dampak industri bata merah terhadap kondisi lingkungan di...

12
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 1 DAMPAK INDUSTRI BATA MERAH TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI KECAMATAN NAGREG M. Deismasuci, D. Rohmat *) , Y. Malik *) [email protected] , [email protected] , [email protected] Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Tingkat penggunaan bata merah di Indonesia masih tinggi sehingga permintaan akan bata merah semakin meningkat. Apabila permintaan meningkat maka bahan baku yang digunakan akan lebih banyak dari biasanya untuk memenuhi produksi bata merah. Tanah liat yang merupakan bahan baku pembuatan bata merah adalah bahan baku yang tidak dapat diperbaharui sehingga ketersediaannya perlu diananlisis apakah apakah masih mampu mendukung keberlanjuatan industri bata merah dimasa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak yang dihasilkan terhadap lingkungan fisik maupun lingkungan non fisik dan keberlanjutan bata merah kedepannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sampel yang di ambil oleh peneliti berada di enam desa yang berada di Kecamatan Nagreg yaitu Desa Mandalawangi, Bojong, Nagreg, Citaman, Nagreg Kendan, dan Ganjar Sabar dengan jumlah sampel sebanyak 69 responden. Analisis data yang digunakan merupakan analisis deskripsi dan analisis tabel silang. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kecamatan Nagreg memiliki potensi bahan baku untuk keberlanjutan bata merah yang masih baik dilihat dari jenis tanahnya yang mendukung yaitu banyak terdapat tanah andosol dan regosol dengan tekstur lempung liat dan bahan baku yang masih melimpah terutama Desa Citaman dan Desa Nagreg Kendan. Keberadaan industri bata merah juga memberikan dampak pada lingkungan sosial seperti memberikan peluang pekerjaan bagi penduduk, pendapatan, dan tingkat pendidikan serta dampak kepada lingkungan fisik seperti lubang bekas galian dan kerusakan jalan. Untuk mengurangi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh industri bata perlu diadakannya upaya pengurangan kerusakan dengan cara menanam tanaman padi atau umbi-umbian pada lahan bekas galian atau menjadikan genangan bekas galian menjadi kolam ikan. Rekomendasi dari penelitian ini untuk pengusaha industri bata merah sebaiknya melakukan pencampuran bahan baku untuk pembuatan bata merah sehingga penggunaan bahan baku tanah bisa dikurangi. Kata Kunci: Industri, Lingkungan, Faktor Industri

Upload: dokhanh

Post on 16-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAMPAK INDUSTRI BATA MERAH TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI ...antologi.upi.edu/file/Dampak_Industri_Bata_Merah_terhadap_Kondisi... · The use of red bricks in indonesia are still high

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 1

DAMPAK INDUSTRI BATA MERAH TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI KECAMATAN NAGREG

M. Deismasuci, D. Rohmat*), Y. Malik*)

[email protected] , [email protected] , [email protected]

Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Tingkat penggunaan bata merah di Indonesia masih tinggi sehingga permintaan akan bata

merah semakin meningkat. Apabila permintaan meningkat maka bahan baku yang digunakan

akan lebih banyak dari biasanya untuk memenuhi produksi bata merah. Tanah liat yang

merupakan bahan baku pembuatan bata merah adalah bahan baku yang tidak dapat

diperbaharui sehingga ketersediaannya perlu diananlisis apakah apakah masih mampu

mendukung keberlanjuatan industri bata merah dimasa yang akan datang. Penelitian ini

bertujuan untuk melihat dampak yang dihasilkan terhadap lingkungan fisik maupun lingkungan

non fisik dan keberlanjutan bata merah kedepannya. Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode deskriptif. Sampel yang di ambil oleh peneliti berada di enam desa yang

berada di Kecamatan Nagreg yaitu Desa Mandalawangi, Bojong, Nagreg, Citaman, Nagreg

Kendan, dan Ganjar Sabar dengan jumlah sampel sebanyak 69 responden. Analisis data yang

digunakan merupakan analisis deskripsi dan analisis tabel silang. Hasil penelitian menunjukan

bahwa Kecamatan Nagreg memiliki potensi bahan baku untuk keberlanjutan bata merah yang

masih baik dilihat dari jenis tanahnya yang mendukung yaitu banyak terdapat tanah andosol

dan regosol dengan tekstur lempung liat dan bahan baku yang masih melimpah terutama Desa

Citaman dan Desa Nagreg Kendan. Keberadaan industri bata merah juga memberikan dampak

pada lingkungan sosial seperti memberikan peluang pekerjaan bagi penduduk, pendapatan, dan

tingkat pendidikan serta dampak kepada lingkungan fisik seperti lubang bekas galian dan

kerusakan jalan. Untuk mengurangi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh industri bata

perlu diadakannya upaya pengurangan kerusakan dengan cara menanam tanaman padi atau

umbi-umbian pada lahan bekas galian atau menjadikan genangan bekas galian menjadi kolam

ikan. Rekomendasi dari penelitian ini untuk pengusaha industri bata merah sebaiknya

melakukan pencampuran bahan baku untuk pembuatan bata merah sehingga penggunaan bahan

baku tanah bisa dikurangi.

Kata Kunci: Industri, Lingkungan, Faktor Industri

Page 2: DAMPAK INDUSTRI BATA MERAH TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI ...antologi.upi.edu/file/Dampak_Industri_Bata_Merah_terhadap_Kondisi... · The use of red bricks in indonesia are still high

2 | M. Deismasuci, dkk.

Dampak Industri Bata Merah Terhadap Kondisi Lingkungan di Kecamatan Nagreg

ABSTRACT

The use of red bricks in indonesia are still high that demand for red bricks increase. When

demand up and the raw material used more will than usual to meet production red bricks. Clay

that is raw materials making red bricks is raw materials that cannot be renewed so that supply

need to diananlisis do is it still incapable of supporting the sustainability of industry red bricks

in the future. This study attempts to the impact produced on the environment physical or non

physical environment and the sustainability of redbrick the future. Methods used in research

is descriptive method.Sample in extract by researchers located in six villages are located in in

nagreg which is a village Mandalawangi, Bojong, Nagreg, Citaman, Nagreg Kendan, and

Ganjar impatient with the number of samples from 69 respondents. Data analysis is using the

analysis and analysis cross table. The results showed that in nagreg has the potential raw

materials for sustainability redbrick is still in good seen from the types its support since many

is dust andosol and regosol with texture loam clay and raw materials still abundant citaman

mainly villages and villages Nagreg Kendan. The existence of industry red bricks also giving

effect to social environment as provide opportunities work for the people of, income, and the

level of education and an impact on physical environment like a hole former excavation and

damaged road. To reduce the environmental damage caused by industry brick need to safety

the reduction of the damage from growing rice plants or umbi-umbian on ex entrenchment or

its former puddle should be fishponds. Recommendations from the study to business industry

redbrick better do mixing raw materials to making redbrick so the use of the land raw materials

could be reduced.

Keyword: Industry, Environment, Industrial Factor

*) Penulis Penanggung Jawab

PENDAHULUAN

Industri merupakan salah satu kegiatan

ekonomi yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan dan

kemakmuran masyarakat dengan

memanfaatkan sumber daya alam, sumber

daya manusia, dana, dan lain-lain. Dengan

adanya industri diharapkan mampu

membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga

kerja yang menganggur dan dapat

mendorong pertumbuhan ekonomi Negara.

Pertumbuhan penduduk yang semakin

meningkat dari tahun ke tahun sangat

berpengaruh terhadap kebutuhan akan

tempat untuk tinggal. Semakin meningkat

kebutuhan akan tempat tinggal, semakin

besar juga kebutuhan akan bahan baku

untuk pembuatan bangunan. Bata merah

merupakan bahan baku bangunan yang

sering digunakan oleh masyarakat karena

harganya yang murah dan mudah di

peroleh.

Bahan baku untuk membuat batu bata merah

tergolong sangat mudah, yaitu tanah

lempung dan air. Proses pembuatannyapun

cukup sederhana dimulai dari mengaduk

Page 3: DAMPAK INDUSTRI BATA MERAH TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI ...antologi.upi.edu/file/Dampak_Industri_Bata_Merah_terhadap_Kondisi... · The use of red bricks in indonesia are still high

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 3

tanah, mencetak, menjemur hingga

membakar batu bata. Modal yang perlu

dikeluarkanpun tergolong murah sehingga

banyak masyarakat yang memilih untuk

berprofesi sebagai pengrajin batu bata

merah.

Kecamatan Nagreg merupakan

salah satu Kecamatan yang terletak di

perbatasan Kabupaten Bandung dan

Kabupaten Garut, posisi Kecamatan yang

terletak di kaki pegunungan dan kepadatan

penduduk yang masih tergolong rendah

menyebabkan banyak sekali lahan kosong

di Kecamatan Nagreg. Lahan kosong

tersebut selain dimanfaatkan untuk lahan

pertanian juga dimanfaatkan untuk

membangun industri bata merah. Selain itu,

jenis tanah yang ada di Kecamatan Nagreg

banyak terdapat endapan lempung, industri

bata merah ini memanfaatkan sumber daya

alam berupa tanah lempung yang di gali

atau ditambang setiap harinya.

Dengan luas wilayah 3.875.046 ha

terdapat 665 industri bata merah di

Kecamatan Nagreg. Dalam satu industri

memproduksi ratusan hingga ribuan bata

merah setiap harinya, artinya dalam sehari

biasanya setiap orang pekerja mampu

mencetak sekitar 600-1000 batu bata

merah, dalam satu lio biasanya terdapat 4-7

pekerja. Terdapat 665 lio yang ada di Desa

Citaman, apabila dikalikan dengan rata-rata

pekerja 4 orang yang dapat menghasilkan

500 batu bata, berarti hampir 1.330.000

batu bata merah di produksi setiap harinya

di Kecamatan Nagreg. Industri tersebut

tersebar di 6 Desa yaitu Desa

Mandalawangi, Desa Bojong, Desa

Nagreg, Desa Citaman, Desa Nagreg

Kendan, dan Desa Ganjar Sabar. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 1

Berikut :

No

Desa/

Kelurahan

Jumlah Industri

Bata Merah

Jumlah

Rukun

Warga

(RW)

1 Mandalawangi 250 10

2 Bojong 20 10

3 Ciherang - 12

4 Ciaro - 12

5 Nagreg 50 14

6 Citaman 95 15

7 Nagreg Kendan 100 12

8 Ganjar Sabar 150 17

Jumlah 665 102

Tabel 1 Jumlah Industri di Desa

Citaman

Sumber :Monografi Desa Citaman, 2014

Aktivitas industri bata merah ini

selain membantu perekonomian masyarakat

di Desa Citaman Kecamatan Nagreg, namun

juga menyebabkan beberapa persoalan

seperti kerusakan tatanan alam yang

diakibatkan oleh lubang-lubang bekas galian

yang dibiarkan terbengkalai. Dengan

banyaknya produksi bata merah semakin

banyak juga tanah yang harus dikeruk dan

banyak juga diantaranya lahan seperti kebun,

sawah yang beralih fungsi menjadi lahan

untuk bahan baku batu bata. Selain itu

Page 4: DAMPAK INDUSTRI BATA MERAH TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI ...antologi.upi.edu/file/Dampak_Industri_Bata_Merah_terhadap_Kondisi... · The use of red bricks in indonesia are still high

4 | M. Deismasuci, dkk.

Dampak Industri Bata Merah Terhadap Kondisi Lingkungan di Kecamatan Nagreg

kerusakan lain dari adanya industri bata

merah ini adalah lubang-lubang bekas galian

yang dalamnya sekitar 2-4 meter, yang

apabila musim penghujan akan menjadi

genangan air.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode

penelitian deskriptif menurut Tika (2005)

“penelitian deskriptif merupakan penelitian

yang menggunakan suatu masalah ataupun

keadaan sebagaimana adanya dan

menggunakan fakta-fakta yang ada,

walaupun terkadang diberikan analisis atau

interpetasi juga”.

Melalui metode pendekatan deskriptif akan

mengungkapkan prospek dari industri batu

bata merah dan dampaknya terhadap

kondisi lingkungan di Desa Citaman

Kecamatan Nagreg. Selain itu juga melalui

metode deskriptif, dapat menggambarkan

dan melukiskan keadaan di lapangan.

Sampel dalam penelitian ini terdapat

sebanyak 69 sampel yang tersebar di6 Desa

yaitu Desa Citaman, Desa Mandalawangi,

Desa Bojong, Desa Nagreg, Desa Nagreg

Kendan, dan Desa Nagreg.

Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik persentase.

Dengan melalui prosedur seperti :

1. Pemeriksaan Data

Proses pemeriksaan data dilakukan

dengan cara memeriksa semua data yang

telah dikumpulkan, baik itu data primer

maupun data skunder. Dimana dalam data

tersebut sudah terdapat catatan deskriptif atau

yang sifatnya menjelaskan, dan menguraikan.

2. Analisis Laboratorium

Menganalisis kesesuaian bahan baku pada

penelitian ini dilakukan dengan cara

melihat kondisi tanah yang baik untuk

bahan baku seperti tekstur tanah, kondisi

kadar air bahan baku, dan kondisi salinitas

bahan baku. Karena ketiga unsur tersebut

sangat berpengaruh terhadap kualitas bata

merah yang akan dihasilkan nantinya.

Dalam menanalisis tekstur, kadar air dan

salinitas tanah diperlukan kerjasama atau

menggunakan analisis laboratorium supaya

hasilnya lebih akurat dan terpercaya.

Dalam penelitian ini terdapat tiga proses

analisis tanah yaitu tekstur tanah, kadar air

yang terdapat di tanah dan salinitas tanah:

a. Tekstur tanah

Untuk mengetahui apakah bahab baku

tersebut sesuai atau bagus untuk

pembuatan bata merah, maka

diperlukan analis tekstur tanah. Karena

dengan melihat tekstur tanah kita dapat

mengetahui apakah tanah tersebut

sesuai atau tidak, apabila tekstur tanah

lebih banyak pasir maka tidak bagus

Page 5: DAMPAK INDUSTRI BATA MERAH TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI ...antologi.upi.edu/file/Dampak_Industri_Bata_Merah_terhadap_Kondisi... · The use of red bricks in indonesia are still high

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 5

untuk produski bata merah karena

dalam proses pencetakan nantinya akan

sulit karena tanah mudah patah dan

tidak elastis. Dalam penelitian tekstur

tabag akan dilihat 3 tekstur utama yaitu

Lempung, Debu, dan Pasir.

b. Kadar Air tanah

Kadar air tanah untuk bahan baku

diperiksa karena dalam pembuatan bata

merah, kadar tanahnya tidak boleh

melebihi 20%, karena apabila kadar

airnya terlalu banyaka tau melibihi 20%

makan proses pengeringannya akan

memerlukan waktu yang lebih lama.

Dalam pengujian kadar air tanah

dilakukan dengan cara oven.

c. Salinitas Tanah

Salinitas tanah menjadi perbandingan

juga untuk kelayakan atau kualitas bata

merah yang dihasilkan. Karena apabila

kadar garam yang terkandung di tanah

tersebut tinggi maka nanti hasil bata

merah tersebut akan jelek. Karena bata

merah tersebut akan mudah mengkristal

dan mudah rapuh.s

3. Klasifikasi data

Klasifikasi data dilakukan dengan cara

menggolongkan data berdasarkan kriteria

yang telah ditentukan agar memudahkan

dalam proses menganalisis data. Adapun

klasifikasi data yang dilakukan adalah

dengan cara:

a. Merekap data yang telah di

kumpulkan

b. Menghitung frekuensi jawaban/ data

c. Menghitung persentase dengan teknik

persentase dari setiap data yang telah

diperoleh

d. Memvisualkan data dalam bentuk

tabel

e. Menafsirkan data sesuai dengan

pertanyaan penelitian

4. Analisis Tabel Silang

Menurut Tika (2005:74) mengemukakan

bahwa tabel analisis adalah “tabel yang

memuat suatu informasi yang telah

dianalisis dan dari tabel tersebut dapat

ditarik kesimpulan” tabel yang digunakan

untuk menganalisis dalam penelitian ini

adalah tabel silang atau Cross Tab. Tabel

sialng dibuat dengan cara menggabungkan

dua tabel atau lebih untuk melihat

hubungan antar variabel.

5. Teknik persentase

Untuk menganalisis data-data yang sudah

terkumpul dan kemudian diolah, maka

diperlukan alat atau teknik analisis data

kuantitatif guna untuk membantu

mempermudah dalam menganalisis data.

Maka dari itu diperlukan teknik analisis

persentase/perhitungan agar

mempermudah dalam mendeskriptifkan

data yang sudah diolah.

Page 6: DAMPAK INDUSTRI BATA MERAH TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI ...antologi.upi.edu/file/Dampak_Industri_Bata_Merah_terhadap_Kondisi... · The use of red bricks in indonesia are still high

6 | M. Deismasuci, dkk.

Dampak Industri Bata Merah Terhadap Kondisi Lingkungan di Kecamatan Nagreg

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung

Provinsi Jawa Barat. Secara astronomis

Kecamatan Nagreg Terletak Pada 107° 52’

00’’ BT - 107° 54’ 00’’ BT dan 07° 00’ 00”

LS - 7° 54’ 30” LS. Kecamatan Nagreg

merupan salah satu dari 31 kecamatan yang

terdapat di Kabupaten Bandung dengan

luas wilayah 3.875,046 Ha. Jensi tanah yang

terdapat di Kecamatan Nagreg adalah tanah

regosol dan tanah andosol, yang dimana

kedua jenis tanah tersebut sangat cocok

untuk pembuatan bata merah.

a. Bahan Baku

Bahan baku merupakan kebutuhan

pokok dalam industri yang harus selalu

tersedia dalam jumlah yang memadai guna

kelancaran produsi bata merah. Bahan baku

yang diperlukan daalam proses produksi bata

merah adalah tanah liat atau tanah lempung,

air, dedak, dan abu.

Keberadaan bahan baku yang memadai

sangat menunjang bagi keberlangsungan atau

keberlanjutan industri bata merah, maka dari

itu perlu diperhatikan mengenai potensi dari

baha baku tersebut agar kita dapat dengan

mudah mengetahui wilayah mana saja yang

memiliki potesi yang besar untuk

keberlanjutan bata merah nantinya. Potensi

bahan baku dapat dilihat dari kedalaman

tanah yang telah digali untuk bahan baku saat

ini, apabila bahan baku yang telah digali

sudah melebihi 7m atau mendekati 10 m

maka lokasi bahan baku tersebut dapat

dikatan kurang berpotensi untuk

keberlanjutan bata merah, untuk kedalaman

tanah 5,1 – 6 m tergolong kurang berpotensi,

kedalaman tanah 3,1 – 5 m tergolong

berpotensi dan kedalaman tanag 1 – 3 m

tergolong sangat berpotensi untuk

keberlanjutan bata merah.

Tanah yang baik untuk pembuatan bahan

baku adalah tanah yang memiliki kedalaman

>10 m karena pada kedalaman tanah yang

lebih dari 10 m biasanya tanah akan banyak

mengandung batu dan pasir sehingga

tergolong tidak bagus untuk pembuatan bata

merah.

Untuk melihat seberapa lama wilayah

tersebut berpotensi untuk bahan baku

industri bata merah, maka perlu melihat

luas wilayah dan kedalaman rata-rata

sehingga dapat diketahui volume tanahnya.

Adapun rumus untuk mengetahui volume

tanah adalah sebagai berikut:

V = Luas x Kedalaman Galian Tanah

Setelah menghitung dengan rumus diatas

maka hasilnya terdapat di tabel 4.12

berikut.

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui

bahwa volume tanah yang paling besar

potensinya adalah kealaman tanah 1 - 2 m

yaitu sebanyak 6033792,841 m³ yang

terdapat di Desa Mandalawangi. Lalu yang

kedua dengan kedalaman tanah 4,1 – 5 m

Page 7: DAMPAK INDUSTRI BATA MERAH TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI ...antologi.upi.edu/file/Dampak_Industri_Bata_Merah_terhadap_Kondisi... · The use of red bricks in indonesia are still high

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 7

memiliki volume tanah sebanyak

41208942,17 m yang terdapat di Desa

Citaman, Desa Nagreg Kendan dan Desa

Ganjar Sabar.

No Kedalaman Luas

(m)

Kedalaman

Rata-rata

Volume

Tanah (m³)

1 1- 2 m 4104621 1,47 6033792,841

2 2,1 - 3 m 1594369 2,4 3826484,88

3 3,1 - 4 m 6891972 3,5 24121900,36

4 4,1 - 5 m 9473320 4,35 41208942,17

5 5,1 - 6 m 4935212 5,28 26057921,74

6 6,1 - 7 m 442051,5 6,4 2829129,472

7 > 7 m 1102535 7,2 7938255,312

Tabel 2 Volume Potensi Tanah

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2016

Dalam sehari, satu industri bata merah

mengeruk tanah seluas kurang lebih 1 cm

atau rata-rata seluas 80 cm dengan

kedalaman 50 cm maka volume tanah yang

digali setiap hari oleh industri bata adalah

0,4 m³, di Kecamatan nagreg terdapat 665

industri bata merah, itu berarti Kecamatan

Nagreg salam sehari menggali volume tanah

sebanyak 266m³. untuk mengetahui

seberapa lama bahan baku tersebut bisa

bertahan, penulis menghitung dengan cara :

Lama Bahan Baku =(Vt m³ – Vtg)

365 Hari

Keterangan:

Vt = Volume tanah (Deliniasi)

Vtg = Volume tanah yang digali setiap hari

Untuk volume tanah, dihitung per

deliniasi kedalaman tanah yang sama

misalkan volume deliniasi kedalaman

tanag 1-2 m. Hasilnya akan tersaji dalam

Tabel 3 berikut:

Tabel 3

Lama Potensi Tanah (Tahun)

Luas

Volume tanah m3

Volume Tanah

yang Digali Setiap hari

Hari

Lama

Potensi (Tahun)

6033793 266 365 16530,21

3826485 266 365 10482,79

24121900 266 365 66086,67

41208942 266 365 112900,5

26057922 266 365 71390,84

2829129 266 365 7750,311

7938255 266 365 21747,92

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2016

Berdasarkan tabel 3 diatas dapat

diketahui bahwa umur cadangan tanah

tertinggi mencapai 16530,21 tahun.

Angka ini tentunya belum dapat mejawab

pertanyaan seberapa lama tanah liat dapat

dipergunakan oleh industri bata merah

karea lahan kosong, dan tegalan yang

tidak etrpakai yang dapat digunakan

untuk lahan bahan baku. Namun dengan

perhitungan tersebut kita dapat melihat

gambaran berapa kira-kira umur

cadangan tanah liat dan seberapa volume

tanahnya untuk bahan baku bata merah.

Ketersediaan bahan baku di

Kecamatan Nagreg masih tergolong

banyak dan dapat di bertahan untuk

beberapa puluh tahun kedepan. Hal

tersebut tersebut dilihat dari bekas

kedalaman tanag yang masih rata-rata 3 –

4 m. Namun ada beberapa lokasi yang

mulai mengalami kesulitan dalam

Page 8: DAMPAK INDUSTRI BATA MERAH TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI ...antologi.upi.edu/file/Dampak_Industri_Bata_Merah_terhadap_Kondisi... · The use of red bricks in indonesia are still high

8 | M. Deismasuci, dkk.

Dampak Industri Bata Merah Terhadap Kondisi Lingkungan di Kecamatan Nagreg

mendapatkan bahan baku karena kondisi

tanah yang mulai tidak baik untk bahan

baku bata merah. Kebanyakan

masyarakat mengantisipasi apabila bahan

baku mulai habis dengan cara membeli

lahan di dekat lokasi industri atau pindah

lokasi ke yang masih banyak bahan

bakunya, namun tidak sedikit yang

memilih berhenti apabila bahan baku

habis.

b. Dampak Industri Bata Merah

Dengan adanya industri bata merah

dapat memberikan dampak positif kepada

masyarakat dengan membuka lapangan

pekerjaan kepada sebagian masyarakat

yang tinggal di Kecamtan Nagreg

terutama bagi mereka yang latar belakang

pendidikannya rendah.

Selain itu tingkat pendapatannyapun

tergolong meningkat sehingga tingkat

pendidikan ana-anaknya lebih baik karena

orang tua mampu untuk menyekolahkan

anak-anaknya, dan sebaigian ada yang

mampu membeli atau memperbaiki

rumah mereka sehingga lebih baik.

Selain dampak positif, keberadaan

industri bata merah memberikan dampak

negatif terhadap lingkungan sekitar

industri bata, yaitu banyak lubang-lubang

bekas galian bahan baku dan sebagian

lubang bekas galian pada musim hujan

menjadi genagan kolam yang dalam.

Lubang bekas galian memiliki bentuk dan

kedalaman yang berbeda ada yang

berbentuk cekungan, datar atau tebing.

Semua Desa yang ada Di Kecamatan

Nagreg yang emiliki industri bata merah

kebanyakan memiliki bentuk lahan bekas

galian cekungan dan lereng. Sedangkan

untuk bentuk lahan yang datar hanya

terdapat di Desa Madalawangi. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar

dibawah:

Gambar 1 Kondisi Lahan Bekas Galian

di Desa Mandalawangi

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2016

Kedalaman bekas galian juga memiliki

kedalaman yang berbeda, Desa

Mandalawangi memiliki kedalaman

terdalamnya adalah 7,2 m dan yag terkecil

1,3m. Desa Bojong memiliki kedalaman

terdalamnya adalah 5,2 m dan yag terkecil

1,2 m, sementara di Desa Nagreg memiliki

kedalaman paling besar adalah 4,9 m dan

yag terkecil 3,8 m, Desa Citaman memiliki

kedalaman terdalamnya adalah 5,1 m dan

yag terkecil 2,9 m, Dsa Nagreg Kendan

Page 9: DAMPAK INDUSTRI BATA MERAH TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI ...antologi.upi.edu/file/Dampak_Industri_Bata_Merah_terhadap_Kondisi... · The use of red bricks in indonesia are still high

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 9

memiliki kedalaman terdalamnya adalah

6,4 m dan yag terkecil 2,3 m dan Desa

Ganjar Sabar memiliki kedalaman

terdalamnya adalah 5,7 m dan yang terkecil

2,3m.

Selain menciptakan lubang bekas galian,

jalan menuju lokasi industri juga

mengalami kerusakan akibat mobil truk

yang sering melintas untuk mengankut

bahan bakar gerabah untuk pembakaran

dan hasil produksi bata merah yang sudah

jadi, yang mana sekali truk tersebut

melintas memiliki bobot yang besar

sehingga jalan lebih mudah rusak. Berikut

merupakan gambaran kerusakan jalan

menuju lokasi industri bata merah:

Gambar 2 Kondisi Jalan Menuju

Lokasi Industri Bata Merah

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2016

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui

akses jalan menuju industri bata merah bisa

dikatakan buruk karena seperti yang dapat

dilihat pada gambar diatas, kondisi jalannya

yang rusak juga becek saat musim hujan.

Hal tersebut karena kendaraan roda empat

yaitu truk yang sering melintasi area

industri bata merah dan bobot truk yang

berat karena mengangkut bahan bakar

gabah dan hasil produksi bata meraha

sehingga jalanan mudah rusak setiap 5

tahun sekali pemilik truk atau pengusaha

industri wajib mengeluarkan iuran untuk

perbaikan jalan, namun hal tersebut tidak

rutin terjadi sehingga kondisi jala semakin

buruk.

Selain dampak negatif, keberadaan dan

aktivitas produksi industri bata merah juga

mempunyai dampak positif terhadap

kondisi sosial ekonomi penduduk

khususnya di Kecamatan Nagreg seperti

tingkat pedndidikan

Tabel 4 Tabulasi Silang Tingkat

pendidikan Responden dan Tingkat

Pendidikan anak Pertama Responden

No

Tingkat

Pendidikan

Responden

Tingkat Pendidikan anak Pertama

Responden Total

BS SD SMP SMA PT

1 Tidak

Tamat SD

4 2 6

2 Tamat SD 1 4 9 13 2 29

3 Tamat SMP

5 4 3 1 13

4 Tamat SMA 3

5 8 3 19

5 Tamat PT 2 2

Jumlah 4 9 22 26 8 69

Sumber : Hasil Penelitian tahun 2016

Dapat ditarik kesimpulan bahwa

kondisi pendidikan yang dilamai oleh orang

tua yang bekerja dibidang industri bata

merah berbeda denga kondisi pendidikan

yang ditempuh oleh anaknya. Kondisi

pendidikan yang ditempuh oleh anak

mereka semakin membaik itu terbukti

Page 10: DAMPAK INDUSTRI BATA MERAH TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI ...antologi.upi.edu/file/Dampak_Industri_Bata_Merah_terhadap_Kondisi... · The use of red bricks in indonesia are still high

10 | M. Deismasuci, dkk.

Dampak Industri Bata Merah Terhadap Kondisi Lingkungan di Kecamatan Nagreg

dengan makin berkurangnya anak yang

bekerja di industri bata merah mengikuti

jejak orang tuanya, karena kesadaran orang

tua akan pendidikan sekarang semakin

membaik dan dirasakan penting. Dengan

demikian adanya industri bata merah secara

tidak langsung dapat memberi pengaruh

yang baik pada meningkatnya partisipasi

masyarakat terhadap pendidikan.

c. Pemanfaatan Lahan Bekas Galian

Untuk mengurangi kerusakan tanah

diperlukan upaya penanggulangan

kerusakan lingkungan dengan cara

memanfaatkan lahan bekas galian bahan

baku dengan cara menanaminya dengan

tanaman padi atau tanaman lain seperti

singkong, ubi, jagung, kol, buncis, dll.

Sedangkan untuk bekas galian yang

tergenang air bisa dimanfaatkan untuk

kolam ikan. Sebagian pekerja industri bata

merah di Kecamatan Nagreg ada yang

sudah memanfaatkan lahan bekas galian

dengan menanami dengan tanaman dan

menjadikan sebagai kolam ikan, namun

hanya sebagian kecil saja sisanya dibiarkan

terbengkalai dan kosong.

Untuk melihat upaya penanggulangan yang

dilakukan oleh pekerja berikut adalah

gambarannya:

Gambar 3 Pemanfaatan Lahan Bekas

Galian

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2016

KESIMPULAN

Keberadaan industri bata merah di

Kecamatan Nagreg memberikan dampak

positif dan negatif terhadap kondisi

lingkungan. Dampak Positif dari

keberadaan industri bata merah adalah

terciptanya lapangan pekerjaan, tingkat

pendidikan yang lebih baik, dan

kepemilikan fasilitas hidup. Sedangkan

dampak negatif dari industri tersebut adalah

lubang-lubang bekas galian industri bata

merah yang mengakibatkan tanah menjadi

kurang subur, dan menjadi genangan disaat

musim hujan.

Berikut merupakan rekomendasi dari

penulis ajukan:

.

Page 11: DAMPAK INDUSTRI BATA MERAH TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI ...antologi.upi.edu/file/Dampak_Industri_Bata_Merah_terhadap_Kondisi... · The use of red bricks in indonesia are still high

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 | 11

DAFTAR PUSTAKA

Gambar 4 Peta Administrasi Kecamatan Nagreg

Sumber : Peta RBI Lembar Cicalengka 1209-332 Skala 1:25.000, Peta RBI Lembar

Baginda 1209-331 Skala 1:25.000, Peta RBI Lembar Majalaya 1209-643 Skala

1:25.000, dan Peta RBI Lembar Leles 1209-644 Skala 1:25.000

Gambar 5 Peta Potensi Tanah Kecamatan Nagreg

Sumber : Peta RBI Lembar Cicalengka 1209-332 Skala 1:25.000, Peta RBI Lembar

Baginda 1209-331 Skala 1:25.000, Peta RBI Lembar Majalaya 1209-643 Skala 1:25.000,

dan Peta RBI Lembar Leles 1209-644 Skala 1:25.000

Page 12: DAMPAK INDUSTRI BATA MERAH TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI ...antologi.upi.edu/file/Dampak_Industri_Bata_Merah_terhadap_Kondisi... · The use of red bricks in indonesia are still high

12 | M. Deismasuci, dkk.

Dampak Industri Bata Merah Terhadap Kondisi Lingkungan di Kecamatan Nagreg

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Notohadiprawiro, tejoyuwono. (1998).

Tanah dan Lingkungan, Direktorat

Jendral Pendidikan Tinggi

Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan

Tika, Pandu. (2005). Metode Penelitian

Georafi. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama

Undang-Undang Nomor 32 Tahun (2009)

Tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Wesley, L. (1977). Mekanika Tanah. Badan

Penerbitan Pekerjaan Umum.

Jakarta.

Yudhistira, (2010), Kajian Dampak

Kerusakan Lingkungan Akibat

Kegiatan Penambangan Pasir di

Daerah Kawasan Gunung Merapi

(Studi Kasus di Desa Keningar

Kecamatan Dukun Kabupaten

Magelang, Provinsi Jawa Tengah),

Program Studi Master lingkungan

UNDIP

Sumber Dokumen:

Badan Pusat Statistik . (2014). Kecamatan

Nagreg Dalam Angka 2014. BPS.

Kabupaten Bandung

Monografi Kecamatan Nagreg Kabupaten

Bandung. (2015).

Sumber Jurnal :

Hutagaol, D. & Ronald, B. (2016).

Penggunaan Limbah Bata Merah

Sebagai Tambahan Semen Dalam

Pembuatan Paving Block. Journal :

Indonesian Journal Education

Building, 2 (1). hlm. 41-47.

Handayani, S. (2010). Kualitas Batu Bata

Merah Dengan Penambahan Serbuk

Gergaji. Journal : Indonesian

Journal of Civil Engineering and

Planing. 1 (12). hlm. 41-50.

.