dampak karies terhadap jaringan periodontal

10
DAMPAK KARIES TERHADAP JARINGAN PERIODONTAL Dampak karies terhadap jaringan periodontal dapat menimbulkan penyakit periodontitis. Penyakit periodontitis dapat dibagi menjadi 2 yaitu: ginggivitis dan periodontitis. Ginggivitis bisa disebabkan oleh dental plak dan juga bisa disebabkan non-dental plak. Gingivitis menunujkkan terjadinya reaksi inflamasi disekitar jaringan gigi yang ditandai dengan gusi edema, bengkak. Periodonitis bisa diklasifikasikan menjadi 3 yaitu kronik, agresif dan yang berhubungan dengan penyakit sistemik. Ada juga pembagian subtipe dari periodontitis yaitu : periodontal nekrosis, abses periodontal dan periodontitis yang berkaitan dengan lesi endodontik. Periodontitis dapat dibedakan dari ginggivitis dengan melihat secara klinis destruksi dari jaringan host seperti hilangnya jaringan lunak( attachment) dan tulang yang menyokong gigi. Walaupun periodontitis selalu didahului oleh ginggivitis tetapi tidak semua ginggivitis selalu menyebabkan atau berkembang menjadi periodontitis. Dental plak memegang peranan penting dalam tahap inisiasi terjadinya periodontitis. Penyebab utama penyakit periodontal adalah mikroorganisme yang berkolonisasi di permukaan gigi (plak bakteri dan produk- produk yang dihasilkannya). Dental plaque tersebut merupakan deposit lunak yang membentuk biofilm yang menempel pada permukaan gigi atau pada jaringan keras lainnya didalam rongga oral, termasuk pada restorasi cekat maupun lepasan. Dental plak umumnya terdapat pada subgingival atau supragingival (marginal plak). Marginal plak ini berperan dalam perkembangan gingivitis.

Upload: sharon-nathania

Post on 10-Feb-2016

19 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

..........

TRANSCRIPT

Page 1: Dampak Karies Terhadap Jaringan Periodontal

DAMPAK KARIES TERHADAP JARINGAN PERIODONTAL

Dampak karies terhadap jaringan periodontal dapat menimbulkan penyakit

periodontitis. Penyakit periodontitis dapat dibagi menjadi 2 yaitu: ginggivitis dan

periodontitis. Ginggivitis bisa disebabkan oleh dental plak dan juga bisa disebabkan non-

dental plak. Gingivitis menunujkkan terjadinya reaksi inflamasi disekitar jaringan gigi yang

ditandai dengan gusi edema, bengkak. Periodonitis bisa diklasifikasikan menjadi 3 yaitu

kronik, agresif dan yang berhubungan dengan penyakit sistemik. Ada juga pembagian subtipe

dari periodontitis yaitu : periodontal nekrosis, abses periodontal dan periodontitis yang

berkaitan dengan lesi endodontik. Periodontitis dapat dibedakan dari ginggivitis dengan

melihat secara klinis destruksi dari jaringan host seperti hilangnya jaringan

lunak( attachment) dan tulang yang menyokong gigi. Walaupun periodontitis selalu didahului

oleh ginggivitis tetapi tidak semua ginggivitis selalu menyebabkan atau berkembang menjadi

periodontitis. Dental plak memegang peranan penting dalam tahap inisiasi terjadinya

periodontitis. Penyebab utama penyakit periodontal adalah mikroorganisme yang berkolonisasi di permukaan gigi (plak bakteri dan produk-produk yang dihasilkannya). Dental plaque tersebut merupakan deposit lunak yang membentuk biofilm yang menempel pada permukaan gigi atau pada jaringan keras lainnya didalam rongga oral, termasuk pada restorasi cekat maupun lepasan. Dental plak umumnya terdapat pada subgingival atau supragingival (marginal plak). Marginal plak ini berperan dalam perkembangan gingivitis.

Faktor penyebab periodontitis dapat dibagi menjadi faktor lokal dan faktor sistemik:

Faktor Lokala. Plak bakteri

Ada beberapa macam plak bakteri yang berhubungan dengan penyakit periodontal, diantaranya mikroorganisme yang padat dan menumpuk, melekat pada permukaan gigi sebagai plak supragingiva dan subgingiva. Selain itu, terdapat mikroorganisme yang menempel secara longgar pada jaringan lunak dan permukaan gigi.

b. Kalkulus

Page 2: Dampak Karies Terhadap Jaringan Periodontal

Merupakan plak terkalsifikasi yang biasanya tertutup oleh lapisan lunak plak bakteri. Kalkulus yang memiliki permukaan kasar akan menjadi tempat yang baik untuk perlekatan dan perkembangan mikroorganisme yang akan melepas produk toksiknya.

c. Impaksi makananInpaksi mkanan (food impaction) adalah ganjalan atau

terselipnya makanan yang kuat pada periodontium. Sisa makanan ini menyusup masuk melalui leher gigi dan sulit terjangkau sikat gigi sehingga akan sulit dibersihkan, lama kelamaan penumpukannya akan semakin banyak, menekan sulkus gingiva semakin dalam dari keadaan normal. Food impaction merupakan penyebab umum terjadinya inflamasi pada gingiva. Kegagalan untuk menyadari dan membuang food impaction dapat menyebabkan penyakit periodontal.

Penyebab food impaction1. Tidak adanya kontak antara gigi : missing teeth, kontur dari

permukaan oklusal, 2. caries3. overbite4. abnormalitas bawaan5. ketidaksesuaian bentuk akibat restorasi

Food impaction menginisiasi terjadinya gingivitis dan penyakit periodontal dan memperburuk perubahan patologi yang ada. Tanda-tanda dan gejala yang mungkin terjadi sehubungan dengan food impaction:1. perasaan tertekan dan terdorong untuk menggali sesuatu dari sela-

sela gigi2. samar-samar sakit yang menyebar ke dalam tulang rahang3. inflamasi gingiva dengan pendarahan dan membusuk di area yang

bersangkutan4. resesi gingiva5. pembentukan abses periodontal

Page 3: Dampak Karies Terhadap Jaringan Periodontal

6. Peradangan dalam beberapa taraf di ligamen periodotal, dengan pengangkatan gigi dari dalam gusi/kantong, keprematuran di fungsi contact dan sensitiv terhadap pukulan atau tabuhan

7. kerusakan dari tulang alveolar8. karies pada akar

Penggolongan faktor-faktor penyebab terjadinya impaksi makanan menurut Hirschfield (1930) ialah :

Kelas I : Pemakaian daerah oklusalKelas II : Hilangnya gigi tetanggaKelas III : Ekstrusi gigi (keluarnya gigi dari soket)Kelas IV : Kelaianan congenitalKelas V : Konstruksi restorasi yang tidak sempurna

d. AnatomiHal ini meliputi:

1. Morfologi akar gigi (benttuk dan ukuran)2. Letak gigi di lengkung rahang3. Jarak antar akar gigi

e. Faktor IatrogenikAda beberapa prosedur, teknik, dan bahan yang dipakai dalam

kedokteran gigi yang secara tidak langsung dan terkadang secara langsung ikut andil dalam perkembangan penyakit periodontal. Misalnya kecelakaan pada prosedur operatif yang melukai gingiva. Terkadang juga penumpatan dengan bahan restorasi yang overhang (tepi mengemper) dapat mengiritasi jaringan periodontal di sekitarnya.

f. EksodonsiaJika sebuah gigi dicabut, maka perangkat pendukung gigi pada gigi

sebelahnya akan mengalami kerusakan di dekat atau pada daerah pertemuan dentogingiva. Kerusakan tersebut biasanya irreversibel. Apalagi dengan adanya kalkulus pada gigi yang berdekatan dengan daerah ekstraksi yang tidak diambil. Hal tersebut menyebabkan tidak terjadinya regenerasi jaringan pendukung gigi yang masih ada.

g. Ortodontia

Page 4: Dampak Karies Terhadap Jaringan Periodontal

Alat ortodontia menyediakan tempat yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan tentunya andil dalam terjadinya proses inflamasi.

h. Faktor traumaTrauma terhadap jaringan periodontal dapat menyebabkan

hilangnya perangkat pendukung gigi dan berperan memicu berkembangnya penyakit periodontal. Misalnya:

1. abrasi karena penyikatan gigi yang merusak gingival cekat yang sempit dan menyebabkan resesi yang luas

2. Kebiasaan yang tidak wajar, seperti mencungkil atau menggaruk gingival dengan kuku.

3. Impaksi makanan (telah dijelaskan dalam faktor sebelumnya).i. Cedera kimiawi

Penggunaan tablet aspirin secara topical dan tidak sesuai, obat kumur yang keras, dan berbagai obat-obatan lain yang dapat menyebabkan ulserasi gingival.

j. Daya kunyah yang berlebihan (overbite)Mengunyah secara berlebihan akan menyebabkan gangguan pada

jaringan keras maupun jaringan lunak periodontal. Hal ini disebabkan tekanan yang diberikan oleh oklusi gigi yang melebihi kemampuan jaringan periodontal yang menyangganya.

Faktor Sistemik Meskipun penyakit sistemik tidak dapat menyebabkan penyakit periodontal tetapi dapat

berpengaruh pada pertahanan alamiah tubuh terhadap iritan atau dengan melimitasi kapasitas

untuk merepair.ada beberapa penyakit sistemik yang berdampak yaitu:

a. HIV(AIDS):

insidensi dan keparahan penyakit periodontal sangat tinggi pada pasien yang terkena

HIV karena progress dari lesiperiodontal meningkat dan tidak diimbangi oleh pertahanan

tubuh.

b. DIABETES MELITUS:

secara umum DM mengakibatkan pemecahan protein,perubahan degenerative

vascular,resisten infeksi yang rendah dan peningkatan keparahan infeksi.pasien DM

Page 5: Dampak Karies Terhadap Jaringan Periodontal

memiliki perkembangan penyakit periodontal lebih tinggi dibanding orang dengan gula

darah normal.selain itu menunjukan keparahan dan resopsi tulang alveolar yang terlalu

cepat dan cenderung dapat menyebabkan pertumbuhan abses periodontal.

c. TERAPI RADIASI

meskipun bukan termasuk penyakit sistemik dosis yang tinggi dari radiasi terhadap

jaringan rongga mulut sebagai perawatan terhadap kondisi kanker ganas dapat berefek

pada periodontium.terapi radiasi ini dapat menyebabkan hipovaskular,hiposelular,dan

hiposik pada tulang .tulang ini menjadi kurang mampu remodeling dan lebih mudah

terkena infeksi akibatnya kehilangan tulang yang cepat.gigi yang terkena radiasi dengan

dosis tinggi menunjukan resesi yang sangat besar ,kehilangan lapisan tambahan dan

mobilitas.

Patogenesis Penyakit Periodontal yang Berkaitan dengan PlakPenyakit periodontal yang disebabkan plak hampir selalu ditandai

dengan inflamasi. Proses Inflamasi tersebut diaktifkan untuk menahan penyebaran penyakit. Akan tetapi, proses ini juga meliatkan komponen yang dapat merusak.

Respons inflamasi pada periodontitis akibat plak dicetuskan oleh beberapa faktor. Enzim lisis yang diproduksi oleh bakteri dapat menyebabkan kerusakan jaringan periodontal secara langsung. Produk bakteri lain, seperti endotoksin, dapat mengaktivasi sistem komplemen yang menimbulkan protein aktif yang menstimulasi peningkatan permeabilitas vaskuler.

Respons imunologi juga berpengaruh dalam melanjutkan inflamasi. Bakteri plak memiliki antigen yang dapat menstimulasi proliferasi limfosit T dan B pada jaringan gingival. Bberapa bukti menunjukkan bahwa pada penderita penyakit periodontal akibat plak memiliki antibody terhadap antigen plak dalam darahnya.

HistopalogiMenurut Page dan Schroeder, perkembangan penyakit periodontal yang berkaitan dengan plak secara mikroskopis dibagi dalam 4 tahap:1. Lesi Awal

Page 6: Dampak Karies Terhadap Jaringan Periodontal

- Perubahan jaringan terlihat secara mikroskopis terjadi 2 – 4 hari setelah akumulasi plak.

- Terdapat sedikit akumulasi polimorfonukleat dan sel mononuclear di bawah epitel jungsional.

- Pengurangan kolagen perivaskuler dan serabut kolagen di daerah epitel jungsional

- Terjadi vaskulitis klasik pada pembuluh daran di bawah epitel jungsional

2. Lesi Dini- Merupakan lesi awal yang menetap dan berlanjut- Terjadi pada 4-7 hari setelah akumulasi plak- Pembentukan dan infiltrasi sel limfoid yang padat di jaringan ikat

gingiva.- Sejumlah sel limfosit berakumulasi tepat di bawah epitel jungsional

sebagai sel radang yang dominan- Epitel jungsional dan epitel sulkular membentuk rete pegs (ridge)- Sejumlah fibroblast rusak di sekitar sel-sel limfoid- Kolagen berkurang sekitar 70% di daerah inflamasi

3. Lesi Jelas- Ditemukan pada 2-3 minggu setelah akumulasi plak- Manifestasi klinis telah terlihat pada tahap ini- Sel radang yang mendominasi adalah plasmasit. Plasmasit

memproduksi immunoglobulin, terutama IgG- Epitel jungsional dan epitel sulkular terus berproliferasi dan dianggap

epitel poket- Serabut kolagen menghilang di tempat aktifnya penyakit, tetap

terbentuk di area yang jauh dari lesi- Tidak terdapat perubahan ligament periodonsium dan tulang

alveolar

4. Lesi Lanjut- Pada beberapa kasus, tidak berlanjut ke tahap ini

Page 7: Dampak Karies Terhadap Jaringan Periodontal

- Lesi membesar, bergerak kea rah apikal- Tepi epitel poket berpenetrasi ke dalam jaringan ikat- Kerusakan hebat terjadi pada bundle serabut kolagen dan gingival,

tetapi serabut transept tetap beregenerasi- Plasmasit tetap dominan, tetapi banyak yang mengalami kerusakan- Terjadi resorpsi puncak tulang alveolar

Diagnosis PeriodontitisPasien harus di cek secara teratur bagaimana kondisi jaringan

periodontalnya. Pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis antara lain:1. Pemeriksaan Plak

Pasien diperiksa plak dari semua sisi dan semua regio untuk dapat mendiagnosis bagaimana keadaan jaringan periodontalnya dan member motivasi untuk meningkatkan oral hygiene–nya.

2. Bleeding and SuppurationGingiva yang berdarah menunjukkan kontrol plak yang kurang dan

faktor-faktor lain. Bleeding On Probing (BOP) pada poket gingival menunjukkan terjadinya inflamasi pada poket, tetapi belum tentu menunjukkan kehilangan perlekatan yang merupakan tanda-tanda periodontitis. Namun hal tersebut menunjukkan risiko yang cukup tinggi terhadap penyakit periodontal. Iritan yang terdapat di poket tersebut haruslah dibuang terlebih dahulu.

3. Pengukuran PoketSebagai parameter untuk mendiagnosis penyakit periodontal.

Kedalaman poket menunjukkan status kesehatan periodontalnya, apakah sehat, kehilangan perlekatan, edema, hipertrofi, atau hyperplasia.

4. Periodontal Attachment LevelPengukuran jarak titik puncak dengan dasar poket. Biasanya

digunakan untuk mengukur attachment gingival dari waktu ke waktu.