persepsi tersebut segera

terbantahkan karena banyaknya koruptor-koruptor pada berbagai kasus korupsi

melibatkan banyak kelompok konglomerat dan pejabat-pejabat daerah yang tidak

termasuk dalam kelompok “miskin”, apabila kemiskinan menyebabkan korupsi

maka sulit menjelaskan mengapa negara-negara kaya dan makmur pun penuh

dengan skandal korupsi.

Korupsi merupakan pisau bermata dua, dimana korupsi dapat muncul dari

harta dan kemakmuran, atau juga dapat muncul dari ketiadaan harta dan

kemakmuran. Korupsi justru dapat menyebabkan kemiskinan, karena keputusan-

keputusan mengenai anggaran publik di dasarkan pada pertimbangan keuntungan

                                                            21 Lutfi dalam Sopanah, Wahyudi I, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Korupsi APBD di Malang Raya, hal 5. http://ejournal.umm.ac.id/index.php/legality/article/view/277/290, diakses 14/9/2012 22 Singh dalam Soesatyo B, Perang-perangan Melawan Korupsi : Pemberantasan Korupsi di Bawah pemerintahan Presiden SBY, Jakarta:Ufuk Press, 2010, hal 26. 23 Ainan dalam ibid, hal 26.

Page 50: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

16  

pribadi dan ditopang oleh uang sogok luar biasa besar dari perusahaan-perusahaan

dari negara industri tanpa mempertimbangkan sedikitpun kepentingan negara

bersangkutan atau rakyatnya24.

Di Negara-negara berkembang korupsi merupakan bagian dari

kebudayaan, yang berasal dari kebiasaan memberi hadiah, bahkan di beberapa

lembaga negara korupsi menjadi sesuatu yang biasa terjadi. Namun apabila kita

lihat kebelakang korupsi merupakan sebuah kebudayaan yang dibawa oleh

kekuatan asing, misalkan di negara-negara Afrika penjajahan ditandai oleh tidak

adanya transparansi. Pengadilan yang ada bukan untuk menegakan keadilan dan

hukum, justru untuk mempertahankan penjajahan. Sesungguhnya dalam konsep

Afrika mengenai hormat-menghormati dan sopan santun, hadiah biasanya kecil

saja, memberi hadiah bukanlah suatu keharusan, nilai yang dilihat adalah

semangatnya bukan dari berapa besar hadiahnya. Pemberian hadiah biasa

dilakukan secara terbuka, bukan sembunyi-sembunyi, dan nilainya apabila

berlebihan akan membuat orang merasa malu.

Klitgaard memodelkan secara sederhana faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya korupsi, yaitu Korupsi (Corruption) sama dengan kekuasaan monopoli

(Monopoly power) ditambah wewenang pejabat (Discretion by officials) dikurangi

akuntabilitas (Accountability) atau dapat pula dirumuskan seperti di bawah ini25:

C = M + D – A…………………………………………………………………(2.0)

Korupsi adalah kejahatan kalkulasi , orang cenderung melakukan korupsi

apabila resikonya rendah, sanksi ringan dan hasilnya besar. Apabila kekuasaan

monopoli makin besar maka hasil yang diperoleh akan lebih besar. Berdasarkan

model yang disusun Klitgaard menunjukan bahwa korupsi akan muncul jika

terjadi monopoli terhadap sumber-sumber ekonomi, terjadinya penyimpangan

kebijakan publik, dan tidak adanya pertanggungjawaban terhadap publik setiap

kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Maka salah satu pendekatan membasmi

korupsi adalah dengan cara mengurangi monopoli, memperjelas dan membatasi

wewenang, juga meningkatkan akuntabilitas.

                                                            24Pope J, op.cit, hal 17. 25Klitgaard R, op.cit, hal 37.

Page 51: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

17  

Semua faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi di atas tidak dapat

dipisahkan, seluruhnya adalah satu kesatuan yang pada akhirnya menciptakan

prilaku korupsi. Namun khusus bagi kasus Indonesia pada era desentralisasi

fiskal, ada faktor politik yang mendorong terjadinya korupsi di daerah, termasuk

yang bersumber dari APBD, yaitu kekeliruan dalam penyelengaraan pemilu

kepala daerah (PILKADA). Pilkada dijadikan ajang transaksional, biaya tinggi

dalam pemilihan membuat calon kepala daerah mencari sumbangan dari sektor

swasta. Akibatnya , setelah calon terpilih kepala daerah sibuk mengembalikan

uang yang dikeluarkan dalam pemilihan, sekaligus mengembalikan investasi yang

diberikan pihak swasta yang membantunya26.

Sedangkan pada praktek pilkada di daerah Sulistio27 mengungkap ada lima

hal tindakan korupsi yang biasa dilakukan kontestan, terutama incumbent dalam

proses pelaksanaan pilkada, yaitu: (1)Penyelewengan jabatan, (2)Pemakaian

fasilitas publik, (3)Money politics, (4)Manipulasi dana kampanye, dan

(5)Pemakaian anggaran publik.

Secara lebih jelas, Jain28 melakukan pemetaan area tempat korupsi terjadi

di negara demokrasi, yang kemudian disesuaikan untuk kondisi di Indonesia oleh 

Zachrie dan Wijayanto29, Gambar 5 di bawah ini membantu memberikan

gambaran untuk tempat yang berpotensi korupsi.

Interaksi 1, melibatkan rakyat dan pemimpin negara (dalam kasus daerah

adalah rakyat dan pemimpin daerah) yang dipilih berdasarkan proses demokrasi,

dalam interaksi ini menimbulkan peluang korupsi politik dalam berbagai bentuk,

termasuk salah satunya money politics, dukungan pembiayaan mereka dapatkan

dari para investor politik. Interaksi 2 terdiri atas 3 bagian, yaitu (1) interaksi

antara birokrat dan pemimpin pilihan rakyat, (2) Interaksi antara birokrat dan

                                                            26Pernyataan Arif Nur Alam (Direktur Eksekutif Indonesia Budget Centre) dalam Soesatyo B, Op.cit, hal 29. 27Sulistio F, Perilaku Korupsi dalam Pemilukada, Dipublikasikan dalam Jurnal Konstitusi PPK FH UB.http://faizinsulistio.lecture.ub.ac.id/2011/05/perilaku-korupsi-dalam-pemilukada/, diakses 6/4/2012 28 Jain AK, Corruption: A Review, Jurnal of Economic Survey, Vol 15, No.1, Corcodia University, 2001, hal 74. 29 Zachrie R, Wijayanto, Korupsi Mengorupsi Indonesia : Sebab akibat dan Prospek Pemberantasan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010, hal 13-15.

Page 52: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

18  

anggota legislatif dan (3) Interaksi antara birokrat dan rakyat. Interaksi ini

membuka peluang terjadinya korupsi birokrat. Birokrat/ pejabat publik yang

dipilih oleh pemimpin negara adalah perpanjangan tangan untuk memeras

kekayaan negara, dan menyerahkan setoran rutin kepada para elit politik untuk

melanggengkan posisi politik mereka melalui proses demokrasi yang koruptif.

Sumber : Zachrie, Wijayanto, 2010.

Gambar 5. Interaksi yang Berpotensi Menimbulkan Korupsi di Negara Demokrasi

Interaksi 3, Interaksi antara pemimpin negara dan anggota legislatif dalam

merumuskan dan menyetujui berbagai program pemerintah biasanya terjadi tarik

menarik kepentingan dan sangat rentan menimbulkan perselingkuhan, karena

konstituen tidak dapat mengawasi apakah para wakil yang mereka pilih benar-

benar mewakili kepentingan mereka, proses pembuatan program pemerintah

sangat miskin akuntabilitas. Mereka dapat merumuskan dan memutuskan

Birokrat

Anggota Legislatif

Pemimpin Negara

Rakyat:

Menerima manfaat tergantung dari kemampuan untuk memengaruhi pengambilan keputusan

22

2

3

4

memilih memilih

Menyetujui berbagai program

pemerintah

Kebijakan Publik

Menegakan hukum dan perundangan

memilih

Memberikan Jasa

Page 53: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

19  

kebijakan yang tidak menomorsatukan kepentingan rakyat, misalnya dalam

kebijakan alokasi anggaran, elite politik dapat mengarahkan penggunaan anggaran

pemerintah untuk sektor yang kurang bermanfaat bagi rakyat, tapi dapat

memperbesar bisnis para “investor politik” mereka (mereka adalah pemimpin

negara dan legislatif).

Interaksi 4 Korupsi Legislatif, interaksi yang melibatkan rakyat dan

anggota legislatif yang dipilih melalui pemilihan umum, seringkali dalam proses

pemilihan umum legislatif, legislatif menyuap rakyat agar mereka terpilih dalam

pemilu (vote buying) sehingga mereka terpilih bukan berdasarkan kinerja tapi

berdasarkan kemampuan financial mereka. Tentu saja pada akhirnya para investor

politik dimana uang tersebut bersumber mengharapkan “pengembalian investasi”

berupa kebijakan yang menguntungkan mereka.

Menurut Kwik30 korupsi kolusi nepotisme (KKN) adalah akar dari segala

permasalahan negara (the roots af all evils). KKN tidak terbatas pada mencuri

uang namun juga sudah merasuk kedalam mental, moral, tata nilai, dan cara

berfikir. Sejak Jaman Yunani kuno sudah dikenal adanya pikiran yang teracuni

oleh korupsi (Corrupted mind). Daya rusaknya sangat dahsyat, karena sudah

menjadikan orang tersebut menjadi tidak normal lagi dalam sikap, prilaku, dan

nalar berpikirnya. Menurutnya konsep dasar pemberantasan korupsi itu sederhana,

yaitu menerapkan Carrot and Stick.

Carrot adalah pendapatan bersih (net take home pay) untuk pegawai negeri,

sipil, maupun Tentara Negara Indonesia (TNI) Kepolisian Republik Indonesia

(POLRI) yang jelas mencukupi untuk hidup dengan standar yang sesuai dengan

pendidikan, pengetahuan, tanggung jawab, kepemimpinan, pangkat dan

martabatnya. Pendapatan tersebut dibuat tinggi, sehingga tidak hanya cukup untuk

hidup layak, tetapi cukup untuk hidup dengan gaya “gagah” namun tidak

berlebihan, sehingga sama dengan kualifikasi pendidikan dan kemampuan serta

kepemimpinan yang sama di sektor swasta.

Stick atau arti harfiahnya pentung adalah hukuman yang dikenakan apabila

semua telah terpenuhi tetapi masih berani korupsi. Maka siapapun yang telah                                                             30Kwik KG, Pemberantasan Korupsi: Untuk Meraih Kemandirian, Kemakmuran, Kesejahteraan dan Keadilan, 2003, hal 2, www.bappenas.go.id/get-file-server/node/5419/ , 28 november 2011.

Page 54: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

20  

melakukan korupsi harus siap menerima hukuman yang seberat-beratnya. Konsep

Carrot and Stick ini harus dijalankan beriringan, dalam era pemberantasan

korupsi di Indonesia sekarang konsep Carrot sudah mulai ditegakan namun Stick

belum.

Selain itu, penerapan Good Governance dapat menjadi solusi dalam

meminimalisir korupsi pada tubuh pemerintahan, menurut United Nation

Development Programme (UNDP) 1997 ada sembilan prinsip yang menandai

adanya Good Governance31, yaitu :

1. Partisipasi masyarakat : Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam

pengambilan keputusan, baik secara langsung, maupun melalui lembaga-

lembaga perwakilan yang sah yang mewakili kepentingan mereka.

Partisipasi menyeluruh di bangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan

mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk berpartisipasi secara

konstruktif.

2. Tegaknya supremasi hukum : Kerangka hukum harus adil dan

diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk didalamnya hukum-hukum

yang menyangkut hak asasi manusia. Penegakan hukum yang netral

memerlukan suatu sistem peradilan yang independen dan kesatuan polisi

netral yang tidak korup.

3. Transparansi : Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang

bebas. Seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi

perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi

yang tersedia harus memadai agar dapat dipantau dan mudah dipahami.

4. Peduli pada pemangku kepentingan stakeholder (Rensponsif) : lembaga-

lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha melayani semua

pihak yang berkepentingan dengan jangka waktu yang wajar.

5. Berorientasi pada konsensus : tata pemerintahan yang baik menjebatani

kepentingan-kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu

konsensus menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi masyarakat, dan

bila mungkin, consensus dalam hal kebijakan-kebijakan dan prosedur.

                                                            31 http://www.undp.or.id/programme/governance/intro_glg.pdf, 12 november 2012.

Page 55: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

21  

6. Kesetaraan : Semua masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki dan

mempertahankan kesejahteraan mereka.

7. Efektifitas dan efisiensi : Proses pemerintahan dan lembaga-lembaga

membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan

menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin.

8. Akuntabilitas : Para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta dan

organisasi-organisasi masyarakat bertanggung jawab baik kepada

masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan.

Bentuk pertanggungjawaban tersebut berbeda satu sama lainnya,

tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan.

9. Visi dan Strategis : Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif

yang luas dan jauh ke depan atas tata pemerintahan yang baik dan

pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa yang dibutuhkan untuk

mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka juga harus

memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya dan sosial

yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut.

2.1.2 Korupsi di Indonesia

Menurut Damanhuri analisis korupsi di Indonesia dikemukakan oleh dua

pemikir, yaitu Myrdal dan Alatas. Myrdal menyatakan korupsi di Asia Selatan

dan Asia Tenggara berasal dari penyakit neopatrimonalisme, yakni warisan feodal

kerajaan-kerajaan lama yang terbiasa dengan hubungan patron-client. Dalam hal

ini rakyat biasa atau bawahan terbiasa memberi “upeti” kepada pemegang

kekuasaan atau atasan. Sedangkan Alatas, pakar sosiologi korupsi, menyatakan

korupsi di Asia dikaitkan dengan warisan dari kondisi historis struktural yang

telah berjalan akibat lamanya masa penjajahan . Dengan demikian secara terus

menerus bangsa ini melakukan pemutarbalikan norma, dimana yang salah jadi

benar, dan yang benar jadi salah, namun yang diutamakan adalah terjaganya

loyalitas terhadap penguasa32.

Pengulangan terus menerus terjadi terhadap norma, baik dilakukan oleh

penguasa maupun masyarakat, akhirnya penyakit menahun itu, menjadi kebiasaan                                                             32Damanhuri DS, Korupsi, Reformasi Birokrasi dan Masa Depan Ekonomi Indonesia, Jakarta: LPFEUI, 2006, hal 9.

Page 56: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

22  

dan mendarah daging dalam intelektual juga emosional. Maka norma lain

terbentuk, norma negatif yang bertentangan dengan norma lama. Menurut Alatas,

walaupun kebijakan anti-korupsi banyak dibentuk, akhirnya korupsi diterima

sebagai praktek yang tak terhindarkan karena dirasakan terlalu berakar, sehingga

sulit untuk diberantas. Secara tidak disadari penyakit-penyakit tersebut sudah

menjadi budaya dalam masyarakat Indonesia33.

Menurut sejarah, korupsi di Indonesia yang terjadi pada masa kini, tidak

terlepas dari watak para elite-nya. Sejarahwan dari Arsip Nasional Republik

Indonesia (ANRI) Lohanda34 memaparkan pada masa Majapahit sebelum Portugis

datang ke Malaka. Suku Jawa adalah pedagang dan pelaut yang memasarkan

berbagai rempah di Malaka, Mereka bermitra dengan China, India, dan Arab.

Kapiten Jawa sebagai ketua komunitas pedagang jawa merupakan bandar dunia

saat itu. Proses kolonialisasi di Indonesia terjadi pada masa kesultanan, dimana

ketika para elite penguasa saat itu sangat suka menerima upeti-upeti tanpa

melakukan kerja keras, dan menerima berbagai bentuk hutang. Pada saat mereka

tidak mampu membayar hutang, pembayaran dilakukan dengan melepas satu

persatu pelabuhan dan berbagai wilayah strategis di Indonesia kepada pihak asing.

Rickleffs adalah sejarahwan Australia yang menegaskan bahwa raja

Mataram pernah mengeluarkan ketentuan bahwa orang Jawa tidak boleh berlayar

kemanapun diluar Jawa, Madura dan Bali. Ketentuan tersebut lahir karena

banyaknya pelabuhan yang sudah dilepaskan ke tangan pihak asing. Suku bangsa

Jawa pada akhirnya berorientasi kedaratan, namun ketika terjadi perang suksesi

dan sang raja terdesak lengser dari tahta, dia menjanjikan daerah-daerah strategis

kepada VOC. Selain itu, Windu alumnus jurusan arkeologi Universitas Udayana

Bali, mengisahkan besarnya angka pajak dalam prasasti-prasasti kerajaan sudah

dilakukan pemahalan (mark up) terlebih dahulu oleh para pemungut cukai

kerajaan pada saat itu35. Berbagai hal tersebut menunjukan korupsi sudah terjadi

sejak masa kerajaan di Indonesia. Bahkan pada masa penjajahan Belanda, VOC

bangkrut pada awal abad ke-20 karena korupsi yang merajalela ditubuhnya.

                                                            33Ibid. 34 Santosa I (Maria Hartiningsih), opcit, hal 108-109. 35 ibid.

Page 57: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

23  

Menurut Damanhuri36 pemerintahan Orde Lama juga tidak luput dari

praktek korupsi, sejarah pernah mencatat bahwa Iskak Tjokroadisuryo, mentri

ekonomi pada kabinet Alisostroamidjojo I, telah melakukan penyalahgunaan

kekuasaan (abuse of power). Penyalahgunaan kekuasaan dilakukan pada lisensi

impor dari kebijakan politik Benteng yang bertujuan untuk memberdayakan para

pengusaha pribumi yang kompeten, namun ternyata dijual kepada para pengusaha

Cina dan konco-konconya.

Sejak itu KKN skala mega mulai berkembang, namun karena masih

diwarnai semangat kemerdekaan, berhasil dilakukan kebijakan tindakan

pemberantasan korupsi yang efektif, yang dilakukan oleh Perdana Mentri

Burhanudin Harahap yang bekerjasama dengan TNI angkatan Darat. Namun

kabinet ini berumur pendek karena terdapat konflik antarpartai sehingga

konstituate dibubarkan pada 5 Juli 1965, seiring dengan nasionalisasi perusahaan

asing. Sejak itu BUMN banyak diwarnai oleh KKN karena di lakukan pihak

partai, dan akhirnya menjadi ciri khasnya hingga masa kini.

Masa Orde Baru (OrBa) adalah masa yang penuh dengan praktek kolusi

yang terus menerus dalam waktu yang cukup lama, yaitu lebih dari 30 tahun.

Praktek kolusi begitu melembaga dan biasanya dilakukan oleh pihak-pihak yang

memiliki kekuasaan (pemerintah) dengan kalangan pengusaha swasta. Kolusi

yang terjadi adalah untuk memperebutkan lisensi, perizinan dan bentuk

pemburuan rente lainnya. Sumber daya pemerintah yang ada kemudian hanya

akan dinikmati oleh segelintir kelompok kepentingan yang bertujuan

memperkaya diri sendiri.

Hal ini terjadi, karena di satu sisi pemerintah (penguasa dan birokrat)

membutuhkan pengusaha untuk pembangunan ekonomi, sedangkam kalangan

pengusaha swasta membutuhkan penyediaan sumber-sumber ekonomi dan

perlindungan. Pada saat itu, pengusaha swasta tidak meningkatkan kemampuan

kompetitifnya dan pemerintah tidak mau menciptakan kondisi persaingan yang

sehat. Karena, pemerintah tidak menginginkan menguatnya kalangan pengusaha

swasta yang mengancam kedudukan mereka, melainkan lebih ingin menjadi

                                                            36Damanhuri DS, Ekonomi Politik dan Pembangunan: Teori ,Kritik, dan Solusi bagi Indonesia dan Negara Sedang Berkembang, Bogor: IPB Press, 2010, hal 127.

Page 58: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

24  

penyedia sumber daya ekonomi , proteksi dan monopoli, sehingga dapat menarik

“upeti” yang lebih besar lagi dari para kalangan pengusaha swasta37. Semua hal

itu pada akhirnya menciptakan kesenjangan yang lebar antara pusat dan daerah,

yang akhirnya menciptakan ketidakstabilan kekuasaan Orde Baru.

Damanhuri38 mencatat potret korupsi yang terjadi pada masa Orde Baru,

yaitu dimulai oleh korupsi pertamina yang berskala mega pada tahun 1975,

dengan kerugian negara sebesar 12,5 miliar dollar AS. Namun tidak adanya

tindakan hukum kepada pelaku-pelaku yang terlibat, menunjukan kelumpuhan

penegakan hukum untuk kasus korupsi pada saat itu. Kemudian terdapat aliran

utang luar negeri rata-rata sebesar 5 miliar dollar AS per tahun, sehingga pada saat

Pak Soeharto lengser, stok utang pemerintah sudah mencapai 70 miliar dollar AS.

Pada masa itu terdapat banyak investasi langsung perusahaan asing, dan

eksploitasi terhadap sumber daya alam (terutama migas dan hutan). Masa OrBa

adalah masa pertumbuhan dan perkembangbiakan segala jenis dan bentuk korupsi,

sehingga adanya potensi pertumbuhan ekonomi yang harusnya dapat tumbuh 12

persen per tahun hanya tumbuh di sekitar 7 persen per tahun.

Keruntuhan Orde Baru ditandai dengan reformasi yang dilakukan sejak

1998, Namun ternyata adanya era baru yang memiliki tujuan positif untuk

kemajuan ekonomi maupun politik, justru membuka celah korupsi yang semakin

menyebar ke daerah dan berbagai lembaga pemerintah, yudikatif maupun

legislatif (pusat dan daerah). Rachbini39 memaparkan demokrasi pada masa

desentralisasi berada masa transisi yang belum matang. Wujud kelahirannya yang

tiba-tiba tidak memberikan kesempatan belajar yang cukup. Akhirnya , pelaku

demokrasi kaget dan tidak memiliki keseimbangan untuk mendorong demokrasi

yang adil, transparan dan tertuju untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Bentuk demokrasi yang tidak sempurna muncul kembali, seperti bentuk

kolusi pada masa Orde Baru, bahkan lebih parah yaitu kolusi yang melibatkan

tidak hanya pemerintah dan pengusaha swasta, tetapi antar parlemen

(DPR/DPRD) dengan pemerintah maupun pemerintah daerah, dengan

                                                            37 Harman BK, Negeri Mafia Republik Koruptor:Menggugat Peran DPR Reformasi, Yogyakarta:Lamalera,2012, hal 102. 38 Damanhuri DS, op.cit, hal 128. 39 Rachbini DJ, Teori Bandit,Jakarta: RMBooks,2008, Hal 35.

Page 59: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

25  

memperebutkan kekuasaan maupun anggaran yang ada yaitu pada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD).

Pada masa pascareformasi parlemen semakin kuat, Parlemen memiliki

fungsi legislasi dalam membentuk undang-undang, fungsi budget dalam

membahas dan menyetujui anggaran, dan fungsi controlling untuk melakukan

pengawasan melalui berbagai instrumen yang dapat dioptimalkan bagi

pemberantasan dan pengurangan secara efektif terhadap praktek korupsi40.

Namun alih-alih melakukan check and balance, parlemen justru banyak

melakukan penyelewengan, melakukan praktek-praktek kolusif yang bertujuan

hanya untuk memenuhi kepentingan pribadi dan lingkaran kecil disekitarnya. Di

sisi lain tidak ada kekuatan yang mengontrol parlemen, sehingga DPR/DPRD

menjadi tempat berkembangnya praktek politik uang dan korupsi.

Kondisi daerah-daerah di Indonesia setelah lebih dari satu dasawarsa

otonomi daerah, ternyata kurang memperlihatkan perbaikan pertumbuhan

ekonomi maupun kesejahteraan masyarakat yang signifikan. Otonomi daerah

dimaksudkan untuk membentuk keseimbangan antara pusat dan daerah, namun

sejauh ini hasil yang dapat dirasakan dalam hanyalah ditebarkannya anggaran

besar ke berbagai daerah dalam rangka otonomi anggaran. Pemerintah daerah dan

DPRD dapat menentukan pembiayaannya sendiri sesuai kewenangannya,

sehingga kekuasaan yang ada di tangan DPR/DPRD dapat disalah gunakan,

misalnya untuk jual beli pengalokasian anggaran ,dan proses pengambilan

keputusan diambil tidak transparan. Ternyata desentralisasi menghasilkan bukan

hanya praktek kolusi yang vertikal (model patron-client) tapi juga horizontal

(eksekutif-legislatif).

Harman41 menggambarkan secara singkat bagaimana dampak korupsi

terhadap kemajuan ekonomi di Indonesia, salah satunya adalah kerugian negara,

yang secara tidak langsung berdampak pada kemajuan pembangunan ekonomi.

Kekuatan negara disokong oleh APBN/APBD, namun kebocoran anggaran

maupun pendapatan itu tentu saja akan menghambat tercapainya tujuan, hambatan

                                                            40 Harman BK, op.cit, hal 20-21. 41ibid, hal 264-279.

Page 60: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

26  

yang tercipta akibat relasi politik, bisnis dan birokratik yang korup menimbulkan

dampak ekonomi sebagai berikut:

Pertama, para investor asing enggan menanamkan modal dalam jangka

panjang di Indonesia, karena tidak adanya kepercayaan bisnis (business

confidence), motif pelaku bisnis lebih terhadap mengeruk kepentingan sebanyak

mungkin, dalam waktu sesingkat mungkin, sehingga kehilangan kesempatan

jangka panjang. Kedua, Ekonomi biaya tinggi yang tercipta akibat maraknya

pungutan yang semakin tersebar luas mengakibatkan biaya produksi menjadi

mahal. Ketiga, Dengan adanya peningkatan biaya produksi hingga 5 persen

sampai 7 persen, pengusaha menyiasatinya dengan menekan upah buruh,

sehingga tingkat upah buruh menjadi sangat rendah. Keempat, korupsi yang

menyebabkan ekonomi biaya tinggi juga menghambat pertumbuhan industri

nasional, yang berdampak pada menurunnya daya saing produk-produk dalam

pasar global. Kelima, Dampak korupsi bukan saja pada nilai kerugian negara,

namun juga terhadap sumber daya alam (SDA), rakyat yang bergantung pada

SDA itu kehilangan mata pencaharian atau akses terhadap lahan, dan pada

akhirnya SDA yang terdistorsi itu juga akan menimbulkan kerusakan lingkungan

2.1.3 Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Sukirno42 istilah pertumbuhan ekonomi digunakan untuk

mengukur prestasi dari perkembangan suatu ekonomi. Pertumbuhan ekonomi

(economic growth) adalah perkembangan kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu

dan menyebabkan pendapatan nasional riil berubah. Tingkat pertumbuhan

ekonomi menunjukkan persentase kenaikan pendapatan nasional riil pada suatu

tahun tertentu dibandingkan dengan pendapatan nasional riil pada tahun

sebelumnya.

Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi

berarti perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu

negara, seperti pertambahan dan dan jumlah produksi barang industri,

perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan

produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal.

                                                            42 Sukirno S, Teori Makroekonomi, Edisi ketiga, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, hal 423.

Page 61: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

27  

Perhitungan pendapatan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

pendapatan menurut harga berlaku yang memberi gambaran mengenai

kemampuan rata-rata dari penduduk negara berbelanja dan membeli barang-

barang dan jasa yang diperlukannya, dan pendapatan menurut harga konstan

untuk menunjukan tingkat kemakmuran di suatu negara.

Faktor-faktor penting yang dapat memengaruhi perkembangan

pertumbuhan ekonomi yang telah lama dipandang oleh para ahli ekonomi adalah

kekayaan alam yang dimiliki suatu daerah/ negara, jumlah dan kemampuan

tenaga kerja, tersedianya usahawan yang gigih, kemampuan mengembangkan

dan menggunakan teknologi modern, serta kestabilan politik juga kebijakan

ekonomi pemerintah.

Pertumbuhan ekonomi yang baik dapat tercapai apabila terjadi penataan

kelembagaan yang dilakukan secara nasional dan menyeluruh. Peranan politik

pemerintah akan memiliki arti yang besar bagi pembangunan peranan

kelembagaan-kelembagaan yang ada untuk menopang pilar pilar kehidupan sosial,

politik, budaya dan ekonomi. Negara-negara maju yang berhasil keluar dari

perekonomian yang terbelakang, biasanya memulai dengan penataan

kelembagaan-kelembagaan sehingga dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi

yang self government43yaitu pemerintahan yang mandiri yang memiliki lembaga-

lembaga yang mendukung aspek hukum, pendidikan masyarakat dan sebagainya .

Beberapa permasalahan ekonomi yang perlu diatasi dalam mencapai

pertumbuhan ekonomi yang baik tercermin dalam pemikiran Arthur Lewis yaitu 44: (1)Pertumbuhan ekonomi bergantung pada usaha mengefektifkan penggunaan

input yang ada, (2)Peningkatan pengetahuan dan penerapannya mempunyai

peranan penting dalam meningkatkan produktivitas suatu masyarakat, (3)

Produktivitas dapat ditingkatkan dengan mempertinggi ketersediaan modal

(capital) perkapita sehingga masyarakat memiliki lebih banyak peluang untuk

melakukan kegiatan-kegiatan produksi

                                                            43 Rachbini DJ, Pembangunan Ekonomi dan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Garsindo, 2001, hal 63. 44 Arthur lewis dalam Ibid.

Page 62: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

28  

Dari zaman ke zaman pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu bidang

penyelidikan yang sudah lama dibahas oleh ahli-ahli ekonomi. Teori Pertumbuhan

ekonomi terus berkembang, seperti diuraikan di bawah ini :

Teori Pertumbuhan Klasik

Smith (1776) dan Ricardo (1817)45 adalah dua tokoh pemikiran

pertumbuhan ekonomi klasik. Menurut Smith dan Ricardo faktor yang

mendorong pertumbuhan ekonomi adalah tingkat perkembangan masyarakat

yang ditentukan dari jumlah penduduk, jumlah stok modal, luas tanah dan

tingkat teknologi.

Pendapatan masyarakat dapat di kategorikan sebagai upah pekerja,

keuntungan pengusaha, dan sewa tanah. Apabila upah pekerja naik akan

menyebabkan kenaikan pertumbuhan penduduk, dan tingkat keuntungan akan

menentukan pembentukan modal. Smith berpendapat bahwa perkembangan

penduduk akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar dan perluasan pasar

akan meningkatkan spesialisasi dalam perekonomian tersebut. Spesialisasi,

kemudian akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan mendorong

perkembangan teknologi. Kenaikan dalam produktivitas yang di sebabkan oleh

kemajuan teknologi akan meningkatkan tingkat upah dan keuntungan, pada saat

yang bersamaan pertumbuhan penduduk juga akan meningkatkan akumulasi

capital dan tabungan.

Dengan adanya akumulasi kapital maka stok alat-alat modal dapat

ditambah dan dapat mendorong meningkatnya produktivitas dan teknologi yang

berkelanjutan sehingga proses pertumbuhan akan terus berlangsung sampai

seluruh sumber daya alam termanfaatkan atau tercapai kondisi stationary state.

Sedangkan Ricardo berpendapat dalam berbagai kegiatan ekonomi akan berlaku

the law diminishing return , misalkan pertumbuhan penduduk yang tinggi akan

berakibat pada turunnya tingkat upah pekerja, menurunkan keuntungan, dan

meningkatkan sewa tanah.

                                                            45 Smith dan Ricardo dalam Priyarsono DS, Sahara, Firdaus M, Ekonomi Regional, Jakarta: Universitas terbuka, 2007, hal 93-99.

Page 63: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

29  

Dalam teori pertumbuhan klasik faktor-faktor produksi utama adalah

tenaga kerja, tanah dan modal, serta peran teknologi. Sedangkan input-input

lainnya yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan output dianggap

konstan/ tidak berubah.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Harrod-Domar

Model pertumbuhan Harrod (1948) Domar (1957)46 termasuk dalam

kelompok pemikiran Neo-Keynesian, model ini menekankan bahwa setiap

perekonomian pada dasarnya perlu mencadangkan atau menabung sebagian dari

pendapatan nasionalnya untuk menambahkan atau menggantikan barang-barang

yang sudah rusak/ susut, barang tersebut adalah barang modal seperti gedung,

peralatan dan bahan baku. Tabungan tersebut perlu karena nanti akan

berkontribusi untuk kegiatan investasi yang akan mendorong pendapatan nasional

sehingga perekonomian dapat tumbuh.

Model pertumbuhan Harrod-Domar adalah gabungan atau modifikasi dari

dua model pertumbuhan, dimana model pertumbuhan Domar memfokuskan pada

laju pertumbuhan Investasi, sedangkan model pertumbuhan Harrod lebih pada

pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product) jangka panjang melalui peningkatan

rasio modal-output (capital-output ratio).

Setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi tertentu dari

pendapatan nasionalnya jika hanya untuk menganti barang-barang modal yang

rusak. Namun demikian untuk menumbuhkan perekonomian tersebut, diperlukan

investasi- investasi baru sebagai stok penambah modal. Seandainya ditetapkan

rasio modal- output sebagai K dan selanjutnya dianggap bahwa rasio

tabungan nasional (national saving rasio = s) merupakan persentase atau bagian

tetap dari output nasional yang selalu ditabung dan bahwa jumlah investasi

(penanaman modal) baru ditentukan oleh jumlah tabungan total (s), maka dapat

disusun model pertumbuhan ekonomi sederhana sebagai berikut :

1. Tabungan (S) merupakan suatu proporsi (s) dari pendapatan nasional (Y),

oleh karena itu, dapat ditulis dalam bentuk persamaan sederhana :                                                             46 Harrod-Domar dalam Todaro MP, Smith SC, Pembangunan Ekonomi. Ed ke-9 (Alih Bahasa oleh Haris Munandar dan Puji A.L) Jakarta: Erlangga, 2006, Hal 128-131.

Page 64: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

30  

S=sY……………………………………………………………………….(2.1)

2. Investasi (I) didefinisikan sebagai perubahan dari stok modal (K) yang

dapat diwakili oleh ΔK, sehingga dapat ditulis dalam bentuk persamaan :

I=ΔK………………………………………………………………………(2.2)

Akan tetapi, karena jumlah stok modal (K) mempunyai hubungan

langsung dengan jumlah pendapatan nasional atau output (Y), seperti yang

ditunjukan oleh rasio modal-output (k) maka :

K/Y = k atau ΔK/ΔY= k

Akhirnya,ΔK=k.ΔY………………………………………………………..(2.3)

3. Terakhir mengingat jumlah keseluruhan tabungan nasional (S) harus sama

dengan keseluruhan investasi (I), maka persamaan berikutnya dapat ditulis

sebagai berikut:

S=I…………………………………………………………………………(2.4)

Dari persamaan (2.1) telah diketahui bahwa S = sY dan dari persamaan (2.2)

dan persamaan (2.3), maka dapat diketahui : I = ΔK = k. ΔY

Dengan demikian, “identitas” tabungan yang merupakan persamaan modal dalam

persamaan (2.4) adalah sebagai berikut:

S=sY = k . ΔY = ΔK = I…………………………………………………….…(2.5)

Atau bisa diringkas menjadi :

sY=k.ΔY……………………………………………………………………….(2.6)

Selanjutnya apabila kedua sisi persamaan (2.6) dibagi mula-mula dengan Y

dan kemudian dibagi dengan K, maka akan didapat :

ΔY/Y=s/k……………………………………………………………………...(2.7)

ΔY/Y pada persamaan (2.7) merupakan pertumbuhan PDB.

Persamaan (2.7) merupakan persamaan Harrod-Domar yang disederhanakan.

Pada persamaan (2.7) menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan PDB (ΔY/Y)

ditentukan secara bersama oleh rasio tabungan nasional (s) dan rasio modal-

output nasional (COR=k). Secara lebih spesifik, persamaan (2.7) menyatakan

bahwa tingkat pertumbuhan pendapatan nasional (ΔY/Y) akan secara

langsung atau secara positif berbanding lurus dengan rasio tabungan (s) dan

secara negatif berbanding terbalik terhadap rasio modal-output nasional( k) dari

suatu perekonomian.

Page 65: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

31  

Maka agar bisa tumbuh pesat, setiap perekonomian harus dapat

menabung dan berinvestasi sebanyak mungkin dari bagian GDP-nya. Semakin

banyak yang ditabung dan diinvestasikan, maka laju pertumbuhan ekonomi akan

semakin cepat.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Solow (eksogen)

Teori Pertumbuhan Solow (1956, 1957)47 masuk kedalam pemikiran

neoklasik didasarkan pada kritik atas kelemahan-kelemahan sebagai

penyempurnaan terhadap pandangan teori Harrod-Domar. Pada intinya model

pertumbuhan Solow adalah pengembangan dari formulasi Harrod-Domar, dengan

menambahkan dua faktor lagi dalam persamaan pertumbuhan (growth equation)

yaitu tenaga kerja dan teknologi. Sehingga pertumbuhan ekonomi tergantung pada

ketersediaan faktor produksi seperti tenaga kerja dan akumulasi modal serta

kemajuan teknologi.

Pandangan teori ini didasarkan pada asumsi yang mendasari analisis

ekonomi klasik, yaitu perekonomian berada pada tingkat pekerjaan penuh (full

employment) dan tingkat pemanfaatan penuh (full utilization) dari faktor-faktor

produksinya. Rasio modal-output (capital output ratio) dapat berubah-rubah

sesuai dengan output yang ingin dihasilkan. Jika lebih banyak modal yang

digunakan maka tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit dan sebaliknya.

Fleksibilitas ini menggambarkan suatu perekonomian yang memiliki kebebasan

dalam menentukan kombinasi antara modal (capital, K) dan tenaga kerja (labour,

L) yang akan digunakan dalam kegiatan produksi. Dalam model ini fungsi

produksi tanpa perkembangan teknologi secara umum dapat dituliskan sebagai

berikut:

Y(t) = f(K(t),L(t))……………………………………………………………...(2.8)

Dimana pertumbuhan pendapatan riil adalah fungsi dari K (stok modal)

dan L (tenaga kerja), pendapatan akan meningkat apabila setiap tenaga kerja

mendapat modal peralatan lebih banyak dan proses itu disebut capital deepending,

namun tidak terus menerus tanpa adanya pertumbuhan teknologi, karena modal

                                                            47 Solow dalam Ibid, hal 150.

Page 66: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

32  

dan tenaga kerja akan meningkat dengan pertumbuhan yang semakin menurun

(diminishing return).

Kemudian dalam model fungsi produksi dengan perkembangan teknologi

dapat disajikan ke dalam bentuk fungsi produksi Cobb-Douglass, yaitu output

merupakan fungsi dari tenaga kerja dan modal. Sementara itu, tingkat kemajuan

teknologi merupakan variabel eksogen.

Y(t) = f (A(t), K(t),L(t))………………………………………………………. (2.9)

Asumsi yang digunakan adalah skala hasil tetap (constan return to scale,

CRTS), substitusi antara modal dan tenaga kerja bersifat sempurna dan juga

adanya produktivitas marginal yang semakin menurun (diminishing marginal

productivity) dari tiap-tiap inputnya.

Dalam bentuknya yang lebih formal, model pertumbuhan neoklasik Solow

dapat dituliskan sebagai berikut:

Y t K t α A t L t α…………………………………………………..(2.10)

Keterangan: Y adalah output; K adalah stok modal; L adalah jumlah tenaga kerja;

A adalah produktivitas tenaga kerja/teknologi, yang pertumbuhannya di tentukan

secara eksogen. α adalah melambangkan elastisitas output terhadap modal (atau

persentase pertambahan output yang diciptakan oleh penambahan satu persen

modal fisik dan manusia). Asumsi CRTS menyatakan jika α=a dan 1-α=b, maka

a+b=1 artinya nilai a dan b merupakan batas produksi dari masing-masing

produksi tersebut.

Teori Pertumbuhan Endogen

Teori pertumbuhan endogen yang disebut juga teori pertumbuhan baru,

adalah modifikasi terhadap model pertumbuhan Solow, model ini mencoba

memperbaiki kegagalan model Solow dalam hal memberikan penjelasan terhadap

penyebab-penyebab perkembangan teknologi, menurut teori ini perubahan

teknologi bersifat endogen (dari dalam sistem ekonomi) dan memengaruhi

pertumbuhan jangka panjang.

Page 67: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

33  

Mankiw, Romer, Weil /MWR (1992)48 mengusulkan menggunakan

variabel akumulasi modal manusia (human capital) dalam memodifikasi model

Solow tersebut. Sumber pertumbuhan ekonomi dengan demikian adalah

pertumbuhan kapital, tenaga kerja, dan human capital. Ternyata hasil estimasi

MWR lebih baik dari pada model Solow49.

Romer menyatakan bahwa stok pengetahuan (knowledge stock)

merupakan sumber utama peningkatan produktivitas dalam suatu perekonomian.

Pertumbuhan endogen memiliki tiga elemen dasar yaitu: (1) adanya perubahan

teknologi yang bersifat endogen melalui sebuah proses akumulasi ilmu

pengetahuan; (2) adanya penciptaan ide-ide baru sebagai akibat dari mekanisme

limpahan pengetahuan (knowledge spillover); dan (3) produksi barang-barang

konsumsi yang dihasilkan oleh faktor produksi ilmu pengetahuan akan tumbuh

tanpa batas.

Modifikasi MRW terhadap persamaan pertumbuhan Solow adalah dengan

menambahkan human capital sehingga fungsi produksi menjadi50:

Y t K t α H t β A t L t α β……………………….………..………(2.11)

Dimana, H adalah Human Capital, dan semua variabel lainnya yang sudah di

definisikan sebelumnya.

Dalam Bhinadi (2003), Modifikasi MRW dapat juga dituliskan secara

linear, sehingga bentuknya adalah sebagai berikut51:

Y = g + αK + βH + (1-α-β)L ……………………………..…………...…(2.12)

Dimana, β adalah kontribusi human capital terhadap output agregat , Y adalah

pertumbuhan output, K adalah pertumbuhan capital, dan L adalah pertumbuhan

tenaga kerja yang ada di wilayah tersebut, H adalah pertumbuhan kualitas sumber

daya manusia yang diproksi dengan educational attainment pendidikan

menengah/ lanjutan (secondary education) di wilayah tersebut, dan g

pertumbuhan produktivitas faktor total (TFPG) yang mencerminkan tingkat

teknologi di wilayah tersebut dan merupakan intersep dalam persamaan regresi.                                                             48 Mankiw .NG, Romer .D, Weil .DN, A Contribution To The Empirics Of Economics Growth, Quartely Journal Of Economics, May:415-421, 1992. 49 Bhinadi A, Disparitas Pertumbuhan Ekonomi Jawa Dengan Luar Jawa, Jurnal Ekonomi Pembangunan Kajian Ekonomi Negara Berkembang, Vol 8, No. 1, Juni 2003, hal 40. 50 Mankiw .NG, Romer .D, Weil .DN, Loc.cit. 51 Bhinadi A, Loc.cit.

Page 68: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

34  

2.1.4 Korupsi dan Pertumbuhan Ekonomi

Korupsi berkontribusi dalam mengurangi pertumbuhan ekonomi dengan

menurunkan kualitas infrastruktur dan pelayanan publik, mengurangi pajak,

membuat pemerintah justru bergandengan dengan para pencari rente daripada

melakukan aktivitas yang produktif, dan akhirnya mendistorsi komposisi

pengeluaran pemerintah52. Korupsi berimplikasi negatif terhadap pertumbuhan

ekonomi karena korupsi berpengaruh langsung terhadap tingkat investasi,

rendahnya tingkat investasi swasta karena besarnya biaya suap dalam perizinan

usaha, dan terdistorsinya investasi pemerintah oleh kelompok kepentingan.

Dampak korupsi baik langsung maupun tidak langsung akan memengaruhi

indikator-indikator makro ekonomi suatu negara. Korupsi dapat menciptakan

kesenjangan yang lebar antara pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai dengan

potensi pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya bisa dicapai, sehingga

memengaruhi proses pertumbuhan ekonomi nasional. Analisanya adalah korupsi

menimbulkan inefisiensi dan pemborosan dari sumber ekonomi periode

sebelumnya, karena hasil dari pengelolaan sumberdaya ekonomi yang ada tidak

semuanya dikembalikan sebagai modal perputaran ekonomi secara multiplier,

keuntungan yang diperoleh dari korupsi kemungkinan besar digunakan

bermewah-mewah atau dilarikan ke rekening pribadi di luar negeri bukan di

alihkan ke sektor investasi

Secara sederhana korupsi pada dasarnya adalah sebuah misalokasi

sumberdaya, yang artinya, korupsi memindahkan sumberdaya dari kegiatan

produktif atau memiliki manfaat sosial tinggi ke kegiatan tidak produktif dan

menciptakan biaya sosial. Biaya ekonomi korupsi dapat dikaitkan sebagai sumber

daya yang terbuang, yang dapat digambarkan pada kurva batas kemungkinan

produksi ( Production Posibility Frontier/ PPF).

Dalam gambar 653, diasumsikan terdapat dua jenis output yaitu X dan Y,

semua sumber daya digunakan, dan kemudian sumber daya/faktor produksi tidak

dapat ditambah namun dapat dirubah kombinasinya. Batas kemungkinan produksi

kombinasi barang X dan Y apabila sumberdaya digunakan dalam kapasitas penuh                                                             52 Shera A, Corruptionand The Impact of The Economic Growth, Journal of Information Technology and Economic Development 2, 2011, hal 8. 53 Zachrie R, Wijayanto, op.cit, Hal 120-122.

Page 69: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

35  

(pareto optimal) adalah pada titik A (memproduksi lebih banyak Y daripada X)

dan pada titik B (memproduksi lebih banyak X daripada Y).

.

Sumber : Zachrie, Wijayanto, 2010.

Gambar 6. Korupsi dan Kemungkinan Produksi

Pada titik C tidak dapat dicapai karena berada diluar batas kemungkinan

produksi, namun bisa saja tercapai apabila tiba-tiba dalam perekonomian terjadi

penambahan sumber daya atau pertumbuhan ekonomi. Titik D adalah kondisi saat

kegiatan ekonomi tidak berada pada kapasitas maksimal, hal ini dapat disebabkan

oleh adanya sumber daya yang menganggur atau semua sumber daya digunakan

secara maksimal namun tidak efisien. Korupsi menyebabkan perekonomian

sebuah negara / daerah berada di titik D bukan A atau B.

Namun selama ini terdapat dua sisi pandangan yang berbeda mengenai

efek korupsi, beberapa diantaranya memperlihatkan efek buruk, dan sisi lainnya

memperlihatkan efek baik korupsi terhadap pertumbuhan ekonomi. Leff (1964)

dan Huttington (1968) secara terpisah pernah menyatakan bahwa korupsi

membuat aktivitas ekonomi berjalan lancar dan akhirnya pertumbuhan ekonomi

akan meningkat. Menurut argumen ini, aktivitas bisnis diibaratkan sebagai roda

perekonomian dan korupsi dapat menjadi “minyak pelumas” bagi roda itu,

terdapat beberapa alasan dari argumen ini, yaitu54:

Alasan pertama, korupsi dapat menjadi uang pelicin atau speed money

sehingga dapat menghindari terjadinya penundaan birokrasi. Hal ini di dukung

                                                            54 Rahman A , Kisunko G dan Kapoor K, Estimating the effect of Corruption Implication for Bangladesh,World Bank Report tahun 2000, www.worldbank.org. hal 3-4.

X

Y

C

B

A

Page 70: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

36  

oleh Lui (1985) yang menggunakan keseimbangan Nash pada noncooperative

game adanya suap dapat meminimalisasi biaya tunggu atau waiting cost sehingga

dapat mengurangi biaya-biaya, yang pada akhirnya menurunkan inefisiensi dari

pemerintah. Namun Myrdal (1968) membantah pandangan tersebut, menurutnya

teori speed money tidak terjadi. Pada kenyataannya para birokrat dapat

memperlambat kerja mereka untuk mendapatkan lebih banyak suap55.

Alasan yang kedua adalah para pegawai struktural yang mendapat

pembayaran rendah, ditambah kurangnya tanggung jawab mereka, tidak

termotivasi untuk bekerja lebih efisien. Namun dengan adanya suap akan

mendorong mereka untuk bekerja lebih efisien.

Alasan yang ketiga dari sisi kesejahteraan (welfare), banyak layanan atau

barang publik masih dimonopoli oleh pemerintah, tapi apabila ada aparat

pemerintah yang menjualnya di pasar gelap (secara illegal), maka konsumen bisa

mendapatkan barang atau pelayanan publik tersebut dibawah harga resmi. Oknum

aparat akan menerima seluruh pembayaran untuk dirinya sendiri, sehingga negara

kehilangan pendapatan, namun konsumen mendapatkan harga di bawah harga

resmi sehingga terjadi relokasi keuntungan dari negara ke konsumen (peningkatan

kesejahteraan masyarakat).

Sedangkan Mauro (1995) yang membuktikan bahwa korupsi menghambat

pertumbuhan ekonomi negara-negara. Ia menemukan apabila Bangladesh dapat

memerangi korupsi pada tingkat yang sama dengan Singapura dan jika laju

pertumbuhannya mencapai 4 persen pertahun, maka laju pertumbuhan PDB

tahunan per kapita rata-rata antara 1960-1985 tentu akan mencapai 1.8 persen

lebih tinggi56.

Selain itu, Todaro dan Smith (2006) mendukung pendapat bahwa korupsi

berimplikasi negatif terhadap pertumbuhan, menurutnya ketiadaan korupsi

mendorong investasi dan upaya-upaya untuk memperbesar peluang perekonomian

dan bukan hanya untuk memperebutkannya, dan oleh karenanya mendorong

pertumbuhan ekonomi, sehingga pada umumnya perbaikan tata kelola

(governance), terutama pengurangan korupsi akan mempercepat proses

                                                            55 Ibid, hal 4. 56Vinod T. et.al, The Quality of Growth, World Bank, 2000. hal 177.

Page 71: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

37  

pembangunan. Pemberantasan korupsi penting dilakukan, karena pemerintahan

yang jujur dapat mendorong pertumbuhan dan pendapatan tinggi secara

berkesinambungan57.

Sedangkan menurut Swaleheen dan Stansel (2007) korupsi dapat

menurunkan pertumbuhan ekonomi, ketika pelaku ekonomi memiliki pilihan yang

sedikit/ kebebasan ekonomi rendah, namun pada keadaan pelaku ekonomi

memiliki banyak pilihan/kebebasan ekonomi tinggi, korupsi membantu

pertumbuhan dengan menyediakan jalan di sekitar kontrol pemerintah58.

2.1.5 Korupsi dan Perburuan Rente Ekonomi

Korupsi dalam ilmu ekonomi berangkat dari dua dasar bangunan teori,

yang pertama adalah teori atasan bawahan/pemilik pengelola (principal-agent),

dan yang kedua adalah teori perburuan rente (rent-seeking). Principal-agent

theory59 melihat hubungan antara dua pihak dengan tujuan serta insentif yang

berbeda dalam situasi informasi yang tidak seimbang (assymentric information).

Pihak pemilik (principal) memiliki sebuah tujuan akhir yang ingin dicapai, untuk

mencapai tujuan itu maka didelegasikanlah pekerjaan kepada pihak pengelola

(agent). Selain dalam hierarki perusahaan, teori ini juga dapat berlaku dalam

konteks pemerintahan, dimana pemerintah daerah (eksekutif-legislatif) sebagai

pengelola (agent) sementara rakyat pemilih adalah pemilik (principal).

Pada kondisi ideal, pemilik bisa mengawasi penuh kinerja pengelola, agar

tujuannya dapat tercapai. Tapi kondisi ideal ini sering tidak terjadi karena biaya

mengawasi pengelola setiap saat terlalu tinggi dan pengelola juga memiliki

kepentingan pribadi yang ingin dicapai. Pada celah inilah dapat terjadi korupsi,

celah ini dapat dimasuki oleh pihak ketiga yang menawarkan imbalan pada agent

untuk melakukan sesuatu yang menguntungkan pihak ketiga, walaupun tidak

sesuai tujuan dari principal. Transaksi antara agent dan pihak ketiga belum tentu

selalu berupa korupsi atau merugikan perekonomian, seperti halnya perburuan

rente.

                                                            57 Todaro.MP, Smith.SC, op.cit, hal 51. 58 Swaleheen M, Stansel D, Economic Freedom, Corruption and Growth, Cato Journal, Vol.27, No.3, 2007, hal 343-358. 59 Zachrie R, Wijayanto, op.cit, hal 117-119.

Page 72: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

38  

Teori yang kedua adalah rent seeking theory, menurut Aidt (2003) ada tiga

kondisi dibawah ini yang mendorong terjadinya korupsi60:

1. Kekuasaan atau otoritas yang diskretif. Artinya, pejabat publik memiliki

wewenang, baik legal maupun tidak untuk menentukan bagaimana sebuah

keputusan atau kebijakan dijalankan.

2. Potensi bagi terciptanya rente ekonomi.

3. Institusi yang lemah. Tanpa adanya sanksi, pengawasan dan penegakan

aturan yang ketat dan konsisten, maka rente ekonomi bukan hanya sekedar

potensi, tapi akan terealisasi.

Istilah rente dalam ekonomi politik yang digunakan pada penelitian ini

bermakna negatif, walaupun sesungguhnya kata rente atau sewa dapat dimaknai

secara netral. Menurut Adam Smith, sewa adalah salah satu balas jasa faktor

produksi. Upah adalah balas jasa untuk tenagakerja, keuntungan bagi pengusaha,

sementara rente adalah balas jasa bagi aset, seperti bunga pinjaman, sewa tanah

atau bangunan. Oleh karena itu, konsep rent seeking dalam ekonomi klasik tidak

dimaknai secara negatif sebagai kegiatan ekonomi yang menimbulkan kerugian,

bahkan bisa berarti positif karena dapat mendorong kegiatan ekonomi secara

simultan, seperti seseorang yang ingin mendapatkan keuntungan.

Tetapi pemburu rente dalam kajian ekonomi politik adalah perburuan

pendapatan dengan cara monopoli, lisensi, dan penggunaan modal kekuasaan

dalam bisnis. Pengusaha memperoleh keuntungan dengan cara bukan persaingan

yang sehat dalam pasar . Kekuasaan dipakai untuk memengaruhi pasar sehingga

mengalami distorsi untuk kepentingannya. Maka rent seeking tidaklah dimaknai

secara netral, tapi dilihat melalui kacamata yang negatif. Asumsi awalnya adalah

setiap kelompok kepentingan (self interest) berupaya mendapatkan keuntungan

ekonomi yang sebesar-besarnya dengan upaya (effort) yang sekecil-kecilnya.

Persoalannya adalah, jika produk dari lobi tersebut berupa kebijakan , maka

implikasi yang muncul bisa sangat besar.

Seperti yang diungkap oleh Olson (1982) proses lobi dapat berdampak

kolosal karena melibatkan proses pengambilan keputusan (decision marking)

                                                            60 Aidt TS, Economic Analysis of Corruption: A Survey, The Economic Journal ,Vol.113, No.491, November 2003, hal 2.

Page 73: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

39  

berjalan sangat lambat dan ekonomi akhirnya tidak bisa merespon secara cepat

terhadap perubahan-perubahan dan teknologi baru61.

Kelompok kepentingan ini memanfaatkan pemerintah untuk mencari rente

(rent seeking) melalui proses politik dengan memengaruhi kebijakan. Dengan

adanya praktek perburuan rente yang hanya menguntungkan kelompok tertentu,

kebijakan yang dibuat pemerintah hanya menghasilkan inefisiensi. Hal tersebut

mencerminkan tidak bertemunya kepentingan para pelaku, yaitu masyarakat dan

pemerintah (politisi dan birokrat).

Teori ekonomi perburuan rente (rent seeking economic theory)

menjelaskan hubungan pengusaha dengan pemerintah. Pengusaha selalu mencari

preferensi atau keistimewaan dari pemerintah dalam bentuk lisensi, kemudahan,

proteksi, dan sebagainya untuk kepentingannya62. Mallarangeng (2002)

memaparkan bahwa pada pemerintahan Orde Baru, kegiatan rent seeking dapat

ditelusuri dari persekutuan bisnis besar (yang menikmati fasilitas monopoli

maupun lisensi impor) dengan birokrasi pemerintah. Perusahaan-perusahaan

swasta itu sebagian besar dikuasai oleh mereka yang mempunyai hubungan

pribadi dengan khusus dengan elite pemerintah, dan dalam banyak kasus dengan

Soeharto. Dengan fasilitas tersebut mereka sekaligus memperoleh dua

keuntungan: mendapatkan laba yang berlebih (supernormal profit) dan mencegah

pesaing masuk pasar63.

Dengan lisensi khusus tersebut, maka dengan mudah pelaku yang lain

tidak bisa masuk pasar. Karena itu , perilaku perburu rente ekonomi biasanya

merupakan perilaku antipersaingan atau menghindari persaingan.

Menurut Yustika (2008) perburuan rente (rent seeking) dapat didefinisikan

sebagai upaya individual atau kelompok untuk meningkatkan pendapatan melalui

pemanfaatan regulasi pemerintah untuk menghambat penawaran atau peningkatan

permintaan sumberdaya yang dimiliki64. Krueger (1974) mengidentifikasikan

bahwa prilaku pencarian rente (rent seeking behavior) merupakan usaha-usaha

                                                            61 Yustika AE,Ekonomi Kelembagaan : Definisi, Teori dan Strategi, Jatim:. Bayumedia Publishing, 2008, hal 140. 62Ibid, hal 38. 63 Ibid,hal 141. 64 Ibid, hal 140.

Page 74: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

40  

yang dilakukan pemerintah dalam melakukan berbagai hambatan (retriksi) melalui

regulasi sehingga orang per orang harus bersaing untuk mendapatkan rente

tersebut. Kadang-kadang bentuk persaingan untuk mendapatkan rente tersebut

sangat legal , tetapi juga dapat dalam bentuk-bentuk lain, seperti penyuapan,

korupsi, penyeludupan dan pasar gelap65.

Sedangkan Steven (1993) mendefinisikan pencarian rente sebagai usaha

dengan menggunakan proses politik (political process) sedemikian sehingga

mengizinkan perusahaan atau kelompok perusahaan untuk memperoleh

keuntungan ekonomi yang melebihi biaya imbangan (opportunity cost)-nya66.

Dari berbagai pemaparan dan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan,

bahwa perburuan rente (rent seeking) adalah usaha individu/kelompok

kepentingan memengaruhi proses politik (political process) untuk memperoleh

rente ekonomi/keuntungan ekonomi yang sebesar-besarnya (laba

berlebih/supernormal profit) dengan upaya (effort) yang sekecil-kecilnya. Dimana

sumber rente adalah kekuatan monopoli/wewenang yang diperoleh dari

pemerintah.

Sebagai upaya untuk memahami kebijakan ekonomi yang menganjurkan

kebijakan monopoli dapat dilihat dalam Gambar 7, yang diadaptasi dari

Tullock(1988) dalam Yustika (2008)67. Sumbu horizontal merupakan jumlah

komoditas, dalam hal ini contohnya adalah gandum, yang bisa diproduksi dengan

dengan harga CC, sedangkan permintaan gandum ditunjukan oleh garis DD, yang

menunjukan beragam kesuburan lahan.

Pasar Kompetitif ditunjukan oleh unit Q, karena pada titik tersebut kurva

permintaan,DD, mengenai garis bawah (diasumsikan dalam situasi ini adanya

informasi yang sempurna dan tidak ada biaya transaksi). Sedangkan titik

keseimbangannya adalah pada harga P dan lahan dengan kualitas rendah (tidak

subur), yakni disisi kanan Q,tidak ditanami. Pada titik ini sewa lahan Ricardian

adalah area diatas CC dan di bawah P, dan pemilik lahan gandum akan

berproduksi untuk mengumpulkan gandum.

                                                            65 Riyanto, Loc.cit, hal 14. 66 ibid. 67Yustika, Op cit.

Page 75: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

41  

Sumber: Tullock dalam Yustika,2008.

Gambar 7. Biaya Monopoli Akibat Prilaku Pencarian Rente.

Sekarang pemilik gandum dapat berinvestasi dengan biaya yang lebih

murah, bahwa mereka dapat mengorganisasikan kartel atau monopoli, agar dapat

mengendalikan akan (drive up) harga melalui pembatasan produksi. Perilaku

inilah yang biasa disebut dengan mencari rente (rent seeking). Hasilnya adalah

produksi di batasi menjadi Q1, dengan konsekuensi meningkatnya harga menjadi

P1. Maka akan ada dua konsekuensinya yaitu: (1) keuntungan area segiempat di

transfer dari konsumen ke produsen (pemilik monopoli), (2)Masyarakat

mengalami kerugian yang direpresentasikan dalam gambar segitiga abu-abu,

wilayah tersebut adalah keuntungan yang diperoleh konsumen melalui pembelian

antara unit Q1 dan Q jika harga tidak mengalami kenaikan.

Keberpihakan keputusan pemerintah terhadap kelompok tertentu, dipicu

oleh kegiatan rent seeking. Kelompok atau individu berusaha memanfaatkan

kekuasaan pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang menguntungkan bagi

diri dan kelompoknya. Namun prilaku rent seeking juga bukan hanya dimiliki

oleh pihak pengusaha, tapi juga pemerintah (eksekutif/birokrasi dan legislatif).

Pada awalnya adanya kegagalan pasar (market failure) merupakan salah

satu sebab pemerintah turun tangan dalam perekonomian untuk mencapai

kesejahteraan masyarakat yang optimal. Peranan pemerintah tidak selalu dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bahkan secara sistematis terjadi

kegagalan pemerintah (government failure). Kunio (1991) berpendapat bahwa

D

C

D

P

P

C

Q Q 0

Page 76: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

42  

kapitalisme di Asia Tenggara menjadi ersatz capitalsm (kapitalisme semu), hal ini

terjadi karena terlalu banyaknya campur tangan pemerintah sehingga mengganggu

prinsip persaingan bebas dan mengakibatkan kapitalisme tidak dinamis. Hal ini

menimbulkan perburuan rente di kalangan birokrat, menyebabkan wiraswasta

tidak mampu berkembang68.

Walaupun demikian solusi yang ditawarkan Kunio tidaklah berpihak pada

ekonomi liberal, yang menyatakan perkembangan ekonomi semakin baik tanpa

campur tangan pemerintah. Jadi terapi yang disarankan bukanlah menggurangi

campur tangan pemerintah melainkan memperbaiki kualitas campur tangan

pemerintah, “Campur-tangan pemerintah merupakan faktor utama bagi

pembangunan industri dan pertumbuhan ekonomi di Jepang, sejak usainya

perang dunia kedua”. Selain itu Kunio juga menyarankan peningkatan

kemampuan teknologi dimana pendidikan sains dan teknologi harus menjadi

prioritas dibandingkan ilmu sosial, hal ini untuk mencapai pembangunan yang

mandiri, karena kapitalisme Asia Tenggara kebanyakan bergerak di bidang jasa,

walaupun di bidang industri hanyalah berperan sebagai kaptalisme komprador

(bertindak sebagai agen industri manufaktur asing di negeri sendiri).

Namun prilaku perburuan rente oleh pemerintah juga dapat dipahami

melalui proses politik yang sebelumnya telah terjadi. Sistem pemilu yang diadopsi

Indonesia saat ini, adalah sistem proporsional terbuka dengan suara terbanyak,

sejauh ini biaya terbesar yang dikeluarkan partai politik adalah untuk keperluan

kampanye. Pendanaan partai politik di Indonesia lebih banyak bergantung pada

bantuan pemerintah dan korporasi, pedahal ada pendapat yang menekankan

bahwa partai politik tidak perlu didanai dengan uang publik melalui negara, bagi

pendukung pendapat ini, sumber-sumber pendanaan yang berasal dari subsidi

negara ataupun sumbangan korporasi adalah sesuatu yang patut dicurigai karena

membuka peluang bagi praktik-praktik yang merupakan daerah abu-abu/koruptif.

Secara implisit, asumsi dari pendapat ini adalah bahwa politisi-politisi dari partai

                                                            68 Kunio Y, Kapitalisme Semu Asia Tenggara, Jakarta:LP3ES, 1991,hal xiv-xv.

Page 77: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

43  

politik adalah berkarakter sebagai rent seeker yang selalu bertujuan memperkaya

diri sendiri69.

Teori pilihan publik (Public choice theory)70 dapat menjelaskan prilaku

aktor politik di dalam pasar politik . Anggaran adalah barang publik yang menjadi

objek pertukaran atau kontrak antara pemerintah dan rakyatnya. Pemerintah

adalah politisi pemenang pemilu, sedangkan masyarakat adalah konsumen publik

yang berharap agar anggaran dapat dimanfaatkan untuk pendidikan, kesehatan,

keamanan, infrastruktur dan barang publik lainnya. Pasar politik adalah titik

pertemuan kontraktual antara pemilih dan politisi, baik dalam pemilihan umum ,

pembuatan undang undang, kebijakan ekonomi, kebijakan anggaran maupun

kebijakan publik lainnya.

Seperti pasar barang dan jasa, pemilih (voters) dianalogikan sebagai

pembeli, yang berharap mendapat manfaat dari keputusannya memilih politisi

atau partai politik, sedangkan politisi berperan sebagai political seller, seperti

pengusaha yang ingin mendapatkan keuntungan, politisi menjual kebijakan publik

dan program-program kesejahteraan masyarakat yang disebut komoditas publik.

Selain voters dan politisi, dalam pasar politik juga ada distributor yang berperan

mendistribusikan komoditas publik atau tepatnya menjalankan kebijakan yang

diputuskan oleh politisi atau partai yang berkuasa, yaitu adalah para pekerja resmi

yang dibayar oleh pemerintah (birokrat).

Proses di pasar politik dipandang sebagai perilaku individu, bukan

kolektif, karena hasil yang diperoleh bukan merupakan pertemuan antara

kepentingan para pelaku. Pemilih menentukan pilihan berdasarkan keinginannya,

sedangkan politisi memikirkan kepentingannya (kepentingan pribadi/kelompok)

dan birokrat akan bertindak memaksimalkan anggaran. Dalam memaksimalkan

anggaran, birokrat dapat mengalokasikannya dengan menjual program-program

yang akan dijual kepada rakyat, sesuai keputusan partai politik yang berkuasa.

Birokrasi memperkuat sistemnya dengan menambah kotak-kotak jabatan, staf dan

                                                            69Vermonte PJ, Mendanai Partai Politik: Problem dan Beberapa Alternative Solusinya, Analisis CSIS, Vol.41,No.1,Maret 2012. Hal 84-85. 70 Rachbini DJ, Teori Bandit, Jakarta: RMBOOKS, 2008,hal 14-17.

Page 78: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

44  

sebagainya dalam instansi, tindakan demikian yang membuat anggaran

pemerintah semakin membengkak.

Secara rasional, hal tersebut adalah tindakan pelaku ekonomi dalam

memaksimalkan utilitasnya (homo economicus). Pasar politik harusnya bertumpu

pada tujuan memaksimalkan manfaat untuk publik berubah menjadi pasar

ekonomi untuk kepentingan pribadi. Kegagalan demokrasi di Indonesia (dan

negara berkembang lainnya) terjadi karena pasar politik yang rapuh, akibatnya

banyak pasar politik yang tidak transparan, di dalam proses politik.

Idealnya, pasar politik yang kompetitif (political competitiveness market)

memiliki ciri yang transparan, setiap calon politisi (eksekutif-legislatif) yang

masuk kepada pasar politik adalah manusia-manusia unggul dengan latar

belakang yang dapat dipertanggungjawabkan, mereka dikenal masyarakat sebagai

abdi publik yang mengabdi untuk kesejahteraan rakyat. Pasar politik jenis ini akan

menghasilkan politisi yang berkualitas.

Sedangkan pasar politik yang oligopoli menghasilkan politisi pemburu

rente ekonomi (economic rent seeking), mereka memiliki kepentingan

pribadi/kelompok/kartelnya yang akan mendistori barang publik (anggaran) dan

mengabaikan kepentingan publik. Mereka inilah yang dikenal sebagai bandit

politik71, yang mengambil kekayaan dari masyarakat dalam jumlah besar dengan

prilaku perburuan rente yang melekat pada mereka, mereka berupaya terus

memaksimalkan anggaran dengan dalih untuk pembangunan publik.

Dibandingkan legislatif, birokrasi memiliki informasi lebih banyak

(informasi asimetrik) akibat kepentingannya sendiri birokrasi cenderung

memaksimalkan anggaran. Meski demikian, menurut Bayley72 korupsi dapat

bermanfaat sebagai alat untuk meredakan ketegangan antara birokrasi dan politisi,

karena dapat membawa kedua belah pihak ini kedalam jaringan kepentingan

pribadi masing-masing.

Birokrasi dapat didefinisikan sebagai berbagai departemen yang

menangani penyediaan jasa yang dihasilkan oleh pemerintah73. Setiap biro tidak

                                                            71 Istilah bandit politik dikutip dari Olson, Power and Prosperity, 2000, dalam Rachbini DJ, Teori Bandit, ibid, dijelaskan pada bab 3, hal 21-39. 72 Bayley dalam Pope J, op.cit,hal 15. 73 Mangkoesoebroto G, Ekonomi Publik, Yogyakarta:BPFE, 1993,hal 52.

Page 79: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

45  

memperoleh keuntungan dari penjualan output yang dihasilkan, melainkan

dibiayai dengan memberikan gaji. Sesuai dengan Analisis Ekonomi mengenai

birokrasi yang dikemukakan Niskanen, menyatakan bahwa birokrasi sebagaimana

juga dengan orang lain, adalah pihak yang memaksimumkan kepuasannya, dalam

hal ini adalah gaji, jumlah karyawan, reputasi, dan status sosialnya. Karena fungsi

utilitas birokrat berkaitan dengan besarnya anggaran, maka seorang birokrat yang

berusaha mencapai kepuasan yang optimal dengan memaksimumkan anggaran

pemerintah.

Seorang birokrat bukanlah orang yang netral terhadap proses pembuatan

anggaran, maka birokrat akan cenderung menghasilkan barang atau jasa yang

lebih besar daripada yang seharusnya, sehingga terjadi inefisiensi dalam

penggunaan sumber ekonomi oleh pemerintah. Analisis Niskanen dapat

dijelaskan dalam Gambar 874, kurva CFD menunjukan kurva permintaan

sedangkan kurva LRMC=LRAC menunjukan biaya marginal dan biaya rata-rata

jangka panjang yang kita asumsikan mempunyai struktur biaya konstan (constant

return to scale). MR menunjukan kurva penerimaan marginal.

Perusahaan swasta yang berada dalam posisi monopoli akan menentukan

tingkat output sebesar Q1, menetapkan harga sebesar 0P1 dan memperoleh

keuntungan monopoli sebesar P1CBP2. Sebuah perusahaan yang tidak

                                                            74Ibid, hal 53-54.

Sumber : Niskanen dalam Mangkoesoebroto, 1992.

Gambar 8. Penentuan Output Oleh Birokrat

MR

Q1 0

P2

P1 C

F

GD

B

Q2 Q3

A

Page 80: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

46  

memperoleh keuntungan akan menghasilkan output sebesar 0Q2 dan akan

menetapkan harga sebesar 0P2.

Kita asumsikan birokrat memperoleh anggaran sebesar 0P2AQ3 yang

ditentukan oleh proses politik. Birokrat tersebut akan cenderung menghasilkan

output sampai dengan 0Q3 yang lebih besar dihasilkan daripada pengusaha

monopolis dan pengusaha yang tidak mementingkan keuntungan. Apabila 0P2

merupakan tingkat harga yang menjamin pareto optimal maka seorang monopolis

cenderung akan menghasilkan output dibawah tingkat output optimum, sebaliknya

seorang birokrat akan menghasilkan output yang lebih besar daripada output

optimum. Keduanya menimbulkan welfare loss. Pada kasus pengusaha

monopolis, welfare loss sebesar CBF dan pada kasus birokrat sebesar FAG yang

merupakan pengurangan kesejahteraan dan merupakan kerugian bagi seluruh

masyarakat.

Perilaku memaksimalkan anggaran dengan dalih untuk pembangunan

publik oleh para pencari rente ekonomi ini dapat dideteksi dengan gagalnya usaha

pembangunan di suatu daerah. Pasar kompetitif merupakan contoh baik dimana

kepentingan pribadi di transmutasikan ke dalam kegiatan produktif yang

mengarah kepada pemanfaatan sumber daya secara efisien75.

Jika para pejabat tinggi (termasuk kepala negara/daerah), berburu rente

untuk keuntungan pribadi, mereka akan berpihak pada komposisi dan jangka

waktu investasi yang tidak efisien. Pada tahun-tahun terakhir pemerintahan

presiden Soeharto, semakin terlihat sikap berburu rente anak-anak Soeharto dan

kroni-kroninya yang meningkat karena kecemasan mereka akan masa depan76.

Para pejabat yang korup mendistorsi pilihan sektor publik demi meningkatkan

rente yang besar bagi diri/kelompok mereka sendiri, dan menghasilkan kebijakan

publik yang tidak efisien dan adil, yang pada akhirnya menghasilkan banyak

proyek yang tidak tepat guna dan harus membayar terlalu mahal untuk proyek-

proyek yang pada dasarnya bermanfaat.

Proyek-proyek besar melibatkan dana pembangunan besar, dampaknya

nanti terhadap anggaran pemerintah dan pertumbuhan negara. Proyek-proyek                                                             75 Ackerman SR, 2006, Korupsi dan Pemerintahan : Sebab, akibat dan reformasi,Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, hal 3. 76Ibid, hal 44.

Page 81: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

47  

trsebut adalah lahan bagi pejabat tinggi untuk bermitra dengan Multi National

Coorporation (MNC) maupun mitra lokal. Perilaku berburu rente para pejabat

tinggi mengakibatkan mereka lebih menyukai proyek-proyek “mercusuar” yang

sedikit saja kegunaannya untuk kemajuan ekonomi, mereka lebih suka proyek

umum dengan keuntungan jangka pendek yang intensif modal dibandingkan

pembelanjaan umum lainnya.

Proyek-proyek tersebut mendatangkan jenis korupsi suap yang merupakan

keuntungan sekarang/ jangka pendek bagi para pejabat korup, proyek jangka

pendek juga dapat diatur sedemikian rupa agar besar keuntungan dapat dibagi

diantara pemerintah dan perusahaan, sedangkan dibandingkan dengan proyek

jangka panjang keuntungan yang dapat dirasakan membutuhkan waktu yang lebih

lama.

Para pejabat yang pada masa kini berkuasa, belum tentu berkuasa pada

masa yang akan datang, rasa tidak aman mendorong mereka untuk terus mencuri

lebih banyak lagi. Hal tersebut dapat berdampak pada krisis fiskal, mendorong

terlalu banyak proyek padat modal dan lisensi untuk mengelola sumber daya

alam. Keuntungan yang seharusnya masuk ke kas negara akan jatuh kepada para

pencari rente ekonomi yaitu pejabat korup dan kontraktor swasta, dalam

kenyataannya kurang jelas apakah pemerintah/ pihak swasta yang dominan karena

mereka bekerjasama untuk memperoleh keuntungan bersama.

Korupsi telah dianggap sebagai salah satu bentuk rente. Ini dipandang

sebagai sarana khusus oleh pihak swasta yang mungkin berusaha untuk mengejar

kepentingan mereka dalam kompetisi untuk perlakuan istimewa. Sama seperti

bentuk-bentuk rente, korupsi merupakan cara untuk melepaskan diri dari tangan

tak terlihat (invisible hand) dari kebijakan pasar77.

Namun tidak semua korupsi itu adalah prilaku perburuan rente, dan tidak

semua prilaku perburuan rente adalah korupsi, pada penelitian ini korupsi yang di

teliti adalah yang mencakup perburuan rente ekonomi. Dengan berbagai

pengertian pencarian rente dan berbagai uraian diatas, fenomena korupsi dapat

dipahami terjadi karena perilaku pencarian rente dari badan pemerintah dan

                                                            77Lambsdroff JD,Corruption and Rent Seeking, Nedherlands: Kluwer Academic Publisher, Public Choice113, 2002, hal 104.

Page 82: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

48  

perusahaan yang berusaha membuat kebijakan/ regulasi dari sebuah proses politik

yang pada akhirnya menciptakan peluang untuk korupsi.

2.1.6 Desentralisasi

Desentralisasi pada dasarnya merupakan implementasi paradigma

hubungan pemerintah pusat dan daerah. Tiebout hypothesis berargumen bahwa

dengan diberikannya kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan

merumuskan sendiri kebijakan daerahnya, selama tidak bertentangan dengan

pemerintah pusat, akan memicu kompetisi yang sehat antar Pemda untuk dapat

menyediakan public goods yang memenuhi preferensi masyarakat78.

Desentralisasi atau otonomi daerah/khusus di Indonesia dimulai sejak

berlakunya Undang-Undang Nomer 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah,

menggantikan Undang-Undang Nomer 5/1974, diimplementasikan sejak anuari

200179. Kemudian Undang-Undang Nomer 22 tahun 1999 diperbarui dengan

Undang-undang Nomer 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah untuk

menyesuaikan dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan,dan tuntutan

penyelenggaraan otonomi daerah.

Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah ke daerah otonom

untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara

Kesatuan Republik Indonesia80. Daerah otonom/daerah adalah kesatuan

masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah, yang berwenang

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia81.

Menurut Oates82 dasar pelaksanaan desentralisasi adalah:

a. Negara yang luas wilayahnya tidak mungkin melakukan sentralisasi.

b. Sentralisasi menyebabkan ketimpangan dan ketidakadilan.

                                                            78 Stiglitz J, Economics of Public Sector 3rd edition, New York:W.W. Norton & Company,2002. hal 734-736 79 Taufik .R, Maria .P,Dewi .D, Op.cit, hal 14. 80 Pasal 1 ayat 7 UU No.32/2004 81 Pasal 1 ayat 6 UU No.32/2004 82Oates(1999) dalam Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah, ppt. Ditjen BAKD Depdagri, 2008.

Page 83: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

49  

c. Kebutuhan daerah lebih dikenal dan diketahui oleh orang yang tinggal di

dalamnya.

d. Desentralissi fiskal dan otonomi daerah lebih efisien dari manfaat dan

pembiayaan.

Tujuan desentralisasi adalah dalam rangka memberikan pelayanan umum

yang lebih baik dan menciptakan proses pengambilan keputusan publik yang lebih

demokratis. Tujuan yang hendak dicapai pada akhirnya adalah

menumbuhkembangkan daerah dalam berbagai bidang, meningkatkan pelayanan

kepada masyarakat, menumbuhkan kemandirian daerah dan meningkatkan daya

saing dalam proses pertumbuhan83.

Desentralisasi mencakup aspek-aspek politik (political decentralization),

administratif (administrative decentralization), dan fiskal (fiscal

decentralization)84,yaitu:

a. Desentralisasi politik adalah pelimpahan kewenangan yang lebih besar

kepada daerah yang menyangkut aspek pengambilan keputusan, termasuk

penetapan standar dan berbagai peraturan.

b. Desentralisasi administrasi, merupakan pelimpahan kewenangan,

tanggungjawab, dan sumber daya antar berbagai tingkat pemerintahan.

c. Desentralisasi fiskal, merupakan pemberian kewenangan kepada daerah

untuk menggali sumber-sumber pendapatan, hak untuk menerima transfer

dari pemerintah yang lebih tinggi, dan menentukan belanja rutin dan

investasi.

Pelaksanaan desentralisasi akan berjalan dengan baik dengan berpedoman

terhadap hal-hal sebagai berikut85:

1. Adanya Pemerintah Pusat yang kapabel dalam melakukan pengawasan dan

law enforcement

2. Terdapat keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan dalam

melakukan pungutan pajak dan retribusi Daerah

3. Stabilitas politik yang kondusif

                                                            83Widjaja HAW, Otonomi Daerah dan Daerah Otonom, Jakarta : Rajawali Pers, 2009, Hal 42. 84 Litvack(1999) dalam Suparno(2010), Loc.cit, hal 14. 85 Ibid, hal 16.

Page 84: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

50  

4. Proses pengambilan keputusan di daerah harus demokratis, dimana

pengambilan keputusan tentang manfaat dan biaya harus transparan serta

pihak-pihak yang terkait memiliki kesempatan mempengaruhi keputusan-

keputusan tersebut

5. Desain kebijakan keputusan yang diambil sepenuhnya merupakan

tanggung jawab masyarakat setempat dengan dukungan institusi dan

kapasitas manajerial yang diinginkan sesuai dengan permintaan

pemerintah

6. Kualitas sumberdaya manusia yang kapabel dalam menggantikan peran

sebelumnya yang merupakan peran pemerintah pusat.

Dimensi desentralisasi yang paling menonjol dalam Undang-Undang

22/1999 ini antara lain: desentralisasi keuangan, politik dan hubungan antara

lembaga pemerintah di tingkat lokal yang ditandai dengan kuatnya kedudukan

lembaga legislatif dibandingan lembaga eksekutif.

Pada tahun 2004, dalam pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

bersama DPR mengubah UU No.22/1999 tentang Pemerintahan Daerah menjadi

UU No.32/2004 tentang Pemerintah Daerah yang pada intinya mengurangi

kekuasaan DPRD atas kepala daerah, terutama dengan diadakannya pemilihan

kepala daerah secara langsung, namun kekuasaan DPRD masih cukup besar

terutama dalam hal controling, legislasi dan budgeting.

Dalam rangka desentralisasi keuangan berlaku UU No.25/1999 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah dengan perubahannya (UU No.

33/2004) yang mengatur perimbangan keuangan antara pusat dan daerah dalam

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). APBD adalah rencana

keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh

pemerintah daerah dan DPRD, yang ditetapkan dengan peraturan daerah86.

                                                            86 UU No.25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah.

Page 85: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

51  

Tabel 1 . Perubahan Setelah Desentralisasi87

No Item Perubahan UU 5/1974 UU 22/1999 1 Struktur Pemda DPRD bagian dari

eksekutif DPRD berdiri sendiri

2 Pemilihan Kepala Daerah

Hak Prerogatif pemerintah pusat

Hak Prerogatif DPRD

3 Pengawasan Eksekutif mengawasi DPRD

DPRD mengawasi Eksekutif

4 Hak DPRD Hak DPRD dibedakan dari Hak anggota DPRD

Hak DPRD sekaligus adalah hak anggota DPRD

5 Anggaran DPRD Ditentukan dan di kelola eksekutif

Ditentukan dan dikelola DPRD

6 Panggilan DPRD kepada pejabat atau masyarakat

Diwakilkan pada bawahan atau ditolak

DPRD dapat mengenakan sanksi bagi yang menolak

7 Eksplorasi Sumberdaya Alam/daerah

DPRD tidak tahu menahu mengenai perjanjian menyangkut eksploitasi SDA Daerah.

DPRD Diberi kewenangan untuk memberi pendapat dan pertimbangan.

8 Hak penyelidikan DPRD Tidak pernah digunakan karena tidak pernah ada UU yang mengaturnya

Hak Tersebut diatur sendiri oleh DPRD dalam tata tertib DPRD

9 Pelaksanaan aspirasi masyarakat

DPRD hanya menampung dan menyampaikan kepada eksekutif.

DPRD dapat tugas menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat.

10 Fraksi DPRD Hanya ada 3 fraksi Bisa terdapat lebih dari 5 Fraksi

Dengan adanya desentralisasi fiskal maka struktur Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD) terdiri atas 88:

• Anggaran pendapatan, yang meliputi :

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi pajak daerah, retribusi

daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan penerimaan lain-lain.

                                                            87 Taufik .R, Maria .P,Dewi .D, Loc.cit, hal 14. 88http://www.djpk.depkeu.go.id/ diakses 15/06/2012

Sumber : Otonomi Daerah Proyeksi dan evaluasi ,Yayasan Habibie Center ,2003.

Page 86: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

52  

2. Bagian dana perimbangan yang merupakan dana yang bersumber dari

penerimaan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai

kebutuhan daerah dalam rangka desentralisasi fiskal, yang terdiri dari:

a. Dana Bagi Hasil (DBH) atas bagian daerah dari pajak bumi dan

bangunan (PBB), bea perolehan hak atas tanah dan bangunan dan

penerimaan atas sumber daya alam.

b. Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana perimbangan yang

dialokasikan untuk tujuan pemerataan kemampuan keuangan

daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka

desentralisasi.

c. Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana perimbanganyang

dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan tertentu.

3. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah seperti dana hibah atau dana

darurat.

• Anggaran belanja

1. Belanja tidak langsung (belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah,

bansos, bagi hasil dan bantuan keuangan).

2. Belanja langsung (belanja pegawai, barang jasa, dan modal).

• Pembiayaan Daerah

1. Penerimaan pembiayaan, yang meliputi:

a. Sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa) tahun sebelumnya

b. Pencairan dana cadangan

c. Hasil kekayaan daerah yang dipisahkan,

d. Penerimaan pinjaman daerah dan obligasi daerah, penerimaan

kembali pemberian pinjaman,

2. Pengeluaran pembiayaan, yang meliputi:

a. Pembentukan dana cadangan

b. Penyertaan modal/investasi daerah

c. Pembayaran pokok hutang.

d. Pemberian pinjaman daerah.

Penerimaan dana hibah yang dibahas dalam penelitian ini adalah

bersumber dari APBN, yang tidak mengikat dan telah dianggarkan dalam APBD

Page 87: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

53  

pada akun pendapatan, dalam kelompok pendapatan daerah lain-lain yang sah.

APBD pada awalnya berfungsi sebagai pedoman pemerintah daerah dalam

mengelola keuangan daerah dalam satu periode. Sebelum anggaran di jalankan

harus mendapat persetujuan dari DPRD maka fungsi anggaran juga sebagai alat

pengawas dan pertanggung jawaban terhadap kebijakan publik. Dengan melihat

fungsi anggaran tersebut maka seharusnya anggaran merupakan power relation

antara eksekutif, legislatif dan rakyat itu sendiri89.

Karena diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat, APBD yang

disusun harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu, Musgrave90 menyebutkan

bahwa sebuah anggaran pemerintah harus memenuhi fungsi alokasi (alokasi

penyediaan barang dan jasa publik yang tepat bagi masyarakat), distribusi (fungsi

ini untuk mengurangi kesenjangan antar kelompok kaya dan kelompok miskin

dalam masyarakat) dan stabilisasi (biasanya dikaitkan dengan ukuran-ukuran

ekonomi makro yang ingin dicapai oleh pemerintah daerah yang dianggap

memperbaiki/ mempertahankan stabilitas ekonomi diwilayahnya, misalnya

pengeluaran ditingkatkan untuk kegiatan sektor-sektor yang menyerap banyak

tenaga kerja dan memberikan kontribusi tinggi untuk pertumbuhan ekonomi

daerah).

Menurut Sopanah dan Wahyudi91, semenjak tingginya otoritas yang

dimiliki DPRD, terjadi perubahan kondisi yang akhirnya melahirkan banyak

masalah, yaitu : (1)Sistem pengalihan anggaran yang tidak jelas dari pusat ke

daerah, (2) karena keterbatasan waktu partisipasi rakyat sering diabaikan, (3)

esensi otonomi dalam penyusunan anggaran masih di pelintir oleh pemerintah

pusat karena otonomi pengelolaan sumber sumber pendapatan masih dikuasai

pusat, sedangkan daerah hanya diperbesar porsi belanjanya, (4) DPRD dimanapun

masih mengalami kesulitan melakukan assessment prioritas kebutuhan rakyat

yang harus di dahulukan dalam APBD.

(5) volume APBD yang disusun oleh daerah meningkat hingga 80 persen

dibandingkan pada masa orde baru, hal ini menimbulkan masalah karena sedikit

                                                            89 Sopanah dan Wahyudi I, Loc.cit, hal 8. 90 Musgrave(1989) dalam Rizak HB, Kebijakan Alokasi Anggaran: Studi Kasus Sulawesi Tengah, Analisis CSIS, vol.41/no.1/Maret 2012. 91 Sopanah dan Wahyudi I, Loc.cit.

Page 88: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

54  

banyak DPRD dan pemerintahan daerah perlu bekerja lebih keras dalam

menyusun APBD, (6) meskipun masih harus melalui pemerintahan pusat namun

pemerintah menurut Undang Undang No 25 tahun 1999 memiliki kewenangan

untuk melakukan pinjaman daerah baik kedalam negeri maupun keluar negeri.

Beberapa masalah tersebut mendorong beberapa kecenderungan, yaitu

pertama, kecenderungan pemerintah daerah untuk meningkatkan PAD dalam

rangka otonomi daerah. Bagi daerah-daerah yang sumber daya alamnya miskin,

akan memilih meningkatkan PAD dengan cara meningkatkan pajak, bahkan untuk

daerah-daerah dengan sumber daya alam yang melimpah meningkatkan pajak

adalah alternatif paling mudah, karena tidak perlu melakukan banyak investasi

untuk mengeksplorasi SDA. Peningkatan pajak atau dengan mengurangi

pelayanan masyarakat adalah pilihan meningkatkan PAD yang merugikan

masyarakat, sesungguhnya PAD dapat ditingkatkan dengan cara lain, yaitu

mengurangi inefisiensi pendapatan pemerintah. Kedua, Otoritas yang besar

terhadap DPRD dengan tidak disertainya prngawasan sistematis, sangat

memperbesar kemungkinan terjadinya suap terhadap DPRD dalam menyetujui

suatu pos anggaran tertentu, yang sebenarnya tidak dibutuhkan oleh rakyat.

Sehubungan dengan anggaran daerah Azis (2010) menggolongkan

pemimpin daerah dalam beberapa tipe, yaitu tipe A, B, dan C. Tipe A adalah

apabila kepala daerah bekerjasama dengan elit setempat membawa manfaat

kesejahteraan bagi masyarakat dengan meningkatkan local budget.Tipe B adalah

apabila kepala daerah bekerjasama dengan elit setempat untuk kepentingannya

sendiri, tanpa berkontribusi pada local budget. Dan tipe C yaitu apabila kepala

daerah tidak hanya bekerjasama dengan elit lokal untuk kepentingannya sendiri,

tetapi juga melakukan korupsi dari local budget, seperti pemerintah daerah yang

kleptokrat92.

Secara teoritis terjadinya korupsi APBD dipengaruhi oleh faktor

permintaan dan penawaran. Dari sisi permintaan dimungkinkan karena adanya (1)

regulasi dan otorisasi yang memungkinkan terjadinya korupsi, (2) karakteristik

tertentu dari sistem perpajakan, dan (3) adanya provisi atas barang dan jasa di

                                                            92 Azis IJ, Wihardja MM, Theory of Endogenous Institution and Evidence from an In Depth Field Study In Indonesia, Economics and Finance in Indonesia vol 58(3), 2010.hal 316.

Page 89: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

55  

bawah harga pasar. Sedangkan dari sisi penawaran dimungkinkan terjadi karena

(1) tradisi birokrasi yang cenderung korup, (2) rendahnya gaji di kalangan

birokrasi, (3) kontrol atas institusi yang tidak memadai, dan (4) transparansi dari

peraturan dan hukum93.

2.1.7 Indeks Persepsi Korupsi Transparency International94

Corruption Perseption Index adalah indeks gabungan dari 13 survei oleh

10 lembaga independen yang mengukur persepsi tingkat korupsi di 178 negara di

dunia. Rentang indeks antara 0 sampai dengan 10, 0 berarti dipersepsikan sangat

korup, 10 sangat bersih.

Menurut laporan lembaga Transparancy International, angka Indeks

Persepsi Korupsi Indonesia tahun 2010 adalah 2.8 atau berada di peringkat ke-114

dari 178 negara yang disurvei. Nilai Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia

sama dengan Bolivia, Gabon, Benin, Kosovo, dan Kepulauan Solomon. IPK

Indonesia lebih rendah dibandingkan Singapura (9.3) yang tertinggi di Asia

Tenggara, Brunei Darussalam (5.5), Malaysia (4.4), dan Thailand (3.5). Indonesia

(2.8) hanya lebih baik dibandingkan Vietnam (2.7), Timor Leste (2.5), Filipina

(2.4), Kamboja (2.1), dan Myanmar (1.4).

Dalam situasi pemberantasan korupsi di Indonesia yang tidak jelas arah

strateginya ini, tampaknya kehadiran instrumen pengukuran yang bisa

dipertanggungjawabkan metodenya paling tidak bisa memberikan arah dalam

menyusun skala prioritas pencegahan maupun penindakan korupsi.

Transparency International meluncurkan Corruption Perception Index

(CPI), dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengeluarkan hasil Survei

Integritas 2010, Transparency International-Indonesia (TI-Indonesia)

menyampaikan pada publik Indeks Persepsi Korupsi Indonesia (IPK Indonesia).

IPK Indonesia adalah instrumen pengukuran tingkat korupsi di kota-kota

Indonesia. Berbeda dengan CPI yang mengukur tingkat korupsi negara-negara di

dunia berdasarkan gabungan beberapa indeks, IPK Indonesia dibuat berdasarkan

survei yang metodenya dikembangkan oleh TI-Indonesia. Pada tahun 2008 dan                                                             93 Tanzi (1998) dalam Sopanah dan Wahyudi I, Loc.cit, hal 9. 94http://www.ipkindonesia.org/,30/11/2011.

Page 90: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

56  

2010 survei dilakukan dengan cara wawancara tatap muka terhadap 9237

responden (terdiri dari para pelaku bisnis, tokoh masyarakat, dan pejabat publik)

antara bulan Mei sampai dengan Oktober. IPK Indonesia mengukur tingkat

korupsi di 50 kota di seluruh Indonesia, meliputi 33 ibukota provinsi ditambah 17

kota/kabupaten lain yang signifikan secara ekonomi.

Sejak pelaksanaan survei ini pertama kalinya pada tahun 2004, metode

riset IPK-Indonesia telah berubah beberapa kali. Perubahan ini ditujukan untuk

membuat instrumen pengukuran korupsi ini lebih bisa diandalkan dan

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Namun pada dasarnya, ada hal-hal yang

bersifat fundamental yang tidak berubah dari awal survei ini dirancang.

IPK Indonesia menggunakan metode survei persepsi dengan pendekatan

kuantitatif. Metode pengambilan sampel menggunakan quota sampling. Total

sampel ditentukan secara sengaja (purposive), kemudian dibagi secara

proporsional berdasarkan tingkat populasi masing-masing kota. Pemilihan kota

yang di survei berdasarkan kota-kota yang disurvei oleh Badan Pusat Statistik

(BPS) untuk survei inflasi tahunan.

Indeks diambil berdasarkan pengukuran yang didasari persepsi responden,

terhadap beberapa variabel-variabel jenis korupsi. Variabel-variabel ini

merupakan konsep turunan dari jenis-jenis korupsi yang terdapat di Undang-

Undang(UU) No. 31/2009 junto UU No. 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi. Pengukuran menggunakan skala antara 0-10, dengan indikator

pengukuran yaitu; Lazim atau tidaknya tindak pidana korupsi tertentu terjadi di

kota yang bersangkutan dan serius atau tidaknya pemerintah daerah dan penegak

hukum setempat dalam pemberantasan korupsi.

Secara lebih terperinci IPK Indonesia disusun dari 11 variabel persepsi,

yang terdiri dari :

a. Variabel persepsi tentang suap :

1. Mempercepat proses perizinan usaha.

2. Mempercepat prosedur untuk pelayanan umum.

3. Memberikan kelonggaran dalam membayar pajak daerah.

4. Memenangkan kontrak proyek pemerintah.

5. Mendapatkan keputusan hukum yang menguntungkan.

Page 91: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

57  

6. Mempengaruhi pembuatan kebijakan /regulasi.

b. Variabel persepsi korupsi :

1. Gratifikasi.

2. Pemerasan.

3. Konflik Kepentingan.

c. Usaha Pemerintah daerah dalam memberantas korupsi :

1. Keseriusan aparat pemerintah daerah memberantas korupsi.

2. Keseriusan aparat penegak hukum dalam memberantas korupsi

Tahun 2010, Kota Denpasar mendapatkan skor paling tinggi (6.71),

disusul Tegal (6.26), Solo (6.00), Jogjakarta dan Manokwari (5.81). Sementara

kota Cirebon dan Pekanbaru mendapatkan skor terendah (3.61), disusul Surabaya

(3.94), Makassar (3.97) dan Jambi (4.13). Kota-kota dengan skor tertinggi

mengindikasikan bahwa para pelaku bisnis, tokoh masyarakat dan pejabat publik

di sana menilai korupsi mulai menjadi hal yang kurang lazim terjadi, dan usaha

pemerintah dan penegak hukum di sana dalam pemberantasan korupsi cukup

serius.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu mengenai korupsi dilakukan dengan

membangun model ekonomi dalam tingkat mikro yaitu pada level individu,

biasanya riset ini dilakukan pada agen pemerintah. Sedangkan seiring dengan

munculnya berbagai lembaga yang mengeluarkan indeks persepsi korupsi, sebagai

variabel yang dapat mengukur tingkat korupsi, maka munculah berbagai

penelitian kuantitatif yang biasanya mengkaji korupsi pada level lintas negara.

Krueger95 dan Ackerman96 mempelopori penelitian dalam tingkat mikro,

yang mencoba memahami korupsi dari perilaku pencarian rente. Menurut mereka

penyuapan (korupsi) menjadi masalah ekonomi karena terdeteksi sebagai perilaku

pencarian rente oleh agen pemerintah. Perilaku pencarian rente membuat agen

pemerintah menggunakan sebagian besar waktu potensial mereka untuk

                                                            95 Krueger (1974) dalam Riyanto, Korupsi dalam Pembangunan Ekonomi Wilayah: Suatu Kajian Ekonomi Politik dan Budaya, Disertasi, Pascasarjana IPB, 2008, Hal 28. 96 Ackerman SR. Korupsi dan Pemerintahan : Sebab, akibat dan reformasi, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 2006.

Page 92: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

58  

keuntungan pribadinya, hal ini untuk mendapatkan pendapatan tambahan (extra

income) untuk kebutuhan dasar, namun akhirnya berkembang menjadi upaya

memperkaya diri.

Shleifer dan Vinshy97 menjelaskan bahwa korupsi berdampak negatif

terhadap perekonomian, karena korupsi bersifat rahasia (secretive) , walaupun

bersifat seperti pajak, namun tidak sama karena korupsi menghindari

penditeksian, uang suap sebagai sebuah kontrak tidak bisa dikuatkan di

pengadilan. Dan ini membuat orang yang disuap untuk ingkar dan bahkan

meminta suap yang lebih tinggi lagi. Beberapa pejabat yang disuap mungkin

khawatir terhadap reputasi, namun kebanyakan dari mereka tidak peduli.

Lambsdorff98 berpendapat bahwa korupsi dapat dipahami sebagai bentuk

perlakuan istimewa oleh para pembuat keputusan publik. Hal tersebut

mengundang pihak swasta untuk mencoba mendapatkan keuntungan dari rente

ekonomi yang dihasilkan dan bersaing satu sama lain dengan membayar

suap. Dibandingkan dengan lobi kompetitif, korupsi umumnya dijelaskan sebagai

bentuk monopoli rent-seeking. Rente disebut korupsi ketika kompetisi untuk

perlakuan istimewa terbatas pada beberapa orang dalam.

Nihjar99 Corruption In Less Developed Countries:a study on the problem

and solution of Corruption in Indonesia. Nihjar mendeskripsikan ide-ide dasar

pemberantasan korupsi yang melihat dari faktor penyebab terjadinya korupsi,

yaitu pertama, sistem administrasi yang memberikan peluang terjadinya

kebocoran. Kedua, tingkat kesejahteraan aparatur rendah, hukum yang belum

cukup untuk menangani perkembangan korupsi yang merajalela, dan

kecenderungan kolusi yang sulit dibuktikan. Pencegahan dan penanggulangan

yang perlu di tempuh dengan pendekatan multidimensional dan interdisipliner,

dalam tiga kategori; (1) penyempurnaan dan pembaruan sistem administrasi,(2)

kenaikan kesejahteraan aparatur (3)pembaruan sistem hukum pidana nasional

untuk mencegah kolusi.

                                                            97Shleifer A, Vinshy RW. Corruption. The Quarterly Journal of Economics, Vol 108, No.3.(Aug,1993), 1993, pp 559-617. 98Lambsdroff JD, Corruption and Rent Seeking. Nedherlands: Kluwer Academic Publisher, Public Choice113, 2002, Hal 97-125. 99Nisjar, K. Corruption In Less Developed Countries (a study on the Problem and Sollution of Corruption in Indonesia), Jurnal Akuntansi 4(3), September, 2005, hal 260-265.

Page 93: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

59  

Riyanto100 menganalisis Korupsi dalam Pembangunan Wilayah, dengan

pendekatan faktor ekonomi politik dan budaya, hasilnya adalah lemahnya

akuntabilitas politis seperti birokrasi di daerah (kabupaten/kota) dan beberapa

faktor seperti euphoria demokrasi/otonomi ekonomi telah memunculkan berbagai

masalah perumusan, pelaksanaan dan pengawasan regulasi sehingga peraturan

daerah yang muncul cenderung bias kepentingan eksekutif (birokrat) dan legislatif

serta kelompok kepentingan tertentu. Maka bibit korupsi sudah muncul sejak

perumusan regulasi (by design) dan kemudian terjadi pada saat pelaksanaan dan

pengawasan. Korupsi demikian seolah-olah legal (Legalized Corruption). Faktor

ekonomi politik dan budaya feodalilistik-paternalistik terwujud dalam budaya

birokrasi patrimonial yang berpengaruh terhadap terjadinya korupsi. Selain itu,

Riyanto juga mendeskripsikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada era

otonomi daerah ternyata tidak berkualitas, hal tersebut karena meningkatnya

pertumbuhan ekonomi pada masa otonomi daerah tidak mampu menurunkan

angka pengangguran dan kemiskinan.

Sedangkan penelitian kuantitatif yang mencoba mengukur dampak korupsi

terhadap pertumbuhan ekonomi menggunakan variabel korupsi (indeks persepsi

korupsi) adalah Mauro101 pertamakali meneliti dampak korupsi terhadap

pertumbuhan ekonomi, dalam Corruption and Growth menggunakan data panel

indeks persepsi korupsi Business International (BI) dari 70 negara, pada periode

1960-1985. Metode analisis dengan two-stage least squares regression (2SLS) dan

Ordinary Least Square (OLS). Hasilnya adalah terdapat hubungan negatif dan

signifikan antara korupsi dan pertumbuhan rata-rata tahunan, pada periode 1960-

1985, juga antara korupsi dan investasi.

Rahman, Kisunko, Kapoor102 dengan judul Estimating The Effect of

Corruption Implications for Bangladesh. Data yang digunakan adalah indeks

korupsi dari International Country Risk Guide (ICRG) index pada periode 1990-

1997 pada 63 negara di dunia. Dengam model panel statis . Hasilnya Korupsi

                                                            100 Riyanto. Korupsi dalam pembangunan ekonomi wilayah: suatu kajian ekonomi politik dan budaya. Disertasi. Pascasarjana IPB. 2008. 101Mauro P. Corruption and growth, Quarterly Journal of Economics 110(3): 681-712.1995. 102Rahman A, Kisunko G, Kapoor K. Estimating the effect of Corruption Implication for Bangladesh.World Bank Report . 2000. www.worldbank.org

Page 94: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

60  

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan investasi

(asing dan domestik).

Dewi103 menganalisis Pengaruh Korupsi Terhadap Pertumbuhan, Investasi

Domestik dan Foreign Direct investment. Dalam model pertumbuhan variabel-

variabel bebas yang digunakan adalah GDP/kapita, populasi, pendidikan dan

indeks korupsi. Data indeks korupsi yang digunakan adalah indeks korupsi dari

Political Economics Risk Concultancy pada 11 negara di asia tahun 1995-2000.

metode analisis dengan panel statis . Hasilnya adalah Korupsi berhubungan

negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan investasi domestik, dan

berhubungan negatif, namun tidak signifikan terhadap FDI. Maksudnya walaupun

negatif namun investor asing lebih mempertimbangkan faktor lain seperti cost of

doing business di Asia yang lebih kompetitif dibandingkan kawasan lain.

Swaleheen dan Stansel104, dengan judul Economic Freedom, Corruption,

and Growth. Data yang digunakan adalah data panel 60 negara. Dengan metode

regresi panel dynamic. Dimana dalam modelnya menggunakan variabel utama

Growth (diproksi dengan pertumbuhan GDP perkapita) dan Korupsi ( indeks

korupsi dari International Country Risk Guide/ICRG) variabel bebas lainnya

adalah investasi, economic freedom dan variabel kontrol (x) misalnya seperti

tingkat pertumbuhan populasi. Hasilnya Korupsi dapat menurunkan pertumbuhan

ekonomi, ketika pelaku ekonomi memiliki pilihan yang sedikit/ kebebasan

ekonomi rendah, Korupsi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi apabila

memiliki banyak pilihan/kebebasan ekonomi tinggi.

Prahara105menganalisis Disparitas Antar Wilayah Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Provinsi Kalimantan Barat, walaupun tidak menyertakan variabel

korupsi, namun penelitian ini menggunakan model pertumbuhan regional yang

mengacu pada model pertumbuhan Mankiw,Romer,Weil (MRW) yang

menyertakan human capital sebagai salah satu faktor determinan, yang di proksi

dengan angka harapan hidup (AHH) untuk tingkat kesehatan, dan angka melek                                                             103Dewi. Analisis Pengaruh Korupsi Terhadap Pertumbuhan, Investasi Domestik dan Foreign Direct investment .Tesis. FEUI. 2002. 104 Swaleheen M, Stansel D, Economic Freedom, Corruption and Growth, Cato Journal,.27(3), 2007, hal 343-258. 105 Prahara G. Analisis Disparitas Antar Wilayah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Kalimantan Barat. Tesis. Pascasarjana FEM IPB. 2010.

Page 95: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

61  

huruf (AMH) juga rata-rata lama sekolah (RLS) untuk tingkat pendidikan. Dalam

penelitiannya faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah

peningkatan anggaran pembangunan/modal (LNAPBD), peningkatan angka

harapan hidup (LNAHH), peningkatan angka melek huruf (LNAMH),

peningkatan rata-rata lama sekolah (LNRLS), pertumbuhan jumlah penduduk

(LNPNDDK), peningkatan panjang jalan (LNPJLNT), peningkatan produksi

listrik (LNPPLN). Hasilnya adalah APBD, PDDK, AHH positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan AMH, RLS, PJLNT dan PPLN tidak

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Dibandingkan dengan penelitian-penelitian terdahulu, dalam penelitian ini

pembahasan korupsi difokuskan pada korupsi di daerah (termasuk korupsi

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah/APBD) yang terjadi di salah satu

daerah di Indonesia (Provinsi Banten), yang diduga penyebabnya adalah faktor

dalam proses politik di daerah dari maraknya rent seeking behavior oknum

pelaku ekonomi dan pemegang kekuasaan, dan juga sekaligus menganalisis

dampak korupsi terhadap pertumbuhan ekonomi di level daerah. Selama ini

penelitian-penelitian yang ada menganalisis dampak korupsi terhadap

pertumbuhan ekonomi dengan cakupan lintas negara, sedangkan penelitian ini

menganalisis dampak korupsi terhadap pertumbuhan ekonomi regional di

Indonesia pada masa otonomi daerah di tahun 2008 dan 2010, hal ini seiring

dengan dikeluarkannya indeks persepsi korupsi daerah 50 kabupaten/ kota pada

tahun 2008 dan 2010 di Indonesia. .

Page 96: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

62  

2.3 Kerangka Pemikiran

Otonomi daerah yang ditandai dengan lahirnya UU Nomer 22 tahun

1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomer 25 tahun 1999 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah, ternyata mengalami banyak

permasalahan dalam implementasinya, salahsatunya adalah terkuaknya

berbagai kasus korupsi di daerah dengan pelaku korupsi sebagian besar

adalah para pemegang kekuasaan di daerah, dengan objek yang di korupsi

adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Desentralisasi

mencakup aspek-aspek politik (political decentralization), administratif

(administrative decentralization), dan fiskal (fiscal decentralization). Dalam

penelitian ini akan membahas aspek politik dan fiskal yang kemudian nanti

akan berkaitan dengan permasalahan korupsi.

Desentralisasi politik memberikan kewenangan kepada daerah untuk

melakukan pemilihan kepala daerah. Korupsi APBD ditenggarai disebabkan

tingginya biaya dalam proses politik yang akhirnya menciptakan banyaknya

aroma ketidakberesan dalam pelaksanaanya. Misalnya, sebelum seorang

kepala daerah terpilih bahkan dalam banyak kasus sudah melakukan jenis

korupsi gratifikasi, berupa politik uang. Untuk menangkap gambaran korupsi

APBD di daerah, maka diperlukan cakupan sampel yang lebih sempit, maka

studi kasus dugaan korupsi APBD dilakukan di salahsatu daerah di Indonesia,

yaitu di provinsi Banten, menggunakan analisis teori ekonomi perburuan

rente (economic rent seeking theory).

Provinsi Banten baru-baru ini melakukan pilkada untuk pemilihan

Gubernur. Berdasarkan pemberitaan media massa dan hasil temuan ICW ada

beberapa kejanggalan pembiayaan kampanye dalam proses pilkada tersebut,

dan juga telah terjadi politik uang dengan berbagai modus operandi.

Kejanggalan dalam pesta demokrasi tersebut disusul temuan berikutnya yaitu

dugaan korupsi terhadap APBD 2011 yang melibatkan pos dana bantuan

sosial dan hibah. Perburuan rente ekonomi oleh individu/kelompok

kepentingan terhadap APBD Provinsi Banten diduga telah terjadi.

Politik uang dilakukan dengan membagikan uang, barang, atau janji-

janji kepada para calon pemilih. Besarnya biaya dalam proses kampanye

Page 97: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

63  

mendorong para calon kepala daerah untuk mendapatkan dukungan

pembiayaan dari berbagai sumber yang illegal, misalkan dengan

memanipulasi anggaran dan mendapatkan pembiayaan dari kalangan swasta

yang memiliki kepentingan tertentu, dari sini politisi dan swasta sama-sama

bertindak menjadi pemburu rente Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD).

Pemilihan kepala daerah, pada akhirnya melahirkan pemerintah

daerah yang akan memiliki kewenangan dalam aspek pengambilan

keputusan, termasuk penetapan standar dan berbagai peraturan daerah (dalam

penelitian ini adalah peraturan daerah tentang APBD). Namun peraturan

daerah yang akan ditetapkan tidak lagi murni bertujuan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, tapi untuk menguntungkan segelintir pihak

berkepentingan yaitu para pencari rente. Para pencari rente ekonomi dalam

hal ini adalah mereka yang telah menginvestasikan uang mereka pada proses

politik sebagai dukungan pembiayaan bagi para calon kepala daerah, dan juga

para politisi itu sendiri.

Dengan adanya desentralisasi fiskal yang merupakan pemberian

kewenangan kepada daerah untuk menggali sumber-sumber pendapatan, hak

untuk menerima transfer dari pemerintah yang lebih tinggi, dan menentukan

belanja rutin dan investasi, maka daerah memiliki otoritas dalam menentukan

anggaran pendapatan dan belanja daerahnya sendiri. APBD yang terbentuk

berdasarkan berbagai keputusan, termasuk penetapan standar dan berbagai

peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Sejak APBD dirancang,

saat itulah korupsi juga mulai direncanakan.

Korupsi didaerah yang terjadi pada akhirnya memberikan dampak

nyata terhadap pembangunan ekonomi regional maupun nasional. Indikator

utama pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi, maka pada

penelitian ini dampak korupsi dibatasi pada pertumbuhan ekonomi regional.

Terakhir adalah melakukan evaluasi kebijakan.

Page 98: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

64  

Gambar 9. Kerangka pemikiran

Ket :

: Variabel yang diteliti : lingkup penelitian regional (Banten)

: Variabel yang tidak diteliti : lingkup penelitian nasional (Indonesia)

Desentralisasi Adiministrasi

Desentralisasi Politik

Desentralisasi Fiskal

APBD

Korupsi

Analisa Kuantitatif: Dampak Korupsi

terhadap pertumbuhan ekonomi regional

Indonesia

Evaluasi Kebijakan

Pilkada

Peraturan Daerah

Money politics

Pemerintah Daerah

Otoritas daerah menentukan

pendapatan dan belanja daerah

Analisa Deskriptif dan

kualitatif :

Perburuan Rente ekonomi

Otonomi Daerah

Page 99: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

65  

3. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu data primer

dan sekunder dari berbagai sumber untuk dua metode penelitian yang berbeda

yaitu kualitatif dan kuantitatif (mixed method) sehingga diharapkan dapat

menjelaskan fenomena korupsi di daerah yang terjadi di Indonesia. Lokasi

penelitian dalam studi kasus korupsi adalah Provinsi Banten yang dipilih

secara purposive, yaitu metode pengambilan sampel lokasi secara sengaja

dengan mempertimbangkan tujuan penelitian, sedangkan untuk mengukur

dampak korupsi terhadap pertumbuhan ekonomi regional menggunakan

lingkup nasional dengan sampel 48 kabupaten/kota provinsi di Indonesia

sesuai dengan data persepsi korupsi yang diperoleh dari Transparency

International.

3.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, Data

Primer yang diambil sesuai dari kebutuhan penelitian yaitu hasil dari

wawancara mendalam (in depth interview) kepada beberapa informan terkait.

Data sekunder yang digunakan diambil dari dokumen-dokumen

terkait seperti pemberitaan media massa, hasil penelitian, Indonesian

Corruption Wacth (ICW), Transparency Internasional, Badan Pusat Statistik

(BPS), Direktorat jendral Perimbangan Keuangan (DJPK), Badan Pemeriksa

Keuangan Republik Indonesia (BPK RI), Badan Pengawas Pemilu Provinsi

(Banwaslu) dan KPUD (Komite pemilihan Umum Daerah).

Data yang diperlukan pada penelitian ini disusun berdasarkan tujuan-

tujuan penelitian, jenis data, informasi yang diperlukan dan sumber data,

yang secara ringkas disajikan pada Tabel 2.

Page 100: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

66  

Tabel 2. Tujuan Penelitian, Jenis dan Sumber Data yang diperlukan

Tujuan Penelitian

Jenis Data Data dan Informasi yang diperlukan

Sumber data

Menganalisis korupsi APBD dalam mekanisme perburuan rente di pemerintah Provinsi Banten .

Primer Sekunder

Mekanisme korupsi APBD dalam perburuan rente ekonomi.

Data Audit LKPD Provinsi Banten TA 2011.

Data Audit Investigasi Dana Hibah Bansos Pemprov Banten TA 2011

Data Laporan Penerimaan dan Pengeluran Dana Kampanye.

Peraturan Terkait Dana Hibah dan Bansos.

Data Laporan Monitoring Pilkada Banten 2011.

Data Laporan Dugaan Korupsi APBD Dana Hibah Bansos 2011

Data penerima Bansos Hibah Banten 2011

Data Pemenang proyek APBD tahun 2012

Informan-informan terkait106

BPK RI

BPK RI

KPUD BANWASLU

BAPPEDA

ICW

ICW

DPKAD

Layanan Pengadaan Secara Elekronik (LPSE) Provinsi Banten

Menganalisis dampak korupsi terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia.

Sekunder PDRB menurut harga konstan tahun 2000

Corruption Perception Indeks

APBD Belanja Modal

Penduduk Angka Melek Huruf PMTB Provinsi-

provinsi ICOR Provinsi

Banten

BPS

TII

DJPK

BPS BPS BPS

BPS Provinsi

Banten                                                             106 Daftar informan tersedia pada lampiran 1.

Page 101: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

67  

3.2 Metode Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua

metode yaitu kualitatif dan kuantitatif, hal ini dikarenakan salah satu faktor

penyebab korupsi APBD adalah pilkada yang tidak berkualitas, maka

disinilah diperlukan analisa ekonomi politik, dimana blok politik yang

sebagian besar datanya kualitatif menyebabkannya kerugian dalam blok

ekonomi yang sebagian besar datanya kuantitatif. Maka penelitian ini

mencoba menganalisis dengan dua metode tersebut (mixed methods) agar

dapat menjelaskan fenomena korupsi yang terjadi di Indonesia.

Metode deskriptif dan kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk

menganalisis mekanisme perburuan rente dalam kasus korupsi APBD di

Provinsi Banten. Analisis Deskriptif disajikan dalam bentuk table dan grafik

untuk memudahkan pemahaman dan penafsiran. Metode peramalan kualitatif

di dalam prosedurnya melibatkan pengalaman, judgements, maupun opini

sekelompok orang yang pakar dibidangnya. Termasuk di dalam metode ini

antara lain teknik sales-force composite (agregasi ramalan dari setiap

individu) dan teknik delpi (mengumpulkan pendapat dari pakar secara

iterarif).

Sedangkan, metode kuantitatif dengan regresi panel statis dalam

penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dampak korupsi terhadap

pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia.

3.2.1 Metode Analisis Mekanisme Rent Seeking Economic Activity

Pembahasan pada penelitian ini akan diawali dengan mendeskripsikan

gambaran umum korupsi di daerah yang terjadi di Indonesia dan gambaran

umum Provinsi Banten. Untuk menjelaskan salah satu penyebab terjadinya

korupsi APBD di suatu daerah, maka perlu dilakukan analisis terhadap

aktivitas ekonomi perburuan rente (rent seeking economic activity).

Penelitian ini fokus pada fenomena korupsi yang terjadi di daerah

yang bersumber dari APBD. Korupsi APBD dalam hal ini adalah korupsi

yang terjadi pada pos-pos yang terdapat dalam APBD. Korupsi mencakup

perilaku koruptif (corruptive behavior) yang berbentuk aktivitas pencarian

Page 102: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

68  

rente, dengan analisis yang dilakukan yaitu dengan pendekatan analisa

ekonomi politik, yaitu studi keterkaitan antara fenomena politik dan

fenomena ekonomi.

Seperti pada masa Orde Baru, dalam era otonomi daerah pola-pola

akumulasi kekuasaan politik dan kekayaan ekonomi berbasis rent seeking

tetap tumbuh subur. Kewenangan yang tinggi yang tidak diiringi dengan

meningkatnya akuntabilitas politik, adiministrasi, dan profesionalisme

pemerintah daerah, justru memicu terjadinya korupsi yang berasal dari

perilaku pencarian rente. Duduknya pengusaha-pengusaha besar dalam partai

politik memperlihatkan kuatnya kendali korporasi terhadap partai politik dan

pemerintah, sementara birokrasi telah menjelma dari jejaring rente pengusaha

besar (yang berperan sebagai pendana politik pada masa orde baru) menjadi

aktor-aktor penentu kebijakan publik dewasa ini. Konfigurasi politik nasional

dewasa ini dapat disebut sebagai struktur pencarian rente pada masa orde

baru107.

Ekonomi Perburuan rente ini biasanya selalu melibatkan pihak

pemerintah yang mempunyai wewenang dalam membuat suatu regulasi. Para

pengusaha/individu/kelompok berkepentingan memanfaatkan informasi yang

tidak sempurna dari masyarakat untuk mendapatkan keuntungan di atas

normal (supernormal profit) dengan memberikan uang pelicin kepada oknum

pejabat yang terkait.

Korupsi pada pemerintahan daerah pada era desentralisasi fiskal

meningkat sejalan dengan fakta bahwa makin banyaknya peraturan-peraturan

baru yang diterbitkan oleh pemerintah daerah, khususnya pajak, retribusi, dan

berbagai perizinan serta kebijakan (regulasi) di daerah yang diciptakan

sebagai aturan semu (artificial) agar pejabat lokal (birokrasi lokal) bersama

dengan kelompok kepentingan tertentu memperoleh peluang ,mendapatkan

rente ekonomi sebesar-besarnya108. Berbagai peraturan daerah bermasalah

adalah sinyalemen adanya perilaku pencarian rente yang memicu meluasnya

korupsi di berbagai daerah dewasa ini.

                                                            107 Simanjuntak dalam Riyanto, Loc.cit, hal 6. 108 Henderson dan Kuncoro dalam ibid.

Page 103: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

69  

Adanya aktivitas berburu rente di suatu daerah ini perlu dibuktikan.

Karena kasus korupsi yang begitu banyak, sebaran populasi yang luas,

keterbatasan waktu dan biaya, maka perlu memperkecil lingkup penelitian

dalam suatu kasus APBD di daerah, yaitu dengan studi kasus. Studi kasus

adalah strategi penelitian yang ideal bila diperlukan kajian yang sifatnya

holistik dan mendalam. Studi kasus bersifat multi metode, karena dirancang

untuk menunjukan suatu masalah secara terperinci dari sudut pandang

peneliti dengan menggunakan berbagai sumber data. Metode penelitian studi

kasus lazimnya akan memadukan metode pengamatan, wawancara, dan

analisis dokumentasi109.

Kasus yang akan dianalisis adalah dugaan korupsi APBD pada tahun

2011 di daerah Provinsi Banten, Provinsi Banten dipilih secara purposive

karena memenuhi beberapa kriteria, yaitu;

(1) Banyak pemberitaan tentang kasus korupsi dan dugaan korupsi yang

terjadi di daerah ini pasca otonomi daerah yang telah dipublikasikan

oleh media massa,

(2) Provinsi Banten baru-baru ini melakukan Pemilihan Kepala Daerah

dan diduga terjadi banyak penyimpangan dalam prosesnya. Hal ini

untuk membuktikan apakah benar terjadi politik biaya tinggi (high

cost politic) yang melibatkan aktivitas perburuan rente dari oknum-

oknum pemerintah dan swasta dan akhirnya nanti memicu terjadinya

korupsi APBD (high cost economy), dan

(3) Adanya keterbatasan waktu dan biaya penelitian maka letak wilayah

Banten yang terletak tidak jauh, dianggap ideal untuk penelitian studi

kasus.

Kasus di daerah Provinsi Banten yang dipilih adalah dugaan korupsi

Pemilihan Kepala Daerah tahun 2011 dan Korupsi pos Dana Hibah dan

Bantuan Sosial dari APBD 2011, oleh karena itu dibutuhkan narasumber

yang akurat sehingga dapat dilakukan wawancara mendalam (in depth

                                                            109 Thomas Nugroho, Disparitas Pembangunan Wilayah Pesisir Utara dan Selatan Jawa Barat :Studikasus diKabupaten Karawang Subang dan Kabupaten Garut Ciamis, Tesis, IPB, 2004, hal 46.

Page 104: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

70  

interview) kepada informan-informan yang mengetahui masalah para

pemburu rente, dan analisis terhadap dokumen-dokumen terkait.

Pengambilan sampel informan dilakukan dengan menggunakan teknik

snowball sampling, yaitu teknik penentu sampel yang digunakan apabila

jumlah sampel yang diketahui hanya sedikit. Dari sampel yang sedikit

tersebut, maka kemudian akan digali informasi adanya sampel lain dari yang

dijadikan sampel terdahulu, sehingga semakin lama jumlah sampel yang ada

semakin banyak110. Seperti bola salju yang menggelinding semakin lama bola

salju tersebut semakin besar.

Snowball sampling ini dilakukan karena tidak semua orang bersedia

mengungkap mekanisme korupsi APBD dalam rent seeking economic

activity sehingga dibutuhkan para informan yang akurat untuk menggali

informasi yang akurat terhadap masalah tersebut. Wawancara dilakukan

dengan mengambil sampel informan-informan yang mengetahui secara

lengkap permasalahan perburuan rente dalam dugaan kasus korupsi di daerah.

Maka informan-informan tersebut akan dipilih dari berbagai kalangan yaitu

pejabat publik (eksekutif, legislatif), Akademisi, Banwaslu dan ICW. Selain

wawancara dilakukan juga review terhadap dokumen terkait seperti

pemberitaan media massa, hasil penelitian, dokumen-dokumen pemerintahan,

dan lainnya.

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur, yaitu

wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman

wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa

garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan111. Analisa terhadap

studi kasus tersebut dibagi dalam beberapa tahap (Gambar 10), yaitu: Tahap

pertama, tahap penyusunan kronologis peristiwa, pihak yang terlibat,

pengungkapan, dan penanggulangan terhadap kasus tersebut.

                                                            110 Sugiyono, Metode Penelitian kombinasi (Mixed method), Bandung:Alfabeta, 2011, hal 127. 111Ibid, hal 191.

Page 105: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

71  

Gambar 10. Tahapan Analisa Studi Kasus Korupsi APBD dalam Perburuan

Rente Ekonomi.

Setelah tahap pertama selesai disusun, tahap kedua adalah

mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan menyangkut bagaimana

pola/mekanisme terjadinya perburuan rente yang mendorong korupsi APBD,

yang dilakukan melalui wawancara. Tahap ketiga, setelah data-data tersebut

terkumpul maka peneliti melakukan analisa terhadap kasus yang diteliti untuk

menjawab masalah dan tujuan penelitian.

3.2.2 Model Regresi Data Panel Pertumbuhan Ekonomi

Dalam menganalisis dampak praktek korupsi di daerah terhadap

pertumbuhan ekonomi regional, menggunakan variabel dependen indeks

persepsi korupsi yang dikeluarkan oleh Transparency Internasional

Indonesia, seperti yang dipaparkan sebelumnya. Data tersebut merupakan

rata-rata indeks dari berbagai variabel, termasuk diantaranya mengukur

persepsi tentang suap, persepsi korupsi dan usaha pemerintah daerah dalam

memberantas korupsi. Data tersebut tersedia secara regional per

kabupaten/kota sejak 2004-2010 (setiap dua tahun sekali), namun baru

tersedia sebanyak 50 kabupaten/kota dengan metode survey yang sama pada

tahun 2008 dan 2010.

Model umum pertumbuhan ekonomi yang digunakan dalam penelitian

ini diadaptasi dari model pertumbuhan Mankiw, Romer, Weil /MRW (1992),

dimana:

Y= AF (K,L,H)………...…………………………………………………(3.0)

Penyusunan Kronologis Peristiwa

Investigasi pola perburuan rente/korupsi  (wawancara snowball sampling)

Analisis data‐data  dengan teori dan nalar

Page 106: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

72  

Dalam Bhinadi (2003) persamaan MWR (1992) dituliskan secara

linear menjadi sebagai berikut:

Y =g +αK +βH +(1-α-β)L …………………………….………...………(3.1)

Dimana,

β = kontribusi human capital terhadap output agregat

Y = pertumbuhan output,

K = pertumbuhan kapital,

L = pertumbuhan tenaga kerja yang ada di wilayah tersebut,

H =pertumbuhan kualitas sumber daya manusia yang di proksi dengan

educational attainment pendidikan menengah/lanjutan (secondary

education) di wilayah tersebut,

g =pertumbuhan produktivitas faktor total (TFPG) yang mencerminkan

tingkat teknologi di wilayah tersebut dan merupakan intersep dalam

persamaan regresi.

Dari model umum pertumbuhan ekonomi di atas dikembangkan lagi

dengan menambahkan beberapa variabel yang diduga memiliki kaitan erat

dengan pertumbuhan ekonomi di daerah. Mengacu pada penelitian Prahara

(2010) dimana salah satu tujuan penelitiannya adalah mengkaji faktor-faktor

yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi regional di Kalimantan Barat.

Pertumbuhan output diproksi dengan pertumbuhan output perkapita

(LnPDRB), sedangkan faktor-faktor determinan pertumbuhan output daerah

yang digunakannya yaitu anggaran pembangunan/modal (APBD), angka

harapan hidup (AHH), angka melek huruf (AMH), rata-rata lama sekolah

(RLS), jumlah penduduk (PDDK), panjang jalan (PJLN), produksi listrik

(PPLN). Dengan analisis fixed effect model, hasilnya menunjukan bahwa

pertumbuhan ekonomi positif dipengaruhi secara signifikan oleh variabel

anggaran pembangunan/modal, penduduk dan angka harapan hidup.

Sementara angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, panjang jalan dan

produksi listrik tidak signifikan.

Karena variabel dependen anggaran pembangunan/modal (APBD) dan

penduduk (POP) signifikan dalam penelitian Prahara, maka akan digunakan

dalam penelitian ini sebagai proksi dari kapital dan kuantitas human capital,

Page 107: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

73  

sedangkan Angka Melek Huruf (AMH) walaupun tidak signifikan tetap

digunakan karena tidak ingin menghilangkan proksi pendidikan sebagai

kualitas human capital.

Dengan demikian, hasil modifikasi persamaan pertumbuhan ekonomi

daerah berubah menjadi persamaan berikut:

Ln PDRB = β β LnAPBD +β POP β AMH ε ……………….(3.2)

Model Rahman,et.al (2000) dalam Dewi (2002) menganalisis

Pengaruh Korupsi Terhadap pertumbuhan, Investasi Domestik dan Foreign

Direct investment. Dalam model pertumbuhan ekonomi lintas negara

variabel-variabel yang digunakan adalah Growth (variabel dependen)

kemudian GDP/kapita, populasi, pendidikan dan indeks korupsi (variabel

independen). Variabel independen GDP/kapita yang digunakan bertujuan

melihat besarnya tingkat pembangunan ekonomi di negara-negara tersebut.

Dengan analisa Random Effect Model, hasil penelitian Dewi (2002)

adalah Korupsi dan populasi berhubungan negatif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi, sedangkan GDP/kapita dan pendidikan positif dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian dilakukan

penambahan variabel korupsi dalam model karena sesuai dengan tujuan

penelitian, yaitu untuk melihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi

pada level daerah di Indonesia.

Dengan demikian model umum yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

PDRB = f (APBD, CORR, POP, AMH )…………………...……………(3.3)

Kemudian penambahan Ln pada model bertujuan untuk menghindari

bias intrepretasi karena variabel-variabel yang digunakan dalam model

memiliki satuan yang beragam, maka model yang digunakan dalam

persamaan ini adalah:

Ln PDRB = β β LnAPBD +β CORR +β LnPOP +β AMH ε (3.4)

Dimana:

LnPDRB = Peningkatan Produk Domestik Regional Bruto menurut harga

konstan tahun 2000 kab/kota ke-i pada tahun t (persen).

LnAPBD = Peningkatan Belanja Modal dalam APBD di kab/kota ke-i pada

Page 108: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

74  

tahun t (persen).

CORR = Indeks Persepsi Korupsi Indonesia kab/kota ke-i pada tahun t

(angka indeks).

LnPOP = Peningkatan Penduduk kab/kota ke-i pada tahun t (persen).

AMH = Angka Melek Huruf kab/kota ke-i pada tahun t (persen)

3.2.2.1 Hipotesa

Hipotesa yang dirumuskan dari model diatas adalah sebagai berikut:

1. Diduga APBD, POP, AMH akan berdampak positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi regional.

2. Diduga CORR akan berdampak negatif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi regional.

3.2.2.2 Metode Analisis Regresi Data Panel

Pendekatan crosssection hanya mengamati satu waktu sehingga

perkembangan ekonomi wilayah-wilayah tersebut antar waktu tidak terlihat,

kelemahan tersebut memotivasi penggunaan model time series Penggunaan

data time series dapat melihat perkembangan antarwaktu namun hanya dari

satu unit individu, sehingga bisa membuat hasil estimasi bias. Untuk

mengatasi kedua kelemahan pendekatan tersebut maka digunakan pendekatan

data panel, yaitu data yang memiliki dimensi ruang (individu) dan waktu

(time).

Baltagi112 mengungkapkan bahwa penggunaan data panel memberikan

banyak keuntungan, diantaranya sebagai berikut:

1. Mampu mengontrol heterogenitas individu, dengan metode ini estimasi

yang dilakukan dapat secara eksplisit memasukkan unsur heterogenitas

individu;

2. Dapat memberikan data yang informatif, mengurangi kolinearitas antar

peubah, meningkatkan derajat bebas dan lebih efisien;

                                                            112 Baltagi,.Econometric Analysis of Panel Data: third Edition,John Wiley and Sons.Ltd. England, 2005, hal 4-7.

Page 109: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

75  

3. Lebih baik untuk studi dynamics of adjustment. Karena berkaitan dengan

observasi cross section yang berulang, maka data panel lebih baik dalam

mempelajari perubahan dinamis;

4. Lebih baik dalam mengidentifikasi dan mengukur efek yang secara

sederhana tidak dapat diatasi dalam data cross section saja atau data time

series saja

Keterbatasan-keterbatasan dari data panel 113 diantaranya adalah:

1. Masalah dalam desain survei panel, pengumpulan dan manajemen data.

Masalah yang umum dihadapi diantaranya: cakupan (coverage), non

response, kemampuan daya ingat responden (recall), frekuensi dan

waktu wawancara;

2. Distorsi kesalahan pengamatan (measurement errors), hal ini umumnya

terjadi karena respon yang tidak sesuai;

3. Masalah selektivitas (selectivity) yang mencakup hal-hal berikut :

a. Self selectivity adalah permasalahan yang muncul karena data-data

yang dikumpulkan untuk suatu penelitian tidak sepenuhnya dapat

menangkap fenomena yang ada;

b. Non response adalah permasalahan yang muncul dalam panel data

ketika ada ketidaklengkapan jawaban yang diberikan oleh responden;

dan;

c. Attrition adalah jumlah responden yang cenderung berkurang pada

survei lanjutan yang biasanya terjadi karena responden pindah,

meninggal dunia atau biaya menemukan responden terlalu tinggi

4. Dimensi waktu (time series) yang pendek. Jenis panel mikro biasanya

mencakup data tahunan yang relatif pendek untuk setiap individu;

5. Cross section dependence. Sebagai contoh apabila macro panel dengan

unit analisis negara atau wilayah dengan deret waktu yang panjang

                                                            113Ibid, hal 7-8.

Page 110: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

76  

mengabaikan cross country dependence akan mengakibatkan inferensi

yang salah (misleading inference).

Analisis data panel secara garis besar dibedakan menjadi dua macam

yaitu statis dan dinamis. Pada analisis data panel dinamis, regressor-nya

mengandung variabel lag dependent-nya, sedangkan pada analisis data panel

statis tidak.

Terdapat dua pendekatan yang umum di aplikasikan dalam data panel,

yaitu Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM) keduanya

dibedakan berdasarkan pada asumsi ada atau tidaknya korelasi antara

komponen error dengan peubah bebas (regressor). Pada one way, error term

hanya memasukan efek dari individu (λi). Pada two way, error term

dimasukan efek dari individu (λi) dan waktu (μt). Jadi perbedaan antara FEM

dan REM terletak pada ada atau tidaknya korelasi dari λi dan μt terhadap X

a. Fixed Effect Model (FEM)114

FEM digunakan ketika efek individu dan efek waktu mempunyai

korelasi dengan Xit atau memiliki pola yang sifatnya tidak acak. Asumsi ini

membuat komponen eror dari efek individu dan waktu dapat menjadi bagian

dari intercept.

Untuk one way komponen eror:

yit = αi +λi+Xitβ+u it………………………….………………………...…(3.5)

Sedangkan untuk two way komponen eror :

yit = αi +λi+μt+Xitβ+u it………………………………………………...…(3.6)

Penduga FEM dapat dihitung dengan beberapa teknik, yaitu Pooled

Least Square (PLS), Within Group (WG), Least Square Dummy varibel

(LSDV), dan two way error component fixed effect model .

b. Random Effect Model (REM)115

REM digunakan ketika efek individu dan efek waktu tidak berkorelasi

dengan Xit atau memiliki pola yang sifatnya acak. Keadaan ini membuat

komponen eror dari efek individu dan efek waktu dimasukkan ke dalam eror.

                                                            114Firdaus M, Aplikasi Ekonometrika untuk Data Panel dan Time Series, Bogor: IPB Press, Hal 187,2011. 115Ibid, hal 192-194.

Page 111: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

77  

Untuk one way komponen eror

yit = αi +Xitβ+u it+λi …………………………………………...…………(3.7)

Untuk two way komponen eror

yit = αi +Xitβ+u it+λi+μt…………………………………...………………(3.8)

Asumsi yang digunakan dalam REM adalah:

E |τi = 0

E τi = σ

E τi| = 0 untuk semua i dan t

E τ = σ untuk semua i dan t

Dimana untuk one way eror component: τi= λi

E τj = 0 untuk semua i, t dan j

E = 0 untuk i ≠ j dan t ≠ s

E τ τj = 0 untuk i ≠ j

Dari semua asumsi di atas, yang paling penting adalah E τi| = 0.

Pengujian asumsi ini menggunakan hausmant test. Uji hipotesis yang

digunakan adalah

Ho : τi| = 0 tidak ada korelasi antara komponen eror dengan peubah

bebas

H1 : τi| ≠ 0 ada korelasi antara komponen eror dengan peubah bebas

H = ( ) ( )-1 ( ) x2 (k)

Dimana: M = matriks kovarians untuk parameter β

k = derajat bebas

Jika H > maka komponen eror mempunyai korelasi dengan peubah

bebas dan artinya model yang valid digunakan adalah REM

Penduga REM dapat dihitung dengan dua cara yaitu pendekatan between

estimator (BE) dan Generalized Least Square (GLS).

Tahapan selanjutnya yang harus dilakukan jika menggunakan model

data panel adalah pemilihan model yang paling baik antara fixed effect

model(FEM) atau random effect model (REM) dilakukan dengan Hausman

test. Hipotesis yang dibangun dalam uji sebagai berikut:

Ho = REM

H1 = FEM

Page 112: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

78  

Sebagai dasar untuk menolak Ho, statistik hausman akan

diperbandingkan dengan nilai chi square. Jika statistik hausman lebih besar

dari nilai chi square, maka hipotesis nol ditolak, sehingga model yang

digunakan FEM, begitu juga sebaliknya.

Page 113: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

79  

4. GAMBARAN UMUM

Pada bab ini, peneliti akan menguraikan gambaran umum korupsi

daerah di Indonesia, dan gambaran umum Provinsi Banten yang akan

dijadikan sampel dalam studi kasus korupsi di daerah. Kedua hal ini sangat

penting diuraikan karena dapat memberikan gambaran latar belakang korupsi

daerah dan juga kondisi wilayah penelitian untuk studi kasus yang diangkat.

Gambaran Umun Provinsi Banten yang akan diuraikan mencakup kondisi

struktur sosio-budaya dan ekonomi politik daerah.

4.1 Gambaran Umum Korupsi di Daerah (Termasuk yang bersumber dari APBD) di Indonesia.

Otonomi daerah menghasilkan penyedotan anggaran yang besar ke

daerah, berbagai kritik bermunculan terhadap otonomi daerah, selain memang

sistemnya sendiri belum sempurna, dan pelaksanaannya seperti tergesa-gesa,

tidak tercapainya kesejahteraan masyarakat yang diharapkan juga terjadi

karena adanya faktor yang paling jelas menjadi fenomena yang mewarnai

pelaksanaan otonomi daerah, yaitu realitas korupsi di daerah yang semakin

merajalela dan sistematis. Penggunaan anggaran yang tidak sesuai dengan

peruntukannya oleh para elite-elite tertentu di daerah, membelokan gerbong

otonomi daerah dari jalur yang seharusnya dilalui.

Pemerataan distribusi korupsi di Indonesia setelah adanya pelimpahan

kekuasaan dari pusat ke daerah semakin menunjukan kebenaran tesis Lord

Acton ketika menulis surat kepada Bishop Mandell Creighton pada tahun

1887 yang mengatakan “Power tends to corrupt, and absolute power

corrupts absolutely. Great men are almost always bad men”116. Surat

tersebut menyatakan bahwa kekuasaan cenderung menghasilkan korupsi, dan

kekuasaan yang mutlak sudah pasti korupsi juga mutlak, orang hebat hampir

selalu orang yang buruk.

Pada praktek kekuasaan dengan pengendalian dan pengawasan yang

buruk cenderung akan menghasilkan korupsi, misalnya pada masa OrBa

ketika kekuasaan negara sentralistik, banyak terjadi berbagai praktek                                                             116Sulistio F, Loc.cit, hal 1.

Page 114: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

80  

penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) oleh para penguasa negara yang

bertujuan untuk memupuk kekayaan karena kontrol dan akses negara ada di

tangan mereka. Jaringan patronase negara yang di bangun pada rezim

Soeharto di kalangan elite politik, kelompok bisnis dan birokrat, telah

berhasil menimbun kekayaan bagi diri mereka sendiri melalui sistem yang

korup. Seiring dengan bergulirnya reformasi, jaringan patronase yang telah di

bangun pada masa OrBa tidak hilang begitu saja, namun terwariskan ke

kekuasaan yang terdesentralisasi.

Tahap Penyempurnaan kediktatoran Soeharto pada masa OrBa adalah

suatu keluarga oligarki kesultanan117, rezim Soeharto mengeruk kekayaan

negara dan kebal hukum. Kekuasaan saat itu berada di tangan Soeharto atas

segala sumber kekayaan dan akses negara, dan dia membagikan berbagai

proyek, lisensi agen tunggal, proteksi tarif, monopoli pasar dan impor, serta

konsesi penebangan hutan dan pertambangan, kepada keluarga dan konco-

konconya. Sifat dari oligarki terwariskan pada Orde reformasi. Sistem politik

yang demokratis saat ini justru menyediakan arena terbuka bagi persaingan

antar oligarki.

Rezim Soeharto juga membiarkan berlangsungnya korupsi dalam

tubuh birokrasi atas anggaran negara, yang dianggap dapat menjinakan

lapisan birokrasi atas ketidakpuasan politik. Dengan pertumbuhan berbagai

sektor ekonomi, maka penyimpangan meluas. Lapisan atas birokrasi

memiliki wewenang atas berbagai izin usaha, pajak, pembangunan dan

alokasi proyek, sedangkan para pegawai birokrasi menjalankan layanan

administrasi, yang tidak dapat di lepaskan dari aktivitas keduanya adalah

adanya imbalan yang harus diberikan. Imbalan bagi lapisan atas menandai

adanya “budaya suap”, sedangkan bagi para pegawai birokrasi menandai

adanya “budaya pungutan”. Para pelaku bisnis pun tidak mau kalah, bagi

                                                            117Oligarki (pemerintahan oleh segelintir orang) kesultanan / Sultanik Oligarchies lebih cenderung menggabungkan kekuatan paksa dan mesin ekonomi untuk mengendalikan Oligarki-oligarki lain dibawahnya agar tunduk pada oligarki utama, dan bagaimana satu keluarga ini mengeruk kekayaan negara dan kebal hukum dalam Winters JA, Oligarkhi, Jakarta:Gramedia,2011,hal 229-257.

Page 115: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

81  

yang membutuhkan keamanan bagi aset mereka, mereka membayar “uang

keamanan” untuk aparat keamanan.

Korupsi diperparah dengan permainan kasus yang ditangani aparat

penegak hukum maupun kehakiman, yang biasa disebut dengan “mafia

peradilan”, sedangkan lembaga legislatif melakukan 4D

(datang,duduk,diam,duit). Rezim otoriter membuat sikap politisi maupun

birokrat terhadap penguasa tertindas. Para bawahanpun melakukan “budaya

menjilat” semata-mata untuk menyenangkan atasan. Banyaknya upeti dan

dana politik yang dikumpulkan mengalir untuk mendapatkan rangkaian

dukungan, dan pada akhirnya Pemilu yang diselenggarakan hanyalah sebuah

sandiwara demokrasi118.

Orde baru telah meletakan dasar-dasar korupsi yang sifatnya sistemik,

sehingga otonomi daerah dewasa ini mewariskan pola korupsi orde baru, hal

ini merupakan hambatan bagi tercapainya cita-cita reformasi. Pergeseran

kekuasaan dari pusat ke daerah memunculkan patron-patron politik baru dan

peningkatan peran parlemen terutama dalam penyusunanan anggaran. Kini

pemerataan distribusi korupsi mulai dari eksekutif dan jajarannya, legislatif,

lembaga peradilan (yudikatif) di pemerintah pusat hingga lembaga-lembaga

tersebut yang berada di pemerintah daerah.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah mengungkapkan

10 sektor area rawan korupsi119 yakni APBN/APBD, sektor pengadaan

barang dan jasa, sektor pajak, sektor kepabeaan dan bea cukai, sektor minyak

dan gas, sektor keuangan dan perbankan, sektor Badan Usaha Milik

Negara/Badan Usaha Milik Daerah, sektor pendapatan/penerimaan negara,

sektor pelayanan umum,dan sektor instansi lembaga dengan alokasi anggaran

besar. Namun yang harus menjadi prioritas penanganan Kejaksaan Agung,

Kepolisian dan Komisi Pemberantasan Korupsi adalah lima area pertama.

Presiden menghimbau bahwa pencegahan dan penanganan yang sangat serius

harus dilakukan terhadap korupsi yang merugikan APBN dan APBD.

                                                            118 Harman BK, Negeri Mafia Republik Koruptor :Menggugat Peran DPR Reformasi, Jakarta :Lamalera, hal 106-110. 119 Sitongga LT, Presiden SBY:Ini Dia 5 Sektor Rawan Korupsi, Rabu 25 Juli 2012, http://www.bisnis.com/artikel, 13/9/2012.

Page 116: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

82  

Mengapa demikian? karena Anggaran merupakan amanah dari rakyat

yang dititipkan kepada eksekutif maupun legislatif untuk kesejahteraan

rakyat, karena sumber-sumber APBD adalah Pajak dan retribusi yang

merupakan pungutan kepada rakyat, Laba BUMN/BUMD yang

pengelolaannya menggunakan uang rakyat, Hutang yang merupakan beban

rakyat, dan Hibah yang ada akibat adanya kepentingan rakyat.

Negara/pemerintah hanyalah pengelola uang rakyat. Dengan demikian dapat

disimpulkan rakyat memiliki kewajiban membayar pajak, yang kemudian

menjadi pendapatan negara, dan rakyat memiliki hak atas pembangunan yang

pengelolaannya dilakukan pemerintah/negara.

Dari tahun ke tahun semenjak otonomi daerah berbagai kasus korupsi

di daerah banyak terangkat kepermukaan, ICW memantau perkembangan

kasus korupsi tersebut dimulai dari jumlah kasus dan jumlah kerugian negara,

modus operandi, pihak-pihak yang terlibat, dan sektor-sektor yang dikorupsi,

dengan sumber data media cetak, on-line (website aparat penegak hukum)

dan elektronik. Tren korupsi yang di analisis oleh ICW memiliki parameter

sederhana untuk menilai perkembangan praktek korupsi, yaitu apakah kasus

korupsi meningkat, berkurang, atau konstan.

Walaupun sebenarnya sangat sulit mengukur apakah korupsi

meningkat atau menurun, informasi korupsi sedikit sekali dan dapat

memberikan gambaran yang salah, menurut John T Noonan120 apabila suatu

negara telah banyak membawa perkara korupsi ke meja hijau di bandingkan

negara lain, bukan berarti korupsi di negara tersebut lebih banyak daripada

negara lain, dan bisa saja semata-mata karena negara tersebut punya kemauan

dan kemampuan tinggi memberantas korupsi.

Permasalahan lain yang timbul dalam memantau berbagai kasus

korupsi adalah kesulitan dalam mendapatkan data keseluruhan kasus korupsi

di Indonesia, karena tidak semua kasus korupsi aktual di Indonesia ditangani

aparat penegak hukum, dan tidak semua kasus korupsi yang ditangani aparat

                                                            120 Klitgaard R, op.cit ,hal 11.

Page 117: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

83  

penegak hukum diberitakan oleh media dan tidak semua kasus korupsi yang

diberitakan media terpantau ICW.

Tren Pemberantasan korupsi di Indonesia yang telah dipantau oleh

ICW selama tiga tahun terakhir ini menunjukan banyaknya kuantitas jumlah

kasus maupun potensi kerugian yang di tanggung oleh negara. Berdasarkan

data mentah yang diperoleh dari ICW pada tahun 2009 terdapat 186 kasus

korupsi dengan potensi kerugian negara sebesar 3.3 Triliyun rupiah,

kemudian pada tahun 2010 terjadi peningkatan besar pada jumlah kasus yaitu

sebanyak 475 kasus, dengan potensi kerugian negara 5.6 Triliyun rupiah,

sedangkan pada tahun 2011 jumlah kasus hanya turun sedikit yaitu sebanyak

440 kasus, walaupun dari segi kuantitas turun namun potensi kerugian negara

meningkat tajam menjadi 24.2 Triliyun rupiah.

Hasil penelusuran dari data yang dimiliki ICW ternyata banyaknya

kasus korupsi di berbagai daerah di Indonesia sebagian besar dana bersumber

dari APBD, walaupun tidak semua kasus dapat di telusuri secara lebih

mendalam. Dari hasil penelusuran kasus korupsi APBD pada tahun 2009

terdapat 88 kasus korupsi APBD, sedangkan pada tahun 2010 terdapat 265

kasus korupsi APBD dan pada tahun 2011 terdapat 382 kasus korupsi APBD,

namun berbagai kasus tersebut sebagian besar adalah kasus lawas dari APBD

tahun-tahun sebelumnya yang baru dilakukan penetapan tersangka pada tahun

pengungkapan (tabel 3).

Tabel 3. Tren Korupsi APBD Tahun 2009-2011.

Tahun jumlah kasus korupsi APBD Potensi Kerugian Negara*

2009 88 kasus Rp 592 213 289 864.00

2010 265 kasus Rp 1 440 503 968 704.00

2011 382 kasus Rp 23 730 028 308 384.00

sumber : data mentah ICW, 2012 (diolah). *)ada jumlah yang masih dalam perhitungan.

Potensi kerugian negara pada Tabel 3, sebagian besar adalah masih

dalam perhitungan, bahkan banyak juga kasus korupsi yang masih belum

ditetapkan kerugian negaranya, untuk kasus korupsi yang sudah ditetapkan

potensi kerugian negaranya belum seluruhnya merupakan keputusan dari

Page 118: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

84  

aparat penegak hukum jadi ada beberapa yang masih menjadi dugaan

sementara saja.

Dari data ICW, korupsi di sejumlah daerah, termasuk yang terkait

dengan APBD, hampir seluruhnya melibatkan kepala daerah dan legislatif.

Menteri dalam negeri Gamawan Fauzi pernah mengungkapkan “terdapat 155

bupati/ walikota yang diperiksa dan masuk penjara karena kasus korupsi,

ada 17 gubernur atau mantan gubernur yang masuk penjara. Bahkan setiap

minggu ada saja kepala daerah yang ditetapkan sebagai tersangka”121,

Pasca pemberlakuan otonomi daerah , korupsi oleh eksekutif dan

legislatif daerah adalah hal yang biasa terjadi hampir di seluruh daerah di

Indonesia, dengan sumber utamanya adalah APBD. Korupsi ini terjadi karena

konspirasi saling menguntungkan antara DPRD dan Eksekutif. Banyak fakta

yang mengungkapkan kedua pihak ini bertindak sebagai pelaku,karena

mereka memiliki kewenangan dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan

pengendalian serta pengawasan APBD.

Penyimpangan yang terjadi dimulai dari proses penyusunan APBD

yang kurang melibatkan partisipasi masyarakat, presentase belanja rutin yang

semakin bengkak dibandingkan belanja pembangunan, yang artinya orientasi

eksekutif-legislatif lebih terhadap kepentingan belanja aparat dibandingkan

pembangunan untuk rakyat, hingga alokasi pos anggaran yang banyak

menyimpang dari peraturan yang telah ditetapkan. Perselingkuhan antara

eksekutif legislatif ini dapat dibuktikan oleh banyaknya jumlah pelaku

korupsi adalah dari pihak eksekutif dan legislatif (Lihat Gambar 11). Jumlah

pelaku Anggota DPRD/DPR menempati peringkat ketiga dengan jumlah 99

orang sedangkan kepala daerah berjumlah 41 orang.

Pegawai Negeri Sipil (PNS) menempati posisi nomor satu sesuai

dengan penelusuran Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)

tentang maraknya rekening gendut PNS muda di berbagai daerah. Dari data

tersebut kita dapat mengetahui empat pihak yang biasanya terlibat dalam

korupsi di daerah, termasuk APBD, yaitu kepala daerah/pejabat yang

                                                            121 Kompas 18/1/2011 dalam Elok D, Briggita I, (Maria Hartiningsh), op.cit, hal 74.

Page 119: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

 

meny

birokr

Sumb

Gamb

diwar

diban

kepem

karen

OrBa

buday

dalam

dan t

umum

rawan

1.

           122 LihSeptem13/09/2

239

yalahgunaka

rasi, dan DP

ber : ICW, 2

bar 11. Tren

Pada ma

rnai dengan

ndingkan d

mimpinan S

na kasus kor

bersih da

ya korupsi,

Berdasark

m pengelola

tahap peng

mnya ada se

n korupsi y

Musremb

tahap ini

                      at lebih lengk

mber 2012, htt2012.

9

190

99

an wewenan

PRD yang d

2012.

n Korupsi In

sa otonomi

n desentra

dengan mas

Soeharto, h

rupsi, namu

ari korupsi,

seperti yang

kan sistem

aan APBD,

gendalian d

ejumlah titik

yang terjadi

bangdes (M

i rancangan

                      kap di Sillaelotp://bimakab.g

9167 5

ngnya, peng

disertai keku

ndonesia be

i daerah, te

alisasi koru

sa OrBa,

hampir tida

un hal itu b

bahkan p

g telah diun

m pengelola

yaitu: Tah

dan pengaw

k rawan kor

yaitu:

Musyawarah

n program

     e P, Korupsi Dgo.id/article-k

51 41 31

gusaha/kera

uatan politik

erdasarkan P

ernyata des

upsi dari

dalam wa

ak ada kepa

bukanlah jam

pemerintaha

ngkapkan se

aan anggara

hap perenc

wasan, nam

rupsi122. Pad

h rencana

m yang disu

Dalam Pengelorupsi-dalam-

30 28

abat dekat

knya.

Pelakunya T

sentralisasi

pusat ke

aktu lebih

ala daerah

minan bahw

an OrBa te

ebelumnya

an daerah,

anaan, Tah

mun dari k

da Tahap P

pembangun

usun beras

lolaan APBD,-pengelolaan-

27 24 24

penguasa, p

Tahun 2011

kekuasaan

daerah, ap

dari 30 t

yang ditan

wa pemerin

elah mewar

diatas.

ada 3 tah

hap pelaksa

ketiga taha

Perencanaan

nan desa),

sal dari ins

Kamis 13 apbd.html. D

4 20 17

85

pihak

.

juga

pabila

tahun

ngkap

ntahan

riskan

hapan

anaan,

ap ini

n, titik

pada

stansi

Diakses

Page 120: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

86  

tertentu, artinya masyarakat dipaksa/secara terpaksa mengikuti

keinginan/kebutuhan instansi.

2. Musrembangcam (Musyawarah rencana pembangunan kecamatan),

pada tahap ini seluruh desa diundang namun pada prakteknya

kepentingan pemerintah kecamatan lebih dominan, sehingga hasil

yang sudah diusulkan sudah di rancang sedemikian rupa agar

kepentingan itulah yang lolos. Selain itu masalah musrembang dalam

level desa maupun kecamatan adalah kualitas hasilnya yang rendah,

karena rendahnya fasilitator. Proses fasilitasi hanya dalam bentuk

surat edaran agar desa melakukan musrembang, dan jarang dalam

bentuk bimbingan fasilitasi di lapangan, kemudian pedoman untuk

musrenbang/perencanaan (Contoh. Permendagri No.66 tahun 2007

tentang Rencana Pembangunan Desa) cukup rumit untuk diterapkan di

pedesaan yang sebagian perangkat desanya masih terbatas dalam

pengetahuan dan akses teknologi.

3. Pembahasan Tim anggaran dan Panitia anggaran oleh pihak eksekutif-

legislatif mengikuti sejumlah kepentingan pihak DPRD, DPRD

menitipkan sejumlah proyek pada instansi tertentu, maka instansi

tersebut menyanggupinya agar usulannya dapat diterima. Kemudian

ada fakta bahwa usulan belanja cenderung di mark-up dan usulan

pendapatan/penerimaan cenderung di mark-down. Fakta lainnya

adalah intervensi hak budget DPRD terlalu kuat dimana DPRD sering

mengusulkan kegiatan yang menyimpang jauh dari usulan dalam

Musrembang. Intervensi kuat dari DPRD tersebut diduga karena

adanya motif politik dan ekonomi. Motif politik yakni kepentingan

untuk mencari dukungan konstituen sehingga anggota DPRD berperan

membagi-bagikan proyek, motif ekonomi membuat proyek sebagai

tambahan income bagi diri sendiri dan kelompok kepentingannya

dengan mengarap bisa ikut serta dalam pengadaan barang dan

pelaksanaan kegiatan. Negosiasi antar eksekutif-legislatif tersebut

memakan waktu yang lama, untuk melunakan hak intervensi DPRD

pihak eksekutif menggunakan strategi memberikan alokasi tertentu

Page 121: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

87  

yang dapat digunakan secara fleksibel misalnya panyaluran Bantuan

Sosial (Bansos).

4. Sidang Pari Purna Pembahasan RAPBD (Rancangan Anggaran

Pendapatan dan belanja daerah) dan Penetapan APBD. Biasanya ada

stakeholder yang diundang untuk mengikuti persidangan sebagai

pendengar, agar proses penyusunan APBD dinilai transparan dan

partisipatif, pedahal hanyalah suatu simbolis semata.

Pada Tahap Pelaksanaan, titik rawan terjadinya korupsi yaitu:

1. Pada saat belanja barang. Terjadinya mark-up (penggelembungan

harga), mark-down, manipulasi kwitansi, manipulasi barang,

memberikan uang komisi, sisa diskon yang tidak dilaporkan.

2. Pada saat belanja langsung. Biasanya yang terjadi adanya proyek

penunjukan langsung, dan yang ditunjuk adalah orang terdekat

pengelola proyek/penguasa.

3. Pada saat belanja tidak langsung. Terjadinya mark-up

(penggelembungan harga), mark-down, manipulasi kwitansi,

manipulasi barang, memberikan uang komisi, sisa diskon yang tidak

dilaporkan, inefisiensi dalam pembelanjaan, dan lain-lain.

4. Pada saat pembentukan panitia tender, proses tender, pada saat

pelaksanaan proyek.

Pada Tahap pengendalian dan pengawasan, titik rawan terjadinya korupsi

yaitu :

1. Evaluasi/pemeriksaan proyek oleh Badan Pengawas Daerah

(BAWASDA), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Badan

Pemeriksa Keuangan Pembangunan (BPKP) , adalah adanya uang

sogokan yang di berikan kepada tim pemeriksa, disertai fasilitas

mewah, dan pelayanan istimewa. Hal itu bertujuan agar hasil

pemeriksaan tidak di persoalkan.

2. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) kepala daerah.

Kepala daerah wajib memberikan laporan yang menggambarkan

keberhasilan programnya. Apabila ternyata dalam pelaksanaanya

banyak terjadi cacat, DPRD akan melakukan kritik tajam kepada

Page 122: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

88  

kepala daerah. Namun pada banyak kasus akhirnya tidak dipersoalkan

oleh DPRD.

4.2 Gambaran Umum Provinsi Banten

Provinsi Banten sebelum adanya otonomi daerah merupakan bagian

dari Provinsi Jawa Barat, kemudian resmi menjadi provinsi yang terpisah

sejak tanggal 4 Oktober 2000. Secara demografi, provinsi Banten memiliki

luas wilayah sebesar 9 662.92Km . Wilayah ini dibagi menjadi empat

kabupaten (Lebak, Pandeglang, Serang dan Tanggerang) dan empat kota

(Cilegon, Tanggerang, Serang, Tanggerang Selatan). Provinsi Banten berada

pada batas astronomis 105.01’11”-106.07’12” BT dan 5.07’50”-7.01’1”LS

dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan laut Jawa, sebelah

timur provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat, sebelah selatan samudra hindia

dan sebelah barat selat sunda. Posisi tersebut menjadikan letak Banten sangat

strategis dalam lintas perdagangan nasional dan sangat dekat dengan pusat

pemerintahan.

Dari sisi sosial-budaya, mayoritas penduduk Banten beragama Islam

dengan toleransi yang tinggi terhadap agama lain. Hal ini tidak terlepas dari

sejarah kesultanan Banten, dimana kerajaan Banten adalah salah satu kerajaan

Islam di pulau Jawa. Menurut catatan sejarah, walaupun agama Islam menjadi

pedoman hidup rakyatnya, toleransi beragama sudah terlihat pada masa

kerajaan dimana dibangun sebuah klenteng di pelabuhan Banten tahun 1673.

Pada fase perkembangan awal pengetahuan tentang kosmologi orang Banten

adalah alam semesta adalah milik Gusti Pangeran yang di titipkan kepada

Sultan yang berpangkat Wali setelah Nabi.

Gusti pangeran punya kekuatan luar biasa besar yang sebagian kecil

dapat diberikan kepada manusia, apabila manusia tersebut memiliki

pengetahuan tentang formula-formula pendekatan diri. Sultan atau Wali

memiliki pengetahuan tersebut, sehingga mereka itu sakti. Kesaktian mereka

dapat disebarkan melalui garis keturunan dan siapapun yang mau berguru

(mengabdi), pengetahuan itu masih ada sampai sekarang sehingga

teridentifikasi sebagai pengetahuan magis. Kemudian untuk selanjutnya

Page 123: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

89  

dengan hilangnya kesultanan, sebagian besar peranannya beralih pada kiyai

(kaum spiritual), dalam statifikasi sosial merekalah yang ada pada lapisan

teratas, kekuasaan mereka seringkali melebihi kekuasaan pemimpin

formal123.

Selain itu ada juga kelompok lain yang disegani oleh masyarakat,

mereka disebut Jawara. Jawara adalah orang yang dikenal memiliki

keunggulan dalam fisik dan kekuatan-kekuatan supranatural, sosok mereka di

kenal dengan karakter yang khas, seperti mengenakan seragam hitam,

bersenjatakan golok, terkenal menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan

masalah, bertutur kata keras (sompral), berani dan agresif. Dengan demikian,

sosok Kiyai dan Jawara memiliki kharisma dan pengaruh yang kuat bagi

masyarakat Banten124.

Dalam sejarah prakolonial Banten, budaya perupetian terjadi pada

masa kesultanan. Banten dan Lampung (yang merupakan perluasan daerah

Banten) merupakan penghasil rempah-rempah utama. Lampung diwajibkan

untuk mengantar berbagai upeti sebagai tanda kesetiaan terhadap Sultan,

pemerintah pada saat itu juga mengeluarkan peraturan yang mewajibkan

rakyat menanam lada, dampak yang timbul adalah semakin melemahnya

ekonomi petani penanam dan semakin kuatnya ekonomi pemilik lahan.

Petani atau penanam lada yang seharusnya mendapatkan surplus dari

produksi, tidak mendapatkan hasil sebesar yang dinikmati pedagang dan

penguasa, hal ini karena harga jual dan tata niaga ditentukan pemerintah,

monopoli perdagangan lada dilakukan oleh sultan dan penguasa yang punya

hak-hak istimewa. Hal ini memberikan kontribusi besar untuk kekayaan yang

dimiliki para sultan, kerabatnya ,dan para pedagang kaya125

Provinsi Banten terdiri dari berbagai suku dan budaya, sunda, jawa,

betawi, tiong-hoa, dan masyarakat urban yang berdatangan dari berbagai

daerah. Sistem mata pencaharian masyarakat Banten dahulu adalah pertanian

                                                            123http://bantenologi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=83:potret-budaya-banten-dulu-kini-dan-nanti&catid=, diakses 5/11/2012. 124 Anzar D, Akrobat Pembangunan: Telaah Kritis Kebijakan Publik, Ekonomi Banten dan Nasional dalam Bingkai Konektivitas, Jakarta: Paradigma Semesta, 2011,hal xv-xvii 125ibid.

Page 124: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

90  

dan

yang

terjad

misa

sekto

perda

yang

buda

atrak

terda

Pand

Sumb

Gam

gamb

terlih

terut

pada

Prov

          126 htt127 Ibi

Pepa

Tra25

nelayan. A

g terjalin sep

di perkemb

alnya di Tan

or industri

agangan126.

Di Provi

g anti-mode

aya masyar

ksi kesenian

apat pondo

deglang terk

ber : Lapora

mbar 12. KA

Dari sisi

baran kema

hat cukup m

ama dari se

a tahun 201

vinsi Banten

                     tp://www.humid.

enda-atan ansfer5.9%

Ada tradisi y

perti hubung

bangan mata

nggerang Se

i, serta s

insi Banten

ernisasi, ba

akat Bante

n yang ber

ok pesantr

kenal dengan

an Hasil Pe

Komposisi Anggaran 20

i ekonomi,

ampuan ke

mandiri kar

ektor pajak

0 dan 2011

n didomina

                      masprotokol.ba

PAD73.95%

2010

yang masih

gan kekerab

a pencahari

elatan sebag

sektor lain

terdapat su

aik cara b

n salah sa

rnuansa ma

ren, bahka

n sebutan k

meriksaan B

Realisasi 010 dan 201

kapasitas f

euangan da

ena sebagia

yang sebag

1 memperli

asi oleh P

       antenprov.go.i

D%

Lain-lain

Pendaptan yan

sah0.14%

h nampak h

batan atau p

ian selain p

gian besar a

nnya yang

uku baduy, y

erpakaian

atunya adala

agis. Selain

an salah

kota santri127

BPK RI tah

Pendapata11.

fiskal Provin

aerah untuk

an besar pe

gian besar d

ihatkan kom

AD di ata

id/2012/07/, d

pang

%

Penda-patan

Transfer22.75%

hingga kini

patron clien

pertanian da

angkatan ke

g diminati

yaitu suku a

maupun po

ah debus,

itu di pro

satu kabu7.

hun 2010 da

an Provins

nsi Banten

k melakuka

endapatan b

dari pajak k

mposisi real

as 70 perse

diakses 5/11/2

r%

2

i, pola hub

nt. Pada mas

an nelayan,s

erja terserap

adalah

asli sunda B

ola hidup.

yang meru

ovinsi ini b

upatennya,

an 2011.

i Banten

yang meru

an pemban

berasal dari

kendaraan. A

lisasi Penda

en (gamba

012.

PAD77.10%

011

bungan

sa kini

seperti

p pada

sektor

Banten

Khas

upakan

banyak

yaitu

tahun

upakan

ngunan

PAD,

APBD

apatan

r 12),

Lain-lain

Pendapatan yang

sah0.15%

Page 125: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

91  

misalnya pada tahun 2011 PAD sebesar 77.10 persen, sedangkan Pendapatan

Transfer hanya sebesar 22.75 persen dan lain-lain Pendapatan yang Sah

hanya 0.15 persen.

Total realisasi APBD Banten tahun 2011 adalah 3.7 triliyun rupiah,

dengan kontribusi PAD 2.8 triliyun rupiah, pendapatan transfer 854 milyar,

dan lain-lain pendapatan yang sah 5.6 milyar rupiah. Peningkatan PAD

Banten yang mendorong peningkatan APBD Banten bukan merupakan

indikator utama keberhasilan pembangunan di daerah Banten, keberhasilan

dapat terlihat dari alokasi APBD bagi pembangunan dan kesejahteraan

masyarakat.

Apabila peningkatan PAD tidak diiringi oleh pembenahan internal

birokrasi, maka peningkatan anggaran publik yang dikelola pemerintah

memiliki kecenderungan meningkatkan penyimpangan dalam bentuk korupsi

dan kolusi dalam pengelolaannya128. PAD Provinsi Banten kurang lebih

70persen-nya berasal dari sektor pajak, yang sebagian besar berasal dari pajak

kendaraan bermotor (terutama di daerah Tanggerang) yaitu sebesar 67 persen.

Banten mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat selama periode

2001 dampai dengan 2011. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten

berfluktuatif, pada tahun 2001 sebesar 3.95 persen dan tahun 2011 sebesar

6.43 persen (Gambar 13). Dari empat Kabupaten dan empat kota, yang paling

besar memberikan kontribusi PDRB di Provinsi Banten adalah daerah

Tanggerang, secara agregat kontribusi daerah Tanggerang adalah 61 persen

(kota dan kabupaten sebelum dimekarkan) dari rata-rata PDRB provinsi

Banten. Sedangkan kabupaten kota lain hanya 39 persen yaitu kota Cilegon

15.2 persen, kabupaten Pandeglang 5.3 persen, kabupaten Serang 12.7 persen,

dan kabupaten Lebak 5.2 persen .

Dari Gambar 13 dapat dilihat laju pertumbuhan ekonomi pada tahun

2007, 2008, 2009 pernah mengalami penurunan, hal ini di sebabkan pada

tahun tersebut terjadi perlambatan ekonomi dunia yaitu terjadi krisis ekonomi

global yang disebabkan krisis ekonomi di Amerika dan Eropa, yang

menyebabkan perlemahan permintaan barang dari negara-negara seperti

                                                            128 Sesuai dengan penelitian Anne Krueger dalam Anzar D, op.cit, hal 73.

Page 126: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

92  

Indon

berba

Sumb

Gam

pertu

pertu

pesat

renda

Sumb

Gam

0

1

2

3

4

5

6

7

ka

ka

nesia, khus

asis ekspor.

ber : BPS, 2

mbar 13. Pert

Namun,

umbuhan ek

umbuhan ek

t, justru m

ah.

ber: BPS, 2

mbar 14. PeBa

3.95 4.

2001 2002 2

abupaten Pand

kabupaten

abupaten Tang

kabupaten

kota Tang

kota C

kota

susnya Ban

.

2012 (diolah

tumbuhan e

isu pem

konomi yan

konomi ter

mempertega

2011 (diolah

erkembangaanten 2008-

11

5.075.62

003 2004 200

0

deglang

n Lebak

ggerang

n Serang

ggerang

Cilegon

a Serang

ten dimana

h).

ekonomi Pro

mbangunan

ng tinggi, m

rsebut. Laju

as adanya

h).

an PDRB P-2010.

2 5.875.56

6

05 2006 2007

10

a industriny

ovinsi Bant

kini buka

melainkan ju

u pertumbu

kualitas pe

Perkapita K

6.04 5.77

4.7

2008 2009 20

20

juta rupiah

ya di domin

en tahun 20

an hanya

uga bagaim

uhan ekono

ertumbuhan

Kabupaten/K

71

6.086.43

010 2011

30

nasi oleh in

001-2011 .

bertumpu

mana kualita

omi Banten

n ekonomi

Kota di Pr

Provinsi

40

2

2

2

ndustri

pada

as dari

n yang

yang

rovinsi

Banten

010

009

008

Page 127: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

93  

Gambar 14 menunjukan terdapat ketimpangan distribusi pendapatan

antara kabupaten/kota di provinsi Banten. Rata-rata PDRB perkapita Banten

tahun 2008, 2009, 2010 memiliki rata-rata 7.23 juta rupiah, apabila dilihat

dari gambar 12, maka yang memiliki PDRB perkapita diatas rata-rata adalah

Cilegon sebesar 32.62 juta rupiah dan Tanggerang sebesar 17.03 juta rupiah.

Kontribusi PDRB Tanggerang yang besar terhadap PDRB Banten, dan

besarnya pendapatan perkapita di Tanggerang, Serang, Cilegon, dikarenakan

dari industri pengolahan yang terdapat di daerah-daerah tersebut.

Dapat dilihat pada tabel 4, PDRB menurut lapangan usaha harga

konstan tahun 2000, bahwa industri pengolahan memberikan kontribusi yang

paling tinggi dalam PDRB dari tahun ke tahun. Misalnya untuk tahun 2008

sampai dengan 2010, Industri pengolahan memberikan kontribusi hampir 50

persen terhadap PDRB provinsi.

Tabel 4. PDRB Banten Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2010*. LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010

PERTANIAN 5 408 861.73 5 641 900.50 5 974 381.61

PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 79 151.12 90 195.51 97 765.08

INDUSTRI PENGOLAHAN 32 225 075.20 32 707 531.26 33 779 343.16

LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 2 805 792.50 2 922 549.08 3 280 340.37

KONSTRUKSI 2 010 388.56 2 204 523.41 2 359 793.17

PERDAG., HOTEL & RESTORAN 14 202 996.50 15 127 918.26 16 276 822.36

PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 6 200 675.31 6 877 187.61 7 719 131.44

KEU. REAL ESTAT, & JASA

PERUSAHAAN 2 489 875.78 2 822 560.19 3 014 016.23

JASA-JASA 3 380 093.59 3 636 754.80 3 805 764.27

PDRB 68 802 910.30 72 031 120.61 76 307 357.69

Sumber: BPS,2011.

Ket: *dalam rupiah

Selain itu, Informasi kependudukan penting dalam melakukan

perencanaan dan evaluasi pembangunan. Pertumbuhan jumlah penduduk

Banten terus mengalami peningkatan sejak tahun 1961 sampai dengan tahun

2010 (Gambar 15).

Page 128: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

94  

Sumb

Gam

tahun

baru

Tabe

Ta

22222222222

Sumb

pemb

tidak

Jiw

a

ber: Sensus

mbar 15. Ju20

Tingginy

n, namun da

yang masuk

el 5. Perkem tahun 2

ahun

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 ber: BPS Pr

Jumlah p

bangunan, n

k disertai d

0500,000

1,000,0001,500,0002,000,0002,500,0003,000,0003,500,0004,000,0004,500,000

Jiw

a

s Penduduk

umlah Pend010.

ya pertumbu

aya tarik in

k ke wilaya

mbangan RL2000-2010

Angka MelHuruf (%

9999

9999

959

rovinsi Ban

penduduk y

namun kua

dengan kual

1961 197

2010.

duduk Kabu

uhan pendu

ndustri peng

ah-wilayah t

LS Sebagai K

ek )

RatSek

92.1 92.5 93.8 94.2

94 95.6 95.6 95.6 95.6 5.95 96.2

nten,2010.

yang besar

antitas pend

litas sumb

71 1980 19

Tahun

upaten/Kota

uduk terjadi

golahan pun

tersebut.

Komponen

ta-rata Lamkolah(tahun)

88

merupakan

duduk tidak

ber daya m

990 2000 2

n

a di Provin

i secara ala

n telah mend

IPM Provin

a )

Indek

6.87.17.98.17.9

88.18.18.1.15.32

n potensi b

klah berarti

anusia yang

2010

k

k

k&K

k

k

nsi Banten

ami dari tah

datangkan m

nsi Banten

ks PembanguManusia

agi daerah

i apa-apa a

g baik. Ind

kab. Pandeglan

kab. Lebak

kab.Tangerang&Tanggerang Kab/kota Seran

kota Tangeran

kota Cilegon

1961-

hun ke

migran

unan

63.8 65.3 66.6 67.2 67.9 68.8 69.1 69.3 69.7

70.06 70.48

untuk

apabila

dikator

ng

g Selatanng

g

Page 129: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

95  

pendidikan di provinsi Banten dapat diukur dengan angka Rata-Rata Lama

Sekolah (RLS) dan Angka Melek Huruf (AMH) yang merupakan dua dari

empat komponen dalam mengukur Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Pada Tabel 5 menunjukan RLS dan AMH terus mengalami

peningkatan sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2010, namun secara

nasional IPM di provinsi Banten masih sangat jauh dari rata-rata nasional

(Tabel 6).

Tabel 6 menunjukan bahwa Banten memiliki peringkat yang rendah

apabila dibandingkan secara nasional maupun dengan provinsi lainnya di

pulau Jawa. Pada tahun 2004 dan 2009 IPM Banten termasuk dalam

peringkat yang rendah di pulau Jawa atau peringkat ke-20 pada tahun 2004

dan peringkat ke-23 pada tahun 2009 di Indonesia.

Tabel 6. Peringkat IPM Provinsi Banten di Pulau Jawa

Provinsi 2004 Peringkat 2009 Peringkat

DKI Jakarta 75.80 1 77.30 1

Jawa Barat 69.10 14 71.60 15

Jawa Tengah 68.90 17 72.10 14

Yogyakarta 72.90 3 75.20 4

Jawa Timur 66.80 23 71.00 18

Banten 67.90 20 70.00 23

Sumber : BPS dan UNDP, 2010.

Ukuran Populasi yang besar namun tidak disertai adanya kualitas

penduduk hanya akan memberikan beban bagi proses pembangunan.

Kuantitas penduduk yang tinggi, namun tidak disertai dengan kualitas

penduduk yang memadai, mengakibatkan penduduk asli daerah tersebut

hanya menjadi “kuli” di tanah sendiri, terlebih karena investasi yang masuk

demi meningkatkan PAD bertumpu pada Penanaman Modal Asing (PMA)

bukan investasi yang bertumpu pada kearifan lokal.

Selain terdapat kesenjangan distribusi pendapatan di Provinsi Banten

dan peringkat IPM yang rendah, ternyata pencapaian pertumbuhan ekonomi

yang tinggi pada faktanya tidak mampu menyerap tenaga kerja di provinsi

Banten. Pada gambar 16, misalnya angka persentase pengangguran di Banten

Page 130: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

96  

tahun

selur

tren p

Sumb

Gam

(TPT

Kerja

yang

kema

Bant

diban

dari

2009

“Pem

bersa

Bant

beras

berbe

          129 An

200

200

200

201

201

n 2007-201

ruh Indones

penurunan a

ber: BPS Pr

mbar 16. Tin

Menarik

T) Banten b

a Pertanggu

g menyamp

ampuan me

ten sebesar

ndingkan ta

data BPS y

9 adalah 14.

Menurut

mbohongan

ama BPS P

ten, beliau

sal dari m

eda dari ver

                     nzar D, Op.cit

07

08

09

10

11

T

1 masih tin

sia, walaup

angka peng

rovinsi Ban

ngkat Pengan

knya pada ta

erbeda deng

ungjawaban

paikan “ke

empertahan

6.50 perse

ahun 2007

yang menun

97 persen a

t Anzar P

Publik”. K

rovinsi Ban

mengetahu

metodologi p

rsi BPS, car

                      t, hal 62.

Tingkat P

ggi, bahkan

pun mengal

gangguran n

nten, 2012.

ngguran Te

ahun 2009,

gan data da

n (LKPJ) ta

eberhasilan

nkan persen

en pada tah

sebesar 6.

njukan bahw

atau 652.46

Pemerintah

Ketika beliau

nten dalam

ui asal pers

perhitungan

ra menghitu

       

8.3

8.1

7.14%

6.56%

PengangBanten

n tertinggi d

ami penuru

nasional.

erbuka di Pr

angka Tin

alam Dokum

ahun 2009

lainnya

ntase penga

hun 2008 da

71 persen”

wa persentas

62 orang.

Provinsi

u menjadi n

Panita khu

sentase pen

n versi Bap

ung pengan

9.11%

39%

4%

gguran TNasional

dibandingka

unan hal te

rovinsi Bant

gkat Penga

men Nota Pe

Provinsi B

pada age

angguran

an 2009, ya129. Angka

se pengang

Banten t

narasumber

usus (Pansus

ngangguran

ppeda deng

ngguran terb

1

15.

14.9

13.68%

13.06%

Terbuka

an provinsi l

ersebut men

ten.

angguran Te

engantar La

Banten hal

nda ini a

terbuka Pr

ang menuru

ini jauh be

guran pada

telah mela

ahli dalam

s) LKPJ Pr

terbuka te

gan rumus

buka secara

15.75%

.18%

97%

lain di

ngikuti

erbuka

aporan

12-13,

adalah

rovinsi

un jika

erbeda

tahun

akukan

m acara

rovinsi

ersebut

yang

lazim

Page 131: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

97  

adalah “jumlah pengangguran dibagi jumlah angkatan kerja dikalikan 100

persen” atau 652 462 dibagi 4 357 420 dikalikan 100 persen adalah 14.97

persen. Dalam versi Bappeda yang diklaim sebagai keberhasilan pemerintah

Provinsi Banten, rumusnya menjadi “jumlah pengangguran dibagi jumlah

populasi dikalikan 100 persen” atau 652 462 dibagi 9 782 800 dikali 100

persen dan hasilnya 6.66 persen bukan 6.5 persen (bahkan dengan rumus tak

lazim pun, pembulatan angkanya juga ditulis tidak tertib). Beliau

menyampaikan, pada akhirnya BPS dan BI Provinsi Banten membenarkan

bahwa metode perhitungan Bappeda memang tidak lazim sehingga bisa

menimbulkan kesalahan persepsi130.

Selain itu manipulasi angka juga terjadi pada angka penyakit, fakta ini

didapat dari pemberitaan di media elektronik dengan nara sumber Reisa

Kartikasari, Putri Indonesia lingkungan hidup 2010 yang berprofesi sebagai

dokter. Reisa memaparkan terdapat banyak pasien-pasien yang ditolak untuk

masuk rumah sakit di daerah Curug-Tanggerang, padahal pasien-pasien

tersebut sudah dalam keadaan gawat dan pada akhirnya tidak tertolong.

Penolakan tersebut dilatarbelakangi adanya kepentingan politik, karena akan

dilangsungkan pilkada di daerah tersebut131.

Beberapa fakta di atas membuktikan Pemerintah Provinsi Banten

belum memiliki komitmen untuk melakukan pembangunan yang bertujuan

meningkatkan kesejahteraan rakyat, namun berorentasi pada membentuk

prestasi pembangunan yang manipulatif agar dianggap berhasil. Kedua hal

yang terungkap diatas itulah yang disebut Kwik Kian Gie sebagai

pencerminan Corrupted mind, yang sifatnya mengelabui masyarakat.

Corrupted mind adalah dimana korupsi sudah merasuk kedalam mental,

moral, tata nilai dan nalar berfikir sehingga menjadi tidak normal dalam

berprilaku.

Dari sisi politik, perjalanan politik Provinsi Banten tidak bisa

dilepaskan dari adanya isu-isu kekuasaan informal yang didominasi oleh

suatu kelompok elit tertentu, yaitu elit kelompok Jawara yang sangat

                                                            130Ibid, hal 62-65, dan Hasil wawancara akademisi Banten, 8 November 2012. 131 Acara Talk Show Hitam Putih, Trans 7, 2 januari 2013.

Page 132: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

98  

memiliki pengaruh di wilayah Banten. Seorang pemimpin jawara tersebut

sejak tahun 1960-an sudah melakukan pengawalan bisnis beras dan jagung

antarpulau Jawa-Sumatera, bukan hanya mengawal, sang pemimpin jawara

tersebut menjadi penyedia logistik bagi Kodam IV Siliwangi, dimana Kodam

IV Siliwangi juga berkepentingan atas kestabilan politik wilayah Banten

sehingga membutuhkan orang lokal sebagai perpanjangan tangan.

Sebagai kompensasi, sang Jawara tersebut sering mendapatkan

banyak keistimewaan dari Kodam IV Siliwangi dan pemerintah Jawa Barat,

sebagian besar proyek pemerintah terutama di bidang konstruksi banyak di

berikan kepada sang Jawara tersebut. Pada tahun 1967 sang Jawara

mendirikan perusahaan bidang konstruksi jalan dan bangunan fisik lainnya

yang menjadi salah satu perusahaan terbesar di Banten, tidak hanya itu Sang

Jawara menguasai sejumlah organisasi bisnis132.

Dengan beralihnya struktur politik yang baru dari era OrBa ke

reformasi, sang Jawara mampu mertransformasikan diri dan menjadi lebih

berkuasa di banding era OrBa. Awalnya sang Jawara adalah client

businessment133 yang bergantung pada koneksi pejabat sipil dan militer, tapi

tidak merancang siapa yang berkuasa atas politik di Jawa Barat. Dengan

kekuatan finansialnya sang Jawara aktif dalam membantu gerakan pemekaran

dan diakui sebagai salah satu tokoh pembentuk provinsi Banten.

Akhirnya secara aktif dia dapat menentukan siapa yang menjadi

penguasa di Banten, kini anggota keluarga besarnya berhasil menguasai

berbagai bidang (politik, ekonomi, sosial, budaya) di provinsi Banten.

Memang sang Jawara tidak menduduki jabatan publik secara formal, namun

dia adalah penguasa sesungguhnya di Banten, dan menyebut dirinya

“Gubernur jenderal”.

Sepak terjang sang Jawara bukan tanpa perlawanan, banyak

perlawanan politik dari kelompok elite lokal dan elite politik islam, namun                                                             132 Baca lebih lengkap di http://www.p2d.org/index.php/kon/52-31-1pril-2011/273, 1 November 2012. 133 Pengusaha yang pada umumnya merupakan kalangan yang mempunyai hubungan dekat dengan sipil dan militer, karena yang menentukan bagi keberhasilan bisnis mereka adalah patronase politik, lihat Muhaimin Y, Bisnis dan Politik: Kebijakan Ekonomi Indonesia 1950-1980, Jakarta :LP3ES, 1991. Hal 188-194.

Page 133: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

99  

pada akhirnya sebagian dari mereka berbalik bersekutu dengan dinasti sang

Jawara. Seiring dengan berjalannya waktu dan banyaknya kasus (meliputi isu

korupsi, penggunaan ancaman kekerasan, politik uang, dan kecurangan dalam

pilkada) yang menimpa dinasti sang jawara, maka bermunculan lawan-lawan

baru dari sekelompok anak muda yang membentuk banyak organisasi yang

memperjuangkan isu anti-korupsi, anti-nepotisme, anti-politik dinasti, dan

mendukung politik kesejahteraan134.

Provinsi Banten telah melakukan empat periode pergantian Gubernur

selama dua belas tahun berdiri sebagai provinsi otonom. Pada tanggal 18

November 2000 dilakukan peresmian Provinsi Banten dan pelantikan pejabat

Gubernur pertama, yaitu Hakammudin Djamal untuk menjalankan

pemerintahan sampai terpilihnya Gubernur definitif.

Periode selanjutnya Gubernur yang terpilih adalah Djoko Musnandar

dan wakil Gubernur Ratu Atut Chosiyah. Djoko Musnandar dari Partai

Persatuan Pembangunan (PPP) adalah satu-satunya calon yang mau

berpasangan dengan putri seorang tokoh Jawara tersebut, setelah tokoh

Jawara menawarkan pada semua partai politik bahwa siapapun dapat menjadi

Gubernur asalkan mau berpasangan dengan putrinya sebagai wakil Gubernur.

Dengan kekuatan uang, lobby dan tentu saja kekerasan elit Jawara mampu

memenangkan kandidat yang mereka usung, tidak sulit juga bagi mereka

untuk menjinakan 71 anggota DPRD135.

Kemudian Djoko Musnandar tersandung kasus korupsi, yaitu korupsi

dana perumahan anggota DPRD Banten dari APBD tahun 2003, dan terbukti

memperkaya orang lain dengan kerugian negara sebesar 14 milyar rupiah,

kemudian di nonaktifkan pada tahun 2005, sejak itu wakilnya ditunjuk

sebagai Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Banten, dan akhirnya pada Pilkada

tahun 2006 dan 2011, Ratu Atut Chosiyah terpilih menjadi Gubernur Banten.

Ada hal yang menarik dalam kasus Djoko Musnandar, wakilnya tidak pernah

diperiksa atau dimintai keterangan, pedahal dalam Berita Acara Pidana (BAP)

                                                            134http://www.p2d.org/index.php/kon/52-31-1pril-2011/273, Loc.cit. 135Laporan Penelitian Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Banten 2006 : Regenerasi sebuah Hagemoni Banten Institute. Tidak dipublikasikan. Hal 13-14.

Page 134: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

100  

dan keterangan para anggota dewan disebutkan bahwa wakil Gubernur ikut

serta dalam rapat-rapat kompensasi dana perumahan136.

Tabel 7. Jumlah Anggota DPRD Berdasarkan Partai Politik PemenangPemilu Legislatif Tahun 2004 dan 2009.

Tahun 2004 Tahun 2009 No Nama Partai

Jumlah

Nama Partai Jumlah

1 Partai Golongan Karya (Golkar)

16 Demokrat 18

2 Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

11 Partai Golkar 13

3 Partai Demokrasi indonesia Perjuangan (PDIP)

10 PKS 11

4 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 8

Partai PDIP 10

5 Partai Demokrat

8 Partai Hati Nurani Rakyat

6

6 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

5 Partai Gerinda 5

7 Partai Bintang Reformasi (PBR)

5 PPP 5

8 Partai Amanat Nasional (PAN)

4 PKB 5

9 Partai Bulan Bintang (PBB)

3 PBB 3

10 Partai Damai Sejahtera (PDS) 2

PAN 2

11 Partai Nahdatul Umat Indonesia (PNUI) 1

PKPB 2

12 Partai Serikat Indonesia (PSI) 1

PBR 1

13 Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) 1

PDS 1

14 - PKNU 1 15 - PPNUI 1 16 - PPD 1

Jumlah 75 85 Sumber: BPS Provinsi Banten 2004, KPU Provinsi Banten 2009.

Pilkada langsung, adalah pelaksanaan Undang-Undang No.32 tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah yang dioperasionalkan melalui Peraturan

Pemerintah No.6 tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan

                                                            136Ibid, hal 14

Page 135: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

101  

dan Pemberhentian Kepala Daerah, dan Wakil Kepala Daerah. Merupakan

upaya agar pemimpin daerah dipilih langsung oleh masyarakat, tidak lagi

oleh DPRD. Pilkada Gubernur langsung di Provinsi Banten telah dilakukan

dua kali yaitu tahun 2006 dan 2011. Sebelum berhadapan dengan pemilih,

para calon kepala daerah harus mendapatkan “tiket” dari partai politik. Tabel

7 menunjukan jumlah anggota DPRD Berdasarkan Partai politik yang

menang pada pemilu legislatif tahun 2004 dan 2009.

Pada kedua pilkada Gubernur, Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih

adalah Ratu atut Chosiyah-Masduki (tahun 2006) dan Ratu Atut Chosiyah-

Rano Karno (tahun 2011). Mereka berhasil mengalahkan para incumbent

lainnya, Tabel 8 memperlihatkan daftar incumbent dalam Pilkada Gubernur

tahun 2006 dan 2011.

Pada pilkada 2006, awalnya ada lima pasangan kandidat, namun ada

satu pasangan calon Gubernur dan wakil Gubernur yang tidak diloloskan oleh

KPUD, yaitu Muchtar Mandala-Suryana yang didukung banyak koalisi partai

kecil, KPUD tidak meloloskan berdasarkan persetujuan DPP serta pengajuan

keabsahan yang harus ditanda tangani oleh pihak eksekutif sebagai penentu

kebijakan strategis. Puncak kekecewaan pendukung Muchtar Madala-Suryana

adalah keluarnya fatwa Golput oleh 42 kyai, dipimpin KH. Muhtadi Dimyati

yang menyatakan kandidat tidak ada yang layak menjadi Gubernur/wakil

Gubernur, yang layak hanya Muchtar Mandala-Suryana137.

Perlu digaris bawahi, sesungguhnya pada pelaksanaan pilkada

Gubernur langsung pada tahun 2006 ini banyak ditemukan kejanggalan dalam

prosesnya, seperti banyaknya persoalan ditubuh KPUD, proses kampanye

yang menyalahi peraturan, masalah pendataan pemilih, dan pasca pemilihan

adanya pelaporan oleh ketiga pasangan kandidat ke Mahkamah Agung (MA)

melalui Pengadilan Tinggi (PT) Banten, yang menyatakan bahwa hasil

penetapan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten menyalahi Peraturan

Pemerintah Nomer 6 tahun 2000 yaitu kepala daerah/wakil kepala daerah

yang mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah harus mengundurkan diri

                                                            137Ibid, hal 26.

Page 136: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

102  

dari jabatannya, namun kenyataannya ada calon yang tidak mengundurkan

diri138.

Tabel 8. Daftar Incumbent dalam Pilkada Gubernur Langsung Banten.

Pilkada 2006 Nama Incumbent Partai Pendukung 1

Tryana Sjam'un-Benjamin Davnie

PAN, PPP

2

Ratu atut Chosiyah-Masduki

GOLKAR, PDIP, PBB, PBR,PDS, PKPB, Partai Patriot

3 Irsjad Djuwaeli- Mas Ahmad Daniri

Demokrat, PKB

4 Zulkieflimansyah-Marisa haque PKS , PSI Pilkada 2011 Nama Incumbent partai pendukung 1

Ratu atut Chosiyah-Rano Karno

GOLKAR, PDIP, Hanura, Gerindra, PKB, PAN, PBB, PPNUI, Partai Matahari Bangsa, Partai demokrasi pembaharuan, Partai Persatuan Rakyat Nasional, Partai Kesatuan Nahdatul Ulama, PDS, PKPB, PPD, Partai Merdeka, PNI Marhaen, Partai Republika, Partai Patriot, Partai penegak demokrasi, dll

2 Wahidin Halim-Irna Narulita Dimyati

Demokrat

3 Jazuli Juwaeni-Makmun Muzzaki PKS , PPP

Sumber: Laporan Penelitian Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Banten 2006, Laporan Hasil Monitoring Pilkada 2011 ICW, 2012(diolah).

                                                            138Ibid, hal 27- 67.

Page 137: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

103  

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, menampilkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang

telah dilakukan yang terdiri dari: sub-bab pertama, membahas mekanisme

korupsi APBD dalam perburuan rente ekonomi di Provinsi Banten, dan sub-

bab kedua akan membahas dampak korupsi terhadap pertumbuhan regional di

Indonesia.

Pada sub-bab pertama, mekanisme korupsi APBD dalam perburuan

rente ekonomi, dilakukan dengan mengambil sampel salah satu daerah di

Indonesia yang diambil secara proposive yaitu Provinsi Banten, secara lebih

rinci akan mengungkap faktor politik penyebab terjadinya korupsi APBD,

yaitu telah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan, money politics, dan

tingginya biaya dalam kampanye (high cost politic) dalam pemilihan kepala

daerah provinsi pada tahun 2011.

Kemudian akan menguraikan mekanisme dugaan korupsi APBD pada

salah satu pos anggaran belanja yaitu pos dana bansos dan hibah pada tahun

anggaran 2011, yang dikaitkan dengan penyelenggaran pilkada yang diwarnai

korupsi politik pada tahun yang sama, pengungkapan mekanisme dilakukan

melalui penelusuran data dan wawancara beberapa informan pada tahap-tahap

perencanaan anggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban. Mekanisme

terakhir yang akan di bahas adalah mekanisme perburuan rente ekonomi

dalam dugaan korupsi pada proyek-proyek APBD di Banten.

Pada sub-bab kedua, akan menampilkan hasil olah data menggunakan

e-views 6, yang menguji dampak korupsi terhadap pertumbuhan ekonomi

regional terhadap 48 ibukota provinsi/kabupaten pada tahun 2008 dan 2010,

sehingga dapat melihat seberapa besar potensi persentase pertumbuhan yang

hilang di tingkat daerah, khususnya ibukota Provinsi Banten.

5.1 Mekanisme Korupsi APBD dalam Perburuan Rente Ekonomi : Pendekatan Studi Kasus Provinsi Banten

Pada awalnya Provinsi Banten terpisah dari Provinsi Jawa Barat

mengemban cita-cita agar masyarakat Banten lebih sejahtera, namun pada

Page 138: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

104  

kenyataannya tidak jauh berbeda seperti sebelum otonomi daerah, yaitu

ketimpangan masih terjadi dan kesejahteraan masyarakat Banten masih

rendah. Hal ini terjadi karena sumber daya ekonomi yang ada dialokasikan

kepada kelompok kepentingan tertentu sehingga tidak sampai kepada

masyarakat.

Mekanisme korupsi APBD di Banten, mungkin juga tidak jauh

berbeda seperti di daerah lain di Indonesia, dimulai dari proses perencanaan

anggaran (by design) dan korupsi dilakukan dengan berjamaah (corporate

crime). Latar belakang prilaku perburuan rente dalam hal ini korupsi APBD

di Provinsi Banten adalah undang-undang Pemilu, yang menyebabkan sistem

rekrutmen politik berbiaya tinggi (high cost politic), maka semua pihak yang

telah mengeluarkan modal politik tinggi ini berupaya mengembalikan

modalnya139. Hal ini menjadikan motif awal para pemimpin daerah terpilih

berbelok dari motif membangun daerah untuk kesejahteraan masyarakat

menjadi mencari rente untuk pribadi dan kelompok.

Korupsi dapat dipahami merupakan salah satu bentuk perburuan rente

ekonomi, banyaknya fenomena korupsi APBD yang terangkat kepermukaan

pada masa otonomi daerah ditenggarai akibat adanya prilaku pencarian rente

dari pihak-pihak yang berperan dalam proses politik (pilkada) dan juga

pengelolaan (perumusan, pelaksanaan, pertanggungjawaban) APBD itu

sendiri. Dalam sub bab ini mencoba menganalisis akar terjadinya/ faktor

yang memengaruhi peluang terjadinya korupsi dalam pendekatan studi kasus

di Provinsi Banten.

Berdasarkan hasil beberapa wawancara dan beberapa sumber data

tertulis mengungkapkan ada dua mekanisme yang biasa digunakan dalam

pengerukan APBD di provinsi Banten, yang pertama adalah melalui

mekanisme dana hibah dan bansos, dan yang kedua adalah melalui

penguasaan proyek-proyek APBD oleh kerabat penguasa. Kedua mekanisme

ini memiliki persamaan yaitu keduanya telah didesain sejak awal APBD di

susun. Dana hibah dan bansos dirancang sejak awal menjadi dana taktis bagi

                                                            139 Hasil wawancara pihak legislatif Provinsi Banten, 28 November 2012.

Page 139: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

105  

eksekutif-legislatif sedangkan proyek-proyek APBD telah dikuasai oleh

kerabat Penguasa demi memenuhi rente mereka dan kelompoknya.

Dalam penelitian ini akan dibahas tentang mekanisme dana hibah dan

bansos secara lebih mendalam, sedangkan mekanisme dugaan korupsi dalam

proyek hanya berupa ulasan singkat berdasarkan informasi yang berkembang

di masyarakat yang di dapat dari para informan, hal ini tidak dapat dilepaskan

dari era kepemimpinan kepala daerah Provinsi Banten dewasa ini.

Dengan demikian kasus yang akan di bahas, yaitu: (1) dugaan

korupsi pemilu yang terjadi untuk mengungkap tingginya biaya dalam proses

politik (high cost politic) yang terjadi di daerah penelitian sebagai salah satu

faktor terjadinya ekonomi biaya tinggi, (2) mekanisme/alur korupsi APBD

dalam Perburuan Rente Ekonomi di Provinsi Banten, khususnya pada pos

bansos hibah dalam APBD yang diduga digunakan sebagai modal politik

pada tahun 2011, dan (3) mekanisme perburuan rente dalam proyek-proyek

APBD di Banten.

5.1.1 Faktor Penyebab Korupsi APBD : Dugaan Kasus Korupsi Pilkada Gubernur Banten Tahun 2011.

Banyak pendapat yang mengungkapkan penyebab korupsi di daerah

antara lain karena sistem pemilihan kepala daerah (pilkada) yang mendorong

terjadinya biaya tinggi dalam kampanye140. Pembahasan tentang pilkada

Gubernur untuk periode 2011-2016 di Banten ini bertujuan untuk

membuktikan apakah benar telah terjadi politik biaya tinggi (high cost politic)

dalam salah satu proses politik di daerah, dimana diduga politik biaya tinggi

ini telah terjadi dan menjadi salah satu faktor terjadinya ekonomi biaya tinggi

(high cost economy) dalam hal ini adalah korupsi APBD.

Sulistio pernah mengungkapkan lima hal tindakan korupsi yang biasa

dilakukan dalam pilkada, hal itu berupa Penyelewengan jabatan (biasanya

dalam bentuk mobilisasi PNS), Pemakaian fasilitas publik, Pemakaian

                                                            140 Pendapat Gamawan Fauzi (Mentri Dalam Negeri) dan Adnan Topan Nasution (Ketua Koordinator ICW) dalam Maria Hartiningsih, op.cit, hal 74-75. Arif Nur Alam Direktur Indonesian Budget Center) dalam Bambang Soesatyo, op.cit, hal 29, dan beberapa hasil wawancara mendalam.

Page 140: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

106  

angg

dilak

itu te

tenta

terbe

peny

dana

terse

1. P

P

Bant

simp

peme

ragam

bujuk

(Gam

Sumb

Gam

terga

mem

          141SulPPK pemil142 La

garan publik

kukan hasil

elah terjadi

ang pilkada

ebas dari

yalahgunaan

a kampanye

ebut:

Penyalahgun

Penyalahgun

ten, dengan

patisan, angg

erintahan,

m,yaitu den

k rayu, Ket

mbar 17).

ber: ICW, 2

mbar 17. Kom

Pada tin

abung dalam

milih incum

                     listio F, Perila

FH UBlukada/, diakseaporan Hasil M

Intimidasi

Ketidakne

k, Money po

penelusura

pada pilkad

provinsi B

korupsi p

n kekuasaan

e, oleh kar

naan Kekua

naan kekua

n berbagai

gota partai,

kerabat k

ngan cara m

tidaknetrala

2012.

mpilasi Pen

ngkatan des

m Asosiasi

mbent no.1

                      aku Korupsi dB. http://faes 6/4/2012

Monitoring Pil

Mo

i, penyeranganbujukrayu

etralan PNS/P

Pemanfaata

olitics, dan

an data mak

da di daerah

Banten tahun

pemilu da

n, politik u

rena itu aka

asaan.

asaan terjad

modus ya

anggota de

kandidat,

mobilisasi PN

n PNS/Peja

nggunaan K

sa terjadi m

Aparat De

1, mobilis

       dalam Pemiluaizinsulistio.le

lkada Provinsi

obilisasi PNS

n, fitnah, dan

ejabat public

an kekuasaan

manipulasi

ka peneliti m

h Banten. H

n 2011142.

apat diliha

ang dan ke

an di baha

di dalam pe

ang digunak

ewan, pejab

dan lainn

NS, Intimida

abat publik

Kekuasaan B

mobilisasi p

esa Seluruh

asi ini d

ukada, Dipubliecture.ub.ac.id

i Banten tahun

2

Jumlah Kasu

i dana kam

menemukan

Hal itu berda

Menurut IC

at dari tig

epatuhan da

as satu per

emilu Gube

kan oleh p

bat publik, k

nya. Modu

asi , penyer

dan Peman

Berdasarkan

perangkat k

Indonesia

dilakukan p

ikasikan dalamd/2011/05/peri

n 2011 oleh IC

7

us

mpanye141. S

n semua tin

asarkan data

CW pilkada

ga aspek

alam pengg

satu aspek-

ernur di Pr

para tim s

kandidat, ap

usnya ber

rangan, fitna

nfaatan keku

n Modus.

kepala desa

(APDESI)

pada perte

m Jurnal Koilaku-korupsi-

CW.

9

11

Setelah

ndakan

a ICW

a yang

yaitu

gunaan

-aspek

rovinsi

ukses/

paratur

raneka

ah dan

uasaan

a yang

untuk

emuan

onstitusi -dalam-

Page 141: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

107  

silahturahmi yang dihadiri ratusan kepala desa dari Pandeglang dan Lebak di

salah satu hotel di kecamatan carita. Dalam sambutannya ketua APDESI

Banten mengajak agar kepala desa mendukung pencalonan incumbent 1

dalam pikada. Seharusnya para kepala desa ini bersikap tidak memihak,

ironisnya akibat 40 kepala desa di Pandeglang tidak mendukung pencalonan

incumbent 1 jatah fresh money 50 juta rupiah/tahun yang seharusnya

diberikan Badan Pembinaan Masyarakat Desa (BPMD) kabupaten

Pandeglang tidak diberikan, atau menurut beberapa kepala desa akan

dilakukan pembinaan dulu agar mendukung incumbent 1.

Namun BPMD berdalih ditahannya jatah fresh money karena 40 desa

tersebut belum membuat Surat Pertanggung Jawaban sebelumnya. Selain

ditingkat desa modus mobilisasi PNS terjadi pada acara penyampaian visi

misi di gedung paripurna DPRD Banten pada tanggal 5 Oktober 2011.

Modus berikutnya adalah dengan melakukan intimidasi, penyerangan,

fitnah dan bujukrayu. Seperti misalnya, di Desa Sukasaba kecamatan Munjuk,

menjelang pemungutan suara, kepala desa pendukung incumbent 1 berperan

sebagai preman dengan mengancam dan melakukan pemukulan pada saksi

dari pihak incumbent lain. Pemukulan juga terjadi oleh Kepala Desa Tamiang

kepada Chaerul Fajri (salah seorang tim advokasi dan saksi incumbent 3),

pemukulan terjadi pada tanggal 22 oktober 2011 pukul 15.00 WIB di Tempat

Pemungutan Suara (TPS) Desa Tamiang, Kabupaten Serang. Pemukulan

tersebut terjadi karena Chaerul Fajri protes terhadap kertas suara yang kosong

dicoblos pada bagian Pasangan incumbent 1 oleh Kelompok Penyelenggara

Pemungutan Suara (KPPS) di TPS nomor 5, kemudian dicampur kedalam

kotak suara.

Di sepanjang Jalan Raya Anyer, tepatnya di kelurahan Kepuh pada

tanggal 13 September 2011, terjadi pencoporan baliho dan bendera

bergambar incumbent 2, pelaku mengaku dibayar Rp 100 000.00 untuk setiap

baliho dan Rp 2 000.00 untuk satu bendera oleh tim pendukung incumbent 1.

Serangan fitnah terhadap incumbent 2 pun terjadi, dengan adanya kupon

sembako yang beredar mengatasnamakan pasangan incumbent 2 di Lebak dan

Pandeglang , yang diduga dilakukan oleh lawan politik untuk menyerang

Page 142: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

108  

mereka. Selain itu di Kelurahan Karang Anyar Kota Serang, Salah seorang

Lurah masuk ke TPS , dan mencoba memengaruhi pemilih ke nomor 1.

Kemudian terdapat ketidaknetralan PNS/Pejabat Publik dalam Pemilu

Gubernur. Contohnya, Dugaan adanya kampanye terselubung dalam acara

halal bihalal di Masjid Al Azom Kota Tanggerang, yang di dalamnya ada

kemasan pesan politik dengan bukti, barang berupa roti yang bergambar

incumbent 2 yang dibagikan kepada para guru. Kemudian Kepala desa

Sukajaya Kabupaten Pandeglang memecat RT, guru Pendidikan anak Usia

Dini (PAUD), dan penghulu karena dilokasi pemilihan mereka incumbent 2

yang menang.

Penyalahgunaan kekuasaan dengan modus pemanfaatan kekuasaan

adalah modus yang paling banyak digunakan. Misalnya, terlihat dalam surat

edaran Sekertaris Daerah Banten yang mengimbau seluruh jajaran pemerintah

memasang spanduk dan umbul-umbul di sekitar lingkungan kantor masing-

masing dengan tema “Dengan Semangat HUT ke-11 Provinsi Banten Kita

Teruskan Pembangunan Menuju Rakyat Banten Sejahtera Berlandaskan Iman

dan Takwa”, Sekda Banten terlihat berpihak pada incumbent 1. Selain itu

Kepala Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD) Provinsi Banten

mengarahkan bawahannya agar menggalang dukungan dari pegawai BKPD

dan keluarga, dan juga dari berbagai lembaga di bawah naungan BKPD agar

memilih incumbent 1.

Pada jajaran Dinas, para pelaku adalah para kepala Dinas, seperti

Kepala Dinas Kelautan dan dan Perikanan yang memerintahkan anak

buahnya memilih incumbent 1. Pada tanggal 22 Oktober 2011 di gedung

SMAN 6 Serang, Kepala Dinas Pendidikan Kota serang memerintahkan guru

dan kepala sekolah serta mengajak keluarga mereka untuk memenangkan

incumbent 1. Kemudian Kepala Dinas Sosial (Dinsos) kota Serang memberi

pernyataan bernada kampanye, Kepala Dinsos mengingatkan kepada

penerima bantuan untuk menggunakan hak pilihnya pada pilkada Banten

sambil menunjuk ke kalender bergambar incumbent 1 saat itu yang terpasang

di dinding rumah.

Page 143: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

109  

Pada tanggal 14 September 2011 di Kota Serang, wakil ketua DPRD

Kota Serang menghimbau masyarakat memilih gubernur dan wakil gubernur

yang sesuai hati nurani dalam pembagian bantuan dari Pemkot dan Pemprov

Banten, berupa pemberian dana sebesar 10 juta rupiah untuk rehabilitasi

rumah tak layak huni (RLTH) di Kota Serang yang bersumber dari APBN.

Kata-kata yang diucapkannya adalah Pilihlah gubernur yang sudah

memberikan bantuan, bukan yang hanya iming-iming saja. Selain itu juga

ada dana APBD dan Program Pemda yang menjadi ajang Kampanye, ada

penggunaan dana APBD pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Provinsi Banten untuk pembuatan atribut kampanye berupa kaos bergambar

incumbent 1.

Progran yang menjadi ajang kampanye adalah pengobatan gratis oleh

Dinas Kesehatan di salah satu desa di Kabupaten Pandeglang oleh Relawan

Banten Bersatu (RBB), terbukti membagikan resep obat yang bergambar

incumbent 1. Kemudian adanya permohonan dukungan dengan dalih

kekuasaan pun dilakukan oleh seorang istri camat yang mengirim sms ke

ibu-ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kecamatan Cisoka

yang bertuliskan,”Assalamualaikum, ibu-ibu pengurus tolong pilih no 1 ya,

bukannya saya memaksa tapi untuk keselamatan pak camat, terimakasih atas

pengertiannya, wassalam”.

Penyalahgunaan kekuasaan pun dilakukan dengan cara menggunakan

fasilitas negara dengan modus penggunaan mobil dinas, pemasangan atribut

di kantor pemerintahan, pemanfaatkan kunjungan kerja dan kegiatan

pemerintahan lain dan memanfaatkan iklan layanan masyarakat dan iklan

yang masih menggunakan fasilitas pemerintah143.

2. Politik Uang.

Aspek yang kedua adalah money politics. Apakah pemilu Gubernur

Banten tahun 2011 terbebas dari money politics? di seluruh wilayah Indonesia

praktek politik uang sudah menjadi rahasia umum, sesuatu yang sulit

dihilangkan dari euphoria pesta demokrasi. Apalagi upaya pencegahan yang

                                                            143 Lihat lebih lengkap di ibid , hal 9-13.

Page 144: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

110  

dilakukan hanya berupa himbauan dari panitia pengawas pemilu agar tidak

melakukan politik uang. Himbauan tidak akan menghentikan terjadinya

politik uang, begitu juga pada pemilu Gubernur Banten, karena berdasarkan

temuan ICW hampir semua incumbent melakukan politik uang.

Politik uang dapat terjadi karena ternyata prilaku rent seeker juga

dimiliki oleh sebagian besar masyarakat Indonesia terutama dalam hal ini

adalah masyarakat Banten. Keterbatasan pendidikan masyarakat Banten

menyebabkan mereka menjadi miopyc dapat melihat keuntungan jarak dekat

(jangka pendek) namun tidak dapat melihat kerugian jarak jauh (jangka

panjang), perilaku rent seeker tidak hanya dimiliki oleh pelaku politik

maupun ekonomi di Banten tapi juga ada pada masyarakat, organisasi

masyarakat (ORMAS) maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)144.

Sumber: ICW 2011,2012.

Gambar 18. Kompilasi Politik Uang Berdasarkan Modus.

Dalam pemilu Gubernur Banten, uang bertaburan untuk organisasi sosial

kemasyarakatan dan juga dibagikan langsung kepada masyarakat. Ada

beberapa modus, yaitu diantaranya pemberian uang secara langsung, bagi-

bagi ikan, pemberian mie, pembagian pin bergambar, pembelian helm dan

rompi, pembagian sajadah, kerudung dan barang lainnya (Gambar 18).

Modus dengan pemberian uang secara langsung adalah praktek yang paling

banyak dibandingkan modus yang lainnya.

                                                            144Hasil wawancara Akademisi Banten, 8 November 2012.

39

26

2

8

7

Pembagian uang secara langsung

Pembagian sembako, mie, pengobatan gratis, ikan.

Pemberian janji-janji

Pemberian kerudung, sajadah, helm dan berbentuk pakaian yang lain

Pemberian uang pada Kepala Desa, TPS, tempat ibadah

Jumlah Kasus

Page 145: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

111  

ICW mengungkapkan, berdasarkan pengakuan tim sukses ‘kampung’

di kecamatan Picung-Pandeglang, misalnya hampir semua tim sukses

membagi-bagikan uang sebagai ‘serangan fajar’, dengan besaran antara Rp

5 000.00 sampai dengan Rp 25 000.00, modus tersebut hampir merata di

setiap tempat di Provinsi Banten.

Berikut sebagian contoh kasus dalam modus-modus di atas, Untuk

pembagian uang secara langsung terjadi di Desa Langensari Pandeglang, Staf

Pemerintahan provinsi (Pemprov) Banten yang mendampingi kunjungan

kerja Gubernur membagi-bagikan uang amplop kepada peserta yang hadir,

sebesar Rp 20 000.00 hingga Rp 50 000.00 per-orang.

Pemberian uang langsung dilakukan juga di kelurahan Juhut atau

lokasi TPS, pemberian oleh tim sukses incumbent 2 sebesar Rp 10 000.00

Pada tanggal 21 Oktober di Kecamatan Banjarsari Malingping Kabupaten

Lebak, pembagian uang dilakukan kepada masyarakat oleh tim sukses sebesar

Rp 20 000.00 per-orang dengan permintaan mencoblos incumbent 1. Bagi-

bagi uang terjadi juga di RT 07/01 desa Telaga sari kecamatan Balaraja oleh

simpatisan imcumbent 3, simpatisan membagikan amplop berisi Rp 10 000.00

kepada warga. Kemudian Sabtu pagi pada hari pencoblosan di Desa Babakan

dan kampung Buaran Tanggerang Selatan, tim sukses incumbent 1

membagikan uang Rp 10 000.00 kepada warga dan meminta warga

mencoblos incumbent 1.

Beberapa contoh dari modus pembagian sembako, mie dan pengobatan

gratis, misalnya seperti Oknum dari Tim sukses incumbent 1 membagikan

mie instan di Desa Ejat Kabupaten Lebak, Desa Tamiang Kabupaten Serang

dan di beberapa desa lainnya. Mie instant tersebut di dalamnya terdapat stiker

yang memerintah untuk memilih incumbent 1. Pembagian sembako di

beberapa tempat di Ciledug Kota Tanggerang dan beberapa kampung di

Kabupaten/Kota Cilegon, oleh simpatisan incumbent 1. Sedangkan

pengobatan gratis dilakukan oleh oknum dokter yang merupakan tim

kampanye pasangan no urut 1, dilakukan pada 12 Oktober 2011 di lapangan

volly Pondok Indah Paninggilan Kecamatan Ciledug.

Page 146: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

112  

Modus pemberian janji-janji misalnya seperti, pada tanggal 25

September 2011 di puri bintaro indah, Jombang, Tanggerang Selatan terjadi

pengarahan kepada Kelompok Kerja (Pokja) 2 PKK oleh ibu-ibu PKK

Jombang untuk memilih incumbent 1, arahan tersebut disertai iming-iming

akan ada kunjungan Gubernur dan jika terbentuk koperasi akan mendapatkan

bantuan. Kemudian Kepala Desa Daon Rajeg memerintahkan lurah untuk

menggalang massa mendukung incumbent 1, dan melakukan praktek politik

uang kepada massa, lurah tersebut dijanjikan masa jabatan akan bertambah

dua tahun.

Modus berikutnya adalah Pemberian helm, kerudung, dan pakaian

lainnya. Contohnya pada kunjungan kerja Gubernur ke kecamatan Cimanuk,

aparat pemerintah dari dinas Perhubungan dan Komunikasi Pemprov Banten

membagikan helm dan rompi bergambar incumbent 1. Pemberian ini

dilakukan dengan maksud memengaruhi para tukang ojek agar memilih

incumbent 1. Untuk pemberian kerudung disertai brosur incumbent 1 , atau

kerudung bertuliskan nama calon gubernur no urut 1, biasanya dibagikan oleh

istri ketua RT,RW, maupun PNS. Mereka membagikannya pada pengajian

majlis talim, berikut beberapa tempat prakteknya di Kampung Nambo

Rt.07/01 Desa Telagasari kecamatan Balaraja, Desa Babakan RT 05/04

Kecamatan Setu Kota Tanggerang Selatan, Perumahan Serua Permai RT

02/05 Kelurahan Benda Baru Kecamatan Pamulang.

Contoh dari modus terakhir adalah pada tanggal 15 Oktober 2011

seorang tim sukses memberikan dana guna pembangunan masjid Kampung

Kahuripan, dengan pesan agar warganya memilih incumbent 3. Contoh Aksi

bagi-bagi uang kepada kepala desa oleh camat misalnya yang terjadi di

Pangendangan Kabupaten Tanggerang, Tanjung Tejo Kabupaten Serang.

Uang dibagikan ke kepala desa per-kepala desa berkisar 2 juta rupiah sampai

dengan 5 juta rupiah. Sedangkan pembagian uang oleh camat maupun kepala

desa ke TPS terjadi di seluruh tempat di kecamatan Legok, Pangendangan,

Cisauk, dan Curug diberikan per-TPS 1 juta rupiah sampai dengan 2 juta

rupiah. Semua itu bertujuan agar mereka memenangkan incumbent 1.

Page 147: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

113  

3. Kepatuhan dalam pengunaan dana kampanye.

Dari banyaknya kasus money politics yang diuraikan diatas dapat

disimpulkan bahwa dana yang dibutuhkan dalam pemilukada tidaklah sedikit,

dana kampanye besar dibutuhkan untuk modal pemenangan para incumbent ,

dana kampanye yang dikeluarkan dalam Pemilu Gubernur Banten tahun 2011

adalah sebesar Rp 27 371 876 850.00 Berdasarkan laporan penerimaan dan

pengeluaran dana kampanye dari tiga pasangan calon, sumber dana

kampanyeadalah dari kantong pribadi para incumbent, sumbangan partai

politik, sumbangan perusahaan perseorangan dan sumbangan badan hukum

swasta. Berikut adalah daftar sumber dana kampanye masing-masing

pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Banten tahun 2011.

Dapat kita lihat dari tabel 9, bahwa dari ketiga incumbent, ternyata

incumbent 2 yang jumlah penerimaan dan pengeluaranya paling besar,

dengan penerimaan dari modal pribadi paling besar yaitu Rp 12 901 835

750.00 Dari Tabel 9 juga dapat terlihat modal pribadi incumbent yang paling

kecil adalah pasangan calon no.1, dimana totalnya hanya 1 milyar rupiah,

yang paling memberikan kontribusi bagi dana kampanye incumbent 1 adalah

sumbangan dari badan hukum swasta, hal ini karena latar belakang calon

gubernur merupakan penguasa nomor satu di Banten sehingga memiliki akses

ekonomi cukup besar dibandingkan kandidat lain.

Sedangkan Incumbent 3 cukup terbantu dengan sumbangan partai

politik (PPP dan PKS), dibandingkan dengan kandidat lain incumbent 3

adalah satu-satunya kandidat yang menerima sumbangan dari partai politik,

dan satu-satunya kandidat yang tidak menerima sumbangan dari badan

hukum swasta.

Incumbent 1 memperoleh sumbangan dana kampanye dari Badan

Hukum Swasta sebesar Rp 7 500 000 000.00 dengan total perusahaan

penyumbang adalah sebanyak 33 perusahaan yang beralamat di Banten

maupun luar Banten.

Page 148: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

114  

Tabel 9. Jumlah Dana Kampanye Pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur Banten Tahun 2011.*

Incumbent 1 Saldo awal 1 000 000.00 Penerimaan 8 501 627 557.00

Sumbangan dari pasangan calon 1 000 000 000.00

Sumbangan dari partai politik -

Sumbangan perseorangan 50 000 000.00**

Sumbangan Badan hukum swasta 7 500 000 000.00

Bunga bank 1 627 557.00 Total penerimaan dana kampanye 8 502 627 557.00 Total pengeluaran dana kampanye (8 500 346 500.00) Saldo akhir 2 281 057.00 Incumbent 2 Saldo awal

Sumbangan perseorangan 100 000.00

Penerimaan 14 648 315 750.00

Sumbangan dari pasangan calon 12 901 835 750.00

Sumbangan dari partai politik -

Sumbangan perseorangan 197 680 000.00

Sumbangan Badan hukum swasta 1 548 800 000.00

Total penerimaan dana kampanye 14 648 415 750.00 Total pengeluaran dana kampanye (14 588 375 750.00) Saldo akhir 60 040 000.00 Incumbent 3 Saldo awal 2 091 250 000.00

Sumbangan dari pasangan calon 1 350 000 000.00

Sumbangan dari partai politik 435 000 000.00

Sumbangan perseorangan 306 250 000.00 Penerimaan 2 225 000 000.00

Sumbangan dari pasangan calon 900 000 000.00

Sumbangan dari partai politik 1 300 000 000.00

Sumbangan perseorangan 25 000 000.00 Total penerimaan dana kampanye 4 316 250 000.00 Total pengeluaran dana kampanye ( 4 283 154 600.00) Saldo akhir 33 095 400.00

Ket *dalam rupiah. ** dalam bentuk iklan kampanye radio. Sumber: KPUD, Badan Pengawas Pemilu, 2012 (diolah).

Page 149: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

115  

Namun terdapat beberapa kejanggalan yang ditemukan dari daftar

perusahaan penyumbang (lampiran 1), ICW menemukan 9 perusahaan yang

tidak menyertakan NPWP (total sumbangan sebesar 2.1 milyar rupiah),

terdapat 6 perusahaan penyumbang yang alamatnya tidak jelas karena hanya

berupa kabupaten/kota (total sumbangan sebesar 1.2 milyar rupiah), terdapat

5 perusahaan yang beralamat sama (total sumbangan sebesar 900 juta rupiah),

selain itu juga ditemukan adanya 6 alamat perusahaan lebih dikenal sebagai

kantor perusahaan lain atau menggunakan alamat yang tidak layak disebut

dengan kantor.

Selain itu, penyumbang dana kampanye juga adalah perusahaan-

perusahaan yang bergerak dibidang pengerjaan proyek APBD. Hasil

penelusuran ICW lainnya adalah ditemukannya penyumbang atas nama YS

dari perusahaan P.T. ACDA Mandiri bekerja sebagai supir pribadi salah satu

pejabat di Dinas Kesehatan Provinsi.

5.1.2 Mekanisme Dugaan Korupsi APBD Dana Hibah dan Bansos Provinsi Banten Tahun 2011

Secara normatif, landasan kebijakan pengelolaan keuangan daerah

diatur dalam berbagai peraturan yaitu perumusan peraturan daerah (Perda)

APBD dalam Undang-undang Nomer 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-undang Nomer 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah dan Permendagri Nomer 54 tahun 2010

Tentang Tahapan, Tata cara, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Pembangunan Daerah.

Untuk penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (RAPBD) tahun 2011 ada acuan lain yaitu Permendagri Nomer 54

tahun 2005 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Perubahan dari

Permendagri Nomer 13 tahun 2006, dengan perubahan paling akhir terdapat

dalam Permendagri Nomer 21 tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah) dan Permendagri Nomer 37 tahun 2010 tentang Pedoman

Page 150: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

116  

Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2011. Siklus pengelolaan keuangan

daerah dapat dirangkum dari berbagai regulasi dibawah ini (Gambar 19).

Tahap 1 : Perencanaan

anggaran

Tahap 2:

Pelaksanaan dan Penatausahaan

Tahap 3:

Pertanggungjawaban

Sumber: Rangkuman berbagai regulasi penyusunan APBD.

Gambar 19. Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah

Penyusunan APBD didasarkan pada perencanaan yang sudah

ditetapkan terlebih dahulu melalui program dan kegiatan yang akan

dilaksanakan, menurut perspektif waktu ada 3 perencanaan di tingkat daerah,

yaitu Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD) adalah perencanaan

pemerintah daerah (Pemda) untuk periode 20 tahun, Rencana Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) adalah perencanaan pemda untuk periode 5

tahun dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yaitu merupakan

perencanaan tahunan daerah, yang merupakan penjabaran dari RPJMD yang

berisi program-program pembangunan selama 1 tahun.

RPJMD

RKPD

KUA /PPAS

Nota Kesepakatan

RKA SKPD

RAPBD

Perda APBD

Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA) SKPD

Pelaksanaan APBD

-Pendapatan -Belanja - Pembiayaan

Penata-usahaan Pendapatan Belanja Pembiayaan

Laporan Realisasi Semester pertama

Perubahan APBD

Akuntansi Keuangan

Daerah

Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD) Sesuai Standar

Akuntansi Pemerintahan

Raperda Pertanggung

jawaban

Pemeriksaan LKPD oleh

BPK

Page 151: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

117  

RKPD ini yang kemudian didanai oleh APBD. RKPD ini kemudian

dirinci lagi dalam Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD),

perencanaan ditingkat SKPD ini terdiri dari Rencana Strategi (Renstra) SKPD

adalah rencana untuk periode 5 tahun dan Rencana Kerja (Renja) SKPD

adalah rencana kerja tahunan SKPD. Renstra SKPD harus mengacu pada

RPJMD yang juga menjadi acuan penyusunan SKPD, dan RPJMD harus

mengacu pada RPJPD.

Pada tahap penyusunan RKPD ini dimulai dari diadakannya

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Desa yang kemudian

hasil usulannya dibawa ke Musrembang Kecamatan, kemudian di bahas

dalam Musrembang Kabupaten/Kota dan Musrembang Provinsi.

Musrembang ini difasilitasi oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(Bapeda) dan dinas-dinas dalam jajaran pemerintah daerah, untuk mengetahui

apa yang dibutuhkan masyarakat.

Dari hasil Musrembang, pihak Tim Anggaran Pemerintah Daerah

(TAPD) yang terdiri dari Bapeda, Biro Administrasi Pemerintah Sekertaris

Daerah (Biro Adpem Setda), Dinas pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(DPKAD) menyusun Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Penetapan

Plafon Anggaran Sementara (PPAS).

Kemudian KUA-PPAS dibawa Pemda ke dalam rapat kerja dengan

pihak DPRD, sehingga lahirlah Nota Kesepakatan antara Kepala Daerah dan

Pimpinan DPRD yang berisi Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-

SKPD)yang kemudian menjadi rancangan Perda APBD, yang disyahkan

dalam rapat paripurna DPRD menjadi Perda tentang APBD, yang berisi

rincian Dokumen Anggara Satuan Kerja (DASK). Menurut Permendagri

Nomer 37 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran

2011 Proses penyusunan dan penetapan APBD dari KUA PPAS sampai

dengan rancangan perda APBD dilakukan paling lambat sampai 30

November 2010, dan ditetapkan menjadi APBD paling lambat 31 Desember

2010.

Pada tahap pelaksanaan penggunaan anggaran mengacu pada

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD yang memuat pendapatan

Page 152: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

118  

dan belanja yang digunakan, sedangkan untuk pelaksanaan pengadaan barang

dan jasa mengacu pada Kepress No.80 tahun 2003 dan perubahannya tentang

pengadaan barang dan jasa pemerintah, yang mengatur proses tender dan

sebagainya.

Kemudian dalam APBD terdapat Anggaran Belanja Tambahan

(ABT), ABT ini adalah penyesuaian pada tengah tahun berjalan (1 Semester)

oleh Pemda dan DPRD untuk memberikan kesempatan kepada program-

program yang belum masuk dalam APBD agar dimasukan. Hal ini diatur

dalam Perda Perubahan APBD. Pada tahap yang terakhir, kepala daerah

menyusun Laporan Pertanggungjawaban APBD yang harus disampaikan

kepada BPK, dan kemudian BPK menyerahkan kepada DPRD untuk

disyahkan menjadi perda Pertanggungjawaban APBD.

Khusus dalam hal dana hibah dan bansos pada tahun 2011 mengacu

pada Peraturan Pemerintah No.58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah, Permendagri No.59 tahun 2007 (Perubahan Permendagri No.13

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah), Permendagri No.32 tahun

2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bansos yang bersumber dalam

APBD, yang secara garis besar terangkum pada tabel 10.

Menurut Permendagri No. 32 tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian

Hibah dan Bansos, pada tahap perencanaan Anggaran, pemerintah,

pemerintah daerah lain, perusahaan daerah, masyarakat, dan organisasi

masyarakat dapat mengusulkan permohonan dana hibah dan bansos secara

tertulis kepada kepala daerah, kepala daerah kemudian menunjuk SKPD

terkait untuk mengevaluasi usulan tersebut, hasil evaluasi kepala SKPD dan

pertimbangan TAPD menjadi dasar penentuan alokasi anggaran hibah dalam

KUA-PPAS yang kemudian dicantumkan dalam RKA-SKPD untuk hibah

dan bansos berupa barang jasa, dan RKA PPKD (Pejabat Pengelola

Keuangan Daerah) untuk hibah bansos berupa uang. Hibah bansos berupa

uang dianggarkan dalam belanja tidak langsung, sedangkan hibah bansos

berupa barang dan jasa dianggarkan dalam belanja langsung yang

diformulasikan kedalam program dan kegiatan.

Page 153: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

119  

Tabel 10. Gambaran Umum Hibah dan Bantuan sosial.

Keterangan Hibah Bantuan Sosial

Definisi Pemberian uang/barang atau jasa dari pemerintah daerah kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah.

Pemberian bantuan berupa uang/barang dari pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.

Tujuan Menunjang pencapaian sasaran program dan kegiatan pemerintah daerah dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat.

Rehabilitasi sosial, perlindungan sosial, pemberdayaan sosial, jaminan sosial, penanggulangan kemiskinan, dan penanggulangan bencana.

Mekanisme Belanja hibah diberikan secara selektif dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah, rasionalitas dan ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.

Belanja hibah bersifat bantuan yang tidak mengikat/tidak secara terus menerus dan tidak wajib serta harus digunakan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam naskah perjanjian hibah daerah.

Naskah perjanjian hibah daerah sekurang-kurangnya memuat identitas penerima hibah, tujuan pemberian hibah, jumlah uang yang dihibahkan.

Bantuan sosial diberikan secara selektif, tidak terus menerus/tidak mengikat serta memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah dan ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.

Sumber: PP 58/2005, Permendagri 59/2007, Permendagri 32/2011

Page 154: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

120  

Pada tahap pelaksanaan dan penatausahaan, pelaksanaan berdasarkan

DPA-PPKD dan DPA-SKPD, pemberian hibah dituangkan dalam Naskah

Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) yang ditandatangani pemberi dan penerima

hibah, setelah penandatanganan NPHD penyaluran dana hibah dan bansos

dapat dilakukan berdasarkan daftar penerima hibah dan bansos yang

tercantum dalam keputusan kepala daerah yang berdasarkan perda tentang

APBD dan perda tentang penjabaran APBD.

Pada tahap Pelaporan dan pertanggungjawaban penerima harus

melaporkan penggunaan hibah bansos kepada kepala darah melalui PPKD

dengan tebusan SKPD terkait, kemudian dicatat sebagai realisasi belanja

hibah PPKD pada tahun anggaran terkait, penerima hibah harus melakukan

pertanggungjawaban atas bukti-bukti pengeluaran yang sah atas hibah bansos

uang atau bukti serah terima untuk hibah bansos barang jasa, sedangkan bagi

pemberi hibah (kepala daerah) harus melakukan pertanggungjawaban atas

bukti-bukti transfer uang langsung atau serah terima barang atau jasa,

pertanggung jawaban diserahkan paling lambat tanggal 10 Januari tahun

anggaran berikutnya, pertanggungjawaban disimpan sebagai objek

pemeriksaan , kemudian realisasi hibah dicantumkan dalam LKPD sesuai

dengan SAP.

Dari hasil penelusuran data dan wawancara terhadap beberapa pihak

terkait, prilaku perburuan rente yang dipicu oleh tingginya biaya politik telah

dimulai dari proses penyusunan APBD. Pada tahap perencanaan APBD

misalnya beberapa pihak mengutarakan bahwa RKPD hasil musrembang dan

APBD yang diputuskan sering tidak sejalan, alur normatif yang dilakukan

hanyalah formalitas untuk memenuhi setiap tahap dalam siklus pengelolaan

keuangan daerah, kebutuhan masyarakat hasil musrembang selalu terputus

ketika pembahasan sudah dilakukan pihak eksekutif bersama legislatif.

Salah satu cara yang digunakan eksekutif dan legislatif untuk

menghindari publikasi dalam pembahasan APBD yang krusial/sensitif

biasanya dilakukan di luar Banten145. Sehingga pada akhirnya keputusan yang

diambil adalah kesepakatan untuk memenuhi kepentingan pihak eksekutif dan

                                                            145 Hasil wawancara akademisi Banten , ibid.

Page 155: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

121  

legislatif dan lingkaran kecil kelompok mereka, sedangkan dalam hal proyek

APBD, proyek-proyek “mercusuar” yang akan menang.

Namun adanya perubahan dalam RKPD hasil musrembang ini ketika

masuk dalam pembahasan eksekutif dan legislatif menurut pihak Bapeda

terjadi karena penggalian aspirasi bukan hanya melalui Musrembang yang

dilakukan oleh pihak eksekutif, pihak legislatif pun telah melakukan tiga kali

proses penjaringan aspirasi masyarakat melalui reses, yang dilakukan di

daerah pilihannya, sehingga dikhawatirkan oleh legislatif hasil musrembang

belum menampung aspirasi daerah pilihan mereka146.

Walaupun memang demikian, reses itu sendiri memiliki masalah yang

belum terselesaikan, pada prakteknya pada masa reses seorang anggota

DPRD diberi anggaran dari APBD yang kemudian harus

dipertanggungjawabkan, misalkan anggaran tersebut digunakan untuk

membayar sewa tempat, konsumsi, dan transport anggota dewan.

Penyimpangan yang biasa terjadi adalah membagikan uang pada konstituen,

sumber dana berasal dari hasil manipulasi biaya. Contohnya yang dilaporkan

hadir adalah 100 orang, namun yang hadir hanya 25 orang, sisanya

dipalsukan. Contoh lainnya dilaporkan adanya biaya konsumsi per-orang

sebesar 40.000 rupiah, namun sebenarnya tidak ada konsumsi yang

dibagikan.

Hasil uang dari penyimpangan tersebut kemudian dibagikan kepada

masyarakat pendukungnya, secara normatif tidak diperbolehkan adanya aksi

bagi-bagi uang kepada masyarakat dalam masa reses147. Dengan demikian

patut dipertanyakan, apakah perubahan RKPD pada hasil akhir keputusan

APBD karena eksekutif-legislatif mendiskusikan hasil penggalian aspirasi

masyarakat lewat dua mekanisme yang berbeda itu, atau karena adanya tarik

menarik kepentingan masing-masing pihak. Sebagian besar informan

menjawab bahwa dugaan yang kedualah yang terjadi dalam perencanaan

APBD di Provinsi Banten148.

                                                            146 Hasil wawancara pihak eksekutif, bagian Bidang Perencanaan Program dan Anggaran Bappeda, 6 Desember 2012. 147 Hasil wawancara pihak legislatif, Loc.cit. 148 Hasil wawancara dari pihak Legislatif, Eksekutif, Akademisi, BCW, dan ICW.

Page 156: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

122  

Kecenderungan peningkatan alokasi dana hibah dan bansos di

beberapa daerah di Indonesia berkolerasi dengan peningkatan kasus korupsi

hibah dan bansos yang bertepatan dengan waktu penyelenggaraan pilkada di

suatu daerah. Audit BPK tahun 2011 menyebutkan aliran dana hibah bansos

tahun 2007-2010 mencapai 300 triliun rupiah. BPK juga menyatakan bahwa

dana tersebut banyak diselewengkan untuk kepentingan pilkada. Dana Bansos

dan hibah digunakan sebagai dana taktis pilkada di daerah dan pusat, para

elite menggunakan dana ini sebagai sumber pembiayaan aktivitas politik

bukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana substansi

Permendagri 32 tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bansos

yang bersumber dari APBD149.

Kecenderungan peningkatan alokasi dana hibah dan bansos juga

terjadi di daerah Provinsi Banten pada tiga tahun terakhir menjelang pemilu

Gubernur yang dilaksanakan bulan Oktober tahun 2011. Peningkatan terbesar

bertepatan dengan waktu penyelenggaraan pemilu Gubernur yaitu pada tahun

2011. Besarnya nilai realisasi dana hibah Provinsi Banten ini terlihat tidak

wajar, dalam tiga tahun terakhir peningkatannya amat drastis (tabel 11) .

Tabel 11. Tren Realisasi Anggaran Hibah dan Bansos Provinsi Banten

Tahun Dana Hibah* Dana Bansos*

2009 57 693.81 48 116.09

2010 23 830.00 51 428.20

2011 666 671.00 78 228.75

Sumber: Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan (DJPK), 2012 (diolah). Ket:*)dalam juta rupiah.

Pada TA 2011 terjadi peningkatan anggaran hibah bansos lebih dari

dua kali lipatnya realisasi pada TA 2010, nilai belanja hibah sebesar 666.671

milliar rupiah ini bahkan jauh lebih besar daripada belanja barang pada

realisasi APBD Banten yang hanya senilai 450 156 miliar rupiah. Kemudian

ternyata peningkatan anggaran ini disusul dengan dugaan kasus korupsi

Bansos dan Hibah di Provinsi Banten yang diungkap oleh ICW, yang akan

diuraikan dipembahasan selanjutnya.

                                                            149Korupedia.org 18/6/2012, diakses 19/6/2012.

Page 157: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

123  

Hal ini sesuai dengan analisis ekonomi mengenai birokrasi yang

dikemukakan Niskanen, menyatakan bahwa birokrasi sebagaimana juga

dengan orang lain, adalah pihak yang memaksimumkan kepuasannya, dalam

hal ini adalah penghasilan, jumlah karyawan, reputasi, dan status sosialnya.

Karena fungsi utilitas birokrat berkaitan dengan besarnya anggaran, maka

seorang birokrat yang berusaha mencapai kepuasan yang optimal dengan

memaksimumkan anggaran pemerintah. Seorang birokrat bukanlah orang

yang netral terhadap proses pembuatan anggaran, maka birokrat akan

cenderung menghasilkan barang atau jasa yang lebih besar daripada yang

seharusnya, sehingga terjadi inefisiensi dalam penggunaan sumber ekonomi

oleh pemerintah150.

Seorang informan dari jajaran eksekutif mengutarakan Korupsi APBD

yang terjadi adalah karena adanya tekanan dari legislatif untuk selalu

memberikan “koordinasi” dalam mensyahkan sebuah perda mendorong

jajaran eksekutif untuk kreatif dalam segala bentuk kegiatan dan proyek151.

Salah satu bentuk kreativitas tersebut adalah merencanakan dana bansos

hibah menjadi objek pos anggaran yang fleksibel digunakan menjadi dana

taktis. Pernyataan ini dibenarkan oleh seorang informan dari pihak legislatif

Provinsi Banten. DPRD memiliki fungsi budgeting sehingga untuk

menyetujui sebuah perda usulan eksekutif maka pihak DPRD meminta

“jatah” barter politik kepada eksekutif, salah satunya adalah pos dana hibah

dan bansos152.

Selanjutnya cara DPRD memperoleh rente dari pos dana hibah dan

bansos ini adalah dengan memotong nilai penyalurannya kepada masyarakat,

misalnya ada hibah yang diterima oleh salah seorang anggota DPRD adalah 1

miliar rupiah, kemudian 900 juta rupiah dibagikan untuk kelompoknya yang

jumlahnya 9 orang, dan sisanya 100 juta rupiah disalurkan kepada 10 000

orang (masyarakat) dengan pembagian yang kecil-kecil, masyarakat

mengetahuinya namun terpaksa menandatangani jumlah yang tidak sesuai

dengan yang mereka terima.                                                             150 Mangkoesoebroto G, op.cit. hal 69. 151 Hasil wawancara pihak eksekutif, 3 juni 2012. 152 Hasil wawancara pihak legislatif Provinsi Banten, 28 November 2012

Page 158: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

124  

Anggota Legislatif pun pintar memilah-milah apa yang dilakukan

untuk menyalurkan dana hibah misalnya dana hibah untuk bidang pendidikan,

apabila disalurkan untuk beasiswa dan pendidikan gratis maka tidak akan

menghasilkan uang, maka mereka akan cenderung memilih dialokasikan

untuk proyek “mercusuar” agar menghasilkan uang, contohnya seperti

pengadaan buku atau membangun gedung sekolah, dan yang menangani

proyeknya adalah dari kelompok mereka juga. Informan dari pihak

legislatif153juga menyatakan bahwa dana bansos dan hibah juga digunakan

oleh eksekutif salah satunya berfungsi sebagai dana taktis dalam pilkada yang

digunakan incumbent untuk melakukan money politics.

Menurut pendapat beliau,“Satu hal yang penting diingat dan menjadi

kata kunci penyebab terjadinya korupsi oleh para pejabat pemerintah di

daerah adalah selama masyarakat menganggap yang memberikan sesuatu itu

baik, maka para pejabat akan selalu melakukan korupsi”. Artinya mengubah

pandangan masyarakat itu penting, melalui sosialisi atau proses pembelajaran

formal maupun informal, karena pejabat pemerintah, partai politik, birokrasi,

dan pemilih itu sendiri adalah bagian dari masyarakat.

Menurut beberapa kalangan mengenai APBD dana bansos hibah yang

berfungsi sebagai dana taktis pilkada, maka menarik untuk ditelusuri alur

pengelolaan APBD dana hibah dan bansos Provinsi Banten pada tahun 2011

dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawabannya.

Berdasarkan hasil penelusuran data pada tahap perencanaan anggaran

ditemukan beberapa hal berikut:

a. Proses penganggaran terkait dana hibah dan bansos belum memiliki tolak

ukur yang jelas.

1. Proses penganggaran terkait dana hibah dan bansos belum memiliki

tolak ukur yang jelas karena proses perencanaanya tidak mengacu

prinsip anggaran berbasis kinerja dan money follow function ,

sehingga tidak memiliki indikator kinerja dan tidak bisa dikaitkan

dengan RJPP, RJPM, dan RKPD. Dengan demikian maka peran

TAPD sangat berperan dalam menentukan penerima hibah bansos.

                                                            153Ibid.

Page 159: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

125  

Seharusnya menurut Permendagri No.54 tahun 2010 tentang Tahapan,

Tata Cara, penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah, peraturan tersebut memuat tahapan

tahapan perencanaan yang partisipatif dengan memegang prinsip-

prinsip anggaran kinerja dan money follow function,

mempertimbangakan asumsi yang dapat diukur kinerjanya (memiliki

indikator yang jelas dan konsisten dengan RJPD, RJPM dan RKPD

serta memperimbangkan urusan wajib dan pilihan).

2. Bappeda dalam menyusun anggaran hibah bansos bersifat indikatif

dan akumulatif yang tidak bisa dijelaskan spesifikasinya serta tidak

memiliki tools yang jelas , antara lain untuk menjabarkan pengertian

tidak wajib, tidak mengikat, tidak terus menerus. Menurut

Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan perubahannya, menyebutkan

hibah barang jasa dan uang ini tidak wajib dan tidak mengikat, serta

tidak secara terus menerus, hal ini berarti hibah dalam penganggaran

sudah bersifat definitif.

3. Proses perencanaan TAPD dimulai dengan pembahasan dengan

Badan anggaran (Banggar) DPRD dalam menyepakatai KUA dan

PPAS dengan menggunakan nilai indikatif RKPD, tapi tidak

membahas secara detail faktor dan asumsi-asumsi terkait dana hibah

bansos serta peruntukannya. TAPD baru menerima proposal usulan

dari SKPD pengusul setelah KUA/PPAS disepakati, tapi TAPD tidak

melakukan pembahasan dengan SKPD pengusul, kecuali untuk

organisasi dan kegiatan yang bersifat urgent, untuk tahun 2011 ,

pembahasan intensif dilakukan dengan KPU, Panitia Pengawas

Pemilu (PANWASLU), dan KONI. Perubahan besaran nilai hibah dan

bansos mengikuti dinamika pembahasan banggar DPRD dan TAPD

dari kesepakatan KUA/PPAS sampai dengan pembahasan Raperda

APBD. Namun demikian dinamika tersebut berpegang pada

kemampuan daerah, yang selama ini berpegang pada estimasi PAD

dan besaran belanja langsung yang di upayakan diatas 50 persen dari

total belanja daerah (rumusan yang pasti belum ada).

Page 160: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

126  

b. Mekanisme verifikasi terkait penerima dana hibah dan bansos pada

pemerintah Provinsi Banten belum di dukung kriteria yang jelas.

1. Mekanisme verifikasi terkait penerima dana hibah dan bansos pada

pemerintah Provinsi Banten belum di dukung kriteria yang jelas.

Belum ada aturan/kinerja yang lengkap dan jelas mengenai prosedur

verifikasi terkait jenis kegiatan, organisasi penerima. Peraturan yang

digunakan oleh tim kajian adalah Permendagri dan Peraturan

Gubernur (Pergub) yang ketentuannya berupa aturan umum, belum

mengatur secara rinci mengenai prosedur verifikasi. Tim kajian hanya

memiliki pedoman apakah suatu lembaga atau organisasi

kemasyarakatn layak atau tidak layak menerima hibah dan bansos,

proses pengkajian hanya sebatas uji formil kelengkapan dokumen

administrasi proposal dan rencana anggaran biaya tanpa melakukan

uji materiil terkait eksistensi lembaga/organisasi penerima hibah dan

bantuan sosial.

2. Tidak ada aturan jelas mengenai besaran nilai yang dapat diberikan

kepada organisasi/lembaga kemasyarakatan, hanya mengacu pada

ketentuan mempertimbangkan kemampuan daerah. Besaran nilai

hanya dilihat dari nilai pengajuan yang tercantum di proposal tanpa

mengkaji kebenaran penggunaan dan rincian penggunaannya. Besaran

nilai yang diusulkan tim verifikasi /kajian tergantung pertimbangan

tim verifikasi tanpa pedoman yang jelas, nilai yang diusulkan tidak

bersifat final dan tergantung pertimbangan Kepala biro kesejahteraan

rakyat (Kesra) dengan memperhatikan salah satunya adalah sisa

anggaran yang belum terserap.

3. Dalam proses verifikasi dokumen hibah dan bansos , terdapat

dokumen permohonan yang sebelumnya disampaikan melalui jalur

pimpinan sehingga sifatnya prioritas. Mekanisme pencairan bansos

dilakukan melalui mekanisme voucher dan non voucher . Mekanisme

voucher adalah dokumen yang ditandatangani oleh Gubernur dan

disampaikan ketika kunjungan gubernur. Voucher bisa sebagai alat

mencairkan bansos dengan melampirkan proposal pengajuan. Melalui

Page 161: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

127  

sistem voucher akan lebih diutamakan pencairannya, tim kajian juga

hanya melakukan verifikasi kelengkapam dokumen tanpa melakukan

verifikasi uji materiil eksistensi lembaga/organisasi penerima hibah

dan bantuan sosial. Jumlah voucher yang dicetak, disebar dan

dicairkan, vocher belum di sebar, dan voucher yang disebar tapi

belum dicairkan adalah sebagai berikut :

Tabel 12. Jumlah Voucher dalam Proses Perencanaan*

TA Cetak Voucher yang disebar

dan dicairkan

Voucher belum disebar

Voucher disebar tapi belum dicairkan

(a) (b) (c) (d) (e)=(b)-(c)-(d) 2010 8 992.50 4 137.00 1 322.50 3 533.00 2011 28 722.50 11 695.00 8 632.50 8 395.00

Sumber : BPK RI, 2012. Ket: *dalam juta rupiah

4. Proses verifikasi tidak mengkoreksi kembali hasil tim kajian dinas

pengusul, diantaranya terkait pengajuan voucher tahun sebelumnya

yang dicairkan tahun berikutnya, yang menyalahi prinsip tahun

anggaran. Voucher tersebut masih diloloskan/tetap ada pencairan tim

kajian dinas pengusul maupun DPKAD.

5. Adanya ketidakjelasan jalur permohonan proposal bansos. Secara

sistem penerimaan surat, permohonan bansos seharusnya melalui Biro

umum kemudian ke Biro Kesra, dan seharusnya dicatat dengan tertib

pada biro umum dan biro kesra. Pada prakteknya permohonan tidak

hanya melalu biro umum, tapi ada yang langsung ke biro kesra

sehingga tidak dapat diketahui ada berapa jumlah proposal yang

masuk.

6. Terdapat 64 organisasi yang menerima hibah berulang dalam dua

tahun anggaran, 44 organisasi diantaranya mendapatkan hibah secara

berulang tanpa ada ketetapan apapun yang mengikatnya, hanya

berdasarkan penetapan TAPD.

Hal-hal tersebut diatas bertentangan dengan ketentuan yang

mengharuskan hibah bersifat tidak wajib dan tidak mengikat secara terus

Page 162: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

128  

menurus (Permendagri Nomer 59 tahun 2007 tentang perubahan atas

Permendagri Nomer 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah Pasal 42 ayat (4) Huruf a). Serta ketentuan yang

mengatur bahwa dalam menentukan organisasi/ lembaga penerima hibah

harus dilakukan secara selektif, akuntabel, transparan dan berkeadilan

dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah (Permendagri

Nomer 25 Tahun 2009 Tentang Pedoman penyusunan APBD tahun 2010,

Lampiran (7) huruf b).

c. Penetapan pemberian hibah TA 2011 belum sepenuhnya berbasis

proposal.

1. Hasil pemeriksaan BPK atas 174 organisasi yang menerima hibah TA

2010,terdapat hanya 18 proposal (16 proposal usulan dan 2 proposal

pencairan), sedangkan untuk TA 2011 terdapat 237 organisasi

penerima hibah namun hanya ada 134 proposal (74 proposal usulan

dan 60 proposal pencairan), dan peranan proposal pencairan pun tidak

wajar peranannya karena tidak menjelaskan keterkaitan dengan

proposal usulan, keberadaan proposal pencairan tidak menjadi

pegangan tim kajian SKPD untuk melakukan pengkajian, monitoring,

dan evaluasi pertanggungjawabannya, hanya sebatas kelengkapan

dokumen saja.

Hal tersebut tidak sesuai dengan PerGub Nomer 32 Tahun 2009 dan

Nomer 19 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan APBD TA 2010

dan 2011, Lampiran Kelompok Belanja Tidak Langsung Hibah, yaitu

harus memenuhi persyaratan administrasi terkait dengan aspek

penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban, harus dilakukan

pengkajian oleh masing-masing SKPD terkait, serta dilarang untuk

menggunakan uang hibah diluar peruntukannya.

Sedangkan dalam tahap pelaksanaan anggaran ditemukan beberapa

hal berikut ini:

a. Realisasi bansos dari pemerintah Provinsi Banten selama tahun anggaran

2011 tidak seluruhnya dikonfirmasi oleh penerima Bansos.

Page 163: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

129  

1. Uji petik lapangan dengan wawancara langsung yang dilakukan BPK

RI terhadap 24 organisasi penerima bansos 652 juta rupiah,

mengungkapkan bahwa 10 organisasi ( 287.5 juta rupiah) atau 44.09

persen menerima sesuai pencairan yang ada di DPKAD, 8 organisasi

(193.5 juta rupiah) atau 29.67 persen tidak pernah menerima sesuai

pencairan yang ada di DPKAD, dan sebanyak 6 organisasi hanya

menerima sebagian (45 juta rupiah) dibanding yang ada di DPKAD

(171 juta rupiah) atau terdapat selisih senilai 126 juta rupiah tidak

jelas realisasinya.

2. Selain itu BPK RI juga mengirimkan surat konfirmasi sebanyak 4562

surat permintaan konfirmasi kepada penerima bansos kepada

penerima bansos TA 2010 senilai 35 670.75 juta rupiah, TA 2011

senilai 58 611.65 juta rupiah. Sampai dengan 10 maret 2012 BPK RI

mendapat jawaban konfirmasi sebanyak 1414 surat atau 31 persen

dari total jumlah konfirmasi dan 371 surat kembali karena beberapa

alasan salah satunya adalah alamat tidak diketahui keberadaannya.

Sedangkan surat yang diterima mengungkapkan 988 penerima bansos

( 19 483.88 juta rupiah) atau 69 persen menyatakan menerima sesuai

pencairan DPKAD, 340 penerima bansos (6 502 juta rupiah) atau 23

persen tidak pernah menerima sesuai pencairan DPKAD, dan 86

penerima bansos hanya menerima sebagian yaitu 1 063.02 juta

rupiah, dibandingkan jumlah pencairan di DPKAD adalah 2 074.75

juta rupiah sehingga selisihnya tidak jelas realisasinya.

Hal tersebut tidak sesuai dengan PP Nomer 58 tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 65, dalam pelaksanaan pembayaran

kuasa Badan Usaha Daerah (BUD) meneliti kelengkapan perintah

pembayaran yang diterbitkan oleh pengguna anggaran, menguji

kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBD yang tercantum dalam

perintah pembayaran. Permendagri Nomer 25 tahun 1999 dan Nomer 19

Tahun 2010 beserta lampirannya tentang pedoman penyusunan APBD TA

2010 dan 2011, dimana pemberian bansos kepada organisasi

Page 164: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

130  

kemasyarakatan dalam bentuk uang dilakukan dengan cara transfer

melalui rekening atas nama penerima bantuan.

b. Dugaan penyaluran dana hibah bansos ke beberapa lembaga fiktif dan

berlamat sama. Berdasarkan Uji petik terhadap 30 persen dari total

lembaga penerima hibah:

1. ICW menemukan beberapa lembaga fiktif dan berlamat sama dalam

penyaluran hibah di Provinsi Banten, lembaga-lembaga tersebut

disajikan pada tabel 13 dan 14. Untuk lembaga fiktif misalnya Forum

Pengembangan Usaha Mikro, alamat lembaga tersebut memang ada,

namun ternyata berupa rumah tempat tinggal, pemilik rumah

menegaskan tidak ada lembaga yang beralamat dirumahnya, dan

pemilik rumah memang orang tua dari nama yang tercantum sebagai

penerima hibah. Anak pemilik rumah ternyata bekerja sebagai tenaga

honorer di kantor walikota Tanggerang Selatan, dan pernah menjadi

tim sukses adik ipar Gubernur dalam pilkada Tanggerang Selatan.

Hasil penelusuran ICW terdapat sepuluh lembaga fiktif dengan

alokasi anggaran sebesar 4.5 miliar rupiah.

Tabel 13. Lembaga Fiktif Penerima Dana Hibah.

NO NAMA LEMBAGA ALAMAT JUMLAH (Rupiah)

1 Bantuan non muslim untuk umat Konghucu

Jl. Sukahati 2 Kelurahan Sukasari Kota Tangerang

100 000 000.00

2 Forum Pengembangan Ekonomi Syari’ah dan SDA

Jl. Blok Malang No. 91 Kel Poris Plawad Cipondoh Kota Tangerang

350 000 000.00

3 Lembaga Riset Banten Jl. Raya Binong Kec. Curug Kab. Tangerang

400 000 000.00

4 Lembaga Kajian Publik dan Otonomi Daerah

Kp. Pasir Gadung Kec. Cikupa Kab. Tangerang

350 000 000.00

Page 165: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

131  

NO NAMA LEMBAGA ALAMAT JUMLAH (Rupiah)

5 Yayasan Haji Amintadiredja

Jl. Empu Sendok Raya No.37 Cibodas Baru Kota Tangerang

1 500 000 000.00

6 Forum Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pendidikan

Kp. Cibareng Ds. Mekarbaru Kec. Mekarbaru Kab. Tangerang

400 000 000.00

7 Forum Study Advokasi Buruh

Jl. Raya Kresek Kp. Sondol Ds. Kemuning Kec. Kresek

350 000 000.00

8 Forum Lingkungan Hidup

Jl. Raya Pekayon Ds.Jatiwaringin Kec. Mauk Kab. Tangerang

350 000 000.00

9 Forum Pengembangan Usaha Mikro

Jl. Manunggal V Prigi Baru Pondok Aren Tangsel

350 000 000.00

10 Lembaga Pemuda dan Masyarakat Anti Narkoba

Kp. Utan Pondok Aren Tangerang Selatan

350 000 000.00

TOTAL 4 500 000 000.00 Sumber: ICW, 2012.

2. Dalam daftar penerima hibah terdapat juga alamat yang tidak jelas,

setidaknya ditemukan delapan penerima hibah yang memiliki alamat

jalan Brigjend KH Syam’un No.5 Kota Serang, dan empat lembaga yang

memiliki alamat Jalan Syekh Nawawi Albantani Palima Serang. Keduabelas

lembaga tersebut menerima alokasi hibah sebesar 28.9 miliyar rupiah.

Tabel 14. Lembaga Penerima Hibah yang Memiliki Alamat Sama.

No Nama Lembaga Alamat Alokasi (Rupiah) 1 PKK Provinsi Banten Jl.Brigjend KH Syam’un

No.5 Kota Serang 900 000 000.00

2 Dharma Wanita Provinsi Banten

Jl.Brigjend KH Syam’un No.5 Kota Serang

900 000 000.00

3 PHBI Jl.Brigjend KH Syam’un No.5 Kota Serang

7 200 000 000.00

4 PHBN/PHBD Jl.Brigjend KH Syam’un No.5 Kota Serang

2 000 000 000.00

5 TPHD/Umroh Jl.Brigjend KH Syam’un No.5 Kota Serang

7 500 000 000.00

(lanjutan)

Page 166: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

132  

No Nama Lembaga Alamat Alokasi (Rupiah)

6 Safari Ramadhan Jl.Brigjend KH Syam’un No.5 Kota Serang

3 600 000 000.00

7 Seba Baduy Jl.Brigjend KH Syam’un No.5 Kota Serang

250 000 000.00

8 TP UKS Jl.Brigjend KH Syam’un No.5 Kota Serang

200 000 000.00

9 Panitia Harganas XVII & DBBGRM

Jl.Syekh Nawawi Albantani Palima Serang

300 000 000.00

10 Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat

Jl.Syekh Nawawi Albantani Palima Serang

100 000 000.00

11 Komisi Penanggulangan Aids Banten

Jl.Syekh Nawawi Albantani Palima Serang

600 000 000.00

12 Lembaga Kerjasama Tripartit

Jl.Syekh Nawawi Albantani Palima Serang

5 400 000 000.00

TOTAL 28 950 000 000.00

Sumber: ICW,2012.

c. Dugaan Dana hibah dan bansos Provinsi Banten tahun 2011 banyak

mengalir kepada lembaga yang dipimpin keluarga atau orang yang

memiliki afiliasi politik dengan gubernur. Berdasarkan uji petik terhadap

30 persen dari total lembaga penerima hibah lembaga-lembaga yang

dipimpin keluarga Gubernur dapat dilihat di tabel 15.

Tabel 15. Daftar Aliran Dana ke Lembaga yang dipimpin Keluarga Gubernur.

No

Nama Organisasi

Hubungan Organisasi

dengan Gubernur Anggaran (Rupiah)

1

Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) prov. Banten

Ketua : adik tiri-ipar Gubernur

1 850 000 000.00

2

Tagana Banten

Ketua : anak Gubernur

1 750 000 000.00

3

Palang Merah Indonesia (PMI) Banten

Ketua : adik perempuan Gubernur

900 000 000.00

(lanjutan)

Page 167: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

133  

No

Nama Organisasi

Hubungan Organisasi dengan Gubernur

Anggaran (Rupiah)

4

PW GP Ansor Bendahara : anak Gubernur

550 000 000.00

5

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Banten

Ketua: politisi Golkar/Partai Incumbent

15 000 000 000.00

6 Himpunan Pendidik dan Tenaga Kerja Kependidikan Usia Dini (Himpaudi) Banten

Ketua : menantu Gubernur

3 500 000 000.00

7

Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A)

Ketua: menantu Gubernur

1 500 000 000.00

8

Gerakan Kewirausahaan Keluarga Sejahtera (GWKS)

Ketua : adik perempuan Gubernur

700 000 000.00

9

Karang Taruna

Ketua : anak Gubernur 1 500 000 000.00

10

Dewan kerajinan nasional daerah (DEKRANAS)

Ketua : suami Gubernur

750 000 000.00

11

Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil)

Ketua : adik perempuan Gubernur

200 000 000.00

12

Forum PBB (Paguyuban Banten Bersatu)

Ketua : adik perempuan Gubernur

500 000 000.00

13

IMI Banten

Ketua : adik Gubernur

200 000 000.00

14

Koalisi Politisi Perempuan Indonesia

Ketua: adik perempuan Gubernur

200 000 000.00

15

Gerakan Pemuda Ansor Kota Tangsel

Ketua : menantu Gubernur

400 000 000.00

TOTAL 29 500 000 000.00

Sumber : ICW,2012.

(lanjutan)

Page 168: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

134  

d. Ada lembaga yang tidak menerima dana hibah sesuai dengan pagu yang

telah ditetapkan oleh pemerintah Provinsi Banten. Sebagai contoh,

lembaga kajian sosial politik (laksospol) Kabupaten Pandeglang. Dalam

daftar DPKAD lembaga tersebut menerima hibah 500 juta rupiah, namun

dalam surat pernyataan Laksospol, mereka hanya menerima hibah dari

provinsi 35 juta rupiah, begitu juga dengan Lembaga Kajian Ekonomi

Banten alokasi dalam daftar DPKAD sebesar 500 juta rupiah, namun

jumlah dana yang diterima hanya 35 juta rupiah.

Kemudian pada tahap akhir, yaitu tahap pertanggungjawaban

anggaran ditemukan beberapa hal berikut ini:

a. Sistem monitoring terhadap dana hibah dan bansos belum memadai.

1. Pemberian hibah dan bansos Provinsi Banten TA 2010 dan 2011

belum diikuti peraturan Gubernur sesuai amanat Permendagri No.13

Tahun 2006 yang menyatakan Tata cara pemberian dan

pertanggungjawaban pemberian subsidi, hibah, bansos, dan bantuan

keuangan ditetapkan mekanisme monitoring dalam peraturan kepala

daerah, Untuk belanja Hibah tahun 2012 sudah ada peraturannya

yaitu Pergub No.27 Tahun 2011 tentang pengelolaan pemberian dana

hibah dan bansos, namun aturan terkait hibah bansos sangat longgar

terutama terkait dengan mekanisme pertanggungjawaban, peraturan

ini belum mengatur sanksi atas ketidakpatuhan dan penyimpangan

penggunaan dana hibah tersebut.

3. Ketentuan mengenai laporan pertanggungjawaban yang ada di NPHD,

dimana penerima hibah wajib melaporkan kepada pemberi hibah

setiap tiga bulan, namun tidak ada mekanisme monitoring dan

evaluasi atas pelaksanaan dan pertanggungjawaban oleh pemprov

Banten selaku pemberi hibah.

4. Pemberi hibah mempunyai hak memantau dan mengawasi

pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dengan uang hibah, namun hal ini

tidak dijalankan karena tidak diikuti pemberian kewenangan kepada

SKPD untuk melakukan pemantauan dan pengawasan atas belanja

hibah.

Page 169: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

135  

5. Pihak-pihak yang terlibat langsung dalam pemberian hibah merasa

tidak memiliki kewajiban melakukan monitoring terhadap

pelaksanaan hibah dan evaluasi terhadap laporan hibah.

6. Tidak pernah ada aktivitas monitoring pertanggungjawaban atas

pemberian bansos.

b. Pemberian hibah kepada instansi vertikal belum sepenuhnya diikuti

dengan pengesahan sebagai dasar pencatatan oleh penerima hibah dan

dukungan pelaporan oleh pemerintah Provinsi Banten kepeda

Kemendagri dan Kemenkeu.

1. Permendagri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah dan perubahannya menyatakan bahwa belanja

hibah wajib dilaporkan pemerintah daerah kepada Menteri dalam

Negri dan Mentri Keuangan setiap akhir tahun anggaran.

2. BPK RI melakukan konfirmasi dengan uji petik kepada Kantor

Wilayah Direktorat jenderal Pembendaharaan Provinsi Banten

mengenai kepatuhan instansi vertikal penerima hibah yang berada di

wilayah kota Serang.

Tabel 16. Kepatuhan Instansi Vertikal Kota Serang. No Instansi

Vertikal Nilai hibah

dari Pemprov Banten*

TA Penerimaa

n Hibah

No Surat Pelaporan

Nomor Surat Pengesahan

Provinsi

1 Kepolisian Negara RI Daerah Banten

13 925.00 2010/11 Ada Ada

2 Badan Pusat Statistik Provinsi Banten

1 100.00 2010/11 Ada Ada

3 KPU Provinsi Banten

132 072.71 2010/11 Tidak ada Tidak ada

4 Kanwil Hukum dan Ham

300.00 2011 Tidak ada Tidak ada

5 Korem 064/MY

1 015.00 2010/11 Tidak ada Tidak ada

6 Danianal TNI AL Banten

35.00 2011 Tidak ada Tidak ada

7 Komisi Informasi

1 000.00 2011 Tidak ada Tidak ada

Ket: *)dalam juta rupiah, Sumber : BPK RI 2012, 2012 (diolah).

Page 170: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

136  

Hasilnya adalah dari tujuh instansi vertikal yang menerima

hibah sejak tahun 2010 sampai dengan 2011, hanya dua yang

melaporkan hibah yang diterimanya , sedangkan ada lima instansi

yang tidak melaporkan dan meminta pengesahan atas hibah yang

diterimanya sehingga instansi-instansi tersebut tidak mencatat atau

melakukan rekonsiliasi penerimaan hibahnya dengan laporan

keuangan kementrian/lembaganya.

Hal ini memperlihatkan tidak adanya akuntabilitas pemberian

hibah dari pemda ke instansi vertikal, karena tidak tercatatnya

penerimaan hibah tersebut pada laporan keuangan kementrian atau

lembaga penerima hibah.

c. Sebanyak 92 Organisasi penerima hibah uang tahun anggaran 2010 dan

2011 dari pemprov Banten belum menyampaikan laporan

pertanggungjawaban kepada pemerintah Provinsi Banten sebesar 68

298.59 juta rupiah.

1. Pengujian BPK RI atas kepatuhan penyampaian laporan

pertanggungjawaban dan pendukungnya, masih terdapat organisasi

penerima hibah yang belum menyampaikan pertanggungjawaban

sesuai ketentuan. Pada TA 2010, pemprov Banten telah

merealisasikan sebesar 92 374.99 juta rupiah belanja hibah kepada

174 lembaga /organisasi. Dari jumlah tersebut sebanyak 121

Organisasi (69.54 persen) dengan nilai realisasi penerimaan hibah

sebesar 80 707.85 juta rupiah menyampaikan laporan

pertanggungjawabannya. Sedangkan sisanya sebanyak 53 organisasi

dengan nilai hibah 56 599.50 juta rupiah belum menyampaikan LPJ.

Untuk TA 2011, terdapat 237 lembaga/organisasi penerima hibah

dengan nilai realisasi sebesar 351 478.07 juta rupiah, dari total itu

yang menyampaikan LPJ-nya adalah 198 Organisasi (83.54 persen)

dengan nilai realisasi 294 878.97 juta rupiah, sedangkan sisanya

sebanyak 39 organisasi dengan nilai hibah 56 599.09 juta rupiah

belum menyampaikan LPJ.

Page 171: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

137  

Pergub Provinsi Banten yang berkaitan dengan pertanggungjawaban

menyatakan :

Tabel 17. Normatif Pertanggungjawaban Hibah Bansos.

No Penerima Hibah Pertanggungjawaban Keterangan

1. Instansi Vertikal dan Organisasi Semi Pemerintah.

Laporan realisasi penggunaan dana, bukti-bukti lainnya yang sah sesuai NPHD dan peraturan perundang-undangan lainnya.

Pelaksanaan belanja hibah instansi vertikal wajib dilaporkan kepada Menteri dalam negeri u.p Direktur Jenderal Bina Administrasi keuangan daerah dan Menteri Keuangan setelah tahun anggaran berakhir.

2. Organisasi Non Pemerintah (Ormas, LSM) dan Masyarakat.

Bukti tanda terima uang, laporan realisasi penggunaan, dan bukti-bukti lainnya,

Penerima bertanggungjawab atas penggunaan dan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Gubernur melalui SKPD terkait.

Sumber: Pergub No.32 tahun 2009 dan Pergub No.19 tahun 2011, tentang Pedoman Pelaksanaan APBD Provinsi Banten TA 2010 dan 2011, 2012(diolah).

Selain itu, NPHD masing-masing penerima hibah intinya berisi

kewajiban penerima hibah untuk menyampaikan laporan keuangan dan

laporan pelaksanaan kegiatan setiap 3 bulan kepada pemberi hibah.

Hal-hal diatas mengakibatkan APBD yang dikeluarkan pemprov

Banten untuk belanja hibah sebesar 68 298.59 juta rupiah tidak dapat

dipastikan subtansi penggunaannya, dan berisiko digunakan tidak sesuai

dengan tujuan penerima hibah.

Data-data yang diperoleh dari BPK RI dan ICW ini menurut hasil

konfirmasi pada pihak eksekutif dan legislatif, menyatakan bahwa hal

tersebut disebabkan ketidaktahuan para penerima bansos dan hibah, karena

munculnya peraturan baru yaitu Permendagri 39 tahun 2012 yang merevisi

Permendagri 32 tahun 2011, yang mewajibkan adanya laporan pertanggung

Page 172: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

138  

jawaban dari para penerima hibah dan bansos yang tidak diatur pada

Permendagri sebelumnya, akibat ketidaktahuan masyarakat pada peraturan

yang baru maka persoalan administrasi ini belum terselesaikan154.

Namun salah seorang informan mengungkapkan adanya temuan-

temuan tersebut bukan hanya disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat,

tapi juga karena adanya skenario besar di balik itu155. Walaupun demikian

data-data yang diuraikan di atas setidaknya menjadi sinyalemen kuat adanya

dugaan penyalahgunaan anggaran, seharusnya ada tindaklanjut baik oleh

DPRD maupun oleh aparat penegak hukum (kepolisian, kejaksaan atau

Komisi Pemberantasan Korupsi /KPK).

Tabel 18. Rekapitulasi Hasil Temuan Pada Proses Pengelolaan Dana Bansos Hibah yang bersumber dari APBD Provinsi Banten Tahun 2011.

Temuan Keterangan Tidak sesuai dengan

Tahap Penganggaran

Tolak ukur penganggaran tidak jelas.

Tidak mengacu prinsip anggaran berbasis kinerja dan money follow function Bapeda dalam menyusun anggaran hibah bansos bersifat indikatif dan akumulatif yang tidak bisa dijelaskan spesifikasinya. Perubahan besaran nilai hibah dan bansos mengikuti dinamika pembahasan banggar DPRD dan TAPD dari kesepakatan KUA/PPAS sampai dengan pembahasan Raperda APBD berpegang pada estimasi PAD dan besaran belanja langsung yang di upayakan diatas 50 persen dari total belanja daerah (rumusan yang pasti belum ada).

Permendagri Nomer 13 Tahun 2006 dan perubahannya tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

                                                            154 Konfirmasi kepada Bapak Aeng Khaerudin (Ketua DPRD) dan Bapak Gandung (Itjen Pemda) dalam acara “Setelah BPK datanglah KPK “ yang diadakan oleh Forum Diskusi Wartawan Harian (FWDH) Banten 19/06/12. 155 Informan adalah salah satu anggota DPRD Provinsi Banten.

Page 173: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

139  

Temuan (penganggaran) Keterangan Tidak sesuai dengan

Mekanisme verifikasi penerima hibah bansos tidak punya kriteria jelas.

proses pengkajian hanya sebatas uji formil kelengkapan dokumen administrasi proposal dan rencana anggaran biaya tanpa melakukan uji materiil terkait eksistensi lembaga/organisasi penerima hibah dan bantuan sosial. Tidak ada aturan jelas mengenai besaran nilai yang dapat diberikan kepada organisasi/lembaga kemasyarakatan, hanya mengacu pada ketentuan mempertimbangkan kemampuan daerah. Terdapat dokumen permohonan yang sebelumnya disampaikan melalui jalur pimpinan sehingga sifatnya prioritas. Proses verifikasi tidak mengkoreksi kembali hasil tim kajian dinas pengusul. Adanya ketidakjelasan jalur permohonan proposal bansos. Terdapat 64 organisasi yang menerima hibah berulang dalam dua tahun anggaran, 44 organisasi diantaranya mendapatkan hibah secara berulang tanpa ada ketetapan apapun yang mengikatnya, hanya berdasarkan penetapan TAPD.

Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan perubahannya tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Permendagri Nomer 25 Tahun 2009 Tentang Pedoman penyusunan APBD tahun 2010, Lampiran (7) huruf b.

Tidak sepenuhnya berbasis proposal.

Dari 174 organisasi yang menerima hibah TA 2010, terdapat 18 proposal (16 proposal usulan dan 2 proposal pencairan), sedangkan untuk TA 2011 Dari 237 organisasi hanya terdapat 134 proposal (74 proposal usulan dan 60 proposal pencairan), Peranan proposal pencairan tidak menjelaskan keterkaitan dengan proposal usulan, keberadaan proposal pencairan tidak menjadi pegangan tim kajian SKPD.

PerGub Nomer 32 Tahun 2009 dan Nomor 19 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan APBD TA 2010 dan 2011

(lanjutan)

Page 174: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

140  

Temuan Keterangan Tidak sesuai dengan

Tahap Pelaksanaan

Hasil konfirmasi oleh BPK RI tidak seluruhnya dijawab oleh penerima bansos.

Dari surat konfirmasi yang dikirim BPK RI sebanyak 1562 surat permintaan konfirmasi, Surat balasan mengungkapkan 988 menyatakan menerima sesuai pencairan, 340 penerima bansos tidak pernah menerima sesuai pencairan, 86 penerima bansos hanya menerima sebagian. Dan 371 surat kembali dengan salah satu alasan tidak diketahui keberadaannya.

PP No.58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Para pelaku dapat terjerat hukum Tindak Pidana Korupsi.

Terdapat penyaluran dana hibah kepada beberapa lembaga fiktif dan berlamat sama.

Hasil uji petik ICW dari 30 persen Penerima Hibah Bansos Hasil sepuluh lembaga fiktif dengan alokasi anggaran sebesar 4.5 miliar rupiah. Ada dua belas lembaga yang beralamat sama, menerima alokasi hibah sebesar 28.9 miliar rupiah.

PP No.58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Para pelaku dapat terjerat hukum Tindak Pidana Korupsi.

Terdapat dana hibah yang banyak mengalir kepada lembaga yang dipimpin keluarga atau orang yang memiliki afiliasi politik dengan Gubernur.

Berdasarkan berdasarkan uji petik terhadap 30 persen penerima hibah oleh ICW, dana hibah yang masuk ke lembaga yang dipimpin oleh keluarga Gubernur sebesar 29.5 miliar rupiah.

Adanya resiko dana hibah digunakan tidak sesuai peruntukannya.

Terdapat lembaga yang tidak menerima dana hibah bansos sesuai dengan pagu yang telah ditetapkan oleh pemerintah provinsi Banten.

Salah satunya lembaga kajian sosial politik (laksospol) Kabupaten Pandeglang. Dalam daftar DPKAD lembaga tersebut menerima hibah 500 juta rupiah, namun dalam surat pernyataan Laksospol, mereka hanya menerima hibah dari provinsi 35 juta rupiah.

PP No.58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Para pelaku dapat terjerat hukum Tindak Pidana Korupsi

Tahap Pertanggungjawaban

Sistem monitoring tidak memadai.

Pemberian hibah dan bansos provinsi Banten TA 2010 dan 2011 belum diikuti peraturan Gubernur, untuk tahun 2012 sudah ada namun tidak ada sanksi atas ketidakpatuhan prtanggungjawaban. Tidak ada mekanisme monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan dan pertanggungjawaban oleh pemprov Banten selaku pemberi hibah dan Bansos.

Permendagri No.13 Tahun 2006 yang menyatakan Tata cara pemberian dan pertanggungjawaban pemberian subsidi, hibah, bansos, dan bantuan keuangan ditetapkan mekanisme monitoring dalam peraturan kepala daerah

(lanjutan)

Page 175: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

141  

Temuan (pertanggungjawaban)

Keterangan Tidak sesuai dengan

Pemberian hibah kepada instansi vertikal belum sepenuhnya diikuti dengan pengesahan sebagai dasar pencatatan oleh penerima hibah, dan pendukung laporan pemerintah provinsi Banten kepada Kemendagri dan Kemenkeu.

Hasil uji petik BPK RI di Kantor Wilayah Direktorat jenderal Pembendaharaan Provinsi Banten, dari 7 instansi vertikal hanya ada 2 yang melaporkan dan meminta pengesahan atas hibah yang diterima.

Permendagri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan perubahannya menyatakan bahwa belanja hibah wajib dilaporkan pemerintah daerah kepada Menteri dalam Negri dan Mentri Keuangan setiap akhir tahun anggaran.

Terdapat banyak penerima hibah yang belum menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada pemerintah provinsi Banten.

Total Organisasi penerima hibah yang belum menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada pemerintah provinsi Banten pada TA 2010 dan 2011 adalah 92 organisasi senilai Rp 68 298.59 juta rupiah..

PerGub No.32 tahun 2009 PerGub No.19 tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan APBD TA 2010 dan 2011

Sumber: BPK RI 2012, ICW 2011, 2012 (diolah).

Dari berbagai data yang diperoleh dan hasil wawancara mendalam

dapat disusun alur mekanisme dugaan korupsi APBD dana hibah dan bansos

Provinsi Banten pada gambar 20. Gambar ini menunjukan bahwa terjadi

kelemahan-kelemahan dalam tahap perencanaan seperti tidak adanya tolak

ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme verifikasi, bahkan ada

penyaluran yang diberikan tanpa berbasis proposal.

Kemudian pada tahap pelaksanaan, APBD dana hibah dan bansos

disalurkan kepada lembaga/organisasi yang dibagi menjadi dua kategori,

yaitu kepada lembaga/organisasi yang dipimpin keluarga/kerabat Gubernur

dan lembaga/organisasi masyarakat lainnya. Keluarga/kerabat Gubernur yang

memimpin lembaga/organisasi yang diberi dana hibah bansos juga memiliki

badan-badan usaha yang memberikan kontribusi dalam dana kampanye,

sehingga menimbulkan dugaan bahwa sebagian kecil dari dana hibah bansos

yang diterima bisa diputar kembali untuk dana sumbangan kampanye.

Dugaan yang kedua adalah dana hibah dan bansos bisa langsung

digunakan sebagai dana taktis untuk membiyai aktivitas politik dengan dalih

(lanjutan)

Page 176: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

142  

diber

sehin

Sumb

Gam

masy

P

Tolak Umekan

Jelas, tid

rikan kepad

ngga mudah

ber : BPK R

mbar 20. MeHib

Sedangk

yarakat juga

PERENCANADANA HIB

BANSUkur Pengangganisme verifikasidak sepenuhnya

proposal. 

Modus : Duglembag

keluargamenimbulkan

tidak sesu

Pa

Basw

keluG

Bsw

da lembaga/

h direkayasa

RI, ICW, KP

ekanisme Dbah dan Ban

kan penyalu

a bisa dijad

AAN APBDBAH DAN SOSaran dan i Tidak a berbasis

PenyalLembag

keluarGu

gaan penyaluranga yang dipimpa/kerabat Gubern resiko dana diuai peruntukann

asangan calon

adan usaha wasta milik uarga/kerabatGubernur

Badan usahawasta lainny

/organisasi

a secara adm

PUD, dan h

Dugaan Kornsos .

uran dana hi

dikan dana t

D PELAAPBHIB

B

luran kepada ga/Organisasrga/kerabat ubernur n kepada pin rnur igunakan nya.

n

t

a a

yang dikua

ministratif.

hasil wawan

rupsi APBD

ibah bansos

taktis untuk

AKSANAANBD DANA BAH DAN BANSOS

si P

Le

DANA T

Dana untukaktivitas Politik

Mopol

asai lingkar

ncara, 2012

D dalam P

s kepada le

k membiaya

N PE

H

Ti

p

per

Penyaluran kembaga/Org

masyarak

penberasama

mekecil

TAKTIS

k

oney litics

ran kelompo

(diolah).

Pengelolaan

mbaga/orga

ai aktivitas p

ERTANGGUJAWABAN

HIBAH DANBANSOS

idak ada mekandan evaluasi pe

pertanggungjawsanksi kete

rtanggungjawabbelum menya

kepada anisasi at.

Modus : Dugaanyaluran kepadaalamat tidak jela. Dugaan Adan

enerima nilai hibl dari nilai pagu

Untuk KepPribadi/ke

oknya,

n Dana

anisasi

politik

UNGN N

nisme monitorinelaksanaan dan

waban, Tidak aderlambatan ban, Banyak yampaikan LPJ.

an Banyaknya a lembaga fiktifas, dan beralamnya lembaga yabah bansos lebiu yang ditentuk

pentingan elompok

ng

da

ang

f , mat ang ih

kan.

Page 177: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

143  

maupun kepentingan pribadi/kelompok yang lain, caranya dengan

merekayasa lembaga/organisasi yang diberi dana hibah dan bansos (lembaga

fiktif, alamat tidak jelas, alamat sama) atau juga dengan cara disalurkan

kepada masyarakat namun jumlahnya jauh lebih kecil dari nilai pagu

anggaran yang ditentukan. Dana hibah bansos yang menjadi dana taktis ini

kemudian digunakan dalam membiayai aktivitas politik salah satunya adalah

untuk melakukan money poltics

Sedangkan pada tahap pertanggungjawaban juga tidak ada peraturan

tegas yang mengatur sanksi keterlambatan penyampaian LPJ, bahkan tidak

dilakukan mekanisme monitoring pelaksanaan dan evaluasi

pertanggungjawaban.

Dari hasil temuan wawancara dan penelusuran data di atas dapat

ditarik kesimpulan:

1. Sejak awal Pemerintah Provinsi Banten belum memberikan informasi

mengenai syarat dan prosedur pengajuan hibah bansos melalui media

informasi yang jangkauannya luas, hanya kelompok tertentu yang

memiliki akses informasi yang mengetahuinya. Dana hibah bansos diduga

digunakan sebagai dana taktis bagi incumbent, sebagai salah satu sumber

pembiayaan untuk melakukan money politics dalam pilkada.

2. Proses perencanaan anggaran dana bansos hibah bersifat tertutup dan

tidak transparan. Peraturan dan mekanisme dalam pelaksanaan

penganggaran dibuat tidak jelas, semua sangat bersifat fleksibel, dapat

disesuaikan dengan kebutuhan para pemburu rente anggaran. Peraturan

yang sengaja dibuat tidak tegas mengakibatkan proses penganggaran yang

berantakan, proses verifikasi hanyalah formalitas dokumen administrasi

proposal dan rencana anggaran biaya, tidak ada uji materiil terkait

kegiatan-kegiatan organisasi atau lembaga calon penerima hibah, bahkan

formalitas dokumen proposal yang merupakan pegangan bagi tim kajian

SKPD pengusul dalam melakukan pengkajian, monitoring, dan evaluasi

pertanggungjawaban pun banyak yang tidak lengkap bahkan tidak ada.

Keputusan dalam penganggaran Bansos Hibah semata-mata berada dalam

Page 178: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

144  

kewenangan TAPD dan Gubernur dan sangat beresiko digunakan diluar

peruntukannya.

3. Pada tahap pelaksanaan inilah menjadi ajang pengerukan anggaran, yang

sejak awal dirancang pada tahap penganggaran, pada tahap ini masyarakat

yang dikorbankan, karena terjadi pembelokan tujuan awal dana hibah dan

bansos, yaitu untuk menyejahterakan masyarakat sebagaimana substansi

Permendagri 32 tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan

Bansos, yang akhirnya dialokasikan untuk kepentingan para pemburu

rente anggaran, salah satunyauntuk membiayai aktivitas politik mereka.

4. Pada tahap akhir, yaitu pertanggungjawaban dana hibah bansos yang

harus dilaporkan penerima hibah, adalah hal yang sangat wajar apabila

banyak LPJ yang belum diterima oleh pemerintah provinsi Banten, karena

memang banyak penerima hibah bansos itu tidak menerima hibah bansos

sesuai yang tercatat pada nilai Pagu Provinsi Banten, hal itu juga terjadi

karena tidak adanya kegiatan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan

dan pertanggungjawaban oleh pemprov Banten, disertai pula tidak adanya

peraturan terkait pemberian sanksi atas ketidakpatuhan

pertanggungjawaban. Diluar itu LPJ tidak mungkin akan diterima apabila

lembaga yang menerima adalah fiktif, atau hanya rekayasa para pemburu

rente anggaran

5.1.3 Mekanisme Perburuan Rente dalam Dugaan Korupsi pada Proyek-Proyek APBD Provinsi Banten.

Provinsi Banten tidak dapat dilepaskan dari isu dominasi kelompok

tertentu pada hampir semua proyek APBD. Isu ini yang banyak terangkat

kepermukaan seiring bermunculannya berbagai elemen kritis di Banten yang

menyoroti sepak terjang sang penguasa Banten. Menurut salah seorang

informan ada tiga orang Gubernur yang berkuasa di Banten, yaitu Gubernur

Formal, Gubernur Malam, dan Gubernur Jendral. Sang Gubernur Jendral

adalah Gubernur sesungguhnya yang berkuasa di Banten (kini sudah wafat)

adalah dalang yang bermain di belakang layar, Gubernur Malam adalah

Gubernur Informal yang menguasai hampir semua proyek APBD.

Page 179: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

145  

Gubernur Formal dan Gubernur Malam berkerjasama dengan

lingkaran kelompoknya untuk mengeruk rente yang sebesar-besarnya bagi

mereka, memanfaatkan sumber ekonomi APBD, menciptakan inefisiensi

anggaran pemerintah demi kepentingan mereka. Tidak hanya itu untuk

mempermudah memperoleh rente yang sebesar-besarnya mereka memperluas

tangan-tangan kekuasaan mereka melalui kerabat dekat dan keluarga dalam

penguasaan berbagai aspek bidang kehidupan di Provinsi Banten, sehingga

mereka dikenal sebagai sebuah dinasti.

Menurut Transparency International korupsi dapat juga dipandang

sebagai prilaku tidak mematuhi prinsip “mempertahankan jarak”, artinya,

dalam pengambilan keputusan di bidang ekonomi, apakah ini dilakukan oleh

perorangan di sektor swasta atau oleh pejabat publik, hubungan pribadi atau

keluarga tidak memainkan peranan. Prinsip ini adalah landasan untuk

organisasi apapun mencapai efisiensi, apabila sekali dilanggar, maka korupsi

akan timbul.

Untuk kasus Banten, Pejabat publik sudah berprilaku tidak mematuhi

prinsip “mempertahankan jarak”, dalam mengambil keputusan di bidang

ekonomi, hubungan pribadi atau keluarga sangat memainkan peranan.

Seorang informan mengutarakan bahwa didalam sebuah pertemuan Gubernur

pernah menyampaikan “Saya akan merasa lebih nyaman bekerja dengan adik

saya, kakak saya, ipar saya”.

Dinasti keluarga kelompok pasar ini telah menguasai berbagai aspek

bidang kehidupan di Banten, hal ini tidak terlepas dari hasil kontribusi sang

gubernur jenderal. Selain berhasil memajukan salah seorang anaknya menjadi

gubernur, ia juga berhasil merancang anggota keluarganya untuk aktif terlibat

dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya (Gambar 21).

Menurut hasil wawancara kepada seorang anggota legislatif mengenai

kebenaran informasi yang didapat dari wawancara-wawancara sebelumnya

dan perkembangan opini publik mengenai adanya dinasti ini, informan ini

membenarkan mengenai keberadaan dinasti kelompok pasar yang berkuasa.

Pada awalnya kekuasaan diperoleh dari kekuatan fisik (kejawaraan),

namun ketika kekuasaan diraih maka kekuasaan cenderung pada kekuatan

Page 180: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

146  

uang. Jadi saat wafatnya Gubernur Jendral bukan ‘kekuatan fisik’ yang

diwariskan kepada Gubernur Malam (salah seorang anak dari Gubernur

Jendral) tapi ‘kekuatan uang’ yang sangat luar biasa. Agar kekuasaan ini tetap

terjaga demi mendapatkan rente yang tinggi maka masalah kejawaraan

beralih kepada kekuatan politik, kelompok ini memiliki kekuasaan uang yang

terpusat, memiliki pengalaman, dan pada akhirnya harus menguasai kekuatan

politik dengan cara mengembangkan kekuasaan politik di berbagai daerah di

Provinsi Banten melalui jaringan keluarga, bila keluarga tidak

memungkinkan maka bisa lewat relasi (orang kepercayaan).

Untuk mengembangkan kekuasaan cara yang dilakukan adalah

melalui jalur partai politik, penguasa Banten melakukan survey sebelum

pemilu legislatif 2009, untuk mengetahui perkiraan kursi yang akan diperoleh

masing-masing partai, kemudian melalui hasil survey itu mereka masuk ke

partai-partai politik itu dan membiayainya. Kelompok ini tidak hanya

bertumpu pada satu partai politik, partai politik bisa berbeda-beda yang

paling penting adalah partai politik tersebut bisa menjadi jembatan mereka

dalam melebarkan sayap kekuasaan.

Hebatnya hampir semua proyek APBD dikuasai oleh Gubernur

Malam, menurut Maman Supriyatna (Pembicara Fraksi Amanat Bintang

Keadilan/ABK) menyatakan “Ada monopoli terselubung, sehingga proyek-

proyek dan usaha-usaha lain di Banten dikerjakan oleh kelompok itu-itu saja

atau mereka sendiri yang mengerjakan tapi berbendera lain”156

Pernyataan ini didukung oleh pembenaran dari beberapa pihak terkait,

menurut salah seorang pihak akademisi Banten157, di Banten prilaku rent

seeking tercermin dari sepak terjang keluarga gubernur yang mendominasi

jabatan strategis dan menguasai sumber-sumber ekonomi, gubernur terlahir

dari keluarga pengusaha dan salah seorang saudaranya memiliki kekuatan

yang dapat mengendalikan seluruh alokasi APBD/APBN, sang saudara yang

diberi julukan gubernur malam ini adalah penguasa sesungguhnya dalam

dinasti semenjak ayahnya wafat, “Dia memiliki tangan-tangan, menggunakan                                                             156Laporan Penelitian Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Banten 2006 : Regenerasi sebuah Hagemoni Banten Institute, Loc cit, hal 8. 157 Pihak akademisi /mantan anggota staf ahli DPRD Banten, Loc.cit.

Page 181: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

147  

banyak bendera untuk proyeknya, semua proyek yang bersumber dari

anggaran daerah”.

Menurutnya lagi di Provinsi Banten anggota dewan tidak punya hak

budget, hak itu dimiliki oleh Gubernur Malam, yang kemudian Gubernur

Sumber: Data sekunder dan primer, 2012 (diolah).

Gambar 21. Penguasaan Berbagai Aspek Strategis di Provinsi Banten dalam Lingkaran Keluarga.

JABATAN EKSEKUTIF: -Gubernur Banten (anak perempuan) - Walikota Serang (Anak laki-laki) - Wakil bupati Pandeglang (istri) -Wakil bupati Serang (anak) -Walikota Tanggerang Selatan (menantu)

JABATAN LEGISLATIF: - Anggota DPR RI (Menantu/suami Gubernur) -Anggota DPD RI (cucu) -Anggota DPRD Provinsi Banten (Menantu) -Anggota DPRD Kota Serang (Istri/Ibu Tiri Gubernur) -Anggota DPRD Kota Serang (cucu menantu)

ORGANISASI BELA DIRI: -Persatuan Pendekar Persilatan dan Seni Budaya (PPPSBB). (Gubernur Jendral/mantan ketua). -Wushu Indonesia Banten(Gubernur Jendral/Mantan ketua) -Satkar Ulama Banten(Gubernur jendral/mantan Ketua)

ASOSIASI BISNIS : -Kamar Dagang dan Industri /Kadin (Gubernur Jendral/mantan ketua) -Gabunngan Pengusaha Konstruksi Nasional Indonesia (Gapesindo) Banten (Gubernur Jendral/ mantanketua) -Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi(LPJK)Nasional Indonesia Banten (Gubernur Jendral/mantan ketua). -Ketua Masyarakat agribisnis dan agroindustri Banten (Anak perempuan Gubernur Jendral/mantan ketua) -Ketua Gerakan Kewirausahaan Keluarga Sejahtera (anak)

ORGANISASI PEMUDA: -Ketua DPD KNPI Banten (Menantu) -Wakil Keta GP Ansor (cucu) -Ketua Taruna Tanggap Bencana (cucu) -Bendahara Karang taruna Banten (cucu)

ORGANISASI SOSIAL BUDAYA: -Ketua PMI Provinsi Banten (Anak Perempuan) -Ketua Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) (Istri). -Ketua Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (HIMPAUDI) Banten(cucu menantu) -Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan anak P2TP2A Banten (cucu menantu) -Ketua Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (menantu) - Ketua Koalisis Politisi Perempuan Indonesia (anak) -Ketua Dewan Kerajinan Nasional daerah (menantu) -Ketua Paguyuban Banten Bersatu (Anak)

PARTAI GOLKAR: - Ketua DPD II Partai Golkar Provinsi Banten (Menantu/suami Gubernur) -Ketua Partai Golk ar DPD II Kota Serang (Anak perempuan) -Ketua DPDII Partai Golkar Kabupaten Pandeglang (Anak perempuan). -Angkatan Muda Partai golkar (Anak laki-laki)

ORGANISASI OLAH RAGA: -Ketua Koni Serang (cucu menantu) -Ketua Persatuan Basket Seluruh Indonesia (Perbasi)(Menantu)

Page 182: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

148  

Malam berbagi rente dengan eksekutif, lalu eksekutif berbagi rente juga

dengan legislatif. Sebagai indikator adanya prilaku rent seeker yang kuat di

suatu daerah adalah dengan melihat kondisi fiskal daerah yang tinggi, namun

indikator pembangunannya rendah, dan itulah yang terjadi di Provinsi Banten

Pernyataan atas ketiadaan hak budget DPRD, diperkuat dari hasil

wawancara kepada salah seorang anggota DPRD, menurutnya secara

normatif fungsi budgeting masih dimiliki oleh DPRD, namun mereka

dikooperasi dengan proyek yang akan dibeli oleh Gubernur Malam. Karena

akan percuma apabila DPRD menyusun anggaran tapi tidak berfungsi untuk

ditransaksikan, sebagai contoh akan dibangun rumah sakit, tapi tidak ada

kolega yang menangani maka pihak DPRD tidak akan mendapatkan rente.

Salah seorang peneliti ICW158 juga mengungkapkan dalam proses

penyusunan APBD di Provinsi Banten telah dikoordinir oleh Gubernur

Malam perusahaan-perusahaan yang menangani proyek-proyek APBD.

Karakteristik daerah Banten adalah anggota DPRDnya bukan dari kalangan

pengusaha, sehingga mereka mencari rente dengan koordinasi dengan pihak

eksekutif dengan cara meloloskan proyek-proyek APBD yang diusulkan,

apabila dibandingkan dengan DPR RI banyak yang anggotanya berlatar

belakang pengusaha sehingga mereka aktif mencari rente itu sendiri dalam

proyek. Walaupun proyek-proyek APBD menggunakan proses lelang, namun

Gubernur Malam telah mengkondisikan sebelumnya, selain DPRD yang

dikondisikan, ia pun mengkondisikan pengusaha.

Menurut informan lain cara Gubernur Malam mengendalikan DPRD

adalah dengan cara membeli proyek, contohnya eksekutif ingin meloloskan

sebuah proyek pembangunan jalan dengan nilai 10 triliun, maka harus ada

kerjasama dengan DPRD. Bentuk kerjasama itu ada dua cara, pertama DPRD

minta bagian dalam proyek, kedua DPRD meminta bagian beberapa persen

dari nilai proyek tersebut. Kemudian pemerintah daerah akan bekerjasama

dengan pemborong (Gubernur malam), pemborong akan memberikan

beberapa persen kepada eksekutif, kemudian eksekutif membagikannya

kepada DPRD. Besarnya koordinasi yang diterima DPRD tergantung pada

                                                            158 Hasil wawancara peneliti ICW, 13 November 2012.

Page 183: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

149  

keterlibatannya, bagi anggota DPRD yang terlibat langsung dalam proyek

akan mendapatkan bagian yang lebih besar daripada yang tidak terlibat secara

langsung159.

Cara Gubernur Malam mengkondisikan pengusaha lain adalah dengan

cara menguasai proyek-proyek APBD/APBN di Provinsi Banten, melalui

kaki tangannya di sejumlah dinas ‘basah’ atau dinas ‘mata air’, kaki tangan-

nya itu bertugas sebagai penjaga proyek-proyek. Bagi perusahaan yang bukan

atas nama Gubernur Malam, tidak akan mendapatkan proyek bila tidak

direstui olehnya. Restu yang dimaksud adalah pengusaha harus memberikan

kompensasi kepada Gubernur Malam sebesar 20 persen sampai dengan 40

persen dari nilai proyek melalui orang terdekatnya yaitu oknum IS160.

Sebagai contoh kasus bagaimana pemburu rente anggaran beroperasi,

adalah pada dua temuan kasus lawas berikut :

1. Dugaan praktek perburuan rente pada bisnis pengadaan lahan Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) APBD TA 2008161 .

Gubernur Malam (GM) belajar dari kesuksesan sang ayah yang

berhasil menjadi penyedia lahan 60 hektare untuk Kawasan Pusat

Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B). Modusnya hampir sama, yaitu

membeli tanah dengan harga murah dan melepasnya untuk pemerintahan

provinsi Banten dengan harga yang setinggi-tingginya.

Bahkan cara GM melakukannya lebih hebat, melalui akses informasi dari

dalam yang dengan mudah ia dapatkan mengenai kawasan yang diincar untuk

dijadikan lokasi RSUD Banten. Rencana pengadaan lahan untuk RSUD

Banten adalah di Kecamatan Cipocok Jaya, seluas kurang lebih 25 397m .

Pembebasan lahan itu dilakukan pada TA 2008 dari APBD Banten, oleh

Pemprov Banten melalui dinas kesehatan.

GM sebagai pemilik modal membeli sejumlah bidang tanah dikawasan

itu, tentu saja pembelian dilakukan tidak atas namanya, namun melalui nama-

                                                            159 Hasil wawancara kepada pihak legislatif Provinsi Banten,28 November 2012. 160 Hasil wawancara dari berbagai pihak (ICW, DPRD, dan Akademisi Banten). 161 Djaroti A, Sebuah Catatan Tangan-tangan Kekuasaan Keluarga Atut, hal 10-11, tidak dipublikasikan. Hanya dicetak sebanyak 5000 eksemplar dan dibagikan kepada seluruh elemen kritis di provinsi Banten.

Page 184: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

150  

nama orang kepercayaannya. Ada tiga nama yang digunakan untuk membeli

lahan tersebut yaitu oknum DP, oknum DS, dan oknum ARD. Oknum DP dan

DS adalah kaki tangannya pada dinas-dinas terkait, sedangkan ARD adalah

orang terdekatnya.

DP membeli sebidang tanah dengan luas 2.478m dari seorang warga

Kecamatan Cipocok Jaya senilai 17 juta rupiah atau 6 900 rupiah/ m pada

tanggal 8 oktober 2007 (Akta jual beli Nomor 814/2007, ditandatangani

Camat Cipocok Jaya selaku PPAT, Heru Utomo). Pada tanggal 28 Oktober

2008, hak kepemilikan dilepaskan kepada Pemprov Banten dengan harga

yang mencengangkan Rp 1 030 848 000.00 atau Rp 416 000.00/m (surat

pelepasan hak tanah nomor 003/SPH/KEC.CPJ/III/2008 ditandatangani DP

selaku pihak yang melepaskan dan Heru Utomo selaku Camat Cipocok).

Masih dalam kasus yang sama dan modus yang sama, DS membeli tanah

dengan luas 5.214 m dengan harga Rp 52 140 000.00 atau Rp 10 000.00 m ,

oleh Pemprov Banten dihargai Rp 2 169 024 000.00 atau Rp 416 000.00/ m .

Menurut Surat Petanggungjawaban Belanja Nomor

900/keu/SPTB/775/2008 dengan nama kegiatan Pengadaan Sarana dan

Prasarana Rumah Sakit. Nama DP mendapat 6 kali kucuran dana untuk biaya

pembebasan 6 bidang lahan seluas 10 282 m atas namanya senilai Rp3 951

968 800.00. Sedangkan DS muncul 8 kali kucuran dana untuk 8 bidang lahan

seluas 16 712 m atas namanya, senilai total Rp 5 978 063 104.00, nama

ARD juga muncul penerima dana pembebasan lahan seluas 2 439 m senilai

total Rp 1 014 624.00. Praktek serupa juga diduga telah dilakukan untuk

pembebasan lahan gedung Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),

Sport Centre dan lahan Kawasan Pertanian Terpadu.

2. Dugaan rekaya tender pengadaan alat kesehatan APBD TA 2009.162

Tender pengadaaan alat-alat kesehatan di Dinas Kesehatan (Dinkes)

Provinsi Banten pada TA 2009 senilai 85 miliar rupiah diduga direkayasa.

Hal ini diungkap oleh dua pihak yaitu oleh Ade Marwansyah (Ketua

Departemen Pengembangan SDM Siklus) dan Edy Mulyanto (Area Manager                                                             162http://koranmedan.com/2009/08/, 12/6/2012.

Page 185: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

151  

Trading Cabang Tangerang PT Indofarma Tbk). Menurut Ade, dugaan bahwa

tender alat kesehatan itu direkayasa berdasarkan bocornya tiga dokumen

transaksi pembayaran uang muka kegiatan sebesar 20 persen kepada tiga

perusahaan rekanan.

“Dalam dokumen berupa surat permintaan pembayaran (SPP), surat

perintah membayar (SPM), dan berita acara pembayaran (BAP) yang terjadi

antara PT Profesional Indonesia Lantera Raga, P.T. Dini Contractor, dan

P.T. Kidemang Putra Prima dengan Dinas Kesehatan Pemprov Banten itu

terjadi pada 20 Maret 2009. Padahal, kontrak kerjanya sendiri baru

dikeluarkan sehari sebelumnya. Pencairan uang muka yang sangat cepat,”

Sedangkan Edy Mulyanto memaparkan tender alat kesehatan Dinkes

Pemprov Banten tahun 2009 terpublikasi pada harian Media Indonesia pada

bulan Februari. Namun, ketika Edy mendatangi alamat panitia tender yang

tercantum dalam koran, yaitu gudang farmasi milik Dinkes Pemprov Banten

di wilayah Ciracas, ternyata di tempat itu tidak ada kegiatan pendaftaran

lelang, kemudian beliau mendatangi kantor Dinkes, dan disana pun tidak ada.

Menurut informasi dari pegawai Dinkes, pendaftaran tender dilakukan di

gudang, di Ciracas, dugaan Edy tender itu tidak pernah ada.

Dugaan kuat adalah Dinkes Pemprov Banten sengaja

mempublikasikan tender melalui media massa, namun pemenangnya sudah

ditentukan, karena apabila tender itu dilakukan pemenangnya pasti adalah

perusahaan farmasi seperti Kimia Farma, Indofarma, dan perusahaan lainnya

yang bergerak dalam bidang farmasi. Dan juga perusahaan yang menjadi

rekanan untuk pengadaan alat kesehatan seharusnya adalah perusahaan

dengan kategori pengusaha besar farmasi (PBF). Namun ketiga perusahaan

pemenangnya adalah milik keluarga Gubernur yang perusahaannya selama ini

bergerak dalam jasa konstruksi.

Dari sedikit contoh kasus lawas diatas, membuktikan adanya praktek

perburuan rente yang dilakukan oleh penguasa juga kelompoknya dalam

pengerukan APBD provinsi Banten, kelompok ini berupaya mendapatkan

Page 186: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

152  

supernormal profit tanpa adanya upaya meningkatkan produktivitas, yang

pada akhirnya akan mengakibatkan welfare loss bagi masyarakat.

Selain itu, Biaya tinggi dalam pilkada membuat calon kepala daerah

mencari sumbangan dari swasta. Akibatnya setelah calon terpilih, kepala

daerah sibuk mengembalikan uang yang dikeluarkan dalam pemilihan,

sekaligus mengembalikan investasi yang diberikan pihak swasta yang

membantunya. Pernyataan Arif Nur Alam ini dicoba untuk dibuktikan dalam

studi kasus pilkada Banten 2011 dengan menelusuri badan usaha

penyumbang dana kampanye incumbent 1 (pemenang pemilihan gubernur

2011) dengan perusahaan yang berhasil memenangkan proyek-proyek APBD

tahun 2012.

Hasilnya ternyata sebagian besar penyumbang dana kampanye pada

pilkada provinsi 2011 berhasil memenangkan proyek APBD sepanjang tahun

2012, bagi penyumbang dana kampanye yang tidak memenangkan tender

adalah perusahaan yang sejak awal memang terdeteksi oleh ICW memiliki

beberapa kejanggalan (lihat lagi Lampiran 2), namun banyak juga para

pemenang tender adalah perusahaan yang juga memiliki kejanggalan, namun

diduga adalah bendera lain kelompok yang sama dalam lingkaran

keluarga/kerabat Gubernur (lihat Tabel 19). Selain itu ada juga proyek-proyek

APBD bernilai besar yang dimenangkan Badan Usaha milik lingkaran

keluarga Gubernur (lihat Tabel 20).

Page 187: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

  Ta

bel 1

9. B

adan

Usa

ha P

enyu

mba

ng D

ana

Kam

pany

e Pi

lGub

Tah

un 2

011

yang

Mem

enan

gkan

Pro

yek

APB

D T

A 2

012

di P

rovi

nsi B

ante

n.

No

Bad

an U

saha

Pe

nyum

bang

Pi

lGub

Tah

un

2011

Jum

lah

/ N

ilai P

roye

k A

PBD

T

A 2

012

yang

dim

enan

gkan

B

adan

Usa

ha P

enyu

mba

ng

Pada

PilG

ub 2

011

Kat

egor

i Pro

yek

Ket

eran

gan

1 P.

T. A

DC

A

Man

diri

4 Pr

oyek

/ 4.

9 sd

9.9

mili

ar

Pe

ngad

aan

bara

ng R

umah

saki

t/ Pu

skes

mas

. 2

C.V

. Wal

iman

Ja

ya N

ugra

ha

9 Pr

oyek

/ 300

juta

sd 6

.5 m

iliar

Kon

stru

ksi,

Peng

adaa

n al

at k

eseh

atan

, ala

t be

rat,

buku

. A

lam

at sa

ma

deng

an P

.T. B

inta

ng R

aya

Putra

dan

ada

lah

rum

ah te

mpa

t tin

ggal

JL

(nam

a pe

nyum

bang

PT

Bin

tang

Ray

a pu

tra d

alam

pilg

ub 2

011)

. 3

C.V

. Cris

tal

Uta

ma

1 Pr

oyek

/ 19

6 ju

ta

Kon

stru

ksi

tidak

men

yerta

kan

NPW

P, a

lam

at sa

ma

deng

an 2

per

usah

aan

lain

nya,

dan

alam

atny

a be

rupa

rum

ah k

oson

g.

4

P.T.

Mitr

a K

arya

R

atta

n

1 Pr

oyek

/ 9.

5 m

iliar

Kon

stru

ksi

Ala

mat

seor

ang

dokt

er u

mum

, seb

elah

ru

mah

itu

no 5

1 ad

alah

kan

tor

peng

hubu

ng p

emer

inta

h Pr

ovin

si B

ante

n

5

P.T.

Bua

na

War

dana

Uta

ma

2 Pr

oyek

/ 5.3

sd 1

2 m

iliar

Peng

adaa

n O

bat,

Peng

adaa

n al

at k

edok

tera

n.

6

P.T.

Sum

ber

Agu

ng P

utra

7 Pr

oyek

/ 76

0 ju

ta sd

2.2

7 m

iliar

Peng

adaa

n al

at b

erat

, buk

u,

peng

olah

an p

erta

nian

pet

erna

kan,

al

at la

bora

turiu

m,a

lat o

lahr

aga,

ja

sa la

inny

a

7 P.

T. S

urtin

i Jay

a K

enca

na

5 Pr

oyek

/ 3

sd 7

.5 m

iliar

Peng

adaa

n de

sain

inte

rior,

K

onst

ruks

i 8

P.T.

Kar

ya R

aksa

U

tam

a 3

Proy

ek/ 3

.5 sd

7.4

mili

ar

K

onst

ruks

i

9 P.

T. S

ukal

imas

M

ekat

ama

Ray

a 3

Proy

ek/ 3

sd 7

.7 m

iliar

Kon

stru

ksi

153 

Page 188: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

  

No

Bad

an U

saha

Pe

nyum

bang

Pi

lGub

Tah

un

2011

Jum

lah

/ N

ilai P

roye

k A

PBD

T

A 2

012

yang

dim

enan

gkan

B

adan

Usa

ha P

enyu

mba

ng

Pada

PilG

ub 2

011

Kat

egor

i Pro

yek

K

eter

anga

n

10

P.T.

Agr

o M

andi

ri Pe

rkas

a 3

Proy

ek/ 4

00 sd

550

juta

Peng

adaa

n bu

ku/k

epus

taka

an.

11

P.T.

Mik

kind

o A

digu

na P

rata

ma

5 Pr

oyek

/ 3 sd

14.

7 m

iliar

Peng

adaa

n bu

ka, p

enga

daan

al

at k

eseh

atan

12

P.T.

Citr

a Pu

tra

- Man

diri

Inte

rnus

a

- A

lam

at y

ang

dim

aksu

d di

tem

pati

oleh

P.T

. Bal

i Pas

ific

Prag

ama,

per

usah

aan

itu m

ilik

adik

laki

-laki

Gub

ernu

r.

13

P.

T. M

arba

go

Dut

a Pe

rsad

a 9

Proy

ek/ 2

.9 sd

13.

7 m

iliar

Kon

stru

ksi,

Peng

adaa

n al

at

kese

hata

n, P

enga

daan

Ala

t Pem

bela

jara

n

14

P.T.

Sam

bada

A

rgha

agu

ng

Putra

1 pr

oyek

/ 4.9

mili

ar

Kon

stru

ksi

15

P.

T. P

utra

Per

dana

Ja

ya

16

P.

T. A

DLI

Urd

ha

3 Pr

oyek

/ 4.7

sd 5

.5 m

iliar

Kon

stru

ksi,

Peng

adaa

n he

wan

Qur

ban.

17

P.

T. P

riang

an Ja

ya

Pers

ada

al

amat

sam

a de

ngan

2 p

erus

ahaa

n la

inny

a, d

an a

lam

atny

a be

rupa

rum

ah

koso

ng.

18

C.V

. Gra

ha C

ipta

M

andi

ri 1

Proy

ek/ 1

.3 m

iliar

Peng

adaa

n ba

rang

ala

t la

bora

toriu

m m

ultim

edia

19

C.V

. Wik

a Tu

ngga

l Jay

a -

-

154 

(lanj

utan

)

Page 189: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

   N

o B

adan

Usa

ha

Peny

umba

ng

PilG

ub T

ahun

20

11

Jum

lah

/ N

ilai P

roye

k A

PBD

T

A 2

012

yang

dim

enan

gkan

B

adan

Usa

ha P

enyu

mba

ng

Pada

PilG

ub 2

011

Kat

egor

i Pro

yek

Ket

eran

gan

20

P.T.

Kid

eman

gan

- Pu

tra P

rima

- tid

ak m

enye

rtaka

n N

PWP,

alam

at sa

ma

deng

an 2

per

usah

aan

lain

nya,

dan

alam

atny

a be

rupa

rum

ah k

oson

g.

(dik

enal

seba

gai p

erus

ahaa

n m

ilik

saha

bat d

ekat

adi

k G

uber

nur)

21

P.T.

Pal

ugad

a M

andi

ri

2 Pr

oyek

/ 2.8

dan

3 m

iliar

Peng

adaa

n A

lat k

eseh

atan

, Pen

gada

an A

lat

med

ia p

embe

laja

ran.

tidak

men

yerta

kan

NPW

P,al

amat

tida

k je

las

22

P.T.

Tria

s Jay

a Pe

rkas

a

- -

tidak

men

yerta

kan

NPW

P.

23

P.T.

Trin

a Le

star

i -

- tid

ak m

enye

rtaka

n N

PWP,

alam

at ti

dak

jela

s 24

C.V

. B

angu

n C

ipta

Per

sada

1

Proy

ek/ 3

94 ju

ta

K

onst

ruks

i

tidak

men

yerta

kan

NPW

P,al

amat

tida

k je

las

25

C

.V.

Bin

a Sa

daya

5

Proy

ek/ 9

.4 sd

15

mili

ar

Pe

ngad

aan

alat

ked

okte

ran/

al

at k

eseh

atan

. 26

P.T.

Ban

ten

Kus

uma

-

Jaya

-

27

C.V

.Sha

fara

man

ia

10

Proy

ek/ 2

50ju

ta sd

1.9

m

iliar

Peng

adaa

n B

aran

g el

ektro

nik,

Pe

ngad

aan

Mob

il/am

bula

nce,

Pe

ngad

aan

Buk

u,Pe

ngad

aan

alat

la

bora

toriu

m

28

C

.V. R

ian

Putra

U

tam

a -

-

29

C

.V.

Kar

indo

Ray

a -

- tid

ak m

enye

rtaka

n N

PWP,

ala

mat

tida

k je

las

(lanj

utan

)

155 

Page 190: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

  N

o B

adan

Usa

ha

Peny

umba

ng

PilG

ub T

ahun

20

11

Jum

lah

/ N

ilai P

roye

k A

PBD

TA

201

2 ya

ng

dim

enan

gkan

Bad

an U

saha

Pe

nyum

bang

Pad

a Pi

lGub

20

11

Kat

egor

i Pro

yek

Ket

eran

gan

30

C.V

. Ja

yala

ksan

a 10

Pro

yek/

171

juta

sd 1

.5

mili

ar

Peng

adaa

n bu

ku/k

epus

taka

an, m

eube

lair,

al

at la

bora

toriu

m,

alat

kes

ehat

an.

31

P.

T. R

amad

itya

- -

tidak

men

yerta

kan

NPW

P,al

amat

tida

k je

las

32

P.T.

Bin

tang

Ray

a Pu

tra

7 Pr

oyek

/ 324

juta

sd 1

.9

mili

ar

Peng

adaa

n ba

rang

Rum

ah sa

kit,

peng

adaa

n bu

ku/k

epus

taka

an

Ala

mat

sam

a de

nga

P.T.

Wal

iman

Jaya

N

ugra

ha d

an a

lam

at a

dala

h ru

mah

te

mpa

t tin

ggal

Jaja

ng L

esm

ana.

33

P.

T. B

arac

ipta

N

usap

ala

5 Pr

oyek

/ 395

juta

sd 2

.2

mili

ar

Kon

stru

ksi,

Peng

adaa

n ba

rang

la

bora

toriu

m

tidak

men

yerta

kan

NPW

P,al

amat

tida

k je

las.

Sum

ber :

KPU

D P

rovi

nsi B

ante

n 20

11, h

ttp://

lpse

.ban

tenp

rov.

go.id

/epr

oc/le

lang

/pem

enan

g 25

/12/

12, I

CW

201

2, 2

012

(dio

lah)

.

 

Tabe

l 20.

Pro

yek

APB

D T

A 2

012

yang

dim

enan

gkan

Bad

an U

saha

Mili

k K

elua

rga

Gub

ernu

r

No

Nam

a Pr

oyek

APB

D

Nila

i Pag

u Pr

oyek

N

ama

Bad

an U

saha

Pem

enan

g

1 Pe

mba

ngun

an Ja

lan

Sake

ti –

Ban

jars

ari.

Rp

13 9

00 0

00 0

00.0

0 P.

T.B

ALI

PAC

IFIC

PR

AG

AM

A

2 Pe

mba

ngun

an Jl

. Pah

law

an S

erib

u (S

egm

en C

ileng

gang

- B

unde

ran

Tekn

o).

Rp

9 9

89 8

99 0

00.0

0 P.

T.B

ALI

PAC

IFIC

PR

AG

AM

A

3 Pe

mba

ngun

an G

edun

g K

anto

r SK

PD

Terp

adu

(Mul

tiyea

rs).

Rp

86 0

00 0

00 0

00.0

0 P.

T. G

UN

AK

AR

YA

NU

SAN

TAR

A

Sum

ber :

KPU

D P

rovi

nsi B

ante

n 20

11, h

ttp://

lpse

.ban

tenp

rov.

go.id

/epr

oc/le

lang

/pem

enan

g 25

/12/

12, 2

012

(dio

lah)

.

 

156

(lanj

utan

)

Page 191: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

157  

Berdasarkan data diatas, dari 33 badan usaha penyumbang dana

kampanye pada pilkada tahun 2011, terdapat 24 perusahaan yang

memenangkan proyek APBD TA 2012. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa

penentuan pemenang proyek APBD menyalahi prinsip Adil/ tidak

diskriminatif , atau berarti tidak memberikan perlakuan yang sama bagi

semua calon penyedia barang dan Jasa dan mengarah untuk memberikan

keuntungan kepada pihak tertentu, dengan tidak memerhatikan kepentingan

nasional (Penjelasan atas Peraturan Presiden RI No.54 tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Pasal 5). Hal ini disebabkan oleh

adanya upaya mengembalikan investasi pihak-pihak swasta pada PilGub

tahun 2011.

Dari 33 badan usaha penyumbang ditemukan beberapa badan usaha

memiliki kejanggalan-kejanggalan, seperti tidak memiliki NPWP, tidak

memiliki alamat jelas, memiliki alamat sama, maupun memiliki alamat yang

bukan alamat perusahaanya, hal ini membuktikan bahwa diduga ada beberapa

perusahaan fiktif yang sengaja dibuat dalam mendukung upaya

menyempurnakan rancangan skenario besar pengerukan anggaran daerah.

Beberapa badan usaha yang bermasalah tersebut justru memenangkan proses

lelang dalam proyek APBD dengan nilai proyek APBD yang besar, hal ini

menimbulkan dugaan bahwa badan usaha yang menang adalah bendera lain

dari kelompok tertentu yang memiliki penguasaan terhadap proyek-proyek

APBD.

Dari 24 badan usaha pemenang proyek APBD TA 2012, banyak

diantaranya menang dalam berbagai macam kategori proyek, salah satunya

adalah CV Waliman Jaya Nugraha, yang menang dalam kategori proyek

Konstruksi, Pengadaan alat kesehatan, alat berat, dan buku. Sehingga sulit

ditebak badan usaha ini bergerak dalam dalam bidang apa, selain itu untuk

nilai proyek yang besar yang dimenangkannya seharusnya dapat dilihat

company profile pemenang secara online. Sebagian besar perusahaan

pemenang proyek APBD TA 2012 di Provinsi Banten sulit untuk didapatkan

informasi tentang perusahaannya secara online, kecuali pemberitaan adanya

Page 192: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

158  

masalah-masalah pada proyek-proyek APBD yang pernah dikerjakan

sebelumnya.

Perburuan rente oleh jajaran eksekutif, legislatif, dan pengusaha (yang

dalam kasus provinsi Banten adalah lingkaran keluarga/kerabat kepala

daerah) menimbulkan penunjukan langsung dalam proyek APBD bernilai

diatas 200 juta rupiah, yang menyalahi Peraturan Presiden No.54 tahun 2010

tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Diduga lelang proyek yang

dilakukan adalah rekayasa suatu kelompok tertentu dan sudah ditentukan

pemenangnya sebelum lelang tersebut dilakukan, dengan demikian rente yang

tinggi dapat diperoleh oleh pihak pengusaha, eksekutif, maupun legislatif,

tapi telah membelokan tujuan pengadaan barang dan jasa pemerintah dalam

menyediakan barang dan jasa yang berkualitas, sehingga tidak berdampak

pada peningkatan pelayanan publik

Dari berbagai ulasan di atas, maka dapat disusun mekanisme

pengerukan APBD melalui proyek-proyek APBD pada Gambar 22. Gambar

22 menunjukan mekanisme pengerukan APBD melalui penguasaan proyek-

proyek APBD di Provinsi Banten. Penguasaan proyek dikoordinasi oleh

Gubernur informal atau yang disebut dengan Gubernur Malam, dia memiliki

oknum-oknum kepercayaan disejumlah “dinas basah” yang menjaga proyek-

proyek APBD, agar akses informasi dengan mudah dia dapatkan. Gubernur

informal sebagai pemborong dalam proyek-proyek APBD berkoordinasi

dengan Gubernur formal/ jajaran eksekutif dalam menentukan proyek APBD

dan siapa saja yang akan menangani proyek. Gubernur formal/jajaran

eksekutif akan menerima beberapa persen dari nilai proyek.

Bagi Gubernur Formal keputusan proyek-proyek APBD dan

penentuan pemenangnya adalah salah satu cara mengembalikan modal

kampanye bagi dirinya dan pihak-pihak yang telah mendukung pembiayaan

pada masa kampanye. Gubernur Malam kemudian mengendalikan DPRD

melalui eksekutif agar meloloskan usulan mereka, yaitu dengan cara membeli

proyek. Membeli proyek dilakukan dengan memberikan bagian dari proyek

atau beberapa persen dari nilai proyek kepada oknum DPRD.

Page 193: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

159  

Sumber: Berbagai sumber primer (hasil wawancara) dan sekunder, 2012 (diolah).

Gambar 22. Mekanisme Pengerukan APBD Melalui Penguasaan Proyek-Proyek APBD di Provinsi Banten.

Dengan demikian pada saat perencanaan anggaran telah ditentukan

siapa pemenang proyek, sehingga proses lelang proyek hanyalah sebuah

formalitas, monopoli terselubung ini dapat dilihat dari data pemenang proyek-

proyek APBD bernilai besar, yang sebagian besar adalah perusahaan yang

termasuk dalam tiga kategori. Kategori yang pertama, Perusahaan milik

Gubernur informal. Kedua, perusahaan yang diduga merupakan bendera lain

milik Gubernur informal dan kelompoknya. Dan yang terakhir adalah badan

usaha swasta lainnya. Diketahui juga bahwa ketiga kategori ini adalah pihak-

Gubernur Informal

Oknum DPRD Gubernur Formal

(dan oknum jajaran eksekutifnya)

Proyek-Proyek APBD Bernilai besar

Oknum penjaga proyek-proyek APBD di berbagai jajaran eksekutif.

Pemenang Proyek

Badan usaha yang merupakan bendera lain milik Gubernur Informal/ kelompok yang sama.

Badan Usaha milik Gubernur Informal

Badan swasta lainnya

Pemilihan Gubernur

Supernormal profit Supernormal profit.

Supernormal profit.

Bagian proyek atau beberapa persen dari nilai proyek. Beberapa persen dari

nilai proyek.

Penyumbang dana kampanye

informasi Setoran 20 persen sampai dengan 40 persen dari nilai proyek APBD

Page 194: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

160  

pihak yang memberikan dukungan pembiayaan pada masa kampanye

Gubernur formal.

Kemenangan mereka tentu saja diduga menghasilkan keuntungan

ekonomi yang sebesar-besarnya/ laba berlebih (supernormal profit) dengan

upaya yang sekecil-kecilnya, selain itu juga monopoli terselubung ini akan

mencegah pesaing dalam memasuki pasar, yang pada akhirnya menimbulkan

welfare loss bagi masyarakat. Namun bagi kategori pemenang yang ketiga,

yaitu badan usaha swasta lainnya, sebelum mereka memenangkan suatu

proyek maka harus memperoleh restu dari Gubernur informal, badan usaha

swasta harus menyetorkan sebesar 20 persen sampai dengan 40 persen dari

nilai proyek-proyek APBD163.

5.2 Dampak Korupsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional di Indonesia (48 Kota/Kabupaten).

Dalam pembahasan sebelumnya yang mengambil sampel salah satu

daerah di Indonesia pada level provinsi, yaitu Provinsi Banten. Dapat terlihat

dugaan korupsi APBD yang terjadi disebabkan prilaku perburuan rente

karena tingginya biaya politik, yang akhirnya meluas pada proses

penganggaran, pelaksanaan, dan pertanggung jawaban APBD (dalam dugaan

kasus dana hibah bansos), dan juga meluas pada penguasaan proyek-proyek

suatu kelompok tertentu di Banten yang tentu saja pada akhirnya semua itu

berdampak negatif pada kesejahteraan masyarakat daerah, begitu luas

dampak dari korupsi maka penelitian ini membatasi dampak korupsi terhadap

pertumbuhan ekonomi daerah yang diproksi dengan variabel peningkatan

output riil.

Dalam pembahasan teori-teori pertumbuhan ekonomi telah diuraikan

sebelumnya, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan

ekonomi. Berbagai faktor tersebut kemudian ditambahkan variabel

independen persepsi korupsi setiap daerah (indeks persepsi korupsi

                                                            163 Rentang nilai persentase adalah hasil wawancara dari berbagai pihak (ICW, DPRD, dan Akademisi Banten)

Page 195: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

161  

Indonesia) untuk mencapai salah satu tujuan penelitian, yaitu mengetahui

dampak korupsi terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia.

Penentuan faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi

daerah dilakukan dengan uji estimasi model. Uji estimasi model terdiri dari

tiga tahap uji, yaitu uji statistik, uji ekonometrik dan uji ekonomi. Yang

termasuk Uji statistik adalah uji-F untuk uji terhadap hasil keseluruhan

estimasi model, uji-T untuk uji terhadap masing-masing koefisien parameter,

dan koefisien determinasi (R ). Uji ekonometrik yang dilakukan adalah uji

terhadap autokolerasi dan heterokedastisitas. Dan yang terakhir adalah uji

ekonomi dengan melihat tanda/arah dari koefisien setiap variabel penjelas,

kemudian diintrepretasikan dengan teori dan nalar.

5.2.1 Estimasi Model Pertumbuhan Ekonomi Regional

Hasil pengujian pada ketiga model data panel statis yaitu Pooled Least

Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM), dan Random Effect Model (REM)

diperoleh hasil bahwa metode yang dipilih adalah Fixed Effect Model (FEM).

Metode fixed effect yang digunakan yaitu dengan pembobotan GLS Weight:

Cross-section weight dan Cross-section weights (PCSE) untuk data cross

section 48 kabupaten/kota dengan time series 2008 dan 2010. Pendekatam

fixed effect ditentukan dengan berbagai tahapan berikut :

Pertama, Dalam penelitian ini dengan data yang ada, dicoba

pendekatan PLS (Lampiran 3) dan FEM (Lampiran 4). Untuk memutuskan

apakah akan menggunakan PLS atau FEM maka di lakukan chow test.

Hipotesis yang digunakan dalam chow test adalah sebagai berikut:

H : model pooled least square

H : model fixed effect

Tabel 21. Chow test antara Pooled Least Square dan Fixed Effect

Redundant Fixed Effects Tests Equation: EQ02 Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 57.331983 (46,43) 0.0000 Cross-section Chi-square 388.452477 46 0.0000

Page 196: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

162  

Table 21 menunjukan hasil dari chow test, yang secara lengkap dapat

di lihat pada lampiran 5. Hasil pengolahan menunjukan nilai probabilitas Chi

square yaitu hasil estimasi p-value (0.000) < taraf nyata (α = 0.05) yang

berarti tolak H , sehingga keputusan model yang digunakan untuk sementara

adalah model fixed effect.

Selain itu tidak digunakannya pendekatan PLS adalah keputusan yang

tepat, karena PLS diduga dengan menggunakan Ordinary Least Square

(OLS) yang berasumsi bahwa intersep dan slope di anggap konstan baik

antarindividu maupun antarwaktu, sehingga pendekatan PLS memiliki

kelemahan dimana dugaan parameter akan bias, parameter yang bias

disebabkan karena PLS tidak dapat membedakan observasi yang sama pada

waktu yang berbeda, maupun observasi yang berbeda pada waktu yang sama,

sehingga kurang sesuai dengan tujuan penggunaan data panel.

Kedua, sebagai langkah selanjutnya dilakukan hausman test untuk

menentukan apakah model fixed effect adalah yang terbaik apabila di

bandingkan dengan model random effect (Lampiran 6), hasil dari hausman

test ditampilkan dalam tabel 22 yang secara lengkap dapat dilihat di

Lampiran 7.

Hipotesis yang digunakan dalam uji hausman adalah:

H : model random effect

H : model fixed effect

Tabel 22. Hausman Test antara fixed effect dan random effect

Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: EQ02 Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 147.538221 4 0.0000

Page 197: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

163  

Keputusan menggunakan Fixed Effect dapat dilihat dari nilai probabilitas

chi-square, berdasarkan hasil estimasi p-value adalah (0.0000) < dari taraf

nyata (α = 5%) yang berarti tolak H . Sehingga model terbaik yang akan

digunakan adalah fixed effect.

Ketiga, setelah memutuskan untuk menggunakan fixed effect, langkah

selanjutnya adalah melakukan uji asumsi. Asumsi yang harus dipenuhi dalam

persamaan regresi adalah bahwa estimasi parameter dalam model regresi

bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimate) maka var (ui) harus sama

dengan σ2 (konstan), atau semua error mempunyai varian yang sama. Kondisi

itu disebut dengan homoskedastisitas. Sedangkan bila varian tidak konstan

atau berubah-ubah disebut dengan heteroskedastisitas. Metode estimasi data

panel dengan menggunakan fixed effects model secara umum dilakukan

dengan Ordinary Least Squares (OLS). Namun jika terjadi

heteroskedastisitas dari data cross section maka dapat digunakan estimasi

dengan General Least Square (GLS).

Kemudian untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan membandingkan sum square resid weighted GLS lebih

rendah daripada unweighted OLS. Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan

adanya heteroskedastisitas pada model. Oleh karena itu, estimasi dilakukan

dengan Cross-section weights (PCSE). Estimasi yang dilakukan dengan fixed

effect GLS menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan fixed effect OLS.

Model yang diestimasi dengan fixed effect GLS lebih banyak menghasilkan

parameter yang signifikan.

Pendeteksian adanya autokorelasi juga dilakukan pada model.

Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi antar observasi dalam satu variabel

atau korelasi antar error masa yang lalu dengan error masa sekarang. Adanya

autokorelasi dapat memengaruhi efisiensi dari estimatornya, walaupun

estimatornya tetap tidak bias. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi, maka

dilakukan dengan membandingkan Durbin Watson (DW)-statistiknya dengan

DW-tabel.

Berdasarkan pengamatan hasil estimasi dapat disimpulkan adanya

autokorelasi. Untuk mengatasi adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan

Page 198: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

164  

metode GLS dengan memberikan weights: Cross-section weights. Hasil

estimasi yang diperoleh dengan metode ini menunjukkan perbaikan jika

dibandingkan dengan metode fixed effect GLS. Walaupun nilai DW masih

menunjukan terjadinya autokolerasi hal ini dapat diabaikan, karena dalam

pendekatan fixed effect tidak mensyaratkan persamaan terbebas dari masalah

autokolerasi.

Sejauh ini pendekatan terbaik yang dapat digunakan adalah

pendekatan fixed effect dengan GLS Weight: Cross-section weight dan Cross-

section weights (PCSE). Sehingga model estimasi terbaik yang didapat dari

langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada tabel 23.

Tabel 23. Hasil Regresi Data Panel

No Variabel bebas Notasi Koefisien P-value

1 Peningkatan APBD

belanja modal

LnAPBD 0.066361*

0.0000

2 Indeks Persepsi Korupsi CORR 0.022320* 0.0000 3 Peningkatan Penduduk LnPOP -0.078770* 0.0003 4 Angka Melek Huruf AMH 0.426274* 0.0000

Keterangan :*P-value < 0.01 **P-value < 0.05; tn tidak nyata

Sehingga, bentuk umum persamaan dari model estimasi menggunakan data

panel adalah sebagai berikut:

LnPDRB = 0.0663LnAPBD+ 0.0223CORR+ 0.0787LnPOP+

0.4262AMH…………………………………..……...(5.0)

5.2.2 Evaluasi Model Pertumbuhan Ekonomi Regional

Model dalam persamaan (5.0) perlu dilakukan uji F, uji T , evaluasi

koefisien determinasi R . Langkah Pertama dilakukan Uji serempak (Uji F)

dengan hipotesa :

H : β = ….=β = 0 (tidak ada peubah bebas yang berpengaruh nyata

terhadap peubah terikat)

H : minimal ada satu peubah bebas β 0, I =1,2,3

Page 199: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

165  

Penolakan H dilakukan karena melihat nilai probabilitas (F-Statistik =

0.000) < taraf nyata (α = 5%). Dengan demikian minimal ada satu peubah

bebas yang berpengaruh nyata terhadap peubah terikat dan berlaku

sebaliknya. Selanjutnya, melakukan uji parsial (uji-t), Hipotesis uji T adalah:

H : β = 0

H : β ≠ 0

Jika t-hitung > t-tabel maka tolak H , yang artinya peubah bebas secara

statistik berpengaruh nyata pada taraf nyata yang telah diterapkan dalam

penelitian, dan berlaku hal sebaliknya. Jika P-value t-statistik < taraf nyata (α

= 5%) maka tolak tolak H yang artinya peubah bebas nyata secara statistik.

Pada Hasil regresi data panel (Tabel 23) dapat diketahui semua variabel bebas

nyata secara statistik. Kemudian berdasarkan lampiran 9, nilai koefisien

determinasi (Goodness of Fit) sebesar 0.9995 menunjukan 99.95%

keragaman pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan oleh model tersebut, dan

sisanya dijelaskan oleh peubah lain diluar model.

5.2.3 Pembahasan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan

Ekonomi Regional di Indonesia.

Dari hasil pengolahan ternyata yang memiliki kontribusi terhadap

pertumbuhan ekonomi dari 48 ibukota/kabupaten di Indonesia, berturut-turut

adalah Angka Melek Huruf, Penduduk, APBD, dan Korupsi. Sedangkan

intepretasi dari hasil pengolahan adalah sebagai berikut :

Tabel 24. Interpretasi Hasil Estimasi

No Notasi Variabel Deskripsi 1. LnAPBD Setiap kenaikan satu persen pada APBD, akan

menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi 48 ibukota/kabupaten di Indonesia sebesar 0.0663 persen.

2 CORR Setiap kenaikan satu indeks pada CORR, akan menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi 48 ibukota/kabupaten di Indonesia sebesar 0.0223 persen.

3 LnPOP Setiap kenaikan satu persen pada POP akan menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi 48 ibukota/kabupaten di Indonesia sebesar 0.0787 persen.

4 LnAMH Setiap kenaikan satu persen pada AMH, akan menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi 48 ibukota/kabupaten di Indonesia sebesar 0.4262 persen.

Page 200: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

166  

Variabel Angka Melek Huruf (AMH) adalah variabel paling

berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi regional, variabel ini mewakili

tingkat pendidikan untuk mengukur dimensi kualitas penduduk. Hasil dari

estimasi model adalah apabila AMH naik 1 persen akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi 0.4262 persen.

Pendidikan, keterampilan dan pengalaman kerja menyebabkan

produktivitas bertambah, sehingga akan meningkatkan produksi yang lebih

cepat daripada penambahan tenaga kerja. Hasil tersebut sesuai dengan

pandangan teori pertumbuhan baru/endogen Mankiw,Romer,Weil (MWR)

yang mengusulkan menggunakan variabel human capital dalam

memodifikasi model solow, sebagai penyebab perkembangan teknologi.

Romer menyatakan knowledge stock adalah sumber utama

peningkatan produktivitas dalam perekonomian, dalam pertumbuhan endogen

ada tiga elemen yang mendasari yaitu adanya perubahan teknologi yang

bersifat endogen melalui sebuah proses akumulasi ilmu pengetahuan, adanya

penciptaan ide-ide baru sebagai akibat dari mekanisme limpahan pengetahuan

(knowledge spillover), dan produksi barang-barang konsumsi yang dihasilkan

oleh faktor produksi ilmu pengetahuan akan tumbuh tanpa batas.

Variabel kedua yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi daerah adalah variabel penduduk yang memberikan pengaruh

negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Hasil estimasi

model adalah setiap kenaikan populasi sebesar 1 persen akan menurunkan

pertumbuhan ekonomi sebesar 0.0787 persen, ceteris paribus.

Menurut pandangan Adam Smith perkembangan penduduk akan

mendorong pertumbuhan ekonomi. Karena pertumbuhan penduduk

memberikan kontribusi menambah calon-calon tenaga kerja untuk

ketersediaan kuantitas human capital dan mendorong penambahan produksi,

namun menurut Sukirno164 bagi masyarakat yang kemajuan ekonominya

belum tinggi namun memiliki masalah kelebihan penduduk, pertumbuhan

penduduk dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Suatu

negara/daerah yang memiliki jumlah penduduk tidak seimbang dengan

                                                            164 Sukirno S, op.cit, hal 431.

Page 201: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

167  

faktor-faktor produksi lain yang tersedia akan memiliki produktivitas

marjinal penduduk rendah. Artinya penambahan penduduk tidak akan

menimbulkan pertambahan produksi nasional, atau walaupun bertambah

pertambahan terlalu lambat dan tidak dapat mengimbangi pertambahan

penduduk, sehingga pendapatan per kapita akan turun.

Jauh sebelum Sukirno, Thomas Malthus mengajukan suatu teori

tentang hubungan pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi, yaitu

teori jebakan populasi Malthus165. Teori ini merumuskan tentang konsep

pertambahan hasil yang semakin berkurang (diminishing returns). Malthus

menggambarkan suatu kecenderungan universal bahwa jumlah populasi

disuatu negara akan meningkat dengan cepat menurut deret ukur (deret

geometri) dan pertumbuhan ekonomi mengikuti deret hitung (aritmatik) .

Karena pertumbuhan ekonomi tidak dapat berpacu secara memadai/

mengimbangi kecepatan peertumbuhan penduduk, maka pendapatan

perkapita cenderung terus mengalami penurunan sampai sedemikian

rendahnya sehingga segenap populasi harus bertahan pada kondisi sedikit di

atas tingkat subsisten (semua penghasilan hanya cukup mengganjal perut), itu

pun hanya untuk suatu kelompok populasi tertentu, sisanya bahkan

mengalami kemiskinan absolute. Cara untuk mengatasi hal tersebut yaitu

dengan membatasi jumlah kelahiran. Hasil dari penelitian ini, dimana

pertumbuhan penduduk memiliki dampak negatif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi daerah ternyata sejalan dengan teori jebakan populasi

Malthus.

Selanjutnya, APBD belanja modal/pembangunan adalah variabel yang

mewakili investasi pemerintah daerah, merupakan salah satu input produksi

yang digunakan untuk mendorong berbagai sumber ekonomi, kemudian

sumber-sumber ekonomi tersebut diharapkan dapat mendorong tercapainya

pemerataan dan peningkatan pendapatan daerah. Investasi di sektor yang

produktif akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hasil

pengolahan data pada penelitian ini memperlihatkan hubungan yang positif

dan signifikan, pada taraf nyata 1 persen. Sehingga peningkatan 1 persen dari

                                                            165 Malthus dalam Todaro MP, Smith SC, op.cit, hal 329-334.

Page 202: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

168  

pengeluaran pemerintah untuk belanja modal/pembangunan akan

meningkatan pertumbuhan ekonomi daerah sebesar 0.0663 persen.

Hubungan positif tersebut bisa dijelaskan oleh gambar dampak

perubahan (penambahan) pengeluaran pemerintah terhadap output

keseimbangan (gambar 23).

Sumber: Case &Fair, 2001.

Gambar 23. Dampak Perubahan (Penambahan) Pengeluaran Pemerintah Terhadap Keseimbangan Output.

Pemerintah dapat memengaruhi tingkat ouput keseimbangan dengan

menambah atau mengurangi pengeluarannya. Penambahan pengeluaran

pemerintah yang direncanakan sebesar ∆G dari G ke G membuat output

perekonomian meningkat dari Y menjadiY . Pengeluaran pemerintah akan

berdampak pada meningkatnya pendapatan/output melalui efek pengganda

(Multiplier effect) sebesar ∆Y = ∆G , dimana b adalah Marginal Prospensity

to Consume (MPC). Peningkatan APBD belanja modal pemerintah daerah

menyebabkan peningkatkan pengeluaran pemerintah, yang pada akhirnya

mampu meningkatkan output perekonomian.

Peningkatan pengeluaran pemerintah adalah salah satu instrumen

dalam kebijakan fiskal ekspansif selain pengurangan pajak, melalui analisis

Actual Expenditure

YPlanned Expenditure

E= C+I+G

E= C+I+G

∆G 

∆Y

0  Y YY

Expenditure, E

Output (Income),Y

Page 203: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

169  

IS-LM dengan asumsi slope LM mendatar (interval Keynesian). Pengeluaran

pemerintah ekspansif (∆G>0), sementara ∆T=0) menyebabkan kurva IS

bergeser ke kanan, pada tingkat suku bunga yang sama yaitu r , pergeseran

kurva IS melalui peningkatan permintaan agregat menyebabkan output

keseimbangan meningkat dari Y* ke Y .

Sementara itu apabila slope LM>0 (interval antara Keynesian dan

Klasik) pengeluaran pemerintah tetap meningkatkan output keseimbangan

walaupun tidak sebesar yang diharapkan karena terjadinya inflasi (adanya

kenaikan suku bunga), hal ini dapat disebut Crowding Out Effect

(menurunnya investasi swasta yang menyebabkan tidak tercapainya target

pertumbuhan ekonomi dari kebijakan fiskal ekspansif) yang dapat diatasi

dengan meningkatkan jumlah uang beredar atau kebijakan moneter ekspansif.

Combination policy efektif untuk membuat pengeluaran pemerintah

ekspansif tetap meningkatkan output perekonomian sebesar yang diharapkan.

Namun walaupun variabel APBD memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan, ternyata memiliki koefisien yang kecil, peningkatan 1 persen dari

pengeluaran pemerintah untuk belanja modal/pembangunan hanya akan

meningkatan pertumbuhan ekonomi daerah sebesar 0.0663 persen (yang

artinya kurang dari 1 persen), kecilnya angka koefisien ini bisa dikarenakan

oleh adanya beberapa faktor. Yaitu yang pertama, terjadi Crowding Out

Effect seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kemudian yang kedua

dikarenakan belanja modal misalnya untuk infrastruktur tidak dapat langsung

dirasakan dampaknya pada jangka pendek, dan baru bisa dirasakan pada

jangka panjang. Terakhir adalah adanya kemungkinan pengeluaran

pemerintah pada belanja modal yang terdistori, sehingga terjadi misalokasi

sumberdaya contohnya seperti korupsi pada proyek-proyek APBD

infrastruktur yang biasa terjadi di berbagai daerah di Indonesia, sehingga

multiplier effect yang dirasakan terhadap pertumbuhan ekonomi sangat kecil.

Page 204: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

170  

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Simamora dan Sirojuzilam166 yang melakukan penelitian pada priode

1997- 2006 di provinsi wilayah pantai timur Sumatra Utara. Hasil temuan

Simamora dan Sirojuzilam adalah pengeluaran pemerintah untuk belanja rutin

dan belanja pembangunan positif dan signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi regional. Temuan lainnya adalah penelitian Prahara yang melakukan

penelitian pada periode 2001-2008 di provinsi Kalimantan Barat

kabupaten/kota. Hasil temuan Prahara bahwa pengeluaran pemerintah untuk

belanja modal/pembangunan memiliki efek positif signifikan sebesar 0.0181

persen, yang artinya pengeluaran pemerintah untuk belanja modal

berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

Kemudian terakhir adalah pembahasan variabel utama dalam model

ini, yaitu korupsi. Dari hasil penelitian ini, ditemukan bahwa setiap kenaikan

satu indeks pada CORR (indeks persepsi korupsi), akan menyebabkan

peningkatan pertumbuhan ekonomi 48 ibukota/kabupaten di Indonesia

sebesar 0.0223 persen, ceteris paribus. Dengan demikian Korupsi memiliki

dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia, karena

variabel indeks persepsi korupsi TII merupakan indeks antara 0 sampai

dengan 10, dimana angka 0 untuk terjadi korupsi yang parah, dan 10 untuk

kondisi suatu daerah tidak ada korupsi, sehingga semakin tinggi indeks

adalah semakin baik. Dengan demikian terbukti bahwa teori speed money

yang menyatakan bahwa korupsi dapat memfasilitasi pertumbuhan kembali

terpatahkan.

Pengaruh negatif korupsi menunjukan korupsi menimbulkan

inefisiensi dan pemborosan dari sumber ekonomi periode sebelumnya, karena

hasil dari pengelolaan sumber daya ekonomi tidak seluruhnya dikembalikan

sebagai modal perputaran ekonomi secara multiplier, efek multiplier yang ada

menjadi lebih kecil yang mengakibatkan terjadinya kesenjangan antara

tingkat pertumbuhan yang telah dicapai dengan potensi pertumbuhan yang

seharusnya bisa tercapai.                                                             166 Simamora M, Sirojuzilam, Determinan Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Barat (studi Kasus: Wilayah Pantai Timur), Jurnal Perencanaan dan Pembangunan Wilayah, Vol 4, No. 2, Desember 2008.

Page 205: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

171  

Koefisien yang kecil menunjukan bahwa korupsi sebenarnya dapat

tumbuh beriringan dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, terbukti

dengan adanya berbagai daerah yang memiliki pertumbuhan ekonomi tinggi

namun korupsi tetap terjadi dimana-mana. Walaupun begitu pertumbuhan

ekonomi yang tinggi menjadi tidak berkualitas, artinya tidak mampu

mengurangi kemiskinan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

menyerap tenaga kerja dan mengurangi ketimpangan, jadi pertumbuhan

ekonomi yang beriringan dengan korupsi hanya akan dinikmati segelintir

kelompok tertentu, bukan oleh masyarakat disuatu daerah.

Namun walaupun memiliki nilai koefisien kecil, korupsi tetap

berimplikasi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Korupsi

berpengaruh langsung terhadap tingkat investasi, rendahnya tingkat investasi

swasta karena besarnya biaya suap dalam perizinan usaha, dan terdistorsinya

investasi pemerintah oleh kelompok kepentingan akan menekan pertumbuhan

ekonomi daerah-daerah di Indonesia menjadi lebih rendah dari potensi yang

seharusnya dapat dicapai. Pertumbuhan ekonomi daerah adalah indikator

utama pembangunan ekonomi daerah, sehingga pada gilirannya nanti

pemerintah daerah menjadi tidak efektif menanggulangi kemiskinan dan

memenuhi kebutuhan dasar, atau dengan kata lain masyarakat daerah menjadi

tidak sejahtera.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian-penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Rahman, Kisunko, Kapoor167 terhadap 63 negara di dunia,

pada periode 1990-1997, korupsi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian lain yang menunjukan hubungan

negatif korupsi dan pertumbuhan ekonomi adalah Dewi168terhadap 11 negara

di Asia pada periode 1995-2000, dimana korupsi dan pertumbuhan ekonomi

berhubungan negatif dan signifikan sebesar 1.316 pada taraf nyata 1%.

Dari Tabel 24, dapat dilihat pengaruh negatif korupsi terhadap

pertumbuhan ekonomi daerah, kemudian dapat pula dilakukan perbandingan

antar daerah untuk mengukur potensi pertumbuhan ekonomi yang seharusnya

                                                            167 Rahman A, Kisunko G, Kapoor K, Loc.cit. 168 Dewi, Loc.cit.

Page 206: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

172  

dapat dicapai. Dari tingkat rata-rata korupsi 48 ibukota/kabupaten di

Indonesia (lihat Lampiran 9) dapat diurutkan Tiga besar rata-rata paling

buruk adalah Pekanbaru (3.58), Cirebon (3.71) dan Kupang (3.98). Tiga besar

tingkat rata-rata paling baik adalah kota Jogjakarta (6.12), Surakarta (5.675)

dan Palangkaraya (5.56).

Kota Pekanbaru apabila dapat menurunkan tingkat korupsi yang

artinya meningkatkan nilai indeks persepsi korupsinya, maka dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerahnya. Misalnya kita ambil

perbandingannya dengan kota Jogjakarta, tingkat rata-rata korupsi Jogjakarta

adalah 6.12 apabila dilakukan perbandingannya dengan Pekanbaru maka

besar perbedaannya adalah 0.056169.

Artinya, jika Pekanbaru mampu meningkatkan indeks rata-rata

korupsinya pada periode tersebut sampai dengan yang dapat dicapai oleh

Jogjakarta maka pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 0.056 persen lebih

tinggi dari yang dicapai sekarang.

Perbandingan juga dapat dilakukan terhadap daerah-daerah lainnya

dengan cara yang sama untuk mengetahui potensi pertumbuhan ekonomi

daerah yang sesungguhnya bisa dicapai. Misalkan untuk kota Serang (Banten)

dengan indeks persepsi korupsi (IPK) rata-rata 4.72 apabila dapat

meningkatkan IPKnya menjadi 6.12 seperti daerah Jogjakarta maka dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonominya sebesar 0.031 persen170 lebih tinggi

dari sebelumnya.

5.2.4 Potensi Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten (Analisis ICOR).

Pada studi kasus di sub-bab 5.1, telah mengungkapkan bahwa korupsi

APBD dalam perburuan rente ekonomi menyebabkan terjadinya high cost

economy di Provinsi Banten, Pada sub-bab 5.2 melihat dampak korupsi

terhadap pertumbuhan ekonomi regional dengan sampel 48 kota/kabupaten di

Indonesia dengan salah satu sampel kota adalah ibukota Provinsi Banten.

Sedangkan kali ini peneliti mencoba menfokuskan dampak high cost

                                                            169 0.022*(6.12-3.58) 170 0.022*(6.12-4.72)

Page 207: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

173  

economy (yang salah satu penyebabnya adalah korupsi) terhadap

pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten. Hal ini dapat terlihat pada nilai

Incremental Capital Output ratio (ICOR) Provinsi Banten.

Soemitro pernah mengutarakan pada masa Orde Baru terdapat

kebocoran anggaran pembangunan sebesar 30 persen di Indonesia,

pemborosan itu terjadi dikarenakan beberapa faktor, yaitu: (1) Investasi

dalam infrastruktur yang bersifat memakan waktu lama, sebelum investasi

tersebut membuahkan hasil, (2) Adanya kesalahan/kelemahan teknis dalam

Perencanaan, penyelenggaraan dan perawatan proyek-proyek investasi, (3)

Segi negatif dalam iklim institutional penyelewengan dan penyimpangan

karena tidak dipatuhinya kaidah moral secara normatif (salah satunya

korupsi) 171.

Dengan adanya pemborosan anggaran negara untuk kepentingan

pribadi atau golongan tertentu, maka proses pembangunan menjadi

terganggu, Infrastruktur terganggu, sehingga negara/rakyat dirugikan akibat

adanya high cost economy. Perhitungan Soemitro itu berdasarkan data

ICOR Indonesia yang saat itu adalah 4.9 atau 5 yang dibandingkan dengan

rata-rata negara-negara ASEAN yang memiliki ICOR sebesar 3.5, sehingga

terditeksi adanya pemborosan anggaran pembangunan sebesar 30 persen172

pada masa Orde Baru ( ICOR Indonesia dan ASEAN tahun 1993).

Besarnya pemborosan anggaran pembangunan di provinsi Banten juga

dapat dihitung dengan cara yang sama, yaitu dengan menghitung nilai ICOR

Provinsi Banten dan membandingkan dengan nilai ICOR daerah yang efisien

di pulau Jawa dan Bali. Tabel 25 berikut menunjukan hasil perhitungan

ICOR dengan lag 0 pada suatu periode waktu tertentu173.

                                                            171 Soemitro dalam Mahmud MF, Incremental Capital Output Ratio (ICOR) : Barometer Efisiensi Perekonomian Nasional, Jurnal Ekonomi Bisnis, No.1 Vol.13, april 2008, hal 28-29. 172 1.5/5 x 100% 173Teori ICOR (Harrod-Domar) dapat merefleksikan produktivitas kapital yang pada akhirnya menyangkut pertumbuhan ekonomi yang dicapai, dengan rumus ICOR=I/∆Y, dimana I=∆K (Perubahan kapital) dan ∆Y adalah perubahan output, (I) investasi yang dimaksud adalah investasi yang ditanam oleh swasta maupun pemerintah, besarnya investasi fisik yang direalisasikan pada suatu tahun tertentu dicerminkan dengan besarnya Pembetukan Modal Domestik Bruto (PMTB), sehingga rumus yang digunakan dalam penelitian ini menjadi ICOR= PMTB / PDRB -PDRB .

Page 208: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

174  

Perhitungan ICOR di atas memiliki asumsi perubahan output semata-

mata hanya disebabkan perubahan kapital/ adanya investasi, sedangkan

faktor-faktor lain dianggap ceteris paribus dan semua perubahan kapital/

investasi yang di tanamkan pada tahun tersebut langsung digunakan dan

menghasilkan output pada tahun yang sama, atau memiliki lag 0.

Tabel 25. ICOR tahun 2008 di Pulau Jawa dan Bali.

Nama Provinsi ∆K* ∆Y* Koefisien ICOR DKI Jakarta 120 867 773.81 20 752 135.70 5.8 Jawa Barat 50 071 918.83 17 025 528.87 5.5** Jawa tengah 30 169 301.77 8 924 229.52 3.4 DI Yogyakarta 5 210 713.85 920 969.32 5.7 Jawa timur 54 702 838.69 17 134 374.34 3.2 Banten 11 537 469.70 3 756 134.53 4.6** Bali 5 616 494.83 1 403 524.28 4.0

Sumber : BPS Provinsi Banten, BPS Provinsi Jawa Barat, BPS, diolah 2013. Ket. *Dalam juta rupiah. **Koefisien telah di sesuaikan dengan hasil perhitungan BPS dan

Bappeda di Provinsi terkait.

Pada Tabel 25 menyajikan nilai ICOR Provinsi-provinsi di Jawa dan

Bali, diketahui bahwa nilai ICOR paling baik adalah Jawa Timur sebesar 3.2

artinya untuk menghasilkan 1 rupiah hanya berinvestasi sebesar 3.2 rupiah.

Dengan demikian, nilai ICOR Banten sebesar 4.6, dapat mencerminkan

adanya pemborosan dana pembangunan di Provinsi Banten, sehingga

diperkirakan adanya kebocoran sebesar 30 persen174 dari anggaran

pembangunan. Besarnya kebocoran hingga mencapai 30 persen tersebut

menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi Banten pada tahun 2008

seharusnya dapat tumbuh diatas 5.8 persen, atau diperkirakan dapat

mencapai 8.3 persen175.

Dengan demikian apabila korupsi dapat diberantas, atau setidaknya

dikurangi pada level daerah maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

daerah lebih tinggi dari pencapaian yang sekarang. Kemudian pertumbuhan                                                             174 4.6-3.2= 1.4, 1.4/4.6 *100%= 30% 175 70% anggaran pembangunan dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi 5.8% , artinya memiliki perbandingan 1: 0.0828. Dengan perbandingan tersebut, kebocoran anggaran sebesar 30% dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi 2.5%, sehingga potensi pertumbuhan yang bisa dicapai 5.8%+2.5%=8.3%.

Page 209: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

175  

ekonomi yang menjadi salah satu indikator pembangunan ekonomi, pada

akhirnya diharapkan dapat memberikan pengaruh dalam peningkatan

kesejahteraan masyarakat di daerah.

Page 210: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

176  

Page 211: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

177  

6. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Mekanisme korupsi APBD dalam mekanisme perburuan rente di Banten

dikarenakan adanya biaya politik yang tinggi dalam rekrutmen politik,

rekrutmen politik masih diwarnai tradisi politik uang. Dengan demikian calon

pejabat publik yang akan terpilih tidak perlu berkualitas, tapi harus bermodal

besar dalam meraih kekuasaannya, modal kampanye didapatkan dari berbagai

sumber dana, seperti dari pribadi, partai politik, perorangan, dan perusahaan

swasta. Sehingga motivasi mereka setelah terpilih adalah mengembalikan

modal politik. Pejabat publik yang ingin melanggengkan kekuasaannya

(calon yang sudah menjabat pada periode sebelumnya), dapat memanipulasi

pembiayaan kampanye dengan menggunakan fasilitas maupun anggaran

daerah, karena mereka memiliki kewenangan dalam menentukan peraturan

daerah (Perda), terutama perda tentang APBD. Ada dua mekanisme korupsi

APBD dalam perburuan rente ekonomi di Banten, yaitu:

a. Mekanisme Korupsi APBD Pos Belanja Bansos dan Hibah dalam

APBD yang dapat digunakan sebagai dana taktis pembiayaan

kampanye, mekanisme dugaan korupsi APBD di Provinsi Banten

dengan sampel Pos Bansos dan Hibah dimulai dari tahap perencanaan

anggaran (by design), meluas ke tahap pelaksanaan, dan

pertanggungjawaban.

b. Mekanisme perolehan rente melalui proyek-proyek APBD, Bagi para

penyumbang dana kampanye yang memiliki kepentingan, misalnya

perusahaan-perusahaan swasta yang menginginkan untuk ‘dibayar

kelak’ dengan mendapatkan bagian proyek-proyek APBD bernilai

besar. Pada studi kasus Provinsi Banten, otonomi daerah mampu

mentransformasikan client businessmen pada masa OrBa (masa

sentralisasi politik) menjadi raja kecil di daerah mereka. Raja kecil

tersebut menentukan siapa yang menjadi penguasa di Banten, bahkan

kini anggota keluarga besarnya menguasai berbagai bidang termasuk

dalam aspek politik dan bisnis, kekuasaan diperoleh dengan cara

Page 212: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

178  

membiayai partai politik, sedangkan aspek bisnis bertumpu pada

monopoli terselubung terhadap proyek-proyek APBD. Proyek APBD

di Banten dikerjakan oleh pihak yang sama namun berbendera lain.

Pihak-pihak itu adalah pejabat publik yang berkuasa bergandengan

tangan dengan pihak ketiga yang merupakan lingkungan keluarga dan

kerabat kepala daerah yang berkuasa secara informal.

2. Berdasarkan hasil regresi data panel, korupsi di level daerah di Indonesia

memiliki berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi 48 kota/kabupaten di Indonesia.

6.2 Implikasi Kebijakan dan Saran

1. Untuk studi kasus Banten, saran yang dapat diberikan adalah:

a. Perlu adanya Peraturan Mentri Dalam Negeri (Permendagri) yang

tegas terkait pengelolaan dana Bansos Hibah di daerah,

b. Agar pejabat publik dalam legislatif maupun eksekutif

daerah/nasional tidak dipengaruhi oleh kepentingan bisnis, maka

harus dikeluarkan peraturan yang menegaskan pembatasan pejabat

publik/keluarganya dengan kegiatan usaha swasta, sehingga Peraturan

Pemerintah No.6 tahun 1974 tentang Pembatasan Kegiatan Pegawai

Negeri dalam Usaha Swasta harus direvisi.

c. Berbagai data dari ICW maupun BPK menunjukan bahwa para

pelaku dapat terjerat undang-undang tindak pidana korupsi, salah

satunya yaitu UU No. 31/1999 jo. UU No.20 Tahun 2001 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pasal 2 ayat 1 atas unsur

memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang

merugikan keuangan negara. Sehingga sangat perlu bagi aparat

penegak hukum melakukan tindakan tegas sesuai dengan prosedur

hukum yang ada.

d. Law of enforcement di Banten perlu didukung oleh usaha pihak

internal dan masyarakat yang berani membongkar dan menegakan

aturan di Pemerintah Provinsi Banten.

2. Hendaknya dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah,

dilakukan pemberantasan korupsi di daerah/nasional yang dimulai dengan

Page 213: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

179  

menciptakan suatu sistem politik yang berbiaya rendah. Contoh negara

dengan biaya politik rendah adalah Korea Selatan. Dengan demikian

diharapkan mampu menciptakan pasar politik yang kompetitif (political

competitiveness market). Suatu sistem politik berbiaya rendah hendaknya

dapat melahirkan kepemimpinan (leadership) nasional/daerah yang mampu

secara tegas mendukung segala bentuk upaya pemberantasan korupsi di

tingkat nasional/daerah. Pemimpin tersebut harus mampu melakukan

pembenahan institusi seluruh aparat penegak hukum dengan menerapkan

Carrot and Stick. Sehingga aparat penegak hukum dapat mendukung

penerapan Carrot and Stick yang menyeluruh pada instansi pemerintahan

yang ada dan mewujudkan prinsip-prinsip Good Governance pada seluruh

elemen pemerintahan dan masyarakat.

3. Saran untuk Penelitian selanjutnya adalah mengeksplorasi secara lebih

mendalam bagaimana proses rekrutmen politik pada tubuh partai politik dan

sumber pembiayaan partai politik, hal ini dirasakan perlu dilakukan karena

dapat memahami akar terjadinya prilaku rente ekonomi yang menyebabkan

terjadinya korupsi di daerah (termasuk korupsi APBD), kemudian melakukan

pengembangan pemodelan menggunakan data time series yang lebih panjang

apabila data korupsi regional tersedia, dan juga menambah beberapa variabel

yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah, sehingga mungkin akan

memberikan hasil pengolahan yang lebih baik.

Page 214: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

180  

Page 215: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

DAFTAR PUSTAKA

Ackerman SR. 2006. Korupsi dan Pemerintahan: Sebab, akibat dan reformasi, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Aidt TS. 2003. Economic Analysis of Corruption: A Survey. The Economic Journal 113(491), November: f632-f652.

Anzar D. 2011. Akrobat Pembangunan: Telaah Kritis Kebijakan Publik, Ekonomi

Banten dan Nasional dalam Bingkai Konektivitas, Jakarta:Paradigma Semesta.

Azis IJ, Wihardja MM. 2010. Theory of Endogenous Institutions and Evidence

from an In-Depth Field Study in Indonesia. Economics and Finance in Indonesia, 58(3):309-334.

[BPK RI] Badan Pemeriksa Keuangan. 2012. Audit Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah Provinsi Banten TA 2011. Jakarta: BPK RI _______________________________. 2012. Audit Investigasi Dana Hibah Bansos

Pemprov Banten TA 2011. Jakarta: BPK RI [BPS] Badan Pusat Statistik dan [Bappeda] Badan Pengawas Pembangunan

Daerah Provinsi Banten. 2009. ICOR Provinsi Banten 2008. Jakarta: BPS. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Banten dalam Angka. Jakarta: BPS. _______________________. 2012. Banten dalam Angka. Jakarta: BPS. Baltagi. 2005. Econometric Analysis of Panel Data: third Edition. England: John

Wiley and Sons.Ltd. England. Bhinadi A. 2003. Disparitas Pertumbuhan Ekonomi Jawa Dengan Luar Jawa.

Jurnal Ekonomi Pembangunan Kajian Ekonomi Negara Berkembang 8(1), Juni : 39-48.

Culis J, Jones P. 1992. Public Finance Public Choice analytical Perspective.

Singapore: McGrawHill. Damanhuri DS. 1996. Ekonomi Politik Alternatif. Jakarta:Pustaka Sinar Harapan. _____________. 2006. Korupsi, Reformasi Birokrasi dan Masa Depan Ekonomi

Indonesia, Jakarta:LPFEUI. _____________. 2010. Ekonomi Politik dan Pembangunan. Jakarta:LPFEUI.

Page 216: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

182  

Dewi SNF. 2002. Analisis Pengaruh Korupsi Terhadap Pertumbuhan, Investasi Domestik dan Foreign Direct investment (11 Negara Asia Tahun 1995-2000). Tesis. FEUI.

Djaroti A. Sebuah Catatan Tangan-tangan Kekuasaan Keluarga Atut. tidak

dipublikasikan.

Elok D, Briggita I. 2011. Gangren Desentralisasi Korupsi. Di dalam: Hartiningsih M, editor. Korupsi yang Memiskinkan. Jakarta:PT.Kompas Media Nusantara.

Firdaus M. 2011. Aplikasi Ekonometrika untuk Data Panel dan Time Series.

Bogor: IPB Press. Harman BK. 2012. Negeri Mafia Republik Koruptor:Menggugat Peran DPR

Reformasi, Yogyakarta:Lamalera. [ICW] Indonesian Corruption Watch. 2012. Laporan Monitoring Pilkada Banten 2011.

Jakarta :ICW. [ICW] Indonesian Corruption Watch. 2012. Laporan Dugaan Korupsi APBD Dana Hibah

Bansos 2011. Jakarta:ICW. Jain AK. 2001. Corruption: A Review, Jurnal of Economic Survey15(1) Corcodia

University: hal 71-116. Jeremy P. 2002. Strategi Memberantas Korupsi Elemen Sistem Integritas

Nasional, Jakarta:Yayasan Obor Indonesia

Klitgaard R. 2005. Penuntun Pemberantasan korupsi dalam pemerintahan daerah. Jakarta:Yayasan Obor.

[KPK] Komisi Pemberantasan Korupsi. 2006. Memahami Untuk Membasmi.

Jakarta:KPK.http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=1250, diakses 28 November 2011.

Kwik KG. 2003. Pemberantasan Korupsi: Untuk Meraih Kemandirian,

Kemakmuran, Kesejahteraan dan Keadilan. www.bappenas.go.id/get-file-server/node/5419/ , 28 november 2011.

Lambsdroff JD. 2002. Corruption and Rent Seeking. Nedherlands: Kluwer

Academic Publisher, Public Choice113: 97-125. Lopa B. 2001. Kejahatan Korupsi dan Penegakan hukum. Jakarta: Kompas. Mahmud MF. 2008. Incremental Capital Output Ratio (ICOR) : Barometer

Efisiensi Perekonomian Nasional. Jurnal Ekonomi Bisnis 13(1), April: 27-37.

Mangkoesoebroto, G. 1993. Ekonomi Publik, Yogyakarta:BPFE.

Page 217: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

183  

Mankiw NG, Romer D, Weil DN. 1992. A Contribution To The Empirics Of

Economics Growth. Quartely Journal Of Economics, May:407-437. Mauro P. 1995. Corruption and growth, Quarterly Journal of Economics 110(3):

681-712. Muhaimin Y. 1991. Bisnis dan Politik: Kebijakan Ekonomi Indonesia 1950-1980,

Jakarta :LP3ES. Nisjar K. 2005. Corruption In Less Developed Countries (a study on the Problem

and Sollution of Corruption in Indonesia). Jurnal Akuntansi 9(3), September: 260-265 .

Nugroho T. 2004. Disparitas pembangunan wilayah pesisir utara dan selatan jawa

barat :studikasus diKabupaten Karawang Subang dan Kabupaten Garut Ciamis. Tesis. IPB.

Prahara G. 2010. Analisis Disparitas Antar Wilayah Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Provinsi Kalimantan Barat. Tesis.FEM IPB. Priyarsono DS, Sahara, Firdaus M. 2007. Ekonomi Regional. Jakarta: Universitas

Terbuka. Rachbini DJ. 2008. Teori Bandit. Jakarta: RMBooks. __________. 2001. Pembangunan Ekonomi dan Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Garsindo. Rahman A, Kisunko G, Kapoor K. 2000. Estimating the effect of Corruption

Implication for Bangladesh.World Bank Report . www.worldbank.org Rizak HB. 2012. Kebijakan Alokasi Anggaran: Studi Kasus Sulawesi Tengah.

Analisis CSIS 41(1), Maret: 95-116. Riyanto. 2008. Korupsi dalam pembangunan ekonomi wilayah: suatu kajian

ekonomi politik dan budaya. Disertasi. Pascasarjana IPB. Santosa I. 2011. Pagar betis Mengepung Tikus di Sawah Indonesia. Di dalam:

Hartiningsih M, editor. Korupsi yang Memiskinkan. Jakarta: P.T.Kompas Media Nusantara.

Shera A. 2011. Corruption and The Impact of The Economic Growth. Journal of

Information Technology and Economic Development 2(1): 39-53. Simamora M, Sirojuzilam. 2008. Determinan Pertumbuhan Ekonomi Sumatera

Barat (studi Kasus: Wilayah Pantai Timur). Jurnal Perencanaan dan Pembangunan Wilayah 4(2), Desember: 94-101.

Page 218: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

184  

Sitongga LT. 2012. Presiden SBY:Ini Dia 5 Sektor Rawan Korupsi. Rabu 25 Juli

http://www.bisnis.com/artikel, 13/9/2012. Sillaeloe P. 2010. Korupsi Dalam Pengelolaan APBD, Kamis 13 September

2012,http://bimakab.go.id/article-korupsi-dalam-pengelolaan-apbd.html, diakses 13/09/2012.

Shleifer A, Vinshy RW. 1993. Corruption. The Quarterly Journal of Economics

108(3), Aug: pp 559-617. Sopanah, Wahyudi Isa. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Korupsi APBD di Malang Raya, http://ejournal.umm.ac.id/index.php/legality/article/view/277/290, diakses 14/9/2012.

Soesatyo B. 2010. Perang-perangan Melawan Korupsi : Pemberantasan Korupsi

di Bawah pemerintahan Presiden SBY, Jakarta:Ufuk Press. Stiglitz J. 2002. Economics of Public Sector 3rd edition. New York:W.W. Norton

& Company. Suparno. 2010. Desentralisasi Fiskal dan Pengaruhnya terhadap Perekonomian

di Indonesia. Tesis. FEM IPB. Sulistio F. Perilaku Korupsi dalam Pemilukada. Jurnal Konstitusi PPK FH

UB.http://faizinsulistio.lecture.ub.ac.id/2011/05/perilaku-korupsi-dalam-pemilukada/, diakses 6/4/2012

Sukirno S. 2008. Teori Makroekonomi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian kombinasi (Mixed method).

Bandung:Alfabeta. Swaleheen M, Stansel D. 2007. Economic Freedom, Corruption and Growth,

Cato Journal 27(3): 343-258. Taufik R, Maria P, Dewi D. 2007. Memerangi Korupsi di Indonesia Yang

Terdesentralisasi, Bank Dunia. http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publication/Memerangi_Korupsi_dprd.pdf, diakses 28 Desember 2012.

Thomas V,et.al. 2000. The Quality of Growth. World Bank. Todaro MP, Smith SC. 2006. Pembangunan Ekonomi Ed ke-9 (Alih Bahasa oleh

Haris Munandar dan Puji A.L) Jakarta: Erlangga.

Page 219: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

185  

Vermonte PJ. 2012. Mendanai Partai Politik: Problem dan Beberapa Alternative Solusinya, Analisis CSIS 41(1), Maret: 82-94.

Yoshinara K. 1991. Kapitalisme Semu Asia Tenggara. Jakarta:LP3ES. Yustika AE, 2008. Ekonomi Kelembagaan : Definisi, Teori dan Strategi. Jatim:.

Bayumedia Publishing. Widjaja HAW. 2009. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom, Jakarta : Rajawali

Pers. Winters JA. 2011. Oligarkhi. Jakarta:Gramedia. Zachrie R, Wijayanto. 2010. Korupsi Mengorupsi Indonesia : Sebab akibat dan

Prospek Pemberantasan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. www.transparency.org,2010, diakses 30/11/2011 http://www.undp.or.id/programme/governance/intro_glg.pdf, 12 /11/2012 http://www.djpk.depkeu.go.id/, diakses 15/06/2012 http://www.ipkindonesia.org/, diakses 30/11/2011. http://bantenologi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=83:potret-budaya-banten-dulu-kini-dan-nanti&catid, diakses 5/11/2012. http://www.humasprotokol.bantenprov.go.id/2012/07/, diakses 5/11/2012

http://www.p2d.org/index.php/kon/52-31-1pril-2011/273, diakses 1/11/ 2012. Korupedia.org 18/6/2012, diakses 19/6/2012. http://koranmedan.com/2009/08/, diakses 12/6/2012. http://lpse.bantenprov.go.id/eproc/lelang/pemenang, diakses 25/12/12

Page 220: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

186  

Page 221: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

187  

Lampiran 1. Daftar Informan/Nara Sumber

Nama Tanggal Jabatan Keterangan AI 19 Juni 2012

13 November 2012

Peneliti ICW Mengetahui mekanisme dugaan korupsi APBD dalam perburuan rente ekonomi

PR 3 Juni 2012 Staff Pemerintah Daerah Provinsi Banten

Mengetahui mekanisme dugaan korupsi APBD dalam perburuan rente ekonomi

EA 19 Juni 2012 6 Desember 2012

Badan Pengawas Pemilu Provinsi Banten

Mengetahui mekanisme dugaan korupsi APBD dalam perburuan rente ekonomi

BS 13 November 2012 Forum Diskusi Wartawan Harian (FWDH) Banten

Mengetahui mekanisme dugaan korupsi APBD dalam perburuan rente ekonomi

Aeng Khaerudin

19 Juni 2012 Ketua DPRD Pemerintah Daerah Provinsi Banten

Konfirmasi Temuan BPK RI

Gandung 19 Juni 2012 Itjen Pemerintah Daerah Provinsi Banten

Konfirmasi Temuan BPK RI

Babar 6 Desember 2012

Kepala Bidang Perencanaan Program dan Anggaran Bappeda.

Mengetahui normatif Pengelolaam APBD, khususnya Pos Bansos Hibah, dan prakteknya di daerah.

AW 28 November 2012 Anggota DPRD Pemerintah Provinsi Banten.

Mengetahui mekanisme dugaan korupsi APBD dalam perburuan rente ekonomi .

DA 19 Juni 2012 8 November 2012

Akademisi dan mantan anggota staf ahli DPRD Banten

Mengetahui mekanisme dugaan korupsi APBD dalam perburuan rente ekonomi.

Page 222: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

188  

Lampiran 2. Data ICW : Rincian Kejanggalan Penyumbang Dana Kampanye Incumbent 1 Pada Pilkada Banten Tahun 2011 Uji Petik terhadap 30 persen dari Jumlah Penyumbang.

a. Sumbangan perusahaan swasta yang tidak menyertakan NPWP

No Tanggal Nama Alamat Total

1 13/09/11 CV Kristal Utama Komplek Kidemang Blok F No 8 Kota Serang

Rp 200 000 000.00

2 4/10/2011 PT Kidemang Putra Prima

Komplek Kidemang Putra Prima

Rp 350 000 000.00

3 4/10/2011 PT Palugada Mandiri Serang Rp 300 000 000.00

4 4/10/2011 PT Trias Jaya Perkasa Ciracas, Kota Serang

Rp 350 000 000.00

5 5/10/2011 PT Trina Lestari Cilegon Rp 350 000 000.006 5/10/2011 CV Bangun Cipta

Persada Pandeglang Rp 150 000 000.00

7 13/10/2011 CV Karindo Raya Serang Rp 100 000 000.008 14/10/2011 PT Ramaditya Kota Serang Rp 150 000 000.009 14/10/2011 PT Bara Cipta Nusa

Pala Pandeglang Rp 150 000 000.00

TOTAL Rp 2 100 000 000.00

b. Perusahaan penyumbang yang beralamat tidak jelas

No Tanggal Nama Alamat Total 1 4/10/2011 PT Palugada

Mandiri Serang Rp 300 000 000.00

2 5/10/2011 PT Trina Lestari Cilegon Rp 350 000 000.00 3 5/10/2011 CV Bangun Cipta

Persada Pandeglang Rp 150 000 000.00

4 13/10/2011 CV Karindo Raya Serang Rp 100 000 000.00 5 14/10/2011 PT Ramaditya Kota Serang Rp 150 000 000.00 6 14/10/2011 PT Bara Cipta

Nusa Pala Pandeglang Rp 150 000 000.00

TOTAL Rp 1 200 000 000.00

Page 223: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

189  

c. Perusahaan penyumbang dengan alamat sama

No Perusahaan Nama Penyumbang

Alamat Total (Rp)

1 PT Waliman Nugraha Jaya

Sigit Widodo Puri Serang Hijau Blok L4-12 Kota Serang

Rp 200 000 000.00

2 PT Bintang Raya Putra

Jajang Lesmana Puri Serang Hijau Blok L4 no 12 Kota Serang

Rp 150 000 000.00

3 CV Cristal Utama

Ahmad Saefudin Komplek Kidemang Blok F No 8 Kota Serang

Rp 200 000 000.00

4 PT Priangan Jaya Persada

Prana Rismayandi

Komplek Kidemang Blok F No 8 Kota Serang

Rp 300 000 000.00

5 PT Kidemang Putra Prima

Prana Rismayandi

Komplek Kidemang Blok F No 8 Kota Serang

Rp 350 000 000.00

TOTAL Rp 900 000 000.00

d. Alamat perusahaan yang tidak layak disebut kantor

No Perusahaan Nama Penyumbang

Alamat Keterangan

1 PT Waliman Nugraha Jaya

Sigit Widodo Puri Serang Hijau Blok L4-12 Kota Serang

Rumah Jajang Lesmana

2 PT Priangan Jaya Persada

Prana Rismayandi Komplek Kidemang Blok F No 8 Kota Serang

Rumah kosong berlantai dua, sudah tidak layak untuk langsung ditempati

Page 224: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

190  

3 PT Kidemang Putra Prima

Prana Rismayandi Komplek Kidemang Blok F No 8 Kota Serang

Rumah kosong berlantai dua, sudah tidak layak untuk langsung ditempati

4 CV Cristal Utama

Ahmad Saefudin Komplek Kidemang Blok F No 8 Kota Serang

Rumah kosong berlantai dua, sudah tidak layak untuk langsung ditempati

5 PT Mitra Karya Rattan

Reiny Rahmawati Jl Tebet Timur Raya No 50 A Jakarta Selatan

Alamat itu, tempat yang dimiliki oleh seseorang yang berprofesi dokter umum. Sebelah rumah itu no 51 adalah kantor penghubung pemerintah Provinsi Banten

6 PT Citra Putra Mandiri Internusa

Adhi Pradipta The East Tower Lt.12 Unit 5 Mega Kuningan, Jakarta Selatan

Alamat yang dimaksud ditempati oleh PT Bali Pasific Pragama, perusahaan itu milik adik laki-laki Gubernur

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(Lanjutan)

Page 225: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

191  

Lampiran 3. Output pendekatan pooled least square estimasi model pertumbuhan ekonomi regional

Dependent Variable: LNPDRB Method: Panel Least Squares Date: 04/19/13 Time: 11:38 Sample: 2009 2010 Periods included: 2 Cross-sections included: 47 Total panel (balanced) observations: 94

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LNAPBD 0.478278 0.112436 4.253797 0.0001 LNPOP 1.026092 0.096931 10.58576 0.0000

AMH 0.066525 0.021527 3.090362 0.0027 CORR 0.053299 0.088274 0.603792 0.5475

C -10.46028 2.536999 -4.123091 0.0001

R-squared 0.798547 Mean dependent var 15.40056 Adjusted R-squared 0.789493 S.D. dependent var 1.311067 S.E. of regression 0.601532 Akaike info criterion 1.873049 Sum squared resid 32.20378 Schwarz criterion 2.008331 Log likelihood -83.03331 Hannan-Quinn criter. 1.927693 F-statistic 88.19751 Durbin-Watson stat 0.480137 Prob(F-statistic) 0.000000

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 226: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

192  

Lampiran 4. Output pendekatan fixed effects estimasi model pertumbuhan ekonomi regional

FEM 

Dependent Variable: LNPDRB Method: Panel Least Squares Date: 04/19/13 Time: 11:39 Sample: 2009 2010 Periods included: 2 Cross-sections included: 47 Total panel (balanced) observations: 94

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LNAPBD 0.058157 0.048976 1.187441 0.2416LNPOP -0.096451 0.095689 -1.007967 0.3191

AMH 0.374979 0.047067 7.966967 0.0000CORR 0.011218 0.023530 0.476760 0.6359

C -20.68145 4.758594 -4.346126 0.0001

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.996768 Mean dependent var 15.40056Adjusted R-squared 0.993010 S.D. dependent var 1.311067S.E. of regression 0.109614 Akaike info criterion -1.280701Sum squared resid 0.516650 Schwarz criterion 0.099172Log likelihood 111.1929 Hannan-Quinn criter. -0.723333F-statistic 265.2337 Durbin-Watson stat 3.916667Prob(F-statistic) 0.000000

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 227: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

193  

Lampiran 5. Output pooled least square/ fixed effects testing dengan menggunakan rendundant fixed effects – likelihood ratio

Redundant Fixed Effects Tests Equation: EQ02 Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 57.331983 (46,43) 0.0000 Cross-section Chi-square 388.452477 46 0.0000

Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: LNPDRB Method: Panel Least Squares Date: 04/19/13 Time: 14:20 Sample: 2009 2010 Periods included: 2 Cross-sections included: 47 Total panel (balanced) observations: 94

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LNAPBD 0.478278 0.112436 4.253797 0.0001 LNPOP 1.026092 0.096931 10.58576 0.0000

AMH 0.066525 0.021527 3.090362 0.0027 CORR 0.053299 0.088274 0.603792 0.5475

C -10.46028 2.536999 -4.123091 0.0001

R-squared 0.798547 Mean dependent var 15.40056 Adjusted R-squared 0.789493 S.D. dependent var 1.311067 S.E. of regression 0.601532 Akaike info criterion 1.873049 Sum squared resid 32.20378 Schwarz criterion 2.008331 Log likelihood -83.03331 Hannan-Quinn criter. 1.927693 F-statistic 88.19751 Durbin-Watson stat 0.480137 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 228: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

194  

Lampiran 6. Output pendekatan Random effects estimasi model pertumbuhan ekonomi regional

Dependent Variable: LNPDRB Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 04/19/13 Time: 11:42 Sample: 2009 2010 Periods included: 2 Cross-sections included: 47 Total panel (balanced) observations: 94 Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LNAPBD 0.147495 0.046686 3.159324 0.0022LNPOP 0.578549 0.070328 8.226497 0.0000

AMH 0.123111 0.024335 5.059064 0.0000CORR 0.004496 0.022999 0.195499 0.8454

C -5.965268 2.645806 -2.254612 0.0266

Effects Specification S.D. Rho

Cross-section random 0.572529 0.9646Idiosyncratic random 0.109614 0.0354

Weighted Statistics

R-squared 0.332090 Mean dependent var 2.066066Adjusted R-squared 0.302071 S.D. dependent var 0.212085S.E. of regression 0.177181 Sum squared resid 2.793975F-statistic 11.06286 Durbin-Watson stat 2.167802Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.556702 Mean dependent var 15.40056Sum squared resid 70.86451 Durbin-Watson stat 0.085470

 

 

 

 

 

 

Page 229: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

195  

Lampiran 7. Output fixed effects/random effects testing dengan menggunakan correlation random effects-Hausmant test

Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: EQ02 Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 147.538221 4 0.0000

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

LNAPBD 0.058157 0.147495 0.000219 0.0000 LNPOP -0.096451 0.578549 0.004210 0.0000

AMH 0.374979 0.123111 0.001623 0.0000 CORR 0.011218 0.004496 0.000025 0.1761

Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: LNPDRB Method: Panel Least Squares Date: 04/19/13 Time: 11:43 Sample: 2009 2010 Periods included: 2 Cross-sections included: 47 Total panel (balanced) observations: 94

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -20.68145 4.758594 -4.346126 0.0001 LNAPBD 0.058157 0.048976 1.187441 0.2416 LNPOP -0.096451 0.095689 -1.007967 0.3191

AMH 0.374979 0.047067 7.966967 0.0000 CORR 0.011218 0.023530 0.476760 0.6359

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.996768 Mean dependent var 15.40056 Adjusted R-squared 0.993010 S.D. dependent var 1.311067 S.E. of regression 0.109614 Akaike info criterion -1.280701 Sum squared resid 0.516650 Schwarz criterion 0.099172 Log likelihood 111.1929 Hannan-Quinn criter. -0.723333 F-statistic 265.2337 Durbin-Watson stat 3.916667 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 230: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

196  

Lampiran 8. Output hasil estimasi pendekatan fixed effects dengan GLS Weight: Cross-section weight dan Cross-section weights (PCSE)

Dependent Variable: LNPDRB Method: Panel EGLS (Cross-section weights) Date: 04/19/13 Time: 11:45 Sample: 2009 2010 Periods included: 2 Cross-sections included: 47 Total panel (balanced) observations: 94 Linear estimation after one-step weighting matrix Cross-section weights (PCSE) standard errors & covariance (d.f. corrected)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LNAPBD 0.066361 0.014673 4.522785 0.0000LNPOP -0.078770 0.020197 -3.900092 0.0003

AMH 0.426274 0.024539 17.37139 0.0000CORR 0.022320 0.004952 4.507644 0.0000

C -26.06943 2.460177 -10.59657 0.0000

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

Weighted Statistics

R-squared 0.999557 Mean dependent var 63.29866Adjusted R-squared 0.999041 S.D. dependent var 232.5588S.E. of regression 0.099340 Sum squared resid 0.424345F-statistic 1939.457 Durbin-Watson stat 2.999957Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.996641 Mean dependent var 15.40056Sum squared resid 0.537029 Durbin-Watson stat 3.916667

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 231: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

197  

Lampiran 9. Tingkat Korupsi rata-rata tahun 2008 dan 2010 48 ibukota/kabupaten di Indonesia

No  kab/kota  CPI  No kab/kota  CPI 1  Banda aceh  5.24 25 Malang  4.575 2  Lhokseumawe  4.845 26 Jember  4.835 3  Sibolga  4.7 27 Kediri  5.23 4  pematang siantar  4.49 28 Surabaya  4.1 5  Medan  4.005 29 Serang  4.72 6  padang sidempuan  4.12 30 Denpasar  5.48 7  Padang  4.855 31 Mataram  5.4 8  Pekanbaru  3.58 32 Kupang  3.93 9  Jambi  4.85 33 Pontianak  4.165 

10  Palembang  4.285 34 Palangkaraya  5.565 11  Bengkulu  4.57 35 Banjarmasin  5.155 12  bandar lampung  4.755 36 Samarinda  4.94 13  Pangkalpinang  4.61 37 Balikpapan  5.22 14  Batam  4.35 38 Manado  4.665 15  tanjung pinang  4.45 39 palu   4.8 16  Jakarta  4.245 40 Makasar  4.335 17  Tasikmalaya  5.4 41 Kendari  4.225 18  Cirebon  3.715 42 Gorontalo  5.26 19  Bandung  4.355 43 Mamuju  4.265 20  Surakarta  5.675 44 Ambon  4.805 21  Semarang  4.79 45 Ternate  4.715 22  Banyumas  4.3 46 Jayapura  4.67 23  Tegal  4.79 47 Sorong  4.325 24  Jogjakarta  6.12 48 manokwari  4.6 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 232: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

198  

Lampiran 10. Contoh Lembaran Kuisioner yang Digunakan Oleh Transparency International Indonesia (TII)

PT. Karya Utama Integritas Jl. Cilosari 35

Jakarta 10330

80715

- CPI 2008-

No. Kues:_______________

No. Intvr:_______________

SEKTOR PEJABAT PUBLIK – FIELD Nama responden: Nama interviewer :

Jabatan: Tanggal interview :

Nama Institusi:

Alamat: Lama interview : ………… menit

Mulai: ……………. Selesai:…………………..

Kode Pos: Nama TL :

Telpon Kantor: Fax: Nama SPV :

Nomor HP : Tanda tangan Responden:

Penerimaan Gift: _______________

Sudah Interview: _____________

Alamat E-mail:

Saya menyatakan bahwa saya mengikuti prosedur rekrutmen responden dengan penuh tanggung jawab dan saya telah melaksanakan interview sesuai instruksi yang diberikan. Bila ditemukan kesalahan atau penipuan dalam pemilihan responden dan proses interview sehingga data menjadi tak berguna, saya bersedia menerima tindakan yang dijatuhkan untuk saya.

Tanda tangan interviewer: _____________

Diperiksa oleh:

TL : _________________________

SPV :_________________________

Checker :_________________________

Kualitas Control Nama Tanggal Paraf Komentar

Interviewer

Witness

TL Check

Page 233: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

199  

SPV. Check

Recall/Verify

KOTA/WILAYAH:

Banda Aceh 01 Pangkal Pinang 14 Malang 27 Manado Lhokseumawe 02 Bandar Lampung 15 Kediri 28 Palu Medan 03 Jakarta 16 Jember 29 Gorontalo Padang Sidempuan 04 Bandung 17 Pontianak 30 Makassar Pematang Siantar 05 Serang/Cilegon 18 Palangkaraya 31 Mamuju Sibolga 06 Tasikmalaya 19 Balikpapan 32 Kendari Pakan Baru 07 Cirebon 20 Sampit 33 Ambon Batam 08 Semarang 21 Banjarmasin 34 Ternate Tanjung Pinang 09 Surakarta 22 Samarinda 35 Jayapura Padang 10 Yogyakarta 23 Tenggarong 36 Manokwari Jambi 11 Tegal 24 Denpasar 37 Sorong Palembang 12 Purwokerto 25 Mataram 39 Bengkulu 13 Surabaya 26 Kupang 39 TELPON UNTUK MEMBUAT PERJANJIAN

SETELAH DIHUBUNGKAN DENGAN ORANG YANG TEPAT, MULAI DENGAN PERKENALAN:

PENDAHULUAN: 

Selamat pagi/siang/sore, kami dari PT. Karya Utama Integritas/3i-s research, sebuah perusahaan riset pemasaran independen. Saat ini kami ingin menanyakan pendapat bapak/ibu mengenai Tata kelola pemerintah yang baik (Good Governance). Kami percaya, bahwa Anda setuju bahwa Good Governance akan membuat Pejabat Publik bisa lebih melayani masyarakat dengan baik. Karena Good Governance sudah menjadi tekad Pemerintah Daerah, maka kami diminta oleh Transparency International Indonesia untuk melakukan penelitian mengenai implementasi Good Governance yang sudah dilaksanakan disini. Kami minta Anda bisa memberikan jawaban yang jujur. Anda tidak perlu kuatir menyebutkan nama Anda, karena nama Anda tidak akan ditampilkan dalam hasil survei ini. Semua jawaban akan diolah bersama dan akan ditampilkan sebagai penemuan kolektif dalam satu daerah.

Bila diminta untuk menjelaskan: Perusahaan kami telah ditugaskan oleh Transparency International Indonesia, sebuah lembaga nirlaba yang bertujuan membangun kesadaran publik tentang transparansi dan akuntabilitas di sektor Pemerintah dan swasta di Indonesia. Transparency International Indonesia melakukan survey ini dengan keinginan memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai masalah utama yang dihadapi masyarakat sehingga dapat memberikan solusi yang lebih baik. Semua jawaban akan diterjemahkan ke dalam angka-angka dan akan diolah sedemikian rupa sehingga tidak mungkin jawabannya bisa dirujuk kepada jawaban pribadi-pribadi.

Page 234: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

200  

PERTAMA-TAMA, KAMI INGIN MENANYAKAN BEBERAPA PERTANYAAN LATAR BELAKANG

S1. Apa nama institusi tempat anda bekerja saat ini?

Badan Pertanahan Negara ....................................................................... 1 Layanan Perpajakan nasional/Negara (PPH badan, PPN, PPNBM ) ...... 2 Layanan Pajak/retribusi daerah (PBB, Pajak kendaraan, Pajak Iklan) ..... 3 Imigrasi (KIMS, KITAS) ............................................................................ 4 Departemen Hukum (paten) .................................................................... 5 Polisi ......................................................................................................... 6 DLLAJR ................................................................................................... 7 Bea Cukai ................................................................................................ 8 Pelindo (Pelabuhan) ................................................................................. 9 Angkasa Pura (Bandara) .......................................................................... 10 Pengadilan ............................................................................................... 11 BPOM ....................................................................................................... 12 MUI (Sertifikat Halal) ................................................................................ 13 Pemda/Pemkot ......................................................................................... 14 Depkes ..................................................................................................... 15

S1b. Apakah ada bidang yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat di institusi ini ?

Ya ............................................................................................................. 1 Tidak ........................................................................................................ 2 - HENTIKAN

S2a. Bolehkah kami tahu bidang apa? BIDANG: __________________________________ S2b. Apakah Bapak memiliki jabatan struktural di sini ?

Ya ........................................................................................... .................. 1 – TANYA S2C Tidak ........................................................................................................ 2 – HENTIKAN

S2c. Apa jabatan Bapak? JABATAN: ______________________

S2d. Dan, untuk posisi ini, secara struktural bapak di Eselon berapa? ESELON [LINGKARI]: 1 2 3 4 KUESIONER UTAMA

Pengetahuan tentang UU Korupsi

P1. Apakah anda pernah mendengar tentang UU Anti Korupsi? Ya ............................................................................................................. ............................................................................................................... 1 Tidak ....................................................................................................... ................................................................................................ 2 KE P4a

Page 235: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

201  

P2. Apakah Anda pernah membaca UU Anti Korupsi Indonesia ?

Ya ............................................................................................................. ............................................................................................................... 1 Tidak ....................................................................................................... ............................................................................................... 2 KE P4 a

P3. [SHOW CARD] Dari daftar berikut ini yang mana saja menurut Anda termasuk dalam tindakan korupsi menurut UU ? [M]

Penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang oleh pejabat public yang menyebabkan kerugian financial bagi Negara ..................... ............................................................................................................... 1 Menyuap pejabat publik ........................................................................... ............................................................................................................... 2 Penipuan / Kecurangan oleh pejabat Negara ......................................... ............................................................................................................... 3 Pemerasan ............................................................................................... ............................................................................................................... 4 Penyelewengan berat di proyek pemerintah ............................................ ............................................................................................................... 5 Konflik kepentingan pribadi dalam proyek pemerintah ............................ ............................................................................................................... 6 Gratifikasi / pemberian hadiah ................................................................. ............................................................................................................... 7

P4a. [SHOW CARD] Dari daftar berikut ini silakan anda memilih 5 hal yang paling bermasalah untuk menjalankan bisnis/usaha di Indonesia. Tolong urutkan faktor-faktor ini menurut seberapa bermasalahnya [ranking 1=paling bermasalah; 5=paling tidak bermasalah]

No Ranking a. Akses ke pendanaan b. Peraturan tenaga kerja yang mengekang c. Instabilitas Pemerintahan / kudeta d. Peraturan mata uang asing e. Kriminalitas dan pencurian f. Fasilitas infrastruktur yang tidak memadai g. Korupsi h. Birokrasi pemerintah yg tidak efisien i. Peraturan perpajakan j. Pendidikan SDM yang rendah k. Tarif pajak nasional (PPN, PPH, Pajak Badan, PPNBM) l. Tarif pajak daerah (retribusi, PBB, Pajak Kendaraan, Pajak Iklan) m. Etika kerja buruk pada tenaga kerja local. n. Inflasi o. Kebijakan yang tidak stabil / sering berubah

P4b. Mengapa Anda memberikan ranking seperti itu?

Page 236: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

202  

INDEX PERSEPSI KORUPSI

Persepsi tentang SUAP

[SHOW CARD SKALA] Untuk pertanyaan-pertanyaan berikut ini, silakan menilai dengan memakai skala 0-10, dimana 0 berarti “lazim” sedangkan 10 berarti “tidak lazim/tidak pernah”. Anda boleh memilih angka berapa saja sesuai dengan pendapat anda yang menggambarkan penilaian anda. P5. Di kota ini, menurut pendapat Anda, seberapa lazimnya/biasa-kah perusahaan–

perusahaan membayar pembayaran tidak resmi atau suap kepada pejabat setempat sehubungan dengan :

A. Ijin Usaha

Lazim/Biasa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak lazim/tidak pernah

B – Prosedur yang berkaitan dengan utilitas publik (mis. listrik, telpon)

Lazim/Biasa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak lazim/tidak pernah

C - Pembayaran Pajak (tahunan)

Lazim/Biasa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak lazim/tidak pernah

D – Memenangkan kontrak proyek pemerintah

Lazim/Biasa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak lazim/tidak pernah

E – Mendapatkan keputusan hukum (judicial) yang menguntungkan

Lazim/Biasa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak lazim/tidak pernah

F – Mempengaruhi hukum, kebijakan, atau keputusan demi kepentingan bisnis tertentu

Page 237: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

203  

Lazim/Biasa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak lazim/tidak pernah

G – Untuk mempercepat proses birokrasi

Lazim/Biasa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak lazim/tidak pernah

P6a. [SHOW CARD] Bila terjadi pembayaran suap, siapa yang umumnya akan memulai transaksi ini? [S]

Pejabat publik minta suap ........................................................................ 1 Perusahaan yang menawarkan suap ...................................................... 2 Baik pejabat publik maupun perusahaan sudah tahu apa yang harus dilakukan, tdk perlu inisiatif ................................................................... 3 Lainnya [Tuliskan kalau ada] ....................................................................

P6b. Mengapa anda mengatakan demikian? PROBE SPESIFIK

.…………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………………………………….

P7. [SHOW CARD] Untuk mempercepat proses birokrasi yang anda tangani, manakah

pernyataan berikut ini yang anda alami? [S]

Saya selalu ditawari uang untuk mempercepat proses birokrasi ........... 1 Saya seringkali ditawari uang untuk mempercepat proses birokrasi ...... 2 Saya kadangkala ditawari uang untuk mempercepat proses birokrasi .... 3 Saya tidak pernah ditawari uang untuk mempercepat proses birokrasi ... 4

P8. [SHOW CARD] Manakah pernyataan berikut yang paling sering anda hadapi? [S]

Saya pasti akan menerima ”uang tanda terima kasih” dari pengusaha ... 1 Saya mungkin akan menerima ”uang tanda terima kasih” ....................... 2 Saya mungkin tidak akan menerima ”uang tanda terima kasih” .............. 3 Saya pasti tidak akan menerima ”uang tanda terima kasih ...................... 4

P9. Mengapa anda mengatakan demikian? PROBE SPESIFIK

Page 238: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

204  

.…………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………………………………….

P10. Apakah anda pernah melaporkan orang yang menerima suap kepada pihak berwajib?

Ya ............................................................................................................. 1 – LANGSUNG KE P12 Tidak ........................................................................................................ 2 – TANYAKAN P11

P11. Mengapa anda tidak melaporkannya? PROBE SPESIFIK

.…………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………………………………….

Persepsi Konflik Kepentingan P12. [SHOW CARD] Di kota Anda ini, menurut Anda, seberapa lazim-kah kontrak proyek

204 publik/pemerintah diberikan berdasarkan hubungan pribadi atau afiliasi/kedekatan politik?

Lazim/Biasa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak lazim/tidak pernah

Persepsi terhadap Dukungan Swasta tentang Usaha Pemerintah Daerah memberantas korupsi.

P13a. [SHOW CARD] Dengan skala 0-10, dimana 0 berarti “sama sekali tidak mendukung”

sedangkan 10 berarti “sangat mendukung”. Anda boleh memilih angka berapa saja sesuai dengan pendapat anda yang menggambarkan penilaian anda. Di kota Anda ini, menurut Anda, seberapa jauhkah sektor swasta mendukung pemerintah daerah dalam usaha untuk memberantas korupsi?

Page 239: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

205  

Sama sekali tidak mendukung 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat mendukung

P13b. Mangapa Anda mengatakan demikian?

.…………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………………………………………….

Kinerja Pelayanan

P14. Apakah institusi anda melayani masyarakat umum?

Ya ............................................................................................................. 1 Tidak ........................................................................................................ 2 – LANGSUNG KE P16

P15. (SHOW CARD) Dengan skala 0 sampai 10, bagaimanakah anda menilai kualitas pelayanan yang diberikan oleh institusi anda kepada masyarakat? [Definisi kualitas disini adalah pelayanan tepat waktu sesuai peraturan, transparansi biaya pelayanan, dan pelayanan yang diberikan]

Kualitas sangat rendah 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kualitas sangat tinggi

Page 240: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

206  

P16a. [SHOW CARD] Seandainya Anda diberikan tongkat wasiat yang punya kekuatan untuk menghentikan korupsi saat itu juga, sebutkan satu lembaga pemerintah di mana Anda akan menggunakan tongkat wasiat tsb. Untuk Lembaga mana Anda akan menggunakannya? [S]

Kantor pajak ............................................................................................ 1 ................................................................................................................. Polisi ........................................................................................................ 2 Kantor Imigrasi ......................................................................................... 3 Badan pertanahan (BPN) ......................................................................... 4 DPR/DPRD .............................................................................................. 5 Kejaksaan ............................................................................................... 6 Pengadilan ............................................................................................... 7 Kantor Layanan Publik /One Stop Service ............................................... 8 Departmen Agama ................................................................................... 9 Departmen Pendidikan ............................................................................. 10

P16b. Mengapa lembaga itu yang menjadi prioritas Anda ?

...................................................................................................................................................................

...................................................................................................................................................................

...................................................................................................................................................................

P17. Menurut anda, bagaimana kita dapat berpartisipasi memberantas praktek korupsi?

PROBE. TULIS VERBATIM ...................................................................................................................................................................

...................................................................................................................................................................

...................................................................................................................................................................

SEBELUM KAMI MENGAKHIRI INTERVIEW, BOLEHKAH KAMI MENANYAKAN BEBERAPA PERTANYAAN TAMBAHAN UNTUK KEPERLUAN KLASIFIKASI:

DEMOGRAFI:  

D1. CATAT JENIS KELAMIN RESPONDEN:

Page 241: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

207  

Pria ........................................................................................................... 1 Wanita ...................................................................................................... 2

D2. Berapakah usia anda pada ulang tahun terakhir?

TULISKAN USIA SEBENARNYA LALU LINGKARI KODE YANG SESUAI _________________ Tahun 15-19 tahun .............................................................................................. 1 20-29 tahun .............................................................................................. 2 30-39 tahun .............................................................................................. 3 40-49 tahun .............................................................................................. 4 50+ tahun ................................................................................................. 5

D3. Apakah pendidikan terakhir Anda?

Tidak ada pendidikan formal .................................................................... 1 Tamat SD ................................................................................................ 2 SLP tidak tamat ........................................................................................ 3 Tamat SLP ............................................................................................... 4 SMU tidak tamat ...................................................................................... 5 Tamat SMU .............................................................................................. 6 Akademi/D3 ............................................................................................. 7 Universitas/S1 .......................................................................................... 8 Paska sarjana/S2 ..................................................................................... 9 Doktoral/PhD. ........................................................................................... 10

D4. Apa status perkawinan anda?

Belum menikah ........................................................................................ ............................................................................................................... 1 Sudah menikah ........................................................................................ ............................................................................................................... 2 Duda/Janda/bercerai ................................................................................ ............................................................................................................... 3

 

D5. Suku bangsa: Pribumi 1

Keturunan China 2

Keturunan Asing lainnya 3

D6. Agama responden: Islam 1

Kristen (Protestan, Katolik) 2

Buddha 3

Hindu 4

Page 242: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

208  

Lainnya (Sebutkan ……….) 5

PERNYATAAN INTERVIEWER

SAYA MENYATAKAN BAHWA SEKALI SAYA DITEMUKAN MENIPU PADA 1 PERTANYAAN, SEMUA KUESIONER TIDAK AKAN DIBAYAR, DAN SEMUA AKAN MENJADI MILIK

PERUSAHAAN. SAYA JUGA BERSEDIA DI KELUARKAN DARI PT 3i-s TANPA PESANGON APAPUN.

TANDA TANGAN INTERVIEWER:

No. Coder :

No. Puncher :

JANGAN LUPA MEMBERIKAN FORM PENILAIAN/SELF COMPLETION SEBELUM 

MENGAKHIRI.

Page 243: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

209  

FORM PENILAIAN/SELF COMPLETION

NAMA RESPONDEN: _________________________ [Swasta/Pejabat Publik/Tokoh

Masyarakat] KOTA: _____________________________________

SC1. Seberapa setujukah anda dengan pernyataan-pernyataan berikut ini? SILAKAN MENILAI DENGAN MEMAKAI SKALA PENILAIAN INI: 4 artinya ’SANGAT SETUJU’ 3 artinya ’SETUJU’ 2 artinya ’KURANG SETUJU’ 1 artinya ’TIDAK SETUJU’ LINGKARI SATU ANGKA YANG SESUAI Sangat

setuju Setuju Kurang

setuju Tidak setuju

Korupsi dilarang oleh agama 4 3 2 1 Ada ayat di dalam Kitab Suci yang melarang korupsi

4 3 2 1

Perbuatan korupsi sangat merusak moral 4 3 2 1 Korupsi membunuh masa depan bangsa 4 3 2 1 Menyuap berarti ikut melakukan korupsi 4 3 2 1 Orang yang tidak melaporkan tindak korupsi, ikut dalam tindakan korupsi

4 3 2 1

Korupsi pasti bisa dikurangi di daerah ini 4 3 2 1 Gerakan anti korupsi hanya bisa berhasil dengan partisipasi masyarakat

4 3 2 1

Tidak ada yang bisa dilakukan untuk memberantas korupsi di Indonesia

4 3 2 1

Media berperan paling besar dalam mengungkap kasus korupsi

4 3 2 1

Korupsi penyebab kemiskinan 4 3 2 1 Korupsi membuat urusan jadi mudah 4 3 2 1 Korupsi membuat roda pembangunan berjalan sehingga ekonomi tumbuh

4 3 2 1

Di Indonesia, korupsi sudah menjadi budaya yang sulit dihapus

4 3 2 1

Gerakan anti korupsi adalah agenda pihak asing untuk melemahkan Indonesia

4 3 2 1

Korupsi kecil-kecilan bisa dimaklumi karena gaji pegawai negeri memang rendah

4 3 2 1

Korupsi menimbulkan ekonomi biaya tinggi 4 3 2 1 Korupsi itu biasa, tidak korupsi baru luar biasa 4 3 2 1

Page 244: DAMPAK KORUPSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI … · Untuk mekanisme pertama, pada tahap perencanaan APBD pos Bansos Hibah tidak ada tolak ukur yang jelas dalam penganggaran dan mekanisme

210